SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
UNIVERSITAS INDONESIA
Risk Management:
PT BRINGIN SRIKANDI FINANCE
Internship Report
Composed By:
Adhianto Windratama
Faculty of Economics and Business:
International Undergraduate Program
Depok
May, 2015
OUTLINE
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Program Magang
d. Tata Waktu dan Pelaksanaan Magang
e. Ruang Lingkup Pembahasan
II. Tinjauan Pustaka
a. Risiko
i. Pengertian Risiko
ii. Jenis-Jenis Risiko
b. Manajemen risiko
i. Pengertian Manajemen Risiko
ii. Proses Pelaksanaan Manajemen Risiko
c. Perusahaan Pembiayaan
III. Profil Perusahaan
a. Company Profile
b. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
c. Struktur Organisasi PT Bringin Srikandi Finance
d. Penilaian Risiko di PT Bringin Srikandi Finance
e. Manajemen Risiko Pembiayaan
i. Analisa Kelayakan Pembiayaan
ii. Analisa Risiko Pembiayaan
iii. Pelaksanaan Analisa Risiko
IV. Pembahasan
V. Kesimpulan dan Saran
VI. Bibliography
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan sumber daya mereka sebaik-
sebaiknya. Akan tetapi kenyataannya, dalam menjalankan usaha, risiko bisnis selalu muncul
yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan, sehingga dinilai perlu bagi
perusahaan untuk menerapkan dan manajemen risiko untuk meminimalisir risiko yang akan
dihadapi.
Seiring dengan pesatnya perkembangan industri, perusahaan pembiayaan disibukkan
dengan pengajuan pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan lain yang ingin melakukan
investasi, yang tentunya mengandung risiko. Sehingga, perusahaan pembiayaan wajib
memegang prinsip kehati-hatian dalam memberikan dana. Selain itu, Manajemen risiko juga
dapat dijadikan sebagai langkah strategis bagi perusahaan, terutama perusahaan pembiayaan
untuk membentuk suatu kepercayaan bagi para investor, dengan mengaplikasikan prinsip
efisiensi dan produktifitas terhadap penggunaan sumber daya (Kloman, 1999). Manajemen
risiko juga memberikan gambaran mengenai probabilitas perusahaan akan mengalami
kegagalan melalui proses pengukuran dan penilaian risiko, sehingga perusahaan pembiayaan
dapat menentukan target resiko maksimal untuk memberikan pembiayaan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan program
magang di divisi Manajemen Resiko & Leasing Bermasalah bagian Manajemen Resiko di PT
Bringin Srikandi Finance yang merupakan sebuah anak perusahaan dari Bank BRI, bank
nasional tertua di Indonesia, dan didukung dengan 24 tahun pengalaman yang kuat dalam
bisnis multi-financing. PT Bringin srikandi menyediakan jasa – jasa financing seperti
Leasing, Customer financing, dan Factoring, dan berfokus pada pengembangan jasa Leasing.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permbahasan diatas, permasalahan dari program magang
ini adalah:
1. Bagaimana penilaian Risiko di Manajemen Risiko PT Bringin Srikandi Finance?
2. Bagaimana proses penilaian Risiko yang dilakukan PT Bringin Srikandi Finance
kepada nasabahnya?
3. Tujuan Program Magang
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka disimpulkan tujuan dari program magang
disini adalah:
1. Mengetahui proses penilaian Resiko di PT Bringin Srikandi Finance
2. Mengetahui proses penilaian resiko yang dilakukan PT Bringin Srikandi Finance
kepada Nasabahnya sebelum memberikan pembiayaan
3. Menambah Pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori dengan
penerapannya didunia kerja atau lapangan, sehingga dapat digunakan sebagai bekal
bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat.
4. Tata Waktu dan Pelaksanaan Magang
Penulis mendapat kesempatan melakukan magang di PT Bringin Srikandi Finance yang
merupakan salah satu perusahaan pembiayaan di Indonesia. Kantor PT Bringin Srikandi
Finance beralamat di Jl. Gatot Subrot 177A Kav. 64, Jakarta Selatan.
Pelaksanaan magang dilakukan selama satu setengah bulan terhitung dari tanggal 14
April 2015 sampai dengan 31 Mei 2015.
Dalam melaksanakan program magang ini, penulis ditempatkan di divisi Manajemen
Risiko. Selama magang, penulis diberi kesempatan untuk belajar dan memperdalam ilmu
tentang manajemen resiko dan perusahaan pembiayaan dibawah arahan dan bimbingan dari
koordinator bidang divisi Manajemen Risiko.
5. Ruang Lingkup Pembahasan
Pada laporan magang ini, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan terbatas pada
penilaian dan pengelolaan manajemen risiko dan analisis risiko pembiayaan di PT Bringin
Srikandi Finance.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Risiko
a. Pengertian Risiko
Risiko adalah kemungkinan kejadian hasil yang menyimpang dari harapan yang
bersifat merugikan (M.Sulhan dan Ely Siawanto, 2008:105). Risiko muncul akibat adanya
ketidakpastian hasil yang dicapai dari suatu usaha. Ketidakpastian ini meliputi ketidakpastian
ekonomi (economic uncertainty), yaitu ketidakpastian yang diakibatkan oleh perubahan
pasar, selera konsumen, kebijakan ekonomi pemerintah yang mengakibatkan terjadinya
potensi kerugian. Ketidakpastian alam (uncertainty of nature), yaitu ketidakpastian yang
diakibatkan oleh perubahan kondisi alam seperti gempa bumi, musim yang tidak menentu
yang dapat menyebabkan kerugian. Dan ketidakpastian manusia, yaitu ketidakpastian akibat
perbedaan karakter, keteledoran dan sifat-sifat lain manusia yang meningkatkan potensi
terjadinya kerugian (Sulhan dan Siswanto, 2008, 107).
b. Jenis – Jenis Risiko
Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko
bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, terdapat 7 profil risiko:
1. Risiko Strategi
Risiko strategi adalah potensi kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan akibat ketidaklayakan atau kegagalan dalam melakukan perencanaan, penetapan
dan pelaksanaan strategi, pengambilan keputusan bisnis yang tepat, dan/atau kurang
responsifnya perusahaan terhadap perubahan eksternal.
Penilaian risiko strategi terdiri dari penilaian risiko bawaan dan penilaian manajemen
pengendalian. Topik yang dinilai dalam risiko bawaan dari risiko strategi adalah sebagai
berikut: 1) Kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis; Dalam topik ini, hal yang
perlu dinilai antara lain kesesuaian visi, misi, dan arah bisnis perusahaan, kesiapan
perusahaan secara intern dalam mengembangkan bisnis, dan pertimbangan faktor eksternal
dalam pengembangan bisnis perusahaan. 2) Posisi strategi (strategic position) perusahaan;
Hal yang perlu dinilai adalah kecukupan analisis kompetitor, kesiapan perusahaan dalam
menghadapi perubahan ekonomi secara makro, risiko reputasi, dan rencana diversifikasi yang
akan dilakukan perusahaan. Topik yang dinilai dalam manajemen dan pengendalian adalah
sebagai berikut: 1) Proses penyusunan dan penetapan strategi; Dalam topik ini, hal yang perlu
dinilai antara lain evaluasi terhadap perumusan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi
risiko yang dapat diterima, dan pengawasan aktif direksi dan dewan komisaris atau yang
setara. 2) Penerapan rencana strategi Hal ini antara lain dapat dinilai dari pemahaman direksi
atau yang setara dan pejabat satu tingkat di bawahnya dan indikator keberhasilan (key
performance indicator).
2. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah potensi kegagalan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya sebagai akibat ketidaklayakan atau kegagalan proses intern, manusia, sistem
teknologi informasi, dan/atau adanya kejadian yang berasal dari luar lingkungan perusahaan.
Penilaian risiko operasional terdiri dari penilaian risiko bawaan dan penilaian manajemen dan
pengendalian. Topik yang dinilai dalam risiko bawaan dari risiko operasional adalah sebagai
berikut: 1) Kompleksitas perusahaan Hal-hal yang harus dinilai pada topik ini antara lain
ukuran dan struktur organisasi, sumber daya manusia, volume dan beban kerja, aksi korporasi
(corporate action) dan pengembangan bisnis baru, dan sumber dan lini usaha atau
pembiayaan yang ditawarkan. 2) Sistem dan teknologi informasi Hal-hal yang harus dinilai
antara lain keandalan sistem teknologi informasi, perubahan sistem dan teknologi informasi,
dan infrastruktur. 3) Kecurangan dan permasalahan hukum
Dalam topik ini, area yang harus dinilai antara lain riwayat kecurangan intern
perusahaan dan permasalahan hukum dengan debitur. 4) Gangguan terhadap bisnis
perusahaan Hal-hal yang harus dinilai antara lain frekuensi dan materialitas kejadian
eksternal, lokasi dan kondisi geografis perusahaan, dan penggunaan jasa pihak ketiga.
Topik yang dinilai dalam manajemen dan pengendalian adalah sebagai berikut: 1)
Kebijakan dan prosedur Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain perumusan kebijakan dan
proses pengambilan keputusan, standar prosedur dan operasi (SOP), komunikasi dan
dokumentasi kebijakan, dan manajemen risiko. 2) Kegiatan administrasi Dalam topik ini, hal-
hal yang harus diperhatikan antara lain siklus penganggaran dan rencana kegiatan,
administrasi debitur, pencatatan, pembukuan, dan pelaporan transaksi, serta arsip dan
dokumentasi. 3) Pengelolaan sistem dan teknologi informasi Dalam topik ini, area yang harus
dinilai antara lain pengelolaan sistem dan teknologi informasi beserta infrastruktur, cetak biru
(blueprint) dan manajemen perubahan aplikasi, manajemen keamanan data, basis data
(database) dan manajemen informasi, dan prosedur back up dan disaster recovery plan. 4)
Pencegahan kecurangan dan permasalahan hukum Area yang harus dinilai antara lain struktur
pengendalian intern dan pengawasan dari komite audit/dewan komisaris atau yang setara. 5)
Manajemen sumber daya manusia Area yang harus dinilai antara lain perencanaan dan
strategi sumber daya manusia, proses perekrutan, pengembangan karir, penggajian, dan
imbalan kerja, dan peremajaan dan penggantian pegawai. 6) Manajemen penggunaan jasa
pihak ketiga Dalam topik ini, area yang dinilai antara lain kebijakan penggunaan jasa pihak
ketiga, penunjukan penyediaan jasa, pelaporan dan pertanggungjawaban, serta pengendalian
atas biaya penggunaan jasa pihak ketiga.
3. Risiko Aset dan Liabilitas
Risiko aset dan liabilitas adalah risiko yang terjadi karena adanya potensi kegagalan
dalam pengelolaan aset dan pengelolaan liabilitas Perusahaan Pembiayaan, yang
menimbulkan kekurangan dana dalam pemenuhan kewajiban perusahaan. Penilaian risiko
aset dan liabilitas terdiri dari penilaian risiko bawaan dan penilaian manajemen dan
pengendalian.
Topik yang dinilai dalam risiko bawaan dari risiko aset dan liabilitas adalah sebagai
berikut: 1) Pengelolaan aset Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain (tingkat keandalan
dan valuasi aset), penilaian exposure aset yang mempunyai risiko suku bunga, penilaian
exposure aset yang mempunyai risiko nilai tukar, dan penilaian potensi kerugian (potential
loss) akibat risiko suku bunga dan nilai tukar. 2) Pengelolaan liabilitas Hal-hal yang dinilai
pada topik ini antara lain penilaian exposure liabilitas yang mempunyai risiko tingkat suku
bunga, penilaian exposure liabilitas yang mempunyai risiko nilai tukar, dan penilaian potensi
kerugian (potential loss) akibat risiko tingkat bunga dan nilai tukar. 3) Ketidaksesuaian antara
aset dan liabilitas Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain ketidaksesuaian jatuh
tempo/durasi aset dan liabilitas, ketidaksesuaian antara aset dan liabilitas dalam mata uang
asing (currency gap), dan tingkat likuiditas.
Topik yang dinilai dalam manajemen dan pengendalian adalah sebagai berikut: 1)
Kepedulian dari direksi atau yang setara Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain
kecukupan penetapan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko
(risk tolerance), kepedulian direksi dan dewan komisaris atau yang setara akan tujuan
pengelolaan aset, dan kepedulian terhadap isu risiko aset. 2) Pengelolaan risiko aset dan
liabilitas Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain manajemen risiko pengelolaan aset
dan liabilitas pada penyaluran pembiayaan dan aset non pembiayaan, dan pengendalian dalam
penilaian aset.
3) Pengendalian dalam melakukan valuasi aset Hal-hal yang dinilai pada topik ini
antara lain kebijakan valuasi, penilaian independen, dan keahlian sumber daya manusia.
4. Risiko Pembiayaan
Risiko pembiayaan adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan debitur perusahaan
dalam membayar kembali kewajiban angsuran atas pembiayaan yang telah diterimanya
kepada Perusahaan Pembiayaan. Risiko pembiayaan ini merupakan risiko terbesar yang dapat
menjadi penyebab utama kegagalan Perusahaan Pembiayaan. Hal ini karena sebagian besar
aset Perusahaan Pembiayaan merupakan piutang pembiayaan. Penilaian risiko pembiayaan
terdiri dari penilaian risiko bawaan dan penilaian manajemen dan pengendalian.
Topik yang dinilai dalam risiko bawaan dari risiko pembiayaan adalah sebagai
berikut: 1) Komposisi portofolio piutang pembiayaan dan tingkat konsentrasi Hal-hal yang
dinilai pada topik ini antara lain adalah jenis exposure pembiayaan yang dimiliki oleh
perusahaan, dan tingkat konsentrasi penyaluran pembiayaan berdasarkan counter party
(debitur), lokasi geografis, sektor ekonomi, target pasar, atau diversifikasi lain. 2) Strategi
penyaluran pembiayaan Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain adalah proses
penyaluran pembiayaan oleh perusahaan, tingkat pertumbuhan piutang pembiayaan, serta
strategi dan produk pembiayaan. 3) Kualitas piutang pembiayaan dan kecukupan
pencadangan Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain adalah tingkat piutang
pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) dan kecukupan pembentukan cadangan
oleh perusahaan terhadap kemungkinan kerugian yang dihadapi Perusahaan Pembiayaan. 4)
Faktor eksternal Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain adalah faktor perubahan
kondisi ekonomi, perubahan teknologi, ataupun regulasi yang dapat mempengaruhi tingkat
suku bunga, nilai tukar, siklus usaha debitur, dan hal-hal lain yang pada akhirnya dapat
berdampak pada kemampuan debitur untuk membayar kembali angsurannya.
Topik yang dinilai pada manajemen dan pengendalian dari risiko pembiayaan adalah
sebagai berikut: 1) Pengelolaan risiko pembiayaan Hal-hal yang dinilai dalam topik ini antara
lain adalah kebijakan perusahaan dalam penetapan tingkat risiko yang akan diambil (risk
appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance), dan pengawasan direksi dan dewan komisaris
atau yang setara dalam memahami dan mengelola risiko pembiayaan yang melekat pada
kegiatan usaha pembiayaan. 2) Kerangka manajemen risiko pembiayaan Yang dimaksud
kerangka manajemen risiko pembiayaan adalah keseluruhan struktur organisasi, kebijakan,
prosedur, sistem, model, metodologi, kewenangan, dan hal-hal lain yang mempengaruhi
pengelolaan risiko pembiayaan. Hal-hal yang dinilai dalam topik ini antara lain adalah (i)
strategi manajemen risiko pembiayaan yang disesuaikan dengan tingkat risiko yang akan
diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance) perusahaan; (ii) organisasi
manajemen risiko yang mampu mendorong terjadinya efektivitas pemisahan tugas,
independensi, dan kontrol ganda (dual control); (iii) kebijakan dan prosedur Perusahaan
Pembiayaan yang berkualitas dan sangat memadai; serta (iv) keandalan proses penetapan
limit pembiayaan untuk kelompok debitur tertentu. 3) Proses manajemen risiko, sistem
informasi manajemen, dan sumber daya manusia Hal-hal yang dinilai dalam topik ini antara
lain adalah (i) proses manajemen risiko pembiayaan, yang mencakup proses identifikasi dan
pengukuran risiko pembiayaan, pemantauan risiko atas penyaluran pembiayaan dan
pengelolaan rekening, serta keandalan tindakan pengendalian terhadap risiko pembiayaan dan
konsistensinya sesuai dengan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi
risiko (risk tolerance); (ii) kecukupan sistem informasi manajemen dan (iii) kecukupan
sumber daya manusia untuk memastikan adanya pemisahan antara fungsi unit bisnis dengan
unit manajemen risiko dan unit kerja kepatuhan. 4) Sistem pengendalian risiko pembiayaan
Hal-hal yang dinilai dalam topik ini antara lain adalah kecukupan sistem reviu intern yang
independen untuk seluruh kegiatan usaha penyaluran pembiayaan dan proses manajemen
risiko pembiayaan; kecukupan pemisahan tugas dan wewenang (segregation of duties) dan
kontrol ganda (dual control).
5. Risiko Dukungan Dana (Permodalan)
Permodalan perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyerap
kerugian tak terduga akibat dari pengelolaan aset dan liabilitas perusahaan. Topik yang
dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan Pendanaan (permodalan) Hal-
hal yang dinilai pada topik ini antara lain nilai nominal ekuitas dan besaran rasio kecukupan
permodalan yang dimiliki oleh perusahaan. 2) Tambahan Pendanaan (permodalan) Hal-hal
yang dinilai pada topik ini antara lain: (i) tingkat profitabilitas perusahaan yang mencakup
tren laba, besaran laba tahun berjalan, proyeksi laba di masa yang akan datang, serta
pencadangan umum dari laba bersih; dan
(ii) sumber tambahan modal yang mencakup kondisi keuangan dari entitas
pengendali utama, grup perusahaan, dan pemegang saham lainnya atau yang setara.
6. Risiko Kepengurusan
Risiko kepengurusan adalah risiko kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan akibat kegagalan perusahaan dalam memelihara komposisi terbaik pengurus yang
memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi. Yang dimaksud pengurus dalam pedoman ini
meliputi direksi dan dewan komisaris atau yang setara. Risiko yang muncul dari
kepengurusan akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya kepada para stakeholder perusahaan. Topik yang dinilai dalam risiko ini adalah
sebagai berikut: 1) Penunjukan dan pemberhentian Dalam topik ini area yang dinilai antara
lain prosedur dan legalitas dokumen terkait dengan penunjukan dan pemberhentian tersebut.
2) Komposisi dan proporsi Hal-hal yang harus dinilai antara lain kesesuaian jumlah dan
komposisi pengurus dan kejelasan struktur dan uraian jabatannya. 3) Kompetensi dan
integritas Dalam topik ini, area yang dinilai antara lain hasil uji kemampuan dan kepatutan,
pengalaman kerja, pendidikan dan pelatihan, serta prilaku pengurus. 4) Kepemimpinan
Dalam kepemimpinan area yang dinilai antara lain visi dan misi serta karakteristik dari
pengurus.
7. Risiko Tata Kelola
Risiko tata kelola adalah potensi kegagalan dalam pelaksanaan tata kelola yang baik
(good governance), ketidaktepatan gaya manajemen, lingkungan pengendalian, dan perilaku
dari setiap pihak yang terlibat langsung atau tidak langsung dengan perusahaan. Topik yang
dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut: 1) Pedoman tata kelola Area yang harus dinilai
antara lain ketersediaan dan kelengkapan pedoman tata kelola, proses penyusunan pedoman
tata kelola, penerapan pedoman tata kelola, dan evaluasi penerapan pedoman tata kelola. 2)
Keterbukaan (transparansi) Dalam topik ini yang dinilai antara lain keterbukaan dalam proses
pengambilan keputusan, dan keterbukaan dalam pengungkapan dan penyediaan informasi
yang relevan mengenai perusahaan. 3) Akuntabilitas Hal-hal yang harus dinilai antara lain
penetapan fungsi, kegiatan dan tugas, pedoman prilaku, sistem pendeteksian awal,
penghargaan dan hukuman, serta struktur pengendalian intern. 4) Responsibilitas Dalam topik
ini, hal-hal yang perlu dinilai antara lain tanggung jawab kepada pemegang saham atau yang
setara, dan tanggung jawab sosial. 5) Independensi Area yang harus dinilai antara lain ada
tidaknya benturan kepentingan (conflict of interest) dan intervensi pemegang saham dan
dewan komisaris atau yang setara, dan/atau pihak lain. 6) Kewajaran dan kesetaraan Dalam
topik ini, hal yang harus dinilai antara lain kerja sama dengan mitra bisnis, perlakuan
terhadap debitur, dan perlakuan terhadap karyawan. 7) Manajemen risiko Hal yang harus
dievaluasi untuk topik ini antara lain ketersediaan pedoman manajemen risiko, unit
pengendalian manajemen risiko, dan penerapan manajemen risiko.
2. Manajemen Risiko
a. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah rangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan
usaha bank (Sulhan dan Siswanto, 2008:150).
b. Proses Pelaksanaan Manajemen Risiko
Proses pelaksanaan manajemen risiko dapat dilakukan dengan (Sulhan dan Siswanto,
2008:151) :
1) Identifikasi Risiko, dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap karakteristik risiko
yang melekat pada aktifitas fungsional, risiko terhadap produk dan kegiatan usaha.
2) Penilaian Risiko, dilaksanakan dengan melakukan evaluasi secara berkala terhadap
kesesuaian asumsi, sumber data dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko.
Penyempurnaan terhadap sistem, produk, transaksi, dan faktor risiko yang bersifat material.
3) Pemantauan Risiko, dilaksanakan dengan melakukan evaluasi terhadap eksposure risiko.
Penyempurnaan proses pelaporan terdapat perubahan kegiatan usaha produksi, transaksi,
faktor risiko, teknologi informasi dan sistem informasi manajemen yang bersifat material.
Pelaksanaan proses pengendalian risiko digunakan untuk mengelola risiko tertentu yang
dapat membahayakan kelangsungan usaha.
3. Perusahaan Pembiayaan
Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang dan/atau jasa. Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan meliputi:
1. Pembiayaan Investasi adalah pembiayaan untuk pengadaan barang-barang modal beserta
jasa yang diperlukan untuk aktivitas usaha/investasi, rehabilitasi, modernisasi, ekspansi atau
relokasi tempat usaha/investasi yang diberikan kepada debitur dalam jangka waktu lebih dari
2 (dua) tahun.
2. Pembiayaan Modal Kerja adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran-
pengeluaran yang habis dalam satu siklus aktivitas usaha debitur dan merupakan pembiayaan
dengan jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun.
3. Pembiayaan Multiguna adalah pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa yang
diperlukan oleh debitur untuk pemakaian/konsumsi dan bukan untuk keperluan usaha
(aktivitas produktif) dalam jangka waktu yang diperjanjikan.
4. Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang oleh Perusahaan Pembiayaan untuk digunakan debitur selama jangka
waktu tertentu, yang mengalihkan secara substansial manfaat dan risiko atas barang yang
dibiayai.
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
1. Company Profile
PT Bringin Srikandi Finance berdiri tahun 1989, didirikan menurut dan berdasarkan
hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan. Sebagai anggota dari BRI
incorporated dan anak perusahaan dari Dana Pensiun BRI, BSF merupakan salah satu dari 11
unit usaha yang dipercayakan untuk mengelola dan menginvestasikan dana pensiun dengan
konsep analisa bisnis yang dilaksanakan secara hati-hati. Perusahaan ini menjalankan usaha
di Lembaga Pembiayaan berbentuk Perusahaan Pembiayaan atau Multifinance berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ada sekitar 48 kompetitor yang bersaing di
industri ini dan memiliki fokus yang sama di bidang usahanya yaitu pembiayaan untuk
corporate. Untuk mencapai maksud dan tujuan itu perusahaan melakukan kegiatan usaha
berdasarkan ijin usaha yang dimilikinya dari menteri keuangan yaitu:
1. Sewa Guna Usaha (Leasing)
Menyediakan penyediaan barang modal untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha
(Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran, yang
dapat berbentuk:
 Finance Lease
Penyewa Guna Usaha (Lessee) memiliki hak opsi untuk membeli barang
modal yang disewagunausahakan (leasing) atau memperpanjang jangka waktu
perjanjian Sewa Guna Usaha
 Operating Lease
Penyewa Guna Usaha (lessee) tidak memiliki hak opsi, hanya memiliki hak
untuk menggunakan barang modal selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran berkala
2. Pembiayaan Konsumen
Membiayai pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran
secara angsuran.
3. Anjak Piutang
Memberikan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek
atau piutang dagang dengan jangka waktu 1 tahun dari suatu perusahaan
2. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan
1. Visi dari PT Bringin Srikandi Finance:
Menjadi salah satu penyedia jasa pembiayaan yang utama di Indonesia dan
bersinergi dengan kelompok usaha
2. Misi Dari PT Bringin Srikandi Finance
 Menyediakan produk yang berkualitas, inovatif, bermanfaat dan memberikan
nilai tambah kepada nasabah dan para pemangku kepentingan
 Menjalankan pertumbuhan usaha yang sehat dan berkesinambungan dengan
memperhatikan aspek-aspek pengelolaan risiko dan penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang baik
 Menciptakan iklim perusahaan yang kondusif bagi karyawan, memberikan
pertumbuhan nilai investasi bagi pemegang saham dan memberikan kontribusi
positif bagi pemangku kepentingan lainnya
3. Nilai korporasi yang ingin dicapai
Dapat memberikan layanan yang berkualitas di bidang pembiayaan sesuai
prinsip kepatuhan dan kehati-hatian yang menjadi kekuatan serta Tata Kelola
Perusahaan yang baik kepada para nasabah
3. Struktur Organisasi PT Bringin Srikandi Finance
Organisasi adalah salah satu modal yang akan menciptakan sistem saling mempengaruhi
antar kelompok dan individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan pengawasan yang teratur dan intensif dari pimpinan agar
aktifitas PT Bringin Srikandi Finance dapat diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Salah satu alat yang mempengaruhi keefektifan pengawasan yang
dilakukan oleh pimpinan ialah struktur organisasi.
Struktur organisasi merupakan penyajian kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan
untuk pencapaian suatu organisasi, hubungan fungsi-fungsi serta wewenang dan tanggung
jawab masing-masing pemegang jabatan yang ada dalam fungsi-fungsi tersebut. Struktur
organisasi yang diterapkan oleh PT Bringin Srikandi Finance dapat dilihat pada gambar
Saat ini PT Bringin Srikandi Finance memiliki total karyawan sebanyak 39 orang dan 3
anggota direksi.
3.1. Peran Manajemen Risiko di PT Bringin Srikandi Finance
Peran Manajemen Risiko adalah mengarahkan perusahaan dalam mencapai
tujuannya yang telah ditetapkan dan bisnis dapat dilaksanakan dengan tingkat risiko
yang terukur dengan cara mininjau kembali strategi yang telah diimplemetasikan
sehingga dapat terus relevan dengan situasi yang dinamis dan berkembang. Selain
itu, tugas dari Divisi risk manajemen antara lain:
 Memberikan opini risiko dan mitgasinya terhadap calon nasabah baru,
sehingga tidak merugikan perusahan di masa yang akan dating
Direktur Utama
Direktur
Manajer Umum
Kepala Unit usaha
Syariah
Koordinator Bid. Unit
Usaha Syariah
Kepala Divisi
Pemasaran &
pengembangan Bisnis
Koordinator bidang ritel
& captive
Kordinator Bidang
Korporasi
Kepala Divisi Hukum
Administrasi & Leasing
Koordinator Bidang
Hukum
Koordinator Bidang
Adm. Leasing
Kepala Divisi keuangan,
Akuntansi &
Administrasi Umum
Koordinator Bidang
Keuangan
Koordinator Bidang
Akuntansi
Koordinator Bidang
Adm. Umum
Direktur
Manajer Umum
Kepala Divis
Manajemen Resiko
Koordinator Bidang
Manajemen Risiko
Kepala Divisi Leasing
Bermasalah
Koordinator bid.
Leasing Bermasalah
Unit Controller
Unit Sumber daya
manusia
 Memberikan kajian kepada direksi terhadap prospek usaha yang sedang
meningkat dan menurun sesuai kondisi perekonomian nasional
 Memberikan informasi ke divisi terkait mengenai posisi Non Performing
Loan dan Nasabah yang mengalami penurunan kolektibilitas, sehingga dapat
dilakukan langkah-langkah pencegahan agar kolektibilitas nasabah membaik
 Melakukan pemantauan terhadap eksposure risiko yang tinggi untuk
dijadikan sebagai early warning
 Dalam proses penyusunan credit risk rating untuk mengtahui kemungkinan
tingkat kegagalan pengembalian pemberian pembiayaan, membantu dalam
pengambilan keputusan pemberian pembiayaan sehingga portofolio dapat
dicapai optimal
3.2. Unit kerja yang terkait dengan pengelolaan risiko:
Penerapan Manajemen Risiko melibatkan semua unsur dalam PT BSF Termasuk
pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, serta organisasi dan fungsi yang
secara langsung terkait dengan manajemen risiko. Beberapa Unit Kerja yang terkait
adalah:
 Satuan Kerja Manajemen Risiko
 Satuan Kerja Bisnis
 Satuan Kerja Operasional
 Satuan Kerja Audit Internal
4. Penilaian Risiko di PT Bringin Srikandi Finance
Peran manajemen risiko adalah untuk memastikan bahwa seluruh risiko di setiap
proses bisnis dapat dikendalikan dengan baik dan terkontrol secara efektif. Manajemen risiko
dari PT BSF mengacu pada peraturan OJK nomor 4 tahun 2015 tentang penilaian tingkat
risiko lembaga jasa keuangan non-bank. Peraturan tersebut mewajibkan PT BSF sebagai
perusahaan pembiayaan untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam
melakukan kegiatan usahanya. Dalam penerapannya, PT BSF sebagai lembaga jasa keuangan
non-bank wajib melakukan penilaian tingkat risiko sesuai peraturan OJK dan peraturan
pelaksanaanya. Hal ini diperlukan untuk membantu pengawas dalam menentukan
kemungkinan perusahaan pembiayaan mengalami kegagalan, sehingga perusahaan dapat
segera memperbaiki keadaan atau meninjau kembali kepengurusan dan tata kelola
perusahaannya. Untuk risiko risiko yang memiliki ekposure risiko yang tinggi, bagi PT BSF
perlu dilakukan pemantauan dan dijadikan early warning.
Kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan dikuantifikasikan dalam suatu nilai
risiko. Penilaian tingkat risiko perusahaan pembiayaan merupakan penilaian terhadap
probabilitas kegagalan perusahaan pembiayaan untuk memenuhi kewajibannya terhadap
nasabah dan pihak lain. Probabilitas perusahaan akan mengalami kegagalan dicerminkan
dalam nilai risiko dan tingkat risiko (Otoritas Jasa Keuangan, 2014). Tingkat risiko dan
rentang nilai risiko serta penjelasannya ditunjukkan dalam table berikut:
Nilai Risiko Tingkat Risiko Penjelasan
0 < NR ≤ 1 Rendah Probabilitas kegagalan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya
relative rendah. Perusahaan
diindikasikan sangat sehat dan
memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajibannya
1 < NR ≤ 1.5 Sedang Rendah Probabilitas kegagalan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya
berada di tingkat sedang kearah
rendah. Perusahaan diindikasikan
sehat tetapi terdapat potensi
kegagalan untuk memenuhi
kewajibannya
1.5 < NR ≤ 2 Sedang Tinggi Probabilitas kegagalan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya
berada di tingkat sedang kearah
tinggi. Perusahaan diindikasikan
kurang sehat dan terdapat potensi
kegagalan yang cukup kecil untuk
memenuhi kewajibannya
2 < NR ≤ 3 Tinggi Probabilitas kegagalan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya
berada di tingkat tinggi.
Perusahaan diindikasikan tidak
sehat dan terdapat potensi
kegagalan yang cukup besar untuk
memenuhi kewajibannya
3 < NR ≤ 4 Sangat Tinggi Probabilitas kegagalan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya
berada di tingkat sangat tinggi.
Perusahaan diindikasikan tidak
sehat dan terdapat potensi
kegagalan yang sangat besar untuk
memenuhi kewajibannya
Penilaian tingkat risiko Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank dilakukan melalui
penilaian terhadap:
• Resiko strategi
• Resiko operasional
• Resiko asset dan liabilitas
• Resiko kepengurusan
• Resiko tata kelola
• Resiko dukungan dana
• Resiko pembiayaan
Penyusunan laporan hasil penilaian tingkat risiko harus dapat dipertanggung jawabkan
kebenaran, kelengkapan isi dan ketepatan waktu penyampaian laporannya oleh direksi,
komisaris yang melaksanakan fungsi kepengurusan dan pengawasan di PT BSF.
Penyampaian laporan penilaian tingkat risiko kepada OJK disampaikan pada tanggal 28
Februari setiap tahunnya.
Jika Penilaian Risiko tergolong tinggi dan sangat tinggi, PT BSF wajib menyampaikan
rencana tindak lanjut kepada OJK. Rencana tindak lanjut memuat langkah - langkah untuk
menurunkan tingkat resiko dan jangka waktu yang diperlukan. Kalau tidak sesuai, OJK
berwenang untuk mencabut izin usaha dari PT BSF. Selain itu, ada pula sanksi lain yang
berupa; Peringatan tertulis, Denda kewajiban membayar uang, maupun Kewajiban bagi
direksi menjalani tes kemampuan.
4.1. Penilaian tingkat risiko
Perhitungan ringkat risiko didasarkan pada faktor – faktor yaitu
1. Risiko bawaan, yaitu seluruh risiko yang melekat dalam setiap jenis kegiatan perusahaan,
tanpa mempertimbangkan aspek manajemen dan pengendalian oleh perusahaan tersebut
2. Manajemen dan pengendalian, yaitu hal – hal yang dapat dilakukan oleh direksi dan
dewan komisaris atau yang setara untuk meminimalkan tingkat risiko bawaan; dan
3. Dukungan dana, yaitu pendanaan atau permodalan yang tersedia yang menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dan mempertahankan usahanya.
Kerangka kerja system penilaian risiko dapat digambarkan sebagai berikut:
4.1.1 Penilaian Risiko Bawaan
Penilaian risiko bawaan perusahaan dilakukan secara terpisah dari manajemen dan
pengendalian yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut. Pengurus hanya menilai
risiko yang mungkin akan muncul dalam penyelenggaraan suatu perusahaan tanpa
memperhatikan apakah risiko tersebut tidak terjadi karena adanya manajemen dan
pengendalian risiko yang kuat.
4.1.2 Penilaian Manajemen Dan Pengendalian
Penilaian manajemen dan pengendalian dimaksudkan untuk menilai mekanisme atau system
manajemen dan pengedalian untuk setiap risiko bawaan yang terekspos kepada perusahaan.
Aspek yang diperhitungkan dalam penilaian ini antara lain kepedulian manajemen terhadap
Nilai resiko
secara
keseluruhan
Resiko Bersih
Resiko bawaan
Strategi
Operasional
Aset dan liabilitas
pembiayaan
Manajemen
pengendalian
Kepengurusan
Tata kelola
Dukungan
pendanaan
risiko serta system pengendalian yang dimilikinya termasuk kerangka manajemen risiko yang
dimiliki dan diterapkan perusahaan. Hasil penilaian manajemen dan pengendalian akan
menjadi factor pengurang risiko bawaan untuk menjadi risiko bersih.
4.1.3 Penentuan Nilai Risiko Bersih
Penentuan nilai risiko bersih dilakukan untuk 2 tahap yaitu pengukuran nilai risiko bersih
untuk setiap jenis risiko dan pengukuran total nilai risiko bersih
1. Pengukuran nilai risiko bersih untuk setiap jenis risiko
Nilai risiko bersih dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata dari nilai risiko
bawaan ditambah nilai manajemen dan pengendalian
𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ =
(𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑏𝑎𝑤𝑎𝑎𝑛 + 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛)
2
Perhitungan diatas dilakukan untuk risiko strategi, risiko operasional, risiko aset dan
liabilitas, dan risiko pembiayaan. Risiko tata kelola dan kepengurusan merupakan
nilai risiko bersih dan tidak ada pengurang dari manajemen dan pengendalian
2. Pengukuran total nilai risiko bersih
Setelah nilai risiko bersih diperoleh untuk semua jenis risiko, maka dilakukan
pengukuran total nilai risiko bersih dengan melakukan pembobotan untuk setiap jenis
risiko. Bobot untuk setiap jenis risiko disajikan dalam tabel berikut
No. Jenis Resiko Bobot
1 Kepengurusan 10%
2 Tata kelola 15%
3 Strategi 10%
4 Operasional 20%
5 aset dan liabilitas 15%
6 Pembiayaan 30%
TOTAL 100%
Total nilai risiko bersih dihitung dengan rumus:
Total Nilai Risiko Bersih = √∑ 𝑁𝑅𝑖46
𝑖=1
4
𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖
i adalah jenis risiko
4.1.4 Penentuan nilai risiko dukungan dana (permodalan)
Nilai dukungan dana mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menyerap kerugian yang
tidak terduga yang berasal dari pengelolaan aset dan liabilitas perusahaan. Nilai risiko
dukungan dana dihitung dengan melakukan pembobotan atas aspek kemampuan permodalan
dan tambahan permodalan, sesuai dengan tabel berikut:
No. Komponen Bobot
1 Kemampuan pendanaan (permodalan) 50%
2 Tambahan Pendanaan (permodalan) 50%
TOTAL 100%
4.1.5 Penentuan Nilai Risiko Keseluruhan
Nilai risiko keseluruan dihitung berdasarkan total nilai risiko bersih dengan
memperhtiungkan risiko dukungan dana perusahaan
Bobot nilai risiko keseluruhan PT BSF
No Komponen Bobot (%)
1 Total Nilai Risiko Bersih 66.67
2 Nilai risiko dukungan dana (pemodalan) 33.33
Total 100
Selanjutnya nilai risiko keseluruhan dihitung dengan cara mejumlahkan dan membobot total
nilai risiko bersih dengan nilai risiko bersih dengan nilai risiko dukungan dana dengan rumus
sebagai berikut
Nilai Risiko Keseluruhan = √(𝑇𝑁𝑅𝐵4 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡) + (𝑁𝑅𝐷𝐷44
𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡)
Sehingga secara lengkap, formula perhitungan nilai risiko keseluruhan perhitungan tingkat
risiko disajikan dalam tabel berikut
Jenis Risiko Risiko
Bawaan
Manajemen &
Pengendalian
Risiko Bersih Bobot Risiko
(%)
1. Kepengurusan (0-4) 10
2. Tata kelola (0-4) 15
3. Strategi (0-4) (0-4) (0-4) 10
4. Operasional (0-4) (0-4) (0-4) 20
5. Aset dan Liabilitas (0-4) (0-4) (0-4) 15
6. Pembiayaan (0-4) (0-4) (0-4) 30
Total Nilai Risiko Bersih 100
1. Kemampuan Pendanaan (0-4) 50
2. Tambahan Pendanaan (0-4) 50
100
1. Total Nilai Risiko Bersih (0-4) 66.67
2. Total Nilai Risiko Dukungan
Dana
(0-4) 33.33
Nilai Risiko Keseluruhan (0-4) 100
5. Manajemen Risiko Pembiayaan
PT BSF sebagai perusahaan pembiayaan mengandung risiko yang senantiasa harus
dikelola secara cermat dan berhati-hati karena dana yang digunakan untuk pembiayaan
adalah dana dari Pihak ketiga yang mengandung beban biaya bunga, sehingga perlu dicegah
terjadinya kemungkinan peningkatan eksposur risiko. Terlebih dengan perkembangan
industri yang pesat, maka risiko dari segmen bisnis BSF menjadi semakin kompleks,
sehingga pengelolaan risiko menjadi hal penting agar BSF dapat melaksanakan bisnis dengan
aman yang indikasikan dari tingkat risiko minimal dan terukur (BSF, 2012)
Setiap pemberian pembiayaan oleh perusahaan kepada calon lessee selalu mengandung
risiko seberapapun kecilnya, oleh karena itu perlu dan harus dilakukan penelitian secara
cermat atas kondisi calon lessee pada saat kini dan analisis secara berhati-hati tehadap
kelayakan pembiayaan yang akan diberikan oleh perusahaan dan risiko pembiayaan yang
mungkin timbul di kemudian hari
5.1.1. Analisa Kelayakan Pembiayaan
Analisa kelayakan pembiayaan adalah proses penelitian, pengujian dan
penilaian kelayakan terhadap permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon
Lessee sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pemberian pembiayaan oleh
perusahaan. Kelengkapan dan keakuratan serta data yang terkini merupakan bagian
yang sangat penting guna proses analisis pembiayaan, agar pemberian keputusan tepat
sasaran berdasarkan data dan analisis yang dilakukan secara mantap. Pengumpulan
data calon penerima pembiayaan dari perusahaan adalah bagian dari proses penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) yang harus diterapkan oleh Perusahaan
berdasarkan regulasi pemerintah dalam hal ini oleh kementrian keuangan
Untuk mengendalikan tingkat risiko, maka setiap permohonan pembiayaan
yang telah memenuhi prasyaratan akan dianalisa kemampuan dan kelayakannya untuk
selanjutnya diajukan ke Komite Pemutus Pembiayaan dan kemudian persetujuan
pembiayaan dari Direksi
5.1.2. Analisa Risiko Pembiayaan
Analisa risiko pembiayaan adalah analisa yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan menganalisa dampak dari seluruh aspek risiko pembiayaan
yang mungkin timbul, supaya keputusan pembiayaan yang akan ditetapkan oleh
perusahaan telah memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi dan langkah –
langkah yang harus diperhatikan untuk mengatasinya
Analisa Risiko Pembiayaan berfungsi sebagai bahan pertimbangan perusahaan
dalam rangka pengambilan keputusan oleh Komite Pemutus Pembiayaan dan Direksi
Perusahaan sesuai dengan hal – hal yang harus diperhatikan, tingkat risiko yang telah
ditetapkan dan kesimpulan atas analisa calon lessee
Langkah-langkah proses analisa pembiayaan mencakup:
Penelitian data
•Menelitikelengkapandata
memo analisa pembiayaan dan
dokumen sesuaidengan
persyaratan pembiayaan
Analisa laporan keuangan
& resiko yangada
•menganalisa Aspek yang perlu
perhatikan: bisnis,laporan
keuangan& kemampuan
membayar
Kesimpulan
•memberikan kesimpulan
tingkat risiko calon lessee
Dalam melakukan Analisa Risiko Pembiayaan dibahas identifikasi risiko dan
mitigasi risiko terhadap aspek-aspek berikut:
 Data umum
 Analisa resiko
o manajemen risk
o market & industry risk
o financial risk
o repayment risk
 Analisa objek barang modal
 Analisa agunan (jaminan)
 Tingkat resiko & kesimpulan
5.1.3. Pelaksanaan Analisa Risiko
Analisa Risiko yang dilakukan mencakup berbagai risiko yang mungkin timbul dan
cakupan analisa yang akan dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis risiko
yang dihadapi oleh perusahaan. Analisa risiko mencakup 2 aspek yaitu:
 Risiko mikro: risiko yang disebabkan faktor internal yang berkaitan langsung dengan
aktivitas langsung dengan perusahaan
o Legal: kelengkapan data dan dokumen telah jatuh tempo. Analisa dilakukan
oleh divisi hukum & adm.
o Management risk: kemampuan, pengalaman dan integritas manajemen
o Operational risk: pengelolaan asset, trade checking (supplier, buyer, customer)
o Market & industry: competition, prospek usaha, perburuhan
o Financial risk: liquidity, hubungan dengan lembaga keuangan non-bank,
profitability, cashflow projection
o Repayment: First way out, second way out
 Risiko makro, risiko yang disebabkan oleh faktor eksternal yang mungkin berdampak
pada aktivitas usaha perusahaan
o Forex & interest risk
o Political risk
o Government policy
 Analisa obyek barang modal
o Untuk pembiayaan diatas 5 M harus ada penilaian asset oleh Independent
Appraisal. Analisa mencakup:
 Lokasi
 Bukti kepemilikan
 Pengikatan
 Secondary market
 Resale value
 insurance
 Analisa jaminan
o Kemudahan menjual barang jaminan
o Polis asuransi yang layak dari segi jenis risiko, nilai penutupan, bonafiditas
asuransi
o Pengeksekusian atas agunan
 kesimpulan
Setelah selesai dikaji lingkup dan sifat dari analisa risiko dan perkiraan perkembangan
lessee di masa depan, maka ditetapkan tingkat risiko calon lessee dan disusun
kesimpulan atas analisa calon lessee keseluruhan secara ringkas dan jelas mengenai
pengajuan pembiayaan dengan tidak lupa pencegahan terhadap hal – hal yang harus
diperhatikan di dalam ARP
Kemudian, setelah dilakukannya Analisa Risiko Pembiayaan, Divisi Risk
Management PT BSF melakukan analisis dan melaporkan hasil analisis portofolio
pembiayaan PT Bringin Srikandi Finance kepada para top level management secara
berkala sehingga menjadi masukan bagi top level management dalam menetapkan
strategi pembiayaan, juga sebagai laporan kepada para pemegang saham.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penilaian Risiko di PT Bringin Srikandi adalah bentuk pengembangan dari prosedur
yang telah ditetapkan oleh OJK dalam surat edarannya sebagai regulator di industri jasa
keuangan. Penetapan kebijakan yang mewajibkan setiap perusahaan pembiayaan memiliki
suatu satuan kerja yang independen untuk mengelola risiko perusahaan, masih tergolong
baru, yaitu diterbitkan pada tahun 2014. Akan tetapi, penerapannya dianggap terburu-buru
tanpa ada sosialisasi, sehingga banyak perusahaan pembiayaan yang belum mengerti dan
memaksimalkan peran dari manajemen risiko tersebut. Sebagai bentuk antisipasi dari PT
Bringin Srikandi Finance, maka untuk menghindari sanksi, PT BSF rajin mengikuti
pelatihan-pelatihan yang terkait seputar pengelolaan risiko yang diadakan oleh asosiasi
perusahaan pembiayaan.
Bentuk pengembangan manajemen risiko dari PT BSF, difokuskan dari akar risiko
paling tinggi yaitu risiko pemberian kredit. Divisi kerja Risk Management membuatkan
indikator-indikator penilaian risiko dengan objek penilaian yaitu risiko dalam memberikan
kredit, yang kemudian dikembangkan dalam bentuk Risk Control Self Assessment dengan
tujuan agar setiap divisi dapat mengendalikan risiko utama perusahaan yang terkait di
bidangnya. Adapun cara ini, dapat digunakan sebagai metode untuk mengidentifikasi risiko,
dimana perusahaan mendapatkan data indikator risiko utama dari setiap divisi yang
memberikan penilaian tingkat risiko yang akurat sesuai dengan bidang kerja masing-masing,
sehingga data yang didapat reliable. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan penghematan
waktu atas keterbatasan sumberdaya dan waktu melapor sebagai kewajiban kepada OJK yang
dinilai terlalu singkat.
Fungsi Analisa Risiko Pembiayaan yang dimaksudkan untuk menjalankan usaha yang
sehat yang berdasarkan pada prinsip Good Corporate Governance, telah memiliki struktur
yang baik dan disempurnakan, menimbang pentingnya kegiatan ini dalam pengambilan
keputusan pembiayaan. Fungsi ini pun, terus dimaksimalkan oleh perusahaan dimana
keputusan yang diambil perlu dilakukan secara cepat, tetapi juga telah mempertimbangkan
tingkat risiko pengembalian yang dapat ditolerir, dengan terus melakukan sosialisasi Prinsip
Mengenal Nasabah (Know Your Customer) dan membangun kultur manajemen risiko
diseluruh jenjang proses perusahaan melalui penerapan good corporate governance.
Penilaian tingkat risiko tidak hanya dilakukan pada lingkungan internal melainkan
juga lingkungan eksternal PT BSF terutama kondisi ekonomi makro, seperti penurunan tren
pertumbuhan ekonomi, perkembangan sektor lapangan usaha dan angka rasio tren dari Non
Performing Loan yang dapat mempengaruhi keputusan pemberian pembiayaan. Faktor-
faktor tersebut dianalisa, dikuantifikasikan, dan dipetakan kedalam suatu matriks untuk
memberikan gambaran kepada dewan direksi industri mana saja yang perlu dihindari atau
perlu dipusatkan sebagai arah ojek pembiayaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dasar sistem kerja Manajemen Risiko PT Bringin Srikandi Finance mengikuti
dan dikembangkan dari peraturan yang diatur oleh OJK sebagai regulator lembaga
jasa keuangan.
Fokus dan tujuan divisi Manajemen Risiko diarahkan untuk membantu
perusahaan dan meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dalam kegiatan
penyaluran kredit dan pembiayaan, baik akibat dari kesalahan perusahaan maupun
dari nasabah dan calon nasabah itu sendiri.
Faktor ekonomi macro juga turut menentukan keberhasilan perusahaan
pembiayaan seperti PT Bringin Srikandi Finance, yang menjadi salah satu perhatian
dari divisi Manajemen Risiko untuk meminimalisir segala bentuk kegagalan yang
mungkin terjadi karena faktor eksternal tersebut.
2. Saran
Untuk menunjang efisiensi kinerja dari manajemen risiko, selain hal penilaian
risiko, yang sebaiknya dilakukan adalah terus membangun kultur manajemen risiko
dengan melakukan pendalaman pemahaman kepada setiap karyawan akan pentingnya
meminimalisir risiko, kemudian mengintegrasikannya kedalam strategi, visi, dan misi
perusahaan.
Langkah tersebut memang membutuhkan waktu dan rencana jangka panjang,
mulai dari membangun awareness terhadap risiko, membentuk monitoring system
untuk memastikan tingkat disiplin akan risiko, dan kemudian menjadi kultur yang bisa
diintegrasikan dengan tujuan perusahaan. Peran dari direksi dan dewan komisaris juga
sangat diperlukan untuk mendukung, mengingatkan, mengarahkan dan memantau
perkembangan dalam proses pembangunan dan penerapan ini.
Dengan terbentuknya kultur tersebut diharapkan, Manajemen risiko dapat
memberikan peran yang lebih strategis dengan membantu perusahaan untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya yang optimal dalam mengurus akar
penyebab risiko.
Bibliography
BSF. (2012). Pedoman Analisa Risiko Pembiayaan. PT Bringin Srikandi Finance: Div. Manajemen
Risiko.
Otoritas Jasa Keuangan. (2014). Pedoman Penilaian Risiko. Jakarta:Republik Indonesia.
Kloman, F. (1999). Risk management reports. New York: Seawrack Press. Inc
http://agungibrahim13.blogspot.com/2012/04/budaya-manajemen-risiko-dan-
pengawasan.html
http://www.crmsindonesia.org/node/751

More Related Content

What's hot

manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipmanajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipReza Yudhalaksana
 
Usaha, rorie permony suci, hapzi ali, msdm manajemen operasi dan produksi, un...
Usaha, rorie permony suci, hapzi ali, msdm manajemen operasi dan produksi, un...Usaha, rorie permony suci, hapzi ali, msdm manajemen operasi dan produksi, un...
Usaha, rorie permony suci, hapzi ali, msdm manajemen operasi dan produksi, un...roriepermony
 
Manajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context SettingsManajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context SettingsDeady Rizky Yunanto
 
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeuPetunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeuAhmad Abdul Haq
 
manajemeen resiko pada perusahaan air daerah
manajemeen resiko pada perusahaan air daerahmanajemeen resiko pada perusahaan air daerah
manajemeen resiko pada perusahaan air daerahTaufik Ardi Hidayat
 
Risks management for business activities
Risks management for business activitiesRisks management for business activities
Risks management for business activitiesSetiono Winardi
 
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakitPeran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakitSonny Irawan
 

What's hot (10)

manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipmanajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
 
Usaha, rorie permony suci, hapzi ali, msdm manajemen operasi dan produksi, un...
Usaha, rorie permony suci, hapzi ali, msdm manajemen operasi dan produksi, un...Usaha, rorie permony suci, hapzi ali, msdm manajemen operasi dan produksi, un...
Usaha, rorie permony suci, hapzi ali, msdm manajemen operasi dan produksi, un...
 
Manajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context SettingsManajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context Settings
 
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeuPetunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu
 
Risiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive Audit
Risiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive AuditRisiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive Audit
Risiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive Audit
 
Manaj risiko kbk
Manaj risiko kbkManaj risiko kbk
Manaj risiko kbk
 
manajemeen resiko pada perusahaan air daerah
manajemeen resiko pada perusahaan air daerahmanajemeen resiko pada perusahaan air daerah
manajemeen resiko pada perusahaan air daerah
 
Risks management for business activities
Risks management for business activitiesRisks management for business activities
Risks management for business activities
 
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakitPeran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
 
Manajemen Resiko Bank
Manajemen Resiko BankManajemen Resiko Bank
Manajemen Resiko Bank
 

Similar to Lapor BSF

BBE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Risk Management, Un...
BBE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Risk Management, Un...BBE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Risk Management, Un...
BBE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Risk Management, Un...Hendri Sivilianto
 
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...Kanaidi ken
 
ppt-pertemuan-2-manajemen-resiko-it-dalam-perspektif-positif-dan-negatif-2.pdf
ppt-pertemuan-2-manajemen-resiko-it-dalam-perspektif-positif-dan-negatif-2.pdfppt-pertemuan-2-manajemen-resiko-it-dalam-perspektif-positif-dan-negatif-2.pdf
ppt-pertemuan-2-manajemen-resiko-it-dalam-perspektif-positif-dan-negatif-2.pdfLitafiraSyahadiyanti1
 
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...Kanaidi ken
 
Manajemen Risiko Operasional.docx
Manajemen Risiko Operasional.docxManajemen Risiko Operasional.docx
Manajemen Risiko Operasional.docxZukét Printing
 
Manajemen Risiko Operasional.docx
Manajemen Risiko Operasional.docxManajemen Risiko Operasional.docx
Manajemen Risiko Operasional.docxZukét Printing
 
Manajemen Risiko Operasional.pdf
Manajemen Risiko Operasional.pdfManajemen Risiko Operasional.pdf
Manajemen Risiko Operasional.pdfZukét Printing
 
Manajemen distribusi, sdm, dan risiko umkm
Manajemen distribusi, sdm, dan risiko umkmManajemen distribusi, sdm, dan risiko umkm
Manajemen distribusi, sdm, dan risiko umkmJuliaPuspita1
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, risk management, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, risk management, umb, 2017Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, risk management, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, risk management, umb, 2017Ryan Tantri Andi
 
3._Proses_Manajemen_risiko_Arjaty_Daud_2023[1].pdf
3._Proses_Manajemen_risiko_Arjaty_Daud_2023[1].pdf3._Proses_Manajemen_risiko_Arjaty_Daud_2023[1].pdf
3._Proses_Manajemen_risiko_Arjaty_Daud_2023[1].pdfssuser653061
 
ESENSI RISIKO USAHA Koperasi & Bisnis Lainnya _Materi Training "MANAJEMEN RIS...
ESENSI RISIKO USAHA Koperasi & Bisnis Lainnya _Materi Training "MANAJEMEN RIS...ESENSI RISIKO USAHA Koperasi & Bisnis Lainnya _Materi Training "MANAJEMEN RIS...
ESENSI RISIKO USAHA Koperasi & Bisnis Lainnya _Materi Training "MANAJEMEN RIS...Kanaidi ken
 
Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...
Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...
Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...Ade Caswito
 
Silabus Training _"CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEMENT Perbankan Era Digita...
Silabus Training _"CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEMENT Perbankan Era Digita...Silabus Training _"CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEMENT Perbankan Era Digita...
Silabus Training _"CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEMENT Perbankan Era Digita...Kanaidi ken
 
09 enterprise risk management telkom 2011 key risk indicators
09 enterprise risk management   telkom 2011 key risk indicators09 enterprise risk management   telkom 2011 key risk indicators
09 enterprise risk management telkom 2011 key risk indicatorswisnu wardhana, i nyoman
 

Similar to Lapor BSF (20)

Materi 1 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 1 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptxMateri 1 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 1 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
 
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
 
BBE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Risk Management, Un...
BBE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Risk Management, Un...BBE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Risk Management, Un...
BBE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Risk Management, Un...
 
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
 
ppt-pertemuan-2-manajemen-resiko-it-dalam-perspektif-positif-dan-negatif-2.pdf
ppt-pertemuan-2-manajemen-resiko-it-dalam-perspektif-positif-dan-negatif-2.pdfppt-pertemuan-2-manajemen-resiko-it-dalam-perspektif-positif-dan-negatif-2.pdf
ppt-pertemuan-2-manajemen-resiko-it-dalam-perspektif-positif-dan-negatif-2.pdf
 
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
 
Manajemen Risiko Operasional.docx
Manajemen Risiko Operasional.docxManajemen Risiko Operasional.docx
Manajemen Risiko Operasional.docx
 
Manajemen Risiko Operasional.docx
Manajemen Risiko Operasional.docxManajemen Risiko Operasional.docx
Manajemen Risiko Operasional.docx
 
Manajemen Risiko Operasional.pdf
Manajemen Risiko Operasional.pdfManajemen Risiko Operasional.pdf
Manajemen Risiko Operasional.pdf
 
Manajemen distribusi, sdm, dan risiko umkm
Manajemen distribusi, sdm, dan risiko umkmManajemen distribusi, sdm, dan risiko umkm
Manajemen distribusi, sdm, dan risiko umkm
 
4
44
4
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, risk management, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, risk management, umb, 2017Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, risk management, umb, 2017
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, risk management, umb, 2017
 
Pengurusan Risiko
Pengurusan  Risiko Pengurusan  Risiko
Pengurusan Risiko
 
3._Proses_Manajemen_risiko_Arjaty_Daud_2023[1].pdf
3._Proses_Manajemen_risiko_Arjaty_Daud_2023[1].pdf3._Proses_Manajemen_risiko_Arjaty_Daud_2023[1].pdf
3._Proses_Manajemen_risiko_Arjaty_Daud_2023[1].pdf
 
ESENSI RISIKO USAHA Koperasi & Bisnis Lainnya _Materi Training "MANAJEMEN RIS...
ESENSI RISIKO USAHA Koperasi & Bisnis Lainnya _Materi Training "MANAJEMEN RIS...ESENSI RISIKO USAHA Koperasi & Bisnis Lainnya _Materi Training "MANAJEMEN RIS...
ESENSI RISIKO USAHA Koperasi & Bisnis Lainnya _Materi Training "MANAJEMEN RIS...
 
Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...
Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...
Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...
 
Silabus Training _"CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEMENT Perbankan Era Digita...
Silabus Training _"CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEMENT Perbankan Era Digita...Silabus Training _"CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEMENT Perbankan Era Digita...
Silabus Training _"CREDIT MANAGEMENT and RISK MANAGEMENT Perbankan Era Digita...
 
438 1280-1-pb
438 1280-1-pb438 1280-1-pb
438 1280-1-pb
 
09 enterprise risk management telkom 2011 key risk indicators
09 enterprise risk management   telkom 2011 key risk indicators09 enterprise risk management   telkom 2011 key risk indicators
09 enterprise risk management telkom 2011 key risk indicators
 
Kursus Pengurusan risiko versi 31000:2018
Kursus Pengurusan risiko versi 31000:2018Kursus Pengurusan risiko versi 31000:2018
Kursus Pengurusan risiko versi 31000:2018
 

Lapor BSF

  • 1. UNIVERSITAS INDONESIA Risk Management: PT BRINGIN SRIKANDI FINANCE Internship Report Composed By: Adhianto Windratama Faculty of Economics and Business: International Undergraduate Program Depok May, 2015
  • 2. OUTLINE I. Pendahuluan a. Latar Belakang b. Rumusan Masalah c. Tujuan Program Magang d. Tata Waktu dan Pelaksanaan Magang e. Ruang Lingkup Pembahasan II. Tinjauan Pustaka a. Risiko i. Pengertian Risiko ii. Jenis-Jenis Risiko b. Manajemen risiko i. Pengertian Manajemen Risiko ii. Proses Pelaksanaan Manajemen Risiko c. Perusahaan Pembiayaan III. Profil Perusahaan a. Company Profile b. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan c. Struktur Organisasi PT Bringin Srikandi Finance d. Penilaian Risiko di PT Bringin Srikandi Finance e. Manajemen Risiko Pembiayaan i. Analisa Kelayakan Pembiayaan ii. Analisa Risiko Pembiayaan iii. Pelaksanaan Analisa Risiko IV. Pembahasan V. Kesimpulan dan Saran VI. Bibliography
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan sumber daya mereka sebaik- sebaiknya. Akan tetapi kenyataannya, dalam menjalankan usaha, risiko bisnis selalu muncul yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan, sehingga dinilai perlu bagi perusahaan untuk menerapkan dan manajemen risiko untuk meminimalisir risiko yang akan dihadapi. Seiring dengan pesatnya perkembangan industri, perusahaan pembiayaan disibukkan dengan pengajuan pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan lain yang ingin melakukan investasi, yang tentunya mengandung risiko. Sehingga, perusahaan pembiayaan wajib memegang prinsip kehati-hatian dalam memberikan dana. Selain itu, Manajemen risiko juga dapat dijadikan sebagai langkah strategis bagi perusahaan, terutama perusahaan pembiayaan untuk membentuk suatu kepercayaan bagi para investor, dengan mengaplikasikan prinsip efisiensi dan produktifitas terhadap penggunaan sumber daya (Kloman, 1999). Manajemen risiko juga memberikan gambaran mengenai probabilitas perusahaan akan mengalami kegagalan melalui proses pengukuran dan penilaian risiko, sehingga perusahaan pembiayaan dapat menentukan target resiko maksimal untuk memberikan pembiayaan. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan program magang di divisi Manajemen Resiko & Leasing Bermasalah bagian Manajemen Resiko di PT Bringin Srikandi Finance yang merupakan sebuah anak perusahaan dari Bank BRI, bank nasional tertua di Indonesia, dan didukung dengan 24 tahun pengalaman yang kuat dalam bisnis multi-financing. PT Bringin srikandi menyediakan jasa – jasa financing seperti Leasing, Customer financing, dan Factoring, dan berfokus pada pengembangan jasa Leasing. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan permbahasan diatas, permasalahan dari program magang ini adalah: 1. Bagaimana penilaian Risiko di Manajemen Risiko PT Bringin Srikandi Finance? 2. Bagaimana proses penilaian Risiko yang dilakukan PT Bringin Srikandi Finance kepada nasabahnya?
  • 4. 3. Tujuan Program Magang Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka disimpulkan tujuan dari program magang disini adalah: 1. Mengetahui proses penilaian Resiko di PT Bringin Srikandi Finance 2. Mengetahui proses penilaian resiko yang dilakukan PT Bringin Srikandi Finance kepada Nasabahnya sebelum memberikan pembiayaan 3. Menambah Pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori dengan penerapannya didunia kerja atau lapangan, sehingga dapat digunakan sebagai bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat. 4. Tata Waktu dan Pelaksanaan Magang Penulis mendapat kesempatan melakukan magang di PT Bringin Srikandi Finance yang merupakan salah satu perusahaan pembiayaan di Indonesia. Kantor PT Bringin Srikandi Finance beralamat di Jl. Gatot Subrot 177A Kav. 64, Jakarta Selatan. Pelaksanaan magang dilakukan selama satu setengah bulan terhitung dari tanggal 14 April 2015 sampai dengan 31 Mei 2015. Dalam melaksanakan program magang ini, penulis ditempatkan di divisi Manajemen Risiko. Selama magang, penulis diberi kesempatan untuk belajar dan memperdalam ilmu tentang manajemen resiko dan perusahaan pembiayaan dibawah arahan dan bimbingan dari koordinator bidang divisi Manajemen Risiko. 5. Ruang Lingkup Pembahasan Pada laporan magang ini, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan terbatas pada penilaian dan pengelolaan manajemen risiko dan analisis risiko pembiayaan di PT Bringin Srikandi Finance.
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Risiko a. Pengertian Risiko Risiko adalah kemungkinan kejadian hasil yang menyimpang dari harapan yang bersifat merugikan (M.Sulhan dan Ely Siawanto, 2008:105). Risiko muncul akibat adanya ketidakpastian hasil yang dicapai dari suatu usaha. Ketidakpastian ini meliputi ketidakpastian ekonomi (economic uncertainty), yaitu ketidakpastian yang diakibatkan oleh perubahan pasar, selera konsumen, kebijakan ekonomi pemerintah yang mengakibatkan terjadinya potensi kerugian. Ketidakpastian alam (uncertainty of nature), yaitu ketidakpastian yang diakibatkan oleh perubahan kondisi alam seperti gempa bumi, musim yang tidak menentu yang dapat menyebabkan kerugian. Dan ketidakpastian manusia, yaitu ketidakpastian akibat perbedaan karakter, keteledoran dan sifat-sifat lain manusia yang meningkatkan potensi terjadinya kerugian (Sulhan dan Siswanto, 2008, 107). b. Jenis – Jenis Risiko Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, terdapat 7 profil risiko: 1. Risiko Strategi Risiko strategi adalah potensi kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan akibat ketidaklayakan atau kegagalan dalam melakukan perencanaan, penetapan dan pelaksanaan strategi, pengambilan keputusan bisnis yang tepat, dan/atau kurang responsifnya perusahaan terhadap perubahan eksternal. Penilaian risiko strategi terdiri dari penilaian risiko bawaan dan penilaian manajemen pengendalian. Topik yang dinilai dalam risiko bawaan dari risiko strategi adalah sebagai berikut: 1) Kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis; Dalam topik ini, hal yang perlu dinilai antara lain kesesuaian visi, misi, dan arah bisnis perusahaan, kesiapan perusahaan secara intern dalam mengembangkan bisnis, dan pertimbangan faktor eksternal dalam pengembangan bisnis perusahaan. 2) Posisi strategi (strategic position) perusahaan;
  • 6. Hal yang perlu dinilai adalah kecukupan analisis kompetitor, kesiapan perusahaan dalam menghadapi perubahan ekonomi secara makro, risiko reputasi, dan rencana diversifikasi yang akan dilakukan perusahaan. Topik yang dinilai dalam manajemen dan pengendalian adalah sebagai berikut: 1) Proses penyusunan dan penetapan strategi; Dalam topik ini, hal yang perlu dinilai antara lain evaluasi terhadap perumusan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko yang dapat diterima, dan pengawasan aktif direksi dan dewan komisaris atau yang setara. 2) Penerapan rencana strategi Hal ini antara lain dapat dinilai dari pemahaman direksi atau yang setara dan pejabat satu tingkat di bawahnya dan indikator keberhasilan (key performance indicator). 2. Risiko Operasional Risiko operasional adalah potensi kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya sebagai akibat ketidaklayakan atau kegagalan proses intern, manusia, sistem teknologi informasi, dan/atau adanya kejadian yang berasal dari luar lingkungan perusahaan. Penilaian risiko operasional terdiri dari penilaian risiko bawaan dan penilaian manajemen dan pengendalian. Topik yang dinilai dalam risiko bawaan dari risiko operasional adalah sebagai berikut: 1) Kompleksitas perusahaan Hal-hal yang harus dinilai pada topik ini antara lain ukuran dan struktur organisasi, sumber daya manusia, volume dan beban kerja, aksi korporasi (corporate action) dan pengembangan bisnis baru, dan sumber dan lini usaha atau pembiayaan yang ditawarkan. 2) Sistem dan teknologi informasi Hal-hal yang harus dinilai antara lain keandalan sistem teknologi informasi, perubahan sistem dan teknologi informasi, dan infrastruktur. 3) Kecurangan dan permasalahan hukum Dalam topik ini, area yang harus dinilai antara lain riwayat kecurangan intern perusahaan dan permasalahan hukum dengan debitur. 4) Gangguan terhadap bisnis perusahaan Hal-hal yang harus dinilai antara lain frekuensi dan materialitas kejadian eksternal, lokasi dan kondisi geografis perusahaan, dan penggunaan jasa pihak ketiga. Topik yang dinilai dalam manajemen dan pengendalian adalah sebagai berikut: 1) Kebijakan dan prosedur Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain perumusan kebijakan dan proses pengambilan keputusan, standar prosedur dan operasi (SOP), komunikasi dan dokumentasi kebijakan, dan manajemen risiko. 2) Kegiatan administrasi Dalam topik ini, hal- hal yang harus diperhatikan antara lain siklus penganggaran dan rencana kegiatan, administrasi debitur, pencatatan, pembukuan, dan pelaporan transaksi, serta arsip dan dokumentasi. 3) Pengelolaan sistem dan teknologi informasi Dalam topik ini, area yang harus
  • 7. dinilai antara lain pengelolaan sistem dan teknologi informasi beserta infrastruktur, cetak biru (blueprint) dan manajemen perubahan aplikasi, manajemen keamanan data, basis data (database) dan manajemen informasi, dan prosedur back up dan disaster recovery plan. 4) Pencegahan kecurangan dan permasalahan hukum Area yang harus dinilai antara lain struktur pengendalian intern dan pengawasan dari komite audit/dewan komisaris atau yang setara. 5) Manajemen sumber daya manusia Area yang harus dinilai antara lain perencanaan dan strategi sumber daya manusia, proses perekrutan, pengembangan karir, penggajian, dan imbalan kerja, dan peremajaan dan penggantian pegawai. 6) Manajemen penggunaan jasa pihak ketiga Dalam topik ini, area yang dinilai antara lain kebijakan penggunaan jasa pihak ketiga, penunjukan penyediaan jasa, pelaporan dan pertanggungjawaban, serta pengendalian atas biaya penggunaan jasa pihak ketiga. 3. Risiko Aset dan Liabilitas Risiko aset dan liabilitas adalah risiko yang terjadi karena adanya potensi kegagalan dalam pengelolaan aset dan pengelolaan liabilitas Perusahaan Pembiayaan, yang menimbulkan kekurangan dana dalam pemenuhan kewajiban perusahaan. Penilaian risiko aset dan liabilitas terdiri dari penilaian risiko bawaan dan penilaian manajemen dan pengendalian. Topik yang dinilai dalam risiko bawaan dari risiko aset dan liabilitas adalah sebagai berikut: 1) Pengelolaan aset Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain (tingkat keandalan dan valuasi aset), penilaian exposure aset yang mempunyai risiko suku bunga, penilaian exposure aset yang mempunyai risiko nilai tukar, dan penilaian potensi kerugian (potential loss) akibat risiko suku bunga dan nilai tukar. 2) Pengelolaan liabilitas Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain penilaian exposure liabilitas yang mempunyai risiko tingkat suku bunga, penilaian exposure liabilitas yang mempunyai risiko nilai tukar, dan penilaian potensi kerugian (potential loss) akibat risiko tingkat bunga dan nilai tukar. 3) Ketidaksesuaian antara aset dan liabilitas Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain ketidaksesuaian jatuh tempo/durasi aset dan liabilitas, ketidaksesuaian antara aset dan liabilitas dalam mata uang asing (currency gap), dan tingkat likuiditas. Topik yang dinilai dalam manajemen dan pengendalian adalah sebagai berikut: 1) Kepedulian dari direksi atau yang setara Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain kecukupan penetapan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance), kepedulian direksi dan dewan komisaris atau yang setara akan tujuan
  • 8. pengelolaan aset, dan kepedulian terhadap isu risiko aset. 2) Pengelolaan risiko aset dan liabilitas Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain manajemen risiko pengelolaan aset dan liabilitas pada penyaluran pembiayaan dan aset non pembiayaan, dan pengendalian dalam penilaian aset. 3) Pengendalian dalam melakukan valuasi aset Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain kebijakan valuasi, penilaian independen, dan keahlian sumber daya manusia. 4. Risiko Pembiayaan Risiko pembiayaan adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan debitur perusahaan dalam membayar kembali kewajiban angsuran atas pembiayaan yang telah diterimanya kepada Perusahaan Pembiayaan. Risiko pembiayaan ini merupakan risiko terbesar yang dapat menjadi penyebab utama kegagalan Perusahaan Pembiayaan. Hal ini karena sebagian besar aset Perusahaan Pembiayaan merupakan piutang pembiayaan. Penilaian risiko pembiayaan terdiri dari penilaian risiko bawaan dan penilaian manajemen dan pengendalian. Topik yang dinilai dalam risiko bawaan dari risiko pembiayaan adalah sebagai berikut: 1) Komposisi portofolio piutang pembiayaan dan tingkat konsentrasi Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain adalah jenis exposure pembiayaan yang dimiliki oleh perusahaan, dan tingkat konsentrasi penyaluran pembiayaan berdasarkan counter party (debitur), lokasi geografis, sektor ekonomi, target pasar, atau diversifikasi lain. 2) Strategi penyaluran pembiayaan Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain adalah proses penyaluran pembiayaan oleh perusahaan, tingkat pertumbuhan piutang pembiayaan, serta strategi dan produk pembiayaan. 3) Kualitas piutang pembiayaan dan kecukupan pencadangan Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain adalah tingkat piutang pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) dan kecukupan pembentukan cadangan oleh perusahaan terhadap kemungkinan kerugian yang dihadapi Perusahaan Pembiayaan. 4) Faktor eksternal Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain adalah faktor perubahan kondisi ekonomi, perubahan teknologi, ataupun regulasi yang dapat mempengaruhi tingkat suku bunga, nilai tukar, siklus usaha debitur, dan hal-hal lain yang pada akhirnya dapat berdampak pada kemampuan debitur untuk membayar kembali angsurannya. Topik yang dinilai pada manajemen dan pengendalian dari risiko pembiayaan adalah sebagai berikut: 1) Pengelolaan risiko pembiayaan Hal-hal yang dinilai dalam topik ini antara lain adalah kebijakan perusahaan dalam penetapan tingkat risiko yang akan diambil (risk
  • 9. appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance), dan pengawasan direksi dan dewan komisaris atau yang setara dalam memahami dan mengelola risiko pembiayaan yang melekat pada kegiatan usaha pembiayaan. 2) Kerangka manajemen risiko pembiayaan Yang dimaksud kerangka manajemen risiko pembiayaan adalah keseluruhan struktur organisasi, kebijakan, prosedur, sistem, model, metodologi, kewenangan, dan hal-hal lain yang mempengaruhi pengelolaan risiko pembiayaan. Hal-hal yang dinilai dalam topik ini antara lain adalah (i) strategi manajemen risiko pembiayaan yang disesuaikan dengan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance) perusahaan; (ii) organisasi manajemen risiko yang mampu mendorong terjadinya efektivitas pemisahan tugas, independensi, dan kontrol ganda (dual control); (iii) kebijakan dan prosedur Perusahaan Pembiayaan yang berkualitas dan sangat memadai; serta (iv) keandalan proses penetapan limit pembiayaan untuk kelompok debitur tertentu. 3) Proses manajemen risiko, sistem informasi manajemen, dan sumber daya manusia Hal-hal yang dinilai dalam topik ini antara lain adalah (i) proses manajemen risiko pembiayaan, yang mencakup proses identifikasi dan pengukuran risiko pembiayaan, pemantauan risiko atas penyaluran pembiayaan dan pengelolaan rekening, serta keandalan tindakan pengendalian terhadap risiko pembiayaan dan konsistensinya sesuai dengan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance); (ii) kecukupan sistem informasi manajemen dan (iii) kecukupan sumber daya manusia untuk memastikan adanya pemisahan antara fungsi unit bisnis dengan unit manajemen risiko dan unit kerja kepatuhan. 4) Sistem pengendalian risiko pembiayaan Hal-hal yang dinilai dalam topik ini antara lain adalah kecukupan sistem reviu intern yang independen untuk seluruh kegiatan usaha penyaluran pembiayaan dan proses manajemen risiko pembiayaan; kecukupan pemisahan tugas dan wewenang (segregation of duties) dan kontrol ganda (dual control). 5. Risiko Dukungan Dana (Permodalan) Permodalan perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyerap kerugian tak terduga akibat dari pengelolaan aset dan liabilitas perusahaan. Topik yang dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan Pendanaan (permodalan) Hal- hal yang dinilai pada topik ini antara lain nilai nominal ekuitas dan besaran rasio kecukupan permodalan yang dimiliki oleh perusahaan. 2) Tambahan Pendanaan (permodalan) Hal-hal yang dinilai pada topik ini antara lain: (i) tingkat profitabilitas perusahaan yang mencakup tren laba, besaran laba tahun berjalan, proyeksi laba di masa yang akan datang, serta pencadangan umum dari laba bersih; dan
  • 10. (ii) sumber tambahan modal yang mencakup kondisi keuangan dari entitas pengendali utama, grup perusahaan, dan pemegang saham lainnya atau yang setara. 6. Risiko Kepengurusan Risiko kepengurusan adalah risiko kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan akibat kegagalan perusahaan dalam memelihara komposisi terbaik pengurus yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi. Yang dimaksud pengurus dalam pedoman ini meliputi direksi dan dewan komisaris atau yang setara. Risiko yang muncul dari kepengurusan akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para stakeholder perusahaan. Topik yang dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut: 1) Penunjukan dan pemberhentian Dalam topik ini area yang dinilai antara lain prosedur dan legalitas dokumen terkait dengan penunjukan dan pemberhentian tersebut. 2) Komposisi dan proporsi Hal-hal yang harus dinilai antara lain kesesuaian jumlah dan komposisi pengurus dan kejelasan struktur dan uraian jabatannya. 3) Kompetensi dan integritas Dalam topik ini, area yang dinilai antara lain hasil uji kemampuan dan kepatutan, pengalaman kerja, pendidikan dan pelatihan, serta prilaku pengurus. 4) Kepemimpinan Dalam kepemimpinan area yang dinilai antara lain visi dan misi serta karakteristik dari pengurus. 7. Risiko Tata Kelola Risiko tata kelola adalah potensi kegagalan dalam pelaksanaan tata kelola yang baik (good governance), ketidaktepatan gaya manajemen, lingkungan pengendalian, dan perilaku dari setiap pihak yang terlibat langsung atau tidak langsung dengan perusahaan. Topik yang dinilai dalam risiko ini adalah sebagai berikut: 1) Pedoman tata kelola Area yang harus dinilai antara lain ketersediaan dan kelengkapan pedoman tata kelola, proses penyusunan pedoman tata kelola, penerapan pedoman tata kelola, dan evaluasi penerapan pedoman tata kelola. 2) Keterbukaan (transparansi) Dalam topik ini yang dinilai antara lain keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan, dan keterbukaan dalam pengungkapan dan penyediaan informasi yang relevan mengenai perusahaan. 3) Akuntabilitas Hal-hal yang harus dinilai antara lain penetapan fungsi, kegiatan dan tugas, pedoman prilaku, sistem pendeteksian awal, penghargaan dan hukuman, serta struktur pengendalian intern. 4) Responsibilitas Dalam topik ini, hal-hal yang perlu dinilai antara lain tanggung jawab kepada pemegang saham atau yang setara, dan tanggung jawab sosial. 5) Independensi Area yang harus dinilai antara lain ada tidaknya benturan kepentingan (conflict of interest) dan intervensi pemegang saham dan
  • 11. dewan komisaris atau yang setara, dan/atau pihak lain. 6) Kewajaran dan kesetaraan Dalam topik ini, hal yang harus dinilai antara lain kerja sama dengan mitra bisnis, perlakuan terhadap debitur, dan perlakuan terhadap karyawan. 7) Manajemen risiko Hal yang harus dievaluasi untuk topik ini antara lain ketersediaan pedoman manajemen risiko, unit pengendalian manajemen risiko, dan penerapan manajemen risiko. 2. Manajemen Risiko a. Pengertian Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah rangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank (Sulhan dan Siswanto, 2008:150). b. Proses Pelaksanaan Manajemen Risiko Proses pelaksanaan manajemen risiko dapat dilakukan dengan (Sulhan dan Siswanto, 2008:151) : 1) Identifikasi Risiko, dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap karakteristik risiko yang melekat pada aktifitas fungsional, risiko terhadap produk dan kegiatan usaha. 2) Penilaian Risiko, dilaksanakan dengan melakukan evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko. Penyempurnaan terhadap sistem, produk, transaksi, dan faktor risiko yang bersifat material. 3) Pemantauan Risiko, dilaksanakan dengan melakukan evaluasi terhadap eksposure risiko. Penyempurnaan proses pelaporan terdapat perubahan kegiatan usaha produksi, transaksi, faktor risiko, teknologi informasi dan sistem informasi manajemen yang bersifat material. Pelaksanaan proses pengendalian risiko digunakan untuk mengelola risiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha. 3. Perusahaan Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa. Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan meliputi: 1. Pembiayaan Investasi adalah pembiayaan untuk pengadaan barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk aktivitas usaha/investasi, rehabilitasi, modernisasi, ekspansi atau
  • 12. relokasi tempat usaha/investasi yang diberikan kepada debitur dalam jangka waktu lebih dari 2 (dua) tahun. 2. Pembiayaan Modal Kerja adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran- pengeluaran yang habis dalam satu siklus aktivitas usaha debitur dan merupakan pembiayaan dengan jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun. 3. Pembiayaan Multiguna adalah pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh debitur untuk pemakaian/konsumsi dan bukan untuk keperluan usaha (aktivitas produktif) dalam jangka waktu yang diperjanjikan. 4. Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang oleh Perusahaan Pembiayaan untuk digunakan debitur selama jangka waktu tertentu, yang mengalihkan secara substansial manfaat dan risiko atas barang yang dibiayai.
  • 13. BAB III PROFIL PERUSAHAAN 1. Company Profile PT Bringin Srikandi Finance berdiri tahun 1989, didirikan menurut dan berdasarkan hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan. Sebagai anggota dari BRI incorporated dan anak perusahaan dari Dana Pensiun BRI, BSF merupakan salah satu dari 11 unit usaha yang dipercayakan untuk mengelola dan menginvestasikan dana pensiun dengan konsep analisa bisnis yang dilaksanakan secara hati-hati. Perusahaan ini menjalankan usaha di Lembaga Pembiayaan berbentuk Perusahaan Pembiayaan atau Multifinance berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ada sekitar 48 kompetitor yang bersaing di industri ini dan memiliki fokus yang sama di bidang usahanya yaitu pembiayaan untuk corporate. Untuk mencapai maksud dan tujuan itu perusahaan melakukan kegiatan usaha berdasarkan ijin usaha yang dimilikinya dari menteri keuangan yaitu: 1. Sewa Guna Usaha (Leasing) Menyediakan penyediaan barang modal untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran, yang dapat berbentuk:  Finance Lease Penyewa Guna Usaha (Lessee) memiliki hak opsi untuk membeli barang modal yang disewagunausahakan (leasing) atau memperpanjang jangka waktu perjanjian Sewa Guna Usaha  Operating Lease Penyewa Guna Usaha (lessee) tidak memiliki hak opsi, hanya memiliki hak untuk menggunakan barang modal selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran berkala 2. Pembiayaan Konsumen Membiayai pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran.
  • 14. 3. Anjak Piutang Memberikan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek atau piutang dagang dengan jangka waktu 1 tahun dari suatu perusahaan 2. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan 1. Visi dari PT Bringin Srikandi Finance: Menjadi salah satu penyedia jasa pembiayaan yang utama di Indonesia dan bersinergi dengan kelompok usaha 2. Misi Dari PT Bringin Srikandi Finance  Menyediakan produk yang berkualitas, inovatif, bermanfaat dan memberikan nilai tambah kepada nasabah dan para pemangku kepentingan  Menjalankan pertumbuhan usaha yang sehat dan berkesinambungan dengan memperhatikan aspek-aspek pengelolaan risiko dan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik  Menciptakan iklim perusahaan yang kondusif bagi karyawan, memberikan pertumbuhan nilai investasi bagi pemegang saham dan memberikan kontribusi positif bagi pemangku kepentingan lainnya 3. Nilai korporasi yang ingin dicapai Dapat memberikan layanan yang berkualitas di bidang pembiayaan sesuai prinsip kepatuhan dan kehati-hatian yang menjadi kekuatan serta Tata Kelola Perusahaan yang baik kepada para nasabah 3. Struktur Organisasi PT Bringin Srikandi Finance Organisasi adalah salah satu modal yang akan menciptakan sistem saling mempengaruhi antar kelompok dan individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengawasan yang teratur dan intensif dari pimpinan agar aktifitas PT Bringin Srikandi Finance dapat diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Salah satu alat yang mempengaruhi keefektifan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan ialah struktur organisasi.
  • 15. Struktur organisasi merupakan penyajian kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan untuk pencapaian suatu organisasi, hubungan fungsi-fungsi serta wewenang dan tanggung jawab masing-masing pemegang jabatan yang ada dalam fungsi-fungsi tersebut. Struktur organisasi yang diterapkan oleh PT Bringin Srikandi Finance dapat dilihat pada gambar Saat ini PT Bringin Srikandi Finance memiliki total karyawan sebanyak 39 orang dan 3 anggota direksi. 3.1. Peran Manajemen Risiko di PT Bringin Srikandi Finance Peran Manajemen Risiko adalah mengarahkan perusahaan dalam mencapai tujuannya yang telah ditetapkan dan bisnis dapat dilaksanakan dengan tingkat risiko yang terukur dengan cara mininjau kembali strategi yang telah diimplemetasikan sehingga dapat terus relevan dengan situasi yang dinamis dan berkembang. Selain itu, tugas dari Divisi risk manajemen antara lain:  Memberikan opini risiko dan mitgasinya terhadap calon nasabah baru, sehingga tidak merugikan perusahan di masa yang akan dating Direktur Utama Direktur Manajer Umum Kepala Unit usaha Syariah Koordinator Bid. Unit Usaha Syariah Kepala Divisi Pemasaran & pengembangan Bisnis Koordinator bidang ritel & captive Kordinator Bidang Korporasi Kepala Divisi Hukum Administrasi & Leasing Koordinator Bidang Hukum Koordinator Bidang Adm. Leasing Kepala Divisi keuangan, Akuntansi & Administrasi Umum Koordinator Bidang Keuangan Koordinator Bidang Akuntansi Koordinator Bidang Adm. Umum Direktur Manajer Umum Kepala Divis Manajemen Resiko Koordinator Bidang Manajemen Risiko Kepala Divisi Leasing Bermasalah Koordinator bid. Leasing Bermasalah Unit Controller Unit Sumber daya manusia
  • 16.  Memberikan kajian kepada direksi terhadap prospek usaha yang sedang meningkat dan menurun sesuai kondisi perekonomian nasional  Memberikan informasi ke divisi terkait mengenai posisi Non Performing Loan dan Nasabah yang mengalami penurunan kolektibilitas, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan agar kolektibilitas nasabah membaik  Melakukan pemantauan terhadap eksposure risiko yang tinggi untuk dijadikan sebagai early warning  Dalam proses penyusunan credit risk rating untuk mengtahui kemungkinan tingkat kegagalan pengembalian pemberian pembiayaan, membantu dalam pengambilan keputusan pemberian pembiayaan sehingga portofolio dapat dicapai optimal 3.2. Unit kerja yang terkait dengan pengelolaan risiko: Penerapan Manajemen Risiko melibatkan semua unsur dalam PT BSF Termasuk pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, serta organisasi dan fungsi yang secara langsung terkait dengan manajemen risiko. Beberapa Unit Kerja yang terkait adalah:  Satuan Kerja Manajemen Risiko  Satuan Kerja Bisnis  Satuan Kerja Operasional  Satuan Kerja Audit Internal 4. Penilaian Risiko di PT Bringin Srikandi Finance Peran manajemen risiko adalah untuk memastikan bahwa seluruh risiko di setiap proses bisnis dapat dikendalikan dengan baik dan terkontrol secara efektif. Manajemen risiko dari PT BSF mengacu pada peraturan OJK nomor 4 tahun 2015 tentang penilaian tingkat risiko lembaga jasa keuangan non-bank. Peraturan tersebut mewajibkan PT BSF sebagai perusahaan pembiayaan untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melakukan kegiatan usahanya. Dalam penerapannya, PT BSF sebagai lembaga jasa keuangan non-bank wajib melakukan penilaian tingkat risiko sesuai peraturan OJK dan peraturan pelaksanaanya. Hal ini diperlukan untuk membantu pengawas dalam menentukan kemungkinan perusahaan pembiayaan mengalami kegagalan, sehingga perusahaan dapat segera memperbaiki keadaan atau meninjau kembali kepengurusan dan tata kelola perusahaannya. Untuk risiko risiko yang memiliki ekposure risiko yang tinggi, bagi PT BSF perlu dilakukan pemantauan dan dijadikan early warning.
  • 17. Kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan dikuantifikasikan dalam suatu nilai risiko. Penilaian tingkat risiko perusahaan pembiayaan merupakan penilaian terhadap probabilitas kegagalan perusahaan pembiayaan untuk memenuhi kewajibannya terhadap nasabah dan pihak lain. Probabilitas perusahaan akan mengalami kegagalan dicerminkan dalam nilai risiko dan tingkat risiko (Otoritas Jasa Keuangan, 2014). Tingkat risiko dan rentang nilai risiko serta penjelasannya ditunjukkan dalam table berikut: Nilai Risiko Tingkat Risiko Penjelasan 0 < NR ≤ 1 Rendah Probabilitas kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya relative rendah. Perusahaan diindikasikan sangat sehat dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajibannya 1 < NR ≤ 1.5 Sedang Rendah Probabilitas kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya berada di tingkat sedang kearah rendah. Perusahaan diindikasikan sehat tetapi terdapat potensi kegagalan untuk memenuhi kewajibannya 1.5 < NR ≤ 2 Sedang Tinggi Probabilitas kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya berada di tingkat sedang kearah tinggi. Perusahaan diindikasikan kurang sehat dan terdapat potensi kegagalan yang cukup kecil untuk memenuhi kewajibannya 2 < NR ≤ 3 Tinggi Probabilitas kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya berada di tingkat tinggi. Perusahaan diindikasikan tidak sehat dan terdapat potensi kegagalan yang cukup besar untuk memenuhi kewajibannya 3 < NR ≤ 4 Sangat Tinggi Probabilitas kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya berada di tingkat sangat tinggi. Perusahaan diindikasikan tidak
  • 18. sehat dan terdapat potensi kegagalan yang sangat besar untuk memenuhi kewajibannya Penilaian tingkat risiko Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank dilakukan melalui penilaian terhadap: • Resiko strategi • Resiko operasional • Resiko asset dan liabilitas • Resiko kepengurusan • Resiko tata kelola • Resiko dukungan dana • Resiko pembiayaan Penyusunan laporan hasil penilaian tingkat risiko harus dapat dipertanggung jawabkan kebenaran, kelengkapan isi dan ketepatan waktu penyampaian laporannya oleh direksi, komisaris yang melaksanakan fungsi kepengurusan dan pengawasan di PT BSF. Penyampaian laporan penilaian tingkat risiko kepada OJK disampaikan pada tanggal 28 Februari setiap tahunnya. Jika Penilaian Risiko tergolong tinggi dan sangat tinggi, PT BSF wajib menyampaikan rencana tindak lanjut kepada OJK. Rencana tindak lanjut memuat langkah - langkah untuk menurunkan tingkat resiko dan jangka waktu yang diperlukan. Kalau tidak sesuai, OJK berwenang untuk mencabut izin usaha dari PT BSF. Selain itu, ada pula sanksi lain yang berupa; Peringatan tertulis, Denda kewajiban membayar uang, maupun Kewajiban bagi direksi menjalani tes kemampuan. 4.1. Penilaian tingkat risiko Perhitungan ringkat risiko didasarkan pada faktor – faktor yaitu 1. Risiko bawaan, yaitu seluruh risiko yang melekat dalam setiap jenis kegiatan perusahaan, tanpa mempertimbangkan aspek manajemen dan pengendalian oleh perusahaan tersebut
  • 19. 2. Manajemen dan pengendalian, yaitu hal – hal yang dapat dilakukan oleh direksi dan dewan komisaris atau yang setara untuk meminimalkan tingkat risiko bawaan; dan 3. Dukungan dana, yaitu pendanaan atau permodalan yang tersedia yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dan mempertahankan usahanya. Kerangka kerja system penilaian risiko dapat digambarkan sebagai berikut: 4.1.1 Penilaian Risiko Bawaan Penilaian risiko bawaan perusahaan dilakukan secara terpisah dari manajemen dan pengendalian yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut. Pengurus hanya menilai risiko yang mungkin akan muncul dalam penyelenggaraan suatu perusahaan tanpa memperhatikan apakah risiko tersebut tidak terjadi karena adanya manajemen dan pengendalian risiko yang kuat. 4.1.2 Penilaian Manajemen Dan Pengendalian Penilaian manajemen dan pengendalian dimaksudkan untuk menilai mekanisme atau system manajemen dan pengedalian untuk setiap risiko bawaan yang terekspos kepada perusahaan. Aspek yang diperhitungkan dalam penilaian ini antara lain kepedulian manajemen terhadap Nilai resiko secara keseluruhan Resiko Bersih Resiko bawaan Strategi Operasional Aset dan liabilitas pembiayaan Manajemen pengendalian Kepengurusan Tata kelola Dukungan pendanaan
  • 20. risiko serta system pengendalian yang dimilikinya termasuk kerangka manajemen risiko yang dimiliki dan diterapkan perusahaan. Hasil penilaian manajemen dan pengendalian akan menjadi factor pengurang risiko bawaan untuk menjadi risiko bersih. 4.1.3 Penentuan Nilai Risiko Bersih Penentuan nilai risiko bersih dilakukan untuk 2 tahap yaitu pengukuran nilai risiko bersih untuk setiap jenis risiko dan pengukuran total nilai risiko bersih 1. Pengukuran nilai risiko bersih untuk setiap jenis risiko Nilai risiko bersih dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata dari nilai risiko bawaan ditambah nilai manajemen dan pengendalian 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = (𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑏𝑎𝑤𝑎𝑎𝑛 + 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛) 2 Perhitungan diatas dilakukan untuk risiko strategi, risiko operasional, risiko aset dan liabilitas, dan risiko pembiayaan. Risiko tata kelola dan kepengurusan merupakan nilai risiko bersih dan tidak ada pengurang dari manajemen dan pengendalian 2. Pengukuran total nilai risiko bersih Setelah nilai risiko bersih diperoleh untuk semua jenis risiko, maka dilakukan pengukuran total nilai risiko bersih dengan melakukan pembobotan untuk setiap jenis risiko. Bobot untuk setiap jenis risiko disajikan dalam tabel berikut No. Jenis Resiko Bobot 1 Kepengurusan 10% 2 Tata kelola 15% 3 Strategi 10% 4 Operasional 20% 5 aset dan liabilitas 15% 6 Pembiayaan 30% TOTAL 100% Total nilai risiko bersih dihitung dengan rumus:
  • 21. Total Nilai Risiko Bersih = √∑ 𝑁𝑅𝑖46 𝑖=1 4 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑖 i adalah jenis risiko 4.1.4 Penentuan nilai risiko dukungan dana (permodalan) Nilai dukungan dana mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menyerap kerugian yang tidak terduga yang berasal dari pengelolaan aset dan liabilitas perusahaan. Nilai risiko dukungan dana dihitung dengan melakukan pembobotan atas aspek kemampuan permodalan dan tambahan permodalan, sesuai dengan tabel berikut: No. Komponen Bobot 1 Kemampuan pendanaan (permodalan) 50% 2 Tambahan Pendanaan (permodalan) 50% TOTAL 100% 4.1.5 Penentuan Nilai Risiko Keseluruhan Nilai risiko keseluruan dihitung berdasarkan total nilai risiko bersih dengan memperhtiungkan risiko dukungan dana perusahaan Bobot nilai risiko keseluruhan PT BSF No Komponen Bobot (%) 1 Total Nilai Risiko Bersih 66.67 2 Nilai risiko dukungan dana (pemodalan) 33.33 Total 100 Selanjutnya nilai risiko keseluruhan dihitung dengan cara mejumlahkan dan membobot total nilai risiko bersih dengan nilai risiko bersih dengan nilai risiko dukungan dana dengan rumus sebagai berikut Nilai Risiko Keseluruhan = √(𝑇𝑁𝑅𝐵4 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡) + (𝑁𝑅𝐷𝐷44 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡) Sehingga secara lengkap, formula perhitungan nilai risiko keseluruhan perhitungan tingkat risiko disajikan dalam tabel berikut
  • 22. Jenis Risiko Risiko Bawaan Manajemen & Pengendalian Risiko Bersih Bobot Risiko (%) 1. Kepengurusan (0-4) 10 2. Tata kelola (0-4) 15 3. Strategi (0-4) (0-4) (0-4) 10 4. Operasional (0-4) (0-4) (0-4) 20 5. Aset dan Liabilitas (0-4) (0-4) (0-4) 15 6. Pembiayaan (0-4) (0-4) (0-4) 30 Total Nilai Risiko Bersih 100 1. Kemampuan Pendanaan (0-4) 50 2. Tambahan Pendanaan (0-4) 50 100 1. Total Nilai Risiko Bersih (0-4) 66.67 2. Total Nilai Risiko Dukungan Dana (0-4) 33.33 Nilai Risiko Keseluruhan (0-4) 100 5. Manajemen Risiko Pembiayaan PT BSF sebagai perusahaan pembiayaan mengandung risiko yang senantiasa harus dikelola secara cermat dan berhati-hati karena dana yang digunakan untuk pembiayaan adalah dana dari Pihak ketiga yang mengandung beban biaya bunga, sehingga perlu dicegah terjadinya kemungkinan peningkatan eksposur risiko. Terlebih dengan perkembangan industri yang pesat, maka risiko dari segmen bisnis BSF menjadi semakin kompleks, sehingga pengelolaan risiko menjadi hal penting agar BSF dapat melaksanakan bisnis dengan aman yang indikasikan dari tingkat risiko minimal dan terukur (BSF, 2012) Setiap pemberian pembiayaan oleh perusahaan kepada calon lessee selalu mengandung risiko seberapapun kecilnya, oleh karena itu perlu dan harus dilakukan penelitian secara cermat atas kondisi calon lessee pada saat kini dan analisis secara berhati-hati tehadap kelayakan pembiayaan yang akan diberikan oleh perusahaan dan risiko pembiayaan yang mungkin timbul di kemudian hari
  • 23. 5.1.1. Analisa Kelayakan Pembiayaan Analisa kelayakan pembiayaan adalah proses penelitian, pengujian dan penilaian kelayakan terhadap permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon Lessee sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pemberian pembiayaan oleh perusahaan. Kelengkapan dan keakuratan serta data yang terkini merupakan bagian yang sangat penting guna proses analisis pembiayaan, agar pemberian keputusan tepat sasaran berdasarkan data dan analisis yang dilakukan secara mantap. Pengumpulan data calon penerima pembiayaan dari perusahaan adalah bagian dari proses penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) yang harus diterapkan oleh Perusahaan berdasarkan regulasi pemerintah dalam hal ini oleh kementrian keuangan Untuk mengendalikan tingkat risiko, maka setiap permohonan pembiayaan yang telah memenuhi prasyaratan akan dianalisa kemampuan dan kelayakannya untuk selanjutnya diajukan ke Komite Pemutus Pembiayaan dan kemudian persetujuan pembiayaan dari Direksi 5.1.2. Analisa Risiko Pembiayaan Analisa risiko pembiayaan adalah analisa yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisa dampak dari seluruh aspek risiko pembiayaan yang mungkin timbul, supaya keputusan pembiayaan yang akan ditetapkan oleh perusahaan telah memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi dan langkah – langkah yang harus diperhatikan untuk mengatasinya Analisa Risiko Pembiayaan berfungsi sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan oleh Komite Pemutus Pembiayaan dan Direksi Perusahaan sesuai dengan hal – hal yang harus diperhatikan, tingkat risiko yang telah ditetapkan dan kesimpulan atas analisa calon lessee Langkah-langkah proses analisa pembiayaan mencakup: Penelitian data •Menelitikelengkapandata memo analisa pembiayaan dan dokumen sesuaidengan persyaratan pembiayaan Analisa laporan keuangan & resiko yangada •menganalisa Aspek yang perlu perhatikan: bisnis,laporan keuangan& kemampuan membayar Kesimpulan •memberikan kesimpulan tingkat risiko calon lessee
  • 24. Dalam melakukan Analisa Risiko Pembiayaan dibahas identifikasi risiko dan mitigasi risiko terhadap aspek-aspek berikut:  Data umum  Analisa resiko o manajemen risk o market & industry risk o financial risk o repayment risk  Analisa objek barang modal  Analisa agunan (jaminan)  Tingkat resiko & kesimpulan 5.1.3. Pelaksanaan Analisa Risiko Analisa Risiko yang dilakukan mencakup berbagai risiko yang mungkin timbul dan cakupan analisa yang akan dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Analisa risiko mencakup 2 aspek yaitu:  Risiko mikro: risiko yang disebabkan faktor internal yang berkaitan langsung dengan aktivitas langsung dengan perusahaan o Legal: kelengkapan data dan dokumen telah jatuh tempo. Analisa dilakukan oleh divisi hukum & adm. o Management risk: kemampuan, pengalaman dan integritas manajemen o Operational risk: pengelolaan asset, trade checking (supplier, buyer, customer) o Market & industry: competition, prospek usaha, perburuhan o Financial risk: liquidity, hubungan dengan lembaga keuangan non-bank, profitability, cashflow projection o Repayment: First way out, second way out
  • 25.  Risiko makro, risiko yang disebabkan oleh faktor eksternal yang mungkin berdampak pada aktivitas usaha perusahaan o Forex & interest risk o Political risk o Government policy  Analisa obyek barang modal o Untuk pembiayaan diatas 5 M harus ada penilaian asset oleh Independent Appraisal. Analisa mencakup:  Lokasi  Bukti kepemilikan  Pengikatan  Secondary market  Resale value  insurance  Analisa jaminan o Kemudahan menjual barang jaminan o Polis asuransi yang layak dari segi jenis risiko, nilai penutupan, bonafiditas asuransi o Pengeksekusian atas agunan  kesimpulan Setelah selesai dikaji lingkup dan sifat dari analisa risiko dan perkiraan perkembangan lessee di masa depan, maka ditetapkan tingkat risiko calon lessee dan disusun kesimpulan atas analisa calon lessee keseluruhan secara ringkas dan jelas mengenai pengajuan pembiayaan dengan tidak lupa pencegahan terhadap hal – hal yang harus diperhatikan di dalam ARP
  • 26. Kemudian, setelah dilakukannya Analisa Risiko Pembiayaan, Divisi Risk Management PT BSF melakukan analisis dan melaporkan hasil analisis portofolio pembiayaan PT Bringin Srikandi Finance kepada para top level management secara berkala sehingga menjadi masukan bagi top level management dalam menetapkan strategi pembiayaan, juga sebagai laporan kepada para pemegang saham.
  • 27. BAB IV PEMBAHASAN Penilaian Risiko di PT Bringin Srikandi adalah bentuk pengembangan dari prosedur yang telah ditetapkan oleh OJK dalam surat edarannya sebagai regulator di industri jasa keuangan. Penetapan kebijakan yang mewajibkan setiap perusahaan pembiayaan memiliki suatu satuan kerja yang independen untuk mengelola risiko perusahaan, masih tergolong baru, yaitu diterbitkan pada tahun 2014. Akan tetapi, penerapannya dianggap terburu-buru tanpa ada sosialisasi, sehingga banyak perusahaan pembiayaan yang belum mengerti dan memaksimalkan peran dari manajemen risiko tersebut. Sebagai bentuk antisipasi dari PT Bringin Srikandi Finance, maka untuk menghindari sanksi, PT BSF rajin mengikuti pelatihan-pelatihan yang terkait seputar pengelolaan risiko yang diadakan oleh asosiasi perusahaan pembiayaan. Bentuk pengembangan manajemen risiko dari PT BSF, difokuskan dari akar risiko paling tinggi yaitu risiko pemberian kredit. Divisi kerja Risk Management membuatkan indikator-indikator penilaian risiko dengan objek penilaian yaitu risiko dalam memberikan kredit, yang kemudian dikembangkan dalam bentuk Risk Control Self Assessment dengan tujuan agar setiap divisi dapat mengendalikan risiko utama perusahaan yang terkait di bidangnya. Adapun cara ini, dapat digunakan sebagai metode untuk mengidentifikasi risiko, dimana perusahaan mendapatkan data indikator risiko utama dari setiap divisi yang memberikan penilaian tingkat risiko yang akurat sesuai dengan bidang kerja masing-masing, sehingga data yang didapat reliable. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan penghematan waktu atas keterbatasan sumberdaya dan waktu melapor sebagai kewajiban kepada OJK yang dinilai terlalu singkat. Fungsi Analisa Risiko Pembiayaan yang dimaksudkan untuk menjalankan usaha yang sehat yang berdasarkan pada prinsip Good Corporate Governance, telah memiliki struktur yang baik dan disempurnakan, menimbang pentingnya kegiatan ini dalam pengambilan keputusan pembiayaan. Fungsi ini pun, terus dimaksimalkan oleh perusahaan dimana keputusan yang diambil perlu dilakukan secara cepat, tetapi juga telah mempertimbangkan tingkat risiko pengembalian yang dapat ditolerir, dengan terus melakukan sosialisasi Prinsip
  • 28. Mengenal Nasabah (Know Your Customer) dan membangun kultur manajemen risiko diseluruh jenjang proses perusahaan melalui penerapan good corporate governance. Penilaian tingkat risiko tidak hanya dilakukan pada lingkungan internal melainkan juga lingkungan eksternal PT BSF terutama kondisi ekonomi makro, seperti penurunan tren pertumbuhan ekonomi, perkembangan sektor lapangan usaha dan angka rasio tren dari Non Performing Loan yang dapat mempengaruhi keputusan pemberian pembiayaan. Faktor- faktor tersebut dianalisa, dikuantifikasikan, dan dipetakan kedalam suatu matriks untuk memberikan gambaran kepada dewan direksi industri mana saja yang perlu dihindari atau perlu dipusatkan sebagai arah ojek pembiayaan.
  • 29. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dasar sistem kerja Manajemen Risiko PT Bringin Srikandi Finance mengikuti dan dikembangkan dari peraturan yang diatur oleh OJK sebagai regulator lembaga jasa keuangan. Fokus dan tujuan divisi Manajemen Risiko diarahkan untuk membantu perusahaan dan meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dalam kegiatan penyaluran kredit dan pembiayaan, baik akibat dari kesalahan perusahaan maupun dari nasabah dan calon nasabah itu sendiri. Faktor ekonomi macro juga turut menentukan keberhasilan perusahaan pembiayaan seperti PT Bringin Srikandi Finance, yang menjadi salah satu perhatian dari divisi Manajemen Risiko untuk meminimalisir segala bentuk kegagalan yang mungkin terjadi karena faktor eksternal tersebut. 2. Saran Untuk menunjang efisiensi kinerja dari manajemen risiko, selain hal penilaian risiko, yang sebaiknya dilakukan adalah terus membangun kultur manajemen risiko dengan melakukan pendalaman pemahaman kepada setiap karyawan akan pentingnya meminimalisir risiko, kemudian mengintegrasikannya kedalam strategi, visi, dan misi perusahaan. Langkah tersebut memang membutuhkan waktu dan rencana jangka panjang, mulai dari membangun awareness terhadap risiko, membentuk monitoring system untuk memastikan tingkat disiplin akan risiko, dan kemudian menjadi kultur yang bisa diintegrasikan dengan tujuan perusahaan. Peran dari direksi dan dewan komisaris juga sangat diperlukan untuk mendukung, mengingatkan, mengarahkan dan memantau perkembangan dalam proses pembangunan dan penerapan ini. Dengan terbentuknya kultur tersebut diharapkan, Manajemen risiko dapat memberikan peran yang lebih strategis dengan membantu perusahaan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya yang optimal dalam mengurus akar penyebab risiko.
  • 30. Bibliography BSF. (2012). Pedoman Analisa Risiko Pembiayaan. PT Bringin Srikandi Finance: Div. Manajemen Risiko. Otoritas Jasa Keuangan. (2014). Pedoman Penilaian Risiko. Jakarta:Republik Indonesia. Kloman, F. (1999). Risk management reports. New York: Seawrack Press. Inc http://agungibrahim13.blogspot.com/2012/04/budaya-manajemen-risiko-dan- pengawasan.html http://www.crmsindonesia.org/node/751