Laporan FMEA (Failure Mode Effect and Analysis) tentang pemberian darah dan komponen darah di RS Tingkat IV Guntur menjelaskan proses identifikasi risiko, pembentukan tim, gambaran alur proses dan subproses, serta analisis bahaya dan tindakan pengendalian untuk mencegah kegagalan."
2. LAPORAN FMEA
(FAILURE MODE EFFECT AND ANALYSIS)
PEMBERIAN DARAH DAN KOMPONEN DARAH
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
TAHUN 2017
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
4. PILIH PROSES
Proses yang
berisiko tinggi
& berdampak
kpd keamanan
Identifikasi
proses
tersebut
Identifikasi dari
literatur
Identifikasi
melalui safety
alerts
Rekomendasi
dari pimpinan
PEMBERIAN DARAH DAN
KOMPONEN DARAH
5. PEMBENTUKAN TIM
Terdiri dari :
Dasar
Surat perintah Karumkit No
Skep/2/IX/2017 tentang
pembentukan tim FMEA
Ketua Komite PMKP
Kabid Keperawatan
PJ Laboratorium
Kepala Laboratorium
Ketua Komite Keperawatan
Komite Bidang Medis
Kaur Yanmed
Kepala IGD
Karu OK
Karu IGD
Karu HD
6. LANGKAH 3A GAMBARKAN ALUR PROSES
Tahapan Proses :
Jelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur yang berlaku
Jika proses terlalu kompleks,anda dapat memilih satu proses atau sub proses untuk ditindak lanjuti
1 2 3 4 5 6
Cantumkan beberapa sub proses untuk setiap tahapan proses
Tahapan Sub Proses Tahapan Sub Proses Tahapan Sub Proses Tahapan Sub Proses Tahapan Sub Proses Tahapan Sub Proses
Permintaan
Komponen
Darah
Penerimaan
Permintaan
Darah di
PMI
Penyiapan
Komponen
Darah oleh
PMI
Penyerahan
Komponen
Darah dari
PMI
Transportasi
Komponen
Darah
Pemberian
Komponen
Darah
A. Perawat
mengambil
formulir
permintaan
darah
B. Dokter mengisi
formulir
permintaan
darah
C. Perawat
melengkapi
formulirsesuai
data di rekam
medis
D. Perawat
mengambil
sampel darah
E. Formulir dan
sampel darah
diserahkan
pada keluarga
pasien
A. Petugas PMI
menerima
formulir
permintaan
darah dan
sampel darah
B. Petugas PMI
memeriksa form
permintaan
darah
C. Petugas PMI
memeriksa stok
darah sesuai
permintaan
D. Jika stok
komponen
darah yang
diminta tidak
tersedia
petugas meng-
informasikan
A. Petugas PMI
menyiapkan
komponen
darah yg
diminta.
B. Petugas PMI
memeriksa
kecocokan
darah dgn
sampel darah
C. Petugas PMI
menyiapkan
label untuk
komponen
darah yang
akan
diberikan
D. Petugas PMI
mnempelkan
label identi-
tas psn pd
kantong drh
A. Petugas PMI
memeriksa
ulang label
komponen
darah yg
diberikan
B. Petugas PMI
memanggil
keluarga
pasien
C. Keluarga
pasien
menunjukkan
kuitansi
pembayaran
D. Petugas PMI
memberikan
kantong
darah disertai
es batu
A. Keluarga
pasien
membawa
kantong
darah
B. Keluarga
pasien
mnyerahkan
kantong drh
kpd perawat
C. Perawat
menerima
kantong
darah dan
mengecek
identitas pd
kantong
darah dan
label pada
darah
A. Perawat
menghangatkan
kantong darah
B. Perawat memeriksa
ulang identitas, pasien,
komponen darah dan
golongan drh pada
label
C. Perawat meng-
konfirmasi dgn
identitas pasien pd
gelang pasien
D. Perawat memeriksa
ada/tdknya kondisi psn
yg merupakan kontra
indikasi pemberian
darah
E. Jika sesuai, maka
komponen darah dpt
ditransfusikan
F. Perawat memonitor
dan mendokumen-
tasikan proses
transfusi darah
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
7. LANGKAH 3B GAMBARKAN ALUR SUB PROSES
Jelaskan Sub Proses kegiatan yang dipilih
A B C D E
Cantumkan beberapa Sub Proses untuk setiap tahapan proses
Modus Kegagalan Modus Kegagalan Modus Kegagalan Modus Kegagalan Modus Kegagalan
HFMEA : Healthcare Failure Mode Effect and Analysis
1A. Perawat
mengambil
formulir
permintaan
darah
1B. Dokter
mengisi
formulir
permintaan
darah
1C. Perawat
melengkapi
formulir
permintaan
darah
1D. Perawat
mengambil
sampel darah
1E. Formulir
dan sampel
darah
diserahkan
pada keluarga
pasien
1. Formulir
permintaan
darah di
ruangan
habis/kosong
1. Tulisan dokter
tidak terbaca
2. Salah
menuliskan
jenis komponen
darah
3. Salah
menuliskan
jumlah darah
yang
dibutuhkan
4. Lupa menan-
datangani
formulir
permintaan
darah
1. Salah dalam mela -
kukan persiapan
pengambilan darah
2. Salah menulis
identitas pada
sampel
3. Salah menempel-
kan label identitas
pada sampel
4. Tidak mengkonfir-
masi identitas
pasien sebelum
mengambil sampel
5. Salah tekhnik
pengambilan
sampel darah
1. Salah
membaca
identitas yang
tertulis pada
rekam medis
2. Salah menulis
identitas pada
formulir
permintaan
3. Salah
mennulis data
lain yang
diperlukan
pada formulir
1. Salah
memberikan
sampel darah
2. Tidak meng-
konfirmasi
Identitas
keluarga pasien
3. Tidak meng-
informasikan
prosedur
permintaan
darah ke PMI &
transportasinya
secara benar
kepada keluarga
pasien
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
8. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
AMKD Langkah 4 - Analisis Hazard AMKD Langkah 5 - Identifikasi Tindakan & Outcome
MODUS
Kegagalan :
Evaluasi awal modus
kegagalan sebelum
POTENSI
PENYEBAB
SKORING Analisis Pohon Keputusan
Tipe Tindakan
(Kontrol, terima,
Eliminasi)
Tindak-an /
Alasan
untuk
meng-akhiri
UkuranOutcome
YangBertanggungJawab
DukunganManajemen
Kegawatan
Probabilitas
NilaiHazard
PoinTunggalKelemahan?
Adakah
Kontrol/Pengendalian?
Apakahmudahdideteksi?
Proses?
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Perawat mengambil
sampel darah
Salah melakukan
persiapan
pengambilan darah
(menyiapkan
kapas alkohol,
spuit, label, alat
tulis, melaku-kan
cucitangan,
APD,memper-
kenalkan diri)
MODE
RATE
2
3 6 YA TDK UNLI
KELY
(4)
YA Selalu me-
nyediakan APD
dlm jumlah cukup
di ruangan
Gunakan APD
sesuai SPO
- Persiapan
pengambi-lan
sampel darah
sesuai SPO
Kepe-
rawat-an,
labo-rato-
rium,
instal-dik
Peng-adaan
APD dan
label
Salah menulis
identitas pada
sampel
MA
YOR
3
2 6 YA TDK EASY (2) YA Selalu cek ulang
dengan data pada
status pasien
- Penulisan
pada label
sampel berisi
nama dan no
RM
Kepe-
rawat-an
-
9. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Salah
menempel-kan
label identitas
pada sampel
MA
YOR
3
1 3 YA TDK UNLI-
KELY
(4)
Y
A
Label selalu
langsung
ditempelkan di
hadapan
pasien
- Label di-
tempel
pada
sampel
yang benar
Perawat -
Tidak meng-
konfirmasi
identitas
pasien seblm
mengambil
sampel
MA
YOR
3
4 12 YA TDK UNLI-
KELY
(4)
Y
A
Budayakan
proses
identifikasi
Edukasi pasien
agar
mengetahui
pentingnya
konfirmasi
identitas saat
pengambilan
sampel
/tindakan
- Identifikasi
dan konfir-
masi
dilakukan
sesuai SPO
pengambila
n darah
Keperawa
tan
PKRS/
perawat
Membiaya
i in house
training ttg
patient
safety
Salah tekhnik
pengambilan
sampel darah
MI
NOR
1
2 2 YA TDK EASY
(2)
Y
A
Pelajari dan
lakukan
pengam- bilan
sampel dengan
tekhnik yg
benar.
- Pasien tdk
kesakitan
saat diambil
darah
Keperawa
tan,
labora
torium,
instaldik
Membiaya
i in house
training
10. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
Potential failure model Potential Effect of failure Potential causes(s) /
mechanism of failure
Current design control
gaps
PRN Ranking
Salah melakukan persiapan
pengambilan darah
(menyiapkan kapas alkohol,
spuit, label, alat tulis,
melakukan cucitangan,
APD,memper- kenalkan diri)
Petugas tidak terlindungi dari
risiko infeksi
Pasien berisiko infeksi silang
Kurang disiplinnya petugas. Selalu menyediakan APD dlm
jumlah cukup di ruangan
Gunakan APD sesuai SPO
24 2
Salah menulis identitas pada
sampel
Sampel darah tertukar dengan
pasien lain, berisiko mendapat
darah/komponen darah yg salah
Kurang telitinya petugas, salah
melihat identitas di rekam medis
Selalu cek ulang dengan data
pada status pasien
12 3
Salah menempelkan label
identitas pada sampel
Sampel darah tertukar dengan
pasien lain, berisiko mendapat
darah/komponen darah yg salah
Kurang telitinya petugas Label selalu langsung
ditempelkan di hadapan pasien
12 4
Tidak mengkonfirmasi
identitas pasien seblm
mengambil sampel
Sampel darah tertukar dengan
pasien lain, berisiko mendapat
darah/komponen darah yg
salah
Ketidakdisiplinan petugas
dalam melaksanakan prosedur
identifikasi
Budayakan proses identifikasi
Edukasi pasien agar
mengetahui pentingnya
konfirmasi identitas saat
pengambilan sampel /tindakan
48 1
Salah tekhnik pengambilan
sampel darah
Pasien kesakitan saat diambil
darah
Kurang terampilnya petugas
pengambil sampel darah
Pelajari dan lakukan
pengambilan sampel dengan
tekhnik yg benar.
4 5
11. LAMPIRAN 1.
ANALISIS HAZARD
TINGKAT BAHAYA
DAMPAK MINOR
1
MODERAT
2
MAYOR
3
KATASTROPIK
4
(Kegagalan yang tidak disadari
oleh pasien dan tidak
menimbulkan dampak dalam
pelayanan kesehatan)
(Kegagalan dapat
mempengaruhi proses
pelayanan kesehatan tetapi
menimbulkan kerugian
minor)
(Kegagalan menyebabkan kerugian
yang lebih besar terhadap pasien)
(Kegagalan menyebabkan kematian
atau kecacatan)
Pasien Tidak ada cedera, atau tidak
adanya perpanjangan hari rawat
Perpanjangan hari rawat atau
perpanjangan kualitas
pelayanan untuk 1 atau 2
pasien
Kerugian terhadap fungsi organ
tubuh (sensorik, motorik, psycologic
atau intelektual), diperlukan operasi
lebih lanjut, perpanjangan hari rawat
untuk 3 atau lebih pasien,
peningkatanlevel pelayanan untuk 3
atau lebih pasien
:
Kematian atau kerugian permanent
terhadap fungsi tubuh (sensorik,
motorik, physiologic atau intelektual),
bunuh diri, pemerkosaan, reaksi
transfuse, operasi pada bagian atau
pada pasien yang salah, pemberian
bayi pada orang tua yang salah
Pengunjung Dievaluasi dan tidak dibutuhkan
penanganan
Evaluasi dan penanganan
untuk 1 atau 2 pengunjung
Perawatan untuk 1 atau 2 pengunjung Kematian; atau perawatan 3 atau lebih
Staf: Hanya penanganan ringan tanpa
kerugian waktu atau tidak
menimbulkan kecelakaan kerja
Pengeluaran Medis,
kehilanganwaktu atau ada
kecelakaan kerja untuk 1 atau
2 staf
Perawatan 1 atau 2 staf atau 3 atau
lebih, terjadi kecelakaan kerja
Kematian atau perawatan 3 atau lebih
staf
Fasilitas atau
Perlengkapan
Kesehatan
Kerusakan kurang dari $10,000
atau tanpa menimbulkan
dampak terhadap pasien
Kerusakan lebih dari $10,000
tetapi kurang dari $100,000
Kerusakan sama dengan atau lebih
dari $100,000
Kerusakan sama dengan atau lebih
dari $250,000
HFMEA : Healthcare Failure Mode Effect and Analysis
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
12. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
LAMPIRAN 2.
ANALISIS HAZARD
TINGKAT PROBABILITAS
LEVEL DESKRIPSI CONTOH
4 Sering (Frequent) Hampir sering muncul dalam waktu yang relative singkat (mungkin
terjadi beberapa kali dalam 1 tahun)
3 Kadang-kadang (Occasional) Kemungkinan akan muncul
(dapat terjadi beberapa kali dalam 1 sampai 2 tahun)
2 Jarang (Uncommon) Kemungkinan akan muncul
(dapat terjadi dalam >2 sampai 5 tahun)
1 HampirTidak Pernah (Remote) Jarang terjadi (dapat terjadi dalam > 5 sampai 30 tahun)
SKOR HAZARD
TINGKAT BAHAYA
KATASTROPIK
4
MAYOR
3
MODERAT
2
MINOR
1
SERING
4
16 12 8 4
KADANG
3
12 9 6 3
JARANG
2
8 6 4 2
HAMPIR TIDAK PERNAH
1
4 3 2 1
HFMEA : Healthcare Failure Mode Effect and Analysis
13. TIPE TINDAKAN (KONTROL,
TERIMA, ELIMINASI)
TARGET UKURAN OUTCOME PENANGGUN
G JAWAB
DUKUNGAN
MANAJEMEN
Selalu menyediakan APD dlm
jumlah cukup di ruangan
Gunakan APD sesuai SPO
1 Okt – 20 Okt Persiapan
pengambilan
sampel darah
sesuai SPO
Keperawatan
, laboratoium,
instaldik
Pengadaan
APD dan
label
Selalu cek ulang dengan data
pada status pasien
Setiap
penggunaan
komponen
Penulisan
pada label sampel
berisi nama & RM
Keperawat-
an
-
Label selalu langsung
ditempelkan di hadapan pasien
Setiap
penggunaan
komponen
Label ditempel
pada sampel yang
benar
Perawat -
Budayakan proses identifikasi
Edukasi pasien agar mengetahui
pentingnya konfirmasi identitas
saat pengambilan sampel
Nov 2017 Identifikasi dan
konfirmasi
dilakukan sesuai
SPO pengambilan
darah
Keperawatn
PKRS/
perawat
Membiayai
in house
training ttg
patient safety
Pelajari dan lakukan pengambilan
sampel dengan tekhnik yg benar.
Nov 2017 Pasien tdk
kesakitan saat
diambil darah
Keperawatnl
ab. instaldik
Membiayai in
house
training
14. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
POHON KEPUTUSAN
DECISION TREE
Apakah bahaya ini SERING terjadi dan
berbahaya sehingga harus dikontrol ?
(nilai hazard berkisar antara 8 atau lebih)
Apakah hazard ini merupakan point
tunggal kelemahan dalam proses?
(contoh: kalau hazard terjadi, akan terjadi
kegagalan sistem )
(KRITIS)
Apakah terdapat pengendalian efektif berupa
KONTROL untuk mengidentifikasi hazard ini?
Apakah hazard sudah sedemikian
nyata sehingga tidak perlu dikontrol ?
PROSES
Dilanjutkan ke AMKD
langkah 5
STOP
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
HFMEA : Healthcare Failure Mode Effect and Analysis
example, momentary
interruption of the power
supply that would result in
loss of data.
example, an
anesthesiology machine
may prevent cross
connection of medical
gases through the use of
pin indexing and
connectors that have
different threads
Gunakan “Pohon Keputusan” utk menentukan apakah modus kegagalan perlu di“Proses
15. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
LAPORAN
RCA PASIEN JATUH
KOMITE PENINGKATAN MUTU
DAN KESELAMATAN PASIEN
TAHUN 2017
16. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
LAPORAN ROOT CAUSE ANALYSIS
KASUS PASIEN JATUH
TANGGAL 10 OKTOBER 2017
Insiden : Jatuh
Tim Investigator : Kepala Ruangan, Perawat, Petugas Kontrole
dan
Observasi langsung:
Pada ruangan pasien Tn.E situasi keluarga sedikit panik posisi pasien berada dibawah
tempat tidur dalam keadaan terlentang dilantai, terlihat cemas kesakitan (lantai beralas
karpet). Saat observasi kondisi pasien tampak lemah, selang kateter terlepas
perdarahan + dan infus terlepas.
Dokumentasi :
Laporan KTD dari ruangan Bougenville
Foto lapangan
17. Interview :
Perawat yang bertugas saat insiden :
Kronologi : Jam 02.00 wib perawat mendapat laporan dari keluarga
(Anak laki-laki pasien E) menyampaikan pada perawat jaga bahwa
ayahnya Tn.E jatuh dari tempat tidur. Setelah mendapat laporan
petugas langsung menuju ruang Bougenville.
Dokter interensip/dokter jaga datang dan melakukan assesmen ulang
jam 02.10 wib. Pada Tn.E hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
td=140/100 MmHg dan terdapat perdarahan akibat kateter yang
terlepas.
Kepala ruangan perawatan Bougenville mendapat laporan dari
petugas jaga jam 02.10 wib bahwa pasien Tn.E jatuh dari tempat
tidur dan mengalami perdarahan akibat kateter terlepas.
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
18. Petugas kontrole :
Jam 02.10 wib petugas kontrole mendapat laporan dari petugas jaga
ruang Bougenville bahwa ada pasien jatuh dari tempat tidur a.n
Tn.E dan langsung memberikan bantuan membersihkan dan
memindahkan pasien ke atas tempat tidur, pasien langsung diberi
tindakan pasang infus, bedrell langsung dipasang kembali dan
dipakaikan gelang risiko jatuh (warna kuning).
Instalasi rawat inap:
Tanggal 14 Oktober 2017 jam 08.00 wib Kainstalwatnap mendapat
laporan dari karu Bougenville bahwa ada pasien jatuh dari tempat
tidur a.n Tn.E dan langsung dilakukan investigasi bersama dengan
tim keselamatan pasien dan komite mutu Rumah Sakit Tk. IV
03.07.04 Guntur untuk diadakan RCA.
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
19. WAKTU KEJADIAN Tgl. 13 Oktober 2017
Jam 02.00 wib
Tgl. 13 Oktober 2017
Jam 02.00 wib
Tgl. 13 Oktober 2017
Jam 02.01 wib
KEJADIAN Perawat Jaga I Perawat jaga menerima
laporan dari keluarga pasien
bahwa ada pasien jatuh dari
tempat tidur a.n Tn.E
Perawat I segera menuju ruang
Bougenville tempat kejadian
pasien jatuh dan meminta
bantuan / melapor kepada dokter
jaga
INFORMASI TAMBAHAN Saat timbang terima perawat
jaga sore ke perawat jaga
malam, perawat sudah
menyarankan kepada keluarga
agar berhati-hati karena pasien
berisiko jatuh bedrell dan stiker
pasien berisiko jatuh sudah
dipasang.
Jarak antara kamar pasien
yang jatuh dengan kamar
perawat berdekatan sehingga
keluarga mudah untuk
memanggil perawat.
Perawat ruang Bougenville,
dokter jaga dan kontrole
membantu sesuai kebutuhan
paien.
GOOD PRACTICE Sudah terpasang bedrell dan
stiker.
Assesmen risiko jatuh sudah
dikaji tapi belum dikaji ulang.
Dilakukan respon cepat
terhadap pasien jatuh.
Dilakukan penanganan dan
pelaporan berjenjang dari
perawat ruangan, perawat
kontrole, dokter jaga sampai ke
Karumkit
MASALAH PELAYANAN Perawat jaga memonitor kepada
pasien yang berisiko jatuh.
Pasien dan penunggu saat itu
terlihat cemas.
Pasien dan penunggu
diusahakan oleh perawat agar
tetap tenang.
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
20. WAKTU/STAF YG
TERLIBAT ............. wib 02.00 wib 02.01 wib
Perawat I Mendengar laporan dari
keluarga / penunggu pasien
Berusaha segera ketempat
kejadian dan melaporkan ke
dokter jaga.
Perawat I Mendengar laporan dari
keluarga / penunggu pasien.
Berusaha menenangkan pasien
dan keluarga dan melakukan
tindakan keperawatan sesuai
kebutuhan pasien.
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
21. MASALAH INSTRUMEN / TOOLS
Prosedur mendokumentasikan serah terima pasien risiko jatuh saat operan jaga SPO Serah Terima Jaga
Prosedur risiko jatuh belum terfasilitasisemua ; belum dipakaikan gelang risiko jatuh SPO Pemasangan Gelang Risiko Jatuh
SPO Asesmen Risiko Jatuh
Prosedur Pemasang Bedrell
Prosedur asesmen ulang pasien risiko belum dikuasai petugas
SPO Pemasangan Bedrell
SPO Asesmen Ulang Risiko Jatuh
Pasien dan penunggu cemas
Edukasi terintegrasi tentang pasien belum disosialisasikan
SPO Edukasi Terintegrasi
Pasien dipindahkan dari lantai ke tempat tidur SPO Pemindahan Pasien
Perawat ruang Wira mendokumentasikan kejadian SPO Pelaporan KTD
Komunikasi kepada pasien dan keluarga sudah dilaksanakan tapi keluarga belum sepenuhnya
memahami edukasi
SPO Komunikasi Efektif
Perawat belum mengetahui efek samping obat yang meningkatkan pasien jatuh Daftar obat yang meningkatkan risiko jatuh
FORM MASALAH / CARE MANAGEMENT PROBLEM (CMP)
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
22. MASALAH PASIEN JATUH DI RUANG BOUGENVILLE
Mengapa Mengapa terjadi perdarahan pada saluran kencing :
Pemasangan catheter sudah sesuai standar karena pasien jatuh dari tempat tidur
Mengapa Mengapa pasien jatuh dari tempat tidur
Karena pasien berusaha untuk turun dari tempat tidur
Mengapa Mengapa pasien ingin turun
Karena disorientasi waktu
Mengapa Mengapa disorientasi waktu
Karena perubahan pola tidur
Mengapa Mengapa terjadi perubahan pola tidur
Karena sebelumnya pasien mengeluh susah tidur dan mendapat terapi supaya pasien
bisa tidur
FORM TEHNIK 5 MENGAPA
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
23. PROSEDUR
YANG NORMAL
PROSEDUR YANG DILAKUKAN SAAT
INSIDEN
APAKAH TERDAPAT BUKTI
PERUBAHAN DALAM PROSES ?
Pengecekan bedrell dilakukan berkala Saat timbang terima bedrell diperiksa
kondisi baik, bedrell diperiksa setiap
timbang terima jaga
SPO Pemasangan Bedrell
Dimonitoring
Pemeriksaan bedrell harus dilakukan
secara berkala, SPO Pemeliharaan
bedrell belum ada
Tidak ada pemeriksaan khas jika tidak ada
laporan pasien jatuh
Karena SPO Pemeliharaan Bedrell
belum ada
Proses timbang terima pasien harus
dilakukan dengan pengecekan bedrell
Proses timbang terima belum disertai
pengecekan bedrell
Tidak ada SPO Pemeliharaan Bedrell
Pemeriksaan risiko jatuh dilakukan secara
berkala
Risiko jatuh hanya dilakukan 1x tidak
dilakukan secara berkala
Belum ada SPO Asesmen Ulang
Pasien Risiko Jatuh
Perawat lebih waspada jika ada pasien
yang mendapat obat-obatan yang dapat
mengganggu orientasi
Perawat belum memahami fungsi dan efek
samping obat yang dapat menyebabkan
gangguan orientasi
Daftar obat yang menyebabkan
gangguan orientasi dan meningkatkan
risiko jatuh belum ada
FORM ANALISIS PERUBAHAN
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
24. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
BAGAIMANA PENCEGAHAN MASALAH
INI ?
APAKAH PENCEGAHAN SUDAH
DILAKUKAN
MENGAPA PENCEGAHAN GAGAL ?
Kurangnya monitoring petugas jaga pada
pasien berisiko jatuh
Pencegahan sudah dilakukan dengan
pemasangan bedrell dan stiker risiko
jatuh
Pencegahan gagal karena pasien
diorientasi dan perawat kurang
mewaspadai akan kemungkinan
munculnya disorientasi
Pembuatan SPO Asesmen Ulang Pasien
Risiko Jatuh
Pembuatan SPO Asesmen Risiko Jatuh
sudah ada tapi belum didistribusikan
SPO Asesmen Ulang Pasien Risiko Jatuh
belum ada di ruangan rawat inap sehingga
perawat tidak mengkaji ulang
Sosialisasi daftar obat yang
meningkatkan risiko jatuh
Belum ada sosialisasi daftar obat yang
meningkatkan risiko jatuh
Daftar obat yang menyebabkan
meningkatnya risiko jatuh dalam
penyusunan sehingga belum
disosialisasikan
FORM ANALISIS PENCEGAHAN
25. KOMPONEN SUB KOMPONEN
Organisasi & Manajemen a. TKPRS sudah dibentuk
b. Pengawasan di lapangan melibatkan kepala ruangan dan Tim Penggerak
TKPRS
c. Jenjang pengambilan keputusan ada pada Karumkit
Kebijakan, standar & tujuan a. Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien sudah ada namun pelaksanaan
masih dilakukan secara bertahap
b. Fasilitas dan kelengkapan Sasaran Keselamatan Pasien sebagian sudah ada
c. SPO sudah dibagikan dan papan pedoman Sasaran Keselamatan Pasien
sudah terpasang di setiap ruangan
Administrasi Sistem administrasi pengajuan ke bagian pengadaan diatur secara berjenjang
Budaya Keselamatan Dukungan manajemen oleh seluruh staf : manajemen mendukung upaya sasaran
keselamatan pasien
SDM a. Ketersediaan : seluruh anggota sudah mendapatkan sosialisasi tentang
sasaran keselamatan pasien
b. SDM belum menguasai SPO terkait pasien jatuh dan tentang obat-obatan
yang dapat meningkatkan risiko jatuh
Diklat a. Manajemen : sudah dilaksanakan sosialisasi ulang tentang sasaran
keselamatan pasien
b. Belum dilakukan sosialisasi tentang asesmen ulang pasien risiko jatuh
c. Belum dilakukan sosialisasi daftar obat yang meningkatkan risiko jatuh
FAKTOR KONTRIBUTOR ORGANISASI & MANAJEMEN
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
26. KOMPONEN SUB KOMPONEN
Desain dan bangunan a. Manajemen pemeliharaan : pemeliharaan tempat tidur bed rell belum ada
b. Kaca dari luar ruangan pasien terlalu buram
Lingkungan Pengawasan dan pemeliharaan bed rell sudah dilakukan
Perlengkapan a. Mal fungsi alat tidak ada, bed rell dalam kondisi baik
b. SPO manajemen pemeliharaan alkes belum disosialisasikan
FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
27. KOMPONEN SUB KOMPONEN
Supervisi & Konsultasi a. Adanya kemauan perawat jaga berkomunikasi : kerja perawat jaga cukup
baik, laporan ke dokter jaga dalam waktu cepat
b. Cepat tanggap : perawat cepat tanggap dalam proses penanganan pasien
jatuh
Konsistensi a. Kesamaan tugas antar profesi : sudah cukup baik dalam penanganan
pasien jatuh melibatkan dokter jaga
b. Pasien belum memakai gelang risiko jatuh padahal pada bed stiker tanda
risiko jatuh sudah terpasang
Kepemimpinan & Tanggung Jawab a. Kepemimpinan efektif : perawat jaga, dokter jaga, kontrole
b. Job des jelas : masing-masing petugas sudah mengetahui dan
melaksanakan tugasnya
FAKTOR KONTRIBUTOR : TIM
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
28. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
KOMPONEN SUB KOMPONEN
Kompetensi a. Verifikasi pengetahuan dan keterampilan
b. Staf sudah mengikuti sosialisasi tentang sasaran keselamatan pasien
c. Kompetensi perawat dalam pemahaman obat-obatan yang meningkatkan
risiko jatuh masih kurang
Stressor Fisik dan Mental a. Motinasi : baik
b. Stressor mental : tidak ada
c. Stressor fisik efek beban kerja : tidak ada
FAKTOR KONTRIBUTOR : STAF
KOMPONEN SUB KOMPONEN
Ketersedian SPO a. Prosedur peninjauan dan revisi SPO : masih ditinjau kembali SPO tentang
pengawasan pasien risiko jatuh
b. Daftar obat-obatan yang meningkatkan risiko jatuh belum tersedia di ruang
rawat inap
Desain tugas Penyelesaian tugas sesuai dan tepat waktu
FAKTOR KONTRIBUTOR : TUGAS
29. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
KOMPONEN SUB KOMPONEN
Komunikasi verbal a. Komunikasi antar perawat dan dokter ditingkatkan,
dokter dapat mengingatkan perawat berkaitan dengan
efek samping obat yang diberikan kepada pasien
b. Komunikasi antar perawat jaga dengan kontrole baik
c. Komunikasi antar perawat dengan pasien baik
Komunikasi tertulis Ketidaklengkapan dokumentasi informasi mengenai risiko
jatuh
FAKTOR KONTRIBUTOR : KOMUNIKASI
30. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
AKAR
MASALAH
TINDAKAN
TINGKAT
REKOMENDASI
(Individu, Tim,
Direktorat, RS)
PENANGGUNG
JAWAB
WAKTU SUMBER DAYA
YANG
DIBUTUHKAN
BUKTI
PENYELESAIAN
PARAF
1. Prosedur
mendokumentasikan
serah terima fasilitas
sasaran keselamatan
pasien risiko jatuh saat
operan jaga
1. Prosedur serah terima
pada pasien risiko
jatuh
1. Kurangnya
pengetahuan perawat
tentang pola penyakit
maupun efek samping
obat yang dapat
menyebabkan
disorientasi pada
pasien
Lakukan serah
terima jaga
sesuai SPO
meliputi pasien
berisiko jatuh
Komunikasi
efektif saat serah
terima
Rencana diklat
Dikaji lagi tentang
SPO serah terima
jaga
Dibuat SPO serah
terima jaga asesmen
ulang pasien berisiko
jatuh
Diklat tentang efek
samping obat yang
menyebabkan
disorientasi dan
dapat meningkatkan
risiko jatuh
Bidang
keperawatan
Bidang
keperawatan
Instaldik dan
Panitia farmasi
terapi
Maksimal
1 bulan
Maksimal
1 bulan
1 bulan
Sosialisasi ulang
Sosialisasi ulang
SPO Asesmen
Ulang Pasien
Berisiko Jatuh
Sosialisasi daftar
obat
SPO Serah Terima
Jaga
SPO Asesmen
Ulang Pasien
Berisiko Jatuh
Bukti dibuat
FORM REKOMENDASI & RENCANA TINDAKAN
31. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
Kronologis Pasien Tn. E Jatuh Dari Tempat Tidur
RM 085697
Tanggal : 13 Oktober 2017
Jam 02.00 Anak laki-laki pasien lapor ke ruang perawat jaga bahwa ayahnya a.n Tn. E jatuh dari
tempat tidur
Setelah mendapat laporan perawat langsung menuju ruang Tn. E. Situasi yang didapat saat itu posisi
pasien sudah berada di bawah tempat tidur terlentang akan tetapi di lantai terdapat alas karpet.
Saat itu pasien merasa mendengar suara azan subuh dan bermaksud membangunkan anak dan istrinya
untuk melaksanakan sholat subuh. Sehubungan saat itu pasien mengalami kelemahan extremitas kanan
dan berusaha untuk bangun akhirnya pasien terjatuh.
SPO → Pengkajian Evaluasi Risiko Jatuh
Stiker sudah terpasang
Penghalang / bed rell terpasang
Usulan - Nurse station dapat memonitor pasien
Lapor dokter jaga → terapi dapat
Edukasi → oleh perawat Br. Egi
Catatan → Askep Pasien Jatuh
32. DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
LAPORAN
CLINICAL PATHWAY
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
TAHUN 2017
33. Nama Pasien BB
Kg
Jenis Kelamin TB
Cm
Tanggal Lahir Tgl.Masuk
Jam
Diagnosa Masuk RS Tgl.Keluar
Jam
Penyakit Utama Kode ICD: Lama rawat
hari
Penyakit Penyerta Kode ICD: Rencana Rawat
Komplikasi Kode ICD: R.Rawat/Klas
/
Tindakan Kode ICD: Rujukan
Ya/Tidak
Dietary Counseling and Surveillance Kode ICD: Z71.3
CLINICAL PATHWAY APENDISITIS ACUTA
Rumah Sakit Kelas C
No. RM:
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
34. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN
HARI PENYAKIT
KETERANGAN1 2 3 4 5 6 7
HARI RAWAT
1 2 3 4 5 6 7
1. ASESMEN AWAL
a. ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter IGD Pasien masuk via IGD
Dokter Spesialis Pasien masuk via RJ
b. ASESMEN AWAL
KEPERAWATAN
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat
kesadaran, tanda-tanda vital,
riwayat alergi, skrining gizi,
nyeri, status fungsional: bartel
index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi
dan budaya.
Dilanjutkan dengan
asesmen bio, psiko-
sosial- spiritual dan
budaya
2. LABORATORIUM
HB, HT, WBC, TROMBOCYT,
CT, BT, PTA , APTT
Varian
3. RADIOLOGI/
IMAGING
THORAX AP
> 40 Tahun
USG
4. KONSULTASI
Penyakit Dalam
Paru/ Cardiologi
Anesthesi
5. ASESMEN LANJUTAN
a. ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP Visite harian/Follow up
Dokter non DPJP/dr. Ruangan
Atas
indikasi/Emergency
b. ASESMEN
KEPERAWATAN
Perawat Penanggung Jawab
Dilakukan dalam 3
Shift
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
35. c. ASESMEN GIZI Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
Lihat risiko malnutrisi melalui
skrining gizi dan mengkaji
data antropometri, biokimia,
fisik/ klinis, riwayat makan
termasuk alergi makanan
serta riwayat
personal.asesmen dilakukan
dalam waktu 48 jam.
d. ASESMEN FARMASI
Telaah Resep Dilanjutkan dengan intervensi
farmasi yang sesuai hasil
Telaah dan Rekonsiliasi obatRekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS Apendicitis acute
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Kode (00132): Nyeri Akut
Masalah keperawatan yang
dijumpai setiap hari. Dibuat
oleh perawat penanggung
jawab.
a. Kode (00007): Hipertermia
a. Kode (00134): Mual
a. Kode (00094): Risiko Intoleran
Aktifitas
c. DIAGNOSIS GIZI
Prediksi suboptimal asupan energi
berkaitan rencana tindakan bedah/
operasi ditandai dengan asupan energi
lebih rendah dari kebutuhan (NI - 1.4)
Sesuai dengan data
asesmen, kemungkinan saja
ada diagnosis lain atau
diagnosis berubah selama
perawatan.
7. DISCHARGE PLANNING
Informasi tentang aktivitas yang dapat
dilakukan sesuai dengan tingkat kondisi
pasien
Program pendidikan pasien
dan keluarga
Terapi yang diberikan meliputi kegunaan
obat, dosis dan efek samping
Diet yang dapat dikonsumsi selama
pemulihan kondisi yaitu diet lunak yang
tidak merangsang dan tinggi energi
protein
Anjurkan untuk istirahat
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
36. 8. EDUKASI TERINTEGRASI
a. EDUKASI/ INFORMASI
MEDIS
Penjelasan Diagnosis Oleh semua pemberi
asuhan berdasarkan
kebutuhan dan juga
berdasarkan Discharge
Planning.
Rencana terapi
Informed Consent
b. EDUKASI & KONSELING GIZI
Diet pra dan pasca bedah.
Makan cair, saring lunak/makan
biasa TETP setelah operasi
bertahap
Edukasi gizi bersamaan
dengan kunjungan awal
c. EDUKASI
KEPERAWATAN
a. Kemampuan melakukan
ADL secara mandiri
Pengisian formulir
informasi dan edukasi
terintegrasi oleh pasien
dan atau keluarga
a. Manajemen nyeri
a. Tanda-tanda infeksi
a. Diet selama perawatan
a. Teknik meredakan mual
d. EDUKASI FARMASI
Informasi Obat Meningkatkan
kepatuhan pasien
meminum/
menggunakan obat
Konseling Obat
PENGISIAN FORMULIR
INFORMASI DAN EDUKASI
TERINTEGRASI
Lembar Edukasi Terintegrasi DTT Keluarga/Pasien
9. TERAPI MEDIKA MENTOSA
a. INJEKSI
Parasetamol 10-15 mg/KgBB/
intravena
Ceftriaxone 1 gr Profilaksis
b. CAIRAN INFUS
RL
Varian
c. OBAT ORAL
Parasetamol 10-15 mg/Kg
BB/kali /oral
Varian
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
37. 10. TATALAKSANA/INTERVENSI (TLI)
a. TLI MEDIS Apendictomi laparoskopik/open
Tergantung fasilitas &
indikasi
b. TLI KEPERAWATAN
a. Kode NIC (1400): Manajemen
Nyeri
Mengacu pada NIC
a. Kode NIC (6040): Terapi
Relaksasi
a. Kode NIC (3740): Pengobatan
Demam
a. Kode NIC (4120): Manajemen
Cairan
a. Kode NIC (6540): Kontrol Infeksi
a. Kode NIC (2380): Manajemen
Pengobatan
a. Kode NIC (6680): Monitoring
tanda-tanda vital
a. Kode NIC (1450): Manajemen
Mual
a. Kode NIC (0180): Manajemen
energi
a. Kode NIC (1800): Self Care
Assistance
a. Kode NIC (4190): Pemasangan
Infus
a. Kode NIC (2314): Medikasi IV
a. Kode NIC (309): Persiapan
Operasi : edukasi, persiapan fisik :
mandi, penyiapan organ, enema,
ganti pakaian, pelepasan
perhiasan, persetujuan tindakan.
a. Kode NIC (3360): Perawatan Luka
c. TLI GIZI
Bertahap Diet cair, saring, lunak/makan
biasa Tinggi Energi dan Tinggi Protein
(TETP) selama pemulihan
Bentuk makanan, kebutuhan
zat gizi disesuaikan dengan
usia dan kondisi klinis
d. TLI FARMASI Rekomendasi kepada DPJP
Sesuai dengan hasil
monitoring
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
38. 11. MONITORING & EVALUASI (Monitor Perkembangan Pasien)
a. DOKTER DPJP
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
Rencana Asuhan
b. KEPERAWATAN
a. Monitoring penurunan skala nyeri
pasien
Mengacu pada NOC
b. Monitoring implementasi mandiri
teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri
c. Monitoring tanda-tanda vital pasien
d. Monitoring status hidrasi pasien
meliputi balance cairan, terapi intravena
dan tanda-tanda dehidrasi
d. Monitoring tindakan pencegahan
infeksi yang harus dilakukan oleh pasien
dan keluarga selama perawatan
e. Monitoring pemberian obat antipiretik
f. Monitoring frekuensi mual pasien
g. Monitoring implementasi pasien
dalam mengurangi mual
h. Monitoring kondisi kelemahan,
ketidaknyamanan yang dialami oleh
pasien
i. Membantu pasien dalam melakukan
ADL
j. Monitoring pelaksanaan ADL yang
dilakukan pasien dengan bantuan
keluarga atau mandiri
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
39. c. GIZI
Monitoring asupan makan
Sesuai dengan masalah gizi
dan tanda gejala yang akan
dilihat kemajuannya.
Mengacu pada IDNT
(International Dietetics &
Nutrition Terminology)
Monitoring Antropometri
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
d. FARMASI
Monitoring Interaksi Obat
Menyusun Software
interaksi.
Dilanjutkan dengan
intervensi farmasi yang
sesuai hasil monitoring
Monitoring Efek Samping Obat
Pemantauan Terapi Obat
12. MOBILISASI/ REHABILITASI
a. MEDIS
Tahapan mobilisasi sesuai
kondisi pasienb. KEPERAWATAN Dibantu Sebagian/mandiri
c. FISIOTERAPI
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
40. 13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS
Demam Hilang
Nyeri abdomen hilang/berkurang
b. KEPERAWATAN
a. Kode NOC (1605): Kontrol Nyeri
Mengacu pada NOC
Dilakukan dalam 3 shift
b. Kode NOC (2101): Effect Distructive
Nyeri
c. Kode NOC (2102): Level Nyeri
d. Kode NOC (0800): Thermoregulation
e. Kode NOC (0602): Hydration
f. Kode NOC (0703): Saverity Infeksi
g. Kode NOC (2301): Respon
Pengobatan
h. Kode NOC (0802): Tanda-tanda vital
i. Kode NOC (1618): Kontrol Mual dan
Muntah
j. Kode NOC (2106): Effect Distructive
Mual dan Muntah
k. Kode NOC (0002): Konservasi Energi
l. Kode NOC (0300): ADL
c. GIZI Asupan makanan > 80% Status Gizi optimal
d. FARMASI
Terapi obat sesuai indikasi Meningkatkan kualitas hidup
pasienObat rasional
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
41. 14. KRITERIA PULANG
Tanda Vital Normal Status pasien/tanda vital
sesuai dengan PPK
Sesuai NOC
Varian
15. RENCANA PULANG/
EDUKASI PELAYANAN
LANJUTAN
Resume Medis dan Keperawatan
Pasien membawa
Resume Perawatan/
Surat Rujukan / Surat
Kontrol/Homecare saat
pulang.
Penjelasan diberikan sesuai
dengan keadaan umum pasien
Surat pengantar control
VARIAN
____________, _____________, ______
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verivikasi
(____________________) (__________________) (______________)
Yang harus dilakukan
Bisa atau tidak
√ Bila sudah dilakukan
Keterangan :
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RS TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR