Program Pemberantasan Penyakit Malaria membahas upaya pencegahan dan pengendalian malaria di Indonesia, meliputi penggunaan kelambu berinsektisida, pengendalian vektor, diagnosis melalui pemeriksaan darah, dan pengobatan dengan kombinasi obat. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah program, tujuan eliminasi sampai 2030, dan kondisi saat ini dimana sebagian besar penduduk Indonesia telah hidup bebas dari malaria.
2. Kelompok 1
Ismayani 141000311
Yeni Sri Damayanti Purba 141000335
Oktrisia Zuanda 141000390
Sinur Lasma Ria Silaban 141000434
Septika Anggi 141000642
Safitri Ulina M.Sembiring 141000676
3. Pengertian
• Infeksi yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium
• Penyakit ini secara alami ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles betina.
4. Identifikasi
Ada 4 parasit malaria yang dapat menginfeksi
manusia yaitu:
• Plasmodium falciparum,
• P. vivax,
• P. ovale, dan
• P. malariae
5. Reservoir
• Hanya manusia menjadi reservoir terpenting
untuk malaria.
• Primata secara alamiah terinfeksi berbagai
jenis malaria termasuk P. knowlesi, P.
brazilianum, P. inui, P. schwetzi dan P. simium
yang dapat menginfeksi manusia di
laboratorium percobaan, akan tetapi jarang
terjadi penularan/transmisi secara alamiah.
6. Siklus Hidup Plasmodium
1. Siklus pada manusia
• Pada waktu nyamuk anopheles infektif menghisap
darah manusia,
• sporozoit yang berada di kelenjar liur nyamuk akan
masuk ke dalam peredaran darah selama lebih kurang
30 menit.
• Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati
dan menjadi trofozoit hati. Kemudian berkembang
menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000-30.000
merozoit hati ( tergantung spesiesnya).
• Siklus ini disebut siklus ekso-eritrositer yang
berlangsung selama lebih kurang 2 minggu.
7. 2. Siklus pada nyamuk anopheles betina
• Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap
darah yang mengandung gametosit, di dalam
tubuh nyamuk, gamet jantan dan betina
melakukan pembuahan menjadi zigot.
• Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian
menembus dinding lambung nyamuk.
• Pada dinding luar lambung nyamuk ookinet
akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi
sporozoit.
• Sporozoit ini bersifat infektif dan siap
ditularkan ke manusia.
8. Cara Penularan
• Melalui gigitan nyamuk Anopheles
betina yang infektif.
• Menggigit pada senja hari dan
menjelang malam hari.
9. Masa Inkubasi
• P. Falciparum: 7-14 hari
• P. Vivax dan P. Ovale: 8-14 hari
• P. Malariae: 7-30 hari
10. Masa Penularan
• Nyamuk dapat terinfeksi apabila dalam darah penderita yang diisap oleh nyamuk masih
ada gametosit.
• Pada penderita malaria dengan Plasmodium malariae yang tidak diobati atau tidak
diobati dengan benar dapat menjadi sumber penularan selama 3 tahun.
• Sedangkan untuk vivax berlangsung selama 1-2 tahun dan untuk malaria falciparum
umumnya tidak lebih dari satu tahun.
• Nyamuk tetap infektif seumur hidup mereka.
• Penularan melalui transfuse darah tetap dapat terjadi semasih ditemukan ada bentuk
aseksual dalam darah.
• Untuk P. malariae dapat berlangsung sampai 40 tahun lebih.
• Darah yang disimpan didalam lemari pendingin tetap infektif paling sedikit selama
sebulan.
11. Gejala Malaria
• Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan
berkeringat
• Nafsu makan menurun
• Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah
• Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi
dengan plasmodium Falciparum
• Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai
pembesaran limpa.
• Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan
penurunan
• Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya
tetapi yang menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena
kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke
atau berasal dari daerah malaria
12. Malaria menunjukkan gejala-gejala yang khas,
yaitu:
• Demam berulang yang terdiri dari tiga
stadium:
1. stadium kedinginan
2. stadium demam,
3. stadium berkeringat
• Splenomegali (pembengkakan limpa)
• Anemi yang disertai malaise
13. Distribusi Penyakit
• Tidak dijumpai lagi daerah endemis malaria
di negara-negara yang mempunyai iklim
dingin dan subtropis, akan tetapi malaria
masih menjadi penyebab utama masalah
kesehatan masyarakat di beberapa negara
tropis dan subtropis.
• transmisi malaria yang tinggi dijumpai di
daerah pinggiran hutan di Amerika selatan
(Brasil), Asia Tenggara (Thailand dan
Indonesia) dan di seluruh Sub-Sahara Afrika.
14. • Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di
Indonesia adalah P. falciparum dan P. Vivax.
• sedangkan P. malariae dapat ditemukan di
beberapa provinsi antara lain : Lampung,
Nusa Tenggara Timur dan Papua.
• P. ovale pernah ditemukan di Nusa Tenggara
Timur dan Papua.
17. Sejarah Program Pemberantasan
Penyakit Malaria
• Periode 2000 – sekarang
Sejak dilaporkan adanya resistensi Plasmodium
falciparum terhadap Klorokuin maka tahun 2004
kebijakan pemerintah menggunakan obat pilihan
pengganti Klorokuin dan SP yaitu dengan kombinasi
Artemisinin (Artemisinin-based Combination
Therapy/ACT).
Pada tahun 2000 dilahirkan Penggalakkan
pemberantasan malaria melalui gerakan masyarakat
yang dikenal dengan Gerakan Berantas Kembali
Malaria atau ”Gebrak Malaria”.
18. Tujuan Pengendalian Malaria
Tujuan umum :
Terwujudnya masyarakat yang hidup sehat yang terbebas
dari penularan malaria (Eliminasi Malaria) sampai tahun
2030, dengan menurunnya kasus Malaria (API) dari 2
menjadi 1 per 1.000 penduduk
Tujuan Khusus:
• Semua kabupaten/kota mampu melaksanakan pemeriksaan
sediaan darah malaria dan memberikan pengobatan tepat
dan terjangkau dengan ACT;
• Pada tahun 2020 seluruh wilayah Indonesia sudah
melaksanakan intensifikasi dan integrasi dalam
pengendalian malaria;
• Menurunnya 50 % jumlah daerah endemis malaria
19. Kebijakan Eliminasi
• Eliminasi Malaria dilakukan secara menyeluruh dan
terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
bersama mitra kerja pembangunan termasuk LSM,
dunia usaha, lembaga donor, organisasi profesi,
organisasi kemasyarakatan dan masyarakat.
• Eliminasi Malaria dilakukan secara bertahap dari
kabupaten/kota, provinsi, dan dari satu pulau atau ke
beberapa pulau sampai ke seluruh wilayah Indonesia
menurut tahapan yang didasarkan pada situasi
malaria dan kondisi sumber daya yang tersedia.
21. Sasaran Eliminasi
Tahap Tahun Sasaran Eliminasi
I 2010 Kepulauan Seribu (Provinsi DKI Jakarta), Pulau
Bali dan Pulau Batam
II
II 2015 Pulau Jawa, Provinsi NAD, dan Kepulauan Riau
III 2020 Pulau Sumatera (kecuali NAD dan Provinsi
Kepulauan Riau), Provinsi NTB, Pulau Kalimantan
dan Pulau Sulawesi
IV 2030 Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi
NTT, Provini Maluku dan Provinsi Maluku Utara
23. Pencegahan Penyakit Malaria
Pencegahan terjadinya sarang nyamuk malaria
melalui:
• pembersihan lumut di tempat-tempat/bagian
rumah yang lembab,
• pencegahan terbentuknya genangan air,
• memelihara ikan pemakan jentik di genangan
air,
• pencegahan terbentuknya sarang nyamuk.
24. 2. Pengendalian Vektor
upaya pengendalian vektor yang dilakukan misalnya:
• terhadap jentik dilakukan larviciding (tindakan
pengendalian larva Anopheles sp secara kimiawi,
menggunakan insektisida), biological control
(menggunakan ikan pemakan jentik), manajemen
lingkungan, dan lain-lain.
• terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan
dinding rumah dengan insektisida (IRS/ indoors residual
spraying) atau menggunakan kelambu berinsektisida.
25. 3. Diagnosis
• Pemeriksaan Sediaan Darah (SD) Untuk
diagnosis malaria salah satu yang perlu dilihat
adalah pemeriksaan sediaan darah.
26. 4. Pengobatan (Cakupan Pengobatan ACT)
• Dulu malaria diobati dengan klorokuin, setelah ada
laporan resistensi, saat ini telah dikembangkan
pengobatan baru dengan tidak menggunakan obat
tunggal saja tetapi dengan kombinasi yaitu dengan
ACT (Artemisinin-based Combination Therapy).
27. Pos Malaria Desa
• Pos Malaria Desa adalah wadah pemberdayaan masyarakat dalam
pengendalian malaria yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.
• Tujuan :
• - Meningkatkan jangkauan penemuan kasus malaria melalui peran
aktif masyarakat dan dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat
• - Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan malaria
Posmaldes diperlukan karena:
• - Sekitar 45% dari desa endemis malaria merupakan daerah
terpencil (transportasi dan komunikasi sulit, akses pelayanan
kesehatan rendah, sosial ekonomi masyarakat rendah, cakupan
penemuan kasus malaria oleh Puskesmas rendah, pengobatan tidak
sempurna karena banyak obat malaria dijual bebas).
• Posmaldes merupakan embrio berbagai bentuk UKBM lainnya
29. Kandisi Malaria Di Indonesia
Indonesia mengalami kemajuan dalam pemberantasan
malaria, terlihat bahwa dari total 258,9 juta penduduk
indonesia pada tahun 2016 sejumlah 178,7 juta
penduduk (69%) telah hidup di daerah bebas penularan
penyakit malaria, namun masih terdapat 16,5 juta
penduduk tinggal di daerah berisiko tinggi dan sedang.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi
peningkatan persentasi, seiring dengan jumlah daerah
kabupaten/kota yang telah mencapai eliminasi pada
tahun 2016 sebanyak 257 kabupaten/kota.