1. Daerah penelitian memiliki dua satuan geomorfologi yaitu pegunungan karst dan pegunungan denudasional.
2. Terdapat tiga satuan batuan berdasarkan litostratigrafi yaitu batupasir, batugamping, dan tufa.
3. Struktur geologi yang terbentuk adalah kekar dan sesar geser.
1. OLEH :ADHITYA ASKAR
AMARAL
NIM : D611 11 901
GEOLOGI DAERAH BATUKEDE
KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Gowa, 11 Oktober 2016
Pembimbing Pemetaan : Dr. Sultan, S.T., M.T
2. PENDAHULUAN
Maksud dari pemetaan geologi untuk
melakukan pemetaan geologi permukaan
dengan menggunakan peta dasar (topografi)
skala 1: 25.000
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kondisi geologi pada daerah penelitian yang
meliputi aspek geomorfologi, stratigrafi, struktur
geologi, sejarah geologi dan potensi bahan galian
pada daerah penelitian.
3. PETA LOKASI PENELITIAN
Secara administratif daerah penelitian
termasuk dalam wilayah Batukede
Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang
Provinsi Sulawesi Selatan
Secara geografis terletak pada koordinat
11945' 00" - 11949' 00" Bujur Timur dan
0316' 00" - 0320' 00" Lintang Selatan.
4. GEOMORFOLOGI
Thornbury,1969 mengklasifikasikan bentangalam menjadi satuan-
satuan geomorfologi berdasarkan beberapa faktor melalui dua
pendekatan, yaitu :
1. pendekatan bentuk topografi di lapangan,
2. pendekatan genetik atau proses geomorfologi yang
mengontrol daerah penelitian.
5. GEOMORFOLOGI DAERAH PENELITIAN
Berdasarkan 2 pendekatan tersebut, maka satuan morfologi
pada daerah penelitian dapat dibagi menjadi 2 satuan
morfologi, yaitu :
1. Satuan Pegunungan Karst (32.5 km2)( 62.5%)
2. Satuan Pegunungan Denudasional (19.5 km2)(37.5%)
6. SATUAN PEGUNUNGAN KARST
Satuan ini menempati 32.5 km2 ( 62.5%) dari luas keseluruhan daerah
penelitian, bentuk pegunungan dan beda tinggi antara 500-700 m. Daerah
penyebaran daerah penelitian dari utara timurlaut hingga selatanbarat
daya, yang mencakup daerah Lumbaja hingga Buttu Pedamaran.
8. SATUAN PEGUNUNGAN DENUDASIONAL
Satuan ini menempati 19.5 km2 (37.5%) dari luas keseluruhan daerah
penelitian. Dengan daerah penyebaran daerah penelitian dari utara
hingga barat daya, yang mencakup daerah Tombang hingga Pakewa.
12. STADIA SUNGAI
Stadia Muda Menjelang Dewasa
1. Memiliki profil lembah sungai berbentuk “V”
2. Proses erosi yang bekerja pada sungai yaitu erosi
lateral dan vertikal
3. Dijumpai adanya dataran banjir
4. Pola saluran sungai yang berkelok kelok
13. STADIA DAERAH
1. Profil lembah berbentuk “U” dan “V”
2. Dijumpai pula adanya bidang-bidang erosi berupa rill
erossion dan gully erossion
3. Gerakan tanah berupa debris slide
Stadia Muda Menjelang Dewasa
14. STRATIGRAFI
Secara umum litologi penyusun daerah penelitian
merupakan batuan piroklastik dan batuan beku.
Berdasarkan litostratografi tidak resmi, maka pada daerah
penelitian dijumpai tiga satuan batuan yang diurutkan dari
muda ke tua, yaitu :
1. Satuan Tufa
2. Satuan Batugamping
3. Satuan Batupasir
15. SATUAN BATUPASIR
Satuan ini menempati sekitar 7,22 km2 (14%) dari luas keseluruhan daerah
penelitian. Penyebaran satuan ini menempati daerah Lokotolemo,
Suroboko, Pamolongan, Tarian, Parendean dan sekitarnya. Ketebalan
satuan ini ±1.050 m. Umur satuan batupasir adalah Eosen - Oligosen
Bawah dengan Lingkungan Pengendapan Darat. Hubungan stratigrafi
antara satuan batupasir dengan satuan batugamping diatasnya yang lebih
muda yaitu ketidakselarasan.
16. SATUAN BATUGAMPING
Satuan ini menempati sekitar 33,6 km2 (63%) dari luas keseluruhan daerah
penelitian. Penyebaran satuan ini menempati daerah Pasadele, Bubunbia, Baroko,
Totallang, Buttu paladan, Lintik, Buttu pedamaran dan sekitarnya. Ketebalan satuan
ini ±1.250 m. Umur satuan batugamping adalah Miosen Bawah-Miosen Tengah
dengan Lingkungan Pengendapan middle neritic zone atau pada kedalaman 30-
100 m . Hubungan stratigrafi antara satuan yang lebih tua yaitu ketidakselarasan
Sedangkan yang lebih muda yaitu ketidakselarasan.
17. SATUAN TUFA
Satuan ini menempati sekitar 12,47 km2 (23%) dari luas keseluruhan daerah
penelitian. Penyebaran satuan ini menempati daerah Tombang, Kalimbua,
Bataklitek, Patonjo, pakewa dan sekitarnya. Ketebalan satuan ini ±500 m. Umur
satuan tufa adalah Miosen Tengah – Pliosen dengan Lingkungan Pengendapan
Laut Dangkal. Hubungan stratigrafi antara satuan tufa dengan satuan batugamping
di bawahnya yang lebih tua yaitu ketidakselarasan.
18. STRUKTUR GEOLOGI
Berdasarkan penciri struktur yang dijumpai di
lapangan, struktur geologi yang berkembang pada
daerah penelitian adalah :
1. Struktur Kekar
2. Struktur Sesar
19. KEKAR
Pada daerah penelitian dijumpai kekar
sistematik dan tidak sistematik pada
litologi batupasir.
Berdasarkan pengolahan data kekar
dengan menggunakan metode
Stereonet diperoleh arah tegasan
utama maksimum (σ1) N 348o W dan
tegasan minimum (σ3) berarah N 89o
E.
20. SESAR GESER BUNTUAMPANG
Kenampakan oil sheep
pada mata air
Dijumpai adanya penjajaran mata air
Kenampakan mata air
Dijumpai pelurusan topografi yang mengindikasikan zona sesar
21. SESER GESER KARUNGANGA
Dijumpai adanya pola aliran sungai berupa pola rectangular, dimana cabang-
cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai
Dijumpai adanya kekar pada stasiun 39
Dijumpai pelurusan topografi yang mengindikasikan zona sesar
23. SEJARAH GEOLOGI
Selanjutnya pada Kala Eosen dimana terendapkan material-material sedimen
klastik berukuran pasir kasar membentuk satuan batupasir dan pengendapan
ini berakhir pada Kala Oligosen Bawah. Pada Kala Oligosen Bawah,
mengalami pengangkatan dasar cekungan hingga menjadi daratan dan tidak
terjadi pengendapan hingga Kala Miosen Bawah.
Kemudian pada Kala Miosen Bawah kembali mengalami penurunan dasar
cekungan hingga menjadi laut dangkal yang kemudian mengendapkan
material-material sedimen karbonat membentuk satuan batugamping dan
pengendapan ini berakhir pada Kala Miosen Tengah
Pada Kala Miosen Tengah kembali mengalami pengangkatan dasar
cekungan hingga membentuk lingkungan pengendapan transisi, yang
mengendapkan material-material vulkanik yang berukuran ash/debu yang
kemudian membentuk satuan tufa kasar. Pengendapan ini berakhir pada
Kala Pliosen.
24. BAHAN GALIAN
Bahan galian daerah penelitian berupa batugamping
yang telah dieksploitasi dan dimanfaatkan sebagai
bahan timbunan, bahan pembangunan dan
pengganti marmer. Berdasarkan keterdapatan,
penyebaran dan akses menuju lokasi dimana dapat
dijangkau oleh alat berat, maka bahan galian ini
ekonomis untuk ditambang.
Bahan galian tanah urug yang berasal dari litologi
tufa
25. KESIMPULAN
1. Geomorfologi
Satuan Bentangalam Pegunungan Denudasional dan Pegunungan Karst
Jenis sungai yaitu sungai permanen dan tidak permanen
Tipe genetik yaitu obsekuen dan insekuen
Pola aliran sungai subdenritik
Stadia sungai adalah muda menjelang dewasa.
2. Stratigrafi
Berdasarkan litostratigrafi tidak resmi, terdapat tiga jenis satuan batuan diurut dari
yang paling tua hingga paling muda yaitu :
Satuan batupasir yang berumur Eosen – Oligosen Bawah
Satuan batugamping yang berumur Miosen Bawah – Miosen Tengah
Satuan tufa yang berumur Miosen Tengah - Pliosen
3. Struktur geologi
Struktur kekar sitematik dan kekar tidak sistematik
Struktur sesar geser Salu Karunganga, sesar geser Buntuampang yang bersifat
dekstral.
4. Potensi bahan galian
Tambang batugamping
Tanah urug.