SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
1
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Mata Kuliah : Pendidikan Agama
Kelas: Prodi : PJJ Informatika
Nama : Hendro Gunawan
NIM : 200401072103
Agama : Islam
Dosen : Muhammad Ikhwani Saputra, S.Kom.,M.Kom.
Rangkuman Materi Perkuliahan Sesi 1-7
2
PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA
BAB I
PRINSIP KAIDAH AGAMA
1.1 Definisi Agama
Secara etimologi istilah "AGAMA" berasal dari kata Sansekerta, yang berasal dari dua suku kata, yaitu a, artinya
"tidak" dan "gam" yang artinya "pergi", jadi "AGAMA" artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun
(Harun Nasution, 1979: 9). Sedangkan dalam Tadjab, dkk., (1994: 37) menyatakan bahwa "AGAMA" berasal dari
kata a, berarti "tidak" dan "gama", berarti "kacau, kocar-kacir". Jadi agama artinya "tidak kacau, tidak kocar-kacir
atau teratur".
Dick Hartoko menyebut agama itu dengan religi, yaitu ilmu yang meneliti hubungan antara manusia dengan "Yang
Kudus" dan hubungan itu direalisasikan dalam ibadat-ibadat. Kata religi berasal dari bahasa latin yaitu "rele-gere"
yang berarti mengumpulkan, membaca. Agama memang merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan
dan semua cara itu terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Di sisi lain kata religi berasal dari "religare"
yang berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia. Jadi "agama adalah
jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia dalam kehidupannya di dunia ini supaya lebih teratur dan
mendatangkan kesejahteraan serta keselamatan". Maka, Filsafat Agama. Bertolak dari definisi filsafat, adalah
sistem kebenaran tentang agama sebagai hasil berfikir secara radikal, sistematis dan universal. Dasar-dasar agama
yang dipersoalkan dipikirkan menurut logika (teratur dan berdisiplin) dan bebas. Ada dua bentuk filsafat agama
yakni filsafat agama pada umumnya dan filsafat sesuatu agama
1.2 Prinsip Kaidah Agama
Seperti yang kita ketahui,semua agama pasti memiliki prinsip kaidah agama,tetapi tidak semua agama memiliki
persamaan prinsip yang sama, ada beberapa agamayangmemiliki perbedaan prinsip yang cukup mencolok.Belakang
ini banyak sekali orang-orang yang tidak bisa mengenali agama yangdiyakininya, sehingga tidak bisa mengenali
prinsip kaidah agama yang diyakininya.Hal tesebut diharapkan tidak terjadi secara terus menerus, karena suatu
agamaitu bagaikan rumah yang dapat melindungi kita dari gangguan- gangguan yang berasaldari luar diri
kita.Begitu juga dengan prinsip kaidah agama itulah yang dapat menjadikan kita menjadi lebih baik lagi dan
melindungi kita dari gangguan- gangguanyang dapat menggoyahkan keimanan(keprcayaan) kita.Prinsip kaidah
agama tersebut berisi tentang falsafah dan ajaran-ajaran agamadan juga fungsi serta cara menjalani hidup
berdasarkan agama.Makalah ini diharapkan dapat menjadi pelajaran dan ilmu agama yang bisamemperkuat
keimanan kita terhadap agama yang diyakini.
1.3 Filsafat Beragama
Filsafat tidak hanya berguna pada umumnya, melainkan mempunyai fungsi khusus dalam lingkungan sosial-budaya
Indonesia. Ada beberapa filsafat secara khusus dibangsa ini antara lain:
a. Bangsa indonesia terletak di tengah-tengah dinamika proses modernisasi yang meliputi banyak Mahasiswa dan
hanya hanya untuk sebagian dapat dikemudikan melalui kebijakan pembangunan. Menghadapi tantangan
modernisasi dengan perubahan dengan perubahan pandangan hidup, nilai-niali, dan norma-norma. Filsafat dapat
membantu untuk mengambil sikap yang sekaligus terbuka dan kritis.
b. Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan- kebudayaan, tradisi-tradisi, dan filsafat
indonesia serta untuk mengaktualisasikannya bagi Indonesia modern yang sedang kita bangun. filsafatlah yang
paling sanggup untuk mendekati warisan rohani tidak hanya secara museal dan verbalistik, melainkan evaluatif,
kritis, dan refleksif, sehingga kekayaan rohani rohani bangsa dapat menjadi modal dalam pembentukan terus-
menerus identitas modern bangsa Indonesia.
c. Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi danmembuka kedok-kedok ideologis
pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan pelanggaran-pelanggaran terhadap martabat dan hak-hak asasi manusia
3
yang masih terjadi. Jadi filsafat membuat sanggup untuk tidak tertipu oleh slogan-slogan ideologis, untuk melihat
secara terbuka masalah-masalah masalh sosial secara percaturan kekuasaan yang sedang berlangsung.
d. Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan intelektual
bangsa pada umumnya dan pada khususnya pada lingkungan universitas-universitas dan lingkungan
akademis.
e. Salah satu fungsi terpenting filsafat adalah bahwa ia menyediakan dasar dan sarana sekaligus bagi
diadakanya dialog daantara agama-agama yang ada di Indonesia pada umumnya dan secara khusus dalam
rangka kerja sama antar-agama dalammembangun masyarakat adil-makmur berdasarkan pancasila. Jadi
filsafat adalah dasar bagus bagi dialog antar agama, karena argumentasinya mengacu pada manusia dan
rasionalitas pada umumnya, tidak terbatas pada pendekatan salah satu agama tertentu itupun tanpa
mengurangi pentingnya sikap beragama. Justru para agamawan memerlukan filsafat supaya dapat
berbicara satu sama laindan bersama-sama memecahkan masalah-masalah nasional.
1.4 Fungsi Filsafat
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa studi filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani
pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat
membantu untuk mendalami pertanyaan- pertanyaan asasi manusia tentang realitas (filsafat teoritis) dan lingkup
tanggung jawabnya (filsafat praktis). Kemampuan itu dipelajarinya dari luar jalur secara sisitematik dan secara
historis.
Pertama secara sistematis. Artinya filsafat menawarkan metode-metode mutakhir untuk menangani masalah-
masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang
tanggung jawab, dan keadilan dan sebagainya.
Jalur kedua melalui jalur sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk mendalami, menanggapi, serta belajar dari
jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filosof terkemuka terhadap pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
Kemampuan ini memberikan sekurang-kurangnya tiga kemampuan yang memang sangat dibutuhkan oleh segenap
orang yang dizaman sekarang harus atau mau memberikan pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual
dan intelektual dalam masyarakat:
a. Suatu pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari pendekatan-pendekatan
pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia paling hakiki, serta mendalami jawaban-jawaban yang
diberikan oleh pemikir-pemikirbesar umat manusia, wawasan dan pengertian kita sendiri diperluas.
b. Kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi- argumentasi, pendapat-
pendapat, tuntutan-tuntutan, dan legitimasi-legitimasi dari pelbagai ajaran agama, ideologi dan pandangan
dunia. Secara singkat, filsafat selalu juga merupakan kritik ideologi. Justru kemampuan ini sangat
diperlukan dewasa ini di mana kebudayaan merupakan pasaran ide-ide dan ideologi-ideologi relegius dan
politis yang mampu membujuk manusia untuk mempercayakan diri secara buta kepada mereka. Dalam
situasi ini sangat diperlukan kemampuan untuk tidak sekedar menolak ideologi-ideologi secara
dogmatisdan dari luar, melainkan untuk menangggapi secara kritis dan argumentatif.
c. Pendasaran metodis dan wawasan lebih mendalam serta kritis dalam menjalani studi-studi di ilmu-ilmu
khusus, termasuk teologi.
1.5 Cara Beragama
a. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragama nenek moyang,
leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pemeluk cara agama tradisional pada umumnya
kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan tidak
berminat bertukar agama.
b. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara
ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya
tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang
berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain
agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang
mudah dan tampak dalam lingkungan masyarakatnya.
c. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha
4
memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal
dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun.
d. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) di bawah wahyu.
Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan
penyebaran(dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinyadalam ilmu agama
yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum
mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.
BAB II
FILSAFAT KETUHANAN DAN PRINSIP AGAMA
2.1 Fungsi Agama
Agama adalah suatu fenomena yang selalu hadir dalam sejarah umat manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa sejak
manusia ada, fenomena agama telah hadir. Walaupun demikian, tidaklah mudah untuk mendefinisikan apa itu
agama. Mengapa? Pertama, karena pengalaman manusia tentang agama sangat bervariasi, mulai dengan yang paling
sederhana seperti dalam agama animisme/dinamisme sampai ke agama-agama politeisme dan monoteisme. Kedua,
selain begitu variatifnya pengalaman manusia tentang agama, dan begitu variatifnya disiplin ilmu yang digunakan
untuk memahami fenomena agama. Misalnya, agama bisa ditinjau dari sudut psikologi, antropologi, sosiologi,
ekonomi, bahkan teologi. Melalui bab ini, Anda diharapkan mencapai tiga tujuan pembelajaran. Adapun tujuan
pembelajaran yang diharapkan dicapai adalah: (i) bersikap rendah hati dan bergantung kepada Tuhan yang
diwujudkan antara lain dalam ibadah yang teratur; (ii) menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain dalam
kepelbagaian agama, suku dan budaya; (iii) menjelaskan pengertian agama, mengidentifikasi fungsi-fungsi agama
dalam kehidupan manusia baik yang positif maupun negatif, merumuskan pengertian agama dengan kata-kata
sendiri, dan menalar perbedaan fungsi agama yang positif dan negatif.
2.2 Fungsi Agama Bagi Kehidupan
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupanmanusia,antara lain adalah :
a. Karena agama merupakan sumber moral, karena agama merupakan petunjuk kebenaran
b. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
c. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka,maupun dikala duka
d. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
e. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan, makhlukh hidup, danserta hubungan manusia
dengan manusia.
f. Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah
g. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
h. Pedoman perasaan keyakinan
i. Pedoman dalam membentuk nilai-nilai kehidupan
j. Pengungkapan estetika (keindahan)
k. Pedoman rekreasi dan hiburan
l. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.
2.3 Prinsip Agama dalam Kehidupan
a. Prinsip keadilan menjadi prinsip pertama dalam membentuk tatanan masyarakat yang baik. Islam mengajarkan
5
bahwa kita mesti berlaku adil terhadap siapa saja dan kapan saja tanpa membeda-bedakan sesorang berdasarkan
agama, status sosial, suku dan lain sebagainya. Adil juga bermakna seimbang dalam seluruh aspek kehidupan.
b. Prinsip kedua adalah ihsan. Ihsan bermakna melakukan sesuatu yang paling baik dan memiliki makna yang lebih
tinggi daripada keadilan. Misalnya, ketika kita ditampar oleh seseorang sebanyak satu kali, maka kita diizinkan
untuk membalas tamparan tersebut sebanyak satu kali juga dan itu bermakna adil. Akan tetapi, jika kita tidak
membalas dan memberi maaf, maka itulah yang disebut sebagai ihsan.
c. Prinsip ketiga adalah berbuat baik kepada kaum kerabat. Tujuan terdekat manusia diciptakan di muka bumi adalah
untuk berbuat baik kepada manusia yang lain dan dengan itu tatanan masyarakat akan menjadi baik.
Gambar 1. Prinsip agama dalam kehidupan
2.4 Sumber Ajaran Agama
Sumber ajaran agam tentu saja mengacu pada kaidah Agama yang kita anut dan yakini secara pribadi, yang tentunya
menimbukan makna yang berbeda namun tetap pada prinsip demokrasi dan kebebasan beragama.
Gambar 2. Kebebasan beragama
BAB III
HAKIKAT MARTABAT DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA
3.1 Pengertian Hakikat Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Hakikat adalah:
a. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intlektual.
b. Yang mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya.
c. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6
Martabat manusia adalah virtue (keutamaan) norma dasar moral.
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Macam-macam tanggungjawab
1. Diri sendiri
2. Keluarga
3. Masyarakat
4. Negara
5. Allah SWT
3.2 Penerapan Tanggung Jawab dalam Kehidupan Sehari-hari
Tanggungjawab manusia sebagai hamba dan khaliffah Allah SWT
Setiap manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya. Setiap manusia harus berani
menanggung resiko dari apa yang dilakukannya. Sesuai dengan kedudukannya sebagai
makhluk indivdu, makhluk sosial dan makhluk ciptaan Allah, tanggung jawab manusia dapat dibedakan atas
tanggung jawab terhadap dirisendiri, terhadap masyarakat, dan tanggung jawab terhadap Allah.
Gambar 3. Penerapan tanggung jawab manusia dalam kehidupan sehari-hari.
3.3 Hubungan Manusia dengan Tanggung Jawab
1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT
2) Tanggung jawab manusia sebagai khaliffah Allah SWT Tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran
manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Fungsi dan peran:
1. Belajar
2. Mengajarkan ilmu
3. Membudayakan ilmu
3.4 Macam-Macam Tanggung Jawab
a. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai mana kehidupan manusia mempunyai beban dan
tanggung jawab masing-masing.
7
b. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggotakeluarga. Tiap anggota keluarga
wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengankedudukanya sebagai makhluk
sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga
dengan demikianmanusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti
anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat,
bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia
tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kan kepada
negara.
e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.
BAB IV
MAKNA KEMANUSIAAN
4.1 Mengintegrasikan Konsep Kemanusiaan dari Berbagai Kitab
Bab ini menjelaskan konsepsi bahwa kemanusiaan merupakan konsensus universal yang bertujuan untuk
mempertahankan martabat manusia. Inilah selanjutnya yang menghasilkan lahirnya konsep Hak Asasi Manusia
(HAM) yang merupakan puncak konseptualisasi pemikiran manusia tentang hakikat dirinya. Atas dasar itu maka
alur pembahasan bab ini terlebih dahulu mengklarifikasi konsep kemanusiaan yang akan menghasilkan pengertian
bahwa kemanusiaan merupakan dasar untuk semua hak dasar yang diklaim, atau martabat manusia dianggap sebagai
dasar hak asasi manusia yang aksiomatis. Kedua, kemanusiaan adalah hukum berdasarkan konsep martabat manusia
yang ditemukan di sebagian besar konstitusi yang ditulis setelah Perang Dunia II. Di sini posisi kemanusiaan adalah
sebagai asas/prinsip hukum. Ketiga, Asas kemanusiaan sebagai hukum akan dikaji muatan normative content-nya
sehingga pada analisis akhir pendekatan UU No. 12 Tahun 2011 yang secara sempit mengartikan kemanusiaan
sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) dapat dibenarkan sebagai hukum.
4.2 Konsep Kemanusiaan
Sub Bab ini akan dijelaskan kemanusiaan adalah sifat hakiki manusia yang membedakan manusia dengan makhluk
lain. Pada dasarnya yang membedakan manusia dengan mahkluk- mahkluk lain di bumi adalah martabat manusia
karena manusia memiliki kemanusiaan yang inheren. Oleh karena itu, bagian ini akan menjelaskan kemanusiaan
sebagai dasarnya atau landasannya HAM yang aksiomatis dan tidak memerlukan pembelaan teoritis. Untuk itu,
pertama-tama yang akan dijelaskan adalah apa itu manusia selanjutnya menjelaskan kemanusiaan dan martabat
manusia yang hakikatnya sama sebagai nilai manusia yang tidak terpisah atau melekat secara alamiah dalam diri
manusia yang diberikan oleh Tuhan sejak kelahirannya.
Untuk menjelaskan apa itu manusia penulis akan terlebih dahulu mengutip pengertian manusia yang dikemukakan
Aristoteles (384-347 SM) “manusia adalah animal rasionale” (hewan yang berakal budi). Menurut logika
Aristoteles, bagian pertama suatu defenisi haruslah menyebut jenisnya yang paling dekat (dalam hal ini animal),
sedangkan bagian kedua harus menyebut hal yang spesifik (di sini rasionale: berakal budi).
Berpikir adalah salah satu kekhasan manusia dibanding makhluk lainnya. Charles Robert Darwin, meletakkan
keberangkatan teorinya dari pijakan bahwa secara biologis manusia tidak berbeda dengan monyet. Namun, bagi
orang-orang yang budiman, teori Darwin tersebut dapat dipandang rentang khazanah perbedaan besarnya, dimana
8
manusia mampu untuk memikirkan asal-usulnya, sedangkan hewan tidak. Oleh karena itulah, manusia dalam
keberadaannya mampu memahami bahwa ia dapat bertindak sebagai subjek maupun objek dari pengamatanya
sendiri.
Manusia adalah salah satu ciptaan Tuhan (makhluk) yang istimewa, Sebagaimana yang tertulis dalam Alkitab:
Kejadian 1 ayat 27 yang menyebutkan: Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut
gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan- Nya mereka. Jika dilihat dari sudut pandang
penciptaan Allah maka manusia merupakan mahkluk yang istimewa yang serupa dengan gambar Allah. Manusia
memiliki keunikan dan kekhasan yang berharga dan terpuji yang berbeda dengan keunikan makhluk lainnya.
Artinya manusia memiliki martabat yang lebih tinggi dari pada makhluk lainnya, atau martabat yang membedakan
secara kualitatif dari semuanya. Martabat manusia yang lebih tinggi secara teoritis didasarkan pada diskontinuitas
manusia dengan alam.
Setelah menjelaskan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa, maka selanjutnya dalam studi ini
penulis akan membahas konsep kemanusiaan. Prof. Hembing menjelaskan; kemanusiaan adalah sistem pikiran dan
tindakan yang memberi perhatian berdasarkan nilai dan kepentingan dengan mencurahkan hidup hanya untuk
kesejahteraan umat manusia. Kemanusiaan mengambarkan kelembutan manusia, rasa belas kasih dan sikap
mengasihi terhadap sesama, lingkungan, binatang meskipun dalam keadaan menderita dan sengsara. Pengertian
kemanusiaan mencakup segala sifat, pandangan, cara berpikir dan perbuatan yang karena kodratnya, manusia harus
memilikinya, sebab rasa kemanusiaan merupakan dorongan batin untuk melahirkan suatu sikap atau perbuatan
kemanusiaan. Seseorang dapat bertindak dan berpikir manusiawi atau berdasarkan prinsip- prinsip kemanusiaan
apabila memiliki moral yang baik. Orang yang bermoral tidak baik tentu tidak mungkin memiliki sikap dan
perbuatan kemanusiaan, sebab perbuatan kemanusiaan seluruhnya bernilai baik.
Dari pendapat Hembing diatas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa kemanusiaan seluruhnya bernilai baik dalam
segala sifat, pandangan, cara berpikir dan perbuatan. Sehingga kemanusiaan ini menjadi suatu cerminan manusia
dalam mewujudkan martabatnya sebagai manusia yang dimiliki sejak lahir. Kemanusiaan dan martabat manusia
hakikatnya itu sama yaitu sebagai nilai manusia yang tidak terpisah atau melekat secara alamiah dalam diri manusia
yang diberikan oleh Tuhan sejak kelahirannya atau sebagai tempat berakarnya nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai
kemanusiaan diwujudkan dalam bentuk tindakan kemanusiaan yang bersifat universal. Nilai-nilai tersebut adalah
kesamaan semua orang sebagai manusia, hak-hak asasi, penghapusan hukuman yang brutal, larangan terhadap
penyiksaan, kebebasan berpikir dan beragama, toleransi religius, demokrasi, keadilan sosial, solidaritas nasional
maupun internasional, perlindungan terhadap mereka yang lemah, jaminan hak para minoritas, sistem peradilan
yang tidak berpihak, perlindungan hukum universal, prinsip non diskriminasi, pengakuan martabat manusia tanpa
membedakan jenis kelamin, agama, warna kulit, pola kebudayaan dan kedudukan sosial.
Frans Magnis-Seseno berpandangan bahwa nilai-nilai kemanusiaan (universal) berakar dalam martabat manusia.
“Martabat” berarti “derajat” atau “pangkat.” Jadi martabat manusia adalah derajat atau pangkat manusia sebagai
manusia. Dengan kata lain martabat manusia mengungkapkan apa yang merupakan keluhuran manusia yang
membedakan dirinya dari makhlukmakhluk lain di bumi ini. Pada dasarnya yang membedakan manusia dengan
mahkluk-mahkluk lain dibumi adalah manusia memiliki martabat yaitu tingkatan harkat kemanusiaan dan
kedudukan yang terhormat.
Ilmu pengetahuan yang bertujuan membuat manusia lebih manusiawi yaitu humanisme. Humanisme adalah paham
yang mempunyai tujuan menumbuhkan rasa perikemanusiaan dan bercita-cita untuk menciptakan pergaulan hidup
manusia yang lebih baik. Humanisme bisa diartikan sebagai paham di dalam aliran-aliran filsafat yang hendak
menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia, serta menjadikan manusia sebagai ukuran dari segenap penilaian,
kejadian, dan gejala di atas muka bumi ini.
Pernyataan di atas menggambarkan bahwa makna humanisme tidak selalu sama dari waktu ke waktu dan
mempunyai banyak perspektif, mungkin keseimbangan kehidupan yang wajar ketika para pelopor humanis
ditemukan di Yunani, mungkin hanya mempelajari humaniora atau kesopanan, mungkin kebebasan dari religiusitas
dan kepentingan hidup dalam semua sisi kehidupan Ratu Elizabeth atau Franklin Benjamin, mungkin menjadi
tanggap terhadap semua nafsu manusia Shakespeare atau Goethe, atau mungkin filosofi yang mana manusia
merupakan pusat dan sanksi.
Konsep humanisme dipandang memiliki kesamaan dengan konsep Yunani kuno tentang bentuk tubuh dan pikiran
yang harmonis. Gerakan pencerahan merupakan suatu masa dimana keyakinan- keyakinan imani tradisional coba
dipadukan dengan kesadaran baru tentang kemampuan manusia untuk berpikir, ragu-ragu, dan berbeda pendapat.
Jadi, Neo-Humanisme berpegang kepada rasionalitas dan subjek sebagai pusat segala sesuatu. Sehingga dekat
dengan paham deisme, agnotisisme, dan bahkan atheisme. Gerakan pencerahan terjadi di Jerman, Prancis, dan
Inggris, lantas berkembang cepat ke Amerika.
Implikasi dari hubungan antara kemanusiaan (martabat manusia) dengan proses transformasi HAM di dalam
konstitusi nampak dalam proses constitutionmaking Jerman dan Amerika Serikat.6 Martabat manusia memiliki
9
dimensi subjektif dan obyektif yang memberdayakan individu dengan hak-hak tertentu dan memaksakan kewajiban
afirmatif kepada negara. Secara umum diakui bahwa bangkitnya martabat manusia sebagai sebuah konsep hukum
berawal dari asal-usulnya yang paling langsung ke hukum konstitusional Jerman yang meletakkan asas HAM a
priori yaitu human dignity sebagai a right to have [human] rights sebelum konstitusi memuat daftar HAM-nya, yang
tertuang dalam Art 1. (1) of the Basic Law of the Federal Republic of Germany states yang menyatakan bahwa:
“Human dignity shall be inviolable. To respect and protect it shall be duty of all state authority.” Berdasarkan
ketentuan-ketentuan UndangUndang Dasar Jerman tahun 1949, yang menyatakan bahwa martabat manusia “tidak
dapat diganggu gugat” dan menetapkan hak untuk “pengembangan kepribadian secara bebas,” pada berbagai
kesempatan, Pengadilan Jerman menekankan bahwa citra manusia dalam hukum dasar melibatkan keseimbangan
antara individu dan masyarakat.
Chritoph Enders mengilustrasikan martabat manusia tersebut sebagai akar utama (yang paling dalam) yang menjadi
fondasi dari suatu pohon.7 Bayangan dari pohon tersebut melindungi orang-orang dari berbagai cuaca dan buah
dari pohon tersebut yang memberi kehidupan bagi orang-orang yang bernaung dibawah pohon itu.8 Sehingga
dengan demikian apabila akar pohon tersebut rusak maka orang-orang tersebut tidak dapat lagi bernaung dibawah
pohon tersebut dan tidak dapat hidup dari buah pohon itu. Jadi posisi martabat manusia di negara Jerman diposisikan
sebagai dasar atau fondasi dari negara itu sendiri. Sehingga eksistensi martabat manusia merupakan dasar sebelum
konstitusi memuat daftar HAM-nya.
Konstitusi Amerika Serikat, dalam amandemennya memiliki tehnik transformasi HAM yang berbeda dengan
Jerman. Letak perbedaannya ada pada the Amandment IX of the Constitution of the United States menentukan:“The
enumeration in the Constitution of certain rights shall not be construed to deny or disparage other retain by the
people.” Ketentuan konstitusional ini mengandung makna pengakuan terhadap keberadaan HAM selain yang telah
dienumerasikan di dalam the Bill of Rights of the Constitution of the United States sehingga ketentuan tersebut
lazim dikenal dengan konsep unenumerated rights clause.
Berdasarkan refleksi atas the Amandment IX of the Constitution of the United States tersebut, bahwa hak-hak yang
dituangkan dalam Undang-Undang Dasar itu sama sekali tidak menghilangkan, mengingkari atau meremehkan
hakhak lain yang dimiliki oleh rakyat meskipun tidak secara langsung nampak dalam the Amandment IX of the
Constitution of the United States. Dengan kata lain, adanya hak yang di luar Undang-Undang Dasar itu adalah
pendekatan hukum alam yang berdasarkan sifat kodrati manusia sebagai kemanusiaan (martabat manusia).
Sedangkan Jerman secara tegas meletakkan asas HAM a priori yaitu human dignity sebagai a right to have [human]
rights sebelum konstitusi memuat daftar HAM-nya. Sebenarnya secara hakikat kedua negara yaitu (Jerman dan
Amerika Serikat) adalah sama-sama menunjukkan bahwa kemanusiaan (martabat manusia) sebagai dasar dalam
konstitusi dari kedua negara tersebut.
4.3 Kemanusiaan Adalah Hukum
Bagian ini akan menjelaskan kemanusiaan sebagai konsep hukum yaitu sebagai asas/prinsip hukum. Sebagai
asas/prinsip hukum maka kemanusiaan adalah hukum. Oleh karena itu, bagian ini akan menjelaskan atribut sebagai
asas/prinsip hukum pada kemanusiaan yang maknanya telah dijelaskan sebelumnya di atas. Untuk itu, pertama-
tama yang akan dijelaskan adalah konsep asas hukum dan selanjutnya dikualifikasikan bahwa kemanusiaan lebih
tepat sebagai asas hukum (legal principle) ketimbang sebagai rule. Konsep asas dapat ditemukan dalam buku The
Liang Gie (Sudikno Mertokusumo, yang mengatakan bahwa asas adalah suatu dalil umum yang dinyatakan dalam
istilah umum tanpa menyarankan cara-cara khusus mengenai pelaksanaannya, yang diterapkan pada serangkaian
perbuatan untuk menjadi petunjuk yang tepat bagi perbuatan itu.
Pengertian asas hukum dapat dilihat dari beberapa definisi yang dinyatakan oleh pakar hukum diantaranya:
1. Asas hukum menurut Satjipto Rahardjo sebagaimana di kutip oleh Rachmadi Usman, menyatakan bahwa, Asas
hukum merupakan “jantung” peraturan hukum. Ia merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu
peraturan hukum. Peraturan-peraturan hukum itu pada akhirnya bisa dikembalikan kepada asas asas hukum tersebut.
Kecuali disebut landasan, asas hukum ini layak disebut sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum atau
merupakan ratio legis dari peraturan hukum. Kalau demikian dengan adanya asas hukum, hukum itu bukan sekedar
sekumpulan peraturan- peraturan, karena asas itu mengandung nilai nilai dan tuntutan-tuntutan etis, merupakan
jembatan antara peraturanperaturan hukum dengan cita-cita sosial dan pandangan etis masyarakatnya.
2. Roeslan Saleh sebagaimana dikutip oleh Rachmadi Usman, yang mengutip kata-kata Paul Scholten mengartikan
bahwa asas-asas hukum sebagai pikiran- pikiran dasar yang sebagai aturan bersifat umum menjadi fundamen dari
suatu sistem hukum.
3. Bellefroid sebagaimana dikutip oleh Sudikno Mertokusumo, menyatakan bahwa asas hukum umum adalah norma
10
dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang
lebih umum. Asas hukum umum itu merupakan pengendapan hukum positif dalam suatu masyarakat.
4. Van Eikema Hommes sebagaimana dikutip oleh Sudikno Mertokusumo, asas hukum tidak boleh dianggap
sebagai norma-norma konkret, akan tetapi perlu dipandang sebagai dasar-dasar umum atau petunjuk-petunjuk bagi
hukum yang berlaku. Pembentukan hukum praktis perlu berorientasi pada asas-asas hukum tersebut.
Dalam pembahasan sub bab ini penulis menguraikan perbedaan antara asas hukum dan aturan hukum. Sesuai
perbedaan yang dilakukan oleh Paul Scholten, sebagaimana dikutip dari Krisna Djaya Darumurti, ada 5 kategori
atau jenis asas hukum berdasarkan derajat atau tataran keumumannya. Pertama, asas- asas hukum yang paling
mendasar adalah kaidah-kaidah penilaian yang mewujudkan dasar atau basis dari setiap sistem hukum. Kedua, asas-
asas hukum yang memberikan ciri khas pada suatu sistem tertentu. Ketiga, asas-asas hukum yang terletak pada
dasar dari bidang hukum tertentu. Keempat, asas-asas hukum yang terletak pada dasar berbagai kaidah perilaku.
Kelima, pernyataan asas (beginsel uitspraken), yaitu asas-asas hukum yang memiliki sifat lebih umum ketimbang
rata-rata kaidah perilaku.
Selanjutnya perbedaan antara asas hukum dan aturan hukum tersebut terlihat dari beberapa perbedaan mendasar
yaitu:
1. Asas merupakan dasar pemikiran yang umum dan abstrak, sedangkan aturan hukum merupakan peraturan yang
real;
2. Asas adalah suatu ide atau konsep, sedangkan aturan hukum adalah penjabaran dari ide tersebut;
3. Asas hukum tidak mempunyai sanksi sedangkan norma/aturan hukum mempunyai sanksi. Tentu saja keduanya
berbeda, karena asas hukum adalah merupakan latar belakang dari adanya suatu hukum konkret, sedangkan aturan
hukum adalah hukum konkret itu sendiri. Atau bisa juga dikatakan bahwa asas adalah asal mula dari adanya suatu
norma atau aturan hukum.
Selanjutnya seperti yang telah dijanjikan diawal isu yang menjadi fokus penulis yaitu bahwa konsep kemanusiaan
adalah suatu konsep hukum yaitu asas/prinsip hukum yang umum atau abstrak. Tetapi bukan peraturan (aturan) atau
hukum positif melainkan kemanusiaan sebagai asas/prinsip hukum yang merupakan pikiran dasar yang umum
sifatnya atau merupakan latar belakang dari Hak Asasi Manusia yang terjelma dalam Konstitusi atau UUD dan
putusan hakim yang merupakan hukum dasar atau hukum positif yang ditemukan di sebagian besar konstitusi yang
ditulis setelah Perang Dunia II dengan berdasarkan DeklarasiUniversal Hak Asasi Manusia.
4.4 Asas Kemanusiaan Sebagai Hukum
Sub bab ini akan menjelaskan muatan normative content dari asas kemanusiaan. Dengan pengertian lain muatan
normative content tersebut adalah preskripsi yang diberikan oleh asas kemanusiaan. Artinya, sebagai hukum,
kemanusiaan mengandung suatu preskripsi. Preskripsi itulah yang akan dirumuskan dari kemanusiaan sebagai asas
hukum. Selanjutnya, hasil preskripsi ini akan dibandingkan dengan Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 12 Tahun 2011.
Hasil dari pembandingan ini adalah preskripsi asas kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
huruf b UU No. 12 Tahun 2011 dapat dibenarkan dan sejalan dengan pemikiran yang penulis kemukakan.
Sebagai starting point digunakan batasan pengertian yang diberikan oleh Pasal 6 Ayat (1) huruf b UU No. 12 Tahun
2011 tentang asas kemanusiaan. Yang dimaksud dengan “asas kemanusiaan” adalah bahwa setiap Materi Muatan
Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta
harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.” 20 Dalam kasus ini tentang
normative contentnya asas kemanusiaan penulis dapat bersetuju dengan penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf b.
HAM adalah hak-hak yang melekat pada semua manusia, tidak membedakan kebangsaan, tempat tinggalnya, jenis
kelaminnya, asal usul kebangsaaan dan etnisitas, warna kulit, agama atau keyakinan, bahasa, atau status-status
lainnya. UU No. 39 Tahun 1999 memberikan pengertian bahwa HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.21 Dengan demikian penghormatan terhadap HAM adalah mutlak
dan menjadi salah satu ukuran dalam pembentukan hukum.
4.5 Peranan Kitab Suci Agama Islam
Allah SWT berfirman di dalam QS Al Baqarah (2) ayat: 2
11
"Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa".
Pada ayat lainnya Allah SWT berfirman di dalam QS Al Baqarah (2) ayat: 185
"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)”.
Dari kedua ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa peranan kitab suci Al Qur'an bagi umat Islam adalah sebagai:
1. Hudan (petunjuk) bagi manusia, khususnya bagi manusia yang bertakwa.
2. Bayyinah (penjelasan-penjelasan) mengenai petunjuk tentang jalan yang lurus, yakni tentang ajaran dienul/agama
Islam.
3. Furqan (pembeda) mana jalan yang hak/benar dan mana jalan yang batil/salah.
BAB V
DASAR-DASAR DAN KONSEP KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
5.1 Dasar Filosofis
Rukun: Orang Indonesia (khususnya Orang Jawa) selalu mengedepankan kerukunan dalam kehidupannya.
Harmoni: Orang Indonesia (khususnya Orang Jawa) selalu mengedepankan keseimbangan antara mikro kosmos
dan makro kosmos
Selamet: Orang Indonesia (khususnya orang Jawa) sangat menjaga keselamatan baik dengan sesama manusia,
alam dan Tuhan.
Konsepsi Alamsyah Prawiranegara, yaitu:
o Kerukunan antar umat beragama
o Kerukunan intern umat beragama
o Kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah
5.2 Hak Beragama
➢ bahwa hak beragama adalah hak asasi manusia yg tdk dpt dikurangi dlm keadaan apapun;
➢ bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk utk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu;
➢ bahwa Pemerintah berkewajiban melindungi setiap usaha penduduk melaksanakan ajaran agama & ibadat
pemeluk-pemeluknya.
5.3 Peran Pemerintah
▪ Pemerintah mempunyai tugas utk memberikan bimbingan dan pelayanan agar setiap penduduk dlm melaksanakan
ajaran agamanya dapat berlangsung dgn rukun, lancar, dan tertib;
▪ Arah kebijakan Pemerintah dalam pembangunan nasional di bidang agama antara lain peningkatan kualitas
pelayanan dan pemahaman agama, kehidupan beragama, serta peningkatan kerukunan intern dan antar umat
beragama;
▪ Kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan bangsa dan negara.
5.4 Makna Kerukunan Beragama
1. Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling
12
pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pemeliharaan kerukunan umat beragama adalah upaya bersama umat beragama dan Pemerintah di bidang
pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan umat beragama.
5.5 Misi
• Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama.
• Meningkatkan Kualitas Kerukunan Umat Beragama.
• Meningkatkan Kualitas Raudhatul Athfal Madrasah, Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.
• Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji,.
• Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan yang Bersih dan berwibawa.
5.6 Pendahuluan
1. Indonesia adalah negara yang penduduk majemuk dari segi suku bangsa, budaya, dan agama.
2. Penduduk Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di berbagai wilayah.
3. Penduduk ini menganut agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Bagian terbesar dari penduduk menganut
agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.
4. Diperlukan kearifan dan kedewasaan di kalangan umat beragama untuk memelihara keseimbangan antara
kepentingan kelompok dan kepentingan nasional.
5. Diperlukan kebijaksanaan dan strategi untuk menciptakan dan memelihara KUB guna mewujudkan masyarakat
Indonesia yang aman, damai, sejahtera, dan bersatu.
5.7 Secara Estimologis
• Rukun (dari bahasa Arab, ruknun) berarti asas atau dasar, misalnya: rukun Islam, asas Islam atau dasar agama
Islam.
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rukun berarti: (1) baik dan damai, tidak bertentangan; (2) bersatu hati,
bersepakat. Merukunkan berarti: (1) mendamaikan; (2) menjadikan bersatu hati. Adapun Kerukunan: (1) perihal
hidup rukun; (2) rasa rukun; dll.
5.8 Tiga Unsur KUB
1) Kesediaan untuk menerima adanya perbedaan keyakinan dengan orang maupun kelompok lain,
2) Kesediaan membiarkan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang diyakininya, dan
3) Kemampuan untuk menerima perbedaan selanjutnya menikmati suasana kekhusyu’an yang dirasakan orang lain
sewaktu mereka mengamalkan ajaran agamanya.
• Secara teologis: semua agama mengajarkan damai, kasih, rahmah, menghargai wong liyan.
• Secara filosofis: manusia pada dasarnya membutuhkan manusia dalam kehidupan bersama. Jika tidak bisa
rukun/bekerjasama maka tidak dapat hidup.
• Secara praktis: keragaman adalah keniscayaan, dan maka potensi gesekan/konflik pasti ada... maka diperlukan
rukun.
5.9 Trilogi Kerukunan Umat Beragama
1. Kerukunan intern umat beragama. Misal: ada istilah ukhuwah Islamiyah, badan kerjasama antar gereja, dsb.
2. Kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama. Misal: FKUB, Forum Lintas Agama, dsb.
3. Kerukunan antara (pemuka) umat beragama dengan Pemerintah. Misal: Pemerintah dan umat beragama
bekerjasama memelihara kerukunan, Pemerintah memfasilitasi umat beragama, dsb.
Tri kerukunan umat beragama bertujuan agar masyarakat Indonesia bisa hidup dalam kebersamaan, sekali pun
banyak perbedaan. Konsep ini dirumuskan dengan teliti dan bijak agar tidak terjadi pengekangan atau pengurangan
hak-hak manusia dalam menjalankan kewajiban dari ajaran-ajaran agama yang diyakininya.
13
5.10 Problem KUB
• Kerukunan bukan upaya memperlemah iman!
• “Ukhuwah terjalin, akidah terjamin”
• Kerukunan adalah jembatan hubungan sosial antar umat beragama.
• Kerukunan beda dengan perukunan! Inisiatif dari masyarakat lebih dominan dibanding dorongan pemerintah.
• Kerukunan merupakan upaya-bersama umat beragama dan pemerintah.
5.11 Hambatan Kerukunan Hidup Umat Beragama
• Ekspresi keagamaan yang keliru misal fanatisme memonopoli dan memutlakkan kebenaran sendiri, diikuti
semangat misionarisme yang militan, merendahkan pihak lain bahkan memandangnya sebagai musuh.
5.12 Upaya-Upaya Mendorong Kerukunan Antar Umat Beragama
1. Memperkuat landasan/dasar-dasar (aturan/etika bersama) tentang kerukunan internal dan antar umat beragama.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan seluruh
umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi yang ideal untuk menciptakan kebersamaan dan sikap
toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif.
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat
manusia
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan yang mengarahkan kepada
nilai-nilai Ketuhanan
6. Mengembangkan wawasan multikultural bagi segenap unsur dan lapisan masyarakat
7. Menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan
bermasyarakat.
5.13 Islam Rahmatan Lilalamin
✓Islam merupakan agama yang dibawa Rasul Muhammad SAW. Yang kedatangannya sebagai penyempurna
risalah (syari’at) nabi-nabi terdahulu. Islam datang dengan membawa misi kedamaian bagi seluruh alam, bukan
hanya ekslusif bagi kelompok islam.
✓Hal tersebut dijelaskan Allah dalam al-Qur’an surat Al-Anbiya’ : 107 yang berbunyi :
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
5.15 Konsep Ukhuwah Dalam Islam
14
Gambar 4. Konsep ukhuwah dalam Islam
✓ Yakni konsep persaudaraan yang mengikat hubungan antara muslim satu dengan muslim lainnya.
✓ Dalam pandangan islam, sesama muslim merupakan saudara. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam al-Qur’an
Surat Al-Hujurat Ayat 10 yang menyatakan :
”Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
5.16 Ukhuwah Insaniyah
▪ Yakni hubungan persaudaraan yang didasari atas pemikiran bahwa pada hakekatnya kita semua adalah makhluk
Allah SWT. Oleh karena itu, segala macam bentuk pemaksaan ideologi dan penindasan adalah tidak bisa
dibenarkan oleh ajaran Islam. Atas dasar itu, maka sikap yang harus dikembangkan sejatinya adalah saling
tasamuh, menghargai dan menghormati, bukan saling memusuhi.
▪ Hal ini, sebagaimana Allah SWT menerangkan dalam Surat Yunus ayat 99 yang artinya :
”Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka
apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?”
BAB VI
KONSEP DASAR SUMBER-SUMBER HUKUM AGAMA
6.1 Apa Itu Hukum dan Apa itu sumber Hukum?
6.2 Hukum
15
Hukum menurut John Austin adalah peraturan yang diadakan untuk memberikan bimbingan kepada makhluk yang
berakal oleh makhluk yang berakal yang berkuasa atasnya. Sedangkan menurut Utrecht hukum adalah himpunan
petunjuk hidup (baik perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya
ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah dari
masyarakat itu.
6.3 Sumber Hukum
Dalam buku Pengantar Ilmu Hukum oleh Tami Rusli, secara umum sumber hukum adalah segala sesuatu yang telah
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, artinya jika dilanggar akan
mengakibatkan sanksi tegas dan nyata. Sementara menurut Rahman Syamsuddin dalam buku Pengantar Hukum
Indonesia, sumber hukum dapat diartikan sebagai bahan-bahan yang digunakan sebagai dasar oleh pengadilan
dalam memutus perkara
6.4 Sumber-Sumber Hukum Agama
Hukum adalah sesuatu yang berisi tentang aturan-aturan baik perintah atau larangan dan memiliki kekuatan
sehingga apabila dilanggar akan mengakibatkan sebuah sanksi yang tegas dan nyata. Begitu juga dalam kehidupan.
Sebagai manusia, hukum tidak akan pernah luput dari kita. Selain itu,hukum sangat erat kaitannya dengan sumber
hukum. Sumber hukum adalah suatu acuan untuk kita menaati hukum itu sendiri. Contohnya sebagai seseorang
yang beragama untuk menaati hukum itu sendiri,kita perlu mengacu kepada sumber-sumber hukum suatu Agama
tersebut.
Didalam sebuah Agama sumber hukum adalah suatu hal yang sangat penting. Setiap Agama pasti memiliki sumber
hukum. Sumber hukum Agama itu sendiri tujuannya untuk membimbing atau menjadi acuan setiap manusia dalam
menjalankan apa yang diperintahkan Tuhan melalui Agama yang dianut oleh setiap masing-masing umat manusia.
Untuk itu berikut adalah penjelasan tentang sumber-sumber Hukum setiap agama.
6.5 Sumber Hukum Agama Islam
Agama Islam memiliki 3 sumber hukum yaitu: Al-Qur’an, Hadist, dan Ijtihad
6.6 Alqur’an
Al Qur’an berisi wahyu-wahyu dari Allah SWT yang diturunkan secara berangsur-angsur (mutawattir) kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al Qur’an diawali dengan surat Al Fatihah, diakhiri dengan surat An
Nas. Membaca Al Qur’an merupakan ibadah. Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap
muslim berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi
manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu menngikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Al
Qur’an memuat berbagai pedoman dasar bagi kehidupan umat manusia.
6.7 Hadist
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan
(taqrir).Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk
menaati hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya.
Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad SAW mengandung nilai-
nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula
sikap dan perbutannya. Hal tersebut dikarenakan Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat
mulia. Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua.
6.8 Ijtihad
16
Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya,
baik dalam Al Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman
kepada cara-cara menetapkan hukum-hukumyang telah ditentukan.Hasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum
yang ketiga.
6.9 Sumber Hukum Agama Kristen Katolik
Sebagaimana agama lain, agama Kristen mengakui bahwa merekapun memiliki kitab suci yang mereka yakini
sebagi sumber dan pandangan hidup. Kitab suci agama Kristen adalah Kitab Injil atau Bibel dan juga bisa
dinamakan Alkitab yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru. Perjanjian Lama, menurut gereja katolik,
jumlah kitab suci yang terhimpun adalah 49 buah, selisih lebih banyak dari yang diakui protestan, kesepuluh kitab
yang tidak diakui disebut “Deuterokanomika” yaitu kitab-kitab dongeng atau jiplakan yang tidak termasuk kanon
Yahudi. Perjanjian Baru, istilah ini mempunyai arti, “Tata cara keselamatan yang diadakan Allah dalam diri Yesus”.
Isi perjanjian baru mencakup 27 kitab, yang terdiri dari 4 injil, yaitu Markus (60 M), Matius (70 M), Lukas (75 M),
dan Yahya (100 M). Dalam Agama Katolik, sumber keimanan dibagi menjadi sebagai berikut yaitu :
1. Kitab Suci
2. Magisterium (kuasa mengajar)
3. Gereja dan Tradisi Suci
6.10 Sumber Hukum Agama Kristen Protestan
Sumber hukum Agama Kristen Protestan yaitu Kitab Suci. Kitab suci protestan disini sama dengan kitab suci
Kristen katolik yakni al-kitab dengan penyebutan nama Injil yang diambil dari perjanjian baru. Namun perbedaan
nya dalam kitab suci protestan dalam perjanjian lama ada 39 bab sedangkan katolik 45 bab, di dalam perjanjian
baru dalam protestan dan katolik ada 27 bab. Injil adalah nama kitab yang ada di dalam perjanjian baru. Isi dari
perjanjian lama dan baru tidak ada perbedaannya. Maka kalau kita perhatikan juga bacaan Alkitab di dalam misa
kudus Minggu umumnya, bacaan pertama dan Mazmur di ambil dari Perjanjian Lama, bacaan kedua dari surat-
surat para Rasul Perjanjian Baru, dan bacaan Injil dari salah satu dari keempat Injil Perjanjian Baru. Sedangkan
pada misa harian, bacaan pertama diambil dari Perjanjian Lama atau surat-surat para rasul dari Perjanjian Baru,
Mazmur dari Perjanjian Lama, dan Injil dari Perjanjian Baru.
6.11 Sumber Hukum Agama Hindu
Secara umum, Sumber Hukum Agama Hindu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Kitab Sruti dan
kelompok Kitab Smerti.
Sruti berarti “Yang didengar" atau wahyu. Yang tergolong kitab Sruti adalah kitab-kitab yang ditulis berdasarkan
wahyu Tuhan, seperti misalnya Weda, Upanishad, dan Bhagawadgita. Dalam perkembangannya, Weda dan
Upanishad terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, seperti misalnya Regweda dan Isopanishad. Kitab Weda
berjumlah empat bagian sedangkan kitab Upanishad berjumlah sekitar 108 buah.
Smerti berarti “Yang diingat" atau tradisi. Yang tergolong kitab Smerti adalah kitab-kitab yang tidak memuat wahyu
Tuhan, melainkan kitab yang ditulis berdasarkan pemikiran dan renungan manusia, seperti misalnya kitab tentang
ilmu astronomi, ekonomi, politik, kepemimpinan, tata negara, hukum, sosiologi, dan sebagainya. Kitab-kitab smerti
merupakan penjabaran moral yang terdapat dalam kitab Sruti.
6.12 Sumber Hukum Agama Buddha
Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran
sang hyang Buddha Gautama.Tripiṭaka merupakan istilah yang digunakan oleh berbagai sekte Buddhis untuk
menggambarkan berbagai naskah kanon mereka. Sesuai dengan makna istilah tersebut, Tripiṭaka pada mulanya
mengandung tiga "keranjang" akan berbagai pengajaran: Sūtra Piṭaka (Sanskrit; Pali: Sutta Pitaka), Vinaya Piṭaka
17
(Sanskrit & Pali) dan Abhidharma Piṭaka(Sanskrit; Pali: Abhidhamma Piṭaka). Dimana ketiga pengajaran ini adalah
hasil klasifikasi dan catatan para pengikut Sang Hyang Buddha Gautama yang masing berisi sebagai berikut : Sutta
Piṭaka (kotbah- kotbah Sang Buddha), Vinaya Piṭaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma
Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi).
6.13 Kesimpulan
1. Hukum adalah sesuatu yang berisi tentang aturan-aturan baik perintah atau larangan dan memiliki kekuatan
sehingga apabila dilanggar akan mengakibatkan sebuah sanksi yang tegas dan nyata.
2. Sumber hukum adalah suatu acuan untuk kita menaati hukum itu sendiri.
3. Sumber Hukum agama islam, pertama adalah Al-qur’an sebagai kitab suci para muslim, kedua hadist sebagai
segala perilaku,perkataan Rasulullah SAW, ketiga Ijtihad yaitu meggunakan akal sehat karena tidak ada di al-
qur’an dan hadist.
4. Sumber Hukum Agama Kristen Katolik adalah Kitab suci agama Kristen yaitu Kitab Injil atau Bibel dan juga
bisa dinamakan Al-kitab yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru.
5. Sumber Hukum Agama Kristen Protestan Sumber-sumber hukumnya yaitu Kitab suci protestan sama dengan
kitab suci Kristen katolik yakni Al-Kitab dengan penyebutan nama Injil yang diambil dari perjanjian baru
6. Sumber Hukum Agama Hindu yaitu merujuk pada 2 kelompok kitab yaitu kelompok kitab sruti dan kelompok
kitab smerti. Macam-macam kitabnya adalah kitab Weda, Bhagawadgita, Upanishad, Purana dan Itihasa, agama
Hindu mengenal berbagai kitab lainnya seperti misalnya: Tantra, Jyotisha, Darsana, Salwasutra, Nitisastra,
Kalpa, Chanda, dan lain-lain. Kebanyakan kitab tersebut tergolong ke dalam kitab Smerti karena memuat ajaran
astronomi, ilmu hukum, ilmu tata negara, ilmu sosial, ilmu kepemimpinan, ilmu bangunan dan pertukangan, dan
lain-lain.
7. Sumber Hukum Agama Buddha yaitu Tripitaka yang berisi sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama.
BAB VII
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
7.1 Pengantar
Adapun bab ini berisi tentang Pemahaman Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Mengintegrasikan Ilmu-ilmu
Agama ke dalam Sains.
Barang siapa menempuh jalan mencari ilmu. Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Sesungguhnya
para malaikat menaungkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena senang (terhadap apa yang
diperbuat).
HR. Tarmizi dari Abi Dardak
Subhaanallah, betapa Islam sangat peduki dengan ilmu pengetahuan. Betapa banyak hadist-hadist yang membahas
pentingnya ilmu pengetahuan. Rasulullah saw banyak memberi motifasi kepada umat islam agar senantiasa
mencari.
7.2 Dimensi Sains Dan Teknologi Dalam Agama Islam
Sains, menurut Baiquni adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsesus para
pakar, melalui penyimpulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang
diperoleh dari obcervasi pada gejala-gejala alam.
Sedangkan teknologi adalah himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang
diperoleh dari penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis.
18
Al-Qur’an, sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersufat praktis. Oleh sebab itu, secara
obyektif, Al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains dan teknologi apalagi Al-Qur’an tidak menyatakan hal itu secara
gamblang.
Sedangkan pandangan al-Qur’an tentang sains dan teknologi,dapat diketahui dari wahyu pertama yang diterima
Nabi Muhammad saw. :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (tulis
baca). Dia Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
QS Al- Alaq: 1-5
Kata iqra’, menururt Quraish Sihab, diambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka
makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik yang
tertulis maupun tidak. Sedangkan dari segi objeknya, perintah iqra’ itu mencakup segala sesuatu yang dapat
dijangkau oleh manusia.
Atas dasar itu, sebenarnya tidak ada alasan untuk membuat dikotomi ilmu agama dan ilmu non agama. Sebab,
sebagai agama yang memandang dirinya paling lengkap tidak mungkin memisahkan diri dari persoalan-persoalan
yang bereperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan umatnya. Berkaitan dengan hal ini, Ghulsyani
mengajukan beberapa alasan untuk menolak dikotomi ilmu agama dan ilmu non agama sebagai berikut :
1. Dalam sebagian besar ayat al-Quran, konsep ilmu secara mutlak muncul dalam maknanya yang umum, seperti
pada ayat 9 surat Az-Zumar:
“Katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui”.
Beberapa ayat lain yang senada di antaranya QS 2:31; QS 12:76; QS 16:70.
2. Beberapa ayat al-Quran secara eksplisit menunjukkan bahwa ilmu itu tidak hanya berupa prinsip-prinsip dan
hukum-hukum agama saja. Misalnya, firman Allah pada surat Fathir ayat 27-28:
“Tidaklah kamu melihat melihat bahwasana Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan
itu buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah
yang beraneka ragam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia,
binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.
Dengan jelas kata ulama (pemilik pengetahuan) pada ayat di atas dihubungkan dengan orang yang menyadari
sunnatullah (dalam bahasa sains: “hukum-hukum alam”) dan misteri-misteri penciptaan, serta merasa rendah diri
di hadapan Allah Yang Maha Mulia.
19
3. Di dalam Al-Qur’an terdapat rujukan pada kisah Qarun. “Qarun berkata:
sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya
Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak
mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa
mereka.. (QS-AlQasas:78).
Di samping itu, subyek yang dituntut oleh wahyu pertama (Al-Alaq: 1-5) adalah manusia, karena potensi ke arah
itu hanya diberikan oleh Allah SWT kepada jenis makhluk ini. Pemberian potensi ini tentunya tidak terlepas dari
fungsi dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah di atas muka bumi.
Suatu cara penghampiran yang sederhana dalam mempelajari ilmu pengetahuan ditunjukkan Al-Quran dalam surat
Al-Mulk ayat 3-4 yang intinya mencakup proses kagum, mengakati, dan memahami. Dalam konteks sains, Al-
Qur’an mengembangkan beberapa langkah/proses sebagai berikut:
Pertama, al-Quran memerintahkan kepada manusia untuk mengenali secara seksama alam sekitarnya seraya
mengetahui sifat-sifat dan proses-proses alamiah yang terjadi di dalamnya. Perintah ini, misalnya, ditegaskan di
dalam surat Yunus ayat 101.
“Katakanlah (wahai muhammad): Perhatikan (dengan nazar) apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman”.
Dalam kata unzhuru (perhatikan), Baiquni memahaminya tidak sekedar memperhatikan dengan pikiran kosong,
melainkan dengan perhatian yang seksama terhadap kebesaran Allah SWT dan makna dari gejala alam yang
diamati.
Kedua, Al-Qur’an mengajarkan kepada manusia untuk mengadakan pengukuran terhadap gejala-gejala alam. Hal
ini diisyaratkan di dalam surat Al-Qamar ayat 49.
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran.”
Ketiga, Al-Qur’an menekankan pentingnya analisis yang mendalam terhadap fenomena alam melalui proses
penalaran yang kritis dan sehat untuk mencapai kesimpulan yang rasional. Persoalan ini dinyatakan dalam surat
An-Nahl ayat 11-12.
“Dia menumbuhkan bagimu, dengan air hujan itu, tanaman-tanaman zaitun, korma, anggur, dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
mereka yang mau berpikir. Dan dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu: dan bintang-
bintang itu ditundukkan (bagimu) dengan perintah-Nya. Sebenarnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang menalar”.
20
Tiga langkah yang dikembangkan oleh Al-Qur’an itulah yang sesungguhnya yang dijalankan oleh sains hingga
saat ini, yaitu observasi (pengamatan), pengukuran-pengukuran, lalu menarik kesimpulan (hukum-hukum)
berdasarkan observasi dan pengukuran itu.
Meskipun demikian, dalam perpektif Al-Qur’an, kesimpulan-kesimpulan ilmiah rasional bukanlah tujuan akhir dan
kebenaran mutlak dari proses penyelidikan terhadap gejala-gejala alamiah di alam semesta. Sebab, seperti pada
penghujung ayat yang menjelaskan gejala- gejala alamiah, kesadaran adanya Allah dengan sifat-sifat-Nya Yang
Maha Sempurna menjadi tujuan hakiki di balik fakta-fakta alamiah yang dinampakkan.
Gambar 5. Muhammad Ibnu Musa Al Khwarizmi (Bapak Aljabar).
Al Khawarizmi lahir sekitar tahun 780 M di Khawarizm jika sekarang tempat kelahirannya dikenal dengan kota
Khiva di Uzbeskistan. Keluarga beliau merupakan turunan Persia yang telah menetap di Khawarizm, namun dari
beberapa catatan sejarah diketahui bahwa beliau ketika kecil pindah bersama keluarganya ke selatan kota baghdad,
sehingga disinilah beliau meniti karirnya sebagai seorangb matematikawan.
Beliau diperkirakan hidup di masa khalifah Abbasiyah Al-Ma’mun, Al-Mu’tashim dan Al- Watsiq yang dikenal
sebagai masa keemasan ilmu pengetahuan di daerah Arab berkat translasi buku dan ilmu pengetahuan ke dalam
bahasa Arab. Pada masa itu terdapat Bait Al-Hikmah yang menjadi pusat penelitian, penerjemahan buku ke dalam
bahasa Arab, dan juga publikasi ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh para cendekiawan muslim tak terkecuali Al
Khawarizmi.
Al Khawarizmi bergabung bersama cendekiawan yang lain di Bait Al-Hikmah ketika berusia 20 tahun. Semasa
hidupnya beliau bekerja di Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Al-Ma’mun. Di sanalah beliau banyak
menulis berbagai gagasan dan mempublikasikan buku ilmu pengetahuan baik bidang matematika, astronomi,
sejarah maupun geografi, termasuk mempelajari terjemahan literatur sansekerta dan Yunani.
Karya pertama beliau dipublikasikan dalam buku Al-Jabar (Al-Kitab Al-Mukhtaṣar Fīhisab Al-Jabr Wal-
Muqabala), Buku tersebut merupakan buku pertama yang menjelaskan solusi sitematik dari linear dan notasi
kuadrat. Berkat karya tersebutlah beliau dijuluki sebagai Bapak Aljabar, selain itu buku tersebut juga membawa
kontribusi dalam kebahasaan. Kata aljabar berasal dari kata Al-Jabar yang tercantum di dalam bukunya. Hasil
pemikiran beliau dalam buku Al-Jabar dianggap sebagai revolusi besar dalam bidang matematika. Beliau berhasil
mengintegrasikan konsep-konsep geometri dari matematika Yunani kuno ke dalam konsep matematika yang baru.
Pemikirannya menghasilkan sebuah teori gabungan yang memungkinkan bilangan rasional, irasional, dan besaran-
besaran geometri diperlakukan sebagai objek-objek aljabar. Al Khawarizmi juga berkontribusi terhadap cabang
aritmatika, hasil pemikirannya mengenai bidang ini dituangkan dalam karyanya yang berjudul Kitab Al-Jam’a wal-
tafriq bi-hisab Al-Hind. Kitab tersebut dikenal sebagai buku ilmu pengetahuan pertama yang ditulis menggunakan
sistem bilangan desimal. Teori yang dibahas dalam buku tersebut merupakan titikawal penyeimbangan ilmu
matematika dan sains dan dari buku tersebut jugalah cikal bakal dari algoritma muncul.
Di belahan Eropa, karyanya banyak ditranslasikan ke dalam bahasa Latin sebagai Algorithmi, Algorismi,
Alchawarizmi sehingga di literatur barat Al Khawarizmi dikenal sebagai Algorizm. Sebutan inilah yang kemudian
digunakan untuk menyebutkan konsep algoritma yang ditemukannya perhitungan logaritma yang sekarang banyak
dipergunakan secara luas terutama di bidang komputer atau sains dan engineering yang berasal dari hasil pemikiran
beliau.
Selain itu matematika biner yang digunakan dalam pemrograman juga didasari oleh konsep algoritma Al
Khawarizmi. Perkembangan yang semakin maju bagi komputer digital dan pemrogramannya tak terlepas dari
21
pemikiran beliau yang. Menjadi gerbang kemajuan. Kata algoritma sendiri yang kita kenal sekarang merupakan
kata yang diambil dari kata algorismi yang dilatinisasi dari namanya. Al Khawarizmi diperkirakan wafat pada tahun
850 M dan semasa hidupnya karyanya tidak seputar bidang matematika saja, namun banyak bidang dari ilmu
pengetahuan yang ikut terpengaruh dari hasil pemikirannya tersebut. Seperti pada bidang geografi beliau
menyempurnakan peta Ptolemeus dalam karya yang berjudul Kitab surat Al-Ard dan menurut Paul Gallez, hal ini
sangat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk.
7.3 Pengaruh Al Khawarizmi dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
Al Khawarizmi banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dunia, diantaranya
sebagai berikut:
❖ Menemukan konsep aljabar yang kita kenal sekarang melalui buku Al-Jabr yang berisi mengenai persamaan
linear dan kuadrat.
❖ Orang yang pertama menjelaskan dan mempopulerkan kembali penggunaan angka nol (0) serta mengenalkan
sistem notasi desimal dan tanda pengalian dua.
❖ Memperkenalkan tanda negatif pada bilangan.
❖ Membuat tabel perhitungan astronomi guna mengukur jarak dan kedalaman bumi. Tabel ini juga menjadi dasar
untuk penelitian di bidang astronomi.
❖ Model pembuatan peta dunia yang dituliskan dalam buku ṣurat Al-Arḍ yang digunakan para ahli geografi barat
dalam menggambar peta.
7.4 Pengaruh Al Khawarizmi dalam Bidang Komputer
Ilmu pengetahuan matematika pada dasarnya sangat berperan dalam pengembangan komputer dan teknologi dari
dahulu hingga sekarang dan peran itu tidaklah sedikit melainkan sangatlah besar, dan itu tak lepas dari peran Al
Khawarizmi di dalamnya. Kendati demikian namun sedikit yang mengenang jasa dari Al Khawarizmi. Algoritma
tidak bisa terlepas dan selalu berdampingan dengan perkembangan teknologi yang saat ini semakin maju. Bahkan
untuk teknologi kecerdasan buatan sekalipun tak dapat pintar tanpa sistem algoritma dalam pemrogramannya.
Menurut David Berlinski dalam bukunya yang berjudul “The Advent of the Algorithm: The Idea That Rulles the
World” mengatakan dua gagasan terbentang gemerlap di atas beludru, yang pertama adalah kalkulus, yang kedua,
algoritma. Kalkulus adalah gagasan yang memungkinkan sains modern menjadi mungkin. Algoritma adalah
gagasan tentang prosedur yang efektif yang memungkinkan dunia modern menjadi mungkin. Di samping algoritma,
salah satu kontribusi yang dilakukan oleh Al Khawarizmi yang cukup besar untuk perkembangan bidang komputer
adalah memperkenalkan angka 0 dalam sistem penomoran Arab, yang nantinya diadaptasi pada bidang komputer.
Angka nol sendiri merupakan bagian yang ada dalam kode biner dan merupakan dasar dari pembentukan program
komputer.
7.5 Kesimpulan
Islam pernah menjadi ahli dan penemu di berbagai bidang sains dan teknologi pada masa klasik, namun sekarang
kemajuan sains dan teknologi dalam beberapa dasawarsa abad XX telah menempatkan negara-negara yang
penduduknya mayoritas muslim dalam posisi pinggiran.
Misalnya, beberapa terminologi keamanan seperti jihad, ilmu, taqwa, amal shalih, dan ihsan perlu ditafsirkan dalam
konteks yang lebih luas dari sekedar terminologi ibadah dalam arti sempit.
Persepsi yang membuat dikotomi itu telah menjauhkan umat islam dari kemajuan sains dan teknologi.
Demikian pula dengan terminologi amal shalih dan ihsan amat perlu diterjemahkan dalam konteks yang meliputi
karya sains dan teknologi, bukan kebijakan dalam arti sempit.
22
Referensi
Muhamad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 1. Pengantar Pendidikan Agama (halaman. 1-6). Jakarta: Universitas
Siber Asia.
Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 2. Filsafat Ketuhanan dan Prinsip Agama (halaman. 1-8). Jakarta:
Universitas Siber Asia.
Muhamad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 3. Kaidah Beragama (halaman. 1-3). Jakarta: Universitas Siber Asia.
Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 4. Makna Kemanusiaan (halaman. 1-26). Jakarta: Universitas Asia
Jakarta.
Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 5. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA (halaman. 1-19).
Jakarta: Universitas Siber Asia.
Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 5A. Dasar-dasar & Konsep Kerukunan Umat Beragama (halaman.
1-21). Jakarta: Universitas Siber Asia.
Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 5B. Kerukunan Antar Umat Beragama (halaman. 1-9). Jakarta:
Universitas Siber Asia.
Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 6. Konsep Dasar Sumber-Sumber Hukum Agama (halaman. 1-11).
Jakarta: Universitas Siber Asia.
Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 7. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (halaman. 1-24). Jakarta: Universitas Siber
Asia.
TafsirQ.com. (2022, Desember 13). Retrieved from Javan Labs: Aal+qasas+78 | Tafsirq.com
TafsirQ.com. (2022, Desember 13). Retrieved from Javan Labs: Al-Zumar+ayat+9 | Tafsirq.com
TafsirQ.com. (2022, Desember 13). Retrieved from Javan Labs: Surat Al-Hujurat Ayat 10 | Tafsirq.com
23
Nilai Tanda Tangan Dosen Pengampu / Tutor
Tanda Tangan
Mahasiswa
(Muhammad Ikhwani Saputra, S.Kom., M.Kom) (Hendro Gunawan)
Diserahkan pada Tanggal: Tanggal
Mengumpulkan:
13/11/2022

More Related Content

Similar to UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf

Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etikanorma 28
 
Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas33335
 
Konsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di IndonesiaKonsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di Indonesiapjj_kemenkes
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiwisty yulia
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuVJ Asenk
 
islam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianislam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianRoisMansur
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologiHary Ihsan
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Warnet Raha
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Warnet Raha
 
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasMakalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasYuliana Aminulloh
 
Ilmu tasawuf dan masyarakat modern
Ilmu tasawuf dan masyarakat modernIlmu tasawuf dan masyarakat modern
Ilmu tasawuf dan masyarakat modernYasirecin Yasir
 
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxNurRahmaeda
 

Similar to UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf (20)

Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
 
Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas
 
Konsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di IndonesiaKonsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di Indonesia
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekerti
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
 
islam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianislam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitian
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3 (2)
Makalah filsafat 3 (2)Makalah filsafat 3 (2)
Makalah filsafat 3 (2)
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama pluralMakalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama plural
 
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasMakalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas
 
Ilmu tasawuf dan masyarakat modern
Ilmu tasawuf dan masyarakat modernIlmu tasawuf dan masyarakat modern
Ilmu tasawuf dan masyarakat modern
 
Filsafat Dan Agama.pdf
Filsafat Dan Agama.pdfFilsafat Dan Agama.pdf
Filsafat Dan Agama.pdf
 
Filsafat Dan Agama.pdf
Filsafat Dan Agama.pdfFilsafat Dan Agama.pdf
Filsafat Dan Agama.pdf
 
Filsafat Dan Agama.docx
Filsafat Dan Agama.docxFilsafat Dan Agama.docx
Filsafat Dan Agama.docx
 
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
 

More from HendroGunawan8

Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...HendroGunawan8
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...HendroGunawan8
 
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfHendroGunawan8
 
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docxModul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docxHendroGunawan8
 

More from HendroGunawan8 (20)

Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
 
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
 
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docxModul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf

  • 1. 1 UNIVERSITAS SIBER ASIA Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kelas: Prodi : PJJ Informatika Nama : Hendro Gunawan NIM : 200401072103 Agama : Islam Dosen : Muhammad Ikhwani Saputra, S.Kom.,M.Kom. Rangkuman Materi Perkuliahan Sesi 1-7
  • 2. 2 PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA BAB I PRINSIP KAIDAH AGAMA 1.1 Definisi Agama Secara etimologi istilah "AGAMA" berasal dari kata Sansekerta, yang berasal dari dua suku kata, yaitu a, artinya "tidak" dan "gam" yang artinya "pergi", jadi "AGAMA" artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun (Harun Nasution, 1979: 9). Sedangkan dalam Tadjab, dkk., (1994: 37) menyatakan bahwa "AGAMA" berasal dari kata a, berarti "tidak" dan "gama", berarti "kacau, kocar-kacir". Jadi agama artinya "tidak kacau, tidak kocar-kacir atau teratur". Dick Hartoko menyebut agama itu dengan religi, yaitu ilmu yang meneliti hubungan antara manusia dengan "Yang Kudus" dan hubungan itu direalisasikan dalam ibadat-ibadat. Kata religi berasal dari bahasa latin yaitu "rele-gere" yang berarti mengumpulkan, membaca. Agama memang merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan dan semua cara itu terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Di sisi lain kata religi berasal dari "religare" yang berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia. Jadi "agama adalah jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia dalam kehidupannya di dunia ini supaya lebih teratur dan mendatangkan kesejahteraan serta keselamatan". Maka, Filsafat Agama. Bertolak dari definisi filsafat, adalah sistem kebenaran tentang agama sebagai hasil berfikir secara radikal, sistematis dan universal. Dasar-dasar agama yang dipersoalkan dipikirkan menurut logika (teratur dan berdisiplin) dan bebas. Ada dua bentuk filsafat agama yakni filsafat agama pada umumnya dan filsafat sesuatu agama 1.2 Prinsip Kaidah Agama Seperti yang kita ketahui,semua agama pasti memiliki prinsip kaidah agama,tetapi tidak semua agama memiliki persamaan prinsip yang sama, ada beberapa agamayangmemiliki perbedaan prinsip yang cukup mencolok.Belakang ini banyak sekali orang-orang yang tidak bisa mengenali agama yangdiyakininya, sehingga tidak bisa mengenali prinsip kaidah agama yang diyakininya.Hal tesebut diharapkan tidak terjadi secara terus menerus, karena suatu agamaitu bagaikan rumah yang dapat melindungi kita dari gangguan- gangguan yang berasaldari luar diri kita.Begitu juga dengan prinsip kaidah agama itulah yang dapat menjadikan kita menjadi lebih baik lagi dan melindungi kita dari gangguan- gangguanyang dapat menggoyahkan keimanan(keprcayaan) kita.Prinsip kaidah agama tersebut berisi tentang falsafah dan ajaran-ajaran agamadan juga fungsi serta cara menjalani hidup berdasarkan agama.Makalah ini diharapkan dapat menjadi pelajaran dan ilmu agama yang bisamemperkuat keimanan kita terhadap agama yang diyakini. 1.3 Filsafat Beragama Filsafat tidak hanya berguna pada umumnya, melainkan mempunyai fungsi khusus dalam lingkungan sosial-budaya Indonesia. Ada beberapa filsafat secara khusus dibangsa ini antara lain: a. Bangsa indonesia terletak di tengah-tengah dinamika proses modernisasi yang meliputi banyak Mahasiswa dan hanya hanya untuk sebagian dapat dikemudikan melalui kebijakan pembangunan. Menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan dengan perubahan pandangan hidup, nilai-niali, dan norma-norma. Filsafat dapat membantu untuk mengambil sikap yang sekaligus terbuka dan kritis. b. Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan- kebudayaan, tradisi-tradisi, dan filsafat indonesia serta untuk mengaktualisasikannya bagi Indonesia modern yang sedang kita bangun. filsafatlah yang paling sanggup untuk mendekati warisan rohani tidak hanya secara museal dan verbalistik, melainkan evaluatif, kritis, dan refleksif, sehingga kekayaan rohani rohani bangsa dapat menjadi modal dalam pembentukan terus- menerus identitas modern bangsa Indonesia. c. Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi danmembuka kedok-kedok ideologis pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan pelanggaran-pelanggaran terhadap martabat dan hak-hak asasi manusia
  • 3. 3 yang masih terjadi. Jadi filsafat membuat sanggup untuk tidak tertipu oleh slogan-slogan ideologis, untuk melihat secara terbuka masalah-masalah masalh sosial secara percaturan kekuasaan yang sedang berlangsung. d. Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan intelektual bangsa pada umumnya dan pada khususnya pada lingkungan universitas-universitas dan lingkungan akademis. e. Salah satu fungsi terpenting filsafat adalah bahwa ia menyediakan dasar dan sarana sekaligus bagi diadakanya dialog daantara agama-agama yang ada di Indonesia pada umumnya dan secara khusus dalam rangka kerja sama antar-agama dalammembangun masyarakat adil-makmur berdasarkan pancasila. Jadi filsafat adalah dasar bagus bagi dialog antar agama, karena argumentasinya mengacu pada manusia dan rasionalitas pada umumnya, tidak terbatas pada pendekatan salah satu agama tertentu itupun tanpa mengurangi pentingnya sikap beragama. Justru para agamawan memerlukan filsafat supaya dapat berbicara satu sama laindan bersama-sama memecahkan masalah-masalah nasional. 1.4 Fungsi Filsafat Pada umumnya dapat dikatakan bahwa studi filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat membantu untuk mendalami pertanyaan- pertanyaan asasi manusia tentang realitas (filsafat teoritis) dan lingkup tanggung jawabnya (filsafat praktis). Kemampuan itu dipelajarinya dari luar jalur secara sisitematik dan secara historis. Pertama secara sistematis. Artinya filsafat menawarkan metode-metode mutakhir untuk menangani masalah- masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab, dan keadilan dan sebagainya. Jalur kedua melalui jalur sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk mendalami, menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filosof terkemuka terhadap pertanyaan- pertanyaan tersebut. Kemampuan ini memberikan sekurang-kurangnya tiga kemampuan yang memang sangat dibutuhkan oleh segenap orang yang dizaman sekarang harus atau mau memberikan pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual dalam masyarakat: a. Suatu pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari pendekatan-pendekatan pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia paling hakiki, serta mendalami jawaban-jawaban yang diberikan oleh pemikir-pemikirbesar umat manusia, wawasan dan pengertian kita sendiri diperluas. b. Kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi- argumentasi, pendapat- pendapat, tuntutan-tuntutan, dan legitimasi-legitimasi dari pelbagai ajaran agama, ideologi dan pandangan dunia. Secara singkat, filsafat selalu juga merupakan kritik ideologi. Justru kemampuan ini sangat diperlukan dewasa ini di mana kebudayaan merupakan pasaran ide-ide dan ideologi-ideologi relegius dan politis yang mampu membujuk manusia untuk mempercayakan diri secara buta kepada mereka. Dalam situasi ini sangat diperlukan kemampuan untuk tidak sekedar menolak ideologi-ideologi secara dogmatisdan dari luar, melainkan untuk menangggapi secara kritis dan argumentatif. c. Pendasaran metodis dan wawasan lebih mendalam serta kritis dalam menjalani studi-studi di ilmu-ilmu khusus, termasuk teologi. 1.5 Cara Beragama a. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragama nenek moyang, leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pemeluk cara agama tradisional pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan tidak berminat bertukar agama. b. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan tampak dalam lingkungan masyarakatnya. c. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha
  • 4. 4 memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun. d. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) di bawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran(dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinyadalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua. BAB II FILSAFAT KETUHANAN DAN PRINSIP AGAMA 2.1 Fungsi Agama Agama adalah suatu fenomena yang selalu hadir dalam sejarah umat manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa sejak manusia ada, fenomena agama telah hadir. Walaupun demikian, tidaklah mudah untuk mendefinisikan apa itu agama. Mengapa? Pertama, karena pengalaman manusia tentang agama sangat bervariasi, mulai dengan yang paling sederhana seperti dalam agama animisme/dinamisme sampai ke agama-agama politeisme dan monoteisme. Kedua, selain begitu variatifnya pengalaman manusia tentang agama, dan begitu variatifnya disiplin ilmu yang digunakan untuk memahami fenomena agama. Misalnya, agama bisa ditinjau dari sudut psikologi, antropologi, sosiologi, ekonomi, bahkan teologi. Melalui bab ini, Anda diharapkan mencapai tiga tujuan pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran yang diharapkan dicapai adalah: (i) bersikap rendah hati dan bergantung kepada Tuhan yang diwujudkan antara lain dalam ibadah yang teratur; (ii) menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain dalam kepelbagaian agama, suku dan budaya; (iii) menjelaskan pengertian agama, mengidentifikasi fungsi-fungsi agama dalam kehidupan manusia baik yang positif maupun negatif, merumuskan pengertian agama dengan kata-kata sendiri, dan menalar perbedaan fungsi agama yang positif dan negatif. 2.2 Fungsi Agama Bagi Kehidupan Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupanmanusia,antara lain adalah : a. Karena agama merupakan sumber moral, karena agama merupakan petunjuk kebenaran b. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika. c. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka,maupun dikala duka d. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok e. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan, makhlukh hidup, danserta hubungan manusia dengan manusia. f. Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah g. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan h. Pedoman perasaan keyakinan i. Pedoman dalam membentuk nilai-nilai kehidupan j. Pengungkapan estetika (keindahan) k. Pedoman rekreasi dan hiburan l. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama. 2.3 Prinsip Agama dalam Kehidupan a. Prinsip keadilan menjadi prinsip pertama dalam membentuk tatanan masyarakat yang baik. Islam mengajarkan
  • 5. 5 bahwa kita mesti berlaku adil terhadap siapa saja dan kapan saja tanpa membeda-bedakan sesorang berdasarkan agama, status sosial, suku dan lain sebagainya. Adil juga bermakna seimbang dalam seluruh aspek kehidupan. b. Prinsip kedua adalah ihsan. Ihsan bermakna melakukan sesuatu yang paling baik dan memiliki makna yang lebih tinggi daripada keadilan. Misalnya, ketika kita ditampar oleh seseorang sebanyak satu kali, maka kita diizinkan untuk membalas tamparan tersebut sebanyak satu kali juga dan itu bermakna adil. Akan tetapi, jika kita tidak membalas dan memberi maaf, maka itulah yang disebut sebagai ihsan. c. Prinsip ketiga adalah berbuat baik kepada kaum kerabat. Tujuan terdekat manusia diciptakan di muka bumi adalah untuk berbuat baik kepada manusia yang lain dan dengan itu tatanan masyarakat akan menjadi baik. Gambar 1. Prinsip agama dalam kehidupan 2.4 Sumber Ajaran Agama Sumber ajaran agam tentu saja mengacu pada kaidah Agama yang kita anut dan yakini secara pribadi, yang tentunya menimbukan makna yang berbeda namun tetap pada prinsip demokrasi dan kebebasan beragama. Gambar 2. Kebebasan beragama BAB III HAKIKAT MARTABAT DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA 3.1 Pengertian Hakikat Martabat dan Tanggung Jawab Manusia Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Hakikat adalah: a. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intlektual. b. Yang mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. c. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
  • 6. 6 Martabat manusia adalah virtue (keutamaan) norma dasar moral. Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Macam-macam tanggungjawab 1. Diri sendiri 2. Keluarga 3. Masyarakat 4. Negara 5. Allah SWT 3.2 Penerapan Tanggung Jawab dalam Kehidupan Sehari-hari Tanggungjawab manusia sebagai hamba dan khaliffah Allah SWT Setiap manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya. Setiap manusia harus berani menanggung resiko dari apa yang dilakukannya. Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk indivdu, makhluk sosial dan makhluk ciptaan Allah, tanggung jawab manusia dapat dibedakan atas tanggung jawab terhadap dirisendiri, terhadap masyarakat, dan tanggung jawab terhadap Allah. Gambar 3. Penerapan tanggung jawab manusia dalam kehidupan sehari-hari. 3.3 Hubungan Manusia dengan Tanggung Jawab 1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT 2) Tanggung jawab manusia sebagai khaliffah Allah SWT Tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Fungsi dan peran: 1. Belajar 2. Mengajarkan ilmu 3. Membudayakan ilmu 3.4 Macam-Macam Tanggung Jawab a. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri Manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai mana kehidupan manusia mempunyai beban dan tanggung jawab masing-masing.
  • 7. 7 b. Tanggung jawab terhadap keluarga Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggotakeluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. c. Tanggung jawab terhadap masyarakat Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengankedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikianmanusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kan kepada negara. e. Tanggung jawab terhadap Tuhan Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. BAB IV MAKNA KEMANUSIAAN 4.1 Mengintegrasikan Konsep Kemanusiaan dari Berbagai Kitab Bab ini menjelaskan konsepsi bahwa kemanusiaan merupakan konsensus universal yang bertujuan untuk mempertahankan martabat manusia. Inilah selanjutnya yang menghasilkan lahirnya konsep Hak Asasi Manusia (HAM) yang merupakan puncak konseptualisasi pemikiran manusia tentang hakikat dirinya. Atas dasar itu maka alur pembahasan bab ini terlebih dahulu mengklarifikasi konsep kemanusiaan yang akan menghasilkan pengertian bahwa kemanusiaan merupakan dasar untuk semua hak dasar yang diklaim, atau martabat manusia dianggap sebagai dasar hak asasi manusia yang aksiomatis. Kedua, kemanusiaan adalah hukum berdasarkan konsep martabat manusia yang ditemukan di sebagian besar konstitusi yang ditulis setelah Perang Dunia II. Di sini posisi kemanusiaan adalah sebagai asas/prinsip hukum. Ketiga, Asas kemanusiaan sebagai hukum akan dikaji muatan normative content-nya sehingga pada analisis akhir pendekatan UU No. 12 Tahun 2011 yang secara sempit mengartikan kemanusiaan sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) dapat dibenarkan sebagai hukum. 4.2 Konsep Kemanusiaan Sub Bab ini akan dijelaskan kemanusiaan adalah sifat hakiki manusia yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Pada dasarnya yang membedakan manusia dengan mahkluk- mahkluk lain di bumi adalah martabat manusia karena manusia memiliki kemanusiaan yang inheren. Oleh karena itu, bagian ini akan menjelaskan kemanusiaan sebagai dasarnya atau landasannya HAM yang aksiomatis dan tidak memerlukan pembelaan teoritis. Untuk itu, pertama-tama yang akan dijelaskan adalah apa itu manusia selanjutnya menjelaskan kemanusiaan dan martabat manusia yang hakikatnya sama sebagai nilai manusia yang tidak terpisah atau melekat secara alamiah dalam diri manusia yang diberikan oleh Tuhan sejak kelahirannya. Untuk menjelaskan apa itu manusia penulis akan terlebih dahulu mengutip pengertian manusia yang dikemukakan Aristoteles (384-347 SM) “manusia adalah animal rasionale” (hewan yang berakal budi). Menurut logika Aristoteles, bagian pertama suatu defenisi haruslah menyebut jenisnya yang paling dekat (dalam hal ini animal), sedangkan bagian kedua harus menyebut hal yang spesifik (di sini rasionale: berakal budi). Berpikir adalah salah satu kekhasan manusia dibanding makhluk lainnya. Charles Robert Darwin, meletakkan keberangkatan teorinya dari pijakan bahwa secara biologis manusia tidak berbeda dengan monyet. Namun, bagi orang-orang yang budiman, teori Darwin tersebut dapat dipandang rentang khazanah perbedaan besarnya, dimana
  • 8. 8 manusia mampu untuk memikirkan asal-usulnya, sedangkan hewan tidak. Oleh karena itulah, manusia dalam keberadaannya mampu memahami bahwa ia dapat bertindak sebagai subjek maupun objek dari pengamatanya sendiri. Manusia adalah salah satu ciptaan Tuhan (makhluk) yang istimewa, Sebagaimana yang tertulis dalam Alkitab: Kejadian 1 ayat 27 yang menyebutkan: Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan- Nya mereka. Jika dilihat dari sudut pandang penciptaan Allah maka manusia merupakan mahkluk yang istimewa yang serupa dengan gambar Allah. Manusia memiliki keunikan dan kekhasan yang berharga dan terpuji yang berbeda dengan keunikan makhluk lainnya. Artinya manusia memiliki martabat yang lebih tinggi dari pada makhluk lainnya, atau martabat yang membedakan secara kualitatif dari semuanya. Martabat manusia yang lebih tinggi secara teoritis didasarkan pada diskontinuitas manusia dengan alam. Setelah menjelaskan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa, maka selanjutnya dalam studi ini penulis akan membahas konsep kemanusiaan. Prof. Hembing menjelaskan; kemanusiaan adalah sistem pikiran dan tindakan yang memberi perhatian berdasarkan nilai dan kepentingan dengan mencurahkan hidup hanya untuk kesejahteraan umat manusia. Kemanusiaan mengambarkan kelembutan manusia, rasa belas kasih dan sikap mengasihi terhadap sesama, lingkungan, binatang meskipun dalam keadaan menderita dan sengsara. Pengertian kemanusiaan mencakup segala sifat, pandangan, cara berpikir dan perbuatan yang karena kodratnya, manusia harus memilikinya, sebab rasa kemanusiaan merupakan dorongan batin untuk melahirkan suatu sikap atau perbuatan kemanusiaan. Seseorang dapat bertindak dan berpikir manusiawi atau berdasarkan prinsip- prinsip kemanusiaan apabila memiliki moral yang baik. Orang yang bermoral tidak baik tentu tidak mungkin memiliki sikap dan perbuatan kemanusiaan, sebab perbuatan kemanusiaan seluruhnya bernilai baik. Dari pendapat Hembing diatas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa kemanusiaan seluruhnya bernilai baik dalam segala sifat, pandangan, cara berpikir dan perbuatan. Sehingga kemanusiaan ini menjadi suatu cerminan manusia dalam mewujudkan martabatnya sebagai manusia yang dimiliki sejak lahir. Kemanusiaan dan martabat manusia hakikatnya itu sama yaitu sebagai nilai manusia yang tidak terpisah atau melekat secara alamiah dalam diri manusia yang diberikan oleh Tuhan sejak kelahirannya atau sebagai tempat berakarnya nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan diwujudkan dalam bentuk tindakan kemanusiaan yang bersifat universal. Nilai-nilai tersebut adalah kesamaan semua orang sebagai manusia, hak-hak asasi, penghapusan hukuman yang brutal, larangan terhadap penyiksaan, kebebasan berpikir dan beragama, toleransi religius, demokrasi, keadilan sosial, solidaritas nasional maupun internasional, perlindungan terhadap mereka yang lemah, jaminan hak para minoritas, sistem peradilan yang tidak berpihak, perlindungan hukum universal, prinsip non diskriminasi, pengakuan martabat manusia tanpa membedakan jenis kelamin, agama, warna kulit, pola kebudayaan dan kedudukan sosial. Frans Magnis-Seseno berpandangan bahwa nilai-nilai kemanusiaan (universal) berakar dalam martabat manusia. “Martabat” berarti “derajat” atau “pangkat.” Jadi martabat manusia adalah derajat atau pangkat manusia sebagai manusia. Dengan kata lain martabat manusia mengungkapkan apa yang merupakan keluhuran manusia yang membedakan dirinya dari makhlukmakhluk lain di bumi ini. Pada dasarnya yang membedakan manusia dengan mahkluk-mahkluk lain dibumi adalah manusia memiliki martabat yaitu tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat. Ilmu pengetahuan yang bertujuan membuat manusia lebih manusiawi yaitu humanisme. Humanisme adalah paham yang mempunyai tujuan menumbuhkan rasa perikemanusiaan dan bercita-cita untuk menciptakan pergaulan hidup manusia yang lebih baik. Humanisme bisa diartikan sebagai paham di dalam aliran-aliran filsafat yang hendak menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia, serta menjadikan manusia sebagai ukuran dari segenap penilaian, kejadian, dan gejala di atas muka bumi ini. Pernyataan di atas menggambarkan bahwa makna humanisme tidak selalu sama dari waktu ke waktu dan mempunyai banyak perspektif, mungkin keseimbangan kehidupan yang wajar ketika para pelopor humanis ditemukan di Yunani, mungkin hanya mempelajari humaniora atau kesopanan, mungkin kebebasan dari religiusitas dan kepentingan hidup dalam semua sisi kehidupan Ratu Elizabeth atau Franklin Benjamin, mungkin menjadi tanggap terhadap semua nafsu manusia Shakespeare atau Goethe, atau mungkin filosofi yang mana manusia merupakan pusat dan sanksi. Konsep humanisme dipandang memiliki kesamaan dengan konsep Yunani kuno tentang bentuk tubuh dan pikiran yang harmonis. Gerakan pencerahan merupakan suatu masa dimana keyakinan- keyakinan imani tradisional coba dipadukan dengan kesadaran baru tentang kemampuan manusia untuk berpikir, ragu-ragu, dan berbeda pendapat. Jadi, Neo-Humanisme berpegang kepada rasionalitas dan subjek sebagai pusat segala sesuatu. Sehingga dekat dengan paham deisme, agnotisisme, dan bahkan atheisme. Gerakan pencerahan terjadi di Jerman, Prancis, dan Inggris, lantas berkembang cepat ke Amerika. Implikasi dari hubungan antara kemanusiaan (martabat manusia) dengan proses transformasi HAM di dalam konstitusi nampak dalam proses constitutionmaking Jerman dan Amerika Serikat.6 Martabat manusia memiliki
  • 9. 9 dimensi subjektif dan obyektif yang memberdayakan individu dengan hak-hak tertentu dan memaksakan kewajiban afirmatif kepada negara. Secara umum diakui bahwa bangkitnya martabat manusia sebagai sebuah konsep hukum berawal dari asal-usulnya yang paling langsung ke hukum konstitusional Jerman yang meletakkan asas HAM a priori yaitu human dignity sebagai a right to have [human] rights sebelum konstitusi memuat daftar HAM-nya, yang tertuang dalam Art 1. (1) of the Basic Law of the Federal Republic of Germany states yang menyatakan bahwa: “Human dignity shall be inviolable. To respect and protect it shall be duty of all state authority.” Berdasarkan ketentuan-ketentuan UndangUndang Dasar Jerman tahun 1949, yang menyatakan bahwa martabat manusia “tidak dapat diganggu gugat” dan menetapkan hak untuk “pengembangan kepribadian secara bebas,” pada berbagai kesempatan, Pengadilan Jerman menekankan bahwa citra manusia dalam hukum dasar melibatkan keseimbangan antara individu dan masyarakat. Chritoph Enders mengilustrasikan martabat manusia tersebut sebagai akar utama (yang paling dalam) yang menjadi fondasi dari suatu pohon.7 Bayangan dari pohon tersebut melindungi orang-orang dari berbagai cuaca dan buah dari pohon tersebut yang memberi kehidupan bagi orang-orang yang bernaung dibawah pohon itu.8 Sehingga dengan demikian apabila akar pohon tersebut rusak maka orang-orang tersebut tidak dapat lagi bernaung dibawah pohon tersebut dan tidak dapat hidup dari buah pohon itu. Jadi posisi martabat manusia di negara Jerman diposisikan sebagai dasar atau fondasi dari negara itu sendiri. Sehingga eksistensi martabat manusia merupakan dasar sebelum konstitusi memuat daftar HAM-nya. Konstitusi Amerika Serikat, dalam amandemennya memiliki tehnik transformasi HAM yang berbeda dengan Jerman. Letak perbedaannya ada pada the Amandment IX of the Constitution of the United States menentukan:“The enumeration in the Constitution of certain rights shall not be construed to deny or disparage other retain by the people.” Ketentuan konstitusional ini mengandung makna pengakuan terhadap keberadaan HAM selain yang telah dienumerasikan di dalam the Bill of Rights of the Constitution of the United States sehingga ketentuan tersebut lazim dikenal dengan konsep unenumerated rights clause. Berdasarkan refleksi atas the Amandment IX of the Constitution of the United States tersebut, bahwa hak-hak yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar itu sama sekali tidak menghilangkan, mengingkari atau meremehkan hakhak lain yang dimiliki oleh rakyat meskipun tidak secara langsung nampak dalam the Amandment IX of the Constitution of the United States. Dengan kata lain, adanya hak yang di luar Undang-Undang Dasar itu adalah pendekatan hukum alam yang berdasarkan sifat kodrati manusia sebagai kemanusiaan (martabat manusia). Sedangkan Jerman secara tegas meletakkan asas HAM a priori yaitu human dignity sebagai a right to have [human] rights sebelum konstitusi memuat daftar HAM-nya. Sebenarnya secara hakikat kedua negara yaitu (Jerman dan Amerika Serikat) adalah sama-sama menunjukkan bahwa kemanusiaan (martabat manusia) sebagai dasar dalam konstitusi dari kedua negara tersebut. 4.3 Kemanusiaan Adalah Hukum Bagian ini akan menjelaskan kemanusiaan sebagai konsep hukum yaitu sebagai asas/prinsip hukum. Sebagai asas/prinsip hukum maka kemanusiaan adalah hukum. Oleh karena itu, bagian ini akan menjelaskan atribut sebagai asas/prinsip hukum pada kemanusiaan yang maknanya telah dijelaskan sebelumnya di atas. Untuk itu, pertama- tama yang akan dijelaskan adalah konsep asas hukum dan selanjutnya dikualifikasikan bahwa kemanusiaan lebih tepat sebagai asas hukum (legal principle) ketimbang sebagai rule. Konsep asas dapat ditemukan dalam buku The Liang Gie (Sudikno Mertokusumo, yang mengatakan bahwa asas adalah suatu dalil umum yang dinyatakan dalam istilah umum tanpa menyarankan cara-cara khusus mengenai pelaksanaannya, yang diterapkan pada serangkaian perbuatan untuk menjadi petunjuk yang tepat bagi perbuatan itu. Pengertian asas hukum dapat dilihat dari beberapa definisi yang dinyatakan oleh pakar hukum diantaranya: 1. Asas hukum menurut Satjipto Rahardjo sebagaimana di kutip oleh Rachmadi Usman, menyatakan bahwa, Asas hukum merupakan “jantung” peraturan hukum. Ia merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum. Peraturan-peraturan hukum itu pada akhirnya bisa dikembalikan kepada asas asas hukum tersebut. Kecuali disebut landasan, asas hukum ini layak disebut sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum atau merupakan ratio legis dari peraturan hukum. Kalau demikian dengan adanya asas hukum, hukum itu bukan sekedar sekumpulan peraturan- peraturan, karena asas itu mengandung nilai nilai dan tuntutan-tuntutan etis, merupakan jembatan antara peraturanperaturan hukum dengan cita-cita sosial dan pandangan etis masyarakatnya. 2. Roeslan Saleh sebagaimana dikutip oleh Rachmadi Usman, yang mengutip kata-kata Paul Scholten mengartikan bahwa asas-asas hukum sebagai pikiran- pikiran dasar yang sebagai aturan bersifat umum menjadi fundamen dari suatu sistem hukum. 3. Bellefroid sebagaimana dikutip oleh Sudikno Mertokusumo, menyatakan bahwa asas hukum umum adalah norma
  • 10. 10 dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum. Asas hukum umum itu merupakan pengendapan hukum positif dalam suatu masyarakat. 4. Van Eikema Hommes sebagaimana dikutip oleh Sudikno Mertokusumo, asas hukum tidak boleh dianggap sebagai norma-norma konkret, akan tetapi perlu dipandang sebagai dasar-dasar umum atau petunjuk-petunjuk bagi hukum yang berlaku. Pembentukan hukum praktis perlu berorientasi pada asas-asas hukum tersebut. Dalam pembahasan sub bab ini penulis menguraikan perbedaan antara asas hukum dan aturan hukum. Sesuai perbedaan yang dilakukan oleh Paul Scholten, sebagaimana dikutip dari Krisna Djaya Darumurti, ada 5 kategori atau jenis asas hukum berdasarkan derajat atau tataran keumumannya. Pertama, asas- asas hukum yang paling mendasar adalah kaidah-kaidah penilaian yang mewujudkan dasar atau basis dari setiap sistem hukum. Kedua, asas- asas hukum yang memberikan ciri khas pada suatu sistem tertentu. Ketiga, asas-asas hukum yang terletak pada dasar dari bidang hukum tertentu. Keempat, asas-asas hukum yang terletak pada dasar berbagai kaidah perilaku. Kelima, pernyataan asas (beginsel uitspraken), yaitu asas-asas hukum yang memiliki sifat lebih umum ketimbang rata-rata kaidah perilaku. Selanjutnya perbedaan antara asas hukum dan aturan hukum tersebut terlihat dari beberapa perbedaan mendasar yaitu: 1. Asas merupakan dasar pemikiran yang umum dan abstrak, sedangkan aturan hukum merupakan peraturan yang real; 2. Asas adalah suatu ide atau konsep, sedangkan aturan hukum adalah penjabaran dari ide tersebut; 3. Asas hukum tidak mempunyai sanksi sedangkan norma/aturan hukum mempunyai sanksi. Tentu saja keduanya berbeda, karena asas hukum adalah merupakan latar belakang dari adanya suatu hukum konkret, sedangkan aturan hukum adalah hukum konkret itu sendiri. Atau bisa juga dikatakan bahwa asas adalah asal mula dari adanya suatu norma atau aturan hukum. Selanjutnya seperti yang telah dijanjikan diawal isu yang menjadi fokus penulis yaitu bahwa konsep kemanusiaan adalah suatu konsep hukum yaitu asas/prinsip hukum yang umum atau abstrak. Tetapi bukan peraturan (aturan) atau hukum positif melainkan kemanusiaan sebagai asas/prinsip hukum yang merupakan pikiran dasar yang umum sifatnya atau merupakan latar belakang dari Hak Asasi Manusia yang terjelma dalam Konstitusi atau UUD dan putusan hakim yang merupakan hukum dasar atau hukum positif yang ditemukan di sebagian besar konstitusi yang ditulis setelah Perang Dunia II dengan berdasarkan DeklarasiUniversal Hak Asasi Manusia. 4.4 Asas Kemanusiaan Sebagai Hukum Sub bab ini akan menjelaskan muatan normative content dari asas kemanusiaan. Dengan pengertian lain muatan normative content tersebut adalah preskripsi yang diberikan oleh asas kemanusiaan. Artinya, sebagai hukum, kemanusiaan mengandung suatu preskripsi. Preskripsi itulah yang akan dirumuskan dari kemanusiaan sebagai asas hukum. Selanjutnya, hasil preskripsi ini akan dibandingkan dengan Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 12 Tahun 2011. Hasil dari pembandingan ini adalah preskripsi asas kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 12 Tahun 2011 dapat dibenarkan dan sejalan dengan pemikiran yang penulis kemukakan. Sebagai starting point digunakan batasan pengertian yang diberikan oleh Pasal 6 Ayat (1) huruf b UU No. 12 Tahun 2011 tentang asas kemanusiaan. Yang dimaksud dengan “asas kemanusiaan” adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.” 20 Dalam kasus ini tentang normative contentnya asas kemanusiaan penulis dapat bersetuju dengan penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf b. HAM adalah hak-hak yang melekat pada semua manusia, tidak membedakan kebangsaan, tempat tinggalnya, jenis kelaminnya, asal usul kebangsaaan dan etnisitas, warna kulit, agama atau keyakinan, bahasa, atau status-status lainnya. UU No. 39 Tahun 1999 memberikan pengertian bahwa HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.21 Dengan demikian penghormatan terhadap HAM adalah mutlak dan menjadi salah satu ukuran dalam pembentukan hukum. 4.5 Peranan Kitab Suci Agama Islam Allah SWT berfirman di dalam QS Al Baqarah (2) ayat: 2
  • 11. 11 "Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa". Pada ayat lainnya Allah SWT berfirman di dalam QS Al Baqarah (2) ayat: 185 "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)”. Dari kedua ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa peranan kitab suci Al Qur'an bagi umat Islam adalah sebagai: 1. Hudan (petunjuk) bagi manusia, khususnya bagi manusia yang bertakwa. 2. Bayyinah (penjelasan-penjelasan) mengenai petunjuk tentang jalan yang lurus, yakni tentang ajaran dienul/agama Islam. 3. Furqan (pembeda) mana jalan yang hak/benar dan mana jalan yang batil/salah. BAB V DASAR-DASAR DAN KONSEP KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA 5.1 Dasar Filosofis Rukun: Orang Indonesia (khususnya Orang Jawa) selalu mengedepankan kerukunan dalam kehidupannya. Harmoni: Orang Indonesia (khususnya Orang Jawa) selalu mengedepankan keseimbangan antara mikro kosmos dan makro kosmos Selamet: Orang Indonesia (khususnya orang Jawa) sangat menjaga keselamatan baik dengan sesama manusia, alam dan Tuhan. Konsepsi Alamsyah Prawiranegara, yaitu: o Kerukunan antar umat beragama o Kerukunan intern umat beragama o Kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah 5.2 Hak Beragama ➢ bahwa hak beragama adalah hak asasi manusia yg tdk dpt dikurangi dlm keadaan apapun; ➢ bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk utk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu; ➢ bahwa Pemerintah berkewajiban melindungi setiap usaha penduduk melaksanakan ajaran agama & ibadat pemeluk-pemeluknya. 5.3 Peran Pemerintah ▪ Pemerintah mempunyai tugas utk memberikan bimbingan dan pelayanan agar setiap penduduk dlm melaksanakan ajaran agamanya dapat berlangsung dgn rukun, lancar, dan tertib; ▪ Arah kebijakan Pemerintah dalam pembangunan nasional di bidang agama antara lain peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama, kehidupan beragama, serta peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama; ▪ Kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan bangsa dan negara. 5.4 Makna Kerukunan Beragama 1. Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling
  • 12. 12 pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemeliharaan kerukunan umat beragama adalah upaya bersama umat beragama dan Pemerintah di bidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan umat beragama. 5.5 Misi • Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama. • Meningkatkan Kualitas Kerukunan Umat Beragama. • Meningkatkan Kualitas Raudhatul Athfal Madrasah, Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. • Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji,. • Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan yang Bersih dan berwibawa. 5.6 Pendahuluan 1. Indonesia adalah negara yang penduduk majemuk dari segi suku bangsa, budaya, dan agama. 2. Penduduk Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di berbagai wilayah. 3. Penduduk ini menganut agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Bagian terbesar dari penduduk menganut agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. 4. Diperlukan kearifan dan kedewasaan di kalangan umat beragama untuk memelihara keseimbangan antara kepentingan kelompok dan kepentingan nasional. 5. Diperlukan kebijaksanaan dan strategi untuk menciptakan dan memelihara KUB guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang aman, damai, sejahtera, dan bersatu. 5.7 Secara Estimologis • Rukun (dari bahasa Arab, ruknun) berarti asas atau dasar, misalnya: rukun Islam, asas Islam atau dasar agama Islam. • Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rukun berarti: (1) baik dan damai, tidak bertentangan; (2) bersatu hati, bersepakat. Merukunkan berarti: (1) mendamaikan; (2) menjadikan bersatu hati. Adapun Kerukunan: (1) perihal hidup rukun; (2) rasa rukun; dll. 5.8 Tiga Unsur KUB 1) Kesediaan untuk menerima adanya perbedaan keyakinan dengan orang maupun kelompok lain, 2) Kesediaan membiarkan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang diyakininya, dan 3) Kemampuan untuk menerima perbedaan selanjutnya menikmati suasana kekhusyu’an yang dirasakan orang lain sewaktu mereka mengamalkan ajaran agamanya. • Secara teologis: semua agama mengajarkan damai, kasih, rahmah, menghargai wong liyan. • Secara filosofis: manusia pada dasarnya membutuhkan manusia dalam kehidupan bersama. Jika tidak bisa rukun/bekerjasama maka tidak dapat hidup. • Secara praktis: keragaman adalah keniscayaan, dan maka potensi gesekan/konflik pasti ada... maka diperlukan rukun. 5.9 Trilogi Kerukunan Umat Beragama 1. Kerukunan intern umat beragama. Misal: ada istilah ukhuwah Islamiyah, badan kerjasama antar gereja, dsb. 2. Kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama. Misal: FKUB, Forum Lintas Agama, dsb. 3. Kerukunan antara (pemuka) umat beragama dengan Pemerintah. Misal: Pemerintah dan umat beragama bekerjasama memelihara kerukunan, Pemerintah memfasilitasi umat beragama, dsb. Tri kerukunan umat beragama bertujuan agar masyarakat Indonesia bisa hidup dalam kebersamaan, sekali pun banyak perbedaan. Konsep ini dirumuskan dengan teliti dan bijak agar tidak terjadi pengekangan atau pengurangan hak-hak manusia dalam menjalankan kewajiban dari ajaran-ajaran agama yang diyakininya.
  • 13. 13 5.10 Problem KUB • Kerukunan bukan upaya memperlemah iman! • “Ukhuwah terjalin, akidah terjamin” • Kerukunan adalah jembatan hubungan sosial antar umat beragama. • Kerukunan beda dengan perukunan! Inisiatif dari masyarakat lebih dominan dibanding dorongan pemerintah. • Kerukunan merupakan upaya-bersama umat beragama dan pemerintah. 5.11 Hambatan Kerukunan Hidup Umat Beragama • Ekspresi keagamaan yang keliru misal fanatisme memonopoli dan memutlakkan kebenaran sendiri, diikuti semangat misionarisme yang militan, merendahkan pihak lain bahkan memandangnya sebagai musuh. 5.12 Upaya-Upaya Mendorong Kerukunan Antar Umat Beragama 1. Memperkuat landasan/dasar-dasar (aturan/etika bersama) tentang kerukunan internal dan antar umat beragama. 2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi yang ideal untuk menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi. 3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif. 4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat manusia 5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan 6. Mengembangkan wawasan multikultural bagi segenap unsur dan lapisan masyarakat 7. Menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat. 5.13 Islam Rahmatan Lilalamin ✓Islam merupakan agama yang dibawa Rasul Muhammad SAW. Yang kedatangannya sebagai penyempurna risalah (syari’at) nabi-nabi terdahulu. Islam datang dengan membawa misi kedamaian bagi seluruh alam, bukan hanya ekslusif bagi kelompok islam. ✓Hal tersebut dijelaskan Allah dalam al-Qur’an surat Al-Anbiya’ : 107 yang berbunyi : “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” 5.15 Konsep Ukhuwah Dalam Islam
  • 14. 14 Gambar 4. Konsep ukhuwah dalam Islam ✓ Yakni konsep persaudaraan yang mengikat hubungan antara muslim satu dengan muslim lainnya. ✓ Dalam pandangan islam, sesama muslim merupakan saudara. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam al-Qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 10 yang menyatakan : ”Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” 5.16 Ukhuwah Insaniyah ▪ Yakni hubungan persaudaraan yang didasari atas pemikiran bahwa pada hakekatnya kita semua adalah makhluk Allah SWT. Oleh karena itu, segala macam bentuk pemaksaan ideologi dan penindasan adalah tidak bisa dibenarkan oleh ajaran Islam. Atas dasar itu, maka sikap yang harus dikembangkan sejatinya adalah saling tasamuh, menghargai dan menghormati, bukan saling memusuhi. ▪ Hal ini, sebagaimana Allah SWT menerangkan dalam Surat Yunus ayat 99 yang artinya : ”Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?” BAB VI KONSEP DASAR SUMBER-SUMBER HUKUM AGAMA 6.1 Apa Itu Hukum dan Apa itu sumber Hukum? 6.2 Hukum
  • 15. 15 Hukum menurut John Austin adalah peraturan yang diadakan untuk memberikan bimbingan kepada makhluk yang berakal oleh makhluk yang berakal yang berkuasa atasnya. Sedangkan menurut Utrecht hukum adalah himpunan petunjuk hidup (baik perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah dari masyarakat itu. 6.3 Sumber Hukum Dalam buku Pengantar Ilmu Hukum oleh Tami Rusli, secara umum sumber hukum adalah segala sesuatu yang telah menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, artinya jika dilanggar akan mengakibatkan sanksi tegas dan nyata. Sementara menurut Rahman Syamsuddin dalam buku Pengantar Hukum Indonesia, sumber hukum dapat diartikan sebagai bahan-bahan yang digunakan sebagai dasar oleh pengadilan dalam memutus perkara 6.4 Sumber-Sumber Hukum Agama Hukum adalah sesuatu yang berisi tentang aturan-aturan baik perintah atau larangan dan memiliki kekuatan sehingga apabila dilanggar akan mengakibatkan sebuah sanksi yang tegas dan nyata. Begitu juga dalam kehidupan. Sebagai manusia, hukum tidak akan pernah luput dari kita. Selain itu,hukum sangat erat kaitannya dengan sumber hukum. Sumber hukum adalah suatu acuan untuk kita menaati hukum itu sendiri. Contohnya sebagai seseorang yang beragama untuk menaati hukum itu sendiri,kita perlu mengacu kepada sumber-sumber hukum suatu Agama tersebut. Didalam sebuah Agama sumber hukum adalah suatu hal yang sangat penting. Setiap Agama pasti memiliki sumber hukum. Sumber hukum Agama itu sendiri tujuannya untuk membimbing atau menjadi acuan setiap manusia dalam menjalankan apa yang diperintahkan Tuhan melalui Agama yang dianut oleh setiap masing-masing umat manusia. Untuk itu berikut adalah penjelasan tentang sumber-sumber Hukum setiap agama. 6.5 Sumber Hukum Agama Islam Agama Islam memiliki 3 sumber hukum yaitu: Al-Qur’an, Hadist, dan Ijtihad 6.6 Alqur’an Al Qur’an berisi wahyu-wahyu dari Allah SWT yang diturunkan secara berangsur-angsur (mutawattir) kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al Qur’an diawali dengan surat Al Fatihah, diakhiri dengan surat An Nas. Membaca Al Qur’an merupakan ibadah. Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap muslim berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu menngikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Al Qur’an memuat berbagai pedoman dasar bagi kehidupan umat manusia. 6.7 Hadist Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir).Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad SAW mengandung nilai- nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula sikap dan perbutannya. Hal tersebut dikarenakan Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua. 6.8 Ijtihad
  • 16. 16 Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum-hukumyang telah ditentukan.Hasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga. 6.9 Sumber Hukum Agama Kristen Katolik Sebagaimana agama lain, agama Kristen mengakui bahwa merekapun memiliki kitab suci yang mereka yakini sebagi sumber dan pandangan hidup. Kitab suci agama Kristen adalah Kitab Injil atau Bibel dan juga bisa dinamakan Alkitab yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru. Perjanjian Lama, menurut gereja katolik, jumlah kitab suci yang terhimpun adalah 49 buah, selisih lebih banyak dari yang diakui protestan, kesepuluh kitab yang tidak diakui disebut “Deuterokanomika” yaitu kitab-kitab dongeng atau jiplakan yang tidak termasuk kanon Yahudi. Perjanjian Baru, istilah ini mempunyai arti, “Tata cara keselamatan yang diadakan Allah dalam diri Yesus”. Isi perjanjian baru mencakup 27 kitab, yang terdiri dari 4 injil, yaitu Markus (60 M), Matius (70 M), Lukas (75 M), dan Yahya (100 M). Dalam Agama Katolik, sumber keimanan dibagi menjadi sebagai berikut yaitu : 1. Kitab Suci 2. Magisterium (kuasa mengajar) 3. Gereja dan Tradisi Suci 6.10 Sumber Hukum Agama Kristen Protestan Sumber hukum Agama Kristen Protestan yaitu Kitab Suci. Kitab suci protestan disini sama dengan kitab suci Kristen katolik yakni al-kitab dengan penyebutan nama Injil yang diambil dari perjanjian baru. Namun perbedaan nya dalam kitab suci protestan dalam perjanjian lama ada 39 bab sedangkan katolik 45 bab, di dalam perjanjian baru dalam protestan dan katolik ada 27 bab. Injil adalah nama kitab yang ada di dalam perjanjian baru. Isi dari perjanjian lama dan baru tidak ada perbedaannya. Maka kalau kita perhatikan juga bacaan Alkitab di dalam misa kudus Minggu umumnya, bacaan pertama dan Mazmur di ambil dari Perjanjian Lama, bacaan kedua dari surat- surat para Rasul Perjanjian Baru, dan bacaan Injil dari salah satu dari keempat Injil Perjanjian Baru. Sedangkan pada misa harian, bacaan pertama diambil dari Perjanjian Lama atau surat-surat para rasul dari Perjanjian Baru, Mazmur dari Perjanjian Lama, dan Injil dari Perjanjian Baru. 6.11 Sumber Hukum Agama Hindu Secara umum, Sumber Hukum Agama Hindu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Kitab Sruti dan kelompok Kitab Smerti. Sruti berarti “Yang didengar" atau wahyu. Yang tergolong kitab Sruti adalah kitab-kitab yang ditulis berdasarkan wahyu Tuhan, seperti misalnya Weda, Upanishad, dan Bhagawadgita. Dalam perkembangannya, Weda dan Upanishad terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, seperti misalnya Regweda dan Isopanishad. Kitab Weda berjumlah empat bagian sedangkan kitab Upanishad berjumlah sekitar 108 buah. Smerti berarti “Yang diingat" atau tradisi. Yang tergolong kitab Smerti adalah kitab-kitab yang tidak memuat wahyu Tuhan, melainkan kitab yang ditulis berdasarkan pemikiran dan renungan manusia, seperti misalnya kitab tentang ilmu astronomi, ekonomi, politik, kepemimpinan, tata negara, hukum, sosiologi, dan sebagainya. Kitab-kitab smerti merupakan penjabaran moral yang terdapat dalam kitab Sruti. 6.12 Sumber Hukum Agama Buddha Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama.Tripiṭaka merupakan istilah yang digunakan oleh berbagai sekte Buddhis untuk menggambarkan berbagai naskah kanon mereka. Sesuai dengan makna istilah tersebut, Tripiṭaka pada mulanya mengandung tiga "keranjang" akan berbagai pengajaran: Sūtra Piṭaka (Sanskrit; Pali: Sutta Pitaka), Vinaya Piṭaka
  • 17. 17 (Sanskrit & Pali) dan Abhidharma Piṭaka(Sanskrit; Pali: Abhidhamma Piṭaka). Dimana ketiga pengajaran ini adalah hasil klasifikasi dan catatan para pengikut Sang Hyang Buddha Gautama yang masing berisi sebagai berikut : Sutta Piṭaka (kotbah- kotbah Sang Buddha), Vinaya Piṭaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi). 6.13 Kesimpulan 1. Hukum adalah sesuatu yang berisi tentang aturan-aturan baik perintah atau larangan dan memiliki kekuatan sehingga apabila dilanggar akan mengakibatkan sebuah sanksi yang tegas dan nyata. 2. Sumber hukum adalah suatu acuan untuk kita menaati hukum itu sendiri. 3. Sumber Hukum agama islam, pertama adalah Al-qur’an sebagai kitab suci para muslim, kedua hadist sebagai segala perilaku,perkataan Rasulullah SAW, ketiga Ijtihad yaitu meggunakan akal sehat karena tidak ada di al- qur’an dan hadist. 4. Sumber Hukum Agama Kristen Katolik adalah Kitab suci agama Kristen yaitu Kitab Injil atau Bibel dan juga bisa dinamakan Al-kitab yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru. 5. Sumber Hukum Agama Kristen Protestan Sumber-sumber hukumnya yaitu Kitab suci protestan sama dengan kitab suci Kristen katolik yakni Al-Kitab dengan penyebutan nama Injil yang diambil dari perjanjian baru 6. Sumber Hukum Agama Hindu yaitu merujuk pada 2 kelompok kitab yaitu kelompok kitab sruti dan kelompok kitab smerti. Macam-macam kitabnya adalah kitab Weda, Bhagawadgita, Upanishad, Purana dan Itihasa, agama Hindu mengenal berbagai kitab lainnya seperti misalnya: Tantra, Jyotisha, Darsana, Salwasutra, Nitisastra, Kalpa, Chanda, dan lain-lain. Kebanyakan kitab tersebut tergolong ke dalam kitab Smerti karena memuat ajaran astronomi, ilmu hukum, ilmu tata negara, ilmu sosial, ilmu kepemimpinan, ilmu bangunan dan pertukangan, dan lain-lain. 7. Sumber Hukum Agama Buddha yaitu Tripitaka yang berisi sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. BAB VII ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 7.1 Pengantar Adapun bab ini berisi tentang Pemahaman Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Mengintegrasikan Ilmu-ilmu Agama ke dalam Sains. Barang siapa menempuh jalan mencari ilmu. Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat menaungkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena senang (terhadap apa yang diperbuat). HR. Tarmizi dari Abi Dardak Subhaanallah, betapa Islam sangat peduki dengan ilmu pengetahuan. Betapa banyak hadist-hadist yang membahas pentingnya ilmu pengetahuan. Rasulullah saw banyak memberi motifasi kepada umat islam agar senantiasa mencari. 7.2 Dimensi Sains Dan Teknologi Dalam Agama Islam Sains, menurut Baiquni adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsesus para pakar, melalui penyimpulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh dari obcervasi pada gejala-gejala alam. Sedangkan teknologi adalah himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis.
  • 18. 18 Al-Qur’an, sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersufat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif, Al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains dan teknologi apalagi Al-Qur’an tidak menyatakan hal itu secara gamblang. Sedangkan pandangan al-Qur’an tentang sains dan teknologi,dapat diketahui dari wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw. : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (tulis baca). Dia Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. QS Al- Alaq: 1-5 Kata iqra’, menururt Quraish Sihab, diambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik yang tertulis maupun tidak. Sedangkan dari segi objeknya, perintah iqra’ itu mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh manusia. Atas dasar itu, sebenarnya tidak ada alasan untuk membuat dikotomi ilmu agama dan ilmu non agama. Sebab, sebagai agama yang memandang dirinya paling lengkap tidak mungkin memisahkan diri dari persoalan-persoalan yang bereperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan umatnya. Berkaitan dengan hal ini, Ghulsyani mengajukan beberapa alasan untuk menolak dikotomi ilmu agama dan ilmu non agama sebagai berikut : 1. Dalam sebagian besar ayat al-Quran, konsep ilmu secara mutlak muncul dalam maknanya yang umum, seperti pada ayat 9 surat Az-Zumar: “Katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui”. Beberapa ayat lain yang senada di antaranya QS 2:31; QS 12:76; QS 16:70. 2. Beberapa ayat al-Quran secara eksplisit menunjukkan bahwa ilmu itu tidak hanya berupa prinsip-prinsip dan hukum-hukum agama saja. Misalnya, firman Allah pada surat Fathir ayat 27-28: “Tidaklah kamu melihat melihat bahwasana Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka ragam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. Dengan jelas kata ulama (pemilik pengetahuan) pada ayat di atas dihubungkan dengan orang yang menyadari sunnatullah (dalam bahasa sains: “hukum-hukum alam”) dan misteri-misteri penciptaan, serta merasa rendah diri di hadapan Allah Yang Maha Mulia.
  • 19. 19 3. Di dalam Al-Qur’an terdapat rujukan pada kisah Qarun. “Qarun berkata: sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.. (QS-AlQasas:78). Di samping itu, subyek yang dituntut oleh wahyu pertama (Al-Alaq: 1-5) adalah manusia, karena potensi ke arah itu hanya diberikan oleh Allah SWT kepada jenis makhluk ini. Pemberian potensi ini tentunya tidak terlepas dari fungsi dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah di atas muka bumi. Suatu cara penghampiran yang sederhana dalam mempelajari ilmu pengetahuan ditunjukkan Al-Quran dalam surat Al-Mulk ayat 3-4 yang intinya mencakup proses kagum, mengakati, dan memahami. Dalam konteks sains, Al- Qur’an mengembangkan beberapa langkah/proses sebagai berikut: Pertama, al-Quran memerintahkan kepada manusia untuk mengenali secara seksama alam sekitarnya seraya mengetahui sifat-sifat dan proses-proses alamiah yang terjadi di dalamnya. Perintah ini, misalnya, ditegaskan di dalam surat Yunus ayat 101. “Katakanlah (wahai muhammad): Perhatikan (dengan nazar) apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”. Dalam kata unzhuru (perhatikan), Baiquni memahaminya tidak sekedar memperhatikan dengan pikiran kosong, melainkan dengan perhatian yang seksama terhadap kebesaran Allah SWT dan makna dari gejala alam yang diamati. Kedua, Al-Qur’an mengajarkan kepada manusia untuk mengadakan pengukuran terhadap gejala-gejala alam. Hal ini diisyaratkan di dalam surat Al-Qamar ayat 49. “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran.” Ketiga, Al-Qur’an menekankan pentingnya analisis yang mendalam terhadap fenomena alam melalui proses penalaran yang kritis dan sehat untuk mencapai kesimpulan yang rasional. Persoalan ini dinyatakan dalam surat An-Nahl ayat 11-12. “Dia menumbuhkan bagimu, dengan air hujan itu, tanaman-tanaman zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang mau berpikir. Dan dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu: dan bintang- bintang itu ditundukkan (bagimu) dengan perintah-Nya. Sebenarnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang menalar”.
  • 20. 20 Tiga langkah yang dikembangkan oleh Al-Qur’an itulah yang sesungguhnya yang dijalankan oleh sains hingga saat ini, yaitu observasi (pengamatan), pengukuran-pengukuran, lalu menarik kesimpulan (hukum-hukum) berdasarkan observasi dan pengukuran itu. Meskipun demikian, dalam perpektif Al-Qur’an, kesimpulan-kesimpulan ilmiah rasional bukanlah tujuan akhir dan kebenaran mutlak dari proses penyelidikan terhadap gejala-gejala alamiah di alam semesta. Sebab, seperti pada penghujung ayat yang menjelaskan gejala- gejala alamiah, kesadaran adanya Allah dengan sifat-sifat-Nya Yang Maha Sempurna menjadi tujuan hakiki di balik fakta-fakta alamiah yang dinampakkan. Gambar 5. Muhammad Ibnu Musa Al Khwarizmi (Bapak Aljabar). Al Khawarizmi lahir sekitar tahun 780 M di Khawarizm jika sekarang tempat kelahirannya dikenal dengan kota Khiva di Uzbeskistan. Keluarga beliau merupakan turunan Persia yang telah menetap di Khawarizm, namun dari beberapa catatan sejarah diketahui bahwa beliau ketika kecil pindah bersama keluarganya ke selatan kota baghdad, sehingga disinilah beliau meniti karirnya sebagai seorangb matematikawan. Beliau diperkirakan hidup di masa khalifah Abbasiyah Al-Ma’mun, Al-Mu’tashim dan Al- Watsiq yang dikenal sebagai masa keemasan ilmu pengetahuan di daerah Arab berkat translasi buku dan ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab. Pada masa itu terdapat Bait Al-Hikmah yang menjadi pusat penelitian, penerjemahan buku ke dalam bahasa Arab, dan juga publikasi ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh para cendekiawan muslim tak terkecuali Al Khawarizmi. Al Khawarizmi bergabung bersama cendekiawan yang lain di Bait Al-Hikmah ketika berusia 20 tahun. Semasa hidupnya beliau bekerja di Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Al-Ma’mun. Di sanalah beliau banyak menulis berbagai gagasan dan mempublikasikan buku ilmu pengetahuan baik bidang matematika, astronomi, sejarah maupun geografi, termasuk mempelajari terjemahan literatur sansekerta dan Yunani. Karya pertama beliau dipublikasikan dalam buku Al-Jabar (Al-Kitab Al-Mukhtaṣar Fīhisab Al-Jabr Wal- Muqabala), Buku tersebut merupakan buku pertama yang menjelaskan solusi sitematik dari linear dan notasi kuadrat. Berkat karya tersebutlah beliau dijuluki sebagai Bapak Aljabar, selain itu buku tersebut juga membawa kontribusi dalam kebahasaan. Kata aljabar berasal dari kata Al-Jabar yang tercantum di dalam bukunya. Hasil pemikiran beliau dalam buku Al-Jabar dianggap sebagai revolusi besar dalam bidang matematika. Beliau berhasil mengintegrasikan konsep-konsep geometri dari matematika Yunani kuno ke dalam konsep matematika yang baru. Pemikirannya menghasilkan sebuah teori gabungan yang memungkinkan bilangan rasional, irasional, dan besaran- besaran geometri diperlakukan sebagai objek-objek aljabar. Al Khawarizmi juga berkontribusi terhadap cabang aritmatika, hasil pemikirannya mengenai bidang ini dituangkan dalam karyanya yang berjudul Kitab Al-Jam’a wal- tafriq bi-hisab Al-Hind. Kitab tersebut dikenal sebagai buku ilmu pengetahuan pertama yang ditulis menggunakan sistem bilangan desimal. Teori yang dibahas dalam buku tersebut merupakan titikawal penyeimbangan ilmu matematika dan sains dan dari buku tersebut jugalah cikal bakal dari algoritma muncul. Di belahan Eropa, karyanya banyak ditranslasikan ke dalam bahasa Latin sebagai Algorithmi, Algorismi, Alchawarizmi sehingga di literatur barat Al Khawarizmi dikenal sebagai Algorizm. Sebutan inilah yang kemudian digunakan untuk menyebutkan konsep algoritma yang ditemukannya perhitungan logaritma yang sekarang banyak dipergunakan secara luas terutama di bidang komputer atau sains dan engineering yang berasal dari hasil pemikiran beliau. Selain itu matematika biner yang digunakan dalam pemrograman juga didasari oleh konsep algoritma Al Khawarizmi. Perkembangan yang semakin maju bagi komputer digital dan pemrogramannya tak terlepas dari
  • 21. 21 pemikiran beliau yang. Menjadi gerbang kemajuan. Kata algoritma sendiri yang kita kenal sekarang merupakan kata yang diambil dari kata algorismi yang dilatinisasi dari namanya. Al Khawarizmi diperkirakan wafat pada tahun 850 M dan semasa hidupnya karyanya tidak seputar bidang matematika saja, namun banyak bidang dari ilmu pengetahuan yang ikut terpengaruh dari hasil pemikirannya tersebut. Seperti pada bidang geografi beliau menyempurnakan peta Ptolemeus dalam karya yang berjudul Kitab surat Al-Ard dan menurut Paul Gallez, hal ini sangat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk. 7.3 Pengaruh Al Khawarizmi dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Al Khawarizmi banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dunia, diantaranya sebagai berikut: ❖ Menemukan konsep aljabar yang kita kenal sekarang melalui buku Al-Jabr yang berisi mengenai persamaan linear dan kuadrat. ❖ Orang yang pertama menjelaskan dan mempopulerkan kembali penggunaan angka nol (0) serta mengenalkan sistem notasi desimal dan tanda pengalian dua. ❖ Memperkenalkan tanda negatif pada bilangan. ❖ Membuat tabel perhitungan astronomi guna mengukur jarak dan kedalaman bumi. Tabel ini juga menjadi dasar untuk penelitian di bidang astronomi. ❖ Model pembuatan peta dunia yang dituliskan dalam buku ṣurat Al-Arḍ yang digunakan para ahli geografi barat dalam menggambar peta. 7.4 Pengaruh Al Khawarizmi dalam Bidang Komputer Ilmu pengetahuan matematika pada dasarnya sangat berperan dalam pengembangan komputer dan teknologi dari dahulu hingga sekarang dan peran itu tidaklah sedikit melainkan sangatlah besar, dan itu tak lepas dari peran Al Khawarizmi di dalamnya. Kendati demikian namun sedikit yang mengenang jasa dari Al Khawarizmi. Algoritma tidak bisa terlepas dan selalu berdampingan dengan perkembangan teknologi yang saat ini semakin maju. Bahkan untuk teknologi kecerdasan buatan sekalipun tak dapat pintar tanpa sistem algoritma dalam pemrogramannya. Menurut David Berlinski dalam bukunya yang berjudul “The Advent of the Algorithm: The Idea That Rulles the World” mengatakan dua gagasan terbentang gemerlap di atas beludru, yang pertama adalah kalkulus, yang kedua, algoritma. Kalkulus adalah gagasan yang memungkinkan sains modern menjadi mungkin. Algoritma adalah gagasan tentang prosedur yang efektif yang memungkinkan dunia modern menjadi mungkin. Di samping algoritma, salah satu kontribusi yang dilakukan oleh Al Khawarizmi yang cukup besar untuk perkembangan bidang komputer adalah memperkenalkan angka 0 dalam sistem penomoran Arab, yang nantinya diadaptasi pada bidang komputer. Angka nol sendiri merupakan bagian yang ada dalam kode biner dan merupakan dasar dari pembentukan program komputer. 7.5 Kesimpulan Islam pernah menjadi ahli dan penemu di berbagai bidang sains dan teknologi pada masa klasik, namun sekarang kemajuan sains dan teknologi dalam beberapa dasawarsa abad XX telah menempatkan negara-negara yang penduduknya mayoritas muslim dalam posisi pinggiran. Misalnya, beberapa terminologi keamanan seperti jihad, ilmu, taqwa, amal shalih, dan ihsan perlu ditafsirkan dalam konteks yang lebih luas dari sekedar terminologi ibadah dalam arti sempit. Persepsi yang membuat dikotomi itu telah menjauhkan umat islam dari kemajuan sains dan teknologi. Demikian pula dengan terminologi amal shalih dan ihsan amat perlu diterjemahkan dalam konteks yang meliputi karya sains dan teknologi, bukan kebijakan dalam arti sempit.
  • 22. 22 Referensi Muhamad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 1. Pengantar Pendidikan Agama (halaman. 1-6). Jakarta: Universitas Siber Asia. Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 2. Filsafat Ketuhanan dan Prinsip Agama (halaman. 1-8). Jakarta: Universitas Siber Asia. Muhamad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 3. Kaidah Beragama (halaman. 1-3). Jakarta: Universitas Siber Asia. Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 4. Makna Kemanusiaan (halaman. 1-26). Jakarta: Universitas Asia Jakarta. Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 5. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA (halaman. 1-19). Jakarta: Universitas Siber Asia. Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 5A. Dasar-dasar & Konsep Kerukunan Umat Beragama (halaman. 1-21). Jakarta: Universitas Siber Asia. Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 5B. Kerukunan Antar Umat Beragama (halaman. 1-9). Jakarta: Universitas Siber Asia. Muhammad Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 6. Konsep Dasar Sumber-Sumber Hukum Agama (halaman. 1-11). Jakarta: Universitas Siber Asia. Ikhwani Saputra, S. M. (2022). Sesi 7. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (halaman. 1-24). Jakarta: Universitas Siber Asia. TafsirQ.com. (2022, Desember 13). Retrieved from Javan Labs: Aal+qasas+78 | Tafsirq.com TafsirQ.com. (2022, Desember 13). Retrieved from Javan Labs: Al-Zumar+ayat+9 | Tafsirq.com TafsirQ.com. (2022, Desember 13). Retrieved from Javan Labs: Surat Al-Hujurat Ayat 10 | Tafsirq.com
  • 23. 23 Nilai Tanda Tangan Dosen Pengampu / Tutor Tanda Tangan Mahasiswa (Muhammad Ikhwani Saputra, S.Kom., M.Kom) (Hendro Gunawan) Diserahkan pada Tanggal: Tanggal Mengumpulkan: 13/11/2022