Makalah ini membahas tentang mata kuliah Manajemen Konstruksi II. Terdapat beberapa tugas yang harus diselesaikan seperti menanggapi penambahan item pekerjaan dari perspektif konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek. Selain itu, dijelaskan tentang rapat persiapan kontrak, serah terima pertama dan akhir pekerjaan, dampak penggunaan SKA ganda, pengertian SPMK dan addendum, serta unsur-unsur yang terdapat
1. MATA KULIAH
MANAJEMEN KONSTRUKSI II
Disusun oleh :
AGSELINO HARDYANTO PUTRO (171003222010569)
Dosen Pengampu :
M. Afif Salim, S.T, M.T, M.M
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
2020
2. TUGAS :
1. A. Jika saya sebagai konsultan :
Saya akan berkoordinasi dengan kontraktor tentang penambahan item yang tidak
ada dalam RAB, apakah pekerjaan tersebut harus dilaksanakan atau tetap
dilaksanakan tetapi harus ada item yang tidak perlu dikerjakan dan diganti dengan
penambahan item yg diinginkan owner
Jika penambahan item tersebut disetujui, maka saya akan addendum terkait
penambahan item pekerjaan dengan mengatur kembali administrasi proyek
B. Jika saya sebagai kontraktor :
Saya akan mengajukan addendum terkait dengan penambahan item pekerjaan dan
membuat Network Planning baru
C. Jika saya sebagai pemilik pekerjaan (BBWS Pemali Juana) :
Membuat pembaruan kontrak kepada pihak terkait.
2. PCM, PHO, dan FHO adalah
Rapat persiapan kontrak (PCM) adalah rapat yang dilakukan oleh semua unsure
terkait dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, yang pada umunya terdiri dari
Ka.Satker/PPK sebagai unsure pengendali, konsultan supervise sebagai pengawas dan
kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan.
Penyerahan serah terima Pertama (PHO) adalah kegiatan serah terima seluruh
pekerjaan yang dilakukan secara resmi dari penyedia jasa kepada direksi pekerjaan
setelah diteliti terlebih dahulu oleh panitia penilai hasil pekerjaan.
Penyerahan serah terima akhir pekerjaan (FHO) adalah kegiatan serah terima akhir
pekerjaan yang dilakukan secara resmi dari penyedia jasa kepada direksi pekerjaan
setelah penyedia jasa menyelesaikan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan.
3. Beberapa dampak dari pemakaian SKA dengan nama yang sama lebih dari satu proyek
adalah :
Tindakan pidana kepada pemegang dan yang terkait apabila diketahui dalam
pemeriksaan BPK atau inspektorat.
Pencabutan SKA dari pemegang apabila diketahui dalam pemeriksaan BPK atau
inspektorat.
3. 4. Pengertian SPMK dan addendum :
Surat perintah mulai kerja (SPMK) adlah surat perintah kerja yang diterbitkan oleh
pejabat pembuat komitmen/PPK didalam dokumen kontrak/surat perjanjian kontrak.
Addendum adalah penambahan/perubahan dokumen pada saat lelang atau sebelum
kontrak ditandatangani.
5. Rencana mutu kontrak (RMK) adalah suatu pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan
pekerjaan, agar produk akhir pekerjaan sesuai dengan syarat teknis yang tercantum dalam
kontrak.
Bab – Bab yang ada pada RMK anatar lain :
Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Pekerjaan : isi : nama pekerjaan
Lokasi : isi : nama lokasi pekerjaan
Pelaksanaan : isi : nama kontraktor pelaksana
TAHUN ANGGARAN ( )
Daftar isi
Kata Pengantar
Latar Belakang
BAB I Pendahuluan
BAB II UMUM
Tujuan
Informasi Pemilik
Identitas Pekerjaan
Deskripsi Pekerjaan
BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS
Struktur Organisasi
Uraian Tanggung Jawab
BAB IV SASARAN MUTU
BAB V RENCANA MUTU KONTRAK
4. 6. a. tanggapan terhadap makalah tersebut !!
Menurut saya, makalah sengketa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi ini sangatlah
penting untuk professional teknik yang bekerja dibidangnya agar dapat mengantisipasi
kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi khususnya pekerjaan – pekerjaan yang
bersentuhan dengan hukum. Selain itu bagus juga untuk mahasiswa mahasiswi supaya
menambah wawasan mereka tentang permasalahan sengketa dalam jasa konstruksi agar
mereka semua tidak menampung cabang keilmuan dalam keteknikan saja namun juga
pemahaman dalam hokum sengketa jasa konstruksi.
Beberapa poin penting atau kesimpulan dari makalah tersebut :
Pemahaman sengketa jasa konstruksi dapat terjadi pada masa precontractual,
masa contractual, dan masa pascontractual.
Pada masa contractual, dapat saja terjadi sengketa pada saat perencanaan
konstruksi, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasan konstruksi.
Alternatif penyelesaian sengketa jasa konstruksi dilakukan melalui jalur
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, pendapat hokum oleh lembaga
arbitrase, atau gabungan kelima jalur tersebut sesuai tingkat kebutuhan
b. Beberapa contoh sengketa precontractual :
o Proyek Pembangunan hotel goldenhans di kelapa gading Jakarta
o Proyek Pembangunan Yogyakarta Internasioanl Airport tepatnya di kulon progo
o Proyek Pembangunan Appartemen Utara The Icon Yogyakarta
c. Pembangunan penataan kawasan kalijodo termasuk dalam sengketa precontractual.
d. Kesimpulan terhadap makalah tersebut :
Pemahaman sengketa jasa konstruksi dapat terjadi pada masa precontractual, masa
contractual, dan masa pascontractual.
Pada masa contractual, dapat saja terjadi sengketa pada saat perencanaan
konstruksi, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasan konstruksi.
Alternatif penyelesaian sengketa jasa konstruksi dilakukan melalui jalur konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, pendapat hokum oleh lembaga arbitrase, atau
gabungan kelima jalur tersebut sesuai tingkat kebutuhan.
Pemahaman tanggung jawab pelaku jasa konstruksi secara perdata dan pidana.
Pemahaman tentang cara penyelesaian sengketa jasa konstruksi.