SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Subdit Bina Pelayanan Kebidanan
Kementerian Kesehatan RI
Disampaikan pada Pertemuan Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan
Pusdiklat, 4 Juni 2012
Tahapan Pembangunan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005-2025
2
(Perpres No. 7/2005)
Peningkatan Akses Masyarakat
terhadap
Layanan Kesehatan yang Berkualitas
Agenda:
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
PENINGKATAN KUALITAS SDM
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
VISI
MASYARAKAT SEHAT
YANG MANDIRI
DAN BERKEADILAN Menciptakan tata kelola
kepemerintahan yang baik
Melindungi kesehatan masyarakat
dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna,
merata, bermutu, dan berkeadilan
Menjamin ketersediaan dan
pemerataan sumberdaya kesehatan
Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani
TUJUAN
Terselenggaranya pembangunan
kesehatan secara berhasil-guna
dan berdaya-guna dalam rangka
mencapai derajat kesehatan masy
yang setinggi-tingginya
RENSTRA KEMKES
2010-2014
4
VISI
MASYARAKAT
SEHAT YANG
MANDIRI DAN
BERKEADILAN
RPJMN 2010
- 2014
8 FOKUS PRIORITAS NASIONAL
BIDANG KESEHATAN
1. Peningkatan KIA & KB
2. Perbaikan gizi masyarakat
3. Pengendalian penyakit menular & tidak
menular dan kesling
4. Pemenuhan SDM Kesehatan
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan,
safety, mutu, penggunaan obat/makanan
6. Jamkesmas
7. Pemberdayaan masyarakat,
penanggulangan bencana dan krisis
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer,
sekunder dan tersier
8 PRIORITAS REFORMASI KESEHATAN
1. Jamkesmas
2. Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
3. Ketersediaan Obat
4. Saintifikasi Jamu
5. Reformasi Birokrasi
6. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
7. Penangananan Daerah Bermasalah
Kesehatan (PDBK)
8. Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World
Class Hospital)
MDG 2015
6
Sasaran yang disepakati secara global dalam MDGs meliputi:
Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Mencapai pendidikan dasar untuk semua orang
Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan
Menurunkan angka kematian anak
Meningkatkan kesehatan ibu
Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
Memastikan kelestarian lingkungan hidup
Membangun kemitraan global untuk pembangunan
TARGET MDGs
• Tantangan target pencapaian MDG’s di bidang kesehatan
sampai dengan tahun 2015 mencakup penurunan angka
kematian ibu dan bayi, serta penurunan angka penyakit
menular seperti HIV/AIDS.
• Diharapkan AKI dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi
102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sementara
AKB dari 34/1000 kelahiran hidup menjadi 23/1000
kelahiran hidup pada tahun 2015.
• Keberhasilan pencapaian target tersebut di atas sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan SDM dan Fasilitas pelayanan
kesehatan yang berkualitas
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS
(MDGs)
Menghapuskan kemiskinan
yang berat dan kelaparan
Menurunkan
angka kematian anak
Meningkatkan
kesehatan ibu
MDG”s 2015
Millenium Development Goals 2015
Sektor Kesehatan – Pelayanan Kebidanan
Memberantas HIV/AIDS,
Malaria dan
penyakit menular lainnya
Mendorong kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan
9
•Propinsi : 78
 Menurunkan AKB dari 34 menjadi
24 / 1000 kelahiran hidup
 Menurunkan AKI dari 228 menjadi
118 / 100.000 kelahiran hidup
RENCANA
PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH
NASIONAL
2010-2014
 Mengurangi angka kematian bayi &
balita  2/3 dari AKB pada tahun
1990 menjadi 23/1000 kelahiran
hidup
 Mengurangi angka kematian ibu
3/4 dari AKI pada tahun 1990
menjadi 102/100.000 kelahiran
hidup
MDG
(Millenium
Development
Goals) 2015
9
• Target AKBA World Summit for Children (65 per 1.0000 kh) th 2000 telah
tercapai dan Target MDG diperkirakan dapat tercapai
• Kesenjangan capaian antar propinsi masih tinggi
TUJUAN 4: KEMATIAN BAYI dan BALITA
68
57
91
81
58
46 44
32 30
26
20
23
46
35 34
19
32
0
30
60
90
120
1991 1994 1997 2000 2003 2006 2009 2012 2015
Kematian
per
1.000
kelahiran
hidup
MDG
2015
• Penurunan melambat; Target MDG mungkin tidak tercapai
• Persalinan oleh nakes meningkat 38,5 % (1992) – 73,4 % (2007)
• Dipengaruhi faktor sosial, ekonomi, budaya
• Kesulitan pengukuran AKI di tingkat daerah
TUJUAN 5: ANGKA KEMATIAN
IBU
102
228
307
334
390
118
226
0
100
200
300
400
500
600
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020
SDKI Target Linear (SDKI)
DEMAND SUPPLY
Pendididkan perempuan masih
rendah
Jumlah dan sebaran sarana,
fasilitas dan SDM kesehatan
untuk pelayanan KIA belum
merata
Sosial ekonomi rendah Kesinambungan pelayanan KIA
berkualitas, termasuk rujukan
belum memadai
Kondisi sosial budaya tidak
mendukung
Pembiayaan pelayanan KIA
berkualitas belum memadai
Kedudukan dan peranan
perempuan tdk menguntungkan
Transportasi tidak mendukung
Perilaku perawatan KIA di rumah
dan “seeking care”
Sebab Tidak Langsung
Kematian Ibu, Bayi & Balita
MASALAH KIA
13
Risiko kematian ibu & anak terjadi paling
banyak pada periode kelahiran
LAHIR MATI
KEMATIAN IBU
KEMATIAN BBL
KEMATIAN ANAK
INDONESIA ADALAH SALAH SATU DARI 68 NEGARA
YANG MEMILIKI KEMATIAN IBU DAN NEONATAL YANG BURUK
Kondisi yang Ingin Dicapai (2015)
•Supply Side:
 Semua RS UMUM Prov dan
Kab/kota (500 RSU) mampu
PONEK 24 jam
 Semua Puskesmas TT (3000)
mampu PONED
 Semua Puskesmas
menyediakan pelayanan
pertolongan persalinan (9700)
 Semua desa menjadi desa
Siaga
 Semua Yan ANC, Persalinan
Nifas, Penanganan Komplikasi,
KB berkualitas dan terstandar
 Semua Bumil bersalin di
fasilitas kesehatan yg
berkualitas & terstandar
• Demand Side:
 Semua ibu hamil telah
mengikuti Program
Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dg
Stiker (4,7 jt/tahun)
 Setiap ibu hamil memiliki
buku KIA (4,7 jt/tahun)
 Semua desa menjadi
Desa Siaga
Fokus PENURUNAN AKI DAN AKB
90% KEMATIAN IBU PD SAAT
MELAHIRKAN ATAU BBRP SAAT
SETELAHNYA
Perdar
ahan
(28%)
Eklamsi
a (24%)
Infeksi
(11%)
Kompli
kasi
Pueperi
um
(8%)
Partu
s
macet
(5%)
Abort
us
(5%)
Trau
ma
Obst
etric
(5%
)
Embo
li 3%
dan
lain-
lain
11%
BIAYA KES
NON NAKES
PENDIDIKIN
PENGETAHUAN
BUDAYA
KEMISKINAN
LINGKUNGAN
KELUARGA
POLITIK
SISTEM RUJUKAN
SUPPLY
3 T + 4 T
J AMINAN PERSALINAN DAN KELUARGA
BERENCANA
Upaya penurunan AKI dan AKB
• Pelayanan obstetri dan neonatal
esensial sesuai standar
• Pelayanan persalinan yang
berkualitas
• Deteksi dini kasus risiko tinggi
• Penanganan kegawatdaruratan &
komplikasi
• Jampersal
“ Kebijakan”
Pengelolaan pelayanan rujukan
Obstetri & Neonatal Dasar dan Komprehensif
( PONED & PONEK )
Lembaga dimana rujukan kasus diharapkan
dapat diatasi dengan baik, artinya tidak boleh
ada kematian karena keterlambatan dan
kesalahan penanganan
UPAYA PENANGANAN TERPADU
KEGAWATDARURATAN
1. Dimasyarakat
Peningkatan kemampuan bidan terutama di desa dlm
memberikan pelayanan esensial, deteksi dini dan
penanganan kegawatdaruratan (PPGDON)
2. Di Puskemas
Peningkatan kemampuan dan kesiapan puskesmas dlm
memberikan Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar ( PONED )
3. Di Rumah Sakit
Peningkatan kemampuan dan kesiapan RS kab / kota
dlm PONEK
4. Pemantapan jarigan pelayanan rujukan obstetri &
neonatal
Koordinasi lintas program, AMP kab / kota dll
Puskesmas PONED
Puskesmas yang memiliki kemampuan
untuk memberikan pelayanan obstetri
neonatal emergensi dasar langsung
terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan
neonatal dengan komplikasi yang
mengancam jiwa ibu dan neonatus
1. Pelayanan Obstetri Emergensi
Dasar :
 Pemberian oksitosin parenteral
 Pemberian antibiotik parenteral
 Pemberian sedatif parenteral pada
tindakan kuretase digital dan plasenta
manual
 Melakukan kuretase, plasenta manual,
dan kompresi bimanual
 Partus dengan tindakan ekstraksi
vacum,ekstraksi forcep
2. Pelayanan Neonatal Emergensi
Dasar
 Resusitasi bayi asfiksia
 Pemberian antibiotik parenteral
 Pemberian anti konvulsan
parenteral
 Pemberian Phenobarbital
 Kontrol suhu
 Penanggulangan gizi
RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM
Rumah sakit yang memiliki tenaga dengan
kemampuan serta sarana dan prasarana
penunjang yang memadai untuk memberikan
pertolongan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal dasar dan komprehensif dan
terintergrasi selama 24 jam secara langsung
terhadap ibu hamil, nifas dan neonatus, baik
yang datang sendiri atau atas rujukan kader,
bidan, Puskesmas PONED, dll
Upaya Pelayanan PONEK
• Stabilisasi di UGD & persiapan
pengobatan definitif
• Penanganan kasus gawatdarurat oleh
tim di ruang tindakan
• Penanganan operatif cepat
• Perawatan intesif ibu dan bayi
• Pelayanan ANC risti
Kemampuan PONEK meliputi :
1. Pelayanan obstetri
komprehensif
• Pelayanan obstetri emergensi dasar
(PONED)
• Transfusi darah
• Bedah Caesar
2. Pelayanan Neonatal
Komprehensif
• Pelayanan neonatal emergensi
dasar
• Pelayanan neonatal intensif
Kriteria RS PONEK 24 jam
1. Memberikan pelayanan PONEK 24 jam secara efektif
(cepat, tepat-cermat dan purnawaktu) bagi bumil/bulin,
bufas, BBL – ada SOP
2. Memiliki kelengkapan sarana dan tenaga terampil untuk
melaksanakan PONED/PONEK (sesuai dengan standar
yang dikembangkan) – tim PONEK terlatih
3. Kemantapan institusi dan organisasi, termasuk
kejelasan mekanisme kerja dan kewenangan unit
pelaksana/tim PONEK- ada kebijakan
4. Dukungan penuh dari Bank Darah / UTD – RS, Kamar
Operasi, HCU/ICU/NICU, IGD dan unit terkait lainnya
5. Tersedianya sarana/peralatan rawat intensif dan
diagnostik pelengkap (laboratorium klinik, radiologi, RR
24 jam, obat dan penunjang lain. )
JAMPERSAL
• Program Jaminan Persalinan adalah
Program pemeriksaan kehamilan
(Antenatal), persalinan dan Pemeriksaan
masa nifas (Postnatal) bagi seluruh ibu
hamil yang menggunakan fasilitas
kesehatan yang bekerjasama dengan
program dan pembiayaannya ditangung
pemerintah
• Jaminan Persalinan TERINTEGRASI
dengan program JAMKESMAS.
• Penyelenggaraan program mengacu pada
Pedoman Pengelolaan Program KIA.
Kebijakan operasional (1)
•Pengelolaan Jaminan Persalinan dilakukan pada
setiap jenjang pemerintahan (pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota) menjadi satu kesatuan dengan
pengelolaan Jamkesmas.
•Kepesertaan Jaminan Persalinan merupakan
perluasan kepesertaan dari Jamkesmas, yang
terintegrasi dan dikelola mengikuti tata kelola dan
manajemen Jamkesmas
•Sasaran program Jaminan Persalinan adalah
seluruh sasaran yang belum memiliki jaminan
persalinan.
Kebijakan operasional (2)
• Peserta Jaminan Persalinan dapat memanfaatkan
pelayanan di seluruh jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan
(Rumah Sakit) di kelas III
• Pelaksanaan pelayanan Jaminan Persalinan
mengacu pada standar pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA).
• Pembayaran atas pelayanan jaminan persalinan
dilakukan dengan cara klaim oleh fasilitas
kesehatan. Untuk persalinan tingkat pertama di
fasilitas kesehatan pemerintah (Puskesmas dan
Jaringannya) dan fasilitas kesehatan swasta yang
bekerjasama dengan Tim Pengelola
Kabupaten/Kota.
Kebijakan operasional (3)
•Prinsip Portabilitas, Pelayanan terstruktur
berjenjang berdasarkan rujukan dengan
demikian jaminan persalinan tidak mengenal
batas wilayah
•Pusat dapat melakukan realokasi dana antar
kabupaten/kota,
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN
DAN KETEKNISIAN MEDIK (KEPMENKES 1144/2010)
30
DIREKTUR
Kasubdit Bina
Yanwat
Dasar
Kasubdit Bina
Yanwat
RS Umum
Kasubdit Bina
Yanwat
RS Khusus
Kasubdit Bina
Pelayanan
Kebidanan
Kasubdit Bina
Pelayanan
KMKF
Kasie
Standarisasi
Kasie
Evaluasi
Kasie
Evaluasi
Kasie
Standarisasi
Kasie
Standarisasi
Kasie
Evaluasi
Kasie
Evaluasi
Kasie
Standarisasi
Kasie
Standarisasi
Kasie
Evaluasi
Kasubag TU
31
RUANG LINGKUP
SUBDIT BINA PELAYANAN KEBIDANAN
Pengelolaan dalam pengembangan
pelayanan kebidanan meliputi : kesehatan
reproduksi remaja, pra nikah, hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, anak balita
sehat, pelayanan KB, klimakterium pada
kasus normal dan abnormal/bermasalah
sesuai kewenangan bidan
32
•PERUMUSAN KEBIJAKAN TEKNIS
•PENYUSUNAN NORMA, STANDAR
TEKNIS, PEDOMAN, KRITERIA,
PROSEDUR
•BIMBINGAN TEKNIS
•EVALUASI
TUPOKSI SUBDIT BINA
PELAYANAN KEBIDANAN
33
PELAYANAN KEBIDANAN
• Merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan, dilakukan secara
mandiri, kolaborasi, konsultasi dan rujukan bagi kesehatan
reproduksi perempuan sepanjang siklus kehidupannya,
termasuk bayi dan anak Balita.
• Pelayanan kebidanan diselenggerakan mulai dari tingkat
primer, sekunder, dan tersier yang tersusun dalam suatu
mekanisme rujukan timbal-balik.
34
Pelayanan Kebidanan
di tingkat Pelayanan Primer
 Meliputi : Puskesmas dan jaringannya termasuk
Polindes / Poskesdes, Bidan Praktik Mandiri, Klinik
Bersalin serta fasilitas kesehatan lainnya milik
pemerintah maupun swasta.
 Memberikan pelayanan kebidanan essensial,
melakukan promotif, preventif, deteksi dini dan
memberikan pertolongan pertama pada kegawat-
daruratan obstetri neonatal (PPGDON) untuk
tindakan pra rujukan dan PONED di Puskesmas
serta pembinaan UKBM termasuk Posyandu.
35
Pelayanan Kebidanan
di tingkat Pelayanan Sekunder
• Meliputi : Rumah Sakit Umum dan Khusus baik milik
Pemerintah maupun Swasta yang setara dengan RSU
Kelas D, C dan B Non Pendidikan, termasuk Rumah
Sakit Bersalin (RSB), serta Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA).
• Memberikan pelayanan kebidanan essensial, melakukan
promotif, preventif, deteksi dini, melakukan penapisan
(skrining) awal kasus komplikasi mencegah terjadinya
keterlambatan penanganan dan kolaborasi dengan
nakes lain dalam penanganan kasus (PONEK).
36
Pelayanan Kebidanan
di tingkat Pelayanan Tersier
• Meliputi : Rumah Sakit yang setara dengan Rumah Sakit
Umum dan Rumah Sakit Khusus Kelas A, kelas B
pendidikan, milik Pemerintah maupun swasta.
• Memberikan pelayanan kebidanan essensial, melakukan
promotif, preventif, deteksi dini, melakukan penapisan
(skrining) awal kasus komplikasi mencegah terjadinya
keterlambatan penanganan, kolaborasi dg nakes lain
dalam penanganan kasus PONEK dan asuhan
kebidanan/penatalaksaaan kegawat-daruratan pada
kasus-kasus kompleks sebelum mendapat penanganan
lanjut.
37
HASIL PENELITIAN & EVALUASI
38
• Hasil penelitian Pusdiknakes dengan WHO
(1999) menunjukan; bahwa bidan tidak
percaya diri dalam melakukan asuhan
kebidanan karena tidak terampil, hal ini
merupakan dampak dari kesempatan praktik
yang kurang selama pendidikan, 80 % bidan
tidak pernah mengikuti pelatihan dalam
5 tahun terakhir.
• Hasil penelitian Direktorat Keperawatan
dengan WHO (2000) menunjukkan; bahwa
70,9% tenaga bidan tidak pernah mendapat
training dalam 3 tahun terakhir.
39
Hasil Kajian SMPFA tentang
layanan kasus rujukan
di 10 Kabupaten tahun 2000
• Penerimaan pasien bukan oleh tenaga medis
• Dokter & bidan sbg tenaga terlatih justru ada dilini belakang
• Prosedur penerimaan rujukan lambat karena birokrasi administrasi
• Bank darah RS belum berfungsi sbg antara penyimpanan darah
• Belum tersedia UTD RS
• Keterbatasan pelayanan pemeriksaan penunjang
• Keterbatasan SDM, sarana dan prasarana
• Keterbatasan keterampilan Puskesmas dalam melakukan pelayanan
emergensi obstetri dan neonatal
• Umpan balik rujukan belum berjalan dengan baik
• Juklak sistem rujukan belum baku
• Persepsi terhadap protap pelayanan emergensi belum sama
• Pengetahuan masyarakat tentang kegawatdaruratan masih rendah
• Kemampuan ibu dalam pengambilan keputusan yang rendah
• Faktor geografis, transportasi dan finansial yang masih rendah
40
• Hasil bimtek Subdit kebidanan Direktorat
keperawatan ke Rumah Sakit dan
Puskesmas di 5 Provinsi (2004), a.l.
ditemukan bahwa semua rumah sakit dan
puskesmas belum menerapkan standar dan
pedoman Asuhan kebidanan, kondisi
tersebut berdampak pada kualitas
pelayanan kebidanan.
*Kualitas institusi pendidikan
belum memadai
*Kurikulum tidak
menjawab kebutuhan
*Jumlah dosen yang kompeten
dan terkualifikasi 
*Infrastruktur 
termasuk lahan praktek
& jumlah kasus
Isu Pendidikan dan Pelatihan Bidan (WHO, 2006)
42
MASALAH
PELAYANAN KEBIDANAN
• AKI & AKB Masih tinggi
• Kualitas pendidikan dan pelayanan
kebidanan belum optimal
• Kualitas SDM bidan  masih rendah
• Sarana prasarana belum memadai
• Distribusi bidan belum merata
43
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PELAYANAN KEBIDANAN
44
• Bertujuan:
Menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas dan
sebagai landasan untuk standarisasi dan perkembangan
profesi.
• Sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan
asuhan yang diberikan bidan dalam seluruh aspek
pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan
masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output
dalam menjalankan praktik / pekerjaannya.
• Berisikan antara lain tentang standar kompetensi, standar
pendidikan bidan, standar pendidikan berkelanjutan bidan,
kode etik bidan Indonesia, standar praktik dan standar
pelayanan kebidanan.
Standar Profesi Bidan
(Permenkes No. 369/Menkes/SK/III/2007)
45
Standar Asuhan Kebidanan
(Permenkes No. 938/Menkes/SK/VIII/ 2007)
• Berisikan tentang standar pengkajian kebidanan,
perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan,
perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan
asuhan kebidanan
• Bertujuan sebagai :
1.Acuan dan landasan dalam melaksanakan
tindakan/kegiatan dalam lingkup tanggung jawab bidan.
2.Mendukung terlaksananya Asuhan Kebidanan berkualitas
3.Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang
diberikan bidan
4.Perlindungan hukum bagi Bidan dan Klien/Pasien
46
Kepmenpan No. 1/PER/M.PAN/1/2008 tentang
Jabfung Bidan dan Angka Kreditnya
(hasil revisi Kepmenpan No. 93 /KEP/M.PAN/11/2001)
• Merupakan pengembangan karier seorang tenaga kesehatan
dalam hal ini kebidanan yang ditentukan oleh banyaknya
pelaksanaan kegiatan yang diperhitungkan dalam satuan kredit.
• Bertujuan :
1.Meningkatkan mutu pelayanan
2.Meningkatkan profesionalisme kebidanan
3.Menumbuhkan “professional pride”
4.Meningkatkan motivasi kerja
• Kepmenpan No. 1 /PER/M.PAN/1/ 2008 berisikan Klasifikasi
Jenjang Jabatan Fungsional Bidan yaitu :
1. Bidan Terampil (gol. II.a s.d III.d) dengan pendidikan bidan, D1 & D3
Kebidanan
2. Bidan Ahli (gol.III.a s.d IV.c) dengan pendidikan D4, S1 & S2
Kebidanan
47
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
(Permenkes No.1464/Menkes/SK/X/2010)
Berisikan :
Area kewenangan bidan :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu
2. Pelayanan Kesehatan Anak
3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
Pemberlakuan Uji Kompetensi sebagai syarat
registrasi, proses perizinan dan penyelenggaraan praktik
1. Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau
bekerja di semua fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Bidan yang menjalankan praktik mandiri harus
berpendidikan minimal Diploma III (D III) Kebidanan
Pedoman Asuhan Kebidanan
Pada Masa Perimeopause
(Kepmenkes No. 229/Menkes/SK/II/2010)
• Berisikan tentang tinjauan teori kebutuhan pada masa
perimenopause dan asuhan kebidanan pada masa
perimenopause
• Bertujuan sebagai :
1. Acuan dan pedoman bagi bidan dalam melaksanakan
asuhan kesehatan reproduksi pada masa
perimenopause,
2. Mendukung terlaksananya asuhan kebidanan berkualitas
pada masa perimenopause,
3. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan
yang diberikan bidan pada asuhan perimenopause,
4. Perlindungan hukum bagi Bidan dan Klien.
Pedoman Rawat Gabung
(Kepmenkes No. 230/Menkes/SK/II/2010)
• Berisikan tentang konsep rawat gabung dan langkah langkah
pelaksanaan rawat gabung
• Bertujuan :
1. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada disamping ibu
setiap saat,
2. Bayi segera memperoleh colocstrum dan ASI,
3. Bayi memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang
anak,
4. Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat,
5. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam
pemberian ASI,
6. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan
cara menyusui yang benar,
7. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi
baru lahir,
8. Ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat.
50
Siti Romlah, SKM, MKM
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 No. 4 – 9.
Jakarta 12950
Gedung B Lantai 4, Ruang 410.
Hp. 081514690887
E mail: sraamy_oke@yahoo.com
sraamy.oke@gmail.com
*

More Related Content

What's hot

Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidanan
Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidananLangkah langkah pemasaran sosial dalam kebidanan
Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidananrisdiana21
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidanadeputra93
 
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesiaMakalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Sistem Penghargaan Bagi Bidan
Sistem Penghargaan Bagi BidanSistem Penghargaan Bagi Bidan
Sistem Penghargaan Bagi BidanGrhasta Dian
 
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatan
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatanTanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatan
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatanmilanurmilayanti
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanannessimeilan
 
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.pptSyaikhAbdullah
 
Peran dan fungsi bidan
Peran dan fungsi bidanPeran dan fungsi bidan
Peran dan fungsi bidanrisdiana21
 
Makalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidananMakalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidananachmad087
 
Standarisasi mutu pelayanan kebidanan
Standarisasi mutu pelayanan kebidananStandarisasi mutu pelayanan kebidanan
Standarisasi mutu pelayanan kebidananBayu Fijrie
 
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanMelly anti
 
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURKESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURAnnisa Nabila
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidananpjj_kemenkes
 
tugas etika biomedis dalam yankeb.pptx
tugas etika biomedis dalam yankeb.pptxtugas etika biomedis dalam yankeb.pptx
tugas etika biomedis dalam yankeb.pptxAlfrianInrySupit
 
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananDisiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananBayu Fijrie
 
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

informed choice
informed choiceinformed choice
informed choice
 
Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidanan
Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidananLangkah langkah pemasaran sosial dalam kebidanan
Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidanan
 
Asuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifasAsuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifas
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan
 
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesiaMakalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
 
Sistem Penghargaan Bagi Bidan
Sistem Penghargaan Bagi BidanSistem Penghargaan Bagi Bidan
Sistem Penghargaan Bagi Bidan
 
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatan
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatanTanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatan
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatan
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanan
 
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt
473721989-ISU-KEBIJAKAN-BIDAN-PPT-ppt.ppt
 
Peran dan fungsi bidan
Peran dan fungsi bidanPeran dan fungsi bidan
Peran dan fungsi bidan
 
Makalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidananMakalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidanan
 
Standarisasi mutu pelayanan kebidanan
Standarisasi mutu pelayanan kebidananStandarisasi mutu pelayanan kebidanan
Standarisasi mutu pelayanan kebidanan
 
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
 
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURKESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidanan
 
tugas etika biomedis dalam yankeb.pptx
tugas etika biomedis dalam yankeb.pptxtugas etika biomedis dalam yankeb.pptx
tugas etika biomedis dalam yankeb.pptx
 
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananDisiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
 

Similar to MDG-BIDAN

2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akbFirman Dariyansyah
 
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akbDr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akbOlga Divo
 
Peningkatan pst kb melalui jampersal
Peningkatan pst kb melalui jampersalPeningkatan pst kb melalui jampersal
Peningkatan pst kb melalui jampersalPosdaya Solok
 
Perspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan MaternitasPerspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan MaternitasFransiska Oktafiani
 
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.pptssuserdae000
 
Pemberdayaan preempuan tugas kia
Pemberdayaan preempuan tugas kiaPemberdayaan preempuan tugas kia
Pemberdayaan preempuan tugas kiafeniforev
 
Program kia di indonesia
Program kia di indonesiaProgram kia di indonesia
Program kia di indonesiaNenk Wikwik
 
PAPARAN KADINKES_JOGJA- SPM KESEHATAN 2020 (010721).pptx
PAPARAN KADINKES_JOGJA- SPM KESEHATAN 2020 (010721).pptxPAPARAN KADINKES_JOGJA- SPM KESEHATAN 2020 (010721).pptx
PAPARAN KADINKES_JOGJA- SPM KESEHATAN 2020 (010721).pptxssuser8fde212
 
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdf
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdfKesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdf
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdfdian34065
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Muh Saleh
 
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdfSosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdfpuskkintamaniIII
 
2. MTBS untuk TB Anak.ppt
2. MTBS untuk TB Anak.ppt2. MTBS untuk TB Anak.ppt
2. MTBS untuk TB Anak.pptFerdianSubhan1
 
Kemenkes Bidang Kesehatan 13 Januari 2022 20220211010043.pptx
Kemenkes  Bidang Kesehatan  13 Januari 2022 20220211010043.pptxKemenkes  Bidang Kesehatan  13 Januari 2022 20220211010043.pptx
Kemenkes Bidang Kesehatan 13 Januari 2022 20220211010043.pptxalmaini2
 

Similar to MDG-BIDAN (20)

2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
 
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akbDr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
 
Program KIA di Indonesia 2017
Program KIA di Indonesia 2017Program KIA di Indonesia 2017
Program KIA di Indonesia 2017
 
Rujukan
RujukanRujukan
Rujukan
 
Peningkatan pst kb melalui jampersal
Peningkatan pst kb melalui jampersalPeningkatan pst kb melalui jampersal
Peningkatan pst kb melalui jampersal
 
Dana bok
Dana bokDana bok
Dana bok
 
Perspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan MaternitasPerspektif Keperawatan Maternitas
Perspektif Keperawatan Maternitas
 
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
 
Pemberdayaan preempuan tugas kia
Pemberdayaan preempuan tugas kiaPemberdayaan preempuan tugas kia
Pemberdayaan preempuan tugas kia
 
Program kia di indonesia
Program kia di indonesiaProgram kia di indonesia
Program kia di indonesia
 
PAPARAN KADINKES_JOGJA- SPM KESEHATAN 2020 (010721).pptx
PAPARAN KADINKES_JOGJA- SPM KESEHATAN 2020 (010721).pptxPAPARAN KADINKES_JOGJA- SPM KESEHATAN 2020 (010721).pptx
PAPARAN KADINKES_JOGJA- SPM KESEHATAN 2020 (010721).pptx
 
5,6,7,8
5,6,7,85,6,7,8
5,6,7,8
 
Pedoman ponek
Pedoman ponekPedoman ponek
Pedoman ponek
 
Wooow
WooowWooow
Wooow
 
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdf
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdfKesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdf
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdf
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023
 
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdfSosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
 
2. MTBS untuk TB Anak.ppt
2. MTBS untuk TB Anak.ppt2. MTBS untuk TB Anak.ppt
2. MTBS untuk TB Anak.ppt
 
Kebijakan 1
Kebijakan 1Kebijakan 1
Kebijakan 1
 
Kemenkes Bidang Kesehatan 13 Januari 2022 20220211010043.pptx
Kemenkes  Bidang Kesehatan  13 Januari 2022 20220211010043.pptxKemenkes  Bidang Kesehatan  13 Januari 2022 20220211010043.pptx
Kemenkes Bidang Kesehatan 13 Januari 2022 20220211010043.pptx
 

Recently uploaded

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (18)

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

MDG-BIDAN

  • 1. KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN Subdit Bina Pelayanan Kebidanan Kementerian Kesehatan RI Disampaikan pada Pertemuan Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan Pusdiklat, 4 Juni 2012
  • 2. Tahapan Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 2
  • 3. (Perpres No. 7/2005) Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Layanan Kesehatan yang Berkualitas Agenda: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT PENINGKATAN KUALITAS SDM ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
  • 4. VISI MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani TUJUAN Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masy yang setinggi-tingginya RENSTRA KEMKES 2010-2014 4
  • 5. VISI MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN RPJMN 2010 - 2014 8 FOKUS PRIORITAS NASIONAL BIDANG KESEHATAN 1. Peningkatan KIA & KB 2. Perbaikan gizi masyarakat 3. Pengendalian penyakit menular & tidak menular dan kesling 4. Pemenuhan SDM Kesehatan 5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, safety, mutu, penggunaan obat/makanan 6. Jamkesmas 7. Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis 8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier 8 PRIORITAS REFORMASI KESEHATAN 1. Jamkesmas 2. Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) 3. Ketersediaan Obat 4. Saintifikasi Jamu 5. Reformasi Birokrasi 6. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 7. Penangananan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) 8. Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital) MDG 2015
  • 6. 6 Sasaran yang disepakati secara global dalam MDGs meliputi: Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan Mencapai pendidikan dasar untuk semua orang Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Menurunkan angka kematian anak Meningkatkan kesehatan ibu Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya Memastikan kelestarian lingkungan hidup Membangun kemitraan global untuk pembangunan TARGET MDGs
  • 7. • Tantangan target pencapaian MDG’s di bidang kesehatan sampai dengan tahun 2015 mencakup penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta penurunan angka penyakit menular seperti HIV/AIDS. • Diharapkan AKI dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sementara AKB dari 34/1000 kelahiran hidup menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. • Keberhasilan pencapaian target tersebut di atas sangat dipengaruhi oleh ketersediaan SDM dan Fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)
  • 8. Menghapuskan kemiskinan yang berat dan kelaparan Menurunkan angka kematian anak Meningkatkan kesehatan ibu MDG”s 2015 Millenium Development Goals 2015 Sektor Kesehatan – Pelayanan Kebidanan Memberantas HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
  • 9. 9 •Propinsi : 78  Menurunkan AKB dari 34 menjadi 24 / 1000 kelahiran hidup  Menurunkan AKI dari 228 menjadi 118 / 100.000 kelahiran hidup RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 2010-2014  Mengurangi angka kematian bayi & balita  2/3 dari AKB pada tahun 1990 menjadi 23/1000 kelahiran hidup  Mengurangi angka kematian ibu 3/4 dari AKI pada tahun 1990 menjadi 102/100.000 kelahiran hidup MDG (Millenium Development Goals) 2015 9
  • 10. • Target AKBA World Summit for Children (65 per 1.0000 kh) th 2000 telah tercapai dan Target MDG diperkirakan dapat tercapai • Kesenjangan capaian antar propinsi masih tinggi TUJUAN 4: KEMATIAN BAYI dan BALITA 68 57 91 81 58 46 44 32 30 26 20 23 46 35 34 19 32 0 30 60 90 120 1991 1994 1997 2000 2003 2006 2009 2012 2015 Kematian per 1.000 kelahiran hidup MDG 2015
  • 11. • Penurunan melambat; Target MDG mungkin tidak tercapai • Persalinan oleh nakes meningkat 38,5 % (1992) – 73,4 % (2007) • Dipengaruhi faktor sosial, ekonomi, budaya • Kesulitan pengukuran AKI di tingkat daerah TUJUAN 5: ANGKA KEMATIAN IBU 102 228 307 334 390 118 226 0 100 200 300 400 500 600 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 SDKI Target Linear (SDKI)
  • 12. DEMAND SUPPLY Pendididkan perempuan masih rendah Jumlah dan sebaran sarana, fasilitas dan SDM kesehatan untuk pelayanan KIA belum merata Sosial ekonomi rendah Kesinambungan pelayanan KIA berkualitas, termasuk rujukan belum memadai Kondisi sosial budaya tidak mendukung Pembiayaan pelayanan KIA berkualitas belum memadai Kedudukan dan peranan perempuan tdk menguntungkan Transportasi tidak mendukung Perilaku perawatan KIA di rumah dan “seeking care” Sebab Tidak Langsung Kematian Ibu, Bayi & Balita MASALAH KIA
  • 13. 13 Risiko kematian ibu & anak terjadi paling banyak pada periode kelahiran LAHIR MATI KEMATIAN IBU KEMATIAN BBL KEMATIAN ANAK INDONESIA ADALAH SALAH SATU DARI 68 NEGARA YANG MEMILIKI KEMATIAN IBU DAN NEONATAL YANG BURUK
  • 14. Kondisi yang Ingin Dicapai (2015) •Supply Side:  Semua RS UMUM Prov dan Kab/kota (500 RSU) mampu PONEK 24 jam  Semua Puskesmas TT (3000) mampu PONED  Semua Puskesmas menyediakan pelayanan pertolongan persalinan (9700)  Semua desa menjadi desa Siaga  Semua Yan ANC, Persalinan Nifas, Penanganan Komplikasi, KB berkualitas dan terstandar  Semua Bumil bersalin di fasilitas kesehatan yg berkualitas & terstandar • Demand Side:  Semua ibu hamil telah mengikuti Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dg Stiker (4,7 jt/tahun)  Setiap ibu hamil memiliki buku KIA (4,7 jt/tahun)  Semua desa menjadi Desa Siaga
  • 15. Fokus PENURUNAN AKI DAN AKB 90% KEMATIAN IBU PD SAAT MELAHIRKAN ATAU BBRP SAAT SETELAHNYA Perdar ahan (28%) Eklamsi a (24%) Infeksi (11%) Kompli kasi Pueperi um (8%) Partu s macet (5%) Abort us (5%) Trau ma Obst etric (5% ) Embo li 3% dan lain- lain 11% BIAYA KES NON NAKES PENDIDIKIN PENGETAHUAN BUDAYA KEMISKINAN LINGKUNGAN KELUARGA POLITIK SISTEM RUJUKAN SUPPLY 3 T + 4 T J AMINAN PERSALINAN DAN KELUARGA BERENCANA
  • 16. Upaya penurunan AKI dan AKB • Pelayanan obstetri dan neonatal esensial sesuai standar • Pelayanan persalinan yang berkualitas • Deteksi dini kasus risiko tinggi • Penanganan kegawatdaruratan & komplikasi • Jampersal
  • 17. “ Kebijakan” Pengelolaan pelayanan rujukan Obstetri & Neonatal Dasar dan Komprehensif ( PONED & PONEK ) Lembaga dimana rujukan kasus diharapkan dapat diatasi dengan baik, artinya tidak boleh ada kematian karena keterlambatan dan kesalahan penanganan
  • 18. UPAYA PENANGANAN TERPADU KEGAWATDARURATAN 1. Dimasyarakat Peningkatan kemampuan bidan terutama di desa dlm memberikan pelayanan esensial, deteksi dini dan penanganan kegawatdaruratan (PPGDON) 2. Di Puskemas Peningkatan kemampuan dan kesiapan puskesmas dlm memberikan Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar ( PONED ) 3. Di Rumah Sakit Peningkatan kemampuan dan kesiapan RS kab / kota dlm PONEK 4. Pemantapan jarigan pelayanan rujukan obstetri & neonatal Koordinasi lintas program, AMP kab / kota dll
  • 19. Puskesmas PONED Puskesmas yang memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar langsung terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatal dengan komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan neonatus
  • 20. 1. Pelayanan Obstetri Emergensi Dasar :  Pemberian oksitosin parenteral  Pemberian antibiotik parenteral  Pemberian sedatif parenteral pada tindakan kuretase digital dan plasenta manual  Melakukan kuretase, plasenta manual, dan kompresi bimanual  Partus dengan tindakan ekstraksi vacum,ekstraksi forcep
  • 21. 2. Pelayanan Neonatal Emergensi Dasar  Resusitasi bayi asfiksia  Pemberian antibiotik parenteral  Pemberian anti konvulsan parenteral  Pemberian Phenobarbital  Kontrol suhu  Penanggulangan gizi
  • 22. RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM Rumah sakit yang memiliki tenaga dengan kemampuan serta sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk memberikan pertolongan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar dan komprehensif dan terintergrasi selama 24 jam secara langsung terhadap ibu hamil, nifas dan neonatus, baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader, bidan, Puskesmas PONED, dll
  • 23. Upaya Pelayanan PONEK • Stabilisasi di UGD & persiapan pengobatan definitif • Penanganan kasus gawatdarurat oleh tim di ruang tindakan • Penanganan operatif cepat • Perawatan intesif ibu dan bayi • Pelayanan ANC risti
  • 24. Kemampuan PONEK meliputi : 1. Pelayanan obstetri komprehensif • Pelayanan obstetri emergensi dasar (PONED) • Transfusi darah • Bedah Caesar 2. Pelayanan Neonatal Komprehensif • Pelayanan neonatal emergensi dasar • Pelayanan neonatal intensif
  • 25. Kriteria RS PONEK 24 jam 1. Memberikan pelayanan PONEK 24 jam secara efektif (cepat, tepat-cermat dan purnawaktu) bagi bumil/bulin, bufas, BBL – ada SOP 2. Memiliki kelengkapan sarana dan tenaga terampil untuk melaksanakan PONED/PONEK (sesuai dengan standar yang dikembangkan) – tim PONEK terlatih 3. Kemantapan institusi dan organisasi, termasuk kejelasan mekanisme kerja dan kewenangan unit pelaksana/tim PONEK- ada kebijakan 4. Dukungan penuh dari Bank Darah / UTD – RS, Kamar Operasi, HCU/ICU/NICU, IGD dan unit terkait lainnya 5. Tersedianya sarana/peralatan rawat intensif dan diagnostik pelengkap (laboratorium klinik, radiologi, RR 24 jam, obat dan penunjang lain. )
  • 26. JAMPERSAL • Program Jaminan Persalinan adalah Program pemeriksaan kehamilan (Antenatal), persalinan dan Pemeriksaan masa nifas (Postnatal) bagi seluruh ibu hamil yang menggunakan fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan program dan pembiayaannya ditangung pemerintah • Jaminan Persalinan TERINTEGRASI dengan program JAMKESMAS. • Penyelenggaraan program mengacu pada Pedoman Pengelolaan Program KIA.
  • 27. Kebijakan operasional (1) •Pengelolaan Jaminan Persalinan dilakukan pada setiap jenjang pemerintahan (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota) menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan Jamkesmas. •Kepesertaan Jaminan Persalinan merupakan perluasan kepesertaan dari Jamkesmas, yang terintegrasi dan dikelola mengikuti tata kelola dan manajemen Jamkesmas •Sasaran program Jaminan Persalinan adalah seluruh sasaran yang belum memiliki jaminan persalinan.
  • 28. Kebijakan operasional (2) • Peserta Jaminan Persalinan dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh jaringan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan (Rumah Sakit) di kelas III • Pelaksanaan pelayanan Jaminan Persalinan mengacu pada standar pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). • Pembayaran atas pelayanan jaminan persalinan dilakukan dengan cara klaim oleh fasilitas kesehatan. Untuk persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan pemerintah (Puskesmas dan Jaringannya) dan fasilitas kesehatan swasta yang bekerjasama dengan Tim Pengelola Kabupaten/Kota.
  • 29. Kebijakan operasional (3) •Prinsip Portabilitas, Pelayanan terstruktur berjenjang berdasarkan rujukan dengan demikian jaminan persalinan tidak mengenal batas wilayah •Pusat dapat melakukan realokasi dana antar kabupaten/kota,
  • 30. STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK (KEPMENKES 1144/2010) 30 DIREKTUR Kasubdit Bina Yanwat Dasar Kasubdit Bina Yanwat RS Umum Kasubdit Bina Yanwat RS Khusus Kasubdit Bina Pelayanan Kebidanan Kasubdit Bina Pelayanan KMKF Kasie Standarisasi Kasie Evaluasi Kasie Evaluasi Kasie Standarisasi Kasie Standarisasi Kasie Evaluasi Kasie Evaluasi Kasie Standarisasi Kasie Standarisasi Kasie Evaluasi Kasubag TU
  • 31. 31 RUANG LINGKUP SUBDIT BINA PELAYANAN KEBIDANAN Pengelolaan dalam pengembangan pelayanan kebidanan meliputi : kesehatan reproduksi remaja, pra nikah, hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, anak balita sehat, pelayanan KB, klimakterium pada kasus normal dan abnormal/bermasalah sesuai kewenangan bidan
  • 32. 32 •PERUMUSAN KEBIJAKAN TEKNIS •PENYUSUNAN NORMA, STANDAR TEKNIS, PEDOMAN, KRITERIA, PROSEDUR •BIMBINGAN TEKNIS •EVALUASI TUPOKSI SUBDIT BINA PELAYANAN KEBIDANAN
  • 33. 33 PELAYANAN KEBIDANAN • Merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan, dilakukan secara mandiri, kolaborasi, konsultasi dan rujukan bagi kesehatan reproduksi perempuan sepanjang siklus kehidupannya, termasuk bayi dan anak Balita. • Pelayanan kebidanan diselenggerakan mulai dari tingkat primer, sekunder, dan tersier yang tersusun dalam suatu mekanisme rujukan timbal-balik.
  • 34. 34 Pelayanan Kebidanan di tingkat Pelayanan Primer  Meliputi : Puskesmas dan jaringannya termasuk Polindes / Poskesdes, Bidan Praktik Mandiri, Klinik Bersalin serta fasilitas kesehatan lainnya milik pemerintah maupun swasta.  Memberikan pelayanan kebidanan essensial, melakukan promotif, preventif, deteksi dini dan memberikan pertolongan pertama pada kegawat- daruratan obstetri neonatal (PPGDON) untuk tindakan pra rujukan dan PONED di Puskesmas serta pembinaan UKBM termasuk Posyandu.
  • 35. 35 Pelayanan Kebidanan di tingkat Pelayanan Sekunder • Meliputi : Rumah Sakit Umum dan Khusus baik milik Pemerintah maupun Swasta yang setara dengan RSU Kelas D, C dan B Non Pendidikan, termasuk Rumah Sakit Bersalin (RSB), serta Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA). • Memberikan pelayanan kebidanan essensial, melakukan promotif, preventif, deteksi dini, melakukan penapisan (skrining) awal kasus komplikasi mencegah terjadinya keterlambatan penanganan dan kolaborasi dengan nakes lain dalam penanganan kasus (PONEK).
  • 36. 36 Pelayanan Kebidanan di tingkat Pelayanan Tersier • Meliputi : Rumah Sakit yang setara dengan Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus Kelas A, kelas B pendidikan, milik Pemerintah maupun swasta. • Memberikan pelayanan kebidanan essensial, melakukan promotif, preventif, deteksi dini, melakukan penapisan (skrining) awal kasus komplikasi mencegah terjadinya keterlambatan penanganan, kolaborasi dg nakes lain dalam penanganan kasus PONEK dan asuhan kebidanan/penatalaksaaan kegawat-daruratan pada kasus-kasus kompleks sebelum mendapat penanganan lanjut.
  • 38. 38 • Hasil penelitian Pusdiknakes dengan WHO (1999) menunjukan; bahwa bidan tidak percaya diri dalam melakukan asuhan kebidanan karena tidak terampil, hal ini merupakan dampak dari kesempatan praktik yang kurang selama pendidikan, 80 % bidan tidak pernah mengikuti pelatihan dalam 5 tahun terakhir. • Hasil penelitian Direktorat Keperawatan dengan WHO (2000) menunjukkan; bahwa 70,9% tenaga bidan tidak pernah mendapat training dalam 3 tahun terakhir.
  • 39. 39 Hasil Kajian SMPFA tentang layanan kasus rujukan di 10 Kabupaten tahun 2000 • Penerimaan pasien bukan oleh tenaga medis • Dokter & bidan sbg tenaga terlatih justru ada dilini belakang • Prosedur penerimaan rujukan lambat karena birokrasi administrasi • Bank darah RS belum berfungsi sbg antara penyimpanan darah • Belum tersedia UTD RS • Keterbatasan pelayanan pemeriksaan penunjang • Keterbatasan SDM, sarana dan prasarana • Keterbatasan keterampilan Puskesmas dalam melakukan pelayanan emergensi obstetri dan neonatal • Umpan balik rujukan belum berjalan dengan baik • Juklak sistem rujukan belum baku • Persepsi terhadap protap pelayanan emergensi belum sama • Pengetahuan masyarakat tentang kegawatdaruratan masih rendah • Kemampuan ibu dalam pengambilan keputusan yang rendah • Faktor geografis, transportasi dan finansial yang masih rendah
  • 40. 40 • Hasil bimtek Subdit kebidanan Direktorat keperawatan ke Rumah Sakit dan Puskesmas di 5 Provinsi (2004), a.l. ditemukan bahwa semua rumah sakit dan puskesmas belum menerapkan standar dan pedoman Asuhan kebidanan, kondisi tersebut berdampak pada kualitas pelayanan kebidanan.
  • 41. *Kualitas institusi pendidikan belum memadai *Kurikulum tidak menjawab kebutuhan *Jumlah dosen yang kompeten dan terkualifikasi  *Infrastruktur  termasuk lahan praktek & jumlah kasus Isu Pendidikan dan Pelatihan Bidan (WHO, 2006)
  • 42. 42 MASALAH PELAYANAN KEBIDANAN • AKI & AKB Masih tinggi • Kualitas pendidikan dan pelayanan kebidanan belum optimal • Kualitas SDM bidan  masih rendah • Sarana prasarana belum memadai • Distribusi bidan belum merata
  • 44. 44 • Bertujuan: Menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas dan sebagai landasan untuk standarisasi dan perkembangan profesi. • Sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan bidan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output dalam menjalankan praktik / pekerjaannya. • Berisikan antara lain tentang standar kompetensi, standar pendidikan bidan, standar pendidikan berkelanjutan bidan, kode etik bidan Indonesia, standar praktik dan standar pelayanan kebidanan. Standar Profesi Bidan (Permenkes No. 369/Menkes/SK/III/2007)
  • 45. 45 Standar Asuhan Kebidanan (Permenkes No. 938/Menkes/SK/VIII/ 2007) • Berisikan tentang standar pengkajian kebidanan, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan • Bertujuan sebagai : 1.Acuan dan landasan dalam melaksanakan tindakan/kegiatan dalam lingkup tanggung jawab bidan. 2.Mendukung terlaksananya Asuhan Kebidanan berkualitas 3.Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan 4.Perlindungan hukum bagi Bidan dan Klien/Pasien
  • 46. 46 Kepmenpan No. 1/PER/M.PAN/1/2008 tentang Jabfung Bidan dan Angka Kreditnya (hasil revisi Kepmenpan No. 93 /KEP/M.PAN/11/2001) • Merupakan pengembangan karier seorang tenaga kesehatan dalam hal ini kebidanan yang ditentukan oleh banyaknya pelaksanaan kegiatan yang diperhitungkan dalam satuan kredit. • Bertujuan : 1.Meningkatkan mutu pelayanan 2.Meningkatkan profesionalisme kebidanan 3.Menumbuhkan “professional pride” 4.Meningkatkan motivasi kerja • Kepmenpan No. 1 /PER/M.PAN/1/ 2008 berisikan Klasifikasi Jenjang Jabatan Fungsional Bidan yaitu : 1. Bidan Terampil (gol. II.a s.d III.d) dengan pendidikan bidan, D1 & D3 Kebidanan 2. Bidan Ahli (gol.III.a s.d IV.c) dengan pendidikan D4, S1 & S2 Kebidanan
  • 47. 47 Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan (Permenkes No.1464/Menkes/SK/X/2010) Berisikan : Area kewenangan bidan : 1. Pelayanan Kesehatan Ibu 2. Pelayanan Kesehatan Anak 3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana Pemberlakuan Uji Kompetensi sebagai syarat registrasi, proses perizinan dan penyelenggaraan praktik 1. Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di semua fasilitas pelayanan kesehatan. 2. Bidan yang menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III (D III) Kebidanan
  • 48. Pedoman Asuhan Kebidanan Pada Masa Perimeopause (Kepmenkes No. 229/Menkes/SK/II/2010) • Berisikan tentang tinjauan teori kebutuhan pada masa perimenopause dan asuhan kebidanan pada masa perimenopause • Bertujuan sebagai : 1. Acuan dan pedoman bagi bidan dalam melaksanakan asuhan kesehatan reproduksi pada masa perimenopause, 2. Mendukung terlaksananya asuhan kebidanan berkualitas pada masa perimenopause, 3. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan pada asuhan perimenopause, 4. Perlindungan hukum bagi Bidan dan Klien.
  • 49. Pedoman Rawat Gabung (Kepmenkes No. 230/Menkes/SK/II/2010) • Berisikan tentang konsep rawat gabung dan langkah langkah pelaksanaan rawat gabung • Bertujuan : 1. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada disamping ibu setiap saat, 2. Bayi segera memperoleh colocstrum dan ASI, 3. Bayi memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak, 4. Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat, 5. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam pemberian ASI, 6. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan cara menyusui yang benar, 7. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir, 8. Ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat.
  • 50. 50 Siti Romlah, SKM, MKM Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 No. 4 – 9. Jakarta 12950 Gedung B Lantai 4, Ruang 410. Hp. 081514690887 E mail: sraamy_oke@yahoo.com sraamy.oke@gmail.com *