SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan karunia dan nikmatnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah trend dan issue yang berjudul BAYI
TABUNG
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbgai pihak. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki oleh
penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Jakarta, Januari 2011
Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
Di indonesia tercatat 10-20% pasangan yang infertil. Pasangan usia subur yang ada di
indonesia ialah sekitar 25 juta, berarti terdapat 2,5-5 juta pasangan infertil. Pada masa sekarang
pola kehidupan keluarga cenderung bergeser, dari jumlah anggota yng besar menjadi jumlah
anggota yang kecil dalam 1 unit keluarga, sehingga keluarga yang tidak atau sukar memperoleh
keturunan berhak mendapat pertolongan. Dengan semakin berkembang dan majunya ilmu
kedokteran ini sebagian besar dari penyebab infertilitas atau ketidak suburan telah dapat diatasi
dengan pemberian obat atau operasi.
Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah fertilisasi-
in-vitro yang memiliki pengertian sebagai berikut : Fertilisasi-in-vitro adalah pembuahan sel
telur oleh sel sperma di dalam tabung petri yang dilakukan oleh petugas medis. Pada mulanya
program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin
memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya mengalami kerusakan yang
permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan
pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak
dimungkinkan untuk memperoleh keturunan. Akan tetapi seiring perkembangannya, mulai
timbul persoalan dimana semula program ini dapat diterima oleh semua pihak karena tujuannya
yang “mulia” menjadi pertentangan. Banyak pihak yang kontra dan pihak yang pro. Pihak yang
pro dengan program ini sebagian besar berasal dari dunia kedokteran dan mereka yang kontra
berasal dari kalangan alim ulama.
BAB II
TINJAUAN TEORI
PENGERTIAN
Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation) adalah
sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung
adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak
berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel
telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. (Teknologi ini
dirintis oleh P.C Steptoe dan R.G Edwards pada tahun 1977).
Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah
suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur
dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini berlangsung di dalam saluran
tuba. Pembuahan sel telur (ovum) yang dilakukan di luar tubuh calon ibu. Awalnya tekhnik
reproduksi ini ditunjukkan untuk pasangan infertile, yang mengalami kerusakan saluran telur.
Namun saat ini indikasinya telah diperluas, antara lain jika calon ibu mempunyai lender mulut
rahim yang abnormal, mutu calon ayah kurang baik, adanya antibody pada atau terhadap sperma,
tidah kunjung hamil walaupun endometriosis telah diobati, serta pada gangguan kesuburan yang
tidak diketahui penyebabnya maka program bayi tabung ini bias dilakukan.
Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu ibu yang memiliki
gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang telah matang akan
dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba fallopi) untuk selanjutnya
menunggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada saluran tuba maka
proses ini tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya. Proses yang berlangsung di
laboratorium ini dilaksanakan sampai menghasilkan suatu embrio yang akan ditempatkan pada
rahim ibu. Embrio ini juga dapat disimpan dalam bentuk beku (cryopreserved) dan dapat
digunakan kelak jika dibutuhkan. Bayi tabung pertama yang lahir ke dunia adalah Louise
Joy Brown pada tahun 1978 di Inggris.
PROSEDUR MELAKUKAN BAYI TABUNG
Sebelum mengikuti program bayi tabung, pasangan diminta untuk memenuhi beberapa syarat:
Persyaratan umum meliputi:
1. pasangan memiliki bukti perkawinan yang sah
2. usia istri kurang dari 42 tahun. Hal ini untuk meminimalisir kegagalan dan gangguan
pada ibu dan anak
3. konseling khusus dan informed consent
4. kesiapan biaya
5. kesiapan istri untuk hamil, melahirkan, dan memelihara bayi
Persyaratan khususnya, terdiri:
1. tidak ada kontra indikasi kehamilan
2. bebas infeksi rubella, hepatitis, toxoplasma, dan HIV
3. siklus berovulasi/respon terhadap terapi (FSH basal < 12 mIU/ml)
4. pemeriksaan infertilitas dasar lengkap
5. indikasi jelas
6. upaya lain sudah maksimal
7. analisa sperma
Langkah-langkah proses Bayi Tabung
1. Datanglah ke dokter bagian obstetri dan ginekologi bila ingin menjalani satu siklus
program Bayi Tabung.
2. Bila ditemukan kelainan/masalah pada Anda berdua, dokter spesialis akan merujuk ke
pusat layanan bayi tabung. Setelah diketahui penyulit kehamilan, pasangan suami isteri
disiapkan menjalani proses bayi tabung.
3. Setiap pasangan akan menerima penjelasan program Bayi Tabung dan prosedur
pelaksanaan dalam sebuah kelas/kelompok.
4. Peserta program harus menandatangani perjanjian tertulis: bersedia bila dokter melakukan
tindakan yang dianggap perlu semisal operasi, bersedia menghadapi kemungkinan
mengalami kehamilan kembar dan risiko lain yang dapat ditimbulkan.
5. Pelaksanaan program bisa dimulai berdasarkan masa haid. Calon ibu akan diberi obat-
obatan hormonal sebagai pemicu ovulasi agar menghasilkan banyak sel telur.
Perangsangan dilakukan 5-6 minggu, sampai sel telur matang dan cukup tuk dibuahi.
Selanjutnya dilakukan Ovum pick up/Opu (pengambilan sel telur) yang dilakukan tanpa
oprasi, melainkan dengan cara ultrasonografi transvaginal. Kemudian semua sel telur
diangkat dan disimpan dalam incubator. Sedangkan calon ayah akan diambil spermanya
melalui cara masturbasi. Beberapa jam kemudian, terhadap masing-masing sel telur akan
ditambahkan sejumlah sperma suami (inseminasi) yang sebelumnya telah diolah dan
dipilih yang terbaik mutunya. Setelah kira-kira 18-20 jam, akan terlihat apakah proses
pembuahan tersebut berhasil atau tidak. Sel telur yang telah dibuahi sperma atau disebut
zigot akan dipantau selama 22-24 jam kemudian untuk melihat perkembangannya
menjadiembrio.
Dari embrio tersebut, dokter akan memilih tiga atau empat embrio yang terbaik untuk
ditanamkan kembali ke dalam rahim. Empat embrio merupakan jumlah maksimal
mengingat risiko yang akan ditanggung oleh calon ibu dan juga janin. Embrio-embrio
yang terbaik itu kemudian diisap ke dalam sebuah kateter khusus untuk dipindahkan ke
dalam rahim. Terjadinya kehamilan dapat diketahui melalui pemeriksaan air seni 14 hari
setelah pemindahan embrio.
Bila saat masturbasi tak ada sperma yang keluar, berarti ada sumbatan. Untuk itu akan
dilakukan cara lain, yaitu dengan MESA (Microsurgical Epydidimis Sperm
Aspiration);sperma diambil dari salurannya. Bisa juga dengan TESA (Testical Sperm
Extraction); sperma diambil langsung dari buah zakar.
Bila sperma yang dihasilkan sangat sedikit, maka dilakukan ICSI (Intra Cytoplasmic
Sperm Injection); sperma disuntikkan ke sel telur. Cara ini khusus bagi pasangan infertil
dimana suami mempunyai sperma sangat sedikit.
7. Ibu dipantau beberapa waktu dengan pemeriksaan hormon kehamilan (hCG) di darah
dan pemeriksaan USG.
TINGKAT KEBERHASILAN
Di dunia, tingkat keberhasilan bayi tabung mencapai 40-45% untuk usia < 30 tahun, 30-
35% (usia 30-38 tahun), 10-11% (usia 38-42 tahun), dan 0% (usia >42 tahun). Sementara
kemungkinan keguguran 10-15%, kemungkinan kembar dua 25% dan kemungkinan kembar tiga
5%. Menurut Indra, kasus kembar dalam program bayi tabung sebenarnya adalah kasus
komplikasi (tidak wajar).
Saat ini teknologi bayi tabung sudah makin berkembang. Dan diharapkan dapat memenuhi
harapan banyak pasangan menikah yang ingin memiliki anak. Teknologi juga diharapkan akan
membuat proses bayi tabung menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah.
Tinjauan dari Segi Hukum Perdata Terhadap Inseminasi Buatan (Bayi Tabung)
Jika benihnya berasal dari suami istri
Jika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro transfer
embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak tersebut baik secara biologis
ataupun yuridis mempunyai satus sebagai anak sah (keturunan genetik) dari pasangan
tersebut. Akibatnya memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.
Jika ketika embrio diimplantasikan ke dalam rahim ibunya di saat ibunya telah bercerai
dari suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari perceraian mempunyai status
sebagai anak sah dari pasangan tersebut. Namun jika dilahirkan setelah masa 300 hari,
maka anak itu bukan anak sah bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungan
keperdataan apapun dengan bekas suami ibunya. Dasar hukum ps. 255 KUHPer.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara
yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang
mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal
ini Suami dari Istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sah-nya
melalui tes golongan darah atau dengan jalan tes DNA.
Jika salah satu benihnya berasal dari donor
Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro transfer
embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur Istri akan dibuahi dengan
Sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi pembuahan diimplantasikan
ke dalam rahim Istri. Anak yang dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki
hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak
menyangkalnya dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang
dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42
UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer.
Jika semua benihnya dari pendonor
Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat pada
perkawinan, tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita yang terikat
dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai status anak sah dari pasangan Suami
Istri tersebut karena dilahirkan oleh seorang perempuan yang terikat dalam perkawinan
yang sah.
Jika diimplantasikan ke dalam rahim seorang gadis maka anak tersebut memiliki status
sebagai anak luar kawin karena gadis tersebut tidak terikat perkawinan secara sah dan
pada hakekatnya anak tersebut bukan pula anaknya secara biologis kecuali sel telur
berasal darinya. Jika sel telur berasal darinya maka anak tersebut sah secara yuridis dan
biologis sebagai anaknya. Dari tinjauan yuridis menurut hukum perdata barat di
Indonesia terhadap kemungkinan yang terjadi dalam program fertilisasi-in-vitro transfer
embrio ditemukan beberapa kaidah hukum yang sudah tidak relevan dan tidak dapat
meng-cover kebutuhan yang ada serta sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang
ada khususnya mengenai status sahnya anak yang lahir dan pemusnahan kelebihan
embrio yang diimplantasikan ke dalam rahim ibunya. Secara khusus, permasalahan
mengenai inseminasi buatan dengan bahan inseminasi berasal dari orang yang sudah
meninggal dunia, hingga saat ini belum ada penyelesaiannya di Indonesia. Perlu segera
dibentuk peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur penerapan
teknologi fertilisasi-in-vitro transfer embrio ini pada manusia mengenai hal-hal apakah
yang dapat dibenarkan dan hal-hal apakah yang dilarang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kebutuhan untuk melanjutkan keturunan adalah naluri setiap insan yang normal. Oleh
karena itu, secara naluri pula setiap insan normal akan mencari pasangan yang sesuai bagi
dirinya. Sebagai satu pasangan suami istri yang normal, manakala keturunan yang idamkan
belum juga diperoleh, maka keadaan ini memunculkan keraguan akan kesuburannya. Pada masa
kini keraguan tersebut dapat dihilangkan setelah setelah semua pemeriksaan yang diperlukan
selesai dilakukan. Tekhnik rekayasa reproduksi yang meliputi pembiakan gamet dan embrio
invitro telah begitu maju dan sangat jauh berkembang. Namun dibutuhkan tanggung jawab etik
berkadar tinggi dari setiap ilmuwan dan seoptimal mungkin baik bagi pasutri maupun embrio
hasil pembuahan.

More Related Content

What's hot

Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanChanica Aninditya
 
anatomi genitalia (internal dan eksternal)
anatomi genitalia (internal dan eksternal) anatomi genitalia (internal dan eksternal)
anatomi genitalia (internal dan eksternal) Meyna Sari
 
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sbyKonsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sbyTriana Septianti
 
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitanKonsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitanSulistia Rini
 
Struktur Fungsi Amnion, Plasenta dan Tali Pusat
Struktur Fungsi Amnion, Plasenta dan Tali PusatStruktur Fungsi Amnion, Plasenta dan Tali Pusat
Struktur Fungsi Amnion, Plasenta dan Tali PusatDedee Puteri
 
26. sirkulasi fetal
26. sirkulasi fetal26. sirkulasi fetal
26. sirkulasi fetalNur Syahirah
 
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN FAIQO DIYANA
 
Anatomi fisiologi alat kandungan
Anatomi fisiologi alat kandunganAnatomi fisiologi alat kandungan
Anatomi fisiologi alat kandunganneng elis
 
Kumpulan soal soal
Kumpulan soal soalKumpulan soal soal
Kumpulan soal soalPeny Ariani
 
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imunMakalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imunMJM Networks
 
Anatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi WanitaAnatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi WanitaHetty Astri
 
KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"hoshirami
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiHetty Astri
 
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeriPerkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeriOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatan
 
Bayi tabung menurut 5 agama
Bayi tabung menurut 5 agamaBayi tabung menurut 5 agama
Bayi tabung menurut 5 agama
 
anatomi genitalia (internal dan eksternal)
anatomi genitalia (internal dan eksternal) anatomi genitalia (internal dan eksternal)
anatomi genitalia (internal dan eksternal)
 
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanitaMakalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
 
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sbyKonsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
 
Obstetri dan ginekologi
Obstetri dan ginekologiObstetri dan ginekologi
Obstetri dan ginekologi
 
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitanKonsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
 
Struktur Fungsi Amnion, Plasenta dan Tali Pusat
Struktur Fungsi Amnion, Plasenta dan Tali PusatStruktur Fungsi Amnion, Plasenta dan Tali Pusat
Struktur Fungsi Amnion, Plasenta dan Tali Pusat
 
26. sirkulasi fetal
26. sirkulasi fetal26. sirkulasi fetal
26. sirkulasi fetal
 
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
 
Anatomi fisiologi alat kandungan
Anatomi fisiologi alat kandunganAnatomi fisiologi alat kandungan
Anatomi fisiologi alat kandungan
 
Kumpulan soal soal
Kumpulan soal soalKumpulan soal soal
Kumpulan soal soal
 
Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imunMakalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
 
Anatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi WanitaAnatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
 
KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
 
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
 
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeriPerkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
 
Sistem Integumen
Sistem IntegumenSistem Integumen
Sistem Integumen
 

Viewers also liked (6)

Makalah bayi tabung
Makalah bayi tabungMakalah bayi tabung
Makalah bayi tabung
 
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada Ternak
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada TernakSejarah Singkat Inseminasi Buatan pada Ternak
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada Ternak
 
Makalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiMakalah Bioteknologi
Makalah Bioteknologi
 
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIKMAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
MAKALAH BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA KINETIK
 
Teknologi Reproduksi Berbantu
Teknologi Reproduksi BerbantuTeknologi Reproduksi Berbantu
Teknologi Reproduksi Berbantu
 
Analisis Semen
Analisis SemenAnalisis Semen
Analisis Semen
 

Similar to Makalah bayi-tabung

Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)Zharfa Setiawan
 
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdf
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdfSAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdf
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdfMuhammadMuazzam16
 
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode pianaPandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode pianaOperator Warnet Vast Raha
 
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Ctu payeh (1)
Ctu payeh (1)Ctu payeh (1)
Ctu payeh (1)FarisZuk
 
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)KhairunNisya2
 
Bayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUIBayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUIAchmad Ibnu Manshur
 
Tekhnologi kloning manusia
Tekhnologi  kloning manusiaTekhnologi  kloning manusia
Tekhnologi kloning manusiaAS Saprs
 

Similar to Makalah bayi-tabung (20)

Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
 
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdf
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdfSAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdf
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdf
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode pianaPandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
 
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Bayi tabung filsafat ilmu
Bayi tabung filsafat ilmuBayi tabung filsafat ilmu
Bayi tabung filsafat ilmu
 
Bayi Tabung
Bayi TabungBayi Tabung
Bayi Tabung
 
BAYI TABUNG.pptx
BAYI TABUNG.pptxBAYI TABUNG.pptx
BAYI TABUNG.pptx
 
Vertilization in Vitro
Vertilization in VitroVertilization in Vitro
Vertilization in Vitro
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Ctu payeh (1)
Ctu payeh (1)Ctu payeh (1)
Ctu payeh (1)
 
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
 
Bayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUIBayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUI
 
GMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabungGMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabung
 
Tekhnologi kloning manusia
Tekhnologi  kloning manusiaTekhnologi  kloning manusia
Tekhnologi kloning manusia
 

Recently uploaded

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Makalah bayi-tabung

  • 1. Kata Pengantar Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan karunia dan nikmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah trend dan issue yang berjudul BAYI TABUNG Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbgai pihak. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Jakarta, Januari 2011 Penulis
  • 2. BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Di indonesia tercatat 10-20% pasangan yang infertil. Pasangan usia subur yang ada di indonesia ialah sekitar 25 juta, berarti terdapat 2,5-5 juta pasangan infertil. Pada masa sekarang pola kehidupan keluarga cenderung bergeser, dari jumlah anggota yng besar menjadi jumlah anggota yang kecil dalam 1 unit keluarga, sehingga keluarga yang tidak atau sukar memperoleh keturunan berhak mendapat pertolongan. Dengan semakin berkembang dan majunya ilmu kedokteran ini sebagian besar dari penyebab infertilitas atau ketidak suburan telah dapat diatasi dengan pemberian obat atau operasi. Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah fertilisasi- in-vitro yang memiliki pengertian sebagai berikut : Fertilisasi-in-vitro adalah pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung petri yang dilakukan oleh petugas medis. Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya mengalami kerusakan yang permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan. Akan tetapi seiring perkembangannya, mulai timbul persoalan dimana semula program ini dapat diterima oleh semua pihak karena tujuannya yang “mulia” menjadi pertentangan. Banyak pihak yang kontra dan pihak yang pro. Pihak yang pro dengan program ini sebagian besar berasal dari dunia kedokteran dan mereka yang kontra berasal dari kalangan alim ulama.
  • 3. BAB II TINJAUAN TEORI PENGERTIAN Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation) adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. (Teknologi ini dirintis oleh P.C Steptoe dan R.G Edwards pada tahun 1977). Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini berlangsung di dalam saluran tuba. Pembuahan sel telur (ovum) yang dilakukan di luar tubuh calon ibu. Awalnya tekhnik reproduksi ini ditunjukkan untuk pasangan infertile, yang mengalami kerusakan saluran telur. Namun saat ini indikasinya telah diperluas, antara lain jika calon ibu mempunyai lender mulut rahim yang abnormal, mutu calon ayah kurang baik, adanya antibody pada atau terhadap sperma, tidah kunjung hamil walaupun endometriosis telah diobati, serta pada gangguan kesuburan yang tidak diketahui penyebabnya maka program bayi tabung ini bias dilakukan. Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu ibu yang memiliki gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang telah matang akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba fallopi) untuk selanjutnya menunggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada saluran tuba maka proses ini tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya. Proses yang berlangsung di laboratorium ini dilaksanakan sampai menghasilkan suatu embrio yang akan ditempatkan pada rahim ibu. Embrio ini juga dapat disimpan dalam bentuk beku (cryopreserved) dan dapat digunakan kelak jika dibutuhkan. Bayi tabung pertama yang lahir ke dunia adalah Louise Joy Brown pada tahun 1978 di Inggris.
  • 4. PROSEDUR MELAKUKAN BAYI TABUNG Sebelum mengikuti program bayi tabung, pasangan diminta untuk memenuhi beberapa syarat: Persyaratan umum meliputi: 1. pasangan memiliki bukti perkawinan yang sah 2. usia istri kurang dari 42 tahun. Hal ini untuk meminimalisir kegagalan dan gangguan pada ibu dan anak 3. konseling khusus dan informed consent 4. kesiapan biaya 5. kesiapan istri untuk hamil, melahirkan, dan memelihara bayi Persyaratan khususnya, terdiri: 1. tidak ada kontra indikasi kehamilan 2. bebas infeksi rubella, hepatitis, toxoplasma, dan HIV 3. siklus berovulasi/respon terhadap terapi (FSH basal < 12 mIU/ml) 4. pemeriksaan infertilitas dasar lengkap 5. indikasi jelas 6. upaya lain sudah maksimal 7. analisa sperma Langkah-langkah proses Bayi Tabung 1. Datanglah ke dokter bagian obstetri dan ginekologi bila ingin menjalani satu siklus program Bayi Tabung. 2. Bila ditemukan kelainan/masalah pada Anda berdua, dokter spesialis akan merujuk ke pusat layanan bayi tabung. Setelah diketahui penyulit kehamilan, pasangan suami isteri disiapkan menjalani proses bayi tabung. 3. Setiap pasangan akan menerima penjelasan program Bayi Tabung dan prosedur pelaksanaan dalam sebuah kelas/kelompok.
  • 5. 4. Peserta program harus menandatangani perjanjian tertulis: bersedia bila dokter melakukan tindakan yang dianggap perlu semisal operasi, bersedia menghadapi kemungkinan mengalami kehamilan kembar dan risiko lain yang dapat ditimbulkan. 5. Pelaksanaan program bisa dimulai berdasarkan masa haid. Calon ibu akan diberi obat- obatan hormonal sebagai pemicu ovulasi agar menghasilkan banyak sel telur. Perangsangan dilakukan 5-6 minggu, sampai sel telur matang dan cukup tuk dibuahi. Selanjutnya dilakukan Ovum pick up/Opu (pengambilan sel telur) yang dilakukan tanpa oprasi, melainkan dengan cara ultrasonografi transvaginal. Kemudian semua sel telur diangkat dan disimpan dalam incubator. Sedangkan calon ayah akan diambil spermanya melalui cara masturbasi. Beberapa jam kemudian, terhadap masing-masing sel telur akan ditambahkan sejumlah sperma suami (inseminasi) yang sebelumnya telah diolah dan dipilih yang terbaik mutunya. Setelah kira-kira 18-20 jam, akan terlihat apakah proses pembuahan tersebut berhasil atau tidak. Sel telur yang telah dibuahi sperma atau disebut zigot akan dipantau selama 22-24 jam kemudian untuk melihat perkembangannya menjadiembrio. Dari embrio tersebut, dokter akan memilih tiga atau empat embrio yang terbaik untuk ditanamkan kembali ke dalam rahim. Empat embrio merupakan jumlah maksimal mengingat risiko yang akan ditanggung oleh calon ibu dan juga janin. Embrio-embrio yang terbaik itu kemudian diisap ke dalam sebuah kateter khusus untuk dipindahkan ke dalam rahim. Terjadinya kehamilan dapat diketahui melalui pemeriksaan air seni 14 hari setelah pemindahan embrio. Bila saat masturbasi tak ada sperma yang keluar, berarti ada sumbatan. Untuk itu akan dilakukan cara lain, yaitu dengan MESA (Microsurgical Epydidimis Sperm Aspiration);sperma diambil dari salurannya. Bisa juga dengan TESA (Testical Sperm Extraction); sperma diambil langsung dari buah zakar. Bila sperma yang dihasilkan sangat sedikit, maka dilakukan ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection); sperma disuntikkan ke sel telur. Cara ini khusus bagi pasangan infertil dimana suami mempunyai sperma sangat sedikit.
  • 6. 7. Ibu dipantau beberapa waktu dengan pemeriksaan hormon kehamilan (hCG) di darah dan pemeriksaan USG. TINGKAT KEBERHASILAN Di dunia, tingkat keberhasilan bayi tabung mencapai 40-45% untuk usia < 30 tahun, 30- 35% (usia 30-38 tahun), 10-11% (usia 38-42 tahun), dan 0% (usia >42 tahun). Sementara kemungkinan keguguran 10-15%, kemungkinan kembar dua 25% dan kemungkinan kembar tiga 5%. Menurut Indra, kasus kembar dalam program bayi tabung sebenarnya adalah kasus komplikasi (tidak wajar). Saat ini teknologi bayi tabung sudah makin berkembang. Dan diharapkan dapat memenuhi harapan banyak pasangan menikah yang ingin memiliki anak. Teknologi juga diharapkan akan membuat proses bayi tabung menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah. Tinjauan dari Segi Hukum Perdata Terhadap Inseminasi Buatan (Bayi Tabung) Jika benihnya berasal dari suami istri Jika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro transfer embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak tersebut baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai satus sebagai anak sah (keturunan genetik) dari pasangan tersebut. Akibatnya memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya. Jika ketika embrio diimplantasikan ke dalam rahim ibunya di saat ibunya telah bercerai dari suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari perceraian mempunyai status
  • 7. sebagai anak sah dari pasangan tersebut. Namun jika dilahirkan setelah masa 300 hari, maka anak itu bukan anak sah bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungan keperdataan apapun dengan bekas suami ibunya. Dasar hukum ps. 255 KUHPer. Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal ini Suami dari Istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sah-nya melalui tes golongan darah atau dengan jalan tes DNA. Jika salah satu benihnya berasal dari donor Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. Anak yang dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak menyangkalnya dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Jika semua benihnya dari pendonor Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat pada perkawinan, tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita yang terikat dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai status anak sah dari pasangan Suami Istri tersebut karena dilahirkan oleh seorang perempuan yang terikat dalam perkawinan yang sah. Jika diimplantasikan ke dalam rahim seorang gadis maka anak tersebut memiliki status sebagai anak luar kawin karena gadis tersebut tidak terikat perkawinan secara sah dan pada hakekatnya anak tersebut bukan pula anaknya secara biologis kecuali sel telur berasal darinya. Jika sel telur berasal darinya maka anak tersebut sah secara yuridis dan
  • 8. biologis sebagai anaknya. Dari tinjauan yuridis menurut hukum perdata barat di Indonesia terhadap kemungkinan yang terjadi dalam program fertilisasi-in-vitro transfer embrio ditemukan beberapa kaidah hukum yang sudah tidak relevan dan tidak dapat meng-cover kebutuhan yang ada serta sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada khususnya mengenai status sahnya anak yang lahir dan pemusnahan kelebihan embrio yang diimplantasikan ke dalam rahim ibunya. Secara khusus, permasalahan mengenai inseminasi buatan dengan bahan inseminasi berasal dari orang yang sudah meninggal dunia, hingga saat ini belum ada penyelesaiannya di Indonesia. Perlu segera dibentuk peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur penerapan teknologi fertilisasi-in-vitro transfer embrio ini pada manusia mengenai hal-hal apakah yang dapat dibenarkan dan hal-hal apakah yang dilarang.
  • 9. BAB III PENUTUP Kesimpulan Kebutuhan untuk melanjutkan keturunan adalah naluri setiap insan yang normal. Oleh karena itu, secara naluri pula setiap insan normal akan mencari pasangan yang sesuai bagi dirinya. Sebagai satu pasangan suami istri yang normal, manakala keturunan yang idamkan belum juga diperoleh, maka keadaan ini memunculkan keraguan akan kesuburannya. Pada masa kini keraguan tersebut dapat dihilangkan setelah setelah semua pemeriksaan yang diperlukan selesai dilakukan. Tekhnik rekayasa reproduksi yang meliputi pembiakan gamet dan embrio invitro telah begitu maju dan sangat jauh berkembang. Namun dibutuhkan tanggung jawab etik berkadar tinggi dari setiap ilmuwan dan seoptimal mungkin baik bagi pasutri maupun embrio hasil pembuahan.