TPS – JISHUKEN adalah sebuah program (belajar sendiri artinya) dimana sejumlah wakil perusahaan yang merupakan supplier Toyota di kumpulkan, ditraining dan kemudian di bagi dalam beberapa Group dan wilayah. Selanjutnya group ini ditugaskan bergilir ke sejumlah perusahaan yang mengirimkan perwakilannya dalam TPS-JISHUKEN untuk melakukan implementasi Prinsip dari 2 pillar TPS yaitu JIT dan JIDOUKA. Pada waktu tertentu akan diadakan audit oleh para pembesar Toyota Group untuk memberikan masukan dan perbaikan lanjutan dari hasil yang sudah diperoleh dari Implementasi TPS oleh group tersebut.
3. I.1. TUJUAN DARI PERUSAHAAN
• Berkontribusi untuk peningkatan taraf hidup para pelanggan
• Berkontribusi untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik melalui aktifitas
perusahaan
• Meningkatkan kesejahteraan hidup karyawan
Untuk menyelesaikan hal-hal di atas, perusahaan harus
memperoleh profit agar terus ada!
Menjaga Keharmonisan
Masyarakat Internasional
Misi-misi Sosial Harus
Dituntaskan
4. I.2. TANPA COST REDUCTION, TAK ADA PENINGKATAN LABA
1. MONOPOLY ERA
2. LOCAL
COMPETITION
ERA
Demand > Supply
Cost + Profit = Price
Supply > Demand
Price – Profit = Cost
Harga Jual ditentukan oleh Pembeli
3. GLOBAL
COMPETITION
ERA
Supply >>> Demand
Price’ – Profit = Cost
Besarnya Profit didapat dari Pertumbuhan Volume
6. I.4. ‘MUDA’ MENYEBABKAN TINGGINYA BIAYA PRODUKSI
I.4.1 Di setiap hal ada MUDA
MUDA = WASTE = KEMUBAZIRAN
(Hal-hal yang tidak diperlukan dalam kerja)
Ex.) Contoh dalam gerakan operator
<A> MUDA
: Gerakan yang tidak perlu dalam kerja
<B> Kerja yang tidak ada nilai tambah
: Dalam kondisi kerja yang sekarang,
tidak ada Nilai Tambah, tapi harus
dikerjakan
<C> Kerja Utama
: Dengan kerja, barang menjadi
mempunyai Nilai Tambah
8. I.4. ‘MUDA’ MENYEBABKAN TINGGINYA BIAYA PRODUKSI
MUDA Over Produksi Mengundang Masalah
1. Butuh Man Hour dan peralatan yang extra
2. Menghabiskan material dan komponen sebelum waktunya
3. Berlebihnya biaya pembangkit energi listrik seperti listrik dan pelumnas
4. Meningkatnya tempat menaruh barang seperti pallet dan skid
5. Meningkatnya alat pengangkutan misalnya fork lift,
kendaraan angkut, dll
6. Mendirikan tempat baru, seperti gudang tempat menaruh barang
7. Bertambahnya Man Hour untuk pengawasan gudang
8. Meningkatnya beban ineterst (bunga pinjaman)
9. Memangkas tunas-tunas Kaizen
9. I.4. ‘MUDA’ MENYEBABKAN TINGGINYA BIAYA PRODUKSI
TPS adalah, sistem produksi guna menurunkan biaya dengan
mengeliminasi MUDA
1. Untuk mengantisipasi (safety wage) apabila terjadi kerusakan mesin, NG,
tidak masuk kerja, dll
2. Untuk mengantisipasi apabila terjadi fluktuasi
3. Meningkatnya persentasi miswork, kapasitas semu
4. Pemikiran bahwa line stop adalah sangat tidak dibolehkan/dosa
5. Kapasitas orang dan mesin berlebih
6. Buruknya planning
I.4.3 Alasan terjadinya MUDA untuk pembuatan berlebih
15. II.1. PILAR TPS KE-1 = JUST IN TIME
Just In Time :
Barang yang dibutuhkan saja
Pada saat yang dibutuhkan saja
Dalam jumlah yang dibutuhkan saja
3. Aturan Dasar Just in Time
21. LEVEL JUST IN TIME DITENTUKAN OLEH LEAD TIME
Level Just In Time Ditentukan oleh Lead Time
1) Lead time bagi perusahaan
Simultenous
Engineering
Toyota Production
System
22. LEVEL JUST IN TIME DITENTUKAN OLEH LEAD TIME
2) Lead time di produksi adalah
23. LEVEL JUST IN TIME DITENTUKAN OLEH LEAD TIME
Contoh line press
Waktu untuk proses : Waktu stop = 1 : 3600
24. II.1. PILAR TPS KE-2 = JIDOUKA
Jidouka :
1. Berhenti ketika terjadi abnormalitas
2. Berhenti ketika pekerjaan telah selesai
25. II.2.1. BERHENTI KETIKA TERJADI ABNORMALITAS
Salah satu penerapan Jidoka yang terkenal adalah pada mesin tenun
Mr. Sakichi Toyoda
Pada Mesin Tenun Kuno, meskipun benang tenun
sudah habis, mesin bekerja terus, sehingga
menghasilkan NG dalam jumlah yang banyak
Sebagai penanggulangan, ditempatkan satu orang
untuk setiap mesin sebagai pengawas yang bertugas
menghentikan mesin bila terjadi produk NG
Produktifitas Rendah
26. II.2.1. BERHENTI KETIKA TERJADI ABNORMALITAS
Mr. Sakichi Toyoda membuat mesin tenun otomatis dengan mekanisme yang
mudah, mesin berhenti secara otomatis bila benang sudah habis
27. II.2.1. BERHENTI KETIKA TERJADI ABNORMALITAS
Tidak menghasilkan produk NG, dan tidak menjadikan orang sebagai
pengawas mesin
1 Operator menjalankan beberapa mesin
Meningkatkan produktifitas secara luar biasa
28. II.2.2 BERHENTI KETIKA PEKERJAAN TELAH SELESAI
Kanban Perintah Produksi
Terakhir
Hanya Membuat Barang Sesuai Kebutuhan
29. IBU-IBU RUMAH TANGGA JAMAN DULU DAPAT
MENERAPKAN TPS
Tidak ada kulkas
Tidak ada uang lebih
Membeli hanya yang
dibutuhkan
Hanya membuat yang
diperlukan (Jenis &
Jumlah)
30. IBU-IBU RUMAH TANGGA JAMAN DULU DAPAT
MENERAPKAN TPS
Menentukan urutan pekerjaan yang tidak ada waktu tunggu,
dengan mempertimbangkan pekerjaan manual dengan mesin
Membuat
pada saat
dibutuhkan
Makan
31. IBU-IBU RUMAH TANGGA JAMAN DULU DAPAT
MENERAPKAN TPS
1. Customer (Suami & Anak2) harus menunggu makanan siap
2. Istri menunggu makanan yang dimasaknya matang