SlideShare a Scribd company logo
1 of 82
Download to read offline
PENGARUH “POSITIVE DEVIANCE” PADA IBU DARI KELUARGA
MISKIN TERHADAP STATUS GIZI ANAK USIA 12 – 24 BULAN
DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI
TAHUN 2007
TESIS
Oleh
FRISDA TURNIP
047023007/AKK
S
E
K O L A
H
PA
S
C
A S A R JA
N
A
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
PENGARUH “POSITIVE DEVIANCE” PADA IBU DARI KELUARGA
MISKIN TERHADAP STATUS GIZI ANAK USIA 12 – 24 BULAN
DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI
TAHUN 2007
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
FRISDA TURNIP
047023007/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Judul Tesis : PENGARUH “POSITIVE DEVIANCE” PADA IBU DARI
KELUARGA MISKIN TERHADAP STATUS GIZI
ANAK USIA 12 – 24 BULAN DI KECAMATAN
SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI TAHUN 2007
Nama Mahasiswa : Frisda Turnip
Nomor Pokok : 047023007
Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi : Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. dr. Guslihan Dasatjipta, Sp.A(K))
Ketua
(Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes) (Dra. Jumirah, Apt. M.Kes)
Anggota Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Tanggal lulus: 16 September 2008
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Telah diuji pada
Tanggal 16 September 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. dr. Guslihan Dasatjipta, Sp.A(K)
Anggota : 1. Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes
2. Dra. Jumirah, Apt, M.Kes
3. Dr. Ir. Zulhaeda Lubis, M.Kes
4. dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
PERNYATAAN
PENGARUH “POSITIVE DEVIANCE” PADA IBU DARI KELUARGA
MISKIN TERHADAP STATUS GIZI ANAK USIA 12-24 BULAN
DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI
TAHUN 2007
T E S I S
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, Agustus 2008
Frisda Turnip
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
ABSTRAK
Masa krisis pertumbuhan dan perkembangan anak berada pada usia 12-24
bulan disebut “Periode Kritis”, karena pada usia ini anak mengalami pertumbuhan
fisik dan perkembangan otak yang sangat cepat dan memerlukan gizi yang baik.
Namun pada periode tersebut anak umumnya sudah mempunyai adik lagi sehingga
anak kurang mendapatkan perhatian dari orangtua, ataupun gizi kurang, penyakit
infeksi dan parasit serta problem psikologis pada anak. Masalah ini mempermudah
timbulnya masalah gizi di masyarakat.
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi bulan Desember 2005,
di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tercatat 15.846 keluarga miskin (17,77%
dari 88.335 keluarga) dengan jumlah anak balita gizi baik tertinggi yaitu 4.524 balita
(34,32%). Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak selamanya keluarga miskin
memiliki anak balita dengan gizi buruk. Oleh karena itu diduga ada faktor lain yang
berperan penting dalam menentukan status gizi anak, salah satunya adalah “Positive
deviance” (pola pemberian makan, pola pengasuhan, kebersihan diri dan perolehan
pelayanan kesehatan). Untuk itu dilakukan penelitian pengaruh “Positive deviance”
ibu dari keluarga miskin terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan di Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2007.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan case
control study, dan analisa dilakukan dengan chi-square test dan regresi logistik
berganda. Sampel sebanyak 80 orang ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dari
213 ibu, berdasarkan hasil screening terhadap status gizi anak. Penelitian dilakukan
dengan wawancara menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
kebiasaan pemberian makan, pola asuh, kebersihan diri dan akses pelayanan
kesehatan terhadap status gizi anak usia 12 – 24 bulan (p<0,05). Pada keluarga
miskin peluang terjadinya status gizi tidakbaik mengalami 4 kali peningkatan bila
kebiasaan pemberian makan tidak baik; 9 kali peningkatan bila penerapan pola asuh
tidak baik; 6 kali peningkatan bila kebiasaan kebersihan diri tidak baik; 11 kali
peningkatan bila akses dalam memperoleh pelayanan kesehatan tidak baik.
Hasil analisis mutivariat terhadap semua faktor positive deviance
menunjukkan peluang paling besar untuk terjadinya status gizi tidak baik pada anak
usia 12-24 bulan adalah kebersihan diri anak tidak baik
Dapat disimpulkan bahwa status gizi yang baik anak usia 12-24 bulan dari
keluarga miskin di Kecamatan Sidikalang dipengaruhi oleh positive deviance ibu
dalam pola pengasuhan, kebersihan diri dan pelayanan kesehatan
Kata kunci: Positive Deviance, Status gizi anak.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
ABSTRACT
The critical time of growth and development of the child of 12-14 months old
is call “Danger period” because in this age the child undergoes very rapid physical
growth and brain development but generally the child has got a younger brother/sister
that he gets less attention from his parents that the child gets less nutrient input,
develops infectious and parasitic diseases and has psychological problem. This
condition results in nutrient problem in the community.
Based on the result of Nutrient Status Observation (PSG) in December 2005,
the condition of nutrient status in Dairi District was that of 15634 children under five
years old weighed, 233 (1.49%) were with poor nutrient and 1914 (12.24%) were
with less nutrient. Of the all 14 sub-districts, Sidikalang Sub-district has 4.524
(34.32%) children under five years old with the best nutrient condition and up to
15.846 poor families or 17.77% of 88.335 families.
The purpose of this observational study with case control study design is to
examine the influence of positive deviance in the mother of poor family on the
nutrient status of the child of 12-24 months old in Sidikalang Sub-district, Dairi
District including food-giving habits, rearing patterns, self hygiene and health service
access. Of 213 mothers having a child of 12-24 months old, 80 were selected for the
samples of this study based on the result of the child’s nutrient status screening.
The result of this study reveals that there is a significant difference between
food-giving habits, rearing patterns, self hygiene and health service access and
nutrient status of the child of 12-24 years old (p <0.05). In poor family, the
opportunity of poor nutrient status incident is four times if the food-giving habit is
poor while the opportunity of poor nutrient status incident is 9 times if the application
of rearing patterns is poor. If self hygiene is not good, the opportunity of poor
nutrient status incident is 6 times and will become 11 times if the access to health
service is not good.
The result of multivariate analysis of all factors of positive deviance shows
that poor self hygiene has the biggest opportunity of poor nutrient status incident in
the child of 12-24 months old. Therefore, it can be concluded that nutrient status of
the children of 12-24 months old belong to the poor families in Sidikalang Sub-
district was influenced by rearing patterns, self hygiene and health services while
poor nutrient status of the children of 12-24 months old can happen to the families
with poor habit of rearing patterns, self hygiene and health services. Good nutrient
status of the children of 12-24 months old belong to the poor families in Sidikalang
Sub-district resulted from the mothers positive deviance of rearing patterns, self
hygiene and health service.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Key words: Positive Deviance, Child’s Nutrient Status.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul
“Pengaruh Positive Deviance pada Ibu dari Keluarga Miskin terhadap Status
Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun
2007”.
Saat ini, kasus gizi buruk masih sangat tinggi bahkan mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun di seluruh wilayah Indonesia, meskipun berbagai upaya dan
program sudah dilakukan dengan dana yang tidak sedikit. Untuk mencari upaya
pemecahan masalah gizi buruk di Kabupaten Dairi, penulis ingin melihat pengaruh
“Positive Deviance” untuk dapat dilakukan sebagai pendekatan pemecahan masalah
tersebut.
Selain untuk mencari pemecahan masalah gizi buruk di Kabupaten Dairi, tesis
ini sebagai persyaratan memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat pada
Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan konsentrasi Administrasi
Kesehatan Komunitas/Epidemiologi, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara. Tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari kerjasama serta dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih tak terhingga kepada:
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur SPs USU Medan
beserta sivitas akademika SPs USU Medan.
3. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU Medan.
4. Bapak Prof. dr Guslihan Dasatjipta, Sp.A (K) selaku Ketua Komisi
Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis dan
dorongan yang bermanfaat dalam penyusunan tesis ini.
5. Ibu Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes dan Ibu Dra. Jumairah, Apt, M.Kes selaku
Anggota Komisi Pembimbing penulisan tesis ini.
6. Ibu Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS.Sp.FK dan Ibu dr. Murniaty
Manik, MSc,Sp.KK selaku pembanding yang telah banyak memberikan saran
dan masukan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
7. Ibu dr. Hj. Fatni Sulani, DTM&H, M.Si selaku Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan.
8. Bapak Dr. MP. Tumanggor selaku Bupati Diri yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk mengikuti pendidikan.
9. Bapak dr. Budiman Simanjuntak, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Dairi, atas dorongan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
10. Teristimewa suami serta ketiga ananda tercinta yang penuh kesabaran
senantiasa memberikan dorongan dan motivasi serta dukungan doa, sehingga
tesis ini dapat terselesaikan.
11. Para rekan-rekan mahasiswa Program Studi Administrasi dan Kebijakan
kesehatan konsentrasi Epidemiologi Angkatan 2005 serta seluruh pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan yang
diberikan pada penulis.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi bahasa maupun isinya. Oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas segala kebaikan Bapak, Ibu
saudara sekalian dan akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.
Medan, Agustus 2008
Penulis
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Nama : Frisda Turnip
Tempat/Tgl Lahir : Pematang Siantar/22 Oktober 1968
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jln. Sentosa No. 4 Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi
RIWAYAT PENDIDIKAN
1981 : SD Negeri No. 0841383 Pematang Siantar
1984 : SMP Negeri 7 Pematang Siantar
1987 : SMA Negeri 2 Pematang Siantar
1991 : Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM)
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2004 : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT PEKERJAAN
1992 – 1999 : Staf Seksi Pemulihan Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Dairi.
1994 – 1996 : Ka. Sub Sie Puskesmas Pada Seksi Pemulihan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi.
1996 – 1999 : Ka. Seksi Bina Kesehatan Masyarakat Kandepkes
Kabupaten Dairi.
1999 – 2007 : Ka. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Pada
Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi.
2007 – Sekarang : Ka. Bidang Bina Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Dairi.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...................................................................................................... i
ABSTRACT................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP....................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Permasalahan ...................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
1.4. Hipotesis.............................................................................. 6
1.5. Manfaat Penelitian .............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 8
2.1. Status Gizi......................................................................... 8
2.2. Masalah Gizi ..................................................................... 10
2.3. Gejala Klinis Berbagai Gangguan Kesehatan
Akibat Gizi Tidak Seimbang............................................. 12
2.4. Landasan Teori.................................................................. 13
2.5. Dampak Masalah Gizi terhadap Anak Balita.................... 16
2.6. Kemiskinan ....................................................................... 17
2.7. Perilaku Positive Deviance ............................................... 18
2.8. Keuntungan Pendekatan Positive Deviance...................... 23
2.9. Interaksi Sosial.................................................................. 24
2.10. Program Perbaikan Gizi................................................... 25
2.11. Kerangka Konsepsional ................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 27
3.1. Jenis Penelitian.................................................................. 27
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 27
3.3. Populasi dan Sampel ......................................................... 28
3.4. Metode Pengumpulan Data............................................... 29
3.5. Variabel Dan Definisi Operasional................................... 32
3.6. Metode Pengukuran .......................................................... 34
3.7. Metode Analisis Data........................................................ 36
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................ 38
4.1. Gambar Daerah ................................................................. 38
4.2. Karakteristik Responden................................................... 38
4.3. Interakasi Sosial ................................................................ 41
4.4. Analisis Positive Deviance dalam Kebiasaan Pemberian
Makan, Pola Pengasuhan, Kebersihan Diri dan Pelayanan
Kesehatan pada Anak Usia 12-24 Bulan terhadap Status
Gizi.................................................................................... 42
4.5. Analisis Faktor Positive Deviance Ibu yang Paling
Berpengaruh terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24
Bulan di Kecamatan Sidikalang........................................ 45
BAB 5 PEMBAHASAN...................................................................... 50
5.1. Karakteristik Responden................................................... 50
5.2. Interaksi Sosial.................................................................. 51
5.3. Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi Anak
Usia 12-24 Bulan .............................................................. 52
5.4. Kebiasaan Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Usia
12-24 Bulan....................................................................... 54
5.5. Kebiasaan Kebersihan Diri terhadap Status Gizi Anak
Usia 12 - 24 Bulan ............................................................ 54
5.6. Kebiasaan Pelayanan Kesehatan terhadap Status Gizi
Anak Usia 12-24 Bulan..................................................... 55
5.7. Analisis Faktor Positive Deviance Ibu yang Paling
Berpengaruh terhadap Gizi Anak Usia 12-24 Bulan
di Kecamatan Sidikalang................................................... 56
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 59
6.1. Kesimpulan ....................................................................... 59
6.2. Saran-saran........................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 61
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun........................ 9
2.2. Kebaikan dan Kelemahan Indeks Antropometri........................... 9
2.3. Pendekatan Tradisional VS Positive Deviance.............................. 22
3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian............. 30
3.2. Variabel dan Definisi Operasional................................................ 33
4.1. Kelompok Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Kelompok
Umur di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007................ 39
4.2. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Pendidikan Ibu
di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007........................... 39
4.3. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Pekerjaan Ibu
di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007.......................... 40
4.4. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Pengetahuan
Ibu di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007.................... 40
4.5. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Sosial Ibu
di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007.......................... 41
4.6. Analisis Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi pada
Anak Usia 12-24 bulan.................................................................. 42
4.7. Analisis Kebiasaan Pola Asuh terhadap Status Gizi pada Anak
Usia 12-24 bulan............................................................................ 43
4.8. Analisis Kebersihan Diri terhadap Status Gizi pada Anak Usia
12-24 Bulan................................................................................... 44
4.9. Analisis Pelayanan Kesehatan terhadap Status Gizi pada Anak
Usia 12-24 Bulan........................................................................... 45
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
4.10. Hasil Analisis Bivariat Antara Variabel Kebiasaan Pemberian
Makan, Kebiasaan Pola Asuh, Kebiasaan Kebersihan Diri dan
Kebiasaan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Usia
12-24 Bulan................................................................................... 46
4.11. Hasil Analisis Bivariat Antara Pemberian Makan, Pola Asuh,
Kebersihan Diri dan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi
pada Anak Usia 12-24 Bulan......................................................... 47
4.12. Hasil Analisis Antara Pola Asuh, Kebersihan Diri dan
Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Usia 12-24
Bulan.............................................................................................. 48
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Bagan Faktor Penyebab Gizi Buruk.............................................. 15
2.2. Kerangka Konseptual..................................................................... 26
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuisioner....................................................................................... 64
2. Output Hasil Analisa Data............................................................. 72
3. Surat Izin Penelitian....................................................................... 99
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Nasional tertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dilakukan secara keberlanjutan. Upaya peningkatan kualitas
SDM dimulai dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan perhatian utama
pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa. Pada
masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan
makanan bergizi yang diberikan secara baik dan benar dapat membentuk SDM yang
sehat, cerdas dan produktif. Berdasarkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
untuk Provinsi Sumatera Utara tahun 2005 sebesar 72,0 dan kondisi IPM Kabupaten
Dairi menduduki peringkat ke 18 dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara
yaitu sebesar 69,9 (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2006).
Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah dua
tahun (baduta) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius, karena
usia di bawah dua tahun adalah masa yang sangat penting sekaligus masa kritis dalam
proses tumbuh kembang secara fisik maupun kecerdasan.
Menurut Jelliffe (1989), masa krisis pertumbuhan dan perkembangan anak
berada pada usia 12-24 bulan yang disebut dengan “Periode Kritis” (Danger Period)
berada pada usia ini anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
sangat cepat yang memerlukan gizi yang baik, namun pada umumnya anak sudah
mempunyai adik lagi. Kondisi demikian dapat menyebabkan anak kurang
mendapatkan perhatian dari orang tua, asupan gizi kurang, adanya penyakit infeksi
dan parasit serta adanya problem psikologis pada anak.
Masalah gizi merupakan masalah yang tersembunyi, dan tingginya angka
kematian bayi dan balita menunjukkan masalah kesehatan dan gizi di Indonesia
cukup serius (Jaringan Informasi Pangan dan Gizi, 2005). Departemen Kesehatan
(Depkes, 2000) menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh
kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, diantaranya adalah tingkat sosial
ekonomi keluarga. Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 lalu memberi
dampak berupa penurunan kualitas hidup keluarga yang menyebabkan rendahnya
daya beli, sehingga jumlah keluarga miskin dan akan-anak kekurangan gizi
bertambah. Kasus gizi buruk yang ditemukan di Nusa Tenggara Barat (NTB)
merupakan awal laporan masalah gizi anak balita. Setelah NTB, hampir seluruh
daerah di Indonesia juga melaporkan adanya kasus gizi buruh di wilayahnya
(Nurpudji, 2005). Berdasarkan hasil estimasi para ahli gizi, ada 5,1 juta balita
menderita gizi buruk dan 54% kematian bayi dan balita diakibatkan oleh gizi kurang
(Siswono, 2008).
Hasil penelitian seksi gizi dinas kesehatan di 6 kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara pada tahun 2002, menunjukkan bahwa tidak kurang dari 17.39%
balita gizi kurang (BB/U < -2 SD Media baku WHO-NCHS) dan 8,76% balita gizi
buruk (BB/U < -3 SD Media baku WHO-NCHS). Prevalensi ini lebih tinggi dari
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
angka nasional yang tercantum pada SKRT 2001 (Dinkes Prov.SU, 2003). Kondisi
ini akan tetap menjadi permasalahan kesehatan di Provinsi Sumatera Utara apabila
tidak dilakukan upaya-upaya yang lebih tepat, yang dapat mencegah kasus-kasus gizi
buruk, di samping upaya-upaya yang sudah dilaksanakan yaitu pemberian makanan
tambahan seperti pemberian makanan pendamping ASI.
Kejadian gizi buruk atau KEP berat sebenarnya dapat dicegah apabila akar
masalah di masyarakat yang bersangkutan dapat dikenali, sehingga penanggulangan
masalah gizi dapat dilakukan secara lebih mendasar melalui penanganan terhadap
akar masalahnya. Satu hal penting yang perlu diperhatikan untuk mempertajam
identifikasi akar masalah KEP berat, yaitu adanya fakta bahwa kasus
marasmus/kwasiorkor tidak selalu terjadi pada keluarga-keluarga miskin atau yang
tinggal di lingkungan miskin. Dengan kata lain, anak-anak dengan keadaan gizi baik
juga ditemukan pada keluarga-keluarga miskin/marginal.
Untuk menanggulangi masalah gizi di Provinsi Sumatera Utara, upaya yang
dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara saat ini meliputi upaya jangka
pendek, dengan melakukan pelacakan kasus gizi buruk di kabupaten dan kota. Jika
ditemukan kasus gizi buruk segera dirujuk kerumah sakit umum kelas III dengan
biaya gratis bagi masyarakat miskin. Selain itu juga dilakukan dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia serta pelatihan bagi petugas.
Untuk jangka menengah dilakukan revitalisasi pos pelayanan terpadu
(Posyandu) dengan meningkatkan kembali tim pangan dan gizi serta mengintensifkan
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
peran Puskesmas dalam upaya preventif dan promotif. Sedangkan program jangka
panjang yakni dengan memberdayakan keluarga dalam penanggulangan kemiskinan.
Berdasarkan upaya di atas, posyandu berperan sebagai pos terdepan
perpanjangan tangan Depkes dalam memberikan pelayanan kesehatan. Posyandu
tidak membutuhkan fasilitas dan biaya yang besar, bahkan dapat dilakukan di rumah
penduduk maupun tempat-tempat pertemuan desa. Ini merupakan suatu modal dasar
yang sangat baik, yang sebaiknya disosialisasikan kepada khalayak dan digunakan
untuk mengubah persepsi bahwa posyandu itu bukan milik kesehatan melainkan
milik masyarakat.
Salah satu bentuk pendekatan yang dapat diterapkan sesuai dengan
keberadaan posyandu adalah pendekatan positive deviance. Pendekatan ini adalah
suatu model bagaimana kita merubah perilaku masyarakat, sehingga dari kondisi gizi
buruk menjadi kondisi baik, mempertahankan kondisi gizi baik dan meningkatkannya
dengan melalui perilaku positif.
Pendekatan positive deviance merupakan pemecahan masalah gizi yang
berbasis keluarga dan masyarakat, dengan mengidentifikasi berbagai perilaku ibu
atau pengasuh yang memiliki anak bergizi baik tetapi dari keluarga kurang mampu
dan menularkan kebiasaan positif kepada keluarga lain yang memiliki anak dengan
gizi kurang. Contoh pendekatan positive deviance dimisalkan keluarga A miskin
tetapi sehat, sedangkan keluarga B miskin tetapi mengalami gizi buruk. Perilaku
keluarga A yang sehat, sedapat mungkin dapat diadopsi kepada keluarga B tanpa
mengeluarkan biaya (CORE, 2003).
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Pemantauan Status Gizi di Kabupaten Dairi pada bulan Desember 2005,
menunjukkan jumlah anak balita yang memiliki gizi buruk sebanyak 233 (1,49%) dan
1914 gizi kurang (12,24%) dari 15634 anak balita yang ditimbang (Laporan PSG
Dinkes Kab. Dairi, 2005). Kondisi tersebut tersebar pada 11 kecamatan dari 14
kecamatan yang ada, dan Kecamatan Sidikalang merupakan kecamatan yang
memiliki keadaan gizi baik balita tertinggi yaitu 4.524 balita (34,32%), meskipun
jumlah keluarga miskin di Kecamatan Sidikalang mencapai 15.846 (17,77%) dari
88.335 keluarga (Laporan Bappeda Kab. Dairi, 2006).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perlu dilakukan
penelitian dengan judul: Pengaruh “Positive Deviance” pada Ibu dari Keluarga
Miskin terhadap Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan di Kecamatan Sidikalang
Kabupaten Dairi Tahun 2007.
1.2. Permasalahan
Belum diketahui faktor-faktor apa yang ada pada keluarga miskin yang
termasuk positive deviance, yang dapat mempengaruhi status gizi baik pada anak-
anak usia 12 – 24 bulan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini mencakup tujuan umum dan tujuan
khusus, yang berisikan:
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh positive deviance pada ibu dari keluarga miskin
terhadap suatu gizi anak usia 12 – 24 bulan, di Kecamatan Sidikalang Kabupaten
Dairi tahun 2007.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui status gizi anak usia 12 – 24 bulan dari keluarga miskin
di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.
2. Mengetahui pengaruh positive deviance tentang kebiasaan pemberian makan
terhadap status gizi anak usia 12 – 24 bulan.
3. Mengetahui pengaruh positive deviance tentang kebiasaan pengasuhan
terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan.
4. Mengetahui pengaruh positive deviance tentang kebiasaan kebersihan diri
terhadap status gizi anak usia 12 – 24 bulan.
5. Mengetahui pengaruh positive deviance tentang pelayanan kesehatan terhadap
anak usia 12 - 24 bulan.
1.4. Hipotesis
Positive deviance pada ibu dari keluarga miskin mempunyai pengaruh
terhadap status gizi anak usia 12 -24 bulan.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai
masukan dalam pengambilan keputusan, antara lain:
1.5.1. Bagi Industri Dinas Kesehatan
Sebagai dasar penyusunan rencana dan pengembangan program
penanggulangan masalah gizi di Kabupaten Dairi, dan sebagai bahan masukan
dalam menentukan alternatif penanggulangan masalah gizi di Kabupaten
Dairi.
1.5.2. Bagi Masyarakat
Untuk meyakinkan maupun individu tentang potensi diri yang dimiliki
di dalam menanggulangi masalah gizi kurang, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan status kesehatan masyarakat.
1.5.3. Bagi Peneliti
Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam penanggulangan masalah gizi
kurang sekaligus dapat menunjang tugas dan tanggung jawab pekerjaan.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Status Gizi
Status gizi adalah tanda-tanda atau tampilan yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara pemasukan zat gizi dan pengeluaran oleh tubuh yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Status gizi masyarakat terutama digambarkan
oleh status gizi anak balita dan wanita hamil. Oleh karena itu, sasaran utama dari
program perbaikan gizi makro berdasarkan siklus kehidupan, dimulai pada wanita
usia subur, ibu hamil, bayi baru lahir, balita dan anak sekolah (Gibson, 1989).
Secara tidak langsung status gizi masyarakat dapat diketahui berdasarkan
penilaian terhadap data kuantitatif maupun kaulitatif konsumsi pangan. Informasi
tentang konsumsi pangan dapat diperoleh melalui survei yang akan menghasilkan
data kuantitatif (jumlah dan jenis pangan) dan kualitatif (frekwensi makan dan cara
mengolah makanan). Penentuan status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu secara biokimia, dietetika, klinik dan antropometri (cara yang paling umum dan
mudah digunakan untuk mengukur status gizi di lapangan). Indeks antropometri yang
dapat digunakan adalah Berat Badan per Umur (BB/U). Tinggi Badan per Umur
(TB/U); Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB), (Depkes RI, 2005) dapat dilihat
pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 2.1. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun
Indikator Status Gizi Ambang Batas
Gizi lebih > +2SD
Gizi baik ≥ -2SD sampai ≥ +2SD
Gizi kurang < -2SD sampai ≥ 3SD
Berat Badan menurut Umur (BB/U),
untuk menilai status gizi secara umum
dan bersifat kronis, yang berhubungan
dengan kesejahteraan masyarakat Gizi buruk < -3SD
Normal ≥ 2SDTinggi Badan menurut Umur (TB/U),
untuk mengukur perubahan yang
terjadi pada waktu lampau
Pendek (stunted) < -2SD
Gemuk > +2SD
Normal ≥ -2SD sampai + 2SD
Kurus (wasted) < -2SD sampai ≥ -3SD
Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB) untuk menilai keadaan gizi
saat ini
Kurus sekali < -3SD
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 920/Menkes/SK/VIII/2002
Tabel 2.2. Kebaikan dan Kelemahan Indeks Antropometri
Indeks Kebaikan Kelemahan
BB/U • Baik untuk status gizi akut/kronis
• Berat badan dapat berfluktuasi
• Sangat sensitif terhadap perubahan
kecil
• Umur sering sulit ditaksir
dengan tepat
TB/U • Baik untuk menilai gizi masa lampau
• Ukuran panjang dapat dibuat sendiri
• Murah dan mudah dibawa
• Tinggi badan tidak cepat
naik bahkan tidak
mungkin turun
• Pengukuran relatif sulit
dilakukan karena anak
harus berdiri
• Ketetapan umur sulit
BB/TB • Tidak memerlukan data umur
• Dapat membedakan proporsi badan
• Membutuhkan 2 macam
alat ukur
• Pengukuran relatif lebih
lama
• Membutuhkan 2 orang
untuk melakukannya
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 920/Menkes/SK/VIII/2002
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
2.2. Masalah Gizi
Gizi merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang erat kaitannya
dengan kualitas fisik maupun mental manusia. Keadaan gizi meliputi proses
penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
pemeliharaan serta aktivitas. Keadaan kurang gizi dapat terjadi akibat
ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi dan
penyakit infeksi.
Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi
makro adalah masalah yang terutama disebabkan oleh kekurangan atau
ketidakseimbangan asupan energi dan protein (KEP). Bila terjadi pada anak balita
akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau marasmik-kwashiorkor, dan
selanjutnya akan menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah.
Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa masalah gizi di Indonesia
masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan oleh banyak faktor,
di antaranya adalah tingkat sosial ekonomi keluarga (Depkes, 2002). Krisis ekonomi
yang melanda sejak 1997, telah menambah jumlah keluarga miskin dengan daya beli
yang rendah, sehingga memberi dampak terhadap penurunan kualitas hidup keluarga
dan meningkatkan jumlah anak-anak yang kekurangan gizi.
Selain ketersediaan pangan, masalah gizi juga dipengaruhi oleh faktor
perilaku ibu, dukungan keluarga, dan petugas kesehatan. Menurut Green (1980)
masalah perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama, yaitu: faktor yang
mempermudah (predsposing factors) mencakup: pengetahuan, sikap, persepsi, nilai-
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
nilai dan norma dalam masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan; faktor
pendorong (enabling factors) meliputi ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat, di mana fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan; dan faktor ketiga berupa faktor
penguat (reinforcing factors) meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
agama dan juga sikap, perilaku dan ketrampilan petugas kesehatan.
Adanya pengaruh perilaku terhadap masalah gizi, memerlukan pengamatan
untuk mengetahui perilaku seperti apa, yang diperlukan untuk menanggulangi
masalah gizi pada anak. Salah satu bentuk pengembangan perilaku dalam
penanggulangan masalah gizi adalah positive deviance yang telah dilakukan
di Jakarta, Bogor dan Lomok Timur. Hasilnya adalah interaksi ibu dengan anak usia
6 – 17 bulan berhubungan positif dengan keadaan gizi anak. Anak-anak yang selalu
diupayakan untuk mengkonsumsi makanan, mendapatkan respon ketika berceloteh,
selalu mendapatkan senyum dari ibu, keadaan gizinya lebih baik dibandingkan
dengan teman sebaya lainnya yang kurang mendapatkan perhatian orang tua (Jahari,
et al, 2000).
Positive Deviance digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan penyimpanan
positif yang berkaitan dengan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak
di dalam lingkungan masyarakat atau keluarga.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
2.3. Gejala Klinis Berbagai Gangguan Kesehatan Akibat Gizi Tidak
Seimbang
Akibat gizi tidak seimbang dapat mengakibatkan berbagai gangguan
kesehatan, diantaranya adalah:
2.3.1. Kwashiorkor
Gejala klinis kwashiorkor meliputi oedema menyeluruh, terutama pada
punggung kaki (dorsum pedis), wajah membulat dan sembab, pandangan mata sayu,
rambut tipis kemerahan seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit
serta rontok, perubahan status mental, apatis dan rewel, perubahan hati, otot
mengecil, kelainan kulit berupa bercak merah mudah yang meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, sering disertai penyakit akut, anemia dan
diare.
2.3.2. Maramus
Gejala klinis maramus antara lain tubuh tampak sangat kurus, wajah seperti
orang tua, cengeng, rewel, kulit keriput, jaringan subkutis sangat sedikit; perut
cekung, sering disertai penyakit infeksi kronis dan diare atau sudah buang air.
2.3.3. Marasmik-Kwashiorkor
Gejala klinis marasmik-kwashiorkor meliputi gabungan gejala klinis antara
kwashiorkor dengan maramus, dengan BB/U < 60% baku median WHO-NCHS
disertai oedema yang tidak mencolok.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
2.4. Landasan Teori
Masalah gizi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait, secara garis
besar disebabkan oleh:
2.4.1. Penyebab Langsung
Kekurangan makanan dan penyakit, secara langsung dapat menyebabkan gizi
kurang, atau anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada
akhirnya dapat menderita gizi kurang. Disisi lain, anak yang tidak memperoleh cukup
makan, akan mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga akan mudah terserang
penyakit. Tidak tersedianya makanan yang adekuat terkait langsung dengan kondisi
ekonomi. Kemiskinan sangat identik dengan tidak tersedianya makanan yang
adekuat, sehingga kemiskinan merupakan akar masalah gizi buruk.
2.4.2. Penyebab Tidak Langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung gizi kurang, yaitu:
2.4.2.1. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga
diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota
keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
2.4.2.2. Pola pengasuhan anak yang kurang memadai. Pola pengasuhan anak
berpengaruh pada kondisi gizi anak, karena anak yang diasuh ibunya sendiri
dengan kasih sayang, akan memperoleh gizi yang lebih baik dibanding anak
yang diasuh orang lain. Setiap keluarga dan masyarakat diharapkan dapat
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat
tumbuh kembang dengan baik baik secara fisik, mental dan sosial.
2.4.2.3. Pelayanan Kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan
kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan
sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang
membutuhkan.
Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan
keterampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan
keterampilan, maka makin banyak keluarga yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan. Tetapi apabila tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga
sangat rendah dapat dipastikan kalau tingkat ekonomi keluarga juga rendah, sehingga
mempengaruhi tingkat ketahanan pangan keluarga juga rendah dan kurang
memanfaatkan pelayanan kesehatan, yang akhirnya akan menyebabkan timbulnya
berbagai masalah kesehatan pada keluarga tersebut, diantaranya kasus gizi buruk. Hal
ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Bagan Faktor Gizi Buruk.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Sumber: Baliwati, et.al, 2006
Gambar 2.1. Bagan Faktor Penyebab Gizi Buruk
Berdasarkan bagan penyebab masalah gizi pada Gambar 2.1 dapat dilihat
bahwa akar permasalahan gizi adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial
dalam masyarakat, yang menyebabkan kemiskinan dan tingginya angka inflasi dan
sebenarnya masih ada kemampuan masyarakat yang dapat diberdayakan untuk
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
memperbaiki kondisi ini antara lain: pemberdayaan wanita dan keluarga serta
pemanfaatan sumber daya masyarakat.
Masalah gizi merupakan masalah yang sangat kompleks dan mempunyai
dimensi yang sangat luas, tidak hanya menyangkut aspek kesehatan tetapi juga
meliputi masalah sosial, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan, lingkungan dan
perilaku. Mengingat penyebabnya sangat kompleks, pengolahan gizi buruk
memerlukan kerjasama yang komprehensif dari semua pihak, bukan hanya oleh
petugas medis, namun juga pihak orang tua, keluarga, pemuka agama dan
pemerintah.
2.5. Dampak Masalah Gizi terhadap Anak Balita
Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita Indonesia.
Gangguan (masalah) gizi pada anak balita, dapat menyebabkan marasmus,
kwashiorkor atau marasmik-kwashiorkor yang juga akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan pada anak usia sekolah. Gangguan ini akan menjadi serius bila tidak
ditangani secara intensif. Hasil Survei Tinggi Badan Anak Baru masuk Sekolah (TB-
ABS) di lima provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Maluku dan Irian Jaya) pada
tahun 1994 dan tahun 1998 menunjukkan prevalensi gangguan pertumbuhan anak
usia 5 – 9 tahun masing-masing 42.4% dan 37.8%. Meskipun angka tersebut
mengalami penurunan yang cukup berarti, tetapi secara umum prevalensi gangguan
pertumbuhan ini masih tinggi (JIPG, 2005).
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
2.6. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah yang multidimensi di Indonesia, sehingga
pemecahannya memerlukan strategi yang komprehensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan. Untuk penanggulangan kemiskinan, maka seluruh unsur bangsa
harus ikut serta memberikan perhatian terhadap kemiskinan, tidak hanya pemerintah
semata, tetapi juga melibatkan pelaku usaha nasional, lembaga keuangan dan
perbankan, perguruan tinggi hingga masyarakat madani, lembaga pengembangan
swadaya masyarakat, organisasi non pemerintah, kemasyarakatan dan politik.
Upaya penanggulangan kemiskinan harus diwajibkan melalui pemberdayaan
masyarakat, yaitu dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peran serta
aktif masyarkat itu sendiri dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan hidup,
meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi serta memperkokoh martabat manusia
dan bangsa.
Walau pengertian kemiskinan dapat diartikan bermacam-macam, namun
menurut kriteria Badan Pusat Statistik bahwa kemiskinan adalah suatu kondisi
seseorang yang hanya dapat memenuhi makanannya kurang dari 2100 kalori per
kapita per hari. Badan Pusat Statistik mengelompokkan keluarga, yang terdiri dari
keluarga pra sejahtera (rumah tangga miskin), keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera
II, keluarga sejahtera III dan keluarga sejahtera III plus (BPS Provinsi Sumatera
Utara, 2006).
Empat dimensi pokok kemiskinan di Indonesia yaitu kurangnya kesempatan
(lack of opportunity); rendahnya kemampuan (low of capabilities); kurangnya
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
jaminan (low-level of security) dan ketidakberadaan (low of capacity or
empowerment) (Komiti Penanggulangan Kemiskinan, 2002). Oleh karena itu, untuk
memahami kemiskinan, penting diperhatikan lokalitas yang ada pada masing-masing
daerah, yaitu kemiskinan tingkat lokal yang ditentukan oleh komunitas dan
pemerintah setempat. Indikator kemiskinan berdasarkan karakteristik rumah tangga
miskin pada aspek kegiatan ekonomi dapat ditinjau dari sumber penghasilannya.
2.7. Perilaku Positive Deviance
Positive Deviance dipakai untuk menjelaskan suatu keadaan penyimpangan
positif yang berkaitan dengan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak
tertentu dengan anak-anak lain di dalam lingkungan masyarakat atau keluarga yang
sama. Secara khusus pengertian positive deviance dapat dipakai untuk menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan serta status gizi yang baik dari anak-
anak yang hidup di dalam keluarga miskin dan hidup di lingkungan miskin (kumuh)
di mana sebagian besar anak lainnya menderita gangguan pertumbuhan dan
perkembangan dengan kondisi mengalami gizi kurang (Zeitlin, et.al, 1990).
Positive Deviance didasarkan pada asumsi bahwa beberapa solusi untuk
mengatasi masalah gizi sudah ada di dalam masyarakat, hanya perlu diamati untuk
dapat diketahui bentuk penyimpangan positif yang ada, dari perilaku masyarakat
tersebut. Upaya yang dilakukan dapat dengan memanfaatkan kearifan lokal yang
berbasis pada keyakinan bahwa setiap individu memiliki kebiasaan dan perilaku
khusus, atau tidak umum yang memungkinkan mereka dapat menemukan cara-cara
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
yang lebih baik, untuk mencegah kekurangan gizi dibanding tetangga mereka yang
memiliki kondisi ekonomi yang sama tetapi tidak memiliki perilaku yang termasuk
penyimpangan positip. Studi ‘positive deviance’ mempelajari mengapa dari sekian
banyak bayi dan balita di suatu komunitas miskin hanya sebagian kecil yang gizi
buruk. Kebiasaan keluarga yang menguntungkan sebagai inti program positive
deviance dibagi menjadi tiga atau empat kategori utama yaitu pemberian makan,
pengasuhan, kebersihan, dan mendapatkan pelayanan kesehatan (CORE, 2003).
Penelitian positive deviance belum banyak dikembangkan, aplikasinya di satu
daerah belum tentu dapat diterapkan di daerah lain. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan di beberapa daerah. Studi positive deviance di berbagai negara, seperti
Guatemala dan Costa Rica, menunjukkan bahwa beberapa ibu telah memiliki teknik
yang baik mengenai praktek, tradisi dan kepercayaan dalam hal mempersiapkan
makanan, pemberian makanan pada anak, merawat anak pada waktu sakit dan masa
pemulihan. Ibu yang memiliki teknik yang baik ini bukanlah ibu yang berasal dari
pendidikan yang tinggi. Di Indonesia, studi positive deviance telah dilakukan oleh
Jauhari, dkk (2000) di Jakarta, Bogor dan Lombok Timur. Hasilnya adalah interaksi
ibu dengan anak usia 6 – 17 bulan berhubungan positif dengan keadaan gizi anak.
Anak-anak yang selalu diupayakan untuk mengkonsumsi makanan, mendapatkan
respon ketika berceloteh, selalu mendapat senyum dari ibu, keadaan gizinya lebih
baik dibandingkan dengan teman sebaya lainnya yang kurang mendapat perhatian
orang tua.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
2.7.1. Kebiasaan Pemberian Makan
Berbagai kebiasaan baik, termasuk memberi makan anak-anak kecil berusia
di atas 6 bulan dengan berbagai variasi makanan dalam porsi kecil setiap hari sebagai
tambahan Air Susu Ibu (ASI), pemberian makan secara aktif, pemberian makan
selama sakit dan penyembuhan serta menangani anak yang memiliki selera makan
yang rendah.
2.7.2. Kebiasaan Pengasuhan
Interaksi positif antara anak dan pengasuh utama dan pengganti, membantu
perkembangan emosi dan psikologis anak. Kebiasaan positif seperti sering melakukan
interaksi lisan dengan anak, memberikan dan menujukkan perhatian dan kasih sayang
kepada anak, adanya pembagian tugas agar pengawasan dan pengasuhan anak
berjalan baik, dan partisipasi aktif ayah dalam pengasuhan anak. Kebiasaan tersebut
dan kebiasaan lain dalam hal pengasuhan anak, merupakan hal yang sangat penting
bagi perkembangan anak yang normal namun sering kali terabaikan.
2.7.3. Kebiasaan Kebersihan
Kebersihan tuhuh, makanan dan lingkungan berperan penting dalam
memelihara kesehatan akan serta mencegah penyakit-penyakit diare dan infeksi
kecacingan. Satu kebiasaan yang bersih seperti mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan dan setelah buang air besar, telah menjadi fokus kampanye WHO
untuk mengurangi timbulnya penyakit-penyakit diare.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
2.7.4. Kebiasaan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Selain memberikan imunisasi lengkap kepada anak sebelum ulang tahun yang
pertama, pengobatan penyakit pada masa kanak-kanak dan mendapatkan bantuan
profesional pada waktu yang tepat sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan
anak.
Berbeda dengan pendekatan (perilaku) tradisional yang dilakukan selama ini,
intervensi gizi tradisional meliputi penimbangan, penyuluhan dan penyediaan
makanan tambahan serta mikronutrien seperti vitamin A. Pendekatan tradisional
terhadap intervensi gizi cenderung mencari masalah-masalah dalam masyarakat yang
perlu diselesaikan. Sedangkan pendekatan positive deviance berupaya mencari
perilaku positif dan kekuatan yang ada masyarakat serta apa yang bisa dibangun
di atasnya.
Selama beberapa dekade, organisasi yang bergerak dalam bantuan darurat dan
pengembangan di seluruh dunia telah menyelenggarakan program pemberian
makanan tambahan dan bersifat pengobatan kepada anak-anak yang diklasifikasi
mengalami kekurangan gizi dan telah berhasil merehabilitas banyak anak. Namun
demikian, karena program tersebut didasarkan pada sumber dari luar dan dilakukan
di pusat pelayanan dengan petugas kesehatan yang dibayar, maka anak-anak
seringkali kembali mengalami kekurangan gizi setelah kegaitan pemberian makan
berakhir. Keadaan tersebut terjadi karena tidak mempertimbangkan pencapaian
perubahan perilaku di dalam keluarga.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Anggaran Pemerintah yang direalisasikan juga untuk menanggulangi
masyarakat yang mengalami kurang gizi dan juga gizi buruk sudah cukup besar,
termasuk pengadaan susu (MP-ASI) sebagai makanan pendamping, biskuit dan
bubur, namun kurang berhasil untuk memecahkan permasalahan yang ada, sehingga
dapat diyakini bahwa program ini bukanlah menjadi program unggulan yang dapat
menyelesaikan permasalahan. Untuk itu perlu dicari upaya lain yang lebih praktis
dan tidak perlu membutuhkan biaya yang besar, cukup dengan memberdayakan
masyarakat secara optimal.
Dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang biasanya digunakan pada kedua
pendekatan ini, maka dapat dilihat perbedaannya pada Tabel 2.3 di bawah ini:
Tabel 2.3. Pendekatan Tradisional VS Positive Deviance
Pendekatan Tradisional Pendekatan Positive Deviance
Apa saja yang anda butuhkan? Kekuatan apa yang anda miliki?
Ada masalah apa ? Hal apa yang dapat dikerjakan di sini?
Apa yang dapat kami sediakan? Apa sajakah sumber daya yang anda
miliki
Apa yang kurang dari masyarakat? Hal apakah yang baik dalam masyarakat
anda
Apa yang kurang di sini? Hal apakah yang bisa dijadikan dasar
membangun
Penelitian Kohort di Vietnam tahun 1990 menginformasikan bahwa dari 700
orang anak yang seluruhnya mengalami kekurangan gizi tingkat dua dan tiga, setelah
dua tahun ternyata hanya 3% yang tetap mengalami kekurangan gizi tingkat dua dan
tiga. Dari seluruh peserta penelitian, 95% mengalami pemulihan menjadi normal dan
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
38% menjadi gizi kurang tingkat satu. Tingkat kemajuan tersebut diperoleh setelah
melakukan observasi selama 14 – 23 bulan (CORE, 2003).
2.8. Keuntungan Pendekatan Positive Deviance
Beberapa keuntungan pendekatan positive deviance, yaitu: (CORE, 2003).
2.8.1. Cepat – pendekatan ini memberikan solusi yang dapat menyelesaikan
masalah dengan segera.
2.8.2. Terjangkau – positive deviance dapat dijangkau dan keluarga tidak perlu
bergantung pada sumber daya dari luar untuk mempraktekkan perilaku baru.
Pelaksanaannya lebih murah tetapi efektif dibandingkan mendirikan pusat
rehabilitas gizi atau melakukan investasi di rumah sakit.
2.8.3. Partisipatif – partisipasi masyarakat merupakan salah satu komponen penting
dalam rangka mencapai keberhasilan pendekatan positive deviance.
Masyarakat memainkan peran sangat penting dalam keseluruhan proses mulai
dari menemukan perilaku dan strategi sukses di antara masyarakat sampai
mendukung ibu balita setelah kegaitan berakhir.
2.8.4. Berkesinambungan – pendekatan positive deviance merupakan pendekatan
berkesinambungan karena berbagai perilaku baru sudah dihayati dan berlanjut
setelah kegiatan berakhir. Kegiatan ini tidak hanya merubah perilaku anggota
keluarga secara individu, tetapi juga mengubah cara pandang masyarakat
terhadap kekurangan gizi serta kemampuan mereka untuk mengubah situasi.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
2.8.5. Asli – karena solusi sudah ada di tempat itu, maka kemajuan dapat dicapai
secara cepat tanpa banyak menggunakan analisis atau sumber daya dari luar.
Pendekatan tersebut dapat diterapkan secara luas karena pelaku positive
deviance selalu ada hampir di setiap masyarakat.
2.8.6. Secara Budaya Dapat Diterima – karena pendekatan ini didasarkan pada
perilaku setempat yang diidentifikasi dalam konteks sosial, etnik, bahasa dan
agama di setiap masyarakat, maka per definisi hal ini sesuai dengan budaya
setempat.
2.8.7. Berdasarkan Perubahan Perilaku – pendekatan ini tidak mengutamakan
perolehan pengetahuan, namun ada tiga langkah proses perubahan perilaku
yang termasuk dalamnya, yaitu: penemuan (penyelidikan PD), demonstrasi
(kegiatan pos gizi) dan penerapan (kegiatan pos gizi dan di rumah).
2.9. Interaksi Sosial
Manusia sebagai makhluk hidup, dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari selalu berhubungan satu dengan lainnya, sehingga kepribadian, kecakapan
dan ciri-ciri kegiatannya menjadi kepribadian individu yang sebenarnya. Dengan
demikian kehidupan manusia dalam masyarakat memiliki dua fungsi yaitu sebagai
obyek dan subyek. Berkaitan dengan proses hubungan antara satu individu dengan
individu yang lain, maka proses ini kenal dengan istilah interaksi sosial.
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih di mana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakukan
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
individu yang lain atau sebaliknya (Ahmadi, 1999). Dengan adanya interaksi antar
individu tersebut, maka manusia sebagai makhluk hidup akan selalu melakukan
aktivitas sosial untuk saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kehidupan.
Bentuk-bentuk kegaitan sosial yang dilakukan oleh individu, dapat berupa
organisasi formal, organisasi non formal maupun tanpa suatu organisasi apa pun.
Namun semua bentuk kegiatan sosial tersebut merupakan suatu gambaran dari
interaksi sosial individu dengan lingkungan sekitarnya (Gerungan, 1991).
2.10. Program Perbaikan Gizi
Program perbaikan gizi mikro diarahkan untuk menurunkan masalah gizi
makro yang utamanya mengatasi masalah kurang energi protein terutama di daerah
miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan dengan meningkatkan keadaan gizi
keluarga, meningkatkan partisipasi masyarakat, meningkatkan kualitas pelayanan gizi
baik di puskesmas maupun di posyandu dan meningkatkan konsumsi energi dan
protein pada balita gizi buruk.
Strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi makro adalah melalui
pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi, pemberdayaan masyarakat
di bidang gizi, pemberdayaan petugas dan subsidi langsung berupa dana untuk
pembelian makanan tambahan dan penyuluhan pada balita gizi buruk dan ibu hamil
KEK.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
2.11. Kerangka Konsepsional
Variabel Pendahulu
• Umur
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Pengetahuan
• Interaksi Sosial
POSITIVE DIVIANCE
ASUPAN MAKANAN
PENYAKIT
Variabel Antara
Variabel Dependent
STATUS GIZI
Anak 12 – 24
bulan
• Kebiasaan pemberian makan
• Kebiasaan pengasuhan
• Kebiasaan kebersihan
• Kebiasaan mendapatkan
pelayanan kesehatan
KARAKTERISTIK IBU
Variabel Independent
Gambar 2.2. Kerangka Konsepsional
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan Case
control study. Rancangan penelitian ini dipilih karena kejadian baik buruknya status
gizi seseorang memerlukan waktu yang relatif lama (prevalen), di sisi lain Kecamatan
Sidikalang terdapat keluarga miskin yang memiliki anak balita usia 12 – 24 bulan
yang status gizinya tidak baik dan status gizi baik. Oleh karena itu rancangan
penelitian ini cocok untuk mengungkapkan faktor paparan terutama mengenai
penyimpangan perilaku positif (positive deviance) ibu yang berkaitan dengan
kejadian status gizi anak balita usia 12 – 24 bulan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi yang
didasarkan atas tingginya jumlah keluarga miskin dan status gizi baik anak balita
dibandingkan kecamatan lainnya.
Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan yang dimulai pada April hingga bulan
Juni 2007.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 12 –
24 bulan dari keluarga miskin di Kecamatan Sidikalang. Berdasarkan hasil
pengumpulan data dasar, diperoleh sebanyak 213 orang ibu. Sebelum penentuan
sampel terlebih dahulu dilakukan screening dengan penentuan kriteria, yaitu Kriteria
Inklusi dan Kriteria Ekslusi.
Kriteria Inklusi:
Ibu dari keluarga miskin yang memiliki anak usia 12 – 24 bulan dan
melakukan pengasuhan minimal 16 jam. Dan apabila ditemui ibu yang memiliki anak
kembar dengan usia 12 – 24 bulan ditetapkan menjadi satu objek pengamatan.
Kriteria Eksklusi:
Ibu yang memiliki anak usia 12 – 24 bulan dan melakukan pengasuhan kurang
dari 16 jam atau pengasuhan diserahkan pada pengasuh lain.
Setelah penetapan kriteria maka sampel dalam penelitian adalah ibu yang
dipilih dari keluarga miskin berdasarkan kepemilikan anak usia 12 -24 bulan dan
melakukan pengasuhan sendiri minimal 16 jam. Sebelum penetapan sampel,
dilakukan penimbangan terhadap anak usia 12 -24 bulan untuk menetapkan status gizi
anak serta identifikasi terhadap lamanya waktu pengasuhan anak. Status gizi anak
kemudian dikelompokkan menjadi gizi baik (≥ -SD sampai <+2SD) dan gizi tidak
baik (gizi lebih, gizi kurang dan gizi buruk). Jadi besarnya sampel didasarkan pada
hasil screening dan identifikasi terhadap anak usia 12 -24 bulan di Kecamatan
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Sidikalang. Berdasarkan hasil screening diperoleh anak yang memiliki gizi tidak baik
(<-SD dan >+2SD) sebanyak 40 anak usia 12-24 bulan (sebagai kontrol). Proporsi
kasus dan kontrol ditetapkan 1 : 1 sehingga jumlah kasus yang diperlukan 40 anak
usia 12-24 bulan dengan status gizi baik (<-2SD sampai >+2 SD). Dengan demikian
jumlah keseluruhan sampel adalah 80 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi 2 jenis, yaitu data
primer dan data sekunder.
3.4.1. Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan ibu dari keluarga
miskin yang memiliki anak usia 12-24 bulan yang ditetapkan menjadi responden dan
berpedoman pada instrumen yang telah dipersiapkan.
Sebelum dilakukan wawancara, terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan
reliabilitas kuesioner terhadap 10 orang ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan
dengan mengkorelasikan skor yang didapat dari setiap butir pertanyaan dengan skor
total untuk tiap variabel. Instrumen penelitian yang baik harus valid dan reliabel. Uji
validitas terhadap kuesioner yang telah dipersiapkan dilakukan dengan formula
Pearson “Product Moment” yang rumusnya sebagai berikut:
( ) ( )
( ) ( )[ ]{ } 2/1
2222
yyNxxN
yxxyN
r
Ε−ΕΕ−Ε
ΕΕ−Ε
=
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Di mana : x = Skor tiap-tiap variabel
Y = Skor total tiap variabel
N = Jumlah responden
Untuk mengetahui sejauhmana konsistensi hasil penelitian jika kegiatan
tersebut dilakukan berulang-ulang, maka dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner
yang telah dipersiapkan dengan formula Alpha Cronbach, yang rumusnya sebagai
berikut:
( )
( )VtM
VxVtM
Rtt
1.
.
=
Di mana : Vt = Variabel total
Vx = Variasi butir-butir
M = Jumlah butir pernyataan
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Variabel Nomor
pertanyaan
Total
Pearson
Correlation
Status Alpha Status
1 2 3 4 5 6
X1
(Pengetahuan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0,675
0,639
0,724
0,664
0,686
0,740
0,647
0,803
0,826
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid 0,547 Reliabel
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Variabel Nomor
pertanyaan
Total
Pearson
Correlation
Status Alpha Status
1 2 3 4 5 6
10
11
12
13
14
15
16
17
0,677
0,824
0,694
0,662
0,845
0,647
0,668
0,712
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
1 2 3 4 5 6
X2
(Pola Asuh)
1
2
3
4
5
6
7
0,776
0,638
0,688
0,734
0,803
0,690
0,728
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,625 Reliabel
X3
(Pemberian
Makan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0,645
0,639
0,671
0,832
0,811
0,721
0,690
0,728
0,671
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,815 Reliabel
X4
(Kebersihan
Diri)
1
2
3
4
5
6
7
0,666
0,757
0,640
0,821
0,779
0,639
0,659
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,573 Reliabel
X5
(Pelayanan
Kesehatan)
1
2
3
4
5
6
0,649
0,690
0,688
0,751
0,656
0,720
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid 0,874 Reliabel
Lanjutan Tabel 3.1.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Variabel Nomor
pertanyaan
Total
Pearson
Correlation
Status Alpha Status
Lanjutan Tabel 3.1.
1 2 3 4 5 6
7
8
9
10
11
0,804
0,722
0,675
0,736
0,684
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
X5
(Interaksi
Sosial)
1
2
3
4
5
6
7
0,771
0,881
0,643
0,709
0,820
0,734
0,655
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,938 Reliabel
3.4.2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari catatan dan laporan yang ada pada puskesmas,
Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi.
Pengumplan data dilakukan oleh peneliti dengan dibantu 2 orang tenaga gizi
puskesmas, dan data yang telah terkumpul akan diolah secara deskriptif dan analitik
serta disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel pendahulu, variabel bebas,
dan variabel terikat yang definisi operasionalnya dapat dilihat pada Tabel 3.2:
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 3.2. Variabel dan Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Variabel Bebas
1 Kebiasaan
pemberian makan
Tindakan yang dilakukan ibu
dalam memberi makan
kepada anaknya usia 12-24
bulan
Wawancara • Baik
• Tidak baik
Ordinal
2 Kebiasaan
pengasuhan
Upaya yang dilakukan ibu
dalam mengasuh anak
termasuk tindakan yang
dilakukan apabila anak
sedang sakit serta menemani
anak bermain
Wawancara • Baik
• Tidak baik
Ordinal
3 Kebiasaan
kebersihan
Upaya yang dilakukan ibu
terhadap anaknya usia 12-24
bulan dalam menjaga agar
tetap bersih
Wawancara • Baik
• Tidak baik
Ordinal
4 Kebiasaan
pelayanan
kesehatan
Upaya yang dilakukan ibu
terhadap anaknya usia 12-24
bulan dalam mencegah atau
mengobati penyakit yang
diderita anak
Wawancara • Baik
• Tidak baik
Ordinal
Variabel Terikat
5 Status gizi anak Keadaan gizi anak usia 12-24
bulan yang diukur
menggunakan baku berat
badan menurut umur (BB/U)
Wawancara
pengukuran
• Baik
• Tidak baik
Ordinal
Variabel Pendahulu
6 Pengetahuan Gizi
anak
Kemampuan ibu dalam
mengetahui segala sesuatu
yang berkaitan dengan status
gizi anak usia 12-24 bulan
Wawancara • Baik
• Tidak baik
Ordinal
7 Interaksi sosial Kegiatan ibu di luar rumah
yang berhubungan dengan
kegiatan sosial, baik yang
bersifat formal maupun non
formal
Wawancara • Baik
• Tidak baik
Ordinal
8 Pendidikan Tingkat pendidikan formal
yang diselesaikan ibu yang
dibagi dalam dua kategori
yaitu pendidikan dasar dan
menengah
Wawancara • Dasar
• Menengah
Ordinal
9 Pekerjaan Aktifitas yang dilakukan ibu
dalam rangka memperoleh
uang
Wawancara • Petani
• Dagang
Nominal
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
3.6. Metode Pengukuran
Aspek Pengukuran dengan menggunakan metode scoring dengan skala rating,
di mana sipeneliti dapat menentukan nilai score pada seluruh variabel yang diteliti
sesuai dengan yang ada pada kuesioner penelitian.
1. Kriteria Penilaian Kebiasaan Pemberian Makan:
Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 9 dan nilai maksimal yang
mungkin dicapai 27. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka kebiasaan
responden dalam pemberian makan kepada anak usia 12-24 bulan dikatakan:
Tidak baik apabila mempunyai skor : 9 – 18
Baik apabila mempunyai skor : 19 – 27
2. Kriteria Penilaian Kebiasaan Pengasuhan:
Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 7 dan nilai maksimal yang
mungkin dicapai 21. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka kebiasaan
responden dalam pengasuhan kepada anak usia 12-24 bulan dikatakan:
Tidak baik apabila mempunyai skor : 7 – 14
Baik apabila mempunyai skor : 15 – 21
3. Kriteria Penilaian Kebiasaan Kebersihan:
Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 7 dan nilai maksimal yang
mungkin dicapai 21. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka kebiasaan
responden dalam kebersihan diri anak usia 12-24 bulan dikatakan:
Tidak baik apabila mempunyai skor : 7 – 14
Baik apabila mempunyai skor : 15 – 21
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
4. Kriteria Penilaian Kebiasaan Pelayanan Kesehatan:
Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 11 dan nilai maksimal yang
mungin dicapai 23. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka kebiasaan
responden dalam pelayanan kesehatan kepada anak usia 12-24 bulan
dikatakan:
Tidak baik apabila mempunyai skor : 11 – 17
Baik apabila mempunyai skor : 18 – 23
5. Kriteria Penilaian Pengetahuan:
Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 17 dan nilai maksimal yang
mungkin dicapai 41. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka pengetahuan
responden dikatakan:
Tidak baik apabila mempunyai skor : 17 – 29
Baik apabila mempunyai skor : 30 – 41
6. Kriteria Penilaian Interkasi Sosial:
Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 4 dan nilai maksimal yang
mungkin dicapai 30. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka interaksi sosial
yang dilakukan responden dikatakan:
Tidak baik apabila mempunyai skor : 4 – 17
Baik apabila mempunyai skor : 18 – 30
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
7. Kriteria Penilaian Status Gizi:
Nilai status gizi anak usia 12-24 bulan didasarkan dan hasil pengukuran antara
berat badan dengan umur. Berdasarkan klasifikasi Departemen Kesehatan RI,
maka status gizi anak usia 12-24 bulan dikatakan:
Tidak baik apabila mempunyai ambang atas : <-2 SD dan >+2 SD
Baik apabila mempunyai ambang atas : ≥-2 SD sampai +2 SD
3.7. Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan bantuan komputer.
3.7.1. Analisis Univariat
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-
masing variabel bebas, yaitu faktor positive deviance dengan variabel terikat yaitu
status gizi anak usia 12-24 bulan.
3.7.2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat, yang dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji chi-
square pada derajat kepercayaan 95%.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
3.7.3. Analisis Multivariat
Analisis Multivariat dilakukan untuk mengetahui variabel bebas yang paling
besar pengaruhnya terhadap variabel terikat, metode analisis yang digunakan adalah
regresi logistik. Variabel yang layak diuji secara multivariat adalah variabel yang
pada uji bivariat mempunyai signifikan (p) < 0,025.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambar Daerah
Kecamatan Sidikalang secara administrasi berbatasan sebelah barat dengan
Kecamatan Si Empat Nempu Hulu, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Brampu, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pegagan Hilir dan sebelah
utara dengan Kecamatan Sitinjo.
Luas wilayah Kecamatan Sidikalang 98,60 Km2
dengan jumlah desa sebanyak
11desa. Jumlah penduduk Kecamatan Sidikalang sebanyak 48.943 jiwa yang terbagi
dalam 9.686 rumah tangga dengan kepadatan penduduk sebesar 503 jiwa/Km2
.
Berdasarkan jenis kelamin, penduduk Kecamatan Sidikalang terdiri dari 24.170 laki-
laki dan 24.773 perempuan.
4.2. Karakteristik Responden
Secara umum karakteristik ibu yang memiliki usia 12-24 bulan yang meliputi
umur, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan disajikan pada Tabel 4 berturut-turut
seperti di bawah ini:
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 4.1. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Kelompok Umur
di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007
Status Gizi
Kelompok Umur Gizi Tidak
Baik
Gizi Baik Total
Jml % Jml % Jml %
Muda (19-30) 20 50,0 11 27,5 31 38,8
Dewasa (31-43) 20 50,0 29 72,5 49 61,2
Total 40 100,0 40 100,0 80 100,0
Karakteristik ibu yang berkaitan dengan umur paling banyak berada pada
kelompok umur 31-43 tahun sebesar 61,2% sedangkan kelompok umur muda (19-30
tahun) sebesar 38,8%. Kelompok ibu umur dewasa yang memiliki anak dengan
kondisi status gizi baik sebanyak 72,5%
Tabel 4.2. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Pendidikan Ibu
di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007
Status Gizi
Pendidikan Ibu Gizi Tidak
Baik
Gizi Baik Total
Jml % Jml % Jml %
Dasar 20 50,0 16 40,0 36 45,0
Menengah 20 50,0 24 60,0 44 55,0
Total 40 100,0 40 100,0 80 100,0
Ibu yang memiliki anak dengan gizi tidak baik dengan gizi baik pada tingkat
pendidikan dasar yaitu SD dan SMP adalah sebesar 45,0%, sedangkan yang memiliki
tingkat pendidikan menengah (SMA) sebesar 55,0%. Melihat karakteristik
pendidikan ibu yang memiliki anak dengan status gizi baik, terdapat perbedaan antara
yang berpendidikan dasar dengan yang berpendidikan menengah, yaitu: 40% : 60%.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 4.3. Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan Berdasarkan Pekerjaan Ibu
di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007
Status Gizi
Pekerjaan Ibu Gizi Tidak
Baik
Gizi Baik Total
Jml % Jml % Jml %
Dagang 4 10,0 3 7,5 7 8,8
Petani 36 90,0 37 92,05 73 91,2
Total 40 100,0 40 100,0 80 100,0
Dari Tabel 4.3. di atas terlihat bahwa ibu yang memiliki anak usia 12-24
bulan di Kecamatan Sidikalang baik kelompok gizi baik maupun tidak baik, lebih
besar berada pada ibu yang mempunyai pekerjaan sebagai petani yaitu sebanyak
91,2%. Sedangkan ibu yang mempunyai pekerjaan sebagai pedagang hanya besar
8,8%.
Pengetahuan ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dengan status gizi
anaknya dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan Berdasarkan Pengetahuan Ibu
di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007
Status Gizi
Pengetahuan Ibu Gizi Tidak
Baik
Gizi Baik Total
Jml % Jml % Jml %
Tidak baik 13 32,5 3 7,5 16 20,0
Baik 27 67,5 37 92,05 64 80,0
Total 40 100,0 40 100,0 80 100,0
Dari Tabel 4.4. di atas terlihat bahwa ibu yang memiliki anak usia 12-24
bulan dengan status gizi baik dan gizi tidak baik di Kecamatan Sidikalang memiliki
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
tingkat pengetahuan baik (80%). Dari ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik,
ternyata lebih banyak berada pada kelompok gizi baik (92,5%) dibandingkan
kelompok gizi tidak baik (67,5%).
4.3. Interaksi Sosial
Kegiatan ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dalam melaksanakan
interaksi sosial dapat digambarkan pada Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5. Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan Berdasarkan Sosial Ibu
di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007
Status Gizi
Interaksi Sosial Gizi Tidak
Baik
Gizi Baik Total
Jml % Jml % Jml %
Tidak baik 11 27,5 3 5,1 14 16,5
Baik 29 72,5 37 94,9 66 83,5
Total 40 100,0 40 100,0 80 100,0
Dari Tabel 4.5. di atas menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak usia 12-
24 bulan di Kecamatan Sidikalang mengikuti kegiatan dengan baik dalam rangka
berinteraksi sosial (83,5%) sedangkan yang tidak baik sebanyak 16,5%. Dari ibu yang
melakukan interaksi sosial dengan baik, 94,9% terdapat pada kelompok gizi baik,
sedangkan pada kelompok gizi tidak baik sebesar 72,5%. Jenis kegiatan yang
dilakukan 100% berupa arisan ibu-ibu. Berdasarkan hasil wawancara, alasan yang
mendorong ibu mengikuti kegiatan, 80% mengatakan untuk menambah wawasan/
pengetahuan/pengalaman, sedangkan 20% menyatakan menambah pergaulan.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
4.4. Analisis Positive Deviance dalam Kebiasaan Pemberian Makan, Pola
Pengasuhan, Kebersihan Diri dan Pelayanan Kesehatan pada Anak Usia
12-24 Bulan terhadap Status Gizi
4.4.1. Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24
Bulan
Kebiasaan memberi makan anak-anak kecil berusia di atas 6 bulan dengan
berbagai variasi makanan dalam porsi kecil setiap hari sebagai tambahan Air Susu
Ibu (ASI), pemberian makan secara aktif, pemberian makan selama sakit dan
penyembuhan serta menangani anak yang memiliki selera makan yang rendah
mencerminkan interkasi ibu dengan anak akan berhubungan positif dengan keadaan
gizi anak. Hasil analisis data tentang kebiasaan pemberian makan terhadap status gizi
anak usia 12-24 bulan seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.6. Analisis Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi pada
Anak Usia 12-24 Bulan
Pemberian
Makan
Status Gizi
Tidak Baik Baik
X2
p
Batas
Bawah
Batas Atas
CI 95%
OR
Tidak baik 13 4
32,5% 10,0%
4,781 4,33 1,271 14,77
0,029
Baik 27 36
67,5% 90,0%
Berdasarkan hasil uji Chi-Square kebiasaan pemberian makan terhadap status
gizi anak usia 12-24 bulan menujukkan ada perbedaan antara status gizi tidak baik
dengan status gizi baik (p <0,05) dan OR = 4,3 pada CI 95% (1,271 – 14,777). Ini
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
berarti bahwa anak usia 12-24 bulan yang status gizinya tidak baik mempunyai
peluang 4,3 kali terjadi pada keluarga yang kebiasaan pemberian makan tidak baik
dengan dibandingkan dengan keluarga yang kebiasaan pemberian makan baik.
4.4.2. Kebiasaan Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan
Pola asuh yang baik merupakan gambaran dari adanya interaksi positif antara
anak dengan pengasuh utama yang dapat membantu pekermbangan emosi dan
psikologis anak. Dengan pola asuh yang baik dan benar termasuk dalam memberikan
perhatian dapat menciptakan perkembangan anak yang normal. Hasil lengkapnya
seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7. Analisis Kebiasaan Pola Asuh terhadap Status Gizi pada Anak Usia
12-24 Bulan
Pola Asuh
Status Gizi
Tidak Baik Baik
X2
p OR
Batas
Bawah
Batas Atas
CI 95%
Kurang baik 12 2
32,5% 5,0%
8,205 9,148 1,906 43,89
Baik 27 38 0,004
67,5% 95,0%
Dari Tabel 4.7. menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada
kebiasaan pola asuh terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan (p <0,05) dan OR =
9,1 pada CI 95% (1,906 – 43,898). Ini berarti bahwa anak usia 12-24 bulan yang
memiliki status gizi tidak baik mempunyai peluang 9,1 kali pada keluarga yang
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
menerapkan kebiasaan pola asuh tidak baik dibandingkan dengan anak pada keluarga
dengan pola asuh yang baik.
4.4.3. Kebiasaan Kebersihan Diri terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan
Kebersihan diri yang menyangkut kebersihan tubuh, kebersihan makanan dan
lingkungan berperan dalam pemeliharaan kesehatan anak serta mencegah penyakit
infeksi yang pada gilirannya dapat mempengaruhi status gizi anak.
Hasil pengolahan data terhadap kebiasaan diri dapat dilihat pada Tabel 4.8
seperti di bawah ini:
Tabel 4.8. Analisis Kebersihan Diri terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24
Bulan
Kebersihan
Diri
Status Gizi
Tidak Baik Baik
X2
p
Batas
Bawah
Batas Atas
CI 95%
OR
Tidak baik 13 3
32,5% 7,5%
6,328 5,938 1,540 22,903
Baik 27 37 0,012
67,5% 92,5%
Dari Tabel 4.8 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada
kebiasaan kebersihan diri terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan (p<0,05) dan OR
= 5,9 pada CI 95% (1,540 – 22,903). Ini berarti bahwa anak usia 12-24 bulan yang
memiliki status gizi tidak baik mempunyai peluang 5,9 kali pada keluarga yang
menerapkan kebiasaan kebersihan diri tidak baik dibandingkan dengan anak pada
keluarga dengan kebersihan diri yang baik.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
4.4.4. Kebiasaan Pelayanan Kesehatan terhadap Status Gizi Anak Usia 12 -24
Bulan
Kebiasaan mengakses pelayanan kesehatan bagi anak seperti memberikan
imunisasi, pengobatan penyakit dan bantuan tenaga profesional sangat berperan
dalam menjaga kesehatan anak. Tabel berikut menunjukkan pengaruh kebiasaan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
Tabel 4.9 Analisis Pelayanan Kesehatan terhadap Status Gizi pada Anak Usia
12-24 Bulan
Pelayanan
Kesehatan
Status Gizi
Tidak Baik Baik
X2
p OR
Batas
Bawah
Batas Atas
CI 95%
Tidak baik 28 7
70,0% 17,5%
20,317 11 3,813 31,734
Baik 12 33 0,000
30,0% 82,5%
4.5. Analisis Faktor Positive Deviance Ibu yang Paling Berpengaruh terhadap
Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan di Kecamatan Sidikalang
Untuk mengetahui faktor positive deviance ibu yang memiliki anak usia 12-24
bulan yang paling berpengaruh terhadap status gizi anak, maka dilakukan analisis
regresi logistik yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor positive deviance ibu
yang paling terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan.
Metode yang digunakan adalah metoda enter, di mana seluruh faktor positive
deviance dimasukkan dalam persamaan regresi, sehingga pada akhirnya akan
diperoleh satu bentuk persamaan yang paling baik. Untuk mendapatkan variabel
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
kandidat yang akan dimasukkan dalam uji regresi logistik, maka dilakukan uji Chi-
Square. Bagi variabel yang signifikan terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan
dilakukan dalam uji regresi logistik.
Tabel 4.10. Hasil Analisis Bivariat Antara Variabel Kebiasaan Pemberian
Makan, Kebiasaan Pola Asuh, Kebiasaan Kebersihan Diri dan
Kebiasaan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Usia 12-
24 Bulan
No. Variabel Log-Likelihood X2
p-value
1 Pemberian Makan 104,597 6,307 0,012
2 Pola Asuh 100,019 10,885 0,001
3 Kebersihan Diri 102,596 8,307 0,004
4 Pelayanan Kesehatan 87,221 23,683 0,000
Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square, ternyata
seluruh faktor positive deviance signifikan (p < 0,025) terhadap status gizi anak usia
12 – 24 bulan, maka seluruh variabel merupakan kandiditat dalam analisis regresi
logistik.
Dalam melakukan analisis regresi logistik berganda untuk mengetahui
pengaruh variabel kandidit terhadap status gizi anak usia 12 – 24 bulan, maka
variabel pemberian makan, pola asuh, kebersihan diri dan pelayanan kesehatan
dimasukkan secara bersamaan ke dalam permodelan. Model terbaik
mempertimbangkan dua penilaian yaitu nilai signifikan rasio log-likelihood (p < 0,05)
dan nilai signifikansi p wald (p < 0,05). Hasil analisis disajikan pada Tabel 4.11
seperti di bawah ini:
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 4.11. Hasil Analisis Bivariat Antara Pemberian Makan, Pola Asuh,
Kebersihan Diri dan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi
pada Anak Usia 12 – 24 Bulan
Variabel B p-Wald OR 95%CI
Pemberian Makan 1,220 0,156 3,387 0,629-18,246
Pola Asuh 2,024 0,033 7,708 1,184-50,190
Kebersihan Diri 2,456 0,003 11,662 2,276-59,772
Pelayanan Kesehatan 2,385 0,000 10,861 3,105-37,993
Konstanta -6,150 0,000
-2 Log-Likelihood = 70,192 X2
= 40,712 p-value = 0,000
Dari tabel di atas terlihat variabel pemberian makan memiliki p-value > 0,05,
berarti variabel tersebut akan dikeluarkan dari pemodelan. Sementara untuk variabel
yang lainnya memiliki p-value < 0,05 yang selanjutnya akan dianalisis kembali.
Hasil analisis antara Pola Asuh, Kebersihan diri dan Pelayanan kesehatan
dengan Status Gizi anak usia 12 – 24 bulan di Kecamatan Sidikalang disajikan pada
tabel di bawah ini:
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 4.12. Hasil Analisis Antara Pola Asuh, Kesehatan Diri dan Pelayanan
Kesehatan dengan Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan
Variabel B p-Wald OR 95%CI
Pola Asuh 2,016 0,028 7,505 1,243-45,326
Kebersihan Diri 2,424 0,003 11,292 2,330-54,714
Pelayanan Kesehatan 2,354 0,000 10,525 3,135-35,333
Konstanta -5,039 0,000
-2 Log-Likelihood = 72,288 X2
= 36,616 p-value = 0,000
Dari tabel di atas terlihat bahwa variabel pola asuh, kebersihan diri dan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan memiliki p-value < 0,05, berarti ketiga
variabel tersebut berhubungan secara signifikan dengan status gizi anak usia 12 – 24
bulan di Kecamatan Sidikalang.
Dari keseluruhan proses analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dari empat variabel independen yang diduga berpengaruh terhdap status gizi, ternyata
hanya ada tiga variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap status gizi anak
usia 12-24 bulan yaitu pola asuh, kebersihan diri dan pelayanan kesehatan. Anak usia
12-24 bulan dengan status gizi tidak baik memiliki peluang sebesar 11,3 kali (95%
CI: 2,330 – 54,714) pada keluarga yang kebersihan dirinya tidak baik dibandingkan
dengan keluarga yang keberihan dirinya baik setelah dikontrol variabel pola asuh dan
pelayanan kesehatan.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
Anak usia 12-24 bulan dengan status gizi tidak baik memiliki peluang sebesar
10,5 kali (95% CI : 3,135 – 35,333) pada keluarga yang pelayanan kesehatannya
tidak baik dibandingkan dengan keluarga yang pelayanan kesehatannya baik setelah
dikontrol variabel kebersihan diri dan pola asuh. Demikian juga anak usia 12-24
bulan dengan status gizi tidak baik memiliki peluang sebesar 7,5 kali (95% CI : 1,243
– 45,326) pada keluarga yang pola asuhnya tidak baik dibandingkan dengan keluarga
yang pola asuhnya baik setelah dikontrol variabel kebersihan diri dan pelayanan
kesehatan.
Dari gambaran tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel kebersihan
diri yang paling dominan terhadap status gizi tidak baik pada anak usia 12-24 bulan
di Kecamatan Sidikalang.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Karakteristik ibu sebagai obyek dalam penelitian ini merupakan keluarga
miskin di mana umur ibu paling banyak berada pada kelompok umur 31-43 tahun
sebesar 61,2%. Ini menunjukkan bahwa banyak ibu pada kelompok usia dewasa.
Tingkat pendidikan ibu berada pada tingkat dasar (45,0%) dan diikuti tingkat
menengah (55,0%). Jenis pekerjaan yang dilakukan ibu 91,2% merupakan petani.
Dari data tersebut menggambarkan kondisi keluarga memang merupakan keluarga
yang terbatas dalam memenuhi kebutuhan hidup, di mana pekerjaan ibu belum dapat
menjamin akan ketersediaan kebutuhan pokok hidup; walaupun tingkat pendidikan
pada taraf menengah. Di samping itu kondisi demikian kemungkinan juga dapat
dikarenakan situasi ekonomi lokasl dan kebijakan otonomi yang relatif masih baru.
Tingkat pengetahuan ibu berdasarkan data yang terkumpul termasuk tingkat
pengetahuan baik (80%). Dari ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik, ternyata
banyak terdapat pada ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dengan gizi baik
(92,5%) dibandingkan kelompok gizi kurang baik (67,5%). Pengetahuan merupakan
aspek yang penting dalam diri seorang untuk dapat mengakses segala bentuk
perubahan dalam kehidupan. Dan dengan pengetahuan seseorang akan lebih mudah
mencari solusi pemecahan segala persoalan kehidupan. Di sisi lain keadaan
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
pengetahuan ibu yang baik juga dimungkinkan karena domisili ibu berada pada
kecamatan sebagai ibukota kabupaten, sehingga lebih mudah dalam mengakses
pengetahuan dan informasi.
Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai cara yang antara lain dapat melalui
pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman pribadi maupun hasil
interaksi sosial. Sesuai dengan penelitian Tarigan (2003) yang menyatakan bahwa
kemungkinan terjadinya gizi kurang pada anak dengan ibu pendidikan rendah 1,5 kali
lebih tinggi dibandingkan anak dengan ibu pendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa pengetahuan tentang makanan yang bergizi sering kurang dipahami oleh
kelompok yang tingkat pendidikannya rendah.
Rendahnya tingkat pendidikan pada keluarga khususnya ibu, memberikan
suatu gambaran adanya keterbatasan daya manusia, yang akan memberi dampak
dalam mengakses pengetahuan di bidang kesehatan sangat kurang, sehingga
penerapan dalam kehidupan keluarga terutama pada pengasuhan anak juga rendah
(Syamsul, 1999).
5.2. Interaksi Sosial
Kegiatan ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dalam rangka berinteraksi
sosial berupa perkumpulan kelompok ibu seperti arisan, perwiridan, dan
perkumpulan-perkumpulan lainnya. Berdasarkan data yang terkumpul menunjukkan
bahwa interaksi sosial yang dilakukan ibu dalam kategori baik atau aktif (83,5%)
sedangkan 16,5% tidak aktif. Dari ibu yang aktif melakukan interaksi sosial, 94,9%
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
terdapat pada kelompok ibu yang memiliki anak dengan gizi baik, sedangkan pada
kelompok gizi tidak baik sebesar 72,5%.
Berdasarkan hasil wawancara, bahwa alasan yang mendorong ibu mengikuti
kegiatan 80% untuk menambah wawasan/pengetahuan/pengalaman, sedangkan 20%
menyatakan menambah pergaulan. Ini menggambarkan dengan ibu yang aktif untuk
mengikuti kegiatan, akan menambah wawasan dan pengetahuan sehingga akan dapat
memberikan perhatian dalam pengasuhan anak. Oleh karena itu wajar apabila anak
memiliki status gizi yang baik.
Menurut Muzaham (1995), faktor sosial termasuk interaksinya mempengaruhi
orang karena hal tersebut dapat menolong orang melihat dirinya sendiri, dunia luar
dan melihat perilaku seseorang terhadap suatu nilai atau norma.
5.3. Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24
Bulan
Kebiasaan memberi makan anak-anak kecil berusia di atas 6 bulan dengan
berbagai variasi makanan dalam porsi kecil setiap hari sebagai tambahan Air Susu
Ibu (ASI), pemberian makan secara aktif, pemberian makan selama sakit dan
penyembuhan serta menangani anak yang memiliki selera makan yang rendah
mencerminkan interaksi ibu dengan anak akan berhubungan positif dengan keadaan
gizi anak. Hasil analisis data tentang kebiasaan pemberian makan terhadap status gizi
anak usia 12-24 bulan menunjukkan adanya perbedaan antara status gizi tidak baik
dengan status gizi baik (p < 0,05) dan OR = 4,3 pada CI 95% (1,271-14,777). Ini
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
berarti bahwa anak usia 12-24 bulan yang status gizinya tidak baik mempunyai
peluang 4,3 kali pada keluarga yang kebiasaan pemberian makan tidak baik
dibandingkan dengan keluarga yang kebiasaan pemberian makan baik.
Asupan makanan merupakan penyebab langsung terhadap status gizi anak
balita, selain infeksi penyakit. Tidak baiknya keluarga dalam memberikan makanan
pada anak usia balita tersebut dapat disebabkan karena keluarga merupakan keluarga
miskin sehingga dalam penyediaan makanan yang sarat gizi mengalami keterbatasan.
Penelitian Kartika et al, (2000) tentang pola makanan anak usia 6-18 bulan,
ditemukan 80% anak pada keluarga miskin mempunyai pola makan yang tidak
lengkap, sehingga menyebabkan status gizi tidak baik. Penyebab lainnya adalah
kesibukan si ibu atau pengasuh lainnya dalam mencari nafkah seperti bekerja
di ladang sehingga kurang waktu dalam hal pemberian makan yang baik dan
kurangnya waktu untuk menyiapkan makanan dengan lengkap. Di samping itu status
gizi tidak baik tersebut kemungkinan dapat disebabkan adanya infeksi penyakit pada
anak balita. Infeksi penyakit dapat terjadi pada anak dapat dikarenakan kurangnya
asupan makanan yang dapat menyebabkan daya tahan tubuh menjadi rendah,
sehingga mudah terkena infeksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Utomo (1998)
bahwa penyakit infeksi (diare dan saluran pernapasan) mempunyai hubungan yang
sinergis dengan keadaan gizi. Di antara penyakit infeksi tersebut diare merupakan
penyebab utama gangguan pertumbuhan anak balita.
Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24
Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008
USU Repository © 2008
tsue mizuka wing article
tsue mizuka wing article
tsue mizuka wing article
tsue mizuka wing article
tsue mizuka wing article
tsue mizuka wing article
tsue mizuka wing article
tsue mizuka wing article
tsue mizuka wing article
tsue mizuka wing article
tsue mizuka wing article

More Related Content

What's hot

Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diarenrukmana rukmana
 
Bab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroBab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroyogi859225
 
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...Sii AQyuu
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
 
Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)syifasitis99
 
hubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status gizihubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status giziMuhammad Abu Dzar
 
Askep komunitas
Askep komunitasAskep komunitas
Askep komunitasnandonovri
 

What's hot (18)

Ppt fix jurnal
Ppt fix jurnalPpt fix jurnal
Ppt fix jurnal
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
 
Bab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroBab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoro
 
Kejadian stunting
Kejadian stuntingKejadian stunting
Kejadian stunting
 
Stunting
StuntingStunting
Stunting
 
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
 
300-1134-1-PB.pdf
300-1134-1-PB.pdf300-1134-1-PB.pdf
300-1134-1-PB.pdf
 
Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)
 
Bab 2 fater
Bab 2 faterBab 2 fater
Bab 2 fater
 
Dadi
DadiDadi
Dadi
 
hubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status gizihubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status gizi
 
7 9-1-pb (1)
7 9-1-pb (1)7 9-1-pb (1)
7 9-1-pb (1)
 
Ipi119514
Ipi119514Ipi119514
Ipi119514
 
faktor stunting
faktor stuntingfaktor stunting
faktor stunting
 
Paper pak patra
Paper pak patraPaper pak patra
Paper pak patra
 
Askep komunitas
Askep komunitasAskep komunitas
Askep komunitas
 
Ppt skripsi
Ppt skripsiPpt skripsi
Ppt skripsi
 

Similar to tsue mizuka wing article

Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptxCritical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptxAnonymouscdLyeXKB
 
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdfellyaniabadi1
 
Ppt desa
Ppt desaPpt desa
Ppt desaleti37
 
Kek ibu hamil
Kek ibu hamilKek ibu hamil
Kek ibu hamilrismautmi
 
05. ADELA RESA PUTRI - 1920332005 - IMPACTS OF FAMILY PLANNING ON NUTRITION.pptx
05. ADELA RESA PUTRI - 1920332005 - IMPACTS OF FAMILY PLANNING ON NUTRITION.pptx05. ADELA RESA PUTRI - 1920332005 - IMPACTS OF FAMILY PLANNING ON NUTRITION.pptx
05. ADELA RESA PUTRI - 1920332005 - IMPACTS OF FAMILY PLANNING ON NUTRITION.pptxAdela Adiibah
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...Sii AQyuu
 
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatanDhana Miongkampoeng
 
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaMinipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaKelvinKatjasungkana1
 
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdfMetaDwiCahyani
 
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...Putri shyafira El - maryam
 
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptxPPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptxsaharanurlakcmisara
 
presentasi Power Point Skripsi There.pptx
presentasi Power Point Skripsi There.pptxpresentasi Power Point Skripsi There.pptx
presentasi Power Point Skripsi There.pptxyunnatulmunawwaroh
 
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalDeterminan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalOcie Sabrina
 
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdfmuhammadasrof3
 
hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asi
hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asihubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asi
hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asinikenwahyu
 
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.ppt
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.pptPPT_Kurang_Energi_dan_Protein.ppt
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.pptMudrikahWicaksono
 
Pp skripsi demak
Pp skripsi demakPp skripsi demak
Pp skripsi demakakulupa
 

Similar to tsue mizuka wing article (20)

Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptxCritical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
 
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
 
Ppt desa
Ppt desaPpt desa
Ppt desa
 
hardy
hardyhardy
hardy
 
Kek ibu hamil
Kek ibu hamilKek ibu hamil
Kek ibu hamil
 
Kelompok Sasaran Intervensi
Kelompok Sasaran IntervensiKelompok Sasaran Intervensi
Kelompok Sasaran Intervensi
 
05. ADELA RESA PUTRI - 1920332005 - IMPACTS OF FAMILY PLANNING ON NUTRITION.pptx
05. ADELA RESA PUTRI - 1920332005 - IMPACTS OF FAMILY PLANNING ON NUTRITION.pptx05. ADELA RESA PUTRI - 1920332005 - IMPACTS OF FAMILY PLANNING ON NUTRITION.pptx
05. ADELA RESA PUTRI - 1920332005 - IMPACTS OF FAMILY PLANNING ON NUTRITION.pptx
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
 
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
 
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaMinipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
 
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
 
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...
 
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptxPPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
 
presentasi Power Point Skripsi There.pptx
presentasi Power Point Skripsi There.pptxpresentasi Power Point Skripsi There.pptx
presentasi Power Point Skripsi There.pptx
 
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalDeterminan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
 
Sari
SariSari
Sari
 
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf
13. Diana_fortifikasi mpasi 05.12.2020 fixx.pdf
 
hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asi
hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asihubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asi
hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asi
 
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.ppt
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.pptPPT_Kurang_Energi_dan_Protein.ppt
PPT_Kurang_Energi_dan_Protein.ppt
 
Pp skripsi demak
Pp skripsi demakPp skripsi demak
Pp skripsi demak
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 

tsue mizuka wing article

  • 1. PENGARUH “POSITIVE DEVIANCE” PADA IBU DARI KELUARGA MISKIN TERHADAP STATUS GIZI ANAK USIA 12 – 24 BULAN DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI TAHUN 2007 TESIS Oleh FRISDA TURNIP 047023007/AKK S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 2. PENGARUH “POSITIVE DEVIANCE” PADA IBU DARI KELUARGA MISKIN TERHADAP STATUS GIZI ANAK USIA 12 – 24 BULAN DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI TAHUN 2007 TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh FRISDA TURNIP 047023007/AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 3. Judul Tesis : PENGARUH “POSITIVE DEVIANCE” PADA IBU DARI KELUARGA MISKIN TERHADAP STATUS GIZI ANAK USIA 12 – 24 BULAN DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI TAHUN 2007 Nama Mahasiswa : Frisda Turnip Nomor Pokok : 047023007 Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof. dr. Guslihan Dasatjipta, Sp.A(K)) Ketua (Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes) (Dra. Jumirah, Apt. M.Kes) Anggota Anggota Ketua Program Studi Direktur (Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc) Tanggal lulus: 16 September 2008 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 4. Telah diuji pada Tanggal 16 September 2008 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. dr. Guslihan Dasatjipta, Sp.A(K) Anggota : 1. Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes 2. Dra. Jumirah, Apt, M.Kes 3. Dr. Ir. Zulhaeda Lubis, M.Kes 4. dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 5. PERNYATAAN PENGARUH “POSITIVE DEVIANCE” PADA IBU DARI KELUARGA MISKIN TERHADAP STATUS GIZI ANAK USIA 12-24 BULAN DI KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI TAHUN 2007 T E S I S Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Medan, Agustus 2008 Frisda Turnip Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 6. ABSTRAK Masa krisis pertumbuhan dan perkembangan anak berada pada usia 12-24 bulan disebut “Periode Kritis”, karena pada usia ini anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang sangat cepat dan memerlukan gizi yang baik. Namun pada periode tersebut anak umumnya sudah mempunyai adik lagi sehingga anak kurang mendapatkan perhatian dari orangtua, ataupun gizi kurang, penyakit infeksi dan parasit serta problem psikologis pada anak. Masalah ini mempermudah timbulnya masalah gizi di masyarakat. Berdasarkan hasil pemantauan status gizi bulan Desember 2005, di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tercatat 15.846 keluarga miskin (17,77% dari 88.335 keluarga) dengan jumlah anak balita gizi baik tertinggi yaitu 4.524 balita (34,32%). Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak selamanya keluarga miskin memiliki anak balita dengan gizi buruk. Oleh karena itu diduga ada faktor lain yang berperan penting dalam menentukan status gizi anak, salah satunya adalah “Positive deviance” (pola pemberian makan, pola pengasuhan, kebersihan diri dan perolehan pelayanan kesehatan). Untuk itu dilakukan penelitian pengaruh “Positive deviance” ibu dari keluarga miskin terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2007. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan case control study, dan analisa dilakukan dengan chi-square test dan regresi logistik berganda. Sampel sebanyak 80 orang ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dari 213 ibu, berdasarkan hasil screening terhadap status gizi anak. Penelitian dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kebiasaan pemberian makan, pola asuh, kebersihan diri dan akses pelayanan kesehatan terhadap status gizi anak usia 12 – 24 bulan (p<0,05). Pada keluarga miskin peluang terjadinya status gizi tidakbaik mengalami 4 kali peningkatan bila kebiasaan pemberian makan tidak baik; 9 kali peningkatan bila penerapan pola asuh tidak baik; 6 kali peningkatan bila kebiasaan kebersihan diri tidak baik; 11 kali peningkatan bila akses dalam memperoleh pelayanan kesehatan tidak baik. Hasil analisis mutivariat terhadap semua faktor positive deviance menunjukkan peluang paling besar untuk terjadinya status gizi tidak baik pada anak usia 12-24 bulan adalah kebersihan diri anak tidak baik Dapat disimpulkan bahwa status gizi yang baik anak usia 12-24 bulan dari keluarga miskin di Kecamatan Sidikalang dipengaruhi oleh positive deviance ibu dalam pola pengasuhan, kebersihan diri dan pelayanan kesehatan Kata kunci: Positive Deviance, Status gizi anak. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 7. ABSTRACT The critical time of growth and development of the child of 12-14 months old is call “Danger period” because in this age the child undergoes very rapid physical growth and brain development but generally the child has got a younger brother/sister that he gets less attention from his parents that the child gets less nutrient input, develops infectious and parasitic diseases and has psychological problem. This condition results in nutrient problem in the community. Based on the result of Nutrient Status Observation (PSG) in December 2005, the condition of nutrient status in Dairi District was that of 15634 children under five years old weighed, 233 (1.49%) were with poor nutrient and 1914 (12.24%) were with less nutrient. Of the all 14 sub-districts, Sidikalang Sub-district has 4.524 (34.32%) children under five years old with the best nutrient condition and up to 15.846 poor families or 17.77% of 88.335 families. The purpose of this observational study with case control study design is to examine the influence of positive deviance in the mother of poor family on the nutrient status of the child of 12-24 months old in Sidikalang Sub-district, Dairi District including food-giving habits, rearing patterns, self hygiene and health service access. Of 213 mothers having a child of 12-24 months old, 80 were selected for the samples of this study based on the result of the child’s nutrient status screening. The result of this study reveals that there is a significant difference between food-giving habits, rearing patterns, self hygiene and health service access and nutrient status of the child of 12-24 years old (p <0.05). In poor family, the opportunity of poor nutrient status incident is four times if the food-giving habit is poor while the opportunity of poor nutrient status incident is 9 times if the application of rearing patterns is poor. If self hygiene is not good, the opportunity of poor nutrient status incident is 6 times and will become 11 times if the access to health service is not good. The result of multivariate analysis of all factors of positive deviance shows that poor self hygiene has the biggest opportunity of poor nutrient status incident in the child of 12-24 months old. Therefore, it can be concluded that nutrient status of the children of 12-24 months old belong to the poor families in Sidikalang Sub- district was influenced by rearing patterns, self hygiene and health services while poor nutrient status of the children of 12-24 months old can happen to the families with poor habit of rearing patterns, self hygiene and health services. Good nutrient status of the children of 12-24 months old belong to the poor families in Sidikalang Sub-district resulted from the mothers positive deviance of rearing patterns, self hygiene and health service. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 8. Key words: Positive Deviance, Child’s Nutrient Status. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 9. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Pengaruh Positive Deviance pada Ibu dari Keluarga Miskin terhadap Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007”. Saat ini, kasus gizi buruk masih sangat tinggi bahkan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun di seluruh wilayah Indonesia, meskipun berbagai upaya dan program sudah dilakukan dengan dana yang tidak sedikit. Untuk mencari upaya pemecahan masalah gizi buruk di Kabupaten Dairi, penulis ingin melihat pengaruh “Positive Deviance” untuk dapat dilakukan sebagai pendekatan pemecahan masalah tersebut. Selain untuk mencari pemecahan masalah gizi buruk di Kabupaten Dairi, tesis ini sebagai persyaratan memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat pada Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari kerjasama serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada: Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 10. 1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ir T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur SPs USU Medan beserta sivitas akademika SPs USU Medan. 3. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU Medan. 4. Bapak Prof. dr Guslihan Dasatjipta, Sp.A (K) selaku Ketua Komisi Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis dan dorongan yang bermanfaat dalam penyusunan tesis ini. 5. Ibu Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes dan Ibu Dra. Jumairah, Apt, M.Kes selaku Anggota Komisi Pembimbing penulisan tesis ini. 6. Ibu Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS.Sp.FK dan Ibu dr. Murniaty Manik, MSc,Sp.KK selaku pembanding yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. 7. Ibu dr. Hj. Fatni Sulani, DTM&H, M.Si selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan. 8. Bapak Dr. MP. Tumanggor selaku Bupati Diri yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengikuti pendidikan. 9. Bapak dr. Budiman Simanjuntak, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, atas dorongan dan motivasi yang diberikan kepada penulis. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 11. 10. Teristimewa suami serta ketiga ananda tercinta yang penuh kesabaran senantiasa memberikan dorongan dan motivasi serta dukungan doa, sehingga tesis ini dapat terselesaikan. 11. Para rekan-rekan mahasiswa Program Studi Administrasi dan Kebijakan kesehatan konsentrasi Epidemiologi Angkatan 2005 serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan yang diberikan pada penulis. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun isinya. Oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas segala kebaikan Bapak, Ibu saudara sekalian dan akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat. Terima kasih. Medan, Agustus 2008 Penulis Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 12. RIWAYAT HIDUP Nama : Frisda Turnip Tempat/Tgl Lahir : Pematang Siantar/22 Oktober 1968 Agama : Kristen Protestan Alamat : Jln. Sentosa No. 4 Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi RIWAYAT PENDIDIKAN 1981 : SD Negeri No. 0841383 Pematang Siantar 1984 : SMP Negeri 7 Pematang Siantar 1987 : SMA Negeri 2 Pematang Siantar 1991 : Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2004 : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara RIWAYAT PEKERJAAN 1992 – 1999 : Staf Seksi Pemulihan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi. 1994 – 1996 : Ka. Sub Sie Puskesmas Pada Seksi Pemulihan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi. 1996 – 1999 : Ka. Seksi Bina Kesehatan Masyarakat Kandepkes Kabupaten Dairi. 1999 – 2007 : Ka. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Pada Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi. 2007 – Sekarang : Ka. Bidang Bina Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 13. DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK...................................................................................................... i ABSTRACT................................................................................................... ii KATA PENGANTAR................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP....................................................................................... vi DAFTAR ISI.................................................................................................. vii DAFTAR TABEL.......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................... 1 1.2. Permasalahan ...................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 5 1.4. Hipotesis.............................................................................. 6 1.5. Manfaat Penelitian .............................................................. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 8 2.1. Status Gizi......................................................................... 8 2.2. Masalah Gizi ..................................................................... 10 2.3. Gejala Klinis Berbagai Gangguan Kesehatan Akibat Gizi Tidak Seimbang............................................. 12 2.4. Landasan Teori.................................................................. 13 2.5. Dampak Masalah Gizi terhadap Anak Balita.................... 16 2.6. Kemiskinan ....................................................................... 17 2.7. Perilaku Positive Deviance ............................................... 18 2.8. Keuntungan Pendekatan Positive Deviance...................... 23 2.9. Interaksi Sosial.................................................................. 24 2.10. Program Perbaikan Gizi................................................... 25 2.11. Kerangka Konsepsional ................................................... 26 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 27 3.1. Jenis Penelitian.................................................................. 27 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 27 3.3. Populasi dan Sampel ......................................................... 28 3.4. Metode Pengumpulan Data............................................... 29 3.5. Variabel Dan Definisi Operasional................................... 32 3.6. Metode Pengukuran .......................................................... 34 3.7. Metode Analisis Data........................................................ 36 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 14. BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................ 38 4.1. Gambar Daerah ................................................................. 38 4.2. Karakteristik Responden................................................... 38 4.3. Interakasi Sosial ................................................................ 41 4.4. Analisis Positive Deviance dalam Kebiasaan Pemberian Makan, Pola Pengasuhan, Kebersihan Diri dan Pelayanan Kesehatan pada Anak Usia 12-24 Bulan terhadap Status Gizi.................................................................................... 42 4.5. Analisis Faktor Positive Deviance Ibu yang Paling Berpengaruh terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan di Kecamatan Sidikalang........................................ 45 BAB 5 PEMBAHASAN...................................................................... 50 5.1. Karakteristik Responden................................................... 50 5.2. Interaksi Sosial.................................................................. 51 5.3. Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan .............................................................. 52 5.4. Kebiasaan Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan....................................................................... 54 5.5. Kebiasaan Kebersihan Diri terhadap Status Gizi Anak Usia 12 - 24 Bulan ............................................................ 54 5.6. Kebiasaan Pelayanan Kesehatan terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan..................................................... 55 5.7. Analisis Faktor Positive Deviance Ibu yang Paling Berpengaruh terhadap Gizi Anak Usia 12-24 Bulan di Kecamatan Sidikalang................................................... 56 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 59 6.1. Kesimpulan ....................................................................... 59 6.2. Saran-saran........................................................................ 60 DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 61 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 15. DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 2.1. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun........................ 9 2.2. Kebaikan dan Kelemahan Indeks Antropometri........................... 9 2.3. Pendekatan Tradisional VS Positive Deviance.............................. 22 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian............. 30 3.2. Variabel dan Definisi Operasional................................................ 33 4.1. Kelompok Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007................ 39 4.2. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Pendidikan Ibu di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007........................... 39 4.3. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007.......................... 40 4.4. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007.................... 40 4.5. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Sosial Ibu di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007.......................... 41 4.6. Analisis Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 bulan.................................................................. 42 4.7. Analisis Kebiasaan Pola Asuh terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 bulan............................................................................ 43 4.8. Analisis Kebersihan Diri terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan................................................................................... 44 4.9. Analisis Pelayanan Kesehatan terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan........................................................................... 45 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 16. 4.10. Hasil Analisis Bivariat Antara Variabel Kebiasaan Pemberian Makan, Kebiasaan Pola Asuh, Kebiasaan Kebersihan Diri dan Kebiasaan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan................................................................................... 46 4.11. Hasil Analisis Bivariat Antara Pemberian Makan, Pola Asuh, Kebersihan Diri dan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan......................................................... 47 4.12. Hasil Analisis Antara Pola Asuh, Kebersihan Diri dan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan.............................................................................................. 48 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 17. DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1. Bagan Faktor Penyebab Gizi Buruk.............................................. 15 2.2. Kerangka Konseptual..................................................................... 26 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 18. DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1. Kuisioner....................................................................................... 64 2. Output Hasil Analisa Data............................................................. 72 3. Surat Izin Penelitian....................................................................... 99 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 19. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional tertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara keberlanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa. Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberikan secara baik dan benar dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif. Berdasarkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk Provinsi Sumatera Utara tahun 2005 sebesar 72,0 dan kondisi IPM Kabupaten Dairi menduduki peringkat ke 18 dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 69,9 (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2006). Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah dua tahun (baduta) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius, karena usia di bawah dua tahun adalah masa yang sangat penting sekaligus masa kritis dalam proses tumbuh kembang secara fisik maupun kecerdasan. Menurut Jelliffe (1989), masa krisis pertumbuhan dan perkembangan anak berada pada usia 12-24 bulan yang disebut dengan “Periode Kritis” (Danger Period) berada pada usia ini anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 20. sangat cepat yang memerlukan gizi yang baik, namun pada umumnya anak sudah mempunyai adik lagi. Kondisi demikian dapat menyebabkan anak kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, asupan gizi kurang, adanya penyakit infeksi dan parasit serta adanya problem psikologis pada anak. Masalah gizi merupakan masalah yang tersembunyi, dan tingginya angka kematian bayi dan balita menunjukkan masalah kesehatan dan gizi di Indonesia cukup serius (Jaringan Informasi Pangan dan Gizi, 2005). Departemen Kesehatan (Depkes, 2000) menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, diantaranya adalah tingkat sosial ekonomi keluarga. Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 lalu memberi dampak berupa penurunan kualitas hidup keluarga yang menyebabkan rendahnya daya beli, sehingga jumlah keluarga miskin dan akan-anak kekurangan gizi bertambah. Kasus gizi buruk yang ditemukan di Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan awal laporan masalah gizi anak balita. Setelah NTB, hampir seluruh daerah di Indonesia juga melaporkan adanya kasus gizi buruh di wilayahnya (Nurpudji, 2005). Berdasarkan hasil estimasi para ahli gizi, ada 5,1 juta balita menderita gizi buruk dan 54% kematian bayi dan balita diakibatkan oleh gizi kurang (Siswono, 2008). Hasil penelitian seksi gizi dinas kesehatan di 6 kabupaten di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2002, menunjukkan bahwa tidak kurang dari 17.39% balita gizi kurang (BB/U < -2 SD Media baku WHO-NCHS) dan 8,76% balita gizi buruk (BB/U < -3 SD Media baku WHO-NCHS). Prevalensi ini lebih tinggi dari Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 21. angka nasional yang tercantum pada SKRT 2001 (Dinkes Prov.SU, 2003). Kondisi ini akan tetap menjadi permasalahan kesehatan di Provinsi Sumatera Utara apabila tidak dilakukan upaya-upaya yang lebih tepat, yang dapat mencegah kasus-kasus gizi buruk, di samping upaya-upaya yang sudah dilaksanakan yaitu pemberian makanan tambahan seperti pemberian makanan pendamping ASI. Kejadian gizi buruk atau KEP berat sebenarnya dapat dicegah apabila akar masalah di masyarakat yang bersangkutan dapat dikenali, sehingga penanggulangan masalah gizi dapat dilakukan secara lebih mendasar melalui penanganan terhadap akar masalahnya. Satu hal penting yang perlu diperhatikan untuk mempertajam identifikasi akar masalah KEP berat, yaitu adanya fakta bahwa kasus marasmus/kwasiorkor tidak selalu terjadi pada keluarga-keluarga miskin atau yang tinggal di lingkungan miskin. Dengan kata lain, anak-anak dengan keadaan gizi baik juga ditemukan pada keluarga-keluarga miskin/marginal. Untuk menanggulangi masalah gizi di Provinsi Sumatera Utara, upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara saat ini meliputi upaya jangka pendek, dengan melakukan pelacakan kasus gizi buruk di kabupaten dan kota. Jika ditemukan kasus gizi buruk segera dirujuk kerumah sakit umum kelas III dengan biaya gratis bagi masyarakat miskin. Selain itu juga dilakukan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia serta pelatihan bagi petugas. Untuk jangka menengah dilakukan revitalisasi pos pelayanan terpadu (Posyandu) dengan meningkatkan kembali tim pangan dan gizi serta mengintensifkan Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 22. peran Puskesmas dalam upaya preventif dan promotif. Sedangkan program jangka panjang yakni dengan memberdayakan keluarga dalam penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan upaya di atas, posyandu berperan sebagai pos terdepan perpanjangan tangan Depkes dalam memberikan pelayanan kesehatan. Posyandu tidak membutuhkan fasilitas dan biaya yang besar, bahkan dapat dilakukan di rumah penduduk maupun tempat-tempat pertemuan desa. Ini merupakan suatu modal dasar yang sangat baik, yang sebaiknya disosialisasikan kepada khalayak dan digunakan untuk mengubah persepsi bahwa posyandu itu bukan milik kesehatan melainkan milik masyarakat. Salah satu bentuk pendekatan yang dapat diterapkan sesuai dengan keberadaan posyandu adalah pendekatan positive deviance. Pendekatan ini adalah suatu model bagaimana kita merubah perilaku masyarakat, sehingga dari kondisi gizi buruk menjadi kondisi baik, mempertahankan kondisi gizi baik dan meningkatkannya dengan melalui perilaku positif. Pendekatan positive deviance merupakan pemecahan masalah gizi yang berbasis keluarga dan masyarakat, dengan mengidentifikasi berbagai perilaku ibu atau pengasuh yang memiliki anak bergizi baik tetapi dari keluarga kurang mampu dan menularkan kebiasaan positif kepada keluarga lain yang memiliki anak dengan gizi kurang. Contoh pendekatan positive deviance dimisalkan keluarga A miskin tetapi sehat, sedangkan keluarga B miskin tetapi mengalami gizi buruk. Perilaku keluarga A yang sehat, sedapat mungkin dapat diadopsi kepada keluarga B tanpa mengeluarkan biaya (CORE, 2003). Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 23. Pemantauan Status Gizi di Kabupaten Dairi pada bulan Desember 2005, menunjukkan jumlah anak balita yang memiliki gizi buruk sebanyak 233 (1,49%) dan 1914 gizi kurang (12,24%) dari 15634 anak balita yang ditimbang (Laporan PSG Dinkes Kab. Dairi, 2005). Kondisi tersebut tersebar pada 11 kecamatan dari 14 kecamatan yang ada, dan Kecamatan Sidikalang merupakan kecamatan yang memiliki keadaan gizi baik balita tertinggi yaitu 4.524 balita (34,32%), meskipun jumlah keluarga miskin di Kecamatan Sidikalang mencapai 15.846 (17,77%) dari 88.335 keluarga (Laporan Bappeda Kab. Dairi, 2006). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: Pengaruh “Positive Deviance” pada Ibu dari Keluarga Miskin terhadap Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007. 1.2. Permasalahan Belum diketahui faktor-faktor apa yang ada pada keluarga miskin yang termasuk positive deviance, yang dapat mempengaruhi status gizi baik pada anak- anak usia 12 – 24 bulan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, yang berisikan: Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 24. 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh positive deviance pada ibu dari keluarga miskin terhadap suatu gizi anak usia 12 – 24 bulan, di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2007. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui status gizi anak usia 12 – 24 bulan dari keluarga miskin di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. 2. Mengetahui pengaruh positive deviance tentang kebiasaan pemberian makan terhadap status gizi anak usia 12 – 24 bulan. 3. Mengetahui pengaruh positive deviance tentang kebiasaan pengasuhan terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan. 4. Mengetahui pengaruh positive deviance tentang kebiasaan kebersihan diri terhadap status gizi anak usia 12 – 24 bulan. 5. Mengetahui pengaruh positive deviance tentang pelayanan kesehatan terhadap anak usia 12 - 24 bulan. 1.4. Hipotesis Positive deviance pada ibu dari keluarga miskin mempunyai pengaruh terhadap status gizi anak usia 12 -24 bulan. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 25. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai masukan dalam pengambilan keputusan, antara lain: 1.5.1. Bagi Industri Dinas Kesehatan Sebagai dasar penyusunan rencana dan pengembangan program penanggulangan masalah gizi di Kabupaten Dairi, dan sebagai bahan masukan dalam menentukan alternatif penanggulangan masalah gizi di Kabupaten Dairi. 1.5.2. Bagi Masyarakat Untuk meyakinkan maupun individu tentang potensi diri yang dimiliki di dalam menanggulangi masalah gizi kurang, sehingga diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat. 1.5.3. Bagi Peneliti Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam penanggulangan masalah gizi kurang sekaligus dapat menunjang tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 26. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Gizi Status gizi adalah tanda-tanda atau tampilan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara pemasukan zat gizi dan pengeluaran oleh tubuh yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Status gizi masyarakat terutama digambarkan oleh status gizi anak balita dan wanita hamil. Oleh karena itu, sasaran utama dari program perbaikan gizi makro berdasarkan siklus kehidupan, dimulai pada wanita usia subur, ibu hamil, bayi baru lahir, balita dan anak sekolah (Gibson, 1989). Secara tidak langsung status gizi masyarakat dapat diketahui berdasarkan penilaian terhadap data kuantitatif maupun kaulitatif konsumsi pangan. Informasi tentang konsumsi pangan dapat diperoleh melalui survei yang akan menghasilkan data kuantitatif (jumlah dan jenis pangan) dan kualitatif (frekwensi makan dan cara mengolah makanan). Penentuan status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara biokimia, dietetika, klinik dan antropometri (cara yang paling umum dan mudah digunakan untuk mengukur status gizi di lapangan). Indeks antropometri yang dapat digunakan adalah Berat Badan per Umur (BB/U). Tinggi Badan per Umur (TB/U); Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB), (Depkes RI, 2005) dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 27. Tabel 2.1. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun Indikator Status Gizi Ambang Batas Gizi lebih > +2SD Gizi baik ≥ -2SD sampai ≥ +2SD Gizi kurang < -2SD sampai ≥ 3SD Berat Badan menurut Umur (BB/U), untuk menilai status gizi secara umum dan bersifat kronis, yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat Gizi buruk < -3SD Normal ≥ 2SDTinggi Badan menurut Umur (TB/U), untuk mengukur perubahan yang terjadi pada waktu lampau Pendek (stunted) < -2SD Gemuk > +2SD Normal ≥ -2SD sampai + 2SD Kurus (wasted) < -2SD sampai ≥ -3SD Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) untuk menilai keadaan gizi saat ini Kurus sekali < -3SD Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 920/Menkes/SK/VIII/2002 Tabel 2.2. Kebaikan dan Kelemahan Indeks Antropometri Indeks Kebaikan Kelemahan BB/U • Baik untuk status gizi akut/kronis • Berat badan dapat berfluktuasi • Sangat sensitif terhadap perubahan kecil • Umur sering sulit ditaksir dengan tepat TB/U • Baik untuk menilai gizi masa lampau • Ukuran panjang dapat dibuat sendiri • Murah dan mudah dibawa • Tinggi badan tidak cepat naik bahkan tidak mungkin turun • Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri • Ketetapan umur sulit BB/TB • Tidak memerlukan data umur • Dapat membedakan proporsi badan • Membutuhkan 2 macam alat ukur • Pengukuran relatif lebih lama • Membutuhkan 2 orang untuk melakukannya Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 920/Menkes/SK/VIII/2002 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 28. 2.2. Masalah Gizi Gizi merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang erat kaitannya dengan kualitas fisik maupun mental manusia. Keadaan gizi meliputi proses penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan serta aktivitas. Keadaan kurang gizi dapat terjadi akibat ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi dan penyakit infeksi. Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi makro adalah masalah yang terutama disebabkan oleh kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein (KEP). Bila terjadi pada anak balita akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau marasmik-kwashiorkor, dan selanjutnya akan menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya adalah tingkat sosial ekonomi keluarga (Depkes, 2002). Krisis ekonomi yang melanda sejak 1997, telah menambah jumlah keluarga miskin dengan daya beli yang rendah, sehingga memberi dampak terhadap penurunan kualitas hidup keluarga dan meningkatkan jumlah anak-anak yang kekurangan gizi. Selain ketersediaan pangan, masalah gizi juga dipengaruhi oleh faktor perilaku ibu, dukungan keluarga, dan petugas kesehatan. Menurut Green (1980) masalah perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama, yaitu: faktor yang mempermudah (predsposing factors) mencakup: pengetahuan, sikap, persepsi, nilai- Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 29. nilai dan norma dalam masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan; faktor pendorong (enabling factors) meliputi ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, di mana fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan; dan faktor ketiga berupa faktor penguat (reinforcing factors) meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan juga sikap, perilaku dan ketrampilan petugas kesehatan. Adanya pengaruh perilaku terhadap masalah gizi, memerlukan pengamatan untuk mengetahui perilaku seperti apa, yang diperlukan untuk menanggulangi masalah gizi pada anak. Salah satu bentuk pengembangan perilaku dalam penanggulangan masalah gizi adalah positive deviance yang telah dilakukan di Jakarta, Bogor dan Lomok Timur. Hasilnya adalah interaksi ibu dengan anak usia 6 – 17 bulan berhubungan positif dengan keadaan gizi anak. Anak-anak yang selalu diupayakan untuk mengkonsumsi makanan, mendapatkan respon ketika berceloteh, selalu mendapatkan senyum dari ibu, keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman sebaya lainnya yang kurang mendapatkan perhatian orang tua (Jahari, et al, 2000). Positive Deviance digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan penyimpanan positif yang berkaitan dengan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di dalam lingkungan masyarakat atau keluarga. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 30. 2.3. Gejala Klinis Berbagai Gangguan Kesehatan Akibat Gizi Tidak Seimbang Akibat gizi tidak seimbang dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan, diantaranya adalah: 2.3.1. Kwashiorkor Gejala klinis kwashiorkor meliputi oedema menyeluruh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis), wajah membulat dan sembab, pandangan mata sayu, rambut tipis kemerahan seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit serta rontok, perubahan status mental, apatis dan rewel, perubahan hati, otot mengecil, kelainan kulit berupa bercak merah mudah yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, sering disertai penyakit akut, anemia dan diare. 2.3.2. Maramus Gejala klinis maramus antara lain tubuh tampak sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, kulit keriput, jaringan subkutis sangat sedikit; perut cekung, sering disertai penyakit infeksi kronis dan diare atau sudah buang air. 2.3.3. Marasmik-Kwashiorkor Gejala klinis marasmik-kwashiorkor meliputi gabungan gejala klinis antara kwashiorkor dengan maramus, dengan BB/U < 60% baku median WHO-NCHS disertai oedema yang tidak mencolok. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 31. 2.4. Landasan Teori Masalah gizi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait, secara garis besar disebabkan oleh: 2.4.1. Penyebab Langsung Kekurangan makanan dan penyakit, secara langsung dapat menyebabkan gizi kurang, atau anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Disisi lain, anak yang tidak memperoleh cukup makan, akan mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga akan mudah terserang penyakit. Tidak tersedianya makanan yang adekuat terkait langsung dengan kondisi ekonomi. Kemiskinan sangat identik dengan tidak tersedianya makanan yang adekuat, sehingga kemiskinan merupakan akar masalah gizi buruk. 2.4.2. Penyebab Tidak Langsung Ada 3 penyebab tidak langsung gizi kurang, yaitu: 2.4.2.1. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. 2.4.2.2. Pola pengasuhan anak yang kurang memadai. Pola pengasuhan anak berpengaruh pada kondisi gizi anak, karena anak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, akan memperoleh gizi yang lebih baik dibanding anak yang diasuh orang lain. Setiap keluarga dan masyarakat diharapkan dapat Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 32. menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik secara fisik, mental dan sosial. 2.4.2.3. Pelayanan Kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan, maka makin banyak keluarga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Tetapi apabila tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga sangat rendah dapat dipastikan kalau tingkat ekonomi keluarga juga rendah, sehingga mempengaruhi tingkat ketahanan pangan keluarga juga rendah dan kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan, yang akhirnya akan menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan pada keluarga tersebut, diantaranya kasus gizi buruk. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Bagan Faktor Gizi Buruk. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 33. Sumber: Baliwati, et.al, 2006 Gambar 2.1. Bagan Faktor Penyebab Gizi Buruk Berdasarkan bagan penyebab masalah gizi pada Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa akar permasalahan gizi adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial dalam masyarakat, yang menyebabkan kemiskinan dan tingginya angka inflasi dan sebenarnya masih ada kemampuan masyarakat yang dapat diberdayakan untuk Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 34. memperbaiki kondisi ini antara lain: pemberdayaan wanita dan keluarga serta pemanfaatan sumber daya masyarakat. Masalah gizi merupakan masalah yang sangat kompleks dan mempunyai dimensi yang sangat luas, tidak hanya menyangkut aspek kesehatan tetapi juga meliputi masalah sosial, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan, lingkungan dan perilaku. Mengingat penyebabnya sangat kompleks, pengolahan gizi buruk memerlukan kerjasama yang komprehensif dari semua pihak, bukan hanya oleh petugas medis, namun juga pihak orang tua, keluarga, pemuka agama dan pemerintah. 2.5. Dampak Masalah Gizi terhadap Anak Balita Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita Indonesia. Gangguan (masalah) gizi pada anak balita, dapat menyebabkan marasmus, kwashiorkor atau marasmik-kwashiorkor yang juga akan menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Gangguan ini akan menjadi serius bila tidak ditangani secara intensif. Hasil Survei Tinggi Badan Anak Baru masuk Sekolah (TB- ABS) di lima provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Maluku dan Irian Jaya) pada tahun 1994 dan tahun 1998 menunjukkan prevalensi gangguan pertumbuhan anak usia 5 – 9 tahun masing-masing 42.4% dan 37.8%. Meskipun angka tersebut mengalami penurunan yang cukup berarti, tetapi secara umum prevalensi gangguan pertumbuhan ini masih tinggi (JIPG, 2005). Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 35. 2.6. Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah yang multidimensi di Indonesia, sehingga pemecahannya memerlukan strategi yang komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan. Untuk penanggulangan kemiskinan, maka seluruh unsur bangsa harus ikut serta memberikan perhatian terhadap kemiskinan, tidak hanya pemerintah semata, tetapi juga melibatkan pelaku usaha nasional, lembaga keuangan dan perbankan, perguruan tinggi hingga masyarakat madani, lembaga pengembangan swadaya masyarakat, organisasi non pemerintah, kemasyarakatan dan politik. Upaya penanggulangan kemiskinan harus diwajibkan melalui pemberdayaan masyarakat, yaitu dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peran serta aktif masyarkat itu sendiri dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan hidup, meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi serta memperkokoh martabat manusia dan bangsa. Walau pengertian kemiskinan dapat diartikan bermacam-macam, namun menurut kriteria Badan Pusat Statistik bahwa kemiskinan adalah suatu kondisi seseorang yang hanya dapat memenuhi makanannya kurang dari 2100 kalori per kapita per hari. Badan Pusat Statistik mengelompokkan keluarga, yang terdiri dari keluarga pra sejahtera (rumah tangga miskin), keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III dan keluarga sejahtera III plus (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2006). Empat dimensi pokok kemiskinan di Indonesia yaitu kurangnya kesempatan (lack of opportunity); rendahnya kemampuan (low of capabilities); kurangnya Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 36. jaminan (low-level of security) dan ketidakberadaan (low of capacity or empowerment) (Komiti Penanggulangan Kemiskinan, 2002). Oleh karena itu, untuk memahami kemiskinan, penting diperhatikan lokalitas yang ada pada masing-masing daerah, yaitu kemiskinan tingkat lokal yang ditentukan oleh komunitas dan pemerintah setempat. Indikator kemiskinan berdasarkan karakteristik rumah tangga miskin pada aspek kegiatan ekonomi dapat ditinjau dari sumber penghasilannya. 2.7. Perilaku Positive Deviance Positive Deviance dipakai untuk menjelaskan suatu keadaan penyimpangan positif yang berkaitan dengan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak tertentu dengan anak-anak lain di dalam lingkungan masyarakat atau keluarga yang sama. Secara khusus pengertian positive deviance dapat dipakai untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan serta status gizi yang baik dari anak- anak yang hidup di dalam keluarga miskin dan hidup di lingkungan miskin (kumuh) di mana sebagian besar anak lainnya menderita gangguan pertumbuhan dan perkembangan dengan kondisi mengalami gizi kurang (Zeitlin, et.al, 1990). Positive Deviance didasarkan pada asumsi bahwa beberapa solusi untuk mengatasi masalah gizi sudah ada di dalam masyarakat, hanya perlu diamati untuk dapat diketahui bentuk penyimpangan positif yang ada, dari perilaku masyarakat tersebut. Upaya yang dilakukan dapat dengan memanfaatkan kearifan lokal yang berbasis pada keyakinan bahwa setiap individu memiliki kebiasaan dan perilaku khusus, atau tidak umum yang memungkinkan mereka dapat menemukan cara-cara Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 37. yang lebih baik, untuk mencegah kekurangan gizi dibanding tetangga mereka yang memiliki kondisi ekonomi yang sama tetapi tidak memiliki perilaku yang termasuk penyimpangan positip. Studi ‘positive deviance’ mempelajari mengapa dari sekian banyak bayi dan balita di suatu komunitas miskin hanya sebagian kecil yang gizi buruk. Kebiasaan keluarga yang menguntungkan sebagai inti program positive deviance dibagi menjadi tiga atau empat kategori utama yaitu pemberian makan, pengasuhan, kebersihan, dan mendapatkan pelayanan kesehatan (CORE, 2003). Penelitian positive deviance belum banyak dikembangkan, aplikasinya di satu daerah belum tentu dapat diterapkan di daerah lain. Oleh karena itu, perlu dikembangkan di beberapa daerah. Studi positive deviance di berbagai negara, seperti Guatemala dan Costa Rica, menunjukkan bahwa beberapa ibu telah memiliki teknik yang baik mengenai praktek, tradisi dan kepercayaan dalam hal mempersiapkan makanan, pemberian makanan pada anak, merawat anak pada waktu sakit dan masa pemulihan. Ibu yang memiliki teknik yang baik ini bukanlah ibu yang berasal dari pendidikan yang tinggi. Di Indonesia, studi positive deviance telah dilakukan oleh Jauhari, dkk (2000) di Jakarta, Bogor dan Lombok Timur. Hasilnya adalah interaksi ibu dengan anak usia 6 – 17 bulan berhubungan positif dengan keadaan gizi anak. Anak-anak yang selalu diupayakan untuk mengkonsumsi makanan, mendapatkan respon ketika berceloteh, selalu mendapat senyum dari ibu, keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman sebaya lainnya yang kurang mendapat perhatian orang tua. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 38. 2.7.1. Kebiasaan Pemberian Makan Berbagai kebiasaan baik, termasuk memberi makan anak-anak kecil berusia di atas 6 bulan dengan berbagai variasi makanan dalam porsi kecil setiap hari sebagai tambahan Air Susu Ibu (ASI), pemberian makan secara aktif, pemberian makan selama sakit dan penyembuhan serta menangani anak yang memiliki selera makan yang rendah. 2.7.2. Kebiasaan Pengasuhan Interaksi positif antara anak dan pengasuh utama dan pengganti, membantu perkembangan emosi dan psikologis anak. Kebiasaan positif seperti sering melakukan interaksi lisan dengan anak, memberikan dan menujukkan perhatian dan kasih sayang kepada anak, adanya pembagian tugas agar pengawasan dan pengasuhan anak berjalan baik, dan partisipasi aktif ayah dalam pengasuhan anak. Kebiasaan tersebut dan kebiasaan lain dalam hal pengasuhan anak, merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan anak yang normal namun sering kali terabaikan. 2.7.3. Kebiasaan Kebersihan Kebersihan tuhuh, makanan dan lingkungan berperan penting dalam memelihara kesehatan akan serta mencegah penyakit-penyakit diare dan infeksi kecacingan. Satu kebiasaan yang bersih seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar, telah menjadi fokus kampanye WHO untuk mengurangi timbulnya penyakit-penyakit diare. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 39. 2.7.4. Kebiasaan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Selain memberikan imunisasi lengkap kepada anak sebelum ulang tahun yang pertama, pengobatan penyakit pada masa kanak-kanak dan mendapatkan bantuan profesional pada waktu yang tepat sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan anak. Berbeda dengan pendekatan (perilaku) tradisional yang dilakukan selama ini, intervensi gizi tradisional meliputi penimbangan, penyuluhan dan penyediaan makanan tambahan serta mikronutrien seperti vitamin A. Pendekatan tradisional terhadap intervensi gizi cenderung mencari masalah-masalah dalam masyarakat yang perlu diselesaikan. Sedangkan pendekatan positive deviance berupaya mencari perilaku positif dan kekuatan yang ada masyarakat serta apa yang bisa dibangun di atasnya. Selama beberapa dekade, organisasi yang bergerak dalam bantuan darurat dan pengembangan di seluruh dunia telah menyelenggarakan program pemberian makanan tambahan dan bersifat pengobatan kepada anak-anak yang diklasifikasi mengalami kekurangan gizi dan telah berhasil merehabilitas banyak anak. Namun demikian, karena program tersebut didasarkan pada sumber dari luar dan dilakukan di pusat pelayanan dengan petugas kesehatan yang dibayar, maka anak-anak seringkali kembali mengalami kekurangan gizi setelah kegaitan pemberian makan berakhir. Keadaan tersebut terjadi karena tidak mempertimbangkan pencapaian perubahan perilaku di dalam keluarga. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 40. Anggaran Pemerintah yang direalisasikan juga untuk menanggulangi masyarakat yang mengalami kurang gizi dan juga gizi buruk sudah cukup besar, termasuk pengadaan susu (MP-ASI) sebagai makanan pendamping, biskuit dan bubur, namun kurang berhasil untuk memecahkan permasalahan yang ada, sehingga dapat diyakini bahwa program ini bukanlah menjadi program unggulan yang dapat menyelesaikan permasalahan. Untuk itu perlu dicari upaya lain yang lebih praktis dan tidak perlu membutuhkan biaya yang besar, cukup dengan memberdayakan masyarakat secara optimal. Dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang biasanya digunakan pada kedua pendekatan ini, maka dapat dilihat perbedaannya pada Tabel 2.3 di bawah ini: Tabel 2.3. Pendekatan Tradisional VS Positive Deviance Pendekatan Tradisional Pendekatan Positive Deviance Apa saja yang anda butuhkan? Kekuatan apa yang anda miliki? Ada masalah apa ? Hal apa yang dapat dikerjakan di sini? Apa yang dapat kami sediakan? Apa sajakah sumber daya yang anda miliki Apa yang kurang dari masyarakat? Hal apakah yang baik dalam masyarakat anda Apa yang kurang di sini? Hal apakah yang bisa dijadikan dasar membangun Penelitian Kohort di Vietnam tahun 1990 menginformasikan bahwa dari 700 orang anak yang seluruhnya mengalami kekurangan gizi tingkat dua dan tiga, setelah dua tahun ternyata hanya 3% yang tetap mengalami kekurangan gizi tingkat dua dan tiga. Dari seluruh peserta penelitian, 95% mengalami pemulihan menjadi normal dan Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 41. 38% menjadi gizi kurang tingkat satu. Tingkat kemajuan tersebut diperoleh setelah melakukan observasi selama 14 – 23 bulan (CORE, 2003). 2.8. Keuntungan Pendekatan Positive Deviance Beberapa keuntungan pendekatan positive deviance, yaitu: (CORE, 2003). 2.8.1. Cepat – pendekatan ini memberikan solusi yang dapat menyelesaikan masalah dengan segera. 2.8.2. Terjangkau – positive deviance dapat dijangkau dan keluarga tidak perlu bergantung pada sumber daya dari luar untuk mempraktekkan perilaku baru. Pelaksanaannya lebih murah tetapi efektif dibandingkan mendirikan pusat rehabilitas gizi atau melakukan investasi di rumah sakit. 2.8.3. Partisipatif – partisipasi masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam rangka mencapai keberhasilan pendekatan positive deviance. Masyarakat memainkan peran sangat penting dalam keseluruhan proses mulai dari menemukan perilaku dan strategi sukses di antara masyarakat sampai mendukung ibu balita setelah kegaitan berakhir. 2.8.4. Berkesinambungan – pendekatan positive deviance merupakan pendekatan berkesinambungan karena berbagai perilaku baru sudah dihayati dan berlanjut setelah kegiatan berakhir. Kegiatan ini tidak hanya merubah perilaku anggota keluarga secara individu, tetapi juga mengubah cara pandang masyarakat terhadap kekurangan gizi serta kemampuan mereka untuk mengubah situasi. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 42. 2.8.5. Asli – karena solusi sudah ada di tempat itu, maka kemajuan dapat dicapai secara cepat tanpa banyak menggunakan analisis atau sumber daya dari luar. Pendekatan tersebut dapat diterapkan secara luas karena pelaku positive deviance selalu ada hampir di setiap masyarakat. 2.8.6. Secara Budaya Dapat Diterima – karena pendekatan ini didasarkan pada perilaku setempat yang diidentifikasi dalam konteks sosial, etnik, bahasa dan agama di setiap masyarakat, maka per definisi hal ini sesuai dengan budaya setempat. 2.8.7. Berdasarkan Perubahan Perilaku – pendekatan ini tidak mengutamakan perolehan pengetahuan, namun ada tiga langkah proses perubahan perilaku yang termasuk dalamnya, yaitu: penemuan (penyelidikan PD), demonstrasi (kegiatan pos gizi) dan penerapan (kegiatan pos gizi dan di rumah). 2.9. Interaksi Sosial Manusia sebagai makhluk hidup, dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari selalu berhubungan satu dengan lainnya, sehingga kepribadian, kecakapan dan ciri-ciri kegiatannya menjadi kepribadian individu yang sebenarnya. Dengan demikian kehidupan manusia dalam masyarakat memiliki dua fungsi yaitu sebagai obyek dan subyek. Berkaitan dengan proses hubungan antara satu individu dengan individu yang lain, maka proses ini kenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakukan Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 43. individu yang lain atau sebaliknya (Ahmadi, 1999). Dengan adanya interaksi antar individu tersebut, maka manusia sebagai makhluk hidup akan selalu melakukan aktivitas sosial untuk saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kehidupan. Bentuk-bentuk kegaitan sosial yang dilakukan oleh individu, dapat berupa organisasi formal, organisasi non formal maupun tanpa suatu organisasi apa pun. Namun semua bentuk kegiatan sosial tersebut merupakan suatu gambaran dari interaksi sosial individu dengan lingkungan sekitarnya (Gerungan, 1991). 2.10. Program Perbaikan Gizi Program perbaikan gizi mikro diarahkan untuk menurunkan masalah gizi makro yang utamanya mengatasi masalah kurang energi protein terutama di daerah miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan dengan meningkatkan keadaan gizi keluarga, meningkatkan partisipasi masyarakat, meningkatkan kualitas pelayanan gizi baik di puskesmas maupun di posyandu dan meningkatkan konsumsi energi dan protein pada balita gizi buruk. Strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi makro adalah melalui pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi, pemberdayaan masyarakat di bidang gizi, pemberdayaan petugas dan subsidi langsung berupa dana untuk pembelian makanan tambahan dan penyuluhan pada balita gizi buruk dan ibu hamil KEK. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 44. 2.11. Kerangka Konsepsional Variabel Pendahulu • Umur • Pendidikan • Pekerjaan • Pengetahuan • Interaksi Sosial POSITIVE DIVIANCE ASUPAN MAKANAN PENYAKIT Variabel Antara Variabel Dependent STATUS GIZI Anak 12 – 24 bulan • Kebiasaan pemberian makan • Kebiasaan pengasuhan • Kebiasaan kebersihan • Kebiasaan mendapatkan pelayanan kesehatan KARAKTERISTIK IBU Variabel Independent Gambar 2.2. Kerangka Konsepsional Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 45. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan Case control study. Rancangan penelitian ini dipilih karena kejadian baik buruknya status gizi seseorang memerlukan waktu yang relatif lama (prevalen), di sisi lain Kecamatan Sidikalang terdapat keluarga miskin yang memiliki anak balita usia 12 – 24 bulan yang status gizinya tidak baik dan status gizi baik. Oleh karena itu rancangan penelitian ini cocok untuk mengungkapkan faktor paparan terutama mengenai penyimpangan perilaku positif (positive deviance) ibu yang berkaitan dengan kejadian status gizi anak balita usia 12 – 24 bulan. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi yang didasarkan atas tingginya jumlah keluarga miskin dan status gizi baik anak balita dibandingkan kecamatan lainnya. Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan yang dimulai pada April hingga bulan Juni 2007. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 46. 3.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 12 – 24 bulan dari keluarga miskin di Kecamatan Sidikalang. Berdasarkan hasil pengumpulan data dasar, diperoleh sebanyak 213 orang ibu. Sebelum penentuan sampel terlebih dahulu dilakukan screening dengan penentuan kriteria, yaitu Kriteria Inklusi dan Kriteria Ekslusi. Kriteria Inklusi: Ibu dari keluarga miskin yang memiliki anak usia 12 – 24 bulan dan melakukan pengasuhan minimal 16 jam. Dan apabila ditemui ibu yang memiliki anak kembar dengan usia 12 – 24 bulan ditetapkan menjadi satu objek pengamatan. Kriteria Eksklusi: Ibu yang memiliki anak usia 12 – 24 bulan dan melakukan pengasuhan kurang dari 16 jam atau pengasuhan diserahkan pada pengasuh lain. Setelah penetapan kriteria maka sampel dalam penelitian adalah ibu yang dipilih dari keluarga miskin berdasarkan kepemilikan anak usia 12 -24 bulan dan melakukan pengasuhan sendiri minimal 16 jam. Sebelum penetapan sampel, dilakukan penimbangan terhadap anak usia 12 -24 bulan untuk menetapkan status gizi anak serta identifikasi terhadap lamanya waktu pengasuhan anak. Status gizi anak kemudian dikelompokkan menjadi gizi baik (≥ -SD sampai <+2SD) dan gizi tidak baik (gizi lebih, gizi kurang dan gizi buruk). Jadi besarnya sampel didasarkan pada hasil screening dan identifikasi terhadap anak usia 12 -24 bulan di Kecamatan Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 47. Sidikalang. Berdasarkan hasil screening diperoleh anak yang memiliki gizi tidak baik (<-SD dan >+2SD) sebanyak 40 anak usia 12-24 bulan (sebagai kontrol). Proporsi kasus dan kontrol ditetapkan 1 : 1 sehingga jumlah kasus yang diperlukan 40 anak usia 12-24 bulan dengan status gizi baik (<-2SD sampai >+2 SD). Dengan demikian jumlah keseluruhan sampel adalah 80 orang. 3.4. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi 2 jenis, yaitu data primer dan data sekunder. 3.4.1. Data Primer Data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan ibu dari keluarga miskin yang memiliki anak usia 12-24 bulan yang ditetapkan menjadi responden dan berpedoman pada instrumen yang telah dipersiapkan. Sebelum dilakukan wawancara, terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan reliabilitas kuesioner terhadap 10 orang ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dengan mengkorelasikan skor yang didapat dari setiap butir pertanyaan dengan skor total untuk tiap variabel. Instrumen penelitian yang baik harus valid dan reliabel. Uji validitas terhadap kuesioner yang telah dipersiapkan dilakukan dengan formula Pearson “Product Moment” yang rumusnya sebagai berikut: ( ) ( ) ( ) ( )[ ]{ } 2/1 2222 yyNxxN yxxyN r Ε−ΕΕ−Ε ΕΕ−Ε = Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 48. Di mana : x = Skor tiap-tiap variabel Y = Skor total tiap variabel N = Jumlah responden Untuk mengetahui sejauhmana konsistensi hasil penelitian jika kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang, maka dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang telah dipersiapkan dengan formula Alpha Cronbach, yang rumusnya sebagai berikut: ( ) ( )VtM VxVtM Rtt 1. . = Di mana : Vt = Variabel total Vx = Variasi butir-butir M = Jumlah butir pernyataan Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian Variabel Nomor pertanyaan Total Pearson Correlation Status Alpha Status 1 2 3 4 5 6 X1 (Pengetahuan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0,675 0,639 0,724 0,664 0,686 0,740 0,647 0,803 0,826 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,547 Reliabel Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 49. Variabel Nomor pertanyaan Total Pearson Correlation Status Alpha Status 1 2 3 4 5 6 10 11 12 13 14 15 16 17 0,677 0,824 0,694 0,662 0,845 0,647 0,668 0,712 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 1 2 3 4 5 6 X2 (Pola Asuh) 1 2 3 4 5 6 7 0,776 0,638 0,688 0,734 0,803 0,690 0,728 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,625 Reliabel X3 (Pemberian Makan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0,645 0,639 0,671 0,832 0,811 0,721 0,690 0,728 0,671 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,815 Reliabel X4 (Kebersihan Diri) 1 2 3 4 5 6 7 0,666 0,757 0,640 0,821 0,779 0,639 0,659 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,573 Reliabel X5 (Pelayanan Kesehatan) 1 2 3 4 5 6 0,649 0,690 0,688 0,751 0,656 0,720 Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,874 Reliabel Lanjutan Tabel 3.1. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 50. Variabel Nomor pertanyaan Total Pearson Correlation Status Alpha Status Lanjutan Tabel 3.1. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0,804 0,722 0,675 0,736 0,684 Valid Valid Valid Valid Valid X5 (Interaksi Sosial) 1 2 3 4 5 6 7 0,771 0,881 0,643 0,709 0,820 0,734 0,655 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,938 Reliabel 3.4.2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari catatan dan laporan yang ada pada puskesmas, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi. Pengumplan data dilakukan oleh peneliti dengan dibantu 2 orang tenaga gizi puskesmas, dan data yang telah terkumpul akan diolah secara deskriptif dan analitik serta disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan tabel silang. 3.5. Variabel dan Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel pendahulu, variabel bebas, dan variabel terikat yang definisi operasionalnya dapat dilihat pada Tabel 3.2: Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 51. Tabel 3.2. Variabel dan Definisi Operasional No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Variabel Bebas 1 Kebiasaan pemberian makan Tindakan yang dilakukan ibu dalam memberi makan kepada anaknya usia 12-24 bulan Wawancara • Baik • Tidak baik Ordinal 2 Kebiasaan pengasuhan Upaya yang dilakukan ibu dalam mengasuh anak termasuk tindakan yang dilakukan apabila anak sedang sakit serta menemani anak bermain Wawancara • Baik • Tidak baik Ordinal 3 Kebiasaan kebersihan Upaya yang dilakukan ibu terhadap anaknya usia 12-24 bulan dalam menjaga agar tetap bersih Wawancara • Baik • Tidak baik Ordinal 4 Kebiasaan pelayanan kesehatan Upaya yang dilakukan ibu terhadap anaknya usia 12-24 bulan dalam mencegah atau mengobati penyakit yang diderita anak Wawancara • Baik • Tidak baik Ordinal Variabel Terikat 5 Status gizi anak Keadaan gizi anak usia 12-24 bulan yang diukur menggunakan baku berat badan menurut umur (BB/U) Wawancara pengukuran • Baik • Tidak baik Ordinal Variabel Pendahulu 6 Pengetahuan Gizi anak Kemampuan ibu dalam mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan status gizi anak usia 12-24 bulan Wawancara • Baik • Tidak baik Ordinal 7 Interaksi sosial Kegiatan ibu di luar rumah yang berhubungan dengan kegiatan sosial, baik yang bersifat formal maupun non formal Wawancara • Baik • Tidak baik Ordinal 8 Pendidikan Tingkat pendidikan formal yang diselesaikan ibu yang dibagi dalam dua kategori yaitu pendidikan dasar dan menengah Wawancara • Dasar • Menengah Ordinal 9 Pekerjaan Aktifitas yang dilakukan ibu dalam rangka memperoleh uang Wawancara • Petani • Dagang Nominal Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 52. 3.6. Metode Pengukuran Aspek Pengukuran dengan menggunakan metode scoring dengan skala rating, di mana sipeneliti dapat menentukan nilai score pada seluruh variabel yang diteliti sesuai dengan yang ada pada kuesioner penelitian. 1. Kriteria Penilaian Kebiasaan Pemberian Makan: Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 9 dan nilai maksimal yang mungkin dicapai 27. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka kebiasaan responden dalam pemberian makan kepada anak usia 12-24 bulan dikatakan: Tidak baik apabila mempunyai skor : 9 – 18 Baik apabila mempunyai skor : 19 – 27 2. Kriteria Penilaian Kebiasaan Pengasuhan: Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 7 dan nilai maksimal yang mungkin dicapai 21. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka kebiasaan responden dalam pengasuhan kepada anak usia 12-24 bulan dikatakan: Tidak baik apabila mempunyai skor : 7 – 14 Baik apabila mempunyai skor : 15 – 21 3. Kriteria Penilaian Kebiasaan Kebersihan: Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 7 dan nilai maksimal yang mungkin dicapai 21. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka kebiasaan responden dalam kebersihan diri anak usia 12-24 bulan dikatakan: Tidak baik apabila mempunyai skor : 7 – 14 Baik apabila mempunyai skor : 15 – 21 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 53. 4. Kriteria Penilaian Kebiasaan Pelayanan Kesehatan: Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 11 dan nilai maksimal yang mungin dicapai 23. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka kebiasaan responden dalam pelayanan kesehatan kepada anak usia 12-24 bulan dikatakan: Tidak baik apabila mempunyai skor : 11 – 17 Baik apabila mempunyai skor : 18 – 23 5. Kriteria Penilaian Pengetahuan: Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 17 dan nilai maksimal yang mungkin dicapai 41. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka pengetahuan responden dikatakan: Tidak baik apabila mempunyai skor : 17 – 29 Baik apabila mempunyai skor : 30 – 41 6. Kriteria Penilaian Interkasi Sosial: Nilai minimal yang mungkin dicapai adalah 4 dan nilai maksimal yang mungkin dicapai 30. Berdasarkan rentang nilai tersebut, maka interaksi sosial yang dilakukan responden dikatakan: Tidak baik apabila mempunyai skor : 4 – 17 Baik apabila mempunyai skor : 18 – 30 Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 54. 7. Kriteria Penilaian Status Gizi: Nilai status gizi anak usia 12-24 bulan didasarkan dan hasil pengukuran antara berat badan dengan umur. Berdasarkan klasifikasi Departemen Kesehatan RI, maka status gizi anak usia 12-24 bulan dikatakan: Tidak baik apabila mempunyai ambang atas : <-2 SD dan >+2 SD Baik apabila mempunyai ambang atas : ≥-2 SD sampai +2 SD 3.7. Metode Analisis Data Data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan bantuan komputer. 3.7.1. Analisis Univariat Analisis yang dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing- masing variabel bebas, yaitu faktor positive deviance dengan variabel terikat yaitu status gizi anak usia 12-24 bulan. 3.7.2. Analisis Bivariat Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, yang dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji chi- square pada derajat kepercayaan 95%. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 55. 3.7.3. Analisis Multivariat Analisis Multivariat dilakukan untuk mengetahui variabel bebas yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel terikat, metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Variabel yang layak diuji secara multivariat adalah variabel yang pada uji bivariat mempunyai signifikan (p) < 0,025. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 56. BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambar Daerah Kecamatan Sidikalang secara administrasi berbatasan sebelah barat dengan Kecamatan Si Empat Nempu Hulu, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Brampu, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pegagan Hilir dan sebelah utara dengan Kecamatan Sitinjo. Luas wilayah Kecamatan Sidikalang 98,60 Km2 dengan jumlah desa sebanyak 11desa. Jumlah penduduk Kecamatan Sidikalang sebanyak 48.943 jiwa yang terbagi dalam 9.686 rumah tangga dengan kepadatan penduduk sebesar 503 jiwa/Km2 . Berdasarkan jenis kelamin, penduduk Kecamatan Sidikalang terdiri dari 24.170 laki- laki dan 24.773 perempuan. 4.2. Karakteristik Responden Secara umum karakteristik ibu yang memiliki usia 12-24 bulan yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan disajikan pada Tabel 4 berturut-turut seperti di bawah ini: Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 57. Tabel 4.1. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007 Status Gizi Kelompok Umur Gizi Tidak Baik Gizi Baik Total Jml % Jml % Jml % Muda (19-30) 20 50,0 11 27,5 31 38,8 Dewasa (31-43) 20 50,0 29 72,5 49 61,2 Total 40 100,0 40 100,0 80 100,0 Karakteristik ibu yang berkaitan dengan umur paling banyak berada pada kelompok umur 31-43 tahun sebesar 61,2% sedangkan kelompok umur muda (19-30 tahun) sebesar 38,8%. Kelompok ibu umur dewasa yang memiliki anak dengan kondisi status gizi baik sebanyak 72,5% Tabel 4.2. Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Berdasarkan Pendidikan Ibu di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007 Status Gizi Pendidikan Ibu Gizi Tidak Baik Gizi Baik Total Jml % Jml % Jml % Dasar 20 50,0 16 40,0 36 45,0 Menengah 20 50,0 24 60,0 44 55,0 Total 40 100,0 40 100,0 80 100,0 Ibu yang memiliki anak dengan gizi tidak baik dengan gizi baik pada tingkat pendidikan dasar yaitu SD dan SMP adalah sebesar 45,0%, sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan menengah (SMA) sebesar 55,0%. Melihat karakteristik pendidikan ibu yang memiliki anak dengan status gizi baik, terdapat perbedaan antara yang berpendidikan dasar dengan yang berpendidikan menengah, yaitu: 40% : 60%. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 58. Tabel 4.3. Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007 Status Gizi Pekerjaan Ibu Gizi Tidak Baik Gizi Baik Total Jml % Jml % Jml % Dagang 4 10,0 3 7,5 7 8,8 Petani 36 90,0 37 92,05 73 91,2 Total 40 100,0 40 100,0 80 100,0 Dari Tabel 4.3. di atas terlihat bahwa ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan di Kecamatan Sidikalang baik kelompok gizi baik maupun tidak baik, lebih besar berada pada ibu yang mempunyai pekerjaan sebagai petani yaitu sebanyak 91,2%. Sedangkan ibu yang mempunyai pekerjaan sebagai pedagang hanya besar 8,8%. Pengetahuan ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dengan status gizi anaknya dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4. Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007 Status Gizi Pengetahuan Ibu Gizi Tidak Baik Gizi Baik Total Jml % Jml % Jml % Tidak baik 13 32,5 3 7,5 16 20,0 Baik 27 67,5 37 92,05 64 80,0 Total 40 100,0 40 100,0 80 100,0 Dari Tabel 4.4. di atas terlihat bahwa ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dengan status gizi baik dan gizi tidak baik di Kecamatan Sidikalang memiliki Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 59. tingkat pengetahuan baik (80%). Dari ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik, ternyata lebih banyak berada pada kelompok gizi baik (92,5%) dibandingkan kelompok gizi tidak baik (67,5%). 4.3. Interaksi Sosial Kegiatan ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dalam melaksanakan interaksi sosial dapat digambarkan pada Tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5. Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan Berdasarkan Sosial Ibu di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 2007 Status Gizi Interaksi Sosial Gizi Tidak Baik Gizi Baik Total Jml % Jml % Jml % Tidak baik 11 27,5 3 5,1 14 16,5 Baik 29 72,5 37 94,9 66 83,5 Total 40 100,0 40 100,0 80 100,0 Dari Tabel 4.5. di atas menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak usia 12- 24 bulan di Kecamatan Sidikalang mengikuti kegiatan dengan baik dalam rangka berinteraksi sosial (83,5%) sedangkan yang tidak baik sebanyak 16,5%. Dari ibu yang melakukan interaksi sosial dengan baik, 94,9% terdapat pada kelompok gizi baik, sedangkan pada kelompok gizi tidak baik sebesar 72,5%. Jenis kegiatan yang dilakukan 100% berupa arisan ibu-ibu. Berdasarkan hasil wawancara, alasan yang mendorong ibu mengikuti kegiatan, 80% mengatakan untuk menambah wawasan/ pengetahuan/pengalaman, sedangkan 20% menyatakan menambah pergaulan. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 60. 4.4. Analisis Positive Deviance dalam Kebiasaan Pemberian Makan, Pola Pengasuhan, Kebersihan Diri dan Pelayanan Kesehatan pada Anak Usia 12-24 Bulan terhadap Status Gizi 4.4.1. Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Kebiasaan memberi makan anak-anak kecil berusia di atas 6 bulan dengan berbagai variasi makanan dalam porsi kecil setiap hari sebagai tambahan Air Susu Ibu (ASI), pemberian makan secara aktif, pemberian makan selama sakit dan penyembuhan serta menangani anak yang memiliki selera makan yang rendah mencerminkan interkasi ibu dengan anak akan berhubungan positif dengan keadaan gizi anak. Hasil analisis data tentang kebiasaan pemberian makan terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan seperti tabel di bawah ini: Tabel 4.6. Analisis Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan Pemberian Makan Status Gizi Tidak Baik Baik X2 p Batas Bawah Batas Atas CI 95% OR Tidak baik 13 4 32,5% 10,0% 4,781 4,33 1,271 14,77 0,029 Baik 27 36 67,5% 90,0% Berdasarkan hasil uji Chi-Square kebiasaan pemberian makan terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan menujukkan ada perbedaan antara status gizi tidak baik dengan status gizi baik (p <0,05) dan OR = 4,3 pada CI 95% (1,271 – 14,777). Ini Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 61. berarti bahwa anak usia 12-24 bulan yang status gizinya tidak baik mempunyai peluang 4,3 kali terjadi pada keluarga yang kebiasaan pemberian makan tidak baik dengan dibandingkan dengan keluarga yang kebiasaan pemberian makan baik. 4.4.2. Kebiasaan Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan Pola asuh yang baik merupakan gambaran dari adanya interaksi positif antara anak dengan pengasuh utama yang dapat membantu pekermbangan emosi dan psikologis anak. Dengan pola asuh yang baik dan benar termasuk dalam memberikan perhatian dapat menciptakan perkembangan anak yang normal. Hasil lengkapnya seperti terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.7. Analisis Kebiasaan Pola Asuh terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan Pola Asuh Status Gizi Tidak Baik Baik X2 p OR Batas Bawah Batas Atas CI 95% Kurang baik 12 2 32,5% 5,0% 8,205 9,148 1,906 43,89 Baik 27 38 0,004 67,5% 95,0% Dari Tabel 4.7. menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kebiasaan pola asuh terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan (p <0,05) dan OR = 9,1 pada CI 95% (1,906 – 43,898). Ini berarti bahwa anak usia 12-24 bulan yang memiliki status gizi tidak baik mempunyai peluang 9,1 kali pada keluarga yang Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 62. menerapkan kebiasaan pola asuh tidak baik dibandingkan dengan anak pada keluarga dengan pola asuh yang baik. 4.4.3. Kebiasaan Kebersihan Diri terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Kebersihan diri yang menyangkut kebersihan tubuh, kebersihan makanan dan lingkungan berperan dalam pemeliharaan kesehatan anak serta mencegah penyakit infeksi yang pada gilirannya dapat mempengaruhi status gizi anak. Hasil pengolahan data terhadap kebiasaan diri dapat dilihat pada Tabel 4.8 seperti di bawah ini: Tabel 4.8. Analisis Kebersihan Diri terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan Kebersihan Diri Status Gizi Tidak Baik Baik X2 p Batas Bawah Batas Atas CI 95% OR Tidak baik 13 3 32,5% 7,5% 6,328 5,938 1,540 22,903 Baik 27 37 0,012 67,5% 92,5% Dari Tabel 4.8 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kebiasaan kebersihan diri terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan (p<0,05) dan OR = 5,9 pada CI 95% (1,540 – 22,903). Ini berarti bahwa anak usia 12-24 bulan yang memiliki status gizi tidak baik mempunyai peluang 5,9 kali pada keluarga yang menerapkan kebiasaan kebersihan diri tidak baik dibandingkan dengan anak pada keluarga dengan kebersihan diri yang baik. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 63. 4.4.4. Kebiasaan Pelayanan Kesehatan terhadap Status Gizi Anak Usia 12 -24 Bulan Kebiasaan mengakses pelayanan kesehatan bagi anak seperti memberikan imunisasi, pengobatan penyakit dan bantuan tenaga profesional sangat berperan dalam menjaga kesehatan anak. Tabel berikut menunjukkan pengaruh kebiasaan dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Tabel 4.9 Analisis Pelayanan Kesehatan terhadap Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan Pelayanan Kesehatan Status Gizi Tidak Baik Baik X2 p OR Batas Bawah Batas Atas CI 95% Tidak baik 28 7 70,0% 17,5% 20,317 11 3,813 31,734 Baik 12 33 0,000 30,0% 82,5% 4.5. Analisis Faktor Positive Deviance Ibu yang Paling Berpengaruh terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan di Kecamatan Sidikalang Untuk mengetahui faktor positive deviance ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan yang paling berpengaruh terhadap status gizi anak, maka dilakukan analisis regresi logistik yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor positive deviance ibu yang paling terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan. Metode yang digunakan adalah metoda enter, di mana seluruh faktor positive deviance dimasukkan dalam persamaan regresi, sehingga pada akhirnya akan diperoleh satu bentuk persamaan yang paling baik. Untuk mendapatkan variabel Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 64. kandidat yang akan dimasukkan dalam uji regresi logistik, maka dilakukan uji Chi- Square. Bagi variabel yang signifikan terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan dilakukan dalam uji regresi logistik. Tabel 4.10. Hasil Analisis Bivariat Antara Variabel Kebiasaan Pemberian Makan, Kebiasaan Pola Asuh, Kebiasaan Kebersihan Diri dan Kebiasaan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Usia 12- 24 Bulan No. Variabel Log-Likelihood X2 p-value 1 Pemberian Makan 104,597 6,307 0,012 2 Pola Asuh 100,019 10,885 0,001 3 Kebersihan Diri 102,596 8,307 0,004 4 Pelayanan Kesehatan 87,221 23,683 0,000 Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square, ternyata seluruh faktor positive deviance signifikan (p < 0,025) terhadap status gizi anak usia 12 – 24 bulan, maka seluruh variabel merupakan kandiditat dalam analisis regresi logistik. Dalam melakukan analisis regresi logistik berganda untuk mengetahui pengaruh variabel kandidit terhadap status gizi anak usia 12 – 24 bulan, maka variabel pemberian makan, pola asuh, kebersihan diri dan pelayanan kesehatan dimasukkan secara bersamaan ke dalam permodelan. Model terbaik mempertimbangkan dua penilaian yaitu nilai signifikan rasio log-likelihood (p < 0,05) dan nilai signifikansi p wald (p < 0,05). Hasil analisis disajikan pada Tabel 4.11 seperti di bawah ini: Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 65. Tabel 4.11. Hasil Analisis Bivariat Antara Pemberian Makan, Pola Asuh, Kebersihan Diri dan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi pada Anak Usia 12 – 24 Bulan Variabel B p-Wald OR 95%CI Pemberian Makan 1,220 0,156 3,387 0,629-18,246 Pola Asuh 2,024 0,033 7,708 1,184-50,190 Kebersihan Diri 2,456 0,003 11,662 2,276-59,772 Pelayanan Kesehatan 2,385 0,000 10,861 3,105-37,993 Konstanta -6,150 0,000 -2 Log-Likelihood = 70,192 X2 = 40,712 p-value = 0,000 Dari tabel di atas terlihat variabel pemberian makan memiliki p-value > 0,05, berarti variabel tersebut akan dikeluarkan dari pemodelan. Sementara untuk variabel yang lainnya memiliki p-value < 0,05 yang selanjutnya akan dianalisis kembali. Hasil analisis antara Pola Asuh, Kebersihan diri dan Pelayanan kesehatan dengan Status Gizi anak usia 12 – 24 bulan di Kecamatan Sidikalang disajikan pada tabel di bawah ini: Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 66. Tabel 4.12. Hasil Analisis Antara Pola Asuh, Kesehatan Diri dan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Usia 12 – 24 Bulan Variabel B p-Wald OR 95%CI Pola Asuh 2,016 0,028 7,505 1,243-45,326 Kebersihan Diri 2,424 0,003 11,292 2,330-54,714 Pelayanan Kesehatan 2,354 0,000 10,525 3,135-35,333 Konstanta -5,039 0,000 -2 Log-Likelihood = 72,288 X2 = 36,616 p-value = 0,000 Dari tabel di atas terlihat bahwa variabel pola asuh, kebersihan diri dan pelayanan kesehatan secara keseluruhan memiliki p-value < 0,05, berarti ketiga variabel tersebut berhubungan secara signifikan dengan status gizi anak usia 12 – 24 bulan di Kecamatan Sidikalang. Dari keseluruhan proses analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari empat variabel independen yang diduga berpengaruh terhdap status gizi, ternyata hanya ada tiga variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan yaitu pola asuh, kebersihan diri dan pelayanan kesehatan. Anak usia 12-24 bulan dengan status gizi tidak baik memiliki peluang sebesar 11,3 kali (95% CI: 2,330 – 54,714) pada keluarga yang kebersihan dirinya tidak baik dibandingkan dengan keluarga yang keberihan dirinya baik setelah dikontrol variabel pola asuh dan pelayanan kesehatan. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 67. Anak usia 12-24 bulan dengan status gizi tidak baik memiliki peluang sebesar 10,5 kali (95% CI : 3,135 – 35,333) pada keluarga yang pelayanan kesehatannya tidak baik dibandingkan dengan keluarga yang pelayanan kesehatannya baik setelah dikontrol variabel kebersihan diri dan pola asuh. Demikian juga anak usia 12-24 bulan dengan status gizi tidak baik memiliki peluang sebesar 7,5 kali (95% CI : 1,243 – 45,326) pada keluarga yang pola asuhnya tidak baik dibandingkan dengan keluarga yang pola asuhnya baik setelah dikontrol variabel kebersihan diri dan pelayanan kesehatan. Dari gambaran tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel kebersihan diri yang paling dominan terhadap status gizi tidak baik pada anak usia 12-24 bulan di Kecamatan Sidikalang. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 68. BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Karakteristik ibu sebagai obyek dalam penelitian ini merupakan keluarga miskin di mana umur ibu paling banyak berada pada kelompok umur 31-43 tahun sebesar 61,2%. Ini menunjukkan bahwa banyak ibu pada kelompok usia dewasa. Tingkat pendidikan ibu berada pada tingkat dasar (45,0%) dan diikuti tingkat menengah (55,0%). Jenis pekerjaan yang dilakukan ibu 91,2% merupakan petani. Dari data tersebut menggambarkan kondisi keluarga memang merupakan keluarga yang terbatas dalam memenuhi kebutuhan hidup, di mana pekerjaan ibu belum dapat menjamin akan ketersediaan kebutuhan pokok hidup; walaupun tingkat pendidikan pada taraf menengah. Di samping itu kondisi demikian kemungkinan juga dapat dikarenakan situasi ekonomi lokasl dan kebijakan otonomi yang relatif masih baru. Tingkat pengetahuan ibu berdasarkan data yang terkumpul termasuk tingkat pengetahuan baik (80%). Dari ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik, ternyata banyak terdapat pada ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dengan gizi baik (92,5%) dibandingkan kelompok gizi kurang baik (67,5%). Pengetahuan merupakan aspek yang penting dalam diri seorang untuk dapat mengakses segala bentuk perubahan dalam kehidupan. Dan dengan pengetahuan seseorang akan lebih mudah mencari solusi pemecahan segala persoalan kehidupan. Di sisi lain keadaan Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 69. pengetahuan ibu yang baik juga dimungkinkan karena domisili ibu berada pada kecamatan sebagai ibukota kabupaten, sehingga lebih mudah dalam mengakses pengetahuan dan informasi. Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai cara yang antara lain dapat melalui pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman pribadi maupun hasil interaksi sosial. Sesuai dengan penelitian Tarigan (2003) yang menyatakan bahwa kemungkinan terjadinya gizi kurang pada anak dengan ibu pendidikan rendah 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan anak dengan ibu pendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang makanan yang bergizi sering kurang dipahami oleh kelompok yang tingkat pendidikannya rendah. Rendahnya tingkat pendidikan pada keluarga khususnya ibu, memberikan suatu gambaran adanya keterbatasan daya manusia, yang akan memberi dampak dalam mengakses pengetahuan di bidang kesehatan sangat kurang, sehingga penerapan dalam kehidupan keluarga terutama pada pengasuhan anak juga rendah (Syamsul, 1999). 5.2. Interaksi Sosial Kegiatan ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan dalam rangka berinteraksi sosial berupa perkumpulan kelompok ibu seperti arisan, perwiridan, dan perkumpulan-perkumpulan lainnya. Berdasarkan data yang terkumpul menunjukkan bahwa interaksi sosial yang dilakukan ibu dalam kategori baik atau aktif (83,5%) sedangkan 16,5% tidak aktif. Dari ibu yang aktif melakukan interaksi sosial, 94,9% Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 70. terdapat pada kelompok ibu yang memiliki anak dengan gizi baik, sedangkan pada kelompok gizi tidak baik sebesar 72,5%. Berdasarkan hasil wawancara, bahwa alasan yang mendorong ibu mengikuti kegiatan 80% untuk menambah wawasan/pengetahuan/pengalaman, sedangkan 20% menyatakan menambah pergaulan. Ini menggambarkan dengan ibu yang aktif untuk mengikuti kegiatan, akan menambah wawasan dan pengetahuan sehingga akan dapat memberikan perhatian dalam pengasuhan anak. Oleh karena itu wajar apabila anak memiliki status gizi yang baik. Menurut Muzaham (1995), faktor sosial termasuk interaksinya mempengaruhi orang karena hal tersebut dapat menolong orang melihat dirinya sendiri, dunia luar dan melihat perilaku seseorang terhadap suatu nilai atau norma. 5.3. Kebiasaan Pemberian Makan terhadap Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan Kebiasaan memberi makan anak-anak kecil berusia di atas 6 bulan dengan berbagai variasi makanan dalam porsi kecil setiap hari sebagai tambahan Air Susu Ibu (ASI), pemberian makan secara aktif, pemberian makan selama sakit dan penyembuhan serta menangani anak yang memiliki selera makan yang rendah mencerminkan interaksi ibu dengan anak akan berhubungan positif dengan keadaan gizi anak. Hasil analisis data tentang kebiasaan pemberian makan terhadap status gizi anak usia 12-24 bulan menunjukkan adanya perbedaan antara status gizi tidak baik dengan status gizi baik (p < 0,05) dan OR = 4,3 pada CI 95% (1,271-14,777). Ini Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
  • 71. berarti bahwa anak usia 12-24 bulan yang status gizinya tidak baik mempunyai peluang 4,3 kali pada keluarga yang kebiasaan pemberian makan tidak baik dibandingkan dengan keluarga yang kebiasaan pemberian makan baik. Asupan makanan merupakan penyebab langsung terhadap status gizi anak balita, selain infeksi penyakit. Tidak baiknya keluarga dalam memberikan makanan pada anak usia balita tersebut dapat disebabkan karena keluarga merupakan keluarga miskin sehingga dalam penyediaan makanan yang sarat gizi mengalami keterbatasan. Penelitian Kartika et al, (2000) tentang pola makanan anak usia 6-18 bulan, ditemukan 80% anak pada keluarga miskin mempunyai pola makan yang tidak lengkap, sehingga menyebabkan status gizi tidak baik. Penyebab lainnya adalah kesibukan si ibu atau pengasuh lainnya dalam mencari nafkah seperti bekerja di ladang sehingga kurang waktu dalam hal pemberian makan yang baik dan kurangnya waktu untuk menyiapkan makanan dengan lengkap. Di samping itu status gizi tidak baik tersebut kemungkinan dapat disebabkan adanya infeksi penyakit pada anak balita. Infeksi penyakit dapat terjadi pada anak dapat dikarenakan kurangnya asupan makanan yang dapat menyebabkan daya tahan tubuh menjadi rendah, sehingga mudah terkena infeksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Utomo (1998) bahwa penyakit infeksi (diare dan saluran pernapasan) mempunyai hubungan yang sinergis dengan keadaan gizi. Di antara penyakit infeksi tersebut diare merupakan penyebab utama gangguan pertumbuhan anak balita. Frisda Turnip : Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12 –24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008