SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN
Proses Sosial Assosiatif Dalam Bidang Pertanian
Kelompok 1
Sarjan Alatas
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian dan Peternakan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru
2016
2 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah swt., karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian ini dengan baik.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Makalah ini ditulis
dari sumber-sumber referensi yang penulis baca, tidak lupa penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada pengajar mata kuliah Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan
Pertanian atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, serta kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis berharap
dengan menulis makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, semoga dapat menambah
wawasan kita terhadap Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian khususnya mengenai
”Proses Sosial Assosiatif dalam Bidang Pertanian”. dalam kehidupan kita sehari-hari.
Memang makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Demikan makalah ini, semoga
dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya, sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.
Pekanbaru, 14 April 2016
Penulis
3 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................4
I. Latar belakang...................................................................................................4
II Rumusan masalah...............................................................................................5
III Tujuan................................................................................................................5
IV Mamfaat............................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
I Kerjasama (Coorporation)...................................................................................7
II Akomodasi (Akomodation).................................................................................8
III Asimilasi (Asimilation)......................................................................................9
IV Contoh Kasus..................................................................................................10
BAB III PENUTUP
I. Kesimpulan........................................................................................................15
II. Saran................................................................................................................15
Daftar pustaka.......................................................................................................16
4 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
BAB I
PENDAHULUAN
I.Latar Belakang
Menurut Soekanto (1987), proses sosial adalah cara-cara berhubungan
yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia
saling bertemu, dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut
atau apa yang terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan
goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau kata lain, proses-proses sosial
diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial. Susanto (1977)
mendefinisikan sebagai suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia,
dimana individu yang satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakuan
individu lain, atau sebaliknya. Soekanto (1987) mengemukakan bahwa bentuk-
bentuk interaksi sosial didefinisikan sebagai bentuk-bentuk yang tampak apabila
orang-orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia itu mengadakan
hubungan satu sama lain dengan terutama mengetengahkan dalam interaksi sosial
tersebut kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial sebagai unsur-unsur
pokok dari struktur sosial.
Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa
interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Susanto (1977)
mengemukakan bahwa awal dari suatu interkasi sosial adalah adanya kegiatan
dari dua orang atau lebih yang melibatkan sikap, nilai maupun harapan masing-
masing.
Bentuk-bentuk interaksi sosial mengutip Park dan Burgess dalam setiap
fase interaksi akan terdapat suatu gejala ataupun kriteria khusus yang menonjol,
yaitu : persaingan, pertentangan, akomodasi dan asimilasi (Susanto, 1997).
5 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
Hampir sama dengan pembagian diatas, mengutip Selo Soemardjan membagi
menjadi empat bentuk yaitu kerjasama (co-operation), persaingan (competition),
pertentangan atau pertikaian (conflict) dan akomodasi (accommodation)
(Soekanto, 1977). Dari empat pengelompokkan ini terdapat satu perbedaan, yaitu
Park dan Burgess memunculkan asimilasi sebagai salah satu bentuk proses sosial
(Susanto, 1977), sementara Selo Soemardjan memunculkan kerjasama (Susanto,
1977). Mengutip Gillin dan Gillin mengelompokkan menjadi dua macam proses
sosial yang timbul akibat interaksi sosial, yaitu :
1. Proses assosiatif (processes of association) yang terbagi dalam tiga bentuk
yakni :
a. Akomodasi
b. Asimilasi
c. Akulturasi
2. Proses disosiatif (processes of disisociatif) yang terdiri atas :
a. Persaingan
b. “contravensi” dan pertentangan atau pertikaian
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, telah dipaparkan penulisan makalah ini
pada proses sosial. Dengan demikian, dapat dibuat pertanyaan penulisan sebagai
berikut. Pertama apakah yang dimaksud proses sosial assosiatif kerjasama?,
Kedua apakah yang dimaksud dengan proses sosial assosiatif akomodasi?, Ketiga
apakah yang dimaksud dengan proses sosial assosiatif assimilasi?, Keempat
apakah yang dimaksud dengan proses sosial assosiatif akulturasi?. Kelima
bagaimana contoh proses sosial assosiatif?.
III. Tujuan Makalah
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut. Pertama kami
ingin mengetahui proses sosial assosiatif kerjasama. Kedua kami ingin
6 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
mengetahui proses sosial assosiatif akomodasi. Ketiga kami ingin mengetahui
proses sosial assosiatif assimilasi. Keempat kami ingin mengetahui dan
memahami proses sosial assosiatif akulturasi. Kelima kami ingin mengetahui
contoh kasus dari proses sosial assosiatif?.
III. Manfaat Makalah
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut. Pertama agar kita
mengetahui proses sosial assosiatif kerjasama. Kedua agar kita lebih mengetahui
dan mendalami mengenai proses sosial assosiatif akomodasi. Ketiga agar kita
mengetahui dan memahami proses sosial assosiatif assimilasi. Keempat agar kita
dapat mengetahui proses sosial assosiatif akulturasi. Kelima agar kita dapat
mengetahui contoh kasus proses sosial assosiatif.
7 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerjasama (co-operation)
Definisi kerjasama menurut Soekanto (1987) adalah suatu
kerjasama antara orang perorangan atau kelompok manusia, untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini timbul karena
orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya)
dan kelompok lainnya (yang merupakan out-group-nya).
Dalam hubungannya dengan kebudayaan suatu masyarakat, maka
kebudayaan itu yang mengarahkan dan mendorong terjadinya kerjasama.
Pada masyarakat Indonesia umumnya, dikenal bentuk kerjasama yang
tradisional seperti “gotong-royong”. Menurut Hasansulama (1983) ada
beberapa faktor yang mendorong untuk terciptanya kerjasama, antara lain
ialah :
1. Adanya dorongan pribadi atau orang perorangan sehubungan dengan
adanya pemahaman bahwa keuntungan pribadi akan lebih mudah
dicapai dengan jalan bekerjasama.
2. Adanya pengukuhan terhadap tujuan yang ingin dicapai orang
perorangan, sedemikian rupa merupakan kepentingan umum yang
dianggap bernilai tinggi, sehingga mendorong untuk bekerjasama.
3. Adanya dorongan yang timbul atau bersumber dari keinginan orang
perorangan untuk menolong pihak-pihak lain.
4. Adanya tuntunan situasi yang dianggap membahayakan kepentingan
bersama, sehingga perlu ditanggulangi bersama pula.
8 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
Pada kerjasama ini menurut Susanto (1977), maka interaksi antar
kelompok maupun terhadap nilai-nilai dan tujuan adalah lansung dan
positif.
B. Akomodasi
Akomodasi dalam pemunculannya dapat dipandang dari dua segi.
Dari satu segi akomodasi dapat diartikan sebagai proses sosial. Dari segi
lain dapat pula diartikan sebagai hasil dari interaksi sosial. Menurut
Hasansulama (1983), sebagai suatu proses sosial akomodasi mencakup
usaha-usaha orang atau kelompok yang ditujukan untuk meredakan suatu
pertikaian sehingga tercipta suatu kemantapan kelompok dan
kelangsungan hubungan antar kelompok. Sebagai hasil dari interaksi sosial
pengertian akomodasi menunjuk adanya suatu situasi yang berlaku yang
menggambarkan adanya suatu keseimbangan baru setelah pihak-pihak
yang bertikai berbaik kembali. Sehingga dalam situasi tersebut muncul
iklim baru yang menjurus ke arah terjadinya kerjasama kermbali, baik
berupa perjanjian kerjasama secara tertulis maupun tidak tertulis yang
sifatnya mungkin sementara. Pendapat ini senada dengan Gillin dan Gillin
bahwa akomodasi adalah suatu pengertian yang dipergunakan oleh para
sosiolog untuk mengambarkan suatu proses dalam hubungan sosial yang
sama artinya dengan pengertian adaptasi (adaptation) yang dipergunakan
oleh ahli-ahli biologi untuk menunjukkan pada suatu proses dimana
mahluk-mahluk hidup menyesuiakan dirinya dengan alam sekitarnya
(Soekanto, 1987). Jadi, akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara
untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan,
sehingga lawan tersebut tidak hilang kepribadiaannya.
9 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
C. Asimilasi
Mengutip Gillin dan Gillin asimilasi merupakan suatu proses sosial
dalam tahap kelanjutan yang ditandai dengan adanya usaha-usaha
mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan
atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan
memperhatikan adanya tuntutan situasi yang dianggap membahayakan
kepentingan bersama, sehingga perlu ditanggulangi bersama-sama
(Soekanto, 1987).
Susanto (1977), mengatakan bahwa karena asimilasi adalah proses,
maka asimilasi pun melalui bebrapa tahap. Tahap-tahap ini berkisar pada
fase; perubahan dari nilai-nilai dan kebudayaan semula ke penerimaan cara
hidup yang baru, termasuk penggunaan bahasa kelompok. Dengan singkat,
maka proses asimilasi adalah proses mengakhiri kebiasaan lama dan
sekaligus mempelajari dan menerima kehidupan yang baru.
Dalam bentuk asimilasi mengutip Park dan Burgess maka setiap
pihak akhirnya menyesuaikan diri sehingga antara kelompok-kelompok
yang bertentangan telah tercapai suatu situasi adanya pengalaman bersama
dan tradisi bersama (Susanto,1977).
Mengutip Koentjaraningrat mengemukakan bahwa proses asimilasi
timbul bila ada (Soekanto,1987) :
1. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
2. Orang-perorangan sebagai warga kelompok-kelompok tadi
saling bergaul secara lansung dan intensif untuk waktu yang
lana, sehingga
3. Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia
tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
10 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
Menurut Soekanto (1987), faktor-faktor yang mempermudah
terjadinya suatu asimilasi adalah :
a. Toleransi
b. Kesempatan-kesempatan dibidang ekonomi yang seimbang
c. Suatu sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
d. Sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa dalam
masyarakat.
e. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
f. Perkawinan campuran (amalgamation)
g. Adanya musuh bersama diluar.
D. Contoh Kasus
PROSES SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIS DI PEMUKIMAN
TRANSMIGRASI SPONTAN
(Kasus pada Pekon Marang, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten
Lampung Barat, Propinsi Lampung)
Oleh :
Nelvia Agustina
1) Kerjasama (co-operation)
Bentuk-bentuk kerjasama yang terjadi antar kelompok atnis pekon
Marang sangat beragam kegiatannya seperti tabel berikut :
11 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
12 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
2) Akomodasi
Dalam interkasi sehari-hari antara kelompok masyarakat yang
berbeda latarbelakang terdapat berbagai masalah yang terjadi, namun
maslaha itu dapat teratasi dengan jalan damai. Berikut bentuk akomodasi
hasil di Pekon Marang pada tabel beikut :
Dalam permasalahan pertama yaitu pembuatan jalan, awalnya jalan
yang menghubungkan Pekon Marang dengan desa lainnya mengikuti garis
pantai dan melewati tempat tinggal orang Lampung, karena memang jalan
itu sudah ada sebelum masyarakat Jawa tinggal di sana. Tapi kondisi ini
memberatkan bagi orang Jawa karena letak jalan tersebut jauh dari tempat
13 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
tinggal mereka, selain itu mereka bercocok tanam singkong dan jagung
sehingga beban bawaan mereka lebih beratm dibandingkan dengan
dagangan orang Lampung yang berupan lada dan kopi. Maka hasil rembuk
antar warga Jawa, mereka memutuskan untuk membuat jalan penghubung
baru yang lebih cepat dan melewati lokasi tempat tinggal mereka.
Pembuatan jalan baru ini di tentang oleh tokoh masyarakat
Lampung. Mereka mengganggap orang Jawa tidak meminta izin dan
dianggap tidak sopan dan meminta agar diberhentikan pembuatan jalan
tersebut. Tapi masyarakat Jawa tidak terima alasan ini, karena menurut
mereka pembangunan jalan tersebut juga akan membawa keuntungan bagi
masyarakat Lampung, terutama lokasi tempat tinggalnya berdekatan
dengan jalan baru tersebut. Akhirnya permasalahan ini dibawa ke rapat
desa yang dihadiri aparat, tokoh kedua pihak. Dalam hasil rapat,
masyarakat Jawa berhasil meyakinkan masyarakat Lampung, bahwa
pembangunan jalan ini tidak hanya untuk kepentingan orang Jawa saja,
tapi menguntungkan juga siapa saja yang melewati jalan tersebut.
Contoh lain dari akomodasi yang terjadi antar pribadi, yaitu
percekcokan yang timbul karena masalah batas lahan pertanian, tetapi
biasanya cepat teratasi dengan melibatkan individu yang berbatasan lahan
tersebut. Hal ini dialami oleh Nizar Rasyid (34 tahun) warga Dusun
Marang Inti yang sawahnya berbatasan dengan milik orang Bali, dia
merasa petani Bali tersebut mengikis pematang sawah yang menjadi
pembatas lahan mereka, sehingga makin lama makin menjorok ke
lahannya, merasa dirugikan dia menegur orang Bali tersebut, namun orang
Bali tersebut tidak mau menerima dan akhirnya terjadi pertengkaran
mulut. Tetapi hal ini tidak berlansung lama, karena keesokan harinya
dengan kesadaran diri dan tanpa melibatkan pihak lain mereka saling
memaafkan dan sama-sama memperlebar pematangan sawah tersebut.
14 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
3) Asimilasi
Kasus asimilasi yang terjadi antar kelompok masyarakat di Pekon
Marang dapat dilihat sebagai berikut :
Asimilasi dalam bidang pertanian dapat dilihat pada saat orang
Lampung dan Semendo biasa menanam padi, kelapa, kopi dan lada.
Kemudian orang Jawa di daerah asalnya biasa menanam padi, singkong
dan jagung sama seperti orang Bali. Namun, mereka setelah tinggal
dalam satu desa dan lahan mereka bersebelahan, masing-masing pihak
mengamati dan mempelajari cara bercocok tanam pihak lainnya.
Masyarakat Lampung dan Semendo misalnya mempelajari cara bercocok
tanam singkong dan jagung orang Bali atau Jawa, tergantung pada etnis
mana yang paling dekat lahannya. Sedangkan pada orang Bali dan Jawa
mereka mempelajari cara bercocok tanam kelapa, kopi dan lada dari
masyarakat Lampung dan Semendo. Mereka yang bertetangga lahannya
juga biasanya saling bertukar informasi tentang bibit dan masalah
pertanian disela-sela waktu istirahat mereka, walauupun berbeda etnis dan
agama.
15 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan yang dilakukan mengenai proses sosial
assosiatif dalam bidang pertanian. maka penulis menyimpulkan bahwa bentuk
proses sosial yang terjadi adalah (1) Kerjasama; berupa gotong-royong (2)
Akomodasi; berupa penyelesaian masalah pembuatan lahan, (3) Asimilasi; berupa
adanya perkawinan antar etnis dan dalam pertanian saling bertukar ilmu bercocok
tanam antar etnis.
II. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
menyarankan agar makalah ini dapat menjadi rujukan dan pengetahuan tentang
proses sosial assosiatif dalam bidang pertanian untuk mahasiswa lainnya dan
masyarakat petani tentunya.
16 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
DAFTAR PUSTAKA
Hasansulama MI, Mahmudin E, & Tarya JS. 1983. Sosiologi Pedesaan. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali.
Susanto, Astrid S. 1977. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung :
Binacipta.

More Related Content

What's hot

Implementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesiaImplementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
Muchlis Soleiman
 
Nilai dan Norma
Nilai dan NormaNilai dan Norma
Nilai dan Norma
Westprog
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
Rika Mouri
 
pengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasilapengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasila
Rudi Wicaksana
 
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atauLembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atau
Syarif Udin
 
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKANPOWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
Yompa Muda
 

What's hot (20)

Implementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesiaImplementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
 
Proses Sosial & Interaksi Sosial
Proses Sosial & Interaksi SosialProses Sosial & Interaksi Sosial
Proses Sosial & Interaksi Sosial
 
Nilai dan Norma
Nilai dan NormaNilai dan Norma
Nilai dan Norma
 
Wawasan sosial budaya
Wawasan sosial budayaWawasan sosial budaya
Wawasan sosial budaya
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
konsep dasar ilmu-ilmu sosial
konsep dasar ilmu-ilmu sosialkonsep dasar ilmu-ilmu sosial
konsep dasar ilmu-ilmu sosial
 
Teori perubahan sosial
Teori perubahan sosialTeori perubahan sosial
Teori perubahan sosial
 
Ppt jenis limbah
Ppt jenis limbahPpt jenis limbah
Ppt jenis limbah
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 
Dinamika sosial
Dinamika sosialDinamika sosial
Dinamika sosial
 
LEMBAGA SOSIAL
LEMBAGA SOSIALLEMBAGA SOSIAL
LEMBAGA SOSIAL
 
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi IslamPresentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
 
Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal Penelitian
 
Kearifan Lokal
Kearifan Lokal Kearifan Lokal
Kearifan Lokal
 
Integrasi nasional ppt
Integrasi nasional pptIntegrasi nasional ppt
Integrasi nasional ppt
 
pengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasilapengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasila
 
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atauLembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atau
 
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKANPOWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
POWER POINT "KONFLIK SOSIAL MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
 
Landasan filosofis pendidikan
Landasan filosofis pendidikanLandasan filosofis pendidikan
Landasan filosofis pendidikan
 

Viewers also liked

Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasarDeterminan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
Fuadrizalfauzi
 
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Ayi Suwandi
 
Sosiologi Pedesaan: Proses dan Interaksi Sosial Masyarakat Desa
Sosiologi Pedesaan: Proses dan Interaksi Sosial Masyarakat DesaSosiologi Pedesaan: Proses dan Interaksi Sosial Masyarakat Desa
Sosiologi Pedesaan: Proses dan Interaksi Sosial Masyarakat Desa
Yaser Lopekabausirah
 

Viewers also liked (20)

sosiologi pertanian (Proses sosial)
sosiologi pertanian (Proses sosial)sosiologi pertanian (Proses sosial)
sosiologi pertanian (Proses sosial)
 
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasarDeterminan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
 
HRM Planning (Perencanaan MSDM)
HRM Planning (Perencanaan MSDM)HRM Planning (Perencanaan MSDM)
HRM Planning (Perencanaan MSDM)
 
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
 
Keterkaitan ilmu (sospol)
Keterkaitan ilmu (sospol)Keterkaitan ilmu (sospol)
Keterkaitan ilmu (sospol)
 
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
 
Intro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Intro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya ManusiaIntro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Intro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)
Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)
Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)
 
Asal usul nenek moyang bangsa indonesia
Asal usul nenek moyang bangsa indonesiaAsal usul nenek moyang bangsa indonesia
Asal usul nenek moyang bangsa indonesia
 
Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2
Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2
Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2
 
Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3
Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3
Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3
 
Teori keadilan
Teori keadilanTeori keadilan
Teori keadilan
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
 
Manajemen pelayanan publik #1
Manajemen pelayanan publik #1Manajemen pelayanan publik #1
Manajemen pelayanan publik #1
 
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
 
ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)
ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)
ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)
 
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
 
Etika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode EtikaEtika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
 
Sosiologi Pedesaan: Proses dan Interaksi Sosial Masyarakat Desa
Sosiologi Pedesaan: Proses dan Interaksi Sosial Masyarakat DesaSosiologi Pedesaan: Proses dan Interaksi Sosial Masyarakat Desa
Sosiologi Pedesaan: Proses dan Interaksi Sosial Masyarakat Desa
 
Bhasa indonesia
Bhasa indonesiaBhasa indonesia
Bhasa indonesia
 

Similar to Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

Makala Masyarakat Desa Dan Kota
Makala Masyarakat Desa Dan KotaMakala Masyarakat Desa Dan Kota
Makala Masyarakat Desa Dan Kota
robiyanto
 
Peranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakatPeranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakat
Anank Clalu Stia
 
Makalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya OrganisasiMakalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya Organisasi
Muhammad Fajar
 
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individu
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individuMakalah manusia sebagai makhluk sosial dan individu
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individu
Firman Putra Pratama
 

Similar to Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian (20)

Makalah sisiologi pedesaan dan perkotaan
Makalah sisiologi pedesaan dan perkotaanMakalah sisiologi pedesaan dan perkotaan
Makalah sisiologi pedesaan dan perkotaan
 
Makala Masyarakat Desa Dan Kota
Makala Masyarakat Desa Dan KotaMakala Masyarakat Desa Dan Kota
Makala Masyarakat Desa Dan Kota
 
PROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docx
PROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docxPROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docx
PROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_SOSIAL.docx
 
landasan sosiologi dan antropologi pendidikan
landasan sosiologi dan antropologi pendidikanlandasan sosiologi dan antropologi pendidikan
landasan sosiologi dan antropologi pendidikan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Gotong Royong pkn
Gotong Royong pknGotong Royong pkn
Gotong Royong pkn
 
Peranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakatPeranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakat
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 
Tik
TikTik
Tik
 
Perubahan Budaya Organisasi dalam Era Milenial
Perubahan Budaya Organisasi dalam Era MilenialPerubahan Budaya Organisasi dalam Era Milenial
Perubahan Budaya Organisasi dalam Era Milenial
 
Makalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya OrganisasiMakalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya Organisasi
 
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptxSLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
 
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
Kelompok5isbd 131216144333-phpapp02
 
Tugas final pemecahan konflik tehnik lobi dan negosiasi
Tugas final pemecahan konflik tehnik lobi dan negosiasiTugas final pemecahan konflik tehnik lobi dan negosiasi
Tugas final pemecahan konflik tehnik lobi dan negosiasi
 
Buku cd 2007
Buku cd 2007Buku cd 2007
Buku cd 2007
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
Makalah manusia sebagai makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk sosial
 
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individu
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individuMakalah manusia sebagai makhluk sosial dan individu
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individu
 
SOSIOLOGI POLITIK
SOSIOLOGI POLITIKSOSIOLOGI POLITIK
SOSIOLOGI POLITIK
 
Profesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat ProfesionalProfesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat Profesional
 

More from Sarjan Alatas (7)

Post harvest tecnology
Post harvest tecnologyPost harvest tecnology
Post harvest tecnology
 
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan TanahKesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
 
Kesuburan dan kesehatan tanah
Kesuburan dan kesehatan tanahKesuburan dan kesehatan tanah
Kesuburan dan kesehatan tanah
 
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanianSosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
 
Studi islam asia tenggara
Studi islam asia tenggaraStudi islam asia tenggara
Studi islam asia tenggara
 
Post harvest tecnology
Post harvest tecnology Post harvest tecnology
Post harvest tecnology
 
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO POST HARVEST TECNOLOGY CACAO
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO
 

Recently uploaded

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 

Recently uploaded (20)

Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 

Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian

  • 1. SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN Proses Sosial Assosiatif Dalam Bidang Pertanian Kelompok 1 Sarjan Alatas Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru 2016
  • 2. 2 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah swt., karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian ini dengan baik. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Makalah ini ditulis dari sumber-sumber referensi yang penulis baca, tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, serta kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis berharap dengan menulis makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, semoga dapat menambah wawasan kita terhadap Sosiologi Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian khususnya mengenai ”Proses Sosial Assosiatif dalam Bidang Pertanian”. dalam kehidupan kita sehari-hari. Memang makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Demikan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Pekanbaru, 14 April 2016 Penulis
  • 3. 3 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n DAFTAR ISI Kata Pengantar.......................................................................................................2 Daftar Isi................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................4 I. Latar belakang...................................................................................................4 II Rumusan masalah...............................................................................................5 III Tujuan................................................................................................................5 IV Mamfaat............................................................................................................6 BAB II PEMBAHASAN I Kerjasama (Coorporation)...................................................................................7 II Akomodasi (Akomodation).................................................................................8 III Asimilasi (Asimilation)......................................................................................9 IV Contoh Kasus..................................................................................................10 BAB III PENUTUP I. Kesimpulan........................................................................................................15 II. Saran................................................................................................................15 Daftar pustaka.......................................................................................................16
  • 4. 4 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n BAB I PENDAHULUAN I.Latar Belakang Menurut Soekanto (1987), proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu, dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau kata lain, proses-proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial. Susanto (1977) mendefinisikan sebagai suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana individu yang satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakuan individu lain, atau sebaliknya. Soekanto (1987) mengemukakan bahwa bentuk- bentuk interaksi sosial didefinisikan sebagai bentuk-bentuk yang tampak apabila orang-orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia itu mengadakan hubungan satu sama lain dengan terutama mengetengahkan dalam interaksi sosial tersebut kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial sebagai unsur-unsur pokok dari struktur sosial. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Susanto (1977) mengemukakan bahwa awal dari suatu interkasi sosial adalah adanya kegiatan dari dua orang atau lebih yang melibatkan sikap, nilai maupun harapan masing- masing. Bentuk-bentuk interaksi sosial mengutip Park dan Burgess dalam setiap fase interaksi akan terdapat suatu gejala ataupun kriteria khusus yang menonjol, yaitu : persaingan, pertentangan, akomodasi dan asimilasi (Susanto, 1997).
  • 5. 5 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n Hampir sama dengan pembagian diatas, mengutip Selo Soemardjan membagi menjadi empat bentuk yaitu kerjasama (co-operation), persaingan (competition), pertentangan atau pertikaian (conflict) dan akomodasi (accommodation) (Soekanto, 1977). Dari empat pengelompokkan ini terdapat satu perbedaan, yaitu Park dan Burgess memunculkan asimilasi sebagai salah satu bentuk proses sosial (Susanto, 1977), sementara Selo Soemardjan memunculkan kerjasama (Susanto, 1977). Mengutip Gillin dan Gillin mengelompokkan menjadi dua macam proses sosial yang timbul akibat interaksi sosial, yaitu : 1. Proses assosiatif (processes of association) yang terbagi dalam tiga bentuk yakni : a. Akomodasi b. Asimilasi c. Akulturasi 2. Proses disosiatif (processes of disisociatif) yang terdiri atas : a. Persaingan b. “contravensi” dan pertentangan atau pertikaian II. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, telah dipaparkan penulisan makalah ini pada proses sosial. Dengan demikian, dapat dibuat pertanyaan penulisan sebagai berikut. Pertama apakah yang dimaksud proses sosial assosiatif kerjasama?, Kedua apakah yang dimaksud dengan proses sosial assosiatif akomodasi?, Ketiga apakah yang dimaksud dengan proses sosial assosiatif assimilasi?, Keempat apakah yang dimaksud dengan proses sosial assosiatif akulturasi?. Kelima bagaimana contoh proses sosial assosiatif?. III. Tujuan Makalah Tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut. Pertama kami ingin mengetahui proses sosial assosiatif kerjasama. Kedua kami ingin
  • 6. 6 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n mengetahui proses sosial assosiatif akomodasi. Ketiga kami ingin mengetahui proses sosial assosiatif assimilasi. Keempat kami ingin mengetahui dan memahami proses sosial assosiatif akulturasi. Kelima kami ingin mengetahui contoh kasus dari proses sosial assosiatif?. III. Manfaat Makalah Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut. Pertama agar kita mengetahui proses sosial assosiatif kerjasama. Kedua agar kita lebih mengetahui dan mendalami mengenai proses sosial assosiatif akomodasi. Ketiga agar kita mengetahui dan memahami proses sosial assosiatif assimilasi. Keempat agar kita dapat mengetahui proses sosial assosiatif akulturasi. Kelima agar kita dapat mengetahui contoh kasus proses sosial assosiatif.
  • 7. 7 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n BAB II PEMBAHASAN A. Kerjasama (co-operation) Definisi kerjasama menurut Soekanto (1987) adalah suatu kerjasama antara orang perorangan atau kelompok manusia, untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-group-nya). Dalam hubungannya dengan kebudayaan suatu masyarakat, maka kebudayaan itu yang mengarahkan dan mendorong terjadinya kerjasama. Pada masyarakat Indonesia umumnya, dikenal bentuk kerjasama yang tradisional seperti “gotong-royong”. Menurut Hasansulama (1983) ada beberapa faktor yang mendorong untuk terciptanya kerjasama, antara lain ialah : 1. Adanya dorongan pribadi atau orang perorangan sehubungan dengan adanya pemahaman bahwa keuntungan pribadi akan lebih mudah dicapai dengan jalan bekerjasama. 2. Adanya pengukuhan terhadap tujuan yang ingin dicapai orang perorangan, sedemikian rupa merupakan kepentingan umum yang dianggap bernilai tinggi, sehingga mendorong untuk bekerjasama. 3. Adanya dorongan yang timbul atau bersumber dari keinginan orang perorangan untuk menolong pihak-pihak lain. 4. Adanya tuntunan situasi yang dianggap membahayakan kepentingan bersama, sehingga perlu ditanggulangi bersama pula.
  • 8. 8 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n Pada kerjasama ini menurut Susanto (1977), maka interaksi antar kelompok maupun terhadap nilai-nilai dan tujuan adalah lansung dan positif. B. Akomodasi Akomodasi dalam pemunculannya dapat dipandang dari dua segi. Dari satu segi akomodasi dapat diartikan sebagai proses sosial. Dari segi lain dapat pula diartikan sebagai hasil dari interaksi sosial. Menurut Hasansulama (1983), sebagai suatu proses sosial akomodasi mencakup usaha-usaha orang atau kelompok yang ditujukan untuk meredakan suatu pertikaian sehingga tercipta suatu kemantapan kelompok dan kelangsungan hubungan antar kelompok. Sebagai hasil dari interaksi sosial pengertian akomodasi menunjuk adanya suatu situasi yang berlaku yang menggambarkan adanya suatu keseimbangan baru setelah pihak-pihak yang bertikai berbaik kembali. Sehingga dalam situasi tersebut muncul iklim baru yang menjurus ke arah terjadinya kerjasama kermbali, baik berupa perjanjian kerjasama secara tertulis maupun tidak tertulis yang sifatnya mungkin sementara. Pendapat ini senada dengan Gillin dan Gillin bahwa akomodasi adalah suatu pengertian yang dipergunakan oleh para sosiolog untuk mengambarkan suatu proses dalam hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi (adaptation) yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjukkan pada suatu proses dimana mahluk-mahluk hidup menyesuiakan dirinya dengan alam sekitarnya (Soekanto, 1987). Jadi, akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan tersebut tidak hilang kepribadiaannya.
  • 9. 9 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n C. Asimilasi Mengutip Gillin dan Gillin asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam tahap kelanjutan yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan adanya tuntutan situasi yang dianggap membahayakan kepentingan bersama, sehingga perlu ditanggulangi bersama-sama (Soekanto, 1987). Susanto (1977), mengatakan bahwa karena asimilasi adalah proses, maka asimilasi pun melalui bebrapa tahap. Tahap-tahap ini berkisar pada fase; perubahan dari nilai-nilai dan kebudayaan semula ke penerimaan cara hidup yang baru, termasuk penggunaan bahasa kelompok. Dengan singkat, maka proses asimilasi adalah proses mengakhiri kebiasaan lama dan sekaligus mempelajari dan menerima kehidupan yang baru. Dalam bentuk asimilasi mengutip Park dan Burgess maka setiap pihak akhirnya menyesuaikan diri sehingga antara kelompok-kelompok yang bertentangan telah tercapai suatu situasi adanya pengalaman bersama dan tradisi bersama (Susanto,1977). Mengutip Koentjaraningrat mengemukakan bahwa proses asimilasi timbul bila ada (Soekanto,1987) : 1. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya. 2. Orang-perorangan sebagai warga kelompok-kelompok tadi saling bergaul secara lansung dan intensif untuk waktu yang lana, sehingga 3. Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
  • 10. 10 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n Menurut Soekanto (1987), faktor-faktor yang mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah : a. Toleransi b. Kesempatan-kesempatan dibidang ekonomi yang seimbang c. Suatu sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya d. Sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat. e. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan f. Perkawinan campuran (amalgamation) g. Adanya musuh bersama diluar. D. Contoh Kasus PROSES SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIS DI PEMUKIMAN TRANSMIGRASI SPONTAN (Kasus pada Pekon Marang, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung) Oleh : Nelvia Agustina 1) Kerjasama (co-operation) Bentuk-bentuk kerjasama yang terjadi antar kelompok atnis pekon Marang sangat beragam kegiatannya seperti tabel berikut :
  • 11. 11 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n
  • 12. 12 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n 2) Akomodasi Dalam interkasi sehari-hari antara kelompok masyarakat yang berbeda latarbelakang terdapat berbagai masalah yang terjadi, namun maslaha itu dapat teratasi dengan jalan damai. Berikut bentuk akomodasi hasil di Pekon Marang pada tabel beikut : Dalam permasalahan pertama yaitu pembuatan jalan, awalnya jalan yang menghubungkan Pekon Marang dengan desa lainnya mengikuti garis pantai dan melewati tempat tinggal orang Lampung, karena memang jalan itu sudah ada sebelum masyarakat Jawa tinggal di sana. Tapi kondisi ini memberatkan bagi orang Jawa karena letak jalan tersebut jauh dari tempat
  • 13. 13 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n tinggal mereka, selain itu mereka bercocok tanam singkong dan jagung sehingga beban bawaan mereka lebih beratm dibandingkan dengan dagangan orang Lampung yang berupan lada dan kopi. Maka hasil rembuk antar warga Jawa, mereka memutuskan untuk membuat jalan penghubung baru yang lebih cepat dan melewati lokasi tempat tinggal mereka. Pembuatan jalan baru ini di tentang oleh tokoh masyarakat Lampung. Mereka mengganggap orang Jawa tidak meminta izin dan dianggap tidak sopan dan meminta agar diberhentikan pembuatan jalan tersebut. Tapi masyarakat Jawa tidak terima alasan ini, karena menurut mereka pembangunan jalan tersebut juga akan membawa keuntungan bagi masyarakat Lampung, terutama lokasi tempat tinggalnya berdekatan dengan jalan baru tersebut. Akhirnya permasalahan ini dibawa ke rapat desa yang dihadiri aparat, tokoh kedua pihak. Dalam hasil rapat, masyarakat Jawa berhasil meyakinkan masyarakat Lampung, bahwa pembangunan jalan ini tidak hanya untuk kepentingan orang Jawa saja, tapi menguntungkan juga siapa saja yang melewati jalan tersebut. Contoh lain dari akomodasi yang terjadi antar pribadi, yaitu percekcokan yang timbul karena masalah batas lahan pertanian, tetapi biasanya cepat teratasi dengan melibatkan individu yang berbatasan lahan tersebut. Hal ini dialami oleh Nizar Rasyid (34 tahun) warga Dusun Marang Inti yang sawahnya berbatasan dengan milik orang Bali, dia merasa petani Bali tersebut mengikis pematang sawah yang menjadi pembatas lahan mereka, sehingga makin lama makin menjorok ke lahannya, merasa dirugikan dia menegur orang Bali tersebut, namun orang Bali tersebut tidak mau menerima dan akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Tetapi hal ini tidak berlansung lama, karena keesokan harinya dengan kesadaran diri dan tanpa melibatkan pihak lain mereka saling memaafkan dan sama-sama memperlebar pematangan sawah tersebut.
  • 14. 14 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n 3) Asimilasi Kasus asimilasi yang terjadi antar kelompok masyarakat di Pekon Marang dapat dilihat sebagai berikut : Asimilasi dalam bidang pertanian dapat dilihat pada saat orang Lampung dan Semendo biasa menanam padi, kelapa, kopi dan lada. Kemudian orang Jawa di daerah asalnya biasa menanam padi, singkong dan jagung sama seperti orang Bali. Namun, mereka setelah tinggal dalam satu desa dan lahan mereka bersebelahan, masing-masing pihak mengamati dan mempelajari cara bercocok tanam pihak lainnya. Masyarakat Lampung dan Semendo misalnya mempelajari cara bercocok tanam singkong dan jagung orang Bali atau Jawa, tergantung pada etnis mana yang paling dekat lahannya. Sedangkan pada orang Bali dan Jawa mereka mempelajari cara bercocok tanam kelapa, kopi dan lada dari masyarakat Lampung dan Semendo. Mereka yang bertetangga lahannya juga biasanya saling bertukar informasi tentang bibit dan masalah pertanian disela-sela waktu istirahat mereka, walauupun berbeda etnis dan agama.
  • 15. 15 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n BAB III PENUTUP I. Kesimpulan Berdasarkan hasil penulisan yang dilakukan mengenai proses sosial assosiatif dalam bidang pertanian. maka penulis menyimpulkan bahwa bentuk proses sosial yang terjadi adalah (1) Kerjasama; berupa gotong-royong (2) Akomodasi; berupa penyelesaian masalah pembuatan lahan, (3) Asimilasi; berupa adanya perkawinan antar etnis dan dalam pertanian saling bertukar ilmu bercocok tanam antar etnis. II. Saran Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis menyarankan agar makalah ini dapat menjadi rujukan dan pengetahuan tentang proses sosial assosiatif dalam bidang pertanian untuk mahasiswa lainnya dan masyarakat petani tentunya.
  • 16. 16 | S o s i o l o g i K o m u n i k a s i d a n P e n y u l u h a n P e r t a n i a n DAFTAR PUSTAKA Hasansulama MI, Mahmudin E, & Tarya JS. 1983. Sosiologi Pedesaan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali. Susanto, Astrid S. 1977. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung : Binacipta.