2. Penguji Yang Terhormat :
1.dr. Chairunan Hasbullah, MARS.
2.dr. Luh Eka Purwani, M.Kes.
3.dr. Maria Selvester Thadeus, M.Biomed.
3. Masalah gizi di Indonesia cukup berat, 1,7 juta balita
terancam gizi buruk. 7,7 jt terancam terhambat
pertumbuhannya.
↓
bayi kelompok rentan gizi (usia <1th).
↓
kurang asupan zat gizi (pemberian makanan
tambahan (PMT).
Pengetahuan,
↓ Sikap, Perilaku
Ibu tentang
Ibu Makanan
Tambahan
4. MASALAH
& AREA
DAMPAK SPESIFIK
RUMUSAN
MASALAH
ELABORASI KESENJANGAN
5.
6.
7. Penyakit Infeksi
Pengetahuan Ibu
Pola Asuh Anak
Kesadaran terhadap status gizi anak
Pemberian
Sikap Ibu Makanan Asupan zat gizi STATUS
Tambahan GIZI
Ketahanan
Perilaku Ibu pangan
Pelayanan
kesehatan
Faktor Faktor Faktor
predisposisi pemungkin penguat
(Predisposing) (Enabling) (Reinforcing)
8. Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku ibu Status Gizi Bayi Usia
tentang makanan 6-12 bulan
tambahan
Variabel independent Variabel dependent
9. H1 : Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu
tentang makanan tambahan terhadap
status gizi bayi 6-12 bulan.
H2 : Terdapat hubungan antara sikap ibu
tentang makanan tambahan terhadap status gizi
bayi 6-12 bulan.
H3 : Terdapat hubungan antara perilaku ibu
tentang makanan tambahan terhadap status gizi
bayi 6-12 bulan.
25. PEMBAHASAN
Dari hasil uji Fisher Exact di dapatkan :
1. Tidak ada hubungan pengetahuan ibu
tentang makanan tambahan thdp status gizi
bayi 6-12 bulan , p=0,704.
26. • Hasil ini sesuai dengan penelitian :
• Dyah Maharani (2004) :
tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan ibu
dengan praktek pemberian MP-ASI pada bayi 6-11
bulan di Kecamatan Semarang Timur.
• Susilowati Andajani (2010) :
tidak ada hubungan signifikan antara tingkat
pengetahuan ibu dengan status gizi balita di Desa
Watugede, Malang.
27. • Tidak adanya hubungan antara pengetahuan ibu
tentang makanan tambahan terhadap status gizi bayi
dapat disebabkan karena pengetahuan merupakan
penyebab tidak langsung gangguan gizi pada bayi,
masih ada faktor lain seperti pola asuh ibu, kondisi
ekonomi, kondisi sosial, penyakit infeksi,
ketersediaan dan jangkauan pelayanan kesehatan.
28. • Faktor ini dapat berpengaruh pada kualitas konsumsi
makanan anak. Apabila kondisi ini kurang baik akan
menyebabkan gizi kurang.
• Rendahnya kualitas konsumsi pangan dipengaruhi
oleh kurangnya akses rumah tangga dan masyarakat
terhadap pangan, baik akses pangan karena masalah
ketersediaan maupun tingkat pendapatan yang
mempengaruhi daya beli rumah tangga terhadap
pangan (BAPPENAS, 2006).
31. Tidak ada hubungan sikap ibu tentang
makanan tambahan thdp status gizi bayi 6-12
bulan, p=0,214
32. • Hasil ini sesuai dengan penelitian Nuramalia
Syahrir (2010) :
tidak ada hubungan signifikan antara sikap ibu
tentang pola pemberian makanan pada balita
dengan status gizi balita di Kecamatan Padang
Timur, Padang.
33. • Sebagian besar status gizi bayi pada penelitian ini
adalah baik, dengan sikap ibu yang sebagian besar
benar dalam pemberian makanan tambahan. Sikap
merupakan faktor tidak langsung yang
mempengaruhi status gizi dan merupakan suatu
perilaku terselubung yang belum tentu akan
dilakukan oleh seseorang sesuai dengan sikapnya
(Notoatmodjo, 2007).
34. Penyebab lainnya yang mempengaruhi status gizi
seperti kondisi lingkungan sosial, kondisi ekonomi
penyebab ini sangat menentukan dalam penyediaan
pangan dan kualitas gizi makanan.
Apabila tingkat perekonomian seseorang baik maka
status gizinya akan baik. Golongan ekonomi yang
rendah lebih banyak menderita gizi kurang
dibandingkan golongan menengah ke atas
(Arisman, 2004 dan Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2005).
35. Hub. Perilaku ibu tentang makanan
tambahan terhadap status gizi
bayi 6-12 bulan
36.
37. Tidak ada hubungan perilaku ibu tentang
makanan tambahan thdp status gizi, p=1,000
38. • Hasil ini sesuai dengan penelitian Nuramalia Syahrir
(2010) yang menyatakan tidak ada hubungan
signifikan antara perilaku ibu memberikan makanan
pada bayi dengan status gizi bayi.
39. • Sebagian besar ibu mempunyai perilaku yang benar dalam
memberikan makanan sesuai usia anak. Kelompok usia 6-12
bulan akan mempengaruhi tindakan ibu dalam memberikan
makanan.
• Tidak adanya hubungan antara perilaku ibu tentang makanan
tambahan terhadap status gizi bayi dapat disebabkan karena
perilaku merupakan faktor tidak langsung. Penyebab lainnya
yang mempengaruhi status gizi seperti pola asuh ibu,kondisi
ekonomi kondisi sosial, jangkauan dan ketersediaan
pelayanan kesehatan, penyakit infeksi (Arisman, 2004).
40. • Apabila kondisi faktor tersebut kurang baik menyebabkan gizi
kurang. Rendahnya kualitas konsumsi pangan dipengaruhi
oleh kurangnya akses rumah tangga dan masyarakat terhadap
pangan, baik akses pangan karena masalah ketersediaan
maupun tingkat pendapatan yang mempengaruhi daya beli
rumah tangga terhadap pangan (BAPPENAS, 2006).
Pengetahuan sesorang yang kurang belum tentu di sertai
dengan perilaku yang kurang benar.
41. KESIMPULAN
1. Karakteristik Ibu bayi dalam penelitian ini berumur 20-30
tahun.
2. Karakteristik Ibu bayi dalam penelitian ini tidak bekerja.
3. Karakteristik Ibu bayi dalam penelitian ini adalah
berpendidikan terakhir SMP.
4. Karakteristik bayi dalam penelitian ini, umur bayi mayoritas
adalah bayi berusia 12 bulan sebagian besar laki-laki.
5. Status gizi bayi di Posyandu RW 21 Sukmajaya, Depok di
dominsasi oleh kategori status gizi baik.
6. Pengetahuan ibu bayi tentang makanan tambahan sebagian
besar baik.
7. Sebagian besar ibu bayi mempunyai sikap yang benar dalam
hal pemberian makanan tambahan.
42. Kesimpulan
8. Perilaku ibu dalam hal keaktifan pemberian makanan
tambahan pada bayi sebagian benar.
9. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang makanan
tambahan terhadap status gizi bayi 6-12 bulan .