Dokumen tersebut membahas tokoh-tokoh yang mengatasi masalah disintegrasi bangsa di Indonesia melalui penumpasan berbagai pemberontakan seperti PRRI, PKI Madiun, DI/TII, dan APRA. Tokoh-tokoh kunci yang disebutkan dalam dokumen ini antara lain Kolonel A.E. Kawilarang, Kolonel Gatot Subroto, Jenderal Sarbini, Jenderal Sutarman, dan Kolonel Lembong.
2. KOLONEL A.E. KAWILARANG
(Tokoh Penyelesaian pembrontakan RMS,ANDI
AZIZ,DAN PEMBERONTAKN KAHAR MUZAKAR)
Dalam kedudukannya ini,
Kawilarang memimpin Pasukan
Ekspedisi dalam Operasi
Penumpasan Pemberontakan Andi
Azis di Makassar,
pemberontakan Republik Maluku
Selatan (RMS) di Maluku, dan
Pemberontakan Kahar
Muzakkar di Sulawesi Selatan.
Pada April 1951, ia merintis
pembentukan komando pasukan
khusus TNI dengan nama Kesatuan
Koma
3. RMS ( Republik Maluku Selatan )
Cara Penumpasan : Setelah cara diplomasi Dr. Leimena
gagal maka dilakukan Gerakan Operasi Militer III.
Operasi ini dipimpin oleh Kolonel Kawilarang dengan
peristiwa Letkol Slamet Riyadi tewas tertembak dalam
sebuah kontak senjata di depan benteng Nieuw Victoria.
4. Cara Penumpasan: Pemerintah mengajak rakyat ( Gerakan
Operasi Militer I ) dan melakukan penyitaan dan pelarangan
terhadap beberapa surat kabar berhaluan komunis
Hasil : Pemberontak ditumpas dan Madiun direbut kembali
PKI MADIUN 1948
6. Tokoh Penumpas Disintegrasi
OPERASI PENUMPASAN PRRI
Untuk menumpas pemberontakan PRRI
di Sumatra, segera disiapkan operasi
gabungan yang terdiri dari unsur-unsur
darat, laut, dan udara.
Pertama-tama dilancarkan Operasi Tegas
dibawah pimpinan Letnan Kolonel
Kaharuddin Nasution untuk menguasai
daerah Riau. Pertimbangannya adalah
untuk mengamankan instalasi-instalasi
minyak asing di daerah tersebut dan
untuk mencegah campur tangan asing
dengan dalih menyelamatkan warga
negara dan miliknya. Kota Pekanbaru
berhasil dikuasai pada tanggal 12 Mei
1958.
7. Untuk mengamankan daerah Sumatra Barat dilancarkan
Operasi 17 Agustus di bawah pimpinan Kolonel Ahmad Yani.
Pada tanggal 17 Apri di Padang dapat dikuasai oleh pasukan
Angkatan Perang dan pada tanggal 4 Mei menyusul Kota
Bukittinggi.
Sementara itu di daerah Sumatra Utara dilancarkan Operasi
Saptamarga di bawah pimpinan Brigadir Jenderal
Djatikusumo. Untuk daerah Sumatra Selatan dilancarkan
Operasi Sadar di bawah pimpinan Letnan Kolonel Dr. Ibnu
Sutowo.
Pimpinan PRRI akhirnya menyerah satu persatu. Pada tanggal
29 Mei 1961 secara resmi Achmad Husein melaporkan diri
dengan pasukannya, disusul oleh tokoh PRRI yang lain, baik
militer maupun sipil.
8. Tokoh Penyelesai Masalah
Disintegrasi ANDI AZIZ
CaraPenumpasan :
Mengirimkan pasukan di
bawah KolonelAlex
Kawilarangdan hasilnya
Pada Tanggal15 April
1950 AndiAziz datang
sendiri ke Jakarta untuk
Menyerahkan diri.
9. PENUMPASANPEMBERONTAKANDI/TI DI
BERBAGAI DAERAH
a. Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Untuk memadamkan pemberontakan Ibnu Hajar itu, pemerintah
menempuh 2 upaya yaitu upaya damai dan operasi militer. Ketika upaya
damai dilakukan, pemerintah berhasil mengajak Ibnu Hajar dan kawan-
kawan menghentikan petualangannya dan kembali dalam kesatuan TNI.
Namun, setelah bergabung dan mendapatkabn persenjataan kembali
akhirnya Ibnu Hajar kembali melakukan petualangannya. Kemudian,
pemerintah melakukan operasi militer dengan mengirim kesatuan-
kesatuan TNI siap tempur.
b. .Gerakan DI/TII di Jawa Tengah
Untuk menumpas petualangan gerakan DI/TII di Jawa Tengah,
pemerintah membentuk Komando operasi yang diberi nama
Gerakan Banteng Negara (GBN) pada bulan Januari 1950 di bawah
pimpinan Kolonel Sarbini, Letkol M. Bahrum, dan Letkol Ahmad
Yani.
10. C. GerakanDI/TIIdi Sulawesi Selatan
Tanggal 17 Agustus 1951, Kahar Muzakar bersama anak buahnya
melarikan diri ke dalam hutan dengan memmbawa persenjataan
militer. Pada tahun 1952, ia memproklamasikan berdirinya NII di
Sulawesi Selatan. Pemerintah memutuskan untuk menumpas
pemberontakan itu. Berkat upaya yang gigih dari TNI, akhirnya pada
bulan Februari 1965 Kahar Muzakar dapat ditembak mati. Di samping
itu , oranng kedua dari Kahar Muzakar yaitu Gerungan, pada bulan
Juli 1965 berhasil ditangkap. Dengan ini maka berakhirlah Di/TII di
Sulawesi Selatan.
11. Gerakan DI/TII di Aceh
Untuk menghentikan petualangan DI/TII tersebut, pemerintah
menjalankan operasi militer. Namun, karena kuatnya pengaruh Daud
Beureuh, operasi militer tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
Oleh karena itu pemerintah kembali melakukan upaya baru, yaitu
diplomasi adan musyawarah.
Panglima Kodam I/ Iskandar Muda Kolonel Mohammad Yasin
memprakarsai Musayawarah Kerukunan Rakyat Aceh, yang
mempertemukan Daud Beureuh, tokoh-tokoh ulama Aceh, dan
pemerintah. Dari musyawarah itu, Daud Beureuh menyadari
kesalahannya. Dengan demikian berakhirlah pemberontakan Di/TII di
Aceh.
13. UPAYA PENUMPASANAPRA
Aksi pertama yang dijalankan APRA adalah
menyerbu kota Bandung pada tanggal 23 Januari
1950 dan menduduki Markas Staf Kwartir Divisi
Siliwangi. Karena serangan yang begitu tiba-tiba ini ,
pasukan TNI Siliwangi kelabakan. Salah satu perwira
TNI Siliwangi, Letnan Kolonel Lembong gugur dalam
pertempuran ini.
Untuk membebaskan kota Bandung, Markas besar
APRI di Jakarta segera mengirimkan bantuannya. Di
samping itu , dilakukan perundingan antara Perdana
Menteri RIS Moh.Hatta dan para komisaris tinggi
Belanda untuk menghentikan aksi APRA tersebut.
Mayor Jendral Engels mendesak Westerling untuik
meninggalkan kota Bandung.