SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
EVALUASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DEMAM
BERDARAH DENGUE (DBD)
DI KOTA PADANG
TAHUN 2022
Fitri Yusya (2221211004)
Table of contents
PENDAHULUAN
01
RENCANA INTERVENSI
SISTEM SURVEILANS
03
ANALISIS
KELEMAHAN SISTEM
SURVEILANS
02
PENUTUP
04 05
HASIL EVALUASI
PENDAHULUAN
01
Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut
WHO merupakan penyakit yang disebabkan
oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi
oleh salah satu empat tipe virus dengue
dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot, dan nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia, dan diathesis hemoragik.
DBD merupakan penyakit endemik di
daerah tropis dan subtropis yang muncul
sepanjang tahun.
Menurut data WHO tahun 2020, insiden DBD meningkat
lebih dari 8 kali lipat selama dua dekade terakhir, dari
505.430 kasus pada tahun 2000, menjadi lebih dari 2,4 juta
pada tahun 2010, dan 5,2 juta pada tahun 2019. Kematian
yang dilaporkan antara tahun 2000 dan 2015 meningkat
dari 960 menjadi 4032. Incidence Rate DBD di Indonesia
sebesar 40 per 100.000 penduduk pada tahun 2020.
Sumatera Barat termasuk ke dalam sepuluh besar
Incidence Rate DBD tertinggi di Indonesia, sedangkan di
Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Barat berada di urutan
kedua tertinggi setelah Kepri.
Berdasarkan laporan
Surveilans Terpadu
Penyakit DBD Dinas
Kesehatan Kota
Padang pada bulan
Januari-September
2022 terdapat 452
kasus. Peningkatan
kasus hampir dua kali
lipat terjadi pada
Bulan September
sebanyak 93 kasus.
Pelaksanaan sistem
surveilans epidemiologi
sebagai upaya
pemberantasan
penyakit penting untuk
dilaksanakan. Apabila
kegiatan surveilans
epidemiologi DBD
dilaksanakan dengan
baik, diharapkan
mampu menekan
angka kejadian DBD.
Angka kejadian DBD
mengalami fluktuasi
dari tahun ke tahun.
Jumlah kasus DBD
tahun 2020 terdapat
sebanyak 292 kasus
(IR=30,3 per 100.000
penduduk, CFR=0,3)
kemudian tahun 2021
terdapat 366 kasus
(IR=37,2 per 100.000
penduduk, CFR=0,5)
KOTA PADANG
Tujuan Khusus
Mengevaluasi sistem
surveilans epidemiologi
Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Dinas Kesehatan
Kota Padang
Menganalisis faktor
penyebab kelemahan sistem
surveilans epidemiologi DBD
di Dinas Kesehatan Kota
Padang.
Mendeskripsikan sistem
surveilans epidemiologi
Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Dinas Kesehatan
Kota Padang
Menjelaskan hasil evaluasi
dari implementasi atau
intervensi yang dilakukan.
Merencanakan implementasi
atau intervensi sistem
surveilans epidemiologi
Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Dinas Kesehatan
Kota Padang.
ANALISIS KELEMAHAN
SISTEM SURVEILANS
02
Metode Evaluasi Surveilans DBD
Rancangan evaluasi sistem surveilans DBD
merupakan desain studi deskriptif. Laporan
ini termasuk ke dalam penelitian evaluatif
dimana mengevaluasi dan menilai suatu
kegiatan menggunakan pendekatan
kualitatif untuk memperoleh informasi
mendalam dari sumber data tentang
kegiatan yang dilakukan untuk menjelaskan
keadaan sebenarnya di lapangan. Data
didapatkan melalui telaah dokumen,
wawancara petugas surveilans dan
pemegang program DBD.
Ketenagaan (Man)
Petugas surveilans dan pemegang
program DBD berjumlah satu orang
dengan tugas rangkap, begitu juga
pada 24 Puskesmas di Kota Padang
Evaluasi Komponen Input Surveilans DBD
Pendanaan (Money)
Dana dialokasikan lebih banyak
diprioritaskan kepada hal-hal teknis
berupa peralatan dan pelaksanaan
fogging
Metode (Method)
Dalam pelaksanaan surveilans DBD
meliputi evaluasi terhadap ketersediaan
pedoman evaluasi surveilans DBD dan
evaluasi terhadap ketersediaan SOP
surveilans DBD.
Material-Machine
Ketersediaan sarana dan
prasarana (material-machine)
sudah mencukupi untuk
pelaksanaan surveilans DBD.
Pengumpulan Data
Kurangnya koordinasi dan kerjasama
pada beberapa Rumah Sakit untuk
dapat melaporkan kasus DBD kepada
Dinas Kesehatan Kota Padang (lost to
contact).
Evaluasi Komponen Proses
Surveilans DBD
Pengolahan Data
Laporan kasus dari puskesmas setiap
bulannya direkap pada laporan Surveilans
Terpadu Penyakit (STP) yang diolah
menggunakan microsoft excell.
Analisis dan Interpretasi Data
Analisis deskriptif berupa gambaran
distribusi kasus berdasarkan variabel
epidemiologi sudah dilaksanakan.
Interpretasi ditampilkan dalam bentuk
tabel, dan grafik.
Diseminasi dan Umpan Balik
Bentuk penyebarluasan informasi diberikan
kepada pihak yang membutuhkan data,
Dinkesprov memberikan umpan balik berupa
pengecekan kembali terkait spesifikasi
informasi yang telah dilaporkan
Analisis Data SKDR dan STP Tahun 2022
Evaluasi Komponen Output Surveilans
Flexibility
Menerapkan sistem surveilans
penyakit menular dan
menyesuaikan pedoman dan
Keputusan Menteri Kesehatan
Simplicity
Informasi dalam tabel sudah
menggambarkan keadaan kasus
DBD secara jelas, petugas surveilans
Dinkes sudah terampil dalam
menginterpretasikan data kasus
Acceptibility
Dalam hal akseptabilitas
masih perlu ditingkatkan
mengingat masih rendahnya
informasi mengenai DBD
yang diperoleh Puskesmas
Sensitivity
Belum memiliki sensitivitas
yang baik dalam mengetahui
kasus DBD yang terjadi.
01
02
03
04
Evaluasi Komponen Output
Representativeness
Masih banyak data pasien yang
kurang lengkap seperti nama
pasien, alamat pasien, tanggal
dirawat dan tanggal keluar dari RS
Positif Predictive Value
Pemastian diagnosis kasus DBD
dilakukan oleh dokter di RS dengan
memperhatikan gejala klinis dan
pemeriksaan laboratorium
Timeliness
Laporan baik dari segi ketepatan
maupun kelengkapan yang
dilakukan selama ini belum
mencapai 100%.
05
06
07
Analisis Masalah Prioritas
dengan Metode CARL
Alternatif Pemecahan Masalah
Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
RENCANA INTERVENSI
SISTEM SURVEILANS
03
Intervensi yang akan dilakukan yaitu pada aspek metode
pelaporan data kasus. Intervensi dengan cara pengembangan
sistem pelaporan Rumah Sakit untuk meminimalkan hambatan
laporan yang masuk ke Dinkes dan Puskesmas serta
pelaksanaan surveilans aktif rumah sakit.
ASPEK YANG
DIINTERVENSI
Pelaksanaan surveilans
aktif RS oleh petugas
surveilans setiap bulan
Komitmen bersama
semua RS melaporkan
jika terdapat kasus DBD
Pemanfaatan google
spreasheet untuk
rekapitulasi data kasus
Metode Intervensi
Intervensi Format Pelaporan Data Kasus
Cara Evaluasi
Evaluasi Jangka Pendek
Memastikan surveilans aktif RS sudah
terlaksana dan semua Rumah Sakit sudah
berkomitmen untuk melakukan pelaporan
setiap ada kasus DBD
01
Evaluasi Jangka Panjang
Menilai kesesuaian pelaporan data kasus
DBD yang dilaporkan berdasarkan yang
terdapat pada google spreadsheet dengan
laporan surveilans terpadu
02
HASIL EVALUASI
04
Petugas surveilans
DBD puskesmas
menindaklanjuti dan
melaksanakan PE
setiap adanya kasus
di wilayah kerjanya
dengan segera
sehingga adanya
kemungkinan kasus
baru dapat segera
dicegah.
Laporan bulanan kasus
yang diberikan oleh
puskesmas dan rumah
sakit melalui laporan
surveilans terpadu
sesuai dengan laporan
yang terdata pada
google spreadsheet
serta lengkap.
Setiap RS melaporkan
setiap adanya kasus
DBD melalui metode
yang telah disepakati.
Petugas surveilans
Dinkes juga sudah
melaksanakan
surveilans aktif
melalui kunjungan
rutin setiap bulannya
ke rumah sakit.
Kesimpulan dan Saran
05
Sistem surveilans DBD di Dinas Kesehatan Kota Padang meliputi
proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data,
serta penyajian informasi kepada pemegang kebijakan,
penyelenggara program dan stakeholders terkait tentang situasi
dan penularan penyakit untuk dilakukan tindakan pengendalian
secara efektif dan efisien.
KESIMPULAN
Pelaksanaan sistem surveilans epidemiologi DBD di Dinas
Kesehatan Kota Padang belum optimal karena tidak semua
Rumah Sakit yang melaporkan segera adanya kasus sehingga
data belum memiliki sensitivitas dan representatif yang baik dalam
mengetahui adanya kasus
KESIMPULAN
Penyebab kelemahan sistem surveilans DBD di Dinas
Kesehatan Kota Padang karena masih mengutamakan
surveilans pasif rumah sakit, petugas yang memiliki tugas
rangkap dan data kasus yang tidak lengkap
KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan intervensi sistem surveilans epidemiologi
melalui intervensi metode pelaporan data kasus dengan cara
pengembangan sistem pelaporan Rumah Sakit dan pelaksanaan
surveilans aktif RS untuk meminimalkan hambatan laporan yang
masuk ke Dinkes dan Puskesmas.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan intervensi terhadap sistem surveilans
epidemiologi DBD di Dinas Kesehatan Kota Padang diharapkan
diperoleh hasil evaluasi memenuhi syarat output surveilans
sensitivity yaitu memiliki sensitivitas yang baik dalam mengetahui
kasus DBD yang terjadi serta representatif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis faktor penyebab
kelemahan sistem surveilans epidemiologi DBD dan
rencana intervensi yang diberikan diharapkan Dinas
Kesehatan Kota Padang dapat melaksanakan
rencana intervensi yang direkomendasikan dan
sistem surveilans menjadi lebih baik serta mampu
mendeteksi kasus dengan cepat sehingga dapat
menurunkan angka kejadian DBD di Kota Padang.
SARAN
THANK YOU

More Related Content

Similar to PPT Surveilans DBD.pptx

Implementasi Layanan Primer DKI jakarta.pptx
Implementasi Layanan Primer DKI jakarta.pptxImplementasi Layanan Primer DKI jakarta.pptx
Implementasi Layanan Primer DKI jakarta.pptx
ipung24
 
Seminar Delapan Komponen Inti WHO - Surveilans(1).pdf
Seminar Delapan Komponen Inti WHO - Surveilans(1).pdfSeminar Delapan Komponen Inti WHO - Surveilans(1).pdf
Seminar Delapan Komponen Inti WHO - Surveilans(1).pdf
yustinabudi
 
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
HafisNayotama
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
teeka180806
 
03 MI 1 PB-3 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi (1).ppt
03 MI 1 PB-3  Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi (1).ppt03 MI 1 PB-3  Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi (1).ppt
03 MI 1 PB-3 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi (1).ppt
ribe20101
 
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
MuharinaMuharina
 
Buku evaluasi indikator 2010 2012
Buku evaluasi indikator 2010   2012Buku evaluasi indikator 2010   2012
Buku evaluasi indikator 2010 2012
Ditjen P2P
 

Similar to PPT Surveilans DBD.pptx (20)

Implementasi Layanan Primer DKI jakarta.pptx
Implementasi Layanan Primer DKI jakarta.pptxImplementasi Layanan Primer DKI jakarta.pptx
Implementasi Layanan Primer DKI jakarta.pptx
 
juknis silantor (1).pdf
juknis silantor (1).pdfjuknis silantor (1).pdf
juknis silantor (1).pdf
 
Seminar Delapan Komponen Inti WHO - Surveilans(1).pdf
Seminar Delapan Komponen Inti WHO - Surveilans(1).pdfSeminar Delapan Komponen Inti WHO - Surveilans(1).pdf
Seminar Delapan Komponen Inti WHO - Surveilans(1).pdf
 
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
5009-Article Text-14741-1-10-20221010.pdf
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
 
Problematika PISPK 2022. MP. Helena.pptx
Problematika PISPK 2022. MP. Helena.pptxProblematika PISPK 2022. MP. Helena.pptx
Problematika PISPK 2022. MP. Helena.pptx
 
PPT PENYUSUNAN LAPORAN AKTUALISASI.pdf
PPT PENYUSUNAN LAPORAN AKTUALISASI.pdfPPT PENYUSUNAN LAPORAN AKTUALISASI.pdf
PPT PENYUSUNAN LAPORAN AKTUALISASI.pdf
 
Laporan kegiatan surveilans
Laporan kegiatan surveilansLaporan kegiatan surveilans
Laporan kegiatan surveilans
 
496712-none-0a524588.pdf
496712-none-0a524588.pdf496712-none-0a524588.pdf
496712-none-0a524588.pdf
 
Jurnal lutfi.pptx
Jurnal lutfi.pptxJurnal lutfi.pptx
Jurnal lutfi.pptx
 
PIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptx
PIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptxPIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptx
PIS-PK masa Pandemi COVID19_090620.pptx
 
Tugas individu 1 040622.pptx
Tugas individu 1 040622.pptxTugas individu 1 040622.pptx
Tugas individu 1 040622.pptx
 
03 MI 1 PB-3 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi (1).ppt
03 MI 1 PB-3  Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi (1).ppt03 MI 1 PB-3  Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi (1).ppt
03 MI 1 PB-3 Surveilans Epidemiologi- fundamental Epidemiologi (1).ppt
 
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
 
Buku evaluasi indikator 2010 2012
Buku evaluasi indikator 2010   2012Buku evaluasi indikator 2010   2012
Buku evaluasi indikator 2010 2012
 
Penjelasan capaian KBK 2022.ppt
Penjelasan capaian KBK 2022.pptPenjelasan capaian KBK 2022.ppt
Penjelasan capaian KBK 2022.ppt
 
Penjelasan capaian KBK 2022.ppt
Penjelasan capaian KBK 2022.pptPenjelasan capaian KBK 2022.ppt
Penjelasan capaian KBK 2022.ppt
 
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
 
10 IMPLEMENTASI Sistem Iinformasi Kes DI Puskesmas.pptx
10 IMPLEMENTASI Sistem Iinformasi Kes DI Puskesmas.pptx10 IMPLEMENTASI Sistem Iinformasi Kes DI Puskesmas.pptx
10 IMPLEMENTASI Sistem Iinformasi Kes DI Puskesmas.pptx
 

Recently uploaded

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 

Recently uploaded (20)

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 

PPT Surveilans DBD.pptx

  • 1. EVALUASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PADANG TAHUN 2022 Fitri Yusya (2221211004)
  • 2. Table of contents PENDAHULUAN 01 RENCANA INTERVENSI SISTEM SURVEILANS 03 ANALISIS KELEMAHAN SISTEM SURVEILANS 02 PENUTUP 04 05 HASIL EVALUASI
  • 4. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut WHO merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi oleh salah satu empat tipe virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diathesis hemoragik. DBD merupakan penyakit endemik di daerah tropis dan subtropis yang muncul sepanjang tahun.
  • 5. Menurut data WHO tahun 2020, insiden DBD meningkat lebih dari 8 kali lipat selama dua dekade terakhir, dari 505.430 kasus pada tahun 2000, menjadi lebih dari 2,4 juta pada tahun 2010, dan 5,2 juta pada tahun 2019. Kematian yang dilaporkan antara tahun 2000 dan 2015 meningkat dari 960 menjadi 4032. Incidence Rate DBD di Indonesia sebesar 40 per 100.000 penduduk pada tahun 2020. Sumatera Barat termasuk ke dalam sepuluh besar Incidence Rate DBD tertinggi di Indonesia, sedangkan di Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Barat berada di urutan kedua tertinggi setelah Kepri.
  • 6. Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit DBD Dinas Kesehatan Kota Padang pada bulan Januari-September 2022 terdapat 452 kasus. Peningkatan kasus hampir dua kali lipat terjadi pada Bulan September sebanyak 93 kasus. Pelaksanaan sistem surveilans epidemiologi sebagai upaya pemberantasan penyakit penting untuk dilaksanakan. Apabila kegiatan surveilans epidemiologi DBD dilaksanakan dengan baik, diharapkan mampu menekan angka kejadian DBD. Angka kejadian DBD mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Jumlah kasus DBD tahun 2020 terdapat sebanyak 292 kasus (IR=30,3 per 100.000 penduduk, CFR=0,3) kemudian tahun 2021 terdapat 366 kasus (IR=37,2 per 100.000 penduduk, CFR=0,5) KOTA PADANG
  • 7. Tujuan Khusus Mengevaluasi sistem surveilans epidemiologi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dinas Kesehatan Kota Padang Menganalisis faktor penyebab kelemahan sistem surveilans epidemiologi DBD di Dinas Kesehatan Kota Padang. Mendeskripsikan sistem surveilans epidemiologi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dinas Kesehatan Kota Padang Menjelaskan hasil evaluasi dari implementasi atau intervensi yang dilakukan. Merencanakan implementasi atau intervensi sistem surveilans epidemiologi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dinas Kesehatan Kota Padang.
  • 9. Metode Evaluasi Surveilans DBD Rancangan evaluasi sistem surveilans DBD merupakan desain studi deskriptif. Laporan ini termasuk ke dalam penelitian evaluatif dimana mengevaluasi dan menilai suatu kegiatan menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi mendalam dari sumber data tentang kegiatan yang dilakukan untuk menjelaskan keadaan sebenarnya di lapangan. Data didapatkan melalui telaah dokumen, wawancara petugas surveilans dan pemegang program DBD.
  • 10. Ketenagaan (Man) Petugas surveilans dan pemegang program DBD berjumlah satu orang dengan tugas rangkap, begitu juga pada 24 Puskesmas di Kota Padang Evaluasi Komponen Input Surveilans DBD Pendanaan (Money) Dana dialokasikan lebih banyak diprioritaskan kepada hal-hal teknis berupa peralatan dan pelaksanaan fogging Metode (Method) Dalam pelaksanaan surveilans DBD meliputi evaluasi terhadap ketersediaan pedoman evaluasi surveilans DBD dan evaluasi terhadap ketersediaan SOP surveilans DBD. Material-Machine Ketersediaan sarana dan prasarana (material-machine) sudah mencukupi untuk pelaksanaan surveilans DBD.
  • 11. Pengumpulan Data Kurangnya koordinasi dan kerjasama pada beberapa Rumah Sakit untuk dapat melaporkan kasus DBD kepada Dinas Kesehatan Kota Padang (lost to contact). Evaluasi Komponen Proses Surveilans DBD Pengolahan Data Laporan kasus dari puskesmas setiap bulannya direkap pada laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) yang diolah menggunakan microsoft excell. Analisis dan Interpretasi Data Analisis deskriptif berupa gambaran distribusi kasus berdasarkan variabel epidemiologi sudah dilaksanakan. Interpretasi ditampilkan dalam bentuk tabel, dan grafik. Diseminasi dan Umpan Balik Bentuk penyebarluasan informasi diberikan kepada pihak yang membutuhkan data, Dinkesprov memberikan umpan balik berupa pengecekan kembali terkait spesifikasi informasi yang telah dilaporkan
  • 12. Analisis Data SKDR dan STP Tahun 2022
  • 13. Evaluasi Komponen Output Surveilans Flexibility Menerapkan sistem surveilans penyakit menular dan menyesuaikan pedoman dan Keputusan Menteri Kesehatan Simplicity Informasi dalam tabel sudah menggambarkan keadaan kasus DBD secara jelas, petugas surveilans Dinkes sudah terampil dalam menginterpretasikan data kasus Acceptibility Dalam hal akseptabilitas masih perlu ditingkatkan mengingat masih rendahnya informasi mengenai DBD yang diperoleh Puskesmas Sensitivity Belum memiliki sensitivitas yang baik dalam mengetahui kasus DBD yang terjadi. 01 02 03 04
  • 14. Evaluasi Komponen Output Representativeness Masih banyak data pasien yang kurang lengkap seperti nama pasien, alamat pasien, tanggal dirawat dan tanggal keluar dari RS Positif Predictive Value Pemastian diagnosis kasus DBD dilakukan oleh dokter di RS dengan memperhatikan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium Timeliness Laporan baik dari segi ketepatan maupun kelengkapan yang dilakukan selama ini belum mencapai 100%. 05 06 07
  • 19. Intervensi yang akan dilakukan yaitu pada aspek metode pelaporan data kasus. Intervensi dengan cara pengembangan sistem pelaporan Rumah Sakit untuk meminimalkan hambatan laporan yang masuk ke Dinkes dan Puskesmas serta pelaksanaan surveilans aktif rumah sakit. ASPEK YANG DIINTERVENSI
  • 20. Pelaksanaan surveilans aktif RS oleh petugas surveilans setiap bulan Komitmen bersama semua RS melaporkan jika terdapat kasus DBD Pemanfaatan google spreasheet untuk rekapitulasi data kasus Metode Intervensi
  • 22. Cara Evaluasi Evaluasi Jangka Pendek Memastikan surveilans aktif RS sudah terlaksana dan semua Rumah Sakit sudah berkomitmen untuk melakukan pelaporan setiap ada kasus DBD 01 Evaluasi Jangka Panjang Menilai kesesuaian pelaporan data kasus DBD yang dilaporkan berdasarkan yang terdapat pada google spreadsheet dengan laporan surveilans terpadu 02
  • 24. Petugas surveilans DBD puskesmas menindaklanjuti dan melaksanakan PE setiap adanya kasus di wilayah kerjanya dengan segera sehingga adanya kemungkinan kasus baru dapat segera dicegah. Laporan bulanan kasus yang diberikan oleh puskesmas dan rumah sakit melalui laporan surveilans terpadu sesuai dengan laporan yang terdata pada google spreadsheet serta lengkap. Setiap RS melaporkan setiap adanya kasus DBD melalui metode yang telah disepakati. Petugas surveilans Dinkes juga sudah melaksanakan surveilans aktif melalui kunjungan rutin setiap bulannya ke rumah sakit.
  • 26. Sistem surveilans DBD di Dinas Kesehatan Kota Padang meliputi proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data, serta penyajian informasi kepada pemegang kebijakan, penyelenggara program dan stakeholders terkait tentang situasi dan penularan penyakit untuk dilakukan tindakan pengendalian secara efektif dan efisien. KESIMPULAN
  • 27. Pelaksanaan sistem surveilans epidemiologi DBD di Dinas Kesehatan Kota Padang belum optimal karena tidak semua Rumah Sakit yang melaporkan segera adanya kasus sehingga data belum memiliki sensitivitas dan representatif yang baik dalam mengetahui adanya kasus KESIMPULAN
  • 28. Penyebab kelemahan sistem surveilans DBD di Dinas Kesehatan Kota Padang karena masih mengutamakan surveilans pasif rumah sakit, petugas yang memiliki tugas rangkap dan data kasus yang tidak lengkap KESIMPULAN
  • 29. Pelaksanaan kegiatan intervensi sistem surveilans epidemiologi melalui intervensi metode pelaporan data kasus dengan cara pengembangan sistem pelaporan Rumah Sakit dan pelaksanaan surveilans aktif RS untuk meminimalkan hambatan laporan yang masuk ke Dinkes dan Puskesmas. KESIMPULAN
  • 30. Setelah dilakukan intervensi terhadap sistem surveilans epidemiologi DBD di Dinas Kesehatan Kota Padang diharapkan diperoleh hasil evaluasi memenuhi syarat output surveilans sensitivity yaitu memiliki sensitivitas yang baik dalam mengetahui kasus DBD yang terjadi serta representatif. KESIMPULAN
  • 31. Berdasarkan hasil analisis faktor penyebab kelemahan sistem surveilans epidemiologi DBD dan rencana intervensi yang diberikan diharapkan Dinas Kesehatan Kota Padang dapat melaksanakan rencana intervensi yang direkomendasikan dan sistem surveilans menjadi lebih baik serta mampu mendeteksi kasus dengan cepat sehingga dapat menurunkan angka kejadian DBD di Kota Padang. SARAN