2. PENDAHULUAN
• Pandemi belum selesai
• Perkembangan penyakit sangat dinamis (mutasi virus,
long covid, positif persisten, reinfeksi, vaksin)
• Pengobatan masih empiric karena belum ada obat yg
definitif.
• Pencegahan menjadi hal yg utama
• Vaksinasi sebagai salah satu unsur pencegahan
3. REINFEKSI SARS-CO-V 2
• Mekanisme utama belum diketahui secara pasti, namun sudah ada laporan reinfeksi
terjadi karena dua virus dengan tipe yang berbeda yang telah dibuktikan dengan
analisis genome.
• Hal tersebut tidak menutup kemungkinan reinfeksi terjadi karena satu virus dengan
tipe yang sama dan mengalami reaktivasi
• Antibodi yg terbentuk menghilang setelah 3- 12 bulan
• Perkiraan mekanisme yang dapat menjelaskan mengapa infeksi sekunder lebih
berat, adalah:.
• Kadar virus yang sangat tinggi pada infeksi kedua
• Kemungkinan bahwa infeksi ulang disebabkan oleh virus yang lebih ganas
• Peningkatan respon imun terkait antibodi, yaitu di mana sel-sel imunitas yang memiliki
reseptor Fc,terinfeksi virus yang mengikat antibodi tertentu.
• Mekanisme ini telah terlihat sebelumnya pada betacoronavirus yang menyebabkan
sindrom pernafasan akut yang parah
Tillett RL, Sevinsky JR, Hartley PD, Kerwin H, Crawford N, Gorzalski A, et al. Genomic evidence for reinfection with SARS-CoV-2: a case study. The Lancet Infectious Diseases.
4. POSITIF PERSISTEN
• Pasien yang sudah perbaikan
kondisi pasca terdiagnosis COVID-
19, namun hasil RT-PCR tidak
konversi menjadi (-) virus masih
“terdeteksi”
• Alat RT-PCR masih dapat
mendeteksi komponen virus yang
sudah inaktif
• Beberapa penelitian menemukan
pasien yang sudah tidak
menunjukkan gejala masih dapat
memperlihatkan hasil (+) pada
RT-PCR
https://www.cdc.gov/coronavirus
• Penelitian di Korea ditemukan
bahwa walaupun sudah tidak
ditemukan virus yang dapat
bereplikasi 3 minggu setelah onset
gejala pertama di tubuh pasien,
SARS-CoV-2 RNA masih terdeteksi
di spesimen pemeriksaan RT-PCR
hingga 12 Minggu (Korea CDC,
2020; Li et al., 2020; Xiao et al,
2020)
• Spesimens dari pasien yang sudah
dinyatakan recovered namun
memiliki RT-PCR positif karena
muncul gejala lagi (reinfeksi) tidak
terdeteksi replication-competent
virus (Korea CDC, 2020; Lu et al.,
2020).
5. FENOMENA LONG COVID-19
• Pasien Covid-19 seharusnya mengalami
recovery setelah 2-6 minggu.
• Pada beberapa orang, beberapa gejala
dapat bertahan atau muncul Kembali
setelah berminggu- minggu hingga
berbulan- bulan setelah pulih.
• Diantara usia 18-34 tahun dengan
kesehatan yang baik, sekitar 20%
dilaporkan mengalami prolonged
symptoms.
• Faktor risiko: hipertensi, obesitas, kondisi
Kesehatan mental.
World Health Organization. Long-term Effects of Covid-19. Geneva: World Health Organization; 2020
Fatigue
Batuk,
kongesti,
sesak napas
Anosmia,
ageusia
Sakit kepala,
nyeri-nyeri
badan
Diare, mual
Nyeri
abdomen dan
nyeri dada
Confusion
6. SINDROMA PASCA-COVID 19 SESUAI PDPI
Definisi
• Pasien dengan gejala paru dan pernapasan yang menetap =/> 4 minggu sejak awitan COVID-19
Anamnesis
• Pernah confirmed COVID-19
• ada gejala paru dan pernapasan yang menetap =/> 4 minggu sejak awitan COVID-19
• 1 atau lebih gejala berikut
• Batuk kering/berdahak
• Sesak nafas
• Aktivitas terbatas
• Nyeri dada
• Tenggorokan sakit atau gatal
Pemeriksaan Fisik
• Dapat normal atau ada kelainan
7. APA ITU SINDROMA PASCA-COVID 19?
Berdasarkan NICE Beberapa istilah yang digunakan
• COVID-19 Akut (Acute COVID-19)
• Gejala dan tanda COVID-19 di bawah 4 minggu
• COVID-19 simptomatik yang sedang berlangsung
Gejala dan tanda COVID-19 pada 4 hingga 12 minggu
COVID-19 rapid guideline: managing the long-term effects of COVID-19. London: National Institute for Health and Care Excellence (UK); 2020 Dec 18. (NICE Guideline, No. 188.)
Shah W, Hillman T, Playford ED, Hishmeh L. Managing the long term effects of covid-19: summary of NICE, SIGN, and RCGP rapid guideline. London: BMJ. 2021;372:n136
8. • Pernapasan
• Sesak napas*, batuk
• Kardiovaskular
• Nyeri dada, palpitasi
• Gejala umum
• Fatigue*, demam, nyeri
• Neurologis
• Gangguan kognitif, nyeri kepala, gangguan
tidur, neuropati perifer, dizziness
• Kulit
• ruam
• Gastrointestinal
• Nyeri perut, mual, diare, penurunan nafsu
makan
• Muskuloskeletal
• Nyeri sendi, nyeri otot
• Psikologis/psikiatris
• Gejala depresi dan ansietas
• THT
• Tinnitus, nyeri telinga, nyeri tenggorokan,
anosmia dan/atau ageusia
*Gejala yang paling sering
COVID-19 rapid guideline: managing the long-term effects of COVID-19. London: National Institute for Health and Care Excellence (UK); 2020 Dec 18. (NICE Guideline, No. 188.)
Shah W, Hillman T, Playford ED, Hishmeh L. Managing the long term effects of covid-19: summary of NICE, SIGN, and RCGP rapid guideline. London: BMJ. 2021;372:n136
Gejala dan tanda sindroma pasca-COVID-19
(NICE)
9. PDPI :
Post Acute COVID-19 dan Pasca COVID-19 Kronik
• Menetap selama 4-12 minggu sejak awitan COVD-19
Post Acute COVID-19
• Menetap selama 12 minggu atau lebih sejak awitan Covid-19
Pasca COVID-19 Kronik
12. Fibrosis pulmoner pasca-COVID-19
• Pasien pasca-COVID-19 dapat didiagnosis dengan fibrosis pulmoner menggunakan
foto polos toraks, desaturasi pada aktivitas, pemeriksaan fungsi paru, dan CT toraks
Penyakit paru obstruktif pasca-COVID-19
• Masih dibutuhkan data mengenai kejadian penyakit paru obstruktif pada pasien
pasca-COVID-19
• Berdasarkan pandemi SARS sebelumnya, banyak pasien yang telah sembuh
penurunan fungsi paru yang bertahan hingga berbulan-bulan, bahkan tahunan
• Tata laksana yang dapat dipikirkan berupa bronkodilator inhalasi, steroid inhalasi, dan
oral methylxanthine
Logue J, et al. Sequelae in Adults at 6 Months After COVID-19 Infection. JAMA Network Open. 2021;4(2):e210830.
Late sequelae of covid-19 [internet]. Atlanta: Centers for Disease Control; 2020 [Nov 13 2020; Mar 8 2021]. Available from: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/clinical-care/late-sequelae.html
13. PENURUNAN
FUNGSI PARU
PASCA COVID-19?
• 1 Pasien dilakukan spirometry setelah 2x swab PCR
negatif
Agus D Susanto et.al. Lung Fibrosis Sequelae After Recovery from COVID-19 Infection: A case report. J Infect Dev
Con (JIDC). 2021 (On progress)
38/110 pasien penyintas COVID non-severe
memiliki %pVO2 <85% setelah 3-month
cardiopulmonary exercise testing.
Clavario et.al.patients at three months follow severe COVID 19 Assessment of functional capacity with cardiopulmonary
exercise testing in non
14. Pasien berkomorbiditas
lebih berisiko mengalami
severe COVID dan
komplikasi
COVID-19 dapat
menyerang system multiple
organ secara langsung
maupu tidak langsung
Setelah penyembuhan
dapat terjadinya Sindrom-
Pasca COVID-19
Dapat terjadi penurunan
fungsi paru setelah
dinyatakan sembuh dari
COVID-19
Obat terbaik adalah
pencegahan
15. Hingga saat ini, sudah banyak varian SARS-CoV-2
yang ditemukan di berbagai negara. Beberapa
varian yang penting diketahui
B.1.1.7
Varian yang ditemukan pertama kali di Inggris
Raya, dilaporkan sudah masuk Indonesia
beberapa waktu lalu
B.1.351
Varian yang pertama kali ditemukan di Afrika
selatan
Lainnya
B.1.1.207 di Nigeria, P.1 di Jepang, Cluster 5 di
Denmark
N439K di Scotland
Apa saja varian baru
COVID-19
SARS-CoV-2 adalah virus yang
menyebabkan COVID-19.
Seperti virus-virus lainnya, SARS-CoV-2
ini sangat mudah mengalami mutasi
atau perubahan genetik.
Perubahan genetik pada virus dapat
menyebabkan virus ini memiliki efek
yang berbeda terhadap tubuh
manusia.
Apakah itu COVID-19
varian baru?
COVID-19
Varian Baru
COVID-19
16. FAKTA TENTANG VIRUS
VARIAN BARU (B117) Penyebaran dan penularan lebih
cepat
Sudah menyebar ke lebih dari 50
negara
Experts dari UK menjelaskan
adanya kemungkinan
peningkatan risiko kematian
dibandingkan varian lainnya
(perlu penelitian lebih lanjut)
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/transmission/variant.html
https://www.bbc.co.uk/news/amp/health-55659820
• akan terus bertambah – para ahli akan memilah mana yang potensi
berbahaya untuk diteliti lebih lanjut
• Memetakan potensi penyebaran varian-varian COVID-19
Apa antisipasi kita?
18. HERD IMMUNITY: TUJUAN UTAMA PROGRAM
VAKSIN NATIONAL
Pemberian vaksin dapat
melindungi orang lain
dalam suatu komunitas
Indonesia masih sedikit
yang ter-vaksin Masih
jauh dari herd immunity
Penularan masih sangat
rentan terjadi
Haley E. Randolph1 and Luis B. Barreiro. Herd Immunity: Understanding COVID-19.
Elsevier Immunity 52, May 19, 2020 .
19. PERKEMBANGAN VAKSIN
COVID-19 DI DUNIA
• Mayoritas vaksin telah melewati uji
klinis sudah disebarluaskan ke
masyarakat
• Sudah ratusan juta manusia di seluruh
penjuru dunia yang telah vaksin
https://www.bloomberg.com/graphics/covid-vaccine-tracker-global-distribution/
20. EFIKASI VAKSIN
Pfizer • Efikasi primer 95%
Moderna • Efikasi primer 94.5%
Oxford/Astrazeneca
• Uji Klinis masih berlangsung
• Data sementara menunjukan 62-90%
Novavax • Data belum ada
Sinovac
• Turki: 91,25%
• Brazil: 78%
• Indonesia: 65,3%
21.
22. EFEK SAMPING VAKSIN
Pfizer / Fosun Pharma / Biontech
• Efek Samping Serius pada 4 orang: cedera bahu, pembesaran kelenjar di ketiak
kanan, gangguan irama jantung, kesemutan kaki kanan
• Efek Samping Lokal pada 8183 pasien nyeri pada daerah suntikan
• Efek Samping Sistemik: sepeti sakit kepala, pegal-pegal, meriang
Sinovac
• Efek Samping Umum, seperti nyeri lokasi suntikan, demam, kelelahan
• Efek Samping Serius, belum ditemukan
• Pada tanggal 10 November penelitian vaksin Sinovac di Brazil sempat dihentikan
namun setelah diselidiki tidak terkait vaksin, sehingga penelitian tetap berlanjut
23. TUJUAN PENAPISAN/SKRINING PADA VAKSINASI COVID-19
• Memastikan vaksin COVID-19 diberikan pada kelompok yang
sesuai
• Menyingkirkan adanya kontraindikasi vaksinasi
• Meminimalkan risiko kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
• Mengoptimalkan manfaat/efektifitas vaksinasi COVID-19
Bukan untuk mempersulit atau mengurangi jumlah sasaran
vaksinasi!
24. KHUSUS UNTUK LANSIA
Perlu ditambahkan anamnesis tanda-tanda
frail/renta/rapuh
1. Mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga
2. Sering merasa kelelahan
3. Memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (hipertensi, diabetes,
kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung
kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal)
4. Mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 sampai 200 meter
5. Mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun
terakhir
Vaksin tidak dapat dilakukan pada lansia jika mengalami lebih dari 3 (tiga)
diantara 5 (lima) tanda frail tersebut
25. No Pemeriksaan Jawaban Tindak Lanjut
1. Suhu Suhu > 37,5 0C vaksinasi ditunda sampai
sasaran sembuh
2. Tekanan darah Jika tekanan darah >180/110 mmHg
pengukuran tekanan darah diulang 5 (lima)
sampai 10 (sepuluh) menit kemudian
Jika masih tinggi maka vaksinasi ditunda
sampai terkontrol
Pertanyaan Ya Tida
k
1. Apakah ada kontak dengan orang yang sedang dalam
pemeriksaan/terkonfirmasi/sedang dalam perawatan
karena penyakit COVID-19 dalam waktu 14 hari terakhir?
Jika Ya lihat pertanyaan nomor 2 (dua)
2. Jika pertanyaan nomor 1 (satu) Ya, apakah mengalami
gejala demam batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari
terakhir?
Jika Ya: vaksinasi ditunda sampai 14 hari
setelah gejala muncul
3. Apakah Anda pernah terkonfirmasi menderita COVID-
Jika Ya: Vaksinasi ditunda sampai tiga (3)
bulan sejak terkonfirmasi COVID-19 dapat
Nama :
Umur :
NIK :
TABEL 9. FORMAT SKRINING SEBELUM
VAKSINASI COVID-19
26. 4. Apakah Anda sedang hamil? Jika sedang hamil vaksinasi ditunda
sampai melahirkan
5. Apakah anda sedang menyusui? Ibu menyusui boleh divaksinasi
6. Pertanyaan untuk vaksinasi ke-1
Apakah Anda memiliki riwayat alergi berat seperti sesak napas,
bengkak dan urtikaria seluruh badan atau reaksi berat lainnya karena
vaksin?
Jika Ya: vaksinasi diberikan di Rumah Sakit
Pertanyaan untuk vaksinasi ke-2
Apakah Anda memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala
sesak napas, bengkak dan urtikaria seluruh badan setelah divaksinasi
COVID-19 sebelumnya?
Jika Ya: tidak diberikan lagi untuk vaksinasi
ke-2
7. Apakah Anda mengidap penyakit kronik (seperti penyakit paru
obstruktif kronis dan asma, penyakit jantung, gangguan ginjal,
dan penyakit hati/liver) yang sedang dalam kondisi akut atau
yang belum terkendali?
Jika Ya, maka vaksinasi tidak dapat
diberikan
Apakah Anda dalam pengobatan TBC lebih dari dua minggu? Jika Ya: vaksinasi dapat diberikan
8. Apakah Anda menyandang dan sedang mendapat pengobatan
penyakit kanker?
Jika Ya: vaksinasi tidak dapat diberikan,
kecuali ada surat rekomendasi dari
dokter yang merawat
27. 9. Apakah Anda sedang mendapat pengobatan untuk gangguan
pembekuan darah, defisiensi imun dan penerima produk darah/transfusi?
Jika Ya: vaksinasi ditunda dan dirujuk
10. Apakah Anda sedang mengidap penyakit autoimun sistemik? Jika Ya : vaksinasi ditunda dan
dikonsultasikan kepada Dokter yang
merawat
11. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit epilepsi? Jika Ya: vaksinasi dapat diberikan jika
dalam keadaan terkontrol
12. Apakah Anda penyandang penyakit Diabetes Melitus yang minum obat
teratur?
Jika Ya: vaksinasi dapat diberikan
13. Apakah Anda Orang dengan HIV yang minum obat teratur? Jika Ya: vaksinasi dapat diberikan
14. Apakah Anda mendapatkan vaksinasi lain selain vaksin Covid-19 kurang
dari satu bulan terakhir?
Jika Ya: vaksinasi ditunda sampai satu
bulan setelah vaksinasi sebelumnya
15. Pertanyaan tambahan bagi sasaran lansia (≥60 tahun)
1. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga
2. Apakah Anda sering merasa kelelahan?
3. Apakah Anda memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (hipertensi,
diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal
jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit
ginjal)?
4. Apakah Anda mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 sampai 200
meter?
5. Apakah Anda mengalami penurunan berat badan yang bermakna
dalam setahun terakhir?
Jika terdapat 3 atau lebih jawaban Ya
maka vaksin tidak dapat diberikan
28. PEMERIKSAAN SEROLOGI SEBELUM VAKSIN COVID-19,
APAKAH PERLU?
• Belum diketahui secara pasti antibodi yang telah terbentuk
dapat bertahan berapa lama.
• Vaksinasi tetap menjadi krusial untuk dilakukan.
• Sehingga, pemeriksaan serologi tidak diperlukan sebelum
vaksinasi.
29. PEMERIKSAAN SEROLOGI SESUDAH VAKSIN
COVID-19, APAKAH PERLU?
• Penerima vaksin masih memiliki
kemungkinan untuk mendapatkan hasil
negatif dari pemeriksaan serologi,
walaupun vaksin yang didapatkan
“berhasil” dan “protektif”
• Berbagai jenis tes serologi dapat
mendeteksi antibodi terkait berbagai
bagian dari virus Sars-CoV-2.
• Namun setelah vaksin diberikan,
antibodi hanya akan terbentuk pada
salah satu bagian dari virus
• contoh: pada Pfizer dan Moderna,
antibodi akan terbentuk terhadap spike
protein
• Tidak semua pemeriksaan serologi bisa
mendeteksi antibodi yang sudah
terbentuk pasca vaksinasi, sehingga tes
serologi tidak diperlukan untuk tujuan
tersebut.
West R, Gronvall GK, Kobokovich A. Variants, vaccines and what they mean for covid-19 testing. Available from:
https://www.jhsph.edu/covid-19/articles/variants-vaccines-and-what-they-mean-for-covid19-testing.html
Penelitian uji klinis fase 3 di Bandung membuktikan bahwa antibodi terbentuk pada
99% individu yang mendapat vaksinasi
30. VAKSIN ASTRAZENECA?
Yang boleh
• >18 tahun
Tidak boleh untuk
• Reaksi alergi berat terhadap vaksin-vaksin sebelumnya
• Sedang demam (ditunda ke jadwal vaksin selanjutnya)
EUA- COVID-19 Vaccine AstraZeneca, Health Care Provider Fact Sheet, Approved version date 22/02/2021, BPOM, ID
EREG10040912100039
31. VAKSIN ASTRAZENECA:
Orang hamil?
•Penelitian pada binatang -> Aman untuk janin
•Dapat diberikan jika maslahat lebih besar
Ibu Menyusui?
•Saat ini belum diketahui apakah vaksin memasuki kandungan ASI
Lansia (>65 tahun)?
•Data efikasi dan keamanan masih perlu ditelitili lebih lanjut
•Bisa diberikan - Dosis yang diberikan tetap sama
Anak-anak (<18 tahun)?
•Belum ada dara mengenai keamanan dan efektivitas
•Belum dianjurkan untuk anak-anak
EUA- COVID-19 Vaccine AstraZeneca, Health Care Provider Fact Sheet, Approved version date 22/02/2021, BPOM, ID
EREG10040912100039
Yang boleh
• >18 tahun
Tidak boleh untuk
• Reaksi alergi berat terhadap vaksin-vaksin sebelumnya
• Sedang demam (ditunda ke jadwal vaksin selanjutnya)
32. ASTRAZENECA:
BERAPA KALI
VAKSIN?
Vaksin
pertama
Jeda 4-12
minggu
Vaksin kedua
• Jeda terbaik adalah 8-12 minggu antar kedua
vaksin
• Antibodi perlu waktu untuk memperbanyak diri
setelah vaksin kedua
• Disuntik di lengan
atas
EUA- COVID-19 Vaccine AstraZeneca, Health Care Provider Fact Sheet, Approved version date 22/02/2021, BPOM, ID
EREG10040912100039
33. KENAPA SAYA HARUS DIVAKSIN ?
Pemberian vaksin dapat
melindungi orang lain
dalam suatu komunitas
Indonesia masih sedikit
yang ter-vaksin Masih
jauh dari herd immunity
Penularan masih sangat
rentan terjadi
Haley E. Randolph1 and Luis B. Barreiro. Herd Immunity: Understanding COVID-19.
Elsevier Immunity 52, May 19, 2020 .
34. SEMUA VAKSIN YANG
BEREDAR SUDAH MELEWATI
STANDAR WHO
Jadi pilih vaksin yang
mana?
• Ketersediaan vaksin sat ini terbatas
• Semua vaksin memiliki kemampuan dalam
mencegah penularan dan manifestasi
COVID19
• Semua vaksin dapat mencegah perawatan di
RS dan mencegah kematian
• Semakin banyak tervaksin, semakin menekan
penularan COVID 19
https://www.knoxnews.com/story/news/health/2021/03/09/covid-19-vaccines-tennessee-why-you-cant-choose-
which-brand/4627308001/
Tidak perlu
memilih-milih
vaksin. Gunakan
yang ada dan
tersedia
35. VAKSIN TIDAK BISA BERDIRI SENDIRI?
https://www.nytimes.com/2020/12/05/health/coronavirus-swiss-cheese-infection-mackay.html
• Tidak bisa mengandalkan vaksin semata
• Distribusi vaksin perlu waktu yang signifikan
• Protokol Kesehatan 5 M dan menjaga imunitas masih sangat
diperrlukan untuk pencegahan
36. Kembali ke Kehidupan Normal?
5M
Di Indonesia, strategi tersebut dijalankan dengan cara:
3T
Vaksinasi
37. • Dari target vaksinasi fase 1 sebanyak 40 juta penduduk, vaksinasi yang berjalan saat ini
masih 18,25%
• Tersisa 1 bulan lagi bagi pemerintah untuk mencapai target tersebut
• Dengan kecepatan vaksinasi Indonesia yang masih kurang, yakni sebesar 300.000 –
400.000 dosis per hari, target vaksinasi tersebut tidak dapat dicapai tepat waktu
Realisasi Vaksinasi
Vaksinasi COVID-19 (per 20 Maret 2021)
kawalcovid19.id
Kompas
38. Optimalisasi Vaksin
COVID-19
181,5
Juta
Penduduk Indonesia ditargetkan divaksinasi
Alternatif Interval
Interval penyuntikan
vaksin dosis kedua pada
populasi dewasa (18-59
tahun) dan lansia (>60
tahun) yang awalnya 14
hari setelah dosis
pertama, dapat
dilakukan 28 hari
setelah dosis pertama
Cegah Pemborosan
Vaksin
Vaksin COVID-19
memiliki masa pakai
yang pendek (6 bulan
sejak tanggal produksi).
Oleh karena itu,
dibutuhkan monitoring
yang ketat agar tidak
terjadi pemborosan
vaksin.
Optimalisasi Indeks
Pemakaian Vaksin
Indeks pemakaian vaksin
sinovac yang diproduksi PT.
Biofarma, dapat
dioptimalkan hingga 11
dosis dengan masing-
masing 0,5 mL per suntikan.
Optimalisasi perlu
dilakukan dengan tetap
menjaga mutu kualitas
vaksin
dalam waktu 300 hari sejak tanggal pelaksaaan vaksinasi COVID-19
pertama tanggal 13 Januari 2021
SURAT EDARAN No. HK.02.02/I/653/2021
39. Optimalisasi Vaksin COVID-19
Tindakan
Korektif
Sosialisasi
Optimalisasi
Pelaksanaan Vaksinasi
Peningkatan Cakupan
Vaksinasi COVID-19
Diharapkan segera melakukan sosialisasi dan tindakan korektif yang
diperlukan dalam rangka meningkatkan optimalisasi pelaksanaan
vaksinasi dan percepatan peningkatan cakupan vaksinasi COVID-19
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
SURAT EDARAN No. HK.02.02/I/653/2021
42. • Dengan kecepatan vaksinasi saat ini, herd
immunity belum dapat dicapai sesuai target
target (Maret 2022)
• Walaupun telah mendapatkan vaksinasi, kita
masih harus terus mencegah penularan
dengan mengikuti protokol kesehatan 5 M
• Gaya hidup baru dengan menerapkan
penggunaan masker, mencuci tangan, dan
menjaga jarak akan menjadi norma
masyarakat untuk waktu yang lama, bahkan
bila kasus COVID-19 sudah minim dan
melandai
Kesimpulan