SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
IMUNOLOGI
Oleh
Nofri Zayani, M.Si
A. Pengertian Imunologi
Sistem Imun
suatu sistem pertahanan atau kekebalan tubuh
dengan menolak/mencegah dan
menghancurkan berbagai patogen yang masuk
ke tubuh
Imunologi
Ilmu yang mempelajari tentang
sistem kekebalan tubuh atau
sistem imun
• Patogen  segala benda asing yang masuk tubuh
• Antigen/imunogen  zat yang dapat menginduksi
respons imun tubuh/dihasilkan patogen.
• Antibodi  zat yang dihasilkan sebagai respon
terhadap antigen/ dihasilkan tubuh.
Fungsi
Sistem
Imun
Pembentuk kekebalan tubuh dengan melindungi dari
infasi penyakit
Penolak dan penghancur segala bentuk benda
asing yang masuk ke dalam tubuh
Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan
patogen yang membahayakan
Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.
Sistem imun membentuk beberapa lapisan
pertahanan tubuh.
B. Macam-Macam Sel Imun
1. Neutrofil
o sel imun pertama yang menyerang bakteri
virus, dan mengirim sinyal pada sel berikutnya.
2. Eosinophil
o melawan bakteri dan infeksi parasit (seperti
cacing), dan reaksi alergi.
3. Basofil
o meningkatkan respons imun non-spesifik
terhadap pathogen. Contoh respon terhadap
debu.
4. Monosit
o menyingkirkan sel atau jaringan rusak, serta
meningkatkan imun.
5. Limfosit (T, B, NK, dan plasma)
o Limfosit T  membunuh pathogen secara
langsung.
o limfosit B  membuat antibodi untuk melawan
antigen.
Macam-macam sel imun
 Sel B
o Sel imun yang berfungsi memproduksi
antibodi  berikatan dengan antigen
patogen
 Sel T
o menghancurkan sel yang terinfeksi patogen
secara intraseluler dengan sekresi senyawa
kimia
 NK cell / sel pembunuh
o sel yang mengandung butiran sitotoksik
(faktor pembunuh sel) dalam sitoplasma
yang luas.
 Plasma sel
o Sel B yang mensekresikan antibodi
6. Makrofag
o Menjebak dan memusnahkan bahan asing
o Memproses bahan asing dan
mempersembahkanya kepada sel T untuk
pengaktifan sel T.
Sel imun berdasarkan cara Perolehan
C. Pembagian Sistem Imun Berdasarkan Cara Pertahanan Diri Dari Penyakit
1. Sistem Imun Non Spesifik (Innate/ Native)
Ex : barrier (kulit, selaput lendir/mukosa, gerakan epitel silia saluran nafas, batuk
dan bersin, lisozim, pH asam lambung), sel defensive (sel Langerhans, leukosit),
pertahanan kimia (interferon).
Bersifat tidak spesifik  tidak membedakan pathogen yang masuk/ menyerang
apapun pathogen yang masuk.
Telah ada dan berfungsi sejak lahir
Bertindak sebagai pertahanan pertama dalam
menghadapi infeksi
Selalu siap siaga, respon langsung serta cepat terhadap adanya
patogen pada individu yang sehat
Tidak mampu mengingat serangan pathogen sebelumnya
Jenis Sistem Imun Non Spesifik (Innate/ Native)
 Bagian epidermis kulit  defensin  bahan kimia antimikroba
 Selaput lendir  perangkap debu dan pathogen, epitel silia  menyapu lendir ke faring
dan tertelan.
 Asam lambung  menghancurkan pathogen yang masuk ke lambung
 Lisozim  menghambat pertumbuhan bakteri
a. Sebagai Barrier (Penghambat)/Pertahanan Permukaan
 Sel langerhans  pada kulit
 Sel fagosit  neutrophil dan eosinofil  fagositosis
 Sel pembunuh alami  mensekresikan perforin  merusak membran sel pathogen 
virus dan tumor.
 Basofil dan sel mast  histamine (menimbulkan peradangan) dan leukotriene (menarik sel
fagosit ke area luka)
b. Sel Defensive  sel pertahanan
Jenis Sistem Imun Non Spesifik (Innate/ Native)
 Interferon (alfa, beta-, dan gamma)  glikoprotein yang diproduksi pada sel terinfeksi virus
dan sel T  blokir reproduksi virus  tidak bisa menginfeksi sel lain.
 Komplemen  protein plasma darah  lisis antigen, merangsang pelepasan histimin
 Peradangan/imflamasi  histimin (dilatasi pembuhluh darah) dan leukotrin (konstriksi
pembuluh darah)  mehanan kerusakan dan perbaikan jaringan
c. Pertahanan Kimia
Jenis Sistem Imun Non Spesifik (Innate/ Native)
2. Sistem Imun Spesifik (Acquired)
diperankan oleh Limfosit B dan Limfosit T
Sel T  dibentuk di sumsum tulang dan matang di tymus
Sel B  dibentuk dan matang di sumsum tulang
Bekerja setelah pathogen berhasil melewati sistem pertahanan non spesifik
Mengenali pathogen yang cocok atau selektif dan spesifik
Langsung mengenali benda asing yang masuk
Bekerja lebih lambat, namun merupakan perlindungan
lebih baik pathogen yang sama
Mampu mengingat serangan pathogen sebelumnya
Pembagian Sistem Imun Spesifik  Mekanisme Kerja
a. Sistem imun spesifik
seluler (dimediasi oleh sel)
Dalam menyerang pathogen  Tidak menghasilkan
antibody dilakukan oleh sel T  dibentuk racun
untuk pathogen (sitotoksik)  penghancuran antigen
b. Sistem imun spesifik
humoral (dimediasi oleh
antibodi)
Dalam menyerang pathogen  menghasilkan antibody
 dilakukan oleh sel B  terbentuk kompleks
antibodiantigen  penghancuran antigen
Fungsi utama antibodi  sebagai pertahanan
terhadap infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta
menetralisasi toksinnya.
Pembagian Sistem Imun Spesifik  Cara Perolehan
1. Imun Aktif
diperoleh setelah mengalami sakit akibat
serangan patogen
Ex : tubuh akan memproduksi antibodi
campak setelah diserang campak
aktif Buatan (Adaptive)
Diperoleh sengaja melalui vaksinasi atau
imunisasi  memasukan pathogen yang
sudah dilemahkan  produksi antibodi
Ex : pemberian vaksin tetanus untuk melawan
serangan tetanus, polio, hepatitis, dll
Imun spesifik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri, imun dapat
mengingat serangan pathogen tersebut
aktif Alamiah (Natural)
Pembagian Sistem Imun Spesifik  Cara Perolehan
1. Imun Pasif
Bayi dan ibu baik sejak dalam kandungan
Ex : bayi memperoleh imun dari ASI ibu
Pasif Buatan (Adaptive)
Sengaja menyuntikkan antibodi yang sudah
diekstrak dari individu lain ke tubuhorang lain
dalam bentuk serum
Ex : pemberian serum antibisa ular kepada
orang yang dipatok ular
Imun spesifik yang dihasilkan dengan menerima antibodi dari
luar, imun tidak bisa mengingat serangan patogen
Pasif Alamiah (Natural)
D. Tahapan Mekanisme Imun Spesifik
o Respon  rangsangan antigen tertentu.
o Respons imun spesifik dimulai dengan produksi antigen oleh pathogen  makrofag
datang  makrofag memberikan sinyal pada sel T  sel B aktif berploriferasi dan
berdiferensiasi  membentuk sel B memori dan sel plasma  sel plasma
menghasilkan antibodi  berikatan dengan antigen  fagosit antigen  sel B
memori mengingat jenis antigen ini
Tahapan mekanisme imun Spesifik
imun spesifik seluler/dimediasi oleh sel
Pengakuan antigen asing oleh magrofag dan sel T helper  aktif sel T  sel T berfloriferasi
dan diferensiasi menjadi sel T memori dan T sitotoksik (sel pembunuh/ sel T CD8) Sel T
memori (mengingat antigen pathogen yang masuk) Sel T sitotoksik (menghasilkan
sitotoksin  menghancurkan antigen asing, menarik magrofag untuk memfagositosis
antigen dan serpihan seluler asing).
Tahapan mekanisme imun Spesifik
imun spesifik humoral/dimediasi oleh antibodi
Pengakuan antigen asing oleh magrofag 
mengirim sinyal ke sel T  sel T helper
memberitahukan sel B ada antigen asing 
aktivasi sel B, membelah menjadi sel B memori
dan B plasma  sel B plasma memproduksi
antibody berupa imunglobulin (Ig) 
antibodi-antigen  opsonisasi oleh magrofag.
Kompleks antibodi-antigen juga dapat
mengaktifkan complement  melubangi sel
patogen
D. Tahapan Mekanisme Imun Non Spesifik
o imunitas bawaan (innate immunity),
1. Fagositosis  makrofag, neutrofil dan monosit
o Prosesnya : makrofag bergerak menuju bakteri  bakteri dilapisi immunoglobulin dan
komplemen (C3b)  bakteri dimakan/dimasukkan ke dalam sel dengan endositosis 
terperangkap dalam kantung fagosum dan dibunuh  dicerna dan hancur.
D. Tahapan Mekanisme Imun Non Spesifik
2. imflamasi/peradangan  dapat terjadi akibat dilepaskannya histimin (basofil), dan
anafilatoksin (komplemen)
o Prosesnya : luka memicu masukknya bakteri  sel basophil mengeluarkan histimin dan
sitokinin  pembuluh darah berdilatasi  neutrophil melindungi dinding pembuluh darah
yang robek dari dalam  diapedesis  neutrophil bermigrasi ke sumber luka  monosit
berubah menjadi makrofag dan memfagosit sel bakteri  neutrophil juga memfagosit
bakteri.
D. Pengenalan Imunopatologi
Imunopatologi
Penyimpangan atau gangguan yang terjadi pada
sistem imunitas
1. Reaksi Hipersensitifitas
reaksi berlebihan, tidak diinginkan karena terlalu
sensitifnya respon imun  merusak jaringan,
menghasilkan ketidaknyamanan, dan terkadang
berakibat fatal.
a. Reaksi hipersensitifitas tipe I  alergi local (atopic),
batuk, gatal, bersin, pucat, dll
Jenis Hipersensitifitas
b. Reaksi hipersensitifitas tipe II  alergi obat
c. Reaksi hipersensitifitas tipe III  eritema, demam,
edema, nyeri, malaise, arthritis, dll.
d. Reaksi hipersensitifitas tipe IV  TBC atau asma
kronis, lepra, candidiasis, cacar air, dll
TIPE HIPERSENSITIVITAS
2. Reaksi Autoimun Kegagalan system kekebalan tubuh untuk
membedakan antara antigen self (antigen sendiri)
dengan antigen non self (antigen asing)  terjadinya
pembentukan limfosit T dan B yang auto reaktif
terhadap antigen self.
membuat respon kekebalan melawan sel dan jaringan miliknya sendiri  penyakit
autoimun. Contohnya :diabetes melitus tipe 1
Penurunan atau ketidakadaan respon imun normal
3. Immunodefisiensi
Cirinya : infeksi lebih sering terjadi/berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama
dari biasanya.
tidak memberikan respon terhadap antibiotik
Contoh : AIDS  HIV
HEMATOLOGI
Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 8
% dari berat badan total
Hematologi
Heima
darah
Logos
llmu
Darah merupakan cairan yang berwarna merah /
agak kental
Cabang ilmu yang mempelajari
tentang darah, organ pembentuk
darah, dan kelainan yang terjadi pada
darah
Mengangkut O2 dari paru-paru
Mengangkut ekskresi hormon
Mengangkut sari makanan
Mengangkut sisa metabolism
Berhubungan dengan kekebalan tubuh
Mengatur suhu tubuh
Mengatur keseimbangan air, ion, tekanan osmotic dalam tubuh
Fungsi
Darah
Komponen Darah
1. Plasma darah
o komponen darah yang berbentuk cairan
o Plasma darah mengisi sekitar 52-62 % dari volume
darah dalam tubuh
o plasma darah tersusun dari air kurang lebih 91,5 %,
dan 7 % protein, 1,5% sisanya berupa
karbondioksida, elektrolit, hormone, serta nitrogen
Plasma darah mengandung protein penting seperti
fibrinogen (pembekuan darah), globulin (pertahanan
tubuh), albumin (membantu aliran darah dan
mengatur tekanan osmosis darah), dan lipoprotein
mengangkut dan mengedarkan sel darah bersama
nutrisi; hasil limbah tubuh; antibodi; protein pembeku;
serta bahan kimia seperti hormon dan protein
menyeimbangkan volume darah serta kadar elektrolit
(garam), termasuk natrium; kalsium; kalium;
magnesium; klorida; dan bikarbonat
Fungsi plasma darah
Protein plasmanya 
a. Menghambat pengeluaran berlebihan plasma dari
kapiler ke dalam cairan intertisium
b. Menyangga perubahan PH darah.
c. Menentukan viskositas darah
d. Menghasilkan energy bagi sel
sel darah mengisi sisanya yakni
kurang lebih sekitar 38-48%.
2. Sel darah
Sel darah :
1. Eritrosit/seldarahmerah/RDP
2. Leukosit/Seldarahputih/WBC
3. Trombosit/butirpembekudarah/p
latelet
a. Sel darah merah (eritrosit)
 Berbentuk bikonkaf
 Diameter 7 micron
 Bikonkaf  gerakan O2 masuk dan keluar sel
secara cepat dengan jarak yang pendek antara
membrane dengan bagian dalam sel.
 Warnanya merah kekuningan karena
mengandung hemoglobin
 Hemoglobin terdiri dari Heme (gabungan
protoporfirin dengan besi) dan globin (protein)
 Fungsi HB  mengikat Oksigen, menyerap CO2
dan ion hydrogen untuk dilepaskan diparu-paru.
 Pembentukan sel darah merah
(eritropoesis) sum sum tulang belakang
 Eritrosit hidup 74-154 hari(+120
hari), setelah itu eritrosit hancur
 Jumlah eritrosit orang dewasa 11.5-
15 gr dalam100 cc darah
 Normal Hb wanita 11.5 mg % dan
laki-laki 13.0 mg %
b. Sel darah putih (leukosit)
 Bentuknya dapat berubah-ubah
 Tidak berwarna(bening)
 Dapat bergerak
 Yang bergranula  limfositT dan B serta monosit
 Tidak bergranula/agranulosit  eosinofil, basophil dan
neutrophil
 Dibentuk di sum-sum tulang belakang
 Fungsi  sebagai pertahanan tubuh
 Pada orang dewasa jumlah leukosit total 4.000 sampai
11.000/mikroliter yang terbagi sebagai berikut:
-Neutrofil 50-70% (hidup 6 jam)
-Eusinofil 21-22% (hidup 8-12 hari)
-Basofil 0,5-1% (hidup beberapa jam-hari)
-Limfosit 20-40% ( hidup jam-bebrapa tahun)
-Monosit 5-7% (beberapa bulan)
c. Keping darah (trombosit)
 Berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks sampai tidak
beraturan, tidak berinti dan hidup sekitar 10 hari
 Jumlah trombosit 150.000-400.000/ml
 30-40% terkonsentrasi di limpa dan sisanya bersirkulasi
dalam darah
 Berperan dalam pembekuan darah
 Trombosit dalam keadaan normal  bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah
 Trombosit saat luka/ada kerusakan suatu pembuluh darah  tertarik ke daerah luka
 Trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat
trombosit (platelet plug) yang akan menambal daerah yang luka
MEKANISME PEMBEKUAN DARAH
Ilmu dasar keperawatan 1 imunologi

More Related Content

What's hot

Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Yabniel Lit Jingga
 
Hubungan metabolisme protein,karbohidrat dan lemak
Hubungan metabolisme protein,karbohidrat dan lemakHubungan metabolisme protein,karbohidrat dan lemak
Hubungan metabolisme protein,karbohidrat dan lemak
Ilmu-bermanfaat23
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
phrast
 
Kelenjar hipofisis anterior
Kelenjar hipofisis anteriorKelenjar hipofisis anterior
Kelenjar hipofisis anterior
Okta-Shi Sama
 

What's hot (20)

Struktur, Fungsi dan Sintesis Protein Sel_BOLOGI SEL_3J.pdf
Struktur, Fungsi dan Sintesis Protein Sel_BOLOGI SEL_3J.pdfStruktur, Fungsi dan Sintesis Protein Sel_BOLOGI SEL_3J.pdf
Struktur, Fungsi dan Sintesis Protein Sel_BOLOGI SEL_3J.pdf
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptx
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptxBab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptx
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh bailmu.pptx
 
MATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMAMATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMA
 
Hubungan metabolisme protein,karbohidrat dan lemak
Hubungan metabolisme protein,karbohidrat dan lemakHubungan metabolisme protein,karbohidrat dan lemak
Hubungan metabolisme protein,karbohidrat dan lemak
 
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
 
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMAMATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
MATERI Sistem reproduksi KELAS XI SMA
 
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalisTrichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
 
Inisiasi polipeptida pada translasi
Inisiasi polipeptida pada translasiInisiasi polipeptida pada translasi
Inisiasi polipeptida pada translasi
 
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULITSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA  KULIT
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KULIT
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem EndokrinAnatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
 
Materi Genetik Kromosom, Gen, DNA, dan RNA - Materi Genetika Ternak
Materi Genetik Kromosom, Gen, DNA, dan RNA - Materi Genetika TernakMateri Genetik Kromosom, Gen, DNA, dan RNA - Materi Genetika Ternak
Materi Genetik Kromosom, Gen, DNA, dan RNA - Materi Genetika Ternak
 
Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitas
 
Sistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuhSistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuh
 
Kelenjar hipofisis anterior
Kelenjar hipofisis anteriorKelenjar hipofisis anterior
Kelenjar hipofisis anterior
 
Limfosit T
Limfosit TLimfosit T
Limfosit T
 
Pertahanan tubuh
Pertahanan tubuhPertahanan tubuh
Pertahanan tubuh
 
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
 

Similar to Ilmu dasar keperawatan 1 imunologi

BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptxBAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
WisnuTriSetia1
 
Anatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imunAnatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imun
Yesi Tika
 

Similar to Ilmu dasar keperawatan 1 imunologi (20)

Sistem imun akper
Sistem imun akperSistem imun akper
Sistem imun akper
 
Imunologi sistem imun adaptive
Imunologi sistem imun adaptiveImunologi sistem imun adaptive
Imunologi sistem imun adaptive
 
Biologi bab 11,
Biologi bab 11,Biologi bab 11,
Biologi bab 11,
 
RESPON_IMUN_SPESIFIK.jkblj;ogluyf,yjioiph
RESPON_IMUN_SPESIFIK.jkblj;ogluyf,yjioiphRESPON_IMUN_SPESIFIK.jkblj;ogluyf,yjioiph
RESPON_IMUN_SPESIFIK.jkblj;ogluyf,yjioiph
 
Materi biologi x ppt bab 11 fix
Materi biologi x ppt bab 11 fixMateri biologi x ppt bab 11 fix
Materi biologi x ppt bab 11 fix
 
Anfis sistem imunitas
Anfis sistem imunitasAnfis sistem imunitas
Anfis sistem imunitas
 
SISTEM IMUN 1 .pptx
SISTEM IMUN 1 .pptxSISTEM IMUN 1 .pptx
SISTEM IMUN 1 .pptx
 
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptxBAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptx
 
Sistem imun 1
Sistem imun 1Sistem imun 1
Sistem imun 1
 
ISTEM IMUN.pptx
ISTEM IMUN.pptxISTEM IMUN.pptx
ISTEM IMUN.pptx
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Kekebalan adaptif
Kekebalan adaptifKekebalan adaptif
Kekebalan adaptif
 
Anatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imunAnatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imun
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 
Anatomi fisiologi lupus
Anatomi fisiologi lupusAnatomi fisiologi lupus
Anatomi fisiologi lupus
 
Sistem imun.ppt
Sistem imun.pptSistem imun.ppt
Sistem imun.ppt
 
kuliahs1s2prinsipdasarsistemimun.ppt
kuliahs1s2prinsipdasarsistemimun.pptkuliahs1s2prinsipdasarsistemimun.ppt
kuliahs1s2prinsipdasarsistemimun.ppt
 
Sistem Imun 2.ppt
Sistem Imun 2.pptSistem Imun 2.ppt
Sistem Imun 2.ppt
 
Sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuhSistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 

Recently uploaded

Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
cindyrenatasaleleuba
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 

Ilmu dasar keperawatan 1 imunologi

  • 2.
  • 3. A. Pengertian Imunologi Sistem Imun suatu sistem pertahanan atau kekebalan tubuh dengan menolak/mencegah dan menghancurkan berbagai patogen yang masuk ke tubuh Imunologi Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan tubuh atau sistem imun • Patogen  segala benda asing yang masuk tubuh • Antigen/imunogen  zat yang dapat menginduksi respons imun tubuh/dihasilkan patogen. • Antibodi  zat yang dihasilkan sebagai respon terhadap antigen/ dihasilkan tubuh.
  • 4. Fungsi Sistem Imun Pembentuk kekebalan tubuh dengan melindungi dari infasi penyakit Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh. Sistem imun membentuk beberapa lapisan pertahanan tubuh.
  • 5. B. Macam-Macam Sel Imun 1. Neutrofil o sel imun pertama yang menyerang bakteri virus, dan mengirim sinyal pada sel berikutnya. 2. Eosinophil o melawan bakteri dan infeksi parasit (seperti cacing), dan reaksi alergi. 3. Basofil o meningkatkan respons imun non-spesifik terhadap pathogen. Contoh respon terhadap debu. 4. Monosit o menyingkirkan sel atau jaringan rusak, serta meningkatkan imun. 5. Limfosit (T, B, NK, dan plasma) o Limfosit T  membunuh pathogen secara langsung. o limfosit B  membuat antibodi untuk melawan antigen.
  • 6. Macam-macam sel imun  Sel B o Sel imun yang berfungsi memproduksi antibodi  berikatan dengan antigen patogen  Sel T o menghancurkan sel yang terinfeksi patogen secara intraseluler dengan sekresi senyawa kimia  NK cell / sel pembunuh o sel yang mengandung butiran sitotoksik (faktor pembunuh sel) dalam sitoplasma yang luas.  Plasma sel o Sel B yang mensekresikan antibodi
  • 7. 6. Makrofag o Menjebak dan memusnahkan bahan asing o Memproses bahan asing dan mempersembahkanya kepada sel T untuk pengaktifan sel T.
  • 8. Sel imun berdasarkan cara Perolehan
  • 9. C. Pembagian Sistem Imun Berdasarkan Cara Pertahanan Diri Dari Penyakit 1. Sistem Imun Non Spesifik (Innate/ Native) Ex : barrier (kulit, selaput lendir/mukosa, gerakan epitel silia saluran nafas, batuk dan bersin, lisozim, pH asam lambung), sel defensive (sel Langerhans, leukosit), pertahanan kimia (interferon). Bersifat tidak spesifik  tidak membedakan pathogen yang masuk/ menyerang apapun pathogen yang masuk. Telah ada dan berfungsi sejak lahir Bertindak sebagai pertahanan pertama dalam menghadapi infeksi Selalu siap siaga, respon langsung serta cepat terhadap adanya patogen pada individu yang sehat Tidak mampu mengingat serangan pathogen sebelumnya
  • 10. Jenis Sistem Imun Non Spesifik (Innate/ Native)  Bagian epidermis kulit  defensin  bahan kimia antimikroba  Selaput lendir  perangkap debu dan pathogen, epitel silia  menyapu lendir ke faring dan tertelan.  Asam lambung  menghancurkan pathogen yang masuk ke lambung  Lisozim  menghambat pertumbuhan bakteri a. Sebagai Barrier (Penghambat)/Pertahanan Permukaan
  • 11.  Sel langerhans  pada kulit  Sel fagosit  neutrophil dan eosinofil  fagositosis  Sel pembunuh alami  mensekresikan perforin  merusak membran sel pathogen  virus dan tumor.  Basofil dan sel mast  histamine (menimbulkan peradangan) dan leukotriene (menarik sel fagosit ke area luka) b. Sel Defensive  sel pertahanan Jenis Sistem Imun Non Spesifik (Innate/ Native)
  • 12.  Interferon (alfa, beta-, dan gamma)  glikoprotein yang diproduksi pada sel terinfeksi virus dan sel T  blokir reproduksi virus  tidak bisa menginfeksi sel lain.  Komplemen  protein plasma darah  lisis antigen, merangsang pelepasan histimin  Peradangan/imflamasi  histimin (dilatasi pembuhluh darah) dan leukotrin (konstriksi pembuluh darah)  mehanan kerusakan dan perbaikan jaringan c. Pertahanan Kimia Jenis Sistem Imun Non Spesifik (Innate/ Native)
  • 13. 2. Sistem Imun Spesifik (Acquired) diperankan oleh Limfosit B dan Limfosit T Sel T  dibentuk di sumsum tulang dan matang di tymus Sel B  dibentuk dan matang di sumsum tulang Bekerja setelah pathogen berhasil melewati sistem pertahanan non spesifik Mengenali pathogen yang cocok atau selektif dan spesifik Langsung mengenali benda asing yang masuk Bekerja lebih lambat, namun merupakan perlindungan lebih baik pathogen yang sama Mampu mengingat serangan pathogen sebelumnya
  • 14. Pembagian Sistem Imun Spesifik  Mekanisme Kerja a. Sistem imun spesifik seluler (dimediasi oleh sel) Dalam menyerang pathogen  Tidak menghasilkan antibody dilakukan oleh sel T  dibentuk racun untuk pathogen (sitotoksik)  penghancuran antigen b. Sistem imun spesifik humoral (dimediasi oleh antibodi) Dalam menyerang pathogen  menghasilkan antibody  dilakukan oleh sel B  terbentuk kompleks antibodiantigen  penghancuran antigen Fungsi utama antibodi  sebagai pertahanan terhadap infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisasi toksinnya.
  • 15. Pembagian Sistem Imun Spesifik  Cara Perolehan 1. Imun Aktif diperoleh setelah mengalami sakit akibat serangan patogen Ex : tubuh akan memproduksi antibodi campak setelah diserang campak aktif Buatan (Adaptive) Diperoleh sengaja melalui vaksinasi atau imunisasi  memasukan pathogen yang sudah dilemahkan  produksi antibodi Ex : pemberian vaksin tetanus untuk melawan serangan tetanus, polio, hepatitis, dll Imun spesifik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri, imun dapat mengingat serangan pathogen tersebut aktif Alamiah (Natural)
  • 16. Pembagian Sistem Imun Spesifik  Cara Perolehan 1. Imun Pasif Bayi dan ibu baik sejak dalam kandungan Ex : bayi memperoleh imun dari ASI ibu Pasif Buatan (Adaptive) Sengaja menyuntikkan antibodi yang sudah diekstrak dari individu lain ke tubuhorang lain dalam bentuk serum Ex : pemberian serum antibisa ular kepada orang yang dipatok ular Imun spesifik yang dihasilkan dengan menerima antibodi dari luar, imun tidak bisa mengingat serangan patogen Pasif Alamiah (Natural)
  • 17. D. Tahapan Mekanisme Imun Spesifik o Respon  rangsangan antigen tertentu. o Respons imun spesifik dimulai dengan produksi antigen oleh pathogen  makrofag datang  makrofag memberikan sinyal pada sel T  sel B aktif berploriferasi dan berdiferensiasi  membentuk sel B memori dan sel plasma  sel plasma menghasilkan antibodi  berikatan dengan antigen  fagosit antigen  sel B memori mengingat jenis antigen ini
  • 18. Tahapan mekanisme imun Spesifik imun spesifik seluler/dimediasi oleh sel Pengakuan antigen asing oleh magrofag dan sel T helper  aktif sel T  sel T berfloriferasi dan diferensiasi menjadi sel T memori dan T sitotoksik (sel pembunuh/ sel T CD8) Sel T memori (mengingat antigen pathogen yang masuk) Sel T sitotoksik (menghasilkan sitotoksin  menghancurkan antigen asing, menarik magrofag untuk memfagositosis antigen dan serpihan seluler asing).
  • 19. Tahapan mekanisme imun Spesifik imun spesifik humoral/dimediasi oleh antibodi Pengakuan antigen asing oleh magrofag  mengirim sinyal ke sel T  sel T helper memberitahukan sel B ada antigen asing  aktivasi sel B, membelah menjadi sel B memori dan B plasma  sel B plasma memproduksi antibody berupa imunglobulin (Ig)  antibodi-antigen  opsonisasi oleh magrofag. Kompleks antibodi-antigen juga dapat mengaktifkan complement  melubangi sel patogen
  • 20. D. Tahapan Mekanisme Imun Non Spesifik o imunitas bawaan (innate immunity), 1. Fagositosis  makrofag, neutrofil dan monosit o Prosesnya : makrofag bergerak menuju bakteri  bakteri dilapisi immunoglobulin dan komplemen (C3b)  bakteri dimakan/dimasukkan ke dalam sel dengan endositosis  terperangkap dalam kantung fagosum dan dibunuh  dicerna dan hancur.
  • 21. D. Tahapan Mekanisme Imun Non Spesifik 2. imflamasi/peradangan  dapat terjadi akibat dilepaskannya histimin (basofil), dan anafilatoksin (komplemen) o Prosesnya : luka memicu masukknya bakteri  sel basophil mengeluarkan histimin dan sitokinin  pembuluh darah berdilatasi  neutrophil melindungi dinding pembuluh darah yang robek dari dalam  diapedesis  neutrophil bermigrasi ke sumber luka  monosit berubah menjadi makrofag dan memfagosit sel bakteri  neutrophil juga memfagosit bakteri.
  • 22. D. Pengenalan Imunopatologi Imunopatologi Penyimpangan atau gangguan yang terjadi pada sistem imunitas 1. Reaksi Hipersensitifitas reaksi berlebihan, tidak diinginkan karena terlalu sensitifnya respon imun  merusak jaringan, menghasilkan ketidaknyamanan, dan terkadang berakibat fatal. a. Reaksi hipersensitifitas tipe I  alergi local (atopic), batuk, gatal, bersin, pucat, dll Jenis Hipersensitifitas b. Reaksi hipersensitifitas tipe II  alergi obat c. Reaksi hipersensitifitas tipe III  eritema, demam, edema, nyeri, malaise, arthritis, dll. d. Reaksi hipersensitifitas tipe IV  TBC atau asma kronis, lepra, candidiasis, cacar air, dll
  • 24. 2. Reaksi Autoimun Kegagalan system kekebalan tubuh untuk membedakan antara antigen self (antigen sendiri) dengan antigen non self (antigen asing)  terjadinya pembentukan limfosit T dan B yang auto reaktif terhadap antigen self. membuat respon kekebalan melawan sel dan jaringan miliknya sendiri  penyakit autoimun. Contohnya :diabetes melitus tipe 1 Penurunan atau ketidakadaan respon imun normal 3. Immunodefisiensi Cirinya : infeksi lebih sering terjadi/berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya. tidak memberikan respon terhadap antibiotik Contoh : AIDS  HIV
  • 26. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 8 % dari berat badan total Hematologi Heima darah Logos llmu Darah merupakan cairan yang berwarna merah / agak kental Cabang ilmu yang mempelajari tentang darah, organ pembentuk darah, dan kelainan yang terjadi pada darah
  • 27. Mengangkut O2 dari paru-paru Mengangkut ekskresi hormon Mengangkut sari makanan Mengangkut sisa metabolism Berhubungan dengan kekebalan tubuh Mengatur suhu tubuh Mengatur keseimbangan air, ion, tekanan osmotic dalam tubuh Fungsi Darah
  • 28.
  • 29. Komponen Darah 1. Plasma darah o komponen darah yang berbentuk cairan o Plasma darah mengisi sekitar 52-62 % dari volume darah dalam tubuh o plasma darah tersusun dari air kurang lebih 91,5 %, dan 7 % protein, 1,5% sisanya berupa karbondioksida, elektrolit, hormone, serta nitrogen Plasma darah mengandung protein penting seperti fibrinogen (pembekuan darah), globulin (pertahanan tubuh), albumin (membantu aliran darah dan mengatur tekanan osmosis darah), dan lipoprotein
  • 30. mengangkut dan mengedarkan sel darah bersama nutrisi; hasil limbah tubuh; antibodi; protein pembeku; serta bahan kimia seperti hormon dan protein menyeimbangkan volume darah serta kadar elektrolit (garam), termasuk natrium; kalsium; kalium; magnesium; klorida; dan bikarbonat Fungsi plasma darah Protein plasmanya  a. Menghambat pengeluaran berlebihan plasma dari kapiler ke dalam cairan intertisium b. Menyangga perubahan PH darah. c. Menentukan viskositas darah d. Menghasilkan energy bagi sel
  • 31. sel darah mengisi sisanya yakni kurang lebih sekitar 38-48%. 2. Sel darah Sel darah : 1. Eritrosit/seldarahmerah/RDP 2. Leukosit/Seldarahputih/WBC 3. Trombosit/butirpembekudarah/p latelet
  • 32. a. Sel darah merah (eritrosit)  Berbentuk bikonkaf  Diameter 7 micron  Bikonkaf  gerakan O2 masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek antara membrane dengan bagian dalam sel.  Warnanya merah kekuningan karena mengandung hemoglobin  Hemoglobin terdiri dari Heme (gabungan protoporfirin dengan besi) dan globin (protein)  Fungsi HB  mengikat Oksigen, menyerap CO2 dan ion hydrogen untuk dilepaskan diparu-paru.  Pembentukan sel darah merah (eritropoesis) sum sum tulang belakang  Eritrosit hidup 74-154 hari(+120 hari), setelah itu eritrosit hancur  Jumlah eritrosit orang dewasa 11.5- 15 gr dalam100 cc darah  Normal Hb wanita 11.5 mg % dan laki-laki 13.0 mg %
  • 33. b. Sel darah putih (leukosit)  Bentuknya dapat berubah-ubah  Tidak berwarna(bening)  Dapat bergerak  Yang bergranula  limfositT dan B serta monosit  Tidak bergranula/agranulosit  eosinofil, basophil dan neutrophil  Dibentuk di sum-sum tulang belakang  Fungsi  sebagai pertahanan tubuh  Pada orang dewasa jumlah leukosit total 4.000 sampai 11.000/mikroliter yang terbagi sebagai berikut: -Neutrofil 50-70% (hidup 6 jam) -Eusinofil 21-22% (hidup 8-12 hari) -Basofil 0,5-1% (hidup beberapa jam-hari) -Limfosit 20-40% ( hidup jam-bebrapa tahun) -Monosit 5-7% (beberapa bulan)
  • 34. c. Keping darah (trombosit)  Berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks sampai tidak beraturan, tidak berinti dan hidup sekitar 10 hari  Jumlah trombosit 150.000-400.000/ml  30-40% terkonsentrasi di limpa dan sisanya bersirkulasi dalam darah  Berperan dalam pembekuan darah  Trombosit dalam keadaan normal  bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah  Trombosit saat luka/ada kerusakan suatu pembuluh darah  tertarik ke daerah luka  Trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat trombosit (platelet plug) yang akan menambal daerah yang luka