SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
MAKALAH
ANGKA KEMATIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI 5
PROVINSI DI INDONESIA 2017
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sistem informasi kesehatan
(SIK)
Oleh
Elvira Ayu Wulandari
Fauzia Firmayantisyah
Giesella Monica
Nida Nur Rahmatillah S
Yulia Ulfah
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus
Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan
nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti (infodatin, 2016).
Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang
seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi
lingkungan dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2016).
Menurut data WHO (2014) Penyakit demam berdarah dengue pertama
kali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina,
selanjutnya menyebar keberbagai negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9
negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi
penyakit endemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika,
Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki
angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia
Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati 1,2 juta kasus ditahun 2008 dan
lebih dari 2,3 juta kasus di 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan terdapat
sebanyak 2,35 juta kasus di Amerika, dimana 37.687 kasus merupakan
DBD berat. Perkembangan kasus DBD di tingkat global semakin
meningkat, seperti dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni
dari 980 kasus di hampir 100 negara tahun 1954-1959 menjadi 1.016.612
kasus di hampir 60 negara tahun 2000-2009 (WHO, 2014).
2. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari DBD
2. Untuk mengetahui etiologi dari DBD
3. Untuk mengetahui patogenesi dari DBD
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari DBD
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Demam berdarah dengue(DBD) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus denguedengan manifestasi klinis demam 2-7 hari, nyeri
otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diatesis hemoragik (Suhendro, 2009).
Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan
manifestasi DBD berat. Ada yang hanya bermanifestasi demam ringan yang
akan sembuh dengan sendirinya atau bahkan ada yang sama sekali tanpa
gejala sakit (asimtomatik). Sebagian lagi akan menderita demam dengue saja
yang tidak menimbulkan kebocoran plasma dan mengakibatkan kematian
(Kemenkes RI, 2013).
2. Etiologi
Virus dengue merupakan bagian dari famili Flaviviridae.Keempat
serotipe virusdengue yang disebut DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 dapat
dibedakan denganmetodologi serologi. Infeksi pada manusia oleh 13 salah
satu serotipe menghasilkan imunitas sepanjang hidup terhadap infeksi ulang
oleh serotipe yang sama, tetapi hanya menjadi perlindungan sementara dan
parsial terhadap serotipe yang lain(Soedarmo, 2012).Virus-virus dengue
menunjukkan banyak karakteristik yang sama dengan flavivirus lain,
mempunyai genom RNA rantai tunggal yang dikelilingi oleh nukleotida
ikosahedral dan terbungkus oleh selaput lipid. Virionnya mempunyai panjang
kira-kira 11 kb (kilobases), dan urutan genom lengkap dikenal untuk
mengisolasi keempat serotipe, mengkode nukleokapsid atau protein inti (C),
protein yang berkaitan dengan membrane (M), dan protein pembungkus (E)
dan tujuh gen protein nonstruktural (NS)(WHO 2009).
3. Patogenesis
Mekanisme sebenarnya tentang patofisiologi, hemodinamika, dan
biokimiawi DBD belum diketahui secara pasti karena kesukaran mendapatkan
model binatang percobaan yang dapat dipergunakan untuk menimbulkan
gejala klinis DBD seperti pada manusia. Hingga kini sebagian besar masih
menganut the secondary heterologous infection hypothesis yang menyatakan
bahwa DBD dapat terjadi apabila seseorang setelah terinfeksi virus dengue
pertama kali mendapatkan infeksi kedua dengan virus dengue serotipe lain
dalam jarak waktu 6 bulan sampai 5 tahun (Soedarmo, 2012).14 Infeksi virus
dengue menyebabkan aktivasi makrofag yang memfagositosis kompleks
virus-antibodi non netralisasi sehingga virus bereplikasi di makrofag.
Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan aktivasi T-
helper dan T-sitotoksik sehingga diproduksi limfokin dan interferon gamma.
Interferon gamma akan mengaktivasi monosit sehingga disekresi berbagai
mediator inflamasi seperti TNF-α, IL-1, PAF (platelet activating factor), IL-6
dan histamin yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel endotel dan terjadi
kebocoran plasma (Suhendro, 2009)
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik atau
dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue, DBD atau sindrom
syok dengue (SSD). Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-
7 hari, yang diikuti oleh fase kritis 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah
tidak demam, akan tetapi mempunyai faktor risiko untuk terjadi renjatan jika
tidak mendapat pengobatan adekuat (Suhendro, 2009)
a. Demam Dengeu(DD)
Gambaran klinis dari DD sering tergantung pada usia pasien. Bayi dan
anak kecil dapat mengalami penyakit demam, sering dengan ruam
makropapuler. Anak yang lebih besar dan orang dewasa dapat mengalami
baik sindrom demam atau penyakit klasik yang 15 melemahkan dengan
mendadak demam tinggi, kadang-kadang dengan 2 puncak (punggung sadel),
sakit kepala berat, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan tulang atau sendi,
mual dan muntah, dan ruam. Perdarahan kulit (petekie) tidak umum terjadi.
Biasanya ditemukan leukopenia dan mungkin tampak trombositopenia.
Pemulihan mungkin berpengaruh dengan keletihan dan depresi lama,
khususnya pada orang dewasa (Soedarmo, 2012).
b. Demam berdarah dengue (DBD)
Kasus khas DBD ditandai oleh empat manifestasi klinis mayor:
demam tinggi, fenomena hemoragis, dan sering hepatomegali dan kegagalan
sirkulasi. Trombositopenia sedang sampai nyata dengan hemokonsentrasi
secara bersamaan, adalah temuan laboratorium klinis khusus dari DBD.
Perubahan patofisiologis utama yang menentukan keparahan penyakit pada
DBD dan yang membedakannya dengan DD adalah rembesan plasma seperti
dimanifestasikan oleh peningkatan hematokrit (hematokonsentrasi, efusi
serosa atau hipoprotemia). Anak-anak dengan DBD umumnya menunjukkan
peningkatan suhu tiba-tiba yang disertai kemerahan wajah dan gejala
konstituional non spesifik yang menyerupai DD, seperti anoreksia, muntah,
sakit kepala, dan nyeri otot, atau tulang dan sendi. Beberapa pasien mengeluh
sakit tenggorok dan nyeri faring sering ditemukan pada 16 pemeriksaan, tetapi
rhinitis dan batuk jarang ditemukan. Nyeri konjungtiva mungkin terjadi.
Ketidak nyamanan epigastrik, nyeri tekan pada margin kosta kanan, dan nyeri
abdominal generalisata umum terjadi. Suhu biasanya tinggi (>390C) dan
menetap selama 2- 7 hari. Kadang suhu mungkin setinggi 40-410 C; konfulsi
virus debris dapat terjadi terutama pada bayi (Soedarmo, 2012)
BAB 3
DATA DAN GRAFIK
Sumber : Ditjen p2p Kemenkes RI, 2018
Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa untuk kasus kematian DBD yang terjadi di
Indonesia pada tahun 2017 berjumlah 310 kematian. Untuk kematian tertinggi tahun
2017 terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu sebanyak 105 kematian dan tertinggi kedua
terjadi di Provinsi Jawa Tengah dengan Jumlah Kematian sebanyak 92 kematian.
Sumber : Ditjen p2p Kemenkes RI, 2018
BAB 4
ANALISIS TABEL
Menurut kami tingginya angka kejadian/kematian dbd juga dapat disebabkan oleh
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang dbd. Dan Kurangnya kepedulian
masyarakat terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya menjadi kunci
penanggulangan kasus penyakit dbd. Masyarakat kurang waspada dan proaktif dalam
melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Sehingga kasus dbd marak disetiap daerah
Indonesia dan angka prevalensinya pun masih tinggi dari tahun ke tahun.
BAB 5
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Persebaran penyakit DBD di indonesia pada tahun 2017 mengalami
perubahan di setiap tahunnya. Tahun 2017 termasuk kategori tinggi kasus
DBD di indonesia. kasus kematian DBD yang terjadi di Indonesia pada tahun
2017 berjumlah 310 kematian. Untuk insiden kematian tertinggi tahun 2017
terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu sebanyak 105 kematian dan tertinggi
kedua terjadi di Provinsi Jawa Tengah dengan Jumlah Kematian sebanyak 92
kematian.
2. SARAN
Kami harap pembaca dapat memahami kejadian kematian demam
berdarah, sehingga masyarakat harus lebih waspada dan proaktif dalam
melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Sehingga kasus dbd disetiap
daerah di Indonesia dan angka kematian dapat menurun dari tahun ke tahun.

More Related Content

What's hot

150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1Dodit Mujiono
 
Kempen Demam Denggi (Media Baru)
Kempen Demam Denggi (Media Baru)Kempen Demam Denggi (Media Baru)
Kempen Demam Denggi (Media Baru)IzzuwanIsmail
 
Demam Berdarah
Demam BerdarahDemam Berdarah
Demam BerdarahYan Shanti
 
81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosis81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosisbeusav
 
Sekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kustaSekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kustafitriamfk
 
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptx
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptxINFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptx
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptxIkasa1
 
Vektor mari wes
Vektor mari wesVektor mari wes
Vektor mari wesLia Puz
 
Peningkatan kesembuhan tb paru
Peningkatan kesembuhan tb paruPeningkatan kesembuhan tb paru
Peningkatan kesembuhan tb paruFafa Imam Faidzin
 

What's hot (14)

150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 1
 
Kempen Demam Denggi (Media Baru)
Kempen Demam Denggi (Media Baru)Kempen Demam Denggi (Media Baru)
Kempen Demam Denggi (Media Baru)
 
Demam Berdarah
Demam BerdarahDemam Berdarah
Demam Berdarah
 
81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosis81071297 limfadenitis-tuberkulosis
81071297 limfadenitis-tuberkulosis
 
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Sekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kustaSekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kusta
 
Sap dbd
Sap dbdSap dbd
Sap dbd
 
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
 
Sap db
Sap dbSap db
Sap db
 
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptx
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptxINFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptx
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptx
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 
Vektor mari wes
Vektor mari wesVektor mari wes
Vektor mari wes
 
Peningkatan kesembuhan tb paru
Peningkatan kesembuhan tb paruPeningkatan kesembuhan tb paru
Peningkatan kesembuhan tb paru
 

Similar to Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia

Similar to Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia (20)

Dengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic FeverDengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic Fever
 
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxCRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
 
DBD.pptx
DBD.pptxDBD.pptx
DBD.pptx
 
Referat.docx no name
Referat.docx no nameReferat.docx no name
Referat.docx no name
 
Bab ii,dbd
Bab ii,dbdBab ii,dbd
Bab ii,dbd
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENELaporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
 
Kelompok 3 Mitigasi Bencana (DBD) (1).pptx
Kelompok 3 Mitigasi Bencana (DBD) (1).pptxKelompok 3 Mitigasi Bencana (DBD) (1).pptx
Kelompok 3 Mitigasi Bencana (DBD) (1).pptx
 
PPT DBD KELOMPOK 4.pptx
PPT DBD KELOMPOK 4.pptxPPT DBD KELOMPOK 4.pptx
PPT DBD KELOMPOK 4.pptx
 
177339731 case-dhf
177339731 case-dhf177339731 case-dhf
177339731 case-dhf
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
PPT CHIKUNGUNYA.pptx
PPT  CHIKUNGUNYA.pptxPPT  CHIKUNGUNYA.pptx
PPT CHIKUNGUNYA.pptx
 
Isi blok 12
Isi blok 12Isi blok 12
Isi blok 12
 
Health literacy
Health literacyHealth literacy
Health literacy
 
Asuhan keperawatan dbd
Asuhan keperawatan dbdAsuhan keperawatan dbd
Asuhan keperawatan dbd
 
Artikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarahArtikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarah
 
DHF
DHFDHF
DHF
 
Kata penganta3
Kata penganta3Kata penganta3
Kata penganta3
 
Survei dbd
Survei dbdSurvei dbd
Survei dbd
 

Recently uploaded

polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 

Recently uploaded (20)

polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 

Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia

  • 1. MAKALAH ANGKA KEMATIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI 5 PROVINSI DI INDONESIA 2017 Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sistem informasi kesehatan (SIK) Oleh Elvira Ayu Wulandari Fauzia Firmayantisyah Giesella Monica Nida Nur Rahmatillah S Yulia Ulfah PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI KOTA SUKABUMI 2019
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti (infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2016). Menurut data WHO (2014) Penyakit demam berdarah dengue pertama kali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina, selanjutnya menyebar keberbagai negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati 1,2 juta kasus ditahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta kasus di 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan terdapat sebanyak 2,35 juta kasus di Amerika, dimana 37.687 kasus merupakan DBD berat. Perkembangan kasus DBD di tingkat global semakin meningkat, seperti dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni dari 980 kasus di hampir 100 negara tahun 1954-1959 menjadi 1.016.612 kasus di hampir 60 negara tahun 2000-2009 (WHO, 2014). 2. Rumusan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian dari DBD 2. Untuk mengetahui etiologi dari DBD 3. Untuk mengetahui patogenesi dari DBD 4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari DBD
  • 3.
  • 4. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Demam berdarah dengue(DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus denguedengan manifestasi klinis demam 2-7 hari, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik (Suhendro, 2009). Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Ada yang hanya bermanifestasi demam ringan yang akan sembuh dengan sendirinya atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit (asimtomatik). Sebagian lagi akan menderita demam dengue saja yang tidak menimbulkan kebocoran plasma dan mengakibatkan kematian (Kemenkes RI, 2013). 2. Etiologi Virus dengue merupakan bagian dari famili Flaviviridae.Keempat serotipe virusdengue yang disebut DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 dapat dibedakan denganmetodologi serologi. Infeksi pada manusia oleh 13 salah satu serotipe menghasilkan imunitas sepanjang hidup terhadap infeksi ulang oleh serotipe yang sama, tetapi hanya menjadi perlindungan sementara dan parsial terhadap serotipe yang lain(Soedarmo, 2012).Virus-virus dengue menunjukkan banyak karakteristik yang sama dengan flavivirus lain, mempunyai genom RNA rantai tunggal yang dikelilingi oleh nukleotida ikosahedral dan terbungkus oleh selaput lipid. Virionnya mempunyai panjang kira-kira 11 kb (kilobases), dan urutan genom lengkap dikenal untuk mengisolasi keempat serotipe, mengkode nukleokapsid atau protein inti (C), protein yang berkaitan dengan membrane (M), dan protein pembungkus (E) dan tujuh gen protein nonstruktural (NS)(WHO 2009).
  • 5. 3. Patogenesis Mekanisme sebenarnya tentang patofisiologi, hemodinamika, dan biokimiawi DBD belum diketahui secara pasti karena kesukaran mendapatkan model binatang percobaan yang dapat dipergunakan untuk menimbulkan gejala klinis DBD seperti pada manusia. Hingga kini sebagian besar masih menganut the secondary heterologous infection hypothesis yang menyatakan bahwa DBD dapat terjadi apabila seseorang setelah terinfeksi virus dengue pertama kali mendapatkan infeksi kedua dengan virus dengue serotipe lain dalam jarak waktu 6 bulan sampai 5 tahun (Soedarmo, 2012).14 Infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag yang memfagositosis kompleks virus-antibodi non netralisasi sehingga virus bereplikasi di makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan aktivasi T- helper dan T-sitotoksik sehingga diproduksi limfokin dan interferon gamma. Interferon gamma akan mengaktivasi monosit sehingga disekresi berbagai mediator inflamasi seperti TNF-α, IL-1, PAF (platelet activating factor), IL-6 dan histamin yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel endotel dan terjadi kebocoran plasma (Suhendro, 2009) 4. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik atau dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue, DBD atau sindrom syok dengue (SSD). Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2- 7 hari, yang diikuti oleh fase kritis 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai faktor risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan adekuat (Suhendro, 2009) a. Demam Dengeu(DD) Gambaran klinis dari DD sering tergantung pada usia pasien. Bayi dan anak kecil dapat mengalami penyakit demam, sering dengan ruam makropapuler. Anak yang lebih besar dan orang dewasa dapat mengalami baik sindrom demam atau penyakit klasik yang 15 melemahkan dengan mendadak demam tinggi, kadang-kadang dengan 2 puncak (punggung sadel),
  • 6. sakit kepala berat, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan tulang atau sendi, mual dan muntah, dan ruam. Perdarahan kulit (petekie) tidak umum terjadi. Biasanya ditemukan leukopenia dan mungkin tampak trombositopenia. Pemulihan mungkin berpengaruh dengan keletihan dan depresi lama, khususnya pada orang dewasa (Soedarmo, 2012). b. Demam berdarah dengue (DBD) Kasus khas DBD ditandai oleh empat manifestasi klinis mayor: demam tinggi, fenomena hemoragis, dan sering hepatomegali dan kegagalan sirkulasi. Trombositopenia sedang sampai nyata dengan hemokonsentrasi secara bersamaan, adalah temuan laboratorium klinis khusus dari DBD. Perubahan patofisiologis utama yang menentukan keparahan penyakit pada DBD dan yang membedakannya dengan DD adalah rembesan plasma seperti dimanifestasikan oleh peningkatan hematokrit (hematokonsentrasi, efusi serosa atau hipoprotemia). Anak-anak dengan DBD umumnya menunjukkan peningkatan suhu tiba-tiba yang disertai kemerahan wajah dan gejala konstituional non spesifik yang menyerupai DD, seperti anoreksia, muntah, sakit kepala, dan nyeri otot, atau tulang dan sendi. Beberapa pasien mengeluh sakit tenggorok dan nyeri faring sering ditemukan pada 16 pemeriksaan, tetapi rhinitis dan batuk jarang ditemukan. Nyeri konjungtiva mungkin terjadi. Ketidak nyamanan epigastrik, nyeri tekan pada margin kosta kanan, dan nyeri abdominal generalisata umum terjadi. Suhu biasanya tinggi (>390C) dan menetap selama 2- 7 hari. Kadang suhu mungkin setinggi 40-410 C; konfulsi virus debris dapat terjadi terutama pada bayi (Soedarmo, 2012)
  • 7. BAB 3 DATA DAN GRAFIK Sumber : Ditjen p2p Kemenkes RI, 2018 Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa untuk kasus kematian DBD yang terjadi di Indonesia pada tahun 2017 berjumlah 310 kematian. Untuk kematian tertinggi tahun 2017 terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu sebanyak 105 kematian dan tertinggi kedua terjadi di Provinsi Jawa Tengah dengan Jumlah Kematian sebanyak 92 kematian. Sumber : Ditjen p2p Kemenkes RI, 2018
  • 8. BAB 4 ANALISIS TABEL Menurut kami tingginya angka kejadian/kematian dbd juga dapat disebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat tentang dbd. Dan Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya menjadi kunci penanggulangan kasus penyakit dbd. Masyarakat kurang waspada dan proaktif dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Sehingga kasus dbd marak disetiap daerah Indonesia dan angka prevalensinya pun masih tinggi dari tahun ke tahun.
  • 9. BAB 5 PENUTUP 1. KESIMPULAN Persebaran penyakit DBD di indonesia pada tahun 2017 mengalami perubahan di setiap tahunnya. Tahun 2017 termasuk kategori tinggi kasus DBD di indonesia. kasus kematian DBD yang terjadi di Indonesia pada tahun 2017 berjumlah 310 kematian. Untuk insiden kematian tertinggi tahun 2017 terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu sebanyak 105 kematian dan tertinggi kedua terjadi di Provinsi Jawa Tengah dengan Jumlah Kematian sebanyak 92 kematian. 2. SARAN Kami harap pembaca dapat memahami kejadian kematian demam berdarah, sehingga masyarakat harus lebih waspada dan proaktif dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Sehingga kasus dbd disetiap daerah di Indonesia dan angka kematian dapat menurun dari tahun ke tahun.