SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
DEMAM BERDARAH DENGUE
             ( DBD )


                 O
                 L
                 E
                 H


        Niswan Iskandar Alam
              0901049




PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN
               2013



                                 1
Kata Pengantar

Assalammualaikum Wr.Wb


Alhamdulillah…..
Tiada kata yang paling indah selain puji dan puja syukur kehadirat Allah swt,yang mana
dengan limpahan rahmat dan karunia Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.


Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabiyaullah
Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah rela mempetaruhkan
harta,jiwa dan raganya untuk membawa umat manusia dari dunia kegelapan menuju
dunia yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan.


 Saya sadari peyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan maka
berpegang dari itu semua saya sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang
konstruktif dari para pembaca pada umumnya dan dosen bidang studi pada khususnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah referensi kita semua….


             “ tak ada gading yang tak retak,tak ada manusia yang sempurna ˝


Billahifii sabililhaq fastabiqulkhairat
Wassalammualaikum Wr.Wb


                                                                Penyusun
                                                            Niswan Iskandar Alam
                                                                0901049




                                                                                    2
Daftar Isi


Kata pengantar……………………………………………………………...i
Daftar isi…………………………………………………………………...ii
Bab I. Pendahuluan………………………………………………………...1
Bab II. Pembahasan
a. Definisi Demam Berdarah Dengue………………………………….....3
b. Mengenal nyamuk Ae.Aegypti………………………………………...3
c. Siklus hidup Ae.Aegypti……………………………………….............5
d. Masa inkubasi dan gejala DBD………………………………………..6
e. Diagnosis……………….………………………………………….......6
f. Penularan................................................................………………........7
g. Penyebaran.............................................................................................7
h. Pengobatan ............................................................................................8
i. Epidemiologi..........................................................................................8
j. Pencegahan ...........................................................................................9
k. Dengue dan Permasalahannya.............................................................11
Bab III. Penutup
     a. Kesimpulan……………………………………………………….13
     b. Saran……………………………………………………………...13
Daftar Pustaka




                                                           BAB I.
                                                  PENDAHULUAN


                                                                                                              3
Pada zaman sekarang ini berbagai macam penyakit terus di temukan dan terus
berkembang seiring dengan perkembangan zaman,baik pola penularan,pengobatan,
pencegahan serta penyebabnya pun berbeda – beda mulai dari penyakit yang ringan
sampai yang sulit di sembuhkan.


       Demam berdarah dengue atau yang biasa di singkat DBD adalah salah satu
penyakit yang sulit di sembuhkan hal ini di sebabkan karena Sampai saat ini belum
ditemukan obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD ini.

       Demam berdarah dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis. Asia
menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah dengue tiap tahun.
Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang sangat tinggi terutama
di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang tidak bagus.

       Penyakit DBD pertama kali di indonesia di temukan di Surabaya pada tahun
1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru di dapat pada tahun 1972. sejak itu penyakit
tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di
Indonesia kecuali Timor – Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama kali di
temukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah
maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun.

       KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate ( IR ) = 35,19
per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar
10.17%, namun tahun – tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15.99 ( tahun
2000); 21.66 ( tahun 2001 ); 19.42 ( tahun 2002 ) dan 23,87 ( tahun 2003 ).

       Hampir setiap tahun, di bulan-bulan tertentu, selalu saja ada berita tentang kasus
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Penyakit ini tiap tahun telah membawa
banyak korban jiwa, bahkan jumlah kasus serta korban jiwa meningkat tiap
tahunnya.DBD terjadi berulang-ulang setiap tahun. DBD merupakan salah satu penyakit
penting di Indonesia dan memerlukan penanganan yang menyeluruh dan integral, agar
penyakit ini tidak lagi menimbulkan banyak korban jiwa.


                                                                                       4
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, jumlah penderita DBD pada
Januari 2009 mencapai 783 kasus. Jumlah itu lebih besar dibandingkan dengan Januari
2008 yaitu sebanyak 545 kasus. Sementara itu, total jumlah penderita DBD di tahun 2008
sebanyak 4.432 kasus. Kecenderungannya menurun jika dibandingkan dengan tahun
2007 yang mencapai 4.717 kasus. Berdasarkan data tahunan Dinas Kesehatan Kota
Bandung, puncak penyebaran virus DBD selalu terjadi pada caturwulan pertama setiap
tahun, antara Februari-April.




                                       BAB II
                                  PAMBAHASAN



                                                                                    5
A. Definisi Demam Berdarah Dengue ( DBD )

      Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
   Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
   dengan genusnya adalah favivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang di kenal
   dengan DEN- 1, DEN- 2, DEN- 3, dan DEN- 4, yang di tularkan melalui gigitan
   nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan
   pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga
   mengakibatkan perdarahan – perdarahan.




   B. Mengenal nyamuk Ae.Aegypti

      Mengenali nyamum Ae. aegypti sangat mudah. Beberapa ciri khusus untuk
   mengenali nyamuk ini antara lain dari pola hitam putih di tubuhnya, sepeti di kaki
   dan diperutnya. Perhatikan gambar di bawah ini.




   Tetapi perlu hati-hati, tidak semua nyamuk yang belang-belang adalah nyamuk Ae.
   aegypti. Masih ada beberapa ciri khusus lagi yang membedakkannya dengan nyamuk
   jenis lain. Perhatikan pola di punggungnya. Ae. aegypti memiliki dua garis putih di
   tengah dan di sisinya ada dua garis melengkung. Perhatikan baik-baik di bagian
   punggung nyamuk ini.



                                                                                    6
Kalau gambar skemanya seperti gambar di bawah ini. Perhatikan kembali di bagian
    kepalanya.




Cara nunggingnya pun bisa digunakan untuk membedakan nyamuk ini dengan jenis
nyamuk yang lain. Perhatikan kembali gambar skema di bawah ini.




Gambar     skema    nyamuk   Ae.    aegypti   tampak   atas   dan   tampak    samping.
Kalau diperhatikan lebih jauh lagi ada perbedaan penting pada bentuk larva Ae. aegypti.
Larva nyamuk, kita sering menyebutnya jentik nyamuk, memiliki bentuk khusus pada
sipon-nya. Sipon adalah alat pernafasan larva yang letaknya di bagian ekor. Perhatikan
gambar di bawah ini. Sipon jentik Ae. aegypti berukuran sedang dibandingkan dengan
sipon jenis lain.




Pupa larva ini juga sangat khas. Pupa Ae. aegypti berbeda dengan pupa serangga lain.
Kalau kupu-kupu biasanya bertapa ketika menjadi pupa, nyamuk justru aktif ke sana ke
mari ketika berbentuk pupa. Punya nyamuk seperti gambar di bawah ini.




                                                                                      7
C. Siklus hidup Ae.Aegypti

Sedangkan siklus hidup nyamuk ini seperti gambar di bawah ini. Nyamuk Ae. aegypti
bertelur di air. Pertama nyamuk bertelur, telur menetas menjadi larva instar ke-1,
instar ke-2, instar ke-3, instar ke-4, pupa, dan akhirnya menjelma menjadi nyamuk
dewasa.




D. Masa inkubasi dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue

Masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue,
Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah
sebagai berikut :




                                                                                8
1. Demam tinggi yang mendadak 2 – 7 hari ( 38 – 40 derajat Celsius ).
    2. Pada pemeriksaan uji tourniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
    3. Terjadi pembesaran hati ( Hepatomegali ).
    4. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
    5. Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000 / mm3 (Trombositopeni)
    6. timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual,muntah
        penurunan nafsu makan ( anoreksia ),sakit perut diare,menggigil kejang, sakit
        kepala, mimisan ( epitaksis ) pada hidung dan gusi, feces berlendir dan
        campur darah ( malena ).
    7. Demam yang di rasakan penderita menyebabkan pegal / sakit pada
        persendian.
    8. Munculnya bintik – bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah
    9. Pada kasus berat gejala klinis di tambah dengan terjadinya akumulasi cairan
        pada rongga tubuh




E. Diagnosis

   Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi
adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia
dan leukopenia relatif. Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk
memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis. Mendiagnosis
demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian dari pada menunggu
akut.




F. Penularan

   Ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif, terutama Aedes aegypti. Ini
adalah spesies nyamuk yang menggigit pada siang hari, dengan peningkatan aktivitas
menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari
tenggelam. Aedes aegypti maupun Aedes albopictus ditemukan di daerah perkotaan;


                                                                                   9
kedua species nyamuk ini ditemukan juga di AS. Aedes Albopictus, sangat banyak
ditemukan di Asia, tidak begitu antropofilik dibandingkan dengan Aedes Aegypti
sehingga merupakan vector yang kurang efisien. Di Polinesia, salah satu jenis dari
Aedes Aegypti Scutellaris spp, bertindak sebagai vector. Di Malaysia, vectornya
adalah kompleks Aedes Aegypti Niveus dan di Afrika Barat adalah kompleks
nyamuk Aedes Aegypti furcifer-taylori berperan sebagai vector penularan nyamuk-
monyet.

G. Penyebaran

   Kasus penyait ini pertama kali di temukan di Manila, Filipina pada tahun 1953.
kasus pertama kali di laporakan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah
kematian sebanya 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke
beberapa propinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus sbagai berikut :

       -   Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah ematian sebanya
           1.234
       -   Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian
           sebanyak 1.414 orang ( terjadi ledakan ).

       -   Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang

       -   Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang

       -   Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang

       -   Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang

       -   Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang

       -   Tahun 2004 : jumlah kasus 26.015 orang dengan jumlah ematian sebanyak
           389 orang.




                                                                               10
H. Pengobatan

   Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan,
mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar
penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula
sirup atau susu).

   Penambahan cairan tubuh melalui infuse ( intravena ) mungkin di perlukan untuk
mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan.transfusi platelet di
lakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat –
obatan terhadap keluhan yang timbul,misalnya :

   •       Paracetamol membantu menurunkan demam
   •       Garam elektrolit ( oralit )jika di sertai diare
   •       Antibiotic berguna untuk mencegah infeksi sekunder


   Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok.
Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol.
Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji
bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi
jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai
trombosit darah.

I. Epidemiologi



Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan
Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar
global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini
telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di
daerah tersebut.




                                                                                 11
J. Pencegahan ( Pengendalian Nyamuk Ae. Aegypti )

    DBD disebabkan oleh virus dan penyebarannya melalui vektor nyamuk. Dari
sekian banyak jenis nyamuk, hanya satu nyamuk yang menjadi vektor DBD, yaitu
Aedes aegypti. Oleh karena itu untuk mengendalikan penyebaran DBD dilakukan
dengan mengendalikan vektor nyamuk ini yaitu dengan beberapa metode sebagai
berikut :

  a. lingkungan

    Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
  pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ),pengelolaan sampah padat, modifikasi
  tempat perkembang biakan nyamuk dan perbaikan desain rumah sebagai contoh :
  menguras bak mandi atau penampungan air sekurang – kurangnya sekali
  seminggu,mengganti dan menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu
  sekali menutu dengan raat tempat penampungan air,mengubur kaleng – kaleng
  bekas,aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah.tumpah atau bcornya air dari pipa
  distribusi,katup air, meteran air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi
  habitat yang penting untuk larva Ae.Aegypti jika tindakan pencegahan tidak
  dilakukan.

  b. Biologis

    Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( kan
  adu / ikan cupang ), dan bakteri ( Bt.H – 14 ). Peran pemangsa yang di mainkan
  oleh copepod crustacea ( sejenis udang – udangan ) telah di dokumnetasikan pada
  tahun 1930 – 1950 sebagai predator yang efektif terhadap Ae.Aegypti ( Kay BH,
  1996 ).selain itu juga di gunakan perangkap telur autosidal ( perangkap telur
  pembunuhan ) yang saat ini sedang dikembangkan di singapura.




                                                                               12
c. Kimia

   Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan ( fogging / dengan
 menggunakan malathion dan fenthinol ),berguna untuk mengurangi kemungkinan
 penularan sampai batas waktu tertentu memberikan bubuk abate ( temephos ) pada
 tempat – tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain –
 lain. Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
 mengkombinasikan cara – cara di atas, yang di sebutkan dengan 3M plus,yaitu
 menutup,menguras dan mengubur barang – barang yang bisa di jadikan sarang
 nyamuk.selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan
 jentik,menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa,
 menyemprot dengan insektisida,menggunakan repellent,memasang obat nyamuk
 dan memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat ( Deubel V et al,
 2001 ).pemerintah juga memberdayakan masyarakat dengan mengaktifkan kembali
 ( revitalisasi ) pokjanal DBD di Desa / Kelurahan maupun kecamatan dengan
 pemberian    penyuluhan    kesehatan   lingkungan    dan   pemeriksaan    jentik
 berkala.perekrutan warga masyarakat sebagai juru pemantau jentik ( jumantik )
 dengan fungsi utama melaksanakan kegiatan pemantauan jentik,pemberantasan
 sarang nyamuk secara periodik dan penyuluhan kesehatan.peran media massa
 dalam penanggulangan KLB DBD dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat
 juga di tingkatkan dengan adanya sistem pelaporan dan pemberitahuan kepada
 khalyak yang cepat di harapkan masyarakat dan departemen terkait lebih
 waspada.intensifikasi pengamatan ( surveilans ) penyakit DBD dan vektor dengan
 dukungan laboratorium     yang memadai di tingkat PusKesMas Kecamatan /
 Kabupaten juga perlu dibenahi.




K. Dengue dan Permasalahannya



                                                                              13
sampai saat ini belum di temukannya obat atau vaksin untuk penanggulangan
DBD ini. Beberapa usaha yang berhubungan dengan pengembangan obat telah dan
tengah di lakukan . dala satu penelitian di katakan bahwa interferon , ribavirin, 6 –
azauridine, and glycyrrhizin menghambat perkembangabiaan flavivirus termasuk
virus dengue secara in vitro ( Crance et al, 2003 ), tetapi belum di buktikan secara
invivo. Begitu juga dengan usaha pengembangan antivirus dengan penemuan
inhibitor enzim yang       di perlukan untu perkembangabiakan virus seperti
protease,helikase, RNA polimerase, dan lain – lain. Semua percobaan baru pada tahap
pengujian ativitas secara in vitro, yang masih jauh dari pengembangan menjadi obat
yang biasa di gunakan untuk pasien.

   Demikian juga halnya dengan pengembangan vaksin. Ada beberapa kesulitan
untuk pengembangan vaksin dengue ini. Di antaranya adalah kompleksnya virus
dengue ini. Di antaranya terdiri dari 4 serotipe ( DEN – 1, DEN – 2, DEN – 3, dan
DEN – 4 ), sehingga vaksin yang di kembangkan harus mengandung antigen dari ke
empat serotipe tersebut.




Kesulitan yang kedua adalah infeksi virus dengue ini tidak mengindus antibodi yang
bisa menahan tubuh dari serangan. Pada kebanyakan virus, infeksi akan mengindus
antibodi yang bisa menahan tubuh terhadap serangan virus berikutnya. Tapi hal ini
berbeda dengan virus dengue. Infeksi pertama (primary infection) malah
mempermudah tubuh untuk mendapat serangan berikutnya (secondary infection).
Begitu juga gejala yang diakibatkannya. Serangan berikutnya menimbulkan gejala
yang lebih berat dan fatal. Jika pada serangan pertama hanya menyebabkan panas
(dengue fever/DF), serangan berkutnya bisa menyebabkan panas beserta perdarahan (
Dengue Hemmoragic Fiver / DHF ) atau bahakan di sertai shock ( Dengue Shock
Sindrome / DSS ).




                                                                                  14
Karena itu, pengembangan vaksin harus disertai dengan pertimbangan
kemungkinan ini. Artinya, kita harus menemukan kondisi yang optimal agar
pemberian vaksin tidak membuat tubuh lebih sensitif terhadap serangan virus dengue.
Di antara kondisi yang harus dipertimbangkan bisa berupa jumlah dosis, jumlah
vaksin itu sendiri, komposisi masing – masing serotipe, dan lain – lain.




                                                                                15
BAB III
                                       PENUTUP


A. Kesimpulan


    Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan penyakit yang di sebabkan oleh
nyamuk Ae.Aegypti yang berkembang dan hidup di daerah tropis maupun subtropis.
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan rating ( tingkat ) kasus DBD yang
cukup tinggi .


    Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan salah satu penyakit yang sampai
pada saat ini belum di temukan obat atau vaksinnya,namun dapat di cegah dengan
memperhatikan kebersihan rumah,lingkungan sekitar rumah dan perbiasakan pola
hidup sehat yaitu mencuci tangan sebelum makan,makan makanan yang sehat dan
bergizi,istirahat yang cukup atau lakukan tidakan promotif dan preventif


B. Saran
 Lakukanlah gerakan 3M untuk mengendalikan perkembangbiakan nyamuk
    Ae.Aegypti karena tindakan preventif lebih baik dari tindakan kuratif.
 Kenalilah gejala DBD sedini mungkin agar dapat mengurangi jumlah penderita
    DBD
 Biasakan pola hidup sehat
 Gunakanlah kelambu anti nyamuk atau lotion anti nyamuk
 Lakukanlah tindakan promotif kepada masyarakat sedini mungkin agar
    masyarakat tahu dan pahami bahaya DBD dan pentingnya penanganan terhadap
    kasusu DBD
    Segeralah membawa pasien ke rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat
    ( PusKesMas)terdekat,apabila terdapat tanda – tanda atau gejala DBD.




                                                                             16
Daftar Pustaka



-   Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala,Departemen
    Kesehatan Republik Indonesia 2001
-   http://www.google.co.id/search?
    hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla%3Aid
    %3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&btnG=Telusuri&meta=

-   http://medisiana.com/viewtopic.php?p=433#433

-   http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405


-




                                                                          17
Daftar Pustaka



-   Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala,Departemen
    Kesehatan Republik Indonesia 2001
-   http://www.google.co.id/search?
    hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla%3Aid
    %3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&btnG=Telusuri&meta=

-   http://medisiana.com/viewtopic.php?p=433#433

-   http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405


-




                                                                          17

More Related Content

What's hot

BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 
Askep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaAskep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaRahmat Ramadhani
 
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)Sulistia Rini
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Askep keluarga tahap lansia
Askep keluarga tahap lansiaAskep keluarga tahap lansia
Askep keluarga tahap lansiaGina Anggraeni
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
Gizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balitaGizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balitaAgnescia Sera
 
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR Utik Pariani
 
Leaflet gizi ibu post partum
Leaflet gizi ibu post partumLeaflet gizi ibu post partum
Leaflet gizi ibu post partumaskep33
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Aidil Fitrisyah
 
Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitdinda putri
 

What's hot (20)

BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Konsep sehat –sakit
Konsep sehat –sakitKonsep sehat –sakit
Konsep sehat –sakit
 
Askep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balitaAskep keluarga pada balita
Askep keluarga pada balita
 
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Makalah stroke
Makalah strokeMakalah stroke
Makalah stroke
 
Hiperbilirubin
HiperbilirubinHiperbilirubin
Hiperbilirubin
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Askep keluarga tahap lansia
Askep keluarga tahap lansiaAskep keluarga tahap lansia
Askep keluarga tahap lansia
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Askep gigitan ular
Askep gigitan ularAskep gigitan ular
Askep gigitan ular
 
Ppt DBD
Ppt DBDPpt DBD
Ppt DBD
 
Makalah prasekolah
Makalah prasekolahMakalah prasekolah
Makalah prasekolah
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Gizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balitaGizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balita
 
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
 
Leaflet gizi ibu post partum
Leaflet gizi ibu post partumLeaflet gizi ibu post partum
Leaflet gizi ibu post partum
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlit
 
Askep keluarga-dengan-stroke
Askep keluarga-dengan-strokeAskep keluarga-dengan-stroke
Askep keluarga-dengan-stroke
 

Viewers also liked

Powerpoint sejarah internet yuli 9e
Powerpoint sejarah internet yuli 9ePowerpoint sejarah internet yuli 9e
Powerpoint sejarah internet yuli 9eyulisupriyanti
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah denguenovita0819
 
Laporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisataLaporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisataRahman Klu
 
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imunMakalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imunMJM Networks
 
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Agam Ferry Erwana
 
Makalah Sejarah Perkembangan Internet
Makalah Sejarah Perkembangan InternetMakalah Sejarah Perkembangan Internet
Makalah Sejarah Perkembangan InternetIkhsan Ajha
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Haniatur Rohmah
 
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...sofian.alfarisi
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiCici Cweety
 
Sejarah perkembangan internet (power point)
Sejarah perkembangan internet (power point)Sejarah perkembangan internet (power point)
Sejarah perkembangan internet (power point)shellaginaa
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenGoogle
 
Tugas Powerpoint TIK Bab Internet dan Intranet
Tugas Powerpoint TIK Bab Internet dan IntranetTugas Powerpoint TIK Bab Internet dan Intranet
Tugas Powerpoint TIK Bab Internet dan Intranetpipinmuqaromah
 

Viewers also liked (18)

DHF
DHFDHF
DHF
 
Dengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic FeverDengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic Fever
 
Makalah rawat inap
Makalah rawat inapMakalah rawat inap
Makalah rawat inap
 
Powerpoint sejarah internet yuli 9e
Powerpoint sejarah internet yuli 9ePowerpoint sejarah internet yuli 9e
Powerpoint sejarah internet yuli 9e
 
Makalah bayi tabung
Makalah bayi tabungMakalah bayi tabung
Makalah bayi tabung
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Laporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisataLaporan penelitian pariwisata
Laporan penelitian pariwisata
 
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imunMakalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imun
 
USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius)  DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)  USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius)  DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
 
Makalah Sambiloto
Makalah Sambiloto Makalah Sambiloto
Makalah Sambiloto
 
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
 
Makalah Sejarah Perkembangan Internet
Makalah Sejarah Perkembangan InternetMakalah Sejarah Perkembangan Internet
Makalah Sejarah Perkembangan Internet
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1
 
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap Globalisasi
 
Sejarah perkembangan internet (power point)
Sejarah perkembangan internet (power point)Sejarah perkembangan internet (power point)
Sejarah perkembangan internet (power point)
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan Pascapanen
 
Tugas Powerpoint TIK Bab Internet dan Intranet
Tugas Powerpoint TIK Bab Internet dan IntranetTugas Powerpoint TIK Bab Internet dan Intranet
Tugas Powerpoint TIK Bab Internet dan Intranet
 

Similar to Makalah DHF demam berdarah dengue

Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENELaporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENEMuhtaSyam1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesiapiraayu
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaYuliaulfah123
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaGiesella24
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaFauziacakrawinata
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaFauziacakrawinata
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesianidannrs2
 
Testimoni produk propolis
Testimoni produk propolisTestimoni produk propolis
Testimoni produk propolisferiono
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT010907
 

Similar to Makalah DHF demam berdarah dengue (20)

Sap dbd
Sap dbdSap dbd
Sap dbd
 
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENELaporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
 
Health literacy
Health literacyHealth literacy
Health literacy
 
Isu semasa denggi
Isu semasa denggiIsu semasa denggi
Isu semasa denggi
 
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
 
DBD
DBDDBD
DBD
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
BUKU AJAR PENYAKIT TB.pdf
BUKU AJAR PENYAKIT TB.pdfBUKU AJAR PENYAKIT TB.pdf
BUKU AJAR PENYAKIT TB.pdf
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Bab ii,dbd
Bab ii,dbdBab ii,dbd
Bab ii,dbd
 
Testimoni produk propolis
Testimoni produk propolisTestimoni produk propolis
Testimoni produk propolis
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
 
Materi kul. DBD.ppt
Materi kul. DBD.pptMateri kul. DBD.ppt
Materi kul. DBD.ppt
 

More from MJM Networks

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateMJM Networks
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialMJM Networks
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahMJM Networks
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10MJM Networks
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelMJM Networks
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikMJM Networks
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaMJM Networks
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikMJM Networks
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanMJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1MJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalMJM Networks
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaMJM Networks
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifMJM Networks
 

More from MJM Networks (20)

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sate
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhial
 
Ipi299983
Ipi299983Ipi299983
Ipi299983
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allah
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrik
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
 
Tugas jurnal
Tugas jurnalTugas jurnal
Tugas jurnal
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan luka
 
Leaflet cacar air
Leaflet cacar airLeaflet cacar air
Leaflet cacar air
 
Sap cacar air
Sap cacar airSap cacar air
Sap cacar air
 
Ppt kehamilan
Ppt kehamilanPpt kehamilan
Ppt kehamilan
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektif
 
Cover andalas
Cover andalasCover andalas
Cover andalas
 
Tinjauan kasus
Tinjauan kasus Tinjauan kasus
Tinjauan kasus
 

Makalah DHF demam berdarah dengue

  • 1. DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD ) O L E H Niswan Iskandar Alam 0901049 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN 2013 1
  • 2. Kata Pengantar Assalammualaikum Wr.Wb Alhamdulillah….. Tiada kata yang paling indah selain puji dan puja syukur kehadirat Allah swt,yang mana dengan limpahan rahmat dan karunia Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabiyaullah Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah rela mempetaruhkan harta,jiwa dan raganya untuk membawa umat manusia dari dunia kegelapan menuju dunia yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan. Saya sadari peyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan maka berpegang dari itu semua saya sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang konstruktif dari para pembaca pada umumnya dan dosen bidang studi pada khususnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah referensi kita semua…. “ tak ada gading yang tak retak,tak ada manusia yang sempurna ˝ Billahifii sabililhaq fastabiqulkhairat Wassalammualaikum Wr.Wb Penyusun Niswan Iskandar Alam 0901049 2
  • 3. Daftar Isi Kata pengantar……………………………………………………………...i Daftar isi…………………………………………………………………...ii Bab I. Pendahuluan………………………………………………………...1 Bab II. Pembahasan a. Definisi Demam Berdarah Dengue………………………………….....3 b. Mengenal nyamuk Ae.Aegypti………………………………………...3 c. Siklus hidup Ae.Aegypti……………………………………….............5 d. Masa inkubasi dan gejala DBD………………………………………..6 e. Diagnosis……………….………………………………………….......6 f. Penularan................................................................………………........7 g. Penyebaran.............................................................................................7 h. Pengobatan ............................................................................................8 i. Epidemiologi..........................................................................................8 j. Pencegahan ...........................................................................................9 k. Dengue dan Permasalahannya.............................................................11 Bab III. Penutup a. Kesimpulan……………………………………………………….13 b. Saran……………………………………………………………...13 Daftar Pustaka BAB I. PENDAHULUAN 3
  • 4. Pada zaman sekarang ini berbagai macam penyakit terus di temukan dan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman,baik pola penularan,pengobatan, pencegahan serta penyebabnya pun berbeda – beda mulai dari penyakit yang ringan sampai yang sulit di sembuhkan. Demam berdarah dengue atau yang biasa di singkat DBD adalah salah satu penyakit yang sulit di sembuhkan hal ini di sebabkan karena Sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD ini. Demam berdarah dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah dengue tiap tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang sangat tinggi terutama di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang tidak bagus. Penyakit DBD pertama kali di indonesia di temukan di Surabaya pada tahun 1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru di dapat pada tahun 1972. sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor – Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama kali di temukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun. KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate ( IR ) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10.17%, namun tahun – tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15.99 ( tahun 2000); 21.66 ( tahun 2001 ); 19.42 ( tahun 2002 ) dan 23,87 ( tahun 2003 ). Hampir setiap tahun, di bulan-bulan tertentu, selalu saja ada berita tentang kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Penyakit ini tiap tahun telah membawa banyak korban jiwa, bahkan jumlah kasus serta korban jiwa meningkat tiap tahunnya.DBD terjadi berulang-ulang setiap tahun. DBD merupakan salah satu penyakit penting di Indonesia dan memerlukan penanganan yang menyeluruh dan integral, agar penyakit ini tidak lagi menimbulkan banyak korban jiwa. 4
  • 5. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, jumlah penderita DBD pada Januari 2009 mencapai 783 kasus. Jumlah itu lebih besar dibandingkan dengan Januari 2008 yaitu sebanyak 545 kasus. Sementara itu, total jumlah penderita DBD di tahun 2008 sebanyak 4.432 kasus. Kecenderungannya menurun jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 4.717 kasus. Berdasarkan data tahunan Dinas Kesehatan Kota Bandung, puncak penyebaran virus DBD selalu terjadi pada caturwulan pertama setiap tahun, antara Februari-April. BAB II PAMBAHASAN 5
  • 6. A. Definisi Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan genusnya adalah favivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang di kenal dengan DEN- 1, DEN- 2, DEN- 3, dan DEN- 4, yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan – perdarahan. B. Mengenal nyamuk Ae.Aegypti Mengenali nyamum Ae. aegypti sangat mudah. Beberapa ciri khusus untuk mengenali nyamuk ini antara lain dari pola hitam putih di tubuhnya, sepeti di kaki dan diperutnya. Perhatikan gambar di bawah ini. Tetapi perlu hati-hati, tidak semua nyamuk yang belang-belang adalah nyamuk Ae. aegypti. Masih ada beberapa ciri khusus lagi yang membedakkannya dengan nyamuk jenis lain. Perhatikan pola di punggungnya. Ae. aegypti memiliki dua garis putih di tengah dan di sisinya ada dua garis melengkung. Perhatikan baik-baik di bagian punggung nyamuk ini. 6
  • 7. Kalau gambar skemanya seperti gambar di bawah ini. Perhatikan kembali di bagian kepalanya. Cara nunggingnya pun bisa digunakan untuk membedakan nyamuk ini dengan jenis nyamuk yang lain. Perhatikan kembali gambar skema di bawah ini. Gambar skema nyamuk Ae. aegypti tampak atas dan tampak samping. Kalau diperhatikan lebih jauh lagi ada perbedaan penting pada bentuk larva Ae. aegypti. Larva nyamuk, kita sering menyebutnya jentik nyamuk, memiliki bentuk khusus pada sipon-nya. Sipon adalah alat pernafasan larva yang letaknya di bagian ekor. Perhatikan gambar di bawah ini. Sipon jentik Ae. aegypti berukuran sedang dibandingkan dengan sipon jenis lain. Pupa larva ini juga sangat khas. Pupa Ae. aegypti berbeda dengan pupa serangga lain. Kalau kupu-kupu biasanya bertapa ketika menjadi pupa, nyamuk justru aktif ke sana ke mari ketika berbentuk pupa. Punya nyamuk seperti gambar di bawah ini. 7
  • 8. C. Siklus hidup Ae.Aegypti Sedangkan siklus hidup nyamuk ini seperti gambar di bawah ini. Nyamuk Ae. aegypti bertelur di air. Pertama nyamuk bertelur, telur menetas menjadi larva instar ke-1, instar ke-2, instar ke-3, instar ke-4, pupa, dan akhirnya menjelma menjadi nyamuk dewasa. D. Masa inkubasi dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue Masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut : 8
  • 9. 1. Demam tinggi yang mendadak 2 – 7 hari ( 38 – 40 derajat Celsius ). 2. Pada pemeriksaan uji tourniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan. 3. Terjadi pembesaran hati ( Hepatomegali ). 4. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok. 5. Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000 / mm3 (Trombositopeni) 6. timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual,muntah penurunan nafsu makan ( anoreksia ),sakit perut diare,menggigil kejang, sakit kepala, mimisan ( epitaksis ) pada hidung dan gusi, feces berlendir dan campur darah ( malena ). 7. Demam yang di rasakan penderita menyebabkan pegal / sakit pada persendian. 8. Munculnya bintik – bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah 9. Pada kasus berat gejala klinis di tambah dengan terjadinya akumulasi cairan pada rongga tubuh E. Diagnosis Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif. Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis. Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian dari pada menunggu akut. F. Penularan Ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif, terutama Aedes aegypti. Ini adalah spesies nyamuk yang menggigit pada siang hari, dengan peningkatan aktivitas menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari tenggelam. Aedes aegypti maupun Aedes albopictus ditemukan di daerah perkotaan; 9
  • 10. kedua species nyamuk ini ditemukan juga di AS. Aedes Albopictus, sangat banyak ditemukan di Asia, tidak begitu antropofilik dibandingkan dengan Aedes Aegypti sehingga merupakan vector yang kurang efisien. Di Polinesia, salah satu jenis dari Aedes Aegypti Scutellaris spp, bertindak sebagai vector. Di Malaysia, vectornya adalah kompleks Aedes Aegypti Niveus dan di Afrika Barat adalah kompleks nyamuk Aedes Aegypti furcifer-taylori berperan sebagai vector penularan nyamuk- monyet. G. Penyebaran Kasus penyait ini pertama kali di temukan di Manila, Filipina pada tahun 1953. kasus pertama kali di laporakan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanya 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa propinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus sbagai berikut : - Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah ematian sebanya 1.234 - Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 1.414 orang ( terjadi ledakan ). - Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang - Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang - Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang - Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang - Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang - Tahun 2004 : jumlah kasus 26.015 orang dengan jumlah ematian sebanyak 389 orang. 10
  • 11. H. Pengobatan Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu). Penambahan cairan tubuh melalui infuse ( intravena ) mungkin di perlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan.transfusi platelet di lakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat – obatan terhadap keluhan yang timbul,misalnya : • Paracetamol membantu menurunkan demam • Garam elektrolit ( oralit )jika di sertai diare • Antibiotic berguna untuk mencegah infeksi sekunder Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah. I. Epidemiologi Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut. 11
  • 12. J. Pencegahan ( Pengendalian Nyamuk Ae. Aegypti ) DBD disebabkan oleh virus dan penyebarannya melalui vektor nyamuk. Dari sekian banyak jenis nyamuk, hanya satu nyamuk yang menjadi vektor DBD, yaitu Aedes aegypti. Oleh karena itu untuk mengendalikan penyebaran DBD dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk ini yaitu dengan beberapa metode sebagai berikut : a. lingkungan Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ),pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk dan perbaikan desain rumah sebagai contoh : menguras bak mandi atau penampungan air sekurang – kurangnya sekali seminggu,mengganti dan menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali menutu dengan raat tempat penampungan air,mengubur kaleng – kaleng bekas,aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah.tumpah atau bcornya air dari pipa distribusi,katup air, meteran air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi habitat yang penting untuk larva Ae.Aegypti jika tindakan pencegahan tidak dilakukan. b. Biologis Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( kan adu / ikan cupang ), dan bakteri ( Bt.H – 14 ). Peran pemangsa yang di mainkan oleh copepod crustacea ( sejenis udang – udangan ) telah di dokumnetasikan pada tahun 1930 – 1950 sebagai predator yang efektif terhadap Ae.Aegypti ( Kay BH, 1996 ).selain itu juga di gunakan perangkap telur autosidal ( perangkap telur pembunuhan ) yang saat ini sedang dikembangkan di singapura. 12
  • 13. c. Kimia Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan ( fogging / dengan menggunakan malathion dan fenthinol ),berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu memberikan bubuk abate ( temephos ) pada tempat – tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain – lain. Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara – cara di atas, yang di sebutkan dengan 3M plus,yaitu menutup,menguras dan mengubur barang – barang yang bisa di jadikan sarang nyamuk.selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik,menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida,menggunakan repellent,memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat ( Deubel V et al, 2001 ).pemerintah juga memberdayakan masyarakat dengan mengaktifkan kembali ( revitalisasi ) pokjanal DBD di Desa / Kelurahan maupun kecamatan dengan pemberian penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemeriksaan jentik berkala.perekrutan warga masyarakat sebagai juru pemantau jentik ( jumantik ) dengan fungsi utama melaksanakan kegiatan pemantauan jentik,pemberantasan sarang nyamuk secara periodik dan penyuluhan kesehatan.peran media massa dalam penanggulangan KLB DBD dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat juga di tingkatkan dengan adanya sistem pelaporan dan pemberitahuan kepada khalyak yang cepat di harapkan masyarakat dan departemen terkait lebih waspada.intensifikasi pengamatan ( surveilans ) penyakit DBD dan vektor dengan dukungan laboratorium yang memadai di tingkat PusKesMas Kecamatan / Kabupaten juga perlu dibenahi. K. Dengue dan Permasalahannya 13
  • 14. sampai saat ini belum di temukannya obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD ini. Beberapa usaha yang berhubungan dengan pengembangan obat telah dan tengah di lakukan . dala satu penelitian di katakan bahwa interferon , ribavirin, 6 – azauridine, and glycyrrhizin menghambat perkembangabiaan flavivirus termasuk virus dengue secara in vitro ( Crance et al, 2003 ), tetapi belum di buktikan secara invivo. Begitu juga dengan usaha pengembangan antivirus dengan penemuan inhibitor enzim yang di perlukan untu perkembangabiakan virus seperti protease,helikase, RNA polimerase, dan lain – lain. Semua percobaan baru pada tahap pengujian ativitas secara in vitro, yang masih jauh dari pengembangan menjadi obat yang biasa di gunakan untuk pasien. Demikian juga halnya dengan pengembangan vaksin. Ada beberapa kesulitan untuk pengembangan vaksin dengue ini. Di antaranya adalah kompleksnya virus dengue ini. Di antaranya terdiri dari 4 serotipe ( DEN – 1, DEN – 2, DEN – 3, dan DEN – 4 ), sehingga vaksin yang di kembangkan harus mengandung antigen dari ke empat serotipe tersebut. Kesulitan yang kedua adalah infeksi virus dengue ini tidak mengindus antibodi yang bisa menahan tubuh dari serangan. Pada kebanyakan virus, infeksi akan mengindus antibodi yang bisa menahan tubuh terhadap serangan virus berikutnya. Tapi hal ini berbeda dengan virus dengue. Infeksi pertama (primary infection) malah mempermudah tubuh untuk mendapat serangan berikutnya (secondary infection). Begitu juga gejala yang diakibatkannya. Serangan berikutnya menimbulkan gejala yang lebih berat dan fatal. Jika pada serangan pertama hanya menyebabkan panas (dengue fever/DF), serangan berkutnya bisa menyebabkan panas beserta perdarahan ( Dengue Hemmoragic Fiver / DHF ) atau bahakan di sertai shock ( Dengue Shock Sindrome / DSS ). 14
  • 15. Karena itu, pengembangan vaksin harus disertai dengan pertimbangan kemungkinan ini. Artinya, kita harus menemukan kondisi yang optimal agar pemberian vaksin tidak membuat tubuh lebih sensitif terhadap serangan virus dengue. Di antara kondisi yang harus dipertimbangkan bisa berupa jumlah dosis, jumlah vaksin itu sendiri, komposisi masing – masing serotipe, dan lain – lain. 15
  • 16. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan penyakit yang di sebabkan oleh nyamuk Ae.Aegypti yang berkembang dan hidup di daerah tropis maupun subtropis. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan rating ( tingkat ) kasus DBD yang cukup tinggi . Demam berdarah dengue ( DBD ) merupakan salah satu penyakit yang sampai pada saat ini belum di temukan obat atau vaksinnya,namun dapat di cegah dengan memperhatikan kebersihan rumah,lingkungan sekitar rumah dan perbiasakan pola hidup sehat yaitu mencuci tangan sebelum makan,makan makanan yang sehat dan bergizi,istirahat yang cukup atau lakukan tidakan promotif dan preventif B. Saran  Lakukanlah gerakan 3M untuk mengendalikan perkembangbiakan nyamuk Ae.Aegypti karena tindakan preventif lebih baik dari tindakan kuratif.  Kenalilah gejala DBD sedini mungkin agar dapat mengurangi jumlah penderita DBD  Biasakan pola hidup sehat  Gunakanlah kelambu anti nyamuk atau lotion anti nyamuk  Lakukanlah tindakan promotif kepada masyarakat sedini mungkin agar masyarakat tahu dan pahami bahaya DBD dan pentingnya penanganan terhadap kasusu DBD  Segeralah membawa pasien ke rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat ( PusKesMas)terdekat,apabila terdapat tanda – tanda atau gejala DBD. 16
  • 17. Daftar Pustaka - Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala,Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001 - http://www.google.co.id/search? hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla%3Aid %3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&btnG=Telusuri&meta= - http://medisiana.com/viewtopic.php?p=433#433 - http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405 - 17
  • 18. Daftar Pustaka - Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala,Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001 - http://www.google.co.id/search? hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla%3Aid %3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&btnG=Telusuri&meta= - http://medisiana.com/viewtopic.php?p=433#433 - http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405 - 17