SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Technical Skill Development Document for IR Dispute Settlement
DOKUMEN HUKUM
JAWAB-JINAWAB PHI
Willy Farianto
Partner at Fardalaw
SOHO Pancoran South Jakarta, North Wing Noble 1102, Jl. MT Haryono Kav. 2-3 Pancoran Jakarta Selatan 12810, Indonesia
Telp. (021) 80625809 / 0811157937, website: www.fardalaw.com E-mail: office@fardalaw.com
FARIANTO & DARMANTO
LAW FIRM
3 Mei 2018 Astra International
2
PROSES BERACARA DI PHI
Gugatan
Eksepsi kompetensi
absolut/relatif
Putusan provisionil
Majelis Hakim
Jawaban
Eksepsi, Provisi ,
Gugatan Rekonpensi
Putusan
Majelis Hakim
Replik
Duplik
Pembuktian
Kesimpulan
Putusan sela
Majelis Hakim
Menolak putusan
sela , Kasasi ke MA
Menerima putusan
absolut kompetensi
ke badan peradilan lain
Menerima Putusan
relatif kompetensi
ke wilayah hukum lain
Penetapan sita jaminan tidak
dapat diajukan perlawanan dan
atau tidak dapat digunakan
upaya hukum
Sita jaminan
3
MATERI
PEMBAHASAN
1. SURAT KUASA
2. PARA PIHAK
3. GUGATAN, JAWABAN, EKSEPSI, PROVISI, REKONVENSI
4. REPLIK & DUPLIK
5. PEMBUKTIAN
6. KESIMPULAN
7. PUTUSAN
8. UPAYA HUKUM KASASI
PART #1
SURAT KUASA
5
 Surat Kuasa adalah surat yang
memberikan kewenangan
kepada pihak lain untuk
bertindak untuk dan/atau atas
nama orang/badan hukum yang
memberikan kuasa.
 Peraturan perundang-undangan
tidak mengatur para pihak dalam
suatu perkara harus mewakilkan
kepada pihak lain. Orang yang
langsung berkepentingan sendiri
dapat aktif bertindak sebagai
Penggugat maupun Tergugat.
Namun bisa juga diwakilkan
kepada orang lain yang telah
ditunjuk dengan melalui SURAT
KUASA.
Surat kuasa adalah persetujuan dimana seseorang bertindak
sebagai pemberi kuasa dan pihak lain bertindak sebagai
penerima kuasa. (Pasal 1792 BW)
Pasal 123 ayat 1 HIR dan SEMA No 1/1971 Jo SEMA No 6/1994
tentang Formulasi Surat Kuasa Khusus.
- Surat Kuasa Khusus harus berbentuk tertulis.
- Dibuat dan ditandatangani pemberi dan penerima kuasa.
- Dapat dibuat bawah tangan atau otentik.
-Menyebut identitas dan kedudukan para pihak yang berperkara.
- Menyebutkan kompetensi relatif
- Menyebutkan objek kasus yang diperkarakan.
Putusan MA tgl. 18/9/1986 No. 3038 K/Pdt/1981 menyebutkan:
keabsahan Surat Kuasa yang dibuat di Luar Negeri selain harus
memenuhi persyaratan formil juga harus dilegalisir lebih dahulu
oleh KBRI setempat.
PENGERTIAN
KUASA HUKUM
Pasal 87 UU No. 2/2004 tentang PHI
SP/SB dan Organisasi pengusaha dapat bertindak sebagai kuasa hukum untuk beracara di
Pengadilan Hubungan Industiral mewakili anggotanya.
UU No. 18/2003 tentang Advokat
Pasal 1 ayat (1)
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun diluar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan Undang-Undang.
Pasal 1 ayat (2)
Jasa hukum adalah jasa yang diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi hukum,
bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan
tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum, klien.
7
SYARAT DAPAT BERTINDAK
SEBAGAI KUASA
 Harus mempunyai surat kuasa khusus,
sesuai dengan bunyi Psl 123 ayat (1) HIR
(Psl 147 ayat 1 Rbg)
 Ditunjuk sebagai kuasa atau wakil dalam
surat gugat (Psl 123 ayat 1 HIR, Psl 147 ayat
1 Rbg)
 Ditunjuk sebagai kuasa atau wakil dalam
catatan gugatan apabila diajukan secara
lisan (Psl 123 ayat 1 HIR, Psl 147 ayat 1 Rbg)
 Ditunjuk oleh Penggugat sebagai kuasa
atau wakil di persidangan (Psl 123 ayat 1
HIR, Psl 147 ayat 1 Rbg)
 Telah terdaftar sebagai Advocat (UU No.
18/ 2003)
 Organisasi Pengusaha/ Serikat Pekerja (Psl
87 UU No.2/ 2004)
BERAKHIRNYA KUASA
Pasal 1813 KUH Perdata membolehkan
berkahirnya perjanjian kuasa secara sepihak
atau unilateral.
Hal-hal yang dapat mengakhiri pemberian
kuasa menurut Pasal 1813 KUH Perdata :
- Pemberi Kuasa Menarik Kembali Secara
Sepihak
- Salah Satu Pihak Meninggal Dunia
- Penerima Kuasa Melepas Kuasa
8
PART #2
PARA PIHAK
9
Pada dasarnya setiap orang yang merasa mempunyai hak dan
ingin menuntutnya atau ingin mempertahankan atau membelanya,
berwenang untuk bertindak selaku pihak baik selaku Penggugat
maupun selaku Tergugat.
Namun demikian beberapa persyaratan harus dipenuhi yakni :
1.Mempunyai Rechtbevoegdheid atau kewenangan untuk menjadi
pendukung
2.Mempunyai Handelingsbekwaamheid atau kemampuan untuk
bertindak / melakukan perbuatan hukum.
ASAS YANG DAPAT MENJADI PIHAK
10
YANG DIANGGAP TIDAK MAMPU SEBAGAI
PARA PIHAK
1. Mereka yang belum cukup umur atau belum dewasa, mereka harus
diwakili oleh walinya.
2. Mereka yang diletakkan di bawah pengampuan karena sakit ingatan (BW
psl. 446, 452, Rv 248 No. 2)
3. Para pemboros dan pemabuk. Ketidakmampuannya terbatasa pada
perbuatan-perbuatan dalam bidang hukum harta kekayaannya saja.
4. Seorang istri yang tunduk pada BW tidak dapat bertindak sebagai pihak
tanpa bantuan suaminya (BW psl 110) kecuali dalam hal perceraian atau
apabila ia dituntut dalam perkara pidana (BW psl 111)
5. Terhadap orang yang telah meninggal dunia, dapat pula dilakukan
gugatan. Gugatannya ditujukan kepada ahli warisnya sekaligus (Rv psl 7,
248 No. 1 BW 1194)
11
Selain orang yang dapat diajukan ke Pengadilan sebagai pihak adalah :
• Badan Hukum (PT, Koperasi, Yayasan, Cabang/ Perwakilan Perusahaan Asing)
 Direksi dan Pengurus Koperasi/ Yayasan tidak perlu kuasa khusus
• Firma  gugatan ditujukan kepada salah seorang persero (Rv psl 6 No. 5)
• CV  yang bertindak sebagai Pihak adalah para persero pengurus
BADAN USAHA YANG DAPAT
MENJADI PIHAK DI PHI
12
PART #3
GUGATAN, JAWABAN, EKSEPSI & PROVISI
13
• Penggugat harus memahami dan mengerti substansi permasalahan agar dapat mengetahui
dengan pasti duduk perkaranya (posita) dan yang akan dituntut (petita)
• Harus mengerti dan memahami apakah subtansi permasalahan masuk ruang lingkup Hukum
Perdata, Hukum Pidana, Hukum Ketenagakerjaan atau Hukum Tata Usaha Negara dll. Tujuannya
adalah agar gugatan terarah dan dapat mengantisipasi bila ada bantahan (eksepsi) dari pihak
lawan
• Mengetahui dengan pasti harta kekayaan baik tetap maupun tidak tetap milik Tergugat.
TEKNIK MENYUSUN GUGATAN
MENGERTI & MEMAHAMI SUBSTANSI MASALAH
Menentukan kewenangan Pengadilan:
1.Harus memahami apakah perkara berada pada kewenangan Pengadilan Perdata atau PTUN
atau Pengadilan Hubungan Industrial. (Absolut Kompetensi)
2.Harus memahami wilayah pengadilan mana yang berwenang, misalnya apakah di PHI Bandung
atau PHI Jakarta. (Relatif Kompetensi)
Tujuan: Agar gugatan diajukan sesuai dengan kewenangan badan peradilannya
JUDUL GUGATAN PHI
Dalam pasal 56 UU No 2 Tahun 2004 bahwa tugas dan wewenang PHI adalah
memeriksa dan memutus :
• Tingkat pertama mengenai perselisihan hak
• Tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan
• Tingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja
• Tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat pekerja dalam
satu perusahaan
Berdasarkan hal tersebut diatas maka judul gugatan PHI hanya ada empat judul
sebagaimana tertera diatas. Selain itu, bahwa hanya perselisihan hak dan PHK
saja yang dapat diajukan Kasasi sedangkan Perselisihan kepentingan dan
Perselisihan antar serikat pekerja dalam satu perusahaan tidak dapat diajukan
Kasasi
Contoh Judul Gugatan :
Gugatan tentang Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja
Gugatan tentang Perselisihan Hak dll
14
15
GUGATAN
Kepala Gugatan meliputi pengadilan yang berwenang, judul gugatan, identitas
penggugat & tergugat (nama, domisili, dasar bertindak serta kewarganegaraan)
Positum adalah dasar gugatan yang memuat tentang hubungan hukum antara pihak
yang berperkara. Memuat uraian tentang kejadian atau peristiwa mengenai duduk
perkara serta tentang adanya hubungan hukum yang menimbulkan hak dan
kewajiban para pihak yang menjadi dasar yuridis suatu gugatan.
–Sebab-sebab dan peristiwa hukum yang terjadi.
–Disebutkan dengan jelas perbuatan Tergugat melanggar peraturan perundangan
yang berlaku.
–Memohon sita jaminan agar putusan tidak hampa
Petitum adalah hal-hal yang dimohon / dituntut supaya diputus oleh Pengadilan. Harus
dirumuskan dengan jelas dan tegas hal-hal yang Dimohon dan harus sesuai Positum, misalnya :
• Mengabulkan gugatan Penggugat
• Menyatakan Putus hubungan kerja…….
• Menghukum Tergugat untuk …………….
• Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara
Atau apabila Pengadilan berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya, (ex aequo et
bono)
16
JAWABAN
GUGATAN
 Adalah Tanggapan
atas gugatan termasuk
didalamnya Eksepsi
yang bukan mengenai
kompetensi Absolut.
 Atas gugatan
Penggugat, Tergugat
dapat mengajukan
tuntutan provisi,
gugatan balik
(Rekonpensi),
selambatnya sebelum
pembuktian
Eksepsi melanggar kompetensi :
 AbsolutYurisdiksi badan-badan peradilan
 Relatif Batas mengadili berdasarkan kekuasaan daerah hukumnya
Ekspesi lain-lain:
 Error in Persona  Penggugat keliru subjek hukumnya dalam mengajukan
gugatan . Ex: Seharusnya tergugat Perusahaan Outsourcing, tetapi yang
digugat Perusahaan Pemberi Kerja
 Obscuur Libel  Gugatan kabur atau tidak jelas, misalnya antara posita
dan petita tidak berhubungan.
 Nebis in Idem  Apabila perkara dengan substansi & subjek yang sama,
sudah pernah digugat sebelumnya dan telah diputus (in kracht), kemudian
digugat kembali.
 Gugatan Prematur  Gugatan masih tertunda karena ada faktor yang
menangguhkan. Ex: belum ada penetapan upah lembur pengawas
ketenagakerjaan, menggugat perselisihan hak.
 Rei Judicata Deductae  Perkara yang digugat sudah pernah diajukan
dan belum putus.
Apa yang digugat telah dikesampingkan, dalam hal :
- Apa yang digugat sudah dipenuhi
- Sudah dihapuskan sendiri oleh Penggugat
- Sudah melepaskan diri
- daluwarsa.
EKSEPSI
17
GUGATAN BALIK (REKONPENSI)
• Apabila dalam hubungan hukum ada
peristiwa hukum yang menimbulkan hak
dan kewajiban yang juga harus dipenuhi
oleh Penggugat dan dengan dasar yang
kuat, maka dapat diajukan gugatan
Rekonpensi.
• Dalam hal ini kedudukan Tergugat berubah
menjadi Penggugat Rekonpensi dan
Penggugat menjadi Tergugat Rekonpensi
• Proses Penyusunan gugatan Rekonpensi
sama dengan proses penyusunan surat
gugatan, dan Penggugat Rekonpensi dapat
memohon tuntutan provisi, putusan sela
dan sita jaminan.
Gugatan Rekonpensi dapat diajukan
dalam segala hal, KECUALI :
• Dalam gugatan konpensi posisi
Tergugat bukan bertindak untuk
diri sendiri, sedangkan dalam
rekonpensi bertindak untuk diri
sendiri
• Apabila pengadilan yang
memeriksa gugatan konpensi
tidak berwenang secara mutlak
untuk memeriksa gugatan
rekonpensi
PROVISI
• Dalam hal pekerja diskorsing untuk proses PHK tetapi
upah dan haknya tidak dibayarkan oleh perusahaan;
• Hakim berdasarkan bukti-bukti permulaan
menjatuhkan putusan sela/ provisionil;
• Dalam hal putusan provisionil tidak dilaksanakan oleh
pengusaha maka diletakan sita jaminan terhadap asset
perusahaan;
18
PETITUM
• Absolut : Menyatakan PN tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara No…karena
merupakan kewenangan PHI….
• Relatif : Menyatakan PHI Jakarta tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara No…karena
merupakan kewenangan PHI Bandung
• Lain-lain : Menyatakan gugatan Penggugat tidak jelas/ kabur atau keliru subjek hukum,dll sehingga
gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima
19
Memerintahkan Tergugat/ Penggugat membayarkan hak-hak pekerja selama skorsing terhitung sejak
……..sebesar Rp……/ bulan sampai dengan putusan berkekuatan hukum tetap
Menyatakan sah dan berharga sita jaminan terhadap……
Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara
Petitum Provisi
Petitum Jawaban
Petitum Eksepsi
20
PART #4
REPLIK & DUPLIK
21
Replik adalah tanggapan Penggugat atas jawaban Tergugat
 Isi Replik pada umumnya membantah seluruh dalil jawaban Tergugat.
 Berisi dalil atau hal-hal tambahan untuk menguatkan dalil-dalil gugatan Penggugat
 Dapat mengajukan hal-hal baru untuk menguatkan dalil gugatan.
 Dilakukan dengan mengikuti point-point jawaban Tergugat.
 Menggunakan sumber-sumber kepustakaan, yurisprudensi, doktrin, kebiasaan dan lain-lain
 Tidak ada aturan baku dalam membuat Replik
 Penutup Replik biasanya menyatakan tetap pada pendirian seperti dalam gugatan semula
 Apabila dalam jawaban Tergugat tidak ada eksepsi dalam permohonan akhir, Penggugat
harus tegas menyatakan tetap pada pendirian seperti dalam gugatan semula.
REPLIK
Duplik adalah tanggapan Penggugat atas Replik dari Tergugat
 Isi duplik pada umumnya merupakan bantahan atas dalil Replik Penggugat
 Berisi dalil untuk menguatkan jawaban Tergugat
 Dapat mengajukan dalil baru tentang bantahannya untuk menguatkan dalil jawaban Tergugat
 Dilakukan dengan mengikuti point-point Replik Penggugat
 Untuk mendukung dalil-dalil Duplik dapat menggunakan sumber kepustakaan, Yurisprudensi,
doktrin-doktrin, kebiasaan, dll
 Tidak ada aturan baku dalam membuat duplik, asal mudah dimengerti dan dipahami oleh Hakim
 Duplik merupakan jawab jinawab terakhir, Pihak Tergugat dapat mengemukakan seluruh dalil-dalil
bahwa apa yang didalilkan Penggugat sama sekali tidak benar
 Pada permohonan akhir cukup dengan menyatakan tetap pada pendirian seperti dalam jawaban dan
atau gugatan Rekonpensi semula
DUPLIK
PART #5
PEMBUKTIAN
Pembuktian adalah meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil-dalil yang
dikemukakan dalam suatu persengketaan
Pembuktian yang dicari
kebenaran formil.
(psl 164 HIR)
•Bukti tertulis
•Bukti saksi
•Pengakuan
•Persangkaan
•Sumpah
Bukti tertulis
•Akta autentik
–Pembuktian formal
–Pembuktian material
–Pembuktian mengikat
•Akta dibawah tangan
•Surat biasa
PEMBUKTIAN
25
Bukti Saksi
Saksi adalah orang yang memberikan keterangan
kesaksian didepan pengadilan mengenai apa yang
mereka ketahui, lihat sendiri, dengar sendiri atau
alami sendiri
• Larangan menjadi saksi
– Keluarga sedarah dan keluarga semenda
menurut keturunan yang luruh dari salah
satu pihak
– Suami atau isteri salah satu pihak,
meskipun telah bercerai
– Anak-anak yang umurnya tidak diketahui
dengan jelas, bahwa mereka sudah
berumur 15 tahun
– Orang gila, walaupun kadang-kadang
ingatannya terang.
Yang dapat mengundurkan diri jadi saksi:
•Saudara laki-laki dan perempuan dan ipar laki-
laki dan perempuan dari salah satu pihak
•Keluarga sedarah menurut keturunan lurus dari
saudara laki-laki dan perempuan, dari
suami/isteri dari salah satu pihak
•Orang yang karena martabat, pekerjaan atau
jabatannya yang sah diwajibkan menyimpan
rahasia, dalam halnya semata-mata tentang hal
itu saja yang dipercayakan karena martabat,
pekerjaan dan jabatan itu.
PERSANGKAAN
• Persangkaan adalah
kesimpulan yang diambil
dari suatu peristiwa yang
dikenal atau dianggap
terbukti, dengan mana
diketahui adanya suatu
peristiwa yang tidak
dikenal
• Bila yang menarik
kesimpulan tersebut
undang-undang, maka
persangkaan tersebut
dinamakan persangkaan
undang-undang.
Sedangkan bilamana yang
menarik kesimpulan
adalah hakim maka
dinamakan persangkaan
hakim.
26
PENGAKUAN
• Pengakuan adalah
keterangan baik tertulis
maupun lisan yang
membenarkan peristiwa,
hak atau hubungan
hukum yang dikemukakan
pihak lawan.
• Pengakuan didepan
sidang pengadilan
merupakan bukti yang
sempurna terhadap siapa
yang melakukannya, baik
sendiri maupun dengan
perantaraan orang lain
dengan surat kuasa
khusus
SUMPAH
• Sebetulnya sumpah
bukanlah alat bukti, yang
sebetulnya menjadi alat
bukti adalah keterangan
salah satu pihak yang
berperkara yang
dikuatkan dengan
sumpah.
27
 Menyimpulkan hal-hal penting yang terjadi selama proses
persidangan sejak gugatan sampai dengan pembuktian.
 Penggugat dan Tergugat mengajukan kesimpulannya sendiri-
sendiri atas proses persidangan tersebut.
6. KESIMPULAN
Putusan Pengadilan harus memuat :
a. Kepala putusan berbunyi: “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA
ESA”;
b. Nama, jabatan, kewarganegaraan, tempat kediaman atau tempat kedudukan para pihak
yang berselisih;
c. Ringkasan pemohon/penggugat dan jawaban termohon/tergugat yang jelas;
d. Pertimbangan terhadap setiap bukti dan data yang diajukan hal yang terjadi dalam
persidangan selama sengketa itu diperiksa;
e. Alasan hukum yang menjadi dasar putusan;
f. Amar putusan tentang sengketa;
g. Hari, tanggal putusan, nama Hakim, Hakim Ad-Hoc yang memutus, nama Panitera, serta
keterangan tentang hadir atau tidaknya para pihak.
28
7. PUTUSAN
• Alasan permohonan Kasasi :
– Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang.
– Salah menerapkan hukum yang berlaku
– Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangan.
• Yang dapat dimohonkan kasasi adalah :
– Perselisihan Hak
– Perselisihan PHK
• Waktu pengajuan kasasi adalah 14 hari kerja setelah putusan dibacakan / diberitahukan.
• Memori kasasi paling lambat diserahkan 14 hari sejak menyatakan kasasi
• Kontra Memori kasasi paling lambat diserahkan 14 hari sejak diterimanya memori kasasi
29
8. UPAYA HUKUM KASASI
SOHO Pancoran South Jakarta
Jl. Let. Jend. MT. Haryono Kav. 2-3,
North Wing Noble 1102 – Pancoran
Jakarta Selatan 12810
Telp (62-21) 80625809
Email office@fardalaw.com
Website www.fardalaw.com

More Related Content

What's hot

Contract Drafting Exercise _Training "PROCUREMENT Contract & Biding EVALUATION".
Contract Drafting Exercise _Training "PROCUREMENT Contract & Biding EVALUATION".Contract Drafting Exercise _Training "PROCUREMENT Contract & Biding EVALUATION".
Contract Drafting Exercise _Training "PROCUREMENT Contract & Biding EVALUATION".Kanaidi ken
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerjaGindha Wayka
 
kesimpulan penggugat
kesimpulan penggugatkesimpulan penggugat
kesimpulan penggugatNakano
 
Surat gugatan tun
Surat gugatan tunSurat gugatan tun
Surat gugatan tunjarebudi
 
Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial
Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan IndustrialCut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial
Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrialcutzurnali
 
Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))GLC
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Idik Saeful Bahri
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional IndonesiaARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesiaalsalcunsoed
 
Contoh perjanjian hutang piutang
Contoh perjanjian hutang piutangContoh perjanjian hutang piutang
Contoh perjanjian hutang piutangladfian_1
 
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...Idik Saeful Bahri
 
Surat pembatalan-perjanjian
Surat pembatalan-perjanjianSurat pembatalan-perjanjian
Surat pembatalan-perjanjianKades Pauh
 
Definisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaDefinisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaAbi Zakaria N
 
Gugatan linkungan (class action)
Gugatan linkungan (class action)Gugatan linkungan (class action)
Gugatan linkungan (class action)Nakano
 

What's hot (20)

Contract Drafting Exercise _Training "PROCUREMENT Contract & Biding EVALUATION".
Contract Drafting Exercise _Training "PROCUREMENT Contract & Biding EVALUATION".Contract Drafting Exercise _Training "PROCUREMENT Contract & Biding EVALUATION".
Contract Drafting Exercise _Training "PROCUREMENT Contract & Biding EVALUATION".
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja
 
kesimpulan penggugat
kesimpulan penggugatkesimpulan penggugat
kesimpulan penggugat
 
Penyelesaian sengketa
Penyelesaian sengketaPenyelesaian sengketa
Penyelesaian sengketa
 
Surat gugatan tun
Surat gugatan tunSurat gugatan tun
Surat gugatan tun
 
Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial
Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan IndustrialCut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial
Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial
 
Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
Contoh Penawaran Jasa Hukum Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Contoh Surat Somasi
Contoh Surat SomasiContoh Surat Somasi
Contoh Surat Somasi
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
 
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional IndonesiaARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
 
Contoh perjanjian hutang piutang
Contoh perjanjian hutang piutangContoh perjanjian hutang piutang
Contoh perjanjian hutang piutang
 
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
 
Surat pembatalan-perjanjian
Surat pembatalan-perjanjianSurat pembatalan-perjanjian
Surat pembatalan-perjanjian
 
Definisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaDefinisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidana
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
Gugatan linkungan (class action)
Gugatan linkungan (class action)Gugatan linkungan (class action)
Gugatan linkungan (class action)
 
CONTOH Perjanjian Kerja Karyawan Tetap & Kontrak (PKWTT dan PKWT)
CONTOH Perjanjian Kerja Karyawan Tetap & Kontrak (PKWTT dan PKWT)CONTOH Perjanjian Kerja Karyawan Tetap & Kontrak (PKWTT dan PKWT)
CONTOH Perjanjian Kerja Karyawan Tetap & Kontrak (PKWTT dan PKWT)
 
Surat perjanjian kerja
Surat perjanjian kerjaSurat perjanjian kerja
Surat perjanjian kerja
 

Similar to Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHI

hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptxhukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptxAlfiyaWicaksono
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)arjunowidya
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxhikpknlgto
 
Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt
Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.pptPertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt
Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.pptnlpt3435
 
Menangkan gugatan dari aspek formil
Menangkan gugatan dari aspek formilMenangkan gugatan dari aspek formil
Menangkan gugatan dari aspek formilBimo Prasetio
 
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.pptMateri-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.pptAhmadNailulAuthor
 
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptx
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptxMateri PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptx
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptxkamdina35
 
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptxMaulanaAminThahir1
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptasifsardari
 
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptxGUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptxAndi Komara
 
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptxPembayunAM
 
ACARA_PERDATA_POWER_POINT_dengan_GARIS.ppt
ACARA_PERDATA_POWER_POINT_dengan_GARIS.pptACARA_PERDATA_POWER_POINT_dengan_GARIS.ppt
ACARA_PERDATA_POWER_POINT_dengan_GARIS.pptAndi Komara
 
Panduan Beracara di PHI
Panduan Beracara di PHIPanduan Beracara di PHI
Panduan Beracara di PHIFardalaw Labor
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 

Similar to Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHI (20)

Bab ii perihal
Bab ii perihalBab ii perihal
Bab ii perihal
 
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptxhukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt
Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.pptPertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt
Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt
 
Menangkan gugatan dari aspek formil
Menangkan gugatan dari aspek formilMenangkan gugatan dari aspek formil
Menangkan gugatan dari aspek formil
 
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.pptMateri-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
 
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptx
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptxMateri PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptx
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptx
 
4. GUGATAN.pptx
4. GUGATAN.pptx4. GUGATAN.pptx
4. GUGATAN.pptx
 
Gugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UIGugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UI
 
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx
6 dan 7 (Gugatan dan Jawaban).pptx
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptxGUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
 
ACARA_PERDATA_POWER_POINT_dengan_GARIS.ppt
ACARA_PERDATA_POWER_POINT_dengan_GARIS.pptACARA_PERDATA_POWER_POINT_dengan_GARIS.ppt
ACARA_PERDATA_POWER_POINT_dengan_GARIS.ppt
 
Panduan Beracara di PHI
Panduan Beracara di PHIPanduan Beracara di PHI
Panduan Beracara di PHI
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 

More from Fardalaw Labor

Perjanjian Kerja Bersama/ CLA
Perjanjian Kerja Bersama/ CLAPerjanjian Kerja Bersama/ CLA
Perjanjian Kerja Bersama/ CLAFardalaw Labor
 
Hubungan Kerja Kelompok Usaha
Hubungan Kerja Kelompok UsahaHubungan Kerja Kelompok Usaha
Hubungan Kerja Kelompok UsahaFardalaw Labor
 
Corporate Action # PHK
Corporate Action # PHKCorporate Action # PHK
Corporate Action # PHKFardalaw Labor
 
Pola Hubungan Pemberi kerja & Pekerja
Pola Hubungan Pemberi kerja & PekerjaPola Hubungan Pemberi kerja & Pekerja
Pola Hubungan Pemberi kerja & PekerjaFardalaw Labor
 
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014Fardalaw Labor
 
Perubahan Permenaker 19 tahun 2012/ Outsourcing
Perubahan Permenaker 19 tahun 2012/ OutsourcingPerubahan Permenaker 19 tahun 2012/ Outsourcing
Perubahan Permenaker 19 tahun 2012/ OutsourcingFardalaw Labor
 
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKBPermen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKBFardalaw Labor
 
Juklak outsourcing/ SE MENAKER NO 4 TAHUN 2013
Juklak outsourcing/ SE MENAKER NO 4 TAHUN 2013Juklak outsourcing/ SE MENAKER NO 4 TAHUN 2013
Juklak outsourcing/ SE MENAKER NO 4 TAHUN 2013Fardalaw Labor
 
Penerapan phk kesalahan berat
Penerapan phk kesalahan beratPenerapan phk kesalahan berat
Penerapan phk kesalahan beratFardalaw Labor
 
Pemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerjaPemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerjaFardalaw Labor
 

More from Fardalaw Labor (20)

Covid 19
Covid 19 Covid 19
Covid 19
 
Perjanjian Kerja Bersama/ CLA
Perjanjian Kerja Bersama/ CLAPerjanjian Kerja Bersama/ CLA
Perjanjian Kerja Bersama/ CLA
 
MOGOK KERJA
MOGOK KERJAMOGOK KERJA
MOGOK KERJA
 
PHK
PHKPHK
PHK
 
Hubungan Kerja Kelompok Usaha
Hubungan Kerja Kelompok UsahaHubungan Kerja Kelompok Usaha
Hubungan Kerja Kelompok Usaha
 
Corporate Action # PHK
Corporate Action # PHKCorporate Action # PHK
Corporate Action # PHK
 
PPHI
PPHIPPHI
PPHI
 
Kumpulan Putusan MK
Kumpulan Putusan MKKumpulan Putusan MK
Kumpulan Putusan MK
 
Pola Hubungan Pemberi kerja & Pekerja
Pola Hubungan Pemberi kerja & PekerjaPola Hubungan Pemberi kerja & Pekerja
Pola Hubungan Pemberi kerja & Pekerja
 
Peraturan Perusahaan
Peraturan PerusahaanPeraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaan
 
Outsourcing
OutsourcingOutsourcing
Outsourcing
 
Perjanjian Kerja
Perjanjian KerjaPerjanjian Kerja
Perjanjian Kerja
 
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014
Anotasi putusan mk no 7/PUU-XII/2014
 
Perubahan Permenaker 19 tahun 2012/ Outsourcing
Perubahan Permenaker 19 tahun 2012/ OutsourcingPerubahan Permenaker 19 tahun 2012/ Outsourcing
Perubahan Permenaker 19 tahun 2012/ Outsourcing
 
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKBPermen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
 
Slide pkb
Slide pkb Slide pkb
Slide pkb
 
PHK/ Pensiun Dini
PHK/ Pensiun DiniPHK/ Pensiun Dini
PHK/ Pensiun Dini
 
Juklak outsourcing/ SE MENAKER NO 4 TAHUN 2013
Juklak outsourcing/ SE MENAKER NO 4 TAHUN 2013Juklak outsourcing/ SE MENAKER NO 4 TAHUN 2013
Juklak outsourcing/ SE MENAKER NO 4 TAHUN 2013
 
Penerapan phk kesalahan berat
Penerapan phk kesalahan beratPenerapan phk kesalahan berat
Penerapan phk kesalahan berat
 
Pemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerjaPemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerja
 

Recently uploaded

Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptxahmadrievzqy
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxkhairunnizamRahman1
 

Recently uploaded (6)

Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
 

Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHI

  • 1. Technical Skill Development Document for IR Dispute Settlement DOKUMEN HUKUM JAWAB-JINAWAB PHI Willy Farianto Partner at Fardalaw SOHO Pancoran South Jakarta, North Wing Noble 1102, Jl. MT Haryono Kav. 2-3 Pancoran Jakarta Selatan 12810, Indonesia Telp. (021) 80625809 / 0811157937, website: www.fardalaw.com E-mail: office@fardalaw.com FARIANTO & DARMANTO LAW FIRM 3 Mei 2018 Astra International
  • 2. 2 PROSES BERACARA DI PHI Gugatan Eksepsi kompetensi absolut/relatif Putusan provisionil Majelis Hakim Jawaban Eksepsi, Provisi , Gugatan Rekonpensi Putusan Majelis Hakim Replik Duplik Pembuktian Kesimpulan Putusan sela Majelis Hakim Menolak putusan sela , Kasasi ke MA Menerima putusan absolut kompetensi ke badan peradilan lain Menerima Putusan relatif kompetensi ke wilayah hukum lain Penetapan sita jaminan tidak dapat diajukan perlawanan dan atau tidak dapat digunakan upaya hukum Sita jaminan
  • 3. 3 MATERI PEMBAHASAN 1. SURAT KUASA 2. PARA PIHAK 3. GUGATAN, JAWABAN, EKSEPSI, PROVISI, REKONVENSI 4. REPLIK & DUPLIK 5. PEMBUKTIAN 6. KESIMPULAN 7. PUTUSAN 8. UPAYA HUKUM KASASI
  • 5. 5  Surat Kuasa adalah surat yang memberikan kewenangan kepada pihak lain untuk bertindak untuk dan/atau atas nama orang/badan hukum yang memberikan kuasa.  Peraturan perundang-undangan tidak mengatur para pihak dalam suatu perkara harus mewakilkan kepada pihak lain. Orang yang langsung berkepentingan sendiri dapat aktif bertindak sebagai Penggugat maupun Tergugat. Namun bisa juga diwakilkan kepada orang lain yang telah ditunjuk dengan melalui SURAT KUASA. Surat kuasa adalah persetujuan dimana seseorang bertindak sebagai pemberi kuasa dan pihak lain bertindak sebagai penerima kuasa. (Pasal 1792 BW) Pasal 123 ayat 1 HIR dan SEMA No 1/1971 Jo SEMA No 6/1994 tentang Formulasi Surat Kuasa Khusus. - Surat Kuasa Khusus harus berbentuk tertulis. - Dibuat dan ditandatangani pemberi dan penerima kuasa. - Dapat dibuat bawah tangan atau otentik. -Menyebut identitas dan kedudukan para pihak yang berperkara. - Menyebutkan kompetensi relatif - Menyebutkan objek kasus yang diperkarakan. Putusan MA tgl. 18/9/1986 No. 3038 K/Pdt/1981 menyebutkan: keabsahan Surat Kuasa yang dibuat di Luar Negeri selain harus memenuhi persyaratan formil juga harus dilegalisir lebih dahulu oleh KBRI setempat. PENGERTIAN
  • 6. KUASA HUKUM Pasal 87 UU No. 2/2004 tentang PHI SP/SB dan Organisasi pengusaha dapat bertindak sebagai kuasa hukum untuk beracara di Pengadilan Hubungan Industiral mewakili anggotanya. UU No. 18/2003 tentang Advokat Pasal 1 ayat (1) Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan Undang-Undang. Pasal 1 ayat (2) Jasa hukum adalah jasa yang diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum, klien.
  • 7. 7 SYARAT DAPAT BERTINDAK SEBAGAI KUASA  Harus mempunyai surat kuasa khusus, sesuai dengan bunyi Psl 123 ayat (1) HIR (Psl 147 ayat 1 Rbg)  Ditunjuk sebagai kuasa atau wakil dalam surat gugat (Psl 123 ayat 1 HIR, Psl 147 ayat 1 Rbg)  Ditunjuk sebagai kuasa atau wakil dalam catatan gugatan apabila diajukan secara lisan (Psl 123 ayat 1 HIR, Psl 147 ayat 1 Rbg)  Ditunjuk oleh Penggugat sebagai kuasa atau wakil di persidangan (Psl 123 ayat 1 HIR, Psl 147 ayat 1 Rbg)  Telah terdaftar sebagai Advocat (UU No. 18/ 2003)  Organisasi Pengusaha/ Serikat Pekerja (Psl 87 UU No.2/ 2004) BERAKHIRNYA KUASA Pasal 1813 KUH Perdata membolehkan berkahirnya perjanjian kuasa secara sepihak atau unilateral. Hal-hal yang dapat mengakhiri pemberian kuasa menurut Pasal 1813 KUH Perdata : - Pemberi Kuasa Menarik Kembali Secara Sepihak - Salah Satu Pihak Meninggal Dunia - Penerima Kuasa Melepas Kuasa
  • 9. 9 Pada dasarnya setiap orang yang merasa mempunyai hak dan ingin menuntutnya atau ingin mempertahankan atau membelanya, berwenang untuk bertindak selaku pihak baik selaku Penggugat maupun selaku Tergugat. Namun demikian beberapa persyaratan harus dipenuhi yakni : 1.Mempunyai Rechtbevoegdheid atau kewenangan untuk menjadi pendukung 2.Mempunyai Handelingsbekwaamheid atau kemampuan untuk bertindak / melakukan perbuatan hukum. ASAS YANG DAPAT MENJADI PIHAK
  • 10. 10 YANG DIANGGAP TIDAK MAMPU SEBAGAI PARA PIHAK 1. Mereka yang belum cukup umur atau belum dewasa, mereka harus diwakili oleh walinya. 2. Mereka yang diletakkan di bawah pengampuan karena sakit ingatan (BW psl. 446, 452, Rv 248 No. 2) 3. Para pemboros dan pemabuk. Ketidakmampuannya terbatasa pada perbuatan-perbuatan dalam bidang hukum harta kekayaannya saja. 4. Seorang istri yang tunduk pada BW tidak dapat bertindak sebagai pihak tanpa bantuan suaminya (BW psl 110) kecuali dalam hal perceraian atau apabila ia dituntut dalam perkara pidana (BW psl 111) 5. Terhadap orang yang telah meninggal dunia, dapat pula dilakukan gugatan. Gugatannya ditujukan kepada ahli warisnya sekaligus (Rv psl 7, 248 No. 1 BW 1194)
  • 11. 11 Selain orang yang dapat diajukan ke Pengadilan sebagai pihak adalah : • Badan Hukum (PT, Koperasi, Yayasan, Cabang/ Perwakilan Perusahaan Asing)  Direksi dan Pengurus Koperasi/ Yayasan tidak perlu kuasa khusus • Firma  gugatan ditujukan kepada salah seorang persero (Rv psl 6 No. 5) • CV  yang bertindak sebagai Pihak adalah para persero pengurus BADAN USAHA YANG DAPAT MENJADI PIHAK DI PHI
  • 12. 12 PART #3 GUGATAN, JAWABAN, EKSEPSI & PROVISI
  • 13. 13 • Penggugat harus memahami dan mengerti substansi permasalahan agar dapat mengetahui dengan pasti duduk perkaranya (posita) dan yang akan dituntut (petita) • Harus mengerti dan memahami apakah subtansi permasalahan masuk ruang lingkup Hukum Perdata, Hukum Pidana, Hukum Ketenagakerjaan atau Hukum Tata Usaha Negara dll. Tujuannya adalah agar gugatan terarah dan dapat mengantisipasi bila ada bantahan (eksepsi) dari pihak lawan • Mengetahui dengan pasti harta kekayaan baik tetap maupun tidak tetap milik Tergugat. TEKNIK MENYUSUN GUGATAN MENGERTI & MEMAHAMI SUBSTANSI MASALAH Menentukan kewenangan Pengadilan: 1.Harus memahami apakah perkara berada pada kewenangan Pengadilan Perdata atau PTUN atau Pengadilan Hubungan Industrial. (Absolut Kompetensi) 2.Harus memahami wilayah pengadilan mana yang berwenang, misalnya apakah di PHI Bandung atau PHI Jakarta. (Relatif Kompetensi) Tujuan: Agar gugatan diajukan sesuai dengan kewenangan badan peradilannya
  • 14. JUDUL GUGATAN PHI Dalam pasal 56 UU No 2 Tahun 2004 bahwa tugas dan wewenang PHI adalah memeriksa dan memutus : • Tingkat pertama mengenai perselisihan hak • Tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan • Tingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja • Tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat pekerja dalam satu perusahaan Berdasarkan hal tersebut diatas maka judul gugatan PHI hanya ada empat judul sebagaimana tertera diatas. Selain itu, bahwa hanya perselisihan hak dan PHK saja yang dapat diajukan Kasasi sedangkan Perselisihan kepentingan dan Perselisihan antar serikat pekerja dalam satu perusahaan tidak dapat diajukan Kasasi Contoh Judul Gugatan : Gugatan tentang Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja Gugatan tentang Perselisihan Hak dll 14
  • 15. 15 GUGATAN Kepala Gugatan meliputi pengadilan yang berwenang, judul gugatan, identitas penggugat & tergugat (nama, domisili, dasar bertindak serta kewarganegaraan) Positum adalah dasar gugatan yang memuat tentang hubungan hukum antara pihak yang berperkara. Memuat uraian tentang kejadian atau peristiwa mengenai duduk perkara serta tentang adanya hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban para pihak yang menjadi dasar yuridis suatu gugatan. –Sebab-sebab dan peristiwa hukum yang terjadi. –Disebutkan dengan jelas perbuatan Tergugat melanggar peraturan perundangan yang berlaku. –Memohon sita jaminan agar putusan tidak hampa Petitum adalah hal-hal yang dimohon / dituntut supaya diputus oleh Pengadilan. Harus dirumuskan dengan jelas dan tegas hal-hal yang Dimohon dan harus sesuai Positum, misalnya : • Mengabulkan gugatan Penggugat • Menyatakan Putus hubungan kerja……. • Menghukum Tergugat untuk ……………. • Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara Atau apabila Pengadilan berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya, (ex aequo et bono)
  • 16. 16 JAWABAN GUGATAN  Adalah Tanggapan atas gugatan termasuk didalamnya Eksepsi yang bukan mengenai kompetensi Absolut.  Atas gugatan Penggugat, Tergugat dapat mengajukan tuntutan provisi, gugatan balik (Rekonpensi), selambatnya sebelum pembuktian Eksepsi melanggar kompetensi :  AbsolutYurisdiksi badan-badan peradilan  Relatif Batas mengadili berdasarkan kekuasaan daerah hukumnya Ekspesi lain-lain:  Error in Persona  Penggugat keliru subjek hukumnya dalam mengajukan gugatan . Ex: Seharusnya tergugat Perusahaan Outsourcing, tetapi yang digugat Perusahaan Pemberi Kerja  Obscuur Libel  Gugatan kabur atau tidak jelas, misalnya antara posita dan petita tidak berhubungan.  Nebis in Idem  Apabila perkara dengan substansi & subjek yang sama, sudah pernah digugat sebelumnya dan telah diputus (in kracht), kemudian digugat kembali.  Gugatan Prematur  Gugatan masih tertunda karena ada faktor yang menangguhkan. Ex: belum ada penetapan upah lembur pengawas ketenagakerjaan, menggugat perselisihan hak.  Rei Judicata Deductae  Perkara yang digugat sudah pernah diajukan dan belum putus. Apa yang digugat telah dikesampingkan, dalam hal : - Apa yang digugat sudah dipenuhi - Sudah dihapuskan sendiri oleh Penggugat - Sudah melepaskan diri - daluwarsa. EKSEPSI
  • 17. 17 GUGATAN BALIK (REKONPENSI) • Apabila dalam hubungan hukum ada peristiwa hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban yang juga harus dipenuhi oleh Penggugat dan dengan dasar yang kuat, maka dapat diajukan gugatan Rekonpensi. • Dalam hal ini kedudukan Tergugat berubah menjadi Penggugat Rekonpensi dan Penggugat menjadi Tergugat Rekonpensi • Proses Penyusunan gugatan Rekonpensi sama dengan proses penyusunan surat gugatan, dan Penggugat Rekonpensi dapat memohon tuntutan provisi, putusan sela dan sita jaminan. Gugatan Rekonpensi dapat diajukan dalam segala hal, KECUALI : • Dalam gugatan konpensi posisi Tergugat bukan bertindak untuk diri sendiri, sedangkan dalam rekonpensi bertindak untuk diri sendiri • Apabila pengadilan yang memeriksa gugatan konpensi tidak berwenang secara mutlak untuk memeriksa gugatan rekonpensi
  • 18. PROVISI • Dalam hal pekerja diskorsing untuk proses PHK tetapi upah dan haknya tidak dibayarkan oleh perusahaan; • Hakim berdasarkan bukti-bukti permulaan menjatuhkan putusan sela/ provisionil; • Dalam hal putusan provisionil tidak dilaksanakan oleh pengusaha maka diletakan sita jaminan terhadap asset perusahaan; 18
  • 19. PETITUM • Absolut : Menyatakan PN tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara No…karena merupakan kewenangan PHI…. • Relatif : Menyatakan PHI Jakarta tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara No…karena merupakan kewenangan PHI Bandung • Lain-lain : Menyatakan gugatan Penggugat tidak jelas/ kabur atau keliru subjek hukum,dll sehingga gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima 19 Memerintahkan Tergugat/ Penggugat membayarkan hak-hak pekerja selama skorsing terhitung sejak ……..sebesar Rp……/ bulan sampai dengan putusan berkekuatan hukum tetap Menyatakan sah dan berharga sita jaminan terhadap…… Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara Petitum Provisi Petitum Jawaban Petitum Eksepsi
  • 21. 21 Replik adalah tanggapan Penggugat atas jawaban Tergugat  Isi Replik pada umumnya membantah seluruh dalil jawaban Tergugat.  Berisi dalil atau hal-hal tambahan untuk menguatkan dalil-dalil gugatan Penggugat  Dapat mengajukan hal-hal baru untuk menguatkan dalil gugatan.  Dilakukan dengan mengikuti point-point jawaban Tergugat.  Menggunakan sumber-sumber kepustakaan, yurisprudensi, doktrin, kebiasaan dan lain-lain  Tidak ada aturan baku dalam membuat Replik  Penutup Replik biasanya menyatakan tetap pada pendirian seperti dalam gugatan semula  Apabila dalam jawaban Tergugat tidak ada eksepsi dalam permohonan akhir, Penggugat harus tegas menyatakan tetap pada pendirian seperti dalam gugatan semula. REPLIK
  • 22. Duplik adalah tanggapan Penggugat atas Replik dari Tergugat  Isi duplik pada umumnya merupakan bantahan atas dalil Replik Penggugat  Berisi dalil untuk menguatkan jawaban Tergugat  Dapat mengajukan dalil baru tentang bantahannya untuk menguatkan dalil jawaban Tergugat  Dilakukan dengan mengikuti point-point Replik Penggugat  Untuk mendukung dalil-dalil Duplik dapat menggunakan sumber kepustakaan, Yurisprudensi, doktrin-doktrin, kebiasaan, dll  Tidak ada aturan baku dalam membuat duplik, asal mudah dimengerti dan dipahami oleh Hakim  Duplik merupakan jawab jinawab terakhir, Pihak Tergugat dapat mengemukakan seluruh dalil-dalil bahwa apa yang didalilkan Penggugat sama sekali tidak benar  Pada permohonan akhir cukup dengan menyatakan tetap pada pendirian seperti dalam jawaban dan atau gugatan Rekonpensi semula DUPLIK
  • 24. Pembuktian adalah meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil-dalil yang dikemukakan dalam suatu persengketaan Pembuktian yang dicari kebenaran formil. (psl 164 HIR) •Bukti tertulis •Bukti saksi •Pengakuan •Persangkaan •Sumpah Bukti tertulis •Akta autentik –Pembuktian formal –Pembuktian material –Pembuktian mengikat •Akta dibawah tangan •Surat biasa PEMBUKTIAN
  • 25. 25 Bukti Saksi Saksi adalah orang yang memberikan keterangan kesaksian didepan pengadilan mengenai apa yang mereka ketahui, lihat sendiri, dengar sendiri atau alami sendiri • Larangan menjadi saksi – Keluarga sedarah dan keluarga semenda menurut keturunan yang luruh dari salah satu pihak – Suami atau isteri salah satu pihak, meskipun telah bercerai – Anak-anak yang umurnya tidak diketahui dengan jelas, bahwa mereka sudah berumur 15 tahun – Orang gila, walaupun kadang-kadang ingatannya terang. Yang dapat mengundurkan diri jadi saksi: •Saudara laki-laki dan perempuan dan ipar laki- laki dan perempuan dari salah satu pihak •Keluarga sedarah menurut keturunan lurus dari saudara laki-laki dan perempuan, dari suami/isteri dari salah satu pihak •Orang yang karena martabat, pekerjaan atau jabatannya yang sah diwajibkan menyimpan rahasia, dalam halnya semata-mata tentang hal itu saja yang dipercayakan karena martabat, pekerjaan dan jabatan itu.
  • 26. PERSANGKAAN • Persangkaan adalah kesimpulan yang diambil dari suatu peristiwa yang dikenal atau dianggap terbukti, dengan mana diketahui adanya suatu peristiwa yang tidak dikenal • Bila yang menarik kesimpulan tersebut undang-undang, maka persangkaan tersebut dinamakan persangkaan undang-undang. Sedangkan bilamana yang menarik kesimpulan adalah hakim maka dinamakan persangkaan hakim. 26 PENGAKUAN • Pengakuan adalah keterangan baik tertulis maupun lisan yang membenarkan peristiwa, hak atau hubungan hukum yang dikemukakan pihak lawan. • Pengakuan didepan sidang pengadilan merupakan bukti yang sempurna terhadap siapa yang melakukannya, baik sendiri maupun dengan perantaraan orang lain dengan surat kuasa khusus SUMPAH • Sebetulnya sumpah bukanlah alat bukti, yang sebetulnya menjadi alat bukti adalah keterangan salah satu pihak yang berperkara yang dikuatkan dengan sumpah.
  • 27. 27  Menyimpulkan hal-hal penting yang terjadi selama proses persidangan sejak gugatan sampai dengan pembuktian.  Penggugat dan Tergugat mengajukan kesimpulannya sendiri- sendiri atas proses persidangan tersebut. 6. KESIMPULAN
  • 28. Putusan Pengadilan harus memuat : a. Kepala putusan berbunyi: “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”; b. Nama, jabatan, kewarganegaraan, tempat kediaman atau tempat kedudukan para pihak yang berselisih; c. Ringkasan pemohon/penggugat dan jawaban termohon/tergugat yang jelas; d. Pertimbangan terhadap setiap bukti dan data yang diajukan hal yang terjadi dalam persidangan selama sengketa itu diperiksa; e. Alasan hukum yang menjadi dasar putusan; f. Amar putusan tentang sengketa; g. Hari, tanggal putusan, nama Hakim, Hakim Ad-Hoc yang memutus, nama Panitera, serta keterangan tentang hadir atau tidaknya para pihak. 28 7. PUTUSAN
  • 29. • Alasan permohonan Kasasi : – Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang. – Salah menerapkan hukum yang berlaku – Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangan. • Yang dapat dimohonkan kasasi adalah : – Perselisihan Hak – Perselisihan PHK • Waktu pengajuan kasasi adalah 14 hari kerja setelah putusan dibacakan / diberitahukan. • Memori kasasi paling lambat diserahkan 14 hari sejak menyatakan kasasi • Kontra Memori kasasi paling lambat diserahkan 14 hari sejak diterimanya memori kasasi 29 8. UPAYA HUKUM KASASI
  • 30. SOHO Pancoran South Jakarta Jl. Let. Jend. MT. Haryono Kav. 2-3, North Wing Noble 1102 – Pancoran Jakarta Selatan 12810 Telp (62-21) 80625809 Email office@fardalaw.com Website www.fardalaw.com