SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 50/PMK.06/2014
Tata Cara Pelaksanaan
Penghapusan Barang Milik Negara
MATERI
Latar Belakang
Pokok-Pokok Perubahan
Ruang Lingkup PMK
Pelaksanaan Penghapusan pada Pengelola Barang
Pelaksanaan Penghapusan pada Pengguna Barang
Hal Penting Lainnya
2
Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 4/PMK.02/2015 Tentang
Pedelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu dari Pengelola
Barang Kepada Pengguna Barang
a. Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu dari Pengelola Barang Kepada
Pengguna Barang
 Pemberian persetujuan atas permohonan penghapusan dan pemusnahan
b. Pelaksana kewenangan dan tanggung jawab harus dilakukana oleh Menteri /
Pimpinan lembaga selaku pengguna barang secara funsional dilakukan oleh :
1. Sekretaris jenderal/Sekretaris kementerian/Sekretaris utama pada
kementerian/lembaga termasuk kantor menteri koordinator/kantor menteri
Negara
2. Jaksa Agung Muda Pembinaan pada kejaksaan agung.
3. Asisten kepala kepolisian negara republik indonesia bidang sarang dan
prasarana pada kepolisian negara republik indonesia
4. Pimpinan kesekretariatan/Kepaniteraan pada lembaga tinggi negara
Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 4/PMK.02/2015 Tentang
Pedelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu dari Pengelola
Barang Kepada Pengguna Barang. Lanjutan..........
c. Klasifikasi Pedelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab memberikan
persetujuan atas permohonan penghapusan BMN terhadap BMN berupa :
1. Persediaan;
2. Aset tetap lainya, berupa hewan, ikan dan tanaman;
3. Selain tanah dan/atau bangunan, yang tidak mempunyai dokumen
kepemilikan, dengan nilai perolehan sampai dengan 100 juta
perunit/satuan
4. Penghapusan dilakukan sebagai akibat dari sebab-sebab lain yang
merupakan sebab-sebab secara normal dapat diperkirakan wajar
menjadi penyebab penghapusan, seperti rusak berat yang tidak
bernilai ekonomis, hilang, susut, menguap, mencair, kaduluarsa,
mati/cacat berat/tidak produktif untuk tanaman/hewan, dan sebagai
akibat dari keadaan kahar (force majere)
• mewujudkan
akuntabilitas
pengelolaan Barang Milik
Negara, penghapusan
Barang Milik Negara
perlu dilaksanakan
secara tepat dan
akuntabel.
• menyikapi
perkembangan kondisi
dan praktik tata kelola
pemerintahan yang baik,
pengaturan mengenai
penghapusan Barang
Milik Negara dalam
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
96/PMK.06/2007 perlu
ditinjau kembali
PMK No.
96/PMK.06
/2007
RPMK tentang
Tata Cara
Pelaksanaan
Penggunaan
Barang Milik
Negara
PMK tentang
Tata Cara
Pelaksanaan
Pemanfaatan
Barang Milik
Negara
RPMK tentang Tata
Cara Pelaksanaan
Pemindahtanganan
Barang Milik
Negara
PMK tentang
Tata Cara
Pelaksanaan
Penghapusan
Barang Milik
Negara
LATAR BELAKANG
5
POKOK-POKOK PERUBAHAN
1. Prinsip umum penghapusan (alur pelaksanaan penghapusan)
2. Pengaturan lebih rinci penghapusan BMN pada Pengelola
Barang
3. Mempertegas penghapusan BMN berupa Aset Tak Berwujud
4. Pengaturan lebih rinci penghapusan BMN karena sebab-sebab
lain
5. Penambahan jangka waktu penerbitan keputusan
penghapusan pada Pengguna Barang
6
PRINSIP UMUM
PMK 96/2007 PMK 50/2014 KETERANGAN
Penghapusan dilakukan
sebelum dilakukannya
pemindahtanganan
/penyerahan kepada
pengelola/ alih status
penggunaan (sebelum
adanya berita acara serah
terima).
Penghapusan dilakukan
setelah dilakukannya
pemindahtanganan
/penyerahan kepada
pengelola/ alih status
penggunaan.
Dalam siklus pengelolaan BMN,
penghapusan merupakan proses
terakhir. Hal ini sejalan dengan PP
6 Tahun 2006:
Pasal 42 ayat (1), penghapusan
BMN dilakukan dalam hal BMN
sudah tidak berada dalam
penguasaan pengguna
barang/kuasa pengguna barang.
Pasal 43 ayat (1), penghapusan
BMN dari Daftar BMN dilakukan
dalam hal BMN dimaksud sudah
beralih kepemilikannya, terjadi
pemusnahan, atau karena sebab-
sebab lain.
7
- Permohonan pemindahtanganan/alih status ke
pengguna barang lain/penghapusan dengan
pemusnahan
- Penyerahan kepada pengelola (BMN Idle)
- Persetujuan pemindahtanganan/alih status ke
pengguna barang lain/penghapusan dengan
pemusnahan
- Keputusan penyerahan kepada pengelola
Penghapusan dengan menerbitkan
Keputusan Penghapusan (paling lama
1 bulan sejak tanggal persetujuan)
- BAST pemindahtanganan/alih status ke
pengguna barang lain/BA Pemusnahan
- BAST penyerahan kepada Pengelola
Barang
- Permohonan pemindahtanganan/alih status ke
pengguna barang lain/penghapusan karena
pemusnahan
- Penyerahan kepada pengelola (BMN Idle)
- Persetujuan pemindahtanganan/alih status ke
pengguna barang lain/penghapusan karena
pemusnahan
- Keputusan penyerahan kepada pengelola
- BAST pemindahtanganan/alih status ke
pengguna barang lain/BA Pemusnahan
- BAST penyerahan kepada Pengelola Barang
Penghapusan dengan menerbitkan
Keputusan Penghapusan (paling lama
2 bulan sejak tanggal BAST)
ALUR PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BMN
PMK 96/PMK.06/2007 PMK 50/PMK.06/2014
8
RUANG LINGKUP PMK
BMN selain tanah dan/atau bangunan termasuk tetapi tidak terbatas pada
BMN berupa software komputer, lisensi, franchise, paten, hak cipta, dan hasil
kajian/pengembangan yang memberikan manfaat jangka panjang.
9
PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BMN
PADA PENGELOLA BARANG
10
PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BMN
PADA PENGGUNA BARANG
1
• Penyerahan kepada Pengelola Barang
2
• Pengalihan status penggunaan BMN kepada Pengguna Barang lain
3
• Pemindahtanganan
4
• Adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan sudah
tidak ada upaya hukum lainnya
5
• Ketentuan peraturan perundang-undangan
6
• Pemusnahan
7
• Sebab-sebab lain
11
Pengelola Barang melakukan penyesuaian pencatatan BMN pada DBMN
Laporan Penghapusan kepada Pengelola Barang paling lama 1 (satu) bulan sejak keputusan
Penghapusan BMN ditandatangani
Penghapusan BMN dari DBP/DBKP dengan menerbitkan Keputusan Penghapusan (paling lama 2
(dua) bulan sejak tanggal BAST)
BAST Penyerahan BMN kepada Pengelola Barang
Proses Penyerahan BMN kepada Pengelola Barang
1
• Penghapusan Karena Penyerahan BMN Kepada Pengelola
Barang
12
2
• Penghapusan Karena Pengalihan Status Penggunaan BMN
Kepada Pengguna Barang Lain
13
Proses Pemindahtanganan BMN
BAST Pemindahtanganan BMN
Penghapusan BMN dari DBP/DBKP dengan menerbitkan Keputusan
Penghapusan (paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal BAST)
Laporan Penghapusan kepada Pengelola Barang paling lama 1 (satu) bulan
sejak keputusan Penghapusan BMN ditandatangani
Pengelola Barang melakukan penyesuaian pencatatan BMN pada DBMN
3
• Penghapusan Karena Pemindahtanganan
14
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG
Permohonan
Penghapusan
BMN
penelitian terhadap
permohonan
Penghapusan BMNmemastikan kesesuaian antara BMN yang
menjadi objek putusan pengadilan dengan
BMN yang menjadi objek permohonan
Penghapusan:
- penelitian data dan dokumen BMN
- penelitian terhadap isi putusan
- pengadilan terkait BMN sebagai objek
putusan pengadilan
- penelitian lapangan (on site visit), jika
diperlukan
laporan hasil
penelitian
Setuju
?
Surat Persetujuan
Penghapusan BMN
Surat Persetujuan
Penghapusan
BMN
Penghapusan BMN dari
DBP/DBKP dengan
Menerbitkan Keputusan
Penghapusan
laporan
Penghapusan
laporan
Penghapusan
Penghapusan
BMN dari
DBMN
Ya
Tidak
4
• Penghapusan Karena Adanya Putusan Pengadilan Yang Telah
Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap Dan Sudah Tidak Ada Upaya
Hukum Lainnya
paling lama2 bulan sejak tgl
persetujuan
paling lama 1 bulan sejak
keputusan penghapusan
ditandatangani
15
KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN
1. permohonan Penghapusan BMN kepada Pengelola Barang yang sekurang–
kurangnya memuat:
• pertimbangan dan alasan Penghapusan
• data BMN
2. Permohonan Penghapusan BMN dimaksud sekurang–kurangnya dilengkapi
dengan:
- salinan/fotokopi putusan pengadilan yang telah
dilegalisasi/disahkan oleh pejabat berwenang
- fotokopi dokumen kepemilikan atau dokumen
setara
Penghapusan Karena Adanya Putusan Pengadilan Yang Telah Memperoleh
Kekuatan Hukum Tetap Dan Sudah Tidak Ada Upaya Hukum Lainnya
(lanjutan…)
16
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG
Permohonan
Penghapusan
BMN
penelitian terhadap
permohonan
Penghapusan BMN
Permohonan sekurang-kurangnya memuat:
- pertimbangan dan alasan Penghapusan
- data BMN
Surat Persetujuan
Penghapusan BMN
Surat Persetujuan
Penghapusan
BMN
Penghapusan BMN dari
DBP/DBKP dengan
Menerbitkan Keputusan
Penghapusan
laporan
Penghapusan
laporan
Penghapusan
Penghapusan
BMN dari
DBMN
5
• Penghapusan BMN Karena Melaksanakan Ketentuan Peraturan
Perundang–undangan
paling lama 2 bulan sejak tgl
persetujuan
paling lama 1 bulan sejak
keputusan penghapusan
ditandatangani
17
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG
Permohonan
Penghapusan
BMN
penelitian terhadap
permohonan
Penghapusan BMN
- pertimbangan dan alasan Penghapusan
- data BMN
Setuju
?
Surat Persetujuan
Penghapusan BMN
Surat Persetujuan
Penghapusan
BMN
Penghapusan BMN dari
DBP/DBKP dengan
Menerbitkan Keputusan
Penghapusan
laporan
Penghapusan
laporan
Penghapusan
Penghapusan
BMN dari
DBMN
Ya
Tidak
Pelaksanaan
Pemusnahan BMN  BA
Pemusnahan
paling lama 1 bulan sejak tgl
persetujuan
paling paling 2 bulan sejak tgl
persetujuan
paling lama 1 bulan sejak
keputusan penghapusan
ditandatangani
6
• Penghapusan BMN Karena Pemusnahan
18
KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN
Permohonan Penghapusan BMN karena Pemusnahan kepada Pengelola Barang yang sekurang–
kurangnya memuat:
1. pertimbangan dan alasan Penghapusan;
2. data BMN;
3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari Pengguna Barang/pejabat yang
ditunjuk yang sekurang-kurangnya memuat:
a. identitas Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk;
b. pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang diajukan,
baik materiil maupun formil; dan
c. pernyataan bahwa BMN tidak lagi dapat digunakan, dimanfaatkan, dan dipindahtangankan
atau bahwa BMN harus dilakukan Pemusnahan berdasarkan amanat ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. fotokopi bukti kepemilikan, untuk BMN yang harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan;
5. fotokopi keputusan penetapan status penggunaan, untuk BMN yang harus ditetapkan status
penggunaannya;
6. kartu identitas barang, untuk BMN yang harus dilengkapi dengan kartu identitas barang; dan
7. foto BMN.
Penghapusan BMN Karena Pemusnahan (lanjutan…)
19
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG
Permohonan
Penghapusan
BMN
penelitian terhadap
permohonan
Penghapusan BMN
- pertimbangan dan alasan Penghapusan
- data BMN
Setuju
?
Surat Persetujuan
Penghapusan BMN
Surat Persetujuan
Penghapusan
BMN
Penghapusan BMN dari
DBP/DBKP dengan
Menerbitkan Keputusan
Penghapusan
laporan
Penghapusan
laporan
Penghapusan
Penghapusan
BMN dari
DBMN
Ya
Tidak
paling lama 2 bulan sejak tgl
persetujuan
paling lama 1 bulan sejak
keputusan penghapusan
ditandatangani
7
• Penghapusan BMN Karena Sebab-Sebab Lain
20
KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN
Penghapusan BMN Karena Sebab-Sebab Lain (Lanjutan…)
1. BMN hilang, permohonan dilengkapi dengan:
a. Surat keterangan dari kepolisian; dan
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari
Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk yang sekurang-
kurangnya memuat:
1. Identitas Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk;
2. Pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas
kebenaran permohonan yang diajukan, baik materiil
maupun formil; dan
3. pernyataan bahwa BMN hilang dan tidak lagi dapat
ditemukan.
21
Penghapusan BMN Karena Sebab-Sebab
Lain (Lanjutan…)
2. BMN rusak berat, susut, menguap, mencair, kadaluwarsa,
mati/cacat berat/tidak produktif untuk hewan/ikan/tanaman,
permohonan dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Mutlak (SPTJM) dari Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk yang
sekurang-kurangnya memuat:
 Identitas Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk;
Pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran
permohonan yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan
Pernyataan bahwa BMN telah rusak berat, susut, menguap,
mencair, kadaluwarsa, mati/cacat berat/tidak produktif untuk
hewan/ikan/tanaman.
KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN
Penghapusan BMN Karena Sebab-Sebab Lain (Lanjutan…)
3. keadaan kahar (force majeure), permohonan dilengkapi dengan 2 (dua)
dokumen sebagai berikut:
a. Surat keterangan dari instansi yang berwenang:
 mengenai terjadinya keadaan kahar (force majeure); atau
 mengenai kondisi barang terkini karena keadaan kahar (force majeure).
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari Pengguna
Barang/pejabat yang ditunjuk yang sekurang-kurangnya memuat:
 Identitas Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk;
 pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran
permohonan yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan
 pernyataan bahwa BMN telah terkena keadaan kahar (force majeure).
Catatan: untuk BMN rusak berat, cacat berat/tidak produktif untuk hewan/ikan/tanaman dan keadaan kahar (force
majeure), dalam hal masih mempunyai nilai ekonomis maka diusulkan terlebih dahulu pemindahtanganan.
23
KETENTUAN LAIN-LAIN
• Tata cara Penghapusan BMN pada kantor perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di luar
negeri mengikuti ketentuan yang mengatur mengenai Penghapusan BMN di luar negeri.
KETENTUAN PERALIHAN
• permohonan Penghapusan BMN yang telah diajukan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola
Barang dan belum memperoleh persetujuan Pengelola Barang, proses selanjutnya mengikuti
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini;
• persetujuan Penghapusan BMN yang telah diterbitkan oleh Pengelola Barang sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik
Negara dinyatakan tetap berlaku.
KETENTUAN PENUTUP
 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan mengenai Penghapusan BMN sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
 Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diundangkan.
HAL PENTING LAINNYA
24
KETENTUAN DALAM PELAKSANAAN PENJUALAN
(PMK 96/PMK.06/2007)
1. Pelaksanaan penjualan Barang Milik Negara tidak boleh mengganggu pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan.
2. Penjualan Barang Milik Negara dilaksanakan dengan cara:
a. Melalui lelang, dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku;
b. Tanpa melalui lelang, untuk:
1. Barang Milik Negara yang bersifat khusus sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku, yaitu:
a. Rumah negara golongan III yang dijual kepada penghuninya;
b. Kendaraan dinas perorangan pejabat negara yang dijual kepada pejabat negara
2. Barang Milik Negara lainnya, ditetapkan lebih lanjut oleh Pengelola Barang
berdasarkan pertimbangan yang diberikan oleh Pengguna Barang dan instansi teknis
terkait, yaitu:
a. Berupa tanah dan/atau bangunan yang akan digunakan untuk kepentingan
umum;
b. Yang jika dijual secara lelang akan merusak tata niaga berdasarkan
pertimbangan dari instansi yang berwenang, misalnya gula atau beras
selundupan yang disita oleh negara;
c. Berupa tanah yang merupakan tanah kavling yang menurut perencanaan awal
pengadaannya digunakan untuk pembangunan perumahan pegawai negeri,
sebagaimana tercantum dalam dokumen penganggaran.
KETENTUAN DALAM PELAKSANAAN PENJUALAN
(PMK 96/PMK.06/2007) Lanjutan.....
3. Tindak lanjut penjualan Barang Milik Negara yang tidak laku dijual secara lelang:
a. Dilakukan pemindahtanganan dalam bentuk lainnya;
b. Dalam hal tidak dapat dipindahtangankan dalam bentuk lain, Barang Milik Negara
dimaksud dimusnahkan;
c. Pemusnahan dilakukan setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang.
4. Persyaratan untuk dapat dilakukannya penjualan Barang Milik Negara selain tanah dan/atau
bangunan adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi persyaratan teknis:
1. Secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak, dan tidak ekonomis apabila
diperbaiki;
2. Secara teknis barang tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi;
3. Barang mengalami perubahan dalam spesifikasi karena penggunaan, seperti terkikis,
aus, dan lain-lain sejenisnya; atau
4. Berkurangnya barang dalam timbangan/ukuran disebabkan penggunaan/ susut
dalam penyimpanan/pengangkutan.
b. Memenuhi persyaratan ekonomis :
secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara apabila barang dijual, karena biaya
operasional dan pemeliharaan barang lebih besar daripada manfaat yang diperoleh.
KETENTUAN DALAM PELAKSANAAN PENJUALAN
(PMK 96/PMK.06/2007) Lanjutan.......
5. Penjualan Barang Milik Negara berupa kendaraan bermotor dinas operasional diatur dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Kendaraan bermotor dinas operasional hanya dapat dijual apabila telah berusia sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun :
a. Terhitung mulai tanggal, bulan, tahun perolehannya, untuk perolehan dalam kondisi
baru;
b. Terhitung mulai tanggal, bulan, tahun pembuatannya, untuk perolehan selain tersebut
pada huruf a;
c. sebagaimana tercatat sebagai Barang Milik Negara dan tidak akan mengganggu
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga yang bersangkutan.
b. Penjualan kendaraan bermotor selain tersebut huruf a dapat dilakukan apabila kendaraan
bermotor tersebut hilang, atau rusak berat akibat kecelakaan atau force majeure dengan
kondisi paling tinggi 30% (tiga puluh persen) berdasarkan keterangan instansi yang
berkompeten. (Dinas Perhubungan)
c. Penjualan Barang Milik Negara berupa kendaraan bermotor pada kantor perwakilan
Pemerintah RI di luar negeri, persyaratannya mengikuti ketentuan negara setempat.
KETENTUAN DALAM PELAKSANAAN PENJUALAN
(PMK 96/PMK.06/2007) Lanjutan......
6. Persyaratan untuk dapat dilakukan penjualan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau
bangunan adalah sebagai berikut:
a. Lokasi tanah dan/atau bangunan menjadi tidak sesuai dengan RUTR disebabkan perubahan
tata ruang kota;
b. Lokasi dan/atau luas tanah dan/atau bangunan tidak memungkinkan untuk digunakan dalam
rangka pelaksanaan tugas dan fungsi; atau
c. Tanah dan/atau bangunan yang menurut awal perencanaan pengadaannya diperuntukan
bagi pembangunan perumahan pegawai negeri;
7. Penjualan Barang Milik Negara berupa tanah kavling yang menurut awal perencanaan
pengadaannya digunakan untuk pembangunan perumahan pegawai negeri dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Pengajuan usul penjualan disertai dengan dokumen penganggaran yang menyatakan
bahwa tanah tersebut akan digunakan untuk pembangunan perumahan pegawai negeri;
b. Penjualan dan pengalihan kepemilikan dilaksanakan langsung kepada masingmasing
pegawai negeri.
TATA CARA PENJUALAN TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN (PMK 96/PMK.06/2007)
a. Pengelola Barang membuat perencanaan penjualan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau
bangunan yang memuat antara lain lokasi, jangka waktu penjualan dan pertimbangan dari aspek
teknis dan ekonomis.
b. Pengelola Barang menetapkan tanah dan/atau bangunan yang akan dijual berdasarkan
perencanaan tersebut dalam butir a atau permintaan pihak lain.
c. Pengelola Barang membentuk tim yang anggotanya terdiri dari unsur Pengelola Barang dan/atau
Pengguna Barang yang menyerahkan barang yang akan dijual, serta instansi teknis yang
berkompeten dengan tugas :
1. Melakukan penelitian data administratif, yaitu:
a. Data tanah, antara lain status dan bukti kepemilikan, gambar situasi termasuk lokasi
tanah, luas, dan peruntukan serta nilai perolehan dan/atau NJOP tanah;
b. Data bangunan, antara lain tahun pembuatan, konstruksi, luas, dan status kepemilikan
serta nilai perolehan bangunan;
2. Melakukan penelitian fisik atas tanah dan/atau bangunan yang akan dijual dengan
mencocokkan data administrasi yang dituangkan dalam berita acara penelitian;
3. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas tim antardep.
d. Pengelola Barang menugaskan penilai untuk melakukan perhitungan nilai tanah dan/atau
bangunan yang akan dijual.
TATACARA PENJUALAN TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN (PMK 96/PMK.06/2007) Lanjutan.....
e. Penilai menyampaikan laporan hasil penilaian kepada Pengelola Barang melalui tim.
f. Tim menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Pengelola Barang, dilampiri berita
acara penelitian dan laporan penilaian.
g. Berdasarkan laporan tim, Pengelola Barang menyetujui atau tidaknya usulan penjualan tersebut.
h. Dalam hal usulan penjualan tidak disetujui, Pengelola Barang memberitahukan kepada pihak
yang mengajukan usulan disertai alasannya.
i. Dalam hal usulan penjualan disetujui, Pengelola Barang menerbitkan surat penetapan nilai
Barang Milik Negara yang akan dijual.
j. Dalam hal penjualan tanah dan/atau bangunan tersebut memerlukan persetujuan DPR, Pengelola
Barang terlebih dahulu mengajukan permohonan persetujuan penjualan kepada DPR.
k. Dalam hal penjualan tanah dan/atau bangunan tidak memerlukan persetujuan DPR tetapi hasil
penilaiannya di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), maka Pengelola Barang
terlebih dahulu mengajukan permohonan persetujuan penjualan kepada Presiden.
l. Dalam hal penjualan dilakukan secara lelang, pelaksanaannya mengikuti ketentuan yang berlaku
dan serah terima barang dilaksanakan setelah pembeli menyelesaikan kewajibannya yang
dituangkan dalam berita acara serah terima barang.
m. Hasil penjualan Barang Milik Negara harus disetor ke rekening kas umum negara.
n. Berdasarkan berita acara serah terima tersebut pada pada huruf l, Pengelola Barang
menghapuskan barang dimaksud dari Daftar Barang Milik Negara dengan menerbitkan keputusan
penghapusan barang
Tata Cara Penghapusan Dengan Penjualan Barang Milik
Negara Selain Tanah Dan/Atau Bangunan
(PMK 96/PMK.06/2007)
a. Pengguna Barang membentuk tim internal yang bertugas untuk
melakukan penelitian data administrasi dan fisik serta menyiapkan
hal-hal yang bersifat teknis. Dalam hal diperlukan, Tim dapat
melibatkan penilai atau instansi teknis yang berkompeten untuk
melakukan penilaian Barang Milik Negara tersebut.
b. Tim menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada
Pengguna Barang, dilampiri berita acara penelitian dan penilaian.
c. Berdasarkan laporan Tim tersebut, Pengguna Barang mengajukan
usul penjualan kepada Pengelola Barang dengan disertai:
1. Penjelasan dan pertimbangan penjualan;
2. Data administratif antara lain mengenai tahun perolehan,
spesifikasi/identitas teknis, surat penetapan status penggunaan,
bukti kepemilikan, dan nilai perolehan dan nilai limit terendah
penjualan.
Tata Cara Penghapusan Dengan Penjualan Barang Milik
Negara Selain Tanah Dan/Atau Bangunan
(PMK 96/PMK.06/2007) lanjutan........
d. Pengelola Barang melakukan penelitian atas permohonan
penjualan Barang Milik Negara dimaksud, dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Melakukan penelitian kelayakan alasan dan pertimbangan
permohonan penjualan, terutama dalam kaitannya dengan
pertimbangan;
2. Melakukan penelitian data administrasi;
3. Apabila diperlukan, melakukan penelitian fisik untuk
mencocokkan data administratif yang ada, termasuk
melakukan penilaian
e. Berdasarkan penelitian atas usulan penjualan dimaksud,
Pengelola Barang menentukan disetujui atau tidaknya usulan
penjualan Barang Milik Negara dimaksud.
Tata Cara Penghapusan Dengan Penjualan Barang Milik Negara
Selain Tanah Dan/Atau Bangunan
(PMK 96/PMK.06/2007) lanjutan........
f. Dalam hal nilai perolehan Barang Milik Negara tersebut di atas Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), Pengelola Barang terlebih
dahulu mengajukan permohonan persetujuan kepada Presiden atau DPR
sesuai batas kewenangannya.
g. Pengelola Barang menerbitkan surat persetujuan pemindahtanganan yang
berupa penjualan Barang Milik Negara dimaksud, yang sekurang-
kurangnya memuat:
1. Data objek penjualan meliputi tahun perolehan, spesifikasi/identitas
teknis, bukti kepemilikan, jenis, jumlah, dan nilai perolehan dan nilai
limit terendah penjualan; dan
2. Kewajiban Pengguna Barang untuk melaporkan pelaksanaan penjualan
kepada Pengelola Barang.
h. Tindak lanjut atas persetujuan pemindahtanganan yang berupa penjualan
dilaksanakan mengikuti ketentuan
Tata cara penjualan bangunan yang harus dihapuskan karena
anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam
dokumen penganggaran. (PMK 96/PMK.06/2007)
a. Pengguna Barang membentuk tim internal untuk melakukan persiapan pengusulan
penjualan bangunan yang bangunan penggantinya sudah tersedia anggarannya
dalam dokumen penganggaran dengan tugas:
1. Menyiapkan dokumen anggaran beserta kelengkapannya;
2. Melakukan penelitian data administratif bangunan, antara lain tahun pembuatan,
konstruksi, luas, dan status kepemilikan serta nilai perolehan bangunan;
3. Menyampaikan laporan hasil penelitian data administratif dan fisik kepada
Pengguna Barang.
b. Pengguna Barang mengajukan permintaan persetujuan atas penjualan bangunan
kepada Pengelola Barang, dengan disertai:
1. Fotokopi dokumen penganggaran bangunan pengganti dari bangunan yang
diusulkan dijual;
2. Data administratif bangunan, antara lain tahun pembuatan, konstruksi, luas, dan
status kepemilikan serta nilai bangunan;
3. Nilai bangunan yang akan dijual dari instansi yang teknis kompeten.
Tata Cara Penjualan Bangunan Yang Harus Dihapuskan Karena
Anggaran Untuk Bangunan Pengganti Sudah Disediakan Dalam
Dokumen Penganggaran. (Pmk 96/Pmk.06/2007) Lanjutan........
c. Pengelola Barang melakukan penelitian atas permohonan penjualan bangunan
dimaksud, dengan tahapan sebagai berikut:
c. Melakukan penelitian kelayakan alasan dan pertimbangan permohonan
penjualan;
d. Melakukan penelitian data administrasi bangunan, antara lain tahun pembuatan,
konstruksi, luas, dan status kepemilikan;
e. Apabila diperlukan, melakukan penelitian fisik atas bangunan yang akan dijual
dengan mencocokkan data administratif yang ada, termasuk melakukan
penilaian
d. Dalam hal nilai bangunan tersebut di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah), Pengelola Barang terlebih dahulu mengajukan permohonan persetujuan
penjualan bangunan dimaksud kepada Presiden.
e. Apabila usulan penjualan tersebut disetujui, Pengelola Barang menerbitkan surat
persetujuan pemindahtanganan yang berupa penjualan kepada Pengguna Barang,
yang sekurang-kurangnya memuat objek penjualan dan nilai limit terendah penjualan
bangunan dimaksud.
f. Tindak lanjut atas persetujuan pemindahtanganan yang berupa penjualan
dilaksanakan mengikuti ketentuan
Menteri Keuangan yang melimpahkan kepada Direktur Jenderal Kekayaan
Negara Kepada Pejabat Dilingkungan Direktorat Kekayaan Negara
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218/KM.6/2013 :
No.
Menteri Keuangan yang
melimpahkan kepada Direktur
Jenderal Kekayaan Negara
Kepada Pejabat Dilingkungan
Direktorat Kekayaan Negara
Tanah dan /
Atau
bangunan
dengan nilai
buku BMN
perusulan
Selain tanah dan atau
bangunan dengan nilai
buku BMN perusulan
1
Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Kekayaan
Negara(DJKN Pusat)
> 5 M s.d 10
M
> 1 M s.d 5 M
2
Kepala Kantor Wilayah di
Lingkungan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN
Wilayah)
> 1 M s.d 5
M
> 500 JT s.d 1 M
3
Kepala Kantor Pelayanan
Kekayaaan Negara dan Lelang
(KPKNL)
s.d 1 M s.d 500 Juta

More Related Content

What's hot

Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahDadang Solihin
 
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahpengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahyudi prihanto
 
Roadmap Peraturan Terkait Pengelolaan BMN dan BMD
Roadmap Peraturan Terkait Pengelolaan BMN dan BMDRoadmap Peraturan Terkait Pengelolaan BMN dan BMD
Roadmap Peraturan Terkait Pengelolaan BMN dan BMDMulat Destawan
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahFKP2B Cikarang
 
Penghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMDPenghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMDMohammad Ramadhan
 
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsdPresentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsdPoetro Prakoso
 
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/DaerahPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/DaerahOswar Mungkasa
 
pengelolaan barang milik daerah
pengelolaan barang milik daerahpengelolaan barang milik daerah
pengelolaan barang milik daerahweldan yuda
 
Pengel kekayaan negara
Pengel kekayaan negaraPengel kekayaan negara
Pengel kekayaan negaragusti patiung
 
Manajemen aset
Manajemen aset Manajemen aset
Manajemen aset 93220872
 
Pengelolaan Barang Milik Daerah
Pengelolaan Barang Milik DaerahPengelolaan Barang Milik Daerah
Pengelolaan Barang Milik DaerahOswar Mungkasa
 
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerahPermen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerahUlfah Hanum
 
Perencanaan Manajemen Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"
Perencanaan Manajemen Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"Perencanaan Manajemen Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"
Perencanaan Manajemen Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"Kanaidi ken
 
Penggunaan bmn #1
Penggunaan bmn #1Penggunaan bmn #1
Penggunaan bmn #1Norma Diaz
 
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset Desa
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset DesaMateri dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset Desa
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset DesaYudhi Aldriand
 
Sewa bmn kepada badan usaha
Sewa bmn kepada badan usahaSewa bmn kepada badan usaha
Sewa bmn kepada badan usahaDimas Purnomo
 
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik DaerahPeraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerahinfosanitasi
 
Sosialisasi penyusutan Barang Milik Daerah
Sosialisasi penyusutan Barang Milik DaerahSosialisasi penyusutan Barang Milik Daerah
Sosialisasi penyusutan Barang Milik DaerahRis Wandi
 
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007Kaka Ited
 

What's hot (20)

Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset Daerah
 
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahpengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
 
Roadmap Peraturan Terkait Pengelolaan BMN dan BMD
Roadmap Peraturan Terkait Pengelolaan BMN dan BMDRoadmap Peraturan Terkait Pengelolaan BMN dan BMD
Roadmap Peraturan Terkait Pengelolaan BMN dan BMD
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset Daerah
 
Penghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMDPenghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMD
 
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsdPresentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
Presentasi pengaturan bmn 060609 rvsd
 
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/DaerahPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
 
pengelolaan barang milik daerah
pengelolaan barang milik daerahpengelolaan barang milik daerah
pengelolaan barang milik daerah
 
Pengel kekayaan negara
Pengel kekayaan negaraPengel kekayaan negara
Pengel kekayaan negara
 
Manajemen aset
Manajemen aset Manajemen aset
Manajemen aset
 
Pengelolaan Barang Milik Daerah
Pengelolaan Barang Milik DaerahPengelolaan Barang Milik Daerah
Pengelolaan Barang Milik Daerah
 
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerahPermen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
 
Perencanaan Manajemen Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"
Perencanaan Manajemen Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"Perencanaan Manajemen Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"
Perencanaan Manajemen Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"
 
Penggunaan bmn #1
Penggunaan bmn #1Penggunaan bmn #1
Penggunaan bmn #1
 
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset Desa
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset DesaMateri dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset Desa
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset Desa
 
Sewa bmn kepada badan usaha
Sewa bmn kepada badan usahaSewa bmn kepada badan usaha
Sewa bmn kepada badan usaha
 
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik DaerahPeraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
 
Sosialisasi penyusutan Barang Milik Daerah
Sosialisasi penyusutan Barang Milik DaerahSosialisasi penyusutan Barang Milik Daerah
Sosialisasi penyusutan Barang Milik Daerah
 
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007
 

Similar to Pmk 50 pmk06 2014_penghapusan_ok

440914995-SLIDE-PRESENTASI-PMK-PEMUSNAHAN-DAN-PENGHAPUSAN-2016-FINAL-pptx.pptx
440914995-SLIDE-PRESENTASI-PMK-PEMUSNAHAN-DAN-PENGHAPUSAN-2016-FINAL-pptx.pptx440914995-SLIDE-PRESENTASI-PMK-PEMUSNAHAN-DAN-PENGHAPUSAN-2016-FINAL-pptx.pptx
440914995-SLIDE-PRESENTASI-PMK-PEMUSNAHAN-DAN-PENGHAPUSAN-2016-FINAL-pptx.pptxAninditoYudakawira1
 
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdfPAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdfFero Liju Syafanta
 
Panduan_e-HRM_PUPR_211015035030.pdf
Panduan_e-HRM_PUPR_211015035030.pdfPanduan_e-HRM_PUPR_211015035030.pdf
Panduan_e-HRM_PUPR_211015035030.pdfFrance Xaviery
 
Persiapan Implementasi PERMENDAGRI 47 2021.pptx
Persiapan Implementasi PERMENDAGRI 47 2021.pptxPersiapan Implementasi PERMENDAGRI 47 2021.pptx
Persiapan Implementasi PERMENDAGRI 47 2021.pptxEkoyono1
 
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Putroe Phang
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Agus Triyono
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Khalid Mustafa
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaMatriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaYuni
 
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3Heri Romansyah
 
Pengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjenPengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjenagus_ibnu_hasan
 
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Eko Wachyu
 
Kawasan Industri Hasil Tembakau.pptx
Kawasan Industri Hasil Tembakau.pptxKawasan Industri Hasil Tembakau.pptx
Kawasan Industri Hasil Tembakau.pptxMajid Abdullah
 
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptxMateri Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptxssuser8a9432
 
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)Ahmad Abdul Haq
 
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptxvivi188959
 
Peningkatan Kapasitas Nasional _"Pelatihan PTK-007- Revisi 04".
Peningkatan Kapasitas Nasional _"Pelatihan PTK-007- Revisi 04".Peningkatan Kapasitas Nasional _"Pelatihan PTK-007- Revisi 04".
Peningkatan Kapasitas Nasional _"Pelatihan PTK-007- Revisi 04".Kanaidi ken
 
Se 79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakan
Se   79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakanSe   79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakan
Se 79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakanaangfauzan
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021Nurul Angreliany
 

Similar to Pmk 50 pmk06 2014_penghapusan_ok (20)

440914995-SLIDE-PRESENTASI-PMK-PEMUSNAHAN-DAN-PENGHAPUSAN-2016-FINAL-pptx.pptx
440914995-SLIDE-PRESENTASI-PMK-PEMUSNAHAN-DAN-PENGHAPUSAN-2016-FINAL-pptx.pptx440914995-SLIDE-PRESENTASI-PMK-PEMUSNAHAN-DAN-PENGHAPUSAN-2016-FINAL-pptx.pptx
440914995-SLIDE-PRESENTASI-PMK-PEMUSNAHAN-DAN-PENGHAPUSAN-2016-FINAL-pptx.pptx
 
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdfPAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
PAPARAN BIMTEK NARSUM 1 DJKN.pdf
 
Panduan_e-HRM_PUPR_211015035030.pdf
Panduan_e-HRM_PUPR_211015035030.pdfPanduan_e-HRM_PUPR_211015035030.pdf
Panduan_e-HRM_PUPR_211015035030.pdf
 
Persiapan Implementasi PERMENDAGRI 47 2021.pptx
Persiapan Implementasi PERMENDAGRI 47 2021.pptxPersiapan Implementasi PERMENDAGRI 47 2021.pptx
Persiapan Implementasi PERMENDAGRI 47 2021.pptx
 
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
Matriks perbedaan Perpres 54/2010 - Perpres 4/2015
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
 
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaMatriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya
 
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
Matriksperbedaanperpres54tahun2010danperubahannya 150125210812-conversion-gate01
 
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3
Pp 101 tahun 2014 (bagian 2) - Perizinan Pengelolaan Limbah B3
 
Pengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjenPengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjen
 
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
 
Kawasan Industri Hasil Tembakau.pptx
Kawasan Industri Hasil Tembakau.pptxKawasan Industri Hasil Tembakau.pptx
Kawasan Industri Hasil Tembakau.pptx
 
SOP KEUANGAN.pdf
SOP KEUANGAN.pdfSOP KEUANGAN.pdf
SOP KEUANGAN.pdf
 
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptxMateri Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
 
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
 
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx
02-Bahan-Sosialisasi-Pengawasan-KLD-dan-Pencabutan.pptx
 
Peningkatan Kapasitas Nasional _"Pelatihan PTK-007- Revisi 04".
Peningkatan Kapasitas Nasional _"Pelatihan PTK-007- Revisi 04".Peningkatan Kapasitas Nasional _"Pelatihan PTK-007- Revisi 04".
Peningkatan Kapasitas Nasional _"Pelatihan PTK-007- Revisi 04".
 
Se 79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakan
Se   79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakanSe   79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakan
Se 79.pj.2010 tg sop layanan unggulan bidang perpajakan
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
 

More from EnvaPya

Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1EnvaPya
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123EnvaPya
 
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016EnvaPya
 
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-final
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-finalPsap 13-plk-blu-ver-ksap-final
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-finalEnvaPya
 
Perbedaan SAP dan SAP negara lain internasional
Perbedaan SAP dan SAP negara lain internasional Perbedaan SAP dan SAP negara lain internasional
Perbedaan SAP dan SAP negara lain internasional EnvaPya
 
Laporan jarkom network troubleshooting
Laporan jarkom network troubleshootingLaporan jarkom network troubleshooting
Laporan jarkom network troubleshootingEnvaPya
 
fungsi konsumsi - matematika ekonomi
fungsi konsumsi - matematika ekonomifungsi konsumsi - matematika ekonomi
fungsi konsumsi - matematika ekonomiEnvaPya
 
impementasi nts, nslookup, netstat,ipconfig,dns
 impementasi nts, nslookup, netstat,ipconfig,dns impementasi nts, nslookup, netstat,ipconfig,dns
impementasi nts, nslookup, netstat,ipconfig,dnsEnvaPya
 
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGANILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGANEnvaPya
 
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASI
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASIRELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASI
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASIEnvaPya
 
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnis
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnisRencana bisnis futsal- Manajemen bisnis
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnisEnvaPya
 
Karangan argumentasi
Karangan argumentasiKarangan argumentasi
Karangan argumentasiEnvaPya
 
Laporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum AlgoritmaLaporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum AlgoritmaEnvaPya
 
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOB
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOBCONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOB
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOBEnvaPya
 
Laporan praktikum statistik deskriptif
Laporan praktikum statistik deskriptif Laporan praktikum statistik deskriptif
Laporan praktikum statistik deskriptif EnvaPya
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahEnvaPya
 
manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3EnvaPya
 
Sistem informasi manajemen pendidikan
Sistem informasi manajemen pendidikanSistem informasi manajemen pendidikan
Sistem informasi manajemen pendidikanEnvaPya
 
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01EnvaPya
 
Pengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negaraPengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negaraEnvaPya
 

More from EnvaPya (20)

Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-20123
 
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
 
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-final
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-finalPsap 13-plk-blu-ver-ksap-final
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-final
 
Perbedaan SAP dan SAP negara lain internasional
Perbedaan SAP dan SAP negara lain internasional Perbedaan SAP dan SAP negara lain internasional
Perbedaan SAP dan SAP negara lain internasional
 
Laporan jarkom network troubleshooting
Laporan jarkom network troubleshootingLaporan jarkom network troubleshooting
Laporan jarkom network troubleshooting
 
fungsi konsumsi - matematika ekonomi
fungsi konsumsi - matematika ekonomifungsi konsumsi - matematika ekonomi
fungsi konsumsi - matematika ekonomi
 
impementasi nts, nslookup, netstat,ipconfig,dns
 impementasi nts, nslookup, netstat,ipconfig,dns impementasi nts, nslookup, netstat,ipconfig,dns
impementasi nts, nslookup, netstat,ipconfig,dns
 
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGANILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
 
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASI
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASIRELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASI
RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DI ERA GLOBALISASI
 
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnis
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnisRencana bisnis futsal- Manajemen bisnis
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnis
 
Karangan argumentasi
Karangan argumentasiKarangan argumentasi
Karangan argumentasi
 
Laporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum AlgoritmaLaporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum Algoritma
 
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOB
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOBCONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOB
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOB
 
Laporan praktikum statistik deskriptif
Laporan praktikum statistik deskriptif Laporan praktikum statistik deskriptif
Laporan praktikum statistik deskriptif
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
 
manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3
 
Sistem informasi manajemen pendidikan
Sistem informasi manajemen pendidikanSistem informasi manajemen pendidikan
Sistem informasi manajemen pendidikan
 
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01
Ppbj modul02materi02ver-140414210001-phpapp01
 
Pengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negaraPengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negara
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 

Recently uploaded (16)

Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 

Pmk 50 pmk06 2014_penghapusan_ok

  • 1. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 50/PMK.06/2014 Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara
  • 2. MATERI Latar Belakang Pokok-Pokok Perubahan Ruang Lingkup PMK Pelaksanaan Penghapusan pada Pengelola Barang Pelaksanaan Penghapusan pada Pengguna Barang Hal Penting Lainnya 2
  • 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 4/PMK.02/2015 Tentang Pedelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang a. Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang  Pemberian persetujuan atas permohonan penghapusan dan pemusnahan b. Pelaksana kewenangan dan tanggung jawab harus dilakukana oleh Menteri / Pimpinan lembaga selaku pengguna barang secara funsional dilakukan oleh : 1. Sekretaris jenderal/Sekretaris kementerian/Sekretaris utama pada kementerian/lembaga termasuk kantor menteri koordinator/kantor menteri Negara 2. Jaksa Agung Muda Pembinaan pada kejaksaan agung. 3. Asisten kepala kepolisian negara republik indonesia bidang sarang dan prasarana pada kepolisian negara republik indonesia 4. Pimpinan kesekretariatan/Kepaniteraan pada lembaga tinggi negara
  • 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 4/PMK.02/2015 Tentang Pedelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang. Lanjutan.......... c. Klasifikasi Pedelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab memberikan persetujuan atas permohonan penghapusan BMN terhadap BMN berupa : 1. Persediaan; 2. Aset tetap lainya, berupa hewan, ikan dan tanaman; 3. Selain tanah dan/atau bangunan, yang tidak mempunyai dokumen kepemilikan, dengan nilai perolehan sampai dengan 100 juta perunit/satuan 4. Penghapusan dilakukan sebagai akibat dari sebab-sebab lain yang merupakan sebab-sebab secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi penyebab penghapusan, seperti rusak berat yang tidak bernilai ekonomis, hilang, susut, menguap, mencair, kaduluarsa, mati/cacat berat/tidak produktif untuk tanaman/hewan, dan sebagai akibat dari keadaan kahar (force majere)
  • 5. • mewujudkan akuntabilitas pengelolaan Barang Milik Negara, penghapusan Barang Milik Negara perlu dilaksanakan secara tepat dan akuntabel. • menyikapi perkembangan kondisi dan praktik tata kelola pemerintahan yang baik, pengaturan mengenai penghapusan Barang Milik Negara dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 perlu ditinjau kembali PMK No. 96/PMK.06 /2007 RPMK tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Negara PMK tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara RPMK tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara PMK tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara LATAR BELAKANG 5
  • 6. POKOK-POKOK PERUBAHAN 1. Prinsip umum penghapusan (alur pelaksanaan penghapusan) 2. Pengaturan lebih rinci penghapusan BMN pada Pengelola Barang 3. Mempertegas penghapusan BMN berupa Aset Tak Berwujud 4. Pengaturan lebih rinci penghapusan BMN karena sebab-sebab lain 5. Penambahan jangka waktu penerbitan keputusan penghapusan pada Pengguna Barang 6
  • 7. PRINSIP UMUM PMK 96/2007 PMK 50/2014 KETERANGAN Penghapusan dilakukan sebelum dilakukannya pemindahtanganan /penyerahan kepada pengelola/ alih status penggunaan (sebelum adanya berita acara serah terima). Penghapusan dilakukan setelah dilakukannya pemindahtanganan /penyerahan kepada pengelola/ alih status penggunaan. Dalam siklus pengelolaan BMN, penghapusan merupakan proses terakhir. Hal ini sejalan dengan PP 6 Tahun 2006: Pasal 42 ayat (1), penghapusan BMN dilakukan dalam hal BMN sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna barang/kuasa pengguna barang. Pasal 43 ayat (1), penghapusan BMN dari Daftar BMN dilakukan dalam hal BMN dimaksud sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan, atau karena sebab- sebab lain. 7
  • 8. - Permohonan pemindahtanganan/alih status ke pengguna barang lain/penghapusan dengan pemusnahan - Penyerahan kepada pengelola (BMN Idle) - Persetujuan pemindahtanganan/alih status ke pengguna barang lain/penghapusan dengan pemusnahan - Keputusan penyerahan kepada pengelola Penghapusan dengan menerbitkan Keputusan Penghapusan (paling lama 1 bulan sejak tanggal persetujuan) - BAST pemindahtanganan/alih status ke pengguna barang lain/BA Pemusnahan - BAST penyerahan kepada Pengelola Barang - Permohonan pemindahtanganan/alih status ke pengguna barang lain/penghapusan karena pemusnahan - Penyerahan kepada pengelola (BMN Idle) - Persetujuan pemindahtanganan/alih status ke pengguna barang lain/penghapusan karena pemusnahan - Keputusan penyerahan kepada pengelola - BAST pemindahtanganan/alih status ke pengguna barang lain/BA Pemusnahan - BAST penyerahan kepada Pengelola Barang Penghapusan dengan menerbitkan Keputusan Penghapusan (paling lama 2 bulan sejak tanggal BAST) ALUR PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BMN PMK 96/PMK.06/2007 PMK 50/PMK.06/2014 8
  • 9. RUANG LINGKUP PMK BMN selain tanah dan/atau bangunan termasuk tetapi tidak terbatas pada BMN berupa software komputer, lisensi, franchise, paten, hak cipta, dan hasil kajian/pengembangan yang memberikan manfaat jangka panjang. 9
  • 10. PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BMN PADA PENGELOLA BARANG 10
  • 11. PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BMN PADA PENGGUNA BARANG 1 • Penyerahan kepada Pengelola Barang 2 • Pengalihan status penggunaan BMN kepada Pengguna Barang lain 3 • Pemindahtanganan 4 • Adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya 5 • Ketentuan peraturan perundang-undangan 6 • Pemusnahan 7 • Sebab-sebab lain 11
  • 12. Pengelola Barang melakukan penyesuaian pencatatan BMN pada DBMN Laporan Penghapusan kepada Pengelola Barang paling lama 1 (satu) bulan sejak keputusan Penghapusan BMN ditandatangani Penghapusan BMN dari DBP/DBKP dengan menerbitkan Keputusan Penghapusan (paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal BAST) BAST Penyerahan BMN kepada Pengelola Barang Proses Penyerahan BMN kepada Pengelola Barang 1 • Penghapusan Karena Penyerahan BMN Kepada Pengelola Barang 12
  • 13. 2 • Penghapusan Karena Pengalihan Status Penggunaan BMN Kepada Pengguna Barang Lain 13
  • 14. Proses Pemindahtanganan BMN BAST Pemindahtanganan BMN Penghapusan BMN dari DBP/DBKP dengan menerbitkan Keputusan Penghapusan (paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal BAST) Laporan Penghapusan kepada Pengelola Barang paling lama 1 (satu) bulan sejak keputusan Penghapusan BMN ditandatangani Pengelola Barang melakukan penyesuaian pencatatan BMN pada DBMN 3 • Penghapusan Karena Pemindahtanganan 14
  • 15. PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG Permohonan Penghapusan BMN penelitian terhadap permohonan Penghapusan BMNmemastikan kesesuaian antara BMN yang menjadi objek putusan pengadilan dengan BMN yang menjadi objek permohonan Penghapusan: - penelitian data dan dokumen BMN - penelitian terhadap isi putusan - pengadilan terkait BMN sebagai objek putusan pengadilan - penelitian lapangan (on site visit), jika diperlukan laporan hasil penelitian Setuju ? Surat Persetujuan Penghapusan BMN Surat Persetujuan Penghapusan BMN Penghapusan BMN dari DBP/DBKP dengan Menerbitkan Keputusan Penghapusan laporan Penghapusan laporan Penghapusan Penghapusan BMN dari DBMN Ya Tidak 4 • Penghapusan Karena Adanya Putusan Pengadilan Yang Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap Dan Sudah Tidak Ada Upaya Hukum Lainnya paling lama2 bulan sejak tgl persetujuan paling lama 1 bulan sejak keputusan penghapusan ditandatangani 15
  • 16. KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN 1. permohonan Penghapusan BMN kepada Pengelola Barang yang sekurang– kurangnya memuat: • pertimbangan dan alasan Penghapusan • data BMN 2. Permohonan Penghapusan BMN dimaksud sekurang–kurangnya dilengkapi dengan: - salinan/fotokopi putusan pengadilan yang telah dilegalisasi/disahkan oleh pejabat berwenang - fotokopi dokumen kepemilikan atau dokumen setara Penghapusan Karena Adanya Putusan Pengadilan Yang Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap Dan Sudah Tidak Ada Upaya Hukum Lainnya (lanjutan…) 16
  • 17. PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG Permohonan Penghapusan BMN penelitian terhadap permohonan Penghapusan BMN Permohonan sekurang-kurangnya memuat: - pertimbangan dan alasan Penghapusan - data BMN Surat Persetujuan Penghapusan BMN Surat Persetujuan Penghapusan BMN Penghapusan BMN dari DBP/DBKP dengan Menerbitkan Keputusan Penghapusan laporan Penghapusan laporan Penghapusan Penghapusan BMN dari DBMN 5 • Penghapusan BMN Karena Melaksanakan Ketentuan Peraturan Perundang–undangan paling lama 2 bulan sejak tgl persetujuan paling lama 1 bulan sejak keputusan penghapusan ditandatangani 17
  • 18. PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG Permohonan Penghapusan BMN penelitian terhadap permohonan Penghapusan BMN - pertimbangan dan alasan Penghapusan - data BMN Setuju ? Surat Persetujuan Penghapusan BMN Surat Persetujuan Penghapusan BMN Penghapusan BMN dari DBP/DBKP dengan Menerbitkan Keputusan Penghapusan laporan Penghapusan laporan Penghapusan Penghapusan BMN dari DBMN Ya Tidak Pelaksanaan Pemusnahan BMN  BA Pemusnahan paling lama 1 bulan sejak tgl persetujuan paling paling 2 bulan sejak tgl persetujuan paling lama 1 bulan sejak keputusan penghapusan ditandatangani 6 • Penghapusan BMN Karena Pemusnahan 18
  • 19. KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN Permohonan Penghapusan BMN karena Pemusnahan kepada Pengelola Barang yang sekurang– kurangnya memuat: 1. pertimbangan dan alasan Penghapusan; 2. data BMN; 3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk yang sekurang-kurangnya memuat: a. identitas Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk; b. pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan c. pernyataan bahwa BMN tidak lagi dapat digunakan, dimanfaatkan, dan dipindahtangankan atau bahwa BMN harus dilakukan Pemusnahan berdasarkan amanat ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. fotokopi bukti kepemilikan, untuk BMN yang harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan; 5. fotokopi keputusan penetapan status penggunaan, untuk BMN yang harus ditetapkan status penggunaannya; 6. kartu identitas barang, untuk BMN yang harus dilengkapi dengan kartu identitas barang; dan 7. foto BMN. Penghapusan BMN Karena Pemusnahan (lanjutan…) 19
  • 20. PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG Permohonan Penghapusan BMN penelitian terhadap permohonan Penghapusan BMN - pertimbangan dan alasan Penghapusan - data BMN Setuju ? Surat Persetujuan Penghapusan BMN Surat Persetujuan Penghapusan BMN Penghapusan BMN dari DBP/DBKP dengan Menerbitkan Keputusan Penghapusan laporan Penghapusan laporan Penghapusan Penghapusan BMN dari DBMN Ya Tidak paling lama 2 bulan sejak tgl persetujuan paling lama 1 bulan sejak keputusan penghapusan ditandatangani 7 • Penghapusan BMN Karena Sebab-Sebab Lain 20
  • 21. KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN Penghapusan BMN Karena Sebab-Sebab Lain (Lanjutan…) 1. BMN hilang, permohonan dilengkapi dengan: a. Surat keterangan dari kepolisian; dan b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk yang sekurang- kurangnya memuat: 1. Identitas Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk; 2. Pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan 3. pernyataan bahwa BMN hilang dan tidak lagi dapat ditemukan. 21
  • 22. Penghapusan BMN Karena Sebab-Sebab Lain (Lanjutan…) 2. BMN rusak berat, susut, menguap, mencair, kadaluwarsa, mati/cacat berat/tidak produktif untuk hewan/ikan/tanaman, permohonan dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk yang sekurang-kurangnya memuat:  Identitas Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk; Pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan Pernyataan bahwa BMN telah rusak berat, susut, menguap, mencair, kadaluwarsa, mati/cacat berat/tidak produktif untuk hewan/ikan/tanaman.
  • 23. KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN Penghapusan BMN Karena Sebab-Sebab Lain (Lanjutan…) 3. keadaan kahar (force majeure), permohonan dilengkapi dengan 2 (dua) dokumen sebagai berikut: a. Surat keterangan dari instansi yang berwenang:  mengenai terjadinya keadaan kahar (force majeure); atau  mengenai kondisi barang terkini karena keadaan kahar (force majeure). b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk yang sekurang-kurangnya memuat:  Identitas Pengguna Barang/pejabat yang ditunjuk;  pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan  pernyataan bahwa BMN telah terkena keadaan kahar (force majeure). Catatan: untuk BMN rusak berat, cacat berat/tidak produktif untuk hewan/ikan/tanaman dan keadaan kahar (force majeure), dalam hal masih mempunyai nilai ekonomis maka diusulkan terlebih dahulu pemindahtanganan. 23
  • 24. KETENTUAN LAIN-LAIN • Tata cara Penghapusan BMN pada kantor perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di luar negeri mengikuti ketentuan yang mengatur mengenai Penghapusan BMN di luar negeri. KETENTUAN PERALIHAN • permohonan Penghapusan BMN yang telah diajukan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang dan belum memperoleh persetujuan Pengelola Barang, proses selanjutnya mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri ini; • persetujuan Penghapusan BMN yang telah diterbitkan oleh Pengelola Barang sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara dinyatakan tetap berlaku. KETENTUAN PENUTUP  Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan mengenai Penghapusan BMN sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.  Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diundangkan. HAL PENTING LAINNYA 24
  • 25. KETENTUAN DALAM PELAKSANAAN PENJUALAN (PMK 96/PMK.06/2007) 1. Pelaksanaan penjualan Barang Milik Negara tidak boleh mengganggu pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan. 2. Penjualan Barang Milik Negara dilaksanakan dengan cara: a. Melalui lelang, dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku; b. Tanpa melalui lelang, untuk: 1. Barang Milik Negara yang bersifat khusus sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, yaitu: a. Rumah negara golongan III yang dijual kepada penghuninya; b. Kendaraan dinas perorangan pejabat negara yang dijual kepada pejabat negara 2. Barang Milik Negara lainnya, ditetapkan lebih lanjut oleh Pengelola Barang berdasarkan pertimbangan yang diberikan oleh Pengguna Barang dan instansi teknis terkait, yaitu: a. Berupa tanah dan/atau bangunan yang akan digunakan untuk kepentingan umum; b. Yang jika dijual secara lelang akan merusak tata niaga berdasarkan pertimbangan dari instansi yang berwenang, misalnya gula atau beras selundupan yang disita oleh negara; c. Berupa tanah yang merupakan tanah kavling yang menurut perencanaan awal pengadaannya digunakan untuk pembangunan perumahan pegawai negeri, sebagaimana tercantum dalam dokumen penganggaran.
  • 26. KETENTUAN DALAM PELAKSANAAN PENJUALAN (PMK 96/PMK.06/2007) Lanjutan..... 3. Tindak lanjut penjualan Barang Milik Negara yang tidak laku dijual secara lelang: a. Dilakukan pemindahtanganan dalam bentuk lainnya; b. Dalam hal tidak dapat dipindahtangankan dalam bentuk lain, Barang Milik Negara dimaksud dimusnahkan; c. Pemusnahan dilakukan setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang. 4. Persyaratan untuk dapat dilakukannya penjualan Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan adalah sebagai berikut: a. Memenuhi persyaratan teknis: 1. Secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak, dan tidak ekonomis apabila diperbaiki; 2. Secara teknis barang tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi; 3. Barang mengalami perubahan dalam spesifikasi karena penggunaan, seperti terkikis, aus, dan lain-lain sejenisnya; atau 4. Berkurangnya barang dalam timbangan/ukuran disebabkan penggunaan/ susut dalam penyimpanan/pengangkutan. b. Memenuhi persyaratan ekonomis : secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara apabila barang dijual, karena biaya operasional dan pemeliharaan barang lebih besar daripada manfaat yang diperoleh.
  • 27. KETENTUAN DALAM PELAKSANAAN PENJUALAN (PMK 96/PMK.06/2007) Lanjutan....... 5. Penjualan Barang Milik Negara berupa kendaraan bermotor dinas operasional diatur dengan ketentuan sebagai berikut: a. Kendaraan bermotor dinas operasional hanya dapat dijual apabila telah berusia sekurang- kurangnya 10 (sepuluh) tahun : a. Terhitung mulai tanggal, bulan, tahun perolehannya, untuk perolehan dalam kondisi baru; b. Terhitung mulai tanggal, bulan, tahun pembuatannya, untuk perolehan selain tersebut pada huruf a; c. sebagaimana tercatat sebagai Barang Milik Negara dan tidak akan mengganggu penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga yang bersangkutan. b. Penjualan kendaraan bermotor selain tersebut huruf a dapat dilakukan apabila kendaraan bermotor tersebut hilang, atau rusak berat akibat kecelakaan atau force majeure dengan kondisi paling tinggi 30% (tiga puluh persen) berdasarkan keterangan instansi yang berkompeten. (Dinas Perhubungan) c. Penjualan Barang Milik Negara berupa kendaraan bermotor pada kantor perwakilan Pemerintah RI di luar negeri, persyaratannya mengikuti ketentuan negara setempat.
  • 28. KETENTUAN DALAM PELAKSANAAN PENJUALAN (PMK 96/PMK.06/2007) Lanjutan...... 6. Persyaratan untuk dapat dilakukan penjualan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan adalah sebagai berikut: a. Lokasi tanah dan/atau bangunan menjadi tidak sesuai dengan RUTR disebabkan perubahan tata ruang kota; b. Lokasi dan/atau luas tanah dan/atau bangunan tidak memungkinkan untuk digunakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi; atau c. Tanah dan/atau bangunan yang menurut awal perencanaan pengadaannya diperuntukan bagi pembangunan perumahan pegawai negeri; 7. Penjualan Barang Milik Negara berupa tanah kavling yang menurut awal perencanaan pengadaannya digunakan untuk pembangunan perumahan pegawai negeri dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pengajuan usul penjualan disertai dengan dokumen penganggaran yang menyatakan bahwa tanah tersebut akan digunakan untuk pembangunan perumahan pegawai negeri; b. Penjualan dan pengalihan kepemilikan dilaksanakan langsung kepada masingmasing pegawai negeri.
  • 29. TATA CARA PENJUALAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN (PMK 96/PMK.06/2007) a. Pengelola Barang membuat perencanaan penjualan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan yang memuat antara lain lokasi, jangka waktu penjualan dan pertimbangan dari aspek teknis dan ekonomis. b. Pengelola Barang menetapkan tanah dan/atau bangunan yang akan dijual berdasarkan perencanaan tersebut dalam butir a atau permintaan pihak lain. c. Pengelola Barang membentuk tim yang anggotanya terdiri dari unsur Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang yang menyerahkan barang yang akan dijual, serta instansi teknis yang berkompeten dengan tugas : 1. Melakukan penelitian data administratif, yaitu: a. Data tanah, antara lain status dan bukti kepemilikan, gambar situasi termasuk lokasi tanah, luas, dan peruntukan serta nilai perolehan dan/atau NJOP tanah; b. Data bangunan, antara lain tahun pembuatan, konstruksi, luas, dan status kepemilikan serta nilai perolehan bangunan; 2. Melakukan penelitian fisik atas tanah dan/atau bangunan yang akan dijual dengan mencocokkan data administrasi yang dituangkan dalam berita acara penelitian; 3. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas tim antardep. d. Pengelola Barang menugaskan penilai untuk melakukan perhitungan nilai tanah dan/atau bangunan yang akan dijual.
  • 30. TATACARA PENJUALAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN (PMK 96/PMK.06/2007) Lanjutan..... e. Penilai menyampaikan laporan hasil penilaian kepada Pengelola Barang melalui tim. f. Tim menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Pengelola Barang, dilampiri berita acara penelitian dan laporan penilaian. g. Berdasarkan laporan tim, Pengelola Barang menyetujui atau tidaknya usulan penjualan tersebut. h. Dalam hal usulan penjualan tidak disetujui, Pengelola Barang memberitahukan kepada pihak yang mengajukan usulan disertai alasannya. i. Dalam hal usulan penjualan disetujui, Pengelola Barang menerbitkan surat penetapan nilai Barang Milik Negara yang akan dijual. j. Dalam hal penjualan tanah dan/atau bangunan tersebut memerlukan persetujuan DPR, Pengelola Barang terlebih dahulu mengajukan permohonan persetujuan penjualan kepada DPR. k. Dalam hal penjualan tanah dan/atau bangunan tidak memerlukan persetujuan DPR tetapi hasil penilaiannya di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), maka Pengelola Barang terlebih dahulu mengajukan permohonan persetujuan penjualan kepada Presiden. l. Dalam hal penjualan dilakukan secara lelang, pelaksanaannya mengikuti ketentuan yang berlaku dan serah terima barang dilaksanakan setelah pembeli menyelesaikan kewajibannya yang dituangkan dalam berita acara serah terima barang. m. Hasil penjualan Barang Milik Negara harus disetor ke rekening kas umum negara. n. Berdasarkan berita acara serah terima tersebut pada pada huruf l, Pengelola Barang menghapuskan barang dimaksud dari Daftar Barang Milik Negara dengan menerbitkan keputusan penghapusan barang
  • 31. Tata Cara Penghapusan Dengan Penjualan Barang Milik Negara Selain Tanah Dan/Atau Bangunan (PMK 96/PMK.06/2007) a. Pengguna Barang membentuk tim internal yang bertugas untuk melakukan penelitian data administrasi dan fisik serta menyiapkan hal-hal yang bersifat teknis. Dalam hal diperlukan, Tim dapat melibatkan penilai atau instansi teknis yang berkompeten untuk melakukan penilaian Barang Milik Negara tersebut. b. Tim menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Pengguna Barang, dilampiri berita acara penelitian dan penilaian. c. Berdasarkan laporan Tim tersebut, Pengguna Barang mengajukan usul penjualan kepada Pengelola Barang dengan disertai: 1. Penjelasan dan pertimbangan penjualan; 2. Data administratif antara lain mengenai tahun perolehan, spesifikasi/identitas teknis, surat penetapan status penggunaan, bukti kepemilikan, dan nilai perolehan dan nilai limit terendah penjualan.
  • 32. Tata Cara Penghapusan Dengan Penjualan Barang Milik Negara Selain Tanah Dan/Atau Bangunan (PMK 96/PMK.06/2007) lanjutan........ d. Pengelola Barang melakukan penelitian atas permohonan penjualan Barang Milik Negara dimaksud, dengan tahapan sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian kelayakan alasan dan pertimbangan permohonan penjualan, terutama dalam kaitannya dengan pertimbangan; 2. Melakukan penelitian data administrasi; 3. Apabila diperlukan, melakukan penelitian fisik untuk mencocokkan data administratif yang ada, termasuk melakukan penilaian e. Berdasarkan penelitian atas usulan penjualan dimaksud, Pengelola Barang menentukan disetujui atau tidaknya usulan penjualan Barang Milik Negara dimaksud.
  • 33. Tata Cara Penghapusan Dengan Penjualan Barang Milik Negara Selain Tanah Dan/Atau Bangunan (PMK 96/PMK.06/2007) lanjutan........ f. Dalam hal nilai perolehan Barang Milik Negara tersebut di atas Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), Pengelola Barang terlebih dahulu mengajukan permohonan persetujuan kepada Presiden atau DPR sesuai batas kewenangannya. g. Pengelola Barang menerbitkan surat persetujuan pemindahtanganan yang berupa penjualan Barang Milik Negara dimaksud, yang sekurang- kurangnya memuat: 1. Data objek penjualan meliputi tahun perolehan, spesifikasi/identitas teknis, bukti kepemilikan, jenis, jumlah, dan nilai perolehan dan nilai limit terendah penjualan; dan 2. Kewajiban Pengguna Barang untuk melaporkan pelaksanaan penjualan kepada Pengelola Barang. h. Tindak lanjut atas persetujuan pemindahtanganan yang berupa penjualan dilaksanakan mengikuti ketentuan
  • 34. Tata cara penjualan bangunan yang harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran. (PMK 96/PMK.06/2007) a. Pengguna Barang membentuk tim internal untuk melakukan persiapan pengusulan penjualan bangunan yang bangunan penggantinya sudah tersedia anggarannya dalam dokumen penganggaran dengan tugas: 1. Menyiapkan dokumen anggaran beserta kelengkapannya; 2. Melakukan penelitian data administratif bangunan, antara lain tahun pembuatan, konstruksi, luas, dan status kepemilikan serta nilai perolehan bangunan; 3. Menyampaikan laporan hasil penelitian data administratif dan fisik kepada Pengguna Barang. b. Pengguna Barang mengajukan permintaan persetujuan atas penjualan bangunan kepada Pengelola Barang, dengan disertai: 1. Fotokopi dokumen penganggaran bangunan pengganti dari bangunan yang diusulkan dijual; 2. Data administratif bangunan, antara lain tahun pembuatan, konstruksi, luas, dan status kepemilikan serta nilai bangunan; 3. Nilai bangunan yang akan dijual dari instansi yang teknis kompeten.
  • 35. Tata Cara Penjualan Bangunan Yang Harus Dihapuskan Karena Anggaran Untuk Bangunan Pengganti Sudah Disediakan Dalam Dokumen Penganggaran. (Pmk 96/Pmk.06/2007) Lanjutan........ c. Pengelola Barang melakukan penelitian atas permohonan penjualan bangunan dimaksud, dengan tahapan sebagai berikut: c. Melakukan penelitian kelayakan alasan dan pertimbangan permohonan penjualan; d. Melakukan penelitian data administrasi bangunan, antara lain tahun pembuatan, konstruksi, luas, dan status kepemilikan; e. Apabila diperlukan, melakukan penelitian fisik atas bangunan yang akan dijual dengan mencocokkan data administratif yang ada, termasuk melakukan penilaian d. Dalam hal nilai bangunan tersebut di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), Pengelola Barang terlebih dahulu mengajukan permohonan persetujuan penjualan bangunan dimaksud kepada Presiden. e. Apabila usulan penjualan tersebut disetujui, Pengelola Barang menerbitkan surat persetujuan pemindahtanganan yang berupa penjualan kepada Pengguna Barang, yang sekurang-kurangnya memuat objek penjualan dan nilai limit terendah penjualan bangunan dimaksud. f. Tindak lanjut atas persetujuan pemindahtanganan yang berupa penjualan dilaksanakan mengikuti ketentuan
  • 36. Menteri Keuangan yang melimpahkan kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kepada Pejabat Dilingkungan Direktorat Kekayaan Negara berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 218/KM.6/2013 : No. Menteri Keuangan yang melimpahkan kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kepada Pejabat Dilingkungan Direktorat Kekayaan Negara Tanah dan / Atau bangunan dengan nilai buku BMN perusulan Selain tanah dan atau bangunan dengan nilai buku BMN perusulan 1 Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara(DJKN Pusat) > 5 M s.d 10 M > 1 M s.d 5 M 2 Kepala Kantor Wilayah di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN Wilayah) > 1 M s.d 5 M > 500 JT s.d 1 M 3 Kepala Kantor Pelayanan Kekayaaan Negara dan Lelang (KPKNL) s.d 1 M s.d 500 Juta