1. SISTEM BELAJAR
Elisabeth Maranatha
(1854190036)
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jakarta
Jl. Diponegoro No.74 Jakarta 10340, Indonesia
elisabet15maranatha@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem belajar melalui survei yang dilakukan
semaksimal mungkin mengumpulkan 50 orang sebagai narasumber. Apakah terdapat hubungan
sistem belajar terhadap hasil pemelajaran. Alasan penelitian ini dilakukan karena setiap orang
memiliki caranya masing-masing dalam belajar agar materi mudah dimengerti dan dipahami bagi
masing-masing orang.
Penelitian ini menggunakan wawancara singkat melalui media Google Fomulir untuk
mengetahui hubungan sistem belajar terhadap hasil pemelajaran. Survei dilakukan menggunakan
Google Fomulir berhasil mengumpulkan 12 orang untuk dijadikan sampel penelitian. Setelah
pengumpulan data didapat melalui Google Fomulir dilakukannya analisis.
Hasil penelitian menunjukan sistem belajar pada setiap orang berbeda-beda, sistem belajar
pada setiap orang tergantung dari cara mereka nyaman dalam belajar, sehingga materi pemelajaran
tidak membuat terkekang.
Kata Kunci : Sistem Belajar, Google Fomulir, Hasil Pemelajaran.
2. PENDAHULUAN
Sistem berasal dari bahasa Latin
(systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen
atau elemenyang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi, atau
energi. Dapat dijelaskan bahwa sistem belajar
proses untuk membantu peserta didik agar
belajar dengan baik, agar memperoleh ilmu,
pengetahuan dan penguasahaan materi dalam
proses pemelajaran.
Sumber: educenter.id
Sistem Belajar merupakan cara penyapaian tujuan pemelajaran berupa hasil belajar oleh
perserta didik dalam proses kegiatan pemelajaran. Hasil belajar dari perserta didik merupakan
faktor dalam proses ajar mengajar, dari hasil belajar peserta didik dapat mengetahui kemampuan
perserta didik dalam memahami pemelajaran yang telah diajarkan guru dan mengetahui
pencapaian keberhasilan peserta didik dalam belajarnya.
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no.20 tahun 2003, menyatakan
pemelajaran proses belajar yang dibangun untuk mengembangkan keratifitas berpikir untuk
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, dan meningkatkan wawasan baru sebagai usaha
meningkatkan penguasahaan yang baik terhadap materi pemelajaran.
3. METODOLOGI
Teknik pengumpulan hasil data survei menggunakan kuanititatif berupa data dari webside
mengenai sistem belajar dijadikan referensi untuk penulisan , juga melakukan survei yang melalui
Google Fomulir dengan terkumpulnya dua belas narasumber bagaimana respon terhadap sistem
belajar yang mereka jalani.
Pengumpulan hasil data penelitian juga menggunakan teknik observasi, pengumpulan data
Penelitian yang akan dijadikan sebagai bahan dasar pembahasan mengenai sistem belajar.
Penelitian dilakukan dirumah mulai tanggal 11 November 2019 sampai tanggal 13 November
2019, dengan menggunakan handphone untuk mengumpulkan data berserta survei.
HASIL PENELITIAN / ANALISIS
Sebagian besar peserta didik lebih menyukai
belajar sendiri ketimbang belajar bersama
karena tidak sepenuhnya fokus terhadap belajar
lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk
obrol dan bermain bersama teman. Banyak
yang memilih untuk belajar sendiri
dibandingkan les karena biaya les yang mahal
atau pilihan sendiri karena lebih nyaman untuk
belajar sendiri jika belum mengerti bisa
bertanya kepada teman ataupun guru. Rata-rata
peserta didik belajar dalam sehari sekitar 2-3
jam, lebih banyak yang menyukai belajar pada
malam hari karena beberapa faktor, seperti
masih banyak perkerjaan rumah, ingin
bermain, tertekan dengan pelajaran disekolah,
lelah habis pulang sekolah, ataupun alasan
lainnya.
UtakOtakAtik.com
Peserta didik lebih menyukai pelajaran prakteknya banyak ketimbang teori, karena
kabanyakanmembahas suatu materi dengan teori membuat peserta didik cepat bosan, sedangkan
praktek membuat peserta didk tertarik untuk mempelajari materi tersebut dan mudah diingat
karena pernah melakukan percobaan tersebut. Pelajaran hitungan lebih digemari ketibang
pelajaran pengetahuan karena pelajaran hitungan jawabannya sudah pasti sedangkan pengetahuan
berkembang sesuai perkembangannya ilmu pengetahuan.
4. Tugas yang diberikan dalam sehari
paling banyak 3, berat atau ringannya tugas
tergantung materi atau tugas yang harus
dikerjakan. Banyak dari peserta didik
memilik belajar untuk kebut semalam atau
yang dikenal dengan sebutan SKS, padahal
belajar sistem kebut semalam tidak baik
sebagai sistem belajar peserta didik karena
selain bisa membuat tubuh droup karena
kurang istirahat juga membuat materi yang
dipelajari tidak sepeenuhnya dicerna ke otak
sehingga hasil belajar pun tida maksimal.
Famous.berllio.net
Setiap peserta didik memiliki mata
pelajaran yang tidak disukai sangat jarang
ada yang menyukai semuaa mata
pelajaran yang diberikan, rasa tidak suka
terhadap mata pelajaran tersebut sebagai
penghalang kita untuk belajar mata
pelajaran tersebut sehingga sbulum
belajar sudah malas untuk belajar. Maka
dari itu usahakan untuk mencari solusi
agar jadi menyukai mata pelajaran
tersebut dengan mengubah metode sitem
belajar menjadi mengasikan sehingga
membuat kita tertarik dengan mata
pelajaran tersebut. Cara belajar secara
bertahap membuat tekanan stress
terhadap belajar berkurang karena kita
bisa istirahat beberapa menit sebelum
memulai belajar lagi, cara sistem belajar
ini efektif untuk belajar.
zenius.net
5. DISKUSI
Berdasarkan hasil dari penelitian menyatakan bahwa sistem belajar terdiri at sekumpulan
komponen-komponen yang salaing brhubangan yang berkerjasama –sama secara efektif dan dapat
dipercaya dalam sebuah kerangka khusus untuk memberikan kebutuhan aktivitas-aktivitas belajar
untuk mencapai tujuan pemelajaran.
Beberapa tipe sistem pemelajaran terbagi dalam sejumlah kelmpok, yaitu:
Pemelajaran di kelas (langsung, berhadapan)
Pemelajaran melalui siaran (televisi dan radio)
Paket pemelajaran mandiri (belajar mandiri/sendiri)
Pemelajaran berbasis web atau jaringan (intranet atau iternet)
Aktivitas-aktivitas laboratorium
Wrkshop (lokakarya)
Seminar
Pengalaman lapangan
Pemelajaran dengan komputer (pelatihan berbasis komputer/deskop multimedia)
Teleconference
Komponen-komponen Sistem Pemelajaran
Sistem pemelajaran terdiri dari beberapa komponen , yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan (Objective)
Tujuan pemelajaran ini terkanung pertanyaan
sebagai berikut:
Apa yang ingin guru ajarkan kepada peserta
didik dan yang diinginkan guru dari peserta
didiknya pada akhir suatu pemelajaran?
Apa yang inginkan oleh peserta didik untuk
dipelajari dan apa yang seharusnya peserta
didik tahu pada akhir pemelajaran?
silabus.web.id
6. Mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut adalah salah satu persyaratan untuk
pemelajaran yan baik, karena melalui jawaban pertanyaan inin terindikasi tujuan
pemelajaran yang ingin dicapai dalam proses pemelajaran.
Beberapa metode pemelajaran antara lain : diskusi, cooperative learing, permainan,
simulasi/bermain peran (role play), penemua/penyeledikan (discovery/iquiry), problem
solving, presentasi, demostrasi, tutorial, dril dan praktek.
2. Media
Media berasal dari bahasa Latin “medium” yang berarti perantara antara sumber pesan ke
penerima pesan/informasi. Sedangkan media pemelajaran dapat diartikan sebagai
perantara natara sumber pesan (pendidik) ke penerima pesan (pesata didik), yang
diantaranya adalah pesan pemelajaran. Media dapat dibagi menjadi audio, visual, media
bergerak, manipulasi, teks, dan manusia.
siapbelajar.com
3. Lingkungan (Eviroment)
Lingkungan belajar adalah lingkungan yang
melikupi terjadinya proses pemelajaran. Lingkungan
ini meliputi lingkungan sekolah, dan masyarakat
kompasiana.com
7. 4. Alat pemelajaran (Equiment)
Merupakan alat-alat yag dipakai untuk belajar/plajaran. Misalnya: papan tulis spidol, buku
tulis, OPH, dll.
5. Manusia/orang (People)
Merupakan komponen yang sangat penting dlam sistem pemelajaran. Dalam pemelajaran,
orang-orang saling terlibat secara langsung, kecuali dalam aktivitas belajar sendiri.
Komponen-komponen diatas sangat berpengaruh pada sistem belajar, cara belajar menyakut
komponen-komponen tersebut sangat melekat pada sistem pemelajaran.
Pada belajar sistem kebut semalam (SKS) yang dikarenakan kemalasan yang suka
menunda-nunda tugas maupun belajar, dapat memberikan efek diantaranya:
1. Membaut otak panik karena terus-terusan diberi memori dalam jumlah yang banyak .
Fungsi otak akan terganggu juga membuat otak kelelahan. Dapat menimbulkan
gngguan memori jika serig dilakukan dalam jangka panjang serta membuat otak tidak
responsif terhadap rasangan-rasangan dari luar.
2. Belajar semalam akan memamksa untuk bergadang sehingga menjadi kurang tidur
.Kurangnya tidur membuat kurangnya konsentrasi, kurang fokus, dan kurang
kreativitas.
3. Bergadang terus menerus dapat menyebabkan insomnia yang mengganggu jam tidur,
juga dapat mengakibatkan penuaan dini.
4. Menggunakan waktu yang sempit untuk belajar atau mengerjakan tugas pada malam
hari dapat mengganggu psikis membuat hormon stres eningkat.
5. Sks mengandalkan memori jangka pendek, saat ujian membuat materi yang dipelajari
tidak masuk keotak.
6. Bagi tubuh berdampak meningkatkan perasaan cemas,tertekan, gelisa, tidak
konsentrasi dan tidak fokus, dan sistem inmun yang menurun karena kurangnya tidur.
8. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan pentingnya sistem belajar terhadap
pemelajaran, sangat terkait antara satu dengan lainnya. Setiap orang memiliki cara masing masing
dalam belajar yang membuatnya nyaman belajar sehingga tidak telalu merasa tertekan saat belajar,
dan sistem belajar kebut semalam tidak baik dalam proses sistem belajar.
DAFTAR PUSTAKA
eprints.ums.ac.id
docs.google.com
pendidikanekonoomi.com