SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
TRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING
(Suatu Strategi Pembelajaran Berbasis Student Centred)
oleh : Drs. Hartono, M.Pd
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses
belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar.
Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang
tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-
perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak
dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku
kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di
kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung
memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan
individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang
menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung.
Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan
guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran.
Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari
pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang
cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini
mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas
terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang
dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang
ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning strategy).
B. Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning Strategy)
1. Pengertian
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua
potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil
belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping
itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian
siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan
berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas
hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia.
Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama
perthatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20
menit terakhir.
Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah.
Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama
disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya
dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk
dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Konfucius:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di
bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab
permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya
penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran.
Mel Silberman (2001) memodifikasi dan memperluas pernyataan Confucius di atas menjadi
apa yang disebutnya dengan belajar aktif (active learning), yaitu :
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya
mulai paham
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan
keterampilan
Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai
Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang
cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah
karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa
mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata
per menit, sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya
(setengah dari apa yang dikemukakan guru), karena siswa mendengarkan pembicaraan guru
sambil berpikir. Kerja otak manusia tidak sama dengan tape recorder yang mampu merekam
suara sebanyak apa yang diucapkan dengan waktu yang sama dengan waktu pengucapan.
Otak manusia selalu mempertanyakan setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak
juga memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga perhatian tidak dapat tertuju pada
stimulus secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang dipelajari dapat diingat
dengan baik.
Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikkan ingatan sampai 171% dari
ingatan semula. Dengan penambahan visual di samping auditori dalam pembelajaran kesan
yang masuk dalam diri anak didik semakin kuat sehingga dapat bertahan lebih lama
dibandingkan dengan hanya menggunakan audio (pendengaran) saja. Hal ini disebabkan
karena fungsi sensasi perhatian yang dimiliki siswa
saling menguatkan, apa yang didengar dikuatkan oleh penglihatan (visual), dan apa yang
dilihat dikuatkan oleh audio (pendengaran). Dalam arti kata pada pembelajaran seperti ini
sudah diikuti oleh reinforcement yang sangat membantu bagi pemahaman anak didik
terhadap materi pembelajaran.
Penelitian mutakhir tentang otak menyebutkan bahwa belahan kanan korteks otak manusia
bekerja 10.000 kali lebih cepat dari belahan kiri otak sadar. Pemakaian bahasa membuat
orang berpikir dengan kecepatan kata. Otak limbik (bagian otak yang lebih dalam) bekerja
10.000 kali lebih cepat dari korteks otak kanan, serta mengatur dan mengarahkan seluruh
proses otak kanan. Oleh karena itu sebagian proses mental jauh lebih cepat dibanding
pengalaman atau pemikiran sadar seseorang (Win Wenger, 2003:12-13). Strategi
pembelajaran konvensional pada umumnya lebih banyak menggunakan belahan otak kiri
(otak sadar) saja, sementara belahan otak kanan kurang diperhatikan. Pada pembelajaran
dengan Active learning (belajar aktif) pemberdayaan otak kiri dan kanan sangat dipentingkan.
Thorndike (Bimo Wagito, 1997) mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu :
1. law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat memperlancar hubungan
antara stimulus dan respons.
2. law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan yang selalu dikerjakan maka
hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lancar
3. law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik jika
dapat menimbulkan hal-hal yang menyenangkan, dan hal ini cenderung akan selalu diulang.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada anak
didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri anak didik. Kesediaan dan kesiapan
mereka dalam mengikuti proses demi proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan
respons yang baik terhadap stimulus yang mereka terima dalam proses pembelajaran.
Respons akan menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan terhadap stimulus
dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons, sehingga respons yang
ditimbulkan akan menjadi kuat. Hal ini akan memberi kesan yang kuat pula pada diri anak
didik, sehingga mereka akan mampu mempertahankan respons tersebut dalam memory
(ingatan) nya. Hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik kalau dapat
menghasilkan hal-hal yang menyenangkan. Efek menyenangkan yang ditimbulkan stimulus
akan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri anak didik, sehingga mereka
cenderung akan mengulang aktivitas tersebut. Akibat dari hal ini adalah anak didik mampu
mempertahan stimulus dalam memory mereka dalam waktu yang lama (longterm memory),
sehingga mereka mampu merecall apa yang mereka peroleh dalam pembelajaran tanpa
mengalami hambatan apapun.
Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar
stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi
hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan
memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan
(memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan
sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.
Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru harus
dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi
pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid
dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa,
sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. (Mulyasa, 2004:241)
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan pembelajaran Active
learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran konvensional, yaitu :
Pembelajaran konvensional Pembelajaran Active learning
Berpusat pada guru Berpusat pada anak didik
Penekanan pada menerima pengetahuan Penekanan pada menemukan
Kurang menyenangkan Sangat menyenangkan
Kurang memberdayakan semua Membemberdayakan semua
indera danpotensi anak didik indera dan potensi anak didik
Menggunakan metode yang monoton Menggunakan banyak metode
Kurang banyak media yang digunakan Menggunakan banyak media
Tidak perlu disesuaikan dengan Disesuaikan dengan
Pengetahuan yang sudah ada pengetahuan yang sudah ada
Perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan
strategi pembelajaran active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di kelas.
Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak hanya
sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi atau
bersama-sama dengan anggta kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling
penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula
mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti
menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Dalam konteks ini, maka ditawarkanlah
strategi-strategi yang berhubungan dengan belajar aktif. Dalam arti kata menggunakan teknik active
learning (belajar aktif) di kelas menjadi sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar
terhadap belajar siswa.
2. Aplikasi Active learning (belajar aktif) dalam Pembelajaran
L. Dee Fink (1999) mengemukakan model active learning (belajar aktif) sebagai berikut.
Dialog dengan diri sendiri adalah proses di mana anak didik mulai berpikir secara reflektif
mengenai topik yang dipelajari. Mereka menanyakan pada diri mereka sendiri mengenai apa
yang mereka pikir atau yang harus mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan mengenai topik
yang dipelajari. Pada tahap ini guru dapat meminta anak didik untuk membaca sebuah jurnal
atau teks dan meminta mereka menulis apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka belajar,
apa pengaruh bacaan tersebut terhadap diri mereka.
Dialog dengan orang lain bukan dimaksudkan sebagai dialog parsial sebagaimana yang
terjadi pada pengajaran tradisional, tetapi dialog yang lebih aktif dan dinamis ketika guru
membuat diskusi kelompok kecil tentang topik yang dipelajari.
Observasi terjadi ketika siswa memperhatikan atau mendengar seseorang yang sedang
melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan apa yang mereka pelajari, apakah itu guru
atau teman mereka sendiri
Doing atau berbuat merupakan aktivitas belajar di mana siswa berbuat sesuatu, seperti
membuat suatu eksperimen, mengkritik sebuah argumen atau sebuah tulisan dan lain
sebagainya.
Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (belajar aktif)
dalam pembelajaran di sekolah. Mel Silberman (2001) mengemukakan 101 bentuk metode
yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai
oleh anak. Metode tersebut antara lain Trading Place (tempat-tempat perdagangan), Who is in
the Class?(siapa di kelas), Group Resume (resume kelompok), prediction (prediksi), TV
Komersial, the company you keep (teman yang anda jaga), Question Student Have
(Pertanyaan Peserta Didik), reconnecting (menghubungkan kembali), dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan ini penulis mencoba menyajikan beberapa model pembelajaran aktif yang
disajikan Silberman.
Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik)
Metode Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan
harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode
ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini
sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan
dan harapan-harapannya melalui percakapan.
Prosedur :
1. Bagikan kartu kosong kepada siswa
2. Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang mata
pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari
3. Putarlah kartu tersebut searah keliling jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan pada
peserta berikutnya, peserta tersebut harus membacanya dan memberikan tanda cek di sana
jika pertanyaan yang sama yang mereka ajukan
4. Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta telah memeriksa semua pertanyaan yang
diajukan oleh kelompok tersebut. Fase ini akan mengidentifikasi pertanyaan mana yang
banyak dipertanyakan. Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan :
a. Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berani
b. Menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai waktu yang tepat
c. Meluruskan pertanyaan yang tidak menunjukkan suatu pertanyaan
5. Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka
tidak memperoleh suara terbanyak
6. Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin dijawab pada pertemuan berikutnya.
Variasi :
1. Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat memberikan kartu pada siswa, buatlah
kelas menjadi sub- kelompok dan lakukan instruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu
dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan
2. Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta menulis harapan
mereka dan atau mengenai kelas, topik yang akan anda bahas atau alasan dasar untuk
partisipasi kelas yang akan mereka amati.
3. Variasi dapat pula dilakukan dengan meminta peserta untuk memeriksa dan menjawab
semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut, sehingga fase ini akan dapat
mengidentifikasi pertanyaan mana yang mendapat jawaban terbanyak, sebagai indikasi
penguasaan anak terhadap objek yang dipertanyakan.
Reconnecting (menghubungkan kembali)
Metode reconnecting (menghubungkan kembali) ini digunakan untuk mengembalikan
perhatian anak didik pada pelajaran setelah beberapa saat tidak melakukan aktivitas tersebut.
Prosedur :
1. Ajaklah anak didik kembali kepada pelajaran. Jelaskan pada anak didik bahwa
menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran dengan pengetahuan anak
akan memberi makna yang berarti.
2. Tentukan satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada para peserta didik :
• Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita ? apa saja yang masih
bertahan dalam diri anda ?
• Sudahkah anda membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang dirangsang oleh pelajaran
terakhi kita ?
• Pengalaman menarik apa yang telah anda miliki di antara pelajaran-pelajaran?
• Apa saja yang ada dalam pikiran anda sekarang (misal nya sebuah kekhawatiran) yang
mungkin mengganggu kemampuan anda untuk memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran
hari ini?
• Bagaimana perasaan anda hari ini? (Dapat dilakukan dengan memberikan metafor, seperti
“Saya merasa bagaikan pisang busuk
3. Dapatkan respons dengan menggunakan salah satu format, seperti sub-kelompok atau
pembicara dengan urutan panggilan berikutnya
4. Hubungkan dengan topik sekarang
Variasi :
1. Lakukan sebuah ulasan tentang pelajaran yang telah lalu
2. Sampaikan dua pertanyaan, konsep atau sejumlah informasi yang tercakup dalam pelajaran
yang lalu. Mintalah peserta didik untuk memberikan suara terhadap sesuatu yang paling
mereka sukai agar anda mengulas pelajaran tersebut. Ulaslah pertanyaan, konsep, atau
informasi yang menang.
Pengajaran Sinergetik (Synergetic Teaching)
Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa membandingkan
pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh dengan teknik berbeda) yang mereka
miliki.
Prosedur :
a. Bagi kelas menjadi dua kelompok
b. Salah satu kelompok dipisahkan ke ruang lain untuk membaca topik pelajaran
c. Kelompok yang lain diberikan materi pelajaran yang sama dengan metode yang diinginkan
oleh guru.
d. Pasangkan masing-masing anggota kelompok pembaca dan kelompok penerima materi
pelajaran dari guru dengan tugas menyimpulkan/meringkas materi pelajaran.
Kartu Sortir (Card Sort)
Metode ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,
penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi.
Prosedur :
a. Masing-masing siswa diberikan kartu indek yang berisi materi pelajaran. Kartu indek
dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori/kelompok, misalnya kartu yang berisi
aliran empiris dengan kartu pendidikan ditentukan oleh lingkungan dll. Makin banyak siswa
makin banyak pula pasangan kartunya.
b. Guru menunjuk salah satu siswa yang memegang kartu, siswa yang lain diminta
berpasangan dengan siswa tersebut bila merasa kartu yang dipegangnya memiliki kesamaan
definisi atau kategori.
c. Agar situasinya agak seru dapat diberikan hukuman bagi siswa yang melakuan kesalahan.
Jenis hukuman dibuat atas kesepakatan bersama.
d. Guru dapat membuat catatan penting di papan tulis pada saat prosesi terjadi.
TRADING PLACE
Metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan
mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah.
Prosedur :
1. beri peserta didik satu atau lebih catatan-catatan Post-it (tentukan apakah kegiatan tersebut
akan berjalan lebih baik dengan membatasi para peserta didik terhadap sebuah atau beberapa
kontribusi)
2. mintalah mereka untuk menulis dalam catatan merea salah satu dari hal berikut :
a. sebuah nilai yang mereka pegang
b. sebuah pengalaman yang telah mereka miliki saat ini
c. sebuah ide atau solusi kreatif terhadap sebuah problema yang telah anda tentukan
d. sebuah pertanyaan yang mereka miliki mengenai persoalan dari mata pelajaran
e. sebuah opini yang mereka pegang tentang sebuah topik pilihan anda
f. sebuah fakta tentang mereka sendiri atau persoalan pelajaran
3. mintalah peseta didik menaruh (menempelkan) catatan tersebut pada pakaian mereka dan
mengelilingi ruangan dengan atau sambil membaca tiap catatan milik peserta yang lain
4. kemudian, suruhlah para peserta didik berkumpul sekali lagi dan mengasosiasikan sebuah
pertukaran catatan-catatan yang telah diletakkan pada tempatnya (trade of Post-it notes) satu
sama lain. Pertukaran itu hendaknya didasarkan pada sebuah keinginan untuk memiliki
sebuah nilai, pengalaman, ide, pertanyaan, opini atau fakta tertentu dalam waktu yang
singkat. Buatlah aturan bahwa semua pertukaran harus menjadi dua jalan. Doronglah peserta
didik untuk membuat sebanyak mungkin pertukaran yang mereka sukai.
5. kumpulkan kembali kelas tersebut dan mintalah para peserta didik berbagi pertukaran apa
yang mereka buat dan mengapa demikian. (misalnya : Mita : “Saya menukar catatan dengan
Sonya karena dia telah membuat catatan tentang perjalanan ke Eropa Timur. Saya menyukai
perjalanan ke sana karena saya mempunyai nenek moyang yang berasal dari Hongaria dan
Ukraina
WHO IN THE CLASS?
Metode ini digunakan untuk memecahkan kebekuan suasana dalam kelas. Teknik ini lebih
mirip dengan perburuan terhadap teman-teman di kelas daripada terhadap benda. Strategi ini
membantu perkembangan pembangunan team (team building) dan membuat gereakan fisik
berjalan tepat pada permulaan gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan sebuah perjalanan.
Prosedur:
1. Buatlah 6 sampau 10 pertanyaan deskriptif untuk melengkapi frase : Carilah seseorang
yang…………
Suka/senang menggambar
Mengetahui apa yang dimaksud rebonding
Mengira bahwa hari ini akan hujan
Berperilaku baik
Telah mengerjakan PR
Punya semangat kuat dalam belajar
dll
2. Bagikan pernyataan-pernyataan itu kepada peserta didik dan berikah beberapaperintah
berikut :
Kegiatan ini seperti sebuah perburuan binatang, kecuali bahwa anda mencari orang sebagai
pengganti benda. Ketika saya berkata “mulai” kelilingilah ruangan dengan mencari orang-
orang yang cocok dengan pernyataan ini. Anda bisa menggunakan masing-masing orang
hanya untuk sebuah pernyataan, meskipun dia memiliki kecocokan lebih dari satu. Tulislah
nama orang tersebut
3. ketika kebanyakan peserta didik telah selesai, beri tanda stop berburu dan kumpulkan
kembali ke kelas.
4. guru dapat menawarkan sebuah hadiah penghargaan teradap orang yang selesai pertama
kali. Yang lebih penting surveilah kelas tersebut. Kembangkan diskusi singkat tentang
beberapa bagian yang mungkin merangsang perhatian dalam topik pelajaran.
Resume kelompok
Teknik resume secara khusus menggambarkan sebuah prestasi , kecakapan dan pencapaian
individual, sedangkan resume kelompok merupakan cara yang menyenangkan untuk
membantu para peserta didi lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun tem dari
sebuah kelompok yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain.
Prosedur :
1. Bagilah peserta didik ke dalam kelompok sekitar 3 sampai 6 anggota
2. beritahukan kelas itu bahwa kelas berisi sebuah kesatuan bakat dan pengalaman yang
sangat hebat
3. sarankan bahwa salah satu cara untuk mengenal dan menyampaikan sumber mata pelajaran
adalah dengan membuat resume kelompok.
4. berikan kelompok cetakan berita dan penilai untuk menunjukkan resume mereka. Resume
tersebut seharusnya memasukkan beberapa informasi yang bisa menjual kelompok tersebut
secara keseluruhan. Data yang disertakan bisa berupa :
latar belakang pendidikan; sekolah-sekolah yang dimasuki
pengetahuan tentang isi pelajaran
pengalaman kerja
posisi yang pernah dipegangketerampilan-keterampilan
hobby, bakat, perjalanan, keluarga
prestasi-prestasi
5. ajaklah masing-masing kelompok untuk menyampaikan resumenya
PREDICTION (PREDIKSI)
Metode ini dapat membantu para siswa menjadi kenal satu sama lain
Prosedur :
1. bentuklah sub-sub kelompok dari 3 sampai 4 orang siswa (yang relatif masih asing satu
sama lain)
2. beritahukan pada peserta didik bahwa pekerjaan mereka adalah meramalkan bagaimana
masing-masing orang dalam kelompoknya akan menjawab pertanyaan tertentu yang telah
dipersiapkan untuk mereka, seperti :
a. kamu menyukai musik apa?
b. Apa di antara kegiatan waktu luang favorit anda?
c. Berapa jam kamu bisa tidur malam?
d. Berapa saudara kandung yang kamu miliki dan kamu berada pada urutan berapa?
e. Di mana kamu dibesarkan?
f. Seperti apa kamu ketika masih kecil?
g. Apakah orang tua kamu bersikap toleran atau ketat?
h. Pekerjaan apa yang telah kamu miliki?
3. mintalah sub-sub kelompok mulai dengan memilih satu orang sebagaoi subyek pertamanya.
Dorong anggota kelompok se spesifik mungkin dalam prediksi mereka mengenai orang itu.
Beritahukan mereka agar tidak takut tentang tebakan-tebakan yang berani.
4. mintalah masing-masing anggota kelompok bergiliran sebagai orang fokus/utama.
Tv Komersial
Metode ini dapat menghasilkan pembangunan team (team building) yang cepat
Prosedur :
1. bagilah peserta didik ke dalam team yang tidak lebih dari 6 anggota
2. mintalah team-team membuat iklan TV 30 detik yang meniklankan masalah pelajaran
dengan menekankan nilainya bagi meraka atau bagi dunia
3. iklan hendaknya berisi sebuah slogan (sebagai contoh “Lebih baik hidup dengan ilmu
Kimia”) dan visual (misalnya, produk-produk kimia terkenal)
4. jelaskan bahwa konsep umum dan sebuah outline dari iklan tersebut sesuai. Namun jika
team ingin memerankan iklannya, hal tersebut baik juga.
5. sebelum masing-masing team mulai merencanakan iklannya, maka diskusikan karakteristik
dari beberapa iklan yang saat ini terkenal untuk merangsang kreatifitas (misalnya penggunaan
sebuah kepribadian terkenal, humor, perbandingan terhadap persaingan, daya tarik sex)
6. mintalah masing-masing team menyampaikan ide-idenya. Pujilah kreatifitas setiap orang.
The Company You Keep
Metode ini digunakan untuk membantu siswa sejak awal agar lebih mengenal satu sama lain
aktivitas kelas bergerak dengan cepat dan amat menyenangkan.
Prosedur :
1. buatlah datar kategori yang anda pikir mungkin tepat dalam sebuah kegiatan untuk lebih
mengenal pelajaran yang anda ajar. Kategori-kategori tersebut meliputi :
a. bulan kelahiran
b. orang yang suka atau tidak suka suatu objek
c. kesukaan seseorang
d. tangan yang digunakan untuk menulis
e. warna sepatu
f. setuju atau tidak dengan beberapa pernyataan opini tentang sebuah isi hangat (misalnya
“Jaminan pemeliharaan kesehatan hendaknya bersifat universal”)
Catatan: Kategori dapat pula dikaitkan langsung dengan materi pelajaran yang diajarkan
2. bersihkan ruang lantaiagar peserta didik dapat berkeliling dengan bebas
3. sebutkan sebuah kategori. Arahkan para peserta didik untuk menentukan secepat mungkin
semua orang yang akan mereka kaitkan dengan kategori yang ada. Misal para penulis dengan
tangan kanan dan penulis dengan tangan kiri akan terpisah menjadi dua bagian.
4. ketika para peserta didik telah membentuk kelompok-kelompok yang tepat, mintalah
mereka berjabatan tangan dengan teman yang mereka jaga. Ajaklah semua untuk mengamati
dengan tepat berapa banyak otang yang ada di dalam kelompok-kelompok yang berbeda.
5. lanjutkan segera pada kategori berikutnya. Jagalah peserta didik tetap bergerak dari
kelompok ke kelompok ketika anda mengumumkan kategori-kategori baru.
6. kumpulkan kembali seluruh kelas. Diskusikan perbedaan peserta didik yang muncul dari
latihan itu.
DAFTAR BACAAN
Bonwell, Charles C., dan James A. Eison, Active Learning: Creating Excitement in the
Classroom, http://www.gwu.edu/eriche.
Dee Fink, L., Active Learning, reprinted with permission of the Oklahoma Instructional
Development Program, 1999,
http://www.edweb.sdsu.edu/people/bdodge/Active/ActiveLearning.html
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta,
2002.
McKeachie W., Teaching Tips: A Guidebook for the Beginning College Teacher, Boston,
D.C. Health, 1986.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan
Implementasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004.
Pollio, H.R., “What Students Think About and Do in College Lecture Classes” dalam
Teaching-Learning Issues No. 53, Knoxville, Learning Research Centre, University of
Tennesse, 1984.
Silberman, Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.)
Yogyakarta, YAPPENDIS, 2004.
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta, Andi Offset, 1997.
Wenger, Win, Beyond Teaching and Learning, Memadukan Quantum Teaching & Learning,
(terjemahan Ria Sirait dan Purwanto), Nuansa, 2003.
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, Gaung Persada Press,
2003.
Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadap
masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah.
2. Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan
hipotesis ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b)
melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis.
3. Menguji jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit peristiwa,
terdiri dari : mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan
mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan data,
menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c) analisis data, terdiri dari :
melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan
trend, sekuensi, dan keteraturan.
4. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna
hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan
5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi
Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena memiliki
beberapa keunggulan, di antaranya:
1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajarmereka.
3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan
di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, di
antaranya:
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.
TRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Salahsatu permasalahandalamduniapendidikanadalahmasalahlemahnyaprosespembelajaran.
Dalamprosespembelajaran,siswadidoronguntukmengembangkankemampuanberpikir.
Kenyataanyangterjadi bahwadalamprosespembelajarandi kelas,siswadiarahkankepada
kemampuanuntukmenghafal informasi.Siswadipaksauntukmengingatdanmenimbunberbagai
informasi tanpadituntutuntukmemahami informasi danmengaplikasikaninfirmasi tersebutdalam
kehidupansehari –hari.Hal ini mengakibatkanketikaanaklulussekolah,merekahanyapintar
secara teoritistetapi sangatmiskinaplikasi.
Dalamimplementasi KurikulumTingkatSatuanPendidikan(KTSP),gurumerupakankomponenyang
sangat penting,sebabkeberhasilanpelaksanaanprosespendidikansangattergantungpadaguru.
Olehkarenaituupayapeningkatankualitaspendidikanseharusnyadimulai dari pembenahan
kemampuanguru.Salahsatukemampuanyangharusdimiliki guruadalahbagaimanamerancang
suatustrategi pembelajaranyangsesuai dengantujuanataukompetensi yangakandicapai,karena
tidaksemuatujuandapattercapai hanya dengansatu strategi tertentu.Kemajuanteknologi
informasi di eraglobalisasisaatini menuntutguruuntukmengubahparadigmatentangmengajar
yaitudari sekedarmenyampaikanmateripelajaranmenjadiaktivitasmenyampaikanmateri
pelajaranmenjadi aktivitasmengaturlingkunganagarsiswabelajar.
Banyaknyakonsepkimiayangbersifatabstrakyangharusdiserapsiswadalamwakturelatif terbatas
menjadikanilmukimiamerupakansalahsatumatapelajaransulitbagi siswasehinggabanyaksiswa
gagal dalambelajarkimia.Padaumumnyasiswacenderungbelajardenganhafalandaripadasecara
aktif mencari untukmembangunpemahamanmerekasendiri terhadapkonsepkimia( Pandleydkk,
www.depdiknas.go.id).Adajugasebagiansiswayangsangatfahampada konsep – konsepkimia,
namuntidakmampumengaplikasikankonseptersebutdalamkehidupansehari –hari.Untuk
menjadikanmateri kimiamenjadi lebihmenarik,makaguruharusmampumengambil suatu
kebijakanyaitudenganperbaikanmetode mengajarsehinggakompetensi belajaryangdiharapkan
akan tercapai denganbaik,sebabdenganmenggunakanmetodepembelajaranyangtepatakan
dapat meningkatkanefektivitaspembelajarandi kelas.
Salahsatu strategi pembelajaranyangdapatditerapkandalampembelajarankimiaadalahstrategi
pembelajaraninkuiri.Strategi pembelajaraninkuiri cocokdigunakanpadamateri –materi yangdekat
dengankehidupansehari–hari misalnyapokokbahasanlarutanasambasa.Strategi pembelajaran
inkuiri berarti suaturangkaiankegiatanbelajaryangmelibatkansecaramaksimal seluruh
kemampuansiswauntukmencari danmenyelidiki secarasistematis,kritis,logis,analitissehingga
merekadapatmerumuskansendiri penemuannyadenganpenugpercayadiri.(Gulo,2002 : 80 ).
Metode inkuiri dapatmembantugurumengaitkanantaramateri yangdiajakannyadengansituasi
dunianyatadan mendorongsisiwamembuathubunganantarapengetahuanyangdimilikinyadan
penerapannyadalamkehidupansehari –hari sehinggadapatmeningkatkanhasilbelajarsiswadan
materi yangdiberikandapatlebihbermaknabagi siswa(Depdikbud,2001).Untuk itupenulisakan
membahastentangstrategi pembelajar
PengertianInkuiri
Inkuiri berasal dari bahasaInggrisinquiryyangdapatdiartikansebagai prosesbertanyadanmencari
tahu jawabanterhadappertanyaanilmiahyangdiajukannya.Pertanyaanilmiahadalahpertanyaan
yang dapatmengarahkanpadakegiatanpenyelidikanterhadapobjekpertanyaan.Dengankatalain,
inkuiri adalahsuatuprosesuntukmemperolehdanmendapatkaninformasidenganmelakukan
observasi danataueksperimenuntukmencari jawabanataumemecahkanmasalahterhadap
pertanyaanatau rumusanmasalahdengan
Secara umum,inkuiri merupakanprosesyangbervariasi danmeliputi kegiatan-kegiatan
mengobservasi,merumuskanpertanyaanyangrelevan,meng-evaluasi bukudansumber-sumber
informasi lainsecarakritis,merencanakanpenyelidikanatauinvestigasi,mereview apayangtelah
diketahui,melaksanakanpercobaanataueksperimendenganmenggunakanalatuntukmemperoleh
data, menganalisisdanmenginterpretasidata,sertamembuatprediksi danmengko-munikasikan
hasilnya.(Depdikbud,1997).Menurut Hacket,(1998) di dalamStandar Nasional PendidikanSainsdi
AmerikaSerikat,inkuiri digunakandalamduaterminologiyaitusebagai pendekatanpembelajaran(
scientificinquiry) olehgurudansebagai materi pelajaransains(scienceasinquiry) yangharus
dipahami danmampudilakukanolehsiswa.( www.kpicenter.com)
Strategi PembelajaranInkuiri
Pembelajaranberbasisinkuirimerupakanpembelajaranyangberpusatpadasiswa.Tujuanutama
pembelajaraninkuiriadalahmendorongsiswauntukdapatmengembangkandisiplinintelektualdan
ketrampilanberpikirdenganmemberikanpertanyaan –pertanyaan.Strategi pembelajaraninkuiri
menekankankepadaprosesmencari danmenemukan.Materi pelajarandiberikansecaratidak
langsung.Peransiswadalamstrategi ini adalahmencari danmenemukansendiri materi pelajaran,
sedangkanguruberperansebagai fasilitatordanpembimbingsiswauntukbelajar.
Pendekataninkuiri didukungolehempatkarakteristikutamasiswa,yaitu(1) secarainstintif siswa
selaluingintahu;(2) di dalampercakapansiswaselaluinginbicaradanmengkomunikasikanidenya;
(3) dalammembangun(konstruksi) siswaselaluinginmembuatsesuatu;(4) siswaselaluingin
mengekspresikankemampuannya.Strategi pembelajaraninkuirimerupakanrangkaiankegiatan
pembelajaranyangmenekankanpadaprosesberpikirsecarakritisdananalitisuntukmencari dan
menemukansendiri jawabandari suatupermasalahanyangdipertanyakan.Prosesberpikiritu
biasanyadilakukanmelaluitanyajawabantaraguru dan siswa.
Ciri utama strategi pembelajaraninkuiri adalah(1)strategi inkuiri menekankankepadaaktivitassiswa
secara maksimal untukmencari danmenemukanartinyasiswaditempatkansebagai subjekbelajar
sehinggamampumenemukansndiri intidari materi pelajaran,(2) seluruhaktivitasdilakukanoleh
siswadiarahkanuntukmenemukanjawabandari suatupermasalahanyangdipertanyakannya
sehinggatimbul rasapercayadiri.Dalamhal ini guru adalahsebagai fasilitatorataumotivatorbelajar
bagi siswa,(3) strategi inkuiri menekankankepadaaktivitassiswasecaramaksimal untukmencari
dan menemukanartinyasiswaditempatkansebagai subjekbelajarsehinggamampumenemukan
sndiri inti dari materi pelajaran.Strategi pembelajaraninkuiri akanefektif apabila:(1) guru
mengharapkansisiwadapatmenemukansendiri jawabandari suatupermasalahansehingga
penguasaanmateri bukantujuanutamakarenayang terpentingadalahprosesbelajar,(2) bahan
pelajaranyangakandiajarkanadalahberupakesimpulanyangperlupembuktian,(3) proses
pembelajaranberangkatdari rasaingintahusiswaterhadapsesuatu,(4) siswaadalahanakyang
memilikikemauandankemampuanberpikir,(5) jumlahsiswatidakterlalubanyakagarmudah
dikendalikan,(6) gurumemilikibanyakwaktuuntukmelakukanpendekatanyangberpusatpada
siswa.
Penggunaanstrategi pembelajaraninkuiri memilikibeberapaprinsip,antaralain:
(1) Berorientasi padapengembanganintelektual
Tujuanutama dari strategi pembelajaraninkuiriadalahpengembangankemampuanberpikirdan
berorientasi padaprosesbelajar.Keberhasilanpembelajaranini terlihatpadaaktivitassiswauntuk
mencari dan menemukansesuatuyangmerupakangagasanyangpasti.
(2) PrinsipInteraksi
Prosespembelajaranmerupakaninteraksiantarasiswadengangurudimanaguruberperansebagai
pengaturlingkungandanpengaturinteraksi belajar.Gurumengarahkansiswauntuk
mengembangkankemampuanberpikirsiswa.
(3) Prinsipbertanya
Guru juga berperansebagi penanyakarenakemampuansiswauntukbertanyapadadasarnyasudah
merupakanbagiandari prosesberpikir
(4) Prinsipbelajaruntukberpikir
Belajarmerupakanprosesberpikiryakni prosesmengembangkanpotensiseluruhotaksecara
maksimal
(5) Prinsipketerbukaan
Belajaradalahsuatuprosesmencobaberbagai kemungkinan.Untukitusiswahendaknyadiberikan
kebebasanuntukmencobasesuatusesuai denganperkembangankemampuanlogikadannalarnya.
Tugas guru adalahmenyediakanruanguntukmengembangkanhipotesisdansecaraterbuka
membuktikankebenaranhipotesisyangdiajukan.
Keterampilaninkuiri berkembangatasdasar kemampuansiswadalammenemukandan
merumuskanpertanyaan-pertanyaanyangbersifatilmiahdandapatmengarahkanpadakegiatan
penyelidikanuntuk memperolehjawabanataspertanyaannya.Mengajarkansiswauntukbertanya
sangat bermanfaatbagi perkembangannyasebagaisaintiskarenabertanyadanmemformulasikan
pertanyaandapatmengembangkankemampuanmemberipenjelasanyangdapatdiuji
kebenarannyadan merupakanbagianpentingdari berpikirilmiah.Melatihsiswamembuat
pertanyaanatas dasarkriteria-kriteriayangdisusunolehgurudapatmeningkatkankemampuan
inkuiri siswa.Olehkarenaitu,padatahapawal inkuiri guruharusmelatihsiswauntukmampu
merumuskanpertanyaandenganbaik.Hal ini berkaitandengankemampuandasarsiswaSMA yang
umumnyamasihsulitmengembangkanpertanyaan-pertanyaanyangbersifatilmiahdan
memerlukanpenyelidikanjawaban.
Langkah PelaksanaanStrategi PembelajaranInkuiri
Dalamprosespembelajaranmelalui kegiataninkuiri siswaperludimotivasi untukmengembangkan
keterampilan-keterampilaninkuiri atauketerampilanprosessehinggapadaakhirnyadapat
menghasilkansikapilmiahseperti menghargai gagasanoranglain,terbukaterhadapgagasanbaru,
berpikirkritis,jujurdankreatif (Prayitno,2004).Secara umumprosespembelajarandengan
menggunakanstrategi pembelajaranInkuiri dapatmengikuti langkah –langkahsebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi merupakanlangkah untukmembinasuasanaatauiklimpembelajaranyang
responsif.Gurumerangsangdanmengajaksiswauntukberpikirmemecahkanmasalah.Beberapahal
yang dapatdilakukandalamtahapanorientasi adalah(1) menjelaskantopik,tujuandanhasil belajar
yang diharapkanakandicapai siswa,(2) menjelaskanpokok –pokokkegiatanuntukmencapai
tujuan,(3) menjelaskanpentingnyatopikdankegiatanbelajarsebagaimotivasibagi siswa.
2. Merumuskanmasalah
Merumuskanmasalahmerupakanlangkahmembawasiswapadasuatupersoalanyangmengandung
teka– teki.Persoalanyangdisajikanadalahpersoalanyangmenantanguntukberpikir.Teka –teki
yang menjadi persoalandalaminkuiri harusmengandungkonsepyangjelasdanpasti.Konsep –
konsepdalammasalahadalahkonsep –konsepyangsudahdiketahui terlebihdahuluolehsiswa.
3. Merumuskanhipotesis
Hipotesisadalahjawabansementaradari suatupermasalahanyangsedangdikaji.Sebagai jawaban
sementara,hipotesisperludiujikebenarannya.Salahsatucara yangdapat dilakukan guruuntuk
mengembangkankemampuanberhipotesispadasiswaadalahdenganmengajukanpertanyaanyang
dapat mendorongsiswauntukdapatmerumuskanberbagaiperkiraankemungkinanjawabandari
suatupermasalahan.
4. Mengumpulkandata
Mengumpulkandataadalah aktivitasmenjaringinformasi yangdibutuhkanuntukmenguji hipotesis
yang diajukan.Prosespengumpulandatamembutuhkanmotivasi yangkuatdalambelajar,
ketekunandankemampuanmenggunakanpotensi berpikirnya.Tugasgurudalamtahapan ini adalah
mengajukanpertanyaanyangdapatmendorongsiswauntukberpikirmencari informasi yang
dibutuhkan
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesisadalahprosesmenentukanjawabanyangdianggapditerimasesuaidengandata
atau informasi yangdiperolehberdasarkanpengumpulandatasehinggagurudapat
mengembangkankemampuanberpikirrasional siswa.Artinya,kebenaranjawabanbukanhanya
berdasarkanargumentasi tetapi didukungolehdatayangditemukandandapatdipertanggung
jawabkan.
6. MerumuskanKesimpulan
Merumuskankesimpulanadalahprosesmendeskripsikantemuanyangdiperolehberdasarkanhasil
pengujianhipotesis.Untukmemperolehkesimpulanyangakuratsebaiknyagurumampu
menunjukkanpadasiswamanadatayang relevan.
V.Tingkatan – TingkatanInkuiri
Berdasarkankomponen-komponendalamprosesinkuiri yangmeliputi topikmasalah,sumber
masalahatau pertanyaan,bahan,prosedurataurancangankegiatan,pengumpulandananalisisdata
sertapengambilankesimpulanBonnstetter(2000) membedakaninkuirimenjadi limatingkatyaitu
praktikum( tradisional hands-on),pengalamansainsterstruktur( structuredscience experiences),
inkuiri terbimbing( guidedinkuiri ),inkuiri siswamandiri ( studentdirectedinquiry),danpenelitian
siswa( studentresearch).Klasifikasi inkuiri menurutBonnstetter(2000) didasarkanpadatingkat
kesederhanaankegiatansiswadandinyatakansebaiknyapenerapaninkuiri merupakansuatu
kontinumyaitudimulaidari yangpalingsederhanaterlebihdahulu.
1) Traditional hands-onPraktikum( tradisionalhands-on) adalahtipe inkuiri yangpalingsederhana.
Dalampraktikumgurumenyediakanseluruhkeperluanmulai dari topiksampai kesimpulanyang
harus ditemukansiswadalambentukbukupetunjukyanglengkap.
2) Pengalamansainsyangterstruktur.Tipe inkuiri berikutnyaialahpengalamansainsterstruktur(
structuredscience experiences),yaitukegiataninkuiri di managurumenentukantopik,pertanyaan,
bahan danprosedursedangkananalisishasil dankesimpulandilakukanolehsiswa.Jenisyangketiga
ialahinkuiri terbimbing( guidedinquiry),di manasiswadiberikankesempatanuntukbekerja
merumuskanprosedur,menganalisishasil danmengambil kesimpulansecaramandiri,sedangkan
dalamhal menentukantopik,pertanyaandanbahanpenunjang,guruhanyaberperansebagai
fasilitator.
3) Inkuiri SiswaMandiri.Inkuiri siswamandiri ( studentdirectedinquiry),dapatdikatakansebagai
inkuiri penuhkarenapadatingkatanini siswabertanggungjawabsecarapenuhterhadapproses
belajarnya,danguruhanyamemberikanbimbinganterbataspadapemilihantopikdan
pengembanganpertanyaan.Tipe inkuiri yangpalingkompleksialahpenelitiansiswa( student
research).Dalam inkuiri tipe ini,guruhanyaberperansebagai fasilitatordanpembimbingsedangkan
penentuanataupemilihandanpelaksanaanprosesdari seluruhkomponeninkuiri menjadi
tangungjawabsiswa.
Ahli lainyaituCallahan,etal (1992) menyusunklasifikasi inkuiri lainyangdidasarkanpadaintensitas
keterlibatansiswa.Adatigabentukketerlibatansiswadi dalaminkuiri,yaitu:(a) identifikasimasalah,
(b) pengambilankeputusantentangteknikpemecahanmasalah,dan(c) identifikasi solusi tentatif
terhadapmasalah.Adatiga tingkataninkuiri berdasarkanvariasi bentukketerlibatannyadan
intensistasketerlibatansiswa,yaitu:
1. Inkuiri tingkatpertama.Inkuiri tingkatpertamamerupakankegiataninkuiri di manamasalah
dikemukakanolehguruataubersumberdari bukutekskemudiansiswabekerjauntukmenemukan
jawabanterhadapmasalahtersebutdi bawahbimbingan yangintensifdari guru.Inkuiri tipe ini,
tergolongkategori inkuiri terbimbing( guidedInquiry) Dalaminkuiri terbimbingkegiatanbelajar
harus dikeloladenganbaikolehgurudanluaranpembelajaransudahdapatdiprediksikansejakawal.
Inkuiri jenisini cocokuntukditerapkandalampembelajaranmengenai konsep-konsepdanprinsip-
prinsipyangmendasardalambidangilmutertentu.
2. Inkuiri Bebas. Dalaminkuiri bebas,siswadifasilitasi untukdapatmengidentifikasimasalahdan
merancangprosespenyelidikan.Siswadimotivasiuntukmengemukakangagasannyadanmerancang
cara untukmenguji gagasantersebut.Untukitusiswadiberi motivasi untukmelatihketerampilan
berpikirkritisseperti mencari informasi,menganalisisargumendandata,membangundan
mensintesiside-idebaru,memanfaatkanide-ideawalnyauntukmemecahkanmasalahserta
menggeneralisasikandata.Guruberperandalammengarahkansiswauntukmembuatkesimpulan
tentatif yangmenjadikankegiatanbelajarlebihmenyerupai kegiatanpenelitianseperti yangbiasa
dilakukanolehparaahli.Beberapakarakteristikyangmenandai kegiataninkuiri bebasialah:(1)
siswamengembangkankemampuannyadalammelakukanobservasi khususuntukmembuat
inferensi,(2) sasaranbelajaradalahprosespengamatankejadian,obyekdandatayangkemudian
mengarahkanpadaperangkatgeneralisasi yangsesuai,(3) guruhanyamengontrol ketersediaan
materi dan menyarankanmateri inisiasi,(4) dari materi yangtersediasiswamengajukanpertanyaan-
pertanyaantanpabimbinganguru,(5) ketersediaanmateri di dalamkelasmenjadi pentingagarkelas
dapat berfungsi sebagailaboratorium,(6) kebermaknaandidapatkanolehsiswamelaluiobservasi
dan inferensi sertamelalui interaksidengansiswalain,(7) gurutidakmembatasi generalisasi yang
dibuatolehsiswa,dan(8) guru mendorongsiswauntukmengkomunikasikangeneralisasi yang
dibuatsehinggadapatbermanfaatbagi semuasiswadalamkelas.( www.kpicenter.com)
Namun,tidaksemuamateri kimiadapatmenggunakanmetodeinkuiri.Setiapmetode pembelajaran
memilikikelemahandankelebihan.Adapunkelebihanmetodeinkuiri adalah:
1. Dianggapmembantusiswamengembangkanataumemperbanyakpersediaandanpenguasaan
ketrampilandanproseskognitif siswa
2. Strategi penemuanmembangkitkangairahsiswa
3. Memberi kesempatanpadasiswauntukbergerakmajusesuai dengankemampuannya
4. Siswadapat mengarahkansindiri carabelajarnya
5. Membantumemperkuatpribadi siswa
6. Strategi berpusatpadaanak
7. Membantuperkembangansiswamenujuskeptisismeyangsehatdanmenemukankebenaran
akhirdan mutlak
Sedangkankelemahanmetodeinkuiri adalah:
1. Dipersyaratkankeharusanadanyapersiapanmentaluntukcarabelajarini
2. Metode ini kurang berhasil untukmengajardi kelasbesar
3. Harapan yangditimpahkanpada strategi ini mungkinmengecewakangurudansiswayangsudah
terbiasadenganperencanaandanpengajaransecaratradisional
4. Metode ini dianggapterlalumementingkanperolehanpengertiandankurangdiperhatikan
diperolehnyasikapdanketrampilan
5. Fasilitasuntukmencbaide –ide mungkinbelumlengkap.
Kesimpulan
Upaya peningkatankualitaspendidikanseharusnyadimulai dari pembenahankemampuanguru.
Salahsatu kemampuanyangharusdimilikiguruadalahbagaimanamerancangsuatustrategi
pembelajaranyangsesuai dengantujuanataukompetensi yangakandicapai,karenatidaksemua
tujuandapat tercapai hanyadengansatustrategi tertentu.
Pembelajaranberbasisinkuirimerupakanpembelajaranyangberpusatpadasiswa.Tujuanutama
pembelajaraninkuiriadalahmendorongsiswauntukdapatmengembangkandisiplinintelektualdan
ketrampilanberpikirdenganmemberikanpertanyaan –pertanyaan.Strategi pembelajaraninkuiri
menekankankepadaprosesmencari danmenemukan.Materi pelajarandiberikansecaratidak
langsung.Peransiswadalamstrategi ini adalahmencari danmenemukansendiri materi pelajaran,
sedangkanguruberperansebagai fasilitatordanpembimbingsiswauntukbelajar.
Strategi pembelajaraninkuiri cocokdigunakanpadamateri –materi yangdekatdengankehidupan
sehari – hari misalnyapokokbahasanlarutanasambasa Langkah – langkahpelaksanaanstrategi
pembelajaraninkuiriadalah:(1) Orientasi,(2) Merumuskanmasalah,(3) Merumuskanhipotesis,(4)
Mengumpulkandata,(5) Menguji hipotesisi,(6) merumuskan kesimpulan.
DAFTARRUJUKAN
Anshori & Achmad,(2003), KimiaSMU Untuk Kelas2, PenerbitErlangga,Jakarta
Dimyati & Mudjiono,(1994),Belajardan Pembelajaran,PenerbitRinekaCipta,Jakarta
Gulo,W.,(2002), Strategi BelajarMengajar,PenerbitGrasindo,Jakarta
Ibrahim,M.,http://kpicenter.org/index.php?option=com_content,
Keyword:Strategi pembelajaranInkuiri
Pendley.dkk,(1994),http://www.depdiknas.go.id/jurnal/42/rusmansyah.htm/
Keyword:Masalah PengajaranKimia
Roestiyah,(2001),Strategi Belajarmengajar,penerbitRinekaCipta,Jakarta
Sanjaya.W,(2006), Strategi PembelajaranBerorientasiStandarProsesPendidikan,PenerbitKencana
PrenadaMediaGroup, Jakarta
Subroto,S.,(1997),ProsesBelajarMengajar,PenerbitRinekaCipta,Jakarta
Winkel,Tjipto&Ruijter,(1995),PeningkatandanPengembanganPendidikan,PenerbitGramedia,
Jakarta.
Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau mengajar yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu
masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan
pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut
berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai
satiu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia
dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73).
Metode sumbang saran (brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi
dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan,
pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana
gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau
tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah
pendapatorang lain tidak untuk ditanggapi.
Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan)
pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau
berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman,
atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama.
Metode ini digunakan untuk menguras habis apa yang dipikirkan para
siswa dalam nmenanggapi masalah yang dilontarkan guru di kelas
tersebut.
1. Langkah-langkah metode Brainstorming
Tugas guru dalam pelaksanaan metode ini adalah memberikan masalah
yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi,
dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/
salah, juga tidak perlu disimpulkan, guru hanya menampung semua
pernyataan pendapat siswa, sehingga semua siswa di dalam kelas
mendapat giliran, tidak perlu komentar atau evaluasi.
Siswa bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat,
komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah baru, mereka
belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan
kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan
pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani
mengemukakan pendapatnya.
Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan
metode brainstorming :
1). Pemberian informasi dan motivasi
Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan
mengajak peserta didik aktif untuk menyumbangkan pemikirannya.
2). Identifikasi
Pada tahap ini peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran
pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung,
ditulis dan tidak dikritik. Pimpinan kelompok dan peserta hanya boleh
bertanya untuk meminta penjelasan. Hal ini agar kreativitas peserta didik
tidak terhambat.
3). Klasifikasi
Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya
mengklasifikasikan berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh
kelompok. Klasifikasi bisa berdasarkan struktur/ faktor-faktor lain.
4). Verifikasi
Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah
diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan
permasalahannya. Apabila terdapat sumbang saran yang sama diambil
salah satunya dan sumbang saran yang tidak relevan bisa dicoret. Kepada
pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinnya.
5). Konklusi (Penyepakatan)
Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan
butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua
puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang
dianggap paling tepat.
2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Brainstorming
Brainstorming dalam bahasa Indonesia disebut sebagai curah gagas/
curah pendapat/ sumbang saran. Dengan demikian keutamaan metode
brainstorming ini adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan
gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam proses brainstorming,
seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua gagasan sesuai
dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Metode brainstorming
adalah metode yang sangat tepat untuk menjabarkan proses tersebut
dengan mudah dan efisien.
Keunggulan metode brainstorming yaitu :
1. Anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat.
2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan
dengan masalah yang diberikan oleh guru.
4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah
pandai atau dari guru.
6. Terjadi persaingan yang sehat.
7. Anak merasa bebas dan gembira.
8. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Sedangkan hal-hal yang perlu diatasi dalam penggunaan metode
brainstorming yaitu :
1. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir
dengan baik.
2. Anak yang kurang pandai selalu ketinggalan.
3. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan
kesimpulan.
4. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul atau salah.
5. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
6. Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan. (Roestiyah,
2001:74-75).
Berbagai kekurangan tersebut dapat diatasi apabila seorang guru atau
pimpinan dalam kelas bisa membaca situasi dan menguasai kelas dengan
baik untuk mencari solusi. Guru harus bisa menjadi penengah dan
mengatur situasi dalam kelas sebaik mungkin. Caranya yaitu dengan
menguasai betul-betul materi yang akan disampaikan dan membuat
perencanaan proses belajar mengajar dengan matang.
Peranan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya pembelajaran menentukan kalimat utama
Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, di antaranya yaitu metode ceramah, diskusi, tanya jawab,
metode berlizt, dan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik). Dari
beberapa metode yang telah disebutkan tadi, metode brainstorming
merupakan bagian yang termasuk dalam metode diskusi.
Penggunaan metode brainstorming dalam pembelajaran akan menuntut
peran guru sebagai pemimpin diskusi. Kecakapan memimpin diskusi
memang harus dilatih bila kita menginginkan keberhasilan suatu diskusi.
Sering terjadi, seseorang yang senang berbicara akan menguasai seluruh
pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan kepada teman yang
lain untuk mengemukakan pendapat. Demikian pula di antara peserta
diskusi saling bertentangan pendapatnya, bagi pemimpin yang belum
terampil, tidak dapat mencarikan jalan tengah sehingga seringkali diskusi
berakhir tanpa adanya suatu kesimpulan yang jelas. Bila siswa belum
pernah mengenal tata cara diskusi, rnereka akan berbicara secara
serempak atau spontan menanggapi bila ada suatu pendapat yang
menarik. Juga sering terjadi beberapa siswa belum memahami persoalan
.sehingga memberikan komentar yang menyimpang dan berkepanjangan.
Akibatnya suasana menjemukan dan tidak dapat melihat kemajuan-
kemajuan apa yang telah dicapai.
Siswa sering tidak menyadari struktur pokok dalam diskusi mereka, atau
tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah
timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan.
Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang sudah
dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik
kesimpulan dan menetapkan langkah-langkah. Kewajiban pemimpin
diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi yang baik
sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila terjadi penyimpangan.
Dengan demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota
dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Kalau dalam
diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan-
pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat
kekurangan-kekurangannya dan mencoba memperbaiki sebelum diskusi
dilanjutkan. Dapat terjadi seluruh peserta tidak tahu dengan pasti faktor
tertentu yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Faktor serupa
ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara sumber yang
mengetahui
Metode brainstorming merupakan suatu diskusi di mana anggota
kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah
tertentu di bawah seorang ketua. Semua ide yang sudah masuk dicatat
untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu
saat mungkin ada di antara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk
dikembangkan. Dalam metode ini semua siswa bebas mengajukan
pendapatnya, jadi siswa tidak perlu merasa takut salah. Hal ini akan
melatih siswa untuk berani mengajukan pendapat dalam berdiskusi.
Siswa yang awalnya kurang berani berbicara sedikit demi sedikit akan
berani untuk mengajukan pendapat atau idenya dalam diskusi.
Penggunaan metode brainstorming dalam pembelajaran bahasa Indonesia
adalah untuk melatih keterampilan siswa dalam berbicara dan
mengungkapkan pendapat. Agar siswa terlatih dalam forum diskusi baik
dengan sesama teman maupun dengan guru.
Menurut Taylor, Berry, dan Black yang dikutip oleh Mukhtar dan Martinis
Yamin (2003 : 55) mengungkapkan bahwa metode brainstorming dapat
menanamkan inhibisi pada pemikiran kreatif, karena ide-ide terlalu aneh
dari beberapa anggota bisa menggoncangkan gairah berpikir orang lain.
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang mengungkapkan bahwa dalam
belajar bahasa Indonesia memang diperlukan suasana yang mampu
membangun semangat
adalah teknik mengajar yang dilaksanakan guru dengan cara melontarkan suatu masalah ke
kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab, menyatakan pendapat, atau memberi komentar
sehingga memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru .
Tokoh yang mempopulerkan metode brainstorming adalah Alex F. Osborn yang dalam
bukunya Applied Imagination itu disebut juga dengan metode sumbang saran. Metode
brainstorming merupakan suatu bentuk metode diskusi guna menghimpun ide atau gagasan,
pendapat, dan pengalaman siswa.
Teknik ini hanya untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan
kritik. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak ide, termasuk ide yang nyleneh, liar, dan
berani dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan ide yang kreatif.
Metode brainstorming bertujuan untuk menghimpun ide, pendapat, informasi, pengalaman
semua siswa yang sama atau berbeda. Hasil akhirnya lantas dijadikan peta info, peta
pengalaman, atau peta ide (mindmap) untuk evaluasi. Metode ini menguras habis apa yang
dipikirkan para siswa di dalam menanggapi permasalahan yang dilontarkan guru di kelas.
Langkah-langkah Penerapan Metode Brainstorming
1. Pemberian informasi dan motivasi. Pada tahap ini guru menjelaskan masalah yang
akan dibahas dan latar belakangnya, kemudian mengajak siswa agar aktif untuk
memberikan tanggapannya.
2. Identifikasi. Siswa diajak memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-
banyaknya. Semua saran yang diberikan siswa ditampung, ditulis dan jangan dikritik.
Pemimpin kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk
meminta penjelasan.
3. Klasifikasi. Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh
kelompok. Klasifikasi bisa juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain.
4. Verifikasi. Kelompok secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang telah
diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahan yang
dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil adalah salah satunya dan
yang tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran bisa dimintai
argumentasinya.
5. Konklusi (Penyepakatan). Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba
menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah
semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang
dianggap paling tepat.
Tugas guru dalam pelaksanaan metode brainstorming :
1. Memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka
tertarik untuk menanggapinya.
2. Tidak boleh mengomentari atau mengevaluasi bahwa pendapat yang dikemukakan
oleh siswa itu benar/salah.
3. Guru tidak perlu menyimpulkan permasalahan yang telah ditaggapi siswa.
4. Guru hanya menampung semua pernyataan pendapat siswa, dan memastikan semua
siswa di dalam kelas mendapat giliran.
5. Memberikan pertanyaan untuk memancing siswa yang kurang aktif menjadi tertarik.
Tugas siswa dalam pelaksanaan metode brainstorming:
1. Menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar, mengajukan
pertanyaan, atau mengemukakan masalah baru.
2. Belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik.
3. Berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Brainstorming
Kelebihan metode brainstorming adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan
gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam proses brainstorming, seseorang akan dituntut
untuk mengeluarkan semua ide sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Sebagai
mana metode mengajar lainnya, metode brainstorming juga memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Kelebihan metode brainstorming antara lain:
1. Siswa berfikir untuk menyatakan pendapat.
2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah
yang diberikan oleh guru.
4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari
guru.
6. Terjadi persaingan yang sehat.
7. Anak merasa bebas dan gembira.
8. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.
9. Meningkatkan motivasi belajar.
Kekurangan metode brainstorming antara lain:
1. Memerlukan waktu yang relatif lama.
2. Lebih didominasi oleh siswa yang pandai.
3. Siswa yang kurang pandai (lambat) selalu ketinggalan.
4. Hanya menampung tanggapan siswa saja.
5. Guru tidak pernah merumuskan suatu kesimpulan.
6. Siswa tidak segera tahu apakah pendapat yang dikemukakannya itu betul atau salah.
7. Tidak menjamin terpecahkannya suatu masalah.
8. Masalah bisa melebar ke arah yang kurang diharapkan.
Kekurangan di atas bisa diatasi jika guru atau pemimpin kelompok bisa membaca situasi dan
menguasai kelas dengan baik untuk mencari solusi. Guru harus bisa menjadi penengah dan
mengatur situasi dalam kelas sebaik mungkin dengan cara benar-benar menguasai materi
yang akan disampaikan dan merencanakan kegiatan belajar dengan baik.
A. Latar Belakang
DalamBNSP 2006, materi sistempernapasanhewandi tingkatSMA memiliki kompetensi dasar yaitu
menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat
terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung). Kompetensi minimal
dari kompetensi dasartersebutadalahkemampuanmenjelaskan.Berdasarkan kompetensi minimal
menjelaskan tersebut, pada umumnya guru-guru menggunakan metode ceramah dalam
penyampaianmateri sistempernapasanhewan.Selainpenyampaianmateri di kelasdenganmetode
ceramah, guru pun pada umumnya melakukan praktikum pernapasan hewan. Berkaitan dengan
mata pelajaran biologi yang bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses, maka
kemampuan keterampilan proses sains dianggap penting untuk ditingkatkan dalam pembelajaran
biologi termasuk pada materi sistem pernapasan hewan.
Pada pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, siswa diarahkan untuk terbiasa
membangunpengetahuan lewat suatu proses yang harus dilaluinya sehingga mampu menemukan
dan mengembangkansendiri faktadankonsep.Keterampilan proses sains yang dapat dikuasai oleh
siswa diantaranya kemampuan observasi, interpretasi, klasifikasi, prediksi, berkomunikasi,
berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep,
mengajukan pertanyaan dan melaksanakan percobaan/eksperimentasi (Rustaman et al., 2003).
Denganpenggunaanmetode ceramahdalammenyampaikanmaterisistempernapasan hewan yang
umumnyadilakukanolehguru-gurudi lapangan,makakemampuanketerampilanproses sains siswa
tidak dapat tergali. Begitu juga dengan praktikum yang biasa dilakukan di lapangan, guru
memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah ditentukan langkah kerjanya sehingga siswa
melaksanakan praktikum hanya berdasarkan langkah-langkah kerja yang telah ada. Hal ini dapat
menyebabkan kemampuan keterampilan proses sains siswa menjadi tidak berkembang dan tidak
semuaketerampilan proses sains dapat dimunculkan. Untuk itu perlu dilakukan suatu pendekatan
dalam kegiatan praktikum agar dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains siswa.
Salah satu pendekatan dalam kegiatan praktikum yang dapat digunakan untuk meningkatkan
penguasaan keterampilan proses sains siswa adalah pendekatan inkuiri. Hal ini dikarenakan
pendekatan inkuiri dapat mengarahkan siswa kepada penyelidikan dan penemuan yang dapat
menciptakan kegiatan menjadi berpusat pada siswa, membentuk konsep diri, memperoleh
pengalaman-pengalaman bam, serta menggunakan kemampuan yang dimiliki siswa untuk
memecahkan masalah. Keinginan siswa akan terpacu sehingga memotivasi mereka untuk
melanjutkan pekerjaannya hingga menemukan jawaban.
Dettrick(Rustamanetal,2003 : 110) menyatakanbahwapendekataninkuiri berarti membelajarkan
siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu
dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian. Dalam pendekatan inkuiri
berarti guru merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk menggunakan
prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan,
mengemukakanlangkah-langkahpenelitian,memberikanpemaparan yang ajeg, membuat ramalan,
dan penjelasanyangmenunjang pengalaman. Pendekatan inkuiri dapat dibedakan menjadi inkuiri
terbimbing(guidedinquiry) daninkuiribebasatauinkuiri terbuka(open-ended inquiry). Perbedaan
antara keduanyaterletakpadasiapayangmengajukanpertanyaandan apa tujuan dari kegiatannya.
Pada inkuiri terbimbinggurumembimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan
awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Inkuiri terbimbing dapat dilakukan pada awal suatu
pelajaranuntuksiswayangbelumterbiasa,untukkemudian dapat diikuti oleh open-ended inquiry
atau inkuiri terbuka(Rustaman et al, 2003 : 110-111). Pembelajaran inkuiri masih jarang diterapkan
di SMA, maka penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran sebaiknya menggunakan inkuiri
terbimbing, hal ini dikarenakan siswa masih membutuhkan bimbingan atau arahan dari guru.
Adapundalampenelitian-penelitiansebelumnya telah diteliti mengenai keterampilan proses sains
siswa pada praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada konsep pencemaran dan sistem ekskresi
(Suramiharja, 2005 dan Elvan, 2007). Penelitian yang telah dilakukan oleh Suramiharja (2005)
didapatkanhasil bahwabelumsemuaketerampilanprosessainssiswamuncul dalam pembelajaran,
sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Elvan (2007) didapatkan hasil bahwa semua aspek
keterampilanprosessainstelahmunculnamunadabeberapaketerampilanprosessainsyang belum
dapat dicapai dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk meningkatkan penguasaan
keterampilanprosessainssiswaagarmenjadi lebihbaikdiperlukanadanyapenerapansuatustrategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini yaitu tutor sebaya. Hal ini
dikarenakandenganadanyapenerapantutorsebayapadapembelajarandenganpendekatan inkuiri
terbimbing diharapkan siswa yang lebih cekatan dan memiliki kemampuan yang lebih akan
mengajarkandanmemberi arahan kepada teman sekelompoknya sehingga teman sekelompoknya
akan lebih termotivasi dan tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang dipahami.
Tutor sebaya adalah suatu strategi pembelajaran yang dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan
oleh siswa seangkatan atau satu kelas yang ditunjuk oleh guru dengan berbagai pertimbangan.
Adakalanyaseorangsiswalebihmudahmenerimaketerangan yang diberikan oleh kawan sebangku
atau kawan-kawan yang lain karena tidak adanya rasa enggan atau malu bertanya. Strategi
pembelajaranini dapatpulaberperanmengungkapketigaaspektujuanbelajar,yakniaspekkognitif,
aspekafektif, aspekpsikomotorik (Setianingsih, 2008). Strategi pembelajaran dengan tutor sebaya
mampu memfasilitasi siswa yang kemampuannya berbeda-beda. Adanya perbedaan kemampuan
tersebutdipengaruhi olehduafaktoryaitufaktorinternal danfaktor eksternal. Faktor internal yaitu
faktor yang bersumber dari dalam individu seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi,
kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari
luar seperti lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah dan lain-lain (Slameto,
2003).
Tutor sebayaterkaitdenganrelasi siswadengansiswa karena siswa yang mempunyai pengetahuan
lebih tentang materi yang dipelajari dapat menjadi tutor dengan menunjukkan kepedulian dan
tanggungjawabnyaterhadapteman-temannya, sehingga siswa tersebut dapat mengaktualisasikan
kemampuan lebihnya untuk bersikap peduli terhadap teman-temannya yang kurang mampu dan
menyuburkanrasabertanggungjawabbersamadalambelajarsertamenumbuhkanrasapercayadiri.
Dengan mekanisme belajar seperti ini, siswa dapat belajar dari teman sebayanya dan diharapkan
akan meningkatkan prestasi belajar baik prestasi perorangan maupun klasikal (Arikunto, 1992).
Dengan demikian, penerapan tutor sebaya pada pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
terbimbing diharapkan dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh
penerapan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada
subkonsep sistem pernapasan hewan.
Pembelajaran berdasarkan inquiry merupakan seni penciptaan situasi-situasi sedemikian rupa
sehingga siswa mengambil peran sebagai ilmuwan. Dalam situasi-situasi ini siswa
berinisiatif untuk mengamati dan menanyakan gejala alam, mengajukan penjelasan-
penjelasan tentang apa yang mereka lihat, merancang dan melakukan pengujian untuk
menunjang atau menentang teori-teori mereka, menganalisis data, menarik kesimpulan dari
data eksperimen, merancang dan membangun model, atau setiap kontribusi dari kegiatan
tersebut di atas.
Sund, seperti yang dikutip oleh Suryosubroto dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa,
Inquiry merupakan perluasan proses discovery, yang digunakan lebih mendalam, inkuiry
yang dalam bahasa Inggris Inquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan.
Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami
informasi.
Gulo, (2005) menyatakan bahwa, strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah :
1. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar
2. Keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar
3. Mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses
inkuiri.
Kondisi Umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah :
1. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi.
2. Inkuiri berfokus pada hipotesis
3. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta )
Untuk menciptakan kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai berikut:
1. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir.
2. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan
3. Penanya , menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat
4. Administrator, bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kelas
5. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan
6. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas
7. Rewarder, memberikan penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses
ilmiah kedalam waktu yang relative singkat, Hasil penelitian Schlenker dalam joice dan weil
(1992) menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif
dalam berfikir kreatif dan siswa menjadi trampil dalam memperoleh dan menganalisis
informasi.
Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Inquiry
Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2009). Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Menurut Sanjaya (2009) bahwa strategi pembelajaran inquiry, memiliki beberapa ciri utama,
yaitu:
1. Strategi Inquiry menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran
melalui penjelasan guru secara verbal, akan tetapi mereka berperan untuk menemukan
sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan,
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat percaya diri. Dalam strategi
pembelajaran inquiry, guru bukan sebagai sumber belajar tetapi sebagai fasilitator dan
motivator belajar siswa.
3. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis.
Strategi Pembelajaran Inkuri efektif apabila :
1. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang
ingin dipecahkan.
2. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah
jadi,akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3. Jika proses pembelajaran berangkat dari ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4. Jika akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemamuan dan
kemampuan berpikir.
5. Jika siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa.
Prinsip–prinsip Penggunaan Inquiri
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan inquiri menurut Sanjaya
(2009).
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inquiri adalah pengembangan kemampuan berfikir. Dengan
demikian , strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi
pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan
menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai materi
pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan.
2. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa
maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran
sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi
sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inquiri adalah guru sebagai
penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah
merupakan sebagian dari proses berfikir.
4. Prinsip Belajar untuk Berfikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berfikir
(learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri
maupun otak kanan. Pembelajaran berfikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara
maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan
sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Gulo (2005) menyatakan bahwa, inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual
tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan.
Secara umum proses pembelajaran SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari
langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan
c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa
untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya,
dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang
sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental
melalui proses berpikir.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru
untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan
jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data
atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Langkah – langkah menerapkan model pembelajaran inquiry didalam kelas :
1. Membentuk kelompok-kelompok inkuiri. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan
rentang intelektal dan keterampilan-keterampilan social
2. Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua kelompok. Tiap kelompok diharapkan
memahami dan berminat mempelajarinya.
3. Membentuk posisi tentang kebijakan yang bertalian dengan topik, yakni pernyataan apa yang
harus dikerjakan. Mungkin terdapat satu atau lebih solusi yang diusulkan terhadap masalah
pokok.
4. Merumuskan semua istilah yang terkandung di dalam proposisi kebijakan.
5. Menyelidiki validitas logis dan konsisten internal pada proposisi dan unsur-unsur
penunjangnya.
6. Mengumpulkan evidensi (bukti) untuk menunjang unsur-unsur proposes
7. Menganalisis solusi solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok
8. Menilai proses kelompok.
Kemudian pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru
terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya.
Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:
1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa
melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi.
Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap
pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih
beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-
konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan
untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu
menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.
Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai
dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian
pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu
melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat
memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan
melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar guru
harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan
petunjuk-petunjuk dan scafolding yang diperlukan oleh siswa.
2. Inkuiri Bebas (free inquiry approach).
Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar
dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa
seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan
permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri,
merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan
sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan
siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan
masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi
jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang
baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.
Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
a. Waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu yang
sudah ditetapkan dalam kurikulum,
b. Karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada
kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam kurikulum,
c. Ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru
akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh siswa,
d. Karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan
kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh kelompok
atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan (modified free inquiry approach)
Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri
sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun
begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau
mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak
dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang
belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap
memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri
terbimbing dan tidak terstruktur.
Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya
terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri
penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan
permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan
memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui
diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.
Keunggulan dan Kelemahan SPI
1. Keunggulan :
a. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif kognitif,afektif dan psikomotor secara seimbang,sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna.
b. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c. SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan.
d. SPI dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.Artinya
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah
dalam belajar.
2. Kelemahan
a. SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran,maka akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dalam kebiasaan
siswa dalam belajar
c. Kadang kadang dalam implementasimnya,memerlukan waktu yang panjang sehingga sering
guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Selama ketentuan keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran,maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Pembelajaran dengan Metode Inkuiri Suchman
Berdasarkan uraian pembelajaran inkuiri umum, kita dapat melihat bahwa waktu dan sumber
yang tersedia merupakan permasalahan dalam pembelajaran. Menanggapi permasalahan ini,
Richard Suchman mengembangkan suatu pembelajaran inkuiri yang telah dimodifikasi. Hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Suchman tentang model inkuiri ini menunjukkan bahwa
keterampilan inkuiri siswa meningkat dan motivasi belajarnya juga meningkat.
Dahlan dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Suchman berkeyakinan bahwa siswa akan
menyadari tentang proses penyelidikannya dan mereka dapat diajarkan tentang prosedur
ilmiah secara langsung. Selajutnya, Suchman berpendapat tentang pentingnya membawa
siswa pada sikap bahwa semua pengetahuan bersifat tentative. Joyce dalam Trianto (2009)
menyatakan, bahwa teori Suchman dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Mengajak siswa membayangkan seakan-akan dalam kondisi yang sebenarnya
2. Mengidentifikasi komponen-komponen yang berada di sekeliling kondisi tersebut.
3. Merumuskan permasalahan dan membuat hipotesis pada kondisi tersebut.
4. Memperoleh data dari kondisi tersebut dengan membuat pertanyaan dan jawabannya “ya’
atau “tidak”.
5. Membuat kesimpulan dari data-data yang diperolehnya.
Pembelajaran inkuiri dengan metode Suchman menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pada siswa sebagai alternative untuk prosedur pengumpulan data.
Inkuiri Suchman seperti yang dikutip oleh Kardi dalam Trianto(2009) mempunyai kelebihan,
yaitu :
1. Penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan. Waktu yang singkat ini
memungkinkan siswa dapat mengalami siklus inkuiri dengan cepat, dan pelatihan mereka
akan terampil melakukan inkuiri.
2. Lebih efektif dalam semua bidang di dalam kurikulum.
Perbedaan utama antar inkuiri Suchman dengan Inkuiri umum terletak pada proses
pengumpulan data.
Suchman mengembangkan suatu motode penemuan baru yang menuntun siswa
mengumpulkan data melalui bertanya, maka dari itu model pembelajaran inkuiri menurut
Schuman harus memperhatikan :
1. Struktur Sosial Pembelajaran. Suasana kelas yang nyaman merupakan hal yang penting
dalam pembelajaran inkuiri Suchman karena pertanyaan-pertanyaan harus berasal dari siswa
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Kerja sama guru dengan siswa, siswa
dengan siswa diperlukan juga adanya dorongan secara aktif dari guru dan teman. Dua atau
lebih siswa yang bekerja sama dalam berfikir dan bertanya, akan lebih baik hasilnya jika
dibanding bila siswa bekerja sendiri.
2. Peran Guru. Pembelajaran inkuiri Suchman, peran guru memonitor pertanyaan siswa untuk
mencegah agar proses inkuiri, tidak sama dengan permainan tebakan. Hal ini memerlukan
dua aturan penting, yaitu : Pertanyaan harus dapat dijawab “ya” atau “tidak” dan harus
diucapkan dengan suatu cara siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan
pengamatan; Pertanyaan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan guru
memberikan jawaban pertanyaan tersebut, tetapi mengarahkan siswa untuk menemukan
jawabannya sendiri.
3. Sintaks Pembelajaran Inkuiri. Dalam upaya menanamkan konsep , misalnya konsep IPA
Biologi pokok bahasan saling ketergantungan pada siswa, tidak cukup hanya sekedar
ceramah. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan
terlibat secara aktif dalam menemukan konsep-konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari
lingkungan dengan bimbingan guru.
Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari tahapan
pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak dalam Trianto (2009).
Adapun tahapan pembelajaran inkuiri sebagai berikut:
Tahap Pembejaran Inkuiri
Fase Perilaku Guru
1. Menyajikan pertanyaan atau masalah Guru membimbing siswa mengidentifikasi
masalah dan masalah dituliskan di papan.
Guru membagi siswa dalam kelompok.
2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk curah pendapat dalam membentuk
hipotesis. Guru membimbing siswa dalam
menentukan hipotesis yang relevan dengan
permasalahan dan memproiritaskan
hipotesis mana yang menjadi prioritas
penyelidikan.
3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk menentukan langkah-langkah yang
sesuai dengan hipotesis yang akan
dilakukan . Guru membimbing siswa
mengurutkan langkah-langkah percobaan
4. Melakukan percobaan untuk
memperoleh informasi
Guru membimbing siswa mendapatkan
informasi melalui percobaan
5. Megumpulkan dan menganilisis data Guru memberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk menyampaikan hasil
pengolahan data yang terkumpul.
6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan.
Kesimpulan
Gulo dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, strategi inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal
dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan
belajar , mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam
proses inkuiri. Namun dalam penerapannya, pembelajaran inkuiri ini memiliki kelemahan
seperti adanya kesulitan dalam mengontrol siswa, ketidaksesuaian kebiasaan siswa dalam
belajar, kadang memerlukan waktu yang panjang dalam pengimplementasiannya, dan
sulitnya dalam implementasi yang dilakukan oleh guru bila keberhasilan belajar bergantung
pada siswa.
Langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut orientasi, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan
kesimpulan
Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat
manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal
segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera
lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan
menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna
(meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi
pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Ia menambahkan
bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk
membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-
proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus
ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri
utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu
yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan
tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya
dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru
dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran
inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka
dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
A. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
 Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai
tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah,
mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan
kesimpulan
 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar siswa.
B. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa
untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya,
dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang
sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental
melalui proses berpikir.
C. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru
untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan
jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu permasalahan yang dikaji.
D. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
E. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data
atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
F. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah bahwa siswa
akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai matematika dan akan lebih tertarik
terhadap matematika jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” penyelidikan.
Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep matematika
dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Sehingga diyakini bahwa
pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berpikir ilmiah tersebut.
Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap pelajaran
matematika, khususnya kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa.
Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang
berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses
pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar, peranan
guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing dan
fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk
dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh
siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka
memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi
terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
Trategi pembelajaran active learning
Trategi pembelajaran active learning
Trategi pembelajaran active learning

More Related Content

What's hot

Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik berceritaKajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
fatimah Baharin
 
SKRIPSI Upaya meningkatkan kreativitas menggambar melalui pendekatan contextu...
SKRIPSI Upaya meningkatkan kreativitas menggambar melalui pendekatan contextu...SKRIPSI Upaya meningkatkan kreativitas menggambar melalui pendekatan contextu...
SKRIPSI Upaya meningkatkan kreativitas menggambar melalui pendekatan contextu...
Nugie Outsider's
 
Hal.76 84 pendayagunan media pembelajaran
Hal.76 84 pendayagunan media pembelajaranHal.76 84 pendayagunan media pembelajaran
Hal.76 84 pendayagunan media pembelajaran
MarthaSwan
 
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Indri Riana
 

What's hot (20)

Makalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJARMakalah METODE POKOK MENGAJAR
Makalah METODE POKOK MENGAJAR
 
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik berceritaKajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
 
Kaedah Eksposisi
Kaedah EksposisiKaedah Eksposisi
Kaedah Eksposisi
 
Bab i
Bab  iBab  i
Bab i
 
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniupaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Anatomi & Fisiologi (PJM 3106)
Anatomi & Fisiologi (PJM 3106)Anatomi & Fisiologi (PJM 3106)
Anatomi & Fisiologi (PJM 3106)
 
Refleksi Makro Pengajaran
Refleksi Makro PengajaranRefleksi Makro Pengajaran
Refleksi Makro Pengajaran
 
Jurnal-Metode demonstrasi untuk anak
Jurnal-Metode demonstrasi untuk anakJurnal-Metode demonstrasi untuk anak
Jurnal-Metode demonstrasi untuk anak
 
Metode bercerita dongeng
Metode bercerita dongengMetode bercerita dongeng
Metode bercerita dongeng
 
PTK RA TK
PTK RA TKPTK RA TK
PTK RA TK
 
Metode Bercerita Anak Usia DIni
Metode Bercerita Anak Usia DIniMetode Bercerita Anak Usia DIni
Metode Bercerita Anak Usia DIni
 
Modul KB 1 Membuka Pembelajaran
Modul KB 1 Membuka PembelajaranModul KB 1 Membuka Pembelajaran
Modul KB 1 Membuka Pembelajaran
 
Pkp wa boy
Pkp wa boyPkp wa boy
Pkp wa boy
 
Pkp wa boy
Pkp wa boyPkp wa boy
Pkp wa boy
 
Proposal metode bercerita
Proposal metode berceritaProposal metode bercerita
Proposal metode bercerita
 
PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT
PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT
PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT
 
SKRIPSI Upaya meningkatkan kreativitas menggambar melalui pendekatan contextu...
SKRIPSI Upaya meningkatkan kreativitas menggambar melalui pendekatan contextu...SKRIPSI Upaya meningkatkan kreativitas menggambar melalui pendekatan contextu...
SKRIPSI Upaya meningkatkan kreativitas menggambar melalui pendekatan contextu...
 
Hal.76 84 pendayagunan media pembelajaran
Hal.76 84 pendayagunan media pembelajaranHal.76 84 pendayagunan media pembelajaran
Hal.76 84 pendayagunan media pembelajaran
 
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
Penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak pada paud mawar h...
 

Similar to Trategi pembelajaran active learning

Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
iirstanty
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
iirstanty
 
Pembelajaran berbasis bimbingan konseling
Pembelajaran berbasis bimbingan konselingPembelajaran berbasis bimbingan konseling
Pembelajaran berbasis bimbingan konseling
Vischa Wilara
 
Pembelajaran berbasis bimbingan konseling
Pembelajaran berbasis bimbingan konselingPembelajaran berbasis bimbingan konseling
Pembelajaran berbasis bimbingan konseling
Vischa Wilara
 
Psikologimakalah 101016054200-phpapp02
Psikologimakalah 101016054200-phpapp02Psikologimakalah 101016054200-phpapp02
Psikologimakalah 101016054200-phpapp02
Andri Zukro
 
Teori pemerolehan bahasa 2
Teori pemerolehan bahasa 2Teori pemerolehan bahasa 2
Teori pemerolehan bahasa 2
Madzlina Muhamad
 

Similar to Trategi pembelajaran active learning (20)

Makalah ainah
Makalah ainahMakalah ainah
Makalah ainah
 
Artikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikanArtikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikan
 
Asignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individuAsignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individu
 
Asignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individuAsignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individu
 
08. Pembelajaran Orang Dewasa.pdf
08. Pembelajaran Orang Dewasa.pdf08. Pembelajaran Orang Dewasa.pdf
08. Pembelajaran Orang Dewasa.pdf
 
Presentasi Tugas BK
Presentasi Tugas BKPresentasi Tugas BK
Presentasi Tugas BK
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Pembelajaran berbasis bimbingan konseling
Pembelajaran berbasis bimbingan konselingPembelajaran berbasis bimbingan konseling
Pembelajaran berbasis bimbingan konseling
 
Pembelajaran berbasis bimbingan konseling
Pembelajaran berbasis bimbingan konselingPembelajaran berbasis bimbingan konseling
Pembelajaran berbasis bimbingan konseling
 
Prinsip Prinsip yang Mendasari Pembelajaran dan Asas-asas Belajar & Pembelaj...
Prinsip Prinsip yang Mendasari Pembelajaran dan  Asas-asas Belajar & Pembelaj...Prinsip Prinsip yang Mendasari Pembelajaran dan  Asas-asas Belajar & Pembelaj...
Prinsip Prinsip yang Mendasari Pembelajaran dan Asas-asas Belajar & Pembelaj...
 
makalah psikologi
makalah psikologimakalah psikologi
makalah psikologi
 
Psikologimakalah 101016054200-phpapp02
Psikologimakalah 101016054200-phpapp02Psikologimakalah 101016054200-phpapp02
Psikologimakalah 101016054200-phpapp02
 
Prinsip Belajar dan Pembelajaran.pptx
Prinsip Belajar dan Pembelajaran.pptxPrinsip Belajar dan Pembelajaran.pptx
Prinsip Belajar dan Pembelajaran.pptx
 
PPT SEMINAR RPOSAL RIBKA.mahasiswa teknik.pptx
PPT SEMINAR RPOSAL RIBKA.mahasiswa teknik.pptxPPT SEMINAR RPOSAL RIBKA.mahasiswa teknik.pptx
PPT SEMINAR RPOSAL RIBKA.mahasiswa teknik.pptx
 
Teori pemerolehan bahasa 2
Teori pemerolehan bahasa 2Teori pemerolehan bahasa 2
Teori pemerolehan bahasa 2
 
Pembelajaran
PembelajaranPembelajaran
Pembelajaran
 
PSIKOLOGI PEMBELAJARAN
PSIKOLOGI PEMBELAJARANPSIKOLOGI PEMBELAJARAN
PSIKOLOGI PEMBELAJARAN
 
B A B I V
B A B  I VB A B  I V
B A B I V
 
PROFESI KEPENDIDIKAN
PROFESI KEPENDIDIKANPROFESI KEPENDIDIKAN
PROFESI KEPENDIDIKAN
 

Recently uploaded

DOWNLOAD MODUL PELATIHAN stunting & KPM.pptx
DOWNLOAD MODUL PELATIHAN stunting & KPM.pptxDOWNLOAD MODUL PELATIHAN stunting & KPM.pptx
DOWNLOAD MODUL PELATIHAN stunting & KPM.pptx
ZainalArifin848408
 
strategi pemasaran Kewirausahaan-Pertemuan-5.ppt
strategi pemasaran Kewirausahaan-Pertemuan-5.pptstrategi pemasaran Kewirausahaan-Pertemuan-5.ppt
strategi pemasaran Kewirausahaan-Pertemuan-5.ppt
areeistyk
 
Modul-5-Pdgk-4101 jhfgfgfgfkelompok 3.pptx
Modul-5-Pdgk-4101 jhfgfgfgfkelompok 3.pptxModul-5-Pdgk-4101 jhfgfgfgfkelompok 3.pptx
Modul-5-Pdgk-4101 jhfgfgfgfkelompok 3.pptx
ahmadirhamni
 
Cytotec Abortion pills : Online shop [ +966543202731) At best price riyadh Sa...
Cytotec Abortion pills : Online shop [ +966543202731) At best price riyadh Sa...Cytotec Abortion pills : Online shop [ +966543202731) At best price riyadh Sa...
Cytotec Abortion pills : Online shop [ +966543202731) At best price riyadh Sa...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya Cytotec Asli Di Surabaya
 
💊💊 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN BANDUNG 082223109953 ATAU CARA GUGURKAN JANIN KLI...
💊💊 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN BANDUNG 082223109953 ATAU CARA GUGURKAN JANIN KLI...💊💊 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN BANDUNG 082223109953 ATAU CARA GUGURKAN JANIN KLI...
💊💊 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN BANDUNG 082223109953 ATAU CARA GUGURKAN JANIN KLI...
💊💊 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 082223109953 GUGURKAN JANIN KLINIK Bandung💊
 
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptxPPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
davidsagita2
 
In Kuwait City ((+918761049707)) Get Cytotec in Salmiyah Mifepristone
In Kuwait City ((+918761049707)) Get Cytotec in Salmiyah MifepristoneIn Kuwait City ((+918761049707)) Get Cytotec in Salmiyah Mifepristone
In Kuwait City ((+918761049707)) Get Cytotec in Salmiyah Mifepristone
jaanualu31
 

Recently uploaded (9)

DOWNLOAD MODUL PELATIHAN stunting & KPM.pptx
DOWNLOAD MODUL PELATIHAN stunting & KPM.pptxDOWNLOAD MODUL PELATIHAN stunting & KPM.pptx
DOWNLOAD MODUL PELATIHAN stunting & KPM.pptx
 
strategi pemasaran Kewirausahaan-Pertemuan-5.ppt
strategi pemasaran Kewirausahaan-Pertemuan-5.pptstrategi pemasaran Kewirausahaan-Pertemuan-5.ppt
strategi pemasaran Kewirausahaan-Pertemuan-5.ppt
 
Modul-5-Pdgk-4101 jhfgfgfgfkelompok 3.pptx
Modul-5-Pdgk-4101 jhfgfgfgfkelompok 3.pptxModul-5-Pdgk-4101 jhfgfgfgfkelompok 3.pptx
Modul-5-Pdgk-4101 jhfgfgfgfkelompok 3.pptx
 
Cytotec Abortion pills : Online shop [ +966543202731) At best price riyadh Sa...
Cytotec Abortion pills : Online shop [ +966543202731) At best price riyadh Sa...Cytotec Abortion pills : Online shop [ +966543202731) At best price riyadh Sa...
Cytotec Abortion pills : Online shop [ +966543202731) At best price riyadh Sa...
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Yang Bisa Pakai Doku Banyak Bonus
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Yang Bisa Pakai Doku Banyak BonusUNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Yang Bisa Pakai Doku Banyak Bonus
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Yang Bisa Pakai Doku Banyak Bonus
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
💊💊 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN BANDUNG 082223109953 ATAU CARA GUGURKAN JANIN KLI...
💊💊 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN BANDUNG 082223109953 ATAU CARA GUGURKAN JANIN KLI...💊💊 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN BANDUNG 082223109953 ATAU CARA GUGURKAN JANIN KLI...
💊💊 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN BANDUNG 082223109953 ATAU CARA GUGURKAN JANIN KLI...
 
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptxPPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
PPT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangunan Pengaman Pantai.pptx
 
In Kuwait City ((+918761049707)) Get Cytotec in Salmiyah Mifepristone
In Kuwait City ((+918761049707)) Get Cytotec in Salmiyah MifepristoneIn Kuwait City ((+918761049707)) Get Cytotec in Salmiyah Mifepristone
In Kuwait City ((+918761049707)) Get Cytotec in Salmiyah Mifepristone
 

Trategi pembelajaran active learning

  • 1. TRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING (Suatu Strategi Pembelajaran Berbasis Student Centred) oleh : Drs. Hartono, M.Pd A. Latar Belakang Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan- perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah. Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning strategy). B. Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning Strategy) 1. Pengertian Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perthatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir. Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Konfucius: Apa yang saya dengar, saya lupa Apa yang saya lihat, saya ingat Apa yang saya lakukan, saya paham Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya
  • 2. penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran. Mel Silberman (2001) memodifikasi dan memperluas pernyataan Confucius di atas menjadi apa yang disebutnya dengan belajar aktif (active learning), yaitu : Apa yang saya dengar, saya lupa Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya (setengah dari apa yang dikemukakan guru), karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berpikir. Kerja otak manusia tidak sama dengan tape recorder yang mampu merekam suara sebanyak apa yang diucapkan dengan waktu yang sama dengan waktu pengucapan. Otak manusia selalu mempertanyakan setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak juga memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga perhatian tidak dapat tertuju pada stimulus secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang dipelajari dapat diingat dengan baik. Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikkan ingatan sampai 171% dari ingatan semula. Dengan penambahan visual di samping auditori dalam pembelajaran kesan yang masuk dalam diri anak didik semakin kuat sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan hanya menggunakan audio (pendengaran) saja. Hal ini disebabkan karena fungsi sensasi perhatian yang dimiliki siswa saling menguatkan, apa yang didengar dikuatkan oleh penglihatan (visual), dan apa yang dilihat dikuatkan oleh audio (pendengaran). Dalam arti kata pada pembelajaran seperti ini sudah diikuti oleh reinforcement yang sangat membantu bagi pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran. Penelitian mutakhir tentang otak menyebutkan bahwa belahan kanan korteks otak manusia bekerja 10.000 kali lebih cepat dari belahan kiri otak sadar. Pemakaian bahasa membuat orang berpikir dengan kecepatan kata. Otak limbik (bagian otak yang lebih dalam) bekerja 10.000 kali lebih cepat dari korteks otak kanan, serta mengatur dan mengarahkan seluruh proses otak kanan. Oleh karena itu sebagian proses mental jauh lebih cepat dibanding pengalaman atau pemikiran sadar seseorang (Win Wenger, 2003:12-13). Strategi pembelajaran konvensional pada umumnya lebih banyak menggunakan belahan otak kiri (otak sadar) saja, sementara belahan otak kanan kurang diperhatikan. Pada pembelajaran dengan Active learning (belajar aktif) pemberdayaan otak kiri dan kanan sangat dipentingkan. Thorndike (Bimo Wagito, 1997) mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu : 1. law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons. 2. law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan yang selalu dikerjakan maka hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lancar 3. law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik jika dapat menimbulkan hal-hal yang menyenangkan, dan hal ini cenderung akan selalu diulang. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada anak didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri anak didik. Kesediaan dan kesiapan mereka dalam mengikuti proses demi proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan
  • 3. respons yang baik terhadap stimulus yang mereka terima dalam proses pembelajaran. Respons akan menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan terhadap stimulus dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons, sehingga respons yang ditimbulkan akan menjadi kuat. Hal ini akan memberi kesan yang kuat pula pada diri anak didik, sehingga mereka akan mampu mempertahankan respons tersebut dalam memory (ingatan) nya. Hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik kalau dapat menghasilkan hal-hal yang menyenangkan. Efek menyenangkan yang ditimbulkan stimulus akan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri anak didik, sehingga mereka cenderung akan mengulang aktivitas tersebut. Akibat dari hal ini adalah anak didik mampu mempertahan stimulus dalam memory mereka dalam waktu yang lama (longterm memory), sehingga mereka mampu merecall apa yang mereka peroleh dalam pembelajaran tanpa mengalami hambatan apapun. Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional. Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. (Mulyasa, 2004:241) Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan pembelajaran Active learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran konvensional, yaitu : Pembelajaran konvensional Pembelajaran Active learning Berpusat pada guru Berpusat pada anak didik Penekanan pada menerima pengetahuan Penekanan pada menemukan Kurang menyenangkan Sangat menyenangkan Kurang memberdayakan semua Membemberdayakan semua indera danpotensi anak didik indera dan potensi anak didik Menggunakan metode yang monoton Menggunakan banyak metode Kurang banyak media yang digunakan Menggunakan banyak media Tidak perlu disesuaikan dengan Disesuaikan dengan Pengetahuan yang sudah ada pengetahuan yang sudah ada Perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi pembelajaran active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di kelas. Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggta kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Dalam konteks ini, maka ditawarkanlah strategi-strategi yang berhubungan dengan belajar aktif. Dalam arti kata menggunakan teknik active learning (belajar aktif) di kelas menjadi sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar siswa. 2. Aplikasi Active learning (belajar aktif) dalam Pembelajaran
  • 4. L. Dee Fink (1999) mengemukakan model active learning (belajar aktif) sebagai berikut. Dialog dengan diri sendiri adalah proses di mana anak didik mulai berpikir secara reflektif mengenai topik yang dipelajari. Mereka menanyakan pada diri mereka sendiri mengenai apa yang mereka pikir atau yang harus mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan mengenai topik yang dipelajari. Pada tahap ini guru dapat meminta anak didik untuk membaca sebuah jurnal atau teks dan meminta mereka menulis apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka belajar, apa pengaruh bacaan tersebut terhadap diri mereka. Dialog dengan orang lain bukan dimaksudkan sebagai dialog parsial sebagaimana yang terjadi pada pengajaran tradisional, tetapi dialog yang lebih aktif dan dinamis ketika guru membuat diskusi kelompok kecil tentang topik yang dipelajari. Observasi terjadi ketika siswa memperhatikan atau mendengar seseorang yang sedang melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan apa yang mereka pelajari, apakah itu guru atau teman mereka sendiri Doing atau berbuat merupakan aktivitas belajar di mana siswa berbuat sesuatu, seperti membuat suatu eksperimen, mengkritik sebuah argumen atau sebuah tulisan dan lain sebagainya. Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di sekolah. Mel Silberman (2001) mengemukakan 101 bentuk metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh anak. Metode tersebut antara lain Trading Place (tempat-tempat perdagangan), Who is in the Class?(siapa di kelas), Group Resume (resume kelompok), prediction (prediksi), TV Komersial, the company you keep (teman yang anda jaga), Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik), reconnecting (menghubungkan kembali), dan lain sebagainya. Dalam kesempatan ini penulis mencoba menyajikan beberapa model pembelajaran aktif yang disajikan Silberman. Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik) Metode Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan. Prosedur : 1. Bagikan kartu kosong kepada siswa 2. Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari 3. Putarlah kartu tersebut searah keliling jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan pada peserta berikutnya, peserta tersebut harus membacanya dan memberikan tanda cek di sana jika pertanyaan yang sama yang mereka ajukan 4. Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta telah memeriksa semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut. Fase ini akan mengidentifikasi pertanyaan mana yang banyak dipertanyakan. Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan : a. Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berani b. Menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai waktu yang tepat c. Meluruskan pertanyaan yang tidak menunjukkan suatu pertanyaan 5. Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak memperoleh suara terbanyak 6. Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang
  • 5. mungkin dijawab pada pertemuan berikutnya. Variasi : 1. Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat memberikan kartu pada siswa, buatlah kelas menjadi sub- kelompok dan lakukan instruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan 2. Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta menulis harapan mereka dan atau mengenai kelas, topik yang akan anda bahas atau alasan dasar untuk partisipasi kelas yang akan mereka amati. 3. Variasi dapat pula dilakukan dengan meminta peserta untuk memeriksa dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut, sehingga fase ini akan dapat mengidentifikasi pertanyaan mana yang mendapat jawaban terbanyak, sebagai indikasi penguasaan anak terhadap objek yang dipertanyakan. Reconnecting (menghubungkan kembali) Metode reconnecting (menghubungkan kembali) ini digunakan untuk mengembalikan perhatian anak didik pada pelajaran setelah beberapa saat tidak melakukan aktivitas tersebut. Prosedur : 1. Ajaklah anak didik kembali kepada pelajaran. Jelaskan pada anak didik bahwa menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran dengan pengetahuan anak akan memberi makna yang berarti. 2. Tentukan satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada para peserta didik : • Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita ? apa saja yang masih bertahan dalam diri anda ? • Sudahkah anda membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang dirangsang oleh pelajaran terakhi kita ? • Pengalaman menarik apa yang telah anda miliki di antara pelajaran-pelajaran? • Apa saja yang ada dalam pikiran anda sekarang (misal nya sebuah kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan anda untuk memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini? • Bagaimana perasaan anda hari ini? (Dapat dilakukan dengan memberikan metafor, seperti “Saya merasa bagaikan pisang busuk 3. Dapatkan respons dengan menggunakan salah satu format, seperti sub-kelompok atau pembicara dengan urutan panggilan berikutnya 4. Hubungkan dengan topik sekarang Variasi : 1. Lakukan sebuah ulasan tentang pelajaran yang telah lalu 2. Sampaikan dua pertanyaan, konsep atau sejumlah informasi yang tercakup dalam pelajaran yang lalu. Mintalah peserta didik untuk memberikan suara terhadap sesuatu yang paling mereka sukai agar anda mengulas pelajaran tersebut. Ulaslah pertanyaan, konsep, atau informasi yang menang. Pengajaran Sinergetik (Synergetic Teaching) Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh dengan teknik berbeda) yang mereka miliki. Prosedur : a. Bagi kelas menjadi dua kelompok b. Salah satu kelompok dipisahkan ke ruang lain untuk membaca topik pelajaran c. Kelompok yang lain diberikan materi pelajaran yang sama dengan metode yang diinginkan oleh guru.
  • 6. d. Pasangkan masing-masing anggota kelompok pembaca dan kelompok penerima materi pelajaran dari guru dengan tugas menyimpulkan/meringkas materi pelajaran. Kartu Sortir (Card Sort) Metode ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi. Prosedur : a. Masing-masing siswa diberikan kartu indek yang berisi materi pelajaran. Kartu indek dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori/kelompok, misalnya kartu yang berisi aliran empiris dengan kartu pendidikan ditentukan oleh lingkungan dll. Makin banyak siswa makin banyak pula pasangan kartunya. b. Guru menunjuk salah satu siswa yang memegang kartu, siswa yang lain diminta berpasangan dengan siswa tersebut bila merasa kartu yang dipegangnya memiliki kesamaan definisi atau kategori. c. Agar situasinya agak seru dapat diberikan hukuman bagi siswa yang melakuan kesalahan. Jenis hukuman dibuat atas kesepakatan bersama. d. Guru dapat membuat catatan penting di papan tulis pada saat prosesi terjadi. TRADING PLACE Metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah. Prosedur : 1. beri peserta didik satu atau lebih catatan-catatan Post-it (tentukan apakah kegiatan tersebut akan berjalan lebih baik dengan membatasi para peserta didik terhadap sebuah atau beberapa kontribusi) 2. mintalah mereka untuk menulis dalam catatan merea salah satu dari hal berikut : a. sebuah nilai yang mereka pegang b. sebuah pengalaman yang telah mereka miliki saat ini c. sebuah ide atau solusi kreatif terhadap sebuah problema yang telah anda tentukan d. sebuah pertanyaan yang mereka miliki mengenai persoalan dari mata pelajaran e. sebuah opini yang mereka pegang tentang sebuah topik pilihan anda f. sebuah fakta tentang mereka sendiri atau persoalan pelajaran 3. mintalah peseta didik menaruh (menempelkan) catatan tersebut pada pakaian mereka dan mengelilingi ruangan dengan atau sambil membaca tiap catatan milik peserta yang lain 4. kemudian, suruhlah para peserta didik berkumpul sekali lagi dan mengasosiasikan sebuah pertukaran catatan-catatan yang telah diletakkan pada tempatnya (trade of Post-it notes) satu sama lain. Pertukaran itu hendaknya didasarkan pada sebuah keinginan untuk memiliki sebuah nilai, pengalaman, ide, pertanyaan, opini atau fakta tertentu dalam waktu yang singkat. Buatlah aturan bahwa semua pertukaran harus menjadi dua jalan. Doronglah peserta didik untuk membuat sebanyak mungkin pertukaran yang mereka sukai. 5. kumpulkan kembali kelas tersebut dan mintalah para peserta didik berbagi pertukaran apa yang mereka buat dan mengapa demikian. (misalnya : Mita : “Saya menukar catatan dengan Sonya karena dia telah membuat catatan tentang perjalanan ke Eropa Timur. Saya menyukai perjalanan ke sana karena saya mempunyai nenek moyang yang berasal dari Hongaria dan Ukraina WHO IN THE CLASS? Metode ini digunakan untuk memecahkan kebekuan suasana dalam kelas. Teknik ini lebih mirip dengan perburuan terhadap teman-teman di kelas daripada terhadap benda. Strategi ini
  • 7. membantu perkembangan pembangunan team (team building) dan membuat gereakan fisik berjalan tepat pada permulaan gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan sebuah perjalanan. Prosedur: 1. Buatlah 6 sampau 10 pertanyaan deskriptif untuk melengkapi frase : Carilah seseorang yang………… Suka/senang menggambar Mengetahui apa yang dimaksud rebonding Mengira bahwa hari ini akan hujan Berperilaku baik Telah mengerjakan PR Punya semangat kuat dalam belajar dll 2. Bagikan pernyataan-pernyataan itu kepada peserta didik dan berikah beberapaperintah berikut : Kegiatan ini seperti sebuah perburuan binatang, kecuali bahwa anda mencari orang sebagai pengganti benda. Ketika saya berkata “mulai” kelilingilah ruangan dengan mencari orang- orang yang cocok dengan pernyataan ini. Anda bisa menggunakan masing-masing orang hanya untuk sebuah pernyataan, meskipun dia memiliki kecocokan lebih dari satu. Tulislah nama orang tersebut 3. ketika kebanyakan peserta didik telah selesai, beri tanda stop berburu dan kumpulkan kembali ke kelas. 4. guru dapat menawarkan sebuah hadiah penghargaan teradap orang yang selesai pertama kali. Yang lebih penting surveilah kelas tersebut. Kembangkan diskusi singkat tentang beberapa bagian yang mungkin merangsang perhatian dalam topik pelajaran. Resume kelompok Teknik resume secara khusus menggambarkan sebuah prestasi , kecakapan dan pencapaian individual, sedangkan resume kelompok merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu para peserta didi lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun tem dari sebuah kelompok yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain. Prosedur : 1. Bagilah peserta didik ke dalam kelompok sekitar 3 sampai 6 anggota 2. beritahukan kelas itu bahwa kelas berisi sebuah kesatuan bakat dan pengalaman yang sangat hebat 3. sarankan bahwa salah satu cara untuk mengenal dan menyampaikan sumber mata pelajaran adalah dengan membuat resume kelompok. 4. berikan kelompok cetakan berita dan penilai untuk menunjukkan resume mereka. Resume tersebut seharusnya memasukkan beberapa informasi yang bisa menjual kelompok tersebut secara keseluruhan. Data yang disertakan bisa berupa : latar belakang pendidikan; sekolah-sekolah yang dimasuki pengetahuan tentang isi pelajaran pengalaman kerja posisi yang pernah dipegangketerampilan-keterampilan hobby, bakat, perjalanan, keluarga prestasi-prestasi 5. ajaklah masing-masing kelompok untuk menyampaikan resumenya
  • 8. PREDICTION (PREDIKSI) Metode ini dapat membantu para siswa menjadi kenal satu sama lain Prosedur : 1. bentuklah sub-sub kelompok dari 3 sampai 4 orang siswa (yang relatif masih asing satu sama lain) 2. beritahukan pada peserta didik bahwa pekerjaan mereka adalah meramalkan bagaimana masing-masing orang dalam kelompoknya akan menjawab pertanyaan tertentu yang telah dipersiapkan untuk mereka, seperti : a. kamu menyukai musik apa? b. Apa di antara kegiatan waktu luang favorit anda? c. Berapa jam kamu bisa tidur malam? d. Berapa saudara kandung yang kamu miliki dan kamu berada pada urutan berapa? e. Di mana kamu dibesarkan? f. Seperti apa kamu ketika masih kecil? g. Apakah orang tua kamu bersikap toleran atau ketat? h. Pekerjaan apa yang telah kamu miliki? 3. mintalah sub-sub kelompok mulai dengan memilih satu orang sebagaoi subyek pertamanya. Dorong anggota kelompok se spesifik mungkin dalam prediksi mereka mengenai orang itu. Beritahukan mereka agar tidak takut tentang tebakan-tebakan yang berani. 4. mintalah masing-masing anggota kelompok bergiliran sebagai orang fokus/utama. Tv Komersial Metode ini dapat menghasilkan pembangunan team (team building) yang cepat Prosedur : 1. bagilah peserta didik ke dalam team yang tidak lebih dari 6 anggota 2. mintalah team-team membuat iklan TV 30 detik yang meniklankan masalah pelajaran dengan menekankan nilainya bagi meraka atau bagi dunia 3. iklan hendaknya berisi sebuah slogan (sebagai contoh “Lebih baik hidup dengan ilmu Kimia”) dan visual (misalnya, produk-produk kimia terkenal) 4. jelaskan bahwa konsep umum dan sebuah outline dari iklan tersebut sesuai. Namun jika team ingin memerankan iklannya, hal tersebut baik juga. 5. sebelum masing-masing team mulai merencanakan iklannya, maka diskusikan karakteristik dari beberapa iklan yang saat ini terkenal untuk merangsang kreatifitas (misalnya penggunaan sebuah kepribadian terkenal, humor, perbandingan terhadap persaingan, daya tarik sex) 6. mintalah masing-masing team menyampaikan ide-idenya. Pujilah kreatifitas setiap orang. The Company You Keep Metode ini digunakan untuk membantu siswa sejak awal agar lebih mengenal satu sama lain aktivitas kelas bergerak dengan cepat dan amat menyenangkan. Prosedur : 1. buatlah datar kategori yang anda pikir mungkin tepat dalam sebuah kegiatan untuk lebih mengenal pelajaran yang anda ajar. Kategori-kategori tersebut meliputi : a. bulan kelahiran b. orang yang suka atau tidak suka suatu objek c. kesukaan seseorang d. tangan yang digunakan untuk menulis e. warna sepatu f. setuju atau tidak dengan beberapa pernyataan opini tentang sebuah isi hangat (misalnya
  • 9. “Jaminan pemeliharaan kesehatan hendaknya bersifat universal”) Catatan: Kategori dapat pula dikaitkan langsung dengan materi pelajaran yang diajarkan 2. bersihkan ruang lantaiagar peserta didik dapat berkeliling dengan bebas 3. sebutkan sebuah kategori. Arahkan para peserta didik untuk menentukan secepat mungkin semua orang yang akan mereka kaitkan dengan kategori yang ada. Misal para penulis dengan tangan kanan dan penulis dengan tangan kiri akan terpisah menjadi dua bagian. 4. ketika para peserta didik telah membentuk kelompok-kelompok yang tepat, mintalah mereka berjabatan tangan dengan teman yang mereka jaga. Ajaklah semua untuk mengamati dengan tepat berapa banyak otang yang ada di dalam kelompok-kelompok yang berbeda. 5. lanjutkan segera pada kategori berikutnya. Jagalah peserta didik tetap bergerak dari kelompok ke kelompok ketika anda mengumumkan kategori-kategori baru. 6. kumpulkan kembali seluruh kelas. Diskusikan perbedaan peserta didik yang muncul dari latihan itu. DAFTAR BACAAN Bonwell, Charles C., dan James A. Eison, Active Learning: Creating Excitement in the Classroom, http://www.gwu.edu/eriche. Dee Fink, L., Active Learning, reprinted with permission of the Oklahoma Instructional Development Program, 1999, http://www.edweb.sdsu.edu/people/bdodge/Active/ActiveLearning.html Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2002. McKeachie W., Teaching Tips: A Guidebook for the Beginning College Teacher, Boston, D.C. Health, 1986. Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004. Pollio, H.R., “What Students Think About and Do in College Lecture Classes” dalam Teaching-Learning Issues No. 53, Knoxville, Learning Research Centre, University of Tennesse, 1984. Silberman, Mel, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.) Yogyakarta, YAPPENDIS, 2004. Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta, Andi Offset, 1997. Wenger, Win, Beyond Teaching and Learning, Memadukan Quantum Teaching & Learning, (terjemahan Ria Sirait dan Purwanto), Nuansa, 2003. Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, Gaung Persada Press, 2003.
  • 10. Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadap masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah. 2. Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis. 3. Menguji jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit peristiwa, terdiri dari : mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c) analisis data, terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan. 4. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan 5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: 1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna. 2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarmereka. 3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya: 1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan. TRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI Salahsatu permasalahandalamduniapendidikanadalahmasalahlemahnyaprosespembelajaran. Dalamprosespembelajaran,siswadidoronguntukmengembangkankemampuanberpikir.
  • 11. Kenyataanyangterjadi bahwadalamprosespembelajarandi kelas,siswadiarahkankepada kemampuanuntukmenghafal informasi.Siswadipaksauntukmengingatdanmenimbunberbagai informasi tanpadituntutuntukmemahami informasi danmengaplikasikaninfirmasi tersebutdalam kehidupansehari –hari.Hal ini mengakibatkanketikaanaklulussekolah,merekahanyapintar secara teoritistetapi sangatmiskinaplikasi. Dalamimplementasi KurikulumTingkatSatuanPendidikan(KTSP),gurumerupakankomponenyang sangat penting,sebabkeberhasilanpelaksanaanprosespendidikansangattergantungpadaguru. Olehkarenaituupayapeningkatankualitaspendidikanseharusnyadimulai dari pembenahan kemampuanguru.Salahsatukemampuanyangharusdimiliki guruadalahbagaimanamerancang suatustrategi pembelajaranyangsesuai dengantujuanataukompetensi yangakandicapai,karena tidaksemuatujuandapattercapai hanya dengansatu strategi tertentu.Kemajuanteknologi informasi di eraglobalisasisaatini menuntutguruuntukmengubahparadigmatentangmengajar yaitudari sekedarmenyampaikanmateripelajaranmenjadiaktivitasmenyampaikanmateri pelajaranmenjadi aktivitasmengaturlingkunganagarsiswabelajar. Banyaknyakonsepkimiayangbersifatabstrakyangharusdiserapsiswadalamwakturelatif terbatas menjadikanilmukimiamerupakansalahsatumatapelajaransulitbagi siswasehinggabanyaksiswa gagal dalambelajarkimia.Padaumumnyasiswacenderungbelajardenganhafalandaripadasecara aktif mencari untukmembangunpemahamanmerekasendiri terhadapkonsepkimia( Pandleydkk, www.depdiknas.go.id).Adajugasebagiansiswayangsangatfahampada konsep – konsepkimia, namuntidakmampumengaplikasikankonseptersebutdalamkehidupansehari –hari.Untuk menjadikanmateri kimiamenjadi lebihmenarik,makaguruharusmampumengambil suatu kebijakanyaitudenganperbaikanmetode mengajarsehinggakompetensi belajaryangdiharapkan akan tercapai denganbaik,sebabdenganmenggunakanmetodepembelajaranyangtepatakan dapat meningkatkanefektivitaspembelajarandi kelas. Salahsatu strategi pembelajaranyangdapatditerapkandalampembelajarankimiaadalahstrategi pembelajaraninkuiri.Strategi pembelajaraninkuiri cocokdigunakanpadamateri –materi yangdekat dengankehidupansehari–hari misalnyapokokbahasanlarutanasambasa.Strategi pembelajaran inkuiri berarti suaturangkaiankegiatanbelajaryangmelibatkansecaramaksimal seluruh kemampuansiswauntukmencari danmenyelidiki secarasistematis,kritis,logis,analitissehingga merekadapatmerumuskansendiri penemuannyadenganpenugpercayadiri.(Gulo,2002 : 80 ). Metode inkuiri dapatmembantugurumengaitkanantaramateri yangdiajakannyadengansituasi dunianyatadan mendorongsisiwamembuathubunganantarapengetahuanyangdimilikinyadan penerapannyadalamkehidupansehari –hari sehinggadapatmeningkatkanhasilbelajarsiswadan materi yangdiberikandapatlebihbermaknabagi siswa(Depdikbud,2001).Untuk itupenulisakan membahastentangstrategi pembelajar PengertianInkuiri Inkuiri berasal dari bahasaInggrisinquiryyangdapatdiartikansebagai prosesbertanyadanmencari tahu jawabanterhadappertanyaanilmiahyangdiajukannya.Pertanyaanilmiahadalahpertanyaan yang dapatmengarahkanpadakegiatanpenyelidikanterhadapobjekpertanyaan.Dengankatalain, inkuiri adalahsuatuprosesuntukmemperolehdanmendapatkaninformasidenganmelakukan observasi danataueksperimenuntukmencari jawabanataumemecahkanmasalahterhadap pertanyaanatau rumusanmasalahdengan Secara umum,inkuiri merupakanprosesyangbervariasi danmeliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi,merumuskanpertanyaanyangrelevan,meng-evaluasi bukudansumber-sumber informasi lainsecarakritis,merencanakanpenyelidikanatauinvestigasi,mereview apayangtelah diketahui,melaksanakanpercobaanataueksperimendenganmenggunakanalatuntukmemperoleh data, menganalisisdanmenginterpretasidata,sertamembuatprediksi danmengko-munikasikan hasilnya.(Depdikbud,1997).Menurut Hacket,(1998) di dalamStandar Nasional PendidikanSainsdi AmerikaSerikat,inkuiri digunakandalamduaterminologiyaitusebagai pendekatanpembelajaran( scientificinquiry) olehgurudansebagai materi pelajaransains(scienceasinquiry) yangharus
  • 12. dipahami danmampudilakukanolehsiswa.( www.kpicenter.com) Strategi PembelajaranInkuiri Pembelajaranberbasisinkuirimerupakanpembelajaranyangberpusatpadasiswa.Tujuanutama pembelajaraninkuiriadalahmendorongsiswauntukdapatmengembangkandisiplinintelektualdan ketrampilanberpikirdenganmemberikanpertanyaan –pertanyaan.Strategi pembelajaraninkuiri menekankankepadaprosesmencari danmenemukan.Materi pelajarandiberikansecaratidak langsung.Peransiswadalamstrategi ini adalahmencari danmenemukansendiri materi pelajaran, sedangkanguruberperansebagai fasilitatordanpembimbingsiswauntukbelajar. Pendekataninkuiri didukungolehempatkarakteristikutamasiswa,yaitu(1) secarainstintif siswa selaluingintahu;(2) di dalampercakapansiswaselaluinginbicaradanmengkomunikasikanidenya; (3) dalammembangun(konstruksi) siswaselaluinginmembuatsesuatu;(4) siswaselaluingin mengekspresikankemampuannya.Strategi pembelajaraninkuirimerupakanrangkaiankegiatan pembelajaranyangmenekankanpadaprosesberpikirsecarakritisdananalitisuntukmencari dan menemukansendiri jawabandari suatupermasalahanyangdipertanyakan.Prosesberpikiritu biasanyadilakukanmelaluitanyajawabantaraguru dan siswa. Ciri utama strategi pembelajaraninkuiri adalah(1)strategi inkuiri menekankankepadaaktivitassiswa secara maksimal untukmencari danmenemukanartinyasiswaditempatkansebagai subjekbelajar sehinggamampumenemukansndiri intidari materi pelajaran,(2) seluruhaktivitasdilakukanoleh siswadiarahkanuntukmenemukanjawabandari suatupermasalahanyangdipertanyakannya sehinggatimbul rasapercayadiri.Dalamhal ini guru adalahsebagai fasilitatorataumotivatorbelajar bagi siswa,(3) strategi inkuiri menekankankepadaaktivitassiswasecaramaksimal untukmencari dan menemukanartinyasiswaditempatkansebagai subjekbelajarsehinggamampumenemukan sndiri inti dari materi pelajaran.Strategi pembelajaraninkuiri akanefektif apabila:(1) guru mengharapkansisiwadapatmenemukansendiri jawabandari suatupermasalahansehingga penguasaanmateri bukantujuanutamakarenayang terpentingadalahprosesbelajar,(2) bahan pelajaranyangakandiajarkanadalahberupakesimpulanyangperlupembuktian,(3) proses pembelajaranberangkatdari rasaingintahusiswaterhadapsesuatu,(4) siswaadalahanakyang memilikikemauandankemampuanberpikir,(5) jumlahsiswatidakterlalubanyakagarmudah dikendalikan,(6) gurumemilikibanyakwaktuuntukmelakukanpendekatanyangberpusatpada siswa. Penggunaanstrategi pembelajaraninkuiri memilikibeberapaprinsip,antaralain: (1) Berorientasi padapengembanganintelektual Tujuanutama dari strategi pembelajaraninkuiriadalahpengembangankemampuanberpikirdan berorientasi padaprosesbelajar.Keberhasilanpembelajaranini terlihatpadaaktivitassiswauntuk mencari dan menemukansesuatuyangmerupakangagasanyangpasti. (2) PrinsipInteraksi Prosespembelajaranmerupakaninteraksiantarasiswadengangurudimanaguruberperansebagai pengaturlingkungandanpengaturinteraksi belajar.Gurumengarahkansiswauntuk mengembangkankemampuanberpikirsiswa. (3) Prinsipbertanya Guru juga berperansebagi penanyakarenakemampuansiswauntukbertanyapadadasarnyasudah merupakanbagiandari prosesberpikir (4) Prinsipbelajaruntukberpikir Belajarmerupakanprosesberpikiryakni prosesmengembangkanpotensiseluruhotaksecara maksimal (5) Prinsipketerbukaan Belajaradalahsuatuprosesmencobaberbagai kemungkinan.Untukitusiswahendaknyadiberikan kebebasanuntukmencobasesuatusesuai denganperkembangankemampuanlogikadannalarnya. Tugas guru adalahmenyediakanruanguntukmengembangkanhipotesisdansecaraterbuka membuktikankebenaranhipotesisyangdiajukan.
  • 13. Keterampilaninkuiri berkembangatasdasar kemampuansiswadalammenemukandan merumuskanpertanyaan-pertanyaanyangbersifatilmiahdandapatmengarahkanpadakegiatan penyelidikanuntuk memperolehjawabanataspertanyaannya.Mengajarkansiswauntukbertanya sangat bermanfaatbagi perkembangannyasebagaisaintiskarenabertanyadanmemformulasikan pertanyaandapatmengembangkankemampuanmemberipenjelasanyangdapatdiuji kebenarannyadan merupakanbagianpentingdari berpikirilmiah.Melatihsiswamembuat pertanyaanatas dasarkriteria-kriteriayangdisusunolehgurudapatmeningkatkankemampuan inkuiri siswa.Olehkarenaitu,padatahapawal inkuiri guruharusmelatihsiswauntukmampu merumuskanpertanyaandenganbaik.Hal ini berkaitandengankemampuandasarsiswaSMA yang umumnyamasihsulitmengembangkanpertanyaan-pertanyaanyangbersifatilmiahdan memerlukanpenyelidikanjawaban. Langkah PelaksanaanStrategi PembelajaranInkuiri Dalamprosespembelajaranmelalui kegiataninkuiri siswaperludimotivasi untukmengembangkan keterampilan-keterampilaninkuiri atauketerampilanprosessehinggapadaakhirnyadapat menghasilkansikapilmiahseperti menghargai gagasanoranglain,terbukaterhadapgagasanbaru, berpikirkritis,jujurdankreatif (Prayitno,2004).Secara umumprosespembelajarandengan menggunakanstrategi pembelajaranInkuiri dapatmengikuti langkah –langkahsebagai berikut: 1. Orientasi Langkah orientasi merupakanlangkah untukmembinasuasanaatauiklimpembelajaranyang responsif.Gurumerangsangdanmengajaksiswauntukberpikirmemecahkanmasalah.Beberapahal yang dapatdilakukandalamtahapanorientasi adalah(1) menjelaskantopik,tujuandanhasil belajar yang diharapkanakandicapai siswa,(2) menjelaskanpokok –pokokkegiatanuntukmencapai tujuan,(3) menjelaskanpentingnyatopikdankegiatanbelajarsebagaimotivasibagi siswa. 2. Merumuskanmasalah Merumuskanmasalahmerupakanlangkahmembawasiswapadasuatupersoalanyangmengandung teka– teki.Persoalanyangdisajikanadalahpersoalanyangmenantanguntukberpikir.Teka –teki yang menjadi persoalandalaminkuiri harusmengandungkonsepyangjelasdanpasti.Konsep – konsepdalammasalahadalahkonsep –konsepyangsudahdiketahui terlebihdahuluolehsiswa. 3. Merumuskanhipotesis Hipotesisadalahjawabansementaradari suatupermasalahanyangsedangdikaji.Sebagai jawaban sementara,hipotesisperludiujikebenarannya.Salahsatucara yangdapat dilakukan guruuntuk mengembangkankemampuanberhipotesispadasiswaadalahdenganmengajukanpertanyaanyang dapat mendorongsiswauntukdapatmerumuskanberbagaiperkiraankemungkinanjawabandari suatupermasalahan. 4. Mengumpulkandata Mengumpulkandataadalah aktivitasmenjaringinformasi yangdibutuhkanuntukmenguji hipotesis yang diajukan.Prosespengumpulandatamembutuhkanmotivasi yangkuatdalambelajar, ketekunandankemampuanmenggunakanpotensi berpikirnya.Tugasgurudalamtahapan ini adalah mengajukanpertanyaanyangdapatmendorongsiswauntukberpikirmencari informasi yang dibutuhkan 5. Menguji Hipotesis Menguji hipotesisadalahprosesmenentukanjawabanyangdianggapditerimasesuaidengandata atau informasi yangdiperolehberdasarkanpengumpulandatasehinggagurudapat mengembangkankemampuanberpikirrasional siswa.Artinya,kebenaranjawabanbukanhanya berdasarkanargumentasi tetapi didukungolehdatayangditemukandandapatdipertanggung jawabkan.
  • 14. 6. MerumuskanKesimpulan Merumuskankesimpulanadalahprosesmendeskripsikantemuanyangdiperolehberdasarkanhasil pengujianhipotesis.Untukmemperolehkesimpulanyangakuratsebaiknyagurumampu menunjukkanpadasiswamanadatayang relevan. V.Tingkatan – TingkatanInkuiri Berdasarkankomponen-komponendalamprosesinkuiri yangmeliputi topikmasalah,sumber masalahatau pertanyaan,bahan,prosedurataurancangankegiatan,pengumpulandananalisisdata sertapengambilankesimpulanBonnstetter(2000) membedakaninkuirimenjadi limatingkatyaitu praktikum( tradisional hands-on),pengalamansainsterstruktur( structuredscience experiences), inkuiri terbimbing( guidedinkuiri ),inkuiri siswamandiri ( studentdirectedinquiry),danpenelitian siswa( studentresearch).Klasifikasi inkuiri menurutBonnstetter(2000) didasarkanpadatingkat kesederhanaankegiatansiswadandinyatakansebaiknyapenerapaninkuiri merupakansuatu kontinumyaitudimulaidari yangpalingsederhanaterlebihdahulu. 1) Traditional hands-onPraktikum( tradisionalhands-on) adalahtipe inkuiri yangpalingsederhana. Dalampraktikumgurumenyediakanseluruhkeperluanmulai dari topiksampai kesimpulanyang harus ditemukansiswadalambentukbukupetunjukyanglengkap. 2) Pengalamansainsyangterstruktur.Tipe inkuiri berikutnyaialahpengalamansainsterstruktur( structuredscience experiences),yaitukegiataninkuiri di managurumenentukantopik,pertanyaan, bahan danprosedursedangkananalisishasil dankesimpulandilakukanolehsiswa.Jenisyangketiga ialahinkuiri terbimbing( guidedinquiry),di manasiswadiberikankesempatanuntukbekerja merumuskanprosedur,menganalisishasil danmengambil kesimpulansecaramandiri,sedangkan dalamhal menentukantopik,pertanyaandanbahanpenunjang,guruhanyaberperansebagai fasilitator. 3) Inkuiri SiswaMandiri.Inkuiri siswamandiri ( studentdirectedinquiry),dapatdikatakansebagai inkuiri penuhkarenapadatingkatanini siswabertanggungjawabsecarapenuhterhadapproses belajarnya,danguruhanyamemberikanbimbinganterbataspadapemilihantopikdan pengembanganpertanyaan.Tipe inkuiri yangpalingkompleksialahpenelitiansiswa( student research).Dalam inkuiri tipe ini,guruhanyaberperansebagai fasilitatordanpembimbingsedangkan penentuanataupemilihandanpelaksanaanprosesdari seluruhkomponeninkuiri menjadi tangungjawabsiswa. Ahli lainyaituCallahan,etal (1992) menyusunklasifikasi inkuiri lainyangdidasarkanpadaintensitas keterlibatansiswa.Adatigabentukketerlibatansiswadi dalaminkuiri,yaitu:(a) identifikasimasalah, (b) pengambilankeputusantentangteknikpemecahanmasalah,dan(c) identifikasi solusi tentatif terhadapmasalah.Adatiga tingkataninkuiri berdasarkanvariasi bentukketerlibatannyadan intensistasketerlibatansiswa,yaitu: 1. Inkuiri tingkatpertama.Inkuiri tingkatpertamamerupakankegiataninkuiri di manamasalah dikemukakanolehguruataubersumberdari bukutekskemudiansiswabekerjauntukmenemukan jawabanterhadapmasalahtersebutdi bawahbimbingan yangintensifdari guru.Inkuiri tipe ini, tergolongkategori inkuiri terbimbing( guidedInquiry) Dalaminkuiri terbimbingkegiatanbelajar harus dikeloladenganbaikolehgurudanluaranpembelajaransudahdapatdiprediksikansejakawal. Inkuiri jenisini cocokuntukditerapkandalampembelajaranmengenai konsep-konsepdanprinsip- prinsipyangmendasardalambidangilmutertentu. 2. Inkuiri Bebas. Dalaminkuiri bebas,siswadifasilitasi untukdapatmengidentifikasimasalahdan merancangprosespenyelidikan.Siswadimotivasiuntukmengemukakangagasannyadanmerancang cara untukmenguji gagasantersebut.Untukitusiswadiberi motivasi untukmelatihketerampilan berpikirkritisseperti mencari informasi,menganalisisargumendandata,membangundan mensintesiside-idebaru,memanfaatkanide-ideawalnyauntukmemecahkanmasalahserta menggeneralisasikandata.Guruberperandalammengarahkansiswauntukmembuatkesimpulan tentatif yangmenjadikankegiatanbelajarlebihmenyerupai kegiatanpenelitianseperti yangbiasa
  • 15. dilakukanolehparaahli.Beberapakarakteristikyangmenandai kegiataninkuiri bebasialah:(1) siswamengembangkankemampuannyadalammelakukanobservasi khususuntukmembuat inferensi,(2) sasaranbelajaradalahprosespengamatankejadian,obyekdandatayangkemudian mengarahkanpadaperangkatgeneralisasi yangsesuai,(3) guruhanyamengontrol ketersediaan materi dan menyarankanmateri inisiasi,(4) dari materi yangtersediasiswamengajukanpertanyaan- pertanyaantanpabimbinganguru,(5) ketersediaanmateri di dalamkelasmenjadi pentingagarkelas dapat berfungsi sebagailaboratorium,(6) kebermaknaandidapatkanolehsiswamelaluiobservasi dan inferensi sertamelalui interaksidengansiswalain,(7) gurutidakmembatasi generalisasi yang dibuatolehsiswa,dan(8) guru mendorongsiswauntukmengkomunikasikangeneralisasi yang dibuatsehinggadapatbermanfaatbagi semuasiswadalamkelas.( www.kpicenter.com) Namun,tidaksemuamateri kimiadapatmenggunakanmetodeinkuiri.Setiapmetode pembelajaran memilikikelemahandankelebihan.Adapunkelebihanmetodeinkuiri adalah: 1. Dianggapmembantusiswamengembangkanataumemperbanyakpersediaandanpenguasaan ketrampilandanproseskognitif siswa 2. Strategi penemuanmembangkitkangairahsiswa 3. Memberi kesempatanpadasiswauntukbergerakmajusesuai dengankemampuannya 4. Siswadapat mengarahkansindiri carabelajarnya 5. Membantumemperkuatpribadi siswa 6. Strategi berpusatpadaanak 7. Membantuperkembangansiswamenujuskeptisismeyangsehatdanmenemukankebenaran akhirdan mutlak Sedangkankelemahanmetodeinkuiri adalah: 1. Dipersyaratkankeharusanadanyapersiapanmentaluntukcarabelajarini 2. Metode ini kurang berhasil untukmengajardi kelasbesar 3. Harapan yangditimpahkanpada strategi ini mungkinmengecewakangurudansiswayangsudah terbiasadenganperencanaandanpengajaransecaratradisional 4. Metode ini dianggapterlalumementingkanperolehanpengertiandankurangdiperhatikan diperolehnyasikapdanketrampilan 5. Fasilitasuntukmencbaide –ide mungkinbelumlengkap. Kesimpulan Upaya peningkatankualitaspendidikanseharusnyadimulai dari pembenahankemampuanguru. Salahsatu kemampuanyangharusdimilikiguruadalahbagaimanamerancangsuatustrategi pembelajaranyangsesuai dengantujuanataukompetensi yangakandicapai,karenatidaksemua tujuandapat tercapai hanyadengansatustrategi tertentu. Pembelajaranberbasisinkuirimerupakanpembelajaranyangberpusatpadasiswa.Tujuanutama pembelajaraninkuiriadalahmendorongsiswauntukdapatmengembangkandisiplinintelektualdan ketrampilanberpikirdenganmemberikanpertanyaan –pertanyaan.Strategi pembelajaraninkuiri menekankankepadaprosesmencari danmenemukan.Materi pelajarandiberikansecaratidak langsung.Peransiswadalamstrategi ini adalahmencari danmenemukansendiri materi pelajaran, sedangkanguruberperansebagai fasilitatordanpembimbingsiswauntukbelajar. Strategi pembelajaraninkuiri cocokdigunakanpadamateri –materi yangdekatdengankehidupan sehari – hari misalnyapokokbahasanlarutanasambasa Langkah – langkahpelaksanaanstrategi pembelajaraninkuiriadalah:(1) Orientasi,(2) Merumuskanmasalah,(3) Merumuskanhipotesis,(4) Mengumpulkandata,(5) Menguji hipotesisi,(6) merumuskan kesimpulan. DAFTARRUJUKAN Anshori & Achmad,(2003), KimiaSMU Untuk Kelas2, PenerbitErlangga,Jakarta
  • 16. Dimyati & Mudjiono,(1994),Belajardan Pembelajaran,PenerbitRinekaCipta,Jakarta Gulo,W.,(2002), Strategi BelajarMengajar,PenerbitGrasindo,Jakarta Ibrahim,M.,http://kpicenter.org/index.php?option=com_content, Keyword:Strategi pembelajaranInkuiri Pendley.dkk,(1994),http://www.depdiknas.go.id/jurnal/42/rusmansyah.htm/ Keyword:Masalah PengajaranKimia Roestiyah,(2001),Strategi Belajarmengajar,penerbitRinekaCipta,Jakarta Sanjaya.W,(2006), Strategi PembelajaranBerorientasiStandarProsesPendidikan,PenerbitKencana PrenadaMediaGroup, Jakarta Subroto,S.,(1997),ProsesBelajarMengajar,PenerbitRinekaCipta,Jakarta Winkel,Tjipto&Ruijter,(1995),PeningkatandanPengembanganPendidikan,PenerbitGramedia, Jakarta.
  • 17. Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73). Metode sumbang saran (brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapatorang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama. Metode ini digunakan untuk menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam nmenanggapi masalah yang dilontarkan guru di kelas tersebut. 1. Langkah-langkah metode Brainstorming Tugas guru dalam pelaksanaan metode ini adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/ salah, juga tidak perlu disimpulkan, guru hanya menampung semua pernyataan pendapat siswa, sehingga semua siswa di dalam kelas mendapat giliran, tidak perlu komentar atau evaluasi. Siswa bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah baru, mereka belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming : 1). Pemberian informasi dan motivasi Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak peserta didik aktif untuk menyumbangkan pemikirannya. 2). Identifikasi Pada tahap ini peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran
  • 18. pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung, ditulis dan tidak dikritik. Pimpinan kelompok dan peserta hanya boleh bertanya untuk meminta penjelasan. Hal ini agar kreativitas peserta didik tidak terhambat. 3). Klasifikasi Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa berdasarkan struktur/ faktor-faktor lain. 4). Verifikasi Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahannya. Apabila terdapat sumbang saran yang sama diambil salah satunya dan sumbang saran yang tidak relevan bisa dicoret. Kepada pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinnya. 5). Konklusi (Penyepakatan) Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat. 2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Brainstorming Brainstorming dalam bahasa Indonesia disebut sebagai curah gagas/ curah pendapat/ sumbang saran. Dengan demikian keutamaan metode brainstorming ini adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam proses brainstorming, seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua gagasan sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Metode brainstorming adalah metode yang sangat tepat untuk menjabarkan proses tersebut dengan mudah dan efisien. Keunggulan metode brainstorming yaitu : 1. Anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat. 2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis. 3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru. 4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran. 5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari guru. 6. Terjadi persaingan yang sehat. 7. Anak merasa bebas dan gembira. 8. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.
  • 19. Sedangkan hal-hal yang perlu diatasi dalam penggunaan metode brainstorming yaitu : 1. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik. 2. Anak yang kurang pandai selalu ketinggalan. 3. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan. 4. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul atau salah. 5. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah. 6. Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan. (Roestiyah, 2001:74-75). Berbagai kekurangan tersebut dapat diatasi apabila seorang guru atau pimpinan dalam kelas bisa membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari solusi. Guru harus bisa menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas sebaik mungkin. Caranya yaitu dengan menguasai betul-betul materi yang akan disampaikan dan membuat perencanaan proses belajar mengajar dengan matang. Peranan Metode Brainstorming dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menentukan kalimat utama Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, di antaranya yaitu metode ceramah, diskusi, tanya jawab, metode berlizt, dan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik). Dari beberapa metode yang telah disebutkan tadi, metode brainstorming merupakan bagian yang termasuk dalam metode diskusi. Penggunaan metode brainstorming dalam pembelajaran akan menuntut peran guru sebagai pemimpin diskusi. Kecakapan memimpin diskusi memang harus dilatih bila kita menginginkan keberhasilan suatu diskusi. Sering terjadi, seseorang yang senang berbicara akan menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan kepada teman yang lain untuk mengemukakan pendapat. Demikian pula di antara peserta diskusi saling bertentangan pendapatnya, bagi pemimpin yang belum terampil, tidak dapat mencarikan jalan tengah sehingga seringkali diskusi berakhir tanpa adanya suatu kesimpulan yang jelas. Bila siswa belum pernah mengenal tata cara diskusi, rnereka akan berbicara secara serempak atau spontan menanggapi bila ada suatu pendapat yang menarik. Juga sering terjadi beberapa siswa belum memahami persoalan .sehingga memberikan komentar yang menyimpang dan berkepanjangan. Akibatnya suasana menjemukan dan tidak dapat melihat kemajuan- kemajuan apa yang telah dicapai. Siswa sering tidak menyadari struktur pokok dalam diskusi mereka, atau
  • 20. tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang sudah dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan dan menetapkan langkah-langkah. Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi yang baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila terjadi penyimpangan. Dengan demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan- pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat kekurangan-kekurangannya dan mencoba memperbaiki sebelum diskusi dilanjutkan. Dapat terjadi seluruh peserta tidak tahu dengan pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara sumber yang mengetahui Metode brainstorming merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu di bawah seorang ketua. Semua ide yang sudah masuk dicatat untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada di antara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan. Dalam metode ini semua siswa bebas mengajukan pendapatnya, jadi siswa tidak perlu merasa takut salah. Hal ini akan melatih siswa untuk berani mengajukan pendapat dalam berdiskusi. Siswa yang awalnya kurang berani berbicara sedikit demi sedikit akan berani untuk mengajukan pendapat atau idenya dalam diskusi. Penggunaan metode brainstorming dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk melatih keterampilan siswa dalam berbicara dan mengungkapkan pendapat. Agar siswa terlatih dalam forum diskusi baik dengan sesama teman maupun dengan guru. Menurut Taylor, Berry, dan Black yang dikutip oleh Mukhtar dan Martinis Yamin (2003 : 55) mengungkapkan bahwa metode brainstorming dapat menanamkan inhibisi pada pemikiran kreatif, karena ide-ide terlalu aneh dari beberapa anggota bisa menggoncangkan gairah berpikir orang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang mengungkapkan bahwa dalam belajar bahasa Indonesia memang diperlukan suasana yang mampu membangun semangat adalah teknik mengajar yang dilaksanakan guru dengan cara melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab, menyatakan pendapat, atau memberi komentar sehingga memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru . Tokoh yang mempopulerkan metode brainstorming adalah Alex F. Osborn yang dalam bukunya Applied Imagination itu disebut juga dengan metode sumbang saran. Metode
  • 21. brainstorming merupakan suatu bentuk metode diskusi guna menghimpun ide atau gagasan, pendapat, dan pengalaman siswa. Teknik ini hanya untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak ide, termasuk ide yang nyleneh, liar, dan berani dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan ide yang kreatif. Metode brainstorming bertujuan untuk menghimpun ide, pendapat, informasi, pengalaman semua siswa yang sama atau berbeda. Hasil akhirnya lantas dijadikan peta info, peta pengalaman, atau peta ide (mindmap) untuk evaluasi. Metode ini menguras habis apa yang dipikirkan para siswa di dalam menanggapi permasalahan yang dilontarkan guru di kelas. Langkah-langkah Penerapan Metode Brainstorming 1. Pemberian informasi dan motivasi. Pada tahap ini guru menjelaskan masalah yang akan dibahas dan latar belakangnya, kemudian mengajak siswa agar aktif untuk memberikan tanggapannya. 2. Identifikasi. Siswa diajak memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak- banyaknya. Semua saran yang diberikan siswa ditampung, ditulis dan jangan dikritik. Pemimpin kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk meminta penjelasan. 3. Klasifikasi. Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain. 4. Verifikasi. Kelompok secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil adalah salah satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran bisa dimintai argumentasinya. 5. Konklusi (Penyepakatan). Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat. Tugas guru dalam pelaksanaan metode brainstorming : 1. Memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka tertarik untuk menanggapinya. 2. Tidak boleh mengomentari atau mengevaluasi bahwa pendapat yang dikemukakan oleh siswa itu benar/salah. 3. Guru tidak perlu menyimpulkan permasalahan yang telah ditaggapi siswa. 4. Guru hanya menampung semua pernyataan pendapat siswa, dan memastikan semua siswa di dalam kelas mendapat giliran. 5. Memberikan pertanyaan untuk memancing siswa yang kurang aktif menjadi tertarik. Tugas siswa dalam pelaksanaan metode brainstorming: 1. Menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar, mengajukan pertanyaan, atau mengemukakan masalah baru. 2. Belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik.
  • 22. 3. Berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya. Kelebihan dan Kekurangan Metode Brainstorming Kelebihan metode brainstorming adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam proses brainstorming, seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua ide sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Sebagai mana metode mengajar lainnya, metode brainstorming juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode brainstorming antara lain: 1. Siswa berfikir untuk menyatakan pendapat. 2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis. 3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru. 4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran. 5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari guru. 6. Terjadi persaingan yang sehat. 7. Anak merasa bebas dan gembira. 8. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan. 9. Meningkatkan motivasi belajar. Kekurangan metode brainstorming antara lain: 1. Memerlukan waktu yang relatif lama. 2. Lebih didominasi oleh siswa yang pandai. 3. Siswa yang kurang pandai (lambat) selalu ketinggalan. 4. Hanya menampung tanggapan siswa saja. 5. Guru tidak pernah merumuskan suatu kesimpulan. 6. Siswa tidak segera tahu apakah pendapat yang dikemukakannya itu betul atau salah. 7. Tidak menjamin terpecahkannya suatu masalah. 8. Masalah bisa melebar ke arah yang kurang diharapkan. Kekurangan di atas bisa diatasi jika guru atau pemimpin kelompok bisa membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari solusi. Guru harus bisa menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas sebaik mungkin dengan cara benar-benar menguasai materi yang akan disampaikan dan merencanakan kegiatan belajar dengan baik. A. Latar Belakang DalamBNSP 2006, materi sistempernapasanhewandi tingkatSMA memiliki kompetensi dasar yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat
  • 23. terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung). Kompetensi minimal dari kompetensi dasartersebutadalahkemampuanmenjelaskan.Berdasarkan kompetensi minimal menjelaskan tersebut, pada umumnya guru-guru menggunakan metode ceramah dalam penyampaianmateri sistempernapasanhewan.Selainpenyampaianmateri di kelasdenganmetode ceramah, guru pun pada umumnya melakukan praktikum pernapasan hewan. Berkaitan dengan mata pelajaran biologi yang bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses, maka kemampuan keterampilan proses sains dianggap penting untuk ditingkatkan dalam pembelajaran biologi termasuk pada materi sistem pernapasan hewan. Pada pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, siswa diarahkan untuk terbiasa membangunpengetahuan lewat suatu proses yang harus dilaluinya sehingga mampu menemukan dan mengembangkansendiri faktadankonsep.Keterampilan proses sains yang dapat dikuasai oleh siswa diantaranya kemampuan observasi, interpretasi, klasifikasi, prediksi, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan dan melaksanakan percobaan/eksperimentasi (Rustaman et al., 2003). Denganpenggunaanmetode ceramahdalammenyampaikanmaterisistempernapasan hewan yang umumnyadilakukanolehguru-gurudi lapangan,makakemampuanketerampilanproses sains siswa tidak dapat tergali. Begitu juga dengan praktikum yang biasa dilakukan di lapangan, guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah ditentukan langkah kerjanya sehingga siswa melaksanakan praktikum hanya berdasarkan langkah-langkah kerja yang telah ada. Hal ini dapat menyebabkan kemampuan keterampilan proses sains siswa menjadi tidak berkembang dan tidak semuaketerampilan proses sains dapat dimunculkan. Untuk itu perlu dilakukan suatu pendekatan dalam kegiatan praktikum agar dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains siswa. Salah satu pendekatan dalam kegiatan praktikum yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains siswa adalah pendekatan inkuiri. Hal ini dikarenakan pendekatan inkuiri dapat mengarahkan siswa kepada penyelidikan dan penemuan yang dapat menciptakan kegiatan menjadi berpusat pada siswa, membentuk konsep diri, memperoleh pengalaman-pengalaman bam, serta menggunakan kemampuan yang dimiliki siswa untuk memecahkan masalah. Keinginan siswa akan terpacu sehingga memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga menemukan jawaban. Dettrick(Rustamanetal,2003 : 110) menyatakanbahwapendekataninkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian. Dalam pendekatan inkuiri berarti guru merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk menggunakan
  • 24. prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakanlangkah-langkahpenelitian,memberikanpemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasanyangmenunjang pengalaman. Pendekatan inkuiri dapat dibedakan menjadi inkuiri terbimbing(guidedinquiry) daninkuiribebasatauinkuiri terbuka(open-ended inquiry). Perbedaan antara keduanyaterletakpadasiapayangmengajukanpertanyaandan apa tujuan dari kegiatannya. Pada inkuiri terbimbinggurumembimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Inkuiri terbimbing dapat dilakukan pada awal suatu pelajaranuntuksiswayangbelumterbiasa,untukkemudian dapat diikuti oleh open-ended inquiry atau inkuiri terbuka(Rustaman et al, 2003 : 110-111). Pembelajaran inkuiri masih jarang diterapkan di SMA, maka penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran sebaiknya menggunakan inkuiri terbimbing, hal ini dikarenakan siswa masih membutuhkan bimbingan atau arahan dari guru. Adapundalampenelitian-penelitiansebelumnya telah diteliti mengenai keterampilan proses sains siswa pada praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada konsep pencemaran dan sistem ekskresi (Suramiharja, 2005 dan Elvan, 2007). Penelitian yang telah dilakukan oleh Suramiharja (2005) didapatkanhasil bahwabelumsemuaketerampilanprosessainssiswamuncul dalam pembelajaran, sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Elvan (2007) didapatkan hasil bahwa semua aspek keterampilanprosessainstelahmunculnamunadabeberapaketerampilanprosessainsyang belum dapat dicapai dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk meningkatkan penguasaan keterampilanprosessainssiswaagarmenjadi lebihbaikdiperlukanadanyapenerapansuatustrategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini yaitu tutor sebaya. Hal ini dikarenakandenganadanyapenerapantutorsebayapadapembelajarandenganpendekatan inkuiri terbimbing diharapkan siswa yang lebih cekatan dan memiliki kemampuan yang lebih akan mengajarkandanmemberi arahan kepada teman sekelompoknya sehingga teman sekelompoknya akan lebih termotivasi dan tidak malu untuk bertanya jika ada yang kurang dipahami. Tutor sebaya adalah suatu strategi pembelajaran yang dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh siswa seangkatan atau satu kelas yang ditunjuk oleh guru dengan berbagai pertimbangan. Adakalanyaseorangsiswalebihmudahmenerimaketerangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawan yang lain karena tidak adanya rasa enggan atau malu bertanya. Strategi pembelajaranini dapatpulaberperanmengungkapketigaaspektujuanbelajar,yakniaspekkognitif, aspekafektif, aspekpsikomotorik (Setianingsih, 2008). Strategi pembelajaran dengan tutor sebaya mampu memfasilitasi siswa yang kemampuannya berbeda-beda. Adanya perbedaan kemampuan tersebutdipengaruhi olehduafaktoryaitufaktorinternal danfaktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam individu seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari
  • 25. luar seperti lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah dan lain-lain (Slameto, 2003). Tutor sebayaterkaitdenganrelasi siswadengansiswa karena siswa yang mempunyai pengetahuan lebih tentang materi yang dipelajari dapat menjadi tutor dengan menunjukkan kepedulian dan tanggungjawabnyaterhadapteman-temannya, sehingga siswa tersebut dapat mengaktualisasikan kemampuan lebihnya untuk bersikap peduli terhadap teman-temannya yang kurang mampu dan menyuburkanrasabertanggungjawabbersamadalambelajarsertamenumbuhkanrasapercayadiri. Dengan mekanisme belajar seperti ini, siswa dapat belajar dari teman sebayanya dan diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar baik prestasi perorangan maupun klasikal (Arikunto, 1992). Dengan demikian, penerapan tutor sebaya pada pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing diharapkan dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan tutor sebaya pada inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada subkonsep sistem pernapasan hewan. Pembelajaran berdasarkan inquiry merupakan seni penciptaan situasi-situasi sedemikian rupa sehingga siswa mengambil peran sebagai ilmuwan. Dalam situasi-situasi ini siswa berinisiatif untuk mengamati dan menanyakan gejala alam, mengajukan penjelasan- penjelasan tentang apa yang mereka lihat, merancang dan melakukan pengujian untuk menunjang atau menentang teori-teori mereka, menganalisis data, menarik kesimpulan dari data eksperimen, merancang dan membangun model, atau setiap kontribusi dari kegiatan tersebut di atas. Sund, seperti yang dikutip oleh Suryosubroto dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Inquiry merupakan perluasan proses discovery, yang digunakan lebih mendalam, inkuiry yang dalam bahasa Inggris Inquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Gulo, (2005) menyatakan bahwa, strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
  • 26. secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah : 1. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar 2. Keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar 3. Mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Kondisi Umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah : 1. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. 2. Inkuiri berfokus pada hipotesis 3. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta ) Untuk menciptakan kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai berikut: 1. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir. 2. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan 3. Penanya , menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat 4. Administrator, bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kelas 5. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan 6. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas 7. Rewarder, memberikan penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa. Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah kedalam waktu yang relative singkat, Hasil penelitian Schlenker dalam joice dan weil (1992) menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir kreatif dan siswa menjadi trampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Inquiry Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2009). Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Menurut Sanjaya (2009) bahwa strategi pembelajaran inquiry, memiliki beberapa ciri utama, yaitu:
  • 27. 1. Strategi Inquiry menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, akan tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. 2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat percaya diri. Dalam strategi pembelajaran inquiry, guru bukan sebagai sumber belajar tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. 3. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis. Strategi Pembelajaran Inkuri efektif apabila : 1. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. 2. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi,akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian. 3. Jika proses pembelajaran berangkat dari ingin tahu siswa terhadap sesuatu. 4. Jika akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemamuan dan kemampuan berpikir. 5. Jika siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru. 6. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Prinsip–prinsip Penggunaan Inquiri Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan inquiri menurut Sanjaya (2009). 1. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama dari strategi inquiri adalah pengembangan kemampuan berfikir. Dengan demikian , strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan
  • 28. menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan. 2. Prinsip Interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. 3. Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inquiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berfikir. 4. Prinsip Belajar untuk Berfikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berfikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berfikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. 5. Prinsip Keterbukaan Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Gulo (2005) menyatakan bahwa, inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan. Secara umum proses pembelajaran SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1. Orientasi Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah: a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
  • 29. 2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. 3. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. 4. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. 5. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. 6. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
  • 30. Langkah – langkah menerapkan model pembelajaran inquiry didalam kelas : 1. Membentuk kelompok-kelompok inkuiri. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan rentang intelektal dan keterampilan-keterampilan social 2. Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua kelompok. Tiap kelompok diharapkan memahami dan berminat mempelajarinya. 3. Membentuk posisi tentang kebijakan yang bertalian dengan topik, yakni pernyataan apa yang harus dikerjakan. Mungkin terdapat satu atau lebih solusi yang diusulkan terhadap masalah pokok. 4. Merumuskan semua istilah yang terkandung di dalam proposisi kebijakan. 5. Menyelidiki validitas logis dan konsisten internal pada proposisi dan unsur-unsur penunjangnya. 6. Mengumpulkan evidensi (bukti) untuk menunjang unsur-unsur proposes 7. Menganalisis solusi solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok 8. Menilai proses kelompok. Kemudian pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah: 1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach) Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep- konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat
  • 31. memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding yang diperlukan oleh siswa. 2. Inkuiri Bebas (free inquiry approach). Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan. Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki. Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: a. Waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum, b. Karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam kurikulum, c. Ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh siswa, d. Karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. 3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan (modified free inquiry approach) Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap
  • 32. memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur. Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain. Keunggulan dan Kelemahan SPI 1. Keunggulan : a. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif kognitif,afektif dan psikomotor secara seimbang,sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. b. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. c. SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan. d. SPI dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.Artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. 2. Kelemahan a. SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran,maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dalam kebiasaan siswa dalam belajar c. Kadang kadang dalam implementasimnya,memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. d. Selama ketentuan keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran,maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. Pembelajaran dengan Metode Inkuiri Suchman Berdasarkan uraian pembelajaran inkuiri umum, kita dapat melihat bahwa waktu dan sumber yang tersedia merupakan permasalahan dalam pembelajaran. Menanggapi permasalahan ini, Richard Suchman mengembangkan suatu pembelajaran inkuiri yang telah dimodifikasi. Hasil
  • 33. penelitian yang telah dilakukan oleh Suchman tentang model inkuiri ini menunjukkan bahwa keterampilan inkuiri siswa meningkat dan motivasi belajarnya juga meningkat. Dahlan dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Suchman berkeyakinan bahwa siswa akan menyadari tentang proses penyelidikannya dan mereka dapat diajarkan tentang prosedur ilmiah secara langsung. Selajutnya, Suchman berpendapat tentang pentingnya membawa siswa pada sikap bahwa semua pengetahuan bersifat tentative. Joyce dalam Trianto (2009) menyatakan, bahwa teori Suchman dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Mengajak siswa membayangkan seakan-akan dalam kondisi yang sebenarnya 2. Mengidentifikasi komponen-komponen yang berada di sekeliling kondisi tersebut. 3. Merumuskan permasalahan dan membuat hipotesis pada kondisi tersebut. 4. Memperoleh data dari kondisi tersebut dengan membuat pertanyaan dan jawabannya “ya’ atau “tidak”. 5. Membuat kesimpulan dari data-data yang diperolehnya. Pembelajaran inkuiri dengan metode Suchman menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa sebagai alternative untuk prosedur pengumpulan data. Inkuiri Suchman seperti yang dikutip oleh Kardi dalam Trianto(2009) mempunyai kelebihan, yaitu : 1. Penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan. Waktu yang singkat ini memungkinkan siswa dapat mengalami siklus inkuiri dengan cepat, dan pelatihan mereka akan terampil melakukan inkuiri. 2. Lebih efektif dalam semua bidang di dalam kurikulum. Perbedaan utama antar inkuiri Suchman dengan Inkuiri umum terletak pada proses pengumpulan data. Suchman mengembangkan suatu motode penemuan baru yang menuntun siswa mengumpulkan data melalui bertanya, maka dari itu model pembelajaran inkuiri menurut Schuman harus memperhatikan : 1. Struktur Sosial Pembelajaran. Suasana kelas yang nyaman merupakan hal yang penting dalam pembelajaran inkuiri Suchman karena pertanyaan-pertanyaan harus berasal dari siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Kerja sama guru dengan siswa, siswa dengan siswa diperlukan juga adanya dorongan secara aktif dari guru dan teman. Dua atau lebih siswa yang bekerja sama dalam berfikir dan bertanya, akan lebih baik hasilnya jika dibanding bila siswa bekerja sendiri. 2. Peran Guru. Pembelajaran inkuiri Suchman, peran guru memonitor pertanyaan siswa untuk mencegah agar proses inkuiri, tidak sama dengan permainan tebakan. Hal ini memerlukan
  • 34. dua aturan penting, yaitu : Pertanyaan harus dapat dijawab “ya” atau “tidak” dan harus diucapkan dengan suatu cara siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan pengamatan; Pertanyaan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan guru memberikan jawaban pertanyaan tersebut, tetapi mengarahkan siswa untuk menemukan jawabannya sendiri. 3. Sintaks Pembelajaran Inkuiri. Dalam upaya menanamkan konsep , misalnya konsep IPA Biologi pokok bahasan saling ketergantungan pada siswa, tidak cukup hanya sekedar ceramah. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep-konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru. Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak dalam Trianto (2009). Adapun tahapan pembelajaran inkuiri sebagai berikut: Tahap Pembejaran Inkuiri Fase Perilaku Guru 1. Menyajikan pertanyaan atau masalah Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok. 2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan. 3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan . Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan 4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan 5. Megumpulkan dan menganilisis data Guru memberi kesempatan kepada setiap
  • 35. kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. 6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Kesimpulan Gulo dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar , mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Namun dalam penerapannya, pembelajaran inkuiri ini memiliki kelemahan seperti adanya kesulitan dalam mengontrol siswa, ketidaksesuaian kebiasaan siswa dalam belajar, kadang memerlukan waktu yang panjang dalam pengimplementasiannya, dan sulitnya dalam implementasi yang dilakukan oleh guru bila keberhasilan belajar bergantung pada siswa. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan. Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Ia menambahkan
  • 36. bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses- proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu. Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: A. Orientasi Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:  Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa  Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan  Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. B. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. C. Merumuskan hipotesis
  • 37. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. D. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. E. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. F. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai matematika dan akan lebih tertarik terhadap matematika jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” penyelidikan. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep matematika dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Sehingga diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berpikir ilmiah tersebut. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap pelajaran matematika, khususnya kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar, peranan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.