SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
138
PROBLEMATIKA PENENTUAN SAMPEL DALAM PENELITIAN
BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
A. Adib Abadi
Departemen Arsitektur, Institut Teknologi Bandung
e-mail: adibabadi@ar.itb.ac.id
ABSTRAK
Sampel merupakan faktor penting dalam penelitian karena sangat berpengaruh terhadap kualitas penelitian yang
dihasilkan. Kesalahan-kesalahan dalam penentuan sampel harus diminimalkan untuk menghasilkan sampel yang tingkat
akurasi, validitas dan reliabilitasnya tinggi. Pemenuhan kriteria sampel sangat dipengaruhi oleh pilihan teknik penentuan
sampel yang prosedurnya merujuk pada sampling frame, ukuran, dan tipe sampel penelitian. Penentuan sampel bisa menjadi
masalah bila peneliti tidak tepat dalam memahami aspek-aspek penting yang terkait dengan penentuan sampel, yaitu tingkat
kompleksitas permasalahan, keragaman populasi penelitian, rumusan tujuan serta berbagai kendala dan batasan yang ada.
Penelitian di bidang perumahan dan permukiman yang multi -dimensi dan mencakup wilayah yang luas memerlukan strategi
optimasi dalam penentuan sampel agar diperoleh hasil penelitian yang berkualitas.
Kata kunci: Penentuan sampel, strategi optimasi, perumahan dan permukiman.
ABSTRACT
Sample is one of important factors in research, as it significantly influences the quality of the research project. Errors
in sampling has to be minimized in order to obtain sample with high level of accuracy, validity and realiability. The
fulfillment of sample criteria is determined by the choice of sampling technique, which in procedural terms refers to sampling
frame, size and tipe. Sampling could be problematic if researcher fails to take into account all important aspects related to
sampling, such as the complexity of research problem, divergency of population, obyectives, constraints and limitations of
the research project. Indeed, research in housing and settlement is multi-dimentional, covering wider area, and also demand
sampling optimization strategy to ensure quality of the research project.
Keywords: Sampling, optimization strategy, housing and settlement.
PENDAHULUAN
Penentuan sampel merupakan proses yang
cukup kritis dalam penelitian perumahan dan
permukiman, karena akan sangat menentukan tingkat
generalisasi yang dapat dicapai dalam suatu pene-
litian. Begitu pentingnya kualitas sampel, sehingga
hasil penelitian dianggap tidak bernilai apabila sampel
yang digunakan tidak memenuhi persyaratan akurasi,
kesahihan serta keandalan (Neuman, 2000; Losh,
2000; dan Schwartz et.all, 1981). Beberapa kajian
bahkan menyebutkan bahwa pada kondisi populasi
yang paling idealpun, pengambilan sampel secara
tepat untuk suatu permasalahan penelitian merupakan
pekerjaan yang penuh tantangan, karena akurasi
parameternya tak pernah diketahui secara mutlak.
Kesulitan dalam penentuan sampel penelitian
umumnya terkait dengan upaya pemenuhan kriteria
sampel yang baik, yaitu memenuhi syarat akurasi dan
dapat menghasilkan data yang validitas dan
reliabilitasnya memadai (Friedrich,2003). Validitas
data dapat dilihat dari ketaatan peneliti menggunakan
prosedur untuk mengambil data (sampel), sedangkan
reliabilitas data diindikasikan dengan tingkat keter-
wakilannya terhadap populasi penelitian (Neuman,
2000). Namun demikian sampel yang baik tidak
mudah diperoleh mengingat masih banyaknya
kendala seperti keterbatasan biaya dan waktu
penelitian serta kesalahan-kesalahan penentuan
sampel yang tidak disadari oleh peneliti (Losh,2000).
Dalam penelitian di bidang perumahan dan
permukiman, penentuan sampel sangat perlu diper-
hatikan, mengingat karakteristik permasalahannya
yang multi dimensi, sangat beragam dan luas cakupan
wilayah populasinya. Peneliti akan selalu berhadapan
dengan pertanyaan kritis sebagai berikut: apakah
sampel yang diambil sudah mewakili populasi yang
ada, dan mempunyai tingkat kesahihan dan keandalan
yang tinggi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya,
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut masih
harus diuji dengan batasan anggaran dan waktu
penelitian (Losh, 2000; Peterson, 1999; Neuman,
2000; Freedman,2004).
Untuk mendapatkan sampel yang berkualitas
dalam penelitian di bidang perumahan dan permu-
kiman, peneliti juga harus meminimumkan kesalahan
dalam pengambilan sampel. Untuk itu peneliti perlu
memahami dengan baik problematika penentuan
sampel, sehingga diperoleh strategi yang optimal
dalampenentuan sampel penelitiannya.
PROBLEMATIKA PENENTUANSAMPELDALAM PENELITIANBIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi)
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
139
BEBERAPA ISTILAH PENTING DAN ISU DI
SEKITAR PENENTUAN SAMPEL
Pemahaman terhadap beberapa istilah yang
selalu muncul dalam prosedur penentuan sampel
penelitian sangat diperlukan. Di bawah ini adalah
definisi beberapa istilah yang dirangkum dari
berbagai sumber :
! populasi: himpunan unit penelitian yang lengkap /
utuh terdiri dari nilai/skor/ukuran peubah-peubah
yang bersifat majemuk
! sampel:bagian dari populasi yang memberikan
keterangan atau data untuk suatu penelitian yang
terdiri dari nilai/ skor/ukuran peubah-peubah yang
bersifat terbatas jumlahnya. Sampel diperlukan
jika populasi penelitian relatif besar
! unit analisis: unit yang menjadi tempat untuk
mengumpulkan informasi
! sensus: sampel yang mencakup seluruh populasi
! statistik: rangkuman deskriptif peubah-peubah
dalam sampel yang nilainya dihitung berdasarkan
sampel. Variasi nilai statistik tergantung pada
sampel yang dipilih
! kerangka sampel (sampling frame): daftar semua
unsur dalam populasi yang akan menjadi sumber
informasi untuk menarik sampel penelitian
! keterwakilan sampel (representativeness): tingkat-
an yang menunjukkan kesesuaian suatu sampel
terhadap populasi sasaran penelitian dalam hal
karakteristik utamanya.
! kesalahan dalam penentuan sampel: ketidak-
sesuaian antara data yang diambil dari sampel
dengan data populasi yang sebenarnya akibat
kesalahan proses penentuan sampel
Pada umumnya peneliti tidak dapat melakukan
pengamatan secara langsung terhadap semua unit atau
individu yang ada dalam populasi penelitian. Sebagai
gantinya mereka mengambil data dari sebagian
populasi–yang disebut sampel, dan menggunakannya
untuk menyimpulkan keadaan seluruh populasi yang
diteliti. Melalui pengambilan sampel maka jumlah
pengukuran yang dilakukan akan berkurang dan pada
gilirannya akan dapat mengurangi biaya dan waktu
yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
Idealnya, sampel mempunyai kesesuaian karak-
teristik dengan populasinya yang diamati, sehingga
kesimpulan peneliti benar untuk semua populasi.
Kesesuaian karateristik antara sampel dengan
populasinya (representasi) ini merupakan hal yang
paling penting dan akan menentukan kualitas
penelitian. Ada 3 faktor yang mempengaruhi tingkat
keterwakilan suatu sampel, yakni ukuran sampel,
variabilitas populasi serta fraksi populasi yang
diambil sampelnya (Freedman, 2004). Sampel yang
tinggi tingkat keterwakilannya secara ilmiah meng-
hasilkan informasi tentang komposisi seluruh popu-
lasi.
Perkiraan tentang populasi tersebut dapat
diperoleh dari daftar atau peta informasi yang sering
disebut kerangka sampel (sampling frame). Jika
kerangka sampel yang digunakan tidak lengkap atau
kurang akurat, maka akan terjadi kesalahan sistematik
dalam penarikan sampel. Jika sampel ditentukan
dengan cara yang benar dan dengan kerangka sampel
yang lengkap, maka tidak akan terjadi kesalahan
sampel, bahkan untuk sampel yang ukurannya sangat
kecil sekalipun.
Tingkat keterwakilan sampel seringkali dipenga-
ruhi oleh ukuran sampel yang diambil, terutama jika
populasi penelitiannya sangat besar. Logikanya, untuk
mendapatkan tingkat keterwakilan sampel yang
tinggi, diperlukan ukuran sampel yang besar pula
(Neuman, 2000). Jika populasinya besar, penentuan
sampel menjadi tidak praktis dan terkadang sulit
dilakukan karena tujuan utama pengambilan sampel
adalah efisiensi biaya dan waktu. Namun demikian,
ukuran sampel bukan jaminan untuk menghasilkan
sampel yang representatif. Ukuran sampel besar jika
tidak diambil secara acak atau tanpa kerangka sampel
yang lengkap, akan kurang representatif dibandingkan
dengan sampel yang kecil (Freedman, 2004).
KARAKTER PENELITIAN PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN
Perumahan dan permukiman merupakan bidang
kajian yang sangat luas dan multi-disipliner. Permasa-
lahannya terkait dengan faktor ekonomi, budaya,
sosial, demografik, geografi, politik, lingkungan, serta
penanganannya melibatkan berbagai stakeholders
seperti pemerintah, perencana, arsitek, pengembang
dan masyarakat sendiri (Vliet, 2003; Taha, 2004).
Dimensi-dimensi kemanusiaan dan dinamika proses
yang terjadi di dalamnya juga menjadikan permasa-
lahan perumahan dan permukiman sangat kompleks
(Berk, 2003).
Kondisi-kondisi di atas mempunyai implikasi
yang cukup luas terhadap berbagai aspek dalam
penelitian perumahan dan permukiman. Selain itu
para peneliti di bidang perumahan dan permukiman
memiliki sudut pandang dan kepentingan yang
berbeda-beda. Peneliti yang berlatar belakang disiplin
ekonomi akan mengembangkan tajuk penelitian yang
berbeda dengan mereka yang berlatar belakang
budaya (Vliet, 2003). Perbedaan antara satu kajian
dangan kajian lainnya terletak pada latar belakang,
tujuan, lingkup, fokus, pendekatan dan metode
analisisnya. Karenanya penelitian perumahan dan
permukiman dapat dilaksanakan dalam berbagai
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
140
situasi dan kondisi, latar belakang, karakteristik baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. (Taha, 2004).
Penelitian bidang perumahan dan permukiman
pada dasarnya berusaha menjawab masalah peme-
nuhan kebutuhan akan hunian yang berkaitan dengan
kualitas hidup, kepuasan terhadap lingkungan
perumahan, serta pemenuhan berbagai faktor seperti
kesehatan, sosial, estetika, biologi dan lainnya.
(Schöner, 2003). Sesungguhnya pemenuhan kebutuh-
an tersebut mempunyai variasi kemungkinan yang tak
terbatas dalam hal lokasi, pengaturan, ukuran, bentuk,
ruang, dan tatanan lingkungan (Berk, 2003). Kera-
gaman karakter tersebut juga memungkinkan
penelitian di bidang perumahan dan permukiman
dilakukan dengan berbagai pendekatan atau metode
penelitian, mulai dari yang sederhana hingga
kombinasi prosedur yang kompleks sesuai dengan
masalah penelitian yang akan dicarikan jawabannya.
Dalam penelitian di bidang perumahan dan
permukiman dikenal beragam metode: studi kasus,
survei, eksperimen, kaji tindak (Giuliani,1997;
Schörner, 2003). Pilihan metode yang digunakan
sangat tergantung pada problematika dan substansi
yang ada. Sesuai dengan tingkatan metodenya,
penelitian di bidang perumahan dan permukiman
dibedakan ke dalam 3 tingkatan, yakni tingkat
makro, meso, dan mikro (Schörner, 2003). Penelitian
tingkat makro (sosial) merujuk pada penelitian
terstruktur seperti survei jajak pendapat (misalnya:
tentang kualitas perumahan, jenis permintaan untuk
flat dan rumah baru, dsb) dan juga pertanyaan survei
teknis yang terkait dengan lingkungan (misalnya:
tentang konsumsi dan konservasi energi yang
dikaitkan dengan kondisi jendela, insulasi, unit
pemanas dsb). Sementara penelitian tingkat mikro
(operasional) terkait dengan metode wawancara
pribadi untuk penelitian perumahan di kota kecil
hingga metoda studi kasus. Di antara ke duanya
terdapat tingkat meso (struktural) yang berupaya
mengisi kekosongan yang ada di antara tingkat makro
dan mikro. Pada tingkatan ini fokus penelitian adalah
pada bagaimana keterkaitan antara berbagai proses
dalam bermukim disusun dan pada bagaimana
pengetahuan tentang perumahan dan permukiman
dihasilkan dan dipilih. Penelitian-penelitian pada
tingkat ini merupakan inti dari proses pembelajaran.
Penelitian tingkat meso misalnya, tentang Pengaruh
Keberadaan Rumah Kosong terhadap Tingkat
Keamanan pada Permukiman di Kawasan Perkotaan.
Perumusan tujuan penelitian di bidang perumah-
an dan permukiman sangat tergantung pada pihak
yang akan menggunakan atau memanfaatkan hasil
penelitian, seperti misalnya: pengembang, koperasi
perumahan, perusahaan konstruksi, bank perumahan,
perancang dan perencana, serta ilmuwan dan
pengambil kebijakan publik. Masing-masing peng-
guna mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang
rentangnya mencakup pengembangan teoritis-meto-
dologis, tinjauan aspek ekonomi perumahan, serta
kajian praktis-aplikatif (Giulinani, 1997, Schörner,
2003).
PENENTUAN SAMPEL DALAM PENELITI-
AN BIDANG PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN
Dalam proses penelitian di bidang perumahan
dan permukiman, dan juga penelitian pada umumnya,
terdapat beberapa tahap yang mempunyai kaitan
dengan problematika penentuan sampelnya. Secara
garis besar proses penentuan sampel penelitian di
bidang perumahan dan permukiman dapat digambar-
kan dalam suatu diagram alur (Diagram 1) di mana
beberapa tahap di dalamnya merupakan bagian yang
kritis karena berkaitan erat dengan problematika
penentuan sampel.
PenentuanPopulasi Penelitian
Pengidentifikasian populasi penelitian secara
hati-hati merupakan hal pertama yang harus dilaku-
kan dalam penarikan sampel. Untuk itu perlu
dijelaskan target populasi yang akan distudi, dengan
membuat daftar panjang tentang semua atribut yang
diyakini dapat tercermin secara tepat dalam sampel-
nya (Freedman, 2004). Daftar tersebut dapat berupa
karakter demografi, gaya hidup, tipe rumah atau
atribut yang sesuai dengan kepentingan penelitian dan
dapat digunakan untuk memperkirakan populasi
secara lebih rinci berdasarkan unit/satuan sampel,
lokasi geografis, serta batas sementara populasinya
(Neuman, 2000).
Penentuan populasi penelitian di bidang
perumahan dan permukiman akan relatif sederhana
untuk beberapa kelompok studi tertentu, misalnya
semua penghuni rumah di kecamatan A antara tahun
1995 -2000. Namun pendefinisiannya akan makin
sulit jika populasi yang dimaksud adalah orang yang
tidak mempunyai rumah (homeless). Apakah yang
termasuk dalam populasi mencakup mereka yang
tidur di tempat sembarangan, mereka yang dianggap
sebagai gelandangan, ataukah mereka yang tinggal di
lahan-lahan ilegal sepanjang jalur kereta? Kelompok-
kelopok tersebut mungkin dapat masuk dalam
populasi penelitian, namun penentuan yang lebih pasti
akan sangat tergantung pada tujuan penelitian yang
dilakukan, kepentingan pengguna hasil penelitian, dan
sumber daya yang tersedia, sehingga mungkin tidak
semua kelompok tadi menjadi prioritas untuk diteliti.
PROBLEMATIKA PENENTUANSAMPELDALAM PENELITIANBIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi)
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
141
Kuantitatif
Diagram 1. Algoritma Penentuan Sample untuk Penelitian Perumahan dan Permukiman
Jumlah variabel;
keragaman populasi;
waktu;
biaya;
tanggapan responden
Kualitatif
- Karakteristik populasi
- karakteristik demografi;
- gaya hidup;
- geografi;
- lokasi
Kasus dg karakter
khusus
Memilih
kerangka
sample
- keterwakilan
- sumber bias sample
- tingkat kesalahan
- tingkat tanggapan
Fokus
penelitian
Purposive
sample
Menetapkan
metode
pengumpulan
data
Stratified Random
Sampling
Simple Random
Sampling
Mengelompok
Proportional
Stratified Sampling
Stratifikasi
Tidak sama
Snowball Sampling
Purposive Sampling
Convenience Sampling
Quota Sampling
Responden kunci,
jaringan responden
Karakter khusus, individu
sesuai karakternya
Populasi paling tersedia,
mudah diambil
Quota untuk sub-
kelompok
Populasi Kecil
Cluster
Sampling
Memilih Metode
Sampling
Sama
Populasi Besar
Ukuran
Kluster
Pendefinisian
Populasi
Systematic
Sampling
(of individual)
(k)
Ukuran
Kelompok
Tersebar
Luas
Kluster
Tidak sama
Systematic sampling
(of cluster)
besar (k)
Rumusan
Tujuan
Kategori
penelitian
Tetapkan
Ukuran
Sample
Selesai
Probability
sampling
- Menggunakan statistik
- Menguji hipotesa
- Keacakan
- Parameter dapat diestimasi
- Ukuran populasi jelas
Non-probability
sampling
- Penelitian eksploratori
- Menurunkan hipotesa
- Parameter tidak penting
- Lebih murah, cepat, mudah
-Tidak perlu generalisasi
Karakteristik masalah
penelitian
peruhaman dan
permukiman
Cek Karakter
Populasi
Heterogen
Sama
Sama
Kecil
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
142
MenetapkanMetode PengumpulanData
Dalam penelitian ilmiah, untuk menjelaskan
suatu fenomea atau membuktikan suatu dugaan
diperlukan sejumlah informasi dan data, baik kuali-
tatif maupun kuantitatif (Neuman, 2000). Sebagai
contoh, penelitian eksploratif dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman dan penjelasan awal tentang
suatu fenomena secara kualitatif. Penelitian jenis ini
didukung oleh sample non-acak dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara mendalam,
diskusi kelompok terfokus, serta pengamatan lapang-
an. Sementara penelitian eksplanatori biasanya meng-
gunakan data kuantitatif dan analisis statistik untuk
membuktikan dugaannya, ditunjang oleh data dari
sampel yang diambil secara acak melalui percobaan,
survei, data sekunder serta pengamatan lapangan.
Keputusan penggunaan metode pengumpulan
data dalam suatu penelitian akan tergantung pada
ukuran sampel, biaya dan waktu yang tersedia, serta
akses terhadap data (Taha, 2004). Dalam penelitian
di bidang perumahan dan permukiman, semua meto-
de dapat digunakan untuk mendukung kebutuhan
pengumpulan dan analisis data dan informasi. Khusus
untuk penelitian kuantitatif, pilihan metode biasanya
didasarkan pada pertimbangan : keterwakilan, sumber
bias sampel, tingkat kesalahan, tingkat respon yang
diperoleh (Freedman, 2004).
PenentuanKerangka Sample (Sampling Frame)
Pendefinisian kerangka sampel (sampling
frame) merupakan bagian terpenting dalam proses
pengambilan data (Heer,et.al, 2000). Untuk menda-
patkan sampel yang representatif, diperlukan kerang-
ka sampel yang sedekat mungkin mewakili populasi
dengan informasi-informasinya yang lengkap. Ideal-
nya kerangka sampel mencakup seluruh informasi
tentang unsur-unsur yang ada dalam populasi. Namun
kesempurnaan kerangka sampel hanya tercapai jika
setiap unsurnya muncul dalam daftar sekali saja, tidak
dua kali atau lebih (Neuman, 2000; Freedman, 2004).
Akurasi kerangka sampel merupakan problema-
tika tersendiri. Jika populasi penelitiannya sangat
besar, maka daftar informasi akan sangat banyak dan
mahal (Losh,2000, Neuman,2000). Terbatasnya
informasi dalam kerangka sampel akan menyebabkan
definisi konseptual populasi tidak lengkap dan
akibatnya penentuan sampel bisa tidak sahih (valid).
Dalam penelitian di bidang perumahan dan permu-
kiman, hal yang pertama harus diperhatikan adalah
sumber data yang akan digunakan untuk menarik
sampel. Sumber data yang dapat digunakan untuk
menentukan kerangka sampel antara lain direktori
real estate, daftar surat, daftar pembayar pajak
bangunan, peta dan lokasi perumahan, daftar surat Ijin
mendirikan bangunan (IMB) dan sebagainya.
MenetapkanMetode PenentuanSampel
Pemilihan skema penentuan sampel (random
atau non-random) sangat tergantung pada ketersedia-
an kerangka sampel. Sampel acak (random) yang
diperlukan untuk analisis statistika inferential menun-
tut persyaratan sebagai berikut: ukuran populasinya
diketahui, ukuran sampelnya jelas, dan semua unsur
(keluarga, rumah) populasi mempunyai kesempatan
sama untuk diambil sebagai sampel. Dengan demiki-
an sampel dianggap merepresentasikan populasinya,
sehingga dapat digunakan untuk menarik generalisasi
pada tingkat representasi yang terukur. Sebaliknya
pengambilan sampel tak-acak (non-random) dapat
dilakukan apabila tak dibutuhkan generalisasi dan
penelitian perlu dilakukan secara cepat. Dalam
sampel tak-acak unsur populasi dipilih atas dasar
ketersediannya atau karena menurut penilaian peneliti
sampel tersebut cukup mewakili populasi, sesuai
tuntutan penelitiannya.
Setiap teknik penentuan sampel acak memulai
prosedurnya dari kerangka sampel yang secara
operasional mendefinisikan populasi sasaran. Yang
paling sederhana di antara metode sampel acak adalah
simple random sample (SRS), di mana setiap unsur
dalam kerangka sampel mempunyai peluang sama
untuk terpilih. Namun strategi ini jarang digunakan
dalam penelitian perumahan dan permukiman, karena
kesulitan untuk mendapatkan daftar informasi yang
sangat panjang dan sering tak terkendali, akibat
cakupan geografis populasi yang sangat luas dan
parameter yang sangat beragam (Neuman, 2000;
Freedman, 2004).
Metode berikutnya adalah systematic random
sample. Metoda yang merupakan modifikasi dari
SRS ini ditentukan dengan mulai memilih unsur
dalam kerangka sampel secara acak dan mengambil
setiap unsur yang ke n (misalnya mulai secara acak
memilih lokasi dari buku daftar telopon dan
selanjutnya mengambil satu nama setiap 100 nama
berikutnya). Dibanding SRS cara ini lebih mudah,
khususnya untuk pelaksanaan di lapangan, dan lebih
akurat. Penggunaan metoda ini dalam penelitian
perumahan dan permukiman mempunyai masalah
yang kurang lebih sama dengan metode SRS
(Fredman, 2004).
Metode acak berikutnya adalah stratified
sampling. Kadang-kadang kerangka sampel yang ada
memuat berbagai informasi tentang karakter unsur
populasi. Informasi ini dapat digunakan untuk
meningkatkan akurasi sampel dengan cara mem-
bedakannya berdasarkan unsur-unsur populasi ter-
PROBLEMATIKA PENENTUANSAMPELDALAM PENELITIANBIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi)
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
143
tentu. Sampel yang diambil dari setiap sub-populasi
akan mempunyai tingkat keterwakilan yang lebih
tinggi, dibandingkan dengan dua metode yang
sebelumnya. Namun penentuan stratanya harus
dilakukan dengan menggunakan kerangka sampel
yang informasinya lengkap dan akurat (Friedrich,
2003).
Sebagai contoh, dalam survei kependudukan di
Amerika, digunakan sample stratifikasi untuk
mengidentifikasi unit sampel utama (PSU), sehu-
bungan dengan penggunaan komputer secara intensif
dalam prosesnya (Ludington, 2003). Stratifikasi
mengelompokkan PSU ke dalam strata yang menjadi
sumber pemilihan sampel PSU. Strata yang
dihasilkan selama proses harus homogen, sehingga
perkiraan penelitian yang dihasilkan juga akan
mencerminkan area non-sampel secara akurat.
Metode tersebut dipilih dengan pertimbangan kebu-
tuhan peningkatkan keandalan dan mengurangi biaya
survei, pengembangan dan optimasi metode, serta
penggunaan komputer secara intensif untuk meye-
lesaikan problem yang kompleks. Dalam hal ini
tingkat homogenitas strata dan pengurangan biaya
survei tergantung pada kemampuan sistem stratifikasi
PSU.
Gorsak, et.al (2003) juga menggunakan metode
stratifikasi untuk meningkatkan efisiensi survei
penelitian rumah tangga di Amerika. Metode strati-
fikasi sampel digunakan untuk mengurangi kera-
gaman variabel yang ada dalam PSU yang
merupakan bagian dari populasi (rumah tangga di
AS). Dalam hal ini populasi seharusnya distratifikasi
pada tingkat unit rumah atau blok. Tetapi dengan
kendala waktu dan biaya, penelitian rumah tangga ini
hanya dilakukan pada tingkat blok pada area yang
populasinya distratifikasi memuat blok dan unit
rumah.
Selain penentuan sampel acak satu tahap, ada
juga penentuan sampel yang dilakukan dalam
beberapa tahap (multi-stage sampling). Cara ini
digunakan jika tak tersedia kerangka sampel, atau
karena sangat tidak praktis jika sampel ditentukan
dengan satu kerangka untuk seluruh populasi
(Friedrich, 2002). Metode ini mulai dengan menentu-
kan unit yang terbesar (Primary Sampling Unit) dan
dilanjutkan dengan yang lebih kecil (Secondary
Sampling Unit). Pada dasarnya metode ini mengguna-
kan 2 langkah dasar: membuat daftar dan menentukan
sampel.
Skema yang termasuk dalam kategori ini adalah
cluster sample. Sampel kluster digunakan apabila tak
tersedia kerangka sampel yang baik atau populasinya
tersebar, sehingga biaya untuk mendapatkan sampel
baku cukup mahal. Skema ini melibatkan beberapa
tahap penentuan sampel yang ditentukan berdasarkan
kelompok, bukan individu. Melalui skema ini peneliti
memilih sampel dalam kelompok area (misalnya
propinsi dalam negara, kota dalam propinsi),
kemudian memilih satu unsur dari setiap kluster
utama dalam area wilayah yang lebih kecil (secara
acak atau sistematis), dan selanjutnya menentukan
jumlah unsur sampel yang disyaratkan dari area-area
tersebut.
Metode kluster mempunyai sisi positif dan
negatif. Di satu sisi metode kluster mempercepat
waktu survei dan mengurangi biaya lapangan, namun
di sisi lain metode ini mengurangi akurasi sampel,
relatif terhadap sampel non-kluster dengan jumlah
responden yang sama. Hal ini dikarenakan sampel
kluster sedikit lebih homogen secara internal
dibandingkan dengan sampel non-kluster. Akibatnya
kluster sampel meningkatkan kesalahan sampel
(sampling error) dan membutuhkan pertimbangan
khusus dalam analisis datanya serta menuntut ukuran
sampel yang lebih besar.
Catatan penting yang perlu diingat berkaitan
dengan metode kluster adalah bahwa hampir semua
survei berskala besar dilakukan dengan menggunakan
metode ini. Selain itu metode ini dapat dikombinasi-
kan dengan metoda stratifikasi, biasanya dengan
kluster dalam strata. Umumnya untuk ukuran sampel
n yang diketahui, sampel kluster kurang akurat
dibandingkan dengan tipe penentuan sampel lainnya,
di mana parameternya diperkirakan akan mempunyai
variabilitas yang lebih besar dibandingkan SRS,
sampel acak stratifikasi ataupun acak sistematik.
Jenis lain dari sampel bertahap adalah area
probability sampling. Skema ini sangat mahal, tetapi
berpeluang memberikan hasil yang terbaik untuk
mendapatkan sampel yang benar-benar mewakili
seluruh populasinya. Metode ini digunakan jika tak
ada kerangka sampel namun semua sampel ingin
dijangkau, tanpa perduli apakah sampel yang
diperoleh masuk dalam kerangka atau tidak. Dasar
skema penentuan sampel ini adalah stratified multi-
stage cluster. Metode ini dikembangkan untuk
menghasilkan sampel yang sesuai prosedur penentuan
sampel acak, yang apabila dikombinasikan dengan
statistik nasional memungkinkan untuk mendapatkan
sampel nasional yang baik.
Dalam mengambil sampel ijin pembangunan
perumahan baru yang diterbitkan dalam sepuluh
terakhir, dipergunakan suatu metode guna mengen-
dalikan deviasi ukuran sampel. Untuk itu digunakan
metode area probablility sampling untuk memilih 2
unit sampel (primary dan secondary sampling unit)
yang populasinya sekira setingkat blok perumahan,
(Mohadjer, et.als,2003). Tambahan biaya tak terhin-
darkan karena metode ini harus menggunakan semua
area sampel penting, untuk menjaga tingkat keter-
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
144
wakilan sampelnya. Namun tambahan biaya tersebut
dapat ditutup oleh penghematan selama proses
pengumpulan data, karena berkurangnya kegiatan
perjalanan dan pengamatan lapangan.
Sampel acak tidak selalu menjadi pilihan utama
dalam penelitian di bidang perumahan dan permu-
kiman. Dalam beberapa kasus sampel acak tidak
mampu melibatkan kelompok minoritas dalam
populasi. Ini merupakan problem yang umum
dijumpai peneliti di negara –negara berkembang, di
mana umumnya tak tersedia kerangka sampel yang
lengkap dan akurat. Untuk kondisi-kondisi tertentu,
peneliti perumahan dan permukiman terpaksa
menggunakan sampel tak-acak. Dengan teknik
tersebut peneliti dapat menunjukkan karakter khusus
yang ada dalam populasi. Sampel acak tidak
diperlukan jika peneliti ingin menjelaskan kondisi-
kondisi yang khusus dengan pendekatan eksploratif.
Sampel acak yang terbaik tidak akan membantu
meningkatkan akurasi hasil penelitian jika tingkat
respon sampelnya buruk (Losh, 2000).
Penentuan sampel non-acak mempunyai bebe-
rapa teknik, yakni quota sampling, judgement
sampling dan snowball sampling. Pada teknik quota
sampling, berbagai strata dalam populasi ditentukan
dan kemudian diambil proporsi sampel yang
disyaratkan bagi setiap strata yang telah ditentukan.
Teknik ini kurang akurat, sehingga penelitian
perumahan dan permikiman jarang sekali meng-
gunakan metode ini. Namun teknik ini dapat diguna-
kan sebagai pendukung bila dikombinasikan dengan
metode lain. Dengan alasan memberikan kesempatan
yang sama, maka Biro Sensus Amerika mengguna-
kan teknik quota sample dalam sensus demografi
yang menggunakan surat atau kunjungan pencacah
untuk menjaring kelompok responden yang tidak
menjawab pertanyaan survei agar diperoleh tingkat
keterwakilan yang optimal (Thibaudeau dan Navaro,
2001). Penggunaan sampel ini dimaksudkan agar
sampel yang ada lebih beragam sehingga akurasi
datanya lebih maksmum.
Teknik sampel tak-acak yang lain adalah
judgement sampling (purposive sampling). Sampel
dipilih berdasarkan pada kondisi khusus yang
dianggap mampu mengindikasikan karakter populasi.
Sampel-sampelnya mempunyai karakteristik kunci
yang memungkinkan untuk dikaji dan diambil
berdasarkan pertimbangan yang bersifat ilmiah.
Dalam penelitian di bidang perumahan dan
permukiman, teknik ini biasanya digunakan untuk
menangani penelitian dengan pendekatan kasus studi.
Snowballing sample merupakan metode lainnya
dalam kategori sampel non-acak, biasanya digunakan
untuk menjelaskan pola sosial atau komunikasi suatu
masyarakat. Sampel dikumpulkan dari suatu kelom-
pok yang anggotanya sukar diakses, tanpa menetap-
kan kerangka sampel terlebih dahulu. Sampel diper-
oleh berdasarkan infomasi dari sampel sebelumnya
dan karenanya metode ini tak menjamin sampel yang
betul-betul mewakili populasinya, tetapi dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
rinci.
Snow, et.al (1979) menggunakan metode snow-
balling yang dikombinasikan dengan metode kluster
untuk mengidentifikasi sampel dari kelompok minori-
tas Spanyol yang tersebar di kota besar. Dengan
metode ini diperoleh prosedur pemilihan sampel yang
tidak saja efisien, tetapi juga mampu menjaring
sampel yang jarang. Pada kasus ini individu-individu
orang Spanyol-yang sering terlihat di depan umum,
atau yang punya banyak teman, mempunyai lebih
banyak kemungkinan untuk dipilih dibandingkan
mereka yang terisolasi.
MenetapkanUkuranSampel
Pada umumnya ukuran sampel tergantung pada
kompleksitas karakter kajian, akurasi yang disyarat-
kan untuk mendekati karakter-karater tersebut, dan
sumberdaya yang tersedia. Idealnya sampel yang
diambil ulang kapanpun, dengan ukuran dan populasi
yang sama, akan memberikan hasil yang identik
dengan pengambilan sampel sebelumnya (Taha,
2004). Memang tidak ada jawaban yang pasti untuk
pertanyaan seberapa besar seharusnya ukuran sampel
penelitian. Prinsipnya akurasi data cenderung me-
ningkat sesuai dengan ukuran sampel dan proporsinya
terhadap populasi, dan karenanya makin besar sampel
yang diambil makin besar kemungkinan akurasi hasil
penelitian (Neuman, 2000; Sudradjat, 2000; Freed-
man, 2004).
Meski populasi dalam penelitian perumahan dan
permukiman sangat besar, serta variabelnya sangat
banyak tetapi ukuran sampelnya tidak harus besar.
Ukuran sampel yang ideal tergantung pada tingkat
akurasi yang disyaratkan, tingkat keragaman populasi
dan jumlah variabel yang akan diuji secara serentak
dalam data analisis (Neuman, 2000). Sampel yang
besar terutama diperlukan dalam beberapa kondisi
sebagai berikut: populasinya sangat majemuk; data
perlu dipecah dalam beberapa kategori; margin
kesalahan yang dituntut relatif kecil; dan tingkat
respon diperkirakan sangat rendah (Fiedrich, 2003).
KESIMPULAN
Penentuan sampel merupakan tahap yang pen-
ting dalam proses penelitian, karena mempunyai
implikasi signifikan terhadap kualitas hasil penelitian.
Apabila sampel yang diambil salah, maka generalisasi
yang dibuat pun akan salah. Untuk mendapatkan
PROBLEMATIKA PENENTUANSAMPELDALAM PENELITIANBIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi)
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
145
sampel yang mencerminkan kondisi populasi pene-
litian, diperlukan kriteria baku seperti akurasi, kesa-
hihan, keandalan serta penyesuaian terhadap kendala
biaya dan waktu. Diperlukan kehati-hatian dalam
menentukan teknik pemilihan sampel, khususnya
dalam penelitian di bidang perumahan dan permu-
kiman yang permasalahannya bersifat multidimen-
sional.
Pada dasarnya pemilihan sampel secara acak
(random sampling) merupakan pilihan yang paling
logis untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat.
Berbagai skema penentuan sampel dalam kategori ini,
baik dengan prosedur satu tahap ataupun multi-tahap
(multistage) perlu disesuaikan dengan kondisi, topik
serta tujuan penelitiannya. Sampel non-acak juga
dapat digunakan dalam penelitian di bidang peru-
mahan dan permukiman untuk kondisi-kondisi yang
sesuai dengan sifat penelitiannya.
Untuk memperoleh sampel terbaik pada pene-
litian yang variabelnya sangat banyak, diperlukan
strategi optimasi. Penentuan sampel sebaiknya
memenuhi semua tuntuan metodologis maupun
substansial, tidak hanya dalam menentukan skema
penentuan sampel tetapi juga untuk meminimumkan
biaya dan waktu. Optimasi diperlukan karena
keragaman karakter penelitian dan alternatif skema
penentuan sampel terkadang mempunyai tuntutan
berbeda dan sukar dipertemukan.
Beberapa preseden menyarankan perlunya
kombinasi beberapa teknik sampel untuk mendapat-
kan sampel yang optimum. Dalam kenyataannya
tidak ada satu skema penentuan sampel yang betul-
betul dapat memenuhi kriteria sampel yang baik.
Penggunaan metode multi-tahap (multi-stage) dengan
kombinasi beberapa skema penentuan sampel, baik
dengan teknik acak maupun non-acak, menjadi
strategi yang paling logis. Dengan skema tersebut
akan diperoleh sampel yang tidak hanya memenuhi
tingkat akurasi, keterwakilan yang memadai, tetapi
juga secara cepat dengan biaya yang relatif murah.
DAFTAR PUSTAKA
Berk, M Görkhan. “Assessment of the Effect of an
External Factor for Dwelling Occupants’
Satisfaction: Access to Basic Activities”.
Methodologies in Housing Research Confe-
rence. 22-24 September, Sweden, Stockholm,
2003.
Freedman, David A. Sampling. Department of Statis-
tic University of California, Berkley, 2004.
Friedrich, Gustav W. Sampling Theory. Methods of
Inquiry Syllabus: 154. Fall, 2003.
Giulinai, M Vittoria. “Integrating different method in
housing research. A study in Amelia, Italia” in
Carole Despres and Denise Piche (Eds)
Housing Surveys. Advances in Theory and
Methods. Quebec, Canada: CRAD, Univerite
Laval. pp. 229-245, 1997.
Gorsak, Mark; et.als. Within-PSU and Stratification
Research to Improve SurveyEfficieny. US
Bureau of theCensus, 2003.
Heer, Wim F. de and Ger Moritz. “Data Quality
Problem in Travel Survey. An International
Overview”. Workshop on Respondet Issue:
Sampling, Weighting and Nonresponse. Statis-
tic Netherland, 2000.
Lawrence, Roderick J. Methodologies in Contem-
porary Housing Research: A Critical review.
Methodologies in Housing Research Confe-
rence. 22-24 September, Sweden, Stockholm.
2003.
Losh, Susan Carol. “Types of Error and Basic
Sampling Designs”. Lecture Handout EDF
5481 Methods of Educational Research. Fall,
2000.
Ludington, Paul W. Stratification of Primary Sam-
pling Units for the Current Population Survey
Using Computer Intensive Methods. US
Bureau of Cencus. Wahingtoon DC, 2003.
Mohadjer, Leyla; Jill Montaquilla, and Erica Sherris.
Evaluation of A Two-phase Approach to
Segment Selection for Area Probability
Sampel Late in A Decade. Joint Statistical
Meeting. Westat. Maryland. USA, 2003
Neuman, W. Lawrence. Social Research Methods.
Qualitative and Quantitative Approaches.
Allyn and Bacon. Boston, 2000.
Petersons, Ivan. “Census Sampling Confusion.
Controversy dogs the use of statistical methods
to adjust US population figures”. The Weekly
News magazine of Science. Volume 155,
Number 10 (March 6), 1999.
Schörner, Georg; Gerhard Bonelli and Franz Schörg-
huber. Housing Research and It’s Methods in
Lower Austria. The Lower Austrian Scientific
Academy. Scientific Academy. Departement
for Environment and Energy, 2003.
Schwartz, Sidney H.; Charles D Cowan; and Kenneth
R Sausman. Optimisation in the Design of
large-scale State Sampel. US Bureau of
Cencus, 1981.
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
146
Snow, Rob E., John D. Hutchenson, Jr., and James E.
Prather. Using Reputational Sampling to
Identify Residential Clusters of Minorities.
Center for Urban Research and Service, 1979.
Sudradjat, Iwan. Diktat Perkuliahan AR 6122 Meto-
dologi Penelitian Arsitektur. Program Magister
Arsitektur – ITB, 2002.
Taha, Elhag. Research methods in housing. Newcas-
tleUniversity, UK, 2004.
Thibaudeau, Yves; Alfredo Navarro. Optimizing
Sampel Allocation of The 2000 Non-Response
Follow-up. US Bureau of the Census,
Washington DC, 2001.
Vliet, Willem van. “So What if Housing Research is
Thriving? Researcher Perception of the Use of
Housing Studies”. Journal of Housing and the
Built of Environment. 18: pp.183-1999.
Netherland: Kuwer Academic Publisher, 2003.

More Related Content

What's hot (9)

Kaedah penyelidikan (persampelan)
Kaedah  penyelidikan (persampelan)Kaedah  penyelidikan (persampelan)
Kaedah penyelidikan (persampelan)
 
Ukuran (Penyelidikan sosial:Kaedah Kuantitatif & Kualitatif)
Ukuran (Penyelidikan sosial:Kaedah Kuantitatif & Kualitatif)Ukuran (Penyelidikan sosial:Kaedah Kuantitatif & Kualitatif)
Ukuran (Penyelidikan sosial:Kaedah Kuantitatif & Kualitatif)
 
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
 
Alasan Penggunaan Smatphone dikalangan Mahasiswa FMIPA UNLAM Banjarbaru
Alasan Penggunaan Smatphone dikalangan Mahasiswa FMIPA UNLAM BanjarbaruAlasan Penggunaan Smatphone dikalangan Mahasiswa FMIPA UNLAM Banjarbaru
Alasan Penggunaan Smatphone dikalangan Mahasiswa FMIPA UNLAM Banjarbaru
 
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekobyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
 
Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Menentukan Populasi dan Sampel PenelitianMenentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
 
Pengantar
PengantarPengantar
Pengantar
 
Analisis data kualitatif
Analisis data kualitatifAnalisis data kualitatif
Analisis data kualitatif
 
Peneliian
PeneliianPeneliian
Peneliian
 

Similar to Sampel

22031063-elisa aulia-tugas terstruktur topik 2.pdf
22031063-elisa aulia-tugas terstruktur topik 2.pdf22031063-elisa aulia-tugas terstruktur topik 2.pdf
22031063-elisa aulia-tugas terstruktur topik 2.pdf
ImeldaYanti4
 
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
AngGa137055
 
Metode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitianMetode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitian
Faizal Sofyan
 
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Jiantari Marthen
 
Populasi penelitian-dan-teknik-sampling
Populasi penelitian-dan-teknik-samplingPopulasi penelitian-dan-teknik-sampling
Populasi penelitian-dan-teknik-sampling
Muhammad Iqbal
 

Similar to Sampel (20)

Human Factors and Ergonomic Methods
Human Factors and Ergonomic MethodsHuman Factors and Ergonomic Methods
Human Factors and Ergonomic Methods
 
22031063-elisa aulia-tugas terstruktur topik 2.pdf
22031063-elisa aulia-tugas terstruktur topik 2.pdf22031063-elisa aulia-tugas terstruktur topik 2.pdf
22031063-elisa aulia-tugas terstruktur topik 2.pdf
 
Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel Presentation populasi dan sampel
Presentation populasi dan sampel
 
Siva Alfira, Power Point Human Engineering
Siva Alfira, Power Point Human EngineeringSiva Alfira, Power Point Human Engineering
Siva Alfira, Power Point Human Engineering
 
Ppt human factors and ergonomics methods
Ppt human factors and ergonomics methodsPpt human factors and ergonomics methods
Ppt human factors and ergonomics methods
 
Human factors and ergonomic methods
Human factors and ergonomic methodsHuman factors and ergonomic methods
Human factors and ergonomic methods
 
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
 
Tugas Kuliah Riset Epidemiologi - ayu.pptx
Tugas Kuliah Riset Epidemiologi - ayu.pptxTugas Kuliah Riset Epidemiologi - ayu.pptx
Tugas Kuliah Riset Epidemiologi - ayu.pptx
 
Metode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitianMetode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitian
 
Metode penelitian UKL UPL
Metode penelitian UKL UPLMetode penelitian UKL UPL
Metode penelitian UKL UPL
 
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaranResume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
 
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
 
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.pptMetodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
Kuliah 10. Sampel Penelitian-oke-edit.pptx
Kuliah 10.  Sampel Penelitian-oke-edit.pptxKuliah 10.  Sampel Penelitian-oke-edit.pptx
Kuliah 10. Sampel Penelitian-oke-edit.pptx
 
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEYMAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
 
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampelMenentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
 
Sampling
SamplingSampling
Sampling
 
Populasi penelitian-dan-teknik-sampling
Populasi penelitian-dan-teknik-samplingPopulasi penelitian-dan-teknik-sampling
Populasi penelitian-dan-teknik-sampling
 

Recently uploaded

undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
ritch4
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
sonyaawitan
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
IniiiHeru
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
InnesKana26
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
DIGGIVIO2
 

Recently uploaded (20)

undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxPPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
 
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIFPPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptxPPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptxBimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
 

Sampel

  • 1. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS 138 PROBLEMATIKA PENENTUAN SAMPEL DALAM PENELITIAN BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN A. Adib Abadi Departemen Arsitektur, Institut Teknologi Bandung e-mail: adibabadi@ar.itb.ac.id ABSTRAK Sampel merupakan faktor penting dalam penelitian karena sangat berpengaruh terhadap kualitas penelitian yang dihasilkan. Kesalahan-kesalahan dalam penentuan sampel harus diminimalkan untuk menghasilkan sampel yang tingkat akurasi, validitas dan reliabilitasnya tinggi. Pemenuhan kriteria sampel sangat dipengaruhi oleh pilihan teknik penentuan sampel yang prosedurnya merujuk pada sampling frame, ukuran, dan tipe sampel penelitian. Penentuan sampel bisa menjadi masalah bila peneliti tidak tepat dalam memahami aspek-aspek penting yang terkait dengan penentuan sampel, yaitu tingkat kompleksitas permasalahan, keragaman populasi penelitian, rumusan tujuan serta berbagai kendala dan batasan yang ada. Penelitian di bidang perumahan dan permukiman yang multi -dimensi dan mencakup wilayah yang luas memerlukan strategi optimasi dalam penentuan sampel agar diperoleh hasil penelitian yang berkualitas. Kata kunci: Penentuan sampel, strategi optimasi, perumahan dan permukiman. ABSTRACT Sample is one of important factors in research, as it significantly influences the quality of the research project. Errors in sampling has to be minimized in order to obtain sample with high level of accuracy, validity and realiability. The fulfillment of sample criteria is determined by the choice of sampling technique, which in procedural terms refers to sampling frame, size and tipe. Sampling could be problematic if researcher fails to take into account all important aspects related to sampling, such as the complexity of research problem, divergency of population, obyectives, constraints and limitations of the research project. Indeed, research in housing and settlement is multi-dimentional, covering wider area, and also demand sampling optimization strategy to ensure quality of the research project. Keywords: Sampling, optimization strategy, housing and settlement. PENDAHULUAN Penentuan sampel merupakan proses yang cukup kritis dalam penelitian perumahan dan permukiman, karena akan sangat menentukan tingkat generalisasi yang dapat dicapai dalam suatu pene- litian. Begitu pentingnya kualitas sampel, sehingga hasil penelitian dianggap tidak bernilai apabila sampel yang digunakan tidak memenuhi persyaratan akurasi, kesahihan serta keandalan (Neuman, 2000; Losh, 2000; dan Schwartz et.all, 1981). Beberapa kajian bahkan menyebutkan bahwa pada kondisi populasi yang paling idealpun, pengambilan sampel secara tepat untuk suatu permasalahan penelitian merupakan pekerjaan yang penuh tantangan, karena akurasi parameternya tak pernah diketahui secara mutlak. Kesulitan dalam penentuan sampel penelitian umumnya terkait dengan upaya pemenuhan kriteria sampel yang baik, yaitu memenuhi syarat akurasi dan dapat menghasilkan data yang validitas dan reliabilitasnya memadai (Friedrich,2003). Validitas data dapat dilihat dari ketaatan peneliti menggunakan prosedur untuk mengambil data (sampel), sedangkan reliabilitas data diindikasikan dengan tingkat keter- wakilannya terhadap populasi penelitian (Neuman, 2000). Namun demikian sampel yang baik tidak mudah diperoleh mengingat masih banyaknya kendala seperti keterbatasan biaya dan waktu penelitian serta kesalahan-kesalahan penentuan sampel yang tidak disadari oleh peneliti (Losh,2000). Dalam penelitian di bidang perumahan dan permukiman, penentuan sampel sangat perlu diper- hatikan, mengingat karakteristik permasalahannya yang multi dimensi, sangat beragam dan luas cakupan wilayah populasinya. Peneliti akan selalu berhadapan dengan pertanyaan kritis sebagai berikut: apakah sampel yang diambil sudah mewakili populasi yang ada, dan mempunyai tingkat kesahihan dan keandalan yang tinggi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut masih harus diuji dengan batasan anggaran dan waktu penelitian (Losh, 2000; Peterson, 1999; Neuman, 2000; Freedman,2004). Untuk mendapatkan sampel yang berkualitas dalam penelitian di bidang perumahan dan permu- kiman, peneliti juga harus meminimumkan kesalahan dalam pengambilan sampel. Untuk itu peneliti perlu memahami dengan baik problematika penentuan sampel, sehingga diperoleh strategi yang optimal dalampenentuan sampel penelitiannya.
  • 2. PROBLEMATIKA PENENTUANSAMPELDALAM PENELITIANBIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS 139 BEBERAPA ISTILAH PENTING DAN ISU DI SEKITAR PENENTUAN SAMPEL Pemahaman terhadap beberapa istilah yang selalu muncul dalam prosedur penentuan sampel penelitian sangat diperlukan. Di bawah ini adalah definisi beberapa istilah yang dirangkum dari berbagai sumber : ! populasi: himpunan unit penelitian yang lengkap / utuh terdiri dari nilai/skor/ukuran peubah-peubah yang bersifat majemuk ! sampel:bagian dari populasi yang memberikan keterangan atau data untuk suatu penelitian yang terdiri dari nilai/ skor/ukuran peubah-peubah yang bersifat terbatas jumlahnya. Sampel diperlukan jika populasi penelitian relatif besar ! unit analisis: unit yang menjadi tempat untuk mengumpulkan informasi ! sensus: sampel yang mencakup seluruh populasi ! statistik: rangkuman deskriptif peubah-peubah dalam sampel yang nilainya dihitung berdasarkan sampel. Variasi nilai statistik tergantung pada sampel yang dipilih ! kerangka sampel (sampling frame): daftar semua unsur dalam populasi yang akan menjadi sumber informasi untuk menarik sampel penelitian ! keterwakilan sampel (representativeness): tingkat- an yang menunjukkan kesesuaian suatu sampel terhadap populasi sasaran penelitian dalam hal karakteristik utamanya. ! kesalahan dalam penentuan sampel: ketidak- sesuaian antara data yang diambil dari sampel dengan data populasi yang sebenarnya akibat kesalahan proses penentuan sampel Pada umumnya peneliti tidak dapat melakukan pengamatan secara langsung terhadap semua unit atau individu yang ada dalam populasi penelitian. Sebagai gantinya mereka mengambil data dari sebagian populasi–yang disebut sampel, dan menggunakannya untuk menyimpulkan keadaan seluruh populasi yang diteliti. Melalui pengambilan sampel maka jumlah pengukuran yang dilakukan akan berkurang dan pada gilirannya akan dapat mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Idealnya, sampel mempunyai kesesuaian karak- teristik dengan populasinya yang diamati, sehingga kesimpulan peneliti benar untuk semua populasi. Kesesuaian karateristik antara sampel dengan populasinya (representasi) ini merupakan hal yang paling penting dan akan menentukan kualitas penelitian. Ada 3 faktor yang mempengaruhi tingkat keterwakilan suatu sampel, yakni ukuran sampel, variabilitas populasi serta fraksi populasi yang diambil sampelnya (Freedman, 2004). Sampel yang tinggi tingkat keterwakilannya secara ilmiah meng- hasilkan informasi tentang komposisi seluruh popu- lasi. Perkiraan tentang populasi tersebut dapat diperoleh dari daftar atau peta informasi yang sering disebut kerangka sampel (sampling frame). Jika kerangka sampel yang digunakan tidak lengkap atau kurang akurat, maka akan terjadi kesalahan sistematik dalam penarikan sampel. Jika sampel ditentukan dengan cara yang benar dan dengan kerangka sampel yang lengkap, maka tidak akan terjadi kesalahan sampel, bahkan untuk sampel yang ukurannya sangat kecil sekalipun. Tingkat keterwakilan sampel seringkali dipenga- ruhi oleh ukuran sampel yang diambil, terutama jika populasi penelitiannya sangat besar. Logikanya, untuk mendapatkan tingkat keterwakilan sampel yang tinggi, diperlukan ukuran sampel yang besar pula (Neuman, 2000). Jika populasinya besar, penentuan sampel menjadi tidak praktis dan terkadang sulit dilakukan karena tujuan utama pengambilan sampel adalah efisiensi biaya dan waktu. Namun demikian, ukuran sampel bukan jaminan untuk menghasilkan sampel yang representatif. Ukuran sampel besar jika tidak diambil secara acak atau tanpa kerangka sampel yang lengkap, akan kurang representatif dibandingkan dengan sampel yang kecil (Freedman, 2004). KARAKTER PENELITIAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Perumahan dan permukiman merupakan bidang kajian yang sangat luas dan multi-disipliner. Permasa- lahannya terkait dengan faktor ekonomi, budaya, sosial, demografik, geografi, politik, lingkungan, serta penanganannya melibatkan berbagai stakeholders seperti pemerintah, perencana, arsitek, pengembang dan masyarakat sendiri (Vliet, 2003; Taha, 2004). Dimensi-dimensi kemanusiaan dan dinamika proses yang terjadi di dalamnya juga menjadikan permasa- lahan perumahan dan permukiman sangat kompleks (Berk, 2003). Kondisi-kondisi di atas mempunyai implikasi yang cukup luas terhadap berbagai aspek dalam penelitian perumahan dan permukiman. Selain itu para peneliti di bidang perumahan dan permukiman memiliki sudut pandang dan kepentingan yang berbeda-beda. Peneliti yang berlatar belakang disiplin ekonomi akan mengembangkan tajuk penelitian yang berbeda dengan mereka yang berlatar belakang budaya (Vliet, 2003). Perbedaan antara satu kajian dangan kajian lainnya terletak pada latar belakang, tujuan, lingkup, fokus, pendekatan dan metode analisisnya. Karenanya penelitian perumahan dan permukiman dapat dilaksanakan dalam berbagai
  • 3. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS 140 situasi dan kondisi, latar belakang, karakteristik baik secara kualitatif maupun kuantitatif. (Taha, 2004). Penelitian bidang perumahan dan permukiman pada dasarnya berusaha menjawab masalah peme- nuhan kebutuhan akan hunian yang berkaitan dengan kualitas hidup, kepuasan terhadap lingkungan perumahan, serta pemenuhan berbagai faktor seperti kesehatan, sosial, estetika, biologi dan lainnya. (Schöner, 2003). Sesungguhnya pemenuhan kebutuh- an tersebut mempunyai variasi kemungkinan yang tak terbatas dalam hal lokasi, pengaturan, ukuran, bentuk, ruang, dan tatanan lingkungan (Berk, 2003). Kera- gaman karakter tersebut juga memungkinkan penelitian di bidang perumahan dan permukiman dilakukan dengan berbagai pendekatan atau metode penelitian, mulai dari yang sederhana hingga kombinasi prosedur yang kompleks sesuai dengan masalah penelitian yang akan dicarikan jawabannya. Dalam penelitian di bidang perumahan dan permukiman dikenal beragam metode: studi kasus, survei, eksperimen, kaji tindak (Giuliani,1997; Schörner, 2003). Pilihan metode yang digunakan sangat tergantung pada problematika dan substansi yang ada. Sesuai dengan tingkatan metodenya, penelitian di bidang perumahan dan permukiman dibedakan ke dalam 3 tingkatan, yakni tingkat makro, meso, dan mikro (Schörner, 2003). Penelitian tingkat makro (sosial) merujuk pada penelitian terstruktur seperti survei jajak pendapat (misalnya: tentang kualitas perumahan, jenis permintaan untuk flat dan rumah baru, dsb) dan juga pertanyaan survei teknis yang terkait dengan lingkungan (misalnya: tentang konsumsi dan konservasi energi yang dikaitkan dengan kondisi jendela, insulasi, unit pemanas dsb). Sementara penelitian tingkat mikro (operasional) terkait dengan metode wawancara pribadi untuk penelitian perumahan di kota kecil hingga metoda studi kasus. Di antara ke duanya terdapat tingkat meso (struktural) yang berupaya mengisi kekosongan yang ada di antara tingkat makro dan mikro. Pada tingkatan ini fokus penelitian adalah pada bagaimana keterkaitan antara berbagai proses dalam bermukim disusun dan pada bagaimana pengetahuan tentang perumahan dan permukiman dihasilkan dan dipilih. Penelitian-penelitian pada tingkat ini merupakan inti dari proses pembelajaran. Penelitian tingkat meso misalnya, tentang Pengaruh Keberadaan Rumah Kosong terhadap Tingkat Keamanan pada Permukiman di Kawasan Perkotaan. Perumusan tujuan penelitian di bidang perumah- an dan permukiman sangat tergantung pada pihak yang akan menggunakan atau memanfaatkan hasil penelitian, seperti misalnya: pengembang, koperasi perumahan, perusahaan konstruksi, bank perumahan, perancang dan perencana, serta ilmuwan dan pengambil kebijakan publik. Masing-masing peng- guna mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang rentangnya mencakup pengembangan teoritis-meto- dologis, tinjauan aspek ekonomi perumahan, serta kajian praktis-aplikatif (Giulinani, 1997, Schörner, 2003). PENENTUAN SAMPEL DALAM PENELITI- AN BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Dalam proses penelitian di bidang perumahan dan permukiman, dan juga penelitian pada umumnya, terdapat beberapa tahap yang mempunyai kaitan dengan problematika penentuan sampelnya. Secara garis besar proses penentuan sampel penelitian di bidang perumahan dan permukiman dapat digambar- kan dalam suatu diagram alur (Diagram 1) di mana beberapa tahap di dalamnya merupakan bagian yang kritis karena berkaitan erat dengan problematika penentuan sampel. PenentuanPopulasi Penelitian Pengidentifikasian populasi penelitian secara hati-hati merupakan hal pertama yang harus dilaku- kan dalam penarikan sampel. Untuk itu perlu dijelaskan target populasi yang akan distudi, dengan membuat daftar panjang tentang semua atribut yang diyakini dapat tercermin secara tepat dalam sampel- nya (Freedman, 2004). Daftar tersebut dapat berupa karakter demografi, gaya hidup, tipe rumah atau atribut yang sesuai dengan kepentingan penelitian dan dapat digunakan untuk memperkirakan populasi secara lebih rinci berdasarkan unit/satuan sampel, lokasi geografis, serta batas sementara populasinya (Neuman, 2000). Penentuan populasi penelitian di bidang perumahan dan permukiman akan relatif sederhana untuk beberapa kelompok studi tertentu, misalnya semua penghuni rumah di kecamatan A antara tahun 1995 -2000. Namun pendefinisiannya akan makin sulit jika populasi yang dimaksud adalah orang yang tidak mempunyai rumah (homeless). Apakah yang termasuk dalam populasi mencakup mereka yang tidur di tempat sembarangan, mereka yang dianggap sebagai gelandangan, ataukah mereka yang tinggal di lahan-lahan ilegal sepanjang jalur kereta? Kelompok- kelopok tersebut mungkin dapat masuk dalam populasi penelitian, namun penentuan yang lebih pasti akan sangat tergantung pada tujuan penelitian yang dilakukan, kepentingan pengguna hasil penelitian, dan sumber daya yang tersedia, sehingga mungkin tidak semua kelompok tadi menjadi prioritas untuk diteliti.
  • 4. PROBLEMATIKA PENENTUANSAMPELDALAM PENELITIANBIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS 141 Kuantitatif Diagram 1. Algoritma Penentuan Sample untuk Penelitian Perumahan dan Permukiman Jumlah variabel; keragaman populasi; waktu; biaya; tanggapan responden Kualitatif - Karakteristik populasi - karakteristik demografi; - gaya hidup; - geografi; - lokasi Kasus dg karakter khusus Memilih kerangka sample - keterwakilan - sumber bias sample - tingkat kesalahan - tingkat tanggapan Fokus penelitian Purposive sample Menetapkan metode pengumpulan data Stratified Random Sampling Simple Random Sampling Mengelompok Proportional Stratified Sampling Stratifikasi Tidak sama Snowball Sampling Purposive Sampling Convenience Sampling Quota Sampling Responden kunci, jaringan responden Karakter khusus, individu sesuai karakternya Populasi paling tersedia, mudah diambil Quota untuk sub- kelompok Populasi Kecil Cluster Sampling Memilih Metode Sampling Sama Populasi Besar Ukuran Kluster Pendefinisian Populasi Systematic Sampling (of individual) (k) Ukuran Kelompok Tersebar Luas Kluster Tidak sama Systematic sampling (of cluster) besar (k) Rumusan Tujuan Kategori penelitian Tetapkan Ukuran Sample Selesai Probability sampling - Menggunakan statistik - Menguji hipotesa - Keacakan - Parameter dapat diestimasi - Ukuran populasi jelas Non-probability sampling - Penelitian eksploratori - Menurunkan hipotesa - Parameter tidak penting - Lebih murah, cepat, mudah -Tidak perlu generalisasi Karakteristik masalah penelitian peruhaman dan permukiman Cek Karakter Populasi Heterogen Sama Sama Kecil
  • 5. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS 142 MenetapkanMetode PengumpulanData Dalam penelitian ilmiah, untuk menjelaskan suatu fenomea atau membuktikan suatu dugaan diperlukan sejumlah informasi dan data, baik kuali- tatif maupun kuantitatif (Neuman, 2000). Sebagai contoh, penelitian eksploratif dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan penjelasan awal tentang suatu fenomena secara kualitatif. Penelitian jenis ini didukung oleh sample non-acak dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, serta pengamatan lapang- an. Sementara penelitian eksplanatori biasanya meng- gunakan data kuantitatif dan analisis statistik untuk membuktikan dugaannya, ditunjang oleh data dari sampel yang diambil secara acak melalui percobaan, survei, data sekunder serta pengamatan lapangan. Keputusan penggunaan metode pengumpulan data dalam suatu penelitian akan tergantung pada ukuran sampel, biaya dan waktu yang tersedia, serta akses terhadap data (Taha, 2004). Dalam penelitian di bidang perumahan dan permukiman, semua meto- de dapat digunakan untuk mendukung kebutuhan pengumpulan dan analisis data dan informasi. Khusus untuk penelitian kuantitatif, pilihan metode biasanya didasarkan pada pertimbangan : keterwakilan, sumber bias sampel, tingkat kesalahan, tingkat respon yang diperoleh (Freedman, 2004). PenentuanKerangka Sample (Sampling Frame) Pendefinisian kerangka sampel (sampling frame) merupakan bagian terpenting dalam proses pengambilan data (Heer,et.al, 2000). Untuk menda- patkan sampel yang representatif, diperlukan kerang- ka sampel yang sedekat mungkin mewakili populasi dengan informasi-informasinya yang lengkap. Ideal- nya kerangka sampel mencakup seluruh informasi tentang unsur-unsur yang ada dalam populasi. Namun kesempurnaan kerangka sampel hanya tercapai jika setiap unsurnya muncul dalam daftar sekali saja, tidak dua kali atau lebih (Neuman, 2000; Freedman, 2004). Akurasi kerangka sampel merupakan problema- tika tersendiri. Jika populasi penelitiannya sangat besar, maka daftar informasi akan sangat banyak dan mahal (Losh,2000, Neuman,2000). Terbatasnya informasi dalam kerangka sampel akan menyebabkan definisi konseptual populasi tidak lengkap dan akibatnya penentuan sampel bisa tidak sahih (valid). Dalam penelitian di bidang perumahan dan permu- kiman, hal yang pertama harus diperhatikan adalah sumber data yang akan digunakan untuk menarik sampel. Sumber data yang dapat digunakan untuk menentukan kerangka sampel antara lain direktori real estate, daftar surat, daftar pembayar pajak bangunan, peta dan lokasi perumahan, daftar surat Ijin mendirikan bangunan (IMB) dan sebagainya. MenetapkanMetode PenentuanSampel Pemilihan skema penentuan sampel (random atau non-random) sangat tergantung pada ketersedia- an kerangka sampel. Sampel acak (random) yang diperlukan untuk analisis statistika inferential menun- tut persyaratan sebagai berikut: ukuran populasinya diketahui, ukuran sampelnya jelas, dan semua unsur (keluarga, rumah) populasi mempunyai kesempatan sama untuk diambil sebagai sampel. Dengan demiki- an sampel dianggap merepresentasikan populasinya, sehingga dapat digunakan untuk menarik generalisasi pada tingkat representasi yang terukur. Sebaliknya pengambilan sampel tak-acak (non-random) dapat dilakukan apabila tak dibutuhkan generalisasi dan penelitian perlu dilakukan secara cepat. Dalam sampel tak-acak unsur populasi dipilih atas dasar ketersediannya atau karena menurut penilaian peneliti sampel tersebut cukup mewakili populasi, sesuai tuntutan penelitiannya. Setiap teknik penentuan sampel acak memulai prosedurnya dari kerangka sampel yang secara operasional mendefinisikan populasi sasaran. Yang paling sederhana di antara metode sampel acak adalah simple random sample (SRS), di mana setiap unsur dalam kerangka sampel mempunyai peluang sama untuk terpilih. Namun strategi ini jarang digunakan dalam penelitian perumahan dan permukiman, karena kesulitan untuk mendapatkan daftar informasi yang sangat panjang dan sering tak terkendali, akibat cakupan geografis populasi yang sangat luas dan parameter yang sangat beragam (Neuman, 2000; Freedman, 2004). Metode berikutnya adalah systematic random sample. Metoda yang merupakan modifikasi dari SRS ini ditentukan dengan mulai memilih unsur dalam kerangka sampel secara acak dan mengambil setiap unsur yang ke n (misalnya mulai secara acak memilih lokasi dari buku daftar telopon dan selanjutnya mengambil satu nama setiap 100 nama berikutnya). Dibanding SRS cara ini lebih mudah, khususnya untuk pelaksanaan di lapangan, dan lebih akurat. Penggunaan metoda ini dalam penelitian perumahan dan permukiman mempunyai masalah yang kurang lebih sama dengan metode SRS (Fredman, 2004). Metode acak berikutnya adalah stratified sampling. Kadang-kadang kerangka sampel yang ada memuat berbagai informasi tentang karakter unsur populasi. Informasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi sampel dengan cara mem- bedakannya berdasarkan unsur-unsur populasi ter-
  • 6. PROBLEMATIKA PENENTUANSAMPELDALAM PENELITIANBIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS 143 tentu. Sampel yang diambil dari setiap sub-populasi akan mempunyai tingkat keterwakilan yang lebih tinggi, dibandingkan dengan dua metode yang sebelumnya. Namun penentuan stratanya harus dilakukan dengan menggunakan kerangka sampel yang informasinya lengkap dan akurat (Friedrich, 2003). Sebagai contoh, dalam survei kependudukan di Amerika, digunakan sample stratifikasi untuk mengidentifikasi unit sampel utama (PSU), sehu- bungan dengan penggunaan komputer secara intensif dalam prosesnya (Ludington, 2003). Stratifikasi mengelompokkan PSU ke dalam strata yang menjadi sumber pemilihan sampel PSU. Strata yang dihasilkan selama proses harus homogen, sehingga perkiraan penelitian yang dihasilkan juga akan mencerminkan area non-sampel secara akurat. Metode tersebut dipilih dengan pertimbangan kebu- tuhan peningkatkan keandalan dan mengurangi biaya survei, pengembangan dan optimasi metode, serta penggunaan komputer secara intensif untuk meye- lesaikan problem yang kompleks. Dalam hal ini tingkat homogenitas strata dan pengurangan biaya survei tergantung pada kemampuan sistem stratifikasi PSU. Gorsak, et.al (2003) juga menggunakan metode stratifikasi untuk meningkatkan efisiensi survei penelitian rumah tangga di Amerika. Metode strati- fikasi sampel digunakan untuk mengurangi kera- gaman variabel yang ada dalam PSU yang merupakan bagian dari populasi (rumah tangga di AS). Dalam hal ini populasi seharusnya distratifikasi pada tingkat unit rumah atau blok. Tetapi dengan kendala waktu dan biaya, penelitian rumah tangga ini hanya dilakukan pada tingkat blok pada area yang populasinya distratifikasi memuat blok dan unit rumah. Selain penentuan sampel acak satu tahap, ada juga penentuan sampel yang dilakukan dalam beberapa tahap (multi-stage sampling). Cara ini digunakan jika tak tersedia kerangka sampel, atau karena sangat tidak praktis jika sampel ditentukan dengan satu kerangka untuk seluruh populasi (Friedrich, 2002). Metode ini mulai dengan menentu- kan unit yang terbesar (Primary Sampling Unit) dan dilanjutkan dengan yang lebih kecil (Secondary Sampling Unit). Pada dasarnya metode ini mengguna- kan 2 langkah dasar: membuat daftar dan menentukan sampel. Skema yang termasuk dalam kategori ini adalah cluster sample. Sampel kluster digunakan apabila tak tersedia kerangka sampel yang baik atau populasinya tersebar, sehingga biaya untuk mendapatkan sampel baku cukup mahal. Skema ini melibatkan beberapa tahap penentuan sampel yang ditentukan berdasarkan kelompok, bukan individu. Melalui skema ini peneliti memilih sampel dalam kelompok area (misalnya propinsi dalam negara, kota dalam propinsi), kemudian memilih satu unsur dari setiap kluster utama dalam area wilayah yang lebih kecil (secara acak atau sistematis), dan selanjutnya menentukan jumlah unsur sampel yang disyaratkan dari area-area tersebut. Metode kluster mempunyai sisi positif dan negatif. Di satu sisi metode kluster mempercepat waktu survei dan mengurangi biaya lapangan, namun di sisi lain metode ini mengurangi akurasi sampel, relatif terhadap sampel non-kluster dengan jumlah responden yang sama. Hal ini dikarenakan sampel kluster sedikit lebih homogen secara internal dibandingkan dengan sampel non-kluster. Akibatnya kluster sampel meningkatkan kesalahan sampel (sampling error) dan membutuhkan pertimbangan khusus dalam analisis datanya serta menuntut ukuran sampel yang lebih besar. Catatan penting yang perlu diingat berkaitan dengan metode kluster adalah bahwa hampir semua survei berskala besar dilakukan dengan menggunakan metode ini. Selain itu metode ini dapat dikombinasi- kan dengan metoda stratifikasi, biasanya dengan kluster dalam strata. Umumnya untuk ukuran sampel n yang diketahui, sampel kluster kurang akurat dibandingkan dengan tipe penentuan sampel lainnya, di mana parameternya diperkirakan akan mempunyai variabilitas yang lebih besar dibandingkan SRS, sampel acak stratifikasi ataupun acak sistematik. Jenis lain dari sampel bertahap adalah area probability sampling. Skema ini sangat mahal, tetapi berpeluang memberikan hasil yang terbaik untuk mendapatkan sampel yang benar-benar mewakili seluruh populasinya. Metode ini digunakan jika tak ada kerangka sampel namun semua sampel ingin dijangkau, tanpa perduli apakah sampel yang diperoleh masuk dalam kerangka atau tidak. Dasar skema penentuan sampel ini adalah stratified multi- stage cluster. Metode ini dikembangkan untuk menghasilkan sampel yang sesuai prosedur penentuan sampel acak, yang apabila dikombinasikan dengan statistik nasional memungkinkan untuk mendapatkan sampel nasional yang baik. Dalam mengambil sampel ijin pembangunan perumahan baru yang diterbitkan dalam sepuluh terakhir, dipergunakan suatu metode guna mengen- dalikan deviasi ukuran sampel. Untuk itu digunakan metode area probablility sampling untuk memilih 2 unit sampel (primary dan secondary sampling unit) yang populasinya sekira setingkat blok perumahan, (Mohadjer, et.als,2003). Tambahan biaya tak terhin- darkan karena metode ini harus menggunakan semua area sampel penting, untuk menjaga tingkat keter-
  • 7. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS 144 wakilan sampelnya. Namun tambahan biaya tersebut dapat ditutup oleh penghematan selama proses pengumpulan data, karena berkurangnya kegiatan perjalanan dan pengamatan lapangan. Sampel acak tidak selalu menjadi pilihan utama dalam penelitian di bidang perumahan dan permu- kiman. Dalam beberapa kasus sampel acak tidak mampu melibatkan kelompok minoritas dalam populasi. Ini merupakan problem yang umum dijumpai peneliti di negara –negara berkembang, di mana umumnya tak tersedia kerangka sampel yang lengkap dan akurat. Untuk kondisi-kondisi tertentu, peneliti perumahan dan permukiman terpaksa menggunakan sampel tak-acak. Dengan teknik tersebut peneliti dapat menunjukkan karakter khusus yang ada dalam populasi. Sampel acak tidak diperlukan jika peneliti ingin menjelaskan kondisi- kondisi yang khusus dengan pendekatan eksploratif. Sampel acak yang terbaik tidak akan membantu meningkatkan akurasi hasil penelitian jika tingkat respon sampelnya buruk (Losh, 2000). Penentuan sampel non-acak mempunyai bebe- rapa teknik, yakni quota sampling, judgement sampling dan snowball sampling. Pada teknik quota sampling, berbagai strata dalam populasi ditentukan dan kemudian diambil proporsi sampel yang disyaratkan bagi setiap strata yang telah ditentukan. Teknik ini kurang akurat, sehingga penelitian perumahan dan permikiman jarang sekali meng- gunakan metode ini. Namun teknik ini dapat diguna- kan sebagai pendukung bila dikombinasikan dengan metode lain. Dengan alasan memberikan kesempatan yang sama, maka Biro Sensus Amerika mengguna- kan teknik quota sample dalam sensus demografi yang menggunakan surat atau kunjungan pencacah untuk menjaring kelompok responden yang tidak menjawab pertanyaan survei agar diperoleh tingkat keterwakilan yang optimal (Thibaudeau dan Navaro, 2001). Penggunaan sampel ini dimaksudkan agar sampel yang ada lebih beragam sehingga akurasi datanya lebih maksmum. Teknik sampel tak-acak yang lain adalah judgement sampling (purposive sampling). Sampel dipilih berdasarkan pada kondisi khusus yang dianggap mampu mengindikasikan karakter populasi. Sampel-sampelnya mempunyai karakteristik kunci yang memungkinkan untuk dikaji dan diambil berdasarkan pertimbangan yang bersifat ilmiah. Dalam penelitian di bidang perumahan dan permukiman, teknik ini biasanya digunakan untuk menangani penelitian dengan pendekatan kasus studi. Snowballing sample merupakan metode lainnya dalam kategori sampel non-acak, biasanya digunakan untuk menjelaskan pola sosial atau komunikasi suatu masyarakat. Sampel dikumpulkan dari suatu kelom- pok yang anggotanya sukar diakses, tanpa menetap- kan kerangka sampel terlebih dahulu. Sampel diper- oleh berdasarkan infomasi dari sampel sebelumnya dan karenanya metode ini tak menjamin sampel yang betul-betul mewakili populasinya, tetapi dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang rinci. Snow, et.al (1979) menggunakan metode snow- balling yang dikombinasikan dengan metode kluster untuk mengidentifikasi sampel dari kelompok minori- tas Spanyol yang tersebar di kota besar. Dengan metode ini diperoleh prosedur pemilihan sampel yang tidak saja efisien, tetapi juga mampu menjaring sampel yang jarang. Pada kasus ini individu-individu orang Spanyol-yang sering terlihat di depan umum, atau yang punya banyak teman, mempunyai lebih banyak kemungkinan untuk dipilih dibandingkan mereka yang terisolasi. MenetapkanUkuranSampel Pada umumnya ukuran sampel tergantung pada kompleksitas karakter kajian, akurasi yang disyarat- kan untuk mendekati karakter-karater tersebut, dan sumberdaya yang tersedia. Idealnya sampel yang diambil ulang kapanpun, dengan ukuran dan populasi yang sama, akan memberikan hasil yang identik dengan pengambilan sampel sebelumnya (Taha, 2004). Memang tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan seberapa besar seharusnya ukuran sampel penelitian. Prinsipnya akurasi data cenderung me- ningkat sesuai dengan ukuran sampel dan proporsinya terhadap populasi, dan karenanya makin besar sampel yang diambil makin besar kemungkinan akurasi hasil penelitian (Neuman, 2000; Sudradjat, 2000; Freed- man, 2004). Meski populasi dalam penelitian perumahan dan permukiman sangat besar, serta variabelnya sangat banyak tetapi ukuran sampelnya tidak harus besar. Ukuran sampel yang ideal tergantung pada tingkat akurasi yang disyaratkan, tingkat keragaman populasi dan jumlah variabel yang akan diuji secara serentak dalam data analisis (Neuman, 2000). Sampel yang besar terutama diperlukan dalam beberapa kondisi sebagai berikut: populasinya sangat majemuk; data perlu dipecah dalam beberapa kategori; margin kesalahan yang dituntut relatif kecil; dan tingkat respon diperkirakan sangat rendah (Fiedrich, 2003). KESIMPULAN Penentuan sampel merupakan tahap yang pen- ting dalam proses penelitian, karena mempunyai implikasi signifikan terhadap kualitas hasil penelitian. Apabila sampel yang diambil salah, maka generalisasi yang dibuat pun akan salah. Untuk mendapatkan
  • 8. PROBLEMATIKA PENENTUANSAMPELDALAM PENELITIANBIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS 145 sampel yang mencerminkan kondisi populasi pene- litian, diperlukan kriteria baku seperti akurasi, kesa- hihan, keandalan serta penyesuaian terhadap kendala biaya dan waktu. Diperlukan kehati-hatian dalam menentukan teknik pemilihan sampel, khususnya dalam penelitian di bidang perumahan dan permu- kiman yang permasalahannya bersifat multidimen- sional. Pada dasarnya pemilihan sampel secara acak (random sampling) merupakan pilihan yang paling logis untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Berbagai skema penentuan sampel dalam kategori ini, baik dengan prosedur satu tahap ataupun multi-tahap (multistage) perlu disesuaikan dengan kondisi, topik serta tujuan penelitiannya. Sampel non-acak juga dapat digunakan dalam penelitian di bidang peru- mahan dan permukiman untuk kondisi-kondisi yang sesuai dengan sifat penelitiannya. Untuk memperoleh sampel terbaik pada pene- litian yang variabelnya sangat banyak, diperlukan strategi optimasi. Penentuan sampel sebaiknya memenuhi semua tuntuan metodologis maupun substansial, tidak hanya dalam menentukan skema penentuan sampel tetapi juga untuk meminimumkan biaya dan waktu. Optimasi diperlukan karena keragaman karakter penelitian dan alternatif skema penentuan sampel terkadang mempunyai tuntutan berbeda dan sukar dipertemukan. Beberapa preseden menyarankan perlunya kombinasi beberapa teknik sampel untuk mendapat- kan sampel yang optimum. Dalam kenyataannya tidak ada satu skema penentuan sampel yang betul- betul dapat memenuhi kriteria sampel yang baik. Penggunaan metode multi-tahap (multi-stage) dengan kombinasi beberapa skema penentuan sampel, baik dengan teknik acak maupun non-acak, menjadi strategi yang paling logis. Dengan skema tersebut akan diperoleh sampel yang tidak hanya memenuhi tingkat akurasi, keterwakilan yang memadai, tetapi juga secara cepat dengan biaya yang relatif murah. DAFTAR PUSTAKA Berk, M Görkhan. “Assessment of the Effect of an External Factor for Dwelling Occupants’ Satisfaction: Access to Basic Activities”. Methodologies in Housing Research Confe- rence. 22-24 September, Sweden, Stockholm, 2003. Freedman, David A. Sampling. Department of Statis- tic University of California, Berkley, 2004. Friedrich, Gustav W. Sampling Theory. Methods of Inquiry Syllabus: 154. Fall, 2003. Giulinai, M Vittoria. “Integrating different method in housing research. A study in Amelia, Italia” in Carole Despres and Denise Piche (Eds) Housing Surveys. Advances in Theory and Methods. Quebec, Canada: CRAD, Univerite Laval. pp. 229-245, 1997. Gorsak, Mark; et.als. Within-PSU and Stratification Research to Improve SurveyEfficieny. US Bureau of theCensus, 2003. Heer, Wim F. de and Ger Moritz. “Data Quality Problem in Travel Survey. An International Overview”. Workshop on Respondet Issue: Sampling, Weighting and Nonresponse. Statis- tic Netherland, 2000. Lawrence, Roderick J. Methodologies in Contem- porary Housing Research: A Critical review. Methodologies in Housing Research Confe- rence. 22-24 September, Sweden, Stockholm. 2003. Losh, Susan Carol. “Types of Error and Basic Sampling Designs”. Lecture Handout EDF 5481 Methods of Educational Research. Fall, 2000. Ludington, Paul W. Stratification of Primary Sam- pling Units for the Current Population Survey Using Computer Intensive Methods. US Bureau of Cencus. Wahingtoon DC, 2003. Mohadjer, Leyla; Jill Montaquilla, and Erica Sherris. Evaluation of A Two-phase Approach to Segment Selection for Area Probability Sampel Late in A Decade. Joint Statistical Meeting. Westat. Maryland. USA, 2003 Neuman, W. Lawrence. Social Research Methods. Qualitative and Quantitative Approaches. Allyn and Bacon. Boston, 2000. Petersons, Ivan. “Census Sampling Confusion. Controversy dogs the use of statistical methods to adjust US population figures”. The Weekly News magazine of Science. Volume 155, Number 10 (March 6), 1999. Schörner, Georg; Gerhard Bonelli and Franz Schörg- huber. Housing Research and It’s Methods in Lower Austria. The Lower Austrian Scientific Academy. Scientific Academy. Departement for Environment and Energy, 2003. Schwartz, Sidney H.; Charles D Cowan; and Kenneth R Sausman. Optimisation in the Design of large-scale State Sampel. US Bureau of Cencus, 1981.
  • 9. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS 146 Snow, Rob E., John D. Hutchenson, Jr., and James E. Prather. Using Reputational Sampling to Identify Residential Clusters of Minorities. Center for Urban Research and Service, 1979. Sudradjat, Iwan. Diktat Perkuliahan AR 6122 Meto- dologi Penelitian Arsitektur. Program Magister Arsitektur – ITB, 2002. Taha, Elhag. Research methods in housing. Newcas- tleUniversity, UK, 2004. Thibaudeau, Yves; Alfredo Navarro. Optimizing Sampel Allocation of The 2000 Non-Response Follow-up. US Bureau of the Census, Washington DC, 2001. Vliet, Willem van. “So What if Housing Research is Thriving? Researcher Perception of the Use of Housing Studies”. Journal of Housing and the Built of Environment. 18: pp.183-1999. Netherland: Kuwer Academic Publisher, 2003.