SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
APLIKASI SINTESIS DAN KONDUKTIFITAS
MATERIAL KONDUKTOR IONIK MZP MELALUI
METODE SOL-GEL ANORGANIK UNTUK
PENGANALISAAN

Dosen Pembimbing MK SSA :
EDI MIKRIANTO.,S.SI.,M.SI
Oleh:
Yurike Hadiyanti
Margareth Ema Kale Pareha
Lulu’ Mukhoyaroh
Ramlah Syam
Latar BeLakang
• Sol-gel anorganik adalah salah satu
jenis preparasi yang digunakan dalam
mensintesis suatu senyawa. Dalam hal
ini, sol-gel juga dapat menguji
konduktivitas senyawa tersebut
menjadi konduktor ionik pada
senyawa logam dan pengalikasiannya
ke arah aplikasi penganalisaan sol-gel
anorganik.
Batasan MasaLah
• Batasan masalah pada makalah ini
adalah mengetahui cara
mensintesis suatu senyawa
menjadi sol-gel anorganik dan
aplikasinya.
Preparasi Sol-Gel Anorganik
• Melakukan preparasi
• Variasi konsentrasi aditif asam., untuk modifikasi
pada hasil sol-gel anorganik dan memperbaiki
kontak antar perekasi

Sintesis suatu Senyawa Ionik
• Sol yang dihasilkan saat preparasi dipanaskan.
Pemanasan ini bertujuan agar sol berubah
menjadi gel
• Dilakukan pemanasan berlanjut dan
menghasilkan gel kering atau dikenal sebagai
xerogel.
• Xerogel diubah menjadi bentuk pellet yang
digerus dan disinterring pada suhu tinggi
Karakteristik Xerogel yang dihasilkan
Konsentra
si Aditif

Warna Xerogel

Sifat Fisis

Asam
2M

3M

Putih
Putih
Kekuningan (+)

Mudah
dihaluskan
Mudah
dihaluskan,
sedikit lengket

Putih
4M

Mudah

Kekuningan (+

dihaluskan,
APLIKASI UNTUK PENGANALISAAN
• Analisa FT-IR, dilakukan pada material yang disintesis
hasil preparasi. saat terjadi penambahan dan variasi
konsentrasi loeh asam.
• Analisa XRD, menunjukkan pola dikfraktogram sinar X
pada material yang dihasilkan dengan variasi
penambahan zat aditif dan variasi konsentrasi asam.
• Analisa TG-DTA, ini menggunakan ukuran sampel yang
sangat kecil.
• Analisa IS (Impedansi Spektroskopi) , dilakukan
dalam berbagai suhu. Hal ini dilakukan untuk melihat
hubungan antara nilai konduktivitas material konduktor
ionik terhadap kenaikan suhu.
• Analisa SEM, ini dilakukan untuk mengetahui morfologi
senyawa ionik yang dihasilkan.
Analisis Data Instrumentasi
FT – IR
• Analisis FT-IR pada sintesis material hasil
preparasi dilakukan pada dua sampel, yaitu
material hasil kalsinasi 750°C dan 1200°C.
Hasil analisis FT-IR terhadap xerogel yang
dipreparasi pada berbagai penambahan aditif
dan variasi konsentrasi asam sitrat
diperlihatkan pada gambar 1 dan gambar 2
Gambar 1. Spektra FT-IR berbagai penambahan
aditif kalsinasi 750oC
Gambar 2 Spektra FT-IR variasi konsentrasi asam sitrat
kalsinasi 1200oC
Gambar 3. Spektra FT-IR aditif asam sitrat 3M yang
dikalsinasi bertahap pada suhu750oC dan 1200oC
Gambar 4. Spektra FT-IR aditif asam sitrat 4M yang
dikalsinasi bertahap pada suhu 750oC dan 1200oC
• Spektra FT-IR material konduktor ionik untuk berbagai konsentrasi
asam sitrat. dan suhu kalsinasi 7500C serta 12000C menunjukkan
puncak-puncak yang tajam pada bilangan gelombang 400-750 cm1. Spektra FT-IR kedelapan sampel kalsinasi 750oC enunjukkan
serapan pada daerah bilangan gelombang 400-750 cm-1, 800-1091
cm-1,1064.6 cm-1, 2341.4 cm-1 dan 3500 cm-1.
• Serapan pada bilangan gelombang 400-750 cm-1 diakibatkan oleh
vibrasi tekuk dari Zr- O,dan P-O-P Si-O sedangkan puncak-puncak
pada bilangan gelombang 800-1091 cm-1 selain diakibatkan oleh
senyawa organik yang terdapat dalam xerogel juga diakibatkan oleh
vibrasi ulur dari Zr-O, P-O-P dan Si-O.
• Puncak-puncak pada bilangan gelombang 800-1100 cm-1
menunjukkan kemiripan pola pada semua spektra. Puncak-puncak
ini disebabkan oleh kombinasi vibrasi ulur dari gugus Zr-O, P-O-P.
Perbedaan puncak yang tampak pada daerah 400-750 cm-1
menunjukkan mulai terbentuknya material konduktor ionik (Qiu et
al., 2003). Puncak-puncak tersebut menunjukkan adanya vibrasi
tekuk gugus Zr-O, P-O-P.
Gambar 5. Pola difraktogram material
konduktor ionik variasi aditif asam
Gambar 6. Pola difraktogram material
konduktor ionik dengan variasi asam sitrat
• Pola difraktogram sinar-x hasil prepasil MZP yang
dihasilkan dengan penambahan asam malat, malonat,
tartarat dan laktat ditunjukkan pada gambar 5.8.
Sedangkan pola difraktogram hasil preparasi dengan
variasi konsentrasi asam sitrat ditunjukkan pada
gambar 5.9.
• Material hasil preparasi dengan variasi asam dan
variasi konsentrasi asam sitrat menunjukkan pola
difraksi yang sama yaitu adanya puncak-puncak pada
2θ =24, 25, 28, 33, 34, 36, 41, 42, dan 44. Studi
literatur menunjukkan puncak-puncak khas dari ketiga
MZP terdapat pada 2θ = 16, 20, 24, 28, 33, 36 dan 46.
Selain puncak-puncak tersebut terdapat pula puncakpuncak pada 2θ = 25, 28, 32 menunjukkan adanya
zirconia pada MZP hasil preparasi yang akan
mengurangi nilai konduktifitas.
Tabel 1. Analisa XRF MZP pada berbagai variasi
aditif dan variasi konsentrasi asam sitrat
Hasil Analisis XRF
Hasil analisis XRF untuk MZP yang dipreparasi
dengan penambahan aditif asam menunjukkan
adanya unsur Mg, Zr dan P seperti yang
ditunjukkan oleh tabel 1. Dari hasil XRF MZP yang
dipreparasi dengan penambahan aditif asam
malat, malonat, tartarat dan laktat menunjukkan
rumus empiris MZP yang relatif sama. Sedangkan
untuk MZP dengan penambahan aditif asam
sitrat 3, 4 dan 5M menghasilkan rumus empiris
yang berbeda yaitu Mg0.9Zr2.3P1.3,
Mg0.9Zr4.6P2.2, dan Mg0.9Zr4.3P2.4
Gambar 7. Hasil analisis SEM MZP (a) tanpa penambahan aditif,
(b) aditif asam sitrat 3M, (c) aditif asam sitrat 4M dan (d) aditif
asam sitrat 5M
Analisis SEM
Analisis SEM digunakan untuk mengetahui morfologi
MZP yang dihasilkan. Gambar 5.10. menunjukkan
image SEM MZP dengan perbesaran 2000 kali. Dari
keempat tampilan tersebut terlihat partikel MZP
dengan penambahan asam sitrat 3M (gambar 5.10b)
memiliki ukuran sekitar 10μm dan relatif homogen.
Sedangkan untuk MZP dengan penambahan asam
sitrat 4 dan 5M partikel yang dihasilkan kurang
homogen dan berukuran lebih besar dibandingkan
ukuran partikel MZP dengan penambahan asam sitrat
3M. Kehomogenan dan ukuran partikel merupakan
faktor penting yang mempengaruhi nilai konduktivitas
MZP
Gambar 8. Konduktifitas MZP yang dipreparasi
dengan asam sitrat 2,3, dan 4M
Analisis IS untuk material MZP dilakukan pada
berbagai suhu, yaitu suhu 100 °C, 125 °C, 150
°C, 175 °C, 200 °C, dan 250 °C. Variasi suhu ini
dilakukan untuk melihat hubungan antara nilai
konduktifitas material konduktor ionik
terhadap kenaikan suhu. Secara umum nilai
konduktifitas material konduktor ionik
semakin meningkat seiring dengan kenaikan
suhu.
Gambar 8 menunjukkan nilai konduktifitas MZP yang dipreparasi
dengan asam sitrat 2M dimana nilai log σ paling rendah berada
pada log σ = -7,7 pada suhu 125 °C, sedangkan paling tinggi berada
pada log σ = -5,5 pada suhu 100 °C. Gambar 5.12 menunjukkan nilai
konduktifitas MZP yang dipreparasi dengan asam sitrat 3M paling
rendah berada pada log σ = - 9,6 pada suhu 200 °C, sedangkan
paling tinggi berada pada log σ = -4,3 pada suhu 200 °C. Pada
Gambar 5.13 nilai konduktifitas MZP yang dipreparasi dengan asam
sitrat 4M paling rendah berada pada log σ = -6,7 pada suhu 200 °C,
sedangkan paling tinggi berada pada log σ = -2,6 pada suhu 250 °C.
Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa semakin tinggi
konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan pada sampel MZP maka
semakin tinggi pula nilai konduktifitas yang dihasilkannya. Hal ini
menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat dengan konsentrasi
yang lebih tinggi akan semakin menambah kestabilan MZP yang
diperoleh. Nilai konduktifitas MZP yang disintesis belum memenuhi
untuk digolongkan sebagai fast ionic conductor dan masih perlu
dioptimalisasikan dalam sintesisnya
KESIMPULAN
• Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari karakterisasi
material konduktor ionik MZP dapat disimpulkan bahwa:
• 1. Kestabilan sol semakin meningkat seiring bertambahnya
konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan.
• 2. Karakter material konduktor ionik yang dihasilkan tidak
dipengaruhi oleh kestabilan sol. Hal ini terlihat dari hasil analisis FTIR yang menunjukkan adanya vibrasi gugus ZrO6, dan PO4 pada
semua material konduktor ionik hasil preparasi.
• 3. Analisis XRD juga menunjukkan pola puncak yang serupa pada
semua material konduktor ionik yaitu memiliki puncak dengan
intensitas yang tinggi pada 2 = 24, 25, 28, ,33, 36, 41,42 and 46.
• 4. Pengukuran konduktifitas material hasil preparasi menunjukkan
nilai konduktifitas yang masih rendah.

More Related Content

What's hot

Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
PermanganometriRidwan
 
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetri
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi NitrimetriShilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetri
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetrishilvianauswatunkhas1
 
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, kelompok 4, alfa)
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, kelompok 4, alfa)Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, kelompok 4, alfa)
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, kelompok 4, alfa)Shabrina Ananta
 
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, alfa kelompok 4) asli
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, alfa kelompok 4) asliPenetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, alfa kelompok 4) asli
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, alfa kelompok 4) asliShabrina Ananta
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriDevitaAirin
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimiapure chems
 
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Septia Sri Eka Putri
 
Ion Exchanger of Technology by BMD Street Consulting
Ion Exchanger of Technology by BMD Street ConsultingIon Exchanger of Technology by BMD Street Consulting
Ion Exchanger of Technology by BMD Street ConsultingAbu Yazid
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetriPT. SASA
 
SAINS(KIMIA) SMP-SIFAT KIMIA,SIFAT FISIKA
SAINS(KIMIA) SMP-SIFAT KIMIA,SIFAT FISIKASAINS(KIMIA) SMP-SIFAT KIMIA,SIFAT FISIKA
SAINS(KIMIA) SMP-SIFAT KIMIA,SIFAT FISIKAAsep Suryatna
 
Ppt titrasi redoks
Ppt titrasi redoksPpt titrasi redoks
Ppt titrasi redoksBillqis yh
 

What's hot (17)

Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
Permanganometri
 
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetri
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi NitrimetriShilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetri
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetri
 
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, kelompok 4, alfa)
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, kelompok 4, alfa)Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, kelompok 4, alfa)
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, kelompok 4, alfa)
 
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, alfa kelompok 4) asli
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, alfa kelompok 4) asliPenetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, alfa kelompok 4) asli
Penetapan kadar ca dalam ca co3 cara substitusi (11 1, alfa kelompok 4) asli
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Resin anion
Resin anionResin anion
Resin anion
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimia
 
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
 
Ion Exchanger of Technology by BMD Street Consulting
Ion Exchanger of Technology by BMD Street ConsultingIon Exchanger of Technology by BMD Street Consulting
Ion Exchanger of Technology by BMD Street Consulting
 
Indikator asam basa
Indikator asam  basaIndikator asam  basa
Indikator asam basa
 
5. permanganometri
5. permanganometri5. permanganometri
5. permanganometri
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetri
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
SAINS(KIMIA) SMP-SIFAT KIMIA,SIFAT FISIKA
SAINS(KIMIA) SMP-SIFAT KIMIA,SIFAT FISIKASAINS(KIMIA) SMP-SIFAT KIMIA,SIFAT FISIKA
SAINS(KIMIA) SMP-SIFAT KIMIA,SIFAT FISIKA
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Ppt titrasi redoks
Ppt titrasi redoksPpt titrasi redoks
Ppt titrasi redoks
 

Similar to Analisis MZP

Adsorpsi metal-binding
Adsorpsi metal-bindingAdsorpsi metal-binding
Adsorpsi metal-bindingMita Bahriah
 
Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airrramdan383
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-258372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2Andreans Shevka
 
Nim 10505019 Samsi Junianto
Nim 10505019 Samsi JuniantoNim 10505019 Samsi Junianto
Nim 10505019 Samsi JuniantoSi Jo
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidratpure chems
 
PPT SEMINAR permangano.pptx
PPT SEMINAR permangano.pptxPPT SEMINAR permangano.pptx
PPT SEMINAR permangano.pptxHasanAja1
 

Similar to Analisis MZP (11)

Sol gel zefri
Sol gel zefriSol gel zefri
Sol gel zefri
 
Adsorpsi metal-binding
Adsorpsi metal-bindingAdsorpsi metal-binding
Adsorpsi metal-binding
 
Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h air
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-258372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
 
Nim 10505019 Samsi Junianto
Nim 10505019 Samsi JuniantoNim 10505019 Samsi Junianto
Nim 10505019 Samsi Junianto
 
kakap
kakapkakap
kakap
 
Sol gel
Sol gelSol gel
Sol gel
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
PPT SEMINAR permangano.pptx
PPT SEMINAR permangano.pptxPPT SEMINAR permangano.pptx
PPT SEMINAR permangano.pptx
 
Transkrip pka 1
Transkrip pka 1Transkrip pka 1
Transkrip pka 1
 

More from Edi Mikrianto

Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 6 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 6 (ssa) 2012Presentasi kelompok 6 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 6 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok i (ssa) 2013
Presentasi kelompok i (ssa) 2013Presentasi kelompok i (ssa) 2013
Presentasi kelompok i (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 9
Presentasi kelompok 9Presentasi kelompok 9
Presentasi kelompok 9Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4Edi Mikrianto
 

More from Edi Mikrianto (20)

Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)
 
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
 
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 6 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 6 (ssa) 2012Presentasi kelompok 6 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 6 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013
 
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013
 
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013
 
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013
 
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Presentasi kelompok i (ssa) 2013
Presentasi kelompok i (ssa) 2013Presentasi kelompok i (ssa) 2013
Presentasi kelompok i (ssa) 2013
 
Presentasi kelompok 9
Presentasi kelompok 9Presentasi kelompok 9
Presentasi kelompok 9
 
Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4
 

Analisis MZP

  • 1. APLIKASI SINTESIS DAN KONDUKTIFITAS MATERIAL KONDUKTOR IONIK MZP MELALUI METODE SOL-GEL ANORGANIK UNTUK PENGANALISAAN Dosen Pembimbing MK SSA : EDI MIKRIANTO.,S.SI.,M.SI Oleh: Yurike Hadiyanti Margareth Ema Kale Pareha Lulu’ Mukhoyaroh Ramlah Syam
  • 2. Latar BeLakang • Sol-gel anorganik adalah salah satu jenis preparasi yang digunakan dalam mensintesis suatu senyawa. Dalam hal ini, sol-gel juga dapat menguji konduktivitas senyawa tersebut menjadi konduktor ionik pada senyawa logam dan pengalikasiannya ke arah aplikasi penganalisaan sol-gel anorganik.
  • 3. Batasan MasaLah • Batasan masalah pada makalah ini adalah mengetahui cara mensintesis suatu senyawa menjadi sol-gel anorganik dan aplikasinya.
  • 4. Preparasi Sol-Gel Anorganik • Melakukan preparasi • Variasi konsentrasi aditif asam., untuk modifikasi pada hasil sol-gel anorganik dan memperbaiki kontak antar perekasi Sintesis suatu Senyawa Ionik • Sol yang dihasilkan saat preparasi dipanaskan. Pemanasan ini bertujuan agar sol berubah menjadi gel • Dilakukan pemanasan berlanjut dan menghasilkan gel kering atau dikenal sebagai xerogel. • Xerogel diubah menjadi bentuk pellet yang digerus dan disinterring pada suhu tinggi
  • 5. Karakteristik Xerogel yang dihasilkan Konsentra si Aditif Warna Xerogel Sifat Fisis Asam 2M 3M Putih Putih Kekuningan (+) Mudah dihaluskan Mudah dihaluskan, sedikit lengket Putih 4M Mudah Kekuningan (+ dihaluskan,
  • 6. APLIKASI UNTUK PENGANALISAAN • Analisa FT-IR, dilakukan pada material yang disintesis hasil preparasi. saat terjadi penambahan dan variasi konsentrasi loeh asam. • Analisa XRD, menunjukkan pola dikfraktogram sinar X pada material yang dihasilkan dengan variasi penambahan zat aditif dan variasi konsentrasi asam. • Analisa TG-DTA, ini menggunakan ukuran sampel yang sangat kecil. • Analisa IS (Impedansi Spektroskopi) , dilakukan dalam berbagai suhu. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara nilai konduktivitas material konduktor ionik terhadap kenaikan suhu. • Analisa SEM, ini dilakukan untuk mengetahui morfologi senyawa ionik yang dihasilkan.
  • 7. Analisis Data Instrumentasi FT – IR • Analisis FT-IR pada sintesis material hasil preparasi dilakukan pada dua sampel, yaitu material hasil kalsinasi 750°C dan 1200°C. Hasil analisis FT-IR terhadap xerogel yang dipreparasi pada berbagai penambahan aditif dan variasi konsentrasi asam sitrat diperlihatkan pada gambar 1 dan gambar 2
  • 8. Gambar 1. Spektra FT-IR berbagai penambahan aditif kalsinasi 750oC
  • 9. Gambar 2 Spektra FT-IR variasi konsentrasi asam sitrat kalsinasi 1200oC
  • 10. Gambar 3. Spektra FT-IR aditif asam sitrat 3M yang dikalsinasi bertahap pada suhu750oC dan 1200oC
  • 11. Gambar 4. Spektra FT-IR aditif asam sitrat 4M yang dikalsinasi bertahap pada suhu 750oC dan 1200oC
  • 12. • Spektra FT-IR material konduktor ionik untuk berbagai konsentrasi asam sitrat. dan suhu kalsinasi 7500C serta 12000C menunjukkan puncak-puncak yang tajam pada bilangan gelombang 400-750 cm1. Spektra FT-IR kedelapan sampel kalsinasi 750oC enunjukkan serapan pada daerah bilangan gelombang 400-750 cm-1, 800-1091 cm-1,1064.6 cm-1, 2341.4 cm-1 dan 3500 cm-1. • Serapan pada bilangan gelombang 400-750 cm-1 diakibatkan oleh vibrasi tekuk dari Zr- O,dan P-O-P Si-O sedangkan puncak-puncak pada bilangan gelombang 800-1091 cm-1 selain diakibatkan oleh senyawa organik yang terdapat dalam xerogel juga diakibatkan oleh vibrasi ulur dari Zr-O, P-O-P dan Si-O. • Puncak-puncak pada bilangan gelombang 800-1100 cm-1 menunjukkan kemiripan pola pada semua spektra. Puncak-puncak ini disebabkan oleh kombinasi vibrasi ulur dari gugus Zr-O, P-O-P. Perbedaan puncak yang tampak pada daerah 400-750 cm-1 menunjukkan mulai terbentuknya material konduktor ionik (Qiu et al., 2003). Puncak-puncak tersebut menunjukkan adanya vibrasi tekuk gugus Zr-O, P-O-P.
  • 13. Gambar 5. Pola difraktogram material konduktor ionik variasi aditif asam
  • 14. Gambar 6. Pola difraktogram material konduktor ionik dengan variasi asam sitrat
  • 15. • Pola difraktogram sinar-x hasil prepasil MZP yang dihasilkan dengan penambahan asam malat, malonat, tartarat dan laktat ditunjukkan pada gambar 5.8. Sedangkan pola difraktogram hasil preparasi dengan variasi konsentrasi asam sitrat ditunjukkan pada gambar 5.9. • Material hasil preparasi dengan variasi asam dan variasi konsentrasi asam sitrat menunjukkan pola difraksi yang sama yaitu adanya puncak-puncak pada 2θ =24, 25, 28, 33, 34, 36, 41, 42, dan 44. Studi literatur menunjukkan puncak-puncak khas dari ketiga MZP terdapat pada 2θ = 16, 20, 24, 28, 33, 36 dan 46. Selain puncak-puncak tersebut terdapat pula puncakpuncak pada 2θ = 25, 28, 32 menunjukkan adanya zirconia pada MZP hasil preparasi yang akan mengurangi nilai konduktifitas.
  • 16. Tabel 1. Analisa XRF MZP pada berbagai variasi aditif dan variasi konsentrasi asam sitrat
  • 17. Hasil Analisis XRF Hasil analisis XRF untuk MZP yang dipreparasi dengan penambahan aditif asam menunjukkan adanya unsur Mg, Zr dan P seperti yang ditunjukkan oleh tabel 1. Dari hasil XRF MZP yang dipreparasi dengan penambahan aditif asam malat, malonat, tartarat dan laktat menunjukkan rumus empiris MZP yang relatif sama. Sedangkan untuk MZP dengan penambahan aditif asam sitrat 3, 4 dan 5M menghasilkan rumus empiris yang berbeda yaitu Mg0.9Zr2.3P1.3, Mg0.9Zr4.6P2.2, dan Mg0.9Zr4.3P2.4
  • 18. Gambar 7. Hasil analisis SEM MZP (a) tanpa penambahan aditif, (b) aditif asam sitrat 3M, (c) aditif asam sitrat 4M dan (d) aditif asam sitrat 5M
  • 19. Analisis SEM Analisis SEM digunakan untuk mengetahui morfologi MZP yang dihasilkan. Gambar 5.10. menunjukkan image SEM MZP dengan perbesaran 2000 kali. Dari keempat tampilan tersebut terlihat partikel MZP dengan penambahan asam sitrat 3M (gambar 5.10b) memiliki ukuran sekitar 10μm dan relatif homogen. Sedangkan untuk MZP dengan penambahan asam sitrat 4 dan 5M partikel yang dihasilkan kurang homogen dan berukuran lebih besar dibandingkan ukuran partikel MZP dengan penambahan asam sitrat 3M. Kehomogenan dan ukuran partikel merupakan faktor penting yang mempengaruhi nilai konduktivitas MZP
  • 20. Gambar 8. Konduktifitas MZP yang dipreparasi dengan asam sitrat 2,3, dan 4M
  • 21. Analisis IS untuk material MZP dilakukan pada berbagai suhu, yaitu suhu 100 °C, 125 °C, 150 °C, 175 °C, 200 °C, dan 250 °C. Variasi suhu ini dilakukan untuk melihat hubungan antara nilai konduktifitas material konduktor ionik terhadap kenaikan suhu. Secara umum nilai konduktifitas material konduktor ionik semakin meningkat seiring dengan kenaikan suhu.
  • 22. Gambar 8 menunjukkan nilai konduktifitas MZP yang dipreparasi dengan asam sitrat 2M dimana nilai log σ paling rendah berada pada log σ = -7,7 pada suhu 125 °C, sedangkan paling tinggi berada pada log σ = -5,5 pada suhu 100 °C. Gambar 5.12 menunjukkan nilai konduktifitas MZP yang dipreparasi dengan asam sitrat 3M paling rendah berada pada log σ = - 9,6 pada suhu 200 °C, sedangkan paling tinggi berada pada log σ = -4,3 pada suhu 200 °C. Pada Gambar 5.13 nilai konduktifitas MZP yang dipreparasi dengan asam sitrat 4M paling rendah berada pada log σ = -6,7 pada suhu 200 °C, sedangkan paling tinggi berada pada log σ = -2,6 pada suhu 250 °C. Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan pada sampel MZP maka semakin tinggi pula nilai konduktifitas yang dihasilkannya. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat dengan konsentrasi yang lebih tinggi akan semakin menambah kestabilan MZP yang diperoleh. Nilai konduktifitas MZP yang disintesis belum memenuhi untuk digolongkan sebagai fast ionic conductor dan masih perlu dioptimalisasikan dalam sintesisnya
  • 23. KESIMPULAN • Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari karakterisasi material konduktor ionik MZP dapat disimpulkan bahwa: • 1. Kestabilan sol semakin meningkat seiring bertambahnya konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan. • 2. Karakter material konduktor ionik yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh kestabilan sol. Hal ini terlihat dari hasil analisis FTIR yang menunjukkan adanya vibrasi gugus ZrO6, dan PO4 pada semua material konduktor ionik hasil preparasi. • 3. Analisis XRD juga menunjukkan pola puncak yang serupa pada semua material konduktor ionik yaitu memiliki puncak dengan intensitas yang tinggi pada 2 = 24, 25, 28, ,33, 36, 41,42 and 46. • 4. Pengukuran konduktifitas material hasil preparasi menunjukkan nilai konduktifitas yang masih rendah.