(1) Siklus akuntansi adalah proses berulang dari terjadinya transaksi hingga penyusunan laporan keuangan. (2) Terdiri dari penerimaan bukti, pencatatan di jurnal, pemindahbuku ke buku besar, penyusunan neraca saldo, penyesuaian, dan penyusunan laporan keuangan. (3) Neraca saldo digunakan untuk menguji keseimbangan debet dan kredit setelah semua posting.
2. SOEMARSO SR
Siklus akuntansi adalah tahapan tahapan
kegiatan mulai dari terjadinya transaksi sampai
dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap
untuk pencatatan transaksi periode berikutnya yang
terjadi secara berulang - ulang dan terus menerus
3. Siklus akuntansi adalah
prosedur utama prinsip
akuntansi yang digunakan
untuk memproses transaksi
selama suatu periode.
C. ROLLIN
NISWONGER,
CARL S. WARREN,
JAMES M. REEVE,
PHILIP E. FRESS
4. Penerimaan atau
pembuatan bukti
transaksi
Pencatatan dalam
jurnal (buku
harian)
Pemindah-
bukuan (posting)
ke buku besar
Pembuatan neraca
saldo ( trial
balance )
Pembuatan
neraca lajur dan
jurnal
penyesuaian (
adjustment )
Penyusunan
laporan
keuangan
Pembuatan jurnal
penutup ( closing
entries )
Pembuatan
neraca saldo
penutup ( post
closing trial
balance )
Pembuatan jurnal
balik ( reversing
balance )
5. BUKTI TRANSAKSI
Setiap transaksi perlu adanya bukti. Bukti berguna untuk
memastikan keabsahan transaksi yang dicatat. Disamping itu, bukti
juga dapat digunakan sebagai alat apabila terjadi masalah
dikemudian hari. Bukti transaksi dapat berasal (dibuat oleh)
perusahaan sendiri atau diperoleh dari pihak luar. Bukti dari pihak
luar lebih kuat dibandingkan dengan yang dibuat oleh perusahaan
sendiri.
6. Bukti yang dibuat dan disediakan oleh
perusahaan sendiri disebut bukti intern. Bukti yang
berasal dari luar perusahaan disebut bukti ekstern.
7. Pengeluaran uang oleh perusahaan perlu
dibuktikan dengan kuitansi yang
ditandatangani oleh penerima. Jika
pengeluaran uang dilakukan dengan cek
(check), maka struk yang tertinggal dalam
buku cek dapat dijadikan sebagai salah
satu bukti transaksi.
Transaksi Rp 250.000,- s/d Rp
1.000.000,- menggunakan
materai Rp 3.000,Sedangkan
transaksi diatas Rp 1.000.000,-
menggunakan materai Rp 6.000,
8. BUKTI PENERIMAAN UANG
Pada waktu menerima uang,
perusahaan harus membuat
kuitansi sebagai bukti bahwa uang
telah diterima.
Kuitansi yang dikeluarkan sebaiknya diberi nomor urut untuk memudahkan
pengarsipan.
9. BUKTI JURNAL
Kuitansi atau struk check
dapat digunakan sebagai dasar untuk
pencatatan akuntansi. Akan tetapi, ada
kalanya perusahaan menyediakan
bukti khusus yang digunakan untuk
dasar pencatatan. Dalam hal
pengeluaran dibuatkan bukti jurnal,
maka kuitansi dapat dilampirkan.
10. BUKTI TRANSAKSI LAIN
Disamping
pengeluaran dan
penerimaan uang,
perusahaan
mungkin melakukan
transaksi-transaksi
lain. Misalnya
pembelian dan
penjualan secara
kredit, penyerahan
dan penerimaan
barang, dan lain-
lain.
pembelian secara kredit
11. Pembelian dan penjualan kredit dapat dibuktikan dengan faktur.
Sedangkan penyerahan dan penerimaan barang dapat dibuktikan dengan
bukti pengiriman dan penerimaan barang.
12. JURNAL UMUM
Ayat jurnal
(journal
entry)
Di bawah
agak ke
kanan ditulis
nama akun
dan jumlah
yang di
kredit
Nama akun
dan jumlah
yang di debit
dicantumkan
pada sisi
sebelah kiri
Pencatatan setiap transaksi dinyatakan dalam debit dan
kredit terhadap akun-akun yang ada di buku besar.
13. Cara pencatatan diatas merupakan dasar pengenalan
sistem akuntansi berganda (double entry accounting).
Sementara ayat jurnal yang terdiri dari dua atau lebih akun
yang di debit atau di kredit disebut ayat jurnal gabungan
(compound journal entry).
14. Pada umumnya perusahaan menggunakan formulir khusus
untuk mencatat ayat jurnal yang biasa disebut sebagai buku harian
atau jurnal (journal). Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal
disebut penjurnalan (journalizing). Ada beberapa bentuk dan jenis
jurnal diantaranya adalah bentuk standar jurnal dua kolom, disebut
juga jurnal umum (general journal)
16. Pencatatan Jurnal Umum yang Baik dan Benar
Setiap halaman jurnal diberi nomor urut untuk referensi
Tahun dicantumkan sekali saja pada baris paling atas dari kolom “tanggal”
disetiap halaman jurnal. Kecuali jika dalam halaman yang sama tahunnya
berubah
Bulan dicantumkan sekali saja pada baris pertama sesudah tahundalam
kolom “tanggal” disetiap halaman kecuali dalam halaman yang sama
bulannya berubah.
1
2
3
17. Tanggal dicantumkan sekali saja pada kolom “tanggal” untuk setiap hari,
tanpa memandang jumlah transaksi yang ada pada hari itu
Nama akun yang di debit dicantumkan pada tepi paling kiri dalam kolom
“keterangan”. Nilai uangnya dicatat dalam kolom “debit”.
Nama akun yang di kredit dicantumkan dibawah agak ke kanan dari akun
yang di debit. Nilai uangnya dicatat dalam kolom “kredit”
5
6
4
18. Penjelasan singkat dapat dicatat dibawah agak ke kanan dari setiap ayat
jurnal.
Kolom “referensi” digunakan untuk mencatat nomor kode akun yang
bersangkutan di buku besar
Nomor bukti transaksi dicatat dalam kolom “nomor bukti”.
8
9
7
20. Neraca saldo berbeda dengan neraca. Neraca saldo adalah dokumen
internal yang digunakan untuk kepentingan internal perusahaan (untuk menguji
keseimbangan debet dan kredit). Sedangkan neraca adalah laporan keuangan formal
yang digunakan juga oleh pihak eksternal. Setelah semua ayat jurnal yang dibuat
selama periode diposting ke buku besar, maka pada akhir periode perlu disusun
neraca saldo. Tujuannya adalah untuk menguji bahwa setelah semua posting
dilakukan, jumlah debet sama dengan jumlah kredit. Selain itu, neraca saldo juga
sangat bermanfaat dalam penyusunan laporan keuangan.