Terapi perilaku (ABA) merupakan terapi yang populer untuk autisme. Terapi ini menggunakan prinsip A-B-C untuk menangani perilaku tertentu secara sistematis dan berdasarkan data. Metode utama ABA adalah discrete trial training dan extinction yang bertujuan untuk mengajarkan atau memperbaiki perilaku anak. Terapi ini memerlukan kerja sama yang konsisten antara guru, terapis, dan orangtua.
2. Karakteristik Autisme
• CDC (Center for Disease Control and
Prevention, USA) prevalensi ASD 1:91
• Komunikasi
• Sosialisasi
• Indra
• Bermain
• Perilaku
2
3. Pentingnya terapi
• Mengajarkan perilaku yang diperlukan anak
sehingga dapat kembali ke tugas
perkembangan
• Perilaku sesuai dengan harapan sosial
3
5. Terapi ABA
• Proses menerapkan prinsip perilaku untuk
menangani perilaku spesifik tertentu.
• Populer sejak tahun 1980-an
• Berbagai hasil penelitian menunjukkan dan
membuktikan efektivitas terapi ABA bagi anak
autisme
5
6. Karakteristik Terapi ABA
• Prinsip : A-B-C
• Aplikatif
• Berhubungan dengan perilaku
• Analitis
• Sistematis
• Generalisasi
• Berpusat pada data (data-based)
6
7. Kontribusi Terapi ABA bagi anak
dengan Autisme
• Meningkatkan perilaku
• Mengajarkan ketrampilan baru
• Mempertahankan perilaku
• Menggeneralisasi perilaku dari suatu situasi ke
situasi yang lain
• Mengurangi munculnya perilaku mengganggu
• Mempersempit kondisi-kondisi yang
memungkinkan munculnya perilaku
mengganggu Shaping Behavior, 20087
19. Pra-aktivitas
• Memberitahukan rambu-rambu sebelum
memulai aturan
• Pemberian tugas sebelum kelas dimulai
• Memberikan informasi tentang perubahan
jadwal kegiatan
• Penggunaan jadwal
19
22. Pengertian
• Lingkaran instruksi tunggal yang dilakukan
beberapa kali hingga dapat dikuasai oleh anak
• 5 kunci:
– instruksi awal
– petunjuk/bantuan
– respon anak
– konsekuensi
– pause
22
23. • Tujuan:
– mengajarkan ketrampilan meniru/imitasi
– mengajarkan ketrampilan berbahasa
– mengajarkan ketrampilan yang relatif kompleks
– mengembangkan kemampuan untuk melakukan
generalisasi
• CATATAN: strategi DTT merupakan salah satu
METODE yang menggunakan prinsip ABA
23
29. Extinction
• Suatu teknik meminimalkan konsekuensi yang
diberikan akibat dari perilaku mengganggu
• Fokus perilaku:
– komunikasi fungsional (Kelley, Lerman, & van
Camp, 2002)
– melukai diri sendiri ((Kahng, Iwata, & Lewin,
2002; Matson & Santino, 2008)
– masalah tidur (Weiskop, Matthews, & Richdale,
2001)
– perilaku mengganggu di dalam kelas (O'Reilly et
al., 2007)
29
30. Prosedur yang umum dilakukan
dalam extinction
• Mengabaikan perilaku
• Memindahkan anak dari lingkungan
• Menghilangkan item/aktivitas penguat
30
31. Langkah-langkah Extinction
• Identifikasi perilaku yang tidak diharapkan
• Identifikasi data
• Menentukan tujuan dari perilaku tidak
diharapkan yang dilakukan
• Menyusun rencana tindakan
• Melaksanakan intervensi
• Mengumpulkan data hasil intervensi
• Mengevaluasi intervensi
31
32. Langkah 1: Identifikasi perilaku
yang tidak diharapkan
• Seperti apa perilaku yang ditunjukkan?
• Seberapa sering perilaku terjadi?
• Seberapa intensif perilaku dilakukan?
• Berapa lama perilaku dilakukan?
• Dimana perilaku terjadi?
32
33. Langkah 2: Indentifikasi data
• Menentukan cara mengumpulkan data terkait
dengan perilaku mengganggu yang dilakukan
anak
• Dilakukan selama beberapa waktu tertentu
• Siapa yang akan melakukan pengambilan data
33
34. Langkah 3: Menentukan fungsi
perilaku
• Mencari tahu asal/sumber dari perilaku mengganggu
anak
• Melibatkan wawancara dengan orangtua, pihak
sekolah terkait dengan perilaku anak
• Mengetahui tujuan dari perilaku mengganggu anak
di situasi yang berbeda
• Tujuan perilaku:
– menghindari tugas
– mencari perhatian
– memperoleh item yang diinginkan
– penguatan sensori
34
35. Langkah 4: Menyusun rencana
tindakan
• Mempersiapkan beberapa daftar
kemungkinan respon anak
• Menentukan respon dari guru/terapis yang
tepat
• Strategi:
– functional communication training (FCT);
– differential reinforcement;
– non-contingent reinforcement; or
– response interruption/redirection.
35
38. Langkah 6: Mengumpulkan data
• Terkait dengan:
– perilaku yang dimunculkan (topography);
– seberapa sering perilaku terjadi (frequency);
– dimana perilaku terjadi (location);
– seberapa intensif perilaku dilakukan (intensity);
dan
– Berapa lama perilaku berlangsung (duration).
38
39. Langkah 7: Evaluasi program
• Mengubah tindakan apabila perilaku mengganggu
anak masih terjadi:
– Mengubah cara berespon terhadap perilaku;
– Mengubah jangka waktu pengabaian atau berespon
terhadap perilaku;
– Memperluas rencana tindakan ke setting yang lain;
– Memiliki tim lain untuk menjalankan rencana tindakan; or
– Mengadaptasi rencana untuk mentargetkan perilaku baru
yang mungkin muncul .
39
40. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam terapi ABA
• Materi yang diberikan disesuaikan dengan perkembangan anak
– ketrampilan mudah lebih dulu diajarkan
– Kemampuan untuk memperhatikan
– Kemampuan untuk meniru/imitasi
– Identifikasi
– Ekspresi
• Konsistensi
• Pengetahuan yang memadai
• Optimis
40
41. Kesimpulan
• Terapi ABA merupakan terapi yang banyak
dilakukan di Indonesia
• Karakteristik: Terstruktur, terarah, dan terukur
• Menggunakan konsep A (Anteseden)-B
(Behavior)-C (Consequence)
• Membutuhkan konsistensi
• Kerjasama berbagai pihak
(guru/terapis/orangtua)
41