1. KEADABAN PUBLIK :
MENUJU HABITUS BARU BANGSA
Keadilan Sosial Bagi Semua : Pendekatan Sosiobudaya
Nota Pastoral KWI, 11 November 2004
2. PENGANTAR
1. Bahan pembelajaran pribadi dan bersama.
2. Masalah serius bangsa : rusaknya keadaban publik (public civility)
- Surat Gembala Prapaskah KWI 1997 : kerusakan moral hampir disegala bidang
kehidupan bermasyarakat
- Surat Gembala Paskah KWI 2001 : kemerosotan moral atau matinya moral dan etika
yang seharusnya menjadi dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara ?
- Nota Pastoral KWI 2003 : hancurnya keadaban. Merebaklah wabah ketidakadilan di
bidang politik, ekonomi, dan bangsa.
3. Kesadaran bersama : hidup semakin lemah
1. Karena tidak ditata berdasarkan iman dan ajaran agama
2. Tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan cita-cita mulia berbangsa
3. Hati nurani tidak digunakan
4. perilaku tidak dipertanggungjawabkan kepada Allah dan sesama. Perilaku lebih
dikendalikan oleh perkara inderawi dan menguntungkan dari segi material, uang, dan
kehidupan bersama
5. Manusia menjadi egoistik, konsumeristik, dan materialistik
4. Gereja merasa ikut bertanggungjawab dalam bangun kembali kembali keadaban publik
yang rusak, agar berkembanglah habitus baru bangsa kita
3. PILIHAN PENDEKATAN
1. Keadilan sosial dibahas dari sisi sosial budaya
2. Masalah-masalah sosial-ekonomi, politik, dan kekacauan nilai-nilai dalam
masyarakat kiranya hanya merupakan manifestasi dari masalah-masalah
yang jauh lebih mendasar yakni masalah budaya.
RUMUSAN MASALAH
1. MASALAH SERIUS : RUSAKNYA KEADABAN PUBLIK
2. Bukan hanya soal sekitar pribadi.
3. Tetapi lebih-lebih bagaimana mengusahakan hal yang baik secara orang
perorangan, sekaligus juga diciptakan iklim, lingkungan, dan suasana
yang kondusif bagi kesejahteraan bersama.
4. Tiga penyakit sosial yang melanda bangsa Indonesia :
KORUPSI, KEKERASAN, dan KEHANCURAN LINGKUNGAN
4. KORUPSI
1. Hasil penelitian Transparency International :
• Th. 2004, diantara 146 negara,
Indonesia berada diurutan ke-lima (5) negara terkorup didunia
• Th 2003 Indonesia berada diurutan ke-enam (6)
2. Korupsi berkembang menjadi korupsi politik dan politik .
3. Korupsi tidak terbatas pada pencurian uang untuk memperkaya diri,
tetapi sudah menyangkut suatu pola korupsi yang berantai
dan rakus.
Contoh : untuk mencapai posisi tertentu seorang calon harus
mengeluarkan uang yang banyak jumlahnya, setelah tercapai
posisi tersebut ia berusaha untuk mendapatkan kembali uang
yang ia keluarkan dengan segala cara, termasuk melalui sarana
publik, penyusunan peraturan, bahkan undang-undang.
4. Wabah korupsi diperparah oleh rendahnya mutu pendidikan.
5. KEKERASAN
1. Salah satu sumber kekerasan adalah Penyakit sosial KOMUNALISME :
• Memandang orang lain yang tidak termasuk kelompoknya
(agama, suku atau pengelompokan lain)
sebagai saingan atau bahkan musuhnya.
• Pola berpikir mereka bukan benar atau salah,
melainkan menang atau kalah.
Untuk mencapai kemenangan digunakan kekerasan.
2. Kekerasan sering dihubungkan dengan militer dan militerisme.
3. Masyarakat yang baik membutuhkan aparat militer dan keamanan yang
baik pula. Sejarah menunjukkan bahwa lembaga militer yang dimaksud
untuk melindungi rakyat ternyata dalam kurun waktu tertentu telah
menampilkan wajah kekerasan. Dengan demikian militer menjadi
sebuah bentuk pelembagaan kekerasan yang menular ke dalam
lembaga-lembaga sipil, bahkan lembaga agama, sebagai militerisme.
4. Merebaknya budaya kekerasan tidak bisa dipisahkan dari kegagalan
aparat keamanan dalam memberi perlindungan dan rasa aman bagi
masyarakat.
6. KEHANCURAN LINGKUNGAN
1. Kerusakan lingkungan sudah sampai tahap membahayakan hidup
manusia.
2. Salah satu faktor penting yang menyebabkan kerusakan lingkungan
adalah PEMBABATAN HUTAN.
• Sejak th. 1985 terjadi pembabatan hutan 1,6 juta hektar per tahun
• Th. 1997 meningkat menjadi 2,83 juta hektar per tahun
• Dalam iklan TVRI: setiap hari 83 milyar rupiah dirampok dari hutan
Indonesia.
3. Kerusakan hutan mengakitabkan kerusakan lingkungan. Bukan hanya
pohon-pohon yang hancur, tetapi iklim pun terpengaruh oleh kerusakan
itu.
4. Faktor lain yang menjadi penyebab kehancuran lingkungan :
pembuangan limbah-limbah beracun, eksploitasi sumber-sumber daya
alam yang tanpa kendali, dll.
7. MENIMBANG KEADAAN
Hal-hal baru sesudah Pemilu 2004
A. HAL YANG BARU DAN BAIK :
• Pengalaman pemilihan presiden secara langsung. Pemilu
berjalan damai, hampir tanpa insiden kekerasan, juga
kurang lebih jujur dan adil.
• Pemerintah baru menjadikan korupsi sebagai perhatian
utama. Pemberantasan korupsi menjadi tolok ukur
keberhasilan Kabinet Indonesia Bersatu. Pemerintah
mengajak seluruh lapisan dan elemen masyarakat bangsa
bertekad bulat membangun kembali peradaban atau
perikehidupan bangsa kita yang “rusak-rusakan” agar
kembali sesuai cita-cita UUD 1945 alinea 4.
8. MENIMBANG KEADAAN
Hal-hal baru sesudah Pemilu 2004
B. HAL YANG BARU TETAPI TIDAK BAIK :
• Kemunculan tegangan-tegangan baru dalam badan-
badan publik penyangga demokrasi,
• Keraguan dan kegelisahan dalam sektor/komunitas bisnis
• Kerisauan akan masa depan bangsa
• dan ketegangan-ketegangan dalam dan diantara
komunitas-komunitas masyarakat warga
10. SHARED LIFE (HIDUP BERSAMA)
DITOPANG TIGA POROS
1.NEGARA
2.SEKTOR EKONOMI (MARKET)
3.MASYARAKAT WARGA (CIVIL SOCIETY)
SAMA-SAMA BERURUSAN DAN BERGERAK
DI RUANG PUBLIK
LANDASAN KEBERADAANNYA BERBEDA
ATURAN MAINNYA JUGA BERBEDA
KESEIMBANGAN DICAPAI LEWAT FUNGSI
KONTROL-SILANG ANTAR KETIGANYA
11. NEGARA
( STATE, PEMERINTAH )
~ Wujud : BADAN-BADAN PUBLIK
( Eksekutip, Legislatip, Yudikatip
dan Aparat-aparatnya )
~ Urusan : BONUM COMMUNE
~ Otoritas : PEMBERIAN RAKYAT
( PEMILU )
~ REGULATIP IN THE SERVICE OF
WARGANEGARA / CITIZENS
12. MARKET
SEKTOR EKONOMI, KOMUNITAS BISNIS :
~ MENUNJUK PADA SPONTANITAS
TRANSAKSI EKONOMI TANPA
KOMANDO DALAM PENGADAAN
BARANG/JASA YANG DIPERLUKAN
UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP
~ AKTIVITAS JUAL-BELI DI PASAR :
Pasar Johar (Semarang); Pasar Kaget (Timika, Ende),
Mall Pondok Indah (Jakarta )
~ FAIRNESS, MUTUAL BENEFIT bagi
pembeli-penjual, masyarakat umum
13. MASYARAKAT WARGA
CIVIL SOCIETY :
~ Wujud : KOMUNITAS-KOMUNITAS;
PAGUYUBAN-PAGUYUBAN
~ SPONTANITAS RELASI SOSIAL ANTAR
ANGGOTA WARGA YANG BERSIFAT
NON TRANSAKSI DAN NON-
ADMINISTRATIP
~ Dasar : TRUST dan TATA HIDUP dan
ATURAN yang diandaikan dihormati
semua orang
14. KEADABAN PUBLIK
( PUBLIK CIVILITY )
KEADABAN DI RUANG/KANCAH PUBLIK
DICAPAI KALAU ADA :
~ KESEIMBANGAN ANTARA TIGA POROS
~ FUNGSI KONTROL-SILANG
~ TIDAK ADA DOMINASI SALAH SATU
ATAS YANG LAIN
INCIVILITY (KETUNAADABAN):
bila ada dominasi salah satu poros atas yang
lain, atau kolusi dua poros melawan yang lain
18. KEADABAN PUBLIK :
HABITUS (WATAK, TABIAT) BARU
MENUNJUK PADA GUGUS INSTING :
Individual dan Kolektip
CARA MERASA, CARA BERPIKIR, CARA
MELIHAT, CARA MEMAHAMI, CARA
MENDEKATI, CARA BERTINDAK, CARA
BERELASI SESEORANG MAUPUN KELOMPOK
WATAK BARU BANGSA,
CAKRAWALA KEDEPAN
19. ANDA SEDANG MAIN DI MANA ?
DIMANAPUN, KAPANPUN,
KITA SELALU MEMAINKAN
PERAN TERTENTU DI RUANG PUBLIK
ENTAH SEBAGAI : WARGANEGARA (STATE),
PEMBELI BARANG-JASA (MARKET),
ANGGOTA KOMUNITAS/PAGUYUBAN
KONTRIBUSI ANDA BAGI KEADABAN PUBLIK
SEBAGAI TABIAT, WATAK, HABITUS BANGSA
INI.
20. MENATAP KE DEPAN MEWARTAKAN PENGHARAPAN
• Bagaimana hidup beriman harus diungkapkan dan diwujudkan dalam kenyataan
hidup seperti itu ?
• Orang beriman memahami dan ikut merasakan keadaan jiwa para korban
sebagai satu awal proses pertobatan.
• Menjadikan Gereja sebagai komunitas murid-murid Tuhan yang berharap.
• Harapan bukan sekedar optimisme yang dilandaskan pada ideologi yang
seringkali mengklaim mampu memecahkan atau memberi jalan keluar untuk
segala masalah.
• Harapan dilandaskan pada keyakinan iman yang berguh bahwa “Ia yang
memulai pekerjaan yang baik diantara kamu, akan meneruskannya sampai pada
akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Fil 1,6). Berharap berarti hidup berdasarkan
janji Allah.
• Gereja hidup dalam tegangan antara janji dan pemenuhan janji sebagaimana
diungkapkan dlam kitab suci.
• Kej 1:4.10.12.17.21.25 : segala sesuatu adalah baik,
• Kej 1:31 : bahkan amat baik adanya.
21. MENATAP KE DEPAN MEWARTAKAN PENGHARAPAN
• Kej 3 : kejatuhan manusia : persaingan budaya, iri, benci
• Kej 4:1-14 : kejatuhan manusia bermuara pada pembunuhan
• Kej 6-7 : kejahatan manusia hancurkan alam ciptaan dan
• Kej 11 : kesombongan yang mencerai beraikan manusia
• Kej 4:15; 9 ; 12:1-3 : kejatuhan itu setiap kali disusul janji
• Wahyu 21:1-4 ; kepastian harapan masa depan,’langit baru bumi baru’
• Harapan dilandaskan para keyakinan iman bahwa Tuhan mengarahkan umat
manusia dan seluruh ciptaan menjadi “kerajaan yang berpedoman pada
kebenaran dan kehidupan, kerajaan yg memancarkan kesucian dan rahmat,
kerajaan yang berlimpahkan keadilan, cinta kasih, dan damai”.
• Berlandaskan harapan kristiani seperti ini, Gereja Indonesia perlu
• terus menerus membaca tanda-tanda jaman,
• Menganalisa kekuatan-kekuatan yang merusah yang mengasingkan dunia
dan umat manusia dari kekuatan kasih Allah
• Sambil menawarkan pemikiran dan tindakan kreatif serta cara hidup
alternatif sebagai wujud hidup berpengharapan.
22. GEREJA YANG TERUS MENERUS BERTOBAT
• Gereja Indonesia dengan rendah hati dan tulus mengakui bahwa dia
telah ikut mengambil bagian dan tidak bisa melepaskan tanggungjawab
dalam rusaknya keadaban publik ini.
• Gereja bertekad mau mengambil bagian, bersama semua orang yang
berkehendak baik, dalam mengobati luka-luka dan membangun
keadaban baru
• Gereja perlu terus menerus bertobat dan juga mengajak semua orang
untuk terus menerus bertobat.
• Bertobat berarti mengubah sikap dan hati, menentukan arah dasar hidup
serta menata ulang mentalitas. Proses pertobatan membawa orang dari
jalan yang salah ke jalan yang benar.
• Gereja dapat membawa reformasi rohani yang amat diperlukan untuk
berhasilnya reformasi nilai, dan selanjutnya reformasi politik.
• Gereja yang terus-menerus bertobat dapat menjiwai, mengarahkan, dan
mendorong manusia dari dalam.
23. MEMBANGUN BUDAYA ALTERNATIF
BUDAYA ALTERNATIF : POLA PANDANG DAN PERILAKU YANG MENJADI
TANDINGAN TERHADAP POLA PANDANG DAN PERILAKU
KETUNAADABAN YANG BERLAKU UMUM DALAM MASYARAKAT
MENJADI KEKUATAN DARI DALAM YANG
MENGGERAKKAN ORANG
MEMILIH DAN MENGEMBANGKAN POLA PANDANG DAN
PERILAKU YANG BARU UNTUK MENCAPAI BONUM COMMUNE;
TIDAK TERJEBAK PEMBUSUKAN HATI NURANI;
MENATA ULANG KEHIDUPAN BERSAMA DENGAN
MEMBONGKAR POLA PIKIR DAN PERILAKU YANG
BERLAWANAN DENGAN MARTABAT LUHUR MANUSIA
BERIMAN
BERHARAP berarti mengembangkan pemikiran, tindakan kreatif, serta
cara hidup alternatif. Salah satu usaha yang perlu ditempuh adalah
mencari dan menemukan budaya baru yang merupakan budaya
alternatif atau budaya tandingan.
25. SUMBER BUDAYA ALTERNATIF:
YESUS KRISTUS & GEREJA PERDANA
POLA HIDUP ALTERNATIF YESUS :
SABDA BAHAGIA & KOTBAH DI BUKIT ( Mat 5-7)
~ Semangat kemiskinan di hadapan Allah
~ kelembutan dalam perjuangan
~ pengharapan pada Allah yang memperhatian orang kecil
~ menjamin kebahagiaan bagi yang membela kebenaran
~ mengembangkan komitmen iman yg radikal
GEREJA PERDANA MEWUJUDKAN NILAI-NILAI ALTERNATIF
DALAM KEHIDUPAN BERSAMA,
SEHINGGA “MEREKA DISUKAI SEMUA ORANG”
( Kisah Para Rasul 2,47 bdk. 4,32-35 )
26. LANGKAH KONKRET GEREJA
KETELADANAN
KETERLIBATAN
1. MENJADI SAHABAT
2. MODAL SOSIAL : Budaya Nasional dan Lokal
yang ber-Keadilan, Cinta Damai, & Solidaritas
3. PEMBERDAYAAN AKAR RUMPUT
4. MASUK dalam JEJARING
5. PENDIDIKAN ALTERNATIF
6. LAWAN KORUPSI DALAM DIRI DULU
7. KOMUNITAS BASIS GEREJANI menghayati
budaya alternatif seperti Gereja Perdana
27. Praksis “yang kuat
yang menang”
Menyembah
UANG
Menghalalkan
segala cara
GLOBALISASI
MASALAH-MASALAH
KEHANCURAN
KEADABAN PUBLIK
BUDAYA
ALTERNATIF
YANG KECIL, LEMAH,
MISKIN, TERSINGKIR
HARUS DIDAHULUKAN
MEWARTAKAN ALLAH
YANG BERSETIAKAWAN,
PENUH KASIH, & RAHIM
MENGEMBANGKAN
DALAM DIRI SENDIRI
BUDAYA DAMAI (dialog,
kerjasama, musyawarah,
saling menghormati)
PENDIDIKAN NILAI