1. 1
MAKALAH
“KONSEPSI TENTANG KETUHANAN”
Disusun Oleh :
1. Dian Widdyastutik NPM. 21901082032
2. Adhela Hadi Pratiwi NPM. 21901082034
3. Mita Putri Lestari NPM. 21901082037
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
AKUNTANSI
MALANG
2020
2. 2
Kata Pengantar
Puji Syukur senantiasa kami pajatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Agama Islam 2 dengan judul : “Konsep Tentang
Ketuhanan”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas drai bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kamimiliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak .Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Malang, 11 Maret 2020
penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan konsepsi ketuhanan dalam islam.......................................................................5
2.2 Penjelasan konsepsi ketuhanan dalam al-Qur’an dan Hadist..............................................5
2.3 Penjelasan konsepsi Tuhan dalam beberapa agama dan aliran...........................................7
2.4 Penjelasan mengenai pandangan aliran teologi islam tentang dzat, sifat dan perbuatan
Allag SWT...............................................................................................................................12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................14
3.2 Saran......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
4. 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia selalu mencari kebenaran yang hakiki. Konsep ketuhanan bagi manusia adalah
kebenaran yang mutlak. Di dalam pencarian akan Tuhan manusia melakukan penyelidikan
dan mencari dasar-dasar yang menjadi konsep Tuhan itu. Mungkin konsep ketuhanan sudah
ada pada agama karena agama didasari pada keyakinan.
Dalam suatu agama, konsep ketuhanan sangatlah penting untuk memberikan argumen tentang
konsep-konsep ketuhanannya agar dapat memberikan sebuah penjelasan logis dan
meyakinkan para pemeluk agama tentang kebenaran dan keberadaan Tuhan itu sendiri.
Pembuktian wujud tuhan seorang islam atau pembuktian wujud Allah sangatlah susah karena
tidak ada yang pernah dan bisa melihat Allah tapi hal yang harus kita ketahui bahwa manusia
tidak mungkin bisa ada tanpa pencipta, dunia dan alam ini tidak mungkin bisa ada tanpa
pencipta.Tidak mungkin semua hal itu bisa ada tanpa adanya sang pencipta. Dan penciptanya
itu adalah Allah. Manusia, hewan, dan alam ini adalah akibat sedangkan akibatnya adalah
Allah SWT.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana konsep ketuhanan dalam islam ?
Bagaimana konsep ketuhanan yang dijelaskan dalam Al Qur'an dan Hadits ?
Bagaimana konsep ketuhanan dalam berbagai Agama?
Bagaimana aliran teologi islam tentang dzat,sifat dan perbuatan Allah SWT ?
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui konsep ketuhanan dalam islam
Mengetahui konsep ketuhanan yang dijelaskan dalam Al Qur'an dan Hadits
Memahami konsep ketuhanan dalam berbagai Agama
Mengetahui tentang aliran teologi islam tentang dzat,sifat dan perbuatan Allah
SWT.
5. 5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Siapakah Tuhan itu ?
Menurut konsep Islam Tuhan adalah Zat yang Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa. Ia adalah
Pencipta yang Maha Kuasa dan Maha Tahu. Dia abadi yang menentukan takdir dan hakim
semesta Alam.
Tuhan dikonseptualisasikan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa. Menurut Al-Quran ada
99 nama untuk Allah. Nama-nama ini mengingatkan kita akan sifat-sifat Allah. Nama yang
paling terkenal dan sering dipakai ialah “Maha Pengasih” (ar-rahman) dan “Maha
Penyayang” (ar-rahim)
Orang Islam percaya bahwa penciptaan alam semesta dan penguasaannya oleh Allah adalah
bukti utama kemurahhatian Allah. Karena Tuhan muncul dimana pun ia tidak harus
menjelma dalam bentuk apapun. Dalam Al-Quran tertulis, “Dia tidak dapat dicapai oleh
penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha
Halus lagi Maha Mengetahui” (QS al-An’am 6:103)
2.2 Konsepsi Tuhan dalam Al-Qur’an dan Hadist
1. Al-Qur’an
1) Surat Al – Ikhlas
2) ِيم ِحهالر ِن َٰمْحهالر ِ اَّلله ِمْسِب
﴿ ٌدحأ ُ ٱَّلله وُه ْلُق١﴿ ُدمهصٱل ُ ٱَّلله ﴾٢﴿ ْدُولي ْملو ْدِلي ْمل ﴾٣لو ﴾ٌٌۢدحأ ا ًوُفُك ۥُههل نُكي ْم
Artinya : Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2)Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4)
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Surat ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah
sesudah surat An Naas. Dinamakan Al Ikhlas karena surat ini sepenuhnya menegaskan
kemurnian keesaan Allah S.W.T.
6. 6
Pokok-pokok isinya:
Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan
dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.Surat Al Ikhlash ini
menegaskan kemurnian keesaan Allah S.W.T.
2) Surat Al Hasyr : 22
وُه ِةادههشالو ِبْيغْلا ُمِلاع وُه الِإ هلِإ ال يِذهلا ُ اَّلله وُهيم ِحهالر ُنمْحهالر
Artinya: Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (QS. Al Hasyr : 22)
Tafsir dari ayat diatas:
Sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah. Segala sesuatu yang disembah selain Dia,
baik itu pohon, batu,berhala maupun malaikat adalah batil. Dia mengatahui segala
makhlukyang nyata bagi kita dan yang ghoib. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-
Nya, baik dilangit maupun dibumi. Dia mempunyai rahmat yang luas dan meliputi segala
makhluk. Dia lah yang Maha Rahman di bumi dan Maha Rahim diakhirat.
2. Hadist
1. Dari Anas bin Malik Radhiallahuanhu bahwasannya Rasulullah SAW membaca ayat ini
(artinya) : “Dia adalah Robb (Tuhan) yang patut kita bertaqwa kepadaNya dan Dia yang
berhak member ampunan.” QS.Almuddatsir 74-56. Kemudian beliau bersabda, “Allah Azza
Wajalla berfirman, Aku adalah dzat yang berhak ditakuti (mendapat keakwaan hamba). Oleh
karena itu,janganlah menjadikan bersama-Ku Tuhan yang lain. Barang siapa takut untuk
menjadikan Tuhan lain bersama-Ku, maka Aku berhak mengampuninya (HR.Ibnu Majah).
2. Dari Jabir, yaitu Ibnu ‘Abdillah Al-Anshari Radhiyallahu’anhu, dari Ibnu Unais
Radhiyallahu’anhu, ia berkata, “aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Allah akan
mengumpulkan seluruh hamba, kemudian Dia memanggil mereka dengan suara yang dapat
didengar orang yang jauh sebagaimana yang didengar oleh orang yang dekat : Aku-lah
Maharaja, Akulah Ad-Dayyan. (HR.Bukhari).
2.3 Konsepsi Tuhan dalam berbagai Agama.
7. 7
Konsep Ketuhanan dalam Agama Yahudi
Agama Yahudi percaya kepada Tuhan Yang Esa, tetapi Tuhan yang hanya khusus
untuk Bani Isra’il, bukan Tuhan untuk bangsa lain. Mereka tidak pernah menyebut nama
Tuhannya dengan langsung karena mungkin akan mengurangi kesucian-Nya. Oleh sebab itu
orang Israel melambangkan-Nya dengan huruf mati YHWH, tanpa bunyi. Lambang ini bisa
dibaca YaHWeh atau Ye-Ho-We atau YeHoVah.
Inti ajaran agama Yahudi terkenal dengan “sepuluh Firman Tuhan” atau Ten Commandments
atau Decalogue,(Grik, deca=10, logue=risalah). Kesepuluh perintah Tuhan tersebut diterima
oleh Nabi Musa di bukit Sinai (Tur Sina), ketika terjadi dialog langsung antara Musa dan
Tuhan. Firman Tuhan tersebut oleh Musa langsung ditulis di atas sobekan kulit-kulit binatang
atau di batu. Demikianlah menurut Louis Finkestein, editor buku The Jews, Treir Relligion
and Cullture.
Sepuluh firman Tuhan atau wasiat sepuluh tersebut adalah:
1. Saya adalah Tuhanmu yang kamu sembah, yang telah membawa kamu ke luar dari
tanah Mesir, keluar dari rumah belenggu, kau tidak mempunyai Tuhan lain kecuali Aku.
2. Kamu tidak boleh membuat persamaan atau menyatakan segala sesuatu yang ada di
langit sebelah atas, atau di atas bumi, atau apa-apa yang ada di dalam air, di bawah bumi,
dengan Tuhanmu
3. Kamu tidak boleh menyia-nyiakan nama Tuhanmu (menyebut Tuhanmu dengan sia-
sia).
4. Ingatlah hari Sabbath, untuk disucikannya.
5. Hormatilah ayah dan ibumu.
6. Kamu dilarang membunuh.
7. Kamu dilarang mencuri.
8. Kamu dilarang bersaksi palsu.
9. Kamu dilarang berbuat zina
10. Kamu dilarang bernafsu loba-tamak terhadap milik orang lain.
8. 8
Sepuluh firman tersebut ternyata mengandung aspek-aspek aqidah, ibadah, syariah, hukum
danetika.
Setiap orang yahudi tidak memiliki kewajiban untuk menyampaikan ajaran mereka kepada
orang-orang yang bukan keturunan Yahudi, sehingga ajaran mereka bersifat “non missionary
“. Orang Yahudi juga melakukan sembahyang, puasa, korban dan khitan.
Konsep Ketuhanan dalam Agama Nasrani
Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup,
ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga,
sebagaimana dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah
Mesias yang dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi). Kekristenan
adalah monoteisme, yang percaya akan tiga pribadi (secara teknis dalam bahasa
Yunani hypostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal dipertegas pertama kali pada Konsili
Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin I.
Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat,
dan memegang ajaran yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam kepercayaan Kristen, Yesus
Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang abadi (InjilMatius 16:
18-19)
Umat Kristen juga percaya bahwa Yesus Kristus akan datang untuk kedua kalinya sebagai
Raja dan Hakim akan dunia ini. Sebagaimana agama Yahudi, mereka menjunjung ajaran
moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.
Kata Kristen sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus". Murid-murid
Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka berkumpul di Antiokia
(Kisah Para Rasul 11: 26b).
Agama Kristen telah terpecah jadi puluhan agama baru dan secara umum, agama Kristen
terbagi menjadi tiga agama baru, yang masing-masing memiliki gereja dan tokoh agama
sendiri-sendiri. Ketiga agama terbesar dari lingkup agama Kristen ini yaitu: Katholik,
Ortodox dan Protestan. Meskipun mereka berbeda dalam tempat ibadah dan pimpinan
9. 9
spiritualnya, bahkan dalam injilnya, namun mereka semua sepakat dengan prinsip ajaran
trinitas atau tritunggal.
Agama Nasrani terbagi menjadi tiga aliran besar :
1. Katholik
Katholik adalah agama Kristen yang paling tua. Agama Katholik meyakini bahwa
Roh Qudus tumbuh dari Tuhan Bapa dan Anak secara bersamaan. Mereka juga berkeyakinan
bahwa Tuhan Bapa dan Tuhan Anak memiliki kesempurnaan yang sama. Bahkan mereka
meyakini bahwa Yesus atau Tuhan Anak ikut bersama-sama dengan Tuhan Bapa mencipta
langit dan bumi.
2. Orthodox
Adapun agama Ortodox yang disebut adalah agama Kristen yang menyempal dari
Kristen Katholik pada tahun 1054 M. Agama Ortodox meyakini bahwa Roh Qudus hanya
tumbuh dari Tuhan Bapa saja, dan mereka meyakini bahwa Tuhan Bapa lebih utama daripada
Tuhan Anak.
3. Protestan
Agama Protestan disebut Protestan karena sikap mereka yang memprotes Gereja
Lama atau kaum Katholik. Mereka menyebut dirinya dengan Gereja Penginjil karena
pengakuan mereka yang hanya mau mengikuti Injil semata. Terkadang mereka disebut
dengan Kristen saja. Agama Protestan di antara agama yang melarang membuat patung dan
gambar untuk disembah. Walaupun demikian, mereka tetap me-yakini ajaran trinitas yang
intinya adalah Tuhan itu satu tetapi terdiri dari tiga oknum.
Konsep Tuhan dalam Agama Hindu
Agama Hindu dikenal dengan nama Sanatana Dharma ( kebenaran yang abadi )
namun orang umum menyebutnya sebagai Hindu karena agama ini berasal dari lembah
sungai Shindu. Selain Hindu mengajarkan banyak hal ia pula memiliki banyak kitab suci,
baik Sruti maupun Smriti (smerti) dan juga terdiri dari beberapa aliran
seperti Shaivisme,Vaishnavisme dan Śrauta ..
10. 10
Inti ajaran Hindu dikonsepkan kedalam “Tiga Kerangka Dasar” dan “Panca Sradha”. Tiga
kerangka dasar tersebut terdiri dari Tattwa (Filsafat) Susila (Etika) Upacara(Yadnya).
1. Tattwa
Ajaran Hindu kaya akan Tattwa atau dalam ilmu modern disebut filsafat , secara khusus
filsafat disebut Darsana. Dalam perkembangan agama Hindu atau kebudayaan veda terdapat
Sembilan cabang filsafat yang disebut Nawa Darsana. Pada masa Upanishad , akhirnya
filsafat dalam kebudayaan veda dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu astika (kelompok
yang mengakui veda sebagai ajaran tertinggi) dan nastika ( kelompok yang tidak
mengakui Veda ajaran tertinggi ).
2. Susila
Secara harfiah susila diartikan sebagai etika . hal-hal yang tekandung yang dikelompokan
kedalam susila memuat tata aturan kehidupan bermasyarakat yang pada intinya membahas
perihal hukum agama. Mulai dari hukum dalam kehidupan sehari-sehari hingga hukum
pidana ( Kantaka Sodhana ) dan hukum perdata ( Dharmasthiya ).
3. Upacara
Yang dimaksud upacara dalam agama Hindu adalah ritual keagamaan , sarana ritual
keagamaan disebut Upakara , upakara di Bali disebut Banten. Upacara ini dapat dikelompok
kedalam beberapa bentuk korban suci ( Yajna ) yang disebut Panca Yadnya ( Panca Maha
Yadnya ). Ada banyak jenis panca Yadnya tergantung dari kitab mana uraian dari panca
yadnya tersebut, artinya meskipun Panca Yadnya sama-sama terdiri dari lima jenis yadnya
namun bagian-bagian yang disebutkan berbeda-beda masing – masing uraian kitab suci.
Selain tiga kerangka dasar agama Hindu, ajaran hindu berlandaskan pada lima keyakinan
yang disebut Panca Sradha ( lima dasar keyakinan umat Hindu ) yang melitputi : Widhi
Tattwa, keyakinan terhadap Tuhan (Brahman). Atma Tattwa, keyakinan terhadap Atman
(Roh). Karmaphala Tattwa, keyakinan pada Karmaphala (hukum sebab-akibat). Punarbawa
Tattwa, keyakinan pada kelahiran kembali (reinkarnasi) danMoksa Tattwa, keyakinan akan
bersatunya Atman dengan Brahman
Konsep Tuhan dalam Agama Buddha
11. 11
Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi
dimana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah
kembali ke sorga ciptaan Tuhan yang kekal.
konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha. “Suatu Yang Tidak Dilahirkan,
Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”. Dalam hal ini, Ketuhanan Yang
Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku , yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak
dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak
berkondisi maka manusia yang berkondisi dapat mencapai kebebasan dari lingkaran
kehidupan dengan cara bermeditasi.
Di dalam agama Buddha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai kebuddhaan atau
pencerahan sejati dimana batin manusia tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir.
Untuk mencapai itu pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya. Tidak ada
dewa – dewi yang dapat membantu, hanya dengan usaha sendirilah kebuddhaan dapat
dicapai. Buddha hanya merupakan contoh, juru pandu, dan guru bagi makhluk yang perlu
melalui jalan mereka sendiri, mencapai pencerahan rohani, dan melihat kebenaran & realitas
sebenar-benarnya.
Inti ajaran agama Budha Sabba Papassa Akaranang (Janganlah berbuat kejahatan), Kusalassa
Upasampada (Perbanyaklah Perbuatan Baik), Sacitta Pariyodapanang (sucikan hati dan
Pikiran), Etang Buddhana Sasanang (Inilah Ajaran Semua Buddha)
2.4 pandangan aliran teologi islam tentang dzat, sifat dan perbuatan Allag SWT
Semua aliran dalam pemikiran kalam berpendapat bahwa Tuhan melakukan perbuatan.
Perbuatan ini dipandang sebagai suatu konsekuensi dari dzat yang memiliki kemampuan
untuk melakukannya.
1. Aliran Mu’tazilah
Orang Mu’tazilah berpendapat bahwa perbuatan Tuhan hanya terbatas pada perbuatan
yang dikatakan baik. Namun, tidak berarti Tuhan tidak dapat berbuat perbuatan yang buruk.
Tuhan tidak melakukan perbuatan buruk karena Ia sendiri mengetahui keburukan dari
12. 12
perbuatan buruk itu sendiri. Ayat Al-Qur’an yang dijadikan dalil oleh kelompok Mu’tazilah
untuk mendukung pendapatnya adalah
Q.S. Al-Anbiya(21):23
ونُلأْسُي ْمُهو ُلعْفي اهمع ُلأْسُي ال
(Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai)
Q.S. Ar-Rum(30):8
و ض ْاألرو ِتااومهسال ُ اَّلله قلخ امِقحْلاِب الِإ امُهْنيب ام
( Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya, kecuali
dengan (tujuan) yang benar)
Paham bahwa Tuhan berbuat baik membuat kelompok Mu’tazilah memunculkan paham
kewajiban Allah SWT berikut ini:
Kewajiban tidak memberikan beban di luar kemampuan manusia,
Kewajiban mengirimkan Rasul, dan
Kewajiban menepati janji dan ancaman.
2. Aliran Asy’ariyah
Kelompok Asy’ariyah tidak dapat menerima pendapat yang dipahami oleh kelompok
Mu’tazilah karena bertentangan dengan paham kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan.
Kelompok Asy’ariyah tidak menerima paham Tuhan mempunyai kewajiban. Tuhan dapat
berbuat sesuka hati-Nya terhadap makhluk. Karena alasan inilah, aliran ini menerima paham
pemberian beban di luar kemampuan manusia. Al-Asya’ari sendiri, dengan jelas mengatakan
dalam Al-Luma, bahwa Tuhan dapat meletakkan beban yang tak dapat dipikul manusia.
Walaupun pengiriman Rasul mempunyai arti penting dalam teologi, aliran Asy’ariyah
menolaknya sebagai kewajiban Tuhan. Tanpa wahyu yang Rasul sampaikan, sekiranya
manusia akan mengalami kekacauan. Ia tidak dapat membedakan perbuatan baik dan
perbuatan buruk. Namun, sesuai dengan paham Asy’ariyah tentang kekuasaan dan kehendak
mutlak Tuhan, hal ini tidak menjadi permasalahan bagi teologi mereka. Tuhan dapat berbuat
apa saja yang dikehendakinya.
Aliran Asy’ariyah berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban menepati janji
dan menjalankan ancaman yang disebut Al-Qur’an dan Hadits. Di sini timbul persoalan bagi
Asy’ariyah karena dalam Al-Qur’an dikatakan dengan tegas bahwa siapa yang berbuat jahat
akan masuk ke neraka. Untuk mengatasi ini, kata-kata bahasa Arab yang berarti siapa, diberi
interpretasi “bukan semua orang, tapi sebagian”. Dengan interpretasi inilah, Al-Asy’ari
mengatasi persoalan wajibnya Tuhan menepati dan menjalankan ancaman.
13. 13
3. Aliran Maturidiyah
Terdapat perbedaan pandangan antara Maturidiyah Samarkand dan Maturidiyah Bukhara.
Aliran Maturidiyah Samarkand berpendapat bahwa perbuatan Tuhan hanyalah menyangkut
hal-hal yang baik saja. Demikian juga pengiriman Rasul dipandang oleh Maturidiyah
Samarkand sebagai kewajiban Tuhan.
Adapun Maturidiyah Bukhara memiliki pandangan yang sama dengan Asy’ariyah
mengenai paham bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban. Namun, Badzawi menjelaskan
bahwa Tuhan pasti menepati janji-Nya. Nasib orang berdosa ditentukan oleh kehendak
mutlak Tuhan. Jika Tuhan berkehendak memberikan ampunan kepadanya, Tuhan akan
memasukkannya ke surga. Begitupun sebaliknya. Mengenai pengiriman Rasul, sesuai dengan
paham mereka, tidaklah bersifat wajib dan hanya bersifat mungkin. Aliran Samarkand
memberi batasan pada kekuasaan mutlak Tuhan sehingga mereka menerima paham adanya
kewajiban bagi Tuhan. Pendapat aliran ini dapat diketahui dari keterangan Al-Bayadi, yang
menjelaskan bahwa keumuman Maturidiyah Samarkand sepaham dengan dengan Mu’tazilah
mengenai wajibnya pengiriman Rasul.
Mengenai memberikan beban kepada manusia di luar batas kemampuannya, aliran
Maturidiyah Bukhara menerimanya. Al Badzawi mengatakan tidaklah mustahil jika Tuhan
meletakkan kewajiban yang tidak sanggup dipikul oleh manusia. Sebaliknya, Maturidiyah
Samarkand mengambil posisi dekat dengan Mu’tazilah. Al-Maturidi tidak setuju dengan
Asy’ariyah karena dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Tuhan tidak membebani manusia
dengan kewajiban yang tidak terpikul.
14. 14
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Allah itu Esa tiada Tuhan selain Allah yang patut kita sembah. Ketauhidtan manusia terhadap
Allah SWT merupakan fitrah sejak lahir dan merupakan fitrah seorang manusia untuk
percaya terhadap adnya tuhan. Allah SWT menjanjikan bahwa setiap hamba yang beriman
kepadaNya akan dimasukkan surga. Dalam aqidah islam,Allah adalah nama Tuhan semesta
alam yang wujudnya hakiki. Nama tersebut merupakan nama yang paling Agung dari
kesembilan puluh sembilan nama Allah,karena nama tersebut merupakan Dzat yang
menyatukan sifat-sifat Ketuhanan secara keseluruhan.
3.2 SARAN
Tentunya dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari jika masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari pada pembaca