Makalah ini membahas pengujian audit yang berkaitan dengan beberapa akun penting dalam siklus perolehan dan pembayaran, seperti peralatan dan pabrik, biaya dibayar dimuka, biaya yang masih harus dibayar, dan biaya serta pendapatan. Topik utama yang dibahas meliputi prosedur audit untuk akun-akun tersebut dan penilaian risiko pengendalian internal.
tahap ini sangat penting dan menentukan untuk mencapai hasil audit yang memuaskan. Agar dapat memenuhi tanggung jawabnya auditor harus:
Memahami keempat standar pelaporan
Mengerti penyajian kata yang tepat dalam laporan audit bentuk baku
Memahami jenis-jenis penyimpangan
Memahami berbagai pertimbangan pelaporan khusus lain yang penting
Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan beriso kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengann kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
ini adalah presentasi saya dalam memenuhi tugas kuliah mata kuliah Sistem Informasi Manajemen bab kertas kerja dan Bukti Audit. semoga berguna bagi yang membutuhkan. :)
tahap ini sangat penting dan menentukan untuk mencapai hasil audit yang memuaskan. Agar dapat memenuhi tanggung jawabnya auditor harus:
Memahami keempat standar pelaporan
Mengerti penyajian kata yang tepat dalam laporan audit bentuk baku
Memahami jenis-jenis penyimpangan
Memahami berbagai pertimbangan pelaporan khusus lain yang penting
Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan beriso kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengann kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
ini adalah presentasi saya dalam memenuhi tugas kuliah mata kuliah Sistem Informasi Manajemen bab kertas kerja dan Bukti Audit. semoga berguna bagi yang membutuhkan. :)
Makalah auditing dan profesi akuntan publikUmmah Sadiyah
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan pihak yang indepenen terhadap laporan kuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Siklus pengeluaran dimulai dengan adanya permintaan pembelian dari berbagai fungsi dan departemen yang ada dalam perusahaan, dan diakhiri dengan pembayaran atas pembelian
First meeting of internal auditing explaining about materials. This consists of internal auditing goals and objectives. You will learn how to find internal auditing is part of important process in a business. especially for medium to big company. Proses audit internal pada prinsipnya merupakan serangkaian tahapan pelaksanaan audit yang dimulai sejak penerimaan penugasan sampai dengan terbitnya laporan hasil audit. Adapun tahapan-tahapan dari proses audit tersebut secara ringkas meliputi persiapan penugasan audit, survey audit pendahuluan, pelaksanaan pengujian, penyelesaian penugasan audit, pelaporan audit, pemantauan tindak lanjut.
1. Persiapan Penugasan Audit
Persiapan penugasan audit adalah proses awal yang dilaksanakan pada proses audit. Dalam tahap ini dimulai dengan penunjukan tim yang akan terlibat dalam suatu penugasan oleh Satuan Audit Internal. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tim yang akan melaksanakan tugas di suatu unit mempunyai payung hukum yang kuat bahwa tim tersebut melaksanakan audit atas perintah dari atasa dan bukan karena kehendak pribadi.
2. Survey Audit Pendahuluan
Survey pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa. Oleh karena itu survey pendahuluan di sini meliputi langkah-langkah analisis terhadap risiko mikro yang terkait dalam suatu unit yang akan diaudit.
Survey pendahuluan dapat dilakukan dengan sejumlah teknik audit. Penggunaan berbagai teknik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari berbagai upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan dengan penilaian risiko secara efisien dan efektif. Terdapat dua klasifikasi utama dari teknik-teknik audit pada tahap survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan dengan langkah-langkah survey pendahuluan di kantor unit auditor internal (on desk/off site audit), dan di lokasi unit yang diaudit (on site audit).
3. Pelaksanaan Pengujian
Setelah melaksanakan survey pendahuluan, maka auditor dapat menentukan cakupan dan luas audit yang hendak dilaksanakan pengujiannya. Pada tahap survey pendahuluan auditor baru mengumpulkan informasi informasi awal tentang kondisi auditee. Pada tahap pelaksanaan pengujian ini auditor perlu mencari bukti yang akan menguatkan informasi yang diperoleh pada survey pendahuluan tersebut. Bukti audit yang cukup, kompeten, relevan dan catatan lainnya.
Bukti audit dapat menjadi bukti awal sebagai bukti hukum apabila bukti tersebut ditemukan secara cermat, akurat dan tepat yang terkait dengan temuan audit atau kesimpulan audit.
4. Penyelesaian Penugasan Audit
Penyelesaian penugasan audit ini merupakan tahapan terakhir dari proses pekerjaan lapangan. Dalam tahap ini auditor mematangkan berbagai temuan yang telah dirangkum selama proses pekerjaan lapangan. Di sini auditor memperoleh keyakinan yang memadai bahwa temuan yang dirangkumnya telah dijalankan sesuai prosedur, obyektif dan independen.
Pada saat mengkonfirmasi temuan audit
1. TUGAS MAKALAH PENGAUDITAN II
“ PENYELESAIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS
PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN “
DISUSUN OLEH:
KELAS NRD AKUNTANSI
KELOMPOK VII
1. DIANA LESTARI 13030076
2. KHOIRINA NUR FARIDA 130300
3. IFA FAHROTUNISA 13030045
DOSEN PEMBIMBING KHALIMATUS SA'DIYAH.SE
STIE YPPI REMBANG TAHUN AJARAN 2013/2014
1
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengauditan 2 yang berjudul “ Penyelesaian
pengujian dalam siklus perolehan dan pembayaran “ dengan baik dan lancar.
Penyusunan makalah tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh
sebab itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada: Ibu Khalimatus Sa'diyah. SE, selaku dosen mata kuliah Pengauditan 2.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan penulis
makalah ini pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Rembang, 04 Maret 2015
Penyusun
2
3. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1
KATA PENGANTAR...................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB.I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 5
BAB.II. PEMBAHASAN
2.1 Audit atas akun Peralatan dan Pabrik........................................ 7
2.2. Audit atas akun Biaya dibayar dimuka .................................... 11
2.3. Audit atas akun Biaya yang masih harus dibayar..................... 15
2.4. Audit atas akun Biaya dan Pendapatan..................................... 16
BAB.III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 19
3
4. BAB. I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran mempengaruhi beberapa akun aktiva , seperti :
perlengkapan, properti, pabrik dan peralatan, serta akun beban dibayar dimuka, diantaranya.
Pembayaran jasa juga mempengaruhi banyak akun beban. Dalam bab ini akan dibahas masalah audit
yang berhubungan dengan akun- akun lain yang umumnya ditemukan dalam siklus akuisisi dan
pembayaran sebagian besar bisnis.
Dalam bab ini masalah yang berkaitan dengan beberapa akun kunci lainnya dalam siklus ini akan
dibahas, terutama audit atas :
• Peralatan dan pabrik
• Biaya dibayar dimuka
• Biaya yang masih harus dibayar
• Biaya dan pendapatan.
4
5. 1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengujian Audit atas akun Peralatan dan Pabrik ?
2. Bagaimana prosedur melaksanakan pengujian Audit atas akun Biaya dibayar dimuka ?
3. Apa yang dimaksud dengan Audit kewajiban Akrual ?
4. Apa yang dimaksud dengan pengujian atas Rincian saldo analisis beban?
5
7. 2.3 SUMBER INFORMASI PENGENDALIAN INTERN
Sumber informasi yang digunakan oleh auditor dalam melakukan audit terhadap pengendalian intern
adalah:
1) Bagan organisasi dan deskripsi jabatan
2) Buku pedoman akun
3) Buku pedoman system akuntansi
4) Permintaan keterangan kepada karyawan inti
5) Permintaan keterangan kepada karyawan pelaksana
6) Laporan, kertas kerja, dan program audit auditor intern
7) Pemeriksaan terhadap catatan akuntansi, dokumen, peralatan mekanis, dan media lain yang
digunakan untuk mencatat transaksi
8) Laporan mengenai rekomendasi perbaikan pengendalian intern dan laporan auditor tahun
sebelumnya yang telah diterbitkan.
7
8. 2.4 PENILAIAN, RISIKO DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN
INTERN
Tujuan menilai risiko pengendalian adalah membantu auditor dalam membuat pertimbangan risiko
salah saji yang material dalam asersi laporan keuangan.
Risiko pengendalian, sebagaimana halnya dengan komponen model risiko audit yang lain,
ditaksirkan untuk masing- masing asersi laporan keuangan, bukan untuk pengendalian intern secara
keseluruhan, masing- masing komponen / masing- masing kebijakan dann prosedur. Dalam menilai
risiko pengendalian intern, auditor pada umumnya mengikuti langkah- langkah sebagai berikut:
a) Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari perolehan pemahan pengendalian
intern.
Auditor harus melaksanakan prosedur untuk memperoleh pemahaman pengendalian intern untuk asersi
laporan keuangan yang signifikan, kemudian mendokumentasikan dalam bentuk daftar pertanyaan
pengendalian. Analisis mengenai pendokumentasian tersebut merupakan titik awal untuk menilai
risikopengendalian.
Sebagaimana diketahui, dalam pemahaman terhadap pengendalian internal, auditor melakukan
wawancara, observasi pelaksanaan tugas dan pengendalian, dan inspeksi dokumen. Dalam proses
tersebut, auditor memperoleh bukti tentang bagaimana sesungguhnya pengendalian dioperasikan
sehingga memungkinkan bagi auditor menentukan risiko pengendalian dibawah maksimum.
Auditor dapat menentukan tingkat risiko pengendalian didasarkan bukti yang diperoleh selama perolehan
pemahaman pengendalian intern tersebut.
b) Mengidentifikasi salah saji potensial dalam suatu asersi.
Identifikasi salahsaji potensial adalah: Proses menentukan titik- titik dimana kekeliruan atau
kecurangan mungkin terjadi untuk asersi- asersi yang berkaitan dengan masing- masing kelompok
transaksi utama, saldo rekening dan pengungkapan pada laporan keuangan.
8
9. c) Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan yang dapat mencegah atau mendeteksi dan
mengoreksi salah saji.
Auditor dapat mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan yang mungkin dapat mendeteksi atau
mencegah dan memperbaiki ( mengoreksi ) salah saji potensial tertentu dengan menggunakan perangkat
lunak kmputer yang memproses jawaban pertanyaan inter, atau secara manual dengan menggunakan
“ checklist “ . Ketika mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan auditor biasanya memastikan:
▪ Sifat pengendalian yang dapat mencegah atau mendeteksi dan mengoreksi salah saji dalam
suatu asersi.
▪ Sifat pengendalian yang pernah diimplementasikan manajemen.
▪ Signifikasi dari suatu pengendalian.
▪ Risiko bila pengendalian yang didesain tidak beroperasi secara efektif.
)d Melakukan pengujian pengendalian ( test of control ) untuk menentukan efektivitas
perancangan dan pengoperasian pengendalian intern
Pengujian pengendalian bertujuan untuk memperoleh bukti tentang efektivitas perancangan dan
pengoperasian pengendalian yang terkait. Dalam menentukan pengujian yang harus dilakukan auditor
mempertimbangkan jenis bukti yang harus diperoleh dan biaya untuk melaksanakan pengujian
pengendalian.
e) Mengevaluasi bukti dan menentukan risiko pengendalian.
Langkah akhir dari penentuan risiko pengendalian untuk asersi laporan keuangan didasarkan hasil
evaluasi bukti- bukti yang diperoleh dari prosedure perolehan pemahaman pengendalian internal dan
pengujian pengendalian yang terkait.
Auditor harus mengidentifikasi kekuatan pengendalian yang berkaitan dengan suatu asersi, mereka
harus menentukan efektivitas biaya untuk menguji efektivitas pengoperasian pengendalian internal
dan memodifikasi sifat sifat, saat atu luasnya pengujian substantif. Akhirnya penentuan risiko
pengendalian dapat dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif.
9
10. BAB. III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pengendalian Intern merupakan alat untuk meletekkan kepercayaan auditor mengenai bebasnya
laporan keuangan dari kemungkinan kesalahan dan kecurangan.
Tanggung jawab untuk menyusun / merancang dan melaksanakan struktur pengendalian intern
yang baik terletak pada manajemen. Pengendalian intern untuk tiap- tiap satuan usaha akan berbeda-
beda tergantung pada besar atau luasnya satuan usaha, karakteristik pemiliknya, sifat dan
keanekaragaman usahanya, metode pemrosesan data, dan faktor- faktor lainnya. Tanggung jawab
manajemen terhadap SPI adalah merancang dan menerapkan termasuk pula mengawasi efektivitas SPI
tersebut dan melakukan perbaikan- perbaikan yang diperlukan. SPI dikatakan efektif apabila SPI
tersebut telah dirancang dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Manajemen pada umumnya menginginkan adanya jaminan yang memadai bahwa tujuan
struktur pengendalian intern akan dapat dicapai. Dua faktor penting yang mendasari kesimpulan
tersebut, yaitu: pertama, pengakuan bahwa biaya dari pengendalian tidak boleh melebihi dari manfaat
yang diperkirakan akan diperoleh.
Struktur Pengendalian intern merupakan sumber informasi yang penting tentang tipe salah saji
material yang potensial akan terjadi, dan risiko bahwa salah saji tersebut akan terjadi dalam laporan
keuangan. Disamping itu kebijakan dan prosedur SPI merupakan sumber informasi yang utama tentang
metode akuntansi dan laporan yang merupakan dasar dalam penyusunan laporan keuangan.
10
11. DAFTAR PUSTAKA
1. American institute of Certified publik Accountan. Codiffication of statements on aAuditing
Standards Number 1 to 64. Chicago: Commerce Clearing House, Inc.1991.
2. Arens, Lavin A., James K. Loebbecke. Auditing: An Integrated Approach. Fifth Edition.
Englewood Cliff: Prentice- Hall.1991
3. Brink Z. Victor, Herbert Witt. Modern Internal Auditing:Appraising Operation and Controls.
Fourth Edition. New York: John & Wiley. 1982
4. Gillespie, Cecil. Accounting System: Procedures and Methodes. Third Edition. New Delhi:
Petice- Hall of India Private Limited 1981.
5. Holmes, W. Arthur and WAYNE s. Overmyer. Auditing: Standards and Procedures. Eight Edition.
Illions: Richard D. Irwin. 1975
6. Ikatan Akuntansi Indonesia. Standar Profesional Akuntan Publik: Standar Auditing, Standar
Atestasi, Standar Jasa Akuntansi dan Riview. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.1994.
7. Kell, Walter, William C. Boynton. Modern Auditing. Fifth Edition. New York. John Wiley &
Sons. 1992
8. Ricchiute N. David. Auditing: Concepts and Standards. Revised Second Edition. Cincinati.
South- Western Publishing Co. 1989.
9. Robertson C. Jack, Frederick G. Davis. Auditing. Thrid Edition. Texas. Business Publications,
Inc.1982
10. Stletter, Howard F. Systems Based Independent Audits. Second Edition. International Edition.
Englewood Kliffs: PrinticeHall, Inc. 1974
11. Taylor, Donald H.G. William Glezen. Auditing: Integrated Concepts and Procedures. Secon
Edition. New York: John Wiley & Sons. 1984.
11