Pasien berumur 43 tahun datang ke IGD dengan keluhan tubuh bagian kiri lemas yang dirasakan saat mengajar. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang dikontrol tanpa obat dengan tensi 150/90 mmHg.
3. STROKE
Stroke adalah defisit neurologi fokal maupun global yang
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik
yang muncul mendadak, progresif, dan cepat, berlangsung
setidaknya 24 jam.
Stroke dapat menimbulkan gejala tergantung pembuluh
darah arteri yang terganggu, bisa berupa gejala motorik
(hemiparese / hemiplegia), gejala sensorik (hemiparestesia/ hemi
hipoestesia), gejala fungsi luhur (afasia) bisa pula sampai terjadi
penurunan kesadaran (Perdossi, 2019)
4. Menurut American Heart Association (AHA),
kasus stroke : 17 juta
Angka kematian : 6,5 juta setiap tahunnya
LATAR BELAKANG
Di Indonesia prevalensi penyakit stroke meningkat dari tahun
2013 -2018 yaitu dari 7% menjadi 10,9% pada penduduk usia
≥15 tahun atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang
(Kemenkes, 2019)
6. DEFINISI STROKE ISKEMIK
Stroke iskemik adalah stroke yang ditandai dengan
hilangnya sirkulasi darah secara tiba-tiba ke area otak,
yang mengakibatkan hilangnya fungsi neurologis
Disebabkan oleh:
- Sumbatan emboli
- Trombus-- aterosklerosis
7. DEFINISI STROKE ISKEMIK
Tersumbatnyapembuluh darah yang menyebabkan aliran darah
ke otak (sebagian/seluruh) tersumbat. Dapat disebabkan oleh
trombosis dan emboli.
STROKE ISKEMIK
Terjadi akibat obstruksi aterosklerotik pd pembuluh darah besar
cervical dan cerebral -> iskemia. Terjadi secara bertahap, dimulai
saat tidur.
STROKE TROMBOSIS
Disebabkan adanya emboli atau gumpalan pada a. cerebri/lain.
Ditandai dg kondisi awal akut dan menyerang pasien dlm
keadaan terbangun.
STROKE EMBOLI
8. Patologi
keadaan penyakit pada
pembuluh darah:
aterosklerosis dan
trombosis, robeknya
dinding pembuluh, atau
peradangan
berkurangnya perfusi
akibat gangguan
status aliran darah,
misalnya syok atau
hiperviskositas darah
gangguan aliran
darah akibat bekuan
atau embolus infeksi
yang berasal dari
jantung atau
pembuluh
ekstrakranium
ruptur vaskular di
dalam jaringan otak
atau ruang
subaraknoid
9. ● Usia
● Ras, etnis
● Jenis kelamin
● Faktor herediter
● Hipertensi
● Merokok
● Diabetes
melitus
● Dislipidemia
● Atrial fibrilasi
● Stenosis karotis
asimptomimetik
● Penyakit sel
sickle
● Obesitas
● Gaya hidup
tidak sehat
● Alkohol
● Kurang aktivitas
fisik
Faktor Resiko
Non modifable Modifable
10. PATOFISIOLOGI
deposisi material
lipid, pertumbuhan
jar fibrosa &
muskular, adesi
trombosit di pemb.
darah
aterosklerosis,
displasia
fibromuskular,
arteritris, diseksi
pemb. darah
perubahan
karakteristik dinding
pemb. Darah &
pembentukan
bekuan
trombosis
bekuan darah,
vegetasi, tumor intra
kranial, udara, lemak,
benda asing
jantung, aorta carotis,
aorta vertebralis, vena
lain
masuk ke
sirkulasi
sistemik
emboli
oklusi
vaskular
11. PATOFISIOLOGI
oklusi vaskular
aliran darah
terganggu
sel kekurangan
ATP dan sistem
transport ion
ternganggu
depolarisasi
iskemik
pembuluh darah yang
dialiri <10ml/100g jar/menit
sel akan mati dlm beberapa
menit
pembuluh darah yang
dialiri <25ml/100g jar/menit
daerah tsb disebut daerah
penumbra
12. PATOFISIOLOGI
metabolisme
terganggu
pompa sodium-
potasium plasma
membran
terganggu
ion sodium di
intrasel ↑
cairan
intrasel↑
swelling
pertukaran
sodium-potassium
di membran
plasma terganggu
influks
kalsium
produksi banyak
neurotransmitter:
glutamat
aktifkan NMDA &
reseptor
eksitatori neuron
lain
ion
depolariasi
influks
kalsium>>>
glutamat>>>
ggn. Iskemik
awal
influks kalsium
masif
aktifkan
enzim
degeneratif
lain
rangsang
kerusakan
membran sel &
neuron lain
radikal bebas, as
arakidonat,
nitrit oxide
kerusakan
neuron
iskemik
edema sitotoksik
13. PATOFISIOLOGI
iskemik infark
disfungsi pemb
darah otak
secara langsung
kerusakan
barier otak
protein & cairan
mengalir ke
ekstrasel
edema
vasogenik
brain swelling
makin besar &
meluas ke
jaringan (3-5hari)
jam-minggu ->
gen spesifik
teraktivasi
membentuk
sitokin &
faktor lain
inflamasi
Infark ->
nekrosis
liquifasi
dikeluarkan oleh
makrofag
14. PATOFISIOLOGI
sel kekurangan ATP, ggn
sitem pompa ion ->
penumpukan kalsium,
kerusakann mitrokondria,
membran sel, aktivasi
enzim, dan nekrosis
kegagalan ionik &
overload kalsium di
intrasel
depolarisasi
atioksik
↓ pembentukan
potensial sinaps oleh
neuron korteks
serebri
timbul defisit
neurologis
15. MANIFESTASI KLINIS
• Kelemahan / kelumpuhan salah satu
sisi wajah, lengan, tungkai
(hemiparesis, hemiplegi)
• Ggn sensorik salah satu sisi wajah,
lengan, tungkai (hemihiptesi,
hemianasthesi)
• Ggn bicara (disatria)
• Ggn bahasa (afasia)
• Gejala neurologi lain: ataksia, vertigo,
disfagia, diplopia, hemianopsia
• Nyeri kepala, mual, muntah,
penurunan kesadaran, kejang (jarang)
17. Penegakan
diagnosis
berdasarkan
gejala klinis
Tabel 3.2 Gambaran Klinis Berbagai Macam Stroke
Gambaran
Klinik
Stroke Trombotik Stroke Embolik ICH SAH
Serangan
Saat istirahat/tidur
malam,
Sering didahului TIA
Saat aktivitas
sehari-hari, tidak
saat tidur
Saat melakukan
aktivitas
Nyeri kepala sangat
hebat, mendadak,
biasanya saat aktivitas
Defisit
Neurologik
Fokal, sering memberat
secara gradual
Fokal, seringkali
maksimal saat
serangan
Fokal, sangat akut
disertai tanda
peningkatan TIK
(nyeri kepala,
muntah, kesadaarn
menurun, kejang,dll)
Defisit neurologic jarang
dijumpai
Tanda rangsangan
selaput otak
Tekanan darah Hipertensi (sering) Normotensi
Hipertensi berat
(sering)
Hipertensi (jarang)
Temuan
khusus lainnya
Penyakit
jantung/pembuluh darah
arterosklerotik
Aritmia jantung,
fibrilasi atrial,
kelainan katup
jantung, bising
karotis/tanda
sumber embolik
lain
Penyakit jantung
hipertensif,
retinopati hipertensif
Perdarahan
subhialoid/preretinal
likwor berdarah
CT Scan
Kepala
Area Hipodens
Area hipodens
pada infark
hemoragik,
tampak pula area
hiperdens
Area hiperdens
intraserebral /
intraventikular
Area hiperdens di
sisterna basalis
18. Penegakan diagnosis
Tabel 3.1 Perbedaan Stroke Iskemik Dan Hemoragik
Tanda & Gejala Infark Hemoragik
Permulaan Subakut Akut
Waktu Serangan Bangun pagi Aktivitas
Peringatan Sebelumnya ++ -
Nyeri Kepala ± ++
Muntah - ++
Kejang - ++
Kesadaran Menurun + ++
Bradikardi Hari ke-4 Sejak awal serangan
Ptosis - +
Rangsang Meningeal - ++
Papil Edem - ++
Lokasi Kortikal/Subkortikal Subkortikal
19. SIRIRAJ SCORE
• SSS > 1 berarti pasien mengalami
stroke hemoragik
• skor SSS < -1 maka pasien
mengalami stroke iskemik.
• skor antara -1 dan 1 maka hasilnya
adalah samar-samar dan
membutuhkan intervensi
pemeriksaan CT-Scan sesegera
mungkin
20. ● Hipodens
● Hilangnya visualisasi pita insular
● Hilangnya garis tatanan nukleus
lentiformis
● Hilangnya diferensiasi antara substansia
grisea-alba
● Penyempitan sulkus korteks
● Komptesi ventrikel lateral
● DWI) sangat sensitif terhadap edema
cerebri awal
● DWI MRI dapat mendeteksi iskemia jauh
lebih awal daripada CT scan standar atau
spin echo
● Lesi iskemik pada MRI akan tampak
hipointens.
● Pada sekuen DWI stroke yang masih
baru akan tampak sebagai area
hiperintensitas
Gambaran Radiologi
CT Scan MRI
23. Airway
Breathing
Circulation Antiplatelet
Menjaga airway
agar tetap
adekuat.
pemasangan
oksigen jika
terjadi
penurunan
kesadaran dan
saturasi O2
menurun
tekanan darah
diturunkan jika >
220/120
Penurunan
tekanan darah
terlalu cepat bisa
menyebabkan
stealth
phenomen
Dapat diberikan
asetosal atau
clopidogrel
sebaiknya
setelah
dikonfirmasi
bukan stroke
perdarahan
Dengarkan suara
nafas, jika
didapatkan
wheezing (curiga
asma) berikan
aminifilin bolus dan
dilanjutkan drip.
Memasang
cairan infus NS
atau RL 500
ml/12 jam.
Dekstrose 50%
25 gram IV (bila
hipoglikemi
berat)
01 03 05
02 04
Cairan Infus
PENATALAKSANAAN
Stroke Fase Akut
24. Statin
Fisioterapi
Latihan
Evaluasi &
edukasi
Jika diketahui
dislipidemia,
terutama kadar
LDL tinggi
diberikan
simvastatin atau
atorvastatin.
Stroke iskemik
yang stabil dapat
segera
mobilisasi duduk
atau belajar jalan
hari ke 2 untuk
mencegah
decubitus
Menilai
perkembangan
stroke,
memberikan
edukasi tentang
pentingnya
minum obat dan
pola hidup sehat
Semua pasien
stroke akut
dilakukan
fisioterapi sesuai
dengan kondisi
pasien, dan
seawall mungkin
dipasang pipa
nasogastrik dilanjutkan
diet cair, obat-obat oral
dibuat puyer dan
dimasukkan pipa NGT,
dapat diberikan diet
nasi rendah garam/
rendah lemak (RGRL)
06 08 05
07 09
Disfagia
PENATALAKSANAAN
Stroke Fase Akut
25. PENCEGAHAN PRIMER
1. Mengendalikan Faktor Resiko
1. Pengendalian
Hipertensi
2. Merokok
3. Diabetes
4. Dislipidemia
5. Obesitas
2. Modifikasi Gaya Hidup
1. Diet dan Nutrisi
2. Aktivitas Fisik
3. Penanganan Stress dan
Aktivitas yg cukup
26. PROGNOSIS
Prognosis penyakit stroke adalah dubia,
tergantung luas dan letak lesi.
Ad vitam: dubia adbonam
Ad sanationam: dubia adbonam
Ad fungsionam: dubia adbonam
28. IDENTITAS
Nama Tn. P
Umur 43 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Alamat Lengkap Paciran
Agama Islam
Status Perkawinan Menikah
Pendidikan -
Pekerjaan guru
Kebangsaan Indonesia
Tanggal MRS 02 februari 2023(IGD
Tanggal
Pemeriksaan
02 februari 2023
29. ANAMNESIS
Keluhan Utama Tubuh bagian kiri lemas
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat penyakit jantung: disangkal
Riwayat hipertensi : ada biasa tensi 150 tanpa obat
Riwayat hiperlipidemia : pasien tidak mengetahui
Riwayat DM tipe 2 : disangkal
RPD
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit dr. Suyudi Paciran pada
2 Februari 2023 pukul 13.00 dengan keluhan tubuh bagian kiri lemas. Keluhan dirasakan
pada pukul 11.00 di hari yang sama saat pasien sedang mengajar, pasien sadar muntah
disangkal nyeri kepala disangkal. Pasien masih bisa merasakan sentuhan namun
terdapat kelemahan pada ekstremitas bagian kiri
RPS
30. ANAMNESIS
R. Kebiasaan
Makan seperti biasa 3x sehari, tidak mengkonsumsi alkohol dan jamu,
suka semua makanan (tidak pilih-pilih), jarang olahraga, aktivitas sehari-
hari mengajar
Status ekonomi pasien termasuk golongan menengah
keatas
R. Sosial
Ekonomi
Tidak ada
R. Pengobatan
R. Kaluragsa
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat penyakit jantung: disangkal
Riwayat hipertensi : ada
Riwayat hiperlipidemia : pasien tidak mengetahui
Riwayat DM tipe 2 : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
R. Alergi Tidak ada
31. Pemeriksaan Fisik
01 Keadaan
Umum
Tampak sakit sedang, GCS E4V5M6, kesan gizi cukup
02 Tanda Vital
a. Tensi : 140/80mmHg
b. Nadi : 103 x/ menit
c. Pernafasan : 24x/menit
03
04 Kepala Bentuk mesocephal (-), luka (-), rambut tdk mudah dicabut, keriput (-), makula
(-), papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah (-)
d. Suhu : 36,5 o C
e. SpO2 : 97%
05 Mata
06 Hidung
Edema palpebra (-ǀ-) Konjungtiva anemis (-ǀ-), sklera ikterik (-ǀ-)
Napas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
Kulit Turgor kulit dbN, ikterik (-), sianosis (-), venektasi (-), petechie (-), spider nevi (-
)
34. Pemeriksaan Neuroogis
Pemeriksaan Khusus
Meningeal Sign
- Kaku kuduk (-)
- Brudzinski I (-)
- Brudzinski II (-)
- Brudzinski III Tidak dievaluasi
- Brudzinski IV Tidak dievaluasi
- Kernig (-)
Nervus Cranialis I
Kanan Kiri
Hipo / anosmia - -
Parosmia - -
Halusinasi - -
Nervus Cranialis II
Kana
n
Kiri
Visus dBN
Buta warna - -
Funduscopi Tdk dievaluasi
35. Pemeriksaan Neuroogis
Pemeriksaan Khusus
N. Cranialis III, IV, VI Kanan Kiri
Kedudukan bola mata Simetris
Pergerakan bola mata
Eksoftalmus - -
Ptosis - -
Pupil
- Bentuk Bulat Bulat
- Lebar 2 mm 2 mm
- Perbedaan lebar Isokor Isokor
- R.cahaya direct dBN
- R.cahaya
konsensuil
dBN
- Reaksi akomodasi dBN
- Reaksi konvergensi dBN
N. Cranialis V Kana
n
Kiri
Cabang motorik
- Otot masseter dBN
- Otot temporal dBN
Cabang sensorik
- I, II, III dBN
- Refleks kornea Tidak dievaluasi
36. Pemeriksaan Neuroogis
Pemeriksaan Khusus
N. Cranialis VII Kanan Kiri
Waktu diam
- Kerutan dahi dBN
- Tinggi alis dBN
- Sudut mata dBN
- Lipatan nasolabial dBN
Waktu gerak
- Mengerutkan dahi dBN
- Menutup mata dBN
- Mecucu dBN
- Memperlihatkan
gigi
dBN
N. Cranialis VIII Kan
an
Kiri
Vestibular
- Vertigo - -
- Nistagmus Tdk dievaluasi
Cochlear
- Rinne Tdk dievaluasi
- Schwabah Tdk dievaluasi
- Weber Tdk dievaluasi
37. Pemeriksaan Neuroogis
Pemeriksaan Khusus (N. cranialis IX, X)
Bagian Motoris (N. Cranialis IX, X )
- Suara biasa/parau/tidak : bisa berbicara
- Menelan : (+)
- Kedudukan arcus
pharynx
: Tidak dapat dievaluasi
- Kedudukan uvula : Ditengah
- Pergerakan arcus
pharynx
: Tidak dapat dievaluasi
- Detak jantung : dBN
- Bising usus : dBN
Bagian sensorik (N. Cranialis IX, X)
- Pengecapan 1/3 belakang lidah : Tdk dievaluasi
- Refleks oculocardiac : Tdk dievaluasi
- Refleks carotiocardiac : Tdk dievaluasi
- Refleks muntah : Tdk dievaluasi
- Refleks palatum molle : Tdk dievaluasi
N. Cranialis XI Kanan Kiri
Mengangkat bahu 4 5
Memalingkan kepala dBN
N. Cranialis XII
Kedudukan lidah waktu
istirahat
dBN
Kedudukan lidah waktu gerak dBN
46. WORKING DIAGNOSIS
0
2
Hemiparese sinistra ec. Stroke
iskemik dd infark, hipertensi,
hiperkolesterol
Cerebral dextra
CVA
aterotrombotik
D. Klinis
D. Etiologis
D. Topis
47. RESUME
• Tn P. mengeluh tubuh bagian kiri lemas sejak 3 jam smrs
• riwayat hipertensi tetapi tidak terkontrol. Pasien tidak mengetahui
jika memiliki hiperkolesterol
• Pemeriksaan neurologi pada saat pemeriksaan di IGD tanggal 2
februari 2022 didapatkan kekuatan motorik ekstremitas kiri
superior dan inferior 3 dan ekstremitas kanan normal.
• Pada pemeriksaan lab didaparkan kolesterol 287
• Foto rontgen thoraks menunjukkan hasil normal
48. PEMBAHASAN
Pasien Tn. P mengeluh
lemas badan bagian kiri
defisit neurologis dan
adanya lesi pada UMN
riwayat hipertensi, dan
hiperlipidemia
Menyebabkan kerusakan endotel
pembuluh darah dan meningkatkan
permeabilitas dinding pembuluh darah
terhadap lipoprotein. Hiperkolesterol
menyebabkan terbentuknya aterosklerosis.
Timeline dari lemah badan bagian
kirimenunjukkan permasalahan
yang mendadak (akut) dan SSS (-
3)
CVA iskemik
49. SIRIRAJ STROKE SCORE
apabila skor SSS > 1 berarti pasien mengalami stroke
hemoragik (perdarahan), dan apabila skor SSS < -1 maka
pasien mengalami stroke iskemik. Apabila skor antara -1 dan 1
maka hasilnya adalah samar-samar
0x2,5+0x2+0x2+90x0,1+0x3
-12 = 9-12= -3.
50. TATALAKSANA
Tatalaksana :
● 02 nasal canul 4 lpm
● Cairan infus Normal Saline 20 tpm
● Injeksi mecobalamin 3x1 ( vitamin B 12 untuk memperbaiki fungsi system saraf)
● Injeksi Citicolin 3x1 (neuroprotector)
● Simvastatin 0 - 0 - 20 mg ( statin untuk menurunkan trigliserida dan LDL)
● Amlodipin 1 x 10 mg (CCB sebagai antihipertensi)
● Aspilet loading 300 mg maintenance 1x100 mg (sebagai anti platelet, antikoagulan dan
fibrinolitik sehingga menurunkan terbentuknya trombus ataupun emboli
-
52. Kesimpulan
Stroke iskemik adalah tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Stroke iskemik dapat
disebabkan oleh trombosis dan emboli.
Stoke ditandai dengan ditemukannya salah satu atau sebagian dari gelaja kelemahan
atau kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai (hemiparesis, hemiplegi),
gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai (hemihipestesi,
hemianasthesi), gangguan bicara (disatria), gangguan bahasa (afasia), atau gejala
neurologi lainnya seperti jalan sempoyongan (ataksia), rasa berputar (vertigo),
kesulitan menelan (disfagia), penglihatan ganda (diplopia), penyempitan lapang
pandang (hemianopsia) yang terjadi secara mendadak.
Diagnosis stroke iskemik ditegakkan berdasarkan diagnosis klinis, gambaran radiologik
dan pemeriksaan lainnya yang mendukung. Prinsip tatalaksana stroke adalah
penanganan akut dan mengontrol faktor resiko dan kondisi penyakit yang
mendampinginya untuk mencegah proses perburukan dan serangan otak berikutnya.