SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Di Susun Oleh Kelompok

     Harmidun

    Resi Efridor

Wira Agung Pratama
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini
adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama
beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002).
     Menurut ( Marilyn E, Doenges : 2000) stroke /
penyakit serebrovaskuler menunjukkan adanya
beberapa kelainan otak ba secara fungsional maupun
structural yang disebabkan oleh keadaan patologis
dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh system
pembuluh darah otak
Penyebab-penyebabnya
 antara lain:
 1.   Trombosis
 2.   Embolisme
 3.   Iskemia
 4.   HEMORAGI
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Diabetes Melitus
6. Peningkatan hematokrit
7. Penyalahgunaan obat ( kokain)
8. Konsumsi alkohol


                       (Smeltzer C. Suzanne, 2002).
Kehilangan  motorik
kehilangan komunikasi
Gangguan persepsi
Kerusakan fungsi kognitif dan
 efek psikologis.
Disfungsi kandung kemih.
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus.
   Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh
   darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang,
   menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada
   jaringan otak.

Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis.
  Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat
  dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya
  dinding pembuluh darah oleh emboli.

Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan
  subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya
  konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh
  akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak
  sehingga timbul kematian.

Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat
  menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut
  menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.
Ada dua macam:

 Stroke Non Haemorragic
 Stroke Haemorragic




      Menurut Lanny Sustiani, Syamsir Alam dan Iwan Hadibroto (2003)
1. Stroke Hemoragik
  •   Perdarahan Intraserebral
  •   Perdarahan Subaracnoid

2. Stroke non hemoragik
  • Kesadaran umumnya baik.
  • Terjadi pada usia > 50 tahun.
  • Neurologis yang timbul bergantung pada berat
    ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya..
  • Defisit neurologis mendadak, didahulu gejala
    prodromal yang terjadi pada saat istirahat atau bangun
    pagi.
A.Pemeriksaan radiologi
   CT scan
   MRI
   Angiografi serebral
   Pemeriksaan foto thorax

B. Pemeriksaan laboratorium
   Pungsi lumbal
C. Pemeriksaan darah rutin
D. Pemeriksaan kimia darah
E. Pemeriksaan darah lengkap
Hipoksia Serebral.
Aliran darah serebral.
Embolisme serebral.
Herniasi otak
Koma
Kematian
A.Penatalaksanaan Medis
  • Penanganan suportif imun
  • Meningkatkan darah cerebral (pada stroke non
    hemoragi)
  • Pengontrolan tekanan intracranial


B. Penatalaksanaan Keperawatan

C.Perawatan pasca stroke oleh keluarga di
 rumah
PENGKAJIAN
      Nama, TTL, agama, status perkawinan, alamat, jenis
 kelamin, pendidikan, no. MR, diagnosa medis.
      Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis
 kelamin, agama, pendididkan, pekerjaan, hubungan dengan
 klien, dan alamat.
Keluhan utama.
   Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah
    badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi. (Jusuf
    Misbach, 1999)
Riwayat penyakit sekarang
   Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak,
    pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi
    nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak
    sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau
    gangguan fungsi otak yang lain. (Siti Rochani, 2000)
Riwayat penyakit dahulu
Biasanya ada riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit
  jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang
  lama, penggunaan obat-obat anti
  koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan. (Donna
  D. Ignativicius, 1995)

                           Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun
  diabetes militus. (Hendro Susilo, 2000).

                               Data psikososial
Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk
   pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan
   keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi
   stabilitas emosi dan pikiran klien dan keluarga.
                                Data ekonomi
Biasanya dapat meenyerang kalangan ekonomi tinggi maupun ekonomi
  rendah.
                                 Pola aktivitas
Biasanya    ada     kesukaran    untuk     beraktivitas   karena
  kelemahan, kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi, mudah
Pemeriksaan fisik
keadaan umum
Kesadaran : pada umumnya mengelami penurunan
  kesadaran
Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar
  dimengerti, kadang tidak bisa bicara
Tanda-tanda       vital  :   biasanya    tekanan      darah
  meningkat, denyut nadi bervariasi
Pemeriksaan integumen
Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit biasanya akan
  tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor
  kulit kan jele.
Kuku : perlu dilihat biasanya ada clubbing finger, cyanosis
Rambut : umumnya tidak ada kelainan
Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala : biasanya bentuk normocephalik
Muka : biasanya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi
Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)
Pemeriksaan dada
Biasanya pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi, wheezing
   ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan refleks
   batuk dan menelan.
Pemeriksaan abdomen
Biasanya didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang
   terdapat kembung.
Pemeriksaan ekstremitas
Biasanya didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
Pemeriksaan neurologi
    Pemeriksaan nervus cranialis
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.
    Pemeriksaan motorik.
Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi tubuh.
    Pemeriksaan sensorik
Dapat terjadi hemihipestesi.
    Pemeriksaan refleks
Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang. Setelah beberapa hari
   refleks fisiologis akan muncul kembali didahuli dengan refleks patologis.

                                                           (Jusuf Misbach, 1999)
1.   Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b/d Obstruksi
     jalan nafas
2.   Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan
     dengan perdarahan intra cerebral.
3.   Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
     kelemahan fisik
4.   Gangguan persepsi sensori baerhubungan dengan
     penurunan sensori penurunan penglihatan
5.   Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan
     dengan penurunan sirkulasi darah otak
6.   Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan
     kelemahan fisik
7.   Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
     tubuh berhubungan dengan kelemahan otot
     mengunyah dan menelan
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b/d Obstruksi
  jalan nafas
Tujuan: masalah pola nafas tidak efektif teatasi
Kreteria hasil:
  Klien mengatakan tidak sesak lagi
  Tidak menggunakan alat bantu nafas
Intervensi
  I/ Monitor bunyi nafas
R/ Indikasi menentukan gangguan pernafasan
  I/ Pertahankan intek cairan
R/ Membantu mengercerkan secret
  I/ Mobilisasi klen
R/ Mempertahankan sirkulasi
  I/ Berikan pendidikan keshatan
R/ Mencegah komplikasi paru
  I/ Kalobarasi dalam pemberian oksigen
R/ Mempertahankan oksigen
Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intra
       cerebral.
Tujuan :
       Perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal
Kriteria hasil :
       Klien tidak gelisah
       Tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang.
       GCS 15
       Pupil isokor, reflek cahaya (+)
       Tanda-tanda vital
Intervensi dan Rasional
I/ Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab-sebab peningkatan TIK dan
       akibatnya.
       R/ Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan
I/ Anjurkan kepada klien untuk bed rest.
       R/ Untuk mencegah perdarahan ulang.
I/ Observasi dan catat tanda-tanda vital dan kelain tekanan intrakranial
       R/ Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini dan untuk
       penetapan tindakan yang tepat.
I/ Berikan posisi kepala lebib tinggi 15-30 dengan letak jantung (beri bantal tipis).
       R/ Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan draimage vena dan
       memperbaiki sirkulasi serebral.
I/ Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
       R/ Rangsangan aktivitas yang meningkat dapat meningkatkan kenaikan TIK.
I/ Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat neuroprotektor.
       R/ Memperbaiki sel yang masih viabel
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese / hemiplegia
Tujuan :
 Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil
    • Tidak terjadi kontraktur sendi
    • Bertabahnya kekuatan otot
    • Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.

Intervensi dan Rasional
I/ Ubah posisi klien tiap 2 jam
R/ Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang
    jelek pada daerah yang tertekan
I/ Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak
    sakit
R/ Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta
    memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan
I/ Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
R/ Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih
    digerakkan.
I/ Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien.
R/ untuk menjaga kekakuan otot.
Gangguan persepsi sensori baerhubungan              dengan    penurunan
  sensori penurunan penglihatan
Tujuan :
Meningkatnya persepsi sensorik secara optimal.
Kriteria hasil :
Adanya perubahan kemampuan yang nyata
Tidak terjadi disorientasi waktu, tempat, orang
Intervensi dan Rasional
I/ Tentukan kondisi patologis klien.
R/ Untuk mengetahui tipe dan lokasi yang mengalami gangguan, sebagai
    penetapan rencana tindakan
I/ Kaji gangguan penglihatan terhadap perubahan persepsi
R/ Untuk mempelajari kendala yang berhubungan dengan disorientasi klien
I/ Latih klien untuk melihat suatu obyek dengan telaten dan seksama
R/ Agar klien tidak kebingungan dan lebih konsentrasi
I/        Observasi         respon        perilaku       klien,    seperti
    menangis, bahagia, bermusuhan, halusinasi setiap saat
R/ Untuk mengetahui keadaan emosi klien
I/ Berbicaralah dengan klien secara tenang dan gunakan kalimat-kalimat
    pendek
R/ Untuk memfokuskan perhatian klien, sehingga setiap masalah dapat
    dimengerti.
Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan
   sirkulasi darah otak
Tujuan
Proses komunikasi klien dapat berfungsi secara optimal

Kriteria hasil
Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat dipenuhi
Klien mampu merespon setiap berkomunikasi secara verbal maupun isarat

Intervensi dan Rasional
I/ Berikan metode alternatif komunikasi, misal dengan bahasa isyarat
R/ Memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai dengan kemampuan klien
I/ Antisipasi setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi.
R/ Mencegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang lain
I/ Bicaralah dengan klien secara pelan dan gunakan pertanyaan yang
    jawabannya “ya” atau “tidak”
R/ Mengurangi kecemasan dan kebingungan pada saat komunikasi
I/ Anjurkan kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien.
R/ Mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan komunikasi yang efektif
I/ Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi
R/ Memberi semangat pada klien agar lebih sering melakukan komunikasi
I/ Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan wicara.
R/ Melatih klien belajar bicara secara mandiri dengan baik dan benar
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan hemiparese/hemiplegi
Tujuan
Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
Kriteria hasil
Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan klien
Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk
Intervensi Dan Rasional
I/ Tentukan kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan perawatan diri.
R/Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara
    individual
I/ Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas dan beri bantuan dengan
    sikap sungguh.
R/Meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus-menerus
I/ Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi
    berikan bantuan sesuai kebutuhan.
R/ Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan meskipun
    bantuan yang diberikan bermanfaat.
I/ Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya atau
    keberhasilannya.
R/Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta mendorong klien untuk
    berusaha secara kontinyu
I/ Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi
R/Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan
    mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
                            kelemahan otot mengunyah dan menelan
Tujuan
Tidak terjadi gangguan nutrisi
Kriteria hasil
Berat badan dapat dipertahankan/ditingkatkan
Hb dan albumin dalam batas normal
Intervensi dan Rasional
I/ Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk.
R/ Untuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gravitasi
I/ Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, seama dan sesudah makan.
R/ Membantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol muskuler
I/ Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan menekan
    ringan diatas bibir/dibawah gagu jika dibutuhkan.
R/ Klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya distraksi/gangguan
    dari luar
I/ Berikan makan dengan berlahan pada lingkungan yang tenang.
R/ Makan lunak/cairan kental mudah untuk mengendalikannya didalam mulut, menurunkan
    terjadinya aspirasi
I/ Mulailah untuk memberikan makan peroral setengah cair, makan lunak ketika klien dapat
    menelan air.
R/ Dapat meningkatkan pelepasan endorfin dalam otak yang meningkatkan nafsu makan
I/ Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran melalui iv atau makanan melalui
    selang.
R/ Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan jika klien
    tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut.
STROKE

More Related Content

What's hot (17)

Makalah penyakit strok
Makalah penyakit strokMakalah penyakit strok
Makalah penyakit strok
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
makalah
makalahmakalah
makalah
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens
 
68839012 hemiparese
68839012 hemiparese68839012 hemiparese
68839012 hemiparese
 
4 Trauma Kepala & Spinal
4 Trauma Kepala & Spinal4 Trauma Kepala & Spinal
4 Trauma Kepala & Spinal
 
Askep cedera otak berat
Askep cedera otak beratAskep cedera otak berat
Askep cedera otak berat
 
Penyakit Strok
Penyakit StrokPenyakit Strok
Penyakit Strok
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Makalah stroke
Makalah strokeMakalah stroke
Makalah stroke
 
Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke
Asuhan Keperawatan pada pasien StrokeAsuhan Keperawatan pada pasien Stroke
Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA
Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNAAskep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA
Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan Keperawatan Stroke
Asuhan Keperawatan StrokeAsuhan Keperawatan Stroke
Asuhan Keperawatan Stroke
 
142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Askep trauma kepala
Askep trauma kepalaAskep trauma kepala
Askep trauma kepala
 

Viewers also liked

Workbook sin resolver
Workbook sin resolverWorkbook sin resolver
Workbook sin resolverJose Valencia
 
Dimensionamiento de almacenes de producto terminado
Dimensionamiento de almacenes de producto terminadoDimensionamiento de almacenes de producto terminado
Dimensionamiento de almacenes de producto terminadoEngrith Rodriguez
 
Dimensionamiento de almacenes de materia prima
Dimensionamiento de almacenes de materia primaDimensionamiento de almacenes de materia prima
Dimensionamiento de almacenes de materia primaEngrith Rodriguez
 
Planos despiece cad 201420 12
Planos despiece cad 201420 12Planos despiece cad 201420 12
Planos despiece cad 201420 12Engrith Rodriguez
 
Planos conjunto cad 201420 12
Planos conjunto cad 201420 12Planos conjunto cad 201420 12
Planos conjunto cad 201420 12Engrith Rodriguez
 
asuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUTasuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUTefridorkerinci
 
Dimensionamiento de la zona de producción
Dimensionamiento de la zona de producciónDimensionamiento de la zona de producción
Dimensionamiento de la zona de producciónEngrith Rodriguez
 
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak BerkualitasHakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak BerkualitasMichelle Rumawir
 
Strategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUDStrategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUDMichelle Rumawir
 
Dimensionamiento de almacenes de materia prima..
Dimensionamiento de almacenes de materia prima..Dimensionamiento de almacenes de materia prima..
Dimensionamiento de almacenes de materia prima..Engrith Rodriguez
 
Hakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanHakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanMichelle Rumawir
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniMichelle Rumawir
 

Viewers also liked (16)

Workbook sin resolver
Workbook sin resolverWorkbook sin resolver
Workbook sin resolver
 
Dimensionamiento de almacenes de producto terminado
Dimensionamiento de almacenes de producto terminadoDimensionamiento de almacenes de producto terminado
Dimensionamiento de almacenes de producto terminado
 
Dimensionamiento de almacenes de materia prima
Dimensionamiento de almacenes de materia primaDimensionamiento de almacenes de materia prima
Dimensionamiento de almacenes de materia prima
 
Planos despiece cad 201420 12
Planos despiece cad 201420 12Planos despiece cad 201420 12
Planos despiece cad 201420 12
 
Bab 1 askep gout
Bab 1 askep goutBab 1 askep gout
Bab 1 askep gout
 
Planos conjunto cad 201420 12
Planos conjunto cad 201420 12Planos conjunto cad 201420 12
Planos conjunto cad 201420 12
 
Milk
MilkMilk
Milk
 
asuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUTasuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUT
 
Dimensionamiento de la zona de producción
Dimensionamiento de la zona de producciónDimensionamiento de la zona de producción
Dimensionamiento de la zona de producción
 
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak BerkualitasHakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
 
Strategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUDStrategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUD
 
Dimensionamiento de almacenes de materia prima..
Dimensionamiento de almacenes de materia prima..Dimensionamiento de almacenes de materia prima..
Dimensionamiento de almacenes de materia prima..
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Kista ovarium
Kista ovariumKista ovarium
Kista ovarium
 
Hakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanHakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi Kependidikan
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 

Similar to STROKE (20)

Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptx
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptxVIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptx
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptx
 
Askep stroke non hemoragik
Askep stroke  non hemoragikAskep stroke  non hemoragik
Askep stroke non hemoragik
 
Askep stroke non hemoragik
Askep stroke  non hemoragikAskep stroke  non hemoragik
Askep stroke non hemoragik
 
Tia
TiaTia
Tia
 
Askep cedera kepala
Askep cedera kepalaAskep cedera kepala
Askep cedera kepala
 
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.docASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
 
Askep ckr
Askep ckrAskep ckr
Askep ckr
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan stroke
 
Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA
Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA
Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA
 
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptxSEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
 
Presentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan IntrakranialPresentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan Intrakranial
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
ppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptx
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
Laporan pendahulua1
Laporan pendahulua1Laporan pendahulua1
Laporan pendahulua1
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Hemiparesis
HemiparesisHemiparesis
Hemiparesis
 
Cidera kepala
Cidera kepalaCidera kepala
Cidera kepala
 

STROKE

  • 1. Di Susun Oleh Kelompok Harmidun Resi Efridor Wira Agung Pratama
  • 2. Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002). Menurut ( Marilyn E, Doenges : 2000) stroke / penyakit serebrovaskuler menunjukkan adanya beberapa kelainan otak ba secara fungsional maupun structural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh system pembuluh darah otak
  • 3.
  • 4. Penyebab-penyebabnya antara lain: 1. Trombosis 2. Embolisme 3. Iskemia 4. HEMORAGI
  • 5. 1. Hipertensi 2. Penyakit kardiovaskuler 3. Kolesterol tinggi 4. Obesitas 5. Diabetes Melitus 6. Peningkatan hematokrit 7. Penyalahgunaan obat ( kokain) 8. Konsumsi alkohol (Smeltzer C. Suzanne, 2002).
  • 6. Kehilangan motorik kehilangan komunikasi Gangguan persepsi Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis. Disfungsi kandung kemih.
  • 7. Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli. Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.
  • 8. Ada dua macam:  Stroke Non Haemorragic  Stroke Haemorragic Menurut Lanny Sustiani, Syamsir Alam dan Iwan Hadibroto (2003)
  • 9. 1. Stroke Hemoragik • Perdarahan Intraserebral • Perdarahan Subaracnoid 2. Stroke non hemoragik • Kesadaran umumnya baik. • Terjadi pada usia > 50 tahun. • Neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya.. • Defisit neurologis mendadak, didahulu gejala prodromal yang terjadi pada saat istirahat atau bangun pagi.
  • 10. A.Pemeriksaan radiologi  CT scan  MRI  Angiografi serebral  Pemeriksaan foto thorax B. Pemeriksaan laboratorium  Pungsi lumbal C. Pemeriksaan darah rutin D. Pemeriksaan kimia darah E. Pemeriksaan darah lengkap
  • 11. Hipoksia Serebral. Aliran darah serebral. Embolisme serebral. Herniasi otak Koma Kematian
  • 12. A.Penatalaksanaan Medis • Penanganan suportif imun • Meningkatkan darah cerebral (pada stroke non hemoragi) • Pengontrolan tekanan intracranial B. Penatalaksanaan Keperawatan C.Perawatan pasca stroke oleh keluarga di rumah
  • 13. PENGKAJIAN Nama, TTL, agama, status perkawinan, alamat, jenis kelamin, pendidikan, no. MR, diagnosa medis. Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendididkan, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan alamat. Keluhan utama.  Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi. (Jusuf Misbach, 1999) Riwayat penyakit sekarang  Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. (Siti Rochani, 2000)
  • 14. Riwayat penyakit dahulu Biasanya ada riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan. (Donna D. Ignativicius, 1995) Riwayat penyakit keluarga Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus. (Hendro Susilo, 2000). Data psikososial Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan keluarga. Data ekonomi Biasanya dapat meenyerang kalangan ekonomi tinggi maupun ekonomi rendah. Pola aktivitas Biasanya ada kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi, mudah
  • 15. Pemeriksaan fisik keadaan umum Kesadaran : pada umumnya mengelami penurunan kesadaran Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara Tanda-tanda vital : biasanya tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi Pemeriksaan integumen Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit biasanya akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit kan jele. Kuku : perlu dilihat biasanya ada clubbing finger, cyanosis Rambut : umumnya tidak ada kelainan
  • 16. Pemeriksaan kepala dan leher Kepala : biasanya bentuk normocephalik Muka : biasanya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998) Pemeriksaan dada Biasanya pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan refleks batuk dan menelan. Pemeriksaan abdomen Biasanya didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang terdapat kembung. Pemeriksaan ekstremitas Biasanya didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh. Pemeriksaan neurologi Pemeriksaan nervus cranialis Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central. Pemeriksaan motorik. Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi tubuh. Pemeriksaan sensorik Dapat terjadi hemihipestesi. Pemeriksaan refleks Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang. Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahuli dengan refleks patologis. (Jusuf Misbach, 1999)
  • 17. 1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b/d Obstruksi jalan nafas 2. Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intra cerebral. 3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik 4. Gangguan persepsi sensori baerhubungan dengan penurunan sensori penurunan penglihatan 5. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah otak 6. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik 7. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan menelan
  • 18. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b/d Obstruksi jalan nafas Tujuan: masalah pola nafas tidak efektif teatasi Kreteria hasil: Klien mengatakan tidak sesak lagi Tidak menggunakan alat bantu nafas Intervensi I/ Monitor bunyi nafas R/ Indikasi menentukan gangguan pernafasan I/ Pertahankan intek cairan R/ Membantu mengercerkan secret I/ Mobilisasi klen R/ Mempertahankan sirkulasi I/ Berikan pendidikan keshatan R/ Mencegah komplikasi paru I/ Kalobarasi dalam pemberian oksigen R/ Mempertahankan oksigen
  • 19. Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intra cerebral. Tujuan : Perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal Kriteria hasil : Klien tidak gelisah Tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang. GCS 15 Pupil isokor, reflek cahaya (+) Tanda-tanda vital Intervensi dan Rasional I/ Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab-sebab peningkatan TIK dan akibatnya. R/ Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan I/ Anjurkan kepada klien untuk bed rest. R/ Untuk mencegah perdarahan ulang. I/ Observasi dan catat tanda-tanda vital dan kelain tekanan intrakranial R/ Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini dan untuk penetapan tindakan yang tepat. I/ Berikan posisi kepala lebib tinggi 15-30 dengan letak jantung (beri bantal tipis). R/ Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan draimage vena dan memperbaiki sirkulasi serebral. I/ Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung R/ Rangsangan aktivitas yang meningkat dapat meningkatkan kenaikan TIK. I/ Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat neuroprotektor. R/ Memperbaiki sel yang masih viabel
  • 20. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese / hemiplegia Tujuan :  Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya Kriteria hasil • Tidak terjadi kontraktur sendi • Bertabahnya kekuatan otot • Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas. Intervensi dan Rasional I/ Ubah posisi klien tiap 2 jam R/ Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan I/ Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak sakit R/ Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan I/ Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit R/ Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih digerakkan. I/ Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien. R/ untuk menjaga kekakuan otot.
  • 21. Gangguan persepsi sensori baerhubungan dengan penurunan sensori penurunan penglihatan Tujuan : Meningkatnya persepsi sensorik secara optimal. Kriteria hasil : Adanya perubahan kemampuan yang nyata Tidak terjadi disorientasi waktu, tempat, orang Intervensi dan Rasional I/ Tentukan kondisi patologis klien. R/ Untuk mengetahui tipe dan lokasi yang mengalami gangguan, sebagai penetapan rencana tindakan I/ Kaji gangguan penglihatan terhadap perubahan persepsi R/ Untuk mempelajari kendala yang berhubungan dengan disorientasi klien I/ Latih klien untuk melihat suatu obyek dengan telaten dan seksama R/ Agar klien tidak kebingungan dan lebih konsentrasi I/ Observasi respon perilaku klien, seperti menangis, bahagia, bermusuhan, halusinasi setiap saat R/ Untuk mengetahui keadaan emosi klien I/ Berbicaralah dengan klien secara tenang dan gunakan kalimat-kalimat pendek R/ Untuk memfokuskan perhatian klien, sehingga setiap masalah dapat dimengerti.
  • 22. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah otak Tujuan Proses komunikasi klien dapat berfungsi secara optimal Kriteria hasil Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat dipenuhi Klien mampu merespon setiap berkomunikasi secara verbal maupun isarat Intervensi dan Rasional I/ Berikan metode alternatif komunikasi, misal dengan bahasa isyarat R/ Memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai dengan kemampuan klien I/ Antisipasi setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi. R/ Mencegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang lain I/ Bicaralah dengan klien secara pelan dan gunakan pertanyaan yang jawabannya “ya” atau “tidak” R/ Mengurangi kecemasan dan kebingungan pada saat komunikasi I/ Anjurkan kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien. R/ Mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan komunikasi yang efektif I/ Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi R/ Memberi semangat pada klien agar lebih sering melakukan komunikasi I/ Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan wicara. R/ Melatih klien belajar bicara secara mandiri dengan baik dan benar
  • 23. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan hemiparese/hemiplegi Tujuan Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi Kriteria hasil Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan klien Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk Intervensi Dan Rasional I/ Tentukan kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan perawatan diri. R/Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara individual I/ Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas dan beri bantuan dengan sikap sungguh. R/Meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus-menerus I/ Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan. R/ Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan meskipun bantuan yang diberikan bermanfaat. I/ Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya atau keberhasilannya. R/Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta mendorong klien untuk berusaha secara kontinyu I/ Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi R/Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus
  • 24. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan menelan Tujuan Tidak terjadi gangguan nutrisi Kriteria hasil Berat badan dapat dipertahankan/ditingkatkan Hb dan albumin dalam batas normal Intervensi dan Rasional I/ Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk. R/ Untuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gravitasi I/ Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, seama dan sesudah makan. R/ Membantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol muskuler I/ Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibir/dibawah gagu jika dibutuhkan. R/ Klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya distraksi/gangguan dari luar I/ Berikan makan dengan berlahan pada lingkungan yang tenang. R/ Makan lunak/cairan kental mudah untuk mengendalikannya didalam mulut, menurunkan terjadinya aspirasi I/ Mulailah untuk memberikan makan peroral setengah cair, makan lunak ketika klien dapat menelan air. R/ Dapat meningkatkan pelepasan endorfin dalam otak yang meningkatkan nafsu makan I/ Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran melalui iv atau makanan melalui selang. R/ Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan jika klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut.