SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
ENEMAS AND LAXATIVES
Table 1.1 Enema formulation
ENEMAS
• Regimen:
Dosis: 15-20 mL / kgbb
Normal saline + gliserin / sabun lembut
Cara:
Masukkan perlahan larutan secara per rektal selama 5-10 menit  kemudian tahan
cairan selama 5-10 menit  duduk di toilet selama 30 menit
Stimultan tambahan bila enema gagal: bisacodyl
• Tujuan terapi: menjaga anak tetap bersih diantara enema
FORMULASI ENEMA
• Saline (rektal / antegrade)
Volume ditentukan oleh pemberi berdasarkan studi kontras
20-30 mL/kgBB
• Enema gliserin (rektal / antegrade)
Digunakan bersama dengan saline
Gliserin ditambahkan 5-10 mL setiap peningkatan
Jika sudah 40 mL, pertimbangkan stimultan tambahan
Jika pasien simptomatik (muntah/kram perut)  pertimbangkan ganti
stimultan / substitusi dengan sabun Castile
GAMBARAN X-RAY
Tidak ada tumpukan feses
o Ada  turunkan dosis gliserin 10 mL
o Tidak ada lanjutkan dosis gliserin dan monitor
Tumpukan feses ringan
o Ada  tingkatkan dosis gliserin 10 mL
o Tidak ada  lanjutkan dosis gliserin dan monitor
Tumpukan feses sedang
o Ada/tidak ada  tingkatkan dosis gliserin 10 mL
Tumpukan feses berat
o Ada/tidak ada tingkatkan dosis gliserin 10 mL
ENEMA SABUN CASTILE
• Secara rectal / antegrade dengan saline
• Dosis sabun castile: 9 mL bertahap
• Hingga mencapai dosis 36 mL, pertimbangkan tambahan stimultan
• Apabila pasien ada keluhan (muntah / kram perut)  pertimbangkan
merubah stimultan atau ubah sabun menjadi sabun bayi
GAMBARAN X-RAY
Tidak ada tumpukan feses
o Ada  turunkan dosis sabun castile 9 mL
o Tidak ada  lanjutkan dosis sabun castile dan monitor
Tumpukan feses ringan
o Ada  tingkatkan dosis sabun castile 9 mL
o Tidak ada  lanjutkan dosis sabun castile dan monitor
Tumpukan feses sedang
o Ada/tidak ada tingkatkan dosis sabun castile 9 mL
Tumpukan feses berat
o Ada/tidak ada tingkatkan dosis sabun castile 9 mL
ENEMA BISACODYL
• Bisacodyl 10mg/30mL
• Digunakan peningkatan dosis 2.5mg (7.5mL)
• Hingga capai dosis 30mg (90mL), pertimbangkan tambahan stimultan
• Jika pasien bergejala (muntah / kram perut)  pertimbangkan ubah
stimultan
GAMBARAN X-RAY
Tidak ada tumpukan feses
o Ada  turunkan dosis bisacodyl 2.5mg (7.5mL)
o Tidak ada  lanjutkan dosis sabun castile dan monitor
Tumpukan feses ringan
o Ada  tingkatkan dosis sabun castile 5mg (15mL)
o Tidak ada  lanjutkan dosis sabun castile dan monitor
Tumpukan feses sedang
o Ada/tidak ada tingkatkan dosis sabun castile 5mg (15mL)
Tumpukan feses berat
o Ada/tidak ada tingkatkan dosis sabun castile 5mg (15mL)
Table 1.2
Laxative protocol and fiber supplements
LAKSATIF
• Pilihan utama: laksatif oral yang mengandung senna  merangsang
kontraksi kolon dan mengosongkan kolon
• Pelunak feses / laksatif osmotic (cth: polyethylene glycol) harus dihindari
 membuat feses lunak, tapi tidak merangsang usus untuk mengosongkan
kolon
• Dosis ditentukan dari interpretasi kontras enema, usia, bb, dan sudah
mencoba regimen apa saja.
• Observasi pasien 24jam setelah administrasi laksatif
• Jika dalam 24jam pasien tidak BAB  penjaga harus segera beri rektal
enema yang bisa dibeli bebas untuk evakuasi feses
• Disarankan ditambahkan serat larut air  untuk kurangi feses terlalu cair
PROTOKOL LAKSATIF SENNA
• Siapkan senna dosis 7.5mg, 15mg, atau 25mg
• Dosis maksimal tergantung toleransi tiap pasien
• Digunakan bersama dengan serat larut air
GAMBARAN X-RAY
Tidak ada tumpukan feses
o Ada  turunkan dosis laksatif ½ tablet; tergantung dosis
o Tidak ada  lanjutkan dosis laksatif dan monitor
Tumpukan feses ringan
o Ada  dosis laksatif tetap lanjutkan, pertimbangkan meningkatkan serat larut air
o Tidak ada  lanjutkan dosis laksatif dan monitor
Tumpukan feses sedang
o Ada/tidak ada tingkatkan dosis laksatif 1 tablet; tergantung dosis
Tumpukan feses berat
o Ada/tidak ada beri enema rektal sodium fosfat dan tingkatkan laksatif 1 tablet;
tergantung dosis
PROTOKOL SERAT LARUT AIR
• Serat larut air disiapkan 2gram
• Dosis maksimal bergantung toleransi pasien
• Digunakan sendiri atau bersamaan dengan senna / loperamide
GAMBARAN X-RAY
Tidak ada tumpukan feses
o Feses lunak dan/atau ada kejadian  tingkatkan serat larut air 2gram
o Tidak ada  lanjutkan dosis serat larut air dan monitor
Tumpukan feses ringan
o Ada  tingkatkan serat larut air 2 gram
o Tidak ada  lanjutkan dosis laksatif dan monitor
Tumpukan feses sedang
o Feses lunak dan/atau ada kejadian  tingkatkan serat larut air 2 gram
o Tidak ada  lanjutkan dosis laksatif dan monitor
Tumpukan feses berat
o Ada/tidaknya kejadian  beri enema rektal sodium fosfat dan turunkan serat larut air 2
gram

More Related Content

Similar to ENEMAS AND LAXATIVES.pptx

Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanHipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanEvan Permana
 
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptxTatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptximas78
 
materi ajar keselamatan kerja_Batu Ginjal.pdf
materi ajar keselamatan kerja_Batu Ginjal.pdfmateri ajar keselamatan kerja_Batu Ginjal.pdf
materi ajar keselamatan kerja_Batu Ginjal.pdfalipdesisuyonosaputr
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxElisWijayani
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxElisWijayani
 
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxDiare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxudjkw
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017intanwida
 

Similar to ENEMAS AND LAXATIVES.pptx (8)

Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanHipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada Kehamilan
 
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptxTatalaksana_diare_251016(1).pptx
Tatalaksana_diare_251016(1).pptx
 
materi ajar keselamatan kerja_Batu Ginjal.pdf
materi ajar keselamatan kerja_Batu Ginjal.pdfmateri ajar keselamatan kerja_Batu Ginjal.pdf
materi ajar keselamatan kerja_Batu Ginjal.pdf
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
 
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptxPresentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
Presentation FARMAKOLOGI GASTRITIS.pptx
 
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxDiare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
Diare akut 1234kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
 
Farmakologi 6
Farmakologi 6Farmakologi 6
Farmakologi 6
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017
 

Recently uploaded

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 

Recently uploaded (20)

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 

ENEMAS AND LAXATIVES.pptx

  • 2. Table 1.1 Enema formulation
  • 3. ENEMAS • Regimen: Dosis: 15-20 mL / kgbb Normal saline + gliserin / sabun lembut Cara: Masukkan perlahan larutan secara per rektal selama 5-10 menit  kemudian tahan cairan selama 5-10 menit  duduk di toilet selama 30 menit Stimultan tambahan bila enema gagal: bisacodyl • Tujuan terapi: menjaga anak tetap bersih diantara enema
  • 4. FORMULASI ENEMA • Saline (rektal / antegrade) Volume ditentukan oleh pemberi berdasarkan studi kontras 20-30 mL/kgBB • Enema gliserin (rektal / antegrade) Digunakan bersama dengan saline Gliserin ditambahkan 5-10 mL setiap peningkatan Jika sudah 40 mL, pertimbangkan stimultan tambahan Jika pasien simptomatik (muntah/kram perut)  pertimbangkan ganti stimultan / substitusi dengan sabun Castile
  • 5. GAMBARAN X-RAY Tidak ada tumpukan feses o Ada  turunkan dosis gliserin 10 mL o Tidak ada lanjutkan dosis gliserin dan monitor Tumpukan feses ringan o Ada  tingkatkan dosis gliserin 10 mL o Tidak ada  lanjutkan dosis gliserin dan monitor Tumpukan feses sedang o Ada/tidak ada  tingkatkan dosis gliserin 10 mL Tumpukan feses berat o Ada/tidak ada tingkatkan dosis gliserin 10 mL
  • 6. ENEMA SABUN CASTILE • Secara rectal / antegrade dengan saline • Dosis sabun castile: 9 mL bertahap • Hingga mencapai dosis 36 mL, pertimbangkan tambahan stimultan • Apabila pasien ada keluhan (muntah / kram perut)  pertimbangkan merubah stimultan atau ubah sabun menjadi sabun bayi
  • 7. GAMBARAN X-RAY Tidak ada tumpukan feses o Ada  turunkan dosis sabun castile 9 mL o Tidak ada  lanjutkan dosis sabun castile dan monitor Tumpukan feses ringan o Ada  tingkatkan dosis sabun castile 9 mL o Tidak ada  lanjutkan dosis sabun castile dan monitor Tumpukan feses sedang o Ada/tidak ada tingkatkan dosis sabun castile 9 mL Tumpukan feses berat o Ada/tidak ada tingkatkan dosis sabun castile 9 mL
  • 8. ENEMA BISACODYL • Bisacodyl 10mg/30mL • Digunakan peningkatan dosis 2.5mg (7.5mL) • Hingga capai dosis 30mg (90mL), pertimbangkan tambahan stimultan • Jika pasien bergejala (muntah / kram perut)  pertimbangkan ubah stimultan
  • 9. GAMBARAN X-RAY Tidak ada tumpukan feses o Ada  turunkan dosis bisacodyl 2.5mg (7.5mL) o Tidak ada  lanjutkan dosis sabun castile dan monitor Tumpukan feses ringan o Ada  tingkatkan dosis sabun castile 5mg (15mL) o Tidak ada  lanjutkan dosis sabun castile dan monitor Tumpukan feses sedang o Ada/tidak ada tingkatkan dosis sabun castile 5mg (15mL) Tumpukan feses berat o Ada/tidak ada tingkatkan dosis sabun castile 5mg (15mL)
  • 10. Table 1.2 Laxative protocol and fiber supplements
  • 11. LAKSATIF • Pilihan utama: laksatif oral yang mengandung senna  merangsang kontraksi kolon dan mengosongkan kolon • Pelunak feses / laksatif osmotic (cth: polyethylene glycol) harus dihindari  membuat feses lunak, tapi tidak merangsang usus untuk mengosongkan kolon • Dosis ditentukan dari interpretasi kontras enema, usia, bb, dan sudah mencoba regimen apa saja. • Observasi pasien 24jam setelah administrasi laksatif • Jika dalam 24jam pasien tidak BAB  penjaga harus segera beri rektal enema yang bisa dibeli bebas untuk evakuasi feses • Disarankan ditambahkan serat larut air  untuk kurangi feses terlalu cair
  • 12. PROTOKOL LAKSATIF SENNA • Siapkan senna dosis 7.5mg, 15mg, atau 25mg • Dosis maksimal tergantung toleransi tiap pasien • Digunakan bersama dengan serat larut air
  • 13. GAMBARAN X-RAY Tidak ada tumpukan feses o Ada  turunkan dosis laksatif ½ tablet; tergantung dosis o Tidak ada  lanjutkan dosis laksatif dan monitor Tumpukan feses ringan o Ada  dosis laksatif tetap lanjutkan, pertimbangkan meningkatkan serat larut air o Tidak ada  lanjutkan dosis laksatif dan monitor Tumpukan feses sedang o Ada/tidak ada tingkatkan dosis laksatif 1 tablet; tergantung dosis Tumpukan feses berat o Ada/tidak ada beri enema rektal sodium fosfat dan tingkatkan laksatif 1 tablet; tergantung dosis
  • 14. PROTOKOL SERAT LARUT AIR • Serat larut air disiapkan 2gram • Dosis maksimal bergantung toleransi pasien • Digunakan sendiri atau bersamaan dengan senna / loperamide
  • 15. GAMBARAN X-RAY Tidak ada tumpukan feses o Feses lunak dan/atau ada kejadian  tingkatkan serat larut air 2gram o Tidak ada  lanjutkan dosis serat larut air dan monitor Tumpukan feses ringan o Ada  tingkatkan serat larut air 2 gram o Tidak ada  lanjutkan dosis laksatif dan monitor Tumpukan feses sedang o Feses lunak dan/atau ada kejadian  tingkatkan serat larut air 2 gram o Tidak ada  lanjutkan dosis laksatif dan monitor Tumpukan feses berat o Ada/tidaknya kejadian  beri enema rektal sodium fosfat dan turunkan serat larut air 2 gram