3. GINJAL
Ginjal merupakan organ yang diperlukan untuk
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme. Ginjal
berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan
air, garam, dan elektrolit, dan merupakan suatu
kelenjar yang mengeluarkan paling sedikit tiga
hormon. Ginjal membantu mengontrol tekanan
darah dan dapat mengalami kerusakan apabila
tekanan darah terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Ginjal berhubungan dengan saluran kemih dari
ureter yang berhubungan dengan kandung kemih
(vesika urinaria).
4. BATU GINJAL
Batu ginjal (nefrolitiasis atau
urolitiasis) adalah batu yang
terbentuk di tubuli ginjal kemudian
berada di kaliks, infundibulum,
pelvis ginjal dan bahkan bisa
mengisi pelvis serta seluruh kaliks
ginjal dan merupakan batu saluran
kemih yang paling sering terjadi.
5. GEJALA
01 02
03 04
Adanya nyeri pada punggung
atau nyeri kolik yang hebat.
Nyeri kolik ditandai dengan
rasa sakit yang hilang timbul
di sekitar tulang rusuk dan
pinggang kemudian menjalar
ke bagian perut dan daerah
paha sebelah dalam.
Adanya nyeri hebat
biasa diikuti demam
dan menggigil.
Kemungkinan
adanya rasa mual
dan terjadinya
muntah dan
gangguan perut.
Adanya darah di dalam
urin dan adanya gangguan
buang air kecil, penderita
juga sering BAK atau
terjadinya penyumbatan
pada saluran kemih.
6. ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
Etiologi batu ginjal atau nefrolitiasis
adalah ketidakseimbangan kimiawi
antara zat-zat kimia dalam urine
dengan air sebagai pelarutnya.
Penyebab spesifik batu ginjal
tergantung pada jenis batu ginjal itu
sendiri, sebagai contoh batu kalsium
dapat disebabkan oleh
hiperkalsiuria, hiperurikosuria, dan
hipositraturia
-Variasi global yang bergantung pada
faktor geografis, sosial-ekonomi dan
iklim
-Usia, jenis kelamin, ras dan pola makan
yang mempengaruhi terjadinya
penyakit.
-Obesitas dan sindrom metabolik
merupakan faktor risiko batu ginjal
7. Pasien menghindari minuman bersoda,
mengurangi konsumsi kopi dan teh, diet
rendah garam dan menghindari asupan
protein berlebih dari makanan.
TERAPI NON
FARMAKOLOGI
• Cukup hidrasi: Perbanyak minum air putih
minimal 2,5–3 liter sehari.
• Meningkatkan aktivitas fisik: Menjalani
aktivitas fisik ringan-sedang 150 menit per
minggu.
Modifikasi Gaya Hidup Modifikasi Diet
8. Karena nyeri kolik umumnya cukup berat,
analgesik yang digunakan dapat berupa:
ANALGESIK
Ketorolac dengan dosis awal 30–60 mg intramuskular
(IM) atau 30 mg intravena (IV), diikuti 30 mg setiap
6–8 jam sesuai kebutuhan. Pada pasien berusia di
atas 65 tahun, dosis diturunkan setengahnya
01
Morfin dengan dosis 10 mg setiap 4 jam sesuai
kebutuhan. Awasi potensi efek samping depresi napas,
sedasi, konstipasi, potensi adiksi, mual, dan muntah
02
Meperidin (60–80 mg meperidin ekuivalen dengan 10
mg morfin). Dosis 50–150 mg IM setiap 3–4 jam
03
ANTIBIOTIK
Antibiotik hanya diberikan apabila ada
potensi infeksi saluran kemih seperti
adanya piuria, bakteriuria, demam, atau
leukositosis dengan penyebab lain
disingkirkan.
TERAPI FARMAKOLOGI
Bila pasien datang dengan kondisi kolik renal atau kondisi sakit disebabkan
ginjal dapat dilakukan pemasangan akses intravena untuk hidrasi dan
pemberian obat-obat intravena. Bila tidak ada obstruksi atau infeksi dapat
diberikan analgesik, antiemetik dan antidiuretik
9. ANTIEMETIK
Pasien dengan kolik renal
umumnya mengalami mual
dan muntah. Obat yang
dapat diberikan adalah
metoclopramide dosis 10 mg
IV atau IM setiap 4–6 jam
sesuai kebutuhan.
ANTIDIURETIK
Desmopresin (DDAVP) dapat
menurunkan nyeri kolik
renal. Bila diberikan melalui
semprotan nasal, maka dosis
yang digunakan adalah 40
mcg. Bila diberikan secara
IV, maka dosis yang
digunakan adalah 4 mcg.
10. JENIS BATU GINJAL
Kebanyakan batu ginjal adalah batu kalsium, biasanya dalam bentuk kalsium
oksalat. Faktor makanan, vitamin D dosis tinggi, operasi bypass usus dan beberapa
gangguan metabolisme dapat meningkatkan konsentrasi kalsium atau oksalat dalam
urin. Batu kalsium juga dapat terjadi dalam bentuk kalsium fosfat. Jenis batu ini lebih
sering terjadi pada kondisi metabolik, seperti asidosis tubulus ginjal. Ini juga dapat
dikaitkan dengan obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati migrain
atau kejang, seperti topiramate
BATU KALSIUM
Batu struvit terbentuk sebagai respons terhadap infeksi saluran
kemih. Batu-batu ini dapat tumbuh dengan cepat dan menjadi sangat
besar, terkadang dengan sedikit gejala atau sedikit peringatan.
BATU STRUVITE
Batu-batu ini terbentuk pada orang dengan kelainan
keturunan yang disebut cystinuria yang menyebabkan ginjal
mengeluarkan terlalu banyak asam amino tertentu.
BATU SISTIN
01
02
03
04
BATU ASAM URAT
Batu asam urat dapat terbentuk pada orang yang kehilangan terlalu banyak
cairan karena diare kronis atau malabsorpsi, orang yang mengonsumsi
makanan berprotein tinggi, dan penderita diabetes atau sindrom metabolik.
Faktor genetik tertentu juga dapat meningkatkan risiko batu asam urat.
11. 1. BERUSIA 35-45 TAHUN
2. BERJENIS KELAMIN LAKI-LAKI.
3. TIDAK MENDAPATKAN CUKUP CAIRAN DALAM TUBUH ATAU MENGALAMI
DEHIDRASI
4. MENGONSUMSI MAKANAN YANG TINGGI PROTEIN, NATRIUM (GARAM), ATAU
GULA
5. MEMILIKI RIWAYAT BATU GINJAL DALAM KELUARGA
6. MENGALAMI GANGGUAN PENCERNAAN
7. MENDERITA OBESITAS
8. PERNAH MENJALANI OPERASI PADA ORGAN PENCERNAAN
9. MENDERITA KONDISI MEDIS TERTENTU, SEPERTI HIPERPARATIROIDISME, INFEKSI
SALURAN KEMIH, ATAU DIABETES.
10. MENGONSUMSI OBAT-OBATAN ATAU SUPLEMEN TERTENTU, SEPERTI OBAT
MIGRAIN, SUPLEMEN MAKANAN, ATAU VITAMIN C
FAKTOR RESIKO BATU GINJAL
12. Pasien laki-laki usia 29 tahun datang di klinik dengan
keluhan nyeri pinggang, anyang-anyangan dan sering buang
air kecil tapi sedikit-sedikit selama seminggu yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapat keadaan umum baik,
Tanda vital tekanan darah : 130/80 mmHg, Nadi 88
×/menit, respiratory rate 20×/menit, mata conjunctiva
palpebra tidak anemis dan tidak pucat. Pada pemeriksaan
dada didapatkan jantung dan paru dalam batas normal,
Abdomen tidak ada kelainan dan ekstremitas atas dan
bawah tidak ada edema dan memiliki riwayat asam urat.
KASUS
13. PENYELESAIAN
METODE ASMETOD
A : Umur pasien 29 tahun
S : Yang diderita oleh diri sendiri
M : Belum ada pengobatan yang dilakukan
E : Belum ada usaha yang dilakukan
T : Satu minggu
H : Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
O : Tidak ada gejala lain
D : Keluhan nyeri pinggang, anyang-anyangan
dan sering buang air kecil tapi sedikit-sedikit
selama seminggu yang lalu. Tanda vital
tekanan darah : 130/80 mmHg, Nadi 88
×/menit, respiratory rate 20×/menit, mata
conjunctiva palpebra tidak anemis dan tidak
pucat.
Alluric memiliki kandungan aktif allopurinol.
Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi batu
ginjal yang terbentuk akibat penumpukan
asam urat dalam tubuh. Kandungan
allopurinol di dalam obat ini bekerja dengan
menghambat enzim xanthine-oxidase yang
berperan dalam pembentukan asam urat.
Terhambatnya enzim xanthine-oxidase dapat
menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.
Dengan begitu, batu ginjal bisa teratasi.
Untuk membantu menurunkan kadar asam
urat, allopurinol dalam Alluric dapat
dikonsumsi 1 tablet per hari. Obat batu ginjal
ini hanya bisa dibeli dengan resep dokter.
OBAT YANG DI REKOMENDASIKAN