Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Modul ini menjelaskan prosedur pengembangan media pendidikan dan pelatihan metode pelaksanaan bangunan untuk karyawan PT Summarecon Agung Tbk. Modul dikembangkan menggunakan model 4D dan meliputi tahap define, design, dan develop. Hasil validasi ahli materi dan media menunjukkan bahwa modul layak digunakan sebagai bahan ajar.
1. PENGEMBANGAN MEDIA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
METODE PELAKSANAAN BANGUNAN
DI PT. SUMMARECON AGUNG Tbk.
Disusun Oleh :
Ashari Rosyadi
NIM 14505241021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
2. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Meningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
yaitu karyawan dibidang struktur housing yang
menjabat sebagai Inspector, Site Manager, Project
Manager, dan General Manager Housing di PT.
Summarecon Agung, Tbk.
Diperlukan pengembangan modul beserta
perangkat pembelajarannya yang diaplikasikan
pada sistem pendidikan dan pelatihan karyawan
yang terstruktur dan sistematis untuk setiap job level
dari Department Project Real Estate (housing).
3. B. Identifikasi Masalah
1.Belum lengkapnya perangkat pembelajaran untuk job level
di setiap departmen di PT. Summarecon Agung, Tbk.
2.Masih terbatasnya media pembelajaran yang
dikhawatirkan peserta diklat belum banyak menyerap
materi pelajaran yang disampaikan.
3.Belum terukurnya kemampuan peserta diklat dikarenakan
kurangnya perangkat pembelajaran yang bersifat interaktif
dan mendetail.
4. C. Pembatasan Masalah
Produk media pembelajaran yang dikembangkan dalam
bentuk modul pembelajaran dan hanya Mata Diklat Metode
Pelaksanaan Bangunan dengan Judul Pokok Bahasan Yaitu
Standar Pelaksanaan Pengecoran.
D. Rumusan Masalah
Bagaimanakah prosedur pengembangan Media Pendidikan dan
Pelatihan Metode Pelaksanaan Bangunan yang layak sebagai
bahan ajar bagi karyawan di PT. Summarecon Agung, Tbk.?
5. E. Tujuan Penelitian
Mengetahui prosedur pengembangan Media Pendidikan
dan Pelatihan Metode Pelaksanaan Bangunan yang
layak sebagai bahan ajar bagi karyawan di PT.
Summarecon Agung, Tbk.
6. F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Standar Pelaksanaan Pengecoran
BAB I
Standar
Pelaksanaan
Pengecoran
BAB II
Metode
Pengecoran
BAB III
Metode
Bekisting
BAB IV
Peralatan
dan SDM
BAB V
Standar
Penulangan
7. G. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis :
1.Bagi Peserta Diklat
2.Bagi PT. Summarecon Agung, Tbk.
b. Manfaat Teoritis :
1.Bagi FT UNY
2.Bagi Peneliti
8. BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Definisi Media
2. Sumber Belajar sebagai Media Pembelajaran
3. Pengembangan Media Modul sebagai Sumber Belajar
4. Pendidikan dan Pelatihan
5. Kriteria Keberhasilan Pembelajaran
6. Perencanaan Media Pembelajaran
7. Metode dalam Pelaksanaan Bangunan
8. Materi dalam Metode Pelaksanaan Bangunan
9. B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Ety Setiawati (2016)
2. Nur Alfian S. (2015)
3. Wulan Nurcahyani (2015)
4. Arif Muhlisin (2012)
Semua Refrensi Memiliki Kesamaan yaitu Penelitian dan
Pengembangan (R&D) dengan Pengembangan Media
Pembelajaran Modul
10. C. Kerangka berpikir
Pengembangan Sumber
Daya Manusia
Pengembangan Media
Pendidikan dan Pelatihan
Media Diklat yang Layak Sebagai
Sumber Belajar dan Mengembangkan
Sumber Daya Manusia
PT.
Summarecon
Agung, Tbk.
Peserta diklat
11. BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Jenis penelitian dan pengembangan (Research and
Development atau R&D) dengan model pengembangan
4D (four-D) Thiagarajan.
Akan tetapi untuk penelitian ini, tahap disseminate
(penyebaran) tidak dilakukan dan hanya dibatasi sampai
tahapan 3D yaitu yaitu define (pendefinisian), design
(perancangan) dan develop (pengembangan).
12. B. Prosedur Pengembangan
Analisis
Kebutuhan
Materi Modul
Pengumpulan
Referensi
Materi Modul
Perancangan
Desain Modul
Evaluasi dan
Validasi dari
Ahli Materi dan
Ahli Media
Revisi
Modul
Modul Mata
Diklat
Penyusunan
Materi Modul
dari Referensi
Define
Design
Develop
13. C. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah di PT. Summarecon Agung Tbk.,
dengan fokus pengembangan di kawasan Proyek
Summarecon Serpong Tangerang Banten dan waktu
penelitian adalah bulan April 2017 – Mei 2017.
D. Sumber Data / Subyek Penelitian
Sumber ahli materi dan ahli media pembelajaran dosen
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan serta
karyawan PT. Summarecon Agung Tbk., untuk pekerjaan
Housing pada bidang struktur.
14. E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Dokumentasi
3. Angket
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Observasi Analisis Kebutuhan Modul.
2. Instrumen Validasi Kelayakan Modul Ditinjau dari Materi
3. Instrumen Validasi Kelayakan Modul Ditinjau dari Media
Pembelajaran
15. G. Teknik Analisis data
Teknik Analisis Statistik Deskriptif Kuantitatif.
Untuk penilaian kelayakan modul dipakai skala pengukuran
Likert yaitu Angka 1 sampai 4 kemudian dikonversikan sesuai
tabel (Widhiastuti, 2007: 126)
Keterangan: S = Skor responden
Smin = Skor terendah
P = Panjang kelas interval
Smax = Skor tertinggi
Interval Skor Kategori
(Smin+3P) ≤ S ≤ Smax Sangat layak
(Smin+2P) ≤ S ≤ (Smin+3P-1) Layak
(Smin+P) ≤ S ≤ (Smin+2P-1) Tidak layak
Smin ≤ S ≤ (Smin+P-1) Sangat tidak layak
16. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Pembuatan Modul
a. Define
1) Analisis Kebutuhan Modul
b. Design
1) Pengumpulan Referensi Materi Modul
2) Penyusunan Materi Modul dari Referensi
3) Perancangan Desain Modul
c. Develop
1) Validasi Modul
2) Revisi Modul
17. a) Ahli Materi
Kategori Interval Skor Persentase
Sangat Layak 81,25 ≤ S ≤ 100 20%
Layak 62,5 ≤ S ≤ 80,25 80%
Kurang Layak 43,75 ≤ S ≤ 61,5 0,0%
Sangat Tidak Layak 25 ≤ S ≤ 42,75 0,0%
Jumlah Soal 100%
c.1) Validasi Modul
18. b) Ahli Media
Kategori Interval Skor Persentase
Sangat Layak 74,75 ≤ S ≤ 92 34,78%
Layak 57,5 ≤ S ≤ 73,75 56,52%
Kurang Layak 40,25 ≤ S ≤ 56,5 8,70%
Sangat Tidak Layak 23 ≤ S ≤ 39,25 0,0%
Jumlah Soal 100%
19. B. PEMBAHASAN
a. Define
1) Analisis Kebutuhan Modul
• Dalam penyusunan pembuatan Modul Standar
Pelaksanaan Pengecoran dilakukan dengan dimulai
tahapan analisis kebutuhan modul. Untuk melakukan
analisis kebutuhan modul yaitu dengan dilakukan kegiatan
berupa observasi langsung di lapangan dan dokumentasi.
• Tahap analisis kebutuhan merupakan tahap dalam
melakukan identifikasi segala permasalahan, serta situasi
dan kondisi yang kemudian mencari solusi atau jalan
keluar terhadap permasalahan tersebut.
1. Pembuatan Modul
20. b. Design
1) Pengumpulan Referensi Materi
• Awal tahap dari pengumpulan referensi materi modul
yaitu dengan menetapkan judul yang akan digunakan
dalam mencari pedoman dan referensi materi yang
diperlukan dalam modul. Selanjutnya dilakukan
pengkajian kurikulum dan silabus Modul Standar
Pelaksanaan Pengecoran yang akan digunakan
21. b. Design
2) Penyusunan Materi Modul dari Referensi
• Penyusunan modul dilakukan dengan merancang atau
mendesain modul. Penyusunan desain materi Modul
Standar Pelaksanaan Pengecoran dari berbagai referensi
atau sumber yaitu dengan menyusun komponen
kerangka modul.
22. b. Design
3) Perancangan Desain Modul
• Perancangan Desain Modul disusun atau dibuat
berdasarkan draft modul yang sebelumnya telah dibuat
berisikan halaman sampul dan halaman francis, kata
pengantar, daftar isi, tujuan pembelajaran, kompetensi
dan indikator pembelajaran, materi, rencana kegiatan
siswa, kegiatan belajar yang terdiri dari 5 BAB, latihan
soal sebagai evaluasi pembelajaran dan daftar pustaka
serta melampirkan dokumen tambahan.
23. c. Develop
1) Validasi Modul Standar Pelaksanaan Pengecoran
a) Ahli Materi
• Berdasarkan hasil dari validasi serta penilaian ahli
materi dapat menunjukkan bahwa produk Modul
Standar Pelaksanaan Pengecoran layak digunakan
dalam proses pembelajaran serta sebagai sumber
belajar maupun media pembelajaran.
24. c. Develop
1) Validasi Modul Standar Pelaksanaan Pengecoran
b) Ahli Media
• Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media, Modul
Standar Pelaksanaan Pengecoran secara keseluruhan
layak digunakan sebagai media pembelajaran. Pada
aspek tampilan modul dengan setiap indikatornya telah
sesuai dengan pernyataan pada angket sehingga modul
dapat masuk dalam kategori layak.
25. c. Develop
2) Revisi Modul Standar Pelaksanaan Pengecoran
• Untuk tahap ini ahli materi dan ahli media selaku
validator media pembelajaran telah memberikan
penilaian, komentar, dan saran terhadap Modul Standar
Pelaksanaan Pengecoran. Dari proses validasi maka
dapat diketahui beberapa hal yang perlu diperbaiki dan
direvisi pada bagian modul tersebut. Setelah para ahli
melakukan validasi berupa penilaian, selanjutkan
dilakukan tindak lanjut untuk lebih menyempurnakan
Modul Standar Pelaksanaan Pengecoran.
26. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1.Prosedur pengembangan media Modul hanya sampai
tahapan 3D
2.Dari hasil validasi para ahli dapat disimpulkan bahwa
tingkat kelayakan Modul masuk kategori “Layak”
digunakan sebagai media pembelajaran.
B. Keterbatasan Penelitian
Modul dikembangkan hanya berdasarkan dari hasil
observasi dan dokumentasi di kawasan PT. Summarecon
Agung, Tbk., dan hanya berdasarkan dari Forum Group
Discussion (FGD) antara FT UNY dengan PT.
Summarecon Agung, Tbk.
27. C. Saran
1. Modul diharapkan dapat diterapkan sebagai media
pembelajaran di PT. Summarecon Agung, Tbk.
2. Bagi PT. Summarecon Agung, Tbk., dengan adaya
modul sebagai media pembelajaran diharapkan dapat
memaksimalkan dan mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas tinggi.