Dokumen tersebut membahas tentang ilmu fisika dan sistem satuan yang digunakan dalam ilmu tersebut, termasuk sistem metrik dan non-metrik beserta penjelasan mengenai besaran, dimensi, dan proses pengukuran."
2. ILMU FISIKA
Ilmu yang menjelaskan
(menDeskripsikan) fenomena
alam yang menjadi objek
pengamatan.
DESKRIPSI
KUANTITATIF
BESARAN FISIS
(Terukur dengan alat ukur)
KUALITATIF
BESARAN NON FISIS
(Tidak terukur/deskripsi
bentuk, warna, bau dll)
STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
3. S A T U A N Sesuatu yang digunakan
untuk menyatakan ukuran
Besaran
SISTEM SATUAN
SATUAN METRIK
SISTEM mks
(meter, kilogram, sekon)
SISTEM cgs
(centimeter, gram, sekon)
SATUAN NON METRIK
(BRITISH)
SISTEM fps
(food, pound, secon)
STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
4. I. SISTEM METRIK
Sistem metrik atau disebut juga sistem metrik absolut ,
didasarkan pada :
Panjang [ L]
Massa [M]
Waktu [T]
Sistem ini secara resmi digunakan pertama kali pada tahun
1866 di Perancis, dan sejak tahun 1889 dikenal dengan Sistem
Internasional (SI).
STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
5. 1.1 SISTEM SATUAN INTERNASIONAL
Sistem satuan internasional (SI) merupakan satuan
standar yang disepakati secara Internasional.
Tujuan penetapan Sistem Satuan Internasional (SI):
Tidak menimbulkan kesukaran dengan banyaknya
pemakaian satuan yang beraneka ragam
Membantu dalam mendefinisikan beragam alat ukur
Mempermudah konversi dari satuan ke satuan
lainnya
STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
6. 1.2 SATUAN STANDAR
Satuan standar : Perumusan satu jenis satuan
untuk suatu besaran tertentu
Tujuan penetapan Satuan standar:
Memudahkan penetapan satuan untuk suatu
besaran
Syarat utama Satuan Standar
Nilai satuannya harus sama
Mudah diperoleh kembali ( mudah ditiru )
Dapat diterima secara internasional
STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
7. 1.2.1 PENETAPAN SATUAN STANDAR
STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
Satu meter : jarak yang ditempuh cahaya (dalam vakum) dalam
selang waktu 1/299.792.458 sekon (CGPM ke 17, 1983)
Satu kilogram (kg) : massa sebuah kilogram standar yang disimpan
di lembaga timbangan ukuran internasional (CGPM ke-1 1899)
Massa kilogram standar juga disamakan dengan masa dari 1 liter
air murni pada suhu 4°C
Satu sekon (s) : selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium
untuk melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali dalam
transisi antara 2 tingkat energi di tingkat energi dasarnya (CGPM ke
13)
8. 1.2.1 PENETAPAN SATUAN STANDAR
STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
Satu ampere (A) : kuat arus tetap yang jika dialirkan melalui 2 buah
kawat yang sejajar dan sangat panjang dengan tebal yang dpt diabaikan
dan diletakkan pada jarak pisah 1 meter dalam vakum menghasilkan gaya
2 x 10 -7 newton pada setiap meter kawat (CGPM ke-13, 1967)
Satu Kelvin ( K) : 1/273,16 kali suhu termodinamika titik tropel air (CGPM
ke -13 , 1967). Titik tripel air adalah suhu dimana air murni berada dalam
keadaan seimbang dengan es dan uap jenuhnya
Satu Kandela (cd) : intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang
memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi 540 x 10 12 hertz
dengan intensitas radiasi sebesar 1/683 watt per steradian dalam arah
tersbut (CGPM ke-16, 1979)
9. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
Faktor Awalan Simbol
1018 exa- E
1015 peta- P
1012 tera- T
109 giga- G
106 mega- M
103 kilo- k
102 hekto- h
101 deka- da
Faktor Awalan Simbol
10-1 desi- d
10-2 senti- c
10-3 mili- m
10-6 mikro- m
10-9 nano- n
10-12 piko- p
10-15 femto- f
10-18 ato- a
1.3 Sistem Matrik dalam SI
10. II. SISTEM NON METRIK
Sistem non metrik atau disebut juga sistem British atau
Sistem grafitasi Inggris, didasarkan pada :
Gaya [ F]
Panjang [L]
Waktu [T]
Sistem fps (food, pound, sekon) dipakai di negara dengan
bahasa induk menggunakan bahasa inggris di dalam
kehidupan sehari-hari serta dipakai dalam pengerjaan mesin-
mesin
STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
12. B E S A R A N STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
Untuk menyatakan suatu besaran, misalnya panjang,
diperlukan satuan.
Jumlah besaran dalam Fisika ini banyak karena itu akan
diperlukan banyak sekali satuan.
Besaran yang dapat dibentuk dari besaran-besaran lain
disebut besaran turunan. Sedang besaran-besaran tertentu
yang membentuk besaran turunan disebut besaran pokok.
Dalam mekanika hanya digunakan 4 besaran dasar yaitu :
panjang, massa, waktu dan jumlah zat
Dalam SI ada beberapa satuan dengan nama khusus yaitu :
N (Newton) = kg. m. s-2
J (Joule) = N.m untuk satuan kerja (energi)
W (watt) = J.S-1 untuk satuan daya
15. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
BESARAN PELENGKAP
Besaran Pelengkap atau tambahan adalah:
besaran yang bukan besaran dasar, tapi
cara pengukurannya tidak bergantung
pada besaran lain.
Besaran pelengkap tidak mempunyai
dimensi
Ada 2 besaran pelengkap
Sudut bidang datar satuannya radian
Sudut ruang satuannya steradian (Sr)
18. KONVERSI SATUAN STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
Dalam pengkonversian suatu satuan, memerlukan
suatu faktor konversi , berupa :
Bilangan dan penyebut
Masing-masing memiliki satuan yang berbeda
Memiliki besar yang sama
Faktor konversi bernilai satu (1).
Contoh:
Mengubah dari 45 yard ke dalam satuan meter
1 yard = 0,9144 meter
(hitung!)
20. NOTASI ILMIAH STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
Dalam notasi ilmiah, menuliskan bilangan
sebagai hasil kali bilangan a (1 < a < 10) dengan
bilangan 10 berpangkat, yang disebut orde.
Contoh:
Hasil kali bilangan : a
140.000 = 1,4 x 105 dan 0,0037 = 3,7 x 10-3
Bilangan berpangkat : orde
23. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
D I M E N S I
DIMENSI adalah : cara penulisan besaran-besaran dengan
menggunakan lambang-lambang besaran
dasar
Dimensi menyatakan esensi dari suatu besaran fisika yang tidak
bergantung pada satuan yang digunakan.
Contoh: Jarak antara dua tempat dapat dinyatakan dalam meter, mil, langkah,dll.
Apapun satuannya jarak pada dasarnya adalah “panjang”.
Dimensi berguna untuk :
Menentukan dimensi besaran dalam suatu rumus yang
tidak diketahui
Mengecek/ mengkaji kebenaran suatu rumus
Ada 3 besaran Dimensi pokok
Panjang yang memakai simbol (L)
Massa yang memekai simbol (M)
24. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
Analisa Dimensi
Melalui analisa dimensi kita pun bisa mengkaji kebenaran suatu
persamaan fisika, karena suatu persamaan fisika harus memiliki
dimensi yang konsisten.
Suatu besaran dapat dijumlahkan atau dikurangkan apabila
memiliki dimensi yang sama.
Setiap suku dalam persamaan fisika harus memiliki dimensi
yang sama.
Analisis dimensi menggunakan fakta bahwa dimensi dapat
diperlakukan sebagai besaran aljabar,
Contoh: Hubungan jarak (s), waktu (t), dan kecepatan (v) adalah:
s = v.t
[L] = [L/T].[T] = [LT-1][T]
[L] = [L]
25. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
Analisa Dimensi
Catatan:
Walaupun analisis dimensi
sangat berguna tetapi
mempunyai batasan, yaitu
tidak dapat menjelaskan
konstanta numerik yang ada
dalam persamaan.
Persamaan yang benar
secara analisis dimensi
belum tentu benar secara
fisis.
Karena kedua sisi persamaan mempunyai dimensi yang sama
maka persaamaan ini benar secara dimensi
Contoh:
Persamaan menyatakan jarak (x)
yang ditempuh oleh suatu mobil
dalam waktu (t) jika mobil mulai
dari kecepatan awal vo dan
bergerak dengan percepatan tetap
tetap a.
26. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
Dimensi Besaran
Dimensi Besaran Pokok
Dimensi Besaran Turunan
27. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
B. PENGUKURAN
Fisika : Pengukuran kuantitas sistem SI
Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran
dengan suatu besaran yang sudah distandar.
Instrumen Pengukuran
Instrumen pengukuran : Alat yang digunakan untuk melakukan
pengukuran.
Kriteria kemampuan alat ukur:
accuracy, kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur yang
mendekati hasil sebenarnya.
Presisi, kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama
dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang
sama.
Sensitivitas, tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan
besaraan yang akan diukur
Kesalahan (error), penyimpangan hasil ukur terhadap nilai yang
sebenarnya
28. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
INSTRUMEN PENGUKURAN
Alat ukur panjang
Alat ukur waktu Alat ukur suhu
Alat ukur massa
29. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
PROSES PENGUKURAN
PENGUKURAN
PENGULANGAN
NON
PENGULANGAN
Yang perlu diperhatikan :
Ketelitian ( accuracy)
Kebenaran (precision)
Ketelitian :
- Menunjukkan pengukuran yang bagaimana memberikan
pendekatan untuk memperoleh suatu standar
- Pengukuran berkali-kali:
- dirata-rata -dicari standar deviasi (S)
n
x
x
n
i
i
1
1
)(
1
2
n
xx
S
n
i
i
30. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
PROSES PENGUKURAN
Kebenaran: berhubungan dengan kemampuan pengembalian dari
suatu pengukuran tanpa memperdulikan ketelitian dalam
pengukuran
Registrasi : mencatat hal-hal yang diperoleh dari hasil
pengukuran
1.Falsa Positif
Suatu penyimpangan ( error) yang terjadi dimana penderita
dinyatakan menderita suatu penyakit padahal sama sekali tidak
2. Falsa negatif
Suatu penyimpangan ( error) yang terjadi dimana penderita
dinyatakan tidak sakit padahal penderita tersebut menderita suatu
penyakit
Yang Harus Dilakukan :
1.Pengambilan pengukuran
2.Pengulangan pengukuran
3.Penggunaan alat-alat yang dipercayai
4.Kalibrasi alat
31. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
ANGKA PENTING
Angka penting : angka-angka yang diperoleh
dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka-
angka pasti dan satu angka terakhir yang
diragukan.
Angka yang merupakan angka penting adalah :
Semua angka bukan nol
Angka nol yang berada diantara angka bukan nol
Angka nol yang berada di sebelah kanan tanda
desimal dan mengikuti angka bukan nol
32. STTIF BOGOR
D III REGULER KHUSUS
ANGKA PENTING
Angka yang bukan merupakan angka penting
adalah
Angka nol yang berada di sebelah kiri angka bukan
nol
0,000675 terdiri dari 3 angka penting
0,03 terdiri dari 1 angka penting
Angka nol disebelah kanan angka bukan nol dan
tanpa desimal, kecuali jika diberi tanda khusus,
misalnya garis pada angka yang diragukan
500 terdiri dari 1 angka penting
2050 terdiri dari 3 angka penting