SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23TAHUN2022
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2OO5
TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAV/ASAN, DAN
PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a, bahwa dalam rangka mengoptimalkan peran Badan Usaha
Milik Negara sebsgai agen pembangunan nasional datam
melalui penguatan kelembagaan dan
Usaha Milik Negara
Milik Negara;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan se
yang baik terkait dengan pengurusan Badan
Usaha Milik Negara, perlu Peraturan
mendukung perekonomian nasional serta
dengan dinamika pengelolaan Badan Usaha Milik Nega.ra
sumber daya Badan
prinsip tata kelola
dimaksud
Republik
Pemcrintah Nomor 45 Tahun 2OOS tentang pendirian,
Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha
I
2
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan pemerintah
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2OO5 tentang Pendirian, Pengurusan, pengawasan,
dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
IndonesiaTahun 1945;
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang Keuangan
Negara (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3
Nomor 47, Tambahan Iembaran Negara
Indonesia Nomor 4286);
SK No 135594A
3. Undang-Undang. . .
PRESIDEN
REPUELIK TNDONESIA
-2-
3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2OO3 tentang Badan
Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2OO3 Nomor 7O, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4297);
Undang-Undang Nomor 4O Tahun 2OO7 tentang Perseroan
Terbatas (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4756);
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2OO5 tentang
Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran
Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 117, Tambahan kmbaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4556);
4
5
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2OO5 TENTANG
PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN
PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 20O5 Nomor 117, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a556) diubah
sebagai berikut:
Di antara ayat (1) dan ayat (2) Pasal 14 disisipkan 3 (tiga)
ayat, yakni ayat (la), ayat (lb), dan ayat (1c) sehingga
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 14
(1) Pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi
dilakukan oleh RUPS untuk Persero dan Menteri untuk
Perum.
1
SK No 132972 A
(1a) Dalam . . .
PRESTDEN
REPUBLIK INDONES
-3-
(1a) Dalam pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (l), Menteri menetapkan daftar dan rekam
jejak.
(1b) Dalam daftar dan rekam jejak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1a), Menteri dapat
meminta masukan dari lembaga/instansi pemerintah
terkait.
Dalam pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), RUPS/Menteri memperhatikan dan
mempertimbangkan rekam jejak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1a).
Pengangkatan Direksi, Menteri dapat meminta
masukan dari Menteri Keuangan dan/ atau Menteri
Teknis.
( 1c)
(21
2. Penjelasan Pasal 17 diubah sebagaimana tercantum dalam
penjelasan pasal demi pasal.
3. Di antara Pasal 17 dan Pasal 18 disisipkan 1 (satu) pasal,
yakni Pasal 17A sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal l7A
Dalam berperilaku sehari-hari, Direksi harus memiliki
sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah.
4. Ketentuan ayat (1) Pasd 22 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal22
(1) Anggota Direksi dilarang menjadi pengurus partai
politik dan/ atau calon/ anggota legislatif, calon
kepala/wakil kepala daerah dan/atau kepala/walil
kepala daerah.
SK No 132971A
(2) Ketentuan...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
l2l Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (l) diatur dengan
Peraturafl Menteri.
5. Ketentuan ayat (21, ayat (3), ayat (4), dan ayat (7) Pasal 23
diubah, di antara ayat l2l dan ayat (3) disisipkan 1 (satu)
ayat, yakni ayat (2a), di antara ayat (5) dan ayat (6)
disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (5a), serta ayat (5)
dihapus sehingga Pasal 23 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 23
(l) Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan
berdasarkan keputusan RUPS untuk Persero dan
Menteri untuk Perum dengan menyebutkan alasannya.
(21 Pemberhentian anggota Direksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilakukan apabila
berdasarkan kenyataan, anggota Direksi yang
a. tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah
disepakati dalam kontrak manajemen;
b. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
c. tidak melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau ketentuan
anggaran dasar;
d. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUMN
dan/ atau keuangan negara;
e. melakukan tindakan yang melanggar etika
dan/atau kepatutan;
f. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
atau
g, mengundurkan diri.
(2a) Selain alasan pemberhentian Direksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Direksi dapat diberhentikan
berdasarkan alasan lain yang dinilai tepat oleh
RUPS/Menteri demi kepentingan dan tujuan BUMN.
SK No 132970A
(3) Rencana . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
(3) Rencana pemberhentian anggota Direksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (i) diberitahukan kepada anggota
Direksi yang bersangkutan oleh Menteri atau pejabat
yang ditunjuknya.
(4) Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana
dimaksud pad a ay at (21 huruf a, huruf b, huruf c, huruf
d dan huruf e, diambil setelah yang bersangkutan
diberi kesempatan membela diri.
(5) Dihapus.
(5a) Pemberian kesempatan untuk membela diri
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak diperlukan
dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas
pemberhentian tersebut.
(6) Selama rencana pemberhentian masih dalam proses,
maka anggota Direksi yang bersangkutan wajib
melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya.
l7l Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d dan huruf f, merupakan
pemberhentian tidak dengan hormat.
6. Ketentuan Pasal 25 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 25
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pemberhentian calon anggota Direksi, dan penyusunan
daftar dan rekam jejak diatur dengan Peraturan Menteri.
7. Ketentuan ayat l2l dan ayat (3) Pasal 27 diubah dan di
antara ayat (21 dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni
ayat (2a) sehingga Pasal 27 berbunyi sebagai berikut:
Pasal2T
(1) Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan
penuh tanggung jawab tugas untuk
SK No 132969A
kepentingan dan usaha BUMN.
(2) Setiap. . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
121 Setiap anggots Direksi bertanggung jawab penuh
secara pribadi atas kerugian BUMN apabila yang
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(2a) Setiap anggota Direksi tidaf< dapat
dipertanggungiawabkan atas kerugian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) apabila dapat membuktikan:
a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya;
b. telah melakukan Pengurusan dengan itikad baik
dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai
dengan maksud dan tqiuan BUMN;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik
langsung maupun tidak langsung atas tindakan
Pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul
atau berlanj utnya kerugian tersebut.
(3) Atas nama Perum, Menteri dapat mengqiukan gugatan
ke pengadilan terhadap anggota Direksi yang karena
kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian
pada Perum.
8. Di antara Pasal 5O dan Pasal 5l disisipkan I (satu) pasal,
yakni Pasal 50A sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 5OA
Dalam berperilaku sehari-hari, anggota Komisaris dan
Dewan Pengawas harus memiliki sikap setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah.
9. Ketentuan . . .
SK No 132968 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7 -
9. Ketentuan ayat (1) Pasal 55 diubah sehingga berbunl
sebagai berikut:
Pasal 55
(1) Anggota Komisaris dan Dewan Pengawas dilarang
menjadi pengurus partai politik dan/atau
calon/anggota legislatif, calon kepala/wakil kepala
daerah dan/atau kepala/wakil kepala daerah.
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri,
1O. Ketentuan ayat 12l., ayat (3), ayat (4), ayat (6), dan ayat (7)
Pasal 56 diubah, di antara ayat (21 dan ayat (3) disisipkan
1 (satu) ayat, yakni ayatl2al, di antara ayat (5) dan ayat (6)
disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (5a), serta ayat (5)
dihapus sehingga Pasal 56 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 56
(1) Anggota Komisaris dan Dewan Pengawas sewal<tu-
waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan
RUPS untuk Persero dan Menteri untuk Perum dengan
menyebutkan alasannya.
(21 Pemberhentian anggota Komisaris dan Dewan
Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
dilakukan apabila berdasarkan kenyataan, anggota
Komisaris dan Dewan Pengawas yang bersangkutan
a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
b. tidak melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau ketentuan
anggaran dasar;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUMN
dan/ atau keuangan negara;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika
dan/ atau kepatutan;
e. dinyatakan . . ,
SK No 132967A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONES]A
-8-
dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
dan/atau
f. mengundurkan diri,
(2a) Disamping alasan pemberhentian anggota Komisaris
dan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada
ayat (21, anggota Komisaris dan Dewan Pengawas
dapat diberhentikan berdasarkan alasan lainnya yang
dinilai tepat oleh RUPS/Menteri demi kepentingan dan
tqjuan BUMN.
(3) Rencana pemberhentian anggota Komisaris dan Dewan
Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberitahukan kepada anggota Komisaris dan Dewan
Pengawas yang bersangkutan oleh Menteri atau
pejabat yang ditunjuknya.
(41 Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, dan
huruf d, diambil setelah yang bersangkutan diberi
kesempatan membela diri.
(5) Dihapus.
(5a) Pemberian kesempatan untuk membela diri
sebagaimana dimaksud pada ayat (a) tidak diperlukan
dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas
pemberhentian tersebut.
(6) Selama rencana pemberhentian sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) masih dalam proses, maka
anggota Komisaris dan Dewan Pengawas yang
bersangkutan wajib melaksanakan tugasnya
sebagaimana mestinya.
l7l Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf c dan huruf e, merupakan
pemberhentian tidak dengan hormat.
e
SK No 132966A
11, Ketentuan. . .
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-9-
11. Ketentuan ayat (21 dan ayat (3) Pasal 59 diubah dan di
antara ayat (21 dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni
ayat (2al sehingga Pasal 59 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 59
(1) Komisaris dan Dewan Pengawas wajib dengan itikad
baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
untuk kepentingan dan usaha BUMN,
(21 Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggung jawab
penuh secara pribadi atas kerugian BUMN apabila
yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(2a) Anggota Komisaris dan Dewan Pengawas tidak dapat
dipertanggungiawabkan atas kerugian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) apabila dapat membuktikan:
a telah melakukan Pengawasan dengan itikad baik
dan kehati-hatian untuk kepentingan
Perseroan/Perum dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perseroan/ Perum;
b. tidak mempunyai kepentingan pribadi baik
langsung maupun tidak langsung atas tindakan
Pengurusan Direksi yang
kerugian; dan
telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk
mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian
tersebut.
c.
(3) Atas nama Perum, Menteri dapat mengajukan
gugatan ke pengadilan terhadap anggota Dewan
Pengawas yang karena kesalahan atau kelalaiannya
menimbulkan kerugian pada Perum.
SK No 135696 A
12. Ketentuan . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-10-
12. Ketentuan Pasal 95 ditambah 2 (dua) ayat, yakni ayat (3)
dan ayat (4) sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 95
(1) Karyawan BUMN merupakan pekerja BUMN yang
pengangkatan, pemberhentian, hak dan kewajibannya
ditetapkan berdasarkan perjanjian kerja bersama
sesuai dengan ketentuan peraturan
undangan di bidang ketenagakerjaan.
(21 Bagi BUMN tidak berlaku segala ketentuan
kepegawaian dan eselonisasi jabatan yang berlaku bagi
Pegawai Negeri Sipil.
(3) Dalam sehari-hari, karyawan BUMN
harus memiliki sikap setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah.
(4) Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan/ atau
meningkatkan kinerja BUMN, Direksi dapat merekrut
profesional Qtrofessional hire) untuk menjadi karyawan
dan/atau mengisi posisi/jabatan di bawah Direksi.
13. Ketentuan Pasal 96 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 96
(1) Dalam hal karyawan BUMN diangkat menjadi anggota
Direksi pada BUMN yang bersangkutan, karyawan
tersebut pensiun sebagai kar5rawan BUMN dengan
pangkat tertinggi dan hak pensiun tertinggi dalam
BUMN yang bersangkutan, terhitung sejak diangkat
menjadi anggota Direksi.
SK No 132964A
(2) Ketentuan . . .
PRESIDEN
REPUELIK !NDONESIA
- tl-
I
(21 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku bagi kar5zawan yang telah mencapai usia 5O
(lima puluh) tahun, baik pada saat pengangkatan
maupun setelah diangkat menjadi anggota Direksi.
(3) Dalam hal karyawan tersebut diangkat menjadi
anggota Direksi pada BUMN lain, yang bersangkutan
dapat meminta pensiun setelah mencapai usia 5O
(lima puluh) tahun, baik saat pengangkatan maupun
setelah menjabat, dengan pangkat dan hak pensiun
sesuai ketentuan yang berlaku di BUMN yang
bersangkutan.
(4) Selama karyawan BUMN diangkat sebagai anggota
Direksi sebagaimana dimaksud padaayat12) dan ayat
(3) dan belum pensiun, kepangkatan karyawan
berjalan sesuai ketentuan pada BUMN yang
bersangkutan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai karyawan BUMN
yang diangkat sebagai anggota Direksi pada BUMN
yang bersangkutan sebogaimana dimaksud pada ayat
(1) dan karyawan BUMN yang diangkat menjadi
anggota Direksi pada BUMN lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan
Menteri.
Pasal II
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang merupakan
peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor
45 Tahun 2OO5 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO5 Nomor
117, Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4556) dinyatakan masih tetap berlaku, sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
2
SK No 132963 A
Agar
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-12-
Agar setiap orzrng mengetahuinya, memerintahkan
Peraturan Pemerintah ini dengan
dalam kmbaran Negara
Indonesia.
Ditetq.pkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juni2022
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
padatanlgat 8Juni2O2D
MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA
YASONNA H. I,AOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 133
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Perundang-undangan dan
Hukum,
ttd
SK No 135693 A
vanna Djaman
PRES!DEN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2STATIUN 2022
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2OO5
TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN
PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
I. UMUM
Sejalan dengan makin besarnya perEur BUMN sebagai agen
pembangunan nasional khususnya dalam program
Pemerintah dan dalam rangka mengakomodir perkembangan pengelolaan
BUMN, perlu memperkuat sistem pemilihan Direksi dan manajemen talenta
BUMN. Penguatan dilakukan berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan
yang baik, antara lain yang berkaitan Pengurusan BUMN dan Pengawasan
BUMN.
BUMN sebagai agen pembangun€rn dan pencipta nilai dituntut
untuk memiliki strategi yang kreatif dan inovatif dalam
perkembangan iklim bisnis, politik, rnaupun budaya yang terjadi. Untuk
itu, diperlukan talenta-talenta terbaik untuk menduduki posisi sebagai
pengurus BUMN sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan menjaga
keberlangsungan perusahaan. Selain itu, adanya kebutuhan
restrukturisasi BUMN dan pengisian formasi jabatan yang berasal dari
BUMN lain, diperlukan sarana peningkatan kepemimpinan, kompetensi
dan tantangan bagi talenta BUMN, serta membuka peluang bagi talenta
muda untuk berkarya dan menjaga keberlangsungan karirnya di
lingkungan BUMN.
Peraturan Pemerintah ini merupakan penyempurnaan dari Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2OO5 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara dengan
penambahan beberapa aturan baru yang akan diladikan dasar hukum
dalam pengelolaan BUMN khususnya ketentuan mengenai sistem
pemilihan Direksi dan Komisaris/ Dewan Pengawas BUMN dan karyawan
BUMN.
SK No 135698 A
Dengan
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-2-
Dengan pengaturan yang komprehensif sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah ini, diharapkan menjadikan BUMN sebagai agen
pembangunan dan penciptaan nilai untuk mencapai kemandirian,
kesejahteraan, keberlanjutan, pemerataan, dan kesetaraan BUMN.
il. PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Angka 1
Pasal 14
Ayat (1)
Bagr Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
negara, dan pemberhentian Direksi
dapat dilakukan melalui keputusan Menteri selaku
RUPS.
Ayat (1a)
Daftar dan rekam jejak antara lain daftar dan rekam
jejak Direksi eksisting dan calon Direksi dengan kriteria
dan tata cara yang diatur oleh Menteri.
Ayat (1b)
Yang dimaksud dengan "lembaga/instansi pemerintah
terkait" antara lain kementerian, lembaga pemerintah
non kementerian, dan aparat penegak hukum.
Ayat (1c)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Masukan dari Menteri Keuangan dan/atau Menteri
Teknis dapat dimintakan oleh Menteri sehubungan
dengan adanya pelaksanaan kewajiban pelayanan umum
(Public Seruie Obligation) oleh BUMN.
Angka 2
Pasal 17
Ayat (l)
Daftar dan rekam jejak yang ditetapkan Menteri
salah satu penilaian untuk mengukur
integritas, perilaku yang baik, dan perilaku jujur calon
anSgota Direksi.
Ayat (2) ...
SK No 132960A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 17A
Angka 3
Angka 4
Pasal22
Ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan dasar filosofis
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga setiap
Warga Negara Indonesia harus memiliki sikap setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah.
Sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah antara lain menerapkan perilaku yang
sikap dan karakter berwawasan
kebangsaan serta tidak terlibat dalam tindakan
ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada
terorisme.
Ayat (l)
Larangan bagi anggota Direksi dalam ketentuan ini
dimaksudkan agar tidak menimbulkan benturan
kepentingan.
Yang dimaksud dengan "calon/anggota legislatil" adalah
calon / anggota Dewan Perwakilan Ra}yat Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan
Perwakilan Ralryat Daerah Provinsi, atau Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Kota.
Yang dimaksud dengan "kepala/wakil kepala daerah"
adalah Gubernur/Wakil Gubernur, WaIi Kota/Wakil
Wali Kota, atau Bupati/Wakil Bupati.
Ayat (2) ...
SK No 132937A
PRESlDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
Ayat (2)
Yang diatur dalam Peraturan Menteri antara lain
mengenai mekanisme pemberhentian anggota Direksi
tersebut.
Angka 5
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Termasuk dalam pengertian ini misalnya
menderita sakit fisik dan/atau mental dan
kondisi lainnya yang menyebabkan yang
bersangkutan tidak dapat melakukan tugasnya
dengan baik.
Huruf c
Cukup jelas.
Hurufd
Kerugian yang dimaksud tidak termasuk
kerugian yang terjadi karena risiko bisnis.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Ayat (2a)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
SK No 132936A
Ayat(s)...
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
Ayat (5)
Dihapus.
Ayat (5a)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Angka 6
Pasal 25
Peraturan Menteri tersebut antara lain memuat tata cara
pengangkatan, pemberhentian, dan penyusunan daftar dan
rekam jejak anggota Direksi BUMN termasuk manajemen
talenta BUMN.
Angka 7
Pasa127
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (2a)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Hurufd
Yang dimaksud dengan "mengambil tindakan
untuk mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian" termasuk juga langkah untuk
memperoleh informasi mengenai tindakan
Pengurusan yang dapat mengakibatkan kerugian,
antara lain melalui forum rapat Direksi.
Ayat(3)...
SK No 132935A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Ayat (3)
Bqgi Persero, wewenang pengajuan gugatan dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan
undangan di bidang perseroan terbatas.
Angka 8
Pasal 5OA
Ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan dasar filosolis
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga setiap
Warga Negara Indonesia harus memiliki sikap setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah.
Sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah antara lain menerapkan perilaku yang
mencerminkan sikap dan karakter berwawasan
kebangsaan serta tidak terlibat dalam tindakan
ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada
terorisme.
Angka 9
Pasal 55
Cukup jelas.
Angka lO
Pasal 56
Ayat (l)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.
Huruf c
Kerugian yang dimaksud tidak termasuk
kerugian yang terjadi karena risiko bisnis.
Hurufd
Cukup jelas.
Hurufe . . .
SK No 132941 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-7 -
Ayat
Ayat
Ayat
Ayat
Ayat
Ayat
Ayat
Angka 11
Pasal 59
Cukup je1as.
Angka 12
Pasal 95
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
(2al
Cukup jelas
(s)
Cukup jelas.
(4)
Cukup jelas.
(s)
Dihapus.
(sa)
Cukup jelas.
(6)
Cukup jelas.
17l
Cukup jelas.
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan dasar
filosolis Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga
setiap Warga Negara Indonesia harus memiliki sikap
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah.
SK No 132989A
Sikap
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
Sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah antara lain perilaku yang
sikap dan karakter berwawasan
kebangsaan serta tidak terlibat dalam tindakan
ekstremisme berbasis kekerasan yang mengErrah pada
terorisme.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Angka 13
Pasal 96
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "pangkat tertinggi" adalah
pangkat pada BUMN tempat yang
menjadi karyawan.
Yang dimaksud dengan "hak pensiun tertinggi" adalah
hak pensiun dengan kategori tertinggi berdasarkan
ketentuan perusahaan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6800
SK No 135691 A

More Related Content

What's hot

Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahArdi Susanto
 
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)Pratiwi Gitomartoyo
 
Penyusunan lakip
Penyusunan lakipPenyusunan lakip
Penyusunan lakipZakiah dr
 
Article 7 executive department
Article 7 executive departmentArticle 7 executive department
Article 7 executive departmentgreenmelanie
 
Syarat kelengkapan tagihan lpj
Syarat kelengkapan tagihan lpjSyarat kelengkapan tagihan lpj
Syarat kelengkapan tagihan lpjSri Haryati
 
Kelompok kepentingan
Kelompok kepentinganKelompok kepentingan
Kelompok kepentinganmaneicon22
 
sk tim seleksi perangkat desa.pdf
sk tim seleksi perangkat desa.pdfsk tim seleksi perangkat desa.pdf
sk tim seleksi perangkat desa.pdfmasterchanel1
 
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Dadang Solihin
 
Lembaga Negara Pasca Amandemen UUD 1945
Lembaga Negara Pasca Amandemen UUD 1945Lembaga Negara Pasca Amandemen UUD 1945
Lembaga Negara Pasca Amandemen UUD 1945Muhamad Yogi
 
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...Dadang Solihin
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahannurul khaiva
 
Undang-undang nomor 20 tahun 2023 tentang ASN
Undang-undang nomor  20 tahun 2023 tentang ASNUndang-undang nomor  20 tahun 2023 tentang ASN
Undang-undang nomor 20 tahun 2023 tentang ASNleoputracahya
 
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukada
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukadaPenegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukada
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukadaNovita Pratiwi
 
Manajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli editManajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli editkwanhaeli
 
model manajemen strategik
model manajemen strategikmodel manajemen strategik
model manajemen strategikYuliaLian
 
3.1. Paparan Manajemen PPPK 2023.pdf
3.1. Paparan Manajemen PPPK 2023.pdf3.1. Paparan Manajemen PPPK 2023.pdf
3.1. Paparan Manajemen PPPK 2023.pdfHadi Purwa
 

What's hot (20)

Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum Daerah
 
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)
 
Penyusunan lakip
Penyusunan lakipPenyusunan lakip
Penyusunan lakip
 
ARTICLE 6: LEGISLATIVE DEPARTMENT
ARTICLE 6: LEGISLATIVE DEPARTMENTARTICLE 6: LEGISLATIVE DEPARTMENT
ARTICLE 6: LEGISLATIVE DEPARTMENT
 
Article 7 executive department
Article 7 executive departmentArticle 7 executive department
Article 7 executive department
 
Syarat kelengkapan tagihan lpj
Syarat kelengkapan tagihan lpjSyarat kelengkapan tagihan lpj
Syarat kelengkapan tagihan lpj
 
Kelompok kepentingan
Kelompok kepentinganKelompok kepentingan
Kelompok kepentingan
 
sk tim seleksi perangkat desa.pdf
sk tim seleksi perangkat desa.pdfsk tim seleksi perangkat desa.pdf
sk tim seleksi perangkat desa.pdf
 
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
 
Exp imp-bab-05
Exp imp-bab-05Exp imp-bab-05
Exp imp-bab-05
 
Lembaga Negara Pasca Amandemen UUD 1945
Lembaga Negara Pasca Amandemen UUD 1945Lembaga Negara Pasca Amandemen UUD 1945
Lembaga Negara Pasca Amandemen UUD 1945
 
Sakip Menpan RB
Sakip Menpan RBSakip Menpan RB
Sakip Menpan RB
 
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
 
Undang-undang nomor 20 tahun 2023 tentang ASN
Undang-undang nomor  20 tahun 2023 tentang ASNUndang-undang nomor  20 tahun 2023 tentang ASN
Undang-undang nomor 20 tahun 2023 tentang ASN
 
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukada
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukadaPenegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukada
Penegakan hukum dalam pelaksanaan pemilukada
 
Manajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli editManajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli edit
 
model manajemen strategik
model manajemen strategikmodel manajemen strategik
model manajemen strategik
 
3.1. Paparan Manajemen PPPK 2023.pdf
3.1. Paparan Manajemen PPPK 2023.pdf3.1. Paparan Manajemen PPPK 2023.pdf
3.1. Paparan Manajemen PPPK 2023.pdf
 
Manajemen Pppk.pptx
Manajemen Pppk.pptxManajemen Pppk.pptx
Manajemen Pppk.pptx
 

Similar to Salinan PP Nomor 23 Tahun 2022

PP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdfPP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdfIAPtAstitiPadmaW
 
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumPP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumSuprijanto Rijadi
 
Permenpan nomor 02 tahun 2016
Permenpan nomor 02 tahun 2016Permenpan nomor 02 tahun 2016
Permenpan nomor 02 tahun 2016Buya Fachriy
 
Tata cara Pemberhentian Direksi BUMN dan Anak Perusahaan BUMN _"Pelatihan OR...
Tata cara Pemberhentian Direksi  BUMN dan Anak Perusahaan BUMN _"Pelatihan OR...Tata cara Pemberhentian Direksi  BUMN dan Anak Perusahaan BUMN _"Pelatihan OR...
Tata cara Pemberhentian Direksi BUMN dan Anak Perusahaan BUMN _"Pelatihan OR...Kanaidi ken
 
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIA
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIAJukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIA
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIAPenyalur Alat Kesehatan
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Penataan Ruang
 
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumPp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumSuprijanto Rijadi
 
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdf
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdfSalinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdf
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdfCIkumparan
 
Tata cara Pemberhentian DEKOM & DEWAS BUMN + Direksi & Dekom Anak Perusahaan ...
Tata cara Pemberhentian DEKOM & DEWAS BUMN + Direksi & Dekom Anak Perusahaan ...Tata cara Pemberhentian DEKOM & DEWAS BUMN + Direksi & Dekom Anak Perusahaan ...
Tata cara Pemberhentian DEKOM & DEWAS BUMN + Direksi & Dekom Anak Perusahaan ...Kanaidi ken
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSYudhi Aldriand
 
Permendagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum
Permendagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air MinumPermendagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum
Permendagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minuminfosanitasi
 
Permen Dagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum
Permen Dagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air MinumPermen Dagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum
Permen Dagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minuminfosanitasi
 
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdfCIkumparan
 
PP NO 45 TH 2005.pdf
PP NO 45 TH 2005.pdfPP NO 45 TH 2005.pdf
PP NO 45 TH 2005.pdfnaililfiza2
 
Perda perubahan pdau
Perda perubahan pdauPerda perubahan pdau
Perda perubahan pdauPA_Klaten
 
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahYudhi Aldriand
 

Similar to Salinan PP Nomor 23 Tahun 2022 (20)

Pp 4 tahun 2017
Pp 4 tahun 2017Pp 4 tahun 2017
Pp 4 tahun 2017
 
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdfPP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
PP Nomor 74 Tahun 2012.pdf
 
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumPP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
 
Permenpan nomor 02 tahun 2016
Permenpan nomor 02 tahun 2016Permenpan nomor 02 tahun 2016
Permenpan nomor 02 tahun 2016
 
Tata cara Pemberhentian Direksi BUMN dan Anak Perusahaan BUMN _"Pelatihan OR...
Tata cara Pemberhentian Direksi  BUMN dan Anak Perusahaan BUMN _"Pelatihan OR...Tata cara Pemberhentian Direksi  BUMN dan Anak Perusahaan BUMN _"Pelatihan OR...
Tata cara Pemberhentian Direksi BUMN dan Anak Perusahaan BUMN _"Pelatihan OR...
 
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIA
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIAJukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIA
Jukops DAK Fisik BKKBN 2022 - PT. DUMEDPOWER INDONESIA
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
 
Pp no 44_2011
Pp no 44_2011Pp no 44_2011
Pp no 44_2011
 
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumPp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
 
Jukops DAK BKKBN 2022
Jukops DAK BKKBN 2022Jukops DAK BKKBN 2022
Jukops DAK BKKBN 2022
 
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdf
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdfSalinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdf
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdf
 
Tata cara Pemberhentian DEKOM & DEWAS BUMN + Direksi & Dekom Anak Perusahaan ...
Tata cara Pemberhentian DEKOM & DEWAS BUMN + Direksi & Dekom Anak Perusahaan ...Tata cara Pemberhentian DEKOM & DEWAS BUMN + Direksi & Dekom Anak Perusahaan ...
Tata cara Pemberhentian DEKOM & DEWAS BUMN + Direksi & Dekom Anak Perusahaan ...
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
 
Permendagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum
Permendagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air MinumPermendagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum
Permendagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum
 
Permen Dagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum
Permen Dagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air MinumPermen Dagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum
Permen Dagri No. 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Perusahaan Daerah Air Minum
 
Murad65
Murad65Murad65
Murad65
 
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2023 (2).pdf
 
PP NO 45 TH 2005.pdf
PP NO 45 TH 2005.pdfPP NO 45 TH 2005.pdf
PP NO 45 TH 2005.pdf
 
Perda perubahan pdau
Perda perubahan pdauPerda perubahan pdau
Perda perubahan pdau
 
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
 

More from CIkumparan

Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfCIkumparan
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfCIkumparan
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfCIkumparan
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfCIkumparan
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfCIkumparan
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxxCIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffCIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxCIkumparan
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxCIkumparan
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfCIkumparan
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfCIkumparan
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfCIkumparan
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023CIkumparan
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357CIkumparan
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfCIkumparan
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranCIkumparan
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXCIkumparan
 
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMSalinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMCIkumparan
 
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023CIkumparan
 

More from CIkumparan (20)

Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdf
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
 
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMSalinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
 
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
 

Recently uploaded

PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxmuhammadrezza14
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumekahariansyah96
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahayunitahatmayantihafi
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Sumardi Arahbani
 

Recently uploaded (9)

PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
 

Salinan PP Nomor 23 Tahun 2022

  • 1. PRESIDEN REPUBLIK INOONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23TAHUN2022 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2OO5 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAV/ASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a, bahwa dalam rangka mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Negara sebsgai agen pembangunan nasional datam melalui penguatan kelembagaan dan Usaha Milik Negara Milik Negara; b. bahwa berdasarkan pertimbangan se yang baik terkait dengan pengurusan Badan Usaha Milik Negara, perlu Peraturan mendukung perekonomian nasional serta dengan dinamika pengelolaan Badan Usaha Milik Nega.ra sumber daya Badan prinsip tata kelola dimaksud Republik Pemcrintah Nomor 45 Tahun 2OOS tentang pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha I 2 dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan pemerintah tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2OO5 tentang Pendirian, Pengurusan, pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara; Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang Keuangan Negara (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3 Nomor 47, Tambahan Iembaran Negara Indonesia Nomor 4286); SK No 135594A 3. Undang-Undang. . .
  • 2. PRESIDEN REPUELIK TNDONESIA -2- 3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2OO3 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3 Nomor 7O, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297); Undang-Undang Nomor 4O Tahun 2OO7 tentang Perseroan Terbatas (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2OO5 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 117, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4556); 4 5 MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2OO5 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20O5 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a556) diubah sebagai berikut: Di antara ayat (1) dan ayat (2) Pasal 14 disisipkan 3 (tiga) ayat, yakni ayat (la), ayat (lb), dan ayat (1c) sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 14 (1) Pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dilakukan oleh RUPS untuk Persero dan Menteri untuk Perum. 1 SK No 132972 A (1a) Dalam . . .
  • 3. PRESTDEN REPUBLIK INDONES -3- (1a) Dalam pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (l), Menteri menetapkan daftar dan rekam jejak. (1b) Dalam daftar dan rekam jejak sebagaimana dimaksud pada ayat (1a), Menteri dapat meminta masukan dari lembaga/instansi pemerintah terkait. Dalam pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), RUPS/Menteri memperhatikan dan mempertimbangkan rekam jejak sebagaimana dimaksud pada ayat (1a). Pengangkatan Direksi, Menteri dapat meminta masukan dari Menteri Keuangan dan/ atau Menteri Teknis. ( 1c) (21 2. Penjelasan Pasal 17 diubah sebagaimana tercantum dalam penjelasan pasal demi pasal. 3. Di antara Pasal 17 dan Pasal 18 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 17A sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal l7A Dalam berperilaku sehari-hari, Direksi harus memiliki sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah. 4. Ketentuan ayat (1) Pasd 22 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal22 (1) Anggota Direksi dilarang menjadi pengurus partai politik dan/ atau calon/ anggota legislatif, calon kepala/wakil kepala daerah dan/atau kepala/walil kepala daerah. SK No 132971A (2) Ketentuan...
  • 4. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -4- l2l Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) diatur dengan Peraturafl Menteri. 5. Ketentuan ayat (21, ayat (3), ayat (4), dan ayat (7) Pasal 23 diubah, di antara ayat l2l dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (2a), di antara ayat (5) dan ayat (6) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (5a), serta ayat (5) dihapus sehingga Pasal 23 berbunyi sebagai berikut: Pasal 23 (l) Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS untuk Persero dan Menteri untuk Perum dengan menyebutkan alasannya. (21 Pemberhentian anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan apabila berdasarkan kenyataan, anggota Direksi yang a. tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak manajemen; b. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; c. tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan anggaran dasar; d. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUMN dan/ atau keuangan negara; e. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan; f. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap; atau g, mengundurkan diri. (2a) Selain alasan pemberhentian Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direksi dapat diberhentikan berdasarkan alasan lain yang dinilai tepat oleh RUPS/Menteri demi kepentingan dan tujuan BUMN. SK No 132970A (3) Rencana . . .
  • 5. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -5- (3) Rencana pemberhentian anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (i) diberitahukan kepada anggota Direksi yang bersangkutan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuknya. (4) Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pad a ay at (21 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e, diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri. (5) Dihapus. (5a) Pemberian kesempatan untuk membela diri sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut. (6) Selama rencana pemberhentian masih dalam proses, maka anggota Direksi yang bersangkutan wajib melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya. l7l Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dan huruf f, merupakan pemberhentian tidak dengan hormat. 6. Ketentuan Pasal 25 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 25 Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberhentian calon anggota Direksi, dan penyusunan daftar dan rekam jejak diatur dengan Peraturan Menteri. 7. Ketentuan ayat l2l dan ayat (3) Pasal 27 diubah dan di antara ayat (21 dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (2a) sehingga Pasal 27 berbunyi sebagai berikut: Pasal2T (1) Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab tugas untuk SK No 132969A kepentingan dan usaha BUMN. (2) Setiap. . .
  • 6. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -6- 121 Setiap anggots Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian BUMN apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (2a) Setiap anggota Direksi tidaf< dapat dipertanggungiawabkan atas kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila dapat membuktikan: a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b. telah melakukan Pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tqiuan BUMN; c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan Pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanj utnya kerugian tersebut. (3) Atas nama Perum, Menteri dapat mengqiukan gugatan ke pengadilan terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perum. 8. Di antara Pasal 5O dan Pasal 5l disisipkan I (satu) pasal, yakni Pasal 50A sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 5OA Dalam berperilaku sehari-hari, anggota Komisaris dan Dewan Pengawas harus memiliki sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah. 9. Ketentuan . . . SK No 132968 A
  • 7. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -7 - 9. Ketentuan ayat (1) Pasal 55 diubah sehingga berbunl sebagai berikut: Pasal 55 (1) Anggota Komisaris dan Dewan Pengawas dilarang menjadi pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif, calon kepala/wakil kepala daerah dan/atau kepala/wakil kepala daerah. (21 Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri, 1O. Ketentuan ayat 12l., ayat (3), ayat (4), ayat (6), dan ayat (7) Pasal 56 diubah, di antara ayat (21 dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayatl2al, di antara ayat (5) dan ayat (6) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (5a), serta ayat (5) dihapus sehingga Pasal 56 berbunyi sebagai berikut: Pasal 56 (1) Anggota Komisaris dan Dewan Pengawas sewal<tu- waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS untuk Persero dan Menteri untuk Perum dengan menyebutkan alasannya. (21 Pemberhentian anggota Komisaris dan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dilakukan apabila berdasarkan kenyataan, anggota Komisaris dan Dewan Pengawas yang bersangkutan a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; b. tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan anggaran dasar; c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUMN dan/ atau keuangan negara; d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/ atau kepatutan; e. dinyatakan . . , SK No 132967A
  • 8. FRESIDEN REPUBLIK INDONES]A -8- dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap; dan/atau f. mengundurkan diri, (2a) Disamping alasan pemberhentian anggota Komisaris dan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (21, anggota Komisaris dan Dewan Pengawas dapat diberhentikan berdasarkan alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS/Menteri demi kepentingan dan tqjuan BUMN. (3) Rencana pemberhentian anggota Komisaris dan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan kepada anggota Komisaris dan Dewan Pengawas yang bersangkutan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuknya. (41 Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri. (5) Dihapus. (5a) Pemberian kesempatan untuk membela diri sebagaimana dimaksud pada ayat (a) tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut. (6) Selama rencana pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) masih dalam proses, maka anggota Komisaris dan Dewan Pengawas yang bersangkutan wajib melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya. l7l Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dan huruf e, merupakan pemberhentian tidak dengan hormat. e SK No 132966A 11, Ketentuan. . .
  • 9. PRESIDEN REPUELIK INDONESIA -9- 11. Ketentuan ayat (21 dan ayat (3) Pasal 59 diubah dan di antara ayat (21 dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (2al sehingga Pasal 59 berbunyi sebagai berikut: Pasal 59 (1) Komisaris dan Dewan Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha BUMN, (21 Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian BUMN apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (2a) Anggota Komisaris dan Dewan Pengawas tidak dapat dipertanggungiawabkan atas kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila dapat membuktikan: a telah melakukan Pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan/Perum dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan/ Perum; b. tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan Pengurusan Direksi yang kerugian; dan telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. c. (3) Atas nama Perum, Menteri dapat mengajukan gugatan ke pengadilan terhadap anggota Dewan Pengawas yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perum. SK No 135696 A 12. Ketentuan . . .
  • 10. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -10- 12. Ketentuan Pasal 95 ditambah 2 (dua) ayat, yakni ayat (3) dan ayat (4) sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 95 (1) Karyawan BUMN merupakan pekerja BUMN yang pengangkatan, pemberhentian, hak dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan perjanjian kerja bersama sesuai dengan ketentuan peraturan undangan di bidang ketenagakerjaan. (21 Bagi BUMN tidak berlaku segala ketentuan kepegawaian dan eselonisasi jabatan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil. (3) Dalam sehari-hari, karyawan BUMN harus memiliki sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah. (4) Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan/ atau meningkatkan kinerja BUMN, Direksi dapat merekrut profesional Qtrofessional hire) untuk menjadi karyawan dan/atau mengisi posisi/jabatan di bawah Direksi. 13. Ketentuan Pasal 96 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 96 (1) Dalam hal karyawan BUMN diangkat menjadi anggota Direksi pada BUMN yang bersangkutan, karyawan tersebut pensiun sebagai kar5rawan BUMN dengan pangkat tertinggi dan hak pensiun tertinggi dalam BUMN yang bersangkutan, terhitung sejak diangkat menjadi anggota Direksi. SK No 132964A (2) Ketentuan . . .
  • 11. PRESIDEN REPUELIK !NDONESIA - tl- I (21 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi kar5zawan yang telah mencapai usia 5O (lima puluh) tahun, baik pada saat pengangkatan maupun setelah diangkat menjadi anggota Direksi. (3) Dalam hal karyawan tersebut diangkat menjadi anggota Direksi pada BUMN lain, yang bersangkutan dapat meminta pensiun setelah mencapai usia 5O (lima puluh) tahun, baik saat pengangkatan maupun setelah menjabat, dengan pangkat dan hak pensiun sesuai ketentuan yang berlaku di BUMN yang bersangkutan. (4) Selama karyawan BUMN diangkat sebagai anggota Direksi sebagaimana dimaksud padaayat12) dan ayat (3) dan belum pensiun, kepangkatan karyawan berjalan sesuai ketentuan pada BUMN yang bersangkutan. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai karyawan BUMN yang diangkat sebagai anggota Direksi pada BUMN yang bersangkutan sebogaimana dimaksud pada ayat (1) dan karyawan BUMN yang diangkat menjadi anggota Direksi pada BUMN lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal II Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2OO5 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO5 Nomor 117, Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4556) dinyatakan masih tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 2 SK No 132963 A Agar
  • 12. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -12- Agar setiap orzrng mengetahuinya, memerintahkan Peraturan Pemerintah ini dengan dalam kmbaran Negara Indonesia. Ditetq.pkan di Jakarta pada tanggal 8 Juni2022 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta padatanlgat 8Juni2O2D MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA YASONNA H. I,AOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 133 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA Perundang-undangan dan Hukum, ttd SK No 135693 A vanna Djaman
  • 13. PRES!DEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2STATIUN 2022 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2OO5 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA I. UMUM Sejalan dengan makin besarnya perEur BUMN sebagai agen pembangunan nasional khususnya dalam program Pemerintah dan dalam rangka mengakomodir perkembangan pengelolaan BUMN, perlu memperkuat sistem pemilihan Direksi dan manajemen talenta BUMN. Penguatan dilakukan berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, antara lain yang berkaitan Pengurusan BUMN dan Pengawasan BUMN. BUMN sebagai agen pembangun€rn dan pencipta nilai dituntut untuk memiliki strategi yang kreatif dan inovatif dalam perkembangan iklim bisnis, politik, rnaupun budaya yang terjadi. Untuk itu, diperlukan talenta-talenta terbaik untuk menduduki posisi sebagai pengurus BUMN sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan menjaga keberlangsungan perusahaan. Selain itu, adanya kebutuhan restrukturisasi BUMN dan pengisian formasi jabatan yang berasal dari BUMN lain, diperlukan sarana peningkatan kepemimpinan, kompetensi dan tantangan bagi talenta BUMN, serta membuka peluang bagi talenta muda untuk berkarya dan menjaga keberlangsungan karirnya di lingkungan BUMN. Peraturan Pemerintah ini merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2OO5 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara dengan penambahan beberapa aturan baru yang akan diladikan dasar hukum dalam pengelolaan BUMN khususnya ketentuan mengenai sistem pemilihan Direksi dan Komisaris/ Dewan Pengawas BUMN dan karyawan BUMN. SK No 135698 A Dengan
  • 14. PRESIDEN REPUELIK INDONESIA -2- Dengan pengaturan yang komprehensif sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, diharapkan menjadikan BUMN sebagai agen pembangunan dan penciptaan nilai untuk mencapai kemandirian, kesejahteraan, keberlanjutan, pemerataan, dan kesetaraan BUMN. il. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 14 Ayat (1) Bagr Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara, dan pemberhentian Direksi dapat dilakukan melalui keputusan Menteri selaku RUPS. Ayat (1a) Daftar dan rekam jejak antara lain daftar dan rekam jejak Direksi eksisting dan calon Direksi dengan kriteria dan tata cara yang diatur oleh Menteri. Ayat (1b) Yang dimaksud dengan "lembaga/instansi pemerintah terkait" antara lain kementerian, lembaga pemerintah non kementerian, dan aparat penegak hukum. Ayat (1c) Cukup jelas. Ayat (2) Masukan dari Menteri Keuangan dan/atau Menteri Teknis dapat dimintakan oleh Menteri sehubungan dengan adanya pelaksanaan kewajiban pelayanan umum (Public Seruie Obligation) oleh BUMN. Angka 2 Pasal 17 Ayat (l) Daftar dan rekam jejak yang ditetapkan Menteri salah satu penilaian untuk mengukur integritas, perilaku yang baik, dan perilaku jujur calon anSgota Direksi. Ayat (2) ... SK No 132960A
  • 15. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -3- Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 17A Angka 3 Angka 4 Pasal22 Ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan dasar filosofis Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga setiap Warga Negara Indonesia harus memiliki sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah. Sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah antara lain menerapkan perilaku yang sikap dan karakter berwawasan kebangsaan serta tidak terlibat dalam tindakan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme. Ayat (l) Larangan bagi anggota Direksi dalam ketentuan ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan benturan kepentingan. Yang dimaksud dengan "calon/anggota legislatil" adalah calon / anggota Dewan Perwakilan Ra}yat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Ralryat Daerah Provinsi, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Kota. Yang dimaksud dengan "kepala/wakil kepala daerah" adalah Gubernur/Wakil Gubernur, WaIi Kota/Wakil Wali Kota, atau Bupati/Wakil Bupati. Ayat (2) ... SK No 132937A
  • 16. PRESlDEN REPUBLIK INDONESIA -4- Ayat (2) Yang diatur dalam Peraturan Menteri antara lain mengenai mekanisme pemberhentian anggota Direksi tersebut. Angka 5 Pasal 23 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Termasuk dalam pengertian ini misalnya menderita sakit fisik dan/atau mental dan kondisi lainnya yang menyebabkan yang bersangkutan tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik. Huruf c Cukup jelas. Hurufd Kerugian yang dimaksud tidak termasuk kerugian yang terjadi karena risiko bisnis. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. Huruf g Cukup jelas. Ayat (2a) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. SK No 132936A Ayat(s)...
  • 17. FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -5- Ayat (5) Dihapus. Ayat (5a) Cukup jelas. Ayat (6) Cukup jelas. Ayat (7) Cukup jelas. Angka 6 Pasal 25 Peraturan Menteri tersebut antara lain memuat tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penyusunan daftar dan rekam jejak anggota Direksi BUMN termasuk manajemen talenta BUMN. Angka 7 Pasa127 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (2a) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Hurufd Yang dimaksud dengan "mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian" termasuk juga langkah untuk memperoleh informasi mengenai tindakan Pengurusan yang dapat mengakibatkan kerugian, antara lain melalui forum rapat Direksi. Ayat(3)... SK No 132935A
  • 18. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -6- Ayat (3) Bqgi Persero, wewenang pengajuan gugatan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan undangan di bidang perseroan terbatas. Angka 8 Pasal 5OA Ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan dasar filosolis Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga setiap Warga Negara Indonesia harus memiliki sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah. Sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah antara lain menerapkan perilaku yang mencerminkan sikap dan karakter berwawasan kebangsaan serta tidak terlibat dalam tindakan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme. Angka 9 Pasal 55 Cukup jelas. Angka lO Pasal 56 Ayat (l) Cukup jelas. Ayat (2) Hurufa Cukup jelas. Hurufb Cukup jelas. Huruf c Kerugian yang dimaksud tidak termasuk kerugian yang terjadi karena risiko bisnis. Hurufd Cukup jelas. Hurufe . . . SK No 132941 A
  • 19. PRESIDEN REPUELIK INDONESIA -7 - Ayat Ayat Ayat Ayat Ayat Ayat Ayat Angka 11 Pasal 59 Cukup je1as. Angka 12 Pasal 95 Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. (2al Cukup jelas (s) Cukup jelas. (4) Cukup jelas. (s) Dihapus. (sa) Cukup jelas. (6) Cukup jelas. 17l Cukup jelas. Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan dasar filosolis Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga setiap Warga Negara Indonesia harus memiliki sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah. SK No 132989A Sikap
  • 20. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -8- Sikap setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah antara lain perilaku yang sikap dan karakter berwawasan kebangsaan serta tidak terlibat dalam tindakan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengErrah pada terorisme. Ayat (4) Cukup jelas. Angka 13 Pasal 96 Ayat (1) Yang dimaksud dengan "pangkat tertinggi" adalah pangkat pada BUMN tempat yang menjadi karyawan. Yang dimaksud dengan "hak pensiun tertinggi" adalah hak pensiun dengan kategori tertinggi berdasarkan ketentuan perusahaan. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal II Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6800 SK No 135691 A