SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
IMPLEMENTASI
KURIKULUM MERDEKA
BELAJAR
Oleh
R. Angwarmase, S.Pd., M.Pd.
Pengajar Praktik (PP) Kota Bandung
Kerangka Kurikulum
Unit Modul Pelatihan Sekolah
Penggerak
SDN 163 BUAHBATUBARU BANDUNG
TAHUN 2022
Pendahuluan
Kerangka Dasar Kurikulum Program
Sekolah Penggerak
Struktur Kurikulum
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Apa yang diharapkan dari pelatihan unit modul Kerangka
Kurikulum?
Peserta dapat menggunakan materi yang dipelajari
untuk
1. memahami dasar kurikulum Sekolah Penggerak serta
2. peran dan fungsi pemangku kepentingan dari tingkat
pusat sampai satuan pendidikan dalam
3. menciptakan pembelajaran dan asesmen yang
4. berpusat pada murid.
Capaian dari unit modul ini adalah
….
Peserta dapat memahami pentingnya sebuah kurikulum dalam
pembelajaran
Kerangka Dasar
Kurikulum
Peserta dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan Profil Pelajar Pancasila
Peserta dapat menjelaskan dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila
Peserta dapat menjelaskan kegunaan Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar
Pancasila
Peserta dapat mengetahui struktur kurikulum Sekolah Penggerak
(PAUD, SD, SMP, SMA)
Struktur Kurikulum
Peserta dapat menjelaskan fungsi dari prinsip pembelajaran dan asesmen
Peserta dapat menjelaskan apa saja prinsip-prinsip pembelajaran
Peserta dapat menjelaskan apa saja prinsip-prinsip asesmen
Peserta dapat menjelaskan keterkaitan prinsip pembelajaran dan asesmen
Prinsip
Pembelajaran
dan Asesmen
Pendahuluan
Kerangka Dasar Kurikulum Program
Sekolah Penggerak
Struktur Kurikulum
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Kerangka Dasar Kurikulum
Peningkatan kualitas pendidikan
dilakukan melalui hal yang paling
fundamental yaitu kurikulum.
Kurikulum bersifat dinamis
sehingga harus selalu
dikembangkan seiring dengan
kebutuhan perkembangan
zaman maka perlu pembelajaran
dengan paradigma baru.
Maka terbentuklah kurikulum
Sekolah Penggerak dan SMK
Pusat Keunggulan.
 Salah satu prinsip
pembelajaran dengan kurikulum
Sekolah Penggerak adalah
adanya pembagian kewenangan
antara pemerintah pusat dan
satuan pendidikan.
Kewenangan Pusat dan Satuan
Pendidikan
Setiap satuan pendidikan
memiliki kewenangan untuk
menyusun visi, misi, dan
tujuan sekolah, kebijakan
sekolah terkait kurikulum,
pembelajaran, dan asesmen.
Pemerintah pusat memiliki
kewenangan untuk
menetapkan:
1. struktur kurikulum*,
2. Profil Pelajar Pancasila*,
3. capaian pembelajaran,
4. prinsip pembelajaran dan
asesmen*.
* yang akan dibahas di unit ini
Pendahuluan
Kerangka Dasar Kurikulum Program
Sekolah Penggerak
Struktur Kurikulum
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
PROGRAM
SEKOLAH
PENGGERAK
2021
VISI PENDIDIKAN
“mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia, bergotong royong, dan
berkebinekaan global
Visi Pendidikan Indonesia adalah
mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
melalui terciptanya Pelajar Pancasila
PELAJAR
PANCASILA
Beriman,
bertakwa kepada
Tuhan YME, dan
berakhlak mulia
Mandiri
Bernalar
Kritis
Kreatif
Bergotong-
Royong
Berkebinekaan
Global
 Sekolah sebagai tugas
 Pimpinan sebagai pengatur
• Manajemen sekolah terlalu administratif
• Masih ada PAUD yg belum melibatkan orang
tua
Ekosistem
 Guru sebagai pelaksana kurikulum
 Guru sebagai sumber pengetahuan satu-
satunya
 Pelatihan guru berdasarkan teori
 PAUD: Metode drilling & teacher-centered
Guru
Kategori Situasi sekarang
 Penilaian bersifat sumatif/
menghukum
 Siswa sebagai penerima pengetahuan
 Fokus kepada kegiatan tatap muka
 Pendekatan: Bermain vs Calistung
 Pengajaran berdasarkan pembagian
umur
 Perkembangan linear
 Kurikulum berdasarkan konten
 Fokus kepada kegiatan akademik
• Patahan antara kurikulum PAUD dan
SD
• Sekolah sebagai kegiatan yang menyenangkan
• Pimpinan memberikan pelayanan
• Manajemen sekolah yang kolaboratif dan kompeten
• Keselarasan pendidikan di rumah dan keluarga
• Guru sebagai pemilik dan pembuat kurikulum
• Guru sebagai fasilitator dari berbagai sumber pengetahuan
• Pelatihan guru berdasarkan praktik
• PAUD: Kompetensi meliputi pedagogik dan sosio
emosional
• Pembelajaran berorientasi pada siswa
• Pembelajaran memanfaatkan teknologi
• Pendekatan: Bermain adalah belajar, bermakna & sesuai
konteks
• Pengajaran berdasarkan level kemampuan siswa
• Perkembangan fleksibel
• Kurikulum berdasarkan kompetensi
• Fokus kepada soft skill dan pengembangan karakter
• Transisi yang mulus dari PAUD ke SD
• Penilaian bersifat formatif/ mendukung
Pedagogi
Kurikulum
Sistem
Penilaian
Saat ini terdapat lima kelompok tantangan dunia
pendidikan yang perlu dihadapi
Arahan di masa depan
Sekolah Penggerak adalah katalis untuk mewujudkan
visi pendidikan Indonesia
Apakah Sekolah Penggerak?
Sekolah Penggerak adalah
sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil
belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan
karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala
sekolah dan guru).
>=3 tingkat di
bawah level yg
diharapkan
1-2 tingkat dibawah
level yang
diharapkan
Di level yang
diharapkan
Di atas level
yang
diharapkan
TAHAP 1
TAHAP 2
TAHAP 3
TAHAP 4
Hasil Belajar
Perundungan
menjadi
norma
Perundungan
masih terjadi
namun tidak
menjadi norma
Perundungan tidak
terjadi
Aman, nyaman,
inklusif,
dan menyenangkan
Lingkungan
Belajar
Secara rutin
mengalami
gangguan
Belum
memperhatikan
kebutuhan dan tingkat
kemampuan murid
Sesuai dengan
kebutuhan dan
tingkat kemampuan
siswa
Berpusat pada
murid
Pembelajaran
-
-
Perencanaan program
dan anggaran
berbasis refleksi diri
Guru mulai
melakukan refleksi
dan perbaikan
pembelajaran
Perencanaan program
dan anggaran
berbasis refleksi diri
Refleksi guru dan
perbaikan
pembelajaran terjadi
Guru dan kepala
sekolah melakukan
pengimbasan
Refleksi diri dan
pengimbasan
4 Tahapan Proses Transformasi Sekolah
Indonesia
Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah untuk
bergerak 1-2 tahap lebih maju dalam waktu 3 tahun ajaran
Kolaborasi Kemdikbud dan Pemerintah Daerah
diikuti oleh PAUD, SD, SMP, SMA, SLB baik
negeri maupun swasta
Program
Sekolah
Penggerak
Tahap 1 atau Tahap 2 atau Tahap 3 atau Tahap 4
Kondisi awal
sekolah
Tiga tahun ajaran
Durasi
program
Program Sekolah Penggerak terdiri dari lima intervensi yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan
02. Penguatan SDM Sekolah
Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, Penilik, dan Guru melalui program
pelatihan dan pendampingan intensif
(coaching) one to one dengan pelatih ahli yang
disediakan oleh Kemdikbud.
03. Pembelajaran dengan
paradigma baru
Pembelajaran yang berorientasi pada penguatan
kompetensi dan pengembangan karakter yang
sesuai nilai- nilai Pancasila, melalui kegiatan
pembelajaran di dalam dan luar kelas.
05. Digitalisasi Sekolah
Penggunaan berbagai platform
digital bertujuan mengurangi
kompleksitas, meningkatkan
efisiensi, menambah inspirasi, dan
pendekatan yang customized
04. Perencanaan berbasis data
Manajemen berbasis sekolah:
perencanaan berdasarkan refleksi diri
sekolah
01. Pendampingan konsultatif dan asimetris
Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah
daerah dimana Kemendikbud memberikan pendampingan
implementasi Sekolah Penggerak
01
02
03
05
04
SEKOLAH
PENGGERAK
Kemdikbud melalui UPT di
masing masing provinsi akan
memberikan pendampingan
bagi pemda provinsi dan
kab/kota dalam perencanaan
Program Sekolah Penggerak.
UPT Kemdikbud di masing masing provinsi
akan memberikan pendampingan Pemda
selama implementasi Sekolah Penggerak
seperti fasilitasi Pemda dalam sosialisasi
terhadap pihak pihak yang dibutuhkan
hingga mencarikan solusi terhadap kendala
lapangan pada waktu implementasi
01. Pendampingan konsultatif dan asimetris
Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah daerah dimana
Kemendikbud memberikan pendampingan implementasi Sekolah Penggerak
Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru melalui program pelatihan dan
pendampingan intensif (coaching) one to one dengan pelatih ahli yang disediakan oleh Kemdikbud.
1.Pelatihan implementasi
pembelajaran dengan
paradigma baru bagi kepala
sekolah, pengawas, penilik,
dan guru
2.Pelatihan kepemimpinan
pembelajaran bagi kepala
sekolah, pengawas, penilik
Dilakukan 1 kali/tahun selama program.
Latihan nasional untuk perwakilan guru.
Sementara guru lain dilatih oleh in-house
training
Pelatihan untuk KS, Pengawas
Sekolah, Penilik, dan Guru
1.In-house training
2.Lokakarya tingkat Kabupaten/Kota
3.Komunitas Belajar / Praktisi (Kelompok
Mapel)
4.Program Coaching
a. 1-on-1 dengan kepala sekolah
b. Bermitra dengan kepala sekolah, guru
dilatih nasional untuk pendampingan
berkelompok dgn guru
Dilakukan secara berkala 2-4 minggu sekali selama
program
Pendampingan untuk Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru
1.Literasi Teknologi
2.Platform Guru :
Profil dan
Pengembangan
Kompetensi
3.Platform Guru :
Pembelajaran
4.Platform Sumber
Daya Sekolah
5.Platform Rapor
Pendidikan
Implementasi
Teknologi
1 pelatih ahli untuk 5-7 kepala sekolah. Pelatih ahli akan mendampingkan guru sekolah secara berkelompok
02. Penguatan SDM Sekolah
Program Intrakurikuler
 Pembelajaran terdiferensiasi
 Capaian pembelajaran disederhanakan
 Siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi
 Guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai
kebutuhan
Program Kokurikuler
 Lintas mata pelajaran
 Berorientasi pada pengembangan karakter dan
kompetensi umum
 Pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan
kelas
 Melibatkan masyarakat
 Muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu
nasional dan global
Dipelajari
melalui
PELAJAR
PANCASILA
Beriman kepada
Tuhan YME dan
berakhlak mulia
Mandiri
Bernalar
Kritis Kreatif
Bergotong
Royong
Berkebinekaan
Global
03. Pembelajaran dengan paradigma baru
Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga setiap
siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya
05. Digitalisasi Sekolah
Penggunaan berbagai platform digital bertujuan
mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi,
menambah inspirasi, dan pendekatan yang
customized
Platform Guru: Profil dan
Pengembangan Kompetensi
Alat bantu Guru untuk meningkatkan kompetensi melalui
pembelajaran berbasis microlearning dan habituasi
04. Perencanaan berbasis data
Manajemen berbasis sekolah:
perencanaan berdasarkan refleksi diri
sekolah
Platform Guru:
Pembelajaran
Platform Sumber Daya
Sekolah
Dashboard Rapor
Pendidikan
Alat bantu Guru untuk menjalankan pembelajaran dengan
paradigma baru dan pembelajaran terdiferensiasi
Meningkatkan fleksibilitas, transparansi dan akuntabilitas
dalam manajemen sumber daya sekolah
Memotret kondisi mutu pendidikan secara akurat dan
otomatis. Dirujuk untuk evaluasi dan perencanaan
Laporan*
potret kondisi
mutu
pendidikan
Bahan untuk
refleksi diri
Perencanaan program
perbaikan
Pendampingan
oleh UPT dan atau
pelatih ahli
*dikumpulkan dari
berbagai sumber
data
Siapa saja yang berperan dalam Program
Sekolah Penggerak?
Platform Teknologi
sebagai pendukung
Komite
Pembelajaran
Guru
 Dipilih oleh Kepala
sekolah untuk membantu
Pembelajaran Guru
 Menjadi fasilitator
pembelajaran Guru
Murid
Akan menggunakan
pembelajaran dengan
paradigma baru:
 Pembelajaran
intrakurikuler yang
terdiferensiasi
 Proyek kokurikuler lintas
mata pelajaran yang
berorientasi pada
pengembangan karakter
dan kompetensi umum
Guru
Akan menggunakan
platform pembelajaran
mandiri guru
Menerapkan prinsip
pengajaran & penilaian
yang efektif
 Berkolaborasi dalam
Community of Practice
dengan Kepala Sekolah
Penggerak lain
 Kepala sekolah
mendapatkan pelatihan
manajemen dan
instructional leadership
Mitra
Perguruan tinggi, lembaga sosial,
kepala desa, pemimpin, dsb.
PEMDA
Kepala
Sekolah
Komite Orang Tua
Pemangku Kepentingan
Pelatih ahli &
Pengawas
 Pelatih ahli
melakukan
pendampingan kepala
sekolah
 Pengawas
mendapatkan
pelatihan dan
pendampingan
Sekolah Penggerak adalah bagian dari ekosistem
pendidikan, di jangka panjang semua sekolah akan
menjadi Sekolah Penggerak
34 Provinsi
111 Kab/Kota
2.500 SP1
Tahun Ajaran
2021-2022
Tahun Ajaran
2024-2025
Tahun Ajaran
2022-2023
Tahun Ajaran
2023-2024
Tahun Ajaran
20XX-20XX
Tahun Ajaran
20XX-20XX
34 Provinsi
250
Kab/Kota
10.000 SP
34 Provinsi
514
Kab/Kota
20.000 SP
34 Provinsi
514
Kab/Kota
40.000 SP
34 Provinsi
514
Kab/Kota
Penambaha
n
jumlah SP
34 Provinsi
514 Kab/Kota
100% sekolah
menjadi
Sekolah
Penggerak
1PAUD 316, SD 1089, SMP 546, SMA 374, SLB 175
Meningkatkan
kompetensi SDM
Sekolah
Efek multiplier dari
Sekolah Penggerak ke
sekolah lainnya
Membuat
pembelajaran lebih
menarik dan
menyenangkan
Mempercepat
peningkatan
mutu pendidikan
di daerah
Peluang
mendapatkan
penghargaan
sebagai Daerah
Penggerak
Menjadi daerah
rujukan praktik baik
dalam pengembangan
Sekolah Penggerak
Manfaat untuk Pemerintah Daerah
Percepatan
digitalisasi
sekolah
Percepatan
pencapaian
profil pelajar
Pancasila
Mendapatkan
pendampingan
intensif untuk
transformasi sekolah
Memperoleh tambahan
anggaran untuk
pembelian bahan ajar
bagi pembelajaran
dengan paradigma baru
Meningkatkan
hasil mutu
pendidikan dalam
kurun waktu 3 tahun
ajaran
Meningkatnya
Kompetensi
kepala Sekolah,
Guru
Kesempatan untuk
menjadi katalis
perubahan bagi
sekolah lain
Manfaat untuk Sekolah
Pendahuluan
Kerangka Dasar Kurikulum Program
Sekolah Penggerak Struktur
Kurikulum
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Pembaharuan pembelajaran di Sekolah Penggerak dan SMK Pusat
Keunggulan meneruskan proses peningkatan kualitas pembelajaran
yang telah diinisiasi kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Berbasis kompetensi
 Pengetahuan, keterampilan,
dan sikap dirangkaikan sebagai
satu kesatuan proses yang
berkelanjutan sehingga
membangun kompetensi yang
utuh, dinyatakan sebagai
Capaian Pembelajaran (CP).
Pembelajaran yang fleksibel
 CP disusun dalam fase-fase (2-
3 tahun per fase), sehingga
peserta didik memiliki
kesempatan untuk belajar
sesuai dengan tingkat
pencapaian (TaRL), kebutuhan,
kecepatan, dan gaya
belajarnya.
 Muatan atau konten dikurangi
agar peserta didik memiliki
waktu yang memadai untuk
menguasai kompetensi yang
ditargetkan.
Karakter Pancasila
 Sinergi antara kegiatan
pembelajaran rutin sehari-hari
di kelas dengan kegiatan non-
rutin (projek) interdisipliner yang
berorientasi pada pembentukan
dan penguatan karakter
berdasarkan kerangka Profil
Pelajar Pancasila.
* TaRL: Teaching at the Right
Level
Kebijakan kurikulum berbasis konteks satuan pendidikan yang
telah dimulai sejak dulu kembali dikuatkan di Sekolah Penggerak
dan SMK Pusat Keunggulan.
Struktur minimum
 Pemerintah menetapkan
struktur kurikulum
minimum dan satuan
pendidikan dapat
mengembangkan program
dan kegiatan tambahan
sesuai dengan visi misi
dan sumber daya yang
tersedia.
Otonomi
 Kurikulum memberikan
kemerdekaan pada satuan
pendidikan dan pendidik
untuk merancang proses
dan materi pembelajaran
yang relevan dan
kontekstual.
 Pemerintah menyediakan
buku teks dan perangkat
ajar untuk membantu guru
yang membutuhkan
panduan dalam
merancang pembelajaran
Sederhana
 Perubahan yang
seminimal mungkin.
Namun beberapa aspek
berubah secara signifikan
dari kurikulum
sebelumnya. Tujuan, arah
perubahan, dan
rancangannya jelas dan
mudah dipahami sekolah
dan pemangku
kepentingan.
Gotong royong
 Pengembangan kurikulum
dan perangkat ajarnya
dilakukan dengan
melibatkan puluhan
institusi termasuk
Kemenag, universitas,
sekolah, dan lembaga
pendidikan lainnya.
Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran yang
efektif dan menyeluruh di semua mata pelajaran.
Literasi dan numerasi adalah
kompetensi dasar yang akan
diperkuat serta memperkuat
kompetensi lain yang dibangun
di semua mata pelajaran.
Contoh: kemampuan memahami
informasi berupa teks yang
dipadukan dengan grafik
dibangun melalui beberapa mata
pelajaran.
Oleh karena itu, tidak benar
bahwa literasi dan numerasi
hanya terkait dengan mapel
Bahasa Indonesia dan Matematika.
Pembelajaran di Sekolah
Penggerak dan SMK Pusat
Keunggulan diorganisir
berdasarkan struktur
berikut ini.
(untuk jenjang PAUD, SD, SMP,
SMA)
Struktur kurikulum Sekolah Penggerak
PAUD SD SMP SMA
 Klik untuk menuju masing-masing jenjang.
Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran yang
efektif dan menyeluruh di semua mata pelajaran.
Literasi dan numerasi adalah
kompetensi dasar yang akan
diperkuat serta memperkuat
kompetensi lain yang dibangun
di semua mata pelajaran.
Contoh: kemampuan
memahami
informasi berupa teks yang
dipadukan dengan grafik
dibangun melalui beberapa
mata pelajaran.
Oleh karena itu, tidak benar
bahwa literasi dan numerasi
hanya terkait dengan mapel
Bahasa Indonesia dan
Matematika.
SD
Perubahan mata pelajaran.
Kurikulum 2013
IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri-
sendiri
Pendekatan tematik
Arah perubahan pembelajaran
IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar
IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP
Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran
(berbasis mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan
kewenangan satuan pendidikan
Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun
beralih ke pendekatan berbasis mata pelajaran
Usulan:
IPAS belum diwajibkan di Kelas 1,
meskipun CP IPAS untuk Fase A
tersedia
Kemendikbud hanya mengatur total
jam pelajaran pertahun dan rentang
% alokasi waktu untuk projek per
tahun.
Contoh:
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
jam pelajaran per tahun dan 20-25%
dari jam pelajaran tersebut digunakan
untuk projek kokurikuler
**Permendikbud 27/2016 Tentang
Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Satuan Pendidikan
***opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan melalui
kegiatan projek.
Alokasi waktu mata
pelajaran SD Kelas 1
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1)
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Per
Tahun
Per
Mingg
u
Kegiatan
reguler/mingg
u
(pembulatan)
Projek
(minimal 20%
dari total per
tahun)
TOTAL JP
PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 (25%) 288
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
Teater, d) Seni Tari
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Usulan:
Seperti K13, JP untuk Bahasa Indonesia dan
Matematika bertambah dari kelas 1
IPAS belum diwajibkan di Kelas 2, meskipun CP
IPAS untuk Fase A tersedia
Kemendikbud hanya mengatur total jam pelajaran
pertahun dan rentang % alokasi waktu untuk
projek per tahun.
Contoh:
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252 jam pelajaran
per tahun dan 20-25% dari jam pelajaran tersebut
digunakan untuk projek kokurikuler
**Permendikbud 27/2016 Tentang Layanan
Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa Pada Satuan Pendidikan
***Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu
untuk memenuhi alokasi projek
Matematika: 34 minggu
***opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokal dalam mapel lain
atau diajarkan melalui kegiatan projek.
Alokasi waktu mata
pelajaran SD Kelas
2
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls
2)
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Per
Tahun
Per
Minggu
Kegiatan
reguler/ming
gu
(pembulatan)
Projek
(minimal 20%
dari total per
tahun)
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 324 9 252 (7) 72 (22%) 324
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c)
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
**Permendikbud 27/2016 Tentang
Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Satuan Pendidikan
***Pembelajaran reguler tidak penuh 36
minggu untuk memenuhi alokasi projek
Bahasa Indonesia: 33 minggu
Matematika dan IPAS: 34 minggu
****opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan melalui
kegiatan projek.
*****Jam pelajaran kelas 3 SD
mengalami peningkatan, mengikuti
struktur kelas 4 karena IPAS dimulai di
kelas 3
Alokasi waktu mata
pelajaran SD Kelas 3
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 3)
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Per
Tahun
Per
Mingg
u
Kegiatan
reguler/mingg
u
(pembulatan)
Projek (minimal
20% dari total
per tahun)
TOTAL JP
PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 6 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 252 10 198 (6)*** 54 (23%) 252
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
IPAS (IPA & IPS di K13) - - 170 (5)*** 46 (21%) 216
**Permendikbud 27/2016 Tentang
Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Satuan Pendidikan
***Pembelajaran reguler tidak penuh
36 minggu untuk memenuhi alokasi
projek
Bahasa Indonesia: 33 minggu
Matematika dan IPAS: 34 minggu
****opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan melalui
kegiatan projek.
Alokasi waktu mata
pelajaran SD kls 4-6
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 4-6)
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Per
Tahun
Per
Mingg
u
Kegiatan
reguler/minggu
(pembulatan)
Projek (minimal
20% dari total
per tahun)
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi
Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 252 7 198 (6)*** 54 (23%) 252
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
IPAS (IPA & IPS di K13) 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendahuluan
Kerangka Dasar Kurikulum Program
Sekolah Penggerak Struktur
Kurikulum
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Prinsip Pembelajaran
Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
prinsip pembelajaran pada pembelajaran paradigma
baru?
Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian
peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan
yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara
holistik.
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan
budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
10
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
1.. Pembelajaran dirancang dengan
mempertimbangkan tahap perkembangan
dan tingkat pencapaian peserta didik saat
ini, sesuai kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan
perkembangan yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan
menyenangkan.
 Melakukan analisis terhadap kondisi, latar belakang,
tahap perkembangan dan pencapaian peserta didik
sebelumnya dan melakukan pemetaan
 Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum yang
berkelanjutan sebagai dasar merancang pembelajaran
dan asesmen
 Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan prasarana
yang dimiliki peserta didik, pendidik dan sekolah untuk
mendukung kegiatan pembelajaran.
 Menurunkan alur tujuan pembelajaran sesuai dengan
tahap perkembangan peserta didik
 Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta
didik
 Langsung menerapkan modul ajar tanpa melihat
kebutuhan peserta didik
 Mengabaikan tahap perkembangan maupun
pengetahuan yang dimiliki peserta didik
sebelumnya
 Menyamaratakan metode pembelajaran.
 Melihat segala sesuatu dari kepentingan pejabat
sekolah atau pendidik
 Pembelajaran terlalu sulit sehingga menurunkan
motivasi peserta didik
 Pembelajaran terlalu mudah sehingga tidak
menantang dan membosankan
2.. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan
untuk membangun kapasitas peserta didik
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
 Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa
digunakan dalam pembelajaran
 Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan
pertanyaan pemantik dan mengajarkan pemahaman
bermakna
 Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari
pendidik dan peserta didik ke peserta didik
 Pembelajaran yang melibatkan peserta didik dengan
menggunakan kekuatan bertanya, dengan memberikan
pertanyaan yang membangun pemahaman bermakna
 Pendidik hanya selalu memberikan pemaparan
dalam bentuk ceramah dan instruksi tugas
 Memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk soal
dan dinilai benar atau salah, tanpa umpan balik
 Memberikan porsi paling banyak pada asesmen
sumatif atau ujian/ tes akhir
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
3. Proses pembelajaran mendukung
perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik.
 Menggunakan berbagai metode pembelajaran mutakhir
yang mendukung terjadinya perkembangan kompetensi
seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis
masalah, berbasis tantangan, dan metode pembelajaran
diferensiasi
 Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif,
sosial emosi, dan spiritual
 Melihat profil Pancasila sebagai target tercermin pada
peserta didik
 Menggunakan satu metode yang itu-itu saja tanpa
melakukan evaluasi terhadap metode yang
digunakan
 Menggunakan hanya satu perspektif misalnya
hanya melihat kemampuan kognitif peserta didik,
tanpa melihat faktor lain seperti sosial emosi atau
spiritual
 Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang
harus diajarkan dan dihafal
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu
pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan dan budaya peserta
didik, serta melibatkan orang tua dan
masyarakat sebagai mitra.
 Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks dunia
nyata dan menjadi daya tarik peserta didik untuk belajar
 Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan
komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik
 Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai narasumber
primer dan sekunder dalam proses pembelajaran
 Pembelajaran dengan konteks yang tidak relevan
dan tidak menarik untuk peserta didik
 Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah,
dan hanya menagih tugas
 Interaksi dengan murid hanya memberikan dan
menagih tugas
 peserta didik tidak punya akses langsung untuk
terlibat ataupun melibatkan masyarakat setempat
5. Pembelajaran berorientasi pada masa
depan yang berkelanjutan.
 Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk
peserta didik maupun dari peserta didik untuk peserta
didik
 Pembelajaran yang membangun pemahaman bermakna
dengan memberi dukungan lebih banyak di awal untuk
kemudian perlahan melepas sedikit demi sedikit dukungan
tersebut untuk akhirnya menjadi pelajar yang mandiri dan
 Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir
 Pembelajaran dengan kegiatan yang sama dari
tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian yang
sama
 Hanya mengetes atau menilai keterampilan abad
21 tanpa mengajarkan keterampilannya
13
Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar sebagai
Dokumen Rencana Pembelajaran
Capaian Pembelajaían
Ditetapkan oleh pemerintah, merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran
pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang
disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran
dibagi dalam fase usia.
Fase
Fondasi
Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
Prasekolah Kelas 1 dan Kelas 3 dan Kelas 5 dan Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11 -
Taman 2 Sekolah 4 Sekolah 6 Sekolah SMP atau SMA, SMK 12 SMA,
kanak-
kanak
Dasar atau
Madrasah
Ibtidaiyah
Dasar atau
Madrasah
Ibtidaiyah
Dasar atau
Madrasah
Ibtidaiyah
MT atau MA SMK atau
MA
Kuíikulum Opeíasional
Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar
yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh
penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum
operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan
peserta didik dan satuan pendidikan.
Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran
Jabaran kompetensi yang dicapai peserta didik
dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran.
Modul Ajar
Rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun
secara sistematis dan logis, menurut urutan
pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase.
Kurikulum Operasional
Kurikulum operasional dan alur tujuan pembelajaran
memiliki fungsi yang sama dengan silabus, yaitu sebagai
acuan perencanaan pembelajaran.
Jika satuan pendidikan memiliki kurikulum operasional dan
ATP, pengembangan perangkat ajar dapat merujuk kedua
dokumen tersebut.
 Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar
 Satuan pendidikan yang menggunakan modul ajar yang
disediakan pemerintah, maka modul ajar tersebut dapat
dipadankan dengan RPP Plus , karena modul ajar
tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap
dibanding RPP.
 JIka satuan pendidikan mengembangkan modul ajar
secara mandiri, maka modul ajar tersebut dapat
dipadankan dengan RPP selama disusun dengan
komponen yang minimal sama dengan komponen RPP
 Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai
perangkat ajar termasuk modul ajar atau RPP dengan
kelengkapan komponen dan format yang beragam
Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan Proses pembelajaran
Pengawasan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas berfokus pada
keseluruhan proses pembelajaran. Pendidik diberikan ruang untuk mengembangkan
rencana pembelajaran dengan komponen dan format yang sesuai karakteristik
peserta didik. Dengan demikian tidak ada standar format baku dokumen
pembelajaran yang membatasi kemerdekaan pendidik dalam mendesain
pembelajaran.
Hasil pengawasan proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk
kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara
berkelanjutan. Tindak lanjut hasil pengawasan proses pembelajaran dilakukan dalam
bentuk:
1) Perbaikan rencana dan pelaksanaan pembelajaran untuk memastikan rencana
dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik.
2) Pendampingan teknis kepada pendidik yang memerlukan konsultasi dan
dukungan lain untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan dalam
proses pembelajaran.
3) Penghargaan kepada pendidik yang menunjukkan kinerja yang baik.
4) Diseminasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran; dan
5) Penguatan dan pemberian kesempatan kepada pendidik untuk mengikuti
program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
Bagaimana peran kepala sekolah dan pengawas
pada pembelajaran paradigma baru?
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh
kepala satuan pendidikan dan pengawas guna
peningkatan mutu secara berkelanjutan.
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan
melalui kegiatan pemantauan, supervisi, dan
evaluasi proses pembelajaran, pelaporan hasil
pengawasan serta tindak lanjut secara berkala dan
berkelanjutan.
Sumber:
Permendikbud 22 tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
Mengembangkan Modul Ajar
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan
Pembelajaran : Mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan
pembelajaran
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan
pembelajaran dan alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran
dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari 2 komponen berikut
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran.
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit
pembelajaran.
Kriteria alur tujuan pembelajaran:
● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
● ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear dari awal
hingga akhir fase.
● ATP pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar fase dan jenjang
Untuk menyusun rencana pembelajaran,
jabaran kompetensi pada Capaian
Pembelajaran perlu dipetakan ke dalam
tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran. Peta kompetensi tersebut
kemudian digunakan sebagai acuan untuk
mengembangkan perangkat ajar.
Menganalisis Capaian
Pembelajaran
Matematika Fase B: Kelas 3 dan 4
Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengeneralisasi pemahaman dan
melakukan operasi hitung bilangan cacah sampai dengan 1.000.000 (atau
maksimum enam angka), serta memahami hubungan antara operasi hitung
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) termasuk
menggunakan sifat-sifat operasi dalam menentukan hasil perhitungan,
menentukan faktor, kelipatan, KPK, dan FPB dari bilangan cacah, memahami
pecahan dan menentukan posisinya pada garis bilangan, serta
membandingkan dua pecahan. Peserta didik dapat menyelesaikan persamaan
sederhana, memahami hubungan antara operasi perkalian dan pembagian,
menemukan pola gambar, objek sederhana, dan pola bilangan melibatkan
operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian).
Peserta didik dapat dan mengukur panjang benda menggunakan satuan baku,
menggunakan satuan baku luas dan volume, serta menyelesaikan masalah
berkaitan dengan keliling bangun datar. Peserta didik dapat mengidentifikasi
ciri-ciri berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang (prisma dan balok).
Peserta didik juga dapat menyajikan dan menganalisis data sederhana
menggunakan turus dalam bentuk bentuk bentuk tabel, diagram gambar,
piktogram, diagram batang, dan diagram garis, serta menentukan kejadian
yang lebih mungkin di antara beberapa kejadian.
Merumuskan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran
Fase B
Kelas 3 Kelas 4
1.Menyajikan bilangan dan
menggeneralisasi pemahaman dan
membandingkan urutan dan nilai
tempat sampai 999.999
2.Memperkirakan dan
membulatkan bilangan ke nilai
tempat terdekat sampai 999.999
3.Mengukur panjang dengan satuan
baku (mm, cm, dan m) serta
mengukur keliling bidang datar
dengan menambahkan semua
rusuknya.
4.Mengukur luas dengan
menghitung jumlah bujur sangkar
berukuran 1 cm2 yang menutup
bidang datar
5.Menemukan hubungan antara
operasi penjumlahan dan
pengurangan.
6.Menyelesaikan kalimat bilangan
dengan satu variabel berupa
simbol gambar yang belum
diketahui nilainya melibatkan
penjumlahan dan pengurangan
bilangan
7.Mengobservasi, menentukan dan
menggambar sisi sejajar dan sisi
berpotongan pada sebuah bidang
datar.
1.Memperumum pemahaman
mengenai urutan dan nilai tempat
sampai 999.999
2.Mengidentifikasi kelipatan,
faktor, pola perkalian dan
pembagian dengan tabel
kelipatan
3.Menentukan hubungan antar
satuan baku panjang (mm, cm, dan
m)
1.Menyelesaikan permasalahan
berkaitan dengan keliling berbagai
bangun datar (segitiga, segiempat,
segi banyak)
2.Menyelesaikan permasalahan
berkaitan dengan luas dan keliling
berbagai bentuk bangun datar
Memetakan bagian ATP per
kelas sesuai dengan alokasi
waktu
Tujuan
Pembelajaran
3.1
Tujuan
Pembelajaran
3.2
Tujuan
Pembelajaran .
. .
Awal
Fase B
Kelas 3
Alur Tujuan Pembelajaran
s.d 3.7 atau
akhir
Fase B
Kelas 3
Tujuan
Pembelajaran
4.1
Tujuan
Pembelajaran
4.2
Tujuan
Pembelajaran
. . .
Awal
Fase B
Kelas 4
Alur tersebut dilakukan hingga
Akhir Fase E
s.d 4.5 atau
akhir
Fase B
Kelas 4
Capaian
Pembelajaran
Fase B
Catatan: pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai
strategi untuk mengembangkan modul ajar selama modul ajar yang
dihasilkan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan aktivitas
pembelajaran dalam modul ajar sesuai dengan prinsip pembelajaran
dan asesmen.
Modul ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria berikut
ini: Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui
pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat untuk
belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga
tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks
di
waktu dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai
dengan fase belajar peserta didik.
Tujuan pengembangan modul ajar:
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu
pendidik melaksanakan pembelajaran
Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
 memilih atau memodifikasi modul ajar
yang
sudah disediakan pemerintah untuk
menyesuaikan modul ajar dengan
karakteristik peserta didik, atau
 menyusun sendiri modul ajar sesuai
dengan karakteristik peserta didik
Komponen Modul Ajar
Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan
kebutuhannya. Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai berikut
Informasi umum Komponen inti Lampiran
 Identitas penulis modul
 Kompetensi awal
 Profil Pelajar Pancasila
 Sarana dan prasarana
 Target peserta didik
 Model pembelajaran yang digunakan
 Tujuan pembelajaran
 Asesmen
 Pemahaman bermakna
 Pertanyaan pemantik
 Kegiatan pembelajaran
 Refleksi peserta didik dan pendidik
 Lembar kerja peserta didik
 Pengayaan dan remedial
 Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
 Glossarium
 Daftar pustaka
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di satuan pendidikan diberi
kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Seperti apa keleluasaan pendidik
dalam pengembangan modul ajar?
Contoh Cuplikan Modul Ajar
Tujuan pembelajaran
●
●
●
●
●
●
●
Menyajikan bilangan dan
menggeneralisasi pemahaman dan
membandingkan urutan dan nilai tempat
sampai 999.999
Memperkirakan dan membulatkan
bilangan ke nilai tempat terdekat sampai
999.999
Mengukur panjang dengan satuan baku
(mm, cm, dan m) serta mengukur keliling
bidang datar dengan menambahkan
semua rusuknya.
Mengukur luas dengan menghitung
jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2
yang menutup bidang datar
Menemukan hubungan antara operasi
penjumlahan dan pengurangan.
Menyelesaikan kalimat bilangan dengan
satu variabel berupa simbol gambar yang
belum diketahui nilainya melibatkan
penjumlahan dan pengurangan bilangan
Mengobservasi, menentukan dan
menggambar sisi sejajar dan sisi
berpotongan pada sebuah bidang datar.
Aktivitas 1 (Kinerja)
Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) pada objek
yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
Aktivitas 2 (Tes)
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang dengan satuan
baku (mm, cm, dan m)
Aktivitas 3 (Kinerja)
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling segiempat,
segitiga, dan segibanyak dengan menambahkan panjang rusuk-rusuk
bidang
Aktivitas 4 (Kinerja)
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas suatu gambar
benda dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang
menutup bidang datar
Aktivitas 5 (sumatif 2 : Proyek)
Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang dengan
satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada
kertas isometrik.
Asesmen Diagnostik:
Menjawab delapan pertanyaan operasi
bilangan.
MA untuk Kelas 3
Matematika
25 JP
Profil Pelajar Pancasila:
 Bernalar kritis
 Mandiri
Asesmen Sumatif
- Menggambar denah rumah
dengan menyertakan
ukuran panjang dengan
satuan baku dan luas
(dengan menghitung
jumlah bujur sangkar) pada
kertas isometrik.
Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang
berbeda, sehingga pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik.
Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran
yang membangun elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta
didik dalam diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
Contoh penerapan
penyesuaian pembelajaran dan
pengembangan PPP
23
Apa yang terjadi apabila tidak ada air? Apa sajakah fungsi air bagi makhluk
hidup di muka bumi?
Bagaimana proses terjadinya daur air? Bagaimana cara memperoleh air bersih? Apa masalah yang terjadi tentang air? Bagaimana menunjukanpemahaman tentangpengaruh
siklus air?
Aktivitas 1: Diskusi fungsi air
untuk manusia.
Formatif asesmen
Aktivitas 2: Curah pendapat
tentang fungsi air.
Formatif asesmen
Aktivitas 3: Eksperimen daur air. Aktivitas 4: Praktek penyaringan
air bersih.
Aktivitas 5: Riset kelompok
tentang air bersih.
Formatif asesmen
Aktivitas 6: Pameran dan
Presentasi pemahaman.
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik mengidentifikasi urutan siklus air.
Peserta didik mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam kehidupan
sehari-hari.
Asesmen sumatif:
Menunjukkan pemahaman mengenai
pengaruh siklus air dalam presentasi
dan pameran karya.
Indikator asesmen
sumatif:
Memberikan gambaran informasi detail dan
akurat, relevan, dan berhubungan dengan
topik.
Presentasi berisi pesan yang jelas
dipahami audiens.
Contoh Cuplikan Modul Ajar
MA untuk Kelas 4
IPAS
35 JP
Profil Pelajar Pancasila:
 Bernalar kritis
 Mandiri
Asesmen Diagnostik:
Menjawab tiga pertanyaan tentang siklus air.
Urutan Kegiatan
Tautan MA IPAS Kelas 4
Siklus Air
Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan menulis laporan ilmiah,
membuat rekaman sandiwara radio, rekaman siaran atau poster/ infografis.
Dalam eksperimen daur air, guru memberikan pilihan menantang sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik,
dengan tiga kegiatan eksperimen yang berbeda.
Contoh penerapan penyesuaian
pembelajaran dan
pengembangan PPP
24
Prinsip Asesmen
Prinsip Asesmen
Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan prinsip
asesmen pada pembelajaran paradigma baru?
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan
informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu
mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan
teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan
belajar dan menentukan
keputusan tentang langkah selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi
yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu pembelajaran
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari
proses pembelajaran,
fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik,
sebagai umpan balik untuk guru, peserta
didik, dan orang tua agar dapat memandu
mereka dalam menentukan strategi
pembelajaran selanjutnya
Asesmen merujuk pada kompetensi yang di dalamnya
tercakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Asesmen pada ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dilakukan secara terpisah-pisah
Asesmen dilakukan terpadu dengan pembelajaran Asesmen dilakukan terpisah dari pembelajaran
Melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen,
melalui penilaian diri (self assessment), penilaian
antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan
pemberian umpan balik antarteman (peer feedback).
Asesmen hanya dilakukan oleh pendidik.
Pemberian umpan balik dilakukan dengan
mendeskripsikan usaha terbaik untuk menstimulasi pola
pikir bertumbuh dan memotivasi peserta didik.
Umpan balik berupa kalimat pujian yang pendek, misal
bagus, keren, pintar, pandai, cerdas, dan sebagainya.
Pemberian kritik tanpa penjelasan untuk perbaikan.
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai
dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran
Membangun komitmen dan menyusun perencanaan
asesmen yang berfokus pada asesmen formatif
Berfokus pada asesmen sumatif
Menggunakan beragam jenis, teknik, dan instrumen
penilaian formatif dan sumatif sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran, Capaian Pembelajaran,
tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta didik
Tidak menggunakan instrumen penilaian atau
menggunakan instrumen asesmen, namun tidak
sejalan dengan karakteristik mata pelajaran, Capaian
Pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan kebutuhan
peserta didik
Asesmen dilakukan dengan alokasi waktu yang
terencana
Asesmen dilakukan mendadak
Mengomunikasikan kepada peserta didik tentang
jenis, teknik, dan instrumen penilaian yang akan
digunakan. Harapannya, peserta didik akan
berusaha mencapai kriteria yang terbaik sesuai
dengan kemampuannya
Jenis, teknik, dan instrumen asesmen hanya dipahami
oleh pendidik sehingga peserta didik tidak memiliki
gambaran kriteria terbaik yang dapat dicapai.
No
.
Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
3. Asesmen dirancang secara adil,
proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan
belajar dan menentukan keputusan tentang
langkah selanjutnya
Asesmen dilakukan dengan memenuhi prinsip keadilan tanpa
dipengaruhi oleh latar belakang peserta didik
Asesmen lebih menguntungkan peserta didik karena latar
belakang tertentu
Menerapkan moderasi asesmen, yaitu berkoordinasi
antarpendidik untuk menyamakan persepsi kriteria sehingga
tercapai prinsip keadilan
Adanya unsur subjektivitas dalam asesmen
Menggunakan instrumen asesmen yang mampu mengukur
capaian kompetensi dengan tepat
Menggunakan instrumen asesmen yang tidak sesuai
dengan tujuan dan aktivitas pembelajaran
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian
peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang
bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai, serta strategi
tindak lanjut
Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah, penggunaan
kata atau kalimat negatif
Ketercapaian kompetensi dituangkan dalam bentuk angka dan
deskripsi
Ketercapaian kompetensi dituangkan hanya dalam
bentuk angka
Laporan kemajuan belajar hendaknya didasarkan pada bukti
dan pencatatan perkembangan kemajuan belajar peserta didik
Laporan kemajuan belajar tidak didasarkan pada bukti
dan pencatatan perkembangan kemajuan belajar atau
didasarkan hanya pada bukti yang tidak mencukupi
No
.
Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
Laporan kemajuan belajar digunakan sebagai dasar penerapan
strategi tindak lanjut untuk pengembangan kompetensi
peserta didik
Laporan kemajuan belajar hanya dijadikan sekumpulan
data atau dokumen tanpa adanya tindak lanjut
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua/wali sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen
digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu
pembelajaran
- Hasil asesmen hanya dijadikan data dan tidak
ditindaklanjuti untuk meningkatkan mutu
pembelajaran
- Hasil asesmen dijadikan perbandingan antar peserta
didik
Paradigma Asesmen
Paradigma Asesmen
No. Paradigma Asesmen Gambaran Umum
5. Keleluasaan
menentukan kriteria
ketercapaian tujuan
pembelajaran
Setiap satuan pendidikan dan pendidik akan menggunakan alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang berbeda, oleh sebab
itu untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran, pendidik akan menggunakan kriteria yang berbeda, baik dalam
bentuk angka kuantitatif maupun data kualitatif sesuai dengan karakteristik tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan
asesmen yang dilaksanakan. Kriteria ini disebut dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mendiagnosis tingkat
penguasaan kompetensi peserta didik agar pendidik dapat memperbaiki proses pembelajaran dan atau memberikan intervensi
pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik.
6. Keleluasaan dalam
mengolah hasil
asesmen
Mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, Capaian Pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan aktivitas pembelajaran,
pendidik memiliki keleluasaan untuk mengolah hasil asesmen sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan pendidik dalam
melaksanakan asesmen dan mengolah data hasil asesmen.
7. Keleluasaan dalam
menentukan kenaikan
kelas
Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas, dengan mempertimbangkan:
 Laporan kemajuan belajar
 Laporan pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila
 Portofolio peserta didik
 Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik
 Tingkat kehadiran
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Perlunya Projek
Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami
pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter
sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan
sekitarnya.
Dalam kegiatan projek ini, peserta didik memiliki
kesempatan untuk mempelajari-tema tema atau isu
penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme,
kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan
kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik bisa
melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut
sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek
penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik
untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi
lingkungan sekitarnya.
Sejak tahun 1990an, pendidik dan praktisi pendidikan di
seluruh dunia mulai menyadari bahwa mempelajari hal-
hal di luar kelas dapat membantu peserta didik
mendapatkan pemahaman bahwa yang dipelajari di
sekolah memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-
sehari. Jauh sebelum itu, Ki Hajar Dewantara sudah
menegaskan pentingnya peserta didik mempelajari hal-
hal di luar kelas, namun sayangnya selama ini
pelaksanaan hal tersebut belum optimal.
“... perlulah anak anak
[Taman Siswa] kita
dekatkan hidupnya kepada
perikehidupan rakyat, agar
supaya mereka tidak hanya
memiliki ‘pengetahuan’ saja
tentang hidup rakyatnya,
akan tetapi juga dapat
‘mengalaminya’ sendiri ,
dan kemudian tidak hidup
berpisahan dengan
rakyatnya.”
Ki Hadjar
Dunia saat ini semakin modern dengan kemajuan
berkelanjutan yang dicapai melalui berbagai inisiatif
projek yang sukses. Kegiatan seperti membuat
masakan untuk keluarga, merapikan halaman
rumah, atau mengadakan acara pentas seni sekolah,
adalah contoh projek-projek yang dapat dijalankan
sehari- hari.
Bagi pekerja di dunia modern, keberhasilan
menjalankan projek akan menjadi prestasi tersendiri
dibandingkan dengan loyalitas atau lama bekerja
dalam satu perusahaan. Memecahkan masalah
dunia nyata penting bagi orang dewasa, dan juga
anak-anak
. Agar anak-anak dapat memecahkan masalah dunia
nyata, kita harus mempersiapkan mereka dengan
pengalaman (pengetahuan) dan kompetensi yang
sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam upaya
mempersiapkan peserta didik agar mampu
mengembangkan kompetensi tersebut, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi,
mencanangkan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.
Tujuh Tema untuk
dipilih sekolah
SD wajib memilih minimal 2 tema
per tahun.
SMP, SMA, dan SMK wajib
memilih minimal 3 tema per
tahun.
Sekolah menentukan tema dan
mengembangkannya untuk
setiap kelas/angkatan.
Gaya Hidup Berkelanjutan
(SD-SMA/K)
Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka
pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan
kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya.
- peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir
sistem untuk memahami keterkaitan aktivitas manusia
dengan dampak-dampak global yang menjadi
akibatnya, termasuk perubahan iklim.
- peserta didik dapat dan membangun kesadaran untuk
bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta
mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan serta
mempromosikan gaya hidup serta perilaku yang lebih
berkelanjutan dalam keseharian.
- peserta didik juga mempelajari potensi krisis
keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya
(bencana alam akibat perubahan iklim, krisis pangan,
krisis air bersih dan lain sebagainya), serta
mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan
memitigasinya.
Contoh muatan lokal:
Jakarta: situasi
banjir
Kalimantan: hutan sebagai paru-paru
dunia
Kearifan Lokal
(SD-SMA/K)
Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri
melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal
masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta
perkembangannya.
- peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa
masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti yang
ada, bagaimana perkembangan tersebut dipengaruhi
oleh situasi/konteks yang lebih besar (nasional dan
internasional), serta memahami apa yang berubah
dari waktu ke waktu apa yang tetap sama.
- peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-nilai
dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan
nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan
dalam kehidupan mereka.
- peserta didik juga belajar untuk mempromosikan
salah satu hal yang menarik tentang budaya dan nilai-
nilai luhur yang dipelajarinya.
Contoh muatan lokal:
Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung
Naga Papua: sistem masyarakat di Lembah
Baliem
Bhinneka Tunggal Ika
(SD-SMA/K)
Mengenal belajar membangun dialog penuh
hormat tentang keberagaman kelompok
agama dan kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat sekitar dan di Indonesia serta
nilai-nilai ajaran yang dianutnya.
- peserta didik mempelajari perspektif
berbagai agama dan kepercayaan tentang
fenomena global misalnya masalah
lingkungan, kemiskinan, dsb.
- peserta didik secara kritis dan reflektif
menelaah berbagai stereotip negatif yang
biasanya dilekatkan pada suatu kelompok
agama, dan dampaknya terhadap terjadinya
konflik dan kekerasan.
- Melalui projek ini, peserta didik mengenal
dan mempromosikan budaya perdamaian
dan anti kekerasan.
Contoh muatan lokal:
Menangkap isu-isu atau masalah
keberagaman di lingkungan sekitar
dan mengeksplorasi pemecahannya.
Suara Demokrasi
(SMP-SMA/K)
Dalam “negara kecil” bernama sekolah,
sistem demokrasi dan pemerintahan yang
diterapkan di Indonesia dicoba untuk
dipraktikkan, termasuk namun tidak
terbatas pada proses pemilihan umum dan
perumusan kebijakan.
- peserta didik merefleksikan makna
demokrasi dan memahami implementasi
demokrasi serta tantangannya dalam
konteks yang berbeda, termasuk dalam
organisasi sekolah dan/atau dalam dunia
kerja.
- Menggunakan kemampuan berpikir
sistem, peserta didik menjelaskan
keterkaitan antara peran individu
terhadap kelangsungan demokrasi
Pancasila.
Contoh muatan lokal:
Sistem musyawarah yang
dilakukan masyarakat adat
tertentu untuk memilih kepala
desa.
Bangunlah Jiwa dan
Raganya (SMP-SMA/K)
Membangun kesadaran dan keterampilan untuk
memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk
dirinya maupun orang sekitarnya.
- peserta didik melakukan penelitian dan
mendiskusikan masalah-masalah terkait
kesejahteraan diri (wellbeing) mereka serta
mengkaji fenomena perundungan (bullying) yang
terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan
fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari
jalan keluarnya.
- peserta didik juga menelaah masalah-masalah yang
berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik
dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan
kesehatan reproduksi. peserta didik merancang
kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga
kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta
berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait.
Contoh muatan lokal:
Mencari solusi untuk masalah cyber bullying
yang marak di kalangan remaja lokal.
Kewirausahaan
(SD-SMA/K)
Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang
ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan
aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.
- peserta didik kemudian merancang strategi untuk meningkatkan
potensi ekonomi lokal dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan.
- Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam kegiatan
ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk menghasilkan karya
bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti dengan
proses analisis dan refleksi hasil kegiatan mereka.
- Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan
ditumbuhkembangkan. peserta didik juga membuka wawasan
tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat,
menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi
tenaga kerja profesional penuh integritas.
Contoh muatan lokal:
Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya
jual.
Berekayasa dan Berteknologi untuk
Membangun NKRI
(SD-SMA/K)
Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang
memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya.
- peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, berpikir
komputasional, atau design thinking) dalam mewujudkan produk berteknologi.
- peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa
(engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi
sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk bidang
rekayasa (engineering).
- peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untuk menciptakan
karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, para peserta didik
dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-
persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi,
mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi.
Contoh muatan lokal:
Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi yang dapat
menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah.
Merancang alokasi
waktu projek dan
dimensi
Menentukan durasi pelaksanaan untuk setiap Tema Projek yang dipilih dapat disesuaikan dengan pembahasan tema.
Durasi dapat dipilih antara dua minggu sampai 3 bulan, tergantung tujuan dan kedalaman eksplorasi tema. Jika
satuan pendidikan bertujuan untuk memberikan dampak sampai pada lingkungan di luar satuan pendidikan maka
bisa jadi durasi pelaksanaan projek membutuhkan waktu yang lebih lama. Di luar durasi waktu pelaksanaan projek,
satuan pendidikan kembali mengatur kembali jadwal belajar mengajar seperti biasa.
Mengacu kepada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak, secara umum ketentuan total waktu projek adalah sekitar 20-30%
beban peserta didik per tahun adalah sebagai berikut:
Tingkat pendidikan Alokasi Jam Projek Per Tahun
SD I-V 252 JP
SD VI 224 JP
SMP VII-VIII 360 JP
SMP IX 320 JP
SMA X 486 JP
SMA XI 216 JP
SMA XII 192 JP
TAHAP
AWAL
TAHAP
BERKEMBANG
TAHAP
LANJUTAN
Tema pilihan
Pemberian opsi tema
Penentuan topik
Sekolah menentukan 2 tema
untuk SD, atau 3 tema untuk
SMP-SMA di awal tahun ajaran.
Sekolah menentukan 2 tema
untuk SD, atau 3 tema untuk
SMP-SMA di awal tahun ajaran.
Sekolah menentukan 2 tema
untuk setiap kelas SD, atau 3
tema untuk setiap kelas SMP-
SMA di awal tahun ajaran
(setiap kelas dapat memilih
tema yang berbeda).
Sekolah menelaah isu yang
sama untuk semua kelas.
Sekolah menelaah isu yang
sama untuk setiap 1-2 kelas.
Setiap kelas menelaah isu yang
berbeda sesuai pilihan peserta
didik.
Sekolah yang menentukan
tema dan topik projek.
Sekolah mempersiapkan
beberapa tema dan topik
projek untuk dipilih oleh
peserta didik.
Peserta didik mendiskusikan
tema dan topik projek dengan
bimbingan guru.
Penentuan tema dan topik spesifik sesuai
dengan tahapan sekolah
Mengembangkan Modul Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Pengembangan Modul Projek
Pengembangan modul projek harus mempertimbangkan prinsip berikut:
1. Mengacu kepada Dimensi, Elemen, dan Sub-elemen Profil Pelajar Pancasila
2. Berpusat Pada Peserta Didik. Modul projek dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan
peserta didik, minat peserta didik, dan perkembangan sesuai fase elemen dan sub-elemen dari
dimensi Profil Pelajar Pancasila. Setiap kegiatan projek dapat mengasah kemampuan murid
dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan
memecahkan masalah yang diangkat dalam projek.
3. Holistik. Modul projek dikembangkan dengan memperhatikan tema secara utuh dan melihat
keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. Oleh
karenanya, setiap tema projek yang dijalankan dengan pendekatan lintas ilmu dan konten
pengetahuan secara
terpadu, dengan memperhatikan koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan
projek, seperti murid, pendidik, sekolah, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.
4. Kontekstual. Modul projek dikembangkan berdasarkan pada pengalaman nyata yang dihadapi
dalam keseharian. Tema-tema projek yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan
lokal yang terjadi di daerah masing-masing.
5. Eksploratif. Modul projek dikembangkan dengan semangat membuka ruang yang lebar bagi
proses
inkuiri dan pengembangan diri. Walaupun projek memiliki area eksplorasi yang luas dari segi
jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran,
Tujuan pengembangan modul
Projek:
Mengembangkan perangkat ajar
yang memandu satuan
Pendidikan dan pendidik
melaksanakan projek
penguatan Profil Pelajar Pancasila
Pendidik memiliki
kemerdekaan untuk:
 memilih atau memodifikasi
modul projek yang sudah
disediakan pemerintah
untuk menyesuaikan
modul projek dengan
karakteristik peserta didik,
atau
 menyusun sendiri modul
projek sesuai dengan
karakteristik peserta didik
Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan
pembelajaran. Modul projek umumnya memiliki komponen sebagai berikut
Informasi umum Komponen inti Lampiran
 Identitas penulis modul
 Sarana dan prasarana
 Target peserta didik
 Relevansi tema dan topik projek untuk
sekolah
 Deskripsi singkat projek.
 Dimensi dan sub elemen dari Profil Pelajar
Pancasila yang berkaitan
 Tujuan spesifik untuk fase tersebut
 Alur kegiatan projek secara umum
 Asesmen
 Pertanyaan pemantik
 Pengayaan dan remedial
 Refleksi peserta didik dan pendidik
 Lembar kerja peserta didik
 Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
 Glossarium
 Daftar pustaka
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul projek yang dikembangkan oleh pendidik. pendidik di satuan pendidikan diberi
kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek sesuai dengan konteks lingkungan, visi sekolah, kesiapan sekolah dan
kebutuhan belajar peserta didik.
Komponen Modul Projek
Dokumen pendukung pembelajaran dan Asesmen, meliputi:
• Capaian Pembelajaran
• Panduan Pembelajaran dan Asesmen
• Panduan pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
• Alur tujuan pembelajaran
• Modul ajar
• Modul Projek
dapat diakses di Platform Merdeka Mengajar
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.belajar.app
Terima kasih
17

More Related Content

What's hot

2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptx
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptx2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptx
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptxIWayanGedeAbhyudaya
 
PPT Lokakarya 3.pptx
PPT Lokakarya 3.pptxPPT Lokakarya 3.pptx
PPT Lokakarya 3.pptxferypindasagi
 
Lembar Identifikasi Komunitas Praktisi.docx
Lembar Identifikasi Komunitas Praktisi.docxLembar Identifikasi Komunitas Praktisi.docx
Lembar Identifikasi Komunitas Praktisi.docxMGMPIPAPati
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan ok.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan ok.pptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan ok.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan ok.pptxJuangThamrin1
 
1.1.a.5.2. Tugas Ruang Kolaborasi -Modul 1.1 CGP Guru Penggerak
1.1.a.5.2. Tugas Ruang Kolaborasi -Modul 1.1 CGP Guru Penggerak1.1.a.5.2. Tugas Ruang Kolaborasi -Modul 1.1 CGP Guru Penggerak
1.1.a.5.2. Tugas Ruang Kolaborasi -Modul 1.1 CGP Guru Penggeraksmkypserdang
 
Pedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolahPedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolahIwan Falahuddin
 
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Sesi 1 - Modul 2.1 [Autosaved].pptx
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Sesi 1 - Modul 2.1 [Autosaved].pptx2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Sesi 1 - Modul 2.1 [Autosaved].pptx
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Sesi 1 - Modul 2.1 [Autosaved].pptxsmkn7selayarsdm
 
Rubrik Penilaian Sesi Demonstrasi Kontekstual
Rubrik Penilaian Sesi Demonstrasi KontekstualRubrik Penilaian Sesi Demonstrasi Kontekstual
Rubrik Penilaian Sesi Demonstrasi KontekstualNurilFile
 
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptxPPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptxMonaMayaMita1
 
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfMilawati44
 
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Irman Ramly
 
Pendampingan ke-2.pdf
Pendampingan ke-2.pdfPendampingan ke-2.pdf
Pendampingan ke-2.pdfNinaSuryani1
 
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...AndhiRachman
 
Demonstrasi kontekstual CGP Modul 1.1.pptx
Demonstrasi kontekstual CGP Modul 1.1.pptxDemonstrasi kontekstual CGP Modul 1.1.pptx
Demonstrasi kontekstual CGP Modul 1.1.pptxSartanaSartana
 
5. Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
5. Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx5. Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
5. Powerpoint Materi Modul Ajar.pptxHusniAmril
 
01. Materi Couching - PMM -.pptx
01. Materi Couching - PMM -.pptx01. Materi Couching - PMM -.pptx
01. Materi Couching - PMM -.pptxAssesorSP120Suharto
 

What's hot (20)

2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptx
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptx2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptx
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptx
 
PPT Lokakarya 3.pptx
PPT Lokakarya 3.pptxPPT Lokakarya 3.pptx
PPT Lokakarya 3.pptx
 
Lembar Identifikasi Komunitas Praktisi.docx
Lembar Identifikasi Komunitas Praktisi.docxLembar Identifikasi Komunitas Praktisi.docx
Lembar Identifikasi Komunitas Praktisi.docx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan ok.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan ok.pptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan ok.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan ok.pptx
 
PROYEK P.5.pptx
PROYEK P.5.pptxPROYEK P.5.pptx
PROYEK P.5.pptx
 
1.1.a.5.2. Tugas Ruang Kolaborasi -Modul 1.1 CGP Guru Penggerak
1.1.a.5.2. Tugas Ruang Kolaborasi -Modul 1.1 CGP Guru Penggerak1.1.a.5.2. Tugas Ruang Kolaborasi -Modul 1.1 CGP Guru Penggerak
1.1.a.5.2. Tugas Ruang Kolaborasi -Modul 1.1 CGP Guru Penggerak
 
Pedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolahPedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolah
 
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Sesi 1 - Modul 2.1 [Autosaved].pptx
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Sesi 1 - Modul 2.1 [Autosaved].pptx2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Sesi 1 - Modul 2.1 [Autosaved].pptx
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Sesi 1 - Modul 2.1 [Autosaved].pptx
 
Rubrik Penilaian Sesi Demonstrasi Kontekstual
Rubrik Penilaian Sesi Demonstrasi KontekstualRubrik Penilaian Sesi Demonstrasi Kontekstual
Rubrik Penilaian Sesi Demonstrasi Kontekstual
 
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptxPPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
 
tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.2.pptx
tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.2.pptxtugas Ruang Kolaborasi Modul 1.2.pptx
tugas Ruang Kolaborasi Modul 1.2.pptx
 
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
 
LA-LOKA- Kelompok 3.docx
LA-LOKA- Kelompok 3.docxLA-LOKA- Kelompok 3.docx
LA-LOKA- Kelompok 3.docx
 
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
 
Pendampingan ke-2.pdf
Pendampingan ke-2.pdfPendampingan ke-2.pdf
Pendampingan ke-2.pdf
 
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
 
Demonstrasi kontekstual CGP Modul 1.1.pptx
Demonstrasi kontekstual CGP Modul 1.1.pptxDemonstrasi kontekstual CGP Modul 1.1.pptx
Demonstrasi kontekstual CGP Modul 1.1.pptx
 
5. Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
5. Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx5. Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
5. Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
 
01. Materi Couching - PMM -.pptx
01. Materi Couching - PMM -.pptx01. Materi Couching - PMM -.pptx
01. Materi Couching - PMM -.pptx
 
PPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptx
PPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptxPPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptx
PPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptx
 

Similar to INP082220220711.ppt

Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptxPaparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptxastriwidya2
 
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptxMust Yuz
 
Paparan Tentang Sekolah Penggerak 2022-dikompresi.pdf
Paparan Tentang Sekolah Penggerak 2022-dikompresi.pdfPaparan Tentang Sekolah Penggerak 2022-dikompresi.pdf
Paparan Tentang Sekolah Penggerak 2022-dikompresi.pdfmohamadspd19
 
PPT SEKOLAH PENGGERAK REVISI.pptx
PPT SEKOLAH PENGGERAK REVISI.pptxPPT SEKOLAH PENGGERAK REVISI.pptx
PPT SEKOLAH PENGGERAK REVISI.pptxIldanurYeni
 
20210427 Materi Sosialisasi Pelatih Ahli PSP.pptx
20210427 Materi Sosialisasi Pelatih Ahli PSP.pptx20210427 Materi Sosialisasi Pelatih Ahli PSP.pptx
20210427 Materi Sosialisasi Pelatih Ahli PSP.pptxAlrosyidRidlo
 
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptxoktrimardianus00
 
03 20200107 sosialisasi program sekolah penggerak (1)
03 20200107 sosialisasi program sekolah penggerak (1)03 20200107 sosialisasi program sekolah penggerak (1)
03 20200107 sosialisasi program sekolah penggerak (1)SiswoAriyanto1
 
Pembelajaran_dan_Asesmen___GTK_Penguatan_NN_10_Juli_2021.pdf
Pembelajaran_dan_Asesmen___GTK_Penguatan_NN_10_Juli_2021.pdfPembelajaran_dan_Asesmen___GTK_Penguatan_NN_10_Juli_2021.pdf
Pembelajaran_dan_Asesmen___GTK_Penguatan_NN_10_Juli_2021.pdfMuhammad Badrussya'ban
 
PPT BPG HERI PURNOMO.pptx
PPT BPG HERI PURNOMO.pptxPPT BPG HERI PURNOMO.pptx
PPT BPG HERI PURNOMO.pptxNurkholikMM
 
5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptx5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptxBsIsmail1
 
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTX
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTXPPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTX
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTXRianViki
 
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikan
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikanoptimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikan
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikanBoykePanggabean
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfHasanBasri321358
 
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfModul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfIrman Ramly
 
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptx
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptxKURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptx
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptxekamatif
 
tugas kurikulum Ina Kurnia 2B PE
tugas kurikulum Ina Kurnia 2B PEtugas kurikulum Ina Kurnia 2B PE
tugas kurikulum Ina Kurnia 2B PEina_kurnia
 
Guru penggerak.pptx
Guru penggerak.pptxGuru penggerak.pptx
Guru penggerak.pptxWidiya26
 
AKSI TOPIK 2 MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptx
AKSI TOPIK 2 MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptxAKSI TOPIK 2 MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptx
AKSI TOPIK 2 MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptxAprindhita1
 
Orientasi PSP _ PKP 2023 - Pembukaan PKP 3 (1).pptx
Orientasi PSP _ PKP 2023 - Pembukaan PKP 3 (1).pptxOrientasi PSP _ PKP 2023 - Pembukaan PKP 3 (1).pptx
Orientasi PSP _ PKP 2023 - Pembukaan PKP 3 (1).pptxIndielenseProject
 

Similar to INP082220220711.ppt (20)

Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptxPaparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
Paparan-Program-Sekolah-Penggerak (1).pptx
 
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx
1. Paparan Sosialisasi Program Sekolah Penggerak 3 Desember.pptx
 
Paparan Tentang Sekolah Penggerak 2022-dikompresi.pdf
Paparan Tentang Sekolah Penggerak 2022-dikompresi.pdfPaparan Tentang Sekolah Penggerak 2022-dikompresi.pdf
Paparan Tentang Sekolah Penggerak 2022-dikompresi.pdf
 
PPT SEKOLAH PENGGERAK REVISI.pptx
PPT SEKOLAH PENGGERAK REVISI.pptxPPT SEKOLAH PENGGERAK REVISI.pptx
PPT SEKOLAH PENGGERAK REVISI.pptx
 
20210427 Materi Sosialisasi Pelatih Ahli PSP.pptx
20210427 Materi Sosialisasi Pelatih Ahli PSP.pptx20210427 Materi Sosialisasi Pelatih Ahli PSP.pptx
20210427 Materi Sosialisasi Pelatih Ahli PSP.pptx
 
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx
01. Paparan-Program-Sekolah-Penggerak.pptx
 
03 20200107 sosialisasi program sekolah penggerak (1)
03 20200107 sosialisasi program sekolah penggerak (1)03 20200107 sosialisasi program sekolah penggerak (1)
03 20200107 sosialisasi program sekolah penggerak (1)
 
Pembelajaran_dan_Asesmen___GTK_Penguatan_NN_10_Juli_2021.pdf
Pembelajaran_dan_Asesmen___GTK_Penguatan_NN_10_Juli_2021.pdfPembelajaran_dan_Asesmen___GTK_Penguatan_NN_10_Juli_2021.pdf
Pembelajaran_dan_Asesmen___GTK_Penguatan_NN_10_Juli_2021.pdf
 
PPT BPG HERI PURNOMO.pptx
PPT BPG HERI PURNOMO.pptxPPT BPG HERI PURNOMO.pptx
PPT BPG HERI PURNOMO.pptx
 
5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptx5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptx
 
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTX
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTXPPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTX
PPG PRA JABATAN MODEL BARU 2022.PPTX
 
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikan
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikanoptimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikan
optimalisasi LPTK pada kemampuan pendidikan
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 
INDUKSI.ppt
INDUKSI.pptINDUKSI.ppt
INDUKSI.ppt
 
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfModul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
 
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptx
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptxKURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptx
KURIKULUM MERDEKA- By ZUMAROH.pptx
 
tugas kurikulum Ina Kurnia 2B PE
tugas kurikulum Ina Kurnia 2B PEtugas kurikulum Ina Kurnia 2B PE
tugas kurikulum Ina Kurnia 2B PE
 
Guru penggerak.pptx
Guru penggerak.pptxGuru penggerak.pptx
Guru penggerak.pptx
 
AKSI TOPIK 2 MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptx
AKSI TOPIK 2 MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptxAKSI TOPIK 2 MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptx
AKSI TOPIK 2 MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptx
 
Orientasi PSP _ PKP 2023 - Pembukaan PKP 3 (1).pptx
Orientasi PSP _ PKP 2023 - Pembukaan PKP 3 (1).pptxOrientasi PSP _ PKP 2023 - Pembukaan PKP 3 (1).pptx
Orientasi PSP _ PKP 2023 - Pembukaan PKP 3 (1).pptx
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

INP082220220711.ppt

  • 1. IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR Oleh R. Angwarmase, S.Pd., M.Pd. Pengajar Praktik (PP) Kota Bandung
  • 2. Kerangka Kurikulum Unit Modul Pelatihan Sekolah Penggerak SDN 163 BUAHBATUBARU BANDUNG TAHUN 2022
  • 3. Pendahuluan Kerangka Dasar Kurikulum Program Sekolah Penggerak Struktur Kurikulum Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
  • 4. Apa yang diharapkan dari pelatihan unit modul Kerangka Kurikulum? Peserta dapat menggunakan materi yang dipelajari untuk 1. memahami dasar kurikulum Sekolah Penggerak serta 2. peran dan fungsi pemangku kepentingan dari tingkat pusat sampai satuan pendidikan dalam 3. menciptakan pembelajaran dan asesmen yang 4. berpusat pada murid.
  • 5. Capaian dari unit modul ini adalah …. Peserta dapat memahami pentingnya sebuah kurikulum dalam pembelajaran Kerangka Dasar Kurikulum Peserta dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan Profil Pelajar Pancasila Peserta dapat menjelaskan dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila Peserta dapat menjelaskan kegunaan Profil Pelajar Pancasila Profil Pelajar Pancasila Peserta dapat mengetahui struktur kurikulum Sekolah Penggerak (PAUD, SD, SMP, SMA) Struktur Kurikulum Peserta dapat menjelaskan fungsi dari prinsip pembelajaran dan asesmen Peserta dapat menjelaskan apa saja prinsip-prinsip pembelajaran Peserta dapat menjelaskan apa saja prinsip-prinsip asesmen Peserta dapat menjelaskan keterkaitan prinsip pembelajaran dan asesmen Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
  • 6. Pendahuluan Kerangka Dasar Kurikulum Program Sekolah Penggerak Struktur Kurikulum Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
  • 7. Kerangka Dasar Kurikulum Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan melalui hal yang paling fundamental yaitu kurikulum. Kurikulum bersifat dinamis sehingga harus selalu dikembangkan seiring dengan kebutuhan perkembangan zaman maka perlu pembelajaran dengan paradigma baru. Maka terbentuklah kurikulum Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan.  Salah satu prinsip pembelajaran dengan kurikulum Sekolah Penggerak adalah adanya pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan satuan pendidikan.
  • 8. Kewenangan Pusat dan Satuan Pendidikan Setiap satuan pendidikan memiliki kewenangan untuk menyusun visi, misi, dan tujuan sekolah, kebijakan sekolah terkait kurikulum, pembelajaran, dan asesmen. Pemerintah pusat memiliki kewenangan untuk menetapkan: 1. struktur kurikulum*, 2. Profil Pelajar Pancasila*, 3. capaian pembelajaran, 4. prinsip pembelajaran dan asesmen*. * yang akan dibahas di unit ini
  • 9.
  • 10. Pendahuluan Kerangka Dasar Kurikulum Program Sekolah Penggerak Struktur Kurikulum Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
  • 12. VISI PENDIDIKAN “mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global Visi Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila PELAJAR PANCASILA Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia Mandiri Bernalar Kritis Kreatif Bergotong- Royong Berkebinekaan Global
  • 13.  Sekolah sebagai tugas  Pimpinan sebagai pengatur • Manajemen sekolah terlalu administratif • Masih ada PAUD yg belum melibatkan orang tua Ekosistem  Guru sebagai pelaksana kurikulum  Guru sebagai sumber pengetahuan satu- satunya  Pelatihan guru berdasarkan teori  PAUD: Metode drilling & teacher-centered Guru Kategori Situasi sekarang  Penilaian bersifat sumatif/ menghukum  Siswa sebagai penerima pengetahuan  Fokus kepada kegiatan tatap muka  Pendekatan: Bermain vs Calistung  Pengajaran berdasarkan pembagian umur  Perkembangan linear  Kurikulum berdasarkan konten  Fokus kepada kegiatan akademik • Patahan antara kurikulum PAUD dan SD • Sekolah sebagai kegiatan yang menyenangkan • Pimpinan memberikan pelayanan • Manajemen sekolah yang kolaboratif dan kompeten • Keselarasan pendidikan di rumah dan keluarga • Guru sebagai pemilik dan pembuat kurikulum • Guru sebagai fasilitator dari berbagai sumber pengetahuan • Pelatihan guru berdasarkan praktik • PAUD: Kompetensi meliputi pedagogik dan sosio emosional • Pembelajaran berorientasi pada siswa • Pembelajaran memanfaatkan teknologi • Pendekatan: Bermain adalah belajar, bermakna & sesuai konteks • Pengajaran berdasarkan level kemampuan siswa • Perkembangan fleksibel • Kurikulum berdasarkan kompetensi • Fokus kepada soft skill dan pengembangan karakter • Transisi yang mulus dari PAUD ke SD • Penilaian bersifat formatif/ mendukung Pedagogi Kurikulum Sistem Penilaian Saat ini terdapat lima kelompok tantangan dunia pendidikan yang perlu dihadapi Arahan di masa depan
  • 14. Sekolah Penggerak adalah katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia
  • 15. Apakah Sekolah Penggerak? Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
  • 16. >=3 tingkat di bawah level yg diharapkan 1-2 tingkat dibawah level yang diharapkan Di level yang diharapkan Di atas level yang diharapkan TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 Hasil Belajar Perundungan menjadi norma Perundungan masih terjadi namun tidak menjadi norma Perundungan tidak terjadi Aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan Lingkungan Belajar Secara rutin mengalami gangguan Belum memperhatikan kebutuhan dan tingkat kemampuan murid Sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa Berpusat pada murid Pembelajaran - - Perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri Guru mulai melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran Perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri Refleksi guru dan perbaikan pembelajaran terjadi Guru dan kepala sekolah melakukan pengimbasan Refleksi diri dan pengimbasan 4 Tahapan Proses Transformasi Sekolah Indonesia
  • 17. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju dalam waktu 3 tahun ajaran Kolaborasi Kemdikbud dan Pemerintah Daerah diikuti oleh PAUD, SD, SMP, SMA, SLB baik negeri maupun swasta Program Sekolah Penggerak Tahap 1 atau Tahap 2 atau Tahap 3 atau Tahap 4 Kondisi awal sekolah Tiga tahun ajaran Durasi program
  • 18. Program Sekolah Penggerak terdiri dari lima intervensi yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan 02. Penguatan SDM Sekolah Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru melalui program pelatihan dan pendampingan intensif (coaching) one to one dengan pelatih ahli yang disediakan oleh Kemdikbud. 03. Pembelajaran dengan paradigma baru Pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai nilai- nilai Pancasila, melalui kegiatan pembelajaran di dalam dan luar kelas. 05. Digitalisasi Sekolah Penggunaan berbagai platform digital bertujuan mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, menambah inspirasi, dan pendekatan yang customized 04. Perencanaan berbasis data Manajemen berbasis sekolah: perencanaan berdasarkan refleksi diri sekolah 01. Pendampingan konsultatif dan asimetris Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah daerah dimana Kemendikbud memberikan pendampingan implementasi Sekolah Penggerak 01 02 03 05 04 SEKOLAH PENGGERAK
  • 19. Kemdikbud melalui UPT di masing masing provinsi akan memberikan pendampingan bagi pemda provinsi dan kab/kota dalam perencanaan Program Sekolah Penggerak. UPT Kemdikbud di masing masing provinsi akan memberikan pendampingan Pemda selama implementasi Sekolah Penggerak seperti fasilitasi Pemda dalam sosialisasi terhadap pihak pihak yang dibutuhkan hingga mencarikan solusi terhadap kendala lapangan pada waktu implementasi 01. Pendampingan konsultatif dan asimetris Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah daerah dimana Kemendikbud memberikan pendampingan implementasi Sekolah Penggerak
  • 20. Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru melalui program pelatihan dan pendampingan intensif (coaching) one to one dengan pelatih ahli yang disediakan oleh Kemdikbud. 1.Pelatihan implementasi pembelajaran dengan paradigma baru bagi kepala sekolah, pengawas, penilik, dan guru 2.Pelatihan kepemimpinan pembelajaran bagi kepala sekolah, pengawas, penilik Dilakukan 1 kali/tahun selama program. Latihan nasional untuk perwakilan guru. Sementara guru lain dilatih oleh in-house training Pelatihan untuk KS, Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru 1.In-house training 2.Lokakarya tingkat Kabupaten/Kota 3.Komunitas Belajar / Praktisi (Kelompok Mapel) 4.Program Coaching a. 1-on-1 dengan kepala sekolah b. Bermitra dengan kepala sekolah, guru dilatih nasional untuk pendampingan berkelompok dgn guru Dilakukan secara berkala 2-4 minggu sekali selama program Pendampingan untuk Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru 1.Literasi Teknologi 2.Platform Guru : Profil dan Pengembangan Kompetensi 3.Platform Guru : Pembelajaran 4.Platform Sumber Daya Sekolah 5.Platform Rapor Pendidikan Implementasi Teknologi 1 pelatih ahli untuk 5-7 kepala sekolah. Pelatih ahli akan mendampingkan guru sekolah secara berkelompok 02. Penguatan SDM Sekolah
  • 21. Program Intrakurikuler  Pembelajaran terdiferensiasi  Capaian pembelajaran disederhanakan  Siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi  Guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai kebutuhan Program Kokurikuler  Lintas mata pelajaran  Berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum  Pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan kelas  Melibatkan masyarakat  Muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu nasional dan global Dipelajari melalui PELAJAR PANCASILA Beriman kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia Mandiri Bernalar Kritis Kreatif Bergotong Royong Berkebinekaan Global 03. Pembelajaran dengan paradigma baru Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya
  • 22. 05. Digitalisasi Sekolah Penggunaan berbagai platform digital bertujuan mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, menambah inspirasi, dan pendekatan yang customized Platform Guru: Profil dan Pengembangan Kompetensi Alat bantu Guru untuk meningkatkan kompetensi melalui pembelajaran berbasis microlearning dan habituasi 04. Perencanaan berbasis data Manajemen berbasis sekolah: perencanaan berdasarkan refleksi diri sekolah Platform Guru: Pembelajaran Platform Sumber Daya Sekolah Dashboard Rapor Pendidikan Alat bantu Guru untuk menjalankan pembelajaran dengan paradigma baru dan pembelajaran terdiferensiasi Meningkatkan fleksibilitas, transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen sumber daya sekolah Memotret kondisi mutu pendidikan secara akurat dan otomatis. Dirujuk untuk evaluasi dan perencanaan Laporan* potret kondisi mutu pendidikan Bahan untuk refleksi diri Perencanaan program perbaikan Pendampingan oleh UPT dan atau pelatih ahli *dikumpulkan dari berbagai sumber data
  • 23. Siapa saja yang berperan dalam Program Sekolah Penggerak? Platform Teknologi sebagai pendukung Komite Pembelajaran Guru  Dipilih oleh Kepala sekolah untuk membantu Pembelajaran Guru  Menjadi fasilitator pembelajaran Guru Murid Akan menggunakan pembelajaran dengan paradigma baru:  Pembelajaran intrakurikuler yang terdiferensiasi  Proyek kokurikuler lintas mata pelajaran yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum Guru Akan menggunakan platform pembelajaran mandiri guru Menerapkan prinsip pengajaran & penilaian yang efektif  Berkolaborasi dalam Community of Practice dengan Kepala Sekolah Penggerak lain  Kepala sekolah mendapatkan pelatihan manajemen dan instructional leadership Mitra Perguruan tinggi, lembaga sosial, kepala desa, pemimpin, dsb. PEMDA Kepala Sekolah Komite Orang Tua Pemangku Kepentingan Pelatih ahli & Pengawas  Pelatih ahli melakukan pendampingan kepala sekolah  Pengawas mendapatkan pelatihan dan pendampingan
  • 24. Sekolah Penggerak adalah bagian dari ekosistem pendidikan, di jangka panjang semua sekolah akan menjadi Sekolah Penggerak 34 Provinsi 111 Kab/Kota 2.500 SP1 Tahun Ajaran 2021-2022 Tahun Ajaran 2024-2025 Tahun Ajaran 2022-2023 Tahun Ajaran 2023-2024 Tahun Ajaran 20XX-20XX Tahun Ajaran 20XX-20XX 34 Provinsi 250 Kab/Kota 10.000 SP 34 Provinsi 514 Kab/Kota 20.000 SP 34 Provinsi 514 Kab/Kota 40.000 SP 34 Provinsi 514 Kab/Kota Penambaha n jumlah SP 34 Provinsi 514 Kab/Kota 100% sekolah menjadi Sekolah Penggerak 1PAUD 316, SD 1089, SMP 546, SMA 374, SLB 175
  • 25. Meningkatkan kompetensi SDM Sekolah Efek multiplier dari Sekolah Penggerak ke sekolah lainnya Membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan Mempercepat peningkatan mutu pendidikan di daerah Peluang mendapatkan penghargaan sebagai Daerah Penggerak Menjadi daerah rujukan praktik baik dalam pengembangan Sekolah Penggerak Manfaat untuk Pemerintah Daerah
  • 26. Percepatan digitalisasi sekolah Percepatan pencapaian profil pelajar Pancasila Mendapatkan pendampingan intensif untuk transformasi sekolah Memperoleh tambahan anggaran untuk pembelian bahan ajar bagi pembelajaran dengan paradigma baru Meningkatkan hasil mutu pendidikan dalam kurun waktu 3 tahun ajaran Meningkatnya Kompetensi kepala Sekolah, Guru Kesempatan untuk menjadi katalis perubahan bagi sekolah lain Manfaat untuk Sekolah
  • 27. Pendahuluan Kerangka Dasar Kurikulum Program Sekolah Penggerak Struktur Kurikulum Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
  • 28.
  • 29. Pembaharuan pembelajaran di Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan meneruskan proses peningkatan kualitas pembelajaran yang telah diinisiasi kurikulum-kurikulum sebelumnya. Berbasis kompetensi  Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dirangkaikan sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga membangun kompetensi yang utuh, dinyatakan sebagai Capaian Pembelajaran (CP). Pembelajaran yang fleksibel  CP disusun dalam fase-fase (2- 3 tahun per fase), sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (TaRL), kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajarnya.  Muatan atau konten dikurangi agar peserta didik memiliki waktu yang memadai untuk menguasai kompetensi yang ditargetkan. Karakter Pancasila  Sinergi antara kegiatan pembelajaran rutin sehari-hari di kelas dengan kegiatan non- rutin (projek) interdisipliner yang berorientasi pada pembentukan dan penguatan karakter berdasarkan kerangka Profil Pelajar Pancasila. * TaRL: Teaching at the Right Level
  • 30. Kebijakan kurikulum berbasis konteks satuan pendidikan yang telah dimulai sejak dulu kembali dikuatkan di Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan. Struktur minimum  Pemerintah menetapkan struktur kurikulum minimum dan satuan pendidikan dapat mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai dengan visi misi dan sumber daya yang tersedia. Otonomi  Kurikulum memberikan kemerdekaan pada satuan pendidikan dan pendidik untuk merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual.  Pemerintah menyediakan buku teks dan perangkat ajar untuk membantu guru yang membutuhkan panduan dalam merancang pembelajaran Sederhana  Perubahan yang seminimal mungkin. Namun beberapa aspek berubah secara signifikan dari kurikulum sebelumnya. Tujuan, arah perubahan, dan rancangannya jelas dan mudah dipahami sekolah dan pemangku kepentingan. Gotong royong  Pengembangan kurikulum dan perangkat ajarnya dilakukan dengan melibatkan puluhan institusi termasuk Kemenag, universitas, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya.
  • 31. Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran yang efektif dan menyeluruh di semua mata pelajaran. Literasi dan numerasi adalah kompetensi dasar yang akan diperkuat serta memperkuat kompetensi lain yang dibangun di semua mata pelajaran. Contoh: kemampuan memahami informasi berupa teks yang dipadukan dengan grafik dibangun melalui beberapa mata pelajaran. Oleh karena itu, tidak benar bahwa literasi dan numerasi hanya terkait dengan mapel Bahasa Indonesia dan Matematika.
  • 32. Pembelajaran di Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan diorganisir berdasarkan struktur berikut ini. (untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA)
  • 33. Struktur kurikulum Sekolah Penggerak PAUD SD SMP SMA  Klik untuk menuju masing-masing jenjang.
  • 34. Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran yang efektif dan menyeluruh di semua mata pelajaran. Literasi dan numerasi adalah kompetensi dasar yang akan diperkuat serta memperkuat kompetensi lain yang dibangun di semua mata pelajaran. Contoh: kemampuan memahami informasi berupa teks yang dipadukan dengan grafik dibangun melalui beberapa mata pelajaran. Oleh karena itu, tidak benar bahwa literasi dan numerasi hanya terkait dengan mapel Bahasa Indonesia dan Matematika.
  • 35. SD Perubahan mata pelajaran. Kurikulum 2013 IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri- sendiri Pendekatan tematik Arah perubahan pembelajaran IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran (berbasis mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan kewenangan satuan pendidikan Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun beralih ke pendekatan berbasis mata pelajaran
  • 36. Usulan: IPAS belum diwajibkan di Kelas 1, meskipun CP IPAS untuk Fase A tersedia Kemendikbud hanya mengatur total jam pelajaran pertahun dan rentang % alokasi waktu untuk projek per tahun. Contoh: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252 jam pelajaran per tahun dan 20-25% dari jam pelajaran tersebut digunakan untuk projek kokurikuler **Permendikbud 27/2016 Tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada Satuan Pendidikan ***opsional. Satuan Pendidikan dapat mengintegrasikan muatan lokal dalam mapel lain atau diajarkan melalui kegiatan projek. Alokasi waktu mata pelajaran SD Kelas 1 Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1) K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak Per Tahun Per Mingg u Kegiatan reguler/mingg u (pembulatan) Projek (minimal 20% dari total per tahun) TOTAL JP PER TAHUN Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* 144** 4 108 (3) 36 (25%) 144 PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 (25%) 288 Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - - Pilihan minimal 1: a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
  • 37. Usulan: Seperti K13, JP untuk Bahasa Indonesia dan Matematika bertambah dari kelas 1 IPAS belum diwajibkan di Kelas 2, meskipun CP IPAS untuk Fase A tersedia Kemendikbud hanya mengatur total jam pelajaran pertahun dan rentang % alokasi waktu untuk projek per tahun. Contoh: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252 jam pelajaran per tahun dan 20-25% dari jam pelajaran tersebut digunakan untuk projek kokurikuler **Permendikbud 27/2016 Tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada Satuan Pendidikan ***Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi alokasi projek Matematika: 34 minggu ***opsional. Satuan Pendidikan dapat mengintegrasikan muatan lokal dalam mapel lain atau diajarkan melalui kegiatan projek. Alokasi waktu mata pelajaran SD Kelas 2 Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 2) K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak Per Tahun Per Minggu Kegiatan reguler/ming gu (pembulatan) Projek (minimal 20% dari total per tahun) TOTAL JP PER TAHUN Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* 144** 4 108 (3) 36 (25%) 144 PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 Bahasa Indonesia 324 9 252 (7) 72 (22%) 324 Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216 IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - - Pilihan minimal 1: a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
  • 38. **Permendikbud 27/2016 Tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada Satuan Pendidikan ***Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi alokasi projek Bahasa Indonesia: 33 minggu Matematika dan IPAS: 34 minggu ****opsional. Satuan Pendidikan dapat mengintegrasikan muatan lokal dalam mapel lain atau diajarkan melalui kegiatan projek. *****Jam pelajaran kelas 3 SD mengalami peningkatan, mengikuti struktur kelas 4 karena IPAS dimulai di kelas 3 Alokasi waktu mata pelajaran SD Kelas 3 Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 3) K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak Per Tahun Per Mingg u Kegiatan reguler/mingg u (pembulatan) Projek (minimal 20% dari total per tahun) TOTAL JP PER TAHUN Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 PPKn 180 6 144 (4) 36 (20%) 180 Bahasa Indonesia 252 10 198 (6)*** 54 (23%) 252 Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216 IPAS (IPA & IPS di K13) - - 170 (5)*** 46 (21%) 216
  • 39. **Permendikbud 27/2016 Tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada Satuan Pendidikan ***Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi alokasi projek Bahasa Indonesia: 33 minggu Matematika dan IPAS: 34 minggu ****opsional. Satuan Pendidikan dapat mengintegrasikan muatan lokal dalam mapel lain atau diajarkan melalui kegiatan projek. Alokasi waktu mata pelajaran SD kls 4-6 Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 4-6) K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak Per Tahun Per Mingg u Kegiatan reguler/minggu (pembulatan) Projek (minimal 20% dari total per tahun) TOTAL JP PER TAHUN Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* 144** 4 108 (3) 36 (25%) 144 PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 Bahasa Indonesia 252 7 198 (6)*** 54 (23%) 252 Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216 IPAS (IPA & IPS di K13) 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216 Pilihan minimal 1: a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
  • 40. Pendahuluan Kerangka Dasar Kurikulum Program Sekolah Penggerak Struktur Kurikulum Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
  • 41. Prinsip Pembelajaran Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan prinsip pembelajaran pada pembelajaran paradigma baru? Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran sebagai berikut: 1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. 2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. 3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik. 4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra. 5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. 10
  • 42. No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan 1.. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.  Melakukan analisis terhadap kondisi, latar belakang, tahap perkembangan dan pencapaian peserta didik sebelumnya dan melakukan pemetaan  Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum yang berkelanjutan sebagai dasar merancang pembelajaran dan asesmen  Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki peserta didik, pendidik dan sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran.  Menurunkan alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik  Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta didik  Langsung menerapkan modul ajar tanpa melihat kebutuhan peserta didik  Mengabaikan tahap perkembangan maupun pengetahuan yang dimiliki peserta didik sebelumnya  Menyamaratakan metode pembelajaran.  Melihat segala sesuatu dari kepentingan pejabat sekolah atau pendidik  Pembelajaran terlalu sulit sehingga menurunkan motivasi peserta didik  Pembelajaran terlalu mudah sehingga tidak menantang dan membosankan 2.. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.  Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa digunakan dalam pembelajaran  Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan pertanyaan pemantik dan mengajarkan pemahaman bermakna  Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari pendidik dan peserta didik ke peserta didik  Pembelajaran yang melibatkan peserta didik dengan menggunakan kekuatan bertanya, dengan memberikan pertanyaan yang membangun pemahaman bermakna  Pendidik hanya selalu memberikan pemaparan dalam bentuk ceramah dan instruksi tugas  Memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk soal dan dinilai benar atau salah, tanpa umpan balik  Memberikan porsi paling banyak pada asesmen sumatif atau ujian/ tes akhir
  • 43. No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan 3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.  Menggunakan berbagai metode pembelajaran mutakhir yang mendukung terjadinya perkembangan kompetensi seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, berbasis tantangan, dan metode pembelajaran diferensiasi  Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif, sosial emosi, dan spiritual  Melihat profil Pancasila sebagai target tercermin pada peserta didik  Menggunakan satu metode yang itu-itu saja tanpa melakukan evaluasi terhadap metode yang digunakan  Menggunakan hanya satu perspektif misalnya hanya melihat kemampuan kognitif peserta didik, tanpa melihat faktor lain seperti sosial emosi atau spiritual  Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang harus diajarkan dan dihafal 4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra.  Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks dunia nyata dan menjadi daya tarik peserta didik untuk belajar  Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik  Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai narasumber primer dan sekunder dalam proses pembelajaran  Pembelajaran dengan konteks yang tidak relevan dan tidak menarik untuk peserta didik  Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah, dan hanya menagih tugas  Interaksi dengan murid hanya memberikan dan menagih tugas  peserta didik tidak punya akses langsung untuk terlibat ataupun melibatkan masyarakat setempat 5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.  Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk peserta didik maupun dari peserta didik untuk peserta didik  Pembelajaran yang membangun pemahaman bermakna dengan memberi dukungan lebih banyak di awal untuk kemudian perlahan melepas sedikit demi sedikit dukungan tersebut untuk akhirnya menjadi pelajar yang mandiri dan  Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir  Pembelajaran dengan kegiatan yang sama dari tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian yang sama  Hanya mengetes atau menilai keterampilan abad 21 tanpa mengajarkan keterampilannya
  • 44. 13 Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar sebagai Dokumen Rencana Pembelajaran
  • 45. Capaian Pembelajaían Ditetapkan oleh pemerintah, merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia. Fase Fondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F Prasekolah Kelas 1 dan Kelas 3 dan Kelas 5 dan Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11 - Taman 2 Sekolah 4 Sekolah 6 Sekolah SMP atau SMA, SMK 12 SMA, kanak- kanak Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah MT atau MA SMK atau MA Kuíikulum Opeíasional Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.
  • 46. Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran Jabaran kompetensi yang dicapai peserta didik dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran. Modul Ajar Rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis, menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Kurikulum Operasional Kurikulum operasional dan alur tujuan pembelajaran memiliki fungsi yang sama dengan silabus, yaitu sebagai acuan perencanaan pembelajaran. Jika satuan pendidikan memiliki kurikulum operasional dan ATP, pengembangan perangkat ajar dapat merujuk kedua dokumen tersebut.  Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar  Satuan pendidikan yang menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah, maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus , karena modul ajar tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding RPP.  JIka satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP selama disusun dengan komponen yang minimal sama dengan komponen RPP  Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar termasuk modul ajar atau RPP dengan kelengkapan komponen dan format yang beragam
  • 48. Pengawasan Proses pembelajaran Pengawasan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas berfokus pada keseluruhan proses pembelajaran. Pendidik diberikan ruang untuk mengembangkan rencana pembelajaran dengan komponen dan format yang sesuai karakteristik peserta didik. Dengan demikian tidak ada standar format baku dokumen pembelajaran yang membatasi kemerdekaan pendidik dalam mendesain pembelajaran. Hasil pengawasan proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan. Tindak lanjut hasil pengawasan proses pembelajaran dilakukan dalam bentuk: 1) Perbaikan rencana dan pelaksanaan pembelajaran untuk memastikan rencana dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik. 2) Pendampingan teknis kepada pendidik yang memerlukan konsultasi dan dukungan lain untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan dalam proses pembelajaran. 3) Penghargaan kepada pendidik yang menunjukkan kinerja yang baik. 4) Diseminasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran; dan 5) Penguatan dan pemberian kesempatan kepada pendidik untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan. Bagaimana peran kepala sekolah dan pengawas pada pembelajaran paradigma baru? Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas guna peningkatan mutu secara berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran, pelaporan hasil pengawasan serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Sumber: Permendikbud 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
  • 50. Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan Pembelajaran : Mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan pembelajaran Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini: Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari 2 komponen berikut ● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. ● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit pembelajaran. Kriteria alur tujuan pembelajaran: ● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik ● ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase. ● ATP pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar fase dan jenjang Untuk menyusun rencana pembelajaran, jabaran kompetensi pada Capaian Pembelajaran perlu dipetakan ke dalam tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran. Peta kompetensi tersebut kemudian digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan perangkat ajar.
  • 51. Menganalisis Capaian Pembelajaran Matematika Fase B: Kelas 3 dan 4 Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengeneralisasi pemahaman dan melakukan operasi hitung bilangan cacah sampai dengan 1.000.000 (atau maksimum enam angka), serta memahami hubungan antara operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) termasuk menggunakan sifat-sifat operasi dalam menentukan hasil perhitungan, menentukan faktor, kelipatan, KPK, dan FPB dari bilangan cacah, memahami pecahan dan menentukan posisinya pada garis bilangan, serta membandingkan dua pecahan. Peserta didik dapat menyelesaikan persamaan sederhana, memahami hubungan antara operasi perkalian dan pembagian, menemukan pola gambar, objek sederhana, dan pola bilangan melibatkan operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian). Peserta didik dapat dan mengukur panjang benda menggunakan satuan baku, menggunakan satuan baku luas dan volume, serta menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling bangun datar. Peserta didik dapat mengidentifikasi ciri-ciri berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang (prisma dan balok). Peserta didik juga dapat menyajikan dan menganalisis data sederhana menggunakan turus dalam bentuk bentuk bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, diagram batang, dan diagram garis, serta menentukan kejadian yang lebih mungkin di antara beberapa kejadian. Merumuskan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran Fase B Kelas 3 Kelas 4 1.Menyajikan bilangan dan menggeneralisasi pemahaman dan membandingkan urutan dan nilai tempat sampai 999.999 2.Memperkirakan dan membulatkan bilangan ke nilai tempat terdekat sampai 999.999 3.Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) serta mengukur keliling bidang datar dengan menambahkan semua rusuknya. 4.Mengukur luas dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang menutup bidang datar 5.Menemukan hubungan antara operasi penjumlahan dan pengurangan. 6.Menyelesaikan kalimat bilangan dengan satu variabel berupa simbol gambar yang belum diketahui nilainya melibatkan penjumlahan dan pengurangan bilangan 7.Mengobservasi, menentukan dan menggambar sisi sejajar dan sisi berpotongan pada sebuah bidang datar. 1.Memperumum pemahaman mengenai urutan dan nilai tempat sampai 999.999 2.Mengidentifikasi kelipatan, faktor, pola perkalian dan pembagian dengan tabel kelipatan 3.Menentukan hubungan antar satuan baku panjang (mm, cm, dan m) 1.Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling berbagai bangun datar (segitiga, segiempat, segi banyak) 2.Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas dan keliling berbagai bentuk bangun datar Memetakan bagian ATP per kelas sesuai dengan alokasi waktu Tujuan Pembelajaran 3.1 Tujuan Pembelajaran 3.2 Tujuan Pembelajaran . . . Awal Fase B Kelas 3 Alur Tujuan Pembelajaran s.d 3.7 atau akhir Fase B Kelas 3 Tujuan Pembelajaran 4.1 Tujuan Pembelajaran 4.2 Tujuan Pembelajaran . . . Awal Fase B Kelas 4 Alur tersebut dilakukan hingga Akhir Fase E s.d 4.5 atau akhir Fase B Kelas 4 Capaian Pembelajaran Fase B
  • 52. Catatan: pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama modul ajar yang dihasilkan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan aktivitas pembelajaran dalam modul ajar sesuai dengan prinsip pembelajaran dan asesmen. Modul ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria berikut ini: Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah: 1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin. 2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya. 3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik berada. 4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta didik. Tujuan pengembangan modul ajar: Mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan pembelajaran Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:  memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar dengan karakteristik peserta didik, atau  menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik
  • 53. Komponen Modul Ajar Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran. Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya. Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai berikut Informasi umum Komponen inti Lampiran  Identitas penulis modul  Kompetensi awal  Profil Pelajar Pancasila  Sarana dan prasarana  Target peserta didik  Model pembelajaran yang digunakan  Tujuan pembelajaran  Asesmen  Pemahaman bermakna  Pertanyaan pemantik  Kegiatan pembelajaran  Refleksi peserta didik dan pendidik  Lembar kerja peserta didik  Pengayaan dan remedial  Bahan bacaan pendidik dan peserta didik  Glossarium  Daftar pustaka Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik. Seperti apa keleluasaan pendidik dalam pengembangan modul ajar?
  • 54. Contoh Cuplikan Modul Ajar Tujuan pembelajaran ● ● ● ● ● ● ● Menyajikan bilangan dan menggeneralisasi pemahaman dan membandingkan urutan dan nilai tempat sampai 999.999 Memperkirakan dan membulatkan bilangan ke nilai tempat terdekat sampai 999.999 Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) serta mengukur keliling bidang datar dengan menambahkan semua rusuknya. Mengukur luas dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang menutup bidang datar Menemukan hubungan antara operasi penjumlahan dan pengurangan. Menyelesaikan kalimat bilangan dengan satu variabel berupa simbol gambar yang belum diketahui nilainya melibatkan penjumlahan dan pengurangan bilangan Mengobservasi, menentukan dan menggambar sisi sejajar dan sisi berpotongan pada sebuah bidang datar. Aktivitas 1 (Kinerja) Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) pada objek yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari Aktivitas 2 (Tes) Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) Aktivitas 3 (Kinerja) Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling segiempat, segitiga, dan segibanyak dengan menambahkan panjang rusuk-rusuk bidang Aktivitas 4 (Kinerja) Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas suatu gambar benda dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang menutup bidang datar Aktivitas 5 (sumatif 2 : Proyek) Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang dengan satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada kertas isometrik. Asesmen Diagnostik: Menjawab delapan pertanyaan operasi bilangan. MA untuk Kelas 3 Matematika 25 JP Profil Pelajar Pancasila:  Bernalar kritis  Mandiri Asesmen Sumatif - Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang dengan satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada kertas isometrik. Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang berbeda, sehingga pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik. Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran yang membangun elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta didik dalam diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif. Contoh penerapan penyesuaian pembelajaran dan pengembangan PPP 23
  • 55. Apa yang terjadi apabila tidak ada air? Apa sajakah fungsi air bagi makhluk hidup di muka bumi? Bagaimana proses terjadinya daur air? Bagaimana cara memperoleh air bersih? Apa masalah yang terjadi tentang air? Bagaimana menunjukanpemahaman tentangpengaruh siklus air? Aktivitas 1: Diskusi fungsi air untuk manusia. Formatif asesmen Aktivitas 2: Curah pendapat tentang fungsi air. Formatif asesmen Aktivitas 3: Eksperimen daur air. Aktivitas 4: Praktek penyaringan air bersih. Aktivitas 5: Riset kelompok tentang air bersih. Formatif asesmen Aktivitas 6: Pameran dan Presentasi pemahaman. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mengidentifikasi urutan siklus air. Peserta didik mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam kehidupan sehari-hari. Asesmen sumatif: Menunjukkan pemahaman mengenai pengaruh siklus air dalam presentasi dan pameran karya. Indikator asesmen sumatif: Memberikan gambaran informasi detail dan akurat, relevan, dan berhubungan dengan topik. Presentasi berisi pesan yang jelas dipahami audiens. Contoh Cuplikan Modul Ajar MA untuk Kelas 4 IPAS 35 JP Profil Pelajar Pancasila:  Bernalar kritis  Mandiri Asesmen Diagnostik: Menjawab tiga pertanyaan tentang siklus air. Urutan Kegiatan Tautan MA IPAS Kelas 4 Siklus Air Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan menulis laporan ilmiah, membuat rekaman sandiwara radio, rekaman siaran atau poster/ infografis. Dalam eksperimen daur air, guru memberikan pilihan menantang sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik, dengan tiga kegiatan eksperimen yang berbeda. Contoh penerapan penyesuaian pembelajaran dan pengembangan PPP 24
  • 57. Prinsip Asesmen Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan prinsip asesmen pada pembelajaran paradigma baru? 1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. 2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran. 3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya. 4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya. 5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran
  • 58. No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan 1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya Asesmen merujuk pada kompetensi yang di dalamnya tercakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan Asesmen pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan dilakukan secara terpisah-pisah Asesmen dilakukan terpadu dengan pembelajaran Asesmen dilakukan terpisah dari pembelajaran Melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri (self assessment), penilaian antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman (peer feedback). Asesmen hanya dilakukan oleh pendidik. Pemberian umpan balik dilakukan dengan mendeskripsikan usaha terbaik untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh dan memotivasi peserta didik. Umpan balik berupa kalimat pujian yang pendek, misal bagus, keren, pintar, pandai, cerdas, dan sebagainya. Pemberian kritik tanpa penjelasan untuk perbaikan.
  • 59. No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan 2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran Membangun komitmen dan menyusun perencanaan asesmen yang berfokus pada asesmen formatif Berfokus pada asesmen sumatif Menggunakan beragam jenis, teknik, dan instrumen penilaian formatif dan sumatif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta didik Tidak menggunakan instrumen penilaian atau menggunakan instrumen asesmen, namun tidak sejalan dengan karakteristik mata pelajaran, Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan kebutuhan peserta didik Asesmen dilakukan dengan alokasi waktu yang terencana Asesmen dilakukan mendadak Mengomunikasikan kepada peserta didik tentang jenis, teknik, dan instrumen penilaian yang akan digunakan. Harapannya, peserta didik akan berusaha mencapai kriteria yang terbaik sesuai dengan kemampuannya Jenis, teknik, dan instrumen asesmen hanya dipahami oleh pendidik sehingga peserta didik tidak memiliki gambaran kriteria terbaik yang dapat dicapai.
  • 60. No . Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan 3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya Asesmen dilakukan dengan memenuhi prinsip keadilan tanpa dipengaruhi oleh latar belakang peserta didik Asesmen lebih menguntungkan peserta didik karena latar belakang tertentu Menerapkan moderasi asesmen, yaitu berkoordinasi antarpendidik untuk menyamakan persepsi kriteria sehingga tercapai prinsip keadilan Adanya unsur subjektivitas dalam asesmen Menggunakan instrumen asesmen yang mampu mengukur capaian kompetensi dengan tepat Menggunakan instrumen asesmen yang tidak sesuai dengan tujuan dan aktivitas pembelajaran 4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah, penggunaan kata atau kalimat negatif Ketercapaian kompetensi dituangkan dalam bentuk angka dan deskripsi Ketercapaian kompetensi dituangkan hanya dalam bentuk angka Laporan kemajuan belajar hendaknya didasarkan pada bukti dan pencatatan perkembangan kemajuan belajar peserta didik Laporan kemajuan belajar tidak didasarkan pada bukti dan pencatatan perkembangan kemajuan belajar atau didasarkan hanya pada bukti yang tidak mencukupi
  • 61. No . Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan Laporan kemajuan belajar digunakan sebagai dasar penerapan strategi tindak lanjut untuk pengembangan kompetensi peserta didik Laporan kemajuan belajar hanya dijadikan sekumpulan data atau dokumen tanpa adanya tindak lanjut 5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran - Hasil asesmen hanya dijadikan data dan tidak ditindaklanjuti untuk meningkatkan mutu pembelajaran - Hasil asesmen dijadikan perbandingan antar peserta didik
  • 63. Paradigma Asesmen No. Paradigma Asesmen Gambaran Umum 5. Keleluasaan menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran Setiap satuan pendidikan dan pendidik akan menggunakan alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang berbeda, oleh sebab itu untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran, pendidik akan menggunakan kriteria yang berbeda, baik dalam bentuk angka kuantitatif maupun data kualitatif sesuai dengan karakteristik tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan asesmen yang dilaksanakan. Kriteria ini disebut dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mendiagnosis tingkat penguasaan kompetensi peserta didik agar pendidik dapat memperbaiki proses pembelajaran dan atau memberikan intervensi pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik. 6. Keleluasaan dalam mengolah hasil asesmen Mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, Capaian Pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan aktivitas pembelajaran, pendidik memiliki keleluasaan untuk mengolah hasil asesmen sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan pendidik dalam melaksanakan asesmen dan mengolah data hasil asesmen. 7. Keleluasaan dalam menentukan kenaikan kelas Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas, dengan mempertimbangkan:  Laporan kemajuan belajar  Laporan pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila  Portofolio peserta didik  Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik  Tingkat kehadiran
  • 64. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
  • 65. Perlunya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari-tema tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya. Sejak tahun 1990an, pendidik dan praktisi pendidikan di seluruh dunia mulai menyadari bahwa mempelajari hal- hal di luar kelas dapat membantu peserta didik mendapatkan pemahaman bahwa yang dipelajari di sekolah memiliki hubungan dengan kehidupan sehari- sehari. Jauh sebelum itu, Ki Hajar Dewantara sudah menegaskan pentingnya peserta didik mempelajari hal- hal di luar kelas, namun sayangnya selama ini pelaksanaan hal tersebut belum optimal. “... perlulah anak anak [Taman Siswa] kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri , dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.” Ki Hadjar Dunia saat ini semakin modern dengan kemajuan berkelanjutan yang dicapai melalui berbagai inisiatif projek yang sukses. Kegiatan seperti membuat masakan untuk keluarga, merapikan halaman rumah, atau mengadakan acara pentas seni sekolah, adalah contoh projek-projek yang dapat dijalankan sehari- hari. Bagi pekerja di dunia modern, keberhasilan menjalankan projek akan menjadi prestasi tersendiri dibandingkan dengan loyalitas atau lama bekerja dalam satu perusahaan. Memecahkan masalah dunia nyata penting bagi orang dewasa, dan juga anak-anak . Agar anak-anak dapat memecahkan masalah dunia nyata, kita harus mempersiapkan mereka dengan pengalaman (pengetahuan) dan kompetensi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam upaya mempersiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan kompetensi tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, mencanangkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
  • 66. Tujuh Tema untuk dipilih sekolah SD wajib memilih minimal 2 tema per tahun. SMP, SMA, dan SMK wajib memilih minimal 3 tema per tahun. Sekolah menentukan tema dan mengembangkannya untuk setiap kelas/angkatan. Gaya Hidup Berkelanjutan (SD-SMA/K) Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. - peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir sistem untuk memahami keterkaitan aktivitas manusia dengan dampak-dampak global yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan iklim. - peserta didik dapat dan membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan serta mempromosikan gaya hidup serta perilaku yang lebih berkelanjutan dalam keseharian. - peserta didik juga mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya (bencana alam akibat perubahan iklim, krisis pangan, krisis air bersih dan lain sebagainya), serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. Contoh muatan lokal: Jakarta: situasi banjir Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia Kearifan Lokal (SD-SMA/K) Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. - peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti yang ada, bagaimana perkembangan tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang lebih besar (nasional dan internasional), serta memahami apa yang berubah dari waktu ke waktu apa yang tetap sama. - peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka. - peserta didik juga belajar untuk mempromosikan salah satu hal yang menarik tentang budaya dan nilai- nilai luhur yang dipelajarinya. Contoh muatan lokal: Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
  • 67. Bhinneka Tunggal Ika (SD-SMA/K) Mengenal belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar dan di Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. - peserta didik mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan tentang fenomena global misalnya masalah lingkungan, kemiskinan, dsb. - peserta didik secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif yang biasanya dilekatkan pada suatu kelompok agama, dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. - Melalui projek ini, peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan. Contoh muatan lokal: Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya. Suara Demokrasi (SMP-SMA/K) Dalam “negara kecil” bernama sekolah, sistem demokrasi dan pemerintahan yang diterapkan di Indonesia dicoba untuk dipraktikkan, termasuk namun tidak terbatas pada proses pemilihan umum dan perumusan kebijakan. - peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. - Menggunakan kemampuan berpikir sistem, peserta didik menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. Contoh muatan lokal: Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentu untuk memilih kepala desa. Bangunlah Jiwa dan Raganya (SMP-SMA/K) Membangun kesadaran dan keterampilan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. - peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing) mereka serta mengkaji fenomena perundungan (bullying) yang terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari jalan keluarnya. - peserta didik juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. peserta didik merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait. Contoh muatan lokal: Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak di kalangan remaja lokal.
  • 68. Kewirausahaan (SD-SMA/K) Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. - peserta didik kemudian merancang strategi untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. - Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil kegiatan mereka. - Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas. Contoh muatan lokal: Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI (SD-SMA/K) Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. - peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, berpikir komputasional, atau design thinking) dalam mewujudkan produk berteknologi. - peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa (engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk bidang rekayasa (engineering). - peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untuk menciptakan karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, para peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan- persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. Contoh muatan lokal: Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi yang dapat menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah.
  • 69. Merancang alokasi waktu projek dan dimensi Menentukan durasi pelaksanaan untuk setiap Tema Projek yang dipilih dapat disesuaikan dengan pembahasan tema. Durasi dapat dipilih antara dua minggu sampai 3 bulan, tergantung tujuan dan kedalaman eksplorasi tema. Jika satuan pendidikan bertujuan untuk memberikan dampak sampai pada lingkungan di luar satuan pendidikan maka bisa jadi durasi pelaksanaan projek membutuhkan waktu yang lebih lama. Di luar durasi waktu pelaksanaan projek, satuan pendidikan kembali mengatur kembali jadwal belajar mengajar seperti biasa. Mengacu kepada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak, secara umum ketentuan total waktu projek adalah sekitar 20-30% beban peserta didik per tahun adalah sebagai berikut: Tingkat pendidikan Alokasi Jam Projek Per Tahun SD I-V 252 JP SD VI 224 JP SMP VII-VIII 360 JP SMP IX 320 JP SMA X 486 JP SMA XI 216 JP SMA XII 192 JP
  • 70. TAHAP AWAL TAHAP BERKEMBANG TAHAP LANJUTAN Tema pilihan Pemberian opsi tema Penentuan topik Sekolah menentukan 2 tema untuk SD, atau 3 tema untuk SMP-SMA di awal tahun ajaran. Sekolah menentukan 2 tema untuk SD, atau 3 tema untuk SMP-SMA di awal tahun ajaran. Sekolah menentukan 2 tema untuk setiap kelas SD, atau 3 tema untuk setiap kelas SMP- SMA di awal tahun ajaran (setiap kelas dapat memilih tema yang berbeda). Sekolah menelaah isu yang sama untuk semua kelas. Sekolah menelaah isu yang sama untuk setiap 1-2 kelas. Setiap kelas menelaah isu yang berbeda sesuai pilihan peserta didik. Sekolah yang menentukan tema dan topik projek. Sekolah mempersiapkan beberapa tema dan topik projek untuk dipilih oleh peserta didik. Peserta didik mendiskusikan tema dan topik projek dengan bimbingan guru. Penentuan tema dan topik spesifik sesuai dengan tahapan sekolah
  • 71. Mengembangkan Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
  • 72. Pengembangan Modul Projek Pengembangan modul projek harus mempertimbangkan prinsip berikut: 1. Mengacu kepada Dimensi, Elemen, dan Sub-elemen Profil Pelajar Pancasila 2. Berpusat Pada Peserta Didik. Modul projek dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik, minat peserta didik, dan perkembangan sesuai fase elemen dan sub-elemen dari dimensi Profil Pelajar Pancasila. Setiap kegiatan projek dapat mengasah kemampuan murid dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang diangkat dalam projek. 3. Holistik. Modul projek dikembangkan dengan memperhatikan tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. Oleh karenanya, setiap tema projek yang dijalankan dengan pendekatan lintas ilmu dan konten pengetahuan secara terpadu, dengan memperhatikan koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek, seperti murid, pendidik, sekolah, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari. 4. Kontekstual. Modul projek dikembangkan berdasarkan pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Tema-tema projek yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing. 5. Eksploratif. Modul projek dikembangkan dengan semangat membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Walaupun projek memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran, Tujuan pengembangan modul Projek: Mengembangkan perangkat ajar yang memandu satuan Pendidikan dan pendidik melaksanakan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:  memilih atau memodifikasi modul projek yang sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan modul projek dengan karakteristik peserta didik, atau  menyusun sendiri modul projek sesuai dengan karakteristik peserta didik
  • 73. Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul projek umumnya memiliki komponen sebagai berikut Informasi umum Komponen inti Lampiran  Identitas penulis modul  Sarana dan prasarana  Target peserta didik  Relevansi tema dan topik projek untuk sekolah  Deskripsi singkat projek.  Dimensi dan sub elemen dari Profil Pelajar Pancasila yang berkaitan  Tujuan spesifik untuk fase tersebut  Alur kegiatan projek secara umum  Asesmen  Pertanyaan pemantik  Pengayaan dan remedial  Refleksi peserta didik dan pendidik  Lembar kerja peserta didik  Bahan bacaan pendidik dan peserta didik  Glossarium  Daftar pustaka Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul projek yang dikembangkan oleh pendidik. pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek sesuai dengan konteks lingkungan, visi sekolah, kesiapan sekolah dan kebutuhan belajar peserta didik. Komponen Modul Projek
  • 74. Dokumen pendukung pembelajaran dan Asesmen, meliputi: • Capaian Pembelajaran • Panduan Pembelajaran dan Asesmen • Panduan pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila • Alur tujuan pembelajaran • Modul ajar • Modul Projek dapat diakses di Platform Merdeka Mengajar https://play.google.com/store/apps/details?id=id.belajar.app