Dokumen tersebut membahas panduan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang mencakup tujuan, komponen, dan langkah-langkah pelaksanaan berbagai layanan bimbingan dan konseling seperti konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok, serta kegiatan administrasi dan pengembangan keprofesian terkait.
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
konseling individual.pptx
1. PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
2017
1
Bahan Sosialisasi Panduan Operasional Penyelenggaraan
Bimbingan dan Konseling di sekolah
Oleh :
Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd.
Sulastri Handayani, S.Pd
2. • Peserta memahami Pelaksanaan Layanan BK secara
langsung
• Peserta memahami Pelaksanaan Layanan BK melalui
media
• Peserta memahami Kegiatan Administrasi BK
• Peserta memahami Kegiatan Tambahan dan
Pengembangan Keprofesian
Tujuan Sosialisasi POP BK
Bab IV : Pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konseling
3. •Pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling
senantiasa memerhatikan
landasan, pengertian, tujuan,
fungsi, azas, prinsip, strategi,
langkah-langkah bimbingan
dan konseling
4. FUNGSI BK
1. pemahaman diri dan lingkungan;
2. fasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan;
3. penyesuaian diri dengan diri sendiri
dan lingkungan;
4. penyaluran pilihan pendidikan,
pekerjaan, dan karir;
5. pencegahan timbulnya masalah;
6. perbaikan dan penyembuhan;
5. FUNGSI BK (lanjutan)
7. pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif
untuk perkembangan diri Konseli;
8. pengembangan potensi optimal;
Potensi = laten power
Kemampuan yang belum tampak, belum menjadi
perilaku nyata, belum menjadi prestasi
Prestasi < Potensi = Underachievent
Prestasi > Potensi = Overachievement
Prestasi sesuai potensi = Optimal
7. advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif;
8. membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan
terhadap program dan aktivitas pendidikan sesuai
dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat,
kemampuan, kecepatan belajar, dan kebutuhan Konseli.
6. STRATEGI LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Jumlah individu :layanan individual,
kelompok, klasikal, layanan kelas
besar atau lintas kelas.
2. Jenis dan intensitas masalah :
bimbingan, konseling, advokasi
3. Cara komunikasi : tatap muka atau
media.
7. Komponen Program BK
Komponen Cara Pemberian Layanan Strategi/Kegiatan/Kegiatan
Layanan
Layanan Dasar Langsung Bimbingan klasikal
Bimbingan kelas besar/lintas kelas
Bimbingan kelompok
Melalui media Pengembangan media bimbingan
dan konseling
Papan bimbingan
Leaflet
Layanan Peminatan
dan Perencanaan
individual
Langsung Bimbingan klasikal
Konseling individual
Konseling kelompok
Bimbingan kelas besar/ lintas
kelas
Bimbingan kelompok
Konsultasi
Kolaborasi
8. Layanan Responsif Langsung Konseling individual
Konseling kelompok
Konsultasi
Konferensi kasus
Kunjungan rumah
Alih tangan kasus
Advokasi
Melalui media Konseling melalui elektronik
Kotak masalah (Kotak Kebutuhan Peserta Didik/konseli)
Dukungan system Administrasi Pelaksanaan dan tindak lanjut assessmen (termasuk
kunjungan rumah)
Penyusunan dan pelaporan program bimbingan dan
konseling
Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan administrasi dan mekanisme bimbingan dan
konseling
Kegiatan tambahan dan
pengembangan keprofesian
berkelanjutan
Kegiatan tambahan guru bimbingan dan konseling atau
konselor
Pengembangan keprofesian berkelanjutan guru
bimbingan dan konseling atau konselor
Komponen Cara Pemberian Layanan Strategi/Kegiatan/Kegiatan Layanan
10. Layanan Langsung
1. Konseling individual
2. konseling kelompok
3. bimbingan kelompok
4. bimbingan klasikal
5. bimbingan kelas
besar atau lintas
kelas
6. konsultasi
7. Kolaborasi
8. alih tangan kasus
9. kunjungan rumah
10.Advokasi
11.konferensi kasus
12.peminatan
11. Layanan Melalui Media
1. papan bimbingan
2. kotak masalah
3. Leaflet
4. pengembangan media bimbingan dan
konseling.
12. Kegiatan Administrasi
1. pelaksanaan dan tindak lanjut asesmen
kebutuhan
2. penyusunan dan pelaporan program kerja
3. evaluasi program bimbingan dan
konseling
4. pelaksanaan administrasi dan
manajemen bimbingan dan konseling
13. Kegiatan Tugas Tambahan
• Kepala/Wakil Kepala Sekolah
• Pembina OSIS
• Pembina Ekstrakurikuler
• Pembina Pramuka
• Koordinator BK
• pengembangan keprofesian berkelanjutan
konselor/guru bimbingan dan konseling
14.
15.
16. Pengertian
Konseling individual merupakan proses
interaktif yang dicirikan oleh hubungan yang
unik antara guru bimbingan dan konseling atau
konselor dengan peserta didik/konseli yang
mengarah pada perubahan perilaku,
konstruksi pribadi, kemampuan mengatasi
situasi hidup dan keterampilan membuat
keputusan
17. Tujuan
Memfasilitasi konseli melakukan
perubahan perilaku, mengkonstruksi
pikiran, mengembangkan kemampuan
mengatasi situasi kehidupan, membuat
keputusan yang bermakna bagi dirinya
dan berkomitmen untuk mewujudkan
keputusan dengan penuh
tanggungjawab dalam kehidupannya
18. Langkah Konseling Individual
(Konseli datang sendiri)
KOMPONEN/ LANGKAH ISI KEGIATAN
Langkah 1 :
Pra konseling
a. Penataan ruang
b. Kesiapan pribadi guru bimbingan dan konseling atau
konselor
Langkah 2 :
Proses konseling
a. Membangun relasi konseling
b. Melaksanakan tahapan dan mengunakan teknik konseling
sesuai teori yang dipilih baik secara tunggal, maupun
integratif.
c. Mengakhiri proses konseling.
Langkah 3 :
Pasca konseling
a. Membuat laporan konseling
b. Berdasarkan kesepakatan dengan konseli, konselor
memonitoring dan mengevaluasi tindakan/perilaku yang
direncanakan konseli
19. Langkah Konseling Individual
(Konseli diundang)
KOMPONEN/ LANGKAH ISI KEGIATAN
Langkah 1 :
Pra konseling
Mengumpulkan dan menganalisis data konseli secara komprehensif
(potensi, masalah, latar belakang kondisi konseli)
Menyusun RPL konseling
Menata ruang
Langkah 2:
Proses konseling
Membangun relasi konseling
Melaksanakan tahapan dan mengunakan teknik konseling sesuai
teori yang dipilih baik secara tunggal, maupun integrative
Menutup proses konseling.
Langkah 3:
Pasca konseling Membuat laporan konseling
Berdasarkan kesepakatan dengan konseli, konselor memonitoring
dan mengevaluasi tindakan/perilaku yang direncanakan konseli
20. Langkah e-counseling
KOMPONEN/
LANGKAH ISI KEGIATAN
Langkah 1 :
Pra konseling
Mendesain menu e-counseling
Melakukan sosialisasi dan edukasi pada peserta
didik/ konseli
Langkah 2:
Proses konseling
Membangun relasi konseling
Melaksanakan tahapan dan mengunakan teknik
konseling sesuai teori yang dipilih baik secara
tunggal, maupun integrative
Menutup proses konseling.
Langkah 3: Pasca
konseling Membuat laporan konseling
Berdasarkan kesepakatan, konseli melakukan
tindakan lanjutan proses konseling.
22. Pengertian Konseling Kelompok
Konseling kelompok adalah layanan konseling
yang diberikan kepada sejumlah peserta
didik/konseli dalam suasana kelompok dengan
memanfaatkan dinamika kelompok untuk saling
belajar dari pengalaman para anggotanya
sehingga peserta didik/konseli dapat mengatasi
masalah
23. TUJUAN
Tujuan konseling kelompok adalah
1. memfasilitasi konseli untuk melakukan
perubahan perilaku,
2. mengkonstruksi pikiran,
3. mengembangkan kemampuan mengatasi
situasi kehidupan,
4. membuat keputusan yang bermakna bagi
dirinya, dan
5. berkomitmen untuk mewujudkan keputusan
dengan penuh tanggungjawab dalam
kehidupannya dengan memanfaatkan
kekuatan (situasi) kelompok
25. 1. Pra Konseling
a. Mengelompokkan 2-8 konseli yang memiliki
masalah relatif sama
b. Menyusun RPL konseling kelompok
26. Tahap Pelakasanaan
TAHAP 1: AWAL
1. Membangun hubungan baik (rapport)
2. Membangun kesepahaman (mutual
understanding)
3. Mendorong konseli untuk terlibat secara aktif
dalam kegiatan kelompok
4. Membangun norma kelompok dan kontrak
bersama berupa penetapan aturan-aturan
kelompok secara lebih jelas
5. Mengembangkan interaksi positif
6. Mengatasi kekhawatiran-kekhawatiran
7. Menutup sesi awal
27. Tahap Pelakasanaan
TAHAP 2:
TRANSISI
a. Mengingatkan kembali apa yang telah disepakati
pada sesi sebelumnya.
b. Membantu peserta untuk mengekspresikan
dirinya secara unik, terbuka dan mandiri;
c. Mengadakan kegiatan selingan yang kondusif
d. Memberi contoh bagaimana mengeskpresikan
pikiran dan perasaan
e. Memberi contoh mendengarkan secara aktif
28. Tahap Pelakasanaan
TAHAP 3: KERJA
a. Membuka pertemuan konseling
b. Memfasilitasi kelompok membahas permasalahan yang
dihadapi oleh tiap-tiap anggota kelompok
c. Mengeksplorasi masalah yang dikeluhkan oleh salah satu
anggota kelompok
d. Memfasilitasi anggota kelompok memusatkan perhatian
pada pencapaian tujuan masing-masing,
e. Memandu kelompok merangkum poin-poin belajar yang
dapat ditemukan pada setiap sesi konseling kelompok,
f. Memberikan penguatan
g. Menutup sesi
29. Tahap Pelakasanaan
TAHAP 4:
PENGAKHIRAN
a. Memfasilitasi para anggota kelompok
melakukan refleksi dan berbagi
pengalaman tentang apa yang telah
dipelajari melalui kegiatan kelompok,
bagaimana melakukan perubahan, dan
merencanakan serta bagaimana
memanfaatkan apa-apa yang telah
dipelajari,
b. Mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan
30. 3. Pasca Konseling
a. Mengevaluasi perubahan yang dicapai dan
menetapkan tindak lanjut kegiatan yang
dibutuhkan secara individual setiap anggota
kelompok sehingga masalah konseli betul-betul
teratasi
b. Menyusun laporan konseling kelompok
31.
32. BIMBINGAN KELOMPOK
• PENGERTIAN
Pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli
melalui kelompok-kelompok kecil yang terdiri
atas dua sampai sepuluh orang untuk maksud
pencegahan masalah, pemeliharaan nilai-nilai
atau pengembangan keterampilan-keterampilan
hidup yang dibutuhkan.
34. • Topik bimbingan kelompok
Bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia,
seperti: cara belajar, kiat-kiat menghadapi ujian,
pergaulan sosial, persahabatan, penanganan konflik,
mengelola stress.
• Pelaksanaan bimbingan kelompok
Satu pertemuan bimbingan kelompok selama 40-45
menit atau selama 20-39 menit dengan dua
kelompok dihargai setara dengan dua jam pelajaran.
36. Langkah-langkah Umum Bimbingan
Kelompok
1. PEMBUKAAN
• Menciptakan suasana saling mengenal, hangat, dan rileks.
• Menjelaskan tujuan dan manfaat bimbingan kelompok secara singkat.
• Menjelaskan peran masing-masing anggota dan pembimbing pada proses
bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan.
• Menjelaskan aturan kelompok dan mendorong anggota untuk berperan penuh
dalam kegiatan kelompok.
• Memotivasi anggota untuk saling mengungkapkan diri secara terbuka.
• Memotivasi anggota untuk mengungkapkan harapannya dan membantu
merumuskan tujuan bersama.
2. TRANSISI
• Melakukan kegiatan selingan berupa permainan kelompok.
• Mereviu tujuan dan kesepakatan bersama.
• Memotivasi anggota untuk terlibat aktif mengambil manfaat dalam tahap inti.
• Mengingatkan anggota bahwa kegiatan akan segera memasuki tahap inti.
37. 3. INTI
• Mendorong tiap anggota untuk mengungkapkan topik yang perlu
dibahas.
• Menetapkan topik yang akan diintervensi sesuai dengan tujuan
bersama.
• Mendorong tiap anggota untuk terlibat aktif saling membantu.
• Kegiatan selingan yang bersifat menyenangkan mungkin perlu diadakan.
• Mereview hasil yang dicapai dan menetapkan pertemuan selanjutnya.
4. PENUTUP
• Mengungkap kesan dan keberhasilan yang dicapai oleh setiap anggota.
• Merangkum proses dan hasil yang dicapai.
• Mengungkapkan kegiatan lanjutan yang penting bagi anggota kelompok.
• Menyatakan kegiatan akan segera berakhir.
• Menyampaikan pesan dan harapan.
38. 5. Tindak Lanjut
Tindak lanjut ditujukan untuk melihat dan memonitor
perubahan tingkah laku yang ditunjukan oleh peserta
didik yang telah dibantu, juga untuk mengevaluasi
keberhasilan atau ketidakberhasilan penggunaan
strategi atau teknik yang digunakan dimana hal ini perlu
bagi peningkatan dan pengembangan kompetensi guru
bimbingan dan konseling atau konselor.
39. a. DISKUSI KELOMPOK
PENGERTIAN DISKUSI KELOMPOK
Diskusi kelompok merupakan teknik bimbingan
kelompok yang memberi kesempatan kepada
setiap anggota kelompok untuk mengemukakan
pikirannya masing-masing dalam
mengembangkan kemampuan dan atau
keterampilan hidup tertentu secara bersama-
sama.
40. TUJUAN DISKUSI KELOMPOK
1. Memberi kesempatan pada setiap peserta untuk mengambil
suatu pelajaran dari pengalaman teman-teman peserta yang lain
dalam mengembangkan perilaku baru.
2. Memberikan suatu kesadaran bagi setiap peserta bahwa setiap
orang itu mempunyai cara-cara tersendiri.
3. Mendorong individu yang tertutup dan sukar mengutarakan
pendapat, ide atau masalah untuk berani membuka diri dan
menyampaikannya pada orang lain.
4. Merubah sikap dan tingkah laku tertentu setelah mendengarkan
cara, pandangan, kritikan atau saran teman anggota kelompok.
41. LANGKAH-LANGKAH DISKUSI KELOMPOK
1. Membuat RPL Diskusi Kelompok.
2. Mempersiapkan ruang diskusi lengkap dengan sarana yang
diperlukan.
3. Menyiapkan anggota kelompok (idealnya 6-10).
4. Perkenalan antar anggota.
5. Membuat suatu kesepakatan bersama (janji bersama) untuk
saling membantu dan memberikan dukungan agar diperoleh
perilaku baru dalam diskusi kelompok.
6. Mendiskusikan topik/ tema yang telah ditetapkan sebelumnya.
7. Mengakhiri diskusi dengan penguatan dan tindak lanjut
perilaku yang akan menjadi pembiasaan.
8. Melaporkan hasil diskusi kelompok.
42. PERAN GURU DALAM DISKUSI KELOMPOK
Guru bimbingan dan konseling atau
konselor berperan sebagai fasilitator
dan menyiapkan RPL diskusi kelompok,
melaksanakan, serta melaporkan hasil
diskusi kelompok secara tertulis.
43. PSIKODRAMA
PENGERTIAN
• Upaya memfasilitasi peserta didik/konseli memperoleh
pengertian yang lebih baik tentang dirinya sendiri,
menemukan konsep diri, menyatakan kebutuhan, dan
menyatakan reaksi terhadap stimulus yang
mempengaruhi diri peserta didik/konseli.
44. TUJUAN PSIKODRAMA
• Membantu peserta didik/konseli
memperoleh pengertian yang baik tentang
diri sendiri sehingga dapat menemukan
konsep diri, kebutuhan-kebutuhan, reaksi-
reaksi yang tepat terhadap stimulasi yang
diterima, dan peran-peran yang dapat
ditampilkan.
47. PELAKSANA PSIKODRAMA
• Pelaksana psikodrama adalah guru
bimbingan dan konseling atau konselor dan
ahli lain jika memungkinkan.
• Contoh: Tema lingkungan. Peserta didik
mengekspresikan emosi pada situasi
emosional secara tepat dalam suatu
lingkungan tertentu.
48. SOSIODRAMA
PENGERTIAN
• Upaya membantu peserta didik/konseli untuk
lebih memahami dan mengantisipasi
permasalahan sosial yang timbul dari hubungan
antar manusia melalui bermain peran.
• Permasalahan sosial yang dapat dientaskan
melalui psikodrama seperti pertentangan dengan
teman sebaya, kesalahpahaman dalam
berkomunikasi, dan lain-lain.
49. TUJUAN SOSIODRAMA
• Membantu peserta didik/konseli
memperoleh pemahaman yang tepat
tentang permasalahan sosial yang
dialaminya dan dapat mengembangkan
keterampilan interaksi sosial yang
efektif.
51. PELAKSANA SOSIODRAMA
• Pelaksana sosiodrama adalah guru
bimbingan dan konseling atau konselor
dan ahli lain jika memungkinkan.
• Contoh: Perilaku bullying dan cara
menghindarinya. Peserta didik/konseli
mendemonstrasikan cara menghindari
perilaku bullying.
52. HOME ROOM
PENGERTIAN
• Home room merupakan teknik bimbingan kelompok
yang berupaya menciptakan suasana rumah pada
adegan kelompok peserta didik/konseli, sehingga
tercipta suasana informal, penuh dengan rasa
kekeluargaan, dan interaksi alamiah untuk
membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu
terutama masalah-masalah yang berhubungan
dengan pelajaran, kegiatan sosial, tata tertib, moral,
cara berpakaian atau masalah-masalah lain di luar
sekolah.
53. TUJUAN HOME ROOM
• Guru bimbingan dan konseling atau
konselor dapat mengenal peserta didik
lebih dekat sehingga dapat
membantunya secara efektif dan
efisien.
54. LANGKAH-LANGKAH HOME ROOM
• Penyiapan ruangan.
• Pengumpulan peserta didik/konseli yang
mengikuti kegiatan Home Room.
• Penjelasan tujuan kegiatan Home Room.
• Dialog terbuka antar anggota Home Room.
• Penyimpulan dan tindak lanjut kegiatan Home
Room.
55. KEPUSTAKAAN (BIBLIOTERAPHY)
PENGERTIAN
• Kepustakaan merupakan teknik bimbingan
kelompok yang berupaya menyediakan bahan
bacaan yang mendukung peserta didik untuk
mengelaborasi pengetahuan yang dapat menjadi
dasar bagi pengembangan sikap yang
mendukung kemampuan peserta didik untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan diri maupun
lingkungan.
56. TUJUAN KEPUSTAKAAN
• Peserta didik memiliki pengetahuan,
pemahaman terhadap diri dan
lingkungan, serta memiliki akses
rujukan untuk mengembangkan
kapasitas diri maupun strategi coping
menyelesaikan masalah.
57. LANGKAH-LANGKAH KEPUSTAKAAN
• Penyiapan kepustakaan (buku, majalah, film, bahan
bacaan)
• Penyiapan ruangan dan perangkat pendukung
(mebeler, computer) sehingga peserta didik menjadi
nyaman
• Pengumpulan peserta didik/konseli yang mengikuti
kegiatan kepustakaan.
• Penjelasan tujuan kegiatan kepustakaan.
• Dialog terbuka antar anggota kepustakaan.
• Penyimpulan dan tindak lanjut kegiatan
kepustakaan.
58.
59. BIMBINGAN KLASIKAL
PENGERTIAN
• Bimbingan klasikal (classroom activity )
merupakan kegiatan layanan yang diberikan
kepada sejumlah peserta didik/konseli dalam
satuan kelas satu rombongan belajar dan
dilaksanakan di kelas dalam bentuk tatap muka
antara guru bimbingan dan konseling atau
konselor dengan peserta didik/ konseli.
60. TUJUAN BIMBINGAN KLASIKAL
• Kegiatan layanan bimbingan klasikal
bertujuan membantu peserta didik/konseli
dapat mencapai kemandirian dalam
kehidupannya, perkembangan yang utuh
dan optimal dalam bidang pribadi, sosial,
belajar, dan karir, serta mencapai
keselarasan antara pikiran, perasaan dan
perilaku.
62. PENGEMBANGAN
TOPIK MATERI BIMBINGAN KLASIKAL
SKKPD
Masalah Peserta
Didik
Bidang Layanan
Bimbingan dan
Konseling
Kompetensi/Aspek
perkembangan
Kelompok
masalah
Bidang layanan
bimbingan dan
konseling
Tataran/
Internalisasi
Tujuan
Tujuan bidang
layanan bimbingan
dan konseling
Item pernyataan
dalam instrumen
Item pernyataan
dalam instrumen
Bidang bimbingan
- Tema
Bidang
bimbingan –
Tema
Ruang lingkup – Tema
Tingkatan kelas - Tingkatan kelas – Tingkatan kelas –
64. PENGERTIAN
• Bimbingan kelas besar/lintas kelas
merupakan layanan bimbingan klasikal yang
melibatkan peserta didik/ konseli dari
sejumlah kelas pada tingkatan kelas yang
sama dan atau berbeda sesuai dengan
tujuan layanan.
65. TUJUAN
• Memberikan pengalaman, wawasan,
serta pemahaman yang menjadi
kebutuhan peserta didik/konseli, baik
dalam bidang perkembangan pribadi,
sosial, belajar, maupun karir.
66. LANGKAH-LANGKAH BIMBINGAN KELAS BESAR
1. Menyeleksi, memetakan, menetapkan kegiatan atas
dasar kebutuhan peserta didik/konseli
2. Menyusun RPL dan dilengkapi lembar kerja peserta
didik/ konseli
3. Mempersiapkan kegiatan bimbingan kelas besar/ lintas
kelas, antara lain : sarana, nara sumber, kepanitiaan,
susunan acara
4. Melaksanakan bimbingan kelas besar/ lintas kelas
5. Mengevaluasi bimbingan kelas besar/ lintas kelas dalam
bentuk komitmen rencana perilaku peserta didik/
konseli
6. Menindaklanjuti bimbingan kelas besar/ lintas kelas
dalam bentuk monitoring kegiatan pembiasaan
67. PERAN GURU BK DALAM BIMBINGAN KELAS BESAR
• Guru bimbingan dan konseling atau konselor
berperan menyiapkan RPL bimbingan kelas besar
atau lintas kelas, melaksanakan dan
melaporkannya secara tertulis.
• Nara sumber dalam bimbingan kelas besar ialah
guru bimbingan dan konseling atau konselor,
alumni, ahli yang relevan, tokoh
masyarakat/agama dan lain-lain, sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
68.
69. Pengertian
Kegiatan yang dilakukan oleh guru
bimbingan dan konseling atau konselor
untuk memberi masukan, saran,kepada
guru mata pelajaran, orang tua, pimpinan
satuan pendidikan atau pihak lain yang
berkepentingan untuk membangun
pemahaman dan kepedulian, kesamaan
persepsi dan memberikan dukungan
terhadap penyelesaian masalah peserta
didik/konseli
70. Fungsi Guru BK atau Konselor
1. Sebagai konsultan,
2. Sebagai konsulti,
71. Tujuan Konsultasi
1. memberikan masukan kepada
konsulti.
2. memperoleh dukungan dalam
perencanan, pelaksanaan dan
evaluasi program layanan.
72. 1. Langkah guru bimbingan dan konseling atau
konselor sebagai konsultan sebagai berikut.
a. Menerima peserta didik/ konseli dan siapapun
yang membutuhkan informasi untuk
mendukung keberhasilan peserta didik/konseli
b. Memberikan informasi, pandangan, nasehat,
membuka peluang sesuai dengan kebutuhan
c. Meminta umpan balik layanan yang diberikan
d. Membuat laporan konsultasi
73. 2. Langkah guru bimbingan dan konseling
atau konselor sebagai konsulti adalah.
a) Menyiapkan bahan konsultasi secara tertulis.
b) Meminta waktu untuk berkonsultasi pada pihak yang
berkepentingan baik secara tertulis maupun lisan
c) Menyampaikan gagasan dan kebutuhan dukungan
d) Mendorong komitmen pemangku kepentingan dalam
bentuk kebijakan atau tindakan nyata
e) Memonitoring keterlaksanakan dukungan
74.
75. Pengertian
Kolaborasi adalah suatu kegiatan menjalin
kerjasama antara profesional atau antara orang yang
kompeten, terutama antara guru bimbingan dan
konseling atau konselor dengan profesional lain
(guru mata pelajaran, psikolog) atau antara
konselor dengan orang atau lembaga lain yang
kompeten (orangtua, perguruan tinggi) yang dapat
memberikan sumbangan pemikiran, dukungan dan
atau tenaga dalam melaksanakan program
bimbingan dan konseling secara efetif di SMA.
76. Lanjutan Pengertian Kolaborasi….
Kolaborasi harus didasarkan atas
kesetaraan, komitmen tentang
pewujudan tujuan pendidikan,
kesetaraan sebagai tenaga
profesional dilakukan dengan
komunikasi serta berbagi pemikiran
secara terbuka, atau bekerja
bersama-sama secara
berkesinambungan.
77. Tujuan
Kolaborasi
Menjalin hubungan baik dengan pihak lain yang dilibatkan
dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling
Secara khusus, untuk SMA perlu adanya jalinan
kolaborasi yang intensif antara guru bimbingan dan
konseling atau konselor dengan perguruan tinggi
Memperoleh sumbangan pemikiran, gagasan dan tenaga
yang diperlukan dalam melaksanakan program bimbingan
dan konseling.
78. Langkah Kolaborasi
KOMPONEN/
LANGKAH
ISI KEGIATAN
Langkah 1 :
Perencanaan
a. menetapkan topik yang akan dibahas,
b. meminta pimpinan sekolah untuk mengundang pihak
lain dan menyiapkan anggaran,
c. melakukan komunikasi dengan pihak lain yang terkait,
d. menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan.
Langkah 2 :
Pelaksanaan;
kolaborasi dengan
a. Orang tua, berupa dukungan untuk mensukseskan
belajar peserta didik/konseli
b. Guru mata pelajaran, berupa kegiatan diagnostik
kesulitan belajar, diskusi tentang suasana belajar yang
kondusif.
c. Ahli lain atau unit lain di sekolah, seperti tim
kedisiplinan, berupa kegiatan bersama yang digarap
oleh tim ahli yang berbeda-beda namun terarah pada
pencapaian tujuan pendidikan di SMA
d. Lembaga lain berupa peningkatan mutu layanan
bimbingan dan konseling yang dituangkan dalam
bentuk naskah kerja sama
79. Langkah Kolaborasi
KOMPONEN/
LANGKAH
ISI KEGIATAN
Langkah 3 :
Evaluasi
kegiatan evaluasi dilakukan terhadap
proses dan hasil kolaborasi
Langkah 4 :
Pelaporan
membuat laporan kegiatan dan
mengarsipkan
Langkah 5 :
Tindak lanjut
melakukan kegiatan berdasarkan hasil
evaluasi
81. Pengertian Alih Tangan Kasus
• Alih tangan kasus adalah suatu tindakan mengalihkan
penanganan masalah peserta didik/konseli dari satu pihak
kepada pihak lain yang lebih berwenang dan memiliki
keahlian. Guru bimbingan dan konseling atau konselor
melakukan alih tangan kasus kepihak lain karena keahlian
dan kewenangannya baik di sekolah (guru mata pelajaran)
maupun di luar sekolah (psikolog, dokter, psikiater).
Sebaliknya guru bimbingan dan konseling atau konselor
menerima alih tangan kasus peserta didik dari wali kelas,
guru mata pelajaran, dan pimpinan sekolah.
• Dalam pelaksanaan alih tangan kasus, guru bimbingan dan
konseling atau konselor perlu menyusun kelengkapan
kegiatan berupa format pelaksanaan dan laporan
pelaksanaan alih tangan kasus.
82. Langkah-langkah
alih tangan kasus
1. Alur alih tangan kasus dari guru bimbingan dan
konseling atau konselor kepada pihak lain
Alur alih tangan kasus dari wali kelas, guru mata pelajaran
dan atau pimpinan sekolah kepada guru bimbingan dan
konseling atau konselor
83. KOMPONEN/
LANGKAH
ISI KEGIATAN
Alur alih tangan kasus
dari guru bimbingan
dan konseling atau
konselor kepada pihak
lain sebagai berikut;
1. komunikasi dengan konseli dan orang tua untuk
memperoleh persetujuan alih tangan kasus;
2. konsultasi dengan pimpinan sekolah untuk
menjelaskan dan memperoleh ijin alih tangan kasus
kepada ahli lain di luar sekolah;
3. membuat surat pengantar alih tangan kasus dengan
dilengkapi data pendukung. (format pada lampiran);
4. mengirim peserta didik/konseli untuk memperoleh
layanan ahli; memantau perkembangan hasil layanan
ahli;
5. memperoleh dan mengadministrasikan laporan dari
ahli lain;
6. apabila bantuan yang diberikan oleh ahlipun tidak
berhasil mencapai tujuan, maka perlu dilakukan
analisis dan perencanaan penanganan berikutnya
antara lain melalui konferensi kasus, konsultasi
84. Komponen/
Langkah
Isi kegiatan
• a)Meminta informasi tentang keadaan
peserta didik/konseli yang direferal,
• b) Mengumpulkan data dan
menganalisis sebagai bahan dalam
memberikan bantuan,
• c) Membuat perencanaan bantuan
seperti konseling, diagnosis kesulitan
belajar,
• d). Membuat laporan sesuai dengan
penanganan yang dilakukan,
• e). Mengkomunikasikan hasil layanan
kepada pihak yang mengirimkan
peserta didk/konseli.
Alih tangan kasus dari
pihak lain (guru mata
pelajaran, wali kelas,
manajemen sekolah,
kepala sekolah) kepada
guru bimbingan dan
konseling atau konselor
85. Apa itu Peminatan ?
Peminatan peserta didik/konseli
merupakan suatu proses
pengambilan pilihan dan keputusan
oleh peserta didik/konseli tentang
peminatan belajar yang didasarkan
atas pemahaman potensi diri dan
peluang yang ada.
86. Peminatan bertujuan memfasilitasi peserta
didik/konseli mencapai keberhasilan proses dan
hasil belajar serta perkembangan optimal
dalam rangka mencapai kemandirian,
90. TUGAS
KEPALA SEKOLAH
o Memfasilitasi penyelenggaraan pembelajaran berbasis peminatan
o Memfasilitasi pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik
o Memfasilitasi dan menugaskan guru bimbingan dan konseling atau
konselor untuk melaksanakan tugas program peminatan peserta
didik
91. TUGAS
GURU BIMBINGAN
DAN KONSELING
o Menyelenggarakan layanan pemilihan dan penetapan peminatan
yang sesuai dengan potensi peserta didik dan kesempatan yang
ada pada satuan pendidikan
o Menyelenggarakan pendampingan dalam pembelajaran
o Menyelenggarakan pengembangan dan penyaluran potensi peserta
didik dengan cara melakukan bekerjasama dengan lembaga terkait
o Menyelenggarakan evaluasi peminatan
o Bekerjasama dengan guru dan wali kelas serta pihak terkait
92. TUGAS
GURU MATA PELAJARAN
o Melaksanakan proses pembelajaran berbasis peminatan peserta
didik yang bisa menumbuh kembangkan potensi peserta didik
secara optimal.
o Memberikan dukungan hasil pilihan dan penetapan peminatan
peserta didik dengan cara menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik.
o Bekerjasama dengan guru bimbingan dan konseling atau konselor
dalam pembinaan dan pendampingan terhadap peminatan peserta
didik
93. TUGAS
WALI KELAS
o Melaksanakan pendampingan kepada
peserta didik untuk mencapai optimalisasi
hasil belajar sesuai pilihan peminatannya.
o Memberikan pelayanan kepada peserta didik
94. TUGAS
ORANG TUA
o Mencermati informasi yang disampaikan oleh sekolah.
o Mendapingi putra-putrinya saat proses pendaftaran,
pengisian format peminatan peserta didik.
o Memberikan motivasi belajar yang kuat atas dasar pilihan
peminatan putra- putrinya.
o Proaktif melakukan konsultasi kepada guru bimbingan dan
konseling atau konselor dalam rangka pendampingan putra-
putrinya untuk keberhasilan belajarnya.
o Mendampingi aktivitas belajar putra-putrinya selama di luar
sekolah.
95. TUGAS
calon peserta
didik
o Mencermati informasi tentang pendaftaran peserta didik baru dan
peminatan belajar serta membicarakan dengan orang tua tentang
cara mengisi formulir pendaftaran dan pilihan peminatan.
o Menentukan pilihan peminatan sesuai dengan pemahaman
terhadap potensi diri, minat, dan pertimbangan orang tua serta
prospek masa depan.
o Menerima keputusan penetapan peminatan yang ditetapkan oleh
sekolah, namun bila tidak sesuai dengan minat peserta didik
segera konsultasikan kepada guru bimbingan dan konseling atau
konselor.
o Menyesuaikan diri secara baik di sekolah dan belajar secara
bersungguh- sungguh sesuai peminatannya.
o Memahami, mentaati dan melaksanakan tata tertib sekolah.
96.
97. Papan Bimbingan
• merupakan sarana
untuk memberikan
informasi dan
melakukan komunikasi
interaktif melalui
tulisan yang
memfasilitasi
perkembangan pribadi,
sosial, belajar dan karir
peserta didik/konseli.
98. Tujuan
• Papan bimbingan dan konseling
bertujuan memberikan informasi
yang menfasilitasi perkembangan
pribadi, sosial, belajar dan karir yang
dibutuhkan peserta didik/konseli
99. Langkah
Menyediakan papan yang representatif dan ditempatkan
pada tempat yang strategis
Menyiapkan bahan informasi terkait perkembangan pribadi,
sosial, belajar, dan karir secara proporsional
Mendesain penataan tampilan yang menarik dan
mendorong peserta didik/konseli untuk membacanya
pembaharuan informasi, dilakukan minimal 2 minggu sekali
Menyediakan format yang dibutuhkan peserta didik/konseli
yang akan memuat tulisan dan akan disajikan pada papan
bimbingan dan konseling
Mengarsipkan dokumen informasi yang sudah dimuat pada
papan bimbingan setiap 2 minggu sekali
Menindaklanjuti dengan layanan langsung atas kebutuhan
peserta didik/konseli
100. Kotak Masalah
Salah satu instrumen media bimbingan dan
konseling yang berbentuk kotak surat yang
disiapkan untuk menampung harapan, kebutuhan,
keluhan, dalam bentuk tulisan
101. Tujuan
• Menyediakan fasilitas bagi peserta
didik/konseli yang ingin menyampaikan
pikiran dan perasaan namun tidak mampu
disampaikan melalui komunikasi langsung
kepada guru bimbingan dan konseling atau
konselor
102. Langkah
Membuat kotak masalah dengan
ukuran yang diperkirakan cukup.
Membuka isi kotak
masalah setiap hari dan
merencanakan tindakan
atas harapan yang ditulis
peserta didik/konseli
dalam suratnya
Melaksanakan tindak lanjut berupa layanan
Mengevaluasi kegunaan
kotak masalah bagi
kebutuhan peserta
didik/konseli
1
2
3
4
LANGKAH
107. *
*Pengertian
*Usaha kreatif dan inovatif guru bimbingan
dan konseling utk menghasilkan produk yang
mampu menjembatani penyampaian pesan
bimbingan dan konseling yg dapat
merangsang pikiran ,perasaan,perhatian dan
kemauan peserta didik/konseli untuk
menangkap pesan dengan tepat
*Media bimbingan dan konseling bisa
dalam bentuk cetak atau elektronik
108. *Meningkatkan kompetensi guru
bimbingan dan konseling atau
konselor dalam menciptakan dan
memanfaatkan media ,sebagai
upaya memaksimalkan layanan
bimbingan dan konseling kepada
peserta didik/konseli
109. *
* a. Batasan
*Pelaksanaan asesmen mencakup
pelaksanaan test,analisa,dan
intepretasi
data,pengembangan,pengembanga
n profil individual dan kelompok
serta perumusan kebutuhan
peserta didik/konseli
110. *
*melaksanakan administrasi test dan non test baik oleh
guru bimbingan dan konseling atau konselor maupun
ahli lain
*menganalisis data yang teridentifikasi dari hasil test
dan non test
*menyusun profile potensi peserta didik/konseli secara
individual dan kelompok
*merumuskan prioritas kebtuhan peserta didik/konseli
dan sekolah
*merumuskan tujuan bimbingan dan konseling
berdasarkan kebutuhan peserta didik/konseli
111.
112. KUNJUNGAN RUMAH
Kegiatan yang dilakukan oleh guru
bimbingan dan konseling atau konselor
dalam rangka melengkapi data, klarifikasi,
konsultasi dan kolaborasi melalui pertemuan
tatap muka dengan orang tua/wali peserta
didik/konseli di tempat tinggal yang
bersangkutan.
113. TUJUAN
•Membangun hubungan baik
dengan orangtua/wali peserta
didik/konseli,
•Melengkapi dan klarifikasi data
tentang peserta didik/konseli,
•Mengkonsultasikan serta
membangun kolaborasi untuk
pemecahan masalah peserta
didik/konseli.
114. Langkah
Kunjungan
Rumah
Persiapan
Menentukan tujuan dan waktu pelaksanaan,
Mendapat ijin dan surat tugas dari kepala sekolah,
Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan,
misalnya daftar pertanyaan dan pedoman observasi,
Membuat kontak awal dengan orang tua/wali untuk kunjungan rum
Pelaksanaan
Melakukan komunikasi dengan orang tu
menjelaskan maksud kunjungan rumah
Melakukan wawancara dan observasi
Mengakhiri kunjungan rumah
Membuat laporan hasil kunjungan ruma
115.
116. 11
6
Layanan Advokasi
Pendampingan kepada peserta
didik/konseli yang mengalami perlakuan
tidak mendidik, salah, diskriminatif,
malpraktik, kekerasan, pelecehan, dan
tindak kriminal dengan cara
mempengaruhi cara berpikir, berperasaan
dan bertindak untuk mendukung
pencapaian perkembangan optimal
peserta didik
117. TUJUAN
Mengubah cara pandang dan cara
bertindak peserta didik/konseli, orang
tua, pendidik, tenaga kependidikan,
kepala sekolah, serta stakeholder lain
yang berkepentingan dalam rangka
menyelesaikan permasalahan peserta
didik/konseli.
118. Langkah advokasi untuk
mempengaruhi
.
1. Menetapkan perilaku, aktivitas, pikiran atau perasaan yang
ingin di rubah
2. Mempersiapkan bahan advokasi.
3. Menetapkan orang paling berkepentingan untuk
membuat kebijakan dan atau melakukan
4. aktivitas/kegiatan yang diharapkan
5. Menetapkan teknik advokasi yang akan digunakan
6. Melakukan kegiatan advokasi
7 Melakukan evaluasi ketercapaian tujuan
8 Menyusun laporan pelaksanaan
119. Langkah advokasi untuk
mendampingi
1. Memahami masalah yang dihadapi peserta didik/konseli
2. Memahami prosedur/langkah yang diperlukan untuk
mendampingi peserta didik/ konseli
3. Mendampingi peserta didik/konseli dalam menghadapi
permasalahan
4. Membangun jejaring, melakukan konseling/intervensi
bimbingan dan konseling yang dibutuhkan oleh peserta
didik/konseli dalam menghadapi masalah
5. Melakukan kegiatan advokasi
6 Membuat laporan layanan advokasi
120.
121. KONFERENSI KASUS
Kegiatan untuk membahas dan
menemukan penyelesaian masalah yang
dihadapi peserta didik/konseli dengan
pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen.
Bersifat terbatas dan tertutup
(rahasia)
Dilakukan dalam suasana
kekeluargaan dan bukan untuk
menghakimi peserta didik/konseli.
123. Langkah Konfrensi
Kasus
LANGKAH ISI KEGIATAN
Langkah 1 :
Persiapan
Guru bimbingan dan konseling atau konselor
mengajukan permohonan kepada kepala
sekolah untuk mengundang peserta
konferensi kasus
Langkah 2:
Pelaksanaan
Penyampaian deskripsi potensi, gejala, dan masalah peserta
didik/konseli.
Penjelasan upaya-upaya pengentasan yang telah dilakukan guru
bimbingan dan konseling atau konselor .
Diskusi, tanggapan, masukan, dan persetujuan serta penerimaan tugas
dan peran masing-masing peserta konferensi dalam mengupayakan
pengentasan masalah yang dihadapi peserta didik/konseli.
Perumusan simpulan hasil konferensi kasus berupa
rekomendasi/keputusan alternatif jalan keluar terbaik yang telah
dipertimbangkan bersama.
Langkah 3:
Membuat
Laporan dan
Monitoring
• Membuat laporan konfrensi kasus
• Memonitor perilaku siswa
124. D. KEGIATAN ADMINISTRASI
Administrasi semua kegiatan bimbingan dan
konseling sebagai laporan kinerja profesi yang
dapat dipergunakan sebagai perhitungan
ekuivalensi jam kerja profesional, mencakup:
1. Pelaksanaan dan Tindak Lanjut Asesmen
Kebutuhan
2. Menyusun dan Melaporkan Program Bimbingan
dan Konseling
3. Menyelenggarakan Evaluasi Proses dan Hasil
4. Melaksanakan Administrasi dan Manajemen
Bimbingan dan Konseling
125. E. KEGIATAN TAMBAHAN DAN PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
1. KEGIATAN TAMBAHAN
Kegiatan yang dilakukan di luar tugas sebagai guru
bimbingan dan konseling atau konselor karena
penghargaan dan atau prestasi kerja personal (pribadi) dari
pimpinan sekolah dan atau lembaga.
Kegiatan tambahan mencakup :
Koordinator Bimbingan dan Konseling
Pembina ekstra kurikuler
Kepala sekolah
Wakil Kepala Sekolah
Tim pengembang kurikulum
dan lain lain
126. 2. PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
Pengembangan kemampuan profesional guru
bimbingan dan konseling atau konselor secara
berkelanjutan untuk peningkatan kapasitas dan
kompetensinya.
Pengembangan keprofesian meliputi:
Kegiatan pendidikan dan latihan
Seminar atau lokakarya
Aktivitas pada organisasi profesi bimbingan dan konseling
Pembahas atau peserta pada seminar, koloqium, dan diskusi
panel
Penelitian dalam bimbingan dan konseling
Dan lain-lain
128. • Pa Aris Munandar
Mekanaisme pengelolaan ?
Langkah konseling individual.
Konseling kelompok 2-8, jika 10 konseling kelompok
Redaksi rumusan konseling berbeda
Teknik bimbingan kelompok
129. • Sman 3 Ibu Nurul
Ada tugas tambahan seperti wakasek:
Koodinator Bk
.Pa Karyani
Bimbingan klasikal 2 jam, ada yg masuk kelas ada
yang tidak. Permen 111 dan permen kurikulum
Lintas minat
Koordnator BK dihargai 4 jam taapi di SKP sekolah
lain sulit
130. • Tatang Tasikmalaya
Need assesment seolah-olah mencari masalah anak
Tes dan Non Tes yang lihat terutama keunggulannya
Lintas minat maupun pendalaman secara hukum
boleh
Bu Endang
Bagai mana menyiasati waktu konseling (30 menit)
Peminatan: sejauh mana rekomendasi peminatan
dilakukan guru BK
131. • Pa Roy
Power point untuk sosialisasi
Rujukan perlu ada pada panduan
Bimbingan kelompok: teknik
RPL
Pa Pendi
Penilaian sikap: Apakah bisa diakomodir ?
Pendidikan keluarga oleh orang tua
Permen 111 dan 81A?
132. • Bina Insan Bogor
Apakah rekomendasi guru BK SMP disangsikan oleh
guru BK SMK/SMA? Bagaimana