Asesmen siswa dan analisis kebutuhan merupakan proses penting dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk memahami karakteristik siswa dan merencanakan program yang tepat sasaran. Asesmen dapat berupa tes atau non tes, dan perlu memperhatikan prinsip seperti sesuai norma, keterpaduan, dan memberikan manfaat bagi siswa. Hasil asesmen digunakan untuk menentukan program bimbingan maupun keputusan terk
3. Agenda Pelatihan
• Doa
• Perkenalan
• Kesepakatan kelas
• Sesi pelatihan
○ Mulai dari Diri
○ Eksplorasi Konsep
○ Ruang Kolaborasi
○ Refleksi Terbimbing
○ Elaborasi Pemahaman
○ Koneksi antar Materi
○ Rencana Aksi Nyata
4. Kesepakatan Kelas
• Peserta aktif selama sesi berlangsung.
• Peserta menyalakan video.
• Peserta mematikan mikrofon saat tidak berbicara.
• Peserta meminta izin dengan mengaktifkan fitur angkat tangan
ketika akan berbicara.
• Peserta berkomitmen untuk mengikuti pelatihan dengan
menghadirkan seluruh pikiran dalam ruang virtual.
6. Mulai dari Diri
Tujuan Sesi
Peserta melakukan refleksi mengenai
pengalaman melakukan asesmen dalam
layanan bimbingan dan konseling di
satuan pendidikan.
7. Pertanyaan Pemantik
Menurut pengalaman Bapak dan Ibu, bagaimana asesmen dapat
menunjang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling?
Apa saja kendala yang Bapak dan Ibu hadapi ketika melakukan analisis
dari hasil asesmen yang telah dilaksanakan?
9. Eksplorasi Konsep
Tujuan Sesi
• Peserta memahami tujuan yang akan
dicapai dalam pelaksanaan asesmen
murid dalam memenuhi Capaian Layanan.
• Peserta memahami konsep dan
pengembangan asesmen dan analisis
kebutuhan yang berpihak pada murid.
• Peserta memahami asesmen dan analisis
kebutuhan pada jenjang SMK.
10. Capaian Layanan
• Keberhasilan Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dalam
memfasilitasi peserta didik memenuhi Capaian Layanan akan mendukung
optimalisasi Capaian Pembelajaran yang diampu oleh guru mata
pelajaran.
• Capaian Layanan sekaligus untuk mendukung tercapainya Profil Pelajar
Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter.
• Capaian Layanan dirumuskan dalam bentuk fase-fase yang menyatakan
target capaian untuk rentang waktu yang lebih panjang, yaitu:
• Pada jenjang SMP terdapat 1 fase yaitu fase D dengan durasi 3 tahun, untuk kelas
7-9 SMP.
• Pada jenjang SMA/SMK terdapat 2 fase, yaitu fase E (kelas 10) dan fase F (kelas 11-
12).
11. Capaian Layanan
Capaian Pembelajaran PAUD, SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, dan SMALB
pada program Sekolah Penggerak
Capaian Layanan BK SMP halaman 432-438
Capaian Layanan BK SMA/SMK halaman 439-449
12. Capaian Layanan SMP
• Lingkup Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP mencakup 4
(empat) bidang layanan.
• Empat bidang layanan tersebut mencakup 10 (sepuluh) aspek
perkembangan yang dikembangkan dari tugas perkembangan peserta
didik fase D (kelas 7, 8 dan 9).
• Layanan Bimbingan dan Konseling diberikan untuk optimalisasi
pencapaian tugas perkembangan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dalam rangka memandirikan peserta didik menyongsong abad 21 dalam
konteks Indonesia.
13. Capaian Layanan SMA/SMK
• Empat bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup 11
(sebelas) aspek perkembangan yang dikembangkan dari tugas
perkembangan peserta didik fase E (kelas 10) dan fase F (kelas 11-
12).
• Layanan Bimbingan dan Konseling pada jenjang SMA/SMK berfokus
pada lulusan yakni melanjutkan pendidikan, bekerja, ataupun
berwirausaha.
14. Asesmen
Asesmen bila dikaitkan dengan bimbingan dan konseling adalah suatu
metode sistematis yang dilakukan oleh guru BK untuk memahami
karakteristik, lingkungan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
konseli melalui berbagai teknik seperti tes dan non tes (observasi, skala
penilaian,wawancara, catatan, dan teknik non tes lain sehingga guru BK
memperoleh informasi secara mendalam mengenai konseli yang
dilayani.
15. Tujuan Asesmen dan Analisis Kebutuhan
Asesmen dan analisis kebutuhan merupakan proses mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data atau informasi tentang
peserta didik dan lingkungannya, serta mendapat gambaran berbagai
kondisi individu sebagai dasar penyusunan perencanaan program
layanan bimbingan dan konseling.
16. Fungsi Asesmen
1. Sebagai salah satu sarana yang digunakan dalam membuat diagnosis psikologis.
2. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya serta
sebagai dasar mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara
optimal.
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan
tersebut.
4. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya.
5. Hasil asesmen sebagai dasar untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya.
6. Sebagai dasar perencanaan dan evaluasi program.
17. Prinsip-Prinsip Asesmen
1. Sesuai dengan norma masyarakat
Prinsip ini berkaitan erat dengan filsafat dan tata nilai hidup yang berlaku di masyarakat. Setiap
tahapan asesmen yang dilakukan jangan sampai bertentangan dengan filsafat hidup dan tata
nilai yang berlaku di masyarakat.
2. Keterpaduan
Perencanaan asesmen sudah ditetapkan pada saat perencanaan program, sehingga antara jenis
instrumen asesmen dan tujuan pelayanan, alat pelayanan tersusun dalam satu pola
keterpaduan yang harmonis.
3. Realistis
Asesmen memiliki batasan atau indikator-indikator yang jelas, operasional, dan dapat diukur.
4. Tester yang terlatih
Orang yang melakukan atau mengelola suatu program asesmen harus memiliki kualifikasi yang
dibutuhkan.
18. Prinsip-Prinsip Asesmen
5. Keterlibatan peserta didik
Pelaksanaan asesmen oleh guru BK/konselor merupakan upaya dalam memenuhi tuntutan atau kebutuhan
peserta didik akan layanan bimbingan dan konseling.
6. Pedagogis
Asesmen dan hasilnya dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
7. Akuntabilitas
Keberhasilan proses pelayanan bimbingan dan konseling perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait
dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban misalnya orangtua siswa, masyarakat, calon
pemakai lulusan, sekolah, dan pemerintah.
8. Teknik asesmen yang bervariasi dan komprehensif
Asesmen menggunakan berbagai teknik dan sifatnya komprehensif.
9. Tindak lanjut
Hasil asesmen harus dapat ditafsirkan sehingga konselor dapat memahami kemampuan dan permasalahan
setiap peserta didik sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan program pelayanan bimbingan dan
konseling.
19. Prosedur Asesmen
1. Mengidentifikasi masalah
2. Memilih dan mengimplementasikan metode asesmen
3. Mengevaluasi informasi asesmen
4. Laporan hasil asesmen dan pembuatan rekomendasi
20. Bentuk-bentuk Asesmen
Non Tes
● Paling banyak digunakan oleh guru pembimbing.
● Prosedur pembuatan dan penggunaannya relatif lebih sederhana dan mudah disusun.
● Jenis-jenis pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, Daftar Cek Masalah, sosiometri, Alat
Ungkap Masalah Umum, Alat Ungkap Masalah PTSDL, Inventori Tugas Perkembangan,, dan lain-lain.
Tes
● Merupakan suatu pengukuran terhadap suatu sampel tingkah laku yang obyektif dan terstandar.
● Jenis-jenisnya: tes kecerdasan, tes bakat, tes minat, tes kemampuan kerja, tes kepribadian, tes
kematangan sosial, dan lain-lain.
● Penggunaan asesmen tes memerlukan kompetensi dan syarat tertentu.
21. Prosedur Pengadministrasian Asesmen
1. Tahap persiapan. Guru BK menyiapkan instrumen yang akan digunakan,
baik itu instrumen baru, maupun menggunakan instrumen yang sudah
ada (seperti: Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD), Daftar Cek
Masalah (DCM), Inventori Tugas Perkembangan (ITP), dll)
2. Tahap pelaksanaan/implementasi. Guru BK harus benar-benar
memahami cara penyebaran angket atau instrumen yang digunakan
sesuai dengan panduan. Memperhatikan kelengkapan jawaban serta
kelengkapan biodata peserta didik.
3. Tahap analisis hasil. Pada tahap ini, guru BK melakukan skoring, analisis
dan interpretasi, serta menarik kesimpulan dari hasil yang didapatkan.
22. Pemanfaatan Hasil Asesmen
1. Asesmen digunakan sebagai dasar untuk membuat kebijakan
dalam bidang pendidikan.
2. Asesmen digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan
mengenai kurikulum dan program sekolah.
3. Asesmen digunakan sebagai dasar untuk menentukan
keputusan mengenai siswa baik dari segi pembelajaran maupun
keputusan karir.
23. Pada pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling, asesmen kebutuhan sangat dibutuhkan
sebelum penyusunan program dan perangkat
layanan bimbingan dan konseling lainnya.
24. Asesmen Kebutuhan untuk SMP
• Asesmen yang akan dilaksanakan perlu dikembangkan berdasarkan
capaian layanan (CL) bimbingan dan konseling.
• Untuk jenjang SMP berfokus pada upaya mewujudkan peserta
didik/konseli yang memiliki psychological well-being, Profil Pelajar
Pancasila, dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
25.
26. Asesmen Kebutuhan untuk SMA/SMK
Tidak ada peminatan di kelas X karena:
a. peserta didik perlu menguatkan kembali kompetensi dasar/fondasi sebelum mereka
mengambil keputusan tentang arah minat dan bakat akademik yang ingin mereka kembangkan
b. keputusan untuk menentukan pilihan akademik sebaiknya dilakukan saat peserta didik sudah
lebih matang secara psikologis, ketika mereka sudah di SMA/SMK, bukan di SMP
c. peserta didik dapat menggunakan 1 tahun masa belajar di SMA/SMK untuk mengenal pilihan-
pilihan yang disediakan satuan pendidikan tersebut, sebelum mengambil keputusan terkait
pelajaran yang ingin mereka dalami
d. memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta didik untuk berdiskusi dengan orang
tua/wali dan guru Bimbingan Konseling tentang minat dan bakatnya serta rencana masa
depan.
27. Asesmen Kebutuhan untuk SMA/SMK
• Tidak ada penjurusan di jenjang SMA/SMK, peserta didik akan memilih
mata pelajaran kelompok pilihan di Kelas XI dan XII sesuai minat dan
bakatnya dengan panduan guru Bimbingan Konseling.
• Untuk jenjang SMA/SMK, tidak ada jam pelajaran khusus Bimbingan
Konseling di kelas. Namun guru Bimbingan Konseling memegang peranan
penting dalam memimpin proses penelusuran minat dan bakat peserta
didik melalui asesmen kebutuhan bersama dengan wali kelas dan atau
guru lain, serta berdiskusi dengan setiap individu peserta didik dan orang
tua/wali.
• Waktu pelaksanaan kegiatan ini ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
28.
29.
30.
31. Asesmen Diagnostik
• Asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan
dasar dan mengetahui kondisi awal peserta didik.
• Asesmen diagnostik ini bersifat non kognitif, untuk menggali hal-hal
sebagai berikut:
• Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi peserta didik
• Aktivitas peserta didik selama belajar di rumah
• Kondisi keluarga dan pergaulan peserta didik
• Gaya belajar, karakter, serta minat peserta didik
32. Asesmen Diagnostik
• Tahapan asesmen diagnostik adalah persiapan, pelaksanaan, dan
tindak lanjut.
• Contoh tahapan asesmen diagnostik terdapat pada slide
selanjutnya.
33.
34. Strategi Asesmen Diagnostik
Strategi tanya jawab dalam asesmen diagnostik, antara lain:
• Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
• Menyertai acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu peserta
didik menemukan jawabannya
• Memberikan waktu berpikir kepada peserta didik menemukan
jawabannya
• Saat peserta didik menjawab pertanyaan:
○ Berikan penguatan
○ Berikan pertanyaan lanjutan untuk menggali lebih dalam
○ Mengembalikan fokus jika jawaban mulai menyimpang
35. Strategi Asesmen Diagnostik
• Saat peserta didik balik bertanya:
○ Langsung menjawab pertanyaan peserta didik
○ Membantu peserta didik untuk dapat menjawab pertanyaannya sendiri
• Saat peserta didik menjawab pertanyaan:
○ Mencoba mengarahkan kembali pertanyaan
○ Memparafrasekan pertanyaan agar lebih mudah
○ dipahami
○ Menunggu beberapa saat
36. Analisis Kebutuhan
• Ketika guru bimbingan dan konseling memberikan layanan Bimbingan dan
Konseling maka analisis kebutuhan disusun berdasarkan hasil asesmen
kebutuhan, Capaian Layanan Bimbingan, dan Konseling.
• Asesmen dan analisis kebutuhan merupakan proses mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta
didik dan lingkungannya.
• Hal ini untuk mendapat gambaran berbagai kondisi individu sebagai dasar
penyusunan perencanaan program layanan Bimbingan dan Konseling. Analisis
kebutuhan dapat juga bersumber dari asumsi-asumsi teoritis tentang
perkembangan individu berikut resiko yang menyertainya (hazard).
37. Analisis Kebutuhan
• Asesmen diagnostik tentang gaya belajar peserta didik diperlukan oleh Guru
Bimbingan dan Konseling dapat memberikan data awal kepada guru mata
pelajaran sehingga guru mata pelajaran dapat menentukan strategi dalam
perencanaan pembelajaran.
• Pembelajaran di sekolah yang menerapkan pembelajaran dengan capaian
pembelajaran dengan pendekatan differentiated learning dan Teaching at the
Right Level (TaRL), perlu mempertimbangkan karakteristik dan gaya belajar
peserta didik.
• Hasil Survei Karakter dalam Laporan Potret Mutu Pendidikan di sekolah juga
dapat dijadikan bahan untuk refleksi diri yang dapat digunakan dalam
merencanakan Program Layanan Bimbingan dan Konseling.
39. Diskusikan di Dalam Kelompok
• gambaran kondisi dan kebutuhan siswa di sekolah tersebut.
• asesmen yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan siswa beserta alasannya,
• strategi pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil
dari asesmen yang dipilih.
40. Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum
Memilih atau Menyusun Asesmen Murid
• visi dan misi sekolah,
• latar belakang murid,
• kondisi murid di setiap kelas/jenjang,
• kejelasan tujuan yang akan dicapai,
• kejelasan aspek yang akan diukur.
42. Refleksi dengan Metode Kaizen
• Setelah memahami asesmen siswa dalam layanan
bimbingan dan konseling, saya menyadari bahwa …
• Setelah memahami asesmen siswa dalam layanan
bimbingan dan konseling, saya akan …
43. Refleksi dengan Model 321
• 3 (tiga) hal yang telah aku kuasai adalah …
• 2 (dua) hal yang masih perlu aku tingkatkan adalah …
• 1 (satu) strategi yang akan aku pilih dalam memperbaiki
keadaan adalah …
45. Kasus
Dalam satu kelas X terdapat 30 orang murid yang terdiri dari 10 siswa laki-
laki dan 20 orang murid perempuan yang berasal dari berbagai latar
belakang budaya, sosial, dan ekonomi.
Saat menyusun program layanan bimbingan konseling, dibutuhkan pemetaan
profil murid. Melihat kasus tersebut, instrumen apa yang Bapak dan Ibu akan
gunakan?
Silakan Bapak dan Ibu menyusun strategi asesmen sesuai dengan kasus
tersebut.
47. Elaborasi Pemahaman
• Hal baik apa yang sudah Anda lakukan dalam menyusun asesmen dalam
bimbingan dan konseling?
• Apa tantangan dalam menyusun asesmen dalam bimbingan dan
konseling?
• Apa pembelajaran yang didapatkan saat menyusun instrumen asesmen
dalam bimbingan dan konseling?
• Apa tips dalam menyusun asesmen dalam bimbingan dan konseling?
• Apa yang bisa Bapak/Ibu lakukan agar asesmen yang telah disusun dapat
dipergunakan di sekolah masing-masing?
49. (Rencana) Aksi Nyata
Bapak dan Ibu, silakan membuat rencana terkait asesmen yang
dibutuhkan oleh sekolah dan murid pada tahap awal (misalnya 3 bulan
ke depan) untuk mendukung implementasi kurikulum Merdeka dalam
mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Berikan alasan mengapa asesmen tersebut diperlukan dalam tahap
awal implementasi kurikulum Merdeka.