SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
WAJAH KOPERASI TANI DAN NELAYAN DI INDONESIA : SEBUAH TINJAUAN KRITIS
Meskipun koperasi pertanian pernah menjadi model pengembangan pada tahun1960an
hingga awal tujuh puluhan, namun pada dasarnya koperasi pertanian di Indonesiadiperkenalkan
sebagai bagian dari dukungan terhadap sektor pertanian. Sejak dahulusektor pertanian di Indonesia
selalu didekati dengan pembagian atas dasar sub-sektorseperti pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan dan perikanan. Carapengenalan dan penggerakan koperasi pada saat itu
mengikuti program pengembangankomoditas oleh pemerintah. Sehingga terlahir koperasi
pertanian, koperasi kopra,koperasi karet, koperasi nelayan dan lain-lain. Dua jenis koperasi yang
tumbuh daribawah dan jumlahnya terbatas ketika itu adalah koperasi peternakan sapi perah
dankoperasi tebu rakyat. Kedua-duanya mempunyai ciri yang sama yaitu menghadapipembeli
tunggal pabrik gula dan konsumen kota.
Pada sub sektor pertanian tanaman pangan yang pernah diberi nama “pertanian rakyat”
praktis menjadi instrumen untuk menggerakkan pembangunan pertanian, terutama untuk mencapai
swasembada beras. Tugas koperasi pertanian ketika itu adalah menyalurkan sarana produksi
pertanian terutama pupuk, membantu pemasaran yang kesemuanya berkaitan dengan program
pembangunan sektor pertanian dan “pengerakannya” kepada koperasi selalu apabila gagal
dilaksanakan sendiri atau langsung oleh pemerintah, contoh padi sentra, kredit BIMAS hingga
distribusi pupuk.
Koperasi pertanian yang digerakan melalui pengembangan kelompok tani setelah keluarnya
Inpres 18/1998 mempunyai jumlah yang besar, namun praktis belum memiliki basis bisnis yang kuat
dan mungkin sebagian sudah mulai tidak aktif lagi. Usaha mengembangkan koperasi baru di
kalangan tani dan nelayan selalu berakhir kurang menggembirakan. Mereka yang berhasil jumlah
terbatas dan belum dapat dikategorikan sebagai koperasi pertanian sebagai mana lazimnya koperasi
pertanian di dunia atau bahkan oleh KUD-khusus pertanian yang ada.
Posisi Pertanian : Kini dan Ke Depan
Posisi sektor pertanian sampai saat ini tetap merupakan penyedia lapangan kerja terbesar
dengan sumbangan terhadap pembentukan produksi nasional yang kurang dari 19%. Jika
dimasukkan keseluruhan kegiatan off form yang terkait dan sering dinyatakan sebagai sektor
agribisnis juga hanya mencakup 47%, sehingga dominasi pembentukan nilai tambah juga sudah
berkurang dibandingkan dengan sektor-sektor di luar pertanian. Isue peran pertanian sebagai
penyedia pangan, bentuk ketahanan pangan juga menurun derajat kepentingan nya.
Ditinjau dari unit usaha pertanian terdapat 23,76 juta unit atau 59% dari keseluruhan unit
usaha yang ada. Disektor pertanian hanya terdapat 23,76 juta usaha kecil dengan omset dibawah 1
miliar/tahun dimana sebagian terbesar dari usaha tersebut adalah usaha mikro dengan omset
dibawah Rp. 50 juta/thn.
Problematika sektor pertanian di Indonesia yang akan mempengaruhi corak pengembangan
koperasi pertanian dimasa depan adalah issue kesejahteraan petani, peningkatan produksi dalam
suasana desentralisasi dan perdagangan bebas. Bukti empiris di dunia Mengungkapkan bahwa
pertanian keluarga tidak mampu menopang kesejahteraan yang layak setara dengan sektor lainnya
dalam suasana perdagangan bebas. Thema ini menjadi penting untuk melihat arah kebijakan
pertanian dalam jangka menengah dan panjang, terutama penetapan pilihan sulit yang melilit sektor
pertanian akibat berbagai Rasionalisasi. Kelangsungan hidup koperasi pertanian dimasa lalu sangat
terkait politik reservasi tersebut, dan ke depan hal ini juga akan sangat menentukan.
Sketsa Koperasi Pertanian di Masa Depan
Perkembangan koperasi pertanian ke depan digambarkan sebagai “restrukturisasi” koperasi
yang ada dengan fokus pada basis penguatan ekonomi untuk mendukung pelayanan pertanian skala
kecil. Oleh karena itu konsentrasi ciri umum koperasi pertanian di masa depan adalah koperasi
kredit pedesaan, yang menekankan pada kegiatan jasa keuangan dan simpan pinjam sebagai ciri
umum. Pada saat ini saja hampir di semua KUD, unit simpan pinjam telah menjadi motor untuk
menjaga kelangsungan hidup Koperasi. Sementara kegiatan pengadaan sarana produksi dan
pemasaran hasil menjadi sangat selektif. Hal ini terkait dengan struktur pertanian dan pasar produk
pertanian yang semakin kompetitif, termasuk jasa pendukung pertanian (jasa penggilingan dan
pelayanan lainnya) yang membatasi insentif berkoperasi.

sumber: http://www.perhepi.org/images/stories/publikasi/warta/wajah_koperasi_tani.pdf

More Related Content

Similar to Wajah Koperasi Tani dan Nelayan di Indonesia

fungsi koprasi cara membuat koprasi
fungsi koprasi cara membuat koprasifungsi koprasi cara membuat koprasi
fungsi koprasi cara membuat koprasizahid_muhamad31
 
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)Lia Kristiana
 
Strategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdesStrategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdesTri Cahyono
 
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi PetaniGapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi PetaniSyahyuti Si-Buyuang
 
Strategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanStrategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanBBPP_Batu
 
Perkembangan Koperasi di Indonesia
Perkembangan Koperasi di IndonesiaPerkembangan Koperasi di Indonesia
Perkembangan Koperasi di Indonesiaanditaeka
 
Optimalisasi UU Desa Melalui penguatan BUMDes
Optimalisasi UU Desa Melalui penguatan BUMDesOptimalisasi UU Desa Melalui penguatan BUMDes
Optimalisasi UU Desa Melalui penguatan BUMDessyaffa rahmah
 
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTAInterlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTATri Cahyono
 
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA Repository Ipb
 
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...Ar Tinambunan
 
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxMANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxnelvameyriani1
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma Al-ma'arij
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
Essai tanoto
Essai tanotoEssai tanoto
Essai tanotoAlfarobby
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiasarianputra
 

Similar to Wajah Koperasi Tani dan Nelayan di Indonesia (20)

fungsi koprasi cara membuat koprasi
fungsi koprasi cara membuat koprasifungsi koprasi cara membuat koprasi
fungsi koprasi cara membuat koprasi
 
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
 
Strategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdesStrategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdes
 
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi PetaniGapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
Gapoktan sebagai aktor ekonomi Petani
 
Strategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanStrategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan Gapoktan
 
Perkembangan Koperasi di Indonesia
Perkembangan Koperasi di IndonesiaPerkembangan Koperasi di Indonesia
Perkembangan Koperasi di Indonesia
 
Optimalisasi UU Desa Melalui penguatan BUMDes
Optimalisasi UU Desa Melalui penguatan BUMDesOptimalisasi UU Desa Melalui penguatan BUMDes
Optimalisasi UU Desa Melalui penguatan BUMDes
 
1
11
1
 
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTAInterlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
Interlinkage LPPM dengan Kelembagaan Desa dalam ACFTA
 
Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)
Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)
Peranan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia (BAB 8)
 
Subsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian TerpaduSubsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian Terpadu
 
Revisi draft 1
Revisi draft 1Revisi draft 1
Revisi draft 1
 
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
 
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...
Pengembangan Agribisnis sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten ...
 
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxMANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Essai tanoto
Essai tanotoEssai tanoto
Essai tanoto
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesia
 

More from anditaeka

Sejarah Koperasi Dunia
Sejarah Koperasi DuniaSejarah Koperasi Dunia
Sejarah Koperasi Duniaanditaeka
 
Sejarah Koperasi di Indonesia
Sejarah Koperasi di IndonesiaSejarah Koperasi di Indonesia
Sejarah Koperasi di Indonesiaanditaeka
 
Perkembangan Koperasi di Pulau Jawa
Perkembangan Koperasi di Pulau JawaPerkembangan Koperasi di Pulau Jawa
Perkembangan Koperasi di Pulau Jawaanditaeka
 
Arti Lambang Koperasi Lama
Arti Lambang Koperasi LamaArti Lambang Koperasi Lama
Arti Lambang Koperasi Lamaanditaeka
 
Arti Lambang Koperasi Baru
Arti Lambang Koperasi BaruArti Lambang Koperasi Baru
Arti Lambang Koperasi Baruanditaeka
 
Ekonomi koperasi
Ekonomi koperasiEkonomi koperasi
Ekonomi koperasianditaeka
 

More from anditaeka (7)

Sejarah Koperasi Dunia
Sejarah Koperasi DuniaSejarah Koperasi Dunia
Sejarah Koperasi Dunia
 
Sejarah Koperasi di Indonesia
Sejarah Koperasi di IndonesiaSejarah Koperasi di Indonesia
Sejarah Koperasi di Indonesia
 
Perkembangan Koperasi di Pulau Jawa
Perkembangan Koperasi di Pulau JawaPerkembangan Koperasi di Pulau Jawa
Perkembangan Koperasi di Pulau Jawa
 
Arti Lambang Koperasi Lama
Arti Lambang Koperasi LamaArti Lambang Koperasi Lama
Arti Lambang Koperasi Lama
 
Arti Lambang Koperasi Baru
Arti Lambang Koperasi BaruArti Lambang Koperasi Baru
Arti Lambang Koperasi Baru
 
Ekonomi koperasi
Ekonomi koperasiEkonomi koperasi
Ekonomi koperasi
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 

Wajah Koperasi Tani dan Nelayan di Indonesia

  • 1. WAJAH KOPERASI TANI DAN NELAYAN DI INDONESIA : SEBUAH TINJAUAN KRITIS Meskipun koperasi pertanian pernah menjadi model pengembangan pada tahun1960an hingga awal tujuh puluhan, namun pada dasarnya koperasi pertanian di Indonesiadiperkenalkan sebagai bagian dari dukungan terhadap sektor pertanian. Sejak dahulusektor pertanian di Indonesia selalu didekati dengan pembagian atas dasar sub-sektorseperti pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Carapengenalan dan penggerakan koperasi pada saat itu mengikuti program pengembangankomoditas oleh pemerintah. Sehingga terlahir koperasi pertanian, koperasi kopra,koperasi karet, koperasi nelayan dan lain-lain. Dua jenis koperasi yang tumbuh daribawah dan jumlahnya terbatas ketika itu adalah koperasi peternakan sapi perah dankoperasi tebu rakyat. Kedua-duanya mempunyai ciri yang sama yaitu menghadapipembeli tunggal pabrik gula dan konsumen kota. Pada sub sektor pertanian tanaman pangan yang pernah diberi nama “pertanian rakyat” praktis menjadi instrumen untuk menggerakkan pembangunan pertanian, terutama untuk mencapai swasembada beras. Tugas koperasi pertanian ketika itu adalah menyalurkan sarana produksi pertanian terutama pupuk, membantu pemasaran yang kesemuanya berkaitan dengan program pembangunan sektor pertanian dan “pengerakannya” kepada koperasi selalu apabila gagal dilaksanakan sendiri atau langsung oleh pemerintah, contoh padi sentra, kredit BIMAS hingga distribusi pupuk. Koperasi pertanian yang digerakan melalui pengembangan kelompok tani setelah keluarnya Inpres 18/1998 mempunyai jumlah yang besar, namun praktis belum memiliki basis bisnis yang kuat dan mungkin sebagian sudah mulai tidak aktif lagi. Usaha mengembangkan koperasi baru di kalangan tani dan nelayan selalu berakhir kurang menggembirakan. Mereka yang berhasil jumlah terbatas dan belum dapat dikategorikan sebagai koperasi pertanian sebagai mana lazimnya koperasi pertanian di dunia atau bahkan oleh KUD-khusus pertanian yang ada. Posisi Pertanian : Kini dan Ke Depan Posisi sektor pertanian sampai saat ini tetap merupakan penyedia lapangan kerja terbesar dengan sumbangan terhadap pembentukan produksi nasional yang kurang dari 19%. Jika dimasukkan keseluruhan kegiatan off form yang terkait dan sering dinyatakan sebagai sektor agribisnis juga hanya mencakup 47%, sehingga dominasi pembentukan nilai tambah juga sudah berkurang dibandingkan dengan sektor-sektor di luar pertanian. Isue peran pertanian sebagai penyedia pangan, bentuk ketahanan pangan juga menurun derajat kepentingan nya. Ditinjau dari unit usaha pertanian terdapat 23,76 juta unit atau 59% dari keseluruhan unit usaha yang ada. Disektor pertanian hanya terdapat 23,76 juta usaha kecil dengan omset dibawah 1 miliar/tahun dimana sebagian terbesar dari usaha tersebut adalah usaha mikro dengan omset dibawah Rp. 50 juta/thn. Problematika sektor pertanian di Indonesia yang akan mempengaruhi corak pengembangan koperasi pertanian dimasa depan adalah issue kesejahteraan petani, peningkatan produksi dalam suasana desentralisasi dan perdagangan bebas. Bukti empiris di dunia Mengungkapkan bahwa pertanian keluarga tidak mampu menopang kesejahteraan yang layak setara dengan sektor lainnya
  • 2. dalam suasana perdagangan bebas. Thema ini menjadi penting untuk melihat arah kebijakan pertanian dalam jangka menengah dan panjang, terutama penetapan pilihan sulit yang melilit sektor pertanian akibat berbagai Rasionalisasi. Kelangsungan hidup koperasi pertanian dimasa lalu sangat terkait politik reservasi tersebut, dan ke depan hal ini juga akan sangat menentukan. Sketsa Koperasi Pertanian di Masa Depan Perkembangan koperasi pertanian ke depan digambarkan sebagai “restrukturisasi” koperasi yang ada dengan fokus pada basis penguatan ekonomi untuk mendukung pelayanan pertanian skala kecil. Oleh karena itu konsentrasi ciri umum koperasi pertanian di masa depan adalah koperasi kredit pedesaan, yang menekankan pada kegiatan jasa keuangan dan simpan pinjam sebagai ciri umum. Pada saat ini saja hampir di semua KUD, unit simpan pinjam telah menjadi motor untuk menjaga kelangsungan hidup Koperasi. Sementara kegiatan pengadaan sarana produksi dan pemasaran hasil menjadi sangat selektif. Hal ini terkait dengan struktur pertanian dan pasar produk pertanian yang semakin kompetitif, termasuk jasa pendukung pertanian (jasa penggilingan dan pelayanan lainnya) yang membatasi insentif berkoperasi. sumber: http://www.perhepi.org/images/stories/publikasi/warta/wajah_koperasi_tani.pdf