Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
PANGANORGANIK
1. Edisi 49: Mei - Juli 2022
Daftar Isi
Tajuk Utama
- Memutus Panjangnya Rantai
Distribusi dengan Marketplace 2
- Kesadaran Konsumen Akan Bahan
Pangan Sehat Pacu Geliat Pertanian
Organik 3
- Harapkan Dukungan dalam Upaya
Implementasi Pertanian Organik 4
Advokasi
- Pesan Aktivis ke Partisipan W20
Summit di Parapat: ‘Perempuan
Sumatra Utara Lawan Deforestasi’ 5
Pertanian
- Transformasi Petani Menjangkau
Pasar 6
Kesehatan Alternatif
- Daun Betadine untuk Kesehatan
Keluarga 7
Profil
- Jangan Kita Bergantung Pada Toko
Pupuk 8
1
Edisi 49 / Mei - Juli 2022
Untuk Kalangan Terbatas
bitranet
newsletter
Pengguna internet di Indonesia terus bertumbuh dari tahun ke tahun.
Pertumbuhan ini sangat fantastis, sebelum pandemi angkanya hanya 175
juta. Sedangkan data terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII), tahun 2022 pengguna internet di Indonesia mencapai sekitar 210
juta (sumber: CNBCIndonesia.com, Juni 2022). Artinya ada penambahan
sekitar 35 juta pengguna internet di Indonesia.
Penggunaan internet yang makin marak, memacu pergeseran cepat
pola pemasaran di seluruh aspek industri bisnis dunia termasuk juga di
negeri kita tercinta. Pemasaran menggunakan kekuatan internet, yang lebih
popular disebut “e-Marketing” menjadi cara baru para pemasar yang jeli
melihat paradigma pemasaran yang baru ini.
Pengguna internet di Indonesia yang mencapai 77 persen penduduk
Indonesiasaatini,merupakanpangsapasaronlineyangpatutdiperhitungkan.
Baik oleh komunitas perorangan, UMKM, pengusaha menengah maupun
Enterprise. Melalui e-Marketing, perusahaan lokal dan kecil, dengan sumber
daya yang terbatas, dapat melakukan pemasaran nasional bahkan global dan
menjadi besar.
Pada Januari 2022, Bank Indonesia mencatat nilai transaksi e-Marketing
melalui e-commerce saja mencapai Rp 35,8 triliun dengan volume transaksi
mencapai 261,5 juta transaksi (sumber: money.kompas.com, April 2022).
Kedepan transaksi e-commerce akan terus mengalami pertumbuhan, selain
karena perubahan pola konsumsi dari yang semula bergantung kepada toko
fisik,kiniberalihkeplatformdigital.Yangtadinyatidakpernahbelanja online
saat ini mulai belanja online. Dan sekali mendapat customer experience,
bertumpuk-tumpuk menjadi behaviour.
Meniru jejak beberapa perusahaan besar di AS, Eropa, dan Cina yang
telah mengubah strategi pemasaran mereka dari media tradisional ke media
online. Berbagai merek produk terkemuka dunia juga sudah memutuskan
untuk memanfaatkan internet secara jauh lebih serius.
Strategi memanfaatkan paradigma online menjadi kekuatan dalam
pemasaran. Beberapa metode penting seperti e-Mail Marketing, Banner
Advertising, SEO (Search Engine Optimization) dan beberapa metode
e-Marketing lainnya baiknya dikuasi secara detail dan runut. Agar benar-
benar mampu melakukan praktik tentang cara menerapkan konsep
e-Marketing sehingga kedepan insan usahawan di negeri ini semakin
mendunia. (red)
Era Digital “e-Marketing” Jadi Cara Baru Para Pemasaran
HIV/AIDS Jauhi Penyakitnya,
Bukan Orangnya
Edisi 49: Mei - Juli 2022
2. Edisi 49: Mei - Juli 2022
2
Tajuk Utama
Jurnalis BITRANET dalam melaksanakan
tugasnya tidak dibenarkan menerima
amplop atau imbalan apapun. Bagi
masyarakat yang melihat dan dirugikan,
silakan menghubungi redaksi dan
menggunakan hak jawabnya.
Memutus Panjangnya Rantai Distribusi dengan Marketplace
Selain cuaca, faktor penyebab
meningkatnya harga-harga perta-
nian adalah rantai distribusi pro-
duk pertanian. Mengapa demikian?
Karena produk tidak langsung di-
kirim dari petani ke konsumen,
melainkan melalui proses panjang
dan melewati banyak tangan, yakni
tengkulak. Sudah menjadi rahasia
umum bahwa para tengkulak me-
mungut profit tinggi dari proses
distribusi ini. Akibatnya, harga jual
oleh petani yang hanya seberapa
bisa berlipat ganda ketika sampai di
tangan konsumen.
Oleh karena itu, diper-
lukan sistem satu arah yang
menghubungkan petani langsung
ke konsumennya.
Pemerintah pun mendukung
penuh hal tersebut dengan mere-
smikan sistem pemasaran produk
pertanian dengan cara online. Pre-
siden Joko Widodo mengungkap-
kan bahwa pengembangan sarana
dan prasarana teknologi informasi
ini dilakukan untuk memangkas
rantai distribusi hasil produksi dari
petani kepada konsumen.
Dimasa pandemi covid-19 yang
melanda dunia maupun wilayah In-
donesia, membuat petani yang su-
dah terbiasa menjual produk hasil
panennya secara langsung menjadi
kesulitan dalam menjual produknya
hal ini diakibatkan oleh pemberla-
kuan pembatasan (dengan berbagai
nama) yang dilakukan oleh peme-
rintah untuk menekan penambahan
angka positif covid-19 agar cepat
berkurang.
Pembatasan yang dilakukan
berpengaruh terhadap pemasaran
produk pertanian dari para petani
yang sudah terbiasa menjual produ-
knya secara langsung kepasar, na-
mun selama masa pembatasan pa-
sar dan tempat keramaian ditutup
sementara oleh pemerintah agar
masyarakat tetap berada dirumah.
Dari pengalaman para petani
tersebut, cara yang dilakukan peta-
ni untuk memasarkan produk per-
tanian yang mereka produksi, agar
produknya dapat dikenal dan dijual
kepada masyarakat yaitu melalui
e-marketing dengan menggunakan
Marketplace, Website, atau Media
sosial
Pada pemasaran produk secara
online atau e-marketing, masyara-
kat diberi kemudahan dalam men-
dapatkan produk pertanian dari
para petani, karena tidak perlu ke-
luar rumah untuk mendapatkan
produk pangan dan holtikultural
karena produk dapat dipesan seca-
ra online dan akan langsung dikirim
oleh penjual kepada alamat peme-
san sayuran dan bahan pangan. Ke-
mudian produk tersebut memiliki
tingkat kehigienisan yang tinggi,
karena produk yang dikirim akan
dikemas dengan standart yang akan
membuat produk akan aman dari
kontaminasi bakteri serta tingkat
kesegaran yang akan terjaga.
Namun dari kelebihan tersebut
terdapat kekurangan dari membeli
produksecaraonlineyaituharganya
relatif lebih tinggi dari harga pasa-
ran, itu diakibatkan produk yang
dijual terlebih dahulu dikemas dan
dicek kesehatannya secara seksama
agar produk yang dikirim nantinya
tidak rusak pada saat distribusi ba-
rang dari produsen kepada konsu-
men. Kemudian yang kedua adalah
harga produk bersifat tetap dan ti-
dak bisa untuk dilakukan negosiasi
harga produk sehingga harganya
dapat disesuaikan dengan jumlah
dana yang dimiliki oleh konsumen.
Meski demikian harapan
dengan adanya marketplace seba-
gai lapak bagi bermacam-macam
hasil pertanian ini adalah dapat
menghilangkan middle man atau
tengkulak. Dengan memutus rantai
distribusi yang panjang tersebut,
tentu harga produk pertanian akan
turun. Marketplace tersebut juga
membantu petani agar lebih man-
diri, sehingga dapat bertransaksi
langsung dengan konsumennya.
Selain itu, sistem jual beli hasil tani
online juga dapat meningkatkan
penghasilan petani hingga 15-20%.
(hf)
Penerbit: Yayasan BITRA
Indonesia Medan
Pimpinan Umum: Rusdiana
Pimpinan Redaksi: M. Ikhsan
Dewan Redaksi: Iswan Kaputra,
Aprianta. T. Reporter: Erika
Rosmawati, Berliana, Hawari, Q.
Azam, Misdi, Sudarmanto.
Fotografer: Anto Ungsi, Icen
Manajemen Pelaksana: H. Fachri
Sirkulasi: Ade, Budi.
Redaksi: Jl. Bahagia By Pass
No. 11/35 Medan - 20218
Telepon: 061-787 6408
Email: bitraindo@gmail.com
3. Edisi 49: Mei - Juli 2022 3
Kesadaran konsumen dibu-
tuhkan untuk memacu geliat perta-
nian organik. Di Sumut, kelompok
tani membatasi produksi padi or-
ganik karena penyerapan di pasar
stagnan. Edukasi pangan sehat bu-
tuh terus dilakukan.
Kelompok-kelompok tani or-
ganik menjajakan produk-pro-
duknya dalam seminar bertajuk
Menuju Kebijakan dan Inovasi Pan-
gan Sehat Berkeadilan bagi Petani
di Medan, Sumatera Utara, Selasa
(28/6/2022).
Gerakan konsumen dibutuhkan
untuk memacu geliat pertanian or-
ganik. Di Sumatera Utara, sejumlah
kelompok tani membatasi produk-
si padi organik karena penyerapan
pasar yang stagnan. Edukasi untuk
menciptakan kesadaran konsumen
atas bahan pangan sehat mesti terus
dilakukan.
”Di beberapa negara maju, ge-
rakan pertanian organik justru
dimulai dari konsumen. Karena
semakin banyak konsumen yang sa-
dar akan kebutuhan pangan sehat,
pertanian organik pun berkem-
bang,” kata Duta Organik Indonesia
Soekirman dalam seminar bertajuk
”Menuju Kebijakan dan Inovasi Pan-
gan Sehat Berkeadilan bagi Petani”
di Kota Medan, Sumatera Utara, Se-
lasa (28/6/2022).
Dalam seminar yang diseleng-
garakan Yayasan Bina Keterampi-
lan Pedesaan Indonesia (Bitra) itu
hadir juga Kepala Bidang Keterse-
diaan dan Distribusi Pangan Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan
Pemerintah Provinsi Sumut Nurhai-
da Pohan, Direktur Pelaksana Bitra
Rusdiana, serta sejumlah kelompok
tani organik dari sejumlah daerah di
Sumut.
Soekirman, yang juga mantan
Bupati Serdang Bedagai itu, menye-
butkan, gerakan-gerakan konsumen
sebenarnya sudah mulai muncul di
Sumut, tetapi belum cukup besar.
Sejumlah komunitas membentuk
kelompok untuk mempermudah
pemesanan produk organik dari
kelompok tani. Mereka, misalnya,
memesan 300 butir telur dan 1 ton
beras organik per bulan untuk ko-
munitasnya.
Dengan begitu, kelompok tani
organik pun akhirnya bisa menyia-
pkan produksi hingga pemasaran
lebih baik serta terencana. Gerakan
konsumen ini harus ditumbuhkan
dengan mengedukasi masyarakat
agar semakin banyak yang sadar
akan kebutuhan pangan sehat.
”Selama ini, kita hanya berfokus
melihat masalah pertanian organik
dari menanam sampai panen sehin-
gga masalah pengemasan hingga pe-
masaran tidak menjadi perhatian,”
kata Soekirman.
Ketua Penjamin Mutu Organik
Kabupaten Serdang Bedagai Jumino
mengatakan, saat ini kelompok tani
mitra mereka di Serdang Bedagai
menghasilkan sekitar 8 ton beras
organik setiap panen. ”Kemampuan
kami meningkatkan produksi sebe-
narnya cukup besar, tetapi permin-
taan pasar stagnan, hanya sekitar 8
ton,” ucap Jumino.
Jumino mengatakan, dari segi
penghasilan, petani lebih untung
menanam padi organik karena har-
ganya lebih tinggi. Produksinya juga
bisa ditingkatkan dibandingkan den-
gan pertanian berbasis pupuk kimia.
Harga beras organik di Sumut,
misalnya, sekitar Rp 15.000 per kilo-
gram. ”Harga itu sebenarnya masih
cukup murah dan konsumen punya
daya beli hingga Rp 20.000 per kilo-
gram,” kata Jumino.
Menurut Jumino, petani yang
menjual gabah basah pun bisa men-
dapat selisih Rp 1.000 per kilogram
dibandingkan dengan harga padi
non-organik atau lebih mahal 20-30
persen dari padi nonorganik yang
berkisar Rp 3.500–Rp 4.500 per ki-
logram. Pertanian organik pun bisa
memberi kesejahteraan lebih baik
bagi petani. Apalagi, harga pupuk ki-
mia saat ini sedang melonjak tinggi
dan sulit didapat.
Hortikultura
Di Sumut, pertanian organik
sayur-sayuran pun semakin dimi-
nati pasar dengan harga yang cukup
baik. Kelompok-kelompok tani orga-
nik terus dibentuk untuk memenuhi
permintaan.
Ketua Kelompok Tani Perem-
puan Horas Jaya Riama Simanjun-
tak, dari Desa Panombeian, Kecama-
tan Panombeian Panei, Kabupaten
Simalungun, mengatakan, sudah
dua tahun terakhir membentuk
kelompok untuk menanam sayur-
sayuran organik. Anggota kelompok
sekitar 25 perempuan. ”Kendala uta-
ma yang dihadapi memenuhi kebu-
tuhan kotoran ternak untuk pupuk,”
kata Riama.
Dia mengatakan, harga produk
sayur organik cukup menjanjikan
dan bisa sampai tiga kali lipat har-
ga sayur non-organik. Ia mencon-
tohkan, harga kacang panjang kini
sekitar Rp 2.000 per kilogram, se-
dangkan kelompok mereka bisa
menjual hingga Rp 6.000 per kilo-
gram. Semua hasil mereka selalu
terserap konsumen.
Sumber: https://www.kompas.id/
baca/nusantara/2022/06/28/ge-
rakan-konsumen-dibutuhkan-untuk-
meningkatkan-pertanian-organik
Kesadaran Konsumen Akan Bahan Pangan Sehat Pacu Geliat Pertanian Organik
Tajuk Utama
4. Edisi 49: Mei - Juli 2022
4
Tajuk Utama
Yayasan BITRA (Bina Kete-
rampilan Pedesaan) Indonesia
menyelenggarakan Seminar dan
Expo Pangan Sehat Sumatera Utara
2022. Seminar ini bertajuk Menuju
Kebijakan dan Inovasi Pangan Sehat
Berkeadilan bagi Petani yang dia-
dakan di Hotel Grand Kanaya Me-
dan pada Selasa, (28/06/2022).
Acara ini mengajak masyarakat,
para petani, dan terutama pemerin-
tahselakupembuatkebijakanuntuk
mendukung terlaksananya perta-
nian organik di Indonesia. Kegiatan
pertanian Indonesia saat ini masih
didominasi dengan sistem konven-
sional. Berbagai upaya dilakukan
oleh BITRA untuk mendukung pe-
ralihan sistem demi menciptakan
masyarakat petani yang lebih sejah-
tera dan aman dari dampak buruk
bahan kimia.
Hambatan yang terjadi di lapan-
gan salah satunya karena kurang
dukungan dalam hal kebijakan dari
level desa maupun provinsi, permo-
dalan, serta sarana dan prasarana
dari pihak pemerintah kepada peta-
ni organik. Hal ini berbeda dengan
petani konvensional yang sudah
mendapat dukungan penuh dari
pemerintah.
“Kalau petani organik itu tidak
didukung seperti petani konven-
sional mereka pelan-pelan akan
tenggelam. Jadi, bagi pemerintah
daerah, ya, harusnya memang se-
mua pelaku pertanian organik di
daerah manapun menurut saya be-
tul-betul harus didukung dan dilin-
dungi. Juga sarana prasarannya, di-
sediakan, supaya mereka juga bisa
berjalan cepat perkembangannya
seperti petani konvensional. Kalau
petani konvensional, kan pupuk di-
sediakan, obat-obatan disediakan,
kebijakannya diterbitkan, dilindun-
gi, petani organik belum ada,” jelas
Rusdiana selaku Direktur Pelaksana
Yayasan BITRA Indonesia Medan.
Rusdiana mengutip ucapan
dari salah satu narasumber yaitu
Ir. Soekirman, yang mengatakan
bahwa di negara lain gerakan perta-
nian organik ini datang dari masya-
rakat. Masyarakat selaku konsu-
men dengan memulai gaya hidup
mengonsumsi produk organik su-
paya petani organik dapat berkem-
bang dan sejahtera seperti petani
konvensional.
“Gerakan menyadarkan konsu-
men mengonsumsi bahan organik
itu penting. Mulailah kampanye itu
dari keluarga kita,” tambah Rusdia-
na.
Selain BITRA, Apni Naibaho se-
laku Duta Petani Muda 2016, anggo-
ta Aliansi Organis Indonesia (AOI),
juga pendiri Siantar Sehat (Sise),
Harapkan Dukungan dalam Upaya Implementasi Pertanian Organik
sebuah kelompok usaha sayuran
organik dari Pematangsiantar turut
meramaikan acara dengan mema-
merkan produk organik mereka.
Apni yang merupakan lulusan ju-
rusan Ekonomi memilih fokus pada
bidang pertanian dan mengikuti
kursus pertanian organik di Sentul,
Bogor.
Apni sebagai bagian dari masya-
rakat telah berupaya mengge-
rakkan petani organik di Pematang
Siantar. Namun, hal ini ternyata ti-
dak semudah yang ia bayangkan,
seperti di Pulau Jawa karena sulit-
nya mengubah mindset dari para
petani konvensional. Oleh karena
itu, selain dukungan pemerintah
dan masyarakat, dukungan dari
para petani untuk bertransisi juga
diperlukan.
“Saya sewa lahan di sekitar pe-
tani untuk mereka ikut dan saya
juga memberdayakan mereka un-
tuk bantu saya bekerja di lahan
saya, tapi caranya saya yang ajarin.
Nah, lama-lama kan mereka lihat
tapi ternyata gak ada yang terta-
rik. Mereka gak segampang itu mau
ngikutin walaupun udah lihat buk-
ti,” ungkap Apni.
Rangkaian kegiatan diisi den-
gan pemaparan materi oleh nara-
sumber yang beragam meliputi Ir.
Soekarmin selaku pembina Yayasan
Bitra Indonesia dan Ambasador Or-
ganik Indonesia, Dr. Ir. Nurhaedah
selaku perwakilan Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan Provinsi
Sumatera Utara, dan Riamah Siman-
jutak yang merupakan ketua ke-
lompok tani dan penggerak pangan
sehat asal Kabupaten Simalungun.
Selain pemaparan materi, acara
ini ditutup dengan pameran pro-
duk organik dari berbagai daerah,
kelompok usaha, serta lembaga di
Sumatra Utara.
Sumber:https://mediapijar.
com/2022/06/bersama-petani-bi-
tra-harapkan-dari-sektor-organik/
5. Edisi 49: Mei - Juli 2022 5
Sejumlah aktivis berbagai
organisasi yang fokus pada isu
Kawasan Danau Toba (KDT) mem-
bentangkan banner raksasa di
permukaan Danau Toba. banner
bertuliskan “Perempuan Sumatera
Utara (Sumut) Lawan Deforestasi”.
Banner tersebut dibentangkan un-
tuk menyampaikan pesan kepada
para partisipan W20 Summit yang
sedang berlangsung di Parapat,
Kabupaten Simalungun, Sumatra
Utara, Rabu (20/7/2022). Kegiatan
ini sendiri berlangsung 19-21 Juli
2022.
“Aksi ini adalah bentuk
penyampaian aspirasi kami bahwa
pertemuan W20 Summit yang
mengedepankan isu kesetaraan
dan diskriminasi gender, ekonomi
inklusif, perempuan marjinal dan
kesehatan, seharusnya juga berka-
ca pada apa yang terjadi di hutan
Sumut dan sekitarnya. Banyak
masyarakat adat khususnya perem-
puan adat dan pedesaan terpaksa
kehilangan ruang hidupnya akibat
perampasan tanah dan hutan yang
dilakukan perusahaan-perusahaan
besar, demi meraup keuntungan
semata,” Juru Kampanye Hutan
Greenpeace Indonesia, Sekar Ban-
jaran Aji dal keterangan tertulisnya
Rabu (20/7/2022)
Menurutnya, perempuan adat
di tanah Sumut dan hampir seluruh
wilayah Indonesia telah lama men-
jadi korban akibat ketimpangan
struktural dan pembangunan eks-
ploitatif yang tidak memperhatikan
aspek gender. Berbagai program
pembangunan telah menimbulkan
konflik sosial serta kehancuran
lingkungan hidup yang mengesam-
pingkan dan melanggar hak-hak
perempuan. Kelompok perempuan
adalah kelompok paling rentan
kehilangan sumber penghidupan
akibat kasus penghancuran hu-
tan dan perampasan lahan serta
seringkali mengalami kekerasan di
wilayah konflik agraria.
Aktivis Kelompok Studi dan
Pengembangan Prakarsa Masya-
rakat (KSPPM) Rocky Pasaribu me-
nambahkan, meski Presiden Jokowi
telah menyerahkan 4 SK Hutan
Adat di Danau Toba Februari 2022
lalu, namun belum menjawab per-
soalan masyarakat adat di Danau
Toba. Masih banyak konflik agraria
yang belum diselesaikan. Atas nama
pembangunan perampasan tanah
terus terjadi. Selain perampasan
tanah adat, kerusakan hutan dan
lingkungan juga tidak serius ditan-
gani.
Dijelaskan Rocky, kehadiran
dua perusahaan besar seperti PT
TPL dan PT DPM di KDT juga ikut
merenggut hak-hak perempuan
pedesaan di wilayah Toba dan
menghancurkan hutan kemenyan.
Kerusakan lingkungan hidup yang
terjadi menyebabkan krisis iklim
yang menyulitkan para petani un-
tuk menentukan musim tanam.
Para petani, kata Rocky, seringka-
li mengalami gagal panen akibat
buruknya cuaca yang tidak dapat
diprediksi.
Kemudian pada pertengahan
2020, datang ancaman baru sei-
ring lahirnya proyek pangan skala
besar atau food estate. Proyek
yang digadang-gadang sebagai
program ketahanan pangan untuk
menangani krisis pangan di masa
yang akan datang, nyatanya malah
menghilangkan budaya, pengala-
man, dan pengetahuan perempuan
dalam corak pertanian lokal.
“Mereka harus berpatokan pada
sistem pasar yang ditentukan oleh
pemerintah dan korporasi besar.
Pesan Aktivis ke Partisipan W20 Summit di Parapat: ‘Perempuan Sumatra Utara Lawan Deforestasi’
Proyek ini, sama halnya dengan
proyek pertanian sebelumnya,
hanya akan melahirkan konflik
baru, industrialisasi pangan yang
mengenyampingkan masyarakat,
serta monopolisasi lahan-lahan
pertanian dengan skema yang tam-
pak baik di permukaan saja,” kata
Rocky.
Dijelaskan Rocky, negara anggo-
ta G20 yang merupakan forum eko-
nomi utama dunia dimana secara
kolektif mewakili dua per tiga atau
sekitar 65 persen penduduk dunia,
79 persen perdagangan global, dan
setidaknya 85 persen perekono-
mian dunia memiliki posisi strate-
gis bagi keberlanjutan lingkungan
hidup dan penanganan krisis iklim.
“Indonesia sebagai pemegang
Presidency G20 harus memastikan
ada kesepakatan yang harus dicapai
untuk mengedepankan model pem-
bangunan ekonomi yang berke-
lanjutan, dengan beralih ke energi
terbarukan yang berkeadilan dan
menghentikan kebijakan ekonomi
dan pembangunan yang berbasis
lahan yang mendorong deforesta-
si, merampas hak- hak masyarakat
adat dan petani serta hanya men-
guntungkan segelintir elit.
Adapun organisasi yang ter-
libat dalam aksi itu, yakni, KS-
PPM, Greenpeace, KPA, AKSI, RAN,
AMAN, BAKUMSU, BITRA, PDPK,
Petrasa, YAK, Yapidi.
Sumber://medanbisnisdaily.com/
Advokasi
6. Edisi 49: Mei - Juli 2022
6
Pertanian
Pertanian masa kini dan
masa depan, mau tidak mau harus
bertransformasi modern, salah sa-
tunya dengan sistem pemasaran
secara online sehingga bisa men-
jangkau pasar lebih luas lagi.
Di masa awal pandemi COVID
19, distribusi pangan dari daerah
produsen ke konsumen sangat te-
rasa terganggu. Pasar Induk di ko-
ta-kota besar berkurang pasokan-
nya karena distribusi terhambat
oleh pembatasan yang diterapkan
pemerintah demi menjaga keseha-
tan masyarakat. Sementara disisi
hulu, petani kesulitan untuk me-
masok kota besar, sehingga banyak
produk pertanian yang harusnya
dipasarkan ke kota rusak dan mem-
busuk.
Hal tersebut tentu menjadi ju-
rang pemisah antara produsen (pe-
tani di desa) dan konsumen (di kota
besar) kian terbuka lebar sehingga
merugikan kedua belah pihak seca-
ra ekonomi baik karena naiknya
harga produk pertanian karena
kelangkaan yang dialami masyarkat
di perkotaann, sedangkan dipede-
saan petani mengalami kerugian
karena modal yang telah dikeluar-
kan tidak menghasilkan bahkan hi-
lang karena produk pertanian yang
rusak.
Namun di era Internet of Think
(IOT) saat ini, seharusnya masyara-
kat cukup mengakses secara online
untuk order pangan langsung dari
petani, Poktan, Gapoktan, bahkan
Kelompok Wanita Tani. Sistem on-
line ini merupakan sistem dua arah
yang menghubungkan petani lang-
sung ke konsumennya. Pemasaran
hasil pertanian melalui online dapat
meningkatkan penjualan para peta-
ni, bahkan dengan menggunakan
internet, dapat memantau pemasa-
ran produk dengan menggunakan
website yang dibuat khusus sebagai
tempat bertransaksi.
Proses pembayarannya pun
cukup mudah, jika ada konsumen
berminat dengan produk/komo-
diti maka tinggal transfer uangnya
ke rekening produsen/petani. Ke-
mudian tinggal mengirim pesanan
ke alamat konsumen, bisnis yang
sangat praktis. Keuntungan yang
didapatkan dalam pemasaran ha-
sil pertanian melalui online dapat
menghemat biaya pemasaran.
Manfaat dari pemasaran onli-
ne ini juga memperluas jangkauan
pemasaran hasil pertanian Tidak
hanya dalam negeri saja, tetapi
pangsa pasar luar negeri pun bisa
dijangkau. Perkembangan pemasa-
ran hasil pertanian dapat dipantau
di rumah, kantor atau dari mana
saja. Tentunya menggunakan media
handphone, laptop atau komputer
rumah.Tidak seperti toko konven-
sional biasa dimana ada batasan
waktu untuk penjualan produknya.
Dengan internet, Toko online Anda
bisa online 24 jam dalam melaku-
kan pemasaran hasil pertanian.
Biaya yang dikeluarkan relatif
kecil tetapi keuntungan yang dida-
pat bisa berlipat. Termasuk, mem-
permudah dalam mendapatkan ko-
lega bisnis. Dengan semakin banyak
kolega maka pemasaran hasil per-
tanian akan lebih mudah dilakukan.
(hf)
Transformasi Petani Menjangkau Pasar
7. Edisi 49: Mei - Juli 2022 7
Kesehatan Alternatif
Daun betadine adalah daun
dengan banyak manfaat. Tanaman
betadine itu sendiri masih satu
keluarga dengan tanaman jarak,
karena daun dan batangnya men-
gandung getah alami yang sehat.
Bentuk daun betadine sangat unik
karena menyerupai daun pepaya,
tetapi ukuran daunnya jauh lebih
ramping. Nama daun ini juga berva-
riasi, mulai dari Balacai, jarak Cina.
Mengapa kita membutuhkan
daun ini? Manfaat daun Betadine
sangat beragam, terutama sebagai
daun obat untuk menyembuhkan
beberapa keluhan dibagian kulit.
Daun ini bukan daun yang layak
anda konsumsi, tetapi hanya seba-
gai obat luar yang mengembalikan
kesehatan kulit. Tidak hanya
daunnya, tetapi Anda juga harus
mengkombinasikannya dengan
getahnya agar manfaat kesehatan
yang Anda terima lebih efektif da-
lam mengatasi masalah kesehatan
kulit. Berikut adalah manfaat Daun
Betadine:
Obat Gatal
Khasiat daun betadine yang
utama adalah dapat membantu
meringankan rasa gatal. Banyak
orang mengalami gatal-gatal pada
kulit karena alergi. Inilah sebabnya
buh anda, terutama jaringan kulit.
Obat Luka Bakar Ringan
Luka bakar ringan yang tidak
terlalu serius bisa diatasi dengan
daun betadine. Daun betadine
berkhasiat membantu meregene-
rasi jaringan kulit yang terbakar
sehingga luka bakar dapat disem-
buhkan lebih cepat.
Mengatasi Sariawan
Getah dan daun betadine dapat
anda campurkan untuk mengoba-
ti sariawan. Dengan cara alami ini,
sariawan di mulut Anda tentu akan
jauh lebih menyakitkan, tetapi pro-
ses perawatannya akan jauh lebih
cepat.
Obat Herpes Kulit
Manfaat daun betadine sebagai
obat juga telah efektif dalam pengo-
batan herpes yang menyerang kulit.
Bagi Anda yang terinfeksi penyakit
ini, caranya mudah yaitu dengan
menghaluskan beberapa daun beta-
dine dan kemudian menggosoknya
pada kulit yang terkena herpes.
Menambah Kadar HB
Khasiat dan manfaat daun beta-
dine juga sangat efektif dalam me-
ningkatkan kadar HB. Hemoglobin
atau HB diharapkan normal dalam
tubuh, sehingga tubuh tidak lemah
dan kekurangan oksigen. Karena
fungsi HB adalah juga mengikat
oksigen. Orang dengan kekurangan
HB biasanya rentan terhadap ane-
mia, pusing, lemah dan pingsan.
Menghaluskan Kulit
Apakah Anda ingin memiliki
kulit yang halus? Cara efektif un-
tuk melakukan ini adalah dengan
mencoba khasiat dan manfaat daun
betadine. Memang daun herbal ini
akan membuat kulit benar-benar
lebih halus, lebih baik dari sebe-
lumnya. Hal ini akan memiliki efek
langsung, jadi jangan ragu untuk
mencobanya!. (hf)
Daun Betadine untuk Kesehatan Keluarga
mengapa banyak obat tradisional
menggunakan daun ini.
Mencegah Infeksi
Daun betadine yang satu ini
sangat efektif untuk menyem-
buhkan luka agar tidak menim-
bulkan infeksi yang merusak semua
bagian tubuh Anda.
Anti Kuman/ Membunuh Bakteri
Khasiat daun betadine juga
dapat membunuh dan menghilan-
gkan bakteri. Beberapa jenis bakte-
ri yang berkembang pada kulit anda
yang terluka dapat dengan mudah
dibunuh, sehingga kulit anda tidak
akan terinfeksi.
Membantu Pembekuan Darah
Khasiat daun betadine dapat
membantu tubuh memproses pem-
bekuan darah lebih cepat. Daun be-
tadine ini mengontrol aliran darah
yang datang ketika mimisan atau
cedera terjadi ketika jatuh atau
terkena sayatan benda tajam.
Obat Eksim
Manfaat Daun Betadine sebagai
obat yang bisa anda gunakan untuk
menyembuhkan eksim. Penyakit ini
adalah jenis penyakit yang sudah
cukup serius sangat menyerang tu-
8. Edisi 49: Mei - Juli 2022
Jangan Kita Bergantung Pada Toko Pupuk
Profil
Charles Bronson Samosir
namanya, ceria dan menyebarkan
semangat pada orang-orang disekitar
adalah kebiasan yang kerap kali pria
kelahiran Janggir Leto 18 Juni 1993
lakukan. Meski sebelumnya, charles
sempat terpuruk hingga hampir
putus asa dengan stigma negatif
yang kerap ditujukan kepadanya
karena kondisinya sebagai seorang
penyandang disabilitas. Walaupun
waktu-waktu keterpurukan telah
terlewati, ingatannya masih merekam
dengan jelas bagaimana insiden
belasan tahun lalu yang kini membuat
harus selalu menggunakan alat bantu
saat melangkah.
Namun Charles memiliki
prinsip bahwa kondisi fisik bukanlah
alasan baginya untuk menjadi tidak
bermanfaat bagi orang disekitarnya.
Minatnya yang kuat menggali dan
menambah wawasan terkait pertanian
organik,pijat tradisional dan pemasaran
digital, mendalami, mempraktikan
serta mengajak orang lain dalam
komunitasnya untuk melakukan
kegiatan serupa agar menjadi lebih
bermanfaat.
Usai menyelesaikan pendidikan
di SMA Swasta YP HKBP Pematang
Siantar, Charles yang sejak muda
memang tidak suka berdiam diri ini
menambatkan ketertarikannya pada
pertanian organik karena merasa
ada perubahan yang terjadi padanya
setelah ia memperaktikan bertani
organik dan pijat tradisional.
Pada pertanian organik, Charles
melihat ada sesuatu yang salah namun
selalu terjadi berulang di masyarakat
yaitu orang-orang yang merasa lelah
dengan kegitan pertaniannya namun
hasil yang didapat tidak memuaskan.
Padahal menurut Charles bertani
organik menuntut dan menuntun kita
kita bergantung pada toko pupuk.
Sedangkan menjadi petani organik
mengarahkan kita bagaimana bisa
memanfaatkan energi seperti kotoran
ternak, limbah rumah tangga (sisa
sayuran/makanan) yang ada di desa,
untuk diolah menjadi penganti pupuk
kimia. Bertani organik sesungguhnya
menjauhkan kita dari efek samping
yang berbahaya pada masa depan
kesehatan kita sebagai warga desa.
Alasan yang sama juga Charles
ungkapkan mengapa dirinya
tertarik menjadi pemijat tradisional,
menurutnya kenapa menjadi pemijat
tradisonal karena pemijat tradisonal
merupakan pendukung penting bagi
makanan yang kita asup secara sehat.
Sesuai dengan aktifitas yang rutin saat
ini charles lakukan yakni sebagai petani
yang cenderung memakai tenaga
fisik, maka salah satu obat yang baik
dan dekat dengan petani adalah pijat
dan ramuan jamu yang dibuat secara
tradisional.
Untuk pertanian, pria lajang yang
juga membuka usaha doorsmer untuk
memberdayakan pemuda disekitar
rumahnya ini menyampaikan bahwa
ia menggunakan sistem permakultur,
begitu juga dengan pijat tradisional
Charles masih menggunakan keahlian
pijat tersebut untuk keluarga dan
teman-teman terdekat disekitarnnya.
Selain kegiatan tersebut, Charles
juga dipercaya menjadi marketing
produk Badan Usaha Milik Nagori
(BUMNag) “PADOS TAHI“ yang berarti
“menyatukan hati” milik Pemerintahan
Nagori (Desa) Janggir Leto kecamatan
Panei, Kabupaten Simalungun.
Charles berharap petani organik dan
pijat tradisional semakin diminati
dan dilakukan oleh banyak kalangan
masyarkat terutama kalangan muda.
(hf)
sebagai petani harus terus belajar dan
tak henti melihat perkembangan yang
ada pada lahan yang dimiliki.
Menjadi petani konvensional
atau petani yang menggunakan
produk kimia dan instan memang
mendapatkan hasil yang lebih, akan
tetapi kesehatan kita dipengaruhi oleh
rusaknya lahan dan lingkuangan sekitar
pertanian, selain itu juga membuat