Dokumen ini membahas anggapan siswa terhadap matematika dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa siswa tidak menyukai matematika karena guru yang mengajar dianggap galak dan menakutkan, sehingga membuat siswa malas belajar. Faktor lainnya adalah proses pembelajaran yang dinilai membosankan karena hanya berfokus pada penyelesaian soal angka. Agar siswa menyukai matematika, dibut
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Matematika? Siapa Takut?
1. Matematika? Siapa Takut!
Oleh
Nova Nurhanifah
Mendengar kata Matematika saja mungkin kebanyakan orang merasa seram
mendengarnya. Ada apa gerangan? Padahal mereka sudah ‘berteman’ lama dengan matematika
dari sejak duduk di bangku taman kanak-kanak. Apalagi jika disuruh mengerjakan soal yang
berkaitan dengan matematika pasti enggan mengerjakannya. Siapa sih yang tidak mengenal
matematika. Ilmu pasti yang sudah diperkenalkan dari sejak kecil menjadi ilmu dasar untuk
mempelajari berbagai bidang ilmu yang lain. Lalu kenapa sekarang ini banyak orang yang
membenci matematika. Bahkan sebagian orang beranggapan bahwa matematika adalah ilmu
yang paling sulit di antara bidang ilmu yang lainnya.
Sebenarnya matematika tidak sesulit dan se-menyeramkan itu, namun bergantung pada
individu masing-masing. Jika orang tersebut telah mengenal matematika pasti merasa senang
mempelajari matematika. Sebaliknya, jika orang tersebut belum mengenal matematika pastilah
beranggapan bahwa matematika itu sulit dan menyeramkan. Maka dari itu kita terlebih dahulu
harus mengenal apa itu matematika. Seperti pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang”,
kalau kita tidak mengenal matematika bagaimana bisa kita mencintai matematika.
Ketika beberapa siswa SMP ditanyakan tentang bagaimana anggapan mereka terhadap
matematika, jawabannya pun sangat beragam. Salah satu yang menarik adalah ketika seorang
siswa SMP tidak menyukai matematika adalah karena guru nya di sekolah dianggap galak dan
menakutkan. Siswa tersebut pada akhirnya membenci matematika karena guru nya di sekolah
tidak menyenangkan. Pada akhirnya yang terjadi adalah timbul rasa malas dari siswa tersebut
untuk belajar matematika. Padahal matematika itu sangat penting untuk menunjang
keberhasilan akademiknya di sekolah. Faktor guru inilah yang mungkin menjadi salah satu
penyebabnya. Ketika matematika dianggap mata pelajaran yang sulit oleh siswa, ditambah lagi
guru yang mengajarnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan siswa maka sudah tamatlah
gairah belajar matematika bagi siswa tersebut.
Pembelajaran matematika di sekolah seharusnya dibuat semenarik dan se-
menyenangkan mungkin bagi siswa, agar siswa merasa senang dan enjoy dalam mempelajari
mata pelajaran yang mereka anggap sulit dan menyeramkan itu. Dengan begitu meskipun
matematika dianggap sulit oleh siswa tetapi jika ditunjang dengan proses pembelajaran yang
menarik maka akan timbullah rasa keinginan dari dalam diri siswa untuk belajar dan terus
2. belajar matematika sehingga pada akhirnya nanti siswa yang kesulitan dalam belajar
matematika sedikit demi sedikit akan mulai terbantu kesulitannya itu dengan proses
pembelajaran yang telah di desain sedemikian rupa oleh guru di sekolah.
Ada siswa lain yang ketika ditanyakan hal serupa mengatakan bahwa siswa tersebut
merasa pusing dan bosan dengan matematika karena selalu berhubungan dengan angka, angka,
dan angka lagi. Siswa tersebut beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang
paling membosankan di antara mata pelajaran yang lain di sekolahnya. Tidak ada kegiatan
praktikum di luar kelas, tidak ada percobaan yang dilakukan untuk mengamati sesuatu, dan
tidak ada kegiatan lainnya di luar kelas yang bisa mereka ikuti dalam pembelajaran
matematika. Menurutnya, angka-angka yang ada dalam matematika membuat dia malas belajar
karena menurutnya setiap belajar matematika selalu berhitung, berhitung, dan berhitung.
Mengapa demikian? Kita kembali lagi pada cerita sebelumnya, itu dipengaruhi juga karena
proses pembelajaran yang tidak dibuat semenarik mungkin oleh sang guru. Mungkin proses
pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru tersebut cukup membosankan bagi siswa,
sehingga siswa enggan belajar matematika. Benar saja bila hal itu terjadi, siswa semakin ingin
menghindari belajar matematika. Maka dari itu, sebaiknya guru mempersiapkan proses
pembelajaran dengan membuat desain yang menarik sedemikian sehingga akan tercipta
suasana pembelajaran yang efektif.
Belajar matematika tidak melulu harus mengerjakan soal di dalam ruangan kelas, bisa
saja ada beberapa materi yang memang membutuhkan suatu praktikum di luar kelas agar
pemahaman siswa terhadap materi tersebut pun semakin matang dan tergambar dengan jelas
dalam pemikiran siswa tersebut. Belajar matematika juga tidak melulu harus guru yang
menjelaskan di depan kelas, bisa saja siswa dibuat berpikir sendiri agar dapat menemukan
tujuan yang ingin dicapai dalam suatu materi tertentu. Misalnya saja siswa-siswa dalam suatu
kelas dibuat menjadi beberapa kelompok untuk berpikir bersama memecahkan suatu masalah
tertentu. Dengan demikian akan tercipta suasana yang menarik dan tentunya tidak monoton.
Kemudian, anggapan siswa bahwa guru matematika menyeramkan haruslah segera kita
buang jauh-jauh dari pemikiran siswa. Bagaimana caranya? Mulailah dari diri kita sebagai guru
dan calon guru matematika untuk berpikir bagaimana caranya membuat proses pembelajaran
matematika di kelas menjadi menarik bagi siswa. Buatlah desain pembelajaran yang menarik
dan membantu siswa agar mengubah anggapan mereka bahwa matematika itu mata pelajaran
yang menakutkan. Gunakan model pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan kita
ajarkan pada saat itu, boleh juga dibantu dengan media pembelajaran yang relevan dengan
materi agar siswa tidak bosan dengan proses pembelajaran. Ajaklah siswa berpikir bahwa
3. matematika juga erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga dengan begitu siswa
akan merasa bahwa matematika itu menyenangkan.
Dari anggapan-anggapan yang dikemukakan beberapa siswa tersebut, ada baiknya bagi
kita sebagai guru dan calon guru matematika untuk sesegera mungkin memperbaiki
permasalahan yang terjadi saat ini. Memang tidak mudah untuk mengubah mind set setiap
siswa agar menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang di senangi, mata pelajaran
yang tidak lagi menyeramkan, dan mata pelajaran yang memang penting dan dibutuhkan siswa
tersebut guna menunjang mata pelajaran lain di sekolahnya. Tetapi dengan membuat desain
pembelajaran yang menarik dan terus memberikan motivasi pada siswa tidak lama lagi
matematika akan disenangi oleh kebanyakan siswa.
Karena menurut penulis, seorang siswa akan menyenangi matematika setelah siswa
tersebut menyenangi gurunya terlebih dahulu. Maka, mulailah menjadi guru matematika yang
menyenangkan.