1) Riset maritim di Indonesia kurang mendapat perhatian dari pemerintah sehingga potensi sumber daya alam laut yang besar belum dikelola dengan baik dan banyak data serta sumber daya alam laut yang dicuri oleh negara asing;
2) Kendala utama meliputi anggaran riset yang kecil, gaji peneliti yang rendah, fasilitas riset yang kurang memadai, serta sulitnya memperoleh hak paten sehingga banyak peneliti Indonesia
1. PERSPEKT'F A
llrnu Pengetahuan
I Tehnologi
RISET MARITIM KURANG
PERHATIAN, MISKIN DATA
I .f EKAYAAN laut yang berlimpah dapat memberikan manfaat
IA. bagi kemakmuran rakyat L:rdonesia. Namun, kenyataanrrya
-L negara kepulauan terbesar di dunia ini tidak mampu me-
ngelola sumber penghidupan yang terhampar luas di bumi kha-
tulistiwa. Kurangnya kepedulian pemerintah dan pihak-pihak ter-
kait terhadap pengernbangan pengetahuan, teknologi, dan riset
atas potensi kekayaan laut Indonesia, diduga kuat menjadi pangkal
"kebodohan" bangsa ini.
Negara instan, itulah yang tercermin dari bangsa dengan jumlah
penduduk mencapai seperempat miliar ini. Kurangnya kesadaran
pernerintah pada penelitian dan riset teknologi terhadap kekayaan
laut di bumi Ibu Pertiwi, menjadikan masyarakat di negeri ini tidak
mengerti atas potensi sumber daya alam yang dimilikinya.padahal,
manfaatnya jangka panjang.
"Bagai tikus mati di lumbung padi" mungkin itulah pepatah yang
cocok untuk negara besar ini. |ika dikalkulasi, potensi ekonomi sek-
tor kelautan Indonesia bila digarap dengan benar bisa mencapai g00
9 peEpehifMenuiu Mas Depan Marttth hdon$b | 321
2. RISET MARITIM KURANG PERHATIAN, MI5KII.l DATA
miliar dolar AS atau setara dengan Rp7.200 triliun per tahun, alias
enam kali lipat APBN 20LL atau setengah Produk Domestik Bruto
(PDB). Namun, sampai saat ini masih nol besar.
Ironisnya potensi laut Indonesia justru menjadi surga riset kapal
asing. Tujuannya tidak lain adalah untuk kepentingan perusahaary
lembaga atau negara yang ingin menguasai kekayaan nusantara.
Banyak data dan potensi sumber daya alam dicuri.Pemerintah
dengan sadar tahu.Namur; kurangnya anggaran dan mahalrrya
biaya yang harus dikeluark;rn untuk riset menjadi "pembenaran"
atas kondisi ini.Tak heran, sejak era reformasi, riset dan pemetaan
laut yang dilakukan pihak asing semakin marak.Mulai dari kedok
kerjasama institusi pemerintah, sampai dengan yang jelas-jelas
ilegal alias'bodong'tidak memiliki izin dari pemerintah Indonesia.
Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensibocomya data
negara yang seharusnya dirahasiakan. Informasi tentang medan
Iaut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan taktik dan
strategi militer, jika mereka ingin menguasai wilayah Indonesia.
Sebenarnya negara telah memiliki peraturan kerjasama internasional
di bidang penelitian dan pengembangan, dengan adanya PP
(Peraturan Pemerintah) No 4112006, tentang perizinan kdgiatan
penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia.
Perafuran pemerintah ini menetapkan ketentuan, persyaratan,
kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau peneliti
asing, mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian.Peraturan
tersebut harus dilaksanalan pemerintah untuk melindungi
masyarakat, bangsa dan ne1;ara dari kemungkinan kerugian yang
ditimbulkan penelitian pihak asing.
Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga penanggung
jawab, yaitu Kementerian Riset dan Teknologf melalui tim yang
322 | I Fe6pehtifMenuiu Mas Depan Madtim lndonesia
3. RISET MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA). Tim ini
merupakan pokja interdept yang anggotanya terdiri dari Kementerian
Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Mabes POLRI, BIN, LIPI,
BPPf, serta kementerian lain yang disesuaikan dengan misi riset.
Selain itu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia
iuga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan Kementerian
Pertahanan. KareRa kapal riset asing bukan sekadar lewa! tetapi
membawa data in{ormasi kondisi laut L:rdonesia.Jika tidak berhati-
hati data laut Indonesia bisa berpindah tangan. Namury pemerintah
sendiri tidak konsekuen menjalankan peraturan tersebut. Kondisi
ini diperparah dengan terjadinya benturan antar peraturan yang
ada.Sebagai contoh, Undang-undang No 2212001, yang mengatur
tentang minvak dan gas. Aturan ini memberikan peluangbagi pihak
asing untuk melakukan kegiatan survei dan pemetaan lepas pantai
dengan cara mudah, yaitu cukup memperoleh izin dari Dirjen Migas
tanpa koordinasi dengan pihak-pihuk y*g berkepentingan, seperti
diatur peraturan sebelumnya. Padahal, sudah sangat jelas bahwa
penggunaan peneliti dan kapal asing harus mendapat persetujuan
Security Clearance dari pihak Kementerian Pertahanan.
Birokrasi yang rumit serta panjangnya waktu untuk proses pe-
rizinan inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku
(mitra kerja dan lembaga penjamin di Indonesia) pemenang tender
mencari jalan lintas dengan cara mengambil celah-celah hukum
agar survei laut tetap "legal", tanpa melewati prosedur. Hal ini
terjadi, karena bagi mereka yang dipikirkan adalah beneftt yang
harus diperoleh. Memotong jalur birokrasi berarti menghemat
waktu dan biaya yang harus dikeluarkan.Padahal untuk urusan
survei laut yang menggunakan tenaga ahli asing dan kapal asing
diwajibkan mendapatkan pertimbangan dari tim yang berada di
bawah Kemenristek sebelurn akhimya memperoleh persetujuan
Security Clearance dari Kemenhan.
9 Pe*hdf Maqu Me D.prn M.ridn |rdoda | 323
4. Lalu, benarkah proses perizinan di Direktorat Wilayah Pertahanan
Kemenhan memerlukan waktu lama seperti yang dikeluhkan para
agen pelaksana kegiatan? UIrtuk mengurus SC (Security Ciearance)
ditcemenhan hanya butuh waktu pating lama tiga hari jika semua
persyaratan ,"purd Diplornatic Clearance dari Kemenlu' PKKA
iPer*ohonan Keagenan Kapal Asing) dari Kemenhub' kemudahan
Khusus Bermukim (Dahsuskim) dari Imigrasi Kemenhukham serta
persetujuan dari Sekretariat Perizinan peneliti Asing Kemenristek
ielah lengkap. Bukti inilah yang menunjukkan pihak mana yang
seharusnya diwaspadai melihat peluang besar bocornya informasi
data laut Indonesia.
Kapal-kapal seismik (kapal riset) bisa sangat leluasa menyapu bersih
inflrmasi dasar laut Lndonesid' Datanya pun langsung dikirim
via satelit ke negara di mana perusahaan tersebut menang tender'
Apalagi fakta memrnjukkan seiak dulu Indonesia memegang Peranan
p""tlrri dalam jalur perdagangan dunia- Semakin meningkatnya
lut"rgint .,gan dunia akan laut, perairan Indonesia menjadi incaran
penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya sangat
i"tgLturtg pada minyak burni dan transportasi laut'
Meningkaktya kebutuhan minyak bumi dibuktikan dengan semakin
intensiLya survei seismik asing guna mencari wilayah-wilayah
baru poiensi minyak dan gas di dasar laut Lrdonesia. wilayah
nusantarapunmenjaditerbukadarisegalaarahdanrentanterhadap
perkembangan lingkungan, baik globaf regional mauPun nasional'
Keunikan dan kompleksitas perairan Indonesia tetah menjadi daya
tarik para peneliti asing dari berbagai negara' Hampir semua tipe
dasartopografi ditemutan di Indonesia, seperti continental sheloes,
continentai, insular slope, basin laut dalam, palung dan relung'
Potensi perairan pgsisir dan teluk Indonesia juga sangat besar'
,turnrr,p"*ahamanterhadapkarakteristikdanperilakuoseanografi
RISET MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
324 | gPeEpehlif Menuiu Mas oepanMaddmlndoesia
5. RISET MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
pada daerah tersebut masih minim. Indonesia justru tergantung
terhadap data yang disediakan negara lairy lembaga dan organisasi
internasional, seperti NOAA, CSIRO, ARGOS.
Ekspedisi penelitian laut Internasional pun banyak dilakukan mu-
lai dari Ekspedisi Challenger (1872-1875), The Gazelle (1875), The
Valdivia (1899), The Siboga (1899-1900), The Planet (1906-1907),The
Snellius I (1929-1930), The Albatros (1948), The Spencer of Bird (1947-
1950), The Galathea (1981) serta yang terakhir Deep Sea Explorer
(2010) yang dilakukan kapal Angkatan Laut Amerika Serikat di
Laut Sulawesi.
Siapa bilang tak ada orang pintar di negeri ini.Mereka banyak
dan tersebar di sejumlah lembaga, tapi hanya diparkir.Perhatian
pemerintah terhadap orang-orang cerdas, termasuk ilmuwan dan
peneliti yang sangat minim, menjadikan bukan hanya data dan
potensi alam yang dicuri, orang-orarlgnya |uga ikut diboyong.
Bahaya laten datang, karena mereka jadi incaran. Para ilmuwan
muda diiming-imingi berbagai fasilitas, tempat riset yang memadai,
dan gaji besar, asalkan bekerja untuk mereka.Perburuan terhadap
ilmuwan-ilmuwan tersebut sangat agresif. Selain datang ke
kamprrs-kampus di luar negeri dan berburu mahasiswa Indonesia
yang sedang mengambil program doktoral, mereka juga datang ke
sejumlah lembaga riset di Tanah Air.Mereka mengetahui, perhatian
Pemerintah Indonesia terhadap ilmuwan dan peneliti sangat minim.
Selain gaji kecil dan fasilitas penelitian sangat terbatas, peneliti juga
sangat sulit mendapatkan hak paten atas penemuan yang sudah
dilakukan. Mengetahui kelemahan ini, negara lain menawarkan
fasilitas yang tidak diberikan pemerintah Indonesia.
Menurut sumber, perguruan tinggi di Malaysia sempat menawarkan
gajitotal ltakehomepay) 5.000 dolarAS (sekitarRp45 juta) perbulan.
9 PeEpehtifMenuiu M.o Oepan Maritim lndonesia | 325
6. RISET MARITIM KUBANG PERHATIAN, MISKIN DATA
sebaliknya di Indonesia, gaii berikut tuniangan seoranS profesor
riset LIPI saat ini sekitar Rp5 juta per bulan. Jumlah tersebut jauh
dibandingkan dengan profesi yang sama di Amerika serikat yang
diberikan gaji sekitar Rp90 iuta per bulan atau di JePang sekitar
Rp600 juta. Adapun di Pakistan, gaji ilmuwan terkemuka bisa tiga
kali dari gaji seorang menteri.
Namun selain gaii, yang sangat didambakan seorang peneliti
adalah fasilitas riset yang memadai.Fasilitas ini sangat kurang
di Indonesia. Tak heran jika pada L990-1992, tercatat ada 177
peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang
pi.,aun ke swasta, instansi lairy dan keluar negeri' Selain fa-
rilitut penelitian yang kurang, untuk mendapatkan hak paten di
Indonesia juga sangat sulit, berbelit-belit, dan lama, bisa sam-
pai sembilan tahun.Padahaf paten adalah kebanggaan dan pe-
ngakuan terhadap peneliti sekaligus tambahan keuangan dari
royalti yang didapatkan. Selama 2001-2010, paten milik 237 juta
penduduk Indonesia hanYa LL5.
sejumlah lomba penelitian digelar, tetapi tak jelas kelaniutannya.
Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan sejak
7969, ata,u r12 tahun lalu, misalnya hingga saat ini para juara tak
terlacak keberadaannya. Begitu pula para juara Pemilihan Feneliti
Remaja Lrdonesia (PPRI) yang memasuki tahun ke-10 dan Pemilihan
Peneliti Muda Indonesia (PPMI), yang terakhir dilaksanakNr2009,
tidak dipantau perkembangan prestasi para penelitinya. Belum lagi
para juara olimpiade Intemasional.
Memang sejak 200$ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono me-
merintahkan agar para juara olimpiade internasional difasilitasi
untuk dapat kuliah hingga ienjang doktor. Kenyataannya, untuk
mendapat beasiswa ittr butuh waktu lama dan berbelit-belit
sehingga banyak yang mencari beasiswa dari luar negeri'
326 | e peapcatif uouiu Me De9.n M.rfrin ltusit
7. RISET MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
Bukan cuma perhatian yang kurang.Anggaran yang dialokasikan pe-
merintah untuk kegiatan penelitian sangat kecil. Selama1999-2007,
anggaran penelitian hanya sekitar Q3 persen dari APBN. Kecilnya
anggaran ini menyebabkan dana penelitian harus dibagi-bagi untuk
62.995 orang yang bergerak di bidang penelitian, yakni peneliti,
teknisi, dan.staf pendukung. Anggaran yang tidak sebanding me-
nyebabkan penelitian tidak bisa berlanjut. Penelitian harus ditunda
beberapa tahun menunggu kucuran dana selanjutnya.
Berbagai kendala ini, ditarnbah flrasana lembaga penelitian yang
tidak kondusif, menyebabkan peneliti-peneliti menerima tawaran
dari luar negeri.Padahal, negara sebenamya bisa memanfaatkan
orang-orang berprestasi asalkan diberikan kesempatan.
Namun, kesempatan itu sangat kecil sehingga mereka memilih me-
ngernbangkan kemampuan di luar negeri. Di sisi lain, pemerintah
berdahh tidak bisa memaksa orang-orang berprestasi kembali ke
Indonesia. Mereka han1,a berkomentar penerima beasiswa se-
harusnSra pulang karerra pendidikannya sudah dibiayai pemerintah.
Keterbatasan saralra semestinya menjadi tantangan untuk tetap
bekerja.Kondisi dan kebijakan negara atas kepentingan riset ini
harus segera dibenahi.
Luas wilayah Indonesia mencapai '7,7 juta kilometer persegi, terdiri
dari 25 persen teritorial daratan (1,9 juta km2) dan 75 persen
teritorial laut (5,8 juta km2). Dari luas wilayah laut tersebut,2,8 ffta
krn2 merupakan perairan nusantara (perairan kepulauan), 0,3 iuta
km2laut teritorial, serta2,7 iutakm2 zona ekonomi eksklusif (ZEE).
Jumlah pulau besar dan kecil mencapai lebih dari 17.504 buah.
Potensi besar ini menjadikan lndonesia sebagai salah satu negara
kepulauan terbesar dengan teritorial laut paling luas di dunia dan
garis pantai sepanjang 81.000 km atau terpanjang kedua setelah
gkrsp€ftif Mauiu Ma$ D.Fn Maddh IndorEia | 327
8. RISET MARITIM KURANG PERHATIAN, MISI(IN DATA
Kanada.Hal ini memberi arti, bahwa sektor maritim memiliki
peran penting bagi pembrmgunan.Namun, perhatian pemerintah
terhadap potensi sumber daya laut yang terhampar luas tidak
mendapat perhatian serius.
Minimnya perhatian pemerintah terhadap kepentingan riset dan
penelitian, mendapat sorotan dari berbagai pihak.Salah satunya
adalah Prof. Rokhmin Dahuri, Peneliti Senior PKSPL- IPB.Menurut
pria bersahaja ini, penelitian yang komperhensif di bidang kelautan
dan perikanan sangat diperlukan agar arah gerak pembangunan
Indonesia terarah. Selama ini pemerintah hanya mengandalkan
arah pembangunanpada kepentingan anggarary bukan bagaimana
pembangunan bisa berjalan untuk kepentingan jangka panjang.
"Y*g kita tuiu adalah satu negara yang maju, adil, makmur dan
berdaulat. Kita pemah berjaya dan disegani di kawasan Asia sebagai
negara maritim yang tangguh. Tapr, itu semua dilumpuhkan oleh
penjajah. Yang dikembangkan justru membangun daraf sehingga
laut dilupakan. Kondisi ini terus berlanjut hingga sekarang," ujar
Rokhmin.
Berdirinya Departemen Kelautan dan Perikanan (KKP) di era Presiden
Gus Du4 menurut Rokhmiru seharusnya menjadi momentum yang
sangat baik dalam membangun dunia maritim. Namury itu semua
hanya tinggal impian. Sudah hampir 11 tahun kementerian tersebut
berdiri hasilnya belum. signifikan untuk membuktikan bahwa laut
menjadi sumber kemakmuran bangsa.
Berbagai penelitian tidak dilaksanakan dengan baik.Hal ini disebab-
kan dua faktor, yaitu faktor struktural dan teknis. Soal teknis hal ini
berhubungan dengan teknologi.Kalau dilihat dari sektor kelautan
praktig penggunaan teknologi dalam memberdayakan sumber daya
laut masih sangat lematu belum lagi variabel-variabel lain, seperti
328 | g [hEFhtifM€nu,uMasa Depan Maridm lndohesia
9. RISET MARITIM KURANG PERHATIAN. MISKIN DATA
permodalan. Di pihak lairy Kepala Badan Litbang Kementerian
Perhubungary Denny Siahaan rnenilai, sebenamya pemerintah
telah banyak melakukan penelitian tentang potensi dan kebutuhan
pembangunan di sektor laut.
Namun, implementasinya tidak dilaksanakan. Banyak penelitian
yang telah kita lakukan, baik untuk pembangunan iangka panjang
maupun jangka pendek. Namur; kembali lagi pada kepentingan
kebi;akan pemangku jabatan.Implementasi jadi tidak terlihat.
Khusus rnengenai penelitian di bidang transportasi laut, ke depan
Badan Litbang Kementerian Perhubungan akan melakukan berbagai
penelitian dalam rangka mendukung pelaksanaan Master Plan
Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), merevisi
dokumen Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Tataran Trans-
portasi Wilayah (Tatrawil) dan Tatarar Transportasi lokal (Tatralok)
sesuai dengan konsep pengembangan ekonomi dalam MP3EI.
Di sisi lair; menanggapi kecurigaan riset ilegal yang dilakukan pihak
asing Deputi Kepala Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Alam BPI{ Ridwan Djamaluddin menanggapinya dengan bijak. Ia
sangat menyayangkan jika negara ini tidak memiliki data potensi laut.
Selain kekayaan sumber daya alam tidak terperhatikan, Indonesia juga
tidak bisa rnenginvetarisir berapa besar potensi laut yang dimilikinya.
"Sebagai orang teknis, perkembangan Iptek (ilmu pengetahuan dan
teknologi) kita masih di belakang negara-negara maju. Di sisi lain
kebutuhan terhadap informasi untuk diketahui sangat mendesak. Jadi
saya mencobaberani menghadapi tantangan dengan nrembawa wacana
bahwa sekarang kita tidak bertamng pada tataran penguasaan data.
Tapi, bertarung pada tataran penguasaan informasi," ujar Ridwan.
Dalarn melakukan riset biota larrt tidak mungkin para ahli di [rdonesia
melakukarrnya sendiri. Pertama, dana riset terbatas. Kadua, teknologi
9 Pe6p€htifMenuiu Me Depan Maritimlndonesia I 329
10. yang dimiliki masih sangat minim. ]adi bila ada negara lain yang punya
teknol.gi dan membawa dananya sendi4 daripada kita sama-sama
tidak tahu mendingan kita bekerjasama. perlu diketahui, data yang
sama bisa merrjadi infromasi berbeda di tangan orang berbeda. Inilah
yang menjadi terbersar kaum ilmuan.
sebetuLrya mekanisme dalar' melakukan riset di raut harus mendapat-
kan izin khusus yang lebih spr:sifik. selain itu, harus ada ahli dari dalam
negeri dan petugas keamanan yang ikut terlibat dalam riset mereka.
sekarang sudah ada tim antar departemen atau antar lembaga yang
dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi.
sementara itu, Anggota Komisi IV DpR RI dari Fraksi Hanura,
Muradi Darmansyah mendesakpemerintah agar mengusut tuntas
kasus kapal riset asing ilegal. untuk mengadakan eksplorasi dan
penelitiary sesuai aturan kapal-kapal asing harus mendapat izin
terlebih dulu dari pemerintah Indonesia. Apalagi menyangkut
kekayaan alam Indonesia, mereka harus memenuhi ketentuan-
ketentuan yangberlaku. ]ika dilanggar ini kriminal. Kami mengecam
riset-riset ilegal tersebut. Ini suatu hal yang memperburuk negara
kita di mata Intemasional.
Kecaman juga datang dar:i mantan KSAL, Laksamana (pum)
Bemard Kent Sondakh. Menurutnya penelitian tidak hanya dirto,
uu trdonesia, tetapi juga diatur uu Lrtemasional.selama dirinya
menjabat sebagai Komandan staf Angkatan Laut tidak menemukan
adanya indikasi kasus tersebut. Kecuali yang sudah diatur Bppr.
Jika ada kapal asing yang melakukan riset tanpa izin wajib hukum-
nya ditangkhp. Iika perlu ditenggelamkan saja. Apalagi jika pe-
nelitian laut untuk mencari )ayer (lapisan soFAR), di mana kapal
selam yang masuk di jalur itu tidak bisa ditembus sonar. tr-ayer iht
rahasia negara yang paling penting. pemetaan layerdigu-nakan
RISETMARITIM KURAN6 PEflHATIAN, MISKIN DATA
33O I O feapchfUenulu Mm Dep.n M..iiim tndon Cs
11. RISET MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
untuk kepentingan militer agar operasi kapal selam tidak terdeteksi
sonar kapal patroli air.
Ada juga kapal dari Amerika yang melakukan riset di perairan
Indonesia, tapi itu keriasama dengan BPPT.Jelas lanjut Kenf harus
dicari tahu dan dilaporkan ke Angkatan Laut. Yang paling sering
itu di wilayah Maluku, Ambon. BPPT bekerjasama dengan kapal
Amerika dan Jepang untuk penelitian ikan dan terumbu karang.
Kalarr untuk tujuan militer, apalags sampai data diperjualbelikan
tanpa kompromi harus ditangkap.
Manfaat dan keuntungan dari penelitian itu sangat luar biasa,
tapi keuntungan yang diambil sebagian besar untuk negara lain.
fika dibandingkan, menurut Bernard, kerugiannya justru lebih
besar. Karena data penting diambil mereka. Sekarang baru sadar
dan kaget. Dari dulunegara luar rnasih merupakan pihak yang
paling diuntungkan.
"Pemerintah harus tegas. TNI AL harusnya mengetahui kegiatan
penelitian yang dilakukan secara ilegal.Kita punya kapal patroli
begitu banyak, jika memang ada yang tahu, saran saya sebaiknya
segera dilaporkan. Dalam UU jelas bahwa harus ada izin dan
Security Clearance yang dikeluarkan," kata Bemard.
Hal senada dikatakan PengamatKelautan dari Universitas Diponegoro,
Sahaia Hutabarat. Ia menilai kegiatan ilegal sangat merugikan bangsa
Lrdonesi4 sehingga harus dilakukan pengusutan secera tuntas.
"Biasanya kan kalau kapal melakukan survei harr.s ada izin dari pihak-
pihak terkait. Apalagr mengenai militer harus mendapat izin dari BIN,
tentu dengan pengawasan Angkatan Lauti' wjar Sahala.
Sahala melanjutkary hasil penelitian harus menjadi data bersama,
meski yang melakukan penelitian adalah kapal asing.Waktu
9 PeEFhtitMenuiu M.$ O.p.n M..irim lMon..ie | 331
12. RISET LAUT ILEGAL MARAK
penelitian kapal Amerika di Sulawesi itu juga jelas, ada izin dari
BPPT. TapL selarna itu ilegal tentunya harus ditangkap.
. RISET LAUT ILEGAL MARAK
Melihat potensi dan kekeryaan alam Indonesia yang luar biasa,
wilayah nusantara menjadi surga riset ilegal kapal asing. Tujuannya
tidak lain adalah untuk kepentingan perusahaan, lembaga atau
negara yang ingrn mengtrasai bumi khatulistiwa. Banyak data
dan potensi sumber daya alam dicuri karena ketidaktahuan dan
ketidakpedulian bangsa ini.
Sejak era reformasi, survei clan pemetaan laut yang dilakukan pihak
asing semakin marak terjadi. Mulai dari kedok kerjasama institusi
pemerintah dengan pihak asing, sampai dengan yang jelas-jelas
ilegal alias tidak memiliki i:zin dari pemerintah Indonesia.
Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensi bocomya data
negara yang seharusnya dirahasiakan. hrformasi tentang medan
laut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan taktik dan
strategi militer, jika mereka ingrn menguasai wilayah Indonesia.
Sebenamya negara telah me.miliki peraturan kerjasama intemasional
di bidang penelitian dan peneembangan, dengan adanya PP
(peraturan pemerintah) No 4L/2005, tentang perizinan kegiatan
penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia.
Peraturan pemerintah ini menetapkan ketentuan, persyaratan,
kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau peneliti
asing mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian. Peraturan
tersebut harus dilaksanakan pemerintah untuk melindungi
masyarakat, bangsa dan negara dari kemungkinan kerugian yang
ditimbulkan penelitian pihak asing.
332 | 9 PeEp.hrilM$uiu Mas O.pan Maririm tndon€sta
13. RISET LAUT ILEGAL MARAK
Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga penanggung
jawab, yaitu Kementerian Riset dan 1'eknologi, melalui tim yang
dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA). Tim ini
merupakan pokja interdept yang anggotanya terdiri dari Ke-
menterian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Keamanan,
Mabes POLRI, BIN, LIPI, BPPT, serta kementerian lain yang
disesuaikan dengan misi riset.
Selain iiu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia
juga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan Kementrian
Pertahanan dan Keamanan. Karena kapal riset asing bukan sekadar
lewat, tetapi membavya data informasi kondisi laut Indonesia. |ika
tidak berhati-hati data laut Indonesia bisa berpindah tangan.
9 Pe6EhtifMenuiu Ma* Depan Maririm lnOonesla | 333
14. RISET LAUT ILEGAL MARAK
Namun, pemerintah sendiri ddak konsekuen menjalankan peraturan
tersebut.Kondisi ini diperp:rrah dengan terjadinya benturan antar
peraturan yang ada. Sebagai contolL Undang-undang No 221200L
yang mengatur tentang mirryak dan gas. Aturan ini memberikan
peluang bagi pihak asing untuk melakukan kegiatan survei dan
pemetaan lepas pantai dengan cara mudah, yaitu cukup memperoleh
izin dari Dirjen Migas tanpa koordinasi dengan pihak-pihak
yang berkepentingan, sepelti yang diatur peraturan sebelumnya.
Padahal, sudah sangat jelas bahwa Penggunaan peneliti dan kapal
asing harus mendapat persetujuan Security Clearance dari pihak
Kementerian Pertahanan dan Keamanan.
Birokrasi yang rumit serta pa njangnya waktu untuk proses perizinan
inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku (mitra
kerja dan lembaga penjamin di hrdonesia) pemenang tender mencari
jalan pintas dengan cara me:ngambil celah-celah hukum agar survei
laut tetap "legal", tanpa melewati prosedur. Hal ini terjadi, karena
bagi mereka yang dipikirkan adalah benefit yang harus diperoleh'
Memotong jalur birokrasi berarti menghemat waktu dan biaya yang
harus dikeluarkan.
Perusahan penjamin PT Hugo Igor Energy misalnya mitra pelaksana
kegiatan survei migas lepas pantai asing yang beralamat di bilangan
Kuningan, lakarta ini lebih senang memuluskan kegiatan survei
melalui perizinan dari Dirjen Migas dibandingkan melalui Ke-
menterian Pertahanan dan Keamanan (Kemmhan). Padahal untuk
urusan survei laut yang menggunakan tenaga asing dan kapal asing di-
wajibkan mendapatkan pertimbangan dari dm yang berada di bawah
Kemenristek sebelum akhimya memperoleh persetujuan Securi$
Clear ance dari Kemenhan.
Lahr, benarkah proses perizinan di Direktorat Wilayah Pertahanan
Kemenhan memerlukan waktu lama seperti yang dikeluhkan Para agen
334 | 9 PcEpeh[fMenuiu Mas Depan Maritim lndoesia
15. RISET LAUT ILEGAL MARAK
pelaksana kegiatan. Seorang sumberyang tidak mau disebutkannamanya
mengatakan, untuk mengurus SC (Security Clearance) di Kemhan
hanya butuh waktu paiing lama tiga hari jika semua persyaratan, seperti
Diplomatic Clearance dari Kemenlu, PI(I(A (Permohonan Keagenan Kapal
Asirrg) dari Kemenhub, keurudahan Khusus Bermukim (Dahsuskim)
dari Imigrasi Kemenhukham serta persetujuan dari Sekretariat Perizinan
peneliti Asing Kemenristek telah lengkap.
Bukti inilah yang menunjukkan pihak mana yang seharusnya
diwaspadai melihat peluang besar bocornya informasi data laut
Indonesia. Disebutkan surnber, bahwa kapal-kapal seismik (kapal
9 PeEpehtifMenuiu Ma6a Depan Martim l.donesia | 335
16. OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
ii
t.i
ii
it
,i
riset) bisa sangat leluasa menyaPu bersih informasi dasar laut
Lrdonesia. Datanya pun langsung dikirim via satelit ke negara di
mana perusahaan tersebut memenangi tender.
Apalagi fakta menunjukkan sejak dulu Lrdonesia memegang Peranan
penting dalam jalur perdagangan dunia. Semakin meningkatrya
ketergantungan dunia akan laut, perairan Indonesia menjadi incaran
penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya sangat
tergantung pada minyakbttmi dan transportasi laut. Meningkatnya
kebutuhan minyak bumi rlibuktikan dengan semakin intensifnya
survei seismik asing guna mencari wilayah-wilayah baru potensi
minyak dan gas di dasar laut Indonesia. Wilayah nusantara Pun
menjadi terbuka dari segala arah dan rentan terhadap perkembangan
lingkungan, baik global, regional mauPun nasional.
Mengutip apa yang pernah ditulis Oseanolog Prof lllahude,
keunikan dan kompleksitas perairan Indonesia telah menjadi daya
tarik para peneliti asing dari berbagai negara. Hampir semua tipe
dasar topografi ditemukan di Indonesia, seperti continental sheloes,
continental , insular slope,basinlaut dalam, palung dan relung.
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
Sebagai negara kepulauan terbesar dengan karakteristik alam
yang luar biasa, Indonesia memiliki sumber energi altematif laut
yang berlimpah. Ocean enery resources yang dimiliki L:rdonesia
bisa dibilang terbaik dan terbesar di dunia. NamurL uPaya dalam
mengembangkan energi alternatif ini belum dikaii secara serius.
Cadangan minyak, sebagai sumber energi utama yang dimiliki
Indonesia selama ini diperkirakan ti.ggul 25 tahun lagi. Selanjutnya
336 | e nespetrtifuenuiu M$a Depan Maridn lndonEia
17. OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
dari mana negara ini mendapatkan energi aitematif{awabannya
adalah ada di laut. Wilayah Indonesia sekitarT,T jutakilometer persegl
terdiri dari 25 persen terjtorial daratan ('1.,9 juta km2) dan 75 persen
adalah teritorial laut (5,8 juta km2). Dari luas laut tersebut, 2,8 jutal<n2
merupakan perairan nusantara (perairan kepulauan) dan 03 juta km2
laut teritorial *fia2,7 jutakm2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Karena ifia, ocean enerry merupakan sumber energi baru yang me-
miliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Salah sa-
tunya listrik, di mana potensi energi laut ini miunpu memenuhi
empat kali kebutuhan dunia. Tidak mengherankan bila negara-
negara maju berlomba memanfaatkan energi laut sebagai sumber
energi altematif.
Energi Pasang Surut (Tidal Energy)
Teknologi pembangkit listrik pasang surut (PLPS) mungkin sudah
dikuasai penuh para ilmurn an di Indonesia. Karena, pada prinsipnya
teknologi tersebut tidak berbeda dengan pembangkit listrik tenaga
air (PLTA), seperti yang diterapkan di waduk fatiluhur dan waduk-
waduk lainnya. Di mana air laut ketika pasang ditampung dalam
suatu wilayah yang di bendung dan pada waktu pasang surut air
laut dialirkan kembali ke laut.
Pemutaran turbin dilakukan dengan memanfaatkan aliian air ke-
tika masuk ke dalam dam dan ketika keluar dari dan menuju laut.
Kendala utama penerapan teknologi PLPS ini ada dua. Pertama,
pemerintah belum pemah rnemanfaatkan energi pasang surut
untuk menghasilkan listrik, sehingga tenaga ahli Indonesia yang
telah menguasai teknolgi pembangkit listrik tenaga air belum
pemah mer:rncang dan menerapkan atau membangun secara
langsung dari awal.
9 P.Ep.kdfMorls M.o Oegrn Urldm naonate | 337
18. OCEAN ENERGY 50LU5I KRISIS ENERGI
Kedua, untuk pembangunan wilayah ini akan merendam wilayah
daratan yang luas. Apalagi bila harus merendam beberapa desa
di sekitar muara atau kolarn. Di sini akan mrrncul masalah sosial,
bukan hanya masalah teknologi.
Beberapa hal yang perlu cliperhatikan para ahli Indonesia untuk
penerapan teknologi ini adalah efisiensi propeler ketika air masuk
dan air keluar.Kalau di PL1A arah air penggerak turbin hanya satu
arah, sedangkan pada pembangkit listrik pasang surut ini dari dua
arah.Selain itu, yang patut rnenjadi perhatiary adalah material yang
digunakan. Untuk air laut tliperlukan material khusus disesuaikan
dengan kadar garam dan k,lcePatan airnya.
338 | 9 PeEpehtifMenuiu Masa Depan Madtih lndonesia
19. OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
Kapasitas listrik yang dihasilkan PLI,S sebaiknya untuk kapasitas
besar, di atas 50 Mega Watt, agar bisa ekonomis seperti PLTA.
Sumber energi PLPS ini banyak berada wilayah timur Indonesia,
mulai dari Ambon hingga ke Papua. Di wilayah ini kebutuhan
listrik masih kecil dan membutuhkan power cable bawah laut yang
sangat panjang untuk bisa membawa listrik ke pulau Sulawesi yang
rrrembutuhkan listrik dalam jumlah besar.
Di negara lain, beberapa pembangkit listrik sudah beroperasi
menggunakan ide ini. Salah satu PLPS terbesar di dunia terdapat
di muara sungai Rance di sebelah utara Prancis. Pembangkit listrik
ini dibangun pada1966, dengan kapasitas 24}MegaWatt. PLPS La
Rance didesain dengan teknologi canggih dan beroperasi secara
otomatis, sehingga hanya membuhrhkan dua orang saja untuk
pengoperasian pada akhir pekan dan malam hari. Sementara PLPS
terbesar kedua di dunia terletak di Annapolis, Nova Scotia Kanada
dengan kapasitas yang mencapai 150 Mega Watt.
Energi Panas Laut (Ocean Ther:nal Energy Conversion)
Perbedaan temperatur di bawah laut sebenamya telah menjadi ide
pemanfaatan energi dari laut. Jika rnenyelam ke bawah permukaan,
aimya akan semakin dingin. Temperatur di permukaan laut lebih
hangat karena panas dari sinar matahari diserap air. Tapi, di bawah
permukaan temperatur akan turun cukup drastis. Inilah iebabnya
mengapa penyelam menggunakan pakaian khusus ketika menyelam
jauh ke dasar laut. Pakaian tersebut dapat menarrgkap panas tubuh
sehingga menjaga mereka tetap hangat.
Pembangkit listrik yang dapat memanfaatkan perbedaan tem-
peratur tersebut untuk menghasilkan energi adalah Ocean
Thermal Energy Conoersion (OTEC). Perbedaan temperatur an-
9 PEFfrdtrtoufu rh Oprn UeAm mAorctr | 339
20. tara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin
dibutuhkan minimal sebesar 77 deruiat Fahrenheit (25"C) agar
dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan baik'
Adapun proyek-proyek demonstrasi dari OTEC sudah terdapat
di ]epang, India, dan Haw;rii.
Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan men-
jadi tiga macam, yaitu sikhrs tertutup, siklus terbuka, dan siklus
gabungan (hybrid). Pada alat OTEC dengan siklus tertutup, air
laut permukaan yang hangirt dimasukkan ke dalam alat penukar
panas untuk menguapkan fluid4 seperti amonia. Uap amonia akan
memutar turbin yang mengl5erakkan generator.
selanjutnya dikondensasi dengan air laut yang tebih dingin dan di-
kembalikan untuk diuapkan kembali. Pada siklus terbuka, air laut
permukaan yang hangat langsung diuapkan'pada ruang khusus
bertekanan rendah. Kukus yang dihasilkan digunakan sebagai
fluida penggerak turbinbertekanan rendah. Kukus keluaran turbin
selanjutnya dikondensasi dengan air laut yang lebih dingin dan
sebagai hasilnya diperoleh air desalinasi. Pada siklus gabungan, air
laut yang hangat masuk ke dalam ruang vakum untuk.diuapkan
dalam sekejap (flash-evaporated) menjadi kukus (seperti siklus
terbuka). Kukus tersebut kemudian menguapkan fluida keria yang
memutar turbin (seperti siklus tertutup). Selanjutnya kukus kembali
dikondensasi menjadi air desalinasi.
Fluida kerja yang populer digunakan adalah amonia karena tersedia
dalam jumlah besar, murah, dan mudah ditransportasikan.Namurl
amonia beracun dan mudah terbakar. Senyawa seperti CFC dan
HCFC juga merupakan pilihari yang baik.Sayan9, menimbulkan
efek penipisan lapisan ozon. Hidrokarbon juga dapat digunakan,
akan tetapi menjadi tidak ekonomis karena menjadikan oTEC sulit
bersaing dengan pemanfaatan hidrokarbon secara langsung.
OCEAN ENERGY 50LU5I KRISIS ENERGI
34 O I 9 Pe6Fhtlf Menuiu Me Depan Maritim lndonesi.
21. OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
Selain itq yang juga perlu diperhatikan adalah ukuran pembangkit
listrik OTEC bergantung pada tekanan uap dari fluida keria yang
digunakan. Semakin tinggi tekanan uapnya maka semakin kecil ukuran
turbin dan alat penukar panas yang dibutulrkan. Sementara ukuran
tebal pipa dan alat penukar panas bertanrbah untuk menahan tingginya
tekanan terutama pada bagian evaporator. Kelebihan dari OTEC adalah
penggunaannya tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun timbah
lainnya tidak membutuhkan bahan bakar, biaya operasi rendah, dan
produksi listrik stabil.
Di samping itu, penggunaannya juga dapat dikombinasikan dengan
fungsi lainnya, seperti menghasilkan air pendingin, produksi air
minum, suplai air untttk aquaculture, ekstraksi mineraf dan produksi
hidrogen secara elektrolisis. Sementara kekurangannya adalah
belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan.
Terlebilu jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan
menimbulkan potensi bahaya kebocoran. Belum lagi biaya pemba-
ngunannya yang tidak murah.
Energi Gelombang Laut (Wave Energy)
Peneliti Universitas Oregory AS mempublikasikan temuan tekno-
logi terbarunya yang diberi nawra Permanent Magnet Linear Buoy.
Nama Buoykarena pada prinsip dasamya teknologi terbaru tersebut
dipasang untuk memanfaatkan gelombang laut di pe"mukaan.
Berbeda dengan Buoy yang digunakan untuk mendeteksi gelombang
laut yang menyimpan potensi tsunami.
Peneliti Oregon menjelaskan prinsip dasar Buoy penghasil listrik, yaitu
dengan mengapungkannya di permukaan. Gelombang laut yang
terus mengalun dan berirama bolak-balik dalam Buoy akarr diubah
menjadi gerakan harmonis listrik. Sekilas bila dilihat dari bentuknya
9 P6Fhdf Menuiu Ma* &p.n Ma,ilim lndonEia I 341
22. OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
Buoy iru mirip dengan dinamo sepeda.Bentuknya silindris dengan
perangkat penghasil listrik pada bagian dalamnya. Buoy diapungkan
di permukaan laut dengan posisi sebagian tenggelam dan sebagian
lagi mengapung.
Kuncilya, terdapat pada perangkat elektrik berupa koil (kuparan
yang mengelilingi batang magnet di dalam Buoy). Saat ombak
rnencapai pelampung, maka pelampung tersebut akan bergerak
naik dan turun secara relatif terhadap batang magnet sehingga
bisa menimbulkan beda potensial dan listrik dibangkitkan.
Dalam percobaan sistem ini diletakkan kurang lebih satu atau
dua mil laut dari pantai. Kondisi ombak yang cukup kuat dan me-
ngayun dengan gelombang yang besar akan menghasilkan listrik
dengan tegangan yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian
Universitas Oregon, setiap pelampung mampu menghasilkan
daya sebesar 250 kilowatt.
Penjelasan di atas menggunakan teknik koil yang bergerak
naik turury tetapi bisa juga dengan teknik batang magnet
yang bergerak naik tururL.Pilihan kedua dengan menggunakan
pelampung, penempatan koil dan batang magnet bisa juga
ditempatkan di dasar atau di permukaan laut.
Dibandingkan dengan energi angin atau matahari, energi gelombang
laut kerapatannya jauh lebih ti^ggi. Peneliti yang sama dari OSU,
Alan Wallace menyebutkan penyediaan energi gelombang ini de-
ngan hanya 200 Buoy yang diapungkan, satu buah pelabuhan atau
kota besar seperti Portland yang besamya hampir dua kali fakart4
sudah dapat memanfaatkarn energinya dengan sangat melimpah
tanpa harus menarik bayaran.
Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal
lain yang dapat memberikan keuntungan di bidang lingkungan
342 | 9 tbqehdf Menuiu Ma$ O€rEn k.idm Indoh6ta
23. OCEAN ENERGY SOLUSI KRI515 ENERGI
hidup.Energi ini ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi sua-
ra, emisi CO] maupun polusi visual dan sekaligus mampu mem-
berikan ruang kepada kehidupan laut untuk mernbentuli kolcini
terumbu. karang di sepanjang jangkar yang ditanam di dasar'lhut.
Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih menguntungkan'karena
ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumprrl. ,
Penempatan Buoy dengan ukuran yang tidak terlalu besar juga
tidak mengganggu pelayaran.Rata-rata dengan besar Buoy kurang
dari dua meter/ kapal besar atau kecil bisa melihat objek tersebut
dan dapat menghindarinya.
Energi Ganggang Laut
Alga atau dikenal sebagai tanaman ganggang termasuk tumbuhan
yang bisa hidup di perairan mana saja. Selain tidak memerlukan
air tawar untuk tumbutU alga juga dapat ditanam di lahan yang
tidak subur, dan perairan laut dangkal yang banyak terdapat di
Indonesia. Walaupun tidak memerlukan lahan luas, potensi hayati
yang dimiliki alga dinilai luar biasa oleh para ahli biologi. Beberapa
waktu lalu, pemerintah Amerika Serikat mengumumkan akan
mengambil sumber hayati tersebut sebagai salah satu cadangan
untuk menggantikan BBM fosil, yang dalam waktu tidak lama
diperhitungkan akan habis dari perut bumi.
Dalam operasionalnya, mikroalga menggunakan sinar ma-
tahari, air dan karbon dioksida untuk menghasilkan oksigen
dan biofuel melahri fotosintesis. Tanaman, yar.g tampak
tumbuh di permukaan air ini dapat dibudidayakan pada lahan
marjinal atau di mesin-mesin khusus yang disebut inkubasi
photobioreactors, yang menggunakan emisi karbon dioksida dari
industri makanan-
9 k$htif M6uiu M.s Depan Maritim lndmeia | 343
24. OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
Sesuai dengan hasil penelitian, ganggang disebut-sebut lebih pro-
duktif daripada tanaman lain karena mereka terus membuat ba-
han bakar terlepas dari cuacanya. Semua kebutuhan bahan bakar
transportasi Amerika Seril;at secara teori bisa dipenuhi oleh gang-
gang yang dibudidayakan di suatu daerah seukuran nagara Belgia.
Tanaman ini merupakan r;alah safu "generasi kedua" dari, yang
dirancang untuk mengatasi kekurangan bahan bakar dari biji-
bijian. Hebatnya, selain bisa dimanfaatkan sebagai biofuel atau ba-
han bakar minyak, alga juga ternyata bisa menjadi sumber listrik
yang potensial dan cukup berhargabagi kehidupan masa depan
manusia. Para ahli bioelektro dari Stanford University (AS) dan
Yonsei University, Seoul, Korea Selatan beberapa waktu lalu ter-
nyata berhasil menemukan sumber energi listrik masa depan yang
dihasilkan dari sel a1ga.
Tanaman sederhana yang selama beberapa tahun diteliti oleh para
ahli gabungan dari perguruan ti"gg terkenal di kedua negara itu,
mampu menghasilkan energi listrik.Sumber energi listrik dari
tanaman sederhana ini sangat spektakuler karena bisa dikembangkan
menjadi sumber listrik y;urg lebih besar untuk kebutuhan yang lebih
luas dan lebih ekonomis. Dalam Proses fotosintesis tanamar; ada
proses konversi sinar matahari menjadi energi kimia. Irri merupakan
langkah awal untuk menghasilkan energi listrik berefisiensi tinggi.
Dari sel yang berfotosintesis inilah elektroda elektron dikumpulkan.
Kemudian secara tidak langsung diberi energi dari cahaya matahari
hingga menghasilkan arus listrik kecil.
Pada tahap penelitian ilmiah itu, Prof Ryu, rekannya dari Yonsei
University membuktikan bisa memanen elektron listrik.Tanaman
menggunaan fotosintesis untuk mengubah energi cahaya menjadi
energi kimia, yang kemudian disimpan dalam ikatan gula vang
mereka gunakan untuk makanan. Proses ini berlangsung dalam
kloro-plas. Sinar matahari yang menembus kloroplas dan elektror!
344 | e n*p"uf uenuiu Masa Depan Mariim lndon6&r
25. AIR MINERAL LAUT DALAM
mengubahnya ke tingkat energi yang tinggi.Sementara rangkaian
proteiry secara cepat meraih mereka dan mengubahnya jadi listrik.
Elektron diturunkan pada serangkaian protern, yang berturut-tu-
rut menangkap lebih banyak energi elektron untuk mensintesis
gula hingga semua elektron dihabiskan. Dalam penelitian ini, para
peneliti menyadap elektron setelah mereka "dimasak" oleh cahaya
dan berada di tingkat tertinggi energi. Mereka meletakkan elektroda
emas dalam kloroplas sel alga, dan elektronnya dipindahkan untuk
menghasilkan arus listrik kecil.
Produk sampingan dari fotosintesis adalah proton dan oksigen.
Ini berpotensi jadi salah satu sumber energi bersih untuk pem-
bangkit listrik.Yang jadi pertanyaan adalah, sampai sejauh mana
tingkat ekonomisnya bila dieksploitasi secara besar? Untuk
membangkitkan energi, ditarik elektron dari setiap sel hanya
satu picoampere. Jumlah listrik yang sangat kecil ini, masih bi-
sa diperkaya dengan photosyn-thesizing triliun sel selama satu jam.
Pada tahap awal ini, energi yang dihasilkan hanya untuk me-
nyamai energi yang tersimpan dalam baterai.
AIR MINERAL LAUT DALAM
Indonesia memiliki 17.504 pulau yang tersebar sepanjang 5.100 km
di daerah khatulistiwa dengan garis pantai mencapai 81.000 km
dan luas laut 5.800.000 km2. Seluruh sumberdaya yang terkandung
didalamnya, baik air laut-dalam (ALD) yang berada di kedalaman
lebih dari 200 m, maupun air di permukaan merupakan hak serta
kewenangan Indonesia dalam pengelolaan dan pemanfaatannya.
Di antara prrlau-pulau yang banyak itu terdapat pulau-pulau yang
mempunyai daerah pesisir dekat dengan dasar laut yang landai dan
tiba-tiba curam hingga kedalaman air 600 meter bahkan lebih.
9 PcBp.htifM.nuiu Me Dtpin M.rtdD tndoocrtr | 345
26. AIR MINERAL LAUT DALAM
Sekitar 40 persen dari total area perairan Indonesia adalah ALD
yang tersebar mulai dari bagian barat hingga ke bagian timur
nusantara. Dasar laut bervariasi dari yang relatif dangkal hingga
palung laut dengan kedalirman ribuan meter. Keadaan ini juga
mempengaruhi arah dan pergerakan arus laut. Pergerakan arus
laut terkenal dengan sebutanArus Lintas Indonesia (ARLINDO)
- Indonesian Through Elow, sebagai suatu fenomena kelautan yang
penting. Fenomena ini mengakibatkan proses upwelling yang
membawa air yang kaya nutrisi dari lapisan ALD ke bagian
permukaan. Di daerah upwelling ini produktivitas laut lebih
kaya dibandingkan dengan daerah lainnya. ARLINDO ini juga
membawa kandungan mineral.
Pembangunan industri ALD di Lrdonesia adalah suatu hal yang
sangat tepat mengingat banyaknya daerah pantai yang memenuhi
syarat sebagai lokasi indus;tri ALD. Para peneliti di Departemen
Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB Bogor yang dimotori Prof. Dr.
Bonar Pasaribu telah melal<ukan berbagai penelitian bekerjasama
346 I s peq.nuruenuiu Masa Depan Maritim lndonesia
27. AIR MINERAL LAUT DALAM
dengan perusahaan Jepang untuk mengeksplorasi potensi air
mineral laut-dalam di perairan Indonesia. Hasil survei yang pernah
dilakukan di perairan Indonesia seperti di perairan Gondol bagian
utara pulau Bali, Selat Lombok, perairan sekitar Ujung Pandang,
perairan sekitar Kupang, perairan Pelabuhan Ratu di selatan pulau
|awa, perairan Biak, menunjukkan bahwa perairan Indonesia sangat
potensial untuk pengembangan industri ALD. Hal ini diungkapkan
Dr jonson Lumban Gaol dari IPB yang terlibat dalam eksplorasi air
laut-dalam dengan pihak ]epang di perairan Biak.
Manfaat ALD
ALD dengan kandungan mineralnya ini setelah diolah dengan
baik, sangat penting dan bermanfaat untuk suplai air minum bagi
kelangsungan hidup dan kesehatan tubuh manusia. Penyediaan
air mineral laut-dalam ini juga merupakan srratu kegiatan yang
bersifat strategis untuk mengantisipasi kemungkinan krisis air
bersih di masa mendatang. ALD setelah melalui proses desalinasi,
juga memberi hasil sampingary yaitu garam berkualitas tinggi. Di
samping itu AI-D dapat diaplikasikan untuk berbagai kegunaary
yaitu untuk budidaya perikanan, budidaya pertaniary bahan
kosmetik, obat-obatan, spa, dan sebagai pendingin ruangan.
Salah satu kelebihan ALD ini adalah mengandung mineral yang
sangat kaya dan dibutuhkan oleh tubuh manusia, berbdda dengan
air mumi dalam kemasan yang tidak mengandung mineral. Karena
manfaatnya yang sangat baik, maka industri ALD telah berkembang
di Hawaii dan Jepang sejak sekitar 20 tahun silam, dan sejak sekitar
5 tahun yang lalu Korea Selatarl Taiwary dan India juga telah
mengembangkan industri ALD ini. Di Jepang sendiri terdapat 13
merek air mineral laut-dalam sebagai Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) yang beredar di pasaran hingga sekarang.
gPeffittif Mcnuiu MH mpan uandmhdonesia | 347
28. AIR MINERAL LAUT DALAM
Mengapa Air Laut Dalam
Air laut-dalam disedot dari kedalaman lebih dari 300 rneter. Lapisan
ini berada di bawah lapisan termoklin dan juga di bawah lapisan
eufotik. Air di kedalaman sekitar 300 meter ini suhunya berkisar
10oC bersitu kaya nutrien, kaya mineral dan stabil. Kondisi ALD
ini berbeda dengan air laut di permukaan (di lapisan zona eufotik)
yang sangat dipengaruhi proses yang terjadi di lapisan permukaan
seperti fotosisntesis, pencemaran/ suspensi sedimen dan blooming
alga. Dengan demikian, ALD sangat layak untuk dijadikan sebagai
sumber air minum
Pengembangan Industri ALD di Indonesia
Pengalaman Prof. Bonar Pasaribu yang menimba ilmu selama 8
tahun di ]epang dan melihat perkembangan industri maritim di
sana sejak 35 tahun yang lewat, membuat beliau terinspirasi tidak
hanya mengembangkan pendidikan ilmu dan teknologi kelautan
di Indonesia tetapi juga mengembangkan industri maritim. Salah
satunya adalah adalah industri ALD. Bekerjasama dengan Mr
Ki*iy, Homma, kolega dari almamatemya (Universitas Tokai,
I"parg) mereka merintis industri ALD di Bali.
Sistem yang umum digunakan untuk menyedot air dari laut-dalam
adalah sistem peflnanen (dengan instalasi pipa sedot) dan sistem
bergerak (denganmenggunakan kapal). Sistem permEu:ren umumnya
digunakan untuk industri skala besar sedangkan sistem bergerak
digunakan untuk industri skala laboratorium dan menengah.
Untuk sistem bergerak, maka peran kapal sangat penting. Untuk
kapasitas produksi yang besarannya dalam skala laboratorium, maka
diperlukan kapal berukuran hingga 100 GT. Kapal terbuat dari bahan
348 | e nespenrrUouiu Me OeFn Madrim lndoesia
29. ARTIFICIAL FISH REEF
kayu dengan konstruksi kuat dan layak laut dioperasikan di laut.
Kelengkapan kapal terdiri dari mesin pompa penyedot air (intake
pump), selang penyedot air (intake hose), kawat baja dan tali penyokong
(support wire and rope), winch dan mesinny4 peralatan navigasi
(Gf'S, Edrosounde, Radar, Radio), peralatan keselamatan (perahu,
pelampung penanda sinyal), dan tangkitangki penyimpanan ALD.
Setelah hampir 2 tahun melakukan kajian, maka tahun ketiga telah
mulai dibangun industri ALD di Bali. hrdustri y*g dibangun masih
dalam skala laboratorium untuk menghasilkan 1000liter air mineral
laut-dalam per hari. Setelah melakukan pengujian laboratorium dan
memperolehberbagai perizinan, maka saat ini air mineral laut-dalam
dalam bentuk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) )/ang pertama di
ftrdonesia telah siap didistribusikan ke masyarakat. Produk AMDK
ini di bawah PT Omega Tirta Kyowa dengan merek dagang "Oceanic"
telah mulai dipasarkan di pulau Bali.
ARTIFICIAL FISH REEF
"Suatu malam sekitar 3 tahun silam, saya bersama rekan-rekan
Iepang menikmati makan malam dengan hidangan cumi-cumi,
lobster, ikan laut di sebuah restoran di pinggir pantai Hakodate di
pulau Hokkaido yang terletak di bagian utara Jepang. Restoran itu
berada di tingkat dua dan kami duduk langsung menatap ke laut.
Saya melihat kapal-kapal yang sibuk menangkap ikan di laut itu,
ramai sekali dengan lampu-lampu kapal yang memancarkan cahaya
berbinar-binar. Apakah tiap malam kapal-kapal begitu banyak dan
ramai menangkap ikan di perairan ini?"
Begitu pertanyaan saya kepada teman Jepang itu, dan dijawab
mernang begitulah. Lalu saya tanya lagi, kalau melihat ramainya
kapal-kapal menangkap ikan disitu, tentu tirnbul pikiran apakah
9 Ps3tshtif Menuiu M.h DrFn Madrim IndoGia I 349
30. ARTIFICIAL FISH REEF
ikan atau jenis biota lainnva tidak habis-habis? Teman saya itu
menjawab bahwa ikannya ticlak akan habis-habis, sebab'Apartemen
lkan" (Artificial Fish Reeflharopir setiap tahun di ditenggelamkan ke
dasar laut. 'Apartemen Ikan " itu menjamin suplai ikan dan biota
lainnya dan hasilnya itulah yang kita nikmati malam ini, begitu dia
jelaskan. Sayapun manggut-manggut disertai rasa kagum.
Begitutah pengalaman Bonar Pasaribu, profesor kelautan dari IPB
Bogor dalam suatu kunjukangan riset ke negera Jepang beberapa
waktu lalu. Pengalaman itu cticeritakan Bonar dalam sebuah wawan-
cara dengan [rdonesia Maritime Magazine beberapa waktu lalu.
Menurut Bonar, Artificial Fish Reef (AFR) secara bebas diterjemahkan
sebagai "Karang Buatan untuk Ikan-, maksudnya tempat hidup
ikan atau habitat buatan untuk ikan maupun biota lainnya. AFR
telah dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai ternPat makan
ikan (feeding ground), tempnl pemijahan ikan (spawning ground),
tempat hidup ikan dan biota lainnya atau disebut sebagai habitat,
sebagai tempat persembunyian ikan (escape zone), sebagai alat
untuk pengumpulan ikan.lrungsi AFR ini agak berbeda dengan
Fish Aggregation Device (IrAD).FAD yang berarti sebagai 'Alat
Pengumpul Ikan", ditujukan lebih untuk pengumpulan ikan saia.
Secara tradisional, FAD terbuat dari bahan daun-daunan (umumnya
menggunakan daun kelapa) dirangkai dengan dengan batang-
batang kayu.Alat ini di Indonesia disebut sebagai "rurnpon", di
Filipina disebut "payaos" .
ARF dapat mengumpulkan ikan-ikan dan biota lainnya karena
beberapa alasan, yaitu: 1) T'empat persembunyian ikan. Ikan-ikan
berukuran kecil mempertahankan dirinya dengan bersembunyi
terhadap ikan-ikan besar yang akan memangsanya/ 2) Tempat
beristirahat. Ikan-ikan beristirahat di ARF karena sulit berenang
akibat kuatnya arus yang melaluinya, 3) Tempat pemijahan ikan
35O I e f,mpemif uenuiu Mas Deoan Mariiim lndoneii.
31. ARTIFICIAL FISH REEF
dan biota lainny4 serta sebagai tempat tersedianya makanary
karena disana banyak rumput laut plankton, dan biota kecil
lainnya. Tanaman laut dan juga rumput laut bermanfaat sebagai
tempat pemijahan, di samping itu terdapat plankton sebagai
makanan untuk untuk kepiting, udang, teritip, dan lain-lain
yang hidup di sekitar ARF ierse.but, dan 4) Efek suara. Kepiting,
udang, dan teritip mengeluarkan suara karena tekanan oleh arus
laut. Suara yang timbul ini akan menarik ikan-ikan di sekitarnya
berkumpul ke ARF.
Aplikasi AFR di ]epang
Bonar juga menjelaskan bahwa di Jepang, AFR ini mempunyai
sejarah yang panjang, dimulai pada tahun 1804 di |epang dengan
menggunakan bangku pada kedalaman 20 meter dan metode
ini berkembang terus sampai tahun 1925 dan bentuknya seperti
rumpon yang umum dikenal di perairan kita. Dasar pemikiran
untuk pembuatan rumpon adalah de-ngan kenyataan bahwa Eunung
laut merupakan habitat dari ikan di dalam laut, sehingga gunung
laut itu merupakan Artificial Fish Reef atau Fish Aggregation Detsice
atau Rumpon bagi ikan. Flasil-hasil rumpon tradisional dievaluasi
dan muncul keinginan membuat rumpon dari bahan concrete. Hal
itu disebabkan rumpon yang dibuat secara tradisional tidak tahan
lama dan sulit dibentuk dalam berbagai desain. Tetapi dengan
bahan concrete dapat dibentuk beragam jenis dan ketahanan bisa
mencapai 30 tahrrn.
Pada1954, secara tiba-tiba produksi ikan merosot di perairan pantai
Jepang dan menjadi masaiah utama yang menimbulkan pemikiran
bagaimana cara untuk meningkatkan produksi ikan. Berbagai riset
perikanan dilakukan, lalu peralatan AFR yang terbuat dari bahan
concrete didesain dan dikonstruksi untuk membentuk habitat buatan
gPeryhrlf MenuluMa*oepanuadtmlndonesia I 351
32. ARTIFICIAL REEF REEF
bagi ikan di perairan pantai. Berbagai uji-coba dilakukan dan seiring
perjalanan. waktu, modifikasi terhadap peralatan AFR dilakukan
untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas peralatan.
';
Pada 1958, AFR mulai dikonstruksi di beberapa kota pelabuhan dan
desa-desa nelayan. Hasil produksi ikan yang diperoleh meningkat
secara stgnifikan. Selanjutrya, pada L960 dirasakan kebutuhan
mendesak untuk mengembang;kan konstruksi AFR dalam skala besar
di daerah perikanan pantai IePanS. Tidak tanSSung-tanggung di
tahun 1976 pemerintah Jepang menerbitkan undang-undang tentang
mempertahankan dan melestarikan sumberdaya ikan di perairan
pantai: Di dalam Undang-undang itu tercantum pemanfaatan AFR
dengan bahan concrete. Dewasa ini hampir semua daerah Pantai
Jepang dipenuhiAIR.
Kegiatan perikanan pantai di Jepang berjalan terus dengan meng-
hasilkan produksi ikan yang cukup. Dana yang dikeluarkan pe-
merintah Iepang atau asosial;i perikanan untuk pembiayaan AFR
dalam beberapa tahun belakangan ini, konon kabarnya berkisar 4-5
triliun rupiah per tahun.
Desain dan Konstruksi AFR
Peralatan AFR terbuat dari bahan semerL pasir dan kerangka besi
diolah menjadi concrete. AFR.didesain dalam berbagai bentuk
sesuai dengan tujuan sebagai habitat buatan bagi ika.1e- oimi-cum|
lobster, kerang mata tujutr, <lan biota lainnya. Desain AFR dapat
dikelompokkan kepada tiga hal, yaitu 1) AFR untuk jenis-jenis ikan;
2) ARF untuk pemifahan; 3) ARF untuk tanaman laut.
ARF untuk jenis-jenis ikan didesain denganbentuk silinder (cylindncal
shrpe) yang sesuai sebagai habitat dan pengumpulan organisme laut
352 | r errpaftrueroiu Md Dt9an liLrldm lndon.ib
33. ARTIFICIAL REEF REEF
karena efek lindungnya (shading fficf). Bentuk lain adalah rectangular
yang berabrya sekitar 10 ton, dan bentuk kerangka "rumah" dengan
berat sekitar 30 ton.
ARI untuk pernijahan diklasifikasikan dalam 3 grup, yaitu 1) ARF
untuk cumi-cumi, dengan bentuk dasar yang khas; 2) ARF untuk
gurita dengan bentuk cakram; dan 3) ARF untuk ikan-ikan dengan
formasi dasar tanaman laut atau rumput laut. ARF untuk tanaman
laut di dasar laut disebut sebagai "Marino-plantation" ditujukan
untuk beberapa kegunaary baik sebagai habitat ikaru maupun untuk
membentuk lingkungan tanaman laut yang juga bermanfaat untuk
melindungi lingkungan pantai.
Desain dan konstruksi AFR yang diuraikan disini adalah produk
paten |epang yaitu: 1) Cylinder (berat 11 ton, diameter 3 m), 2)
Rectangular (berat 10 ton), 3) Multi reef untuk oyster (berat 6 tory
tinggi 2.5 meter),4) Sepia untuk cumi2 danbulubabi(berat 10 ton dan
diameter 3 m), 5) Cradle untuk gurita (berat 4 ton diameter 2,20 m),
4) Ebisu untuk lobster (berat 5.5 ton, diameter 3 m), 6) Kainosu untuk
tempat abalone (kerang mata tujuh) (berat 60 kg, diameter 49 cm),
drrr 4 Marino plantationberkegunaan ganda untuk rumput laut.
Konstruksi AFR sebenamya tidak begitu susah kalau perleng-
kapannya semua tersedia, yaitu peralatan dan bahan untuk
pembuatan concrete AFR. ]enis AFR yang akan dibuat dibentuk
dulu tuangannya(molding), sehingga AFR dapat diproduksi dalam
jumlah yang banyak (mass production). Mengingat ukuran dan
berat dari beberapa jenis AFR cukup besar, maka diperlukan derek
pengangkut muatan yang kapasitasnya hingga 30 Ton. Untuk jenis
AFRyang lebih kecil maka kapasitas derek pengangkut disesuaikan
ke ukuran yang juga kecil. Tempat produksi AFR hendaknya di
daerah pantai pada pinggir perairan agak dalam sehingga kapal
pengangkut.ARJ dapat merapat ke pantai, sehingga pemindahan
9l'd.Fhdf M6uiu M.s mpen Marftim ln&ma | 353
34. ARTIFICIAL REEF REEF
produk ARF dari tempat produksi ke kapal dapat dilakukan secara
efektif dan efisien.
Penumpukan AFR di setiap lokasi biasanya berkisar 100-300 buah
disusunberdampingandi dasarlaut ataupun disusunbertingkat. |arak
suatu lokasi kumpulanAFR dengan lokasi lainnya dipertimbangkan
sesuai dengan hasil analisis keberadaan sumberdaya ikan di daerah
perairan tersebut. Kedalaman air hingga ke dasar laut untuk
penempatanAFR adalah paling tinggi 50 m.
Efek dari AFR sebagai habitat buatan adalah meningkatkan kuan-
titas sumberdaya ikan. AFR yg dipasang bertahun-tatiun didalam
laut akan ditempeli oleh rurnput laut, plankton, dan biota lainnya,
sehingga terbentuk suatu habitat yang cocok untuk ikan. Stok sumber
daya ikan nantinya meningkat di daerah sekitar ARF ini. Fungsi ARF
adalah untuk menggantikan habitat alami yang tidak rusak akibat
tekanan penangkapan ikan atau lingkungan yang tergradasi.
SeluruhbentukARF yang diuraikan disini telah ditaruh di dasar laut di
berbagai tokasi di perairan pantai Jepang. Kondisi nyata ARF tersebut
dalam hubungannya untuk tujuan peningkatanproduksi, baik sebagai
pengumpulan ikan, pemijahan ikan dan perkembangan lingkungan
tanaman laut, selalu dipantau dan dianalisis untuk memerkirakan
efisiensi dan efektivitas ARIi tersebut. Hasil yang diperoleh sangat
memuaskan, sebab dari analisis yang dilakukan pada umumnya hasil
tangkapan produk ikan ataubiota lainnya dari daerahAFRadalah dua
kali lipat lebih banyak dari hasil tangkapan dari daerah tanpa AFR.
Laut ]awa Perlu AFR
Perairan pantai Laut Jawa zudah lama disebut sebagai daerah perairan
tangkap lebth (oou-fthing), berada dalam kondisi perikanan yang
354 | eaerpntf uenuiu Masa &pan Marftlfr lndonasia
35. TEKNOLOGI AKUMK KUAK RAI{ASIA DASAR TAUT
I
kurang menguntungkan.Pada hal nelayan yang merrdiami pantai utara
Jawa sangat banyak dan mereka merrggantungkan hidup dari ke{riatill
perikanan tanglcp. Kerusakan terdapat di lingkungan parrtaiXegiatan
penangkapan ikan sudah sa4;at padat tmrgkap.F{abitat ikal udang
cumi{rmi di sebagianbesarperairanparrtura sudah rusakDaya dukung
perairan merurun.Stok ikan mernrruru Prcduktivitas iuga
menunrru berarti Cat& Pet Unrt Efu (GUE)fuga menurun
Keadaan perikanan tangkap di perairan pantai utara pulau jawa
ini hendaklah dikoreksi. Sumberdaya ikan haruslah diadakan agar
bisa ditangkap oleh para nelayan- Pengadaan sumberdaya ikan
itu salah satunya adalah dengan penempatan A-FR dalam iumlah
yang tidak terbatas. Jenis-jenis AFR yang ditempatkan disesuaikan
dengan jenis-jenis ikan dan biota lainnya di bagian-bagian perairan
tertentu di perairan pantai Laut )awa-
Daerah penangkapan il<an (fuhing gruurd) seperti di perairan pantai Laut
|awa ini haruslah dipertahankan dan ditingkatkaru FIal itu berarti iuga
mempertahankan kelangsungan ke{apelabuhanaelabuhan perikanan
dan desadesa rrelayan sebagai basis untuk kegiatan penangkapan ikarL
Ur*uk itu upaya perlu dilakukan, yaitu 1) Memperbaiki struktur untuk
lestari surnberdaya ikart yaitu salah satunya denfun
perrernpatan AFR 2) Keamanan dan suplai secara efektif dai p,roduk
ikan yang berkualitas tinggi, 3) Pengenrbmgan daeralr
ikan termasuk habitat jerri*}erris ikaru dan 4) Pengerrbangan desa-
desa nelayan sebagai hidrp yang sesuai herhfikilr
pengembangan industri perikanan
TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
Hasil perrelitian Prof Indra Jaya Guru Besar FPIIGIPB Bogor me
ngungkapkan bahwa dari ketinggian ribuan kilometer di atas per-
9ftGe.hif ridrru tla oqr U-tn lldrc | 355
36. TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
mukaan bumi, dengan bantuan satelit, kita dapat memotret kepulauan
L:rdonesia dan dapat segera terlihat bahwa 70 persen permukaan
kepulauan tersebut merupakanbentangan laut. Demikian dominannya
laut dalam konstalasi geografi [rdonesia sehingga bentang kepulauan
Indonesia yang luas ini merupakan sebuahbenua maritim. Namun laut
bukan suatu bidang datar melainkan ruang 3-dimensi yang kompleks,
dengan dimensi vertikal (kedalaman) bervariasi dari perairan dangkal
dengan kedalam perairan beberapa meter ke perairan laut dalam
dengan kedalaman ratusan bahkan ribuan meter. Penetrasi energi
cahaya matahari hanya dapat m-enjangkau "lapisan kulit permukaan"
dari laut saja; demikian pula energi yang dipancarkan dari satelit untuk
memotret laut hanya dapat menembus sebagian kecil dari kedalaman
laut.Dengan demikian, sebap;ianbesar merupakan laut kita merupakan
ruang yang gelap gulita.
Untuk mengetahui obyek apa saja yang ada atau proses apa saja
yangterjadi dilau! daripermukaan sampaike dasar laut, digunakan
teknologi akustik bawah air. Melalui teknologi ini dapat di ketahui
obyek apa saja yang ada (misalnya ikan, mamalia laut, vegetasi
bawah air, deposit mineral di dasar laut), berapa jumlahnya,
kepadatannya, pada kedalaman berapa. Demikian pula dengan
proses yang ada dalam laut, misalnya pergerakan massa air (arus),
besar dan arah kecepatan arus dari waktu ke waktu dapat dipantau
dan diketahui dengan bantuan teknologi akustik.
Teknologi Akustik Bawah Air
Teknologi akustik bawah air memanfaatkan sifat gelombang
suara ylng merambat sangat baik dalam medium air. Dalam air
laut yang bersifat konduktif dan keruh kebanyakan gelombang
elektromagnetik (gelombang cahaya dan radio) akan berkurang
energinya (teratenuasi) dengan cepat dalam jarak beberapa ratus
356 | 9 k6pehtifMenuiu Masa Depan Maritim lndonesia
37. TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
bahkan puluh meter saja. |ika penetrasi cahaya praktis hanya dapat
mencapai beberapa puluh meter di ba'wah lapisan permukaary maka
gelombang srrara dapat mencapai dasar laut sampai kedalaman
ribuan meter. Selain itrr gelombemg suara dapat merambat dalam
air puluhan ribu meter melintasi samudera luas.
Teknologi akustik bawah air menggunakan instrumen yang dileng-
kapi dengan transduser, piranti yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik dan sebaliknya, sehingga dapat memancarkan
dan menerima suara. instrumen akustik berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu bahan, yang menghasilkan transduser berkualitas.
Pada awalnya transduser dibuat dari bahan kuartz elektrostriktif
kemudian digantikan oleh magnetostriktif yang berbahan dasar nikel,
dan akhimya berbahan piezoelektrik. Selanjutnya, transduser berberkas
gelombang suara tunggal (single-beam) berkembang menjadi
dual-beam dan akhimya split-beam; dari frekuensi tunggal menjadi
frekuensi ganda (multi-frequency). Untuk meningkatkan ketajaman
(sensitivitas) deteksi transduser, dikembang.sistem untaian (array)
yang merajut rangkaian transduser tunggal menjadi satu kesatuan
dan kemudian diikuti dengan pengembangan teknologi pembentukan
berkas gelombang (beanforming). Demikian pula dari sisi pemindaian
(scanning), telah dikembangkan sidescan sonar. Gabungan dari frekensi
berganda dan sistem side scan ini melahirkan sistem berkas gelombang
suara berganda (multibeamsystem) yang sangat tajam mendeteksi
konfur dasar perairan.
Instrumen akustik rnulai dikembangkan pada akhir abad ke 19,
jadi sudah lebih dari seabad, dan menjadi instrumen yang handal
dalam bentuk echo-sounder sekitar 1925. Perkembangan yangnyata
dicapai selanra Perang Dunia Il terutama dipicu oleh perang
bawah air (kapal selam). Seiring dengan perkembangan elektronika
dan pemrosesan sinyal, berbagai variant instrumen akustik telah
dikembangkan untuk berbagai aplikasi.
g lrer6pehtif Menuiu Ma* Doan Maritim lndonsia | 357
38. TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR TAUT
Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Pengukuran Kedalaman traut
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa suara merambat
sangat baik dalam air. Sifat fisik suara ini dimanfaa&an oleh
manusia untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pengukuran
ke dalam lart (bathymefru). Pemanfaatan sifat suara pertama kali
dan sampai saat ini paling banyak digunakan untuk aplikasi
bawah air adalah untuk mengukur kedalaman laut. Saat ini hampir
semua kapal bermotor dilengkapi dengan alat pernerumarr (echo-
sounder) untuk memastikan kapal tidak kandas dengan memantau
secara terus menerus jarak antara lunas kapal dan dasar perairan.
Dengan berkembangnya terknik pemrosesan sinyaf energi suara
yang dipancarkan kembali dapat dianalisis untuk mengetahui
karakteristik sedimen dasar laut. Demikian pula dengan terumbu
karang dan vegetasi bawah air yang melekat atau bagian dari dasar
laut dapat dikuantifikasi.
Instrumen akustik untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat pe-
meruman (echos ounder). Alatini merekam waktu tunda, antara waktu
pemancaran gelombang suara dengan waktu penerima4n pantulan
gelombang suara dari dasar laut yang diterima oleh transduser, dan
dengan mengetahui atau mengazumsikan kecepatan perambatan
gelombarig suara dalam air maka dapat dihitung kedalaman dari
hasil perekaman waktu tunda tersebut. Walaupun s€cara prinsip
pengukuran kedala4an laut ini tampak sederhana, namun dalam
prakteknya tidak derrikian. Pancaran gelombang suara yang rnenge-
nai dasar perairan'dari alat pemeruman bertransduser tunggal akan
permukaan dasar laut yang cukup luas.
Untuk dasarlaut yang berkrntur, kasar atau tidak rata maka hal ini
dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalan pengukuran
waktu tunda karena hanya pantulan yang kembali pertarna kali
yang digunakan dalam perhitungan kedalaman- Untuk mengatasi
358 | e rcrspemf ucruiu Ma D€g.n iLrtim HoGa
39. TEKNOLOGI AKUsTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
masalah ini luas pennukaand,asar laut yang dikenai gelombang suara
mesti dibuat lebih kecil atau serrrpit, rpisalrrya dengan menggunakan
untaian transdusu penerirlaa {*ydrophone array) yang dapat
memusatkanberkas errergi suara yang diterima atau meningkatkan
kepekaan penerimaan pada arah tertentu. Selanjutnya jika pada
masing-masing elemen dari untaian transduser penerima ini dibuat
dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang yang diterim4
maka pola kepekaan untaian transduser penerima dapat diubah
dengan mudah dengan cara rrrengganti parameter pengolahan data
yang direkam.
Dengan kata lain, untaian transduser penerima dapat diarahkan
untuk mengamati sudut datang dari berbagai arah. T'eknik inilah
yang kini digunakan pada instrumen akustik Mzl ti Beam Echo Sounder
(MBES), yangmerupakan state of the art instrumensurverbathymetri.
Sebagai ilustrasi, dalam suatu suwei bathymetri" dengan banfuan
MBE dapat dihasilkan peta tiga dimensi, dengan lebar sapuan !8
kali kedalaman perairan. Untuk merrjangkau berbagai kedalaman
laut digunakan fiekuensi gelombang suara yang berbeda-beda,
misalnya untuk kedalaman hingga 11.000 meter digunakan frekuensi
yang relatif rendalu yakni l2Wlz, sedangkan untuk perairan dangkal
(kurang dari 200 meter) digunakan 10G500 kFIz. Akurasi dari
pengukuran adalah sekitar Q5 perser; atau dalam kisaran sentimeter
untuk laut dangkal dan desimeter untuk laut dalarn.
Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Identifikasi dan Klasifikasi
Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting
tidak hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut
tetapi juga karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan
biota laut yang hidup di lingkungan dasar lau! seperti udang,
9tulgcfrflk u ME Oam U:tr ftaorsr | 359
40. IEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAIt LAUT
kepiting, kerang-kerangan dan berbagai jenis ikan demersal.
Sewaktu gelombang suarir -yang
dipancarkan oleh instrumen
akustik mengenai dasar ladi,'lebagian energi gelombang suara
tersebut dipantulkan atau dihamburbalikkan. Besarnya intensitas
pantulan suara d,ari dasar laut umumnya tergantung pada sudut
datang gelombang suara, tingkat kekerasan (hardness), tingkat
kekasaran (roughness) dasar laut komposisi sedimen dasar laut
Akhir-akhir ini, salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi
teknologi akustik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan
sumberdaya laut berbasis ekosistem, dimana diperlukan antara
lain peta klasifikasi sedimen dasar laut. Upaya identifikasi dan
klasifikasi.sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur
balik akustik telah dilakukan beberapa peneliti Indonesia dan
kompilasi hasil penelitian mengukuhkan bahwa teknologi akustik
sangat potensial dijadikan salah instrumen baku untuk identifikasi
dan klasifikasi sedimen dasar laut.
Aplikasi Teknologi Akustik Untuk ldentifikasi Terumbu Karang
dan Vegetasi Bawah Air
Indonesia merupakan pusat terumbu karang dunia dengan ke-
ragaman hayati tertinggi. Diperlukan teknik pemantauan yang
cepat, konsisten dan efektif . Di Indonesia, pemanfaatan teknologi
akustik untuk identifikasi dan klasifikasi terumbu karang mulai
berkembang, walaupun disadari masih diperlukan riset-riset
yang lebih inteniif mengingat kompleksitas dan keragaman
yang tinggi dari terumbu karang yang ada. Sejauh ini, dengan
memetakan intensitas gema pertama (E1) dan gema kedua (E2)
dapat dilihat, secara akustik, sebaran beberapa bentuk per-
tumbuhan terumbu karang yang berbeda-beda tersebut. Kla-
360 I gPe6pehdfMenuiu Mas. &pan Maddh lndonesia
41. IEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
sifikasi berdasarkan parameter EL dan E2 ini tentu dapat dikuan-
titatifkan dengan menerapkan analisis pengelompokan seperti
clustering analysis, principal component anahlsis, dan lainnya.
Vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan produk-
tivitas suatu perairary khususnya perairan dangkal (shallow water).
Vegetasi bawah air menjadi salah satu sumber pangan dan me-
rupakan tempat memijah biota laut. Oleh karena itu, akurasi dan
kecermatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi
bawah air sangat penting dilakukan. Lamun (seagrass) merupakan
salah satu vegetasi bawah air, hidup di sedimen dasar laut dan
akarnya tertanam ke dalam dasar perairan. Tekanan terhadap
wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini dengan adanya
pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir menyebabkan
h-ras padang lamun terus berkurang dan diperkirakan mengalami
pengurangan sekitar dua persen pertahun.
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan me-
mantau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakteristik sinyal gema
yang dihamburbalikkan lamun. Salah satu teknologi akustik
yang dikernbangkan untuk pemetaan vegetasi bawah air adalah
sonar (nanow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan ke-
adaan dasar perairan, baik secara horizontal maupun vertikal,
sehingga dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air. Untuk
menentukan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air
dapat dilakukan berdasarkan bentuk gema (echo enaelope). Ji-
ka terdapat vegetasi, maka dapat ditentukan jarak antara da-
sar perairan ke atas tutupan vegetasi atau puncak vegetasi. Se-
bagian besar gema y,ang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari
aras gema yang berasal dari penghamburbalik (backscattering)
dasar. Analisis lebih lanjut dari gema dapat digunakan untuk
membedakan antar spesies lamun.
gPspehlif Menuiu Mase Depan M.rlllm lndon€C. | 361
42. IEKNOLOGI AI((,SNKI(UAKRAHASIA DASAR TAIIT
Aplikasi Tbknologi Akustik Untuk Deteksi dan Kuan6Ekasi Ikan
Deteksi ikanpertama kali dilaporkan oleh Kimura (192-9). Teknologi
instrumentasi akusdk mengalarrri kemajuan yang sangat pesat
dalam 30 tahun terakhir, khususnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam), ke dwi (ilual-
beam) dan terakhir ke berkas gelombang terbagi (split-beam)-
Perkembangan transduser yang terakhir ini mampu mendeteksi
posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat.Dengan
demiki:n kecepatan dan lapisan renang ikan dapat dihitung
derrgan akurat pula.
Kemampuanteknologi akuslik dalam mendeteksi posisi ikan tunggal
tidak serta merta identik riengan kemampuan mengidentifikasi
individu spesies ikan tersebut. Riset untuk identifikasi spesies ikan
dengan telurologi akustikmasih terusberlangsung dan saat ini hasil
terbaik yang telah dicapai ad.alah dalam tahapan identifikasi spesies
kawanan atau kelompok ikan. Pendugaan stok ikan di daerah
tropis merupakan tantangan tersendiri, lebih kompleks dan rumit
karena tingkat spesies yang tinggr.Identifikasi
kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan klasifikasi kawanan
berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penentuan
identifikasi, dan struktur kawanan yang menggambarkan" secara
rinci pembentukan kawanan ikan dalam kolom air.
Aplikasi Teknologi Akustil< Untuk Komunikasi Bawah Air
Dalam laut, profil suhu dan tek;uran dapat membentuk saluran
snrara (amusticataoeguiile). Saluran suara ini dimanfaatkan dengan
baik oleh kapal selam, paus dan mamrrralia laut lainnya untuk
berkomrmikasi jarak jauh, ribuan kilometeq, dengan efektif. Setain
itu, sifat zuara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi antar
362 I
43. TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
peralatan observasi laut (rrrodem bawah air), misalnya untuk ke-
perluan deteksi dini tsunami, yakni antara seismometer yang di
pasang di dasar perairan pada kedalaman ratusan bahkan ribuan
meter dengan pelampung permukaan, atau sebaliknya. Modem
suara bawah air telah berkembang dengan baik dengan laju pengi-
riman data tertinggi dapat mencapai 38.400 baud.
Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Pencikaan dan Penentuan
Posisi Bawah Air
Aplikasi lain adalah pencitraan bawah air dengan side scan sonar.
Aplikasi tekrrologi side scan sonar diganakan untuk mencari ranjau
dalam operasi militer, khususnya dalam perang bawah air Adapun
untuk aplikasi sipil (non-militer), antara lain pencarian bangkai
kapal tenggelam, arkeologi bawah air, pemantauan pipa bawah
air, penemuan kotak hitam, dan survei dasar laut yang luas seperti
paparan benua. Perkembangan terkini dari teknolo$ side scan sonar
adalah teknologi synthetic aperture sonar yarrg memanfaatkan teknik
synthetic array sehingga ketajaman (resolusi) pencitraan dapat
meningkat secara nyata.
Teknologi akustik iuga digunakan untuk penentuan posisi"dan
navigasi bagi wahana bawah air, seperti kapal selam, autonomous
underwater oehicle (AUV) dan bagi penyelam. Posisi ditentukan
dengan lnengacu pada stasiun basis yang memancarkan pulsa
akustik (ping, dimana pulsa ini mengaktifkan transponder dan
setelah beberapa saat akan merespon dengan ping lainnya,
biasanya dengan frekuensi yang berbeda yang kemudian
diterima di stasiun basis. ]arak antara stasiun basis ke
transponder dapat ditentukan dengan selisih waktu pemancaran
dan penerimaan dan dengan mengetahui atau mengasumsikan
kecepatan suara dalam air.
9 Psspetrif ta€mF ME ocarn fraien tlffie | 363
44. TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
Apabila transponder diternpatkan pada dua atau lebih posisi
maka posisi dalam ruang tiga dimensi dapat ditentukan dengan
metode triangulasi.Tentunya semakin banyak transponder yang
digunakan semakin akurat posisi yang diperoleh. Perkembangan
terkini penentuan posisi bawah air antara lain meliputi
pemanfaatan Long Base Lin,: System (LBL) serta integrasi GPS dan
sistem navigasi inersia untrrk meminimalkan jurrrlah transporider
yang digunakan.
Aplikasi Teknologi Akustil< Untuk Pengukuran Arus
Sekitar 20 tahun lalu, arus laut umumnya diukur dengan meng-
gunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk
mengukur arah dan kecepatan arus. Berbeda dengan instrumen
konvensional pengukur arus, pengukuran arus dengan instrumen
akustik tidak menggunakan baling-baling dan sayap. Selain itu
informasi arus yang diperoleh satu unit instrumen akustik tidak
hanya pada satu titik, atau posisi saja tetapi dapat rnemberikan
informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak.
Pengukuran arus dengan suara dilakukan dengan memancarkan pul-
sa suara sempit dengan frekuensi tetap, dan jika mengenai phrtikel-
partikel yang ada dan bergerak dalam air maka pulsa suara tersebut
akan dihamburbalikan. Pulsa suara yang kembali ini diterima oieh
transduser dan dideteksi frekuensinya. Jika air yang berisi partikel-
partikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar
(sumber suara) maka frekuensi yang diterima akan lebih rendah;
sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber
suara maka frekuensi yang diterima akan lebih tinggi.
Perubahan atau pergeseran frekuensi ini berkaitan erat dengan
arah arus. Adanya pengaruh perubahan frekuensi ini dikenal
364 | e Feqentif Mcnuiu M.s oeFn Maririm lndfiesia
45. TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
sebagai doppler effect. Instrumen akustik yang menggunakan
prinsip Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler
Current ProJiler). Penentuan kecepatan dan arah arus dengan
ADCP bersifat inherent, sedikit lebih rumit dari pengukuran
arus dengan cara konvensional (misalnya, dengan baling-baling),
sehingga memerlukan keahlian tersendiri. Urttuk mendapatkan
arah dan kecepatan arus maka digunakan empat transduser yang
memancarkan suara.
Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus maka dimung-
kinkan memantau pergerakan arus dalam kolom air. Selain itu
dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah
sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transport mas-
sa air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat. Misalrrya,
hasil pengukuran terbaru di Selat Makassar yang meruPakan lin-
tasan utama Arus Lintas Indonesia (ARLINDO). Implikasi dari
pengukuran yang tebih akurat dari ARLINDO ini akan dapat
memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi yang lebih
baik tentang sistem iklim skala besar, khususnya iklim yang mem-
pengaruhi benua maritim Indonesia.
ADCP kini merupakan salah satu instrumen baku pengukur arus.
Untuk Indonesia, tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan
instrumen ini lebih massal digunakan dengan tetap memperhatikan
penanganan kualitas data.
Pengembangan Tekniologi Akustik Bawah Air di Indonesia
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis, baik
secara keruangan (spatial) maupun kewaktuan (temporal). Dari
uraian yang telah disampaikan terlihat bahwa teknologi akustik
telah berkembang dengan pesat dan semakin efektif diterapkan
9 Pe6pehtifMenuiu Ma$ oep.n Maiidm hdonesia | 365
46. TRANSPLANTASI KARANG
dalam kegiatan eksplorasi, khususnya deteksi obyek dan proses
dinamik di laut. Perkembangan dan aplikasi teknologi akustik
dalam penginderaan sumberdaya dan dinamika laut Indonesia
tentu akan memicu percepatan pembangunan benua maririm
Indonesia. Walaupun demikiaru terlepas dari pencapaian pe-
ngembangan teknologi akur;tik dan aplikasir,rya masih ada be-
berapa hal atau agenda riset yang masih perlu dijalankan dan
dikembangkan di Indonesia yang memiliki sumber daya dan
ekosistem tropis yang khas.
Menimbang potensi pengembangan diln luasnya penerapan tekno-
logr akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan sumberdaya
laut hrdonesia, perlu kiranya dikembangkan pusat unggulan
(center of excellent), baik berupa Laboratorium National atau Pusat
Riset Nasional dalam pengembarlgan.dan pemanfaatan teknologi
akustik. Laboratorium atau pusdt miset nasional ini diharapkan
dapat memimpin upaya nasirnal 5ra4g lebih terencana, sisternatis
dan efektif dalam pengembangan dan,penerapan teknologi akustik,
baik dalam rnobilisasi pengembangan kepakaran, infrastruktur
maupun mekanisme pendana an program.
TRANSPLANTASI KARANG
Seorang Guru Besar Kelautan IPB, Prof Dedi Soedharma me-
ngatakan, bahwa degradasi terumbu karang merupakan momok
bagi bangsa Indonesia. Tiga dekade terakhir banyak sekali dana
yang digelontorkan untuk kegiatan rehabilitasi terumbu karang.
Salah satu usaha rehabilitasi yang cukup populer saat ini, dengan
menggunakan metode transplantasi.
Tiansplantasi karang adalah pemisahan (fragmentasi) buatan pada
bagian koloni atau bagian karang untuk ditumbuhkan
366 | e nr*pemf mup M6 Dcpan Mad*n lrldorEi&l
48. di tempat lain menjadi individu atau koloni baru. Metode ini
merupakan metode yang mudah dan murah yang dapat digunakan
oleh masyarakat untuk merehabilitasi maupun merestorasi ekosistem
terumbu karang. Walaupun pada dasamya terumbu karang dapat
pulih secara alami namun sangat lambat bisa memerlukan waktu
puluhan tahunbahkan lebih tergantung dari tingkat kerusakannya.
Kerusakan karena faktor fisik seperti akibat pemboman ikan,
pengambilanL/penambangan pasir dan karang pemutihan karang
(coral bleaching), pemangsairn coral oleh predator (Acanthaster
Plancii) relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan kerusakan
yang disebabkan pencemaran air laut oleh minyak, sedimentasi/
pelumpuran, desalinasi dan lainnya.
Sejarah Transplantasi Karang di Indonesia
Jika melihat kil'as balik sejarah kegiatan transplantasi di Indonesia
maka butuh waktu tidak sectikit untuk meyakinkan para penggiat
rehabilitasi dan pemerintah untuk metode ini sebagai
salah satu metode rehabilitasi. Adalah kstitut Pertanian Bogor (IPB),
Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias trdonesia (AKKI) dan Pusat
Penelidan Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Lrdonesia'(P2O-
LIPD yang menjadi pionir dalam pengembangan metode transplantasi
ini pada 1996. Kala itu masih tertanam pemikiranbahwa pertumbuhan
karang sangat lambat yaleri hanya berkisar antara L-2 crn pertahun,
sehingga sulit sekali mendapat pengakuan bahwa hasil penelitian
tentang pertumbuhan karang hasil transplantasi dapat dipercaya dan
pertumbuhan karang bisa mencapai 1-3 cm perbulan terutama untuk
karang bercabang seperti jenis Acropora.
Penelitian awalberlangsung dari tahun 1 996-2003yxrg dilaksanakan
oleh mahasiswa dan dosen IPB serta beberapa universitas lain,
368 | e fcrpctrtifVenuiu MaB. Oep.n Maritim lndonGia
49. TRANSPLANTASI KARANG
baik dari program strata satu (S1) sampai dengan strata tiga (S3)
di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, ]akarta. Hampir sekitar 50 jenis
karang dari jenis karang bercabang dan beberapa jenis lainnya yang
diteliti pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya selama periode
tersebut. Hasil-hasil penelitian inilah akhimya digunakan sebagai
dasar untuk meyakinkan pemerintah dan dunia untuk mengakui
bahwa transplantasi sebagai metode yang dapat digunakan untuk
rehabilitasi karang di Indonsesia.
Selanjutnya, sejak tahun 2000 transplantasi disebarluaskan ke
seluruh Indonesia. Kegiatan transplantasi pada awalnya dilakukan
oleh pemerintah pusat maupun daerah.|utaan bibit karang sudah
ditancapkan di laut pada ekosistem terumbu karang di seluruh
Indonesia. Beberapa daerah mencatat cerita manis dari kegiatan
transplantasi ini misalya di Desa Les di Kecamatan Tejakula
Kabupaten Buleleng Bali. Nelayan berhasil memperbaiki terumbu
karang yang rusak dengan metode transplantasi. Lebih dari itu,
jumlah ikan karang yang sebelumnya berkurang semakin lama
semakin bertambah dan dapat ditangkap sebagai ikan hias yang
mempunyai nilai tinggi di mancanegara.
Ekonomi, Rehabilitasi dan Wisata
Secara umtrm saat ini transplantasi karang digunakan untuk merehabi-
litasi ekosistem terumbu karangyangrusak dan penyediaan stokuntuk
perdagangan karang hias. Beberapa kegiatan transplantasi dilaksanakan
di empat lokasi Kawasan Konservasi Laut dan Thman Nasional I^aut
yaitu di TirmanNasional Laut Kepulauan Seribq Tiaman Nasional I-aut
Bunakeru Taman Wisata Alam laut Teluk Kupang $ffD dan Thman
Wisata Alam Laut Gili Air, Gili Tiawangan dan Gili Meno (NTB).
Kegiatan r:ntuk kebutuhan perdagangan karang hias telah dilakukan
trarsplantasi karang dri Kepnrlauan Seribu dan di Sulawesi Selatan.
9 kto*rif t 6uiu M€ Dcpan Marftim l*xb | 369
50. TRANSPLANTASI KARANG
Pada awalnya pemerintah melalui Surat Keputusan Direktur
|enderal Perlindungan Hutan dan Konsevasi AIam €FIKA) hanya
mengijinkan 24 jerus karang yang dapat diperdagangkan sebagai
karang hias jenis-jenis tersebut pada umumnya merupakan karang
dari genus Acropora dan Porites. Pada saat ini jumlah karang yang
yang dapat ditransplantasikan sudah mencapai sebanyak + 60 jenis
karang dan dapat diperdagangkan untuk keperluan ekspor sebanyak
t 40 jenis dari berbagai bentuk pertumbuhan misalnya karang masif
dari kelompok genus Faaia, Aloeopora, Goniastrea dan Loboplryllia;
kelompok karang bercabang seperti A croporil danHydnoporn;benhtk
lembaran seperti Montipora. Kuota untuk pengambilan di alam
dihapuskan bagi karang yang sudah berhasil ditransplantasikan
sehingga masyarakat tidak boleh mengambil dari alam karang-
karang tersebut.Kondisi ini mendukung kelestarian karang yang
ada di alam dan sejalan dengan usaha rehabilitasi terumbu karang
di Indonesia.
Salah satu cerita sukses tentang pemanfaatan transplantasi karang
untuk penyediaan karang hias adalah di Kepulauan Seribu.
Awal tahun 2001 perdagangan karang hasil transplantasi sudah
mulai diperdagangkan oleh para nelayan serta dikirim keluar
negeri oleh para eksportir. Pada 2008 kelompok jaringan monitor
Kepulauan Seribu telah mencatat sebanyak t 7000 fra$men
karang yang dijual oleh nelayan untuk kepentingan perdagangan
,dimana jenis jenis karang yang banyak dijual adalah Acropora sp,
Hydnophora Rigida dan Montipora sp,
Selain itu beberapa kelompok masyarakat memanfaatkan karang hasil
transplantasi untuk dijual kepada wisatawan dengan program Adopsi
Karang dimana setiap karang dihargai sebesar Rp 90.000 perkoloni/
piece. HaTimmenuniukkan adanya harmonisasi antara upaya ekonomi
nelayan, rehabilitasi dankegiatanwisata. Kondisi seperti ini juga dapat
ditemukan di daerah lain seperti di BaIi dan Lombok.
37O I e pqsretrtif Uenuiu Masa Dean Maritim lndonEia
51. TRANSPLANTASI KARANG
Memperjuangkan HAKI
Transplantasi sudah menjadi bagian penting bagi masyarakat pesisir
danpulau-pulau kecil cli Indonesia. Jika dicatat dan didokumentasikan
secara baik bukan tidak mungkin banyak sekali inovasi dan invensi
(penemuan) yang terkait dengan transplantasi.Namun sayang tidak
banyak dari peneliti atau praktisi di Indonesia yang berkecimpung
dengan transplantasi mendaftarkan penemuannya ke Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Sebaliknya
beberapa peneliti asing sudah mulai mendaftarkan Penemuannya
dalam bentuk paten misalnya oleh Adegawa Takayuki dengan
juduf "Methods of Corals Transplantation" .
Pengajuan FIak Atas Kekayaan Intelektual dalam bentuk paten oleh
warga negara indonesia sangat penting untuk melindungi para
nelayan dan penduduk pesisir sebagai pengguna transplantasi.
Paten yang telah terdaftar di Ditjen Paten Kemenkumham tentang
transplantasi karang hanya satu yang berasal dari Indonesia yakni
oleh Dedi Soedharma, Sulistiono dan Istiyanto Samijan dengan
judul Proses Fragmentasi Buatan pada Budidaya Karang untuk
Produksi Karang Masif dengan paten nomor ID P00291,69.
Hasil temuan Dedi Soedharma dkk yang diajukan, adalah (1) jetis
dan model bentuk pertumbuhan massif, submasif dan karang
soliter,sedangkan Adegawa hanya pada karang bercabang; e)
Metoda pemotongan dengan memisahkan mulut polip; (3) adanya
si.stem pemeliharaan sementara di kolam tertutup(close system).
Kegiatan penelitian oleh para scientist IPB tersebut didanai oleh
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (KMNRT) melalui
hibah kompetitif Riset Unggulan Terpadu (RUT) pada tahun 2003 sd
2005,serta sumber dana dari Uni Eropa melalui Asean Regional Center
for Biodiaersity Conseruafion (ARCBC). Dari hasil penelitian tersebut
gPersehrif Mcnuiu Mas Depan Madtim tndon€5ia I 371
52. TRANSPLANTASII(ARANG
dapat diketahui bahwa perlakuan transplantasi tidak menjadikan
indukan baru tersebut (hasil transplant) menjadi mandul atau steril,
hal ini dapat dibuktikan bahwa sistem reproduksinya berkembang
secara normal yang dilihat dari perkembangan gonad karang yang
ditransplantasi, walaupun sedikit mengalami kelambatan.
Tantangan Masa Depan
Manusia merupakan faktoryangutama dalam sukses atau tidaknya
pengembangan transplantasi. Pemikiran dan pengetahuan yang
mumpuni para ilmuwan dan praktisi lapangan diperlukan untuk
terus mencoba dan mencoba agar manfaat transplantasi dapat
dirasakan secara nyata hasihya terutama oleh masyarakat pesisir.
Jangan sampai transplantasi malah dianggap dapat memsak
ekosistem terumbu karang y;rng telah ada.
Pengetahuan perlu didukung dengan kesadaran masyarakat yang
tinggi akan perrtingnya rehabilitasi karang. Al:hir-akhir ini terlihat gejala
adanya nelayan yang nakal yang tidak mengindahkan peratffan yang
telah ditetapkan olehpemerintrh dalamkaitannya dengantransplantasi
karwrg- Sebagai contofu nelayan merrjual karang hasil transplantasi
yang indu,karurya berasal langsung dari alam. Seharusnya ndlayan
merr,rperbary"ak karang indukur dahulu yang berfungsi sebagai donor
trtama urrtuk P,ro6es selanjutrya. Realita i.i lrg" menjadi tantangan
bagi peneli{, pauaprataisi dan aparat dalam mengembangkan metode
ruffirasat tertmdap hasil tansplantasi. Thntangan ke depan perlu
terus dilalqrkan karrena masih banyak ienis-ienis karang yang belurn
berhasildilaleukartdrerngantekniktransplantasiataufragmerrtasibuatan,
dengan dbmikian nrasih ditunggu irnrentor-inverrtor lainnya temtama
para ilrrm:,wan muda ulrtuk mendapatkan paterr-paten tekhnologi
perbanyakm,r karangbaik wnLrk di'daftarkan pada Paten di tndonesia
maupun paten pada skala internasioriral.
372 | encpcmf Uenuiu Ma$ Depan Madtim lndmGia
53. RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
Pengembangan teknologi penangkapan ikan pada masa yang akan
datang tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan hasil tangkapan
akan tetapi juga ditujukan untuk memperbaiki proses penangkapan
(capture process), mengurangi pengaruh penangkapan (fishing
impact) terhadap lingkungan dan keragaman hayati (bio-diaersty)
(Arimoto, 2000). Ke depan, para nelayan mungkin tidak akan lagi
mengalami kesulitan ketika menangkap ikan. Para peneliti di hrstitut
Pertanian Bogor (II']B) telah menciptakan teknologi penangkapan
ikan baru.Rumpon elektronik.
Rumpon sendiri sebenarnya sudah tidak asing lagi di mata nelayan.
Alat bantu dalam aktivitas penangkapan ikan yang digunakan
untuk menarik ikan tersebut kerap digunakan setiap kali melaut.
Isu internasional tentang penggunaan rumpon sebagai alat bantu
penangkapan ikan sudah di mulai sejak tahun 1999.Ha1ini dipicu
oleh alat tangkap purse seine yang berkembang pesat di Samudera
Hindia bagian timur yang dioperasikan pada drifting aggregating
deoice yang mampu menangkap ikan-ikan tuna berukuran kecil
yang belum matang gonad. Terdapat pro dan kontra tentang
hal ini karena rumpon sangat diyakini efektif untuk menangkap
ikan. Konflik ini cepat atau lambat akan sampai di Indonesia,
apalagi implementasi "Code of Conduct for Responsible Fisheries
(CCRF)" telah mulai dilaksanakan oleh pemerintah Indgnesi4 di
mana kegiatan proses penangkapan ikan, termasuk di dalamnya
penggunaan rumpon akan diatur secara berwawasan lingkungan.
I{anya saja, rnemang kebanyakan rumpon bersifat pasif dan
menetap. Misalnya rumpon yang dibuat dari pelepah pohon
kelapa atau rongsokan beca yang ditenggelamkan. Jenis rumpon
tradisional ini umumnya menggunakan satu jeris attraktor tertentu
dan cenderung memiliki selektivitas target yang rendah atau hasil
t htsFttif MHuiu Mae DeFn Maririm lndon6h | 373
55. RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
tangkapan sampingan (by-catch) yang tinggi. Dengan demikian
rumpon ini tidak mampu melakukan pemilahan target yang
diinginkan dari sisi jenis dan ukuran ikan. Di samping itu, daya
tahan rumpon tradisional terbatas, misalnya daun kelapa yang
ditempatkan di laut akan cepat lapuk dan terbawa oleh arus laut.
"Nah, rumpon yang kami ciptakan ini adalah rumpon elektronik,
di mana kami mencoba memasukkan teknologi elektronika yang
sifatnya aktif yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan di suatu
perairan," kata Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
IPB,Indrajaya.
Lrdra jaya mengatakan kalau tim yang dipimpinnya sangat luar
biasa karena bisa memikirkan persoalan-persoalan perikanan saat
ini. Mereka mencoba berkarya untuk kehidupan nelayan yang lebih
dan untuk melindungi biota laut. 'Dariberbagai persoalan dan kajian
masalahnelayan dalam penangkapanikan dan tantangan masa depan,
kami terus melakukan terobosan-terobosan untuk menjwab semuanya.
Ide ini merupakan hal yang sangat berharga unttrk masa yang akan
datang" ujamya.
hrdra menjelaskan, rumpon ciptaan IPB menggunakan dua altractor
atatr penarik yaitu cahaya dan suara. Penggunaan dua attractor tersebut
didasari hasil penelitian tentang tingkah laku ikan yang menunjuikan
bahwa ada spesies ikan yang tertarik terhadap cahaya (fototaksis
positif) dan ada juga ikan yang tertarik dengan suara (akustitaksis). 'fl<arr
yang memiliki ketertarikan terhadap intensitas cahaya dan frekuensi
suara tertentu akan mendekat dan berkumpul.Berdasarkan fenomena
tersebut, maka dirancang alat yang mampu membangkitkan intensitas
cahaya dan frekumsi suara yang disukai oleh ikan - terangnya.
Penggunaan rumpon elektronik, lanjut Indra, sangat mudah.
Alat bantu itu cukup ditenggelamkan ke dalam air laut hingga
kedalaman maksimal lima meter" "Tidak perlu lebih, karena
9 kEpchdf M.nuls Me Oeprn uartdn tndooh | 375
56. RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
biasanya di atas kedalaman lima meter itu cahaya berkurang atau
bahkan gelapi' papar Indra.
Manfaat yang bisa diperoleh clari penelitian ini adalah terkumpulnya
ikan pada suatu daerah yang akan memudahkan nelayan untuk
dapat melakukan operasi penangkapan ikan. "Perkembangan
selanjuhrya akan menciptakan sebuah metoda penangkapanlfishing
techniquebaru dimana aktivitas penangkapan ikan dapat dilakukan
secara efektif dan efisien serta selektif. Hal ini memungkinkan
karena ikan yang tertarik dengan cahaya dan suara tentunya hanya
ikan-ikan jenis tertentu yang spesifik," kata Indra.
Rumpon elektronik itu sendiri, kata hrdra sebenamya sudah dilakukan
uji-coba pada 2008 lalu di Kepulauan Seribu dan hasilnya sangat
memuaskan. Karen4 dengan adanya bahan cahaya pada rumpon
elektronik itu, ikan-ikan akan merasa nyaman saat mata mereka
berinteraksi dengan cahaya. Dlbandingkan dengan rumpon tradisional
376 | e f,o4gmfueou;u Ma* Depan Maddm lndol!*
57. RUMPON ELEI(TRONIK CIPTAAN IP8
yang pembuatannya bisa mmcapui Rp4O juta-an, elektronik
lebih murah. Dari semua bahan-bahan yang digunakan untuk membuat
rumpon elektronik hanya dibutuhkan RpZS juta saja.
Meskipun produksi pembuatannya terbilang murah dari rumpon
tradisional, rumpon elektronik belum dipasarkan secara massal.Itu
karena, IPB hanya bergerak dalam hal pengembangan tekhnologi,
sehingga aplikasinya masih terbatas. Karena itu,'Indra terhadap
hasil temuan-temuan tim peneliti yang dipimpinnya membuka diri
kepada pihak yang hendak melakukan produksi massal. "Kalau
ada persusahaan yang mau, kita akan melakukan keriasama dengan
memberitahukan cara-caranya. Dan tentunya hak ciptanya adala
tim peneliti IPB," tutur Indra.
Rumpon ElektronikTeknologinya Ramah Lingkungan
Teknologi perikanan terus berkembang untuk memudahkan ma-
nusia dalanr melakukan ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya alam
laut.Kemajuan teknologi harus didukung dengan konsep konservasi
yang tidak dengan semena-mena mengekploitasi sumberdaya tanpa
memperhitungkan dampak negatifnya.
Pada invensi rumpon hibrida ini dibuat sebuah sistem dengan
metode baru ekploitasi sumberdaya ikan yang ramah lingkungan.
Dikatakan ramah lingkurrg;ur karena sistem yang dibangun dapat
secara selektif mendapatkan sumberdaya yang diinginkan, misalnya
ikan dengan fototaksis positif seperti cumi-cumi akan datang
apabila ditarik dengan cahaya, begitu juga dengan ikan Kembung
yang tertarik pada frekuensi 100 kHz-130 kHz.
Invensi ini menggunakan sistern pemikatan cahaya dan suara.
Cahaya yang digunakan adalah cahaya mempunyai panjang
9 F.lrp.rdrM.firu fia.- t .9$ rrdtn ffir6b | 377
58. I -t '.
RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
t.-
., '|I l' /
Aftractor suara .,m!$pakg1 sistem pemanggilaq ikan dengan
menggunakan freRuensi iuara yang dibangkitkan terdiri dari
frekuqngi suar3 turrggql da4,spektrum frekuensi yang.dibangkitkan
oleh kontrolgrt {ref,qgnsi suara fi rnggal merupakan satuan frekuensi .
'
,
'
yang,, $,bang.5ita1da1, dikefqprkal. spcara, ;kontinyp, {enga4 iii
besar.an yalg dlsQs;p.ifa+ bqrdanarkan target ikan yang diinginkan. .,
Spektnrm frekuensi merupakan g?hyngg,dar,rbeper4pa ftekuensi,,
dalam satu kali pengeluaran suarei, rnisalnya frekuensi L.10 kHz,
yang dibuat sapua4 rqgn?if.(qlritp) i,i ,.,
. ;,ii,i, i '.'',tt'.'l':. .'il':.
. ti ,1.
,. ;ii. .it,r t -t
"Da.y1+a,k$jml+Iq'yprc,dihf,y.?.rken glFh afat !n! 3dfl4h $0.100 ,;,"
w4tt denga4 ql,a.,t$gry,,c,(?sillg,[9{ap,air,,yfll}g,.n--el,y4!u dgnga4 ,,,
rangka, KeluTran dqJi +tratlgi,sudra tni,diurypanbn$ BB {r nns d49pJ t,,.,'i;
yang ;..te,rluutl CTi f,pe+kel 2,5, pX4a,h-rgrali, pqr,r.ns]<gaqnyg,,
ditutup dengan silikon r.up by dengan,kgrup,ggfpf, 1 :2Q. gej,llrgg4 .tr,. I
menimbulkan medan vibrasi yang optiinal," terartg Indra.
il ''i;t,t
'i''''.'
i ',i ',"..'t:''.''' i
Sem€ntar4 attr.qctor -..1ft4?ya,
,,[9rang;Ildr,&.,tr]gTgp*Ban sistq6q,,,,,;..,1
pengurnpulan ikan secara selbktif'dengan menggunakan cahaya
-:ri
, :' j, r.t !, :1!q : . r ..
378 I g nerspetrtifUenuiu Ma$ DeBnMaritim lndonesa
59. RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
suara. Atraktor cahaya yang dibangkitkan terdiri dari beberapa
panjang gelombang (warna cahaya), yaitu puti[ merah, biru dan
hijau, dimana pilihan warna yang akan digunakan disesuaikan
dengan target ikan yang dikehendaki.
"Bahanyang digunakah sebagai atraktor cahaya adalah xenon LED
ultrabright yang memiliki daya 3-10 watt yang dapat dinyalakan
secara bergantian disesuaikan dengan kebutuhan dengan sistem
kontrol berbasis komputer. Pemilihan cahaya bisa dilakukan se-
cara manual dengan perantaraan kabel penghubung," ujar Indra
dengan jelas.
@
i
)f" i
'' ) - '
t''' '
, ,.ZS',1j,;,{
*t!t:'j't'"tt
.,1
r.ti ;r
- '":
''
9P.rrp.h-fMenuiu Ma$ Olpan M.ritlm thdoosh | 379