SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai
bidang ilmu pengetahuan, misalnya kesehatan, pertanian, industri, lingkungan
hidup, bidang pangan, bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009). Mikrobiologi
adalah ilmu pengetahuan mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis
dikenal dengan mikroorganisme atau jasad renik yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop (Pelczar, 2007).
Dalam bidang mikrobiologi, dibutuhkan teknik khusus untuk mempelajari
mikroorganisme, dan untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat
mikroorganisme diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan
mikroorganisme. Media tersebut dapat berbentuk cair, padat, dan semi padat,
tergantung mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Anisah dan Rahayu, 2015)
Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme (Atlas, 2004). Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur
dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, Vitamin, Air,
dan Energi (Cappucino, 2014).
Sumber nutrisi yang hampir sama dengan media pertumbuhan
mikroorganisme sangat banyak dan belum di manfaatkan. Salah satunya adalah
limbah kulit pisang kepok. Limbah kulit pisang kapok tersebut memilki nutrisi
yang cukup sama dengan media untuk pertumbuhan bakteri. Kandungan gizi yang
terdapat pada kulit pisang kapok cukup banyak, yaitu, seperti karbohidrat, lemak,
protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C, dan air (Basse, 2000).
Peneliti terdahulu berhasil menemukan media alternatif untuk
pertumbuhan mikroorganisme dari bahan-bahan yang mudah ditemukan di alam.
Seperti yang dilakukan oleh arulananthan (2012) yang menggunakan beberapa biji
dari suku leguminoseae yaitu kacang tunggak, kacang hijau, kavang kedelai
hitam, dan kedelai untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri seperti
Escherichia coli, Bacillus sp, Staphylococcus sp, Klebsiella sp, dan Pseudomonas
1
2
sp. Selain bakteri, bahan-bahan tersebut juga dapat digunakan sebagai
pertumbuhan jamur (Ravimannam, 2014).
Media pertumbuhan bakteri juga dapat dibuat dari buah dan sayuran.
Menurut Deivanayaki (2012) yang melakukan penelitian tentang media
pertumbuhan bakteri dari sayur-sayuran seperti wortel, tomat, kubis, dan labu.
Beberapa buah juga digunakan untuk media pertumbuhan bakteri, seperti buah
avokad (Famurewa, 2008) dan buah bit (Al-Azzauy, 2011). Selain biji-bijian,
sayuran, dan buah, media pertumbuhan bakteri juga dapat dibuat dari berbagai
jenia umbi-umbian yang kaya akan karbohidrat, seperti singkong (Kwoseh, 2012),
kentang (Martyniuk, 2011), umbi palmirah dan sagu (Tharmila, 2011).
Pada saat ini banyak bahan-bahan yang berasal dari alam masih belum
digunakan dan dimanfaatkan. Harga media instant yang relatif mahal, serta
sumber daya alam yang mudah di dapat dan tidak memerlukan biaya yang mahal,
membuat peneliti ingin meneliti, serta untuk memberikan alternatif media
pertumbuhan mikroorganisme dari bahan-bahan yang berasal dari alam dan tidak
digunakan lagi (limbah) seperti kulit pisang kepok. Kandungan gizi yang cukup
sama dengan media pertumbuhan bakteri sehingga memungkinkan untuk
digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui berapakah
hitung angka kuman pada media alternatif kulit pisang kepok untuk pertumbuhan
bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menghitung angka kuman bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
Staphylococcus aureus pada media alternatif dari limbah kulit pisang kepok.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk menghitung angka kuman bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
Staphylococcus aureus yang tumbuh di media alternatif limbah kulit pisang dan
media pembanding yaitu Nutrient Agar (NA)
3
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penulis
Menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan tentang media
alternatif untuk pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
Staphylococcus aureus dan menerapkan ilmu yang di dapat.
1.4.2 Bagi Akademis
Memberikan informasi dan memperkaya hasil penelitian perpustakaan
Akademi Analis Kesahatan Yayasan Fajar Pekanbaru khususnya dalam bidang
Mikrobiologi.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Diharapkan dari hasil penelitian, masyarakat bisa memanfaatkan limbah
kulit pisang kepok untuk media alternatif pertumbuhan bakteri Pseudomonas
aeruginosa dan Staphylococcus aureus.
1.5 Keaslian Penelitian
Peneliti Judul referensi Hasil referensi Persamaan Perbedaan
Anisah dan
rahayu (2015)
Nurul aina
(2015)
Media alternatif
untuk
pertumbuhan
bakteri
menggunakan
sumber
karbohidrat yang
berbeda
Media alternatif
pertumbuhan
jamur
menggunakan
sumber
karbohidrat yang
berbeda
Media dari umbi
ganyong, umbi
gembili, dan umbi
garut dapat menjadi
media alternatif
untuk pertumbuhan
bakteri gram negatif
dan gram positif dan
media yang paling
baik adalah media
umbi gembili
Media dari umbi
ganyong, umbi
gembili, dan umbi
garut dapat menjadi
media alternatif
untuk pertumbuhan
jamur dan media
yang paling baik
adalah media umbi
ganyong
Menggunakan
bahan
karbohidrat yang
sama
Menggunakan
bahan
karbohidrat
yang sama
Jenis
Mikroorganisme
yang ditanam
dan diamati
adalah bakteri
Jenis
Mikroorganisme
yang ditanam
dan diamati
adalah jamur
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Nutrient Agar (NA)
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA
dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar
sebagai pemadat. Agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah
membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga
tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Ekstrak beef dan pepton digunakan
sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta
karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembang (Amelia et al, 2005).
NA dibuat dengan komposisi agar – agar yang sudah dipadatkan sehingga
NA juga bisa disebut dengan nutrient padat yang digunakan untuk menumbuhkan
bakteri. Fungsi agar – agar hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan
pada bakteri, agar dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Medium
Nutrient Agar adalah salah satu medium padat yang memiliki komposisi yaitu
agar – agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu 950C
(Dwidjoseputro, 1994).
2.2 Pseudomonas aeruginosa
2.2.1 Klasifikasi
Pseudomonas aeruginosa termasuk dalam famili Pseudomonadaceae.
Pseudomonadaceae dan beberapa genus lain bersama beberapa organisme
tertentu, dikenal sebagai pseudomonad. Beberapa dari bakteri-bakteri ini pada
awalnya termasuk genus Pseudomonas tetapi kemudian dipindahkan ke genus
atau famili lain karena jauhnya jarak filogenetik mereka dari genus Pseudomonas.
Klasifikasi Pseudomonas aeruginosa menurut Bergey’s(1994) sebagai berikut:
4
5
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas aeruginosa
2.2.2 Morfologi
Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negaif berbentuk batang
lurus, berukuran sekitar 0,5 x 2 um. Dapat ditemukan satu-satu, berpasangan, dan
kadang-kadang membentuk rantai pendek, tidak mempunyai selubung, serta
mempunyai flagel monotrika sehingga selalu bergerak.
Gambar 2.1 Pseudomonas aeruginosa (Data Primer)
Pseudomonas aeruginosa menghasilkan satu atau lebih pigmen, yang
dihasilkan dari asam amino aromatic seperti tirosin dan fenilanin. Beberapa
pigmen tersebut antara lain :
- Piosinain, pigmen berwarna biru, dihasilkan strain piosianogenik
- Pioverdin, pigmen berwarna kuning
- Piorubin, pigmen berwarna merah, dan
- Piomelanin, pigmen berwarna coklat
2.3 Staphylococcus aureus
2.3.1 Klasifikasi
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat,
berdiameter 0,7-1,2 um, tersusun seperti buah anggur, fakultatif anaerob tidak
memiliki spora dan tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 oC,
6
tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25 oC) (Novick,
2000). Menurut Rosenbach (1884) klasifikasi Staphyloccus aureus yaitu :
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
2.3.2 Morfologi
Staphylococcus aureus adalah bakteri berbentuk bulat, bersifat gram
positif, biasanya tersusun dalam rangkaian tidak beraturan seperti buah anggur.
Beberapa diantaranya tergolong flora normal pada kulit dan selaput mukosa
manusia, menyebabkan penanahan, abses, berbagai infeksi piogen dan bahkan
septikimia yang fatal. Staphyloccus aureus mengandung polisakarida dan protein
yang berfungsi sebagai antigen dan merupakan subtansi penting didalam struktur
dinding sel, tidak membentuk spora, dan tidak membentuk flagel (Jawetz, 2005).
Gambar 2.2 Staphylococcus aureus (Data Primer)
Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai kuning keemasan,
berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90% isolate klinik
menghasilkan Staphylococcus aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau
selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri. Berbagai derajat hemolysis
disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan kadang-kadang oleh spesies
Stafilococcus lainnya (Jawetz, 2008).
7
2.4 Pisang (Musa Paradisiaca)
Menurut sejarah pisang berasal dari asia tenggara kemudian di sebarkan
oleh para penyebar agama islam ke afrika barat, amerika selatan dan amerika
tengah. Selanjutnya pisang menyebar ke seluruh dunia, Negara-negara penghasil
pisang yang terkenal diantaranya Brazil, Fhilipina, Panama, Honduras, India,
Aquador, Thailand, Meksiko, Venezuela, dan Hawai. Indonesia merupakan
Negara penghasil pisang nomor empat di dunia (Satuhu dan Supriadi, 2000)
2.3 Gambar Pisang Kepok (Data Primer)
Adapun klasifikasi pisang (Musa Paradisiaca) menurut Tjitrosoepomo (2001) :
Kingdom : Plantae
Phylum : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa Paradisiaca
2.5 Kulit Pisang kepok
Bagian dari pisang yang selama ini masih jarang di manfaatkan adalah
kulit pisang melalui pengolahan yang sederhana, kulit pisang dapat diolah menjadi
bahan baku minuman anggur (wine) (Anonim, 2008), kulit pisang juga dapat di
manfaatkan untuk pembuatan nata (Lina Susanti, 2006), dan pati limbah kulit
pisang dapat juga digunakan sebagai bahan substituent tepung terigu dalam
pembuatan mie (Leyla Novuagustin, 2008).
Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup
banyak jumlahnya. Pada umumnya kulit pisang belum di manfaakan secara nyata,
8
hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan
ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak
akan memiliki nilai jual yang meguntungkan apabila bisa dimanfaatkan sebagai
bahan baku makanan (Susanti, 2006).
Limbah kulit pisang masih belum mendapatkan penanganan yang cukup
karena pada limbah pisang masih mengandung pati, protein, dan serat yang cukup
tinggi. Masalah yang sering dihadapi pada industri kimia adalah pemanfaatan
bahan-bahan tidak berguna yang murah menjadi bahan bahan yang lebih berguna
dan bernilai tinggi.
Gambar 2.4 Kulit pisang kepok (Data Primer)
Keberadaan limbah kulit pisang banyak di jumpai dilingkungan sekitar
sehingga dapat mencemari lingkungan. Dengan demikian pemanfaatan limbah
kulit pisang kepok masih kurang maksimal.
2.6 Kandungan Gizi Dalam Kulit Pisang Kepok
Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit
pisang begitu saja. Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya
maupun kulitnya. Kandungan gizi didalam kulit pisang salah satunya adalah
karbohidrat 18,50%, air 68,90 % dan kandungan vitamin (Gunawan, 2013).
Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam 8etabolism
karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya
glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan
gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja
dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki
kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil
analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung
9
air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar 18,50 %. Komposisi zat gizi kulit
pisang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1. Komposisi zat gizi kulit pisang kepok
No Zat gizi Kadar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Air (g)
Karbohidrat (g)
Lemak (g)
Protein (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Zat besi (mg)
Vitamin b (mg)
Vitamin c (mg)
68,90
18,50
2,11
0,32
715
117
1, 60
0,12
17,50
Sumber: Balai penelitian dan pengembangan industri,jatim, Surabaya (1982)
Karbohidrat yang dikandung oleh kulit pisang kepok adalah amilum.
Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat (karbohidrat kompleks).
Amilum (pati) tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak
berbau. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh
penduduk dunia, terutama di Negara berkembang oleh karena itu dikonsumsi
sebagai bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga
mengandung protein, vitamin, serat, dan beberapa zat gizi penting lainnya (Johari
dan Rahmawati, 2006).
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah experimental laboratory yakni
melihat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus
menggunakan limbah kulit pisang kepok.
3.2 Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Akademi Analis Kesehatan
Yayasan Fajar Pekanbaru
3.3 Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai
dengan Februari 2017.
3.4 Populasi Dan Sampel
3.4.1 Populasi
Penelitian ini menggunakan limbah kulit pisang kepok berada di Jalan
Pemuda, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.
3.4.2 Sampel
Sampel yang dipakai pada penelitian ini menggunakan limbah kulit pisang
kepok yang dipakai untuk pembuatan pisang cryspi di jalan pemuda, Kecamatan
Paying Sekaki, Pekanbaru.
3.5 Teknik Sampling
Teknik sampling pada penelitian ini yaitu system random sampling dengan
mengambil sampel dibeberapa tempat yang berbeda secara acak, sebanyak tempat
yang telah disurvei.
10
11
3.6 Alat Dan Bahan
3.6.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada uji ini adalah Cawan Petri, erlemeyer, hot
plate, spatula, timbangan analitik, colony counter, autoklaf, ose, rak tabung,
aluminium foil, spritus, incubator, kompor gas, blender, dan pisau.
3.6.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada uji ini adalah Kulit Pisang kepok,
Agar-agar, Gula, Media Nutrient Agar(NA), MC Forland, Aquades, strein bakteri
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.
3.7 Cara Kerja
3.7.1 Pembuatan Media Dari Sari Kulit Pisang Kepok
Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan. Potong kecil-kecil
dan cuci sampai bersih kulit pisang, timbang sebanyak 100 g, agar-agar 3,5 g, dan
gula 10 g. Kemudian kulit pisang di blender dengan aquades sebanyak 1000 ml
hingga halus, lalu saring dan ambil sarinya. Campur sari kulit pisang dengan gula
dan agar-agar kemudian dipanaskan, setelah panas Masukkan kedalam erlemeyer
dan tutup dengan aluminium foil. Sterilkan media dalam autoklaf pada suhu
1210C selama 15 menit. Tuang kedalam cawan petri
3.7.2 Penanaman Bakteri
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian bakar ose sampai
merah membara, ambil koloni dengan ose dari sampel, lalu ose digoreskan secara
ziq-zaq pada permukaan media, kemudian inkubasi pada suhu 370C selama 48
jam.
3.7.3 Penanaman Pada Media Nutrient Agar (Na)
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian bakar ose sampai
merah membara, ambil koloni bakteri dari sampel, lalu ose di goreskan secara ziq-
zaq pada permukaan media, kemudian inkubasi pada suhu 370C selama 48 jam.
3.7.4 Hitung Jumlah Koloni
3.7.4.1 Pengenceran
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian masukkan 1 ml
suspensi dan 90 ml NaCL fisiologis ke dalam tabung reaksi (pengenceran 101),
12
setelah itu siapkan 5 buah tabung reaksi, kemudian isi masing-masing tabung
denga NaCL fisiologis sebanyak 9 ml, masukkan sampel yang sudah dicampurkan
dengan NaCL tadi sebanyak 1 ml ke dalam tabung 1 (10-2) homogenkan,
masukkan 1 ml dari tabung 1 ke dalam tabung 2 (10-3) homogenkan, masukkan 1
ml dari tabung 2 kedalam tabung 3 (10-4) homogenkan, masukkan 1 ml dari
tabung 3 kedalam tabung 4 (10-5), homogenkan.
3.7.5.2 Penuangan Media Nutrient Agar (NA)
Siapkan alat dan bahan yang alan digunakan, kemudian ambil 1 ml
pengenceran sampel masukkan kedalam Petridis yang sudah diberi tanda No
sampel, kemudian tuangi Nutrient Agar dengan suhu 45 oC-50 oC sebanyak 20 ml,
diamkan sampai agar-agarnya membeku, inkubasi 37 oC selama 2 x 24 jam, posisi
agar-agar diatas.
3.8 Analisa Data
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah tabel yang
menunjukan pertumbuhan koloni Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus
aureus pada media limbah kulit pisang kepok dan media Nutrient Agar (NA).
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan penelitian menggunakan limbah kulit pisang kepok sebagai
media alternatif untuk pertumbuhan bakteri P. aeruginosa dan S. aureus, didapat
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Rata-rata Hitung Angka Kuman bakteri S. aureus pada media
Nutrient Agar dan Media Limbah Kulit Pisang Kepok.
Perlakuan Rata-rata (cfu)
NA 742.066
100 gram 29.438
200 gram 430.459
300 gram 507.813
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa rata-rata koloni tertinggi
pada perlakuan menggunakan media limbah kulit pisang kepok terhadap hitung
angka kuman koloni S. aureus terdapat pada perlakuan 300 gram yaitu
507.813/cfu, sedangkan rata-rata koloni terendah S. aureus terdapat pada
perlakuan 100 gram yaitu 29.438/cfu. Sedangkan rata-rata koloni S. aureus pada
media Nutrient Agar (NA) yaitu 742.066/cfu.
Tabel 4.2 Rata-rata Hitung Angka Kuman bakteri P. aeruginosa pada media
Nutrient Agar dan Media Limbah Kulit Pisang Kepok
Perlakuan/ pengulangan Rata-rata (cfu)
NA 954.936
100 gram 8.332
200 gram 36.189
300 gram 852.843
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa rata-rata koloni tertinggi
pada perlakuan menggunakan media limbah kulit pisang kepok terhadap hitung
angka kuman P. aeruginosa terdapat pada perlakuan 300 gram yaitu 852.843/cfu,
sedangkan rata-rata koloni terendah P. aeruginosa terdapat pada perlakuan 100
13
14
gram yaitu 8.332/cfu. Sedangkan rata-rata koloni P. aeruginosa pada media
Nutrient Agar (NA) yaitu 954.936/cfu.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Limbah kulit pisang kepok
sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri P. aeruginosa dan S. aureus
dengan perlakuan yang sama dengan Media Nutrient Agar. Penanaman pada
media Limbah Kulit Pisang Kepok dengan perlakuan 100, 200 dan 300 gram
dengan pengulangan sebanyak tiga kali dengan pengenceran 101, 102, 103, 104 dan
105 untuk melihat populasi pertumbuhan koloni P. aeruginosa dan S. aureus .
Hasil dari pertumbuhan koloni dimedia Nutrient Agar dan Limbah Kulit
Pisang Kepok berbeda, pada media Nutrient Agar koloni yang tumbuh lebih besar
dan jelas. Sedangkan pada media Limbah Kulit Pisang Kepok koloni kecil dan
halus. Hal tersebut dipengaruhi oleh nutrisi yang terdapat pada media Nutrient
Agar dan Media Limbah Kulit Pisang Kepok berbeda.
Pertumbuhan koloni P. aeruginosa dan S. aureus pada media Nutrient
Agar lebih besar dan lebih mudah diamati, hal itu dikarenakan media Nutrient
Agar merupakan media yang sudah teruji untuk pertumbuhan bakteri, sehingga
proses pertumbuhan bakteri lebih optimal. Sedangkan pertumbuhan koloni P.
aeruginosa dan S. aureus pada media Limbah Kulit Pisang Kepok tidak begitu
optimal dikarenakan pada media kulit pisang masih memiliki senyawa yang
kompleks.
Manurut Ganjar, (2006) menyatakan bahwa kandungan yang kompleks
dalam media dapat menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk menguraikan komponen-komponen sederhana
yang dapat diserap sel dan digunakan untuk sintesis sel dan energi.
Dalam kondisi nutrisi yang baik waktu yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bakteri relatif cepat, sebaliknya jika nutrisi yang dibutuhkan
tidak melimpah,sel-sel harus menyesuaikan dengan lingkungan dan
pembentukan enzim-enzim untuk mengurai substrat membutuhkan waktu
yang lebih lama (Madigan, 2011), dari hasil penelitian yang dilakukan,
pertumbuhan bakteri P. aeruginosa dan S. aureus pada media alternatif dari
15
limbah kulit pisang kepok memerlukan waktu inkubasi yang lebih lama untuk
dapat melihat pertumbuhan koloni dengan jelas jika dibandingkan dengan media
nutrient agar.
Berdasarkan hasil hitung angka kuman koloni P. aeruginosa dan S.
aureus pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2, menunjukkan pertumbuhan koloni
pseudomonas aureginosa pada media limbah kulit pisang kepok pada perlakuan
100, 200 dan 300 gram rata-rata koloni tertinggi pada perlakuan 300 gram yaitu
852.843/cfu, sedangkan pertumbuhan rata-rata terkecil P. aureginosa terdapat
pada perlakuan 100 gram yaitu 8.332/cfu, sedangkan rata-rata koloni S. aureus
tertinggi terdapat pada perlakuan 300 gram yaitu 507.813/cfu dan rata-rata
terendah terdapat pada perlakuan 100 gram pada yaitu 29.438/cfu.
Berdasarkan hasil diatas, pertumbuhan S. aureus dengan perlakuan 300
gram dengan rata-rata koloni yaitu 852.843/cfu menjadi rata-rata tertinggi
pertumbuhan koloni pada media limbah kulit pisang kepok. Jadi, pertumbuhan P.
aureginosa pada media limbah kulit pisang kepok dibawah pertumbuhan S.
aureus
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, menggunakan media Limbah Kulit
Pisang Kepok dapat disimpulkan dan diketahui rata-rata hitung angka kuman
bakteri P. aureginosa pada media kulit pisang kepok pada perlakuan 100 gram
yaitu 8.332/cfu, pada perlakuan 200 gram yaitu 36.189/cfu dan pada perlakuan
300 gram yaitu 852.843/cfu, sedangkan rata-rata bakteri S. aureus pada media
kulit pisang kepok pada perlakuan 100 gram yaitu 29.438/cfu, pada perlakuan 200
gram yaitu 430.459/cfu, dan pada perlakuan 300 gram 507.813/cfu. Rata-rata
hitung angka kuman bakteri P. aureginosa pada media pembanding (NA) yaitu
954.936/cfu, sedangka rata-rata bakteri S. aureus pada media pembanding (NA)
yaitu 742.066/cfu.
5.2 Saran
Demi pengembangan ilmu pengetahuan diharapkan untuk melakukan
penelitian tentang karakteristik pertumbuhan bakteri P. aureginosa dan S. aureus
pada media limbah kulit pisang kepok dan melakukan uji yang lebih lengkap,
seperti menumbuhkan di media RBK dan melakukan pewarnaan gram.
16

More Related Content

What's hot

LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANdilaaasf
 
Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakterif' yagami
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2Warnet Raha
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanNurma Fauzaniar
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianfahmiganteng
 
Pengantar Mikrobiologi
 Pengantar Mikrobiologi   Pengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi pjj_kemenkes
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3Warnet Raha
 
Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Basyrowi Arby
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiArista April
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
 
Contoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitianContoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitianKaniaRismayanti
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsiMakalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsiWarnet Raha
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
 
Fungi mikrobiologi & parasitologi
Fungi mikrobiologi & parasitologiFungi mikrobiologi & parasitologi
Fungi mikrobiologi & parasitologiwidya pratiwi
 
Karakter dan siklus hidup mikroba
Karakter dan siklus hidup mikrobaKarakter dan siklus hidup mikroba
Karakter dan siklus hidup mikrobaRestu Zahroh
 

What's hot (20)

LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
 
Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakteri
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak2
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
Pengantar Mikrobiologi
 Pengantar Mikrobiologi   Pengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak3
 
Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologi
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Jenis dan Ciri-Ciri Jamur
Jenis dan Ciri-Ciri JamurJenis dan Ciri-Ciri Jamur
Jenis dan Ciri-Ciri Jamur
 
Contoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitianContoh proposal penlitian
Contoh proposal penlitian
 
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsiMakalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
Makalah peran mikologi dalam mengatasi akibat jamur pada ibu dan anak ningsi
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
 
Tugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologiTugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologi
 
Bakteri patogen ppoa pdf
Bakteri patogen ppoa pdfBakteri patogen ppoa pdf
Bakteri patogen ppoa pdf
 
Fungi mikrobiologi & parasitologi
Fungi mikrobiologi & parasitologiFungi mikrobiologi & parasitologi
Fungi mikrobiologi & parasitologi
 
Karakter dan siklus hidup mikroba
Karakter dan siklus hidup mikrobaKarakter dan siklus hidup mikroba
Karakter dan siklus hidup mikroba
 

Similar to MEDIA ALTERNATIF DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK

Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)itatriewahyuni
 
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGIINTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGIAmalia Aldania
 
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamurpjj_kemenkes
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamurpjj_kemenkes
 
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013Biocomunity Bekasi
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppttochi run
 
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah ikhsan saputra
 
Pembuatan Media Agar
Pembuatan Media AgarPembuatan Media Agar
Pembuatan Media Agardinmaul
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptfahmiganteng
 
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdfKEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdfrinekecatur
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 

Similar to MEDIA ALTERNATIF DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (20)

Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
 
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGIINTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
 
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
 
Biologi M1KB4
Biologi M1KB4Biologi M1KB4
Biologi M1KB4
 
Makalah jamur
Makalah jamurMakalah jamur
Makalah jamur
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
Jamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsemJamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsem
 
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppt
 
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Pembuatan Media Agar
Pembuatan Media AgarPembuatan Media Agar
Pembuatan Media Agar
 
Kingdom Fungi
Kingdom FungiKingdom Fungi
Kingdom Fungi
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
Rpp sma jamur
Rpp sma jamurRpp sma jamur
Rpp sma jamur
 
Aseptik jamur
Aseptik jamurAseptik jamur
Aseptik jamur
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdfKEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 

Recently uploaded

PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Al-ghifari Erik
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYASITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYAThomz PRTOTO
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYASITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 

MEDIA ALTERNATIF DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu pengetahuan, misalnya kesehatan, pertanian, industri, lingkungan hidup, bidang pangan, bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009). Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis dikenal dengan mikroorganisme atau jasad renik yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop (Pelczar, 2007). Dalam bidang mikrobiologi, dibutuhkan teknik khusus untuk mempelajari mikroorganisme, dan untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat mikroorganisme diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut dapat berbentuk cair, padat, dan semi padat, tergantung mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Anisah dan Rahayu, 2015) Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme (Atlas, 2004). Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, Vitamin, Air, dan Energi (Cappucino, 2014). Sumber nutrisi yang hampir sama dengan media pertumbuhan mikroorganisme sangat banyak dan belum di manfaatkan. Salah satunya adalah limbah kulit pisang kepok. Limbah kulit pisang kapok tersebut memilki nutrisi yang cukup sama dengan media untuk pertumbuhan bakteri. Kandungan gizi yang terdapat pada kulit pisang kapok cukup banyak, yaitu, seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C, dan air (Basse, 2000). Peneliti terdahulu berhasil menemukan media alternatif untuk pertumbuhan mikroorganisme dari bahan-bahan yang mudah ditemukan di alam. Seperti yang dilakukan oleh arulananthan (2012) yang menggunakan beberapa biji dari suku leguminoseae yaitu kacang tunggak, kacang hijau, kavang kedelai hitam, dan kedelai untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri seperti Escherichia coli, Bacillus sp, Staphylococcus sp, Klebsiella sp, dan Pseudomonas 1
  • 2. 2 sp. Selain bakteri, bahan-bahan tersebut juga dapat digunakan sebagai pertumbuhan jamur (Ravimannam, 2014). Media pertumbuhan bakteri juga dapat dibuat dari buah dan sayuran. Menurut Deivanayaki (2012) yang melakukan penelitian tentang media pertumbuhan bakteri dari sayur-sayuran seperti wortel, tomat, kubis, dan labu. Beberapa buah juga digunakan untuk media pertumbuhan bakteri, seperti buah avokad (Famurewa, 2008) dan buah bit (Al-Azzauy, 2011). Selain biji-bijian, sayuran, dan buah, media pertumbuhan bakteri juga dapat dibuat dari berbagai jenia umbi-umbian yang kaya akan karbohidrat, seperti singkong (Kwoseh, 2012), kentang (Martyniuk, 2011), umbi palmirah dan sagu (Tharmila, 2011). Pada saat ini banyak bahan-bahan yang berasal dari alam masih belum digunakan dan dimanfaatkan. Harga media instant yang relatif mahal, serta sumber daya alam yang mudah di dapat dan tidak memerlukan biaya yang mahal, membuat peneliti ingin meneliti, serta untuk memberikan alternatif media pertumbuhan mikroorganisme dari bahan-bahan yang berasal dari alam dan tidak digunakan lagi (limbah) seperti kulit pisang kepok. Kandungan gizi yang cukup sama dengan media pertumbuhan bakteri sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui berapakah hitung angka kuman pada media alternatif kulit pisang kepok untuk pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Menghitung angka kuman bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus pada media alternatif dari limbah kulit pisang kepok. 1.3.2 Tujuan Khusus Untuk menghitung angka kuman bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus yang tumbuh di media alternatif limbah kulit pisang dan media pembanding yaitu Nutrient Agar (NA)
  • 3. 3 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Penulis Menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan tentang media alternatif untuk pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus dan menerapkan ilmu yang di dapat. 1.4.2 Bagi Akademis Memberikan informasi dan memperkaya hasil penelitian perpustakaan Akademi Analis Kesahatan Yayasan Fajar Pekanbaru khususnya dalam bidang Mikrobiologi. 1.4.3 Bagi Masyarakat Diharapkan dari hasil penelitian, masyarakat bisa memanfaatkan limbah kulit pisang kepok untuk media alternatif pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. 1.5 Keaslian Penelitian Peneliti Judul referensi Hasil referensi Persamaan Perbedaan Anisah dan rahayu (2015) Nurul aina (2015) Media alternatif untuk pertumbuhan bakteri menggunakan sumber karbohidrat yang berbeda Media alternatif pertumbuhan jamur menggunakan sumber karbohidrat yang berbeda Media dari umbi ganyong, umbi gembili, dan umbi garut dapat menjadi media alternatif untuk pertumbuhan bakteri gram negatif dan gram positif dan media yang paling baik adalah media umbi gembili Media dari umbi ganyong, umbi gembili, dan umbi garut dapat menjadi media alternatif untuk pertumbuhan jamur dan media yang paling baik adalah media umbi ganyong Menggunakan bahan karbohidrat yang sama Menggunakan bahan karbohidrat yang sama Jenis Mikroorganisme yang ditanam dan diamati adalah bakteri Jenis Mikroorganisme yang ditanam dan diamati adalah jamur
  • 4. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Nutrient Agar (NA) Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang (Amelia et al, 2005). NA dibuat dengan komposisi agar – agar yang sudah dipadatkan sehingga NA juga bisa disebut dengan nutrient padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar – agar hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrient Agar adalah salah satu medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar – agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu 950C (Dwidjoseputro, 1994). 2.2 Pseudomonas aeruginosa 2.2.1 Klasifikasi Pseudomonas aeruginosa termasuk dalam famili Pseudomonadaceae. Pseudomonadaceae dan beberapa genus lain bersama beberapa organisme tertentu, dikenal sebagai pseudomonad. Beberapa dari bakteri-bakteri ini pada awalnya termasuk genus Pseudomonas tetapi kemudian dipindahkan ke genus atau famili lain karena jauhnya jarak filogenetik mereka dari genus Pseudomonas. Klasifikasi Pseudomonas aeruginosa menurut Bergey’s(1994) sebagai berikut: 4
  • 5. 5 Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Proteobacteria Ordo : Pseudomonadales Family : Pseudomonadaceae Genus : Pseudomonas Spesies : Pseudomonas aeruginosa 2.2.2 Morfologi Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negaif berbentuk batang lurus, berukuran sekitar 0,5 x 2 um. Dapat ditemukan satu-satu, berpasangan, dan kadang-kadang membentuk rantai pendek, tidak mempunyai selubung, serta mempunyai flagel monotrika sehingga selalu bergerak. Gambar 2.1 Pseudomonas aeruginosa (Data Primer) Pseudomonas aeruginosa menghasilkan satu atau lebih pigmen, yang dihasilkan dari asam amino aromatic seperti tirosin dan fenilanin. Beberapa pigmen tersebut antara lain : - Piosinain, pigmen berwarna biru, dihasilkan strain piosianogenik - Pioverdin, pigmen berwarna kuning - Piorubin, pigmen berwarna merah, dan - Piomelanin, pigmen berwarna coklat 2.3 Staphylococcus aureus 2.3.1 Klasifikasi Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat, berdiameter 0,7-1,2 um, tersusun seperti buah anggur, fakultatif anaerob tidak memiliki spora dan tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 oC,
  • 6. 6 tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25 oC) (Novick, 2000). Menurut Rosenbach (1884) klasifikasi Staphyloccus aureus yaitu : Kingdom : Bacteria Phylum : Firmicutes Class : Bacilli Ordo : Bacillales Family : Staphylococcaceae Genus : Staphylococcus Spesies : Staphylococcus aureus 2.3.2 Morfologi Staphylococcus aureus adalah bakteri berbentuk bulat, bersifat gram positif, biasanya tersusun dalam rangkaian tidak beraturan seperti buah anggur. Beberapa diantaranya tergolong flora normal pada kulit dan selaput mukosa manusia, menyebabkan penanahan, abses, berbagai infeksi piogen dan bahkan septikimia yang fatal. Staphyloccus aureus mengandung polisakarida dan protein yang berfungsi sebagai antigen dan merupakan subtansi penting didalam struktur dinding sel, tidak membentuk spora, dan tidak membentuk flagel (Jawetz, 2005). Gambar 2.2 Staphylococcus aureus (Data Primer) Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90% isolate klinik menghasilkan Staphylococcus aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri. Berbagai derajat hemolysis disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan kadang-kadang oleh spesies Stafilococcus lainnya (Jawetz, 2008).
  • 7. 7 2.4 Pisang (Musa Paradisiaca) Menurut sejarah pisang berasal dari asia tenggara kemudian di sebarkan oleh para penyebar agama islam ke afrika barat, amerika selatan dan amerika tengah. Selanjutnya pisang menyebar ke seluruh dunia, Negara-negara penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brazil, Fhilipina, Panama, Honduras, India, Aquador, Thailand, Meksiko, Venezuela, dan Hawai. Indonesia merupakan Negara penghasil pisang nomor empat di dunia (Satuhu dan Supriadi, 2000) 2.3 Gambar Pisang Kepok (Data Primer) Adapun klasifikasi pisang (Musa Paradisiaca) menurut Tjitrosoepomo (2001) : Kingdom : Plantae Phylum : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Zingiberales Family : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa Paradisiaca 2.5 Kulit Pisang kepok Bagian dari pisang yang selama ini masih jarang di manfaatkan adalah kulit pisang melalui pengolahan yang sederhana, kulit pisang dapat diolah menjadi bahan baku minuman anggur (wine) (Anonim, 2008), kulit pisang juga dapat di manfaatkan untuk pembuatan nata (Lina Susanti, 2006), dan pati limbah kulit pisang dapat juga digunakan sebagai bahan substituent tepung terigu dalam pembuatan mie (Leyla Novuagustin, 2008). Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya. Pada umumnya kulit pisang belum di manfaakan secara nyata,
  • 8. 8 hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak akan memiliki nilai jual yang meguntungkan apabila bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan (Susanti, 2006). Limbah kulit pisang masih belum mendapatkan penanganan yang cukup karena pada limbah pisang masih mengandung pati, protein, dan serat yang cukup tinggi. Masalah yang sering dihadapi pada industri kimia adalah pemanfaatan bahan-bahan tidak berguna yang murah menjadi bahan bahan yang lebih berguna dan bernilai tinggi. Gambar 2.4 Kulit pisang kepok (Data Primer) Keberadaan limbah kulit pisang banyak di jumpai dilingkungan sekitar sehingga dapat mencemari lingkungan. Dengan demikian pemanfaatan limbah kulit pisang kepok masih kurang maksimal. 2.6 Kandungan Gizi Dalam Kulit Pisang Kepok Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Kandungan gizi didalam kulit pisang salah satunya adalah karbohidrat 18,50%, air 68,90 % dan kandungan vitamin (Gunawan, 2013). Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam 8etabolism karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung
  • 9. 9 air yaitu 68,90 % dan karbohidrat sebesar 18,50 %. Komposisi zat gizi kulit pisang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.1. Komposisi zat gizi kulit pisang kepok No Zat gizi Kadar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air (g) Karbohidrat (g) Lemak (g) Protein (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Zat besi (mg) Vitamin b (mg) Vitamin c (mg) 68,90 18,50 2,11 0,32 715 117 1, 60 0,12 17,50 Sumber: Balai penelitian dan pengembangan industri,jatim, Surabaya (1982) Karbohidrat yang dikandung oleh kulit pisang kepok adalah amilum. Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat (karbohidrat kompleks). Amilum (pati) tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia, terutama di Negara berkembang oleh karena itu dikonsumsi sebagai bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung protein, vitamin, serat, dan beberapa zat gizi penting lainnya (Johari dan Rahmawati, 2006).
  • 10. 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah experimental laboratory yakni melihat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus menggunakan limbah kulit pisang kepok. 3.2 Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Akademi Analis Kesehatan Yayasan Fajar Pekanbaru 3.3 Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan Februari 2017. 3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1 Populasi Penelitian ini menggunakan limbah kulit pisang kepok berada di Jalan Pemuda, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru. 3.4.2 Sampel Sampel yang dipakai pada penelitian ini menggunakan limbah kulit pisang kepok yang dipakai untuk pembuatan pisang cryspi di jalan pemuda, Kecamatan Paying Sekaki, Pekanbaru. 3.5 Teknik Sampling Teknik sampling pada penelitian ini yaitu system random sampling dengan mengambil sampel dibeberapa tempat yang berbeda secara acak, sebanyak tempat yang telah disurvei. 10
  • 11. 11 3.6 Alat Dan Bahan 3.6.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada uji ini adalah Cawan Petri, erlemeyer, hot plate, spatula, timbangan analitik, colony counter, autoklaf, ose, rak tabung, aluminium foil, spritus, incubator, kompor gas, blender, dan pisau. 3.6.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada uji ini adalah Kulit Pisang kepok, Agar-agar, Gula, Media Nutrient Agar(NA), MC Forland, Aquades, strein bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. 3.7 Cara Kerja 3.7.1 Pembuatan Media Dari Sari Kulit Pisang Kepok Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan. Potong kecil-kecil dan cuci sampai bersih kulit pisang, timbang sebanyak 100 g, agar-agar 3,5 g, dan gula 10 g. Kemudian kulit pisang di blender dengan aquades sebanyak 1000 ml hingga halus, lalu saring dan ambil sarinya. Campur sari kulit pisang dengan gula dan agar-agar kemudian dipanaskan, setelah panas Masukkan kedalam erlemeyer dan tutup dengan aluminium foil. Sterilkan media dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Tuang kedalam cawan petri 3.7.2 Penanaman Bakteri Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian bakar ose sampai merah membara, ambil koloni dengan ose dari sampel, lalu ose digoreskan secara ziq-zaq pada permukaan media, kemudian inkubasi pada suhu 370C selama 48 jam. 3.7.3 Penanaman Pada Media Nutrient Agar (Na) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian bakar ose sampai merah membara, ambil koloni bakteri dari sampel, lalu ose di goreskan secara ziq- zaq pada permukaan media, kemudian inkubasi pada suhu 370C selama 48 jam. 3.7.4 Hitung Jumlah Koloni 3.7.4.1 Pengenceran Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian masukkan 1 ml suspensi dan 90 ml NaCL fisiologis ke dalam tabung reaksi (pengenceran 101),
  • 12. 12 setelah itu siapkan 5 buah tabung reaksi, kemudian isi masing-masing tabung denga NaCL fisiologis sebanyak 9 ml, masukkan sampel yang sudah dicampurkan dengan NaCL tadi sebanyak 1 ml ke dalam tabung 1 (10-2) homogenkan, masukkan 1 ml dari tabung 1 ke dalam tabung 2 (10-3) homogenkan, masukkan 1 ml dari tabung 2 kedalam tabung 3 (10-4) homogenkan, masukkan 1 ml dari tabung 3 kedalam tabung 4 (10-5), homogenkan. 3.7.5.2 Penuangan Media Nutrient Agar (NA) Siapkan alat dan bahan yang alan digunakan, kemudian ambil 1 ml pengenceran sampel masukkan kedalam Petridis yang sudah diberi tanda No sampel, kemudian tuangi Nutrient Agar dengan suhu 45 oC-50 oC sebanyak 20 ml, diamkan sampai agar-agarnya membeku, inkubasi 37 oC selama 2 x 24 jam, posisi agar-agar diatas. 3.8 Analisa Data Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah tabel yang menunjukan pertumbuhan koloni Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus pada media limbah kulit pisang kepok dan media Nutrient Agar (NA).
  • 13. 13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan penelitian menggunakan limbah kulit pisang kepok sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri P. aeruginosa dan S. aureus, didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Rata-rata Hitung Angka Kuman bakteri S. aureus pada media Nutrient Agar dan Media Limbah Kulit Pisang Kepok. Perlakuan Rata-rata (cfu) NA 742.066 100 gram 29.438 200 gram 430.459 300 gram 507.813 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa rata-rata koloni tertinggi pada perlakuan menggunakan media limbah kulit pisang kepok terhadap hitung angka kuman koloni S. aureus terdapat pada perlakuan 300 gram yaitu 507.813/cfu, sedangkan rata-rata koloni terendah S. aureus terdapat pada perlakuan 100 gram yaitu 29.438/cfu. Sedangkan rata-rata koloni S. aureus pada media Nutrient Agar (NA) yaitu 742.066/cfu. Tabel 4.2 Rata-rata Hitung Angka Kuman bakteri P. aeruginosa pada media Nutrient Agar dan Media Limbah Kulit Pisang Kepok Perlakuan/ pengulangan Rata-rata (cfu) NA 954.936 100 gram 8.332 200 gram 36.189 300 gram 852.843 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa rata-rata koloni tertinggi pada perlakuan menggunakan media limbah kulit pisang kepok terhadap hitung angka kuman P. aeruginosa terdapat pada perlakuan 300 gram yaitu 852.843/cfu, sedangkan rata-rata koloni terendah P. aeruginosa terdapat pada perlakuan 100 13
  • 14. 14 gram yaitu 8.332/cfu. Sedangkan rata-rata koloni P. aeruginosa pada media Nutrient Agar (NA) yaitu 954.936/cfu. 4.2 Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Limbah kulit pisang kepok sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri P. aeruginosa dan S. aureus dengan perlakuan yang sama dengan Media Nutrient Agar. Penanaman pada media Limbah Kulit Pisang Kepok dengan perlakuan 100, 200 dan 300 gram dengan pengulangan sebanyak tiga kali dengan pengenceran 101, 102, 103, 104 dan 105 untuk melihat populasi pertumbuhan koloni P. aeruginosa dan S. aureus . Hasil dari pertumbuhan koloni dimedia Nutrient Agar dan Limbah Kulit Pisang Kepok berbeda, pada media Nutrient Agar koloni yang tumbuh lebih besar dan jelas. Sedangkan pada media Limbah Kulit Pisang Kepok koloni kecil dan halus. Hal tersebut dipengaruhi oleh nutrisi yang terdapat pada media Nutrient Agar dan Media Limbah Kulit Pisang Kepok berbeda. Pertumbuhan koloni P. aeruginosa dan S. aureus pada media Nutrient Agar lebih besar dan lebih mudah diamati, hal itu dikarenakan media Nutrient Agar merupakan media yang sudah teruji untuk pertumbuhan bakteri, sehingga proses pertumbuhan bakteri lebih optimal. Sedangkan pertumbuhan koloni P. aeruginosa dan S. aureus pada media Limbah Kulit Pisang Kepok tidak begitu optimal dikarenakan pada media kulit pisang masih memiliki senyawa yang kompleks. Manurut Ganjar, (2006) menyatakan bahwa kandungan yang kompleks dalam media dapat menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menguraikan komponen-komponen sederhana yang dapat diserap sel dan digunakan untuk sintesis sel dan energi. Dalam kondisi nutrisi yang baik waktu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri relatif cepat, sebaliknya jika nutrisi yang dibutuhkan tidak melimpah,sel-sel harus menyesuaikan dengan lingkungan dan pembentukan enzim-enzim untuk mengurai substrat membutuhkan waktu yang lebih lama (Madigan, 2011), dari hasil penelitian yang dilakukan, pertumbuhan bakteri P. aeruginosa dan S. aureus pada media alternatif dari
  • 15. 15 limbah kulit pisang kepok memerlukan waktu inkubasi yang lebih lama untuk dapat melihat pertumbuhan koloni dengan jelas jika dibandingkan dengan media nutrient agar. Berdasarkan hasil hitung angka kuman koloni P. aeruginosa dan S. aureus pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2, menunjukkan pertumbuhan koloni pseudomonas aureginosa pada media limbah kulit pisang kepok pada perlakuan 100, 200 dan 300 gram rata-rata koloni tertinggi pada perlakuan 300 gram yaitu 852.843/cfu, sedangkan pertumbuhan rata-rata terkecil P. aureginosa terdapat pada perlakuan 100 gram yaitu 8.332/cfu, sedangkan rata-rata koloni S. aureus tertinggi terdapat pada perlakuan 300 gram yaitu 507.813/cfu dan rata-rata terendah terdapat pada perlakuan 100 gram pada yaitu 29.438/cfu. Berdasarkan hasil diatas, pertumbuhan S. aureus dengan perlakuan 300 gram dengan rata-rata koloni yaitu 852.843/cfu menjadi rata-rata tertinggi pertumbuhan koloni pada media limbah kulit pisang kepok. Jadi, pertumbuhan P. aureginosa pada media limbah kulit pisang kepok dibawah pertumbuhan S. aureus
  • 16. 16 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, menggunakan media Limbah Kulit Pisang Kepok dapat disimpulkan dan diketahui rata-rata hitung angka kuman bakteri P. aureginosa pada media kulit pisang kepok pada perlakuan 100 gram yaitu 8.332/cfu, pada perlakuan 200 gram yaitu 36.189/cfu dan pada perlakuan 300 gram yaitu 852.843/cfu, sedangkan rata-rata bakteri S. aureus pada media kulit pisang kepok pada perlakuan 100 gram yaitu 29.438/cfu, pada perlakuan 200 gram yaitu 430.459/cfu, dan pada perlakuan 300 gram 507.813/cfu. Rata-rata hitung angka kuman bakteri P. aureginosa pada media pembanding (NA) yaitu 954.936/cfu, sedangka rata-rata bakteri S. aureus pada media pembanding (NA) yaitu 742.066/cfu. 5.2 Saran Demi pengembangan ilmu pengetahuan diharapkan untuk melakukan penelitian tentang karakteristik pertumbuhan bakteri P. aureginosa dan S. aureus pada media limbah kulit pisang kepok dan melakukan uji yang lebih lengkap, seperti menumbuhkan di media RBK dan melakukan pewarnaan gram. 16