SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Disusun oleh:
AGHISNA I.F. RITONGA (92321009)
AQILA SHABIRAH (92321010)
BERNADETA WINONA L. R. (92321011)
BILQISTHI ZHAHIRIYAH (92321012)
Perkembangan
Kognitif Remaja
Aspek-Aspek Kematangan Kognitif
Tahap Operasi Formal Piaget
● Tahap akhir perkembangan kognitif Piaget  kemampuan berpikir abstrak
1. Penalaran Hipotesis – Deduktif
Kemampuan mengembangkan, mempertimbangkan, dan menguji hipotesis
- Percobaan pendulum terhadap Adam saat berusia 7 tahun  tahap operasional
- Percobaan pendulum terhadap Adam saat berusia 10 tahun  tahap operasi konkret
- Percobaan pendulum terhadap Adam saat berusia 15 tahun  tahap operasi formal
- Kemampuan penalaran dalam tahap operasi formal berkaitan dengan budaya dan sekolah
2. Evaluasi teori Piaget
- Teori Piaget sebagai patokan desain kurikulum sekolah
- Riset Neo-Piagetian
 Proses kognitif anak berkaitan pikiran
 Dipengaruhi budaya
- Riset Piaget yang lain menyatakan bahwa perkembangan kognitif terus berlanjut
sampai dewasa
- Kritik Piaget  operasi formal bukan satu-satunya aspek yang paling penting dalam
kematangan kognitif
Lanjutan ….
Perkembangan Bahasa
1. Usia 16 – 18 tahun +/- 80.000 kata
2. Remaja dapat membahas abstraksi: cinta, keadilan,
kebebasan
3. Remaja dapat menggunakan kata sambung: walaupun,
sebaliknya, bagaimanapun juga, oleh karena itu, mungkin, dll
4. Remaja mampu melakukan penyerapan perspektif sosial
(social perspective-taking)
Teori Kognitif Elkind
Merujuk kepada psikolog David Elkind, perilaku seperti itu bersumber dari usaha
remaja yang belum berpengalaman untuk masuk ke dalam pemikiran formal.Cara
berpikir baru ini, yang secara fundamental mengubah cara mereka melihat diri
sendiri dan dunia mereka, tidak akrab dengan diri mereka seperti tubuh mereka
yang berubah bentuk, mereka terkadang merasa jangggal dalam
menggunakannya.
Anak makhluk egosentrisme dg ketertarikan puting
susu ibu memecahkan masalah abstrak &
membayangkan masyarakat ideal
KARAKTERISTIK KETIDAKDEWASAAN PEMIKIRAN
REMAJA
1. Idealisme dan kekritisan
Mereka menjadi sangat sadar akan kemunafikan (hypocrisy), dan
dengan penalaran verbal mereka yang semakin tajam, mereka
menyukai majalah dan entertainer yang menyerang figure publik
dengan kata-kata satire dan parodi.
2. Argumentativitas
Mencari kesempatan untuk mencoba atau menunjukkan
kemampuan penalaran formal baru mereka.
3. Ragu-ragu
Menyimpan berbagai alternatif dalam pikiran mereka pada waktu
yang sama, tetapi karena kurangnya pengalaman, mereka
kekurangan strategi efektif untuk memilih.
4. Menunjukkan hypocrisy
Mereka tidak menyadari perbedaan antara mengekspresikan sesuatu
yang ideal dan membuat pengorbanan yang dibutuhkan untuk
mewujudkannya.
5. Kesadaran diri
Para remaja sekarang dapat berpikir tentang pemikiran pikiran mereka sendiri dan orang
lain. Akan tetapi, dalam keasyikan mereka akan kondisi mental mereka, para remaja
seringkali berasumsi bahwa yang dipikirkan orang lain sama dengan yang mereka
pikirkan, yaitu diri mereka sendiri.
Elkind merujuk kondisi kesadaran diri ini sebagai imaginary audience, fenomena bahwa
seorang remaja mengantisipasi reaksi orang lain terhadap mereka dalam situasi sosial
yang sebenarnya atau yang akan datang. Elkind berargumen bahwa antisipasi semacam
ini dapat dijelaskan oleh keasyikan remaja bahwa orang lain sama mengagumi atau
mengkritik mereka seperti diri mereka sendiri. Akibatnya, audience tercipta, karena
remaja percaya bahwa mereka akan menjadi fokus perhatian.
6. Kekhususan dan ketangguhan
Elkind mengunakan istilah personal fable untuk menunjukkan keyakinan para remaja
bahwa ia spesial, bahwa pengalaman mereka unik, dan mereka tidak tunduk pada
peraturan yang mengatur dunia (“orang lain ketagihan ketika menggunakan obat
terlarang, tetapi saya tidak” atau “tidak ada seorang pun yang mengalami jatuh cinta
sedalam ini kecuali saya”).
Karena adanya personal fable di beberapa titik, remaja cenderung mengganti peran
idola, pahlawan atau bahkan dewa dengan citra mereka sendiri.
Menurut Elkind, bentuk egosentrisme khusus ini mendasari perilaku self-destructive
dan berisiko. Seperti imaginary audience, personal fable terus berlanjut hingga
masa dewasa.
Konsep Egosentrisme remaja
Istilah yang digunakan psikolog anak David Elkind ini untuk
menggambarkan fenomena ketidakmampuan remaja untuk
membedakan antara persepsi mereka tentang apa yang dipikirkan
orang lain tentang mereka dan apa yang sebenarnya dipikirkan
orang dalam kenyataan.
. Teori Elkind tentang egosentrisme remaja diambil dari
teori Piaget tentang tahap perkembangan kognitif , yang
berpendapat bahwa operasi formal memungkinkan
remaja untuk membangun situasi imajiner dan pemikiran
abstrak.
Kasus 1
Kasus 1
Kasus ini berkaitan dengan teori Elkind mengenai imaginary audience, dimana terdapat fenomena
seorang remaja mengantisipasi reaksi orang lain terhadap mereka dalam situasi sosial yang
sebenarnya atau yang akan datang. antisipasi semacam ini dapat dijelaskan oleh keasyikan remaja
bahwa orang lain sama mengagumi atau mengkritik mereka seperti diri mereka sendiri. Akibatnya,
audience tercipta, karena remaja percaya bahwa mereka akan menjadi fokus perhatian. Dalam kasus
ini, gadis tersebut berpikir bahwa ia selalu was-was diperhatikan orang lain, ia berpikir bahwa
orang akan mengomentari rambutnya, pemikiran gadis tersebut merupakan asumsi yang ia buat
karena ia percaya ia menjadi focus orang lain, Elkind juga mengatakan bahwa karena pemikiran itu
dibuat sendiri oleh remaja tersebut maka remaja tersebut tentu tau bahwa itu pemikirannya sendiri.
Seperti yang dikatakan gadis dalam video tersebut, bahwa ia tahu orang-orang tidak mungkin
berpikir itu dan dia berpikir hanya dia yang tahu pemikiran tersebut.
Kasus 2
Kasus 2
Kasus ini juga berkaitan dengan teori Elkind mengenai personal fable, dimana teori ini
mengatakan bahwa remaja memiliki sebuah keyakinan yang kompleks bahwa perasaan
mereka unik, istimewa dan abadi. Bentuk keyakinan yang digambarkan oleh gadis
tersebut adalah bahwa temannya itu jahat sehingga ia tidak mungkin berteman dengan
teman tersebut juga mengenai gurunya, ia berpikir bahwa ia mendapatkan nilai buruk
karena gurunya yang jahat (karena ia berpikir gurunya punya banyak cara untuk
meyiksanya) dan juga mengenai teman pria yang dia senangi. Menurut Elkind, karena
seorang remaja biasanya gagal untuk membedakan fokus mereka pada persepsi mereka
sendiri dan persepsi orang lain, mereka cenderung percaya bahwa mereka sangat penting
bagi orang-orang di sekitar mereka (imaginary audience), dan akibatnya menganggap
perasaan mereka sebagai sesuatu yang istimewa dan unik. Pada kasus ini, ketika
orangtuanya memberikan tanggapan yang menurutnya bertentangan dengan apa yang
dipikirkannya ia menjadi kesal dan berpikir bahwa orangtuanya tidak mungkin mengerti
apa yang ia rasakan.
Perkembangan Moral :
Teori Kohlberg
Perkembangan moral adalah perubahan-perubahan perilaku
yang terjadi dalam kehidupan anak berkenaan dengan
tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku
dalam kelompok sosial.
Kohlberg mengemukakan teori perkembangan moral berdasar teori
Piaget, yaitu dengan pendekatan organismik (melalui tahap-tahap
perkem-bangan yang memiliki urutan pasti dan berlaku secara
universal). Selain itu Kohlberg juga menyelidiki struktur proses
berpikir yang mendasari perilaku moral (moral behavior).
ISU PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN
Sekolah merupakan pusat mengorganisasi pengalaman di hampir semua
kehidupan remaja. Hal ini menawarkan kesempatan untuk menguasai
informasi, menguasai keterampilan baru, dan mengasah keterampilan
yang sudah dimiliki; berpartisipasi dalam olahraga, seni dan aktivitas
lainnya; untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan pekerjaan; dan berada
bersama teman-teman. Hal ini memperluas intelektualitas serta
cakrawala sosial.
PENGARUH-PENGARUH PADA PENCAPAIAN HASIL SEKOLAH
• Motivasi Siswa dan Kekuatan Diri
Di Negara barat, terutama Amerika Serikat, praktik pendidikan didasarkan pada asumsi bahwa siswa
dapat dimotivasi untuk belajar. Para pendidik menekankan nilai-nilai motivasi intrinsik.
• Gender
Dalam uji coba yang dilakukan pada remaja di 43 Negara industri, perempuan di semua Negara
merupakan pembaca terbaik dibandingkan anak laki-laki. Anak laki-laki menguasai matematika dihampir
seluruh Negara, tetapi perbedaan gender tersebut kurang jelas dibandingkan dalam hal membaca.
(Kekuatan sosial budaya yang mempengaruhi perbedaan gender: pengaruh keluarga, pengaruh sekolah,
pengaruh lingkungan sekitar, dan pengaruh budaya)
Ditingkat dasar, seperti faktor pola asuh, status sosial ekonomi, dan kualitas lingkungan rumah
memengaruhi pencapaian hasil di sekolah pada masa remaja. Faktor lain termasuk gender,
etnisitas, pengaruh teman sebaya, kualitas sekolah, dan kepercayaan siswa pada diri mereka
sendiri.
Lanjutan ……
• Gaya Pengasuhan, Etnisitas dan Pengaruh Sebaya
Penelitian mengatakan bahwa orang tua yang menekankan pada nilai-nilai
pendidikan, menghubungkan pencapaian akademis untuk tujuan di masa depan, dan
mendiskusikan strategi belajar memiliki dampak yang signifikan pada keberhasilan
akademis anak.
 Sekolah
Kualitas sekolah memengaruhi keberhasilan siswa. Sekolah yang baik memiliki
keteraturan, lingkungan yang aman, sumber materi yang memadai, guru yang stabil
serta rasa positif terhadap komunitas.
PUTUS SEKOLAH DARI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Putus sekolah dari SMA adalah hal yang sering terjadi yang dapat
menempatkan individu pada jalur perkembangan negatif. Putus sekolah
lebih cenderung menjadi pengangguran atau memiliki pendapatan yang
rendah, terlibat dalam penggunaan obat-obatan, kriminalitas, dan
pelanggaran, serta kesehatan yang rendah.
MENYIAPKAN PENDIDIKAN YANG LEBIH TINGGI ATAU
PEKERJAAN
 Hal-hal yang Memengaruhi Aspirasi Siswa
- Keyakinan pada kemampuan diri
- Nilai-nilai orang tua
- Gender
- Sistem pendidikan
Lanjutan …..
 Membimbing Siswa yang Tidak Terikat untuk Perguruan Tinggi
Kebanyakan Negara industri menawarkan bimbingan pada siswa sekolah yang tidak terikat untuk perguruan
tinggi. Jerman contohnya, memiliki sistem magang, yakni siswa SMA bersekolah paruh waktu dan menghabiskan
sisa minggunya dengan pelatihan kerja yang diawasi oleh mentor pegawai.
 Remaja Ditempat Kerja
Di Amerika Serikat, mayoritas remaja bekerja pada waktu yang sama, selama SMA, kebanyakan bekerja di
bidang pelayanan dan retail. Peneliti tidak setuju mengenai apakah bekerja paru waktu akan memberikan
keuntungan bagi siswa SMA (dengan membantu mereka mengembangkan keterampilan di dunia nyata dan etika
kerja) atau malah merugikan (dengan mengacaukan mereka akan studi jangka panjang dan pencapaian tujuan
pekerjaan).
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik
THANKS!
Do you have any questions?

More Related Content

Similar to Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx

Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)
Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)
Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)Hadi Pramana
 
nota ringkas perkembangan kanak2
nota ringkas perkembangan kanak2nota ringkas perkembangan kanak2
nota ringkas perkembangan kanak2Aisyah Zainudin
 
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikmonichaSihombing
 
Tugas_Perkembangan_dan_Teori_Perkembangan.pptx
Tugas_Perkembangan_dan_Teori_Perkembangan.pptxTugas_Perkembangan_dan_Teori_Perkembangan.pptx
Tugas_Perkembangan_dan_Teori_Perkembangan.pptxNizarMalik1
 
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Yeti Rohayati
 
50327869 erapi-seni
50327869 erapi-seni50327869 erapi-seni
50327869 erapi-seniadeq1012
 
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2wakzar
 
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsPerkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsistana walet
 
tahapan perkembangan kognitif.pdf
tahapan perkembangan kognitif.pdftahapan perkembangan kognitif.pdf
tahapan perkembangan kognitif.pdfJimatul Arrobi
 
Contoh kasus budaya di suatu lembaga
Contoh kasus budaya di suatu lembagaContoh kasus budaya di suatu lembaga
Contoh kasus budaya di suatu lembagaFikri Muqaffa
 
Tahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembanganTahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembanganameliaresti
 
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakPerkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakM N Habibah
 
Materi 1 hakekat psikologi
Materi 1 hakekat psikologiMateri 1 hakekat psikologi
Materi 1 hakekat psikologiNhia Item
 
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikan
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikanMengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikan
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikanArsanaEkoJuliPrihant
 

Similar to Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx (20)

Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)
Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)
Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)
 
nota ringkas perkembangan kanak2
nota ringkas perkembangan kanak2nota ringkas perkembangan kanak2
nota ringkas perkembangan kanak2
 
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
 
Tugas_Perkembangan_dan_Teori_Perkembangan.pptx
Tugas_Perkembangan_dan_Teori_Perkembangan.pptxTugas_Perkembangan_dan_Teori_Perkembangan.pptx
Tugas_Perkembangan_dan_Teori_Perkembangan.pptx
 
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
 
50327869 erapi-seni
50327869 erapi-seni50327869 erapi-seni
50327869 erapi-seni
 
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
 
Risqi rahman
Risqi rahmanRisqi rahman
Risqi rahman
 
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 newsPerkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
Perkembangan peserta didik unit3 modul 2 news
 
tahapan perkembangan kognitif.pdf
tahapan perkembangan kognitif.pdftahapan perkembangan kognitif.pdf
tahapan perkembangan kognitif.pdf
 
Contoh kasus budaya di suatu lembaga
Contoh kasus budaya di suatu lembagaContoh kasus budaya di suatu lembaga
Contoh kasus budaya di suatu lembaga
 
Hbse 2011.ppt erikson
Hbse 2011.ppt eriksonHbse 2011.ppt erikson
Hbse 2011.ppt erikson
 
Tahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembanganTahap dan tugas perkembangan
Tahap dan tugas perkembangan
 
Learning 2
Learning 2Learning 2
Learning 2
 
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakPerkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
 
Helah bela diri
Helah bela diriHelah bela diri
Helah bela diri
 
Materi 1 hakekat psikologi
Materi 1 hakekat psikologiMateri 1 hakekat psikologi
Materi 1 hakekat psikologi
 
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikan
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikanMengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikan
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikan
 
Tugas Psikologi
Tugas PsikologiTugas Psikologi
Tugas Psikologi
 
Cognitive growth
Cognitive growthCognitive growth
Cognitive growth
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx

  • 1. Disusun oleh: AGHISNA I.F. RITONGA (92321009) AQILA SHABIRAH (92321010) BERNADETA WINONA L. R. (92321011) BILQISTHI ZHAHIRIYAH (92321012) Perkembangan Kognitif Remaja
  • 2. Aspek-Aspek Kematangan Kognitif Tahap Operasi Formal Piaget ● Tahap akhir perkembangan kognitif Piaget  kemampuan berpikir abstrak 1. Penalaran Hipotesis – Deduktif Kemampuan mengembangkan, mempertimbangkan, dan menguji hipotesis - Percobaan pendulum terhadap Adam saat berusia 7 tahun  tahap operasional - Percobaan pendulum terhadap Adam saat berusia 10 tahun  tahap operasi konkret - Percobaan pendulum terhadap Adam saat berusia 15 tahun  tahap operasi formal - Kemampuan penalaran dalam tahap operasi formal berkaitan dengan budaya dan sekolah
  • 3. 2. Evaluasi teori Piaget - Teori Piaget sebagai patokan desain kurikulum sekolah - Riset Neo-Piagetian  Proses kognitif anak berkaitan pikiran  Dipengaruhi budaya - Riset Piaget yang lain menyatakan bahwa perkembangan kognitif terus berlanjut sampai dewasa - Kritik Piaget  operasi formal bukan satu-satunya aspek yang paling penting dalam kematangan kognitif Lanjutan ….
  • 4. Perkembangan Bahasa 1. Usia 16 – 18 tahun +/- 80.000 kata 2. Remaja dapat membahas abstraksi: cinta, keadilan, kebebasan 3. Remaja dapat menggunakan kata sambung: walaupun, sebaliknya, bagaimanapun juga, oleh karena itu, mungkin, dll 4. Remaja mampu melakukan penyerapan perspektif sosial (social perspective-taking)
  • 5. Teori Kognitif Elkind Merujuk kepada psikolog David Elkind, perilaku seperti itu bersumber dari usaha remaja yang belum berpengalaman untuk masuk ke dalam pemikiran formal.Cara berpikir baru ini, yang secara fundamental mengubah cara mereka melihat diri sendiri dan dunia mereka, tidak akrab dengan diri mereka seperti tubuh mereka yang berubah bentuk, mereka terkadang merasa jangggal dalam menggunakannya. Anak makhluk egosentrisme dg ketertarikan puting susu ibu memecahkan masalah abstrak & membayangkan masyarakat ideal
  • 6. KARAKTERISTIK KETIDAKDEWASAAN PEMIKIRAN REMAJA 1. Idealisme dan kekritisan Mereka menjadi sangat sadar akan kemunafikan (hypocrisy), dan dengan penalaran verbal mereka yang semakin tajam, mereka menyukai majalah dan entertainer yang menyerang figure publik dengan kata-kata satire dan parodi. 2. Argumentativitas Mencari kesempatan untuk mencoba atau menunjukkan kemampuan penalaran formal baru mereka.
  • 7. 3. Ragu-ragu Menyimpan berbagai alternatif dalam pikiran mereka pada waktu yang sama, tetapi karena kurangnya pengalaman, mereka kekurangan strategi efektif untuk memilih. 4. Menunjukkan hypocrisy Mereka tidak menyadari perbedaan antara mengekspresikan sesuatu yang ideal dan membuat pengorbanan yang dibutuhkan untuk mewujudkannya.
  • 8. 5. Kesadaran diri Para remaja sekarang dapat berpikir tentang pemikiran pikiran mereka sendiri dan orang lain. Akan tetapi, dalam keasyikan mereka akan kondisi mental mereka, para remaja seringkali berasumsi bahwa yang dipikirkan orang lain sama dengan yang mereka pikirkan, yaitu diri mereka sendiri. Elkind merujuk kondisi kesadaran diri ini sebagai imaginary audience, fenomena bahwa seorang remaja mengantisipasi reaksi orang lain terhadap mereka dalam situasi sosial yang sebenarnya atau yang akan datang. Elkind berargumen bahwa antisipasi semacam ini dapat dijelaskan oleh keasyikan remaja bahwa orang lain sama mengagumi atau mengkritik mereka seperti diri mereka sendiri. Akibatnya, audience tercipta, karena remaja percaya bahwa mereka akan menjadi fokus perhatian.
  • 9. 6. Kekhususan dan ketangguhan Elkind mengunakan istilah personal fable untuk menunjukkan keyakinan para remaja bahwa ia spesial, bahwa pengalaman mereka unik, dan mereka tidak tunduk pada peraturan yang mengatur dunia (“orang lain ketagihan ketika menggunakan obat terlarang, tetapi saya tidak” atau “tidak ada seorang pun yang mengalami jatuh cinta sedalam ini kecuali saya”). Karena adanya personal fable di beberapa titik, remaja cenderung mengganti peran idola, pahlawan atau bahkan dewa dengan citra mereka sendiri. Menurut Elkind, bentuk egosentrisme khusus ini mendasari perilaku self-destructive dan berisiko. Seperti imaginary audience, personal fable terus berlanjut hingga masa dewasa.
  • 10. Konsep Egosentrisme remaja Istilah yang digunakan psikolog anak David Elkind ini untuk menggambarkan fenomena ketidakmampuan remaja untuk membedakan antara persepsi mereka tentang apa yang dipikirkan orang lain tentang mereka dan apa yang sebenarnya dipikirkan orang dalam kenyataan. . Teori Elkind tentang egosentrisme remaja diambil dari teori Piaget tentang tahap perkembangan kognitif , yang berpendapat bahwa operasi formal memungkinkan remaja untuk membangun situasi imajiner dan pemikiran abstrak.
  • 12. Kasus 1 Kasus ini berkaitan dengan teori Elkind mengenai imaginary audience, dimana terdapat fenomena seorang remaja mengantisipasi reaksi orang lain terhadap mereka dalam situasi sosial yang sebenarnya atau yang akan datang. antisipasi semacam ini dapat dijelaskan oleh keasyikan remaja bahwa orang lain sama mengagumi atau mengkritik mereka seperti diri mereka sendiri. Akibatnya, audience tercipta, karena remaja percaya bahwa mereka akan menjadi fokus perhatian. Dalam kasus ini, gadis tersebut berpikir bahwa ia selalu was-was diperhatikan orang lain, ia berpikir bahwa orang akan mengomentari rambutnya, pemikiran gadis tersebut merupakan asumsi yang ia buat karena ia percaya ia menjadi focus orang lain, Elkind juga mengatakan bahwa karena pemikiran itu dibuat sendiri oleh remaja tersebut maka remaja tersebut tentu tau bahwa itu pemikirannya sendiri. Seperti yang dikatakan gadis dalam video tersebut, bahwa ia tahu orang-orang tidak mungkin berpikir itu dan dia berpikir hanya dia yang tahu pemikiran tersebut.
  • 14. Kasus 2 Kasus ini juga berkaitan dengan teori Elkind mengenai personal fable, dimana teori ini mengatakan bahwa remaja memiliki sebuah keyakinan yang kompleks bahwa perasaan mereka unik, istimewa dan abadi. Bentuk keyakinan yang digambarkan oleh gadis tersebut adalah bahwa temannya itu jahat sehingga ia tidak mungkin berteman dengan teman tersebut juga mengenai gurunya, ia berpikir bahwa ia mendapatkan nilai buruk karena gurunya yang jahat (karena ia berpikir gurunya punya banyak cara untuk meyiksanya) dan juga mengenai teman pria yang dia senangi. Menurut Elkind, karena seorang remaja biasanya gagal untuk membedakan fokus mereka pada persepsi mereka sendiri dan persepsi orang lain, mereka cenderung percaya bahwa mereka sangat penting bagi orang-orang di sekitar mereka (imaginary audience), dan akibatnya menganggap perasaan mereka sebagai sesuatu yang istimewa dan unik. Pada kasus ini, ketika orangtuanya memberikan tanggapan yang menurutnya bertentangan dengan apa yang dipikirkannya ia menjadi kesal dan berpikir bahwa orangtuanya tidak mungkin mengerti apa yang ia rasakan.
  • 15. Perkembangan Moral : Teori Kohlberg Perkembangan moral adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan anak berkenaan dengan tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam kelompok sosial. Kohlberg mengemukakan teori perkembangan moral berdasar teori Piaget, yaitu dengan pendekatan organismik (melalui tahap-tahap perkem-bangan yang memiliki urutan pasti dan berlaku secara universal). Selain itu Kohlberg juga menyelidiki struktur proses berpikir yang mendasari perilaku moral (moral behavior).
  • 16.
  • 17. ISU PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN Sekolah merupakan pusat mengorganisasi pengalaman di hampir semua kehidupan remaja. Hal ini menawarkan kesempatan untuk menguasai informasi, menguasai keterampilan baru, dan mengasah keterampilan yang sudah dimiliki; berpartisipasi dalam olahraga, seni dan aktivitas lainnya; untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan pekerjaan; dan berada bersama teman-teman. Hal ini memperluas intelektualitas serta cakrawala sosial.
  • 18. PENGARUH-PENGARUH PADA PENCAPAIAN HASIL SEKOLAH • Motivasi Siswa dan Kekuatan Diri Di Negara barat, terutama Amerika Serikat, praktik pendidikan didasarkan pada asumsi bahwa siswa dapat dimotivasi untuk belajar. Para pendidik menekankan nilai-nilai motivasi intrinsik. • Gender Dalam uji coba yang dilakukan pada remaja di 43 Negara industri, perempuan di semua Negara merupakan pembaca terbaik dibandingkan anak laki-laki. Anak laki-laki menguasai matematika dihampir seluruh Negara, tetapi perbedaan gender tersebut kurang jelas dibandingkan dalam hal membaca. (Kekuatan sosial budaya yang mempengaruhi perbedaan gender: pengaruh keluarga, pengaruh sekolah, pengaruh lingkungan sekitar, dan pengaruh budaya) Ditingkat dasar, seperti faktor pola asuh, status sosial ekonomi, dan kualitas lingkungan rumah memengaruhi pencapaian hasil di sekolah pada masa remaja. Faktor lain termasuk gender, etnisitas, pengaruh teman sebaya, kualitas sekolah, dan kepercayaan siswa pada diri mereka sendiri.
  • 19. Lanjutan …… • Gaya Pengasuhan, Etnisitas dan Pengaruh Sebaya Penelitian mengatakan bahwa orang tua yang menekankan pada nilai-nilai pendidikan, menghubungkan pencapaian akademis untuk tujuan di masa depan, dan mendiskusikan strategi belajar memiliki dampak yang signifikan pada keberhasilan akademis anak.  Sekolah Kualitas sekolah memengaruhi keberhasilan siswa. Sekolah yang baik memiliki keteraturan, lingkungan yang aman, sumber materi yang memadai, guru yang stabil serta rasa positif terhadap komunitas.
  • 20. PUTUS SEKOLAH DARI SEKOLAH MENENGAH ATAS Putus sekolah dari SMA adalah hal yang sering terjadi yang dapat menempatkan individu pada jalur perkembangan negatif. Putus sekolah lebih cenderung menjadi pengangguran atau memiliki pendapatan yang rendah, terlibat dalam penggunaan obat-obatan, kriminalitas, dan pelanggaran, serta kesehatan yang rendah.
  • 21. MENYIAPKAN PENDIDIKAN YANG LEBIH TINGGI ATAU PEKERJAAN  Hal-hal yang Memengaruhi Aspirasi Siswa - Keyakinan pada kemampuan diri - Nilai-nilai orang tua - Gender - Sistem pendidikan
  • 22. Lanjutan …..  Membimbing Siswa yang Tidak Terikat untuk Perguruan Tinggi Kebanyakan Negara industri menawarkan bimbingan pada siswa sekolah yang tidak terikat untuk perguruan tinggi. Jerman contohnya, memiliki sistem magang, yakni siswa SMA bersekolah paruh waktu dan menghabiskan sisa minggunya dengan pelatihan kerja yang diawasi oleh mentor pegawai.  Remaja Ditempat Kerja Di Amerika Serikat, mayoritas remaja bekerja pada waktu yang sama, selama SMA, kebanyakan bekerja di bidang pelayanan dan retail. Peneliti tidak setuju mengenai apakah bekerja paru waktu akan memberikan keuntungan bagi siswa SMA (dengan membantu mereka mengembangkan keterampilan di dunia nyata dan etika kerja) atau malah merugikan (dengan mengacaukan mereka akan studi jangka panjang dan pencapaian tujuan pekerjaan).
  • 23. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik THANKS! Do you have any questions?