SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
1
SEJARAH GERAKAN EKONOMI ISLAM DI INDONESIA1
Anto Apriyanto2
Mukadimah
Di kalangan masyarakat umum tanah air, ekonomi Islam dikenal secara luas
sejak mulai beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada 27 Syawwal 1412
H atau bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1992.3 Padahal, sejatinya ekonomi Islam
telah ada sejak bangsa Indonesia belum merdeka, bahkan diyakini sejak
kelahiran Islam.
Islam sebagai agama sempurna, yang di dalamnya turut pula mengatur
masalah ekonomi manusia, menjadi bukti tak terbantahkan bahwa ekonomi
Islam lahir bersama dengan Islam yang agung itu sendiri. Allah Subhanahu wa
Ta'ala menegaskan bahwa memang tidak ada satu permasalahan pun yang
terlewatkan dari pembahasan Al-Quran:
ِ‫ض‬ْ‫األر‬ ِ‫ِف‬ ٍ‫ة‬َّ‫ب‬‫ا‬َ‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ط‬َّ‫ر‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ث‬ْ‫َم‬‫أ‬ ٌ‫م‬َ‫ُم‬‫أ‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫اح‬َ‫ن‬َ
ِ‫ِب‬ ُ‫ري‬ِ‫ط‬َ‫ي‬ ٍ‫ر‬ِ‫ائ‬َ‫ط‬ ‫ال‬َ‫و‬
( َ‫ن‬‫و‬ُ‫ر‬َ‫ش‬ُْ‫ُي‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬‫ِّب‬َ‫ر‬ َ‫َل‬ِ‫إ‬ َُّ‫ُث‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬٣٨)
"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-
burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat
(juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu apa pun
dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka
dihimpunkan." (QS. Al-An'am [6]: 38)
Menurut perhitungan Isa Abduh (dalam Fadhely: 1999: 31-32), ayat-ayat
yang berkenaan dengan ekonomi di dalam Al-Quran itu mencapai 725 ayat, baik
yang secara langsung menegaskan prinsip ekonomi Islam, maupun pengertian
yang tersirat dalam ayat-ayat hukum atau kisah.4
Sejarah banyak mencatat bagaimana perniagaan yang menjadi tumpuan
utama kegiatan ekonomi masyarakat Arab pada masa Rasulullah Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam, semakin diperbaiki dan diluruskan berdasarkan Al-
Quran dan Sunnah. Semua sepakat, proses permulaan Islam hingga
berkembangnya dewasa ini tentu tidak luput dari peran sejarah. Begitu pun
halnya dengan ekonomi Islam. Di sinilah urgensi sejarah dalam ranah ilmiah.
Begitu pentingnya posisi sejarah sampai-sampai Budi Ashari, ahli Sejarah Islam,
menyatakan bahwa sejarah merupakan sepertiga Al-Quran.5
Sayangnya, ekonomi Islam di Indonesia, yang kian hari kian melesat pesat
digandrungi publik, hingga saat ini belum jelas kronologi sejarahnya. Bahkan
untuk menjadi sebuah disiplin ilmu tersendiri sekali pun. Sebab, ketersediaan
1
Disampaikan dalam "SKJ FoSSEI Jabodetabek 2017" di STEI SEBI, Sabtu (15/04/2017).
2
Dosen Ekonomi Islam di 6 kampus, Ketua Harian Komunitas Ekonomi Islam Indonesia (KONEKSI).
3
Website resmi Bank Muamalat, "Profil Muamalat",
<http://www.muamalatbank.com/home/about/profile>, diakses tanggal 06-01-2014.
4
M. Mohammad Fadhely, Meneropong Kehidupan Ekonomi Umat Islam, (Jakarta: Golden Terayon Press,
1999), hlm. 31-32.
5
Disampaikan Budi Ashari dalam Stadium General Akademi Siroh, "Bagaimana Nabi Belajar Dari
Sejarah", di Bazaar Madinah Business Hall, Jl. Prof. Lapran Pane (RTM) No. 100 Cimanggis Depok Jawa Barat,
Ahad (22/12/2013).
Materi #1
2
literatur yang membahas mengenai sejarah ekonomi Islam di Indonesia, dari
masa permulaan hingga perkembangan terakhirnya, bisa dikatakan belum ada.
Padahal, tidak mungkin ekonomi Islam hadir dan berdiri kokoh di Indonesia tanpa
memiliki catatan sejarahnya. Terutama mengenai siapa tokoh, pemikiran
berikut perjuangannya, yang berkontribusi dalam sejarah tersebut.
Sebagai perbandingan saja, saat ini cabang ilmu Sejarah Pendidikan Islam
Indonesia sudah ada, tapi Sejarah Ekonomi Islam Indonesia belum ada. Hal ini
seharusnya sudah menjadi perhatian bagi para peminat dan pegiat ekonomi
Islam di tanah air. Walaupun mungkin bagi kalangan praktisi ekonomi syariah,
hal semacam ini dianggap tidak begitu penting, namun dalam ranah ilmiah justru
sangat diperlukan bagi konstruksi ilmu ekonomi Islam, khususnya bagi kalangan
akademisi. Masalah tersebut diperkuat oleh pendapat Juhaya S. Pradja6 yang
menyatakan bahwa ilmu ekonomi Islam setidaknya bersumber dari Al-Quran,
Sunnah Rasul, hukum Islam dan metodologinya, sejarah masyarakat Islam, serta
data yang berhubungan dengan kehidupan ekonomi.
Versi Para Tokoh dan Ahli Ekonomi Syariah Kontemporer
Penulis seringkali menemukan artikel maupun buku yang terkesan
'tanggung' di dalam membahas mengenai sejarah perkembangan ekonomi Islam
di Indonesia. Sebab tidak menyertakan sosok para tokoh pemeran utama dalam
perjuangan tersebut. Sebut saja misalnya Ma'ruf Amin, Ketua Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Pusat. Dalam buku "Pembaruan
Hukum Ekonomi Syariah Dalam Pengembangan Produk Keuangan Kontemporer",
ia menulis:
Di ujung abad ke-20, setelah seratus tahun dari fase kebangkitan
Islam yang pertama, menurut hemat saya terjadi kebangkitan
Islam kedua, yaitu tepatnya diawali pada tahun 1990 ketika MUI
merekomendasikan lahirnya lembaga perbankan berbasis non
bunga. Ini adalah merupakan awal dari gerakan ekonomi syariah
di Indonesia, sebagai kelanjutan dari pendapat para ulama
bahwa sistem ekonomi yang dijalankan di Indonesia tidak sesuai
dengan semangat ajaran Islam, karena berbasis bunga.7
Pun ketika ia berbicara dalam sebuah orasi ilmiah, ia menyatakan
"Sedangkan dalam konteks Indonesia, lahirnya ekonomi syariah terhitung
ketinggalan. Walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam, ekonomi
syariah khususnya lembaga keuangan syariah baru terbentuk pada awal tahun
1990-an".8
Dalam dua kali kesempatan tersebut, penulis tidak menemukan penjelasan
siapa sebenarnya tokoh yang memiliki andil di dalam perjuangan penegakkan
ekonomi Islam di Indonesia. Hanya disebutkan peran lembaga MUI saja. Meski
tidak panjang lebar, seharusnya disebutkan nama-nama tokoh yang terlibat
dalam kejadian tersebut. Sebab sejarah berkaitan pula dengan tokoh.
Selanjutnya Syahbudi dalam Hermeneia, menyatakan:
6
Juhaya S. Pradja, Ekonomi Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm. 62.
7
Ma'ruf Amin, Pembaruan Hukum Ekonomi Syariah Dalam Pengembangan Produk Keuangan
Kontemporer, (Banten: Yayasan An-Nawawi, 2013), hlm. 4-5.
8
Disampaikan Ma'ruf Amin dalam Orasi Ilmiah Wisuda Tahap II Universitas Ibn Khaldun Bogor Tahun
Akademik 2012-2013, dengan judul "Perkembangan Ekonomi Syariah Dari Masa ke Masa", Sabtu (8/6/2013).
3
Selanjutnya pada periode ini sekitar tahun 1990-an, pemikiran
dan gerakan SEI (Sistem Ekonomi Islam) berkembang dalam dua
tataran, yakni tataran teoritis dan praktis. Pada tataran teoritis
dikembangkan melalui pendidikan tinggi, kajian keilmuan dan
perkembangan riset-riset Islamisasi ekonomi. Pada tataran
praktis dikembangkan mulai dari sektor moneter, bank umum,
BPRS, BMT, pengembangan pengelolaan zakat produktif,
asuransi, dan bursa saham Islam serta pegadaian Islam.9
Hal yang sama dinyatakan pula oleh Agustianto, Ketua I Ikatan Ahli Ekonomi
Islam Indonesia (IAEI) dan Wakil Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat, dalam
website pribadinya:
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia mulai mendapatkan
momentumnya untuk tumbuh kembali, semenjak didirikannya
Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992, setelah mendapat
legitimasi legal formal dengan berlakunya Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.10
Sama seperti sebelumnya, dalam artikel di atas penulisnya mencatat
sejarah perkembangan ekonomi Islam di Indonesia yang tiba-tiba lahir pada 1990
atau 1992. Saat membaca lengkap artikelnya, terkesan tidak teralur rapi dan
seakan 'loncat' melewati beberapa masa yang masih menjadi misteri. Oleh
karena itu, jika para ahli atau pakar ekonomi Islam Indonesia sekelas Ma'ruf Amin
dan Agustianto saja tidak dapat memberikan penjelasan mengenai sepak terjang
ekonomi Islam di Indonesia dalam pentas sejarah, lalu bagaimana mungkin
generasi ke depannya bisa menghormati perjuangan penegakkan hingga
pembumian ekonomi Islam, yang sering dikenal pula dengan istilah ekonomi
syariah, di bumi Indonesia tercinta.
Tanpa bermaksud memungkiri, memang ada juga usaha untuk mengungkap
sejarah perkembangan ekonomi Islam di Indonesia yang ditulis dengan
menyertakan nama-nama tokoh yang terlibat di dalamnya. Misalnya, Lukman A.
Irfan, yang menuliskan:
Para pemikir ekonomi Islam diwakili oleh tokoh-tokoh yang
menulis buku ekonomi Islam dan banyak dijadikan rujukan
(dengan tidak mengesampingkan pemikir ekonomi Islam yang
lain) antara lain: Syafi’i Antonio, Dawam Rahardjo, Adiwarman
Karim, Suroso Imam Zadjuli, M. Akhyar Adnan, Muhammad.11
9
Syahbudi, "Pemikiran dan Gerakan Sistem Ekonomi Islam di Indonesia", (Jurnal Kajian Islam
Interdisipliner Hermeneia, Vol. 2 No. 2, Juli-Desember 2003), hlm. 212.
10
Agustianto, 16 April 2011, "Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia", dan 21 Mei 2012,
"Kebangkitan (Nasional) Ekonomi Islam Kedua – 100 Tahun Setelah Berdirinya Syarikat Dagang Islam (1912-
2012)", <http://www.agustiantocentre.com/?p=578>, diakses tanggal 04-01-2014.
11
Lukman A. Irfan, 31 Maret 2011, "Sejarah Ekonomi Islam: Perkembangan Panjang Realitas Ekonomi
Islam", dalam Tim Penulis MSI UII, "Menjawab Keraguan Berekonomi Syariah", (Yogyakarta: Safiria Insania
Press dan MSI UII, 2008), <http://master.islamic.uii.ac.id/index.php/Artikel/Sejarah-Ekonomi-Islam-
Perkembangan-Panjang-Realitas-Ekonomi-Islam.html>, diakses tanggal 07-01-2014.
4
Dalam potongan artikel di atas dapat ditemukan sejumlah nama yang
disebut penulisnya sebagai para pemikir ekonomi Islam Indonesia. Padahal,
nama-nama tersebut bisa dikatakan 'pemain baru' yang muncul pasca BMI berdiri
dekade 1990-an, kecuali mungkin Dawam Rahardjo.
Penjelasan singkat yang lebih memuaskan ditegaskan M. Arfin Hamid yang
mengutip dari Dawam Rahardjo (dalam Karim: 2003: xvii), dengan menyatakan:
Khusus di Indonesia, pada tahun 1970-an, gerakan Islam secara
nasional memasuki lapangan baru di bidang ekonomi dengan
memperkenalkan sebuah sistem ekonomi Islam di antara sistem-
sistem ekonomi yang ada, yaitu sebagai alternatif dari sistem
kapitalisme dan sosialisme. Wacana sistem ekonomi Islam
diawali dengan dengan konsep ekonomi dan bisnis nonribawi.
Gerakan ini sama saja dengan memperjuangkan tegaknya syariat
Islam di bidang politik dan hukum di tanah air ketika itu.
Sejumlah tokoh yang terlibat dalam wacana ekonomi Islam kala
itu, antara lain A.M. Saefuddin, Karnaen Perwataatmadja, M.
Amin Aziz, Muhammad Syafi’i Antonio, dan lainnya. Puncak dari
perjuangan dalam mewacanakan ekonomi syariah ditandai
dengan didirikannya lembaga keuangan syariah pertama pada
tahun 1992, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) berkat
prakarsa MUI, ICMI, dan pemerintah Orde Baru.12
Dari penjelasan singkat tersebut, terdapat empat nama yang disebut M.
Arfin Hamid secara lugas sebagai para tokoh yang terlibat dalam perjuangan
ekonomi Islam pada masa masih menjadi wacana, yakni A.M. Saefuddin, Karnaen
A. Perwataatmadja, M. Amin Aziz, dan Muhammad Syafi’i Antonio, yang akan
diuraikan pada pembahasan selanjutnya.
Menelusuri Jejak Perjalanan Gerakan Ekonomi Islam di Indonesia
Meminjam pendapat Zainal Abidin Ahmad13, bahwa ekonomi Islam dalam
bahasa Arab dinamakan mu'amalah maddiyah, yakni aturan-aturan tentang
pergaulan dan perhubungan manusia mengenai kebutuhan hidupnya. Atau lebih
tepat dinamakan Iqtishad, yaitu mengatur soal-soal penghidupan manusia
dengan sehemat-hematnya dan secermat-cermatnya.
Dari pendekatan definisi ekonomi Islam menurut pemikir ekonomi Islam
Indonesia angkatan 1945-an tersebut dapat dinyatakan bahwa ekonomi Islam
yang berkembang di tanah air lebih mengarah pada pengertian tentang
seperangkat aturan hubungan manusia dengan sesama dalam memenuhi hajat
hidupnya yang berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Hal ini diperkuat data dan
fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas penduduk negeri ini adalah
muslim. Oleh karena itu, ekonomi yang dijalankan pun semestinya Islami.
Namun, untuk mencapai maksud dari uraian di atas, ternyata tidak
semudah yang dibayangkan. Perlu menempuh perjalanan panjang. Secara
historis, perjalanan ekonomi Islam di Indonesia melewati beberapa fase, yaitu:
1. Fase Pertama (Masa Kesultanan Islam, 700-1900 M)
12
M. Arfin Hamid, Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia, Perspektif Sosioyuridis, (Jakarta: elSAS,
2008), hlm. 313.
13
Zainal Abidin Ahmad, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 30.
5
Sebagaimana disinggung di awal, jelas ekonomi Islam dengan Islam itu
sendiri tidak bisa dipisahkan. Maka, merunut jejak pertama Islam masuk ke
nusantara adalah hal yang tepat dilakukan guna menelusuri jejak ekonomi
Islam.
Buku Kunci Tarikh Islam karya Fachroeddin Alkhahiri yang terbit di
Bandung medio Desember 1938, adalah salah satu literatur yang dapat
menjadi pegangan dalam penelusuran tersebut. Disebutkan dalam buku
tersebut bahwa Islam telah masuk ke Aceh pada sekitar tahun 1000 masehi,
dan diyakini Islam telah ada di tanah Jawa pada sekitar tahun 1050 masehi.14
Namun pendapat di atas disanggah oleh Ahmad Mansur Suryanegara yang
meyakini bahwa masuknya Islam ke Indonesia bukan pada abad ke-13 masehi,
atau 10 masehi. Ia meneruskan pendapat Abdullah bin Nuh, bahwa kuat
dugaan datangnya Islam ke Asia Tenggara jauh lebih lama dari perkiraan tadi,
sebab hubungan perdagangan atau perniagaan antara Indonesia dan
sekitarnya, dengan negeri Arab atau bangsa Arab, merupakan suatu jalinan
hubungan sejarah yang telah terbentuk berabad-abad, jauh sebelum lahirnya
Nabi Muhammad.15
Lebih lanjut Suryanegara menegaskan:
Besar kemungkinannya bahwa Islam dibawa oleh para
wirausahawan Arab ke Asia Tenggara pada abad pertama dari
tarikh hijriah atau abad ke-7 M. Hal ini menjadi lebih kuat,
menurut T.W. Arnold dalam The Preaching of Islam, sejarah
da'wah Islam pada abad ke-2 H perdagangan dengan Sailan dan
Srilangka sudah seluruhnya di tangan bangsa Arab. Pendapat
yang sama juga dikemukakan oleh D.H. Burger dan Prajudi
dalam Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia.16
Kembali ke masalah waktu masuknya dan perkembangan Islam di
nusantara, catatan sejarah menyatakan Kesultanan Leran di Gresik Jawa
Timur didirikan pada sekitar 1100 M dan Samodra Pasai di Sumatera didirikan
pada 1275 M. Islam diperkenalkan oleh para niagawan muslim pada saat
melakukan transaksi niaga di pasar.17 Tentu saja, da'wah Islam diyakini
menjadi poros utama dalam penetrasi yang dilakukan oleh para niagawan
muslim dari jazirah Arab.
Pada fase ini perkembangan gerakan ekonomi Islam berlangsung secara
estafet yang didukung oleh kehadiran kesultanan-kesultanan Islam secara
politis di seluruh nusantara. Bukti kuat ekonomi Islam pada masa kesultanan
tersebut adalah mata uang emas yang berlaku saat itu. Bahkan, keberadaan
mata uang dinar ini tidak hanya di Samodra Pasai, tetapi juga di Aceh, Banten,
Cirebon, Banjarmasin, dan Gowa-Makassar.18 Fase ini berlangsung hingga
14
Fachroeddin Alkhahiri, Kunci Tarikh Islam, dalam: Risalah Politik A. Hassan, Tiar Anwar Bachtiar (ed.),
(Jakarta: Pembela Islam Media, 2013), hlm. 225.
15
Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah, (Bandung: Salamadani, 2009), hlm. 2.
16
Ibid, hlm. 2-3. Lihat juga Abdul Qadir Djaelani, Peran dan Kontribusi Umat Islam Kepada NKRI,
(Jakarta: Yayasan Pengkajian Islam Madinah Munawarah, 2013), hlm. 71-73.
17
Ibid, hlm. 115.
18
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia III, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2008), hlm. 319.
6
penjajah Belanda menghapus kesultanan Islam satu per satu dan perjalanan
waktu mendekati awal abad ke-19.
2. Fase Kedua (Masa Kebangkitan Kesadaran Nasional Indonesia, 1900-1945)
Hari kebangkitan Nasional (Harkitnas) boleh saja ditetapkan tanggal 20
Mei, yang diambil dari hari lahirnya Boedi Oetomo. Tetapi catatan sejarah
tidak dapat dibohongi apabila ternyata organisasi yang lebih dahulu lahir tiga
tahun sebelum BU adalah Sarekat Dagang Islam.19 Organisasi yang lahir pada
16 Oktober 1905 ini bukan hanya menjadi pelopor kebangkitan kesadaran
nasionalisme, melainkan juga menjadi pelopor gerakan ekonomi Islam pada
fase kedua.
Sebagaimana diketahui, Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) yang
dirintis oleh Haji Samanhudi ini pada awalnya hanya merupakan perkumpulan
pedagang-pedagang Islam. Dengan tujuan awal untuk menghimpun para
pedagang pribumi muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing
dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu, pedagang-
pedagang keturunan Tionghoa telah lebih maju usahanya dan memiliki hak
dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda lainnya.
Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut
kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di
antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders.20
Perkumpulan ini akhirnya berkembang pesat hingga menjadi
perkumpulan yang berpengaruh. Hingga H.O.S. Tjokroaminoto kemudian
terpilih menjadi orang nomor satu di SDI dan mengubah namanya menjadi
Sarekat Islam (SI) pada 1912. Hal ini dilakukan agar organisasi tidak hanya
bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik.
Ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai
berikut:
a. Mengembangkan jiwa dagang.
b. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
c. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya
derajat rakyat.
d. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
e. Hidup menurut perintah agama.21
Pada masa tersebut, setelah SDI berdiri pada 1905, berturut-turut
lahirlah persyarikatan (organisasi) Islam yang ikut mewarnai gerakan ekonomi
Islam pada masa kedua ini. Sebut saja di antaranya Muhammadiyah yang
berdiri tanggal 18 November 1912, Persatuan Islam yang berdiri tanggal 12
September 1923, dan Nahdlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari
1926.22 Seluruh organisasi Islam tersebut terus bertahan hidup dan
memberikan kontribusi yang besar dalam memperjuangkan Proklamasi
Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
3. Fase Ketiga (Masa Kelahiran Pemikir Ekonomi Islam Indonesia, 1945-1975)
Pasca 1945 merupakan fase penting titik tolak perkembangan gerakan
ekonomi Islam di masa modern. Pada fase ini umat mengenal tokoh-tokoh
19
Suryanegara, Api Sejarah, hlm. 337.
20
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, "Sarekat Islam", <http://id.wikipedia.org/wiki/Sarekat_Islam>, diakses
tanggal 07-01-2014.
21
Ibid
22
Suryanegara, Api Sejarah, hlm. 337.
7
besar bangsa kaliber Mohammad Hatta, Sjafruddin Prawiranegara, dan
Kasman Singodimedjo.
Para tokoh yang dikenal sebagai ekonom muslim tersebut pada masa itu
tengah berada di tengah-tengah pusaran diskursus mengenai pemikiran sistem
keuangan dan perbankan. Menurut Dawam Rahardjo (dalam Adiwarman A.
Karim: 2010: xv), ketika itu terdapat dua aliran pemikiran. Aliran yang
pertama berpendapat bahwa bunga bank itu tidak tergolong riba, sebab yang
disebut riba adalah pembungaan uang oleh mindering (pembungaan uang yang
dilakukan masyarakat tanpa izin dan menuruti undang-undang) yang bunganya
sangat tinggi. Hal yang lazim dilakukan oleh "lintah darat".23
Demikian pula dengan Bung Hatta yang berpendapat bahwa yang disebut
riba adalah bunga pada kredit konsumtif, bukan pada kredit produktif, sebab
uangnya bermanfaat untuk mendapatkan keuntungan. Penghalalan bunga
bank tersebut didukung pula oleh Sjafruddin Prawiranegara dan Kasman
Singodimedjo. Aliran pertama ini disebut Dawam Rahardjo sebagai aliran
liberal.24
Pemikiran ekonomi Islam Sjafruddin Prawiranegara yang menimbulkan
kontroversial ini di kemudian hari dikumpulkan oleh A.M. Fatwa dan Ajip
Rosidi (sebagai editor) serta menjadi buku dengan judul Hakikat Ekonomi
Islam, Apakah Bunga Bank Riba?25
Sementara aliran yang kedua berpendapat bahwa bunga bank tetap riba.
Golongan inilah yang pada fase selanjutnya mewariskan perjuangan berupa
upaya melahirkan bank Islam dengan sekuat tenaga. Dalam pandangan aliran
kedua ini bank sebagai lembaga keuangan tidak dilarang, bahkan diperlukan.
Oleh karena itu, yang harus diciptakan adalah sebuah bank yang tidak bekerja
atas dasar bunga melainkan atas dasar bagi hasil, yang dalam fiqh muamalah
dikenal sebagai transaksi qirad atau mudharabah. Aliran kedua ini menurut
Dawam Rahardjo dapat dikategorikan sebagai pemikir aliran fundamentalis.26
Selain berlangsung perdebatan mengenai masalah bunga bank tersebut,
pada fase ini juga telah terbit untuk pertama kalinya pada tahun 1950 sebuah
literatur yang ditulis oleh Zainal Abidin Ahmad dengan judul Dasar-Dasar
Ekonomi Islam, yang dicetak ulang pada tahun 1979.27 Disusul terbitnya buku
ekonomi ”Bersamaisme” yang ditulis Kaharuddin Junus, yang terbit pada akhir
1950-an atau awal 1960-an28, yang merupakan disertasi penulisnya di
Universitas Kairo Mesir tentang sistem ekonomi Islam yang menyerupai konsep
koperasi seperti yang kita kenal sekarang.
Bisa dikatakan, pada fase ini titik tolak perkembangan pemikiran
ekonomi Islam di tanah air baru dimulai. Namun mengalami kelambanan
karena konstelasi politik Orde Lama yang tidak memberikan ruang bebas bagi
Islam dan umatnya untuk lebih banyak mengelaborasi konsep ekonomi yang
dimilikinya. Begitu pun pada sekitar dekade awal Orde Baru berkuasa.
23
Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi 4, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2010), hlm. xv.
24
Ibid
25
Diterbitkan oleh Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, 2011, dalam rangka
memperingati Satu Abad Sjafruddin Prawiranegara (1911-2011).
26
Karim, Bank Islam, hlm. xv.
27
Penerbit Bulan Bintang, Jakarta.
28
Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Intrepretasi Untuk Aksi, (Bandung: Mizan, 2008), hlm. 538.
8
4. Fase Keempat (Masa Perintisan dan Pembangunan Ekonomi Islam
Indonesia, 1975-1992)
Keberhasilan Pada fase keempat dan kelima menurut Penulis tidak bisa
dipisahkan dari peran besar seorang bapak bangsa sekaligus ulama besar
Indonesia (bahkan dunia), yakni Allahyarham Mohammad Natsir. Betapa tidak,
dari kepiawaiannya menyeleksi orang yang tepat mengemban amanah dalam
masa perintisan dan pembangunan ekonomi Islam lahirlah cita-cita gerakan
ekonomi Islam yang sementara ini baru berwujud lembaga keuangan dan non
keuangan syariah.
Masyarakat Indonesia mengenal kiprah M. Natsir di dalam negeri yang
begitu banyak menghiasi sejarah. Tak terkecuali di dunia internasional. Ia
pernah menjabat sebagai anggota Majlis Ta’sisi Rabithah al-Alam al-Islami
yang berkedudukan di Arab Saudi; dan sampai akhir hayatnya memegang
jabatan sebagai Wakil Presiden Mu’tamar al-Alam al-Islami yang
berkedudukan di Pakistan; pernah menjabat anggota pendiri Dewan Masjid
Sedunia (1976) yang berkedudukan di Mekkah; anggota Dewan Pendiri The
Oxford Center for Islamic Studies, London, pada tahun 1987; hingga pernah
diusulkan menjadi Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI),
namun tidak disetujui oleh Pemerintah RI.29 Dalam kaitan dengan
perkembangan gerakan ekonomi Islam di fase yang keempat ini, M. Natsir
menjadi 'orang di belakang layar' yang mampu memberikan arahan dan
kemudahan bagi para pejuangnya.
Perjuangan pada fase ini dimulai sejak M. Natsir memanggil Ahmad
Muflih Saefuddin guna menghadapnya di Kantor Dewan Da'wah Islamiyah
Indonesia Pusat di Jakarta, pada sekitar 1975. A.M. Saefuddin ditugasi M.
Natsir untuk mewakili Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) menghadiri
The First International Conference on Islamic Economics di Mekkah (Arab
Saudi) atas prakarsa Raja Faisal bin Abdul Aziz yang sedianya akan dihelat
tahun tersebut. Namun karena terjadi kasus pembunuhan terhadap Raja
Faisal oleh keponakannya sendiri, konferensi tersebut baru terlaksana pada
tahun berikutnya, 1976, dan dipersembahkan oleh King Abdul Aziz
University.30
A.M. Saefuddin yang saat itu baru berusia 35 tahun, diamanahi untuk
memimpin delegasi muslim Indonesia. Meskipun instruksi tersebut bukan
berasal dari pemerintah RI, namun pada hakikatnya ia telah dipilih mewakili
seluruh muslim Indonesia bersama beberapa aktivis Islam saat itu, yakni
Azhari Zahri (almarhum); M. Arsjad Anwar; Bakir Hasan (almarhum); Ismail
Sunny (almarhum)31; dan Nursal.32
Dari enam orang tersebut, empat orang berangkat bersama dari tanah
air, yakni A.M. Saefuddin; M. Arsjad Anwar; Bakir Hasan; dan Nursal. Disusul
oleh Ismail Sunny. Sementara Azhari Zahri berangkat dari Singapura.33
29
M. Fuad Nasar, "Refleksi Seabad Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir",
<http://kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=12637>, diakses tanggal 18-12-2013.
30
Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin di kediamannya, Ahad (28/04/2013).
31
Lihat Buku Orasi Ilmiah Pengukuhan A.M. Saefuddin sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Pemasaran
Pertanian, "Pasar Ekspor Hasil Pertanian Indonesia Era Liberalisasi Perdagangan", (Bogor: Universitas Djuanda,
2000), hlm. 39.
32
Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar di kediamannya, Sabtu (30/11/2013).
33
Ibid
9
Menyusul kemudian Deliar Noer (almarhum) yang berangkat dari Australia34,
dan Halide, yang menurut pengakuannya terlambat datang pada acara
tersebut, mewakili aktivis Islam Indonesia bagian Timur.35
Setelah mendapatkan undangan, beberapa anggota tim yang berada di
Jakarta menemui M. Natsir untuk mendapatkan pengarahan.36 Tentu saja
orang-orang yang mendapatkan undangan atau tugas dari M. Natsir tersebut
merupakan orang pilihan dan bukan orang sembarangan. Setidaknya dilihat
dari aktivitas atau kedudukan mereka saat itu, yakni:
a. Azhari Zahri37, pada 1976 pendidikannya masih lulusan Magister Ekonomi
Perencanaan dari Indiana Universiy, Amerika Serikat.38 Penulis buku
"Perentjanaan Pembangunan Ekonomi" penerbit Pembangunan, Jakarta,
tahun 1966.39 Ia mewakili institusi atau kampus swasta di Indonesia.40
b. M. Arsjad Anwar, kala itu ialah dosen di Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.41 Ia bersama Bakir Hasan mendapatkan undangan untuk
mengikuti konferensi ekonomi Islam internasional tersebut langsung dari
panitia penyelenggara melalui departemen ilmu ekonomi di fakultas
tempat mereka berdua mengajar.42 Sekitar tahun 1976 ia menjabat sebagai
Wakil Direktur Penelitian LPEM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pendidikannya saat itu baru MBA (Master of Business Administration)
bidang Operation Research dari University of California Berkeley,
California, Amerika Serikat.43
c. Bakir Hasan44, saat itu ialah dosen di Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, peraih gelar MBA dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat.
Kelak di kemudian hari ia dikenal publik saat menjabat sebagai Pemimpin
Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara pada tahun 1985.45
d. Nursal, pada 1976 dikenal sebagai aktivis Islam mantan Ketua PB HMI
periode 1960-1963.46 Ia adalah alumnus Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.47
34
Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin.
35
Hasil wawancara dengan Halide di Kantor Bank Sulselbar Syariah, Selasa (24/09/2013).
36
Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar.
37
Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin.
38
Pustaka Karya Ilmiah Indonesia,
<http://pustaka2.ristek.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byGroup/institution_all/241840/194870>, diakses
tanggal 18-12-2013.
39
UPT Perpustakaan Universitas Jember, <http://library.unej.ac.id/client/en_US/default/search/>, diakses
tanggal 18-12-2013.
40
Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar.
41
Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin.
42
Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar.
43
Direktori Guru Besar, "Prof. Dr. Mohammad Arsjad Anwar,
Setiap Jabatan adalah Amanah", <http://www.ui.ac.id/id/directories/professor/archive/16>, diakses tanggal 17-
10-2013.
44
Lihat Buku Orasi Ilmiah Pengukuhan A.M. Saefuddin, hlm. 39.
45
Biografi, "Mantan Pemimpin Umum Antara", <http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-
ensiklopedi/856-mantan-pemimpin-umum-antara>, diakses tanggal 18-12-2013.
46
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, "Himpunan Mahasiswa Islam",
<http://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_Mahasiswa_Islam>, diakses tanggal 17-12-2013.
47
Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar.
10
e. Ismail Sunny, adalah Profesor/Guru Besar Fakultas Hukum Universitas
Indonesia.48 Sekitar 1976 ia merupakan tokoh Muhammadiyah49, dan
menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta.50
f. Deliar Noer, aktivis Islam mantan Ketua PB HMI periode 1953-1955.51
Doktor (Ph.D) ilmu politik pertama di Indonesia dari Cornell University,
Amerika Serikat52, sekitar tahun 1976 sedang berada di Australia.53 Ia
menjadi peneliti di Universitas Nasional Australia.54
g. Halide, saat itu adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin –
Makassar, Sulawesi Selatan. Dikenal sebagai aktivis Islam Indonesia
Timur.55
h. A.M. Saefuddin, sekitar 1976 adalah dosen IPB dan Universitas Ibn Khaldun
Bogor, doktor ekonomi pangan dari Universitas Justus Liebig Jerman, serta
dikenal sebagai aktivis Islam Bogor.
Perhelatan akbar konferensi ekonomi Islam internasional perdana
tersebut digelar tepatnya pada tanggal 21-26 Februari 1976 bertepatan
dengan 21-26 Safar 1396 H.56
Sekitar seminggu AM. Saefuddin beserta rekan-rekannya berada di Arab
Saudi. Dihadiri sekitar 400 orang peserta, 200 orang di antaranya adalah
kalangan cendekiawan muslim dari seluruh dunia, dan 200 orang lagi berasal
dari para ulama syariah dari seluruh dunia pula.57 Meskipun panitia dan acara
terkesan belum profesional, namun konferensi pertama tersebut berjalan
dengan lancar.58 Dalam kesempatan tersebut, A.M. Saefuddin berkesempatan
menyampaikan makalahnya yang berjudul "Community Development in
Islamic Framework".59
Di sana A.M. Saefuddin bertemu langsung dengan para pemikir ekonomi
Islam internasional seperti Khurshid Ahmad60, M. Umer Chapra61, dan
Muhammad Nejatullah Siddiqi.62
48
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, "Ismail Suny", <http://id.wikipedia.org/wiki/Ismail_Suny>, diakses
tanggal 17-12-2013.
49
Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar.
50
Wikipedia, <http://id.wikipedia.org/wiki/Ismail_Suny>.
51
Wikipedia, <http://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_Mahasiswa_Islam>.
52
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, "Deliar Noer", <http://id.wikipedia.org/wiki/Deliar_Noer>, diakses
tanggal 18-12-2013.
53
Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin.
54
Wikipedia, <http://id.wikipedia.org/wiki/Deliar_Noer>.
55
Hasil wawancara dengan Halide. Lihat juga Iton, "Kapitalisme Tidak Mampu Menemukan Solusi
Ekonomi", <http://mediaumat.com/news-dalam-negeri/4952-kapitalisme-tidak-mampu-menemukan-solusi-
ekonomi.html>, diakses tanggal 18-12-2013.
56
Lihat Conference Papers "The 7th
International Conference in Islamic Economics",
<http://www.kau.edu.sa/Files/121/Researches/55887_26201.pdf>, diakses tanggal 18-12-2013.
57
Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin dan M. Arsjad Anwar.
58
Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar.
59
Lihat Buku Orasi Ilmiah Pengukuhan A.M. Saefuddin, hlm. 34.
60
Institute of Policy Studies, Islamabad, "Complete Profile Prof. Khurshid Ahmad",
<http://www.ips.org.pk/archives-of-policy-prespectives/1200.html>, diakses tanggal 18-12-2013.
61
IBF Net, "M. Umer Chapra's Online Works on Islamic Economics and Finance", <http://iiibf.org/elief-
chapra.html>, diakses tanggal 18-12-2013.
62
Abdul Azim Islahi, "Professor Emeritus – Dr. Muhammad Nejatullah Siddiqi",
<http://aligarhmovement.com/aligarians/Muhammad_Nejatullah_Siddiqi>, diakses tanggal 18-12-2013.
11
Setelah konferensi selesai, para peserta, tak terkecuali dari Indonesia,
berkesempatan menikmati fasilitas umrah gratis di Mekkah dan Madinah dari
pantia penyelenggara.63
Sepulangnya dari konferensi, A.M. Saefuddin mengajak rekan setimnya
untuk menggaungkan ekonomi Islam di Indonesia, setidaknya mulai merintis
penyebaran pemikiran ekonomi Islam dan juga melembagakan keuangan
ekonomi Islam. Sebab saat itu, tahun 1974 sudah berdiri bank Islam pertama
di dunia (Islamic Development Bank) di Arab Saudi, sebagai implementasi
keputusan Organisasi Konferensi Islam (OKI) tahun 1972. Kebetulan Indonesia
merupakan salah satu anggota OKI yang gigih memimpin rapat-rapat OKI,
dengan salah satu agenda besarnya yakni mendirikan Bank Islam. Saat itu
delegasi Indonesia diwakili oleh Menteri Keuangan era Soeharto, Ali
Wardhana. Sayang, ajakannya untuk memperjuangkan penerapan ekonomi
Islam di Indonesia tidak direspon oleh rekan setimnya. A.M. Saefuddin ber-
husnuzhan alasan mereka disebabkan mungkin oleh kesibukan, minat kurang,
tidak ada yang merangsang, atau pertimbangan politik yang sedang terjadi
saat itu dikenal dengan istilah 'monoloyalitas' (hanya loyal pada
Golkar/pemerintah). Namun ia tidak patah semangat. Ia terus bergerak,
mengajak teman-temannya yang lain yang berminat pada ekonomi Islam.64
Dalam beberapa kesempatan, ia kerap pula menyindir sikap rekan
setimnya tersebut dengan istilah 'sakit gigi' karena tidak mau bersuara
terhadap hal-hal yang berbau Islam.65 Maka, tidak mengherankan bila dalam
kancah pergerakan ekonomi Islam di Indonesia nama-nama tokoh yang
disebutkan di atas tidak dikenal kiprahnya, selain A.M. Saefuddin yang diikuti
berikutnya oleh Halide di wilayah Timur Indonesia.
Pasca kepulangannya dari konferensi tersebut, A.M. Saefuddin mengaku
semakin serius mempelajari ekonomi Islam. Ia bersyukur melalui acara
tersebut ia tersadarkan bahwa ternyata dalam Islam ada juga ekonomi. Ia
menyadari selama ini ekonomi yang dipelajarinya di Indonesia dan Jerman itu
salah. Keyakinannya semakin kuat tatkala mempelajari pula buku-buku karya
Naquib Al-Attas dan Ismail Faruqi tentang kebudayaan Islam, pendidikan
Islam, dan Islamization of Knowledge.66
Semangatnya untuk menggaungkan ekonomi Islam mulai diterapkan
pertama kali dalam perkuliahan yang diampunya di IPB. Adiwarman Azwar
Karim67 mencatat, pada tahun 1983 saat ia masih menjadi mahasiswa Fakultas
Ekonomi Pertanian IPB, A.M. Saefuddin memperkenalkan gagasan ekonomi
Islam ke hadapan mahasiswanya dalam forum kuliah formal, melalui buku
baru yang ia tulis berjudul "Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam" seharga Rp 500,
yang isinya benar-benar nilai-nilai dasar tentang ekonomi Islam. Padahal
seharusnya dua kali kesempatan mengajar (di pembukaan dan penutupan
semester) itu A.M. Saefuddin gunakan untuk mengajar mata kuliah
63
Lihat Buku Orasi Ilmiah Pengukuhan A.M. Saefuddin, hlm. 39. dan Hasil wawancara dengan M. Arsjad
Anwar.
64
Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin.
65
Disampaikan A.M. Saefuddin dalam Seminar "Desekularisasi Demokrasi" di Universitas Ibn Khaldun
Bogor, Selasa (26/11/2013).
66
Ahmad Damanik, Dwi Budiman, dan Ibnu Syafaat, "Penyegaran Islamisasi Sains dan Kampus", (Majalah
Suara Hidayatullah, Desember 2010/Dzulhijjah 1431), hlm. 36.
67
A.M. Saefuddin, Islamisasi Sains dan Kampus, dalam: Ahmadie Thaha, Risdiono Mukri, dan Tata
Septayuda (ed.), (Jakarta: PPA Consultants, 2010), hlm. 347.
12
Manajemen Pemasaran. Hal itulah yang kemudian menjadi inspirasi sekaligus
motivasi bagi Adiwarman Karim untuk menjadi tokoh ekonomi syariah di
kemudian hari.
Lembaga studi ekonomi Islam yang pertama kali didirikan di tanah air
pada saat itu bisa dikatakan masih sedikit. Salah satunya adalah Pusat Studi
Ekonomi Islam yang didirikan A.M. Saefuddin di Universitas Ibn Khaldun
Bogor.68 Dari lembaga inilah A.M. Saefuddin mulai menyebarkan ide tentang
ekonomi Islam, baik secara konsepsi maupun aksi. Di antara aksi yang pernah
digagasnya bersama Adi Sasono adalah Koperasi Ridho Gusti di Jakarta dan
Baitul Mal Salman ITB (1988). Meskipun pada akhirnya gagal.
Di saat yang bersamaan pergerakan ekonomi Islam Indonesia juga tidak
bisa dipisahkan dari peran seorang birokrat Departemen Keuangan pada masa
itu. Ia adalah Karnaen A. Perwataatmadja. Pernah menjabat dua kali sebagai
Executive Director Islamic Development Bank (IDB) untuk Indonesia. Berkat
jasanya membidani kelahiran Bank Muamalat Indonesia (BMI) ia diberi gelar
"Bapak Bank Syariah Indonesia". Suka-duka dan sekelumit kisah di balik
pendirian bank syariah pertama di Indonesia yang tak lepas dari peran Karnaen
tersebut kemudian dibukukan oleh Chandra Ismail dkk. dengan judul Bank
Syariah Setelah Dua Dekade, Antara Cita dan Fakta yang berisi pula pemikiran
serta biografi Karnaen.69
5. Fase Kelima (Masa Kelahiran dan Pertumbuhan Bank Syariah dan Lembaga
Pendidikan Ekonomi Islam, 1992-sekarang)
Setelah melalui kajian yang cukup panjang, Majelis Ulama Indonesia
(MUI) pada 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan
Perbankan di Cisarua, Bogor. Hasil lokakarya tersebut ditindaklanjuti dengan
diadakannya Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta pada tanggal 22-25
Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas tersebut dibentuklah kelompok
kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia.
Bank Muamalat berdiri pada 1 November 1991 dan mulai beroperasi pada
1 Mei 1992. Pada tahun 1998 peraturan tentang operasional bank syariah
sudah semakin baik. Bank konvensional diperbolehkan untuk membuka bank
syariah. Oleh karena itu, pada 1999 mulai berdiri Bank Syariah Mandiri (BSM)
dan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank IFI (Bank IFI Syariah). Pasca 1999, disusul
berdirinya bank-bank syariah lain sehingga sampai saat ini tidak kurang dari
37 bank syariah. Termasuk Bank Perkereditan Rakyat Syariah (BPRS) dan
Baitul Mal Wat-Tamwil (BMT) yang sangat pesat tumbuhnya. Begitu juga
dalam aspek asuransi syariah di Indonesia dimulai sejak tahun 1994, serta
lembaga-lembaga keuangan syariah non bank lainnya.
Dalam fase ini, yang menggembirakan adalah saat pemerintah dengan
mantap mendukung pergerakan ekonomi Islam di tanah air yang ditandai
dengan pencanangan Gerakan Ekonomi Syariah (Gres!) oleh Presiden SBY pada
17 November 2013 lalu di Lapangan Monas Jakarta.
Khatimah
Gerakan ekonomi Islam sejatinya adalah upaya membentuk sistem ekonomi
Islam (SEI) yang mencakup semua aspek ekonomi sebagaimana didefinisikan oleh
68
Lihat Buku Panduan Dies Natalies XXI dan Pelantikan Sarjana Tahun 1982 Universitas Ibn Khaldun
Bogor, hlm. 8.
69
Penerbit Duta Pustaka Indonesia, Jakarta, 2013.
13
Umer Chapra dalam The Future of Economics. Harapannya, dengan melakukan
ikhtisar kembali terhadap gerakan ekonomi Islam di Indonesia dapat ditemukan
ibrah (pelajaran berharga) yang berguna sebagai cerminan untuk menatap masa
depan. Sekaligus solusi dan perencanaan matang pergerakan selanjutnya. Fase
tersebut belum dapat diukur masih panjang atau sudah dekat, tergantung
kemauan serta keseriusan seluruh elemen masyarakat muslim dan
pemerintahnya.
Gerakan ekonomi Islam yang telah diilhami oleh Sarekat Dagang Islam 1905
semoga dapat menginspirasi manusia muslim Indonesia yang hidup di abad 21
ini, bahwa dari pergerakan ekonomi Islam ternyata mampu membawa perubahan
yang signifikan terhadap seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lantas, apa yang sudah dipersiapkan dan dilakukan hari ini untuk
melanjutkan ke fase pergerakan ekonomi Islam selanjutnya?
Wallahu a'lamu bi ash-shawaab. [ ]

More Related Content

What's hot

makalah perbandingan perbankan kovensional dan syariah di indonesia
makalah perbandingan perbankan kovensional dan syariah di indonesiamakalah perbandingan perbankan kovensional dan syariah di indonesia
makalah perbandingan perbankan kovensional dan syariah di indonesiaMhd. Abdullah Hamid
 
EKONOMI MANAJERIAL_21 Okt 2022.pptx
EKONOMI MANAJERIAL_21 Okt 2022.pptxEKONOMI MANAJERIAL_21 Okt 2022.pptx
EKONOMI MANAJERIAL_21 Okt 2022.pptxAminullah Assagaf
 
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasi
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasiAnalisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasi
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasiInas Thahirah
 
Kasus Penyimpangan Filsafat Pancasila
Kasus Penyimpangan Filsafat PancasilaKasus Penyimpangan Filsafat Pancasila
Kasus Penyimpangan Filsafat Pancasilanspnadya
 
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)maghfiraputeri
 
Ekonomi: Perdagangan Internasional
Ekonomi: Perdagangan InternasionalEkonomi: Perdagangan Internasional
Ekonomi: Perdagangan InternasionalEsterina Danar Puja
 
Laporan penelitian usaha kecil
Laporan penelitian usaha kecilLaporan penelitian usaha kecil
Laporan penelitian usaha kecilAlvin Saputra
 
Aplikasi teori permintaan dan penawaran
Aplikasi teori permintaan dan penawaranAplikasi teori permintaan dan penawaran
Aplikasi teori permintaan dan penawaranAngga Mahendra
 
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)pakguruku.site
 
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5dayurikaperdana19
 
Bab daftar pustaka hasil
Bab daftar pustaka hasilBab daftar pustaka hasil
Bab daftar pustaka hasilEdi Ison
 
ppt novel basa sunda (kelompok 4)
ppt novel basa sunda (kelompok 4)ppt novel basa sunda (kelompok 4)
ppt novel basa sunda (kelompok 4)Puput Ym
 
Teknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan ParagrafTeknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan ParagrafBank Miko
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makroteuku1234567
 

What's hot (20)

makalah perbandingan perbankan kovensional dan syariah di indonesia
makalah perbandingan perbankan kovensional dan syariah di indonesiamakalah perbandingan perbankan kovensional dan syariah di indonesia
makalah perbandingan perbankan kovensional dan syariah di indonesia
 
EKONOMI MANAJERIAL_21 Okt 2022.pptx
EKONOMI MANAJERIAL_21 Okt 2022.pptxEKONOMI MANAJERIAL_21 Okt 2022.pptx
EKONOMI MANAJERIAL_21 Okt 2022.pptx
 
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasi
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasiAnalisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasi
Analisis keadaan ekonomi politik zaman orde lama, orde baru, reformasi
 
Kasus Penyimpangan Filsafat Pancasila
Kasus Penyimpangan Filsafat PancasilaKasus Penyimpangan Filsafat Pancasila
Kasus Penyimpangan Filsafat Pancasila
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
Bab 6 pengangguran
Bab 6 pengangguranBab 6 pengangguran
Bab 6 pengangguran
 
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
 
Monopoli 2
Monopoli 2Monopoli 2
Monopoli 2
 
Ekonomi: Perdagangan Internasional
Ekonomi: Perdagangan InternasionalEkonomi: Perdagangan Internasional
Ekonomi: Perdagangan Internasional
 
Laporan penelitian usaha kecil
Laporan penelitian usaha kecilLaporan penelitian usaha kecil
Laporan penelitian usaha kecil
 
Aplikasi teori permintaan dan penawaran
Aplikasi teori permintaan dan penawaranAplikasi teori permintaan dan penawaran
Aplikasi teori permintaan dan penawaran
 
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)
 
Internet dan aplikasi web
Internet dan aplikasi webInternet dan aplikasi web
Internet dan aplikasi web
 
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
 
Bab daftar pustaka hasil
Bab daftar pustaka hasilBab daftar pustaka hasil
Bab daftar pustaka hasil
 
ppt novel basa sunda (kelompok 4)
ppt novel basa sunda (kelompok 4)ppt novel basa sunda (kelompok 4)
ppt novel basa sunda (kelompok 4)
 
Teknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan ParagrafTeknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan Paragraf
 
Tugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantaraTugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantara
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makro
 
Kebijakan Perdagangan Internasional (1)
Kebijakan Perdagangan Internasional (1)Kebijakan Perdagangan Internasional (1)
Kebijakan Perdagangan Internasional (1)
 

Similar to Sejarah Gerakan Ekonomi Islam di Indonesia - Anto Apriyanto

Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah IndonesiaUrgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah IndonesiaAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto ApriyantoUrgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Menyoal Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
Menyoal Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto ApriyantoMenyoal Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
Menyoal Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamNisa Ell
 
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_dSejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_dAnnur D Chani
 
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi Global
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi GlobalPerkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi Global
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi GlobalMunawwarah Nasir
 
Bogor Kota Sejarah Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Bogor Kota Sejarah Ekonomi Syariah - Anto ApriyantoBogor Kota Sejarah Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Bogor Kota Sejarah Ekonomi Syariah - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
3 EKONOMI ISLAM CRITICAL JOURNAL REVIEW KELOMPOK 4.pdf
3 EKONOMI ISLAM CRITICAL JOURNAL REVIEW KELOMPOK 4.pdf3 EKONOMI ISLAM CRITICAL JOURNAL REVIEW KELOMPOK 4.pdf
3 EKONOMI ISLAM CRITICAL JOURNAL REVIEW KELOMPOK 4.pdfAdilaArdissa
 
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-khusna azmi azmi
 
Perbankan syariah solusi krisis ekonomi
Perbankan syariah solusi krisis ekonomiPerbankan syariah solusi krisis ekonomi
Perbankan syariah solusi krisis ekonomiParman Bisa
 
Sejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqahaSejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqahahasyim asy'ari
 
Pemikiran ekonom kontemporer
Pemikiran ekonom kontemporerPemikiran ekonom kontemporer
Pemikiran ekonom kontemporerYusuf Darismah
 
PPT Kelahiran Perbankan Syariah
PPT Kelahiran Perbankan SyariahPPT Kelahiran Perbankan Syariah
PPT Kelahiran Perbankan SyariahEviNurul2
 
Kisi kisi spei
Kisi kisi speiKisi kisi spei
Kisi kisi speiEdi Fatih
 
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatis
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatisSistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatis
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatisAn Nisbah
 
Ppt kelahiran perbankan kel. 1
Ppt kelahiran perbankan kel. 1Ppt kelahiran perbankan kel. 1
Ppt kelahiran perbankan kel. 1jihannur4
 
Sejarah Ekonomi Indonesia.pptx
Sejarah Ekonomi Indonesia.pptxSejarah Ekonomi Indonesia.pptx
Sejarah Ekonomi Indonesia.pptxaininurfatwa
 
Layout Diktat (Hamdani, Jumadiah) final
Layout Diktat  (Hamdani, Jumadiah) finalLayout Diktat  (Hamdani, Jumadiah) final
Layout Diktat (Hamdani, Jumadiah) finaljuamdiah -
 
Makalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaMakalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaRuri1139
 

Similar to Sejarah Gerakan Ekonomi Islam di Indonesia - Anto Apriyanto (20)

Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah IndonesiaUrgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
 
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto ApriyantoUrgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
 
Menyoal Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
Menyoal Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto ApriyantoMenyoal Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
Menyoal Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia - Anto Apriyanto
 
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah?
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah?Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah?
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah?
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_dSejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
 
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi Global
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi GlobalPerkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi Global
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi Global
 
Bogor Kota Sejarah Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Bogor Kota Sejarah Ekonomi Syariah - Anto ApriyantoBogor Kota Sejarah Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Bogor Kota Sejarah Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
 
3 EKONOMI ISLAM CRITICAL JOURNAL REVIEW KELOMPOK 4.pdf
3 EKONOMI ISLAM CRITICAL JOURNAL REVIEW KELOMPOK 4.pdf3 EKONOMI ISLAM CRITICAL JOURNAL REVIEW KELOMPOK 4.pdf
3 EKONOMI ISLAM CRITICAL JOURNAL REVIEW KELOMPOK 4.pdf
 
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k
 
Perbankan syariah solusi krisis ekonomi
Perbankan syariah solusi krisis ekonomiPerbankan syariah solusi krisis ekonomi
Perbankan syariah solusi krisis ekonomi
 
Sejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqahaSejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqaha
 
Pemikiran ekonom kontemporer
Pemikiran ekonom kontemporerPemikiran ekonom kontemporer
Pemikiran ekonom kontemporer
 
PPT Kelahiran Perbankan Syariah
PPT Kelahiran Perbankan SyariahPPT Kelahiran Perbankan Syariah
PPT Kelahiran Perbankan Syariah
 
Kisi kisi spei
Kisi kisi speiKisi kisi spei
Kisi kisi spei
 
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatis
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatisSistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatis
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatis
 
Ppt kelahiran perbankan kel. 1
Ppt kelahiran perbankan kel. 1Ppt kelahiran perbankan kel. 1
Ppt kelahiran perbankan kel. 1
 
Sejarah Ekonomi Indonesia.pptx
Sejarah Ekonomi Indonesia.pptxSejarah Ekonomi Indonesia.pptx
Sejarah Ekonomi Indonesia.pptx
 
Layout Diktat (Hamdani, Jumadiah) final
Layout Diktat  (Hamdani, Jumadiah) finalLayout Diktat  (Hamdani, Jumadiah) final
Layout Diktat (Hamdani, Jumadiah) final
 
Makalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaMakalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesia
 

More from Anto Apriyanto, M.E.I.

Anto Apriyanto - Integrasi Ilmu dan Agama.ppt
Anto Apriyanto - Integrasi Ilmu dan Agama.pptAnto Apriyanto - Integrasi Ilmu dan Agama.ppt
Anto Apriyanto - Integrasi Ilmu dan Agama.pptAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Anto Apriyanto - Wakaf Produktif Yang Dapat Mengembalikan Kejayaan Islam.pptx
Anto Apriyanto - Wakaf Produktif Yang Dapat Mengembalikan Kejayaan Islam.pptxAnto Apriyanto - Wakaf Produktif Yang Dapat Mengembalikan Kejayaan Islam.pptx
Anto Apriyanto - Wakaf Produktif Yang Dapat Mengembalikan Kejayaan Islam.pptxAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto ApriyantoEkonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoMendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Mengapa Harus Ekonomi Islam - Anto Apriyanto
Mengapa Harus Ekonomi Islam - Anto ApriyantoMengapa Harus Ekonomi Islam - Anto Apriyanto
Mengapa Harus Ekonomi Islam - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Kebijakan Fiskal Negara Brunei Darussalam - Anto Apriyanto
Kebijakan Fiskal Negara Brunei Darussalam - Anto ApriyantoKebijakan Fiskal Negara Brunei Darussalam - Anto Apriyanto
Kebijakan Fiskal Negara Brunei Darussalam - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Konsep Islam Dalam Pendidikan Anak, Mengurai Sekularisasi dan Liberalisasi Da...
Konsep Islam Dalam Pendidikan Anak, Mengurai Sekularisasi dan Liberalisasi Da...Konsep Islam Dalam Pendidikan Anak, Mengurai Sekularisasi dan Liberalisasi Da...
Konsep Islam Dalam Pendidikan Anak, Mengurai Sekularisasi dan Liberalisasi Da...Anto Apriyanto, M.E.I.
 
Organisasi Bisnis Dalam Islam - Anto Apriyanto
Organisasi Bisnis Dalam Islam - Anto ApriyantoOrganisasi Bisnis Dalam Islam - Anto Apriyanto
Organisasi Bisnis Dalam Islam - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Mekanisme Pasar Islami - Anto Apriyanto
Mekanisme Pasar Islami - Anto ApriyantoMekanisme Pasar Islami - Anto Apriyanto
Mekanisme Pasar Islami - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Internet pornografi-game online (anto apriyanto)
Internet pornografi-game online (anto apriyanto)Internet pornografi-game online (anto apriyanto)
Internet pornografi-game online (anto apriyanto)Anto Apriyanto, M.E.I.
 
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)Anto Apriyanto, M.E.I.
 
#2 sdm di indonesia fakta realita-idealita
#2 sdm di indonesia fakta realita-idealita#2 sdm di indonesia fakta realita-idealita
#2 sdm di indonesia fakta realita-idealitaAnto Apriyanto, M.E.I.
 

More from Anto Apriyanto, M.E.I. (17)

Anto Apriyanto - Integrasi Ilmu dan Agama.ppt
Anto Apriyanto - Integrasi Ilmu dan Agama.pptAnto Apriyanto - Integrasi Ilmu dan Agama.ppt
Anto Apriyanto - Integrasi Ilmu dan Agama.ppt
 
Anto Apriyanto - Wakaf Produktif Yang Dapat Mengembalikan Kejayaan Islam.pptx
Anto Apriyanto - Wakaf Produktif Yang Dapat Mengembalikan Kejayaan Islam.pptxAnto Apriyanto - Wakaf Produktif Yang Dapat Mengembalikan Kejayaan Islam.pptx
Anto Apriyanto - Wakaf Produktif Yang Dapat Mengembalikan Kejayaan Islam.pptx
 
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto ApriyantoEkonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah - Anto Apriyanto
 
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoMendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
 
Mengapa Harus Ekonomi Islam - Anto Apriyanto
Mengapa Harus Ekonomi Islam - Anto ApriyantoMengapa Harus Ekonomi Islam - Anto Apriyanto
Mengapa Harus Ekonomi Islam - Anto Apriyanto
 
Visi dan Misi OPZ - Anto Apriyanto
Visi dan Misi OPZ - Anto ApriyantoVisi dan Misi OPZ - Anto Apriyanto
Visi dan Misi OPZ - Anto Apriyanto
 
Kebijakan Fiskal Negara Brunei Darussalam - Anto Apriyanto
Kebijakan Fiskal Negara Brunei Darussalam - Anto ApriyantoKebijakan Fiskal Negara Brunei Darussalam - Anto Apriyanto
Kebijakan Fiskal Negara Brunei Darussalam - Anto Apriyanto
 
Konsep Islam Dalam Pendidikan Anak, Mengurai Sekularisasi dan Liberalisasi Da...
Konsep Islam Dalam Pendidikan Anak, Mengurai Sekularisasi dan Liberalisasi Da...Konsep Islam Dalam Pendidikan Anak, Mengurai Sekularisasi dan Liberalisasi Da...
Konsep Islam Dalam Pendidikan Anak, Mengurai Sekularisasi dan Liberalisasi Da...
 
Riba vs Zakat - Anto Apriyanto
Riba vs Zakat - Anto ApriyantoRiba vs Zakat - Anto Apriyanto
Riba vs Zakat - Anto Apriyanto
 
Organisasi Bisnis Dalam Islam - Anto Apriyanto
Organisasi Bisnis Dalam Islam - Anto ApriyantoOrganisasi Bisnis Dalam Islam - Anto Apriyanto
Organisasi Bisnis Dalam Islam - Anto Apriyanto
 
Mekanisme Pasar Islami - Anto Apriyanto
Mekanisme Pasar Islami - Anto ApriyantoMekanisme Pasar Islami - Anto Apriyanto
Mekanisme Pasar Islami - Anto Apriyanto
 
Internet pornografi-game online (anto apriyanto)
Internet pornografi-game online (anto apriyanto)Internet pornografi-game online (anto apriyanto)
Internet pornografi-game online (anto apriyanto)
 
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
 
#5b kepribadian muslim
#5b kepribadian muslim#5b kepribadian muslim
#5b kepribadian muslim
 
#3 pendekatan sdm
#3 pendekatan sdm#3 pendekatan sdm
#3 pendekatan sdm
 
#2 sdm di indonesia fakta realita-idealita
#2 sdm di indonesia fakta realita-idealita#2 sdm di indonesia fakta realita-idealita
#2 sdm di indonesia fakta realita-idealita
 
50 soal pilihan ganda manajemen
50 soal pilihan ganda manajemen50 soal pilihan ganda manajemen
50 soal pilihan ganda manajemen
 

Recently uploaded

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 

Recently uploaded (16)

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 

Sejarah Gerakan Ekonomi Islam di Indonesia - Anto Apriyanto

  • 1. 1 SEJARAH GERAKAN EKONOMI ISLAM DI INDONESIA1 Anto Apriyanto2 Mukadimah Di kalangan masyarakat umum tanah air, ekonomi Islam dikenal secara luas sejak mulai beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada 27 Syawwal 1412 H atau bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1992.3 Padahal, sejatinya ekonomi Islam telah ada sejak bangsa Indonesia belum merdeka, bahkan diyakini sejak kelahiran Islam. Islam sebagai agama sempurna, yang di dalamnya turut pula mengatur masalah ekonomi manusia, menjadi bukti tak terbantahkan bahwa ekonomi Islam lahir bersama dengan Islam yang agung itu sendiri. Allah Subhanahu wa Ta'ala menegaskan bahwa memang tidak ada satu permasalahan pun yang terlewatkan dari pembahasan Al-Quran: ِ‫ض‬ْ‫األر‬ ِ‫ِف‬ ٍ‫ة‬َّ‫ب‬‫ا‬َ‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ط‬َّ‫ر‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ث‬ْ‫َم‬‫أ‬ ٌ‫م‬َ‫ُم‬‫أ‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫اح‬َ‫ن‬َ ِ‫ِب‬ ُ‫ري‬ِ‫ط‬َ‫ي‬ ٍ‫ر‬ِ‫ائ‬َ‫ط‬ ‫ال‬َ‫و‬ ( َ‫ن‬‫و‬ُ‫ر‬َ‫ش‬ُْ‫ُي‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬‫ِّب‬َ‫ر‬ َ‫َل‬ِ‫إ‬ َُّ‫ُث‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬٣٨) "Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung- burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu apa pun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan." (QS. Al-An'am [6]: 38) Menurut perhitungan Isa Abduh (dalam Fadhely: 1999: 31-32), ayat-ayat yang berkenaan dengan ekonomi di dalam Al-Quran itu mencapai 725 ayat, baik yang secara langsung menegaskan prinsip ekonomi Islam, maupun pengertian yang tersirat dalam ayat-ayat hukum atau kisah.4 Sejarah banyak mencatat bagaimana perniagaan yang menjadi tumpuan utama kegiatan ekonomi masyarakat Arab pada masa Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, semakin diperbaiki dan diluruskan berdasarkan Al- Quran dan Sunnah. Semua sepakat, proses permulaan Islam hingga berkembangnya dewasa ini tentu tidak luput dari peran sejarah. Begitu pun halnya dengan ekonomi Islam. Di sinilah urgensi sejarah dalam ranah ilmiah. Begitu pentingnya posisi sejarah sampai-sampai Budi Ashari, ahli Sejarah Islam, menyatakan bahwa sejarah merupakan sepertiga Al-Quran.5 Sayangnya, ekonomi Islam di Indonesia, yang kian hari kian melesat pesat digandrungi publik, hingga saat ini belum jelas kronologi sejarahnya. Bahkan untuk menjadi sebuah disiplin ilmu tersendiri sekali pun. Sebab, ketersediaan 1 Disampaikan dalam "SKJ FoSSEI Jabodetabek 2017" di STEI SEBI, Sabtu (15/04/2017). 2 Dosen Ekonomi Islam di 6 kampus, Ketua Harian Komunitas Ekonomi Islam Indonesia (KONEKSI). 3 Website resmi Bank Muamalat, "Profil Muamalat", <http://www.muamalatbank.com/home/about/profile>, diakses tanggal 06-01-2014. 4 M. Mohammad Fadhely, Meneropong Kehidupan Ekonomi Umat Islam, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1999), hlm. 31-32. 5 Disampaikan Budi Ashari dalam Stadium General Akademi Siroh, "Bagaimana Nabi Belajar Dari Sejarah", di Bazaar Madinah Business Hall, Jl. Prof. Lapran Pane (RTM) No. 100 Cimanggis Depok Jawa Barat, Ahad (22/12/2013). Materi #1
  • 2. 2 literatur yang membahas mengenai sejarah ekonomi Islam di Indonesia, dari masa permulaan hingga perkembangan terakhirnya, bisa dikatakan belum ada. Padahal, tidak mungkin ekonomi Islam hadir dan berdiri kokoh di Indonesia tanpa memiliki catatan sejarahnya. Terutama mengenai siapa tokoh, pemikiran berikut perjuangannya, yang berkontribusi dalam sejarah tersebut. Sebagai perbandingan saja, saat ini cabang ilmu Sejarah Pendidikan Islam Indonesia sudah ada, tapi Sejarah Ekonomi Islam Indonesia belum ada. Hal ini seharusnya sudah menjadi perhatian bagi para peminat dan pegiat ekonomi Islam di tanah air. Walaupun mungkin bagi kalangan praktisi ekonomi syariah, hal semacam ini dianggap tidak begitu penting, namun dalam ranah ilmiah justru sangat diperlukan bagi konstruksi ilmu ekonomi Islam, khususnya bagi kalangan akademisi. Masalah tersebut diperkuat oleh pendapat Juhaya S. Pradja6 yang menyatakan bahwa ilmu ekonomi Islam setidaknya bersumber dari Al-Quran, Sunnah Rasul, hukum Islam dan metodologinya, sejarah masyarakat Islam, serta data yang berhubungan dengan kehidupan ekonomi. Versi Para Tokoh dan Ahli Ekonomi Syariah Kontemporer Penulis seringkali menemukan artikel maupun buku yang terkesan 'tanggung' di dalam membahas mengenai sejarah perkembangan ekonomi Islam di Indonesia. Sebab tidak menyertakan sosok para tokoh pemeran utama dalam perjuangan tersebut. Sebut saja misalnya Ma'ruf Amin, Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Pusat. Dalam buku "Pembaruan Hukum Ekonomi Syariah Dalam Pengembangan Produk Keuangan Kontemporer", ia menulis: Di ujung abad ke-20, setelah seratus tahun dari fase kebangkitan Islam yang pertama, menurut hemat saya terjadi kebangkitan Islam kedua, yaitu tepatnya diawali pada tahun 1990 ketika MUI merekomendasikan lahirnya lembaga perbankan berbasis non bunga. Ini adalah merupakan awal dari gerakan ekonomi syariah di Indonesia, sebagai kelanjutan dari pendapat para ulama bahwa sistem ekonomi yang dijalankan di Indonesia tidak sesuai dengan semangat ajaran Islam, karena berbasis bunga.7 Pun ketika ia berbicara dalam sebuah orasi ilmiah, ia menyatakan "Sedangkan dalam konteks Indonesia, lahirnya ekonomi syariah terhitung ketinggalan. Walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam, ekonomi syariah khususnya lembaga keuangan syariah baru terbentuk pada awal tahun 1990-an".8 Dalam dua kali kesempatan tersebut, penulis tidak menemukan penjelasan siapa sebenarnya tokoh yang memiliki andil di dalam perjuangan penegakkan ekonomi Islam di Indonesia. Hanya disebutkan peran lembaga MUI saja. Meski tidak panjang lebar, seharusnya disebutkan nama-nama tokoh yang terlibat dalam kejadian tersebut. Sebab sejarah berkaitan pula dengan tokoh. Selanjutnya Syahbudi dalam Hermeneia, menyatakan: 6 Juhaya S. Pradja, Ekonomi Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm. 62. 7 Ma'ruf Amin, Pembaruan Hukum Ekonomi Syariah Dalam Pengembangan Produk Keuangan Kontemporer, (Banten: Yayasan An-Nawawi, 2013), hlm. 4-5. 8 Disampaikan Ma'ruf Amin dalam Orasi Ilmiah Wisuda Tahap II Universitas Ibn Khaldun Bogor Tahun Akademik 2012-2013, dengan judul "Perkembangan Ekonomi Syariah Dari Masa ke Masa", Sabtu (8/6/2013).
  • 3. 3 Selanjutnya pada periode ini sekitar tahun 1990-an, pemikiran dan gerakan SEI (Sistem Ekonomi Islam) berkembang dalam dua tataran, yakni tataran teoritis dan praktis. Pada tataran teoritis dikembangkan melalui pendidikan tinggi, kajian keilmuan dan perkembangan riset-riset Islamisasi ekonomi. Pada tataran praktis dikembangkan mulai dari sektor moneter, bank umum, BPRS, BMT, pengembangan pengelolaan zakat produktif, asuransi, dan bursa saham Islam serta pegadaian Islam.9 Hal yang sama dinyatakan pula oleh Agustianto, Ketua I Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) dan Wakil Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat, dalam website pribadinya: Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia mulai mendapatkan momentumnya untuk tumbuh kembali, semenjak didirikannya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992, setelah mendapat legitimasi legal formal dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.10 Sama seperti sebelumnya, dalam artikel di atas penulisnya mencatat sejarah perkembangan ekonomi Islam di Indonesia yang tiba-tiba lahir pada 1990 atau 1992. Saat membaca lengkap artikelnya, terkesan tidak teralur rapi dan seakan 'loncat' melewati beberapa masa yang masih menjadi misteri. Oleh karena itu, jika para ahli atau pakar ekonomi Islam Indonesia sekelas Ma'ruf Amin dan Agustianto saja tidak dapat memberikan penjelasan mengenai sepak terjang ekonomi Islam di Indonesia dalam pentas sejarah, lalu bagaimana mungkin generasi ke depannya bisa menghormati perjuangan penegakkan hingga pembumian ekonomi Islam, yang sering dikenal pula dengan istilah ekonomi syariah, di bumi Indonesia tercinta. Tanpa bermaksud memungkiri, memang ada juga usaha untuk mengungkap sejarah perkembangan ekonomi Islam di Indonesia yang ditulis dengan menyertakan nama-nama tokoh yang terlibat di dalamnya. Misalnya, Lukman A. Irfan, yang menuliskan: Para pemikir ekonomi Islam diwakili oleh tokoh-tokoh yang menulis buku ekonomi Islam dan banyak dijadikan rujukan (dengan tidak mengesampingkan pemikir ekonomi Islam yang lain) antara lain: Syafi’i Antonio, Dawam Rahardjo, Adiwarman Karim, Suroso Imam Zadjuli, M. Akhyar Adnan, Muhammad.11 9 Syahbudi, "Pemikiran dan Gerakan Sistem Ekonomi Islam di Indonesia", (Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Hermeneia, Vol. 2 No. 2, Juli-Desember 2003), hlm. 212. 10 Agustianto, 16 April 2011, "Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia", dan 21 Mei 2012, "Kebangkitan (Nasional) Ekonomi Islam Kedua – 100 Tahun Setelah Berdirinya Syarikat Dagang Islam (1912- 2012)", <http://www.agustiantocentre.com/?p=578>, diakses tanggal 04-01-2014. 11 Lukman A. Irfan, 31 Maret 2011, "Sejarah Ekonomi Islam: Perkembangan Panjang Realitas Ekonomi Islam", dalam Tim Penulis MSI UII, "Menjawab Keraguan Berekonomi Syariah", (Yogyakarta: Safiria Insania Press dan MSI UII, 2008), <http://master.islamic.uii.ac.id/index.php/Artikel/Sejarah-Ekonomi-Islam- Perkembangan-Panjang-Realitas-Ekonomi-Islam.html>, diakses tanggal 07-01-2014.
  • 4. 4 Dalam potongan artikel di atas dapat ditemukan sejumlah nama yang disebut penulisnya sebagai para pemikir ekonomi Islam Indonesia. Padahal, nama-nama tersebut bisa dikatakan 'pemain baru' yang muncul pasca BMI berdiri dekade 1990-an, kecuali mungkin Dawam Rahardjo. Penjelasan singkat yang lebih memuaskan ditegaskan M. Arfin Hamid yang mengutip dari Dawam Rahardjo (dalam Karim: 2003: xvii), dengan menyatakan: Khusus di Indonesia, pada tahun 1970-an, gerakan Islam secara nasional memasuki lapangan baru di bidang ekonomi dengan memperkenalkan sebuah sistem ekonomi Islam di antara sistem- sistem ekonomi yang ada, yaitu sebagai alternatif dari sistem kapitalisme dan sosialisme. Wacana sistem ekonomi Islam diawali dengan dengan konsep ekonomi dan bisnis nonribawi. Gerakan ini sama saja dengan memperjuangkan tegaknya syariat Islam di bidang politik dan hukum di tanah air ketika itu. Sejumlah tokoh yang terlibat dalam wacana ekonomi Islam kala itu, antara lain A.M. Saefuddin, Karnaen Perwataatmadja, M. Amin Aziz, Muhammad Syafi’i Antonio, dan lainnya. Puncak dari perjuangan dalam mewacanakan ekonomi syariah ditandai dengan didirikannya lembaga keuangan syariah pertama pada tahun 1992, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) berkat prakarsa MUI, ICMI, dan pemerintah Orde Baru.12 Dari penjelasan singkat tersebut, terdapat empat nama yang disebut M. Arfin Hamid secara lugas sebagai para tokoh yang terlibat dalam perjuangan ekonomi Islam pada masa masih menjadi wacana, yakni A.M. Saefuddin, Karnaen A. Perwataatmadja, M. Amin Aziz, dan Muhammad Syafi’i Antonio, yang akan diuraikan pada pembahasan selanjutnya. Menelusuri Jejak Perjalanan Gerakan Ekonomi Islam di Indonesia Meminjam pendapat Zainal Abidin Ahmad13, bahwa ekonomi Islam dalam bahasa Arab dinamakan mu'amalah maddiyah, yakni aturan-aturan tentang pergaulan dan perhubungan manusia mengenai kebutuhan hidupnya. Atau lebih tepat dinamakan Iqtishad, yaitu mengatur soal-soal penghidupan manusia dengan sehemat-hematnya dan secermat-cermatnya. Dari pendekatan definisi ekonomi Islam menurut pemikir ekonomi Islam Indonesia angkatan 1945-an tersebut dapat dinyatakan bahwa ekonomi Islam yang berkembang di tanah air lebih mengarah pada pengertian tentang seperangkat aturan hubungan manusia dengan sesama dalam memenuhi hajat hidupnya yang berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Hal ini diperkuat data dan fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas penduduk negeri ini adalah muslim. Oleh karena itu, ekonomi yang dijalankan pun semestinya Islami. Namun, untuk mencapai maksud dari uraian di atas, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Perlu menempuh perjalanan panjang. Secara historis, perjalanan ekonomi Islam di Indonesia melewati beberapa fase, yaitu: 1. Fase Pertama (Masa Kesultanan Islam, 700-1900 M) 12 M. Arfin Hamid, Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia, Perspektif Sosioyuridis, (Jakarta: elSAS, 2008), hlm. 313. 13 Zainal Abidin Ahmad, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 30.
  • 5. 5 Sebagaimana disinggung di awal, jelas ekonomi Islam dengan Islam itu sendiri tidak bisa dipisahkan. Maka, merunut jejak pertama Islam masuk ke nusantara adalah hal yang tepat dilakukan guna menelusuri jejak ekonomi Islam. Buku Kunci Tarikh Islam karya Fachroeddin Alkhahiri yang terbit di Bandung medio Desember 1938, adalah salah satu literatur yang dapat menjadi pegangan dalam penelusuran tersebut. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa Islam telah masuk ke Aceh pada sekitar tahun 1000 masehi, dan diyakini Islam telah ada di tanah Jawa pada sekitar tahun 1050 masehi.14 Namun pendapat di atas disanggah oleh Ahmad Mansur Suryanegara yang meyakini bahwa masuknya Islam ke Indonesia bukan pada abad ke-13 masehi, atau 10 masehi. Ia meneruskan pendapat Abdullah bin Nuh, bahwa kuat dugaan datangnya Islam ke Asia Tenggara jauh lebih lama dari perkiraan tadi, sebab hubungan perdagangan atau perniagaan antara Indonesia dan sekitarnya, dengan negeri Arab atau bangsa Arab, merupakan suatu jalinan hubungan sejarah yang telah terbentuk berabad-abad, jauh sebelum lahirnya Nabi Muhammad.15 Lebih lanjut Suryanegara menegaskan: Besar kemungkinannya bahwa Islam dibawa oleh para wirausahawan Arab ke Asia Tenggara pada abad pertama dari tarikh hijriah atau abad ke-7 M. Hal ini menjadi lebih kuat, menurut T.W. Arnold dalam The Preaching of Islam, sejarah da'wah Islam pada abad ke-2 H perdagangan dengan Sailan dan Srilangka sudah seluruhnya di tangan bangsa Arab. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh D.H. Burger dan Prajudi dalam Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia.16 Kembali ke masalah waktu masuknya dan perkembangan Islam di nusantara, catatan sejarah menyatakan Kesultanan Leran di Gresik Jawa Timur didirikan pada sekitar 1100 M dan Samodra Pasai di Sumatera didirikan pada 1275 M. Islam diperkenalkan oleh para niagawan muslim pada saat melakukan transaksi niaga di pasar.17 Tentu saja, da'wah Islam diyakini menjadi poros utama dalam penetrasi yang dilakukan oleh para niagawan muslim dari jazirah Arab. Pada fase ini perkembangan gerakan ekonomi Islam berlangsung secara estafet yang didukung oleh kehadiran kesultanan-kesultanan Islam secara politis di seluruh nusantara. Bukti kuat ekonomi Islam pada masa kesultanan tersebut adalah mata uang emas yang berlaku saat itu. Bahkan, keberadaan mata uang dinar ini tidak hanya di Samodra Pasai, tetapi juga di Aceh, Banten, Cirebon, Banjarmasin, dan Gowa-Makassar.18 Fase ini berlangsung hingga 14 Fachroeddin Alkhahiri, Kunci Tarikh Islam, dalam: Risalah Politik A. Hassan, Tiar Anwar Bachtiar (ed.), (Jakarta: Pembela Islam Media, 2013), hlm. 225. 15 Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah, (Bandung: Salamadani, 2009), hlm. 2. 16 Ibid, hlm. 2-3. Lihat juga Abdul Qadir Djaelani, Peran dan Kontribusi Umat Islam Kepada NKRI, (Jakarta: Yayasan Pengkajian Islam Madinah Munawarah, 2013), hlm. 71-73. 17 Ibid, hlm. 115. 18 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm. 319.
  • 6. 6 penjajah Belanda menghapus kesultanan Islam satu per satu dan perjalanan waktu mendekati awal abad ke-19. 2. Fase Kedua (Masa Kebangkitan Kesadaran Nasional Indonesia, 1900-1945) Hari kebangkitan Nasional (Harkitnas) boleh saja ditetapkan tanggal 20 Mei, yang diambil dari hari lahirnya Boedi Oetomo. Tetapi catatan sejarah tidak dapat dibohongi apabila ternyata organisasi yang lebih dahulu lahir tiga tahun sebelum BU adalah Sarekat Dagang Islam.19 Organisasi yang lahir pada 16 Oktober 1905 ini bukan hanya menjadi pelopor kebangkitan kesadaran nasionalisme, melainkan juga menjadi pelopor gerakan ekonomi Islam pada fase kedua. Sebagaimana diketahui, Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) yang dirintis oleh Haji Samanhudi ini pada awalnya hanya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu, pedagang- pedagang keturunan Tionghoa telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders.20 Perkumpulan ini akhirnya berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh. Hingga H.O.S. Tjokroaminoto kemudian terpilih menjadi orang nomor satu di SDI dan mengubah namanya menjadi Sarekat Islam (SI) pada 1912. Hal ini dilakukan agar organisasi tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan jiwa dagang. b. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha. c. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat. d. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam. e. Hidup menurut perintah agama.21 Pada masa tersebut, setelah SDI berdiri pada 1905, berturut-turut lahirlah persyarikatan (organisasi) Islam yang ikut mewarnai gerakan ekonomi Islam pada masa kedua ini. Sebut saja di antaranya Muhammadiyah yang berdiri tanggal 18 November 1912, Persatuan Islam yang berdiri tanggal 12 September 1923, dan Nahdlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926.22 Seluruh organisasi Islam tersebut terus bertahan hidup dan memberikan kontribusi yang besar dalam memperjuangkan Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. 3. Fase Ketiga (Masa Kelahiran Pemikir Ekonomi Islam Indonesia, 1945-1975) Pasca 1945 merupakan fase penting titik tolak perkembangan gerakan ekonomi Islam di masa modern. Pada fase ini umat mengenal tokoh-tokoh 19 Suryanegara, Api Sejarah, hlm. 337. 20 Wikipedia Ensiklopedia Bebas, "Sarekat Islam", <http://id.wikipedia.org/wiki/Sarekat_Islam>, diakses tanggal 07-01-2014. 21 Ibid 22 Suryanegara, Api Sejarah, hlm. 337.
  • 7. 7 besar bangsa kaliber Mohammad Hatta, Sjafruddin Prawiranegara, dan Kasman Singodimedjo. Para tokoh yang dikenal sebagai ekonom muslim tersebut pada masa itu tengah berada di tengah-tengah pusaran diskursus mengenai pemikiran sistem keuangan dan perbankan. Menurut Dawam Rahardjo (dalam Adiwarman A. Karim: 2010: xv), ketika itu terdapat dua aliran pemikiran. Aliran yang pertama berpendapat bahwa bunga bank itu tidak tergolong riba, sebab yang disebut riba adalah pembungaan uang oleh mindering (pembungaan uang yang dilakukan masyarakat tanpa izin dan menuruti undang-undang) yang bunganya sangat tinggi. Hal yang lazim dilakukan oleh "lintah darat".23 Demikian pula dengan Bung Hatta yang berpendapat bahwa yang disebut riba adalah bunga pada kredit konsumtif, bukan pada kredit produktif, sebab uangnya bermanfaat untuk mendapatkan keuntungan. Penghalalan bunga bank tersebut didukung pula oleh Sjafruddin Prawiranegara dan Kasman Singodimedjo. Aliran pertama ini disebut Dawam Rahardjo sebagai aliran liberal.24 Pemikiran ekonomi Islam Sjafruddin Prawiranegara yang menimbulkan kontroversial ini di kemudian hari dikumpulkan oleh A.M. Fatwa dan Ajip Rosidi (sebagai editor) serta menjadi buku dengan judul Hakikat Ekonomi Islam, Apakah Bunga Bank Riba?25 Sementara aliran yang kedua berpendapat bahwa bunga bank tetap riba. Golongan inilah yang pada fase selanjutnya mewariskan perjuangan berupa upaya melahirkan bank Islam dengan sekuat tenaga. Dalam pandangan aliran kedua ini bank sebagai lembaga keuangan tidak dilarang, bahkan diperlukan. Oleh karena itu, yang harus diciptakan adalah sebuah bank yang tidak bekerja atas dasar bunga melainkan atas dasar bagi hasil, yang dalam fiqh muamalah dikenal sebagai transaksi qirad atau mudharabah. Aliran kedua ini menurut Dawam Rahardjo dapat dikategorikan sebagai pemikir aliran fundamentalis.26 Selain berlangsung perdebatan mengenai masalah bunga bank tersebut, pada fase ini juga telah terbit untuk pertama kalinya pada tahun 1950 sebuah literatur yang ditulis oleh Zainal Abidin Ahmad dengan judul Dasar-Dasar Ekonomi Islam, yang dicetak ulang pada tahun 1979.27 Disusul terbitnya buku ekonomi ”Bersamaisme” yang ditulis Kaharuddin Junus, yang terbit pada akhir 1950-an atau awal 1960-an28, yang merupakan disertasi penulisnya di Universitas Kairo Mesir tentang sistem ekonomi Islam yang menyerupai konsep koperasi seperti yang kita kenal sekarang. Bisa dikatakan, pada fase ini titik tolak perkembangan pemikiran ekonomi Islam di tanah air baru dimulai. Namun mengalami kelambanan karena konstelasi politik Orde Lama yang tidak memberikan ruang bebas bagi Islam dan umatnya untuk lebih banyak mengelaborasi konsep ekonomi yang dimilikinya. Begitu pun pada sekitar dekade awal Orde Baru berkuasa. 23 Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi 4, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), hlm. xv. 24 Ibid 25 Diterbitkan oleh Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, 2011, dalam rangka memperingati Satu Abad Sjafruddin Prawiranegara (1911-2011). 26 Karim, Bank Islam, hlm. xv. 27 Penerbit Bulan Bintang, Jakarta. 28 Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Intrepretasi Untuk Aksi, (Bandung: Mizan, 2008), hlm. 538.
  • 8. 8 4. Fase Keempat (Masa Perintisan dan Pembangunan Ekonomi Islam Indonesia, 1975-1992) Keberhasilan Pada fase keempat dan kelima menurut Penulis tidak bisa dipisahkan dari peran besar seorang bapak bangsa sekaligus ulama besar Indonesia (bahkan dunia), yakni Allahyarham Mohammad Natsir. Betapa tidak, dari kepiawaiannya menyeleksi orang yang tepat mengemban amanah dalam masa perintisan dan pembangunan ekonomi Islam lahirlah cita-cita gerakan ekonomi Islam yang sementara ini baru berwujud lembaga keuangan dan non keuangan syariah. Masyarakat Indonesia mengenal kiprah M. Natsir di dalam negeri yang begitu banyak menghiasi sejarah. Tak terkecuali di dunia internasional. Ia pernah menjabat sebagai anggota Majlis Ta’sisi Rabithah al-Alam al-Islami yang berkedudukan di Arab Saudi; dan sampai akhir hayatnya memegang jabatan sebagai Wakil Presiden Mu’tamar al-Alam al-Islami yang berkedudukan di Pakistan; pernah menjabat anggota pendiri Dewan Masjid Sedunia (1976) yang berkedudukan di Mekkah; anggota Dewan Pendiri The Oxford Center for Islamic Studies, London, pada tahun 1987; hingga pernah diusulkan menjadi Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI), namun tidak disetujui oleh Pemerintah RI.29 Dalam kaitan dengan perkembangan gerakan ekonomi Islam di fase yang keempat ini, M. Natsir menjadi 'orang di belakang layar' yang mampu memberikan arahan dan kemudahan bagi para pejuangnya. Perjuangan pada fase ini dimulai sejak M. Natsir memanggil Ahmad Muflih Saefuddin guna menghadapnya di Kantor Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia Pusat di Jakarta, pada sekitar 1975. A.M. Saefuddin ditugasi M. Natsir untuk mewakili Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) menghadiri The First International Conference on Islamic Economics di Mekkah (Arab Saudi) atas prakarsa Raja Faisal bin Abdul Aziz yang sedianya akan dihelat tahun tersebut. Namun karena terjadi kasus pembunuhan terhadap Raja Faisal oleh keponakannya sendiri, konferensi tersebut baru terlaksana pada tahun berikutnya, 1976, dan dipersembahkan oleh King Abdul Aziz University.30 A.M. Saefuddin yang saat itu baru berusia 35 tahun, diamanahi untuk memimpin delegasi muslim Indonesia. Meskipun instruksi tersebut bukan berasal dari pemerintah RI, namun pada hakikatnya ia telah dipilih mewakili seluruh muslim Indonesia bersama beberapa aktivis Islam saat itu, yakni Azhari Zahri (almarhum); M. Arsjad Anwar; Bakir Hasan (almarhum); Ismail Sunny (almarhum)31; dan Nursal.32 Dari enam orang tersebut, empat orang berangkat bersama dari tanah air, yakni A.M. Saefuddin; M. Arsjad Anwar; Bakir Hasan; dan Nursal. Disusul oleh Ismail Sunny. Sementara Azhari Zahri berangkat dari Singapura.33 29 M. Fuad Nasar, "Refleksi Seabad Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir", <http://kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=12637>, diakses tanggal 18-12-2013. 30 Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin di kediamannya, Ahad (28/04/2013). 31 Lihat Buku Orasi Ilmiah Pengukuhan A.M. Saefuddin sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Pemasaran Pertanian, "Pasar Ekspor Hasil Pertanian Indonesia Era Liberalisasi Perdagangan", (Bogor: Universitas Djuanda, 2000), hlm. 39. 32 Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar di kediamannya, Sabtu (30/11/2013). 33 Ibid
  • 9. 9 Menyusul kemudian Deliar Noer (almarhum) yang berangkat dari Australia34, dan Halide, yang menurut pengakuannya terlambat datang pada acara tersebut, mewakili aktivis Islam Indonesia bagian Timur.35 Setelah mendapatkan undangan, beberapa anggota tim yang berada di Jakarta menemui M. Natsir untuk mendapatkan pengarahan.36 Tentu saja orang-orang yang mendapatkan undangan atau tugas dari M. Natsir tersebut merupakan orang pilihan dan bukan orang sembarangan. Setidaknya dilihat dari aktivitas atau kedudukan mereka saat itu, yakni: a. Azhari Zahri37, pada 1976 pendidikannya masih lulusan Magister Ekonomi Perencanaan dari Indiana Universiy, Amerika Serikat.38 Penulis buku "Perentjanaan Pembangunan Ekonomi" penerbit Pembangunan, Jakarta, tahun 1966.39 Ia mewakili institusi atau kampus swasta di Indonesia.40 b. M. Arsjad Anwar, kala itu ialah dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.41 Ia bersama Bakir Hasan mendapatkan undangan untuk mengikuti konferensi ekonomi Islam internasional tersebut langsung dari panitia penyelenggara melalui departemen ilmu ekonomi di fakultas tempat mereka berdua mengajar.42 Sekitar tahun 1976 ia menjabat sebagai Wakil Direktur Penelitian LPEM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pendidikannya saat itu baru MBA (Master of Business Administration) bidang Operation Research dari University of California Berkeley, California, Amerika Serikat.43 c. Bakir Hasan44, saat itu ialah dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, peraih gelar MBA dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat. Kelak di kemudian hari ia dikenal publik saat menjabat sebagai Pemimpin Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara pada tahun 1985.45 d. Nursal, pada 1976 dikenal sebagai aktivis Islam mantan Ketua PB HMI periode 1960-1963.46 Ia adalah alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.47 34 Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin. 35 Hasil wawancara dengan Halide di Kantor Bank Sulselbar Syariah, Selasa (24/09/2013). 36 Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar. 37 Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin. 38 Pustaka Karya Ilmiah Indonesia, <http://pustaka2.ristek.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byGroup/institution_all/241840/194870>, diakses tanggal 18-12-2013. 39 UPT Perpustakaan Universitas Jember, <http://library.unej.ac.id/client/en_US/default/search/>, diakses tanggal 18-12-2013. 40 Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar. 41 Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin. 42 Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar. 43 Direktori Guru Besar, "Prof. Dr. Mohammad Arsjad Anwar, Setiap Jabatan adalah Amanah", <http://www.ui.ac.id/id/directories/professor/archive/16>, diakses tanggal 17- 10-2013. 44 Lihat Buku Orasi Ilmiah Pengukuhan A.M. Saefuddin, hlm. 39. 45 Biografi, "Mantan Pemimpin Umum Antara", <http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285- ensiklopedi/856-mantan-pemimpin-umum-antara>, diakses tanggal 18-12-2013. 46 Wikipedia Ensiklopedia Bebas, "Himpunan Mahasiswa Islam", <http://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_Mahasiswa_Islam>, diakses tanggal 17-12-2013. 47 Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar.
  • 10. 10 e. Ismail Sunny, adalah Profesor/Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia.48 Sekitar 1976 ia merupakan tokoh Muhammadiyah49, dan menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta.50 f. Deliar Noer, aktivis Islam mantan Ketua PB HMI periode 1953-1955.51 Doktor (Ph.D) ilmu politik pertama di Indonesia dari Cornell University, Amerika Serikat52, sekitar tahun 1976 sedang berada di Australia.53 Ia menjadi peneliti di Universitas Nasional Australia.54 g. Halide, saat itu adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin – Makassar, Sulawesi Selatan. Dikenal sebagai aktivis Islam Indonesia Timur.55 h. A.M. Saefuddin, sekitar 1976 adalah dosen IPB dan Universitas Ibn Khaldun Bogor, doktor ekonomi pangan dari Universitas Justus Liebig Jerman, serta dikenal sebagai aktivis Islam Bogor. Perhelatan akbar konferensi ekonomi Islam internasional perdana tersebut digelar tepatnya pada tanggal 21-26 Februari 1976 bertepatan dengan 21-26 Safar 1396 H.56 Sekitar seminggu AM. Saefuddin beserta rekan-rekannya berada di Arab Saudi. Dihadiri sekitar 400 orang peserta, 200 orang di antaranya adalah kalangan cendekiawan muslim dari seluruh dunia, dan 200 orang lagi berasal dari para ulama syariah dari seluruh dunia pula.57 Meskipun panitia dan acara terkesan belum profesional, namun konferensi pertama tersebut berjalan dengan lancar.58 Dalam kesempatan tersebut, A.M. Saefuddin berkesempatan menyampaikan makalahnya yang berjudul "Community Development in Islamic Framework".59 Di sana A.M. Saefuddin bertemu langsung dengan para pemikir ekonomi Islam internasional seperti Khurshid Ahmad60, M. Umer Chapra61, dan Muhammad Nejatullah Siddiqi.62 48 Wikipedia Ensiklopedia Bebas, "Ismail Suny", <http://id.wikipedia.org/wiki/Ismail_Suny>, diakses tanggal 17-12-2013. 49 Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar. 50 Wikipedia, <http://id.wikipedia.org/wiki/Ismail_Suny>. 51 Wikipedia, <http://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_Mahasiswa_Islam>. 52 Wikipedia Ensiklopedia Bebas, "Deliar Noer", <http://id.wikipedia.org/wiki/Deliar_Noer>, diakses tanggal 18-12-2013. 53 Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin. 54 Wikipedia, <http://id.wikipedia.org/wiki/Deliar_Noer>. 55 Hasil wawancara dengan Halide. Lihat juga Iton, "Kapitalisme Tidak Mampu Menemukan Solusi Ekonomi", <http://mediaumat.com/news-dalam-negeri/4952-kapitalisme-tidak-mampu-menemukan-solusi- ekonomi.html>, diakses tanggal 18-12-2013. 56 Lihat Conference Papers "The 7th International Conference in Islamic Economics", <http://www.kau.edu.sa/Files/121/Researches/55887_26201.pdf>, diakses tanggal 18-12-2013. 57 Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin dan M. Arsjad Anwar. 58 Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar. 59 Lihat Buku Orasi Ilmiah Pengukuhan A.M. Saefuddin, hlm. 34. 60 Institute of Policy Studies, Islamabad, "Complete Profile Prof. Khurshid Ahmad", <http://www.ips.org.pk/archives-of-policy-prespectives/1200.html>, diakses tanggal 18-12-2013. 61 IBF Net, "M. Umer Chapra's Online Works on Islamic Economics and Finance", <http://iiibf.org/elief- chapra.html>, diakses tanggal 18-12-2013. 62 Abdul Azim Islahi, "Professor Emeritus – Dr. Muhammad Nejatullah Siddiqi", <http://aligarhmovement.com/aligarians/Muhammad_Nejatullah_Siddiqi>, diakses tanggal 18-12-2013.
  • 11. 11 Setelah konferensi selesai, para peserta, tak terkecuali dari Indonesia, berkesempatan menikmati fasilitas umrah gratis di Mekkah dan Madinah dari pantia penyelenggara.63 Sepulangnya dari konferensi, A.M. Saefuddin mengajak rekan setimnya untuk menggaungkan ekonomi Islam di Indonesia, setidaknya mulai merintis penyebaran pemikiran ekonomi Islam dan juga melembagakan keuangan ekonomi Islam. Sebab saat itu, tahun 1974 sudah berdiri bank Islam pertama di dunia (Islamic Development Bank) di Arab Saudi, sebagai implementasi keputusan Organisasi Konferensi Islam (OKI) tahun 1972. Kebetulan Indonesia merupakan salah satu anggota OKI yang gigih memimpin rapat-rapat OKI, dengan salah satu agenda besarnya yakni mendirikan Bank Islam. Saat itu delegasi Indonesia diwakili oleh Menteri Keuangan era Soeharto, Ali Wardhana. Sayang, ajakannya untuk memperjuangkan penerapan ekonomi Islam di Indonesia tidak direspon oleh rekan setimnya. A.M. Saefuddin ber- husnuzhan alasan mereka disebabkan mungkin oleh kesibukan, minat kurang, tidak ada yang merangsang, atau pertimbangan politik yang sedang terjadi saat itu dikenal dengan istilah 'monoloyalitas' (hanya loyal pada Golkar/pemerintah). Namun ia tidak patah semangat. Ia terus bergerak, mengajak teman-temannya yang lain yang berminat pada ekonomi Islam.64 Dalam beberapa kesempatan, ia kerap pula menyindir sikap rekan setimnya tersebut dengan istilah 'sakit gigi' karena tidak mau bersuara terhadap hal-hal yang berbau Islam.65 Maka, tidak mengherankan bila dalam kancah pergerakan ekonomi Islam di Indonesia nama-nama tokoh yang disebutkan di atas tidak dikenal kiprahnya, selain A.M. Saefuddin yang diikuti berikutnya oleh Halide di wilayah Timur Indonesia. Pasca kepulangannya dari konferensi tersebut, A.M. Saefuddin mengaku semakin serius mempelajari ekonomi Islam. Ia bersyukur melalui acara tersebut ia tersadarkan bahwa ternyata dalam Islam ada juga ekonomi. Ia menyadari selama ini ekonomi yang dipelajarinya di Indonesia dan Jerman itu salah. Keyakinannya semakin kuat tatkala mempelajari pula buku-buku karya Naquib Al-Attas dan Ismail Faruqi tentang kebudayaan Islam, pendidikan Islam, dan Islamization of Knowledge.66 Semangatnya untuk menggaungkan ekonomi Islam mulai diterapkan pertama kali dalam perkuliahan yang diampunya di IPB. Adiwarman Azwar Karim67 mencatat, pada tahun 1983 saat ia masih menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Pertanian IPB, A.M. Saefuddin memperkenalkan gagasan ekonomi Islam ke hadapan mahasiswanya dalam forum kuliah formal, melalui buku baru yang ia tulis berjudul "Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam" seharga Rp 500, yang isinya benar-benar nilai-nilai dasar tentang ekonomi Islam. Padahal seharusnya dua kali kesempatan mengajar (di pembukaan dan penutupan semester) itu A.M. Saefuddin gunakan untuk mengajar mata kuliah 63 Lihat Buku Orasi Ilmiah Pengukuhan A.M. Saefuddin, hlm. 39. dan Hasil wawancara dengan M. Arsjad Anwar. 64 Hasil wawancara dengan A.M. Saefuddin. 65 Disampaikan A.M. Saefuddin dalam Seminar "Desekularisasi Demokrasi" di Universitas Ibn Khaldun Bogor, Selasa (26/11/2013). 66 Ahmad Damanik, Dwi Budiman, dan Ibnu Syafaat, "Penyegaran Islamisasi Sains dan Kampus", (Majalah Suara Hidayatullah, Desember 2010/Dzulhijjah 1431), hlm. 36. 67 A.M. Saefuddin, Islamisasi Sains dan Kampus, dalam: Ahmadie Thaha, Risdiono Mukri, dan Tata Septayuda (ed.), (Jakarta: PPA Consultants, 2010), hlm. 347.
  • 12. 12 Manajemen Pemasaran. Hal itulah yang kemudian menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi Adiwarman Karim untuk menjadi tokoh ekonomi syariah di kemudian hari. Lembaga studi ekonomi Islam yang pertama kali didirikan di tanah air pada saat itu bisa dikatakan masih sedikit. Salah satunya adalah Pusat Studi Ekonomi Islam yang didirikan A.M. Saefuddin di Universitas Ibn Khaldun Bogor.68 Dari lembaga inilah A.M. Saefuddin mulai menyebarkan ide tentang ekonomi Islam, baik secara konsepsi maupun aksi. Di antara aksi yang pernah digagasnya bersama Adi Sasono adalah Koperasi Ridho Gusti di Jakarta dan Baitul Mal Salman ITB (1988). Meskipun pada akhirnya gagal. Di saat yang bersamaan pergerakan ekonomi Islam Indonesia juga tidak bisa dipisahkan dari peran seorang birokrat Departemen Keuangan pada masa itu. Ia adalah Karnaen A. Perwataatmadja. Pernah menjabat dua kali sebagai Executive Director Islamic Development Bank (IDB) untuk Indonesia. Berkat jasanya membidani kelahiran Bank Muamalat Indonesia (BMI) ia diberi gelar "Bapak Bank Syariah Indonesia". Suka-duka dan sekelumit kisah di balik pendirian bank syariah pertama di Indonesia yang tak lepas dari peran Karnaen tersebut kemudian dibukukan oleh Chandra Ismail dkk. dengan judul Bank Syariah Setelah Dua Dekade, Antara Cita dan Fakta yang berisi pula pemikiran serta biografi Karnaen.69 5. Fase Kelima (Masa Kelahiran dan Pertumbuhan Bank Syariah dan Lembaga Pendidikan Ekonomi Islam, 1992-sekarang) Setelah melalui kajian yang cukup panjang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor. Hasil lokakarya tersebut ditindaklanjuti dengan diadakannya Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta pada tanggal 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas tersebut dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia. Bank Muamalat berdiri pada 1 November 1991 dan mulai beroperasi pada 1 Mei 1992. Pada tahun 1998 peraturan tentang operasional bank syariah sudah semakin baik. Bank konvensional diperbolehkan untuk membuka bank syariah. Oleh karena itu, pada 1999 mulai berdiri Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank IFI (Bank IFI Syariah). Pasca 1999, disusul berdirinya bank-bank syariah lain sehingga sampai saat ini tidak kurang dari 37 bank syariah. Termasuk Bank Perkereditan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul Mal Wat-Tamwil (BMT) yang sangat pesat tumbuhnya. Begitu juga dalam aspek asuransi syariah di Indonesia dimulai sejak tahun 1994, serta lembaga-lembaga keuangan syariah non bank lainnya. Dalam fase ini, yang menggembirakan adalah saat pemerintah dengan mantap mendukung pergerakan ekonomi Islam di tanah air yang ditandai dengan pencanangan Gerakan Ekonomi Syariah (Gres!) oleh Presiden SBY pada 17 November 2013 lalu di Lapangan Monas Jakarta. Khatimah Gerakan ekonomi Islam sejatinya adalah upaya membentuk sistem ekonomi Islam (SEI) yang mencakup semua aspek ekonomi sebagaimana didefinisikan oleh 68 Lihat Buku Panduan Dies Natalies XXI dan Pelantikan Sarjana Tahun 1982 Universitas Ibn Khaldun Bogor, hlm. 8. 69 Penerbit Duta Pustaka Indonesia, Jakarta, 2013.
  • 13. 13 Umer Chapra dalam The Future of Economics. Harapannya, dengan melakukan ikhtisar kembali terhadap gerakan ekonomi Islam di Indonesia dapat ditemukan ibrah (pelajaran berharga) yang berguna sebagai cerminan untuk menatap masa depan. Sekaligus solusi dan perencanaan matang pergerakan selanjutnya. Fase tersebut belum dapat diukur masih panjang atau sudah dekat, tergantung kemauan serta keseriusan seluruh elemen masyarakat muslim dan pemerintahnya. Gerakan ekonomi Islam yang telah diilhami oleh Sarekat Dagang Islam 1905 semoga dapat menginspirasi manusia muslim Indonesia yang hidup di abad 21 ini, bahwa dari pergerakan ekonomi Islam ternyata mampu membawa perubahan yang signifikan terhadap seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Lantas, apa yang sudah dipersiapkan dan dilakukan hari ini untuk melanjutkan ke fase pergerakan ekonomi Islam selanjutnya? Wallahu a'lamu bi ash-shawaab. [ ]