SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK HASIL DAN
KOMPONEN HASIL GALUR - GALUR PADI LOKALASAL BANTEN
Sahiral Yakub, Kartina AM, Sulastri Isminingsih, dan Suroso ML
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jln. Raya Jakarta km 4 Pakupatan, Serang
phone (0254) 280330 fax: (0254) 28125, e-mail: sahiral_ppsugm@yahoo.com
ABSTRACT
GENETIC PARAMETERS OF YIELD AND YIELD COMPONENTS OF LOCAL RICE LINE FROM
BANTEN. The experiment was conducted to examine genetic parameter of yield and yield components of local
rice lines. The experiment was conducted at field research Singamerta BPTP Banten from July up to January
2009.The treatment was arranged in randomized complete block design with three replications and 24 local
rice lines with 3 check varieties (Hawara, Sarinah, and Ciherang). The result showed that observed characters
had high and moderate heritabilities and highly expected selection advanced at 10% (1.76) selection intensi-
ties. The selection would be applied in early generation, respectively.
Key words: genetic parameters, local rice lines, Banten
PENDAHULUAN
	 Pemuliaan tanaman bertujuan untuk mem-
perbaiki dan mendapatkan potensi genetik tanaman,
sehingga dapat beradaptasi pada agroekosistem ter-
tentu dengan hasil tinggi dan sesuai dengan selera
konsumen (Bahar dan Zen, 1993). Keberhasilan
tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan pemulia
dalam memilih dan memilah genotipe-genotipe ung-
gul dalam proses seleksi (Kasno et al., 1983). Menu-
rut Frey (1983) pemuliaan tanaman meliputi tiga fase
kegiatan, yaitu: a) menciptakan variabilitas genotipe
dalam suatu populasi tanaman, b) seleksi genotipe
yang memiliki gen-gen pengendali karakter target,
c) melepas varietas terbaik untuk produksi pertanian.
Beberapa parameter genetik yang dapat digunakan
sebagai pertimbangan agar seleksi efektif dan efisien
adalah variabilitas genetik, haritabilitas, korelasi dan
pengaruh dari karakter-karakter yang erat kaitannya
dengan hasil tanaman (Borojevic, 1990). Seleksi
berdasarkan data analisis kuantitatif yang berpedo-
man kepada nilai heritabilitas, keragaman genotipik
dan fenotipik, korelasi genotipik dan fenotipik dapat
membantu ketajaman seleksi sehingga hasil yang di-
dapatkan lebih akurat.
	 Hasil dan komponen hasil merupakan sifat
kuantitatif. Karakter hasil sangat dipengaruhi oleh
lingkungan terutama fluktuasi iklim, dibandingkan
dengan komponen hasil (Permadi dkk., 1993). Rasio
antara ragam genotipe dan ragam fenotipe dari suatu
sifat dinyatakan dalam nilai heritabilitas (Utomo,
1982). Nilai heritabilitas berguna untuk menentukan
derajat perbedaaan fenotipe yang disebabkan oleh
pengaruh genotipe (Johnson, 1963). Keragaman ge-
netik disebabkan oleh perbedaaan nilai genotipe suatu
populasi, dinyatakan dengan koefisien keragaman ge-
netik. Nilai koefisien keragaman genetik membantu
pengukuran diversitas genetik pada suatu sifat dan
melengkapi cara dalam membandingkan keragaman
genetik di dalam sifat sifat kuantitatif. Kemajuan
seleksi yang efektif didapatkan dengan menggunak-
an koefisien keragaman genetik dipadu dengan nilai
heritabilitas (Dimyati, 1977). Kemajuan genetik atau
respons seleksi dan heritabilitas yang tinggi sangat
menentukan keberhasilan seleksi untuk lingkungan
yang sesuai (Kasno, 1983).
	 Perbaikan hasil dan kualitas hasil melalui
pemuliaan tanaman dapat dilakukan dengan cara
seleksi, baik seleksi langsung terhadap karakter yang
bersangkutan maupun seleksi tidak langsung me-
lalui karakter sekunder. Salah satu syarat seleksi tidak
langsung (melalui karakter sekunder) adalah adanya
korelasi genetik antara karakter primer dan sekunder
(Fehr, 1987). Disamping korelasi genotifik, korelasi
fenotifik juga penting dalam seleksi tanaman, karena
seleksi dilakukan terhadap karakter fenotipik. Kore-
lasi genetik antara karakter satu dengan karakter lain-
nya dapat menguntungkan apabila karakter yang ber-
korelasi tersebut menunjang perbaikan karakter yang
diuji dan hal ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan
seleksi tidak langsung. Kemajuan genetik atau sering
disebut respons seleksi menggambarkan perubahan
rataan populasi yang akibat adanya seleksi, yaitu
merepresentasikan perbedaan nilai rataan fenotipik
antara keturunan tetua terseleksi dan seluruh tetua se-
belum seleksi (Hill et al., 1998). Interaksi genotipe
dengan lingkungan sering dilukiskan sebagai perbe-
daan yang tidak tetap dari suatu lingkungan ke ling-
2 Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012
Yakub et al.: Pendugaan paramater genetik hasil galur padi lokal Banten
kungan lainnya (Yang dan Baker, 1991). Penelitian
ini berujuan untuk mengetahui nilai duga parameter
genetik sejumlah galur padi lokal asal Banten dalam
upaya memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil padi.
BAHAN DAN METODE
	 Penelitian dilakukan di lahan sawah Kebun
Percobaan Singamerta BPTP Banten berlansung mu-
lai bulan Juli sampai bulan Januari 2009. Bahan yang
digunakan adalah 24 galur padi lokal dan 3 varietas
unggul (Hawara, Sarinah dan Ciherang). Perlakuan
disusun berdasarkan rancangan acak kelompok yang
diulang 3 kali. Ukuran petak 2 m x 2,5 m dengan
jarak tanam 25 cm x 25 cm. Pengamatan dilakukan
terhadap tinggi tanaman, umur mulai berbunga, umur
panen, jumlah anakan, jumlah malai, panjang malai,
bobot 1000 biji, bobot gabah isi (hasil), bobot gabah
hampa. Pendugaan parameter genetik dan cara anali-
sis pada data yang diperoleh dihitung menurut Singh
dan Chaudhary (1997). Berdasarkan analisis varians
dapat diduga nilai-nilai ragam genotifik (α²e
) dan ra-
gam fenotipik (α²p
) dari suatu karakter yang diamati
sebagai berikut:
Koefisien Varians Genetik (KVG) =
x
100
g
2a ; Koefisien
Varians Fenotipik (KVF) =
x
100
f
2
a .
	 Heritabilitas dalam arti luas Hbs
= 100
f
g
2
2
a
a
; (Al-
lard, 1961). Kemajuan genetik atau respons seleksi
diestimasi dengan rumus R=iHαf,
dimana i = intensi-
tas seleksi yang telah distandarkan; H = nilai herita-
bilitas, αf=
standard deviasi fenotipik populasi.
Berdasarkan analisis kovarians di atas dapat ditentu-
kan nilai kovarians genotipik dan kovarians fenotipik
karakter yang diamati, yaitu:
		Kovg
=(N2-N1)/r
		Kovp
= Kovg
+ N1
Dengan demikian keeratan hubungangenotipik dan
fenotipik antarkarakter dapat dihitung menurut
(Kempthorne, 1969; Singh dan Chaudhary, 1979)
dengan rumus sebagai berikut:
Signifikansi nilai korelasi dapat diditentukan den-
gan membandingan angka yang diperoleh dari rumus
di bawah ini dengan sebaran nilai pada taraf nyata
(α=.05 db1=26 dan db2=52) pada tabel korelasi.
Uji signifikansi :
t
1 r
r (n 2)
2g
g
=
-
-
Keterangan: rg
korelasi genetik
n = total perlakuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
	 Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa selu-
ruh karakter yang diamati berbeda nyata (*) dan sangat
nyata (**) menurut Uji F taraf nyata 5%. Suatu galur
yang berbeda akan memberikan tanggapan yang ber-
beda meskipun ditanam pada lingkungan pada ling-
kungan yang sama (Hinz et al., 1997). Pada Tabel 1,
beberapa galur menampilkan sejumlah karakter lebih
baik dibandingkan dengan tiga varietas pembanding,
yaitu karakter jumlah anakan, jumlah malai, panjang
malai, bobot 1000 butir dan bobot gabah per rumpun
(hasil). Khusus terhadap penampilan karakter bobot
hasil per rumpun (hasil), pada Tabel 2, dari 24 galur
yang diuji terdapat 11 galur yang melebihi varietas
Sarinah, 12 galur diatas Ciherang, dan 20 galur dia-
tas Hawara secara berurutan yaitu Segon, Gayot-B,
Cere Biasa, Sentral, Goci, Deli-B,Deli-A, Afrika,
Angkong, Entik dan Begeg. Diatas Ciherang (kelom-
pok diatas Sarinah + Begeg ). Diatas Hawara (kelom-
pok Ciherang + Gempol, Randakaya, Jalupang, Leri,
Gayot-A, Apel, Omas, Ketan Hitam. Sedangkan galur
yang hasilnya lebih rendah dari ketiga varietas pem-
banding adalah hanya galur Pare Kiara, Mesir, Rum-
bay, dan Kiara.
ag
2
=
r
KTg - KTe
p
2
g
2
e
2
= +a a a
	 Potensi hasil ini memberikan harapan untuk
mendapatkan varietas padi dengan potensi hasil yang
tinggi, tetapi perlu diteliti dan dievaluasi lebih jauh
lagi mengenai faktor yang lainnya seperti musim ta-
nam, tingkat kesukaan petani/konsumen, dan umur
panen.
rg (x,y) =
ag
2
(x)(ag
2
(y)
kov g (x,y)
rp (x,y) =
ap
2
(x)(ap
2
(y)
kov p (x,y)
3Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012
Genotipe
Jml anakan
(batang)
Jml Malai /
rumpun
Panjang
malai (cm)
Bobot
1000 (g)
Bobot Gabah /
rumpun (g)
Taksasi
Hsl(ha/ton)
Gayot-A 16,80 12,93 30,24 26,07 22,29 3,57
Begeg 18,20 15,60 16,60 26,07 33,52 5,36
DeliA 18,07 18,07 22,77 23,30 37,43 5,99
Deli B 14,53 13,53 27,50 23,50 38,58 6,17
Segon 13,93 13,40 27,33 22,30 45,05 7,21
Entik 16,80 15,80 29,33 27,53 33,96 5,43
Gayot-B 12,27 12,20 21,60 24,20 43,45 6,95
Omas 13,80 13,13 27,13 25,20 15,74 2,52
Cere Bi 14,70 13,67 30,13 23,80 41,27 6,60
Goci 14,13 13,07 29,23 27,43 39,03 6,24
Mesir 14,20 13,67 23,83 21,27 9,3 1,51
Rumbay 8,87 7,67 31,10 30,33 6,37 1,02
Pare Kiara 12,47 11,07 28,97 23,67 10,12 1,62
Sentral 13,73 11,87 31,50 24,17 33,95 5,43
Jalupang 12,93 12,40 28,27 25,13 29,90 4,78
Afrika 14,60 13,93 28,63 23,07 35,43 5,67
BI 18,67 16,87 28,77 24,07 32,98 5,28
Angkong 14,60 13,53 23,97 26,00 34,03 5,44
Randakaya 12,87 12,73 28,33 25,97 31,58 5,05
Leri 13,40 13,40 28,53 24,27 29,01 4,64
Ketan Hitam 17,20 15,47 21,27 26,33 11,71 1,87
Gempol 13,60 13,20 23,17 22,83 13,77 2,20
Apel 11,40 10,07 32,20 24,17 32,41 5,19
Kiara 13,87 12,33 28,33 26,97 22,32 3,57
Hawara 17,20 15,47 21,27 26,33 11,71 1,87
Sarinah 13,27 12,60 21,63 25,93 33,05 5,29
Ciherang 13,80 13,43 24,07 27,10 26,23 4,20
KK (%) 12,31 18,47 3,59 7,26 27,65 27,65
Ftest * * ** * * *
Tabel 1. Penampilan beberapa karakter komponen hasil dan hasil dari 27 genotipe padi lokal asal Banten
Keterangan:
*= Berbeda nyata; ** = berbeda sangat nyata; dan KK = Koefisien keragaman
Yakub et al.: Pendugaan paramater genetik hasil galur padi lokal Banten
4 Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012
Yakub et al.: Pendugaan paramater genetik hasil galur padi lokal Banten
Genotipe Rataan (g)
Segon 45,053 a
Gayot B 43,453 ab
Cere Bi 41,273 ab
Sentral 40,127 abc
Goci 39,027 abc
Deli B 38,580 abc
Deli A 37,433 abcd
Afrika 35,433 abcd
Angkong 34,027 abcd
Entik 33,960 abcd
Begeg 33,520 abcd
Sarinah 33,047 abcd
BI 32,980 abcd
Ciherang 32,460 abcd
Gempol 32,413 abcd
Randakaya 31,580 abcd
Jalupang 29,903 abcde
Leri 29,013 bcde
Gayot-A 24,673 cdef
Apel 22,323 defg
Omas 15,737 efg
Ketan Hitam 13,767 fg
Hawara 12,997 fg
Pare Kiara 10,123 fg
Mesir 9,430 g
Rumbay 8,423 g
Kiara 7,797 g
	
	
	 Nilai heritabilitas dalam arti luas terhadap
karakter yang diamati berkisar dari 29.77% sampai
93.77% . Stansfield (1983) mengklasifikasikan ni-
lai duga heritabilitas sebagai berikut H≥50% adalah
tinggi; 20%<H≤50% adalah sedang; dan H≤20%
adalah rendah. Heritabilitas tinggi diperlihatkan oleh
karakter jumlah anakan, panjang malai dan bobot gab-
ah per rumpun. Sedangkan heritabilitas sedang diper-
lihatkan oleh karakter panjang malai dan bobot 1000
butir. Tidak ada dari semua karakter yang diamati
memiliki heritabilitas rendah. Nilai duga heritabilitas
tinggi ini menunjukkan bahwa pengaruh genetik lebih
besar terhadap penampilan fenotipik dibandingkan
dengan pengaruh lingkungan. Dengan demikian pada
karakter tersebut dapat dilakukan seleksi pada gen-
erasi awal. Dimungkinkan juga dilakukannya seleksi
dengan harapan untuk mendapatkan kemajuan gene-
Tabel 2. Pengaruh genotipe terhadap bobot gabah isi per rumpun
tik yang cukup memadai. Kasno (1983) menyatakan
bahwa lingkungan yang cocok untuk seleksi karak-
ter kuantitatif ditandai dengan nilai duga heritabilitas
yang tinggi tanpa mengabaikan nilai tengah populasi
yang bersangkutan.
Keterangan: Rataan dengan huruf yang sama tidak menunjukkan perbedaaan nyata pada uji Duncan 5%
5Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012
Tabel 3. Nilai rataan karakter (ẍ ), varians genetik g
2
a varians fenotipik f
2
a koefisien varians genetik (KVG),
koefisien ragam fenotipik (KVF), heritabilitas (H), respons seleksi/kemajuan genetik (KG) dan
korelasi genetik (rg
)
Variabel Rataan KVg (%) KVf (%) H (%) KG(%) rg
Jml anakan 14,21 4,12 7,17 14,26 18,84 57,27 2,28 0,3423**
Jumlah malai 13,17 2,55 8,43 12,00 22,00 29,77 1,11 0,4621**
Panjang
malai
26,72 13,91 14,84 13,96 14,41 93,77 6,22 0,0236ns
Bobot 1000 25,10 2,80 6,12 06,67 09,85 45,76 1,59 0,2170*
Bobot gabah 28,47 114,40 176,36 37,58 47,00 64,87 13,31
	 Kriteria kemajuan genetik (KG) menu-
rut Murdaningsih et al. (1990) diklasifikasikan se-
bagai berikut: rendah (KG<3,30%); agak rendah
(3,30%≤KG<6.60; cukup tinggi (6,10%≤KG<10%)
dan tinggi >10%. Nilai kemajuan genetik diantara
karakter-karakter yang diamati adalah rendah untuk
karakter jumlah anakan, jumlah malai, bobot 1000
butir dan agak rendah untuk karakter panjang malai
serta tinggi untuk bobot gabah isi per rumpun. Ni-
lai kemajuan genetik atau respons terhadap seleksi
menunjukkan besarnya kemajuan perbaikan karakter
yang dapat dicapai bila dilakukan seleksi. Karakter
bobot gabah isi memiliki nilai heritabilitas (64,87%)
dan kemajuan genetik tinggi (13,31%) artinnya ber-
peluang besar untuk diperbaiki melalui seleksi.
Demikian juga pada karakter panjang malai memiliki
nilai heritabilitas tinggi (93,77%) dan kemajuan gene-
tik agak rendah (6,22%).
	 Berdasarkan hasil analisis korelasi genetik
antara karakter hasil (bobot gabah isi per rumpun)
dan komponen hasil terdapat tiga karakter yang ber-
korelasi positif nyata, yaitu jumlah anakan, jumlah
malai dan bobot 1000 butir. Korelasi positif antara ha-
sil dan karakter komponen hasil menjadi sangat pent-
ing dalam pemuliaan bila faktor lingkungan dapat
dikendalikan (Basir, 1999). Dengan demikian pemu-
lia dapat melakukan seleksi secara efektif dan efisien
terhadap karakter yang diinginkan. Terjadinya kore-
lasi positif sebagai akibat dari gen-gen pengendali
antara karakter yang berkorelasi sama-sama mening-
kat, sedangkan korelasi negatif bila terjadi sebaliknya
(Falconer dan Mackay, 1996).
KESIMPULAN
1.	 Nilai heritabilitas tinggi ditunjukkan pada karak-
ter jumlah anakan, panjang malai dan bobot ga-
bah isi per rumpun.
2.	 Nilai kemajuan genetik tinggi ditunjukkan pada
karakter bobot gabah isi per rumpun.
3.	 Karakter jumlah anakan, jumlah malai dan bobot
1000 butir berkorelasi nyata positif dengan hasil
g
2
a f
2
a
(bobot gabah isi per rumpun) sedangkan panjang
malai berkorelasi tidak nyata.
4.	 Karakter hasil, jumlah anakan, jumlah malai dan
bobot 1000 butir berpeluang besar dijadikan indi-
kator seleksi untuk perbaikan hasil padi lokal asal
Banten melalui seleksi.
5.	 Seyogyanya perlu dilakukan pengujian kembali
galur-galur padi lokal asal Banten ini pada musim
tanam yang berbeda (musim kemarau/musim hu-
jan) untuk memantapkan konsistensi tanggapan
karakter hasil dan komponen hasil terhadap fak-
tor lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Allard, R.W. 1961. Principle of Plant Breeding. John
Wiley & Sons. Inc. New York. 481p
Bahan, H. dan S. Zen. 1993. Parameter genetik per-
tumbuhan tanaman hasil dan komponen hasil ja-
gung. Zuriat Komunikasi Pemuliaan Indonesia
4(1):4-7.
Basir, M. 1999. Kontribusi karakter agronomik ter-
hadap hasil jagung (Zea mays L.) bersari bebas.
Prosiding Simposium V PERIPI Komda Jawa
Timur. Unibraw Malang.
Borojevic, S. 1990. Principle and Methods of Plant
Breeding. Elsevier Sci. Pub. Co. Inc. New York.
Dimyati, A. 1977. Keragaan genetik dan hubungan
antara beberapa sifat kuantitatif pada kedelai
(Glycine max (L.) Merr. ). Tesis Fakultas Perta-
nian UNPAD Bandung.
Falconer, DS and TF Mackay.1996. Introduction to
Quantitatif Genetics. 4th
ed. Longman London.
Fehr, W.R. 1987. Principle of Cultivar Development:
Theory and Technique. Vol. 1. McMilan Publ. Co.
A Division of McMilan Inc. New York.
Frey, K.J.1983. Plant Population Management and
Breeding. In: D.R. Wood et al. (Eds.) Crop Breed-
ing. Amer. Soc. Of Agron. Crop. Sci. Soc. of
America madison. Wisconsin.
Yakub et al.: Pendugaan paramater genetik hasil galur padi lokal Banten
Keterangan: *= Berbeda nyata; ** = berbeda sangat nyata; ns= tidak berbeda nyata
6 Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012
Yakub et al.: Pendugaan paramater genetik hasil galur padi lokal Banten
Hinz, P.N.R., Shorter PA Du Bose and S. S. Yang.
1977. Probability of selecting genotypes when
testing at several location. Crops Science 17:325-
326.
Hill, J., H.C.Becker, and P.M.A. Tigerstedt. 1998.
Quantitatif and Ecological Aspect of Plant Breed-
ing. Chapman & Hall.
Johnson, W.D. 1963. Heritability In: W.D. Hanson
and H.F.Robinson (Eds). Statistical Genetical
Breeding. Nat. Acad. Sci. Nat. Res. Comc. Oubl.
982 Washington DC.
Kasno, A., A. Bari, A. Matjik, Subandi dan S. So-
maatmadja. 1983. Pendugaan parameter genetik
sifat-sifat kuantitatif kacang tanah dalam be-
berapa lingkungan tumbuh dan penggunaannya
dalam seleksi. Penelitian Pertanian. Balitro Bogor
3(1):44-48.
Murdaningsih, H.K., A. Baihaki, G. Satari. T. Dan-
akusuma dan A.H. Permadi. 1990. Varians gene-
tik sifat-sifat tanaman bawang putih di Indonesia.
Zuriat 1(1):32-36.
Permadi, C., A. Baihaki, H.K. Murdaningsih, dan T.
Warsa. 1993. Korelasi sifat komponen hasil terha-
dap hasil genotipe-genotipe F1 dan F1 resiprokal
5 tetua Kacang Hijau dalam Persilangan Dialil.
Zuriat 4(1):1-8.
Singh, R.K. and B.D. Chaudhary. 1979. Biometrical
Methods in Quantitatif Genetics Analysis. Kaly-
ani Pub. Ludhiana. New Delhi.
Stansfield, W.D. 1983. Theory and Problem in Ge-
netics Schaum’s out Lines Series. McGraw Hill
Book. Co.
Utomo, 1982. Peranan Heritabilitas dalam Pemuliaan
Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah
Mada.
Yang, R.C. and R. J. Baker. 1991. Genotype environ-
ment interaction in two wheat crosses. Crop. Sci.
13:83-87.
o

More Related Content

Similar to Pendugaan parameter genetik hasil dan komponen hasil galur padi lokal asal banten

PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...
PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...
PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...University of Brawijaya
 
SELEKSI GENOTIP POTENSIAL ERCIS (Pisum sativum L.) FASE POLONG HIJAU [KACANG ...
SELEKSI GENOTIP POTENSIAL ERCIS (Pisum sativum L.) FASE POLONG HIJAU [KACANG ...SELEKSI GENOTIP POTENSIAL ERCIS (Pisum sativum L.) FASE POLONG HIJAU [KACANG ...
SELEKSI GENOTIP POTENSIAL ERCIS (Pisum sativum L.) FASE POLONG HIJAU [KACANG ...University of Brawijaya
 
PPT Pemakalah I.pptx
PPT Pemakalah I.pptxPPT Pemakalah I.pptx
PPT Pemakalah I.pptxAlhasniFariz
 
PARAMETER KETAHANAN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) TERHADAP PENYAKIT KU...
PARAMETER KETAHANAN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) TERHADAP PENYAKIT KU...PARAMETER KETAHANAN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) TERHADAP PENYAKIT KU...
PARAMETER KETAHANAN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) TERHADAP PENYAKIT KU...University of Brawijaya
 
KARAKTERISTIK FISIK DAN KANDUNGAN KIMIA GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HITAM UNP...
KARAKTERISTIK FISIK DAN KANDUNGAN KIMIA GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HITAM UNP...KARAKTERISTIK FISIK DAN KANDUNGAN KIMIA GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HITAM UNP...
KARAKTERISTIK FISIK DAN KANDUNGAN KIMIA GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HITAM UNP...Chindy Ulima Zanetta
 
Makalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciMakalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciBBPP_Batu
 
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mnsPengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mnsIr. Zakaria, M.M
 
PENGUKURAN KERAGAMAN DAN IDENTIFIKASI AKSESI CIPLUKAN (CAPE GOOSEBERRY:Physal...
PENGUKURAN KERAGAMAN DAN IDENTIFIKASI AKSESI CIPLUKAN (CAPE GOOSEBERRY:Physal...PENGUKURAN KERAGAMAN DAN IDENTIFIKASI AKSESI CIPLUKAN (CAPE GOOSEBERRY:Physal...
PENGUKURAN KERAGAMAN DAN IDENTIFIKASI AKSESI CIPLUKAN (CAPE GOOSEBERRY:Physal...University of Brawijaya
 
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (.pptx
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (.pptxRESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (.pptx
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (.pptxGoeltomExsa
 
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdfMuhammadSarif8
 
KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...
KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...
KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...University of Brawijaya
 

Similar to Pendugaan parameter genetik hasil dan komponen hasil galur padi lokal asal banten (19)

PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...
PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...
PENGEMBANGAN ERCIS (Pisum sativum L.) JENIS BIJI KERING (DRY PEAS) BERDASARKA...
 
1605 2977-1-pb
1605 2977-1-pb1605 2977-1-pb
1605 2977-1-pb
 
SELEKSI GENOTIP POTENSIAL ERCIS (Pisum sativum L.) FASE POLONG HIJAU [KACANG ...
SELEKSI GENOTIP POTENSIAL ERCIS (Pisum sativum L.) FASE POLONG HIJAU [KACANG ...SELEKSI GENOTIP POTENSIAL ERCIS (Pisum sativum L.) FASE POLONG HIJAU [KACANG ...
SELEKSI GENOTIP POTENSIAL ERCIS (Pisum sativum L.) FASE POLONG HIJAU [KACANG ...
 
PPT Pemakalah I.pptx
PPT Pemakalah I.pptxPPT Pemakalah I.pptx
PPT Pemakalah I.pptx
 
16801 50544-1-pb (1)
16801 50544-1-pb (1)16801 50544-1-pb (1)
16801 50544-1-pb (1)
 
6829 19209-1-pb
6829 19209-1-pb6829 19209-1-pb
6829 19209-1-pb
 
PARAMETER KETAHANAN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) TERHADAP PENYAKIT KU...
PARAMETER KETAHANAN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) TERHADAP PENYAKIT KU...PARAMETER KETAHANAN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) TERHADAP PENYAKIT KU...
PARAMETER KETAHANAN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) TERHADAP PENYAKIT KU...
 
KARAKTERISTIK FISIK DAN KANDUNGAN KIMIA GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HITAM UNP...
KARAKTERISTIK FISIK DAN KANDUNGAN KIMIA GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HITAM UNP...KARAKTERISTIK FISIK DAN KANDUNGAN KIMIA GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HITAM UNP...
KARAKTERISTIK FISIK DAN KANDUNGAN KIMIA GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HITAM UNP...
 
8200 23125-1-pb
8200 23125-1-pb8200 23125-1-pb
8200 23125-1-pb
 
Makalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciMakalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinci
 
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mnsPengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
Pengaruh pukan dan jarak tanam jg mns
 
Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5
Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5
Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5
 
PPT REVIEW KETAHANAN PANGAN.pptx
PPT REVIEW KETAHANAN PANGAN.pptxPPT REVIEW KETAHANAN PANGAN.pptx
PPT REVIEW KETAHANAN PANGAN.pptx
 
Jarak Tanam bayam merah.pdf
Jarak Tanam bayam merah.pdfJarak Tanam bayam merah.pdf
Jarak Tanam bayam merah.pdf
 
PENGUKURAN KERAGAMAN DAN IDENTIFIKASI AKSESI CIPLUKAN (CAPE GOOSEBERRY:Physal...
PENGUKURAN KERAGAMAN DAN IDENTIFIKASI AKSESI CIPLUKAN (CAPE GOOSEBERRY:Physal...PENGUKURAN KERAGAMAN DAN IDENTIFIKASI AKSESI CIPLUKAN (CAPE GOOSEBERRY:Physal...
PENGUKURAN KERAGAMAN DAN IDENTIFIKASI AKSESI CIPLUKAN (CAPE GOOSEBERRY:Physal...
 
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (.pptx
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (.pptxRESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (.pptx
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (.pptx
 
Laporan pemuliaan agus
Laporan pemuliaan agusLaporan pemuliaan agus
Laporan pemuliaan agus
 
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
 
KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...
KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...
KERAGAMAN MORFOLOGI, KOMPONEN HASIL DAN HASIL UBI JALAR LOKAL POTENSIAL JAWA ...
 

More from Andrew Hutabarat

More from Andrew Hutabarat (20)

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 

Recently uploaded

contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIHepySari1
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Pendugaan parameter genetik hasil dan komponen hasil galur padi lokal asal banten

  • 1. 1Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012 PENDUGAAN PARAMETER GENETIK HASIL DAN KOMPONEN HASIL GALUR - GALUR PADI LOKALASAL BANTEN Sahiral Yakub, Kartina AM, Sulastri Isminingsih, dan Suroso ML Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jln. Raya Jakarta km 4 Pakupatan, Serang phone (0254) 280330 fax: (0254) 28125, e-mail: sahiral_ppsugm@yahoo.com ABSTRACT GENETIC PARAMETERS OF YIELD AND YIELD COMPONENTS OF LOCAL RICE LINE FROM BANTEN. The experiment was conducted to examine genetic parameter of yield and yield components of local rice lines. The experiment was conducted at field research Singamerta BPTP Banten from July up to January 2009.The treatment was arranged in randomized complete block design with three replications and 24 local rice lines with 3 check varieties (Hawara, Sarinah, and Ciherang). The result showed that observed characters had high and moderate heritabilities and highly expected selection advanced at 10% (1.76) selection intensi- ties. The selection would be applied in early generation, respectively. Key words: genetic parameters, local rice lines, Banten PENDAHULUAN Pemuliaan tanaman bertujuan untuk mem- perbaiki dan mendapatkan potensi genetik tanaman, sehingga dapat beradaptasi pada agroekosistem ter- tentu dengan hasil tinggi dan sesuai dengan selera konsumen (Bahar dan Zen, 1993). Keberhasilan tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan pemulia dalam memilih dan memilah genotipe-genotipe ung- gul dalam proses seleksi (Kasno et al., 1983). Menu- rut Frey (1983) pemuliaan tanaman meliputi tiga fase kegiatan, yaitu: a) menciptakan variabilitas genotipe dalam suatu populasi tanaman, b) seleksi genotipe yang memiliki gen-gen pengendali karakter target, c) melepas varietas terbaik untuk produksi pertanian. Beberapa parameter genetik yang dapat digunakan sebagai pertimbangan agar seleksi efektif dan efisien adalah variabilitas genetik, haritabilitas, korelasi dan pengaruh dari karakter-karakter yang erat kaitannya dengan hasil tanaman (Borojevic, 1990). Seleksi berdasarkan data analisis kuantitatif yang berpedo- man kepada nilai heritabilitas, keragaman genotipik dan fenotipik, korelasi genotipik dan fenotipik dapat membantu ketajaman seleksi sehingga hasil yang di- dapatkan lebih akurat. Hasil dan komponen hasil merupakan sifat kuantitatif. Karakter hasil sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama fluktuasi iklim, dibandingkan dengan komponen hasil (Permadi dkk., 1993). Rasio antara ragam genotipe dan ragam fenotipe dari suatu sifat dinyatakan dalam nilai heritabilitas (Utomo, 1982). Nilai heritabilitas berguna untuk menentukan derajat perbedaaan fenotipe yang disebabkan oleh pengaruh genotipe (Johnson, 1963). Keragaman ge- netik disebabkan oleh perbedaaan nilai genotipe suatu populasi, dinyatakan dengan koefisien keragaman ge- netik. Nilai koefisien keragaman genetik membantu pengukuran diversitas genetik pada suatu sifat dan melengkapi cara dalam membandingkan keragaman genetik di dalam sifat sifat kuantitatif. Kemajuan seleksi yang efektif didapatkan dengan menggunak- an koefisien keragaman genetik dipadu dengan nilai heritabilitas (Dimyati, 1977). Kemajuan genetik atau respons seleksi dan heritabilitas yang tinggi sangat menentukan keberhasilan seleksi untuk lingkungan yang sesuai (Kasno, 1983). Perbaikan hasil dan kualitas hasil melalui pemuliaan tanaman dapat dilakukan dengan cara seleksi, baik seleksi langsung terhadap karakter yang bersangkutan maupun seleksi tidak langsung me- lalui karakter sekunder. Salah satu syarat seleksi tidak langsung (melalui karakter sekunder) adalah adanya korelasi genetik antara karakter primer dan sekunder (Fehr, 1987). Disamping korelasi genotifik, korelasi fenotifik juga penting dalam seleksi tanaman, karena seleksi dilakukan terhadap karakter fenotipik. Kore- lasi genetik antara karakter satu dengan karakter lain- nya dapat menguntungkan apabila karakter yang ber- korelasi tersebut menunjang perbaikan karakter yang diuji dan hal ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan seleksi tidak langsung. Kemajuan genetik atau sering disebut respons seleksi menggambarkan perubahan rataan populasi yang akibat adanya seleksi, yaitu merepresentasikan perbedaan nilai rataan fenotipik antara keturunan tetua terseleksi dan seluruh tetua se- belum seleksi (Hill et al., 1998). Interaksi genotipe dengan lingkungan sering dilukiskan sebagai perbe- daan yang tidak tetap dari suatu lingkungan ke ling-
  • 2. 2 Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012 Yakub et al.: Pendugaan paramater genetik hasil galur padi lokal Banten kungan lainnya (Yang dan Baker, 1991). Penelitian ini berujuan untuk mengetahui nilai duga parameter genetik sejumlah galur padi lokal asal Banten dalam upaya memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil padi. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di lahan sawah Kebun Percobaan Singamerta BPTP Banten berlansung mu- lai bulan Juli sampai bulan Januari 2009. Bahan yang digunakan adalah 24 galur padi lokal dan 3 varietas unggul (Hawara, Sarinah dan Ciherang). Perlakuan disusun berdasarkan rancangan acak kelompok yang diulang 3 kali. Ukuran petak 2 m x 2,5 m dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, umur mulai berbunga, umur panen, jumlah anakan, jumlah malai, panjang malai, bobot 1000 biji, bobot gabah isi (hasil), bobot gabah hampa. Pendugaan parameter genetik dan cara anali- sis pada data yang diperoleh dihitung menurut Singh dan Chaudhary (1997). Berdasarkan analisis varians dapat diduga nilai-nilai ragam genotifik (α²e ) dan ra- gam fenotipik (α²p ) dari suatu karakter yang diamati sebagai berikut: Koefisien Varians Genetik (KVG) = x 100 g 2a ; Koefisien Varians Fenotipik (KVF) = x 100 f 2 a . Heritabilitas dalam arti luas Hbs = 100 f g 2 2 a a ; (Al- lard, 1961). Kemajuan genetik atau respons seleksi diestimasi dengan rumus R=iHαf, dimana i = intensi- tas seleksi yang telah distandarkan; H = nilai herita- bilitas, αf= standard deviasi fenotipik populasi. Berdasarkan analisis kovarians di atas dapat ditentu- kan nilai kovarians genotipik dan kovarians fenotipik karakter yang diamati, yaitu: Kovg =(N2-N1)/r Kovp = Kovg + N1 Dengan demikian keeratan hubungangenotipik dan fenotipik antarkarakter dapat dihitung menurut (Kempthorne, 1969; Singh dan Chaudhary, 1979) dengan rumus sebagai berikut: Signifikansi nilai korelasi dapat diditentukan den- gan membandingan angka yang diperoleh dari rumus di bawah ini dengan sebaran nilai pada taraf nyata (α=.05 db1=26 dan db2=52) pada tabel korelasi. Uji signifikansi : t 1 r r (n 2) 2g g = - - Keterangan: rg korelasi genetik n = total perlakuan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa selu- ruh karakter yang diamati berbeda nyata (*) dan sangat nyata (**) menurut Uji F taraf nyata 5%. Suatu galur yang berbeda akan memberikan tanggapan yang ber- beda meskipun ditanam pada lingkungan pada ling- kungan yang sama (Hinz et al., 1997). Pada Tabel 1, beberapa galur menampilkan sejumlah karakter lebih baik dibandingkan dengan tiga varietas pembanding, yaitu karakter jumlah anakan, jumlah malai, panjang malai, bobot 1000 butir dan bobot gabah per rumpun (hasil). Khusus terhadap penampilan karakter bobot hasil per rumpun (hasil), pada Tabel 2, dari 24 galur yang diuji terdapat 11 galur yang melebihi varietas Sarinah, 12 galur diatas Ciherang, dan 20 galur dia- tas Hawara secara berurutan yaitu Segon, Gayot-B, Cere Biasa, Sentral, Goci, Deli-B,Deli-A, Afrika, Angkong, Entik dan Begeg. Diatas Ciherang (kelom- pok diatas Sarinah + Begeg ). Diatas Hawara (kelom- pok Ciherang + Gempol, Randakaya, Jalupang, Leri, Gayot-A, Apel, Omas, Ketan Hitam. Sedangkan galur yang hasilnya lebih rendah dari ketiga varietas pem- banding adalah hanya galur Pare Kiara, Mesir, Rum- bay, dan Kiara. ag 2 = r KTg - KTe p 2 g 2 e 2 = +a a a Potensi hasil ini memberikan harapan untuk mendapatkan varietas padi dengan potensi hasil yang tinggi, tetapi perlu diteliti dan dievaluasi lebih jauh lagi mengenai faktor yang lainnya seperti musim ta- nam, tingkat kesukaan petani/konsumen, dan umur panen. rg (x,y) = ag 2 (x)(ag 2 (y) kov g (x,y) rp (x,y) = ap 2 (x)(ap 2 (y) kov p (x,y)
  • 3. 3Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012 Genotipe Jml anakan (batang) Jml Malai / rumpun Panjang malai (cm) Bobot 1000 (g) Bobot Gabah / rumpun (g) Taksasi Hsl(ha/ton) Gayot-A 16,80 12,93 30,24 26,07 22,29 3,57 Begeg 18,20 15,60 16,60 26,07 33,52 5,36 DeliA 18,07 18,07 22,77 23,30 37,43 5,99 Deli B 14,53 13,53 27,50 23,50 38,58 6,17 Segon 13,93 13,40 27,33 22,30 45,05 7,21 Entik 16,80 15,80 29,33 27,53 33,96 5,43 Gayot-B 12,27 12,20 21,60 24,20 43,45 6,95 Omas 13,80 13,13 27,13 25,20 15,74 2,52 Cere Bi 14,70 13,67 30,13 23,80 41,27 6,60 Goci 14,13 13,07 29,23 27,43 39,03 6,24 Mesir 14,20 13,67 23,83 21,27 9,3 1,51 Rumbay 8,87 7,67 31,10 30,33 6,37 1,02 Pare Kiara 12,47 11,07 28,97 23,67 10,12 1,62 Sentral 13,73 11,87 31,50 24,17 33,95 5,43 Jalupang 12,93 12,40 28,27 25,13 29,90 4,78 Afrika 14,60 13,93 28,63 23,07 35,43 5,67 BI 18,67 16,87 28,77 24,07 32,98 5,28 Angkong 14,60 13,53 23,97 26,00 34,03 5,44 Randakaya 12,87 12,73 28,33 25,97 31,58 5,05 Leri 13,40 13,40 28,53 24,27 29,01 4,64 Ketan Hitam 17,20 15,47 21,27 26,33 11,71 1,87 Gempol 13,60 13,20 23,17 22,83 13,77 2,20 Apel 11,40 10,07 32,20 24,17 32,41 5,19 Kiara 13,87 12,33 28,33 26,97 22,32 3,57 Hawara 17,20 15,47 21,27 26,33 11,71 1,87 Sarinah 13,27 12,60 21,63 25,93 33,05 5,29 Ciherang 13,80 13,43 24,07 27,10 26,23 4,20 KK (%) 12,31 18,47 3,59 7,26 27,65 27,65 Ftest * * ** * * * Tabel 1. Penampilan beberapa karakter komponen hasil dan hasil dari 27 genotipe padi lokal asal Banten Keterangan: *= Berbeda nyata; ** = berbeda sangat nyata; dan KK = Koefisien keragaman Yakub et al.: Pendugaan paramater genetik hasil galur padi lokal Banten
  • 4. 4 Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012 Yakub et al.: Pendugaan paramater genetik hasil galur padi lokal Banten Genotipe Rataan (g) Segon 45,053 a Gayot B 43,453 ab Cere Bi 41,273 ab Sentral 40,127 abc Goci 39,027 abc Deli B 38,580 abc Deli A 37,433 abcd Afrika 35,433 abcd Angkong 34,027 abcd Entik 33,960 abcd Begeg 33,520 abcd Sarinah 33,047 abcd BI 32,980 abcd Ciherang 32,460 abcd Gempol 32,413 abcd Randakaya 31,580 abcd Jalupang 29,903 abcde Leri 29,013 bcde Gayot-A 24,673 cdef Apel 22,323 defg Omas 15,737 efg Ketan Hitam 13,767 fg Hawara 12,997 fg Pare Kiara 10,123 fg Mesir 9,430 g Rumbay 8,423 g Kiara 7,797 g Nilai heritabilitas dalam arti luas terhadap karakter yang diamati berkisar dari 29.77% sampai 93.77% . Stansfield (1983) mengklasifikasikan ni- lai duga heritabilitas sebagai berikut H≥50% adalah tinggi; 20%<H≤50% adalah sedang; dan H≤20% adalah rendah. Heritabilitas tinggi diperlihatkan oleh karakter jumlah anakan, panjang malai dan bobot gab- ah per rumpun. Sedangkan heritabilitas sedang diper- lihatkan oleh karakter panjang malai dan bobot 1000 butir. Tidak ada dari semua karakter yang diamati memiliki heritabilitas rendah. Nilai duga heritabilitas tinggi ini menunjukkan bahwa pengaruh genetik lebih besar terhadap penampilan fenotipik dibandingkan dengan pengaruh lingkungan. Dengan demikian pada karakter tersebut dapat dilakukan seleksi pada gen- erasi awal. Dimungkinkan juga dilakukannya seleksi dengan harapan untuk mendapatkan kemajuan gene- Tabel 2. Pengaruh genotipe terhadap bobot gabah isi per rumpun tik yang cukup memadai. Kasno (1983) menyatakan bahwa lingkungan yang cocok untuk seleksi karak- ter kuantitatif ditandai dengan nilai duga heritabilitas yang tinggi tanpa mengabaikan nilai tengah populasi yang bersangkutan. Keterangan: Rataan dengan huruf yang sama tidak menunjukkan perbedaaan nyata pada uji Duncan 5%
  • 5. 5Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012 Tabel 3. Nilai rataan karakter (ẍ ), varians genetik g 2 a varians fenotipik f 2 a koefisien varians genetik (KVG), koefisien ragam fenotipik (KVF), heritabilitas (H), respons seleksi/kemajuan genetik (KG) dan korelasi genetik (rg ) Variabel Rataan KVg (%) KVf (%) H (%) KG(%) rg Jml anakan 14,21 4,12 7,17 14,26 18,84 57,27 2,28 0,3423** Jumlah malai 13,17 2,55 8,43 12,00 22,00 29,77 1,11 0,4621** Panjang malai 26,72 13,91 14,84 13,96 14,41 93,77 6,22 0,0236ns Bobot 1000 25,10 2,80 6,12 06,67 09,85 45,76 1,59 0,2170* Bobot gabah 28,47 114,40 176,36 37,58 47,00 64,87 13,31 Kriteria kemajuan genetik (KG) menu- rut Murdaningsih et al. (1990) diklasifikasikan se- bagai berikut: rendah (KG<3,30%); agak rendah (3,30%≤KG<6.60; cukup tinggi (6,10%≤KG<10%) dan tinggi >10%. Nilai kemajuan genetik diantara karakter-karakter yang diamati adalah rendah untuk karakter jumlah anakan, jumlah malai, bobot 1000 butir dan agak rendah untuk karakter panjang malai serta tinggi untuk bobot gabah isi per rumpun. Ni- lai kemajuan genetik atau respons terhadap seleksi menunjukkan besarnya kemajuan perbaikan karakter yang dapat dicapai bila dilakukan seleksi. Karakter bobot gabah isi memiliki nilai heritabilitas (64,87%) dan kemajuan genetik tinggi (13,31%) artinnya ber- peluang besar untuk diperbaiki melalui seleksi. Demikian juga pada karakter panjang malai memiliki nilai heritabilitas tinggi (93,77%) dan kemajuan gene- tik agak rendah (6,22%). Berdasarkan hasil analisis korelasi genetik antara karakter hasil (bobot gabah isi per rumpun) dan komponen hasil terdapat tiga karakter yang ber- korelasi positif nyata, yaitu jumlah anakan, jumlah malai dan bobot 1000 butir. Korelasi positif antara ha- sil dan karakter komponen hasil menjadi sangat pent- ing dalam pemuliaan bila faktor lingkungan dapat dikendalikan (Basir, 1999). Dengan demikian pemu- lia dapat melakukan seleksi secara efektif dan efisien terhadap karakter yang diinginkan. Terjadinya kore- lasi positif sebagai akibat dari gen-gen pengendali antara karakter yang berkorelasi sama-sama mening- kat, sedangkan korelasi negatif bila terjadi sebaliknya (Falconer dan Mackay, 1996). KESIMPULAN 1. Nilai heritabilitas tinggi ditunjukkan pada karak- ter jumlah anakan, panjang malai dan bobot ga- bah isi per rumpun. 2. Nilai kemajuan genetik tinggi ditunjukkan pada karakter bobot gabah isi per rumpun. 3. Karakter jumlah anakan, jumlah malai dan bobot 1000 butir berkorelasi nyata positif dengan hasil g 2 a f 2 a (bobot gabah isi per rumpun) sedangkan panjang malai berkorelasi tidak nyata. 4. Karakter hasil, jumlah anakan, jumlah malai dan bobot 1000 butir berpeluang besar dijadikan indi- kator seleksi untuk perbaikan hasil padi lokal asal Banten melalui seleksi. 5. Seyogyanya perlu dilakukan pengujian kembali galur-galur padi lokal asal Banten ini pada musim tanam yang berbeda (musim kemarau/musim hu- jan) untuk memantapkan konsistensi tanggapan karakter hasil dan komponen hasil terhadap fak- tor lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Allard, R.W. 1961. Principle of Plant Breeding. John Wiley & Sons. Inc. New York. 481p Bahan, H. dan S. Zen. 1993. Parameter genetik per- tumbuhan tanaman hasil dan komponen hasil ja- gung. Zuriat Komunikasi Pemuliaan Indonesia 4(1):4-7. Basir, M. 1999. Kontribusi karakter agronomik ter- hadap hasil jagung (Zea mays L.) bersari bebas. Prosiding Simposium V PERIPI Komda Jawa Timur. Unibraw Malang. Borojevic, S. 1990. Principle and Methods of Plant Breeding. Elsevier Sci. Pub. Co. Inc. New York. Dimyati, A. 1977. Keragaan genetik dan hubungan antara beberapa sifat kuantitatif pada kedelai (Glycine max (L.) Merr. ). Tesis Fakultas Perta- nian UNPAD Bandung. Falconer, DS and TF Mackay.1996. Introduction to Quantitatif Genetics. 4th ed. Longman London. Fehr, W.R. 1987. Principle of Cultivar Development: Theory and Technique. Vol. 1. McMilan Publ. Co. A Division of McMilan Inc. New York. Frey, K.J.1983. Plant Population Management and Breeding. In: D.R. Wood et al. (Eds.) Crop Breed- ing. Amer. Soc. Of Agron. Crop. Sci. Soc. of America madison. Wisconsin. Yakub et al.: Pendugaan paramater genetik hasil galur padi lokal Banten Keterangan: *= Berbeda nyata; ** = berbeda sangat nyata; ns= tidak berbeda nyata
  • 6. 6 Jurnal Agrotropika 17(1): 1-6, Januari-Juni 2012 Yakub et al.: Pendugaan paramater genetik hasil galur padi lokal Banten Hinz, P.N.R., Shorter PA Du Bose and S. S. Yang. 1977. Probability of selecting genotypes when testing at several location. Crops Science 17:325- 326. Hill, J., H.C.Becker, and P.M.A. Tigerstedt. 1998. Quantitatif and Ecological Aspect of Plant Breed- ing. Chapman & Hall. Johnson, W.D. 1963. Heritability In: W.D. Hanson and H.F.Robinson (Eds). Statistical Genetical Breeding. Nat. Acad. Sci. Nat. Res. Comc. Oubl. 982 Washington DC. Kasno, A., A. Bari, A. Matjik, Subandi dan S. So- maatmadja. 1983. Pendugaan parameter genetik sifat-sifat kuantitatif kacang tanah dalam be- berapa lingkungan tumbuh dan penggunaannya dalam seleksi. Penelitian Pertanian. Balitro Bogor 3(1):44-48. Murdaningsih, H.K., A. Baihaki, G. Satari. T. Dan- akusuma dan A.H. Permadi. 1990. Varians gene- tik sifat-sifat tanaman bawang putih di Indonesia. Zuriat 1(1):32-36. Permadi, C., A. Baihaki, H.K. Murdaningsih, dan T. Warsa. 1993. Korelasi sifat komponen hasil terha- dap hasil genotipe-genotipe F1 dan F1 resiprokal 5 tetua Kacang Hijau dalam Persilangan Dialil. Zuriat 4(1):1-8. Singh, R.K. and B.D. Chaudhary. 1979. Biometrical Methods in Quantitatif Genetics Analysis. Kaly- ani Pub. Ludhiana. New Delhi. Stansfield, W.D. 1983. Theory and Problem in Ge- netics Schaum’s out Lines Series. McGraw Hill Book. Co. Utomo, 1982. Peranan Heritabilitas dalam Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yang, R.C. and R. J. Baker. 1991. Genotype environ- ment interaction in two wheat crosses. Crop. Sci. 13:83-87. o