SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
KONSENTRASI KLOROFIL DAUN SEBAGAI INDIKATOR KEKURANGAN
AIR PADA TANAMAN
Nio Song Ai1)
dan Yunia Banyo1)
1)
Program Studi Biologi FMIPA Universitas SamRatulangi Manado, 95115
email: nio_ai@yahoo.com
ABSTRAK
Kekurangan air mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman, yang meliputi proses
fisiologi, biokimia, anatomi dan morfologi. Salah satu respons fisiologis tanaman terhadap
kekurangan air adalah penurunan konsentrasi klorofil daun yang dapat disebabkan oleh
pembentukan klorofil dihambat, penurunan enzim rubisco, dan terhambatnya penyerapan unsur
hara, terutama nitrogen dan magnesium yang berperan penting dalam sintesis klorofil. Kandungan
klorofil daun dapat dipakai sebagai indikator yang terpercaya untuk mengevaluasi
ketidakseimbangan metabolisme antara fotosintesis dan hasil produksi pada saat kekurangan air.
Kata kunci: cekaman, fotosintesis, respons fisiologi
THE CONCENTRATION OF LEAF CHLOROPHYLL AS WATER-DEFICIT
INDICATOR IN PLANTS
ABSTRACT
Water deficit influences all aspects of plant growth including physiological, biochemical,
anatomical and morphological processes. One of plant physiological responses to water deficit is
the decrease of leaf-chlorophyll concentration because the chlorophyll synthesis is inhibited, the
rubisco enzyme was reduced and the absorption of nutrients, especially nitrogen and magnesium
that are required for chlorophyll synthesis, was inhibited. The concentration of leaf chlorophyll is
able to be used as reliable indicator for evaluating unbalanced metabolism between
photosynthesis and plant production under water deficit.
Keywords: stress, photosynthesis, physiological response
PENDAHULUAN
Cekaman abiotik seperti kekeringan,
kadar garam tinggi (salinitas), suhu tinggi
atau rendah, keasaman tanah, tercatat
menurunkan hasil pertanian dunia hingga
lebih dari 50% (Wood, 2005). Berbagai
cekaman tersebut mengakibatkan perubahan-
perubahan pada morfologi, fisiologi, dan
biokimia,yang akhirnya akan berpengaruh
buruk pada pertumbuhan tanaman serta
produktivitasnya. Kekeringan, salinitas,
temperatur ekstrim, dan cekaman oksidatif,
seringkali saling berhubungan dan
menginduksi kerusakan yang sama pada sel
(Levitt, 1980).
Cekaman kekeringan merupakan
istilah untuk menyatakan bahwa tanaman
mengalami kekurangan air akibat
keterbatasan air dari lingkungannya yaitu
media tanam. Cekaman kekeringan pada
tanaman dapat disebabkan oleh kekurangan
suplai air di daerah perakaran dan permintaan
air yang berlebihan oleh daun akibat laju
evapotranspirasi yang melebihi lajuabsorpsi
air walaupun keadaan air tanah tersedia
dengan cukup (Levitt,1980; Bray, 1997).
Kekurangan air mempengaruhi semua
aspek pertumbuhan tanaman, yang meliputi
proses fisiologi, biokimia, anatomi dan
morfologi. Pada saat kekurangan air,
sebagian stomata daun menutup sehingga
terjadi hambatan masuknya CO2 dan
menurunkan aktivitas fotosintesis. Selain
menghambat aktivitas fotosintesis,
kekurangan air juga menghambat sintesis
protein dan dinding sel (Salisbury dan Ross,
1992). Tanaman yang mengalami kekurangan
air secara umum mempunyai ukuran yang
lebih kecil dibandingkan dengan tanaman
yang tumbuh normal (Kurniasari et al.,
2010). Kekurangan air menyebabkan
Nio Song dan Banyo: Konsentrasi Klorofil Daun ……………… 167
penurunan hasil yang sangat signifikan dan
bahkan menjadi penyebab kematian pada
tanaman (Salisbury dan Ross, 1992).
Respons tanaman yang mengalami
kekurangan air dapat merupakan perubahan
di tingkat selular dan molekular yang
ditunjukkan dengan penurunan laju
pertumbuhan, berkurangnya luas daun dan
peningkatan rasio akar : tajuk. Tingkat
kerugian tanaman akibat kekurangan air
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
intensitas kekeringan yang dialami, lamanya
kekeringan dan tahap pertumbuhan saat
tanaman mengalami kekeringan.Dua macam
respons tanaman yang dapat memperbaiki
status jika mengalami kekeringan adalah
mengubah distribusi asimilat baru dan
mengatur derajat pembukaan stomata.
Pengubahan distribusi asimilat baruakan
mendukung pertumbuhan akar daripada tajuk,
sehingga dapat meningkatkan kapasitas akar
menyerap air serta menghambat pertumbuhan
tajuk untuk mengurangi transpirasi.
Pengaturan derajat pembukaan stomata akan
menghambat hilangnya air melalui transpirasi
(Mansfield dan Atkinson,1990).
Pengukuran karakter fisiologi seperti
kandungan klorofil, merupakan salah satu
pendekatan untuk mempelajari pengaruh
kekurangan air terhadap pertumbuhan dan
hasil produksi, karena parameter ini berkaitan
erat dengan laju fotosintesis (Li et al., 2006).
Kekurangan air dari tingkat paling ringan
sampai paling berat mempengaruhi proses-
proses biokimia yang berlangsung dalam sel.
Kekurangan air mempengaruhi reaksi-reaksi
biokimia fotosintesis, sehingga laju
fotosintesis menurun (Fitter dan Hay, 1994;
Ju dan Zhang, 1999). Salah satu aspek
fotosintesis yang sangat sensitif terhadap
kekurangan air adalah biosintesis klorofil dan
pembentukan protoklorofil terhambat pada
potensial air sedikit dibawah 0 atm (Salisbury
dan Ross, 1992).
Evaluasi toleransi tanaman terhadap
kekurangan air dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi ciri-ciri morfologi, anatomi,
dan fisiologi yang berkaitan erat dengan hasil
produksi tanaman di lingkungan yang
kekurangan air. Pembahasan dalam makalah
ini dibatasi pada ciri-ciri fisiologi khususnya
konsentrasi klorofil daun sebagai respons
tanaman terhadap kekurangan air dan
bertujuan untuk memberikan informasi
tentang konsentrasi klorofil daun yang
potensial sebagai indikator kekurangan air
pada tanaman. Informasi ini dapat diterapkan
dalam seleksi tanaman yang toleran terhadap
kekurangan air dalam program pemuliaan
tanaman.
KLOROFIL: Pigmen Utama Pada
Tanaman
Istilah klorofil berasal dari bahasa
Yunani yaitu chloros artinya hijau dan
phyllos artinya daun. Istilah ini diperkenalkan
pada tahun 1818, dan pigmen tersebut
diekstrak dari tanaman dengan menggunakan
pelarut organik. Klorofil adalah pigmen
pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga
dan bakteri fotosintetik. Pigmen ini berperan
dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan
menyerap dan mengubah energi cahaya
menjadi energi kimia.Klorofil mempunyai
rantai fitil (C20H39O) yang akan berubah
menjadi fitol (C20H39OH)jika terkena air
dengan katalisator klorofilase. Fitol adalah
alkohol primer jenuh yang mempunyai daya
afinitas yang kuat terhadap O2 dalam proses
reduksi klorofil (Muthalib, 2009).
Sifat fisik klorofil adalah menerima
dan atau memantulkan cahaya dengan
gelombang yang berlainan (berpendar =
berfluoresensi). Klorofil banyak menyerap
sinar dengan panjang gelombang antara 400-
700 nm, terutama sinar merah dan biru. Sifat
kimia klorofil, antara lain (1) tidak larut
dalam air, melainkan larut dalam pelarut
organik yang lebih polar, seperti etanol dan
kloroform; (2) inti Mg akan tergeser oleh 2
atom H bila dalam suasana asam, sehingga
membentuk suatu persenyawaan yang disebut
feofitin yang berwarna coklat
(Dwidjoseputro, 1994).
Klorofil merupakan faktor utama yang
mempengaruhi fotosintesis. Fotosintesis
merupakan proses perubahan senyawa
anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa
organik (karbohidrat) dan O2 dengan bantuan
cahaya matahari. Klorofil merupakan pigmen
utama yang terdapat dalam kloroplas.
Kloroplas (Gambar1) adalah organel sel
tanaman yang mempunyai membran luar,
membran dalam, ruang antar membran dan
stroma. Permukaan membran internal yang
disebut tilakoid akan membentuk kantong
pipih dan pada posisi tertentu akan
bertumpukan dengan rapi membentuk
struktur yang disebut granum. Seluruh
168 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011
granum yang terdapat pada kloroplas disebut
grana. Tilakoid yang memanjang dan
menghubungkan granum satu dengan yang
lain di dalam stroma disebut lamela. Stroma
merupakan rongga atau ruang dalam
kloroplas dan berisi air beserta garam-garam
yang terlarut dalam air. Klorofil terdapat di
dalam ruang tilakoid ( Thorpe, 1984;
Campbell et al., 2003).
Gambar 1. Struktur kloroplas beserta bagian-bagiannya (Anonim, 2011)
Tiga fungsi utama klorofil dalam
proses fotosintesis adalah memanfaatkan
energi matahari, memicu fiksasi CO2 untuk
menghasilkan karbohidrat dan menyediakan
energi bagi ekosistem secara keseluruhan.
Karbohidrat yang dihasilkan dalam
fotosintesis diubah menjadi protein, lemak,
asam nukleat dan molekul organik lainnya.
Klorofil menyerap cahaya yang berupa
radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat
mata (visible). Cahaya matahari mengandung
semua warna spektrum kasat mata dari merah
sampai violet, tetapi tidak semua panjang
gelombang diserap dengan baik oleh klorofil.
Klorofil dapat menampung cahaya yang
diserap oleh pigmen lainnya melalui
fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai
pigmen pusat reaksi fotosintesis (Bahri,
2010).
Tanaman tingkat tinggi mempunyai
dua macam klorofil yaitu klorofil a
(C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau tua dan
klorofil b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna
hijau muda. Klorofil a dan klorofil b paling
kuat menyerap cahaya di bagian merah (600-
700 nm), dan paling sedikit menyerap cahaya
hijau (500-600 nm). Perbandingan kedua
macam klrofil ini dapat dilihat pada Tabel 1
dan Gambar 2. Sedangkan cahaya berwarna
biru diserap oleh karotenoid. Karotenoid
membantu menyerap cahaya, sehingga
spektrum cahaya matahari dapat
dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi yang
diserap oleh klorofil b dan karotenoid
diteruskan kepada klorofil a untuk digunakan
dalam proses fotosintesis fase I (reaksi
terang) yang terdiri dari fotosistem I dan II,
demikian pula dengan klorofil-b. Klorofil a
paling banyak terdapat pada Fotosistem II
sendangkan Klorofil b paling banyak terdapat
pada Fotosistem I (Anonim 2011).
Table 1. Perbandingan pigmen klorofil a dan klorofil b
(Anonim, 2011)
Aspek Klorofil a Klorofil b
Rumus kimia C55 H72 O5
N4 Mg
C55H70O6N4 Mg
Gugus pengikat CH3 CH
Cahaya yang
diserap
cahaya biru-
violet dan
merah
cahaya biru dan
oranye
Absorbsi
maksimum
pada λ 673
nm
pada λ 455-640 nm
Nio Song dan Banyo: Konsentrasi Klorofil Daun ……………… 169
Gambar 2. Struktur klorofil a dan b (Anonim, 2011)
Kekurangan Air Sebagai Cekaman
Abiotik Pada Tanaman
Setiap tanaman memerlukan kondisi
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan
dan perkembangannya. Kondisi lingkungan
tempat tanaman berada selalu mengalami
perubahan. Perubahan yang terjadi mungkin
saja masih berada dalam batas toleransi
tanaman tersebut, tetapi seringkali tanaman
mengalami perubahan lingkungan yang dapat
menyebabkan menurunnya produktivitas dan
bahkan kematian tanaman. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap tanaman memiliki
faktor pembatas dan daya toleransi terhadap
lingkungan (Purwadi, 2011).
Cekaman (stress) lingkungan adalah
kondisi lingkungan yang memberikan
tekanan pada tanaman dan mengakibatkan
respons tanaman terhadap faktor lingkungan
tertentu lebih rendah daripada respons
optimumnya pada kondisi normal. Kondisi
lingkungan yang memungkinkan tanaman
untuk memberikan respons maksimum
terhadap suatu faktor lingkungan bukan
merupakan cekaman bagi tanaman. Cekaman
lingkungan dapat berupa faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal meliputi
kondisi lingkungan yang tidak mendukung
pertumbuhan dan perkembangan bagian
tanaman seperti kekurangan dan kelebihan
unsur hara, kekurangan dan kelebihan air,
suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Sedangkan faktor internal adalah gen
individu tersebut (Purwadi, 2011).
Cekaman lingkungan dapat berupa
faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor
abiotik dapat berupa cahaya, air, suhu, dan
zat hara dalam tanah, sedangkan yang
termasuk faktor biotik ialah herbivora, parasit
atau patogen, dan predator (Mahmuddin,
2009).
Ketersediaan air merupakan salah satu
cekaman abiotik yang dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan suatu
tanaman. Tanaman tidak akan dapat hidup
tanpa air, karena air merupakan faktor utama
yang berperan dalam proses fisiologi
tanaman. Air merupakan bagian dari
protoplasma dan menyusun 85-90% dari
berat keseluruhan jaringan tanaman. Air juga
merupakan reagen yang penting dalam
fotosintesis dan dalam reaksi-reaksi
hidrolisis. Di samping itu air juga merupakan
pelarut garam-garam, gas-gas dan zat-zat lain
yang diangkut antar sel dalam jaringan untuk
memelihara pertumbuhan sel dan
mempertahankan stabilitas bentuk daun. Air
juga berperan dalam proses membuka dan
menutupnya stomata (Cheeta, 2011).
Jumlah air yang dibutuhkan dalam
pertumbuhan tanaman bervariasi, tergantung
pada jenis tanaman. Dalam kehidupan
tanaman air berperan 1) sebagai pelarut
unsur-unsur hara yang terkandung dalam
tanah, sehingga dapat diambil oleh tanaman
dengan mudah melalui akar dan diangkut ke
bagian tanaman yang membutuhkan
(termasuk daun yang berfotosintesis) melalui
170 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011
xilem;2) sebagai pelarut hasil fotosintesis
untuk didistribusikan keseluruh bagian
tanaman melalui floem dan fotosintat tersebut
akan digunakan oleh tanaman untuk proses
pertumbuhan (Hendriyani dan Setiari, 2009).
Kekurangan air atau kekeringan pada
tanamandapat dibagi ke dalam tiga kelompok
yaitu:
a) Cekaman ringan: jika potensial air daun
menurun 0,1 MPa atau kandungan air
nisbi menurun 8 – 10 %
b) Cekaman sedang: jika potensial air daun
menurun 1,2 s/d 1,5 MPa atau kandungan
air nisbi menurun 10 – 20 %
c) Cekaman berat: jika potensial air daun
menurun >1,5 MPa atau kandungan air
nisbi menurun > 20%
Tanaman dikatakan mengalami
kekeringan jika kehilangan lebih dari 50% air
dari jaringannya (Cheeta, 2011).
Kekurangan air mengakibatkan
perubahan di tingkat molekuler, seluler,
fisiologi dan morfologi. Perubahan yang
terjadi dapat berupa pengurangan volume sel,
penurunan luas daun, penebalan daun, adanya
rambut pada daun, perubahan ekspresi gen,
perubahan metabolisme karbon dan nitrogen,
perubahan produksi dan aktivitas enzim dan
hormon, peningkatan sensitivitas stomata,
penurunan laju fotosintesis. Kekurangan air
yang terus-menerus akan menyebabkan
perubahan tidak dapat balik dan pada
akhirnya tanaman akan mati (Winarno,
1991).
Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan oleh tanaman untuk merespons
kekurangan air, antara lain:
1. menutup stomata dan memperlambat
perluasan permukaan daun untuk
mengurangi laju transpirasi (Campbell et
al., 2003 ).
2. menurunkan pemanjangan akar,
kedalaman penetrasi dan diameter akar
bagi tanaman yang tidak toleran terhadap
kekurangan air, sedangkan yang toleran
mempunyai perakaran yang lebih banyak,
volume akar yang lebih besar, dan rasio
akar dan tajuk yang besar (Haryati, 2008).
3. akumulasi senyawa biokimia yang
berperan dalam penyesuaian osmotik
seperti prolin, asam absisat, protein
dehidrin, total gula, pati, sorbitol, vitamin
C, asam organik, aspargin, glisin-betain,
serta superoksida dismutase dan K+
yang
bertujuan untuk menurunkan potensial
osmotik sel tanpa membatasi fungsi enzim
(Sinaga, 2008; Nio et al., 2011 ).
Kandungan Klorofil Sebagai Indikator
Tanaman yang Mengalami Kekurangan
Air
Fotosintesis merupakan proses penting
untuk mempertahankan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman produksi (Li et al.,
2006). Fotosintesis pada tanaman
berpembuluh angkut sensitif terhadap
cekaman biotik (patogen) maupun abiotik
(kekeringan, temperatur, defisiensi nutrient,
polutan), dan terutama sangat sensitif
terhadap cekaman kekeringan (van der
Mescht et al., 1999; Li et al., 2006).
Kurangnya ketersediaan air akan
menghambat sintesis klorofil pada daun
akibat laju fotosintesis yang menurun dan
terjadinya peningkatan temperatur dan
transpirasi yang menyebabkan disentegrasi
klorofil (Hendriyani dan Setiari, 2009).
Klorofil merupakan komponen
kloroplas yang utama dan kandungan klorofil
relatif berkorelasi positif dengan laju
fotosintesis (Li et al., 2006). Klorofil
disintesis di daun dan berperan untuk
menangkap cahaya matahari yang jumlahnya
berbeda untuk tiap spesies. Sintesis klorofil
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
cahaya, gula atau karbohidrat, air, temperatur,
faktor genetik, unsur-unsur hara seperti N,
Mg, Fe, Mn, Cu, Zn, S dan O (Hendriyani
dan Setiari, 2009).
Kompleks proteinklorofil merupakan
komponen fotosintesis yang penting (van der
Mescht et al., 1999). Radiasi cahaya yang
diterima oleh tanaman dalam fotosintesis
diabsorbsi oleh klorofil dan pigmen tambahan
yang merupakan kompleks proteinklorofil.
Selanjutnya energi radiasi akan ditransfer ke
pusat reaksi fotosistem I dan II yang
merupakan tempat terjadinya perubahan
energi cahaya menjadi energi kimia (Li et al.,
2006). Dua mekanisme yang terlibat dalam
pembentukan kompleks proteinklorofil
adalah distribusi klorofil yang baru disintesis
dan redistribusi klorofil yang sudah ada.
Klorofil b adalah hasil biosintesis dari
klorofil a dan berperan penting dalam
reorganisasi fotosistem selama adaptasi
terhadap kualitas dan intensitas cahaya. Oleh
sebab itu hilangnya klorofil a dan b
berpengaruh negatif terhadap efisiensi
fotosintesis (van der Mescht et al., 1999).
Nio Song dan Banyo: Konsentrasi Klorofil Daun ……………… 171
Keadaan tanaman yang tetap hijau
berkaitan dengan peningkatan produksi dan
efisiensi transpirasi pada saat tanaman
mengalami kekeringan, seperti pada sorgum
(Sorgum bicolor), jagung (Zea mays L.) dan
gandum (Triticum aestivum L.) (Li et al.,
2006). Secara umun kandungan klorofil a,
klorofil b, dan klorofil total pada daun
kentang (Solanum tuberosum L.) setelah
kekeringan selama 4 minggu lebih rendah
dibandingkan dengan yang disirami. Tetapi
kandungan klorofil a, kandungan klorofil b
dan klorofil total pada kentang bervariasi dan
tidak menggambarkan sensitivitas atau
toleransi terhadap kekeringan dengan jelas
(van der Mescht et al., 1999). Pada saat
kekeringan konsentrasi klorofil pada
genotype barley (Hordeum vulgare L.) yang
toleran dan sensitif menurun dan penurunan
pada genotipe yang sensitif lebih besar
daripada genotipe yang toleran. Konsentrasi
klorofil pada genotipe barley yang toleran
kekeringan lebih tinggi daripada genotipe
yang sensitif terhadap kekeringan.
Kandungan klorofil daun dapat dipakai
sebagai indikator toleransi terhadap
kekeringan dalam seleksi plasma nutfah
barley (Li et al, 2006). Kekurangan air pada
kelapa kerdil hijau Brazilia (Cocos nucifera
L. nana) mengakibatkan penurunan
konsentrasi klorofil daun tiap unit luas daun
(Gomes et al., 2008). Penurunan kandungan
air media tanaman jarak pagar (Jatropha
curcas L.) dari 40% menjadi 32%
menurunkan kandungan klorofil hingga 0,004
mg/ g daun (Syafi 2008). Konsentrasi klorofil
a klorofil b dan klorofil total tidak berbeda
nyata pada kacang panjang (Vigna sinensis
L.) dengan variasi penyiraman ½ kapasitas
lapang, dan 11/2 kapasitas lapang
(Hendriyani dan Setiari, 2009). Konsentrasi
klorofil total dan klorofil a pada daun padi
(Oryza sativa L.) potensial dipakai sebagai
indikator cekaman kekeringan yang diinduksi
dengan polietilen glikol (Nio, 2010).
Perlakuan kekeringan selama 7 hari
menurunkan kandungan klorofil total daun
jahe (Zingiber officinale L.) (Nio, 2011).
Penurunan kandungan klorofil merupakan
salah satu respons fisiologis tanaman yang
kekurangan air.
Penurunan kandungan klorofil pada
saat tanaman kekurangan air berkaitan
dengan akitivitas perangkat fotosintesis dan
menurunkan laju fotosintesis tanaman.
Pembentukan klorofil dihambat (Salisbury
dan Ross 1992) dan penurunan enzim rubisco
(Pangaribuan 2001) terjadi pada saat tanaman
kekurangan. Kekurangan air akan
mempengaruuhi kandungan dan organisasi
klorofil dalam kloroplas pada jaringan
(Harjadi dan Yahya 1988 dalam Syafi 2008).
Di samping itu penyerapan unsur hara dari
tanah oleh akar terhambat, sehingga
mempengaruhi ketersediaan unsur N dan Mg
yang berperan penting dalam sintesis klorofil
(Syafi 2008). Kandungan klorofil dapat
dipakai sebagai indikator yang terpercaya
untuk mengevaluasi ketidakseimbangan
metabolisme antara fotosintesis dan hasil
produksi pada saat kekurangan air (Li et al.,
2006)
KESIMPULAN
Respons tanaman terhadap kekurangan
air pada umumnya ditunjukkan dengan
penurunan konsentrasi klorofil daun. Respons
fisiologis, seperti konsentrasi klorofil daun,
dapat dipakai sebagai salah satu indikator
toleransi tanaman terhadap kekurangan air
untuk diterapkan dalam seleksi varietas
tanaman produksi yang toleran terhadap
kekurangan air.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Klorofil. Situs Web
Wikipedia Indonesia, Diakses pada
tanggal 9 Oktober 2011.
Bahri, S. 2010. Klorofil. Diktat Kuliah
Kapita Selekta Kimia Organik.
Universitas Lampung.
Bray, E.A. 1997. Plant responses to water
deficit. Trend in Plant Sci. 2:48-54.
Campbell, N.A, J.B. Reece, L.G. Mitchell.
2003. Biologi Jilid 1 (Terjemahan)
Erlangga. Jakarta.
Cheeta. 2011. Air sebagai Sumber
Kehidupan. http://cheeta-cheetahz.
blogspot.com/2011/03/.html. Diakses
pada tanggal 1 November 2011.
Dwidjoseputro, D. 1994. Pigmen Klorofil.
Erlangga. Jakarta.
172 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011
Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. 1994.
Fisiologi Lingkungan Tanaman.
Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
Gomes, F.B., M.A. Olivia, M.S. Nielke, A.F.
de Almeida, H.G. Leite, L.A. Aquine.
2008. Photosynthetic Limitations in
Leaves of Young Brazilian Green
Dwarf Coconut (Cocos nucifera L.
‘nana’) Palm under Well-Watered
Conditions and Recovering from
Drought Stress. Environmental and
Experimental Botany 62: 195-204.
Haryati. 2008. Pengaruh Cekaman Air
terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman.
http://library.usu.ac.id/download/fp/hsl
pertanian-haryati2.pdf. Diakses pada
tanggal 17 Oktober 2011.
Hendriyani, I. S dan N. Setiari. 2009.
Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan
Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada
Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda.
J. Sains & Mat. 17(3): 145-150.
Ju, C. dan J. Zhang. 1999. Effect of Water
Stress on Photosystem II
Photochemistry and Its
Thermostability in Wheat Plants.
Journal of Experimental Botany 50
(336): 1196-1206.
Levitt, J. 1980. Responses of Plants to
Environmental Stresses. II Water,
radiation, salt and other stresses. 2nd
Ed. Academic Press. New York.
Li, R., P. Guo, M. Baum, S. Grando, S.
Ceccarelli. 2006. Evaluation of
Chlorophyll Content and Fluorescence
Parameters as Indicators of Drought
Tolerance in Barley. Agricultural
Sciences in China 5 (10): 751-757.
Kurniasari, A. M. Adisyahputra, R. Rosman.
2010. Pengaruh Kekeringan pada
Tanah Bergaram NaCl terhadap
Pertumbuhan Tanaman Nilam. Jurusan
Biologi FMIPA UI. Jakarta.
Mansfield, T.A. dan C.J. Atkinson. 1990.
Stomatal Behavior in Water Stressed
Plants. Dalam: Alscher dan Cumming
(Eds). Stress Response in Plant
adaptation and Acclimation
Mechanisms. Wiley Liss Inc., New
York.
Mahmuddin. 2009. Cekaman pada Makhluk
Hidup.
http://mahmuddin.wordpress.com/2009
/10/16. Diakses tanggal 1 November
2011.
Muthalib, A. 2009. Klorofil dan Penyebaran
di Perairan. http://wwwabdulmuthalib.
co.cc/2009/06/. Diakses pada tanggal
11 Oktober 2011.
Nio, S. A. 2011. Biomasa dan Kandungan
Klorofil Total Daun Jahe (Zingiber
officinale L.) yang Mengalami
Cekaman Kekeringan. Jurnal Ilmiah
SAINS 11: 190-195.
Nio, S. A., G. R. Cawthray, L. J. Wade, T. D.
Colmer. 2011. Pattern of Solutes
Accumulated during Leaf Osmotic
Adjustment as Related to Duration of
Water for Wheat at the Reproductive
Stage. Plant Physiology and
Biochemistry 49 (10): 1126-1137.
Nio, S. A. 2010. Pengujian Kandungan
Klorofil Total, Klorofil A dan B
sebagai Indikator Cekaman
Kekeringan pada Padi (Oryza sativa
L.). Jurnal Ilmiah SAINS 10: 86-90.
Pangaribuan, Y. 2001. Studi Karakter
Morfofisiologi Tanaman Kelapa Sawit
(Elais guineensis Jacq.) di Pembibitan
terhadaap Cekaman Kekeringan. Tesis.
IPB. Bogor.
Purwadi, E. 2011. Pengujian Ketahanan
Benih terhadap Cekaman Lingkungan.
http://www.masbied.com/2011/05/23/.
Diakses pada tanggal 1 November
2011.
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1992. Plant
Physiology. 4rd Ed. Wadsworth
Publishing Company. California.
Sinaga, R. 2008. Analisis Model Ketahanan
Rumput Gajah dan Rumput Raja akibat
Cekaman Kekeringan berdasarkan
Respons Anatomi Akar dan Daun.
Jurnal Biologi Sumatra, 2 (1): 17-20.
Syafi, S. 2008. Respons Morfologis dan
Fisiologis Bibit Berbagai Genotipe
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
terhadap Cekaman Kekeringan. Tesis.
IPB. Bogor.
Thorpe, N. O. 1984. Cell Biology. John
Wiley and Sons. New York.
van der Mescht, A., J. A. de Ronde, F.T.
Rossouw. 1999. Chlorophyll
Fluorescence and Chlorophyll Content
as A Measure of Drought Tolerance in
Potato. South African Journal of
Science 95:407-412.
Nio Song dan Banyo: Konsentrasi Klorofil Daun ……………… 173
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wood, A.J. 2005. Eco-physiological
adaptations to limited water
environments. Dalam: Jenks MA,
Hasegawa PM (ed) Plant Abiotic
Stress. Blackwell Publishing Ltd, India.
h 1-13.

More Related Content

What's hot

Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas keslingindosasmi
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimiaaprillia20
 
5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimia5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimiaAguss Aja
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimiaaprillia20
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilfahmiganteng
 
Makalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimiaMakalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimiaharmaen
 
Daur sulfur.ppt
Daur sulfur.pptDaur sulfur.ppt
Daur sulfur.pptsnurfia
 
Skl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimiaSkl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimiaHerfen Suryati
 
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Ingenhouz
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan IngenhouzPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Ingenhouz
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan IngenhouzHariyatunnisa Ahmad
 
Ekologi tumbuhan
Ekologi tumbuhanEkologi tumbuhan
Ekologi tumbuhanBerlian Nur
 
Ppt fotosintesis tanpa video
Ppt fotosintesis tanpa videoPpt fotosintesis tanpa video
Ppt fotosintesis tanpa videohiranisha
 
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan SachPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan SachHariyatunnisa Ahmad
 
Fotosintesis elearning
Fotosintesis elearningFotosintesis elearning
Fotosintesis elearningdewi munisa
 

What's hot (20)

Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas kesling
 
Siklus biogeokimia
Siklus biogeokimiaSiklus biogeokimia
Siklus biogeokimia
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 
5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimia5. daur biogeokimia
5. daur biogeokimia
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 
daur biogeokimia
daur biogeokimiadaur biogeokimia
daur biogeokimia
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofil
 
Makalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimiaMakalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimia
 
Biogeokimia
BiogeokimiaBiogeokimia
Biogeokimia
 
Daur sulfur.ppt
Daur sulfur.pptDaur sulfur.ppt
Daur sulfur.ppt
 
Skl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimiaSkl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimia
 
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Ingenhouz
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan IngenhouzPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Ingenhouz
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Ingenhouz
 
Unsur k
Unsur kUnsur k
Unsur k
 
Ekologi tumbuhan
Ekologi tumbuhanEkologi tumbuhan
Ekologi tumbuhan
 
Ppt fotosintesis tanpa video
Ppt fotosintesis tanpa videoPpt fotosintesis tanpa video
Ppt fotosintesis tanpa video
 
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan SachPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
 
Fotosintesis elearning
Fotosintesis elearningFotosintesis elearning
Fotosintesis elearning
 
FotoSintesis
FotoSintesis FotoSintesis
FotoSintesis
 
Muhammad nur rustan
Muhammad nur rustanMuhammad nur rustan
Muhammad nur rustan
 

Similar to Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman

Cekaman pada tumbuhan
Cekaman pada tumbuhanCekaman pada tumbuhan
Cekaman pada tumbuhanSitha98
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
EVOLUSI BING.pptx
EVOLUSI BING.pptxEVOLUSI BING.pptx
EVOLUSI BING.pptxbagindaali1
 
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptxBayuSulistiantono1
 
PPT UTS FISIOLOGI STRES TAN.pptx
PPT UTS FISIOLOGI STRES TAN.pptxPPT UTS FISIOLOGI STRES TAN.pptx
PPT UTS FISIOLOGI STRES TAN.pptxAndryAdmajaTarigan
 
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2H | Dosen: Yayuk Putri Raha...
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2H | Dosen: Yayuk Putri Raha...Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2H | Dosen: Yayuk Putri Raha...
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2H | Dosen: Yayuk Putri Raha...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2I | Dosen: Yayuk Putri Raha...
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2I | Dosen: Yayuk Putri Raha...Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2I | Dosen: Yayuk Putri Raha...
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2I | Dosen: Yayuk Putri Raha...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesisBahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesisSelly Noviyanty Yunus
 
Laporan pratikum fistum hidrilla
Laporan pratikum fistum hidrillaLaporan pratikum fistum hidrilla
Laporan pratikum fistum hidrillaWulan Dari
 
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhan
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhanpembentukan nutrisi dan gerak tumbuhan
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhanعلي مسفقين
 
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdfPenuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdfKuSultan
 
Makalah Botani Farmasi: 4. Penambatan CO2 pada Tumbuhan | Kelas: 2I | Dosen: ...
Makalah Botani Farmasi: 4. Penambatan CO2 pada Tumbuhan | Kelas: 2I | Dosen: ...Makalah Botani Farmasi: 4. Penambatan CO2 pada Tumbuhan | Kelas: 2I | Dosen: ...
Makalah Botani Farmasi: 4. Penambatan CO2 pada Tumbuhan | Kelas: 2I | Dosen: ...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
respon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkunganrespon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkunganmaya safitri
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganJoel mabes
 
Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan
Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada TumbuhanReview Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan
Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhandewisetiyana52
 

Similar to Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman (20)

Cekaman pada tumbuhan
Cekaman pada tumbuhanCekaman pada tumbuhan
Cekaman pada tumbuhan
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
EVOLUSI BING.pptx
EVOLUSI BING.pptxEVOLUSI BING.pptx
EVOLUSI BING.pptx
 
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
 
PPT UTS FISIOLOGI STRES TAN.pptx
PPT UTS FISIOLOGI STRES TAN.pptxPPT UTS FISIOLOGI STRES TAN.pptx
PPT UTS FISIOLOGI STRES TAN.pptx
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2H | Dosen: Yayuk Putri Raha...
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2H | Dosen: Yayuk Putri Raha...Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2H | Dosen: Yayuk Putri Raha...
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2H | Dosen: Yayuk Putri Raha...
 
M10 kelompok 7 respirasi
M10 kelompok 7 respirasiM10 kelompok 7 respirasi
M10 kelompok 7 respirasi
 
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2I | Dosen: Yayuk Putri Raha...
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2I | Dosen: Yayuk Putri Raha...Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2I | Dosen: Yayuk Putri Raha...
Makalah Botani Farmasi: 3. Fotosintesis | Kelas: 2I | Dosen: Yayuk Putri Raha...
 
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesisBahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
 
Acara 4 1
Acara 4 1Acara 4 1
Acara 4 1
 
Laporan pratikum fistum hidrilla
Laporan pratikum fistum hidrillaLaporan pratikum fistum hidrilla
Laporan pratikum fistum hidrilla
 
Koko Tampubolon
Koko TampubolonKoko Tampubolon
Koko Tampubolon
 
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhan
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhanpembentukan nutrisi dan gerak tumbuhan
pembentukan nutrisi dan gerak tumbuhan
 
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdfPenuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf
 
Makalah Botani Farmasi: 4. Penambatan CO2 pada Tumbuhan | Kelas: 2I | Dosen: ...
Makalah Botani Farmasi: 4. Penambatan CO2 pada Tumbuhan | Kelas: 2I | Dosen: ...Makalah Botani Farmasi: 4. Penambatan CO2 pada Tumbuhan | Kelas: 2I | Dosen: ...
Makalah Botani Farmasi: 4. Penambatan CO2 pada Tumbuhan | Kelas: 2I | Dosen: ...
 
respon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkunganrespon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkungan
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
 
kel 1 Metabolisme Sel Tumbuhan.pptx
kel 1 Metabolisme Sel Tumbuhan.pptxkel 1 Metabolisme Sel Tumbuhan.pptx
kel 1 Metabolisme Sel Tumbuhan.pptx
 
Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan
Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada TumbuhanReview Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan
Review Jurnal Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan
 

More from Andrew Hutabarat (20)

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman

  • 1. KONSENTRASI KLOROFIL DAUN SEBAGAI INDIKATOR KEKURANGAN AIR PADA TANAMAN Nio Song Ai1) dan Yunia Banyo1) 1) Program Studi Biologi FMIPA Universitas SamRatulangi Manado, 95115 email: nio_ai@yahoo.com ABSTRAK Kekurangan air mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman, yang meliputi proses fisiologi, biokimia, anatomi dan morfologi. Salah satu respons fisiologis tanaman terhadap kekurangan air adalah penurunan konsentrasi klorofil daun yang dapat disebabkan oleh pembentukan klorofil dihambat, penurunan enzim rubisco, dan terhambatnya penyerapan unsur hara, terutama nitrogen dan magnesium yang berperan penting dalam sintesis klorofil. Kandungan klorofil daun dapat dipakai sebagai indikator yang terpercaya untuk mengevaluasi ketidakseimbangan metabolisme antara fotosintesis dan hasil produksi pada saat kekurangan air. Kata kunci: cekaman, fotosintesis, respons fisiologi THE CONCENTRATION OF LEAF CHLOROPHYLL AS WATER-DEFICIT INDICATOR IN PLANTS ABSTRACT Water deficit influences all aspects of plant growth including physiological, biochemical, anatomical and morphological processes. One of plant physiological responses to water deficit is the decrease of leaf-chlorophyll concentration because the chlorophyll synthesis is inhibited, the rubisco enzyme was reduced and the absorption of nutrients, especially nitrogen and magnesium that are required for chlorophyll synthesis, was inhibited. The concentration of leaf chlorophyll is able to be used as reliable indicator for evaluating unbalanced metabolism between photosynthesis and plant production under water deficit. Keywords: stress, photosynthesis, physiological response PENDAHULUAN Cekaman abiotik seperti kekeringan, kadar garam tinggi (salinitas), suhu tinggi atau rendah, keasaman tanah, tercatat menurunkan hasil pertanian dunia hingga lebih dari 50% (Wood, 2005). Berbagai cekaman tersebut mengakibatkan perubahan- perubahan pada morfologi, fisiologi, dan biokimia,yang akhirnya akan berpengaruh buruk pada pertumbuhan tanaman serta produktivitasnya. Kekeringan, salinitas, temperatur ekstrim, dan cekaman oksidatif, seringkali saling berhubungan dan menginduksi kerusakan yang sama pada sel (Levitt, 1980). Cekaman kekeringan merupakan istilah untuk menyatakan bahwa tanaman mengalami kekurangan air akibat keterbatasan air dari lingkungannya yaitu media tanam. Cekaman kekeringan pada tanaman dapat disebabkan oleh kekurangan suplai air di daerah perakaran dan permintaan air yang berlebihan oleh daun akibat laju evapotranspirasi yang melebihi lajuabsorpsi air walaupun keadaan air tanah tersedia dengan cukup (Levitt,1980; Bray, 1997). Kekurangan air mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman, yang meliputi proses fisiologi, biokimia, anatomi dan morfologi. Pada saat kekurangan air, sebagian stomata daun menutup sehingga terjadi hambatan masuknya CO2 dan menurunkan aktivitas fotosintesis. Selain menghambat aktivitas fotosintesis, kekurangan air juga menghambat sintesis protein dan dinding sel (Salisbury dan Ross, 1992). Tanaman yang mengalami kekurangan air secara umum mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal (Kurniasari et al., 2010). Kekurangan air menyebabkan
  • 2. Nio Song dan Banyo: Konsentrasi Klorofil Daun ……………… 167 penurunan hasil yang sangat signifikan dan bahkan menjadi penyebab kematian pada tanaman (Salisbury dan Ross, 1992). Respons tanaman yang mengalami kekurangan air dapat merupakan perubahan di tingkat selular dan molekular yang ditunjukkan dengan penurunan laju pertumbuhan, berkurangnya luas daun dan peningkatan rasio akar : tajuk. Tingkat kerugian tanaman akibat kekurangan air dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain intensitas kekeringan yang dialami, lamanya kekeringan dan tahap pertumbuhan saat tanaman mengalami kekeringan.Dua macam respons tanaman yang dapat memperbaiki status jika mengalami kekeringan adalah mengubah distribusi asimilat baru dan mengatur derajat pembukaan stomata. Pengubahan distribusi asimilat baruakan mendukung pertumbuhan akar daripada tajuk, sehingga dapat meningkatkan kapasitas akar menyerap air serta menghambat pertumbuhan tajuk untuk mengurangi transpirasi. Pengaturan derajat pembukaan stomata akan menghambat hilangnya air melalui transpirasi (Mansfield dan Atkinson,1990). Pengukuran karakter fisiologi seperti kandungan klorofil, merupakan salah satu pendekatan untuk mempelajari pengaruh kekurangan air terhadap pertumbuhan dan hasil produksi, karena parameter ini berkaitan erat dengan laju fotosintesis (Li et al., 2006). Kekurangan air dari tingkat paling ringan sampai paling berat mempengaruhi proses- proses biokimia yang berlangsung dalam sel. Kekurangan air mempengaruhi reaksi-reaksi biokimia fotosintesis, sehingga laju fotosintesis menurun (Fitter dan Hay, 1994; Ju dan Zhang, 1999). Salah satu aspek fotosintesis yang sangat sensitif terhadap kekurangan air adalah biosintesis klorofil dan pembentukan protoklorofil terhambat pada potensial air sedikit dibawah 0 atm (Salisbury dan Ross, 1992). Evaluasi toleransi tanaman terhadap kekurangan air dapat dilakukan dengan mengidentifikasi ciri-ciri morfologi, anatomi, dan fisiologi yang berkaitan erat dengan hasil produksi tanaman di lingkungan yang kekurangan air. Pembahasan dalam makalah ini dibatasi pada ciri-ciri fisiologi khususnya konsentrasi klorofil daun sebagai respons tanaman terhadap kekurangan air dan bertujuan untuk memberikan informasi tentang konsentrasi klorofil daun yang potensial sebagai indikator kekurangan air pada tanaman. Informasi ini dapat diterapkan dalam seleksi tanaman yang toleran terhadap kekurangan air dalam program pemuliaan tanaman. KLOROFIL: Pigmen Utama Pada Tanaman Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu chloros artinya hijau dan phyllos artinya daun. Istilah ini diperkenalkan pada tahun 1818, dan pigmen tersebut diekstrak dari tanaman dengan menggunakan pelarut organik. Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Pigmen ini berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia.Klorofil mempunyai rantai fitil (C20H39O) yang akan berubah menjadi fitol (C20H39OH)jika terkena air dengan katalisator klorofilase. Fitol adalah alkohol primer jenuh yang mempunyai daya afinitas yang kuat terhadap O2 dalam proses reduksi klorofil (Muthalib, 2009). Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkan cahaya dengan gelombang yang berlainan (berpendar = berfluoresensi). Klorofil banyak menyerap sinar dengan panjang gelombang antara 400- 700 nm, terutama sinar merah dan biru. Sifat kimia klorofil, antara lain (1) tidak larut dalam air, melainkan larut dalam pelarut organik yang lebih polar, seperti etanol dan kloroform; (2) inti Mg akan tergeser oleh 2 atom H bila dalam suasana asam, sehingga membentuk suatu persenyawaan yang disebut feofitin yang berwarna coklat (Dwidjoseputro, 1994). Klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses perubahan senyawa anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa organik (karbohidrat) dan O2 dengan bantuan cahaya matahari. Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat dalam kloroplas. Kloroplas (Gambar1) adalah organel sel tanaman yang mempunyai membran luar, membran dalam, ruang antar membran dan stroma. Permukaan membran internal yang disebut tilakoid akan membentuk kantong pipih dan pada posisi tertentu akan bertumpukan dengan rapi membentuk struktur yang disebut granum. Seluruh
  • 3. 168 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011 granum yang terdapat pada kloroplas disebut grana. Tilakoid yang memanjang dan menghubungkan granum satu dengan yang lain di dalam stroma disebut lamela. Stroma merupakan rongga atau ruang dalam kloroplas dan berisi air beserta garam-garam yang terlarut dalam air. Klorofil terdapat di dalam ruang tilakoid ( Thorpe, 1984; Campbell et al., 2003). Gambar 1. Struktur kloroplas beserta bagian-bagiannya (Anonim, 2011) Tiga fungsi utama klorofil dalam proses fotosintesis adalah memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan menyediakan energi bagi ekosistem secara keseluruhan. Karbohidrat yang dihasilkan dalam fotosintesis diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya. Klorofil menyerap cahaya yang berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible). Cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi tidak semua panjang gelombang diserap dengan baik oleh klorofil. Klorofil dapat menampung cahaya yang diserap oleh pigmen lainnya melalui fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis (Bahri, 2010). Tanaman tingkat tinggi mempunyai dua macam klorofil yaitu klorofil a (C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau tua dan klorofil b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau muda. Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap cahaya di bagian merah (600- 700 nm), dan paling sedikit menyerap cahaya hijau (500-600 nm). Perbandingan kedua macam klrofil ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 2. Sedangkan cahaya berwarna biru diserap oleh karotenoid. Karotenoid membantu menyerap cahaya, sehingga spektrum cahaya matahari dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi yang diserap oleh klorofil b dan karotenoid diteruskan kepada klorofil a untuk digunakan dalam proses fotosintesis fase I (reaksi terang) yang terdiri dari fotosistem I dan II, demikian pula dengan klorofil-b. Klorofil a paling banyak terdapat pada Fotosistem II sendangkan Klorofil b paling banyak terdapat pada Fotosistem I (Anonim 2011). Table 1. Perbandingan pigmen klorofil a dan klorofil b (Anonim, 2011) Aspek Klorofil a Klorofil b Rumus kimia C55 H72 O5 N4 Mg C55H70O6N4 Mg Gugus pengikat CH3 CH Cahaya yang diserap cahaya biru- violet dan merah cahaya biru dan oranye Absorbsi maksimum pada λ 673 nm pada λ 455-640 nm
  • 4. Nio Song dan Banyo: Konsentrasi Klorofil Daun ……………… 169 Gambar 2. Struktur klorofil a dan b (Anonim, 2011) Kekurangan Air Sebagai Cekaman Abiotik Pada Tanaman Setiap tanaman memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi lingkungan tempat tanaman berada selalu mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi mungkin saja masih berada dalam batas toleransi tanaman tersebut, tetapi seringkali tanaman mengalami perubahan lingkungan yang dapat menyebabkan menurunnya produktivitas dan bahkan kematian tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tanaman memiliki faktor pembatas dan daya toleransi terhadap lingkungan (Purwadi, 2011). Cekaman (stress) lingkungan adalah kondisi lingkungan yang memberikan tekanan pada tanaman dan mengakibatkan respons tanaman terhadap faktor lingkungan tertentu lebih rendah daripada respons optimumnya pada kondisi normal. Kondisi lingkungan yang memungkinkan tanaman untuk memberikan respons maksimum terhadap suatu faktor lingkungan bukan merupakan cekaman bagi tanaman. Cekaman lingkungan dapat berupa faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan dan perkembangan bagian tanaman seperti kekurangan dan kelebihan unsur hara, kekurangan dan kelebihan air, suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Sedangkan faktor internal adalah gen individu tersebut (Purwadi, 2011). Cekaman lingkungan dapat berupa faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik dapat berupa cahaya, air, suhu, dan zat hara dalam tanah, sedangkan yang termasuk faktor biotik ialah herbivora, parasit atau patogen, dan predator (Mahmuddin, 2009). Ketersediaan air merupakan salah satu cekaman abiotik yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Tanaman tidak akan dapat hidup tanpa air, karena air merupakan faktor utama yang berperan dalam proses fisiologi tanaman. Air merupakan bagian dari protoplasma dan menyusun 85-90% dari berat keseluruhan jaringan tanaman. Air juga merupakan reagen yang penting dalam fotosintesis dan dalam reaksi-reaksi hidrolisis. Di samping itu air juga merupakan pelarut garam-garam, gas-gas dan zat-zat lain yang diangkut antar sel dalam jaringan untuk memelihara pertumbuhan sel dan mempertahankan stabilitas bentuk daun. Air juga berperan dalam proses membuka dan menutupnya stomata (Cheeta, 2011). Jumlah air yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman bervariasi, tergantung pada jenis tanaman. Dalam kehidupan tanaman air berperan 1) sebagai pelarut unsur-unsur hara yang terkandung dalam tanah, sehingga dapat diambil oleh tanaman dengan mudah melalui akar dan diangkut ke bagian tanaman yang membutuhkan (termasuk daun yang berfotosintesis) melalui
  • 5. 170 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011 xilem;2) sebagai pelarut hasil fotosintesis untuk didistribusikan keseluruh bagian tanaman melalui floem dan fotosintat tersebut akan digunakan oleh tanaman untuk proses pertumbuhan (Hendriyani dan Setiari, 2009). Kekurangan air atau kekeringan pada tanamandapat dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu: a) Cekaman ringan: jika potensial air daun menurun 0,1 MPa atau kandungan air nisbi menurun 8 – 10 % b) Cekaman sedang: jika potensial air daun menurun 1,2 s/d 1,5 MPa atau kandungan air nisbi menurun 10 – 20 % c) Cekaman berat: jika potensial air daun menurun >1,5 MPa atau kandungan air nisbi menurun > 20% Tanaman dikatakan mengalami kekeringan jika kehilangan lebih dari 50% air dari jaringannya (Cheeta, 2011). Kekurangan air mengakibatkan perubahan di tingkat molekuler, seluler, fisiologi dan morfologi. Perubahan yang terjadi dapat berupa pengurangan volume sel, penurunan luas daun, penebalan daun, adanya rambut pada daun, perubahan ekspresi gen, perubahan metabolisme karbon dan nitrogen, perubahan produksi dan aktivitas enzim dan hormon, peningkatan sensitivitas stomata, penurunan laju fotosintesis. Kekurangan air yang terus-menerus akan menyebabkan perubahan tidak dapat balik dan pada akhirnya tanaman akan mati (Winarno, 1991). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh tanaman untuk merespons kekurangan air, antara lain: 1. menutup stomata dan memperlambat perluasan permukaan daun untuk mengurangi laju transpirasi (Campbell et al., 2003 ). 2. menurunkan pemanjangan akar, kedalaman penetrasi dan diameter akar bagi tanaman yang tidak toleran terhadap kekurangan air, sedangkan yang toleran mempunyai perakaran yang lebih banyak, volume akar yang lebih besar, dan rasio akar dan tajuk yang besar (Haryati, 2008). 3. akumulasi senyawa biokimia yang berperan dalam penyesuaian osmotik seperti prolin, asam absisat, protein dehidrin, total gula, pati, sorbitol, vitamin C, asam organik, aspargin, glisin-betain, serta superoksida dismutase dan K+ yang bertujuan untuk menurunkan potensial osmotik sel tanpa membatasi fungsi enzim (Sinaga, 2008; Nio et al., 2011 ). Kandungan Klorofil Sebagai Indikator Tanaman yang Mengalami Kekurangan Air Fotosintesis merupakan proses penting untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan tanaman produksi (Li et al., 2006). Fotosintesis pada tanaman berpembuluh angkut sensitif terhadap cekaman biotik (patogen) maupun abiotik (kekeringan, temperatur, defisiensi nutrient, polutan), dan terutama sangat sensitif terhadap cekaman kekeringan (van der Mescht et al., 1999; Li et al., 2006). Kurangnya ketersediaan air akan menghambat sintesis klorofil pada daun akibat laju fotosintesis yang menurun dan terjadinya peningkatan temperatur dan transpirasi yang menyebabkan disentegrasi klorofil (Hendriyani dan Setiari, 2009). Klorofil merupakan komponen kloroplas yang utama dan kandungan klorofil relatif berkorelasi positif dengan laju fotosintesis (Li et al., 2006). Klorofil disintesis di daun dan berperan untuk menangkap cahaya matahari yang jumlahnya berbeda untuk tiap spesies. Sintesis klorofil dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti cahaya, gula atau karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik, unsur-unsur hara seperti N, Mg, Fe, Mn, Cu, Zn, S dan O (Hendriyani dan Setiari, 2009). Kompleks proteinklorofil merupakan komponen fotosintesis yang penting (van der Mescht et al., 1999). Radiasi cahaya yang diterima oleh tanaman dalam fotosintesis diabsorbsi oleh klorofil dan pigmen tambahan yang merupakan kompleks proteinklorofil. Selanjutnya energi radiasi akan ditransfer ke pusat reaksi fotosistem I dan II yang merupakan tempat terjadinya perubahan energi cahaya menjadi energi kimia (Li et al., 2006). Dua mekanisme yang terlibat dalam pembentukan kompleks proteinklorofil adalah distribusi klorofil yang baru disintesis dan redistribusi klorofil yang sudah ada. Klorofil b adalah hasil biosintesis dari klorofil a dan berperan penting dalam reorganisasi fotosistem selama adaptasi terhadap kualitas dan intensitas cahaya. Oleh sebab itu hilangnya klorofil a dan b berpengaruh negatif terhadap efisiensi fotosintesis (van der Mescht et al., 1999).
  • 6. Nio Song dan Banyo: Konsentrasi Klorofil Daun ……………… 171 Keadaan tanaman yang tetap hijau berkaitan dengan peningkatan produksi dan efisiensi transpirasi pada saat tanaman mengalami kekeringan, seperti pada sorgum (Sorgum bicolor), jagung (Zea mays L.) dan gandum (Triticum aestivum L.) (Li et al., 2006). Secara umun kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total pada daun kentang (Solanum tuberosum L.) setelah kekeringan selama 4 minggu lebih rendah dibandingkan dengan yang disirami. Tetapi kandungan klorofil a, kandungan klorofil b dan klorofil total pada kentang bervariasi dan tidak menggambarkan sensitivitas atau toleransi terhadap kekeringan dengan jelas (van der Mescht et al., 1999). Pada saat kekeringan konsentrasi klorofil pada genotype barley (Hordeum vulgare L.) yang toleran dan sensitif menurun dan penurunan pada genotipe yang sensitif lebih besar daripada genotipe yang toleran. Konsentrasi klorofil pada genotipe barley yang toleran kekeringan lebih tinggi daripada genotipe yang sensitif terhadap kekeringan. Kandungan klorofil daun dapat dipakai sebagai indikator toleransi terhadap kekeringan dalam seleksi plasma nutfah barley (Li et al, 2006). Kekurangan air pada kelapa kerdil hijau Brazilia (Cocos nucifera L. nana) mengakibatkan penurunan konsentrasi klorofil daun tiap unit luas daun (Gomes et al., 2008). Penurunan kandungan air media tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) dari 40% menjadi 32% menurunkan kandungan klorofil hingga 0,004 mg/ g daun (Syafi 2008). Konsentrasi klorofil a klorofil b dan klorofil total tidak berbeda nyata pada kacang panjang (Vigna sinensis L.) dengan variasi penyiraman ½ kapasitas lapang, dan 11/2 kapasitas lapang (Hendriyani dan Setiari, 2009). Konsentrasi klorofil total dan klorofil a pada daun padi (Oryza sativa L.) potensial dipakai sebagai indikator cekaman kekeringan yang diinduksi dengan polietilen glikol (Nio, 2010). Perlakuan kekeringan selama 7 hari menurunkan kandungan klorofil total daun jahe (Zingiber officinale L.) (Nio, 2011). Penurunan kandungan klorofil merupakan salah satu respons fisiologis tanaman yang kekurangan air. Penurunan kandungan klorofil pada saat tanaman kekurangan air berkaitan dengan akitivitas perangkat fotosintesis dan menurunkan laju fotosintesis tanaman. Pembentukan klorofil dihambat (Salisbury dan Ross 1992) dan penurunan enzim rubisco (Pangaribuan 2001) terjadi pada saat tanaman kekurangan. Kekurangan air akan mempengaruuhi kandungan dan organisasi klorofil dalam kloroplas pada jaringan (Harjadi dan Yahya 1988 dalam Syafi 2008). Di samping itu penyerapan unsur hara dari tanah oleh akar terhambat, sehingga mempengaruhi ketersediaan unsur N dan Mg yang berperan penting dalam sintesis klorofil (Syafi 2008). Kandungan klorofil dapat dipakai sebagai indikator yang terpercaya untuk mengevaluasi ketidakseimbangan metabolisme antara fotosintesis dan hasil produksi pada saat kekurangan air (Li et al., 2006) KESIMPULAN Respons tanaman terhadap kekurangan air pada umumnya ditunjukkan dengan penurunan konsentrasi klorofil daun. Respons fisiologis, seperti konsentrasi klorofil daun, dapat dipakai sebagai salah satu indikator toleransi tanaman terhadap kekurangan air untuk diterapkan dalam seleksi varietas tanaman produksi yang toleran terhadap kekurangan air. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Klorofil. Situs Web Wikipedia Indonesia, Diakses pada tanggal 9 Oktober 2011. Bahri, S. 2010. Klorofil. Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia Organik. Universitas Lampung. Bray, E.A. 1997. Plant responses to water deficit. Trend in Plant Sci. 2:48-54. Campbell, N.A, J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2003. Biologi Jilid 1 (Terjemahan) Erlangga. Jakarta. Cheeta. 2011. Air sebagai Sumber Kehidupan. http://cheeta-cheetahz. blogspot.com/2011/03/.html. Diakses pada tanggal 1 November 2011. Dwidjoseputro, D. 1994. Pigmen Klorofil. Erlangga. Jakarta.
  • 7. 172 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011 Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. 1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Gomes, F.B., M.A. Olivia, M.S. Nielke, A.F. de Almeida, H.G. Leite, L.A. Aquine. 2008. Photosynthetic Limitations in Leaves of Young Brazilian Green Dwarf Coconut (Cocos nucifera L. ‘nana’) Palm under Well-Watered Conditions and Recovering from Drought Stress. Environmental and Experimental Botany 62: 195-204. Haryati. 2008. Pengaruh Cekaman Air terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman. http://library.usu.ac.id/download/fp/hsl pertanian-haryati2.pdf. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2011. Hendriyani, I. S dan N. Setiari. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda. J. Sains & Mat. 17(3): 145-150. Ju, C. dan J. Zhang. 1999. Effect of Water Stress on Photosystem II Photochemistry and Its Thermostability in Wheat Plants. Journal of Experimental Botany 50 (336): 1196-1206. Levitt, J. 1980. Responses of Plants to Environmental Stresses. II Water, radiation, salt and other stresses. 2nd Ed. Academic Press. New York. Li, R., P. Guo, M. Baum, S. Grando, S. Ceccarelli. 2006. Evaluation of Chlorophyll Content and Fluorescence Parameters as Indicators of Drought Tolerance in Barley. Agricultural Sciences in China 5 (10): 751-757. Kurniasari, A. M. Adisyahputra, R. Rosman. 2010. Pengaruh Kekeringan pada Tanah Bergaram NaCl terhadap Pertumbuhan Tanaman Nilam. Jurusan Biologi FMIPA UI. Jakarta. Mansfield, T.A. dan C.J. Atkinson. 1990. Stomatal Behavior in Water Stressed Plants. Dalam: Alscher dan Cumming (Eds). Stress Response in Plant adaptation and Acclimation Mechanisms. Wiley Liss Inc., New York. Mahmuddin. 2009. Cekaman pada Makhluk Hidup. http://mahmuddin.wordpress.com/2009 /10/16. Diakses tanggal 1 November 2011. Muthalib, A. 2009. Klorofil dan Penyebaran di Perairan. http://wwwabdulmuthalib. co.cc/2009/06/. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2011. Nio, S. A. 2011. Biomasa dan Kandungan Klorofil Total Daun Jahe (Zingiber officinale L.) yang Mengalami Cekaman Kekeringan. Jurnal Ilmiah SAINS 11: 190-195. Nio, S. A., G. R. Cawthray, L. J. Wade, T. D. Colmer. 2011. Pattern of Solutes Accumulated during Leaf Osmotic Adjustment as Related to Duration of Water for Wheat at the Reproductive Stage. Plant Physiology and Biochemistry 49 (10): 1126-1137. Nio, S. A. 2010. Pengujian Kandungan Klorofil Total, Klorofil A dan B sebagai Indikator Cekaman Kekeringan pada Padi (Oryza sativa L.). Jurnal Ilmiah SAINS 10: 86-90. Pangaribuan, Y. 2001. Studi Karakter Morfofisiologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guineensis Jacq.) di Pembibitan terhadaap Cekaman Kekeringan. Tesis. IPB. Bogor. Purwadi, E. 2011. Pengujian Ketahanan Benih terhadap Cekaman Lingkungan. http://www.masbied.com/2011/05/23/. Diakses pada tanggal 1 November 2011. Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1992. Plant Physiology. 4rd Ed. Wadsworth Publishing Company. California. Sinaga, R. 2008. Analisis Model Ketahanan Rumput Gajah dan Rumput Raja akibat Cekaman Kekeringan berdasarkan Respons Anatomi Akar dan Daun. Jurnal Biologi Sumatra, 2 (1): 17-20. Syafi, S. 2008. Respons Morfologis dan Fisiologis Bibit Berbagai Genotipe Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) terhadap Cekaman Kekeringan. Tesis. IPB. Bogor. Thorpe, N. O. 1984. Cell Biology. John Wiley and Sons. New York. van der Mescht, A., J. A. de Ronde, F.T. Rossouw. 1999. Chlorophyll Fluorescence and Chlorophyll Content as A Measure of Drought Tolerance in Potato. South African Journal of Science 95:407-412.
  • 8. Nio Song dan Banyo: Konsentrasi Klorofil Daun ……………… 173 Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wood, A.J. 2005. Eco-physiological adaptations to limited water environments. Dalam: Jenks MA, Hasegawa PM (ed) Plant Abiotic Stress. Blackwell Publishing Ltd, India. h 1-13.