SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
BAB 1
Pola Bilangan, Barisandan Deret
Amy Arimbi
PENDAHULUAN
Matematika adalah bahasa universal untuk menyajikan gagasan atau pengetahuan
secara formal dan presisi sehingga tidak memungkinkan terjadinya multitafsir.
Penyampaiannya adalah dengan membawa gagasan dan pengetahuan konkret ke bentuk
abstrak melalui pendefinisian variabel dan parameter sesuai dengan yang ingin disajikan.
Penyajian dalam bentuk abstrak melalui matematika akan mempermudah analisis dan
evaluasi selanjutnya.
Permasalahan terkait gagasan dan pengetahuan yang disampaikan secara matematis
akan dapat diselesaikan dengan prosedur formal matematika yang langkahnya sangat presisi
dan tidak terbantahkan.Karenanya matematika berperan sebagai alat komunikasi formal
paling efisien. Perlu kemampuan berpikir kritis-kreatif untuk menggunakan matematika
seperti uraian diatas: menentukan variabel dan parameter,mencari keterkaitan antar variabel
dan dengan parameter, membuat dan membuktikan rumusan matematika suatu gagasan,
membuktikan kesetaraan antar beberapa rumusan matematika, menyelesaikan model abstrak
yang terbentuk, dan mengkonkretkan nilai abstrak yang diperoleh.
Materi dalam modul ini disajikan secara sistematis, mulai dari hal yang konkret ke
yang abstrak dan dari yang sederhana ke yang kompleks. Soal-soal dalam modul ini pun
disajikan dengan sangat variatif, baik jenisnya maupun tingkat kesulitannya. Dengan
demikian, siswa diharapkan mampu menguasai konsep yang disajikan dengan baik, bukan
sekadar menghafal konsep dan mengerjakan soal dengan cepat.
Setelah mempelajari materi Bab 2 ini, Kalian diharapkan dapat memahami tentang pola
bilangan, baris dan deret. Secara lebih terperinci, Kalian diharapkan dapat:
1. Memahami pola bilangan ganjil, genap, segitiga, persegi, persegi panjang, dan
segitiga pascal
2. Memahami jumlah n suku pertama barisan dan deret aritmetika
3. Memahami jumlah n suku pertama barisan dan deret geometri
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan
barisan konfigurasi objek
Untuk mencapai tujuan di atas, Kalian dituntut untuk membaca setiap uraian materi dengan
cermat, mencatat kata-kata kuncinya, serta mengerjakan latihan dan tes formatif secara
disiplin. Dengan mengikuti petunjuk ini, mudah-mudahan mempelajari modul akan menjadi
pekerjaan yang menyenangkan bagi Kalian dan kesuksesan menanti Kalian.
Sub Bab 1
POLA BILANGAN
Pernahkah anda bermain ular tangga? Untuk dapat memainkan permainan ular tangga
anda memerlukan sebuah dadu. Jika anda perhatikan, di setiap dadu tersebut memiliki
bilangan-bilangan yang digambarkan dalam bentuk bulatan-bulatan kecil (disebut noktah atau
titik), seperti gambar berikut:
Bulatan-bulatan kecik tersebut mewakili bilangan-bilangan yang ditentukan. Satu
bulatan mewakili bagian 1, dua bulatan mewakili bilangan 2, dan begitu seterusnya hingga
enam bulatan yang mewakili bilangan 6. Uniknya, penulisan noktah-noktah tersebut ternyata
mengikuti pola yang didasarkan pada bentuk bangun datar atau bangun ruang.
Jika mengamati dadu tersebut, diurutkan dengan suatu aturan tertentu sehingga
bilangan-bilangan pada dadu tersebut membentuk suatu barisan. Jadi pola
bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan membentuk suatu
barisan bilangan yang teratur.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat ukuran-ukuran pada benda yang
membentuk pola bilangan. Semakin indah bentuk suatu benda, maka semakin teratur pola
bilangan yang dimilikinya. Contoh pola bilangan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
Pola bilangan ganjil yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan – bilangan ganjil .
Sedangkan pengertian dari bilangan ganjil sendiri memiliki arti suatu bilangan asli yang tidak
habis dibagi dua ataupun kelipatannya .
 Pola bilangan ganjil memiliki pola 1, 3, 5, 7, 9 ….
 Barisan bilangan ganjil adalah 1,3, 5, 7, 9, …
 Deret bilangan ganjil adalah 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + ….
 Rumus mencari suku ke ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 2𝑛 − 1
 Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 = 𝑛2
Contoh :
1 , 3 , 5 , 7 , . . . , ke 10
Berapakah pola bilangan ganjil ke 10 ?
Jawab :
Macam-macam pola bilangan
Macam-macam pola bilangan
1. Pola Bilangan Ganjil
𝑈 𝑛 = 2𝑛 − 1
𝑈10 = 2(10) − 1
= 20 − 1
= 19
Pola bilangan genap yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan – bilangan genap .
Bilangan genap yaitu bilangan asli yaitu bilangan asli yang habis dibagi dua atau
kelipatannya.
 Pola bilangan genap adalah 2, 4, 6, 8, 10, …..
 Barisan bilangan genap adalah 2, 4, 6, 8, 10, ….
 Deret bilangan genap adalah 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + …..
 Rumus untuk mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 2𝑛
 Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 = 𝑛2
+ 𝑛
Contoh :
2 , 4 , 6 , 8 , . . . ke 10 .berapakah pola bilangan genap ke 10 ?
Jawab :
𝑈 𝑛 = 2𝑛
𝑈10 = 2 × 10 = 20
2. Pola Bilangan Genap
Pola bilangan segitiga yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk sebuah pola
bilangan segitiga .
 Pola bilangan segitiga adalah 1, 3, 6, 10, 15, 21, …..
 Barisan bilangan segitiga adalah 1, 3, 6, 10, 15, 21, …..
 Deret bilangan segitiga adalah 1 + 3 + 6 + 10 + 15 + 21 + …..
 Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 =
1
2
𝑛 ( 𝑛 + 1)
 Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 =
1
6
𝑛 (𝑛 + 1)(𝑛 + 2)
Contoh Soal :
Dari suatu barisan bilangan 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , 21 , 28 , 36 , . . . , ke 10 . Berapakah pola
bilangan segitiga ke 10 ?
Jawab :
𝑈 𝑛 =
1
2
𝑛 (𝑛 + 1)
𝑈 𝑛 =
1
2
× 10 (10 + 1)
= 5 ( 11 )
= 55
Pola bilangan persegi yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk suatu pola persegi .
3. Pola Bilangan Segitiga
4. Pola Bilangan Persegi
 Pola bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, …..
 Barisan bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, …..
 Deret bilangan persegi adalah 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + ……
 Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 𝑛2
 Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 =
1
6
𝑛 (𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
Contoh :
Dari suatu barisan bilangan 1 , 2 , 9 , 16 , 25 , 36 , . . . ,ke 10 . Berapakah pola bilangan ke 10
dalam pola bilangan persegi ?
Jawab :
𝑈 𝑛 = 𝑛2
𝑈10 = 102
= 100
Pola bilangan persegi panjang yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk pola persegi
panjang
 Pola bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20, 30, ……
 Barisan bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20, 30, ……
 Deret bilangan persegi panjang adalah 2 + 6 + 12 + 20 + 30 + …..
 Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 𝑛( 𝑛 + 1)
 Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 =
1
3
𝑛 (𝑛 + 1)(𝑛 + 2)
5. Pola Bilangan Persegi Panjang
Contoh :
Dari suatu barisan bilangan 2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . . , ke 10 . Berapakah pola bilangan persegi
ke 10 ?
Jawab :
𝑈 𝑛 = 𝑛 (𝑛 + 1)
𝑈10 = 10 (10+ 1)
= 10 (11)
= 110
Bilangan-bilangan yang disusun menggunakan pola segitiga Pascal memiliki pola
yang unik. Hal ini disebabkan karena bilangan yang berpola segitiga Pascal selalu diawali
dan diakhiri oleh angka 1. Selain itu, di dalam susunannya selalu ada angka yang
diulang. Rumus mencari jumlah baris ke-n adalah 2 𝑛−1
Adapun aturan-aturan untuk membuat pola segitiga Pascal adalah sebagai berikut.
1. Angka 1 merupakan angka awal yang terdapat di puncak.
2. Simpan dua bilangan di bawahnya. Oleh karena angka awal dan akhir selalu angka 1,
kedua bilangan tersebut adalah 1.
3. Selanjutnya, jumlahkan bilangan yang berdampingan. Kemudian, simpan hasilnya di
bagian tengah bawah kedua bilangan tersebut.
4. Proses ini dilakukan terus sampai batas susunan bilangan yang diminta.
6. Pola Bilangan Segitiga Pascal
Untuk lebih jelasnya, perhatikan pola segitiga Pascal berikut.
Contoh:
Pada pola bilangan segitiga Pascal, jumlah bilangan pada garis ke-7 adalah ...
Pembahasan:
Cara 1:
Pola bilangan Pascal sebagai berikut
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
1 6 15 20 15 6 1
Jumlah bilangan pada garis ke 7 = 1 + 6 + 15 + 20 + 15 + 6 + 1 = 64
Cara 2:
jumlah bilangan ke-7 pada segitiga Pascal
 Pola bilangan fibanocci adalah pola bilangan dimana jumlah bilangan setelahnya
merupakan hasil dari penjumlahan dari dua bilangan sebelumnya.
 Pola bilangan Fibonacci adalah 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, …..
 2 diperoleh dari hasil 1 + 1 3 diperoleh dari hasil 2 + 1, 5 diperoleh dari hasil 3 + 2
dan seterusnya
 Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 𝑈 𝑛 – 1 + 𝑈 𝑛 − 2
 Pola bilangan pangkat tiga adalah pola bilangan dimana bilangan setelahnya
merupakan hasil dari pangkat tiga dari bilangan sebelumnya
 Contoh pola bilangan pangkat tiga adalah 2, 8, 512, 134217728, …..
 Keterangan : 8 diperoleh dari hasil 2 pangkat tiga, 512 diperoleh dari hasil 8 pangkat
tiga, dan seterusnya
 Pola bilangan aritmatika adalah pola bilangan dimana bilangan sebelum dan
sesudahnya memiliki selisih yang sama.
 Contoh pola bilangan aritmatika adalah 2, 5, 8, 11, 14, 17, ….
 Suku pertama dalam bilangan aritmatika dapat disebut dengan awal (a) atau 𝑈1,
sedangkan suku kedua adalah 𝑈2 dan seterusnya.
7. Pola Bilangan Fibonacci
8. Pola Bilangan Pangkat Tiga
9. Pola Bilangan Aritmatika
 Selisih dalam barisan aritmatika disebut dengan beda dan dilambangkan dengan b.
 Karena bilangan sebelum dan sesudahnya memiliki selisih yang sama, maka 𝑏 =
𝑈2 −𝑈1 = 𝑈3 − 𝑈2 = 𝑈4 − 𝑈3 = 𝑈5 − 𝑈4 = 𝑈6 − 𝑈5 = 3
 Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 𝑎 + ( 𝑛 – 1 ) 𝑏
 Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 =
𝑛
2
( 𝑎 + 𝑈 𝑛 ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑆 𝑛 =
𝑛
2
(2𝑎 + ( 𝑛 − 1) 𝑏)
 Pada pola bilangan geometri, suatu bilangan merupakan hasil perkalian bilangan
sebelumnya dengan suatu bilangan yang tetap.
 Rumus suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1
10. Pola Bilangan Geometri
Latihan
Untuk memantapkan pemahaman Kalian terhadap materi di atas, coba kerjakan latihan di
bawah ini!
1. Sebuah barisan bilangan dituliskan sebagai berikut:
1234567891011121314151617181920212223242526... sehingga suku ke-10 = 1,
suku ke-11 = 0, suku ke-12 = 1 dan seterusnya. Dapatkah kamu temukan angka yang
menempati suku ke-2004?
2. Perhatikan susunan lantai dari
beberapa buah persegi yang diarsir
seperti pada gambar di samping ini.
Susunan persegi tersebut
membentuk suatu pola tertentu.
Berapakah banyak persegi yang
diarsir pada pola ke-7?
3. Diketahui pola barisan bilangan
1
2
,
1
6
,
1
12
,
1
20
,
1
30
,
1
42
, … ,
1
9900
Tentukanlah banyak suku
pada barisan tersebut!
4. Suatu barisan dengan pola deret 𝑆 𝑛 = 2𝑛3
− 3𝑛2
. Tentukan pola barisan tersebut
kemudian tentukanlah suku ke-10!
5. Perhatikan barisan huruf berikut: A B B C C C D D D D A B B C C C D D D D A B B
C C C D D D D ...Berdasarkan pola barisan tersebut, tentukanlah huruf pada urutan
ke 864
Petunjuk Jawaban Latihan
1. Kalian cermati kembali Pola bilangan
2. Pendapat Kalian dapat saja berbeda-beda. Kalian dapat menerima atau menolak pendapat
tersebut dengan sejumlah argumentasi. Untuk memudahkan Kalian mengemukakan
pendapat, terlebih dahulu kaji kembali kapan suatu masalah itu timbul pada seseorang.
3. Sebelum diskusi, ada baiknya Kalian mencermati Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar terutama yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa
Sekolah Dasar.
4. Untuk menjawab soal ini, Kalian harus memahami terlebih dahulu pengertian soal rutin
dan soal non rutin sehingga Kalian dapat menentukan karakteristik masing-masing jenis
soal tersebut.
5. Berbekal pemahaman Kalian tentang karakteristik soal rutin dan soal non rutin yang
dikaitkan dengan materi pelajaran matematika pada setiap jenjang kelas di Sekolah
Dasar, Kalian akan dapat mengkategorikan soal pemecahan masalah pada masing-
masing tingkatan tersebut.
RANGKUMAN
 Pola bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan
membentuk suatu barisan bilangan yang teratur.
 Macam-macam pola bilangan yaitu pola bilangan ganjil, genap, segitiga, persegi,
persegi panjang, segitiga pascal, fibonacci, pangkat tiga, aritmatika dan geometri
Sub Bab 2
BARISAN DAN DERET BILANGAN
Perhatikan pola bilangan-bilangan berikut:
a. 2, 4, 6, 8
b. 1, 3, 5, 7, …
c. 3, 6, 9, 12, 15, …
Jika kamu perhatikan, bilangn-bilangan pada (a), (b), dan (c) disusun mengikuti pola
tertentu. Bilangn-bilangan tersebut disebut barisan bilangan. Adapun setiap bilangan dalam
barisan bilangan disebut suku barisan. Suku pada barisan bilangan 2, 4, 6, 8, diperoleh
U1 = suku ke-1 = 2
U2 = suku ke-2 = 4
U3 = suku ke-3 = 6
U4 = suku ke-4 = 8
Jadi, barisan bilangan 2, 4, 6, 8 memiliki 4 buah suku
Contoh soal
Diketahui barisan bilangan 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15.
a. Tentukan banyaknya suku barisan dalam barisan bilangan tersebut.
b. Sebutkan satu persatu suku yang dimaksud
Penyelesaian :
a. terdapat 8 suku barisan dalam barisan dalam bilangan tersebut.
b. U1 =1 U5 =9
Barisan bilangan
U2 = 3 U6 =11
U3 = 5 U7 =13
U4 = 7 U8 =15
Jadi, barisan bilangan adalah susunan bilangan yang di urutkan menurut aturan
tertentu. Bentuk umum barisan bilangan adalah 𝑎1 𝑎2, 𝑎3, 𝑎4, … , 𝑎 𝑛 setiap unsur pada bilangan
di atas disebut suku barisan. Suku ke-n dari auatu barisan ditulis dengan simbol 𝑈 𝑛 (n
bilangan asli). Dengan demikian, 𝑎1 disebut suku pertama atau 𝑈1, 𝑎2disebut suku kedua atau
𝑈2, dan 𝑎 𝑛 disebut suku ke-n atau 𝑈 𝑛.
Berdasarkan polanya, barisan bilangan dibagi menjadi 2 bagian, barisan aritmatika
(barisan hitung) dan barisan geometri (barisan ukur). Agar kamu lebih memahaminya,
perhatikan uraian berikut ini.
Barisan aritmatika (barisan hitung) adalah barisan bilangan yang mempunyai beda
atau selisih yang tetap antara dua suku barisan yang berurutan. Perhatikan uraian berikut.
Barisan aritmatika merupakan suatu barisan bilangan, dengan setiap dua suku yang berurutan
memiliki selisih tetap (konstan). Selisih yang tetap ini dilambangkan b.
Diketahui barisan bilangan:
1 4 7 10 13 16 19 22
+3 +3 +3 +3 +3 +3 +3
Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih 3 antara dua suku barisan yang
berurutan. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.
Diketahui barisan bilangan:
8 4 0 -4 -8 -12 -16 -20
-4 -4 -4 -4 -4 -4 -4
Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih yang tetap antara 2 suku barisan
yang berurutan, yaitu -4. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.
1. Barisan Aritmatika
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa barisan aritmatika memiliki beda
(sering dilambangkan dengan b) yang tetap. Jika b bernilai positif maka barisan aritmatika itu
dikatakan barisan aritmatika naik. Sebaliknya, jika b bernilai negative maka barisan
aritmatika itu dikatakan barisan aritmatika turun.
Contoh soal
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut:
a. 30, 32, 34, 36, 38, …
b. 18, 15, 12, 9, 6, 3, …
Penyelesaian:
a. 30 32 34 36 38
+2 +2 +2 +2
Merupakan barisan aritmatika naik karena bedanya 2
b. 18 15 12 9 6 3
-3 -3 -3 -3 -3
Merupakan barisan aritmatika turun karena bedanya -3
Kamu telah memahami barisan aritmatika naik dan turun. Sekarang, bagaimana cara
mencari salah satu suku barisan jika yang diketahui hanya suku pertama dan bedanya saja?
Bagaimana mencari beda jika yang diketahui hanya suku pertama dan satu suku barisan yang
lain? Untuk menjawabnya, pelajarilah uraian berikut.
Diketahui barisan bilangan aritmatika sebagai berikut.
U1, U2, U3, U4, U5, U6,..., Un-1, Un
Dari barisan tersebut diperoleh
U1 = a (suku pertama dilambangkan dengan a)
U2 = U1 + b = a + b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
U6 = U4 + b + (a + 4b) + b = a + 5b
.
.
Un = Un-1 + b = (a + (n – 2) b) + b = a + (n - 1) b
Jadi, rumus ke-n barisan aritmatika dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
Un = suku ke-n b = beda
a = suku pertama n = nomor suku
Untuk mencari beda dalam suatu barisan aritmatika, coba kamu perhatikan uraian berikut.
U2 = U1 + b maka b = U2 – U1
U3 = U2 + b maka b = U3 – U2
U4 = U3 + b maka b = U4 – U3
U5 = U4 + b maka b = U5 – U4
.
.
.
Un = Un-1 + b maka b = Un – Un-1
Jadi, beda suatu barisan aritmatika dinyatakan sebagai berikut.
Contoh soal
Diketahui barisan aritmatika sebagai berikut.
10, 13, 16, 19, 22, 25, … Tentukan:
a. jenis barisan aritmatikanya
b. suku kedua belas barisan tersebut.
Penyelesaian:
a. untuk menentukan jenis barisan aritmatika, tentukan nilai beda pada barisan tersebut.
b = U2 - U1 = 13 – 10 = 3
Oleh karena b>0, barisan aritmatika tersebut merupakan barisan aritmatika naik.
b. untuk mencari suku kedua belas (U12), dilakukan cara sebagai berikut.
Un = a + (n-1) b maka U12 = 10 + (12-1) 3
= 10 + (11) 3
= 10 + 33 = 43
Jadi, suku keduabelas barisan tersebut adalah 43.
Un = a + (n – 1) b
𝑏 = 𝑈𝑛 − 𝑈 𝑛−1
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan
barisan aritmatika. Berikut contohnya:
Contoh aplikasi barisan aritmetika dalam kehidupan sehari-hari:
Setiap bulan, Gofur selalu menabung di bank. Pada bulan pertama, ia menabung sebesar
Rp10.000,00, bulan kedua ia menabung sebesar Rp11.000,00, bulan ketiga ia menabbung
Rp12.000,00,. Demikian seterusnya, ia selalu menabung lebih Rp1000,00, setiap bulannya.
a. Nyatakanlah uang yang ditabung Gofur (dalam ribuan rupiah) untuk 8 bulan pertama.
b. Tentukan jumlah uang yang ditabung Gofur pada bulan ke-12
Penyelesaian:
a. Dalam ribuan rupiah, uang yang ditabung Gofur 8 bulan pertama adalah sebagai berikut:
10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17
b. Diketahui : U1 = 10
b = 1
U12 = a + ( n – 1 )
= 10 + ( 12 – 1 ) 1
= 10 + 11
= 21
Jadi, uang yang ditabung Gofur pada bulan ke-12 adalah Rp 21.000,00.
Barisan geometri (barisan ukur) adalah barisan yang memmpunyai rasio tetap antara
dua suku barisan yang berurutan. Berbeda dengan barisan aritmatika, selisih antarsuku
barisan disebut rasio (dilambangkan dengan r). artinya, suku barisan ditentukan oleh
perkalian atau pembagian oleh suatu bilangan tetap dari suku barisan sebelumnya.
Pelajari uraian berikut:
 Diketahui barisan bilangan sebagai berikut:
3 6 12 24 48 96 192
x2 x2 x2 x2 x2 x2
barisan bilangan tersebut memiliki rasio yang tetap, yaitu 2 atau r=2. Berarti, barisan
tersebut merupakan barisan geometri.
2. Barisan Geometri
Aplikasi BarisanAritmetika
dalam kehidupan
 Diketahui barisan bilangan sebagai berikut:
81 27 9 3 1
1
3
1
9
x
1
3
x
1
3
x
1
3
x
1
3
x
1
3
x
1
3
barisan bilangan tersebut memiliki rasio yang tetap, yaitu
1
3
atau r =
1
3
. Berarti, barisan
tersebut merupakan barisan geometri.
Uraian tersebut memperjelas bahwa barisan geometri memiliki rasio tetap. Jika r
bernilai lebih dari 1, barisan geometri tersebut merupakan barisan geometri turun.
Contoh soal
Tentukan apakah barisan bilangan geometri berikut merupakan barisan geometri naik atau
turun.
a. 100, 20, 5,
5
4
,
5
16
,
5
64
, …
b. 1, 5, 25, 125, 625, …
Penyelesaian:
a. 100 20 5
5
4
5
16
5
64
x
1
4
x
1
4
x
1
4
x
1
4
x
1
4
merupakan barisan geometri turun karena rasionya
1
4
.
b. 1 5 25 125 625
x5 x5 x5 x5
merupakan barisan geometri naik karena rasionya 5.
Sekarang, coba kamu perhatikan barisan bilangan geometri berikut,
U1, U2, U3, U4, U5, U6, …, Un-1, Un
Dari barisan tersebut diperoleh
U1=a
U2= U1 x r = axr = ar
U3= U2 x r = (axr)xr= ar2
U4= U3 x r = (axr2) = ar3
U5= U4 x r = (axr3) = ar4
U2= U1 x r = (axr4) = ar5
.
Un= Un-1 x r = (axrn-2)x r = arn-1
Jadi, untuk mencari suku ke-n barisan geometri digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Un = suku ke-n r = rasio
a = suku pertama n = banyak suku
Untuk mencari rasio dalam suatu barisan geometri, perhatikan uraian berikut.
U2=U1 x r maka r =
U2
𝑈1
U3=U2 x r maka r =
U3
𝑈2
U4=U3 x r maka r =
U4
𝑈5
.
Un=Un-1 x r maka r =
Un
𝑈𝑛−1
Jadi, rasio pada barisan geometri dapat dinyatakan sebagai berikut
Contoh soal
Diketahui barisan bilangan sebagai berikut.
18, 6, 2,
2
3
,
2
9
,
2
27
, …
Tentukan suku kesepuluh dari barisan tersebut.
Penyelesaian:
r =
𝑈𝑛
𝑈𝑛−1
maka r =
𝑈2
𝑈1
=
6
8
=
1
3
dengan rasio
1
3
, suku kesepuluh barisan tersebut adalah
Un = arn-1 maka U10 = 18 x (
1
3
)10-1 =18 x (
1
9
)9 = 18 x (
1
19.683
) = (
18
19.683
) = (
2
2.187
)
Un = arn-1
r =
𝑈n
𝑈n−1
Jadi, suku kesepuluh barisan tersebut adalah (
2
2.187
)
Setiap awal bulan Weni menabung di bank BRI sebesar Rp.500.000,-. Jika Bank memberikan
bunga 2% per bulan dengan asumsi tidak ada biaya pada proses penabungan. Tentukan
jumlah semua tabungan Weni setelah menabung selama 1 tahun!
Jawab:
Sebelum menjawab soal diatas, terlebih dahulu mencari rumus modal akhir dengan
menggunakan bunga majemuk, yaitu:
Suatu modal M dengan bunga p% per bulan, maka setelah:
Satu bulan modal menjadi = M + Bunga
M1 = M + M x p
= M (1 + P)
Dua bulan modal menjadi = M1 + Bunga
M2 = M (1 + p) + M (1 + p) p
= M (1 + P)(1 + P) = M (1 + p)2
Tiga bulan modal menjadi = M2 + Bunga
M3 = M (1 + p)2 + M (1 + p)2 p
= M (1 + P)2(1 + P) = M (1 + p)3
Dari pila uraian diatas, maka pada n bulan modal menjadi:
Mn = M (1 + p)n. setelah satu tahun simpanan Weni pada:
Bulan pertama = 500.000 ( 1 + 0,02)12 = 500.000 (1,02)12
Bulan ke-2 = 500.000 (1,02)11
Bulan ke-3 = 500.000 (1,02)10 dan seterusnya, sehingga membentuk deret:
500.000 (1,02)12 + 500.000 (1,02)11 + 500.000 (1,02)10 + … + 500.000 (1,02)
Dari deret diatas, dapat diketahui: suku pertama a = 500.000 (1,02)12, rasio (r) = 1,02 dan
banyaknya suku n = 12, maka jumlah semua sukunya adalah
Sn =
𝑎 (𝑟 𝑛
−1)
𝑟−1
Sn =
500 .000 (1,02)(1,0212
−1)
1,02−1
Sn =
510 .000 𝑥 0,268241794
0,02
Sn = Rp. 6.840.165,76
Aplikasi Barisan Geometri
dalam kehidupan
Pada materi sebelumnya, kamu telah mempelajari barisan bilangan, baik itu barisan
aritmatika ataupun barisan geometri. Sekarang, bagaimana jika suku-suku dalam barisan
bilangan tersebut dijumlahkan? Dapatkah kamu menghitungnya
Misalnya, diketahui barisan bilangan sebagai berikut.
2, 5, 8, 11, 14, 17, …, Un
Barisan bilangan tersebut jika dijumlahkan akan menjadi
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + … + Un
Bentuk seperti ini disebut deret bilangan. Jadi, deret bilangan adalah jumlah suku-
suku suatu barisan bilangan. Sebagaimana halnya barisan bilangan pun dibagi menjadi dua
bagian, yaitu deret aritmatika dan deret geometri.
Kalian telah mengetahui definisi barisan aritmatika. Jumlah seluruh suku-sukunya
dinamakan deret aritmatika. Jadi, deret aritmatika atau deret hitung adalah suatu deret yang
diperoleh dengan cara menjumlahkan suku-suku barisan aritmatika. Jika a,a + b,a + 2b,…,
a+(n-1)b adalah barisan aritmatika baku maka a + (a+b) + (a+2b) + … + (a+(n-1)b) disebut
deret aritmatika baku.
Coba kamu perhatikan barisan aritmatikaa berikut.
3, 6, 9, 12, 15, 18, …, Un
Jika kamu jumlahkan barisan tersebut, terbentuklah deret aritmatika sebagai berikut.
3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 + … + Un
Jadi, deret aritmatika adalah jumlah suku-suku barisan dari barisan aritmatika.
Contoh soal
Suatu barisan aritmatika adalah memiliki suku pertama 5 dan beda 3. Tuliskan deret
aritmatika dari barisan tersebut.
1. Deret Aritmatika
Deret Bilangan
Penyelesaian:
 Barisan aritmatikanya adalah 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, …, Un
 Deret aritmatikanya adalah 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + 20 + 23 + … + Un
Sekarang, bagaimana cara menjumlahkan deret aritmatika tersebut? Untuk deret
aritmatika yang memiliki suku-suku deret yang sedikit mungkin masih mudah untuk
menghitungnya. Sebaliknya, jika suku-suku deret tersebut sangat banyak, tentu kamu akan
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghitungnya.
Berikut ini akan diuraikan cara menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika.
Misalkan, Sn adalah jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika maka
Sn = U1 + U2+ U3+ U4+ U5+…+ Un
= a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + … + Un
Kemudian,
 Sn = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + … + Un
 Sn = Un + (Un – b) + (Un - 2b) + (Un – 3b) + (Un – 4b) + … + a
2Sn= (a + U) + (a + U) + (a + U) + (a + U) + … + (a + U)
Sebanyak n kali
 2Sn = n (a + Un)
 Sn =
1
2
n (a + Un) =
𝑛
2
(a + Un)
Jadi, rumus untuk menghitung jumlah suku-suku deret aritmatika adalah sebagai
berikut.
Oleh karena Un = a + (n – 1) b, rumus tersebut juga dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
Sn = jumlah n suku
a = suku pertama
b = beda
n = banyaknya suku
Sn =
𝑛
2
(a + Un)
Sn =
𝑛
2
(2a + (n – 1) b)
Sekarang kamu akan mempelajari sifat-sifat deret aritmatika. Suatu deret aritmatika memiliki
sifat-sifat sebagai berikut.
Contoh soal
Dari satu deret aritmetika diketahui bahwa suku ke empatnya adalah 38 dan suku
kesepuluhnya adalah 92. Tentukan beda deret tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui U4 = 38 dan U10 = 92
Untuk mencari beda:
Um = Un + (m-n)b maka b =
𝑈𝑚−𝑈𝑛
𝑚−𝑛
=
𝑈10−𝑈4
10−4
=
92−38
6
=
54
6
= 9
Jadi, beda deret aritmetika tersebut adalah 9.
Banyak permasalahan dalam kehisupan sehari-hari yang bias diselesaikan dengan
menggunakan konsep deret artimatika dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam
keseharian kita, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah masalah nyata
tersebut kedalam model matematika, setelah itu dicari solusinya.
Solusi yang didapat diinterpretasikan kembali kemasalah nyata yang tadi dimodelkan,
sehingga diperoleh penyelesaian secara nyata. Agar dapat memahami konsep deret
aritmatika, perhatikan uraian berikut.
Contoh soal
Seorang pegawai mendapat gaji pertama Rp.1000.000,- setiap ia mendapatkan kenaikan gaji
Rp.100.000,-. Berapakah jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut dalam waktu 10
bulan. Jika anda perhatikan masalah tersebut sebenarnya permasalahan deret aritmatika
dalam menentukan jumlah n suku. Suku pertama dari deret tersrebut 1000.000 dan bedanya
(1) Jika diketahui deret aritmatika U1 + U2 + U3 + … + Un Maka U2 - U1 = U3 – U2 =
U4 – U3 = … = Un – Un-1
(2) Jika U1, U2, danU3 merupakan suku-suku deret aritmatika Maka 2U2 = U1 + U3
(3) Jika Um dan Un adalah suku-sukun deret aritmatika Maka Um = Un + (m – n) b
Aplikasi Deret Aritmetika
dalam kehidupan
100.000 dengan demikian, deret aritmatika dari masalah tersebut adalah 1000.000 +
1.100.000 + . . . + U10
Suku ke-10 dari deret tersebut adalah
U10 = a + 9b
= 1000.000 + 9(100.000)
= 1.900.000
Sehingga jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut:
S10 =
10
2
(1.000.000 + 1.900.000)
= 5 (2.900.000)
= 14.500.000
Jadi, jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut selama kurun waktu 10 bulan adalah
Rp.14.500.000,-
Sama seperti deret aritmatika, deret geometri pun merupakan jumlah suku-suku dari suatu
barisan geometri. Coba kamu perhatikan barisan geometri berikut ini.
1, 3, 9, 27, 81, 243, 729, …, Un
Jika kamu menjumlahkan suku-suku barisan geometri tersebut, diperoleh
1 + 3 + 9 + 27 + 81 + 243 + 729 + … + Un
Bentuk seperti ini disebut deret geometri.
Deret geometri atau deret ukur adalah suatu deret yang diperoleh dengan menjumlahkan
suku-suku barisan geometri. Oleh karena itu, jika a, ar, ar2, …, arn-1 adalah barisan geometri
baku, deret a+ar+ar2+ …+arn-1 disebut deret geometri baku.
Contoh soal
Diketahui suatu barisan geometri memiliki suku pertama 5 dan rasio 2. Tuliskan barisan dan
deret geometrinya.
Penyelesaian:
Barisan geometrinya adalah
5, 10, 20, 40, 80, 160, …, Un
Deret geometrinya adalah
5 + 10 + 20 + 40 + 80 + 160 + … + Un
2. Deret Geometri
Selanjutnya, kamu akan mempelajari cara menentukan jumlah n suku pertama dari deret
geometri maka
Sn = U1 + U2 + U3 + U4 + U5 + … + Un
= a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + … + arn-1
Kemudian,
 Sn = a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + … + arn-1
r Sn = ar + ar2 + ar3 + ar4 + ar5 + … + arn-1
Sn - rSn = a – arn
 Sn - rSn = a(1 – rn)
Sn (1 – r) = a(1 – rn)
Sn = a(1 – rn)
(1 – r)
Jadi, rumus jumlah suku-suku deret geometri dapat dinyatakan sebagai berikut.
Contoh soal
Diketahui barisan geometri: 3, 6, 12, 24, 48, …, Un. tentukan suku ke tujuh (U7) dan jumlah
tujuh suku pertamanya (S7).
Penyelesaian:
 Menentukan suku ketujuh
Un = arn-1 maka U7 = ar6 = 3(2)6 = 3 (64) = 192
Jadi, suku ketujuhnya adalah 192.
 Menentukan jumlah tujuh suku pertamanya.
 Sn =
𝑎(1−𝑟 𝑛 )
1−𝑟
maka Sn =
3 (1−27 )
1−2
=
3 (1−128)
−1
=
3 (−127)
−1
= 381
Jadi, jumlah tujuh suku pertamanya adalah 381
Untuk mempermudah perhitungan deret geometri, kamu dapat menggunakan sifat-
sifat dasar deret geometri, sebagai berikut.
Sn =
𝑎(1−𝑟 𝑛)
1−𝑟
atau Sn =
𝑎( 𝑟 𝑛
−1)
𝑟−1
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan
deret geometri. Berikut contohnya:
Contoh soal:
Dalam sebuah gedung pertemuan terdapat 25 kursi pada baris pertama dan setiap baris
berikutnya memuat 2 kursi lebih banyak didepannya. jika dalam gedung tersebut terdapat 15
baris kursi,tentukan banyak kursi pada baris ke-15?
Penyelesaian:
Sn = ½n [2a + (n − 1)b]
S15 = ½ 15 [2×23 + 14×2]
= ½ × 15 × 74
= 555
(1) Jika diketahui deret geometri :
U1 + U2 + U3 + … + Un
Maka :
U2 = U3 = U4 = … = Un
U1 U2 U3 Un-1
(2) Jika U1, U2, danU3 merupakan suku-suku deret geometri
Maka :
U1
2 = U1 x U3
(3) Jika Um dan Un merupakan suku dari deret geometri
Maka :
Um = Un x rm-n
Aplikasi Deret Geometri
dalam kehidupan
Latihan
Untuk memantapkan pemahaman Kalian terhadap materi di atas, coba kerjakan latihan di
bawah ini!
1. Diketahui suatu barisan geometri dengan suku ke-4 adalah 4 dan suku ke-7 adalah 32.
Tentukan:
a. Suku pertama dan rasio barisan geometri tersebut,
b. Suku ke-9 barisan geometri tersebut
2. Diketahui deret aritmatika: 3+7+11+15+19+ … +U10
Tentukan:
a. Suku ke-10 (U10)deret tersebut
b. Jumlah sepuluh suku pertama (S10)
3. Diketahui suatu deret aritmatika dengan suku pertama 10 dan suku ke-6 20.
a. Tentukan beda deret aritmatika tersebut
b. Tuliskan deret aritmatika tersebut
c. Tentukan jumlah enam suku pertama deret aritmatika tersebut
4. Tentukan nilai x jika suku-suku barisan x-1, 2x-8, 5-x merupakan suku-suku deret
geometri
5. Suatu deret geometri memiliki suku ketujuh 64 dan suku kesepuluh 512. Tentukan
rasio(r), suku kelima (U5), dan jumlah delapan suku pertamanya (S8)
Petunjuk Jawaban Latihan
1. Kalian cermati kembali barisan dan deret bilangan serta aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Pendapat Kalian dapat saja berbeda-beda. Kalian dapat menerima atau menolak pendapat
tersebut dengan sejumlah argumentasi. Untuk memudahkan Kalian mengemukakan
pendapat, terlebih dahulu kaji kembali kapan suatu masalah itu timbul pada seseorang.
3. Sebelum diskusi, ada baiknya Kalian mencermati Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar terutama yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa
Sekolah Dasar.
4. Untuk menjawab soal ini, Kalian harus memahami terlebih dahulu pengertian soal rutin
dan soal non rutin sehingga Kalian dapat menentukan karakteristik masing-masing jenis
soal tersebut.
5. Berbekal pemahaman Kalian tentang karakteristik soal rutin dan soal non rutin yang
dikaitkan dengan materi pelajaran matematika pada setiap jenjang kelas di Sekolah
Dasar, Kalian akan dapat mengkategorikan soal pemecahan masalah pada masing-
masing tingkatan tersebut.
 Barisan bilangan terdiri atas barisan aritmatika dan barisan geometri.
 Rumus suku ke-n barisan aritmatika sebagai berikut:
 Rumus suku ke-n barisan geometri sebagai berikut:
 Deret bilangan terdiri atas deret aritmetika dan deret geometeri.
 Jumlah suku ke-n deret aritmatika dinyatakan oleh rumus:
 Jumlah suku ke-n deret aritmatika dinyatakan oleh rumus:
RANGKUMAN
Un = a + (n – 1) b
Un = arn-1
Sn =
𝑛
2
(a + Un)
Sn =
𝑎(1−𝑟 𝑛)
1−𝑟
atau Sn =
𝑎( 𝑟 𝑛
−1)
𝑟−1
Tes Formatif 1
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap materi ini,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
Pilih satu jawaban yang Kalian anggap paling tepat!
1. Perhatikan gambar pola berikut!
Jika pola persegi tersebut dibuat dari batang korek api, banyaknya batang korek api
pada pola ke-7 adalah...
a. 40 b. 60
c. 84 d. 112
2. Segitiga tersebut tersusun atas batang-batang lidi. Banyak segitiga kecil pada pola ke-
7 adalah...
a. 84 b. 49
c. 54 d. 59
3. Dua suku berikutnya dari pola: 4, 8 , 14, 22, adalah...
a. 30, 42
b. 30, 44
c. 32, 42
d. 32, 44
4. Rumus suku ke-n dari barisan 0, 3, 8, 15, … adalah …
a. n2-1
b. n2+1
c. n(n+1)
d. n(n-1)
5. Rumus suku ke-n dari barisan 5, 8, 11, 14, … adalah …
a. n+4 c. 3n+2
b. 2n+3 d. 5n
6. Suku ke-5 dan suku ke-8 barisan aritmetika berturut-turut 14 dan 23. Suku ke-30
barisan tersebut adalah ....
a. 89
b. 87
c. 85
d. 80
7. Dari barisan aritmetika diketahui U3 = 18 dan U7 = 38. Jumlah 24 suku pertama
adalah ....
a. 786
b. 1.248
c. 1.572
d. 3.144
8. Seorang pegawai kecil menerima gaji tahun pertama sebesar Rp3.000.000,00. Setiap
tahun gaji tersebut naik Rp500.000,00. Jumlah uang yang diterima pegawai tersebut
selama sepuluh tahun adalah ....
a. Rp7.500.000,00
b. Rp8.000.000,00
c. Rp52.500.000,00
d. Rp55.000.000,00
9. Jumlah semua bilangan kelipatan 7 dari 80 sampai 170 adalah...
a. 1.368 b. 1.386
c. 1.638 d. 1.683
10. Suatu bakteri akan membelah diri menjadi dua setiap menit. Jika banyaknya bakteri
semula ada 6, banyaknya bakteri setelah 5 menit adalah..
a. 48
b. 96
c. 192
d. 384
Umpan Balik
dan Tindak
Lanjut
Apabila Kalian telah mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban
Kalian dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian
akhir unit ini, Kemudian hitunglah jumlah jawaban Kalian yang
benar. Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Kalian terhadap materi ini.
Rumus:
Jumlah Jawaban Kalian yang Benar
Tingkat Penguasaan = x 100%
.....................
Arti tingkat penguasaan yang Kalian capai:
90% − 100% = baik sekali
80% − 89% = baik
70% − 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila tingkat penguasaan Kalian mencapai 80% ke atas, Bagus Kalian dapat melanjutkan
dengan mempelajari materi pada unit berikutnya. Tetapi, bila tingkat penguasaan Kalian
kurang dari 80%, Kalian harus membaca kembali uraian materi BAB 1, terutama pada bagian
yang belum Kalian kuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif 1
1. D
2. A
3. D
4. A
5. C
6. A
7. C
8. C
9. C
10. C
Agus, Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Sukino. 2012. Three in One matematika untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Erlangga.
Siswanto. 2011. Theori and Application of Mhatematics. Medan: Tiga Serangkai.
Daftar pustaka

More Related Content

What's hot

Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelNuurwashilaah -
 
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013AYU Hardiyanti
 
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaMateri Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaIndah Oktriani
 
Ulangan harian pola bilangan
Ulangan harian pola bilangan Ulangan harian pola bilangan
Ulangan harian pola bilangan ika rani
 
Media pembelajaran aljabar
Media pembelajaran aljabarMedia pembelajaran aljabar
Media pembelajaran aljabarRfebiola
 
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)nurwa ningsih
 
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8renatanurlaily77
 
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)Yusrina Fitriani Ns
 
Ppt bilangan berpangkat
Ppt bilangan berpangkatPpt bilangan berpangkat
Ppt bilangan berpangkatnissa_math
 
Persamaan Kuadrat Kelas 9
Persamaan Kuadrat Kelas 9Persamaan Kuadrat Kelas 9
Persamaan Kuadrat Kelas 9Erni Susanti
 
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...Sunardi Balong
 
LK Khusus Materi Statistika SMP
LK  Khusus Materi Statistika SMPLK  Khusus Materi Statistika SMP
LK Khusus Materi Statistika SMPIwan Sumantri
 
PPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMP
PPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMPPPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMP
PPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMPBinti Wulandari
 
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...reno sutriono
 
Bentuk pangkat dan akar ppt
Bentuk pangkat dan akar pptBentuk pangkat dan akar ppt
Bentuk pangkat dan akar pptReno Sutriono
 
Barisan deret geometri
Barisan deret geometriBarisan deret geometri
Barisan deret geometriDjoko Manowo
 

What's hot (20)

Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabelBahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
Bahan ajar persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
 
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
 
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaMateri Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
 
Ulangan harian pola bilangan
Ulangan harian pola bilangan Ulangan harian pola bilangan
Ulangan harian pola bilangan
 
Media pembelajaran aljabar
Media pembelajaran aljabarMedia pembelajaran aljabar
Media pembelajaran aljabar
 
RPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDVRPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDV
 
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)
Instrumen tes ulangan harian mengenal bentuk aljabar (kisi dan kartu soal)
 
MATRIKS (RPP & LKPD)
MATRIKS (RPP & LKPD)MATRIKS (RPP & LKPD)
MATRIKS (RPP & LKPD)
 
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
 
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
 
Ppt bilangan berpangkat
Ppt bilangan berpangkatPpt bilangan berpangkat
Ppt bilangan berpangkat
 
Lkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deretLkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deret
 
Persamaan Kuadrat Kelas 9
Persamaan Kuadrat Kelas 9Persamaan Kuadrat Kelas 9
Persamaan Kuadrat Kelas 9
 
Silabus Matematika Wajib Kelas XI
Silabus Matematika Wajib Kelas XISilabus Matematika Wajib Kelas XI
Silabus Matematika Wajib Kelas XI
 
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...
Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Matemati...
 
LK Khusus Materi Statistika SMP
LK  Khusus Materi Statistika SMPLK  Khusus Materi Statistika SMP
LK Khusus Materi Statistika SMP
 
PPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMP
PPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMPPPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMP
PPT TEOREMA PYTHAGORAS KELAS 8 SMP
 
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
 
Bentuk pangkat dan akar ppt
Bentuk pangkat dan akar pptBentuk pangkat dan akar ppt
Bentuk pangkat dan akar ppt
 
Barisan deret geometri
Barisan deret geometriBarisan deret geometri
Barisan deret geometri
 

Similar to Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret

Modul pola dan barisan bilangan
Modul pola dan barisan bilanganModul pola dan barisan bilangan
Modul pola dan barisan bilanganAbdul Karim
 
Makalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretMakalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretaditin
 
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)muhammadmuiz2511
 
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a PatternProblem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a PatternNi wulie
 
Pola Bilangan.pptx
Pola Bilangan.pptxPola Bilangan.pptx
Pola Bilangan.pptxfbryraa1
 
1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptxradietaradeia2
 
POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptxPOLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptxOdhirArt
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIIIRencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIIIAyu Rhen
 
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxMatematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxtiara503340
 
bahan-ajar-pola-bilangan-kelas-8-k13-2.pdf
bahan-ajar-pola-bilangan-kelas-8-k13-2.pdfbahan-ajar-pola-bilangan-kelas-8-k13-2.pdf
bahan-ajar-pola-bilangan-kelas-8-k13-2.pdfAlKurniasari2
 

Similar to Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret (20)

Modul pola dan barisan bilangan
Modul pola dan barisan bilanganModul pola dan barisan bilangan
Modul pola dan barisan bilangan
 
Makalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretMakalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deret
 
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
 
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a PatternProblem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
 
Pola Bilangan.pptx
Pola Bilangan.pptxPola Bilangan.pptx
Pola Bilangan.pptx
 
1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
 
Tugas matematika
Tugas matematikaTugas matematika
Tugas matematika
 
Barisa nderettakhingga
Barisa nderettakhinggaBarisa nderettakhingga
Barisa nderettakhingga
 
pola bilangan
pola bilanganpola bilangan
pola bilangan
 
Kalkulus lanjut
Kalkulus lanjutKalkulus lanjut
Kalkulus lanjut
 
Pola Bilangan Kelas 8
Pola Bilangan Kelas 8Pola Bilangan Kelas 8
Pola Bilangan Kelas 8
 
POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptxPOLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
 
Pola bilangan
Pola bilanganPola bilangan
Pola bilangan
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIIIRencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VIII
 
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxMatematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
 
bahan-ajar-pola-bilangan-kelas-8-k13-2.pdf
bahan-ajar-pola-bilangan-kelas-8-k13-2.pdfbahan-ajar-pola-bilangan-kelas-8-k13-2.pdf
bahan-ajar-pola-bilangan-kelas-8-k13-2.pdf
 
Barisan dan Deret Bilangan ppt
Barisan dan Deret Bilangan pptBarisan dan Deret Bilangan ppt
Barisan dan Deret Bilangan ppt
 
Barisan dan deret
Barisan dan deretBarisan dan deret
Barisan dan deret
 
Barisan dan deret
Barisan dan deretBarisan dan deret
Barisan dan deret
 
Barisan aritmetika
Barisan aritmetikaBarisan aritmetika
Barisan aritmetika
 

More from Amyarimbi

Lembar Kerja Peserta Didik Soal
Lembar Kerja Peserta Didik SoalLembar Kerja Peserta Didik Soal
Lembar Kerja Peserta Didik SoalAmyarimbi
 
Lembar Kerja Peserta Didik Prosedural
Lembar Kerja Peserta Didik ProseduralLembar Kerja Peserta Didik Prosedural
Lembar Kerja Peserta Didik ProseduralAmyarimbi
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola Bilangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola BilanganRencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola Bilangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola BilanganAmyarimbi
 
instrumen penilaian pola bilangan, barisan dan deret
instrumen penilaian pola bilangan, barisan dan deretinstrumen penilaian pola bilangan, barisan dan deret
instrumen penilaian pola bilangan, barisan dan deretAmyarimbi
 
Aritmatika sosial
Aritmatika sosialAritmatika sosial
Aritmatika sosialAmyarimbi
 
ppt rule of law
ppt rule of lawppt rule of law
ppt rule of lawAmyarimbi
 
Hubungan phi dengan planet bumi saturnus dan venus
Hubungan phi dengan planet bumi saturnus dan venusHubungan phi dengan planet bumi saturnus dan venus
Hubungan phi dengan planet bumi saturnus dan venusAmyarimbi
 

More from Amyarimbi (8)

Lembar Kerja Peserta Didik Soal
Lembar Kerja Peserta Didik SoalLembar Kerja Peserta Didik Soal
Lembar Kerja Peserta Didik Soal
 
Lembar Kerja Peserta Didik Prosedural
Lembar Kerja Peserta Didik ProseduralLembar Kerja Peserta Didik Prosedural
Lembar Kerja Peserta Didik Prosedural
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola Bilangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola BilanganRencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola Bilangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola Bilangan
 
instrumen penilaian pola bilangan, barisan dan deret
instrumen penilaian pola bilangan, barisan dan deretinstrumen penilaian pola bilangan, barisan dan deret
instrumen penilaian pola bilangan, barisan dan deret
 
Aritmatika sosial
Aritmatika sosialAritmatika sosial
Aritmatika sosial
 
ppt rule of law
ppt rule of lawppt rule of law
ppt rule of law
 
Rule of law
Rule of lawRule of law
Rule of law
 
Hubungan phi dengan planet bumi saturnus dan venus
Hubungan phi dengan planet bumi saturnus dan venusHubungan phi dengan planet bumi saturnus dan venus
Hubungan phi dengan planet bumi saturnus dan venus
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 

Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret

  • 1. BAB 1 Pola Bilangan, Barisandan Deret Amy Arimbi PENDAHULUAN Matematika adalah bahasa universal untuk menyajikan gagasan atau pengetahuan secara formal dan presisi sehingga tidak memungkinkan terjadinya multitafsir. Penyampaiannya adalah dengan membawa gagasan dan pengetahuan konkret ke bentuk abstrak melalui pendefinisian variabel dan parameter sesuai dengan yang ingin disajikan. Penyajian dalam bentuk abstrak melalui matematika akan mempermudah analisis dan evaluasi selanjutnya. Permasalahan terkait gagasan dan pengetahuan yang disampaikan secara matematis akan dapat diselesaikan dengan prosedur formal matematika yang langkahnya sangat presisi dan tidak terbantahkan.Karenanya matematika berperan sebagai alat komunikasi formal paling efisien. Perlu kemampuan berpikir kritis-kreatif untuk menggunakan matematika seperti uraian diatas: menentukan variabel dan parameter,mencari keterkaitan antar variabel dan dengan parameter, membuat dan membuktikan rumusan matematika suatu gagasan, membuktikan kesetaraan antar beberapa rumusan matematika, menyelesaikan model abstrak yang terbentuk, dan mengkonkretkan nilai abstrak yang diperoleh. Materi dalam modul ini disajikan secara sistematis, mulai dari hal yang konkret ke yang abstrak dan dari yang sederhana ke yang kompleks. Soal-soal dalam modul ini pun disajikan dengan sangat variatif, baik jenisnya maupun tingkat kesulitannya. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu menguasai konsep yang disajikan dengan baik, bukan sekadar menghafal konsep dan mengerjakan soal dengan cepat. Setelah mempelajari materi Bab 2 ini, Kalian diharapkan dapat memahami tentang pola bilangan, baris dan deret. Secara lebih terperinci, Kalian diharapkan dapat: 1. Memahami pola bilangan ganjil, genap, segitiga, persegi, persegi panjang, dan segitiga pascal 2. Memahami jumlah n suku pertama barisan dan deret aritmetika 3. Memahami jumlah n suku pertama barisan dan deret geometri 4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek Untuk mencapai tujuan di atas, Kalian dituntut untuk membaca setiap uraian materi dengan cermat, mencatat kata-kata kuncinya, serta mengerjakan latihan dan tes formatif secara disiplin. Dengan mengikuti petunjuk ini, mudah-mudahan mempelajari modul akan menjadi pekerjaan yang menyenangkan bagi Kalian dan kesuksesan menanti Kalian.
  • 2. Sub Bab 1 POLA BILANGAN Pernahkah anda bermain ular tangga? Untuk dapat memainkan permainan ular tangga anda memerlukan sebuah dadu. Jika anda perhatikan, di setiap dadu tersebut memiliki bilangan-bilangan yang digambarkan dalam bentuk bulatan-bulatan kecil (disebut noktah atau titik), seperti gambar berikut: Bulatan-bulatan kecik tersebut mewakili bilangan-bilangan yang ditentukan. Satu bulatan mewakili bagian 1, dua bulatan mewakili bilangan 2, dan begitu seterusnya hingga enam bulatan yang mewakili bilangan 6. Uniknya, penulisan noktah-noktah tersebut ternyata mengikuti pola yang didasarkan pada bentuk bangun datar atau bangun ruang. Jika mengamati dadu tersebut, diurutkan dengan suatu aturan tertentu sehingga bilangan-bilangan pada dadu tersebut membentuk suatu barisan. Jadi pola bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan membentuk suatu barisan bilangan yang teratur. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat ukuran-ukuran pada benda yang membentuk pola bilangan. Semakin indah bentuk suatu benda, maka semakin teratur pola bilangan yang dimilikinya. Contoh pola bilangan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
  • 3. Pola bilangan ganjil yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan – bilangan ganjil . Sedangkan pengertian dari bilangan ganjil sendiri memiliki arti suatu bilangan asli yang tidak habis dibagi dua ataupun kelipatannya .  Pola bilangan ganjil memiliki pola 1, 3, 5, 7, 9 ….  Barisan bilangan ganjil adalah 1,3, 5, 7, 9, …  Deret bilangan ganjil adalah 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + ….  Rumus mencari suku ke ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 2𝑛 − 1  Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 = 𝑛2 Contoh : 1 , 3 , 5 , 7 , . . . , ke 10 Berapakah pola bilangan ganjil ke 10 ? Jawab : Macam-macam pola bilangan Macam-macam pola bilangan 1. Pola Bilangan Ganjil
  • 4. 𝑈 𝑛 = 2𝑛 − 1 𝑈10 = 2(10) − 1 = 20 − 1 = 19 Pola bilangan genap yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan – bilangan genap . Bilangan genap yaitu bilangan asli yaitu bilangan asli yang habis dibagi dua atau kelipatannya.  Pola bilangan genap adalah 2, 4, 6, 8, 10, …..  Barisan bilangan genap adalah 2, 4, 6, 8, 10, ….  Deret bilangan genap adalah 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + …..  Rumus untuk mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 2𝑛  Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 = 𝑛2 + 𝑛 Contoh : 2 , 4 , 6 , 8 , . . . ke 10 .berapakah pola bilangan genap ke 10 ? Jawab : 𝑈 𝑛 = 2𝑛 𝑈10 = 2 × 10 = 20 2. Pola Bilangan Genap
  • 5. Pola bilangan segitiga yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk sebuah pola bilangan segitiga .  Pola bilangan segitiga adalah 1, 3, 6, 10, 15, 21, …..  Barisan bilangan segitiga adalah 1, 3, 6, 10, 15, 21, …..  Deret bilangan segitiga adalah 1 + 3 + 6 + 10 + 15 + 21 + …..  Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 1 2 𝑛 ( 𝑛 + 1)  Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 = 1 6 𝑛 (𝑛 + 1)(𝑛 + 2) Contoh Soal : Dari suatu barisan bilangan 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , 21 , 28 , 36 , . . . , ke 10 . Berapakah pola bilangan segitiga ke 10 ? Jawab : 𝑈 𝑛 = 1 2 𝑛 (𝑛 + 1) 𝑈 𝑛 = 1 2 × 10 (10 + 1) = 5 ( 11 ) = 55 Pola bilangan persegi yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk suatu pola persegi . 3. Pola Bilangan Segitiga 4. Pola Bilangan Persegi
  • 6.  Pola bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, …..  Barisan bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, …..  Deret bilangan persegi adalah 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + ……  Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 𝑛2  Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 = 1 6 𝑛 (𝑛 + 1)(2𝑛 + 1) Contoh : Dari suatu barisan bilangan 1 , 2 , 9 , 16 , 25 , 36 , . . . ,ke 10 . Berapakah pola bilangan ke 10 dalam pola bilangan persegi ? Jawab : 𝑈 𝑛 = 𝑛2 𝑈10 = 102 = 100 Pola bilangan persegi panjang yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk pola persegi panjang  Pola bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20, 30, ……  Barisan bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20, 30, ……  Deret bilangan persegi panjang adalah 2 + 6 + 12 + 20 + 30 + …..  Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 𝑛( 𝑛 + 1)  Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 = 1 3 𝑛 (𝑛 + 1)(𝑛 + 2) 5. Pola Bilangan Persegi Panjang
  • 7. Contoh : Dari suatu barisan bilangan 2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . . , ke 10 . Berapakah pola bilangan persegi ke 10 ? Jawab : 𝑈 𝑛 = 𝑛 (𝑛 + 1) 𝑈10 = 10 (10+ 1) = 10 (11) = 110 Bilangan-bilangan yang disusun menggunakan pola segitiga Pascal memiliki pola yang unik. Hal ini disebabkan karena bilangan yang berpola segitiga Pascal selalu diawali dan diakhiri oleh angka 1. Selain itu, di dalam susunannya selalu ada angka yang diulang. Rumus mencari jumlah baris ke-n adalah 2 𝑛−1 Adapun aturan-aturan untuk membuat pola segitiga Pascal adalah sebagai berikut. 1. Angka 1 merupakan angka awal yang terdapat di puncak. 2. Simpan dua bilangan di bawahnya. Oleh karena angka awal dan akhir selalu angka 1, kedua bilangan tersebut adalah 1. 3. Selanjutnya, jumlahkan bilangan yang berdampingan. Kemudian, simpan hasilnya di bagian tengah bawah kedua bilangan tersebut. 4. Proses ini dilakukan terus sampai batas susunan bilangan yang diminta. 6. Pola Bilangan Segitiga Pascal
  • 8. Untuk lebih jelasnya, perhatikan pola segitiga Pascal berikut. Contoh: Pada pola bilangan segitiga Pascal, jumlah bilangan pada garis ke-7 adalah ... Pembahasan: Cara 1: Pola bilangan Pascal sebagai berikut 1 1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 5 10 10 5 1 1 6 15 20 15 6 1 Jumlah bilangan pada garis ke 7 = 1 + 6 + 15 + 20 + 15 + 6 + 1 = 64 Cara 2: jumlah bilangan ke-7 pada segitiga Pascal
  • 9.  Pola bilangan fibanocci adalah pola bilangan dimana jumlah bilangan setelahnya merupakan hasil dari penjumlahan dari dua bilangan sebelumnya.  Pola bilangan Fibonacci adalah 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, …..  2 diperoleh dari hasil 1 + 1 3 diperoleh dari hasil 2 + 1, 5 diperoleh dari hasil 3 + 2 dan seterusnya  Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 𝑈 𝑛 – 1 + 𝑈 𝑛 − 2  Pola bilangan pangkat tiga adalah pola bilangan dimana bilangan setelahnya merupakan hasil dari pangkat tiga dari bilangan sebelumnya  Contoh pola bilangan pangkat tiga adalah 2, 8, 512, 134217728, …..  Keterangan : 8 diperoleh dari hasil 2 pangkat tiga, 512 diperoleh dari hasil 8 pangkat tiga, dan seterusnya  Pola bilangan aritmatika adalah pola bilangan dimana bilangan sebelum dan sesudahnya memiliki selisih yang sama.  Contoh pola bilangan aritmatika adalah 2, 5, 8, 11, 14, 17, ….  Suku pertama dalam bilangan aritmatika dapat disebut dengan awal (a) atau 𝑈1, sedangkan suku kedua adalah 𝑈2 dan seterusnya. 7. Pola Bilangan Fibonacci 8. Pola Bilangan Pangkat Tiga 9. Pola Bilangan Aritmatika
  • 10.  Selisih dalam barisan aritmatika disebut dengan beda dan dilambangkan dengan b.  Karena bilangan sebelum dan sesudahnya memiliki selisih yang sama, maka 𝑏 = 𝑈2 −𝑈1 = 𝑈3 − 𝑈2 = 𝑈4 − 𝑈3 = 𝑈5 − 𝑈4 = 𝑈6 − 𝑈5 = 3  Rumus mencari suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 𝑎 + ( 𝑛 – 1 ) 𝑏  Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah 𝑆 𝑛 = 𝑛 2 ( 𝑎 + 𝑈 𝑛 ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑆 𝑛 = 𝑛 2 (2𝑎 + ( 𝑛 − 1) 𝑏)  Pada pola bilangan geometri, suatu bilangan merupakan hasil perkalian bilangan sebelumnya dengan suatu bilangan yang tetap.  Rumus suku ke-n adalah 𝑈 𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1 10. Pola Bilangan Geometri
  • 11. Latihan Untuk memantapkan pemahaman Kalian terhadap materi di atas, coba kerjakan latihan di bawah ini! 1. Sebuah barisan bilangan dituliskan sebagai berikut: 1234567891011121314151617181920212223242526... sehingga suku ke-10 = 1, suku ke-11 = 0, suku ke-12 = 1 dan seterusnya. Dapatkah kamu temukan angka yang menempati suku ke-2004? 2. Perhatikan susunan lantai dari beberapa buah persegi yang diarsir seperti pada gambar di samping ini. Susunan persegi tersebut membentuk suatu pola tertentu. Berapakah banyak persegi yang diarsir pada pola ke-7? 3. Diketahui pola barisan bilangan 1 2 , 1 6 , 1 12 , 1 20 , 1 30 , 1 42 , … , 1 9900 Tentukanlah banyak suku pada barisan tersebut! 4. Suatu barisan dengan pola deret 𝑆 𝑛 = 2𝑛3 − 3𝑛2 . Tentukan pola barisan tersebut kemudian tentukanlah suku ke-10! 5. Perhatikan barisan huruf berikut: A B B C C C D D D D A B B C C C D D D D A B B C C C D D D D ...Berdasarkan pola barisan tersebut, tentukanlah huruf pada urutan ke 864
  • 12. Petunjuk Jawaban Latihan 1. Kalian cermati kembali Pola bilangan 2. Pendapat Kalian dapat saja berbeda-beda. Kalian dapat menerima atau menolak pendapat tersebut dengan sejumlah argumentasi. Untuk memudahkan Kalian mengemukakan pendapat, terlebih dahulu kaji kembali kapan suatu masalah itu timbul pada seseorang. 3. Sebelum diskusi, ada baiknya Kalian mencermati Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar terutama yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa Sekolah Dasar. 4. Untuk menjawab soal ini, Kalian harus memahami terlebih dahulu pengertian soal rutin dan soal non rutin sehingga Kalian dapat menentukan karakteristik masing-masing jenis soal tersebut. 5. Berbekal pemahaman Kalian tentang karakteristik soal rutin dan soal non rutin yang dikaitkan dengan materi pelajaran matematika pada setiap jenjang kelas di Sekolah Dasar, Kalian akan dapat mengkategorikan soal pemecahan masalah pada masing- masing tingkatan tersebut.
  • 13. RANGKUMAN  Pola bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan membentuk suatu barisan bilangan yang teratur.  Macam-macam pola bilangan yaitu pola bilangan ganjil, genap, segitiga, persegi, persegi panjang, segitiga pascal, fibonacci, pangkat tiga, aritmatika dan geometri
  • 14. Sub Bab 2 BARISAN DAN DERET BILANGAN Perhatikan pola bilangan-bilangan berikut: a. 2, 4, 6, 8 b. 1, 3, 5, 7, … c. 3, 6, 9, 12, 15, … Jika kamu perhatikan, bilangn-bilangan pada (a), (b), dan (c) disusun mengikuti pola tertentu. Bilangn-bilangan tersebut disebut barisan bilangan. Adapun setiap bilangan dalam barisan bilangan disebut suku barisan. Suku pada barisan bilangan 2, 4, 6, 8, diperoleh U1 = suku ke-1 = 2 U2 = suku ke-2 = 4 U3 = suku ke-3 = 6 U4 = suku ke-4 = 8 Jadi, barisan bilangan 2, 4, 6, 8 memiliki 4 buah suku Contoh soal Diketahui barisan bilangan 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15. a. Tentukan banyaknya suku barisan dalam barisan bilangan tersebut. b. Sebutkan satu persatu suku yang dimaksud Penyelesaian : a. terdapat 8 suku barisan dalam barisan dalam bilangan tersebut. b. U1 =1 U5 =9 Barisan bilangan
  • 15. U2 = 3 U6 =11 U3 = 5 U7 =13 U4 = 7 U8 =15 Jadi, barisan bilangan adalah susunan bilangan yang di urutkan menurut aturan tertentu. Bentuk umum barisan bilangan adalah 𝑎1 𝑎2, 𝑎3, 𝑎4, … , 𝑎 𝑛 setiap unsur pada bilangan di atas disebut suku barisan. Suku ke-n dari auatu barisan ditulis dengan simbol 𝑈 𝑛 (n bilangan asli). Dengan demikian, 𝑎1 disebut suku pertama atau 𝑈1, 𝑎2disebut suku kedua atau 𝑈2, dan 𝑎 𝑛 disebut suku ke-n atau 𝑈 𝑛. Berdasarkan polanya, barisan bilangan dibagi menjadi 2 bagian, barisan aritmatika (barisan hitung) dan barisan geometri (barisan ukur). Agar kamu lebih memahaminya, perhatikan uraian berikut ini. Barisan aritmatika (barisan hitung) adalah barisan bilangan yang mempunyai beda atau selisih yang tetap antara dua suku barisan yang berurutan. Perhatikan uraian berikut. Barisan aritmatika merupakan suatu barisan bilangan, dengan setiap dua suku yang berurutan memiliki selisih tetap (konstan). Selisih yang tetap ini dilambangkan b. Diketahui barisan bilangan: 1 4 7 10 13 16 19 22 +3 +3 +3 +3 +3 +3 +3 Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih 3 antara dua suku barisan yang berurutan. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika. Diketahui barisan bilangan: 8 4 0 -4 -8 -12 -16 -20 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih yang tetap antara 2 suku barisan yang berurutan, yaitu -4. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika. 1. Barisan Aritmatika
  • 16. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa barisan aritmatika memiliki beda (sering dilambangkan dengan b) yang tetap. Jika b bernilai positif maka barisan aritmatika itu dikatakan barisan aritmatika naik. Sebaliknya, jika b bernilai negative maka barisan aritmatika itu dikatakan barisan aritmatika turun. Contoh soal Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut: a. 30, 32, 34, 36, 38, … b. 18, 15, 12, 9, 6, 3, … Penyelesaian: a. 30 32 34 36 38 +2 +2 +2 +2 Merupakan barisan aritmatika naik karena bedanya 2 b. 18 15 12 9 6 3 -3 -3 -3 -3 -3 Merupakan barisan aritmatika turun karena bedanya -3 Kamu telah memahami barisan aritmatika naik dan turun. Sekarang, bagaimana cara mencari salah satu suku barisan jika yang diketahui hanya suku pertama dan bedanya saja? Bagaimana mencari beda jika yang diketahui hanya suku pertama dan satu suku barisan yang lain? Untuk menjawabnya, pelajarilah uraian berikut. Diketahui barisan bilangan aritmatika sebagai berikut. U1, U2, U3, U4, U5, U6,..., Un-1, Un Dari barisan tersebut diperoleh U1 = a (suku pertama dilambangkan dengan a) U2 = U1 + b = a + b U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b U6 = U4 + b + (a + 4b) + b = a + 5b . . Un = Un-1 + b = (a + (n – 2) b) + b = a + (n - 1) b
  • 17. Jadi, rumus ke-n barisan aritmatika dapat ditulis sebagai berikut: Keterangan: Un = suku ke-n b = beda a = suku pertama n = nomor suku Untuk mencari beda dalam suatu barisan aritmatika, coba kamu perhatikan uraian berikut. U2 = U1 + b maka b = U2 – U1 U3 = U2 + b maka b = U3 – U2 U4 = U3 + b maka b = U4 – U3 U5 = U4 + b maka b = U5 – U4 . . . Un = Un-1 + b maka b = Un – Un-1 Jadi, beda suatu barisan aritmatika dinyatakan sebagai berikut. Contoh soal Diketahui barisan aritmatika sebagai berikut. 10, 13, 16, 19, 22, 25, … Tentukan: a. jenis barisan aritmatikanya b. suku kedua belas barisan tersebut. Penyelesaian: a. untuk menentukan jenis barisan aritmatika, tentukan nilai beda pada barisan tersebut. b = U2 - U1 = 13 – 10 = 3 Oleh karena b>0, barisan aritmatika tersebut merupakan barisan aritmatika naik. b. untuk mencari suku kedua belas (U12), dilakukan cara sebagai berikut. Un = a + (n-1) b maka U12 = 10 + (12-1) 3 = 10 + (11) 3 = 10 + 33 = 43 Jadi, suku keduabelas barisan tersebut adalah 43. Un = a + (n – 1) b 𝑏 = 𝑈𝑛 − 𝑈 𝑛−1
  • 18. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan barisan aritmatika. Berikut contohnya: Contoh aplikasi barisan aritmetika dalam kehidupan sehari-hari: Setiap bulan, Gofur selalu menabung di bank. Pada bulan pertama, ia menabung sebesar Rp10.000,00, bulan kedua ia menabung sebesar Rp11.000,00, bulan ketiga ia menabbung Rp12.000,00,. Demikian seterusnya, ia selalu menabung lebih Rp1000,00, setiap bulannya. a. Nyatakanlah uang yang ditabung Gofur (dalam ribuan rupiah) untuk 8 bulan pertama. b. Tentukan jumlah uang yang ditabung Gofur pada bulan ke-12 Penyelesaian: a. Dalam ribuan rupiah, uang yang ditabung Gofur 8 bulan pertama adalah sebagai berikut: 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 b. Diketahui : U1 = 10 b = 1 U12 = a + ( n – 1 ) = 10 + ( 12 – 1 ) 1 = 10 + 11 = 21 Jadi, uang yang ditabung Gofur pada bulan ke-12 adalah Rp 21.000,00. Barisan geometri (barisan ukur) adalah barisan yang memmpunyai rasio tetap antara dua suku barisan yang berurutan. Berbeda dengan barisan aritmatika, selisih antarsuku barisan disebut rasio (dilambangkan dengan r). artinya, suku barisan ditentukan oleh perkalian atau pembagian oleh suatu bilangan tetap dari suku barisan sebelumnya. Pelajari uraian berikut:  Diketahui barisan bilangan sebagai berikut: 3 6 12 24 48 96 192 x2 x2 x2 x2 x2 x2 barisan bilangan tersebut memiliki rasio yang tetap, yaitu 2 atau r=2. Berarti, barisan tersebut merupakan barisan geometri. 2. Barisan Geometri Aplikasi BarisanAritmetika dalam kehidupan
  • 19.  Diketahui barisan bilangan sebagai berikut: 81 27 9 3 1 1 3 1 9 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 barisan bilangan tersebut memiliki rasio yang tetap, yaitu 1 3 atau r = 1 3 . Berarti, barisan tersebut merupakan barisan geometri. Uraian tersebut memperjelas bahwa barisan geometri memiliki rasio tetap. Jika r bernilai lebih dari 1, barisan geometri tersebut merupakan barisan geometri turun. Contoh soal Tentukan apakah barisan bilangan geometri berikut merupakan barisan geometri naik atau turun. a. 100, 20, 5, 5 4 , 5 16 , 5 64 , … b. 1, 5, 25, 125, 625, … Penyelesaian: a. 100 20 5 5 4 5 16 5 64 x 1 4 x 1 4 x 1 4 x 1 4 x 1 4 merupakan barisan geometri turun karena rasionya 1 4 . b. 1 5 25 125 625 x5 x5 x5 x5 merupakan barisan geometri naik karena rasionya 5. Sekarang, coba kamu perhatikan barisan bilangan geometri berikut, U1, U2, U3, U4, U5, U6, …, Un-1, Un Dari barisan tersebut diperoleh U1=a U2= U1 x r = axr = ar U3= U2 x r = (axr)xr= ar2 U4= U3 x r = (axr2) = ar3 U5= U4 x r = (axr3) = ar4
  • 20. U2= U1 x r = (axr4) = ar5 . Un= Un-1 x r = (axrn-2)x r = arn-1 Jadi, untuk mencari suku ke-n barisan geometri digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: Un = suku ke-n r = rasio a = suku pertama n = banyak suku Untuk mencari rasio dalam suatu barisan geometri, perhatikan uraian berikut. U2=U1 x r maka r = U2 𝑈1 U3=U2 x r maka r = U3 𝑈2 U4=U3 x r maka r = U4 𝑈5 . Un=Un-1 x r maka r = Un 𝑈𝑛−1 Jadi, rasio pada barisan geometri dapat dinyatakan sebagai berikut Contoh soal Diketahui barisan bilangan sebagai berikut. 18, 6, 2, 2 3 , 2 9 , 2 27 , … Tentukan suku kesepuluh dari barisan tersebut. Penyelesaian: r = 𝑈𝑛 𝑈𝑛−1 maka r = 𝑈2 𝑈1 = 6 8 = 1 3 dengan rasio 1 3 , suku kesepuluh barisan tersebut adalah Un = arn-1 maka U10 = 18 x ( 1 3 )10-1 =18 x ( 1 9 )9 = 18 x ( 1 19.683 ) = ( 18 19.683 ) = ( 2 2.187 ) Un = arn-1 r = 𝑈n 𝑈n−1
  • 21. Jadi, suku kesepuluh barisan tersebut adalah ( 2 2.187 ) Setiap awal bulan Weni menabung di bank BRI sebesar Rp.500.000,-. Jika Bank memberikan bunga 2% per bulan dengan asumsi tidak ada biaya pada proses penabungan. Tentukan jumlah semua tabungan Weni setelah menabung selama 1 tahun! Jawab: Sebelum menjawab soal diatas, terlebih dahulu mencari rumus modal akhir dengan menggunakan bunga majemuk, yaitu: Suatu modal M dengan bunga p% per bulan, maka setelah: Satu bulan modal menjadi = M + Bunga M1 = M + M x p = M (1 + P) Dua bulan modal menjadi = M1 + Bunga M2 = M (1 + p) + M (1 + p) p = M (1 + P)(1 + P) = M (1 + p)2 Tiga bulan modal menjadi = M2 + Bunga M3 = M (1 + p)2 + M (1 + p)2 p = M (1 + P)2(1 + P) = M (1 + p)3 Dari pila uraian diatas, maka pada n bulan modal menjadi: Mn = M (1 + p)n. setelah satu tahun simpanan Weni pada: Bulan pertama = 500.000 ( 1 + 0,02)12 = 500.000 (1,02)12 Bulan ke-2 = 500.000 (1,02)11 Bulan ke-3 = 500.000 (1,02)10 dan seterusnya, sehingga membentuk deret: 500.000 (1,02)12 + 500.000 (1,02)11 + 500.000 (1,02)10 + … + 500.000 (1,02) Dari deret diatas, dapat diketahui: suku pertama a = 500.000 (1,02)12, rasio (r) = 1,02 dan banyaknya suku n = 12, maka jumlah semua sukunya adalah Sn = 𝑎 (𝑟 𝑛 −1) 𝑟−1 Sn = 500 .000 (1,02)(1,0212 −1) 1,02−1 Sn = 510 .000 𝑥 0,268241794 0,02 Sn = Rp. 6.840.165,76 Aplikasi Barisan Geometri dalam kehidupan
  • 22. Pada materi sebelumnya, kamu telah mempelajari barisan bilangan, baik itu barisan aritmatika ataupun barisan geometri. Sekarang, bagaimana jika suku-suku dalam barisan bilangan tersebut dijumlahkan? Dapatkah kamu menghitungnya Misalnya, diketahui barisan bilangan sebagai berikut. 2, 5, 8, 11, 14, 17, …, Un Barisan bilangan tersebut jika dijumlahkan akan menjadi 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + … + Un Bentuk seperti ini disebut deret bilangan. Jadi, deret bilangan adalah jumlah suku- suku suatu barisan bilangan. Sebagaimana halnya barisan bilangan pun dibagi menjadi dua bagian, yaitu deret aritmatika dan deret geometri. Kalian telah mengetahui definisi barisan aritmatika. Jumlah seluruh suku-sukunya dinamakan deret aritmatika. Jadi, deret aritmatika atau deret hitung adalah suatu deret yang diperoleh dengan cara menjumlahkan suku-suku barisan aritmatika. Jika a,a + b,a + 2b,…, a+(n-1)b adalah barisan aritmatika baku maka a + (a+b) + (a+2b) + … + (a+(n-1)b) disebut deret aritmatika baku. Coba kamu perhatikan barisan aritmatikaa berikut. 3, 6, 9, 12, 15, 18, …, Un Jika kamu jumlahkan barisan tersebut, terbentuklah deret aritmatika sebagai berikut. 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 + … + Un Jadi, deret aritmatika adalah jumlah suku-suku barisan dari barisan aritmatika. Contoh soal Suatu barisan aritmatika adalah memiliki suku pertama 5 dan beda 3. Tuliskan deret aritmatika dari barisan tersebut. 1. Deret Aritmatika Deret Bilangan
  • 23. Penyelesaian:  Barisan aritmatikanya adalah 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, …, Un  Deret aritmatikanya adalah 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + 20 + 23 + … + Un Sekarang, bagaimana cara menjumlahkan deret aritmatika tersebut? Untuk deret aritmatika yang memiliki suku-suku deret yang sedikit mungkin masih mudah untuk menghitungnya. Sebaliknya, jika suku-suku deret tersebut sangat banyak, tentu kamu akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghitungnya. Berikut ini akan diuraikan cara menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika. Misalkan, Sn adalah jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika maka Sn = U1 + U2+ U3+ U4+ U5+…+ Un = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + … + Un Kemudian,  Sn = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + … + Un  Sn = Un + (Un – b) + (Un - 2b) + (Un – 3b) + (Un – 4b) + … + a 2Sn= (a + U) + (a + U) + (a + U) + (a + U) + … + (a + U) Sebanyak n kali  2Sn = n (a + Un)  Sn = 1 2 n (a + Un) = 𝑛 2 (a + Un) Jadi, rumus untuk menghitung jumlah suku-suku deret aritmatika adalah sebagai berikut. Oleh karena Un = a + (n – 1) b, rumus tersebut juga dapat ditulis sebagai berikut. Keterangan: Sn = jumlah n suku a = suku pertama b = beda n = banyaknya suku Sn = 𝑛 2 (a + Un) Sn = 𝑛 2 (2a + (n – 1) b)
  • 24. Sekarang kamu akan mempelajari sifat-sifat deret aritmatika. Suatu deret aritmatika memiliki sifat-sifat sebagai berikut. Contoh soal Dari satu deret aritmetika diketahui bahwa suku ke empatnya adalah 38 dan suku kesepuluhnya adalah 92. Tentukan beda deret tersebut! Penyelesaian: Diketahui U4 = 38 dan U10 = 92 Untuk mencari beda: Um = Un + (m-n)b maka b = 𝑈𝑚−𝑈𝑛 𝑚−𝑛 = 𝑈10−𝑈4 10−4 = 92−38 6 = 54 6 = 9 Jadi, beda deret aritmetika tersebut adalah 9. Banyak permasalahan dalam kehisupan sehari-hari yang bias diselesaikan dengan menggunakan konsep deret artimatika dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam keseharian kita, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah masalah nyata tersebut kedalam model matematika, setelah itu dicari solusinya. Solusi yang didapat diinterpretasikan kembali kemasalah nyata yang tadi dimodelkan, sehingga diperoleh penyelesaian secara nyata. Agar dapat memahami konsep deret aritmatika, perhatikan uraian berikut. Contoh soal Seorang pegawai mendapat gaji pertama Rp.1000.000,- setiap ia mendapatkan kenaikan gaji Rp.100.000,-. Berapakah jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut dalam waktu 10 bulan. Jika anda perhatikan masalah tersebut sebenarnya permasalahan deret aritmatika dalam menentukan jumlah n suku. Suku pertama dari deret tersrebut 1000.000 dan bedanya (1) Jika diketahui deret aritmatika U1 + U2 + U3 + … + Un Maka U2 - U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = … = Un – Un-1 (2) Jika U1, U2, danU3 merupakan suku-suku deret aritmatika Maka 2U2 = U1 + U3 (3) Jika Um dan Un adalah suku-sukun deret aritmatika Maka Um = Un + (m – n) b Aplikasi Deret Aritmetika dalam kehidupan
  • 25. 100.000 dengan demikian, deret aritmatika dari masalah tersebut adalah 1000.000 + 1.100.000 + . . . + U10 Suku ke-10 dari deret tersebut adalah U10 = a + 9b = 1000.000 + 9(100.000) = 1.900.000 Sehingga jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut: S10 = 10 2 (1.000.000 + 1.900.000) = 5 (2.900.000) = 14.500.000 Jadi, jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut selama kurun waktu 10 bulan adalah Rp.14.500.000,- Sama seperti deret aritmatika, deret geometri pun merupakan jumlah suku-suku dari suatu barisan geometri. Coba kamu perhatikan barisan geometri berikut ini. 1, 3, 9, 27, 81, 243, 729, …, Un Jika kamu menjumlahkan suku-suku barisan geometri tersebut, diperoleh 1 + 3 + 9 + 27 + 81 + 243 + 729 + … + Un Bentuk seperti ini disebut deret geometri. Deret geometri atau deret ukur adalah suatu deret yang diperoleh dengan menjumlahkan suku-suku barisan geometri. Oleh karena itu, jika a, ar, ar2, …, arn-1 adalah barisan geometri baku, deret a+ar+ar2+ …+arn-1 disebut deret geometri baku. Contoh soal Diketahui suatu barisan geometri memiliki suku pertama 5 dan rasio 2. Tuliskan barisan dan deret geometrinya. Penyelesaian: Barisan geometrinya adalah 5, 10, 20, 40, 80, 160, …, Un Deret geometrinya adalah 5 + 10 + 20 + 40 + 80 + 160 + … + Un 2. Deret Geometri
  • 26. Selanjutnya, kamu akan mempelajari cara menentukan jumlah n suku pertama dari deret geometri maka Sn = U1 + U2 + U3 + U4 + U5 + … + Un = a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + … + arn-1 Kemudian,  Sn = a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + … + arn-1 r Sn = ar + ar2 + ar3 + ar4 + ar5 + … + arn-1 Sn - rSn = a – arn  Sn - rSn = a(1 – rn) Sn (1 – r) = a(1 – rn) Sn = a(1 – rn) (1 – r) Jadi, rumus jumlah suku-suku deret geometri dapat dinyatakan sebagai berikut. Contoh soal Diketahui barisan geometri: 3, 6, 12, 24, 48, …, Un. tentukan suku ke tujuh (U7) dan jumlah tujuh suku pertamanya (S7). Penyelesaian:  Menentukan suku ketujuh Un = arn-1 maka U7 = ar6 = 3(2)6 = 3 (64) = 192 Jadi, suku ketujuhnya adalah 192.  Menentukan jumlah tujuh suku pertamanya.  Sn = 𝑎(1−𝑟 𝑛 ) 1−𝑟 maka Sn = 3 (1−27 ) 1−2 = 3 (1−128) −1 = 3 (−127) −1 = 381 Jadi, jumlah tujuh suku pertamanya adalah 381 Untuk mempermudah perhitungan deret geometri, kamu dapat menggunakan sifat- sifat dasar deret geometri, sebagai berikut. Sn = 𝑎(1−𝑟 𝑛) 1−𝑟 atau Sn = 𝑎( 𝑟 𝑛 −1) 𝑟−1
  • 27. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan deret geometri. Berikut contohnya: Contoh soal: Dalam sebuah gedung pertemuan terdapat 25 kursi pada baris pertama dan setiap baris berikutnya memuat 2 kursi lebih banyak didepannya. jika dalam gedung tersebut terdapat 15 baris kursi,tentukan banyak kursi pada baris ke-15? Penyelesaian: Sn = ½n [2a + (n − 1)b] S15 = ½ 15 [2×23 + 14×2] = ½ × 15 × 74 = 555 (1) Jika diketahui deret geometri : U1 + U2 + U3 + … + Un Maka : U2 = U3 = U4 = … = Un U1 U2 U3 Un-1 (2) Jika U1, U2, danU3 merupakan suku-suku deret geometri Maka : U1 2 = U1 x U3 (3) Jika Um dan Un merupakan suku dari deret geometri Maka : Um = Un x rm-n Aplikasi Deret Geometri dalam kehidupan
  • 28. Latihan Untuk memantapkan pemahaman Kalian terhadap materi di atas, coba kerjakan latihan di bawah ini! 1. Diketahui suatu barisan geometri dengan suku ke-4 adalah 4 dan suku ke-7 adalah 32. Tentukan: a. Suku pertama dan rasio barisan geometri tersebut, b. Suku ke-9 barisan geometri tersebut 2. Diketahui deret aritmatika: 3+7+11+15+19+ … +U10 Tentukan: a. Suku ke-10 (U10)deret tersebut b. Jumlah sepuluh suku pertama (S10) 3. Diketahui suatu deret aritmatika dengan suku pertama 10 dan suku ke-6 20. a. Tentukan beda deret aritmatika tersebut b. Tuliskan deret aritmatika tersebut c. Tentukan jumlah enam suku pertama deret aritmatika tersebut 4. Tentukan nilai x jika suku-suku barisan x-1, 2x-8, 5-x merupakan suku-suku deret geometri 5. Suatu deret geometri memiliki suku ketujuh 64 dan suku kesepuluh 512. Tentukan rasio(r), suku kelima (U5), dan jumlah delapan suku pertamanya (S8)
  • 29. Petunjuk Jawaban Latihan 1. Kalian cermati kembali barisan dan deret bilangan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pendapat Kalian dapat saja berbeda-beda. Kalian dapat menerima atau menolak pendapat tersebut dengan sejumlah argumentasi. Untuk memudahkan Kalian mengemukakan pendapat, terlebih dahulu kaji kembali kapan suatu masalah itu timbul pada seseorang. 3. Sebelum diskusi, ada baiknya Kalian mencermati Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar terutama yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa Sekolah Dasar. 4. Untuk menjawab soal ini, Kalian harus memahami terlebih dahulu pengertian soal rutin dan soal non rutin sehingga Kalian dapat menentukan karakteristik masing-masing jenis soal tersebut. 5. Berbekal pemahaman Kalian tentang karakteristik soal rutin dan soal non rutin yang dikaitkan dengan materi pelajaran matematika pada setiap jenjang kelas di Sekolah Dasar, Kalian akan dapat mengkategorikan soal pemecahan masalah pada masing- masing tingkatan tersebut.
  • 30.  Barisan bilangan terdiri atas barisan aritmatika dan barisan geometri.  Rumus suku ke-n barisan aritmatika sebagai berikut:  Rumus suku ke-n barisan geometri sebagai berikut:  Deret bilangan terdiri atas deret aritmetika dan deret geometeri.  Jumlah suku ke-n deret aritmatika dinyatakan oleh rumus:  Jumlah suku ke-n deret aritmatika dinyatakan oleh rumus: RANGKUMAN Un = a + (n – 1) b Un = arn-1 Sn = 𝑛 2 (a + Un) Sn = 𝑎(1−𝑟 𝑛) 1−𝑟 atau Sn = 𝑎( 𝑟 𝑛 −1) 𝑟−1
  • 31. Tes Formatif 1 Untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap materi ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. Pilih satu jawaban yang Kalian anggap paling tepat! 1. Perhatikan gambar pola berikut! Jika pola persegi tersebut dibuat dari batang korek api, banyaknya batang korek api pada pola ke-7 adalah... a. 40 b. 60 c. 84 d. 112 2. Segitiga tersebut tersusun atas batang-batang lidi. Banyak segitiga kecil pada pola ke- 7 adalah... a. 84 b. 49 c. 54 d. 59 3. Dua suku berikutnya dari pola: 4, 8 , 14, 22, adalah... a. 30, 42 b. 30, 44 c. 32, 42 d. 32, 44 4. Rumus suku ke-n dari barisan 0, 3, 8, 15, … adalah … a. n2-1 b. n2+1 c. n(n+1)
  • 32. d. n(n-1) 5. Rumus suku ke-n dari barisan 5, 8, 11, 14, … adalah … a. n+4 c. 3n+2 b. 2n+3 d. 5n 6. Suku ke-5 dan suku ke-8 barisan aritmetika berturut-turut 14 dan 23. Suku ke-30 barisan tersebut adalah .... a. 89 b. 87 c. 85 d. 80 7. Dari barisan aritmetika diketahui U3 = 18 dan U7 = 38. Jumlah 24 suku pertama adalah .... a. 786 b. 1.248 c. 1.572 d. 3.144 8. Seorang pegawai kecil menerima gaji tahun pertama sebesar Rp3.000.000,00. Setiap tahun gaji tersebut naik Rp500.000,00. Jumlah uang yang diterima pegawai tersebut selama sepuluh tahun adalah .... a. Rp7.500.000,00 b. Rp8.000.000,00 c. Rp52.500.000,00 d. Rp55.000.000,00 9. Jumlah semua bilangan kelipatan 7 dari 80 sampai 170 adalah... a. 1.368 b. 1.386 c. 1.638 d. 1.683 10. Suatu bakteri akan membelah diri menjadi dua setiap menit. Jika banyaknya bakteri semula ada 6, banyaknya bakteri setelah 5 menit adalah.. a. 48 b. 96 c. 192 d. 384
  • 33. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Apabila Kalian telah mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban Kalian dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir unit ini, Kemudian hitunglah jumlah jawaban Kalian yang benar. Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap materi ini. Rumus: Jumlah Jawaban Kalian yang Benar Tingkat Penguasaan = x 100% ..................... Arti tingkat penguasaan yang Kalian capai: 90% − 100% = baik sekali 80% − 89% = baik 70% − 79% = cukup < 70% = kurang Bila tingkat penguasaan Kalian mencapai 80% ke atas, Bagus Kalian dapat melanjutkan dengan mempelajari materi pada unit berikutnya. Tetapi, bila tingkat penguasaan Kalian kurang dari 80%, Kalian harus membaca kembali uraian materi BAB 1, terutama pada bagian yang belum Kalian kuasai.
  • 34. Kunci Jawaban Tes Formatif 1 1. D 2. A 3. D 4. A 5. C 6. A 7. C 8. C 9. C 10. C
  • 35. Agus, Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Sukino. 2012. Three in One matematika untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Erlangga. Siswanto. 2011. Theori and Application of Mhatematics. Medan: Tiga Serangkai. Daftar pustaka