Paparan ini menjelaskan tentang Model Pengembangan Kurikulum Murray PRINT yang dirangkum dari Buku Curriculum Development and Design by Murray Print 1988.
4. TENTANG MODEL
KURIKULUM PRINT
Model pengembangan kurikulum Print adalah
salah satu model pengembangan kurikulum
yang dikembangkan oleh Dr. Murray Print pada
tahun 1988 melalui bukunya “Curriculum
Development and Design”.
Model ini telah menjadi landasan bagi banyak
upaya pengembangan kurikulum di berbagai
negara.
Model ini dikenal dengan pendekatan
kualitatifnya yang kuat, dan ia menekankan
pengintegrasian berbagai elemen dalam
kurikulum agar lebih relevan, kontekstual, dan
berfokus pada siswa.
5. Menurut Murray Print ada dua bentuk
dasar dalam model pengembangan
kurikulum yaitu rasional dan dinamis.
Model yang rasional biasanya berbentuk
urutan yang kaku dan tidak berubah dalam
menjelaskan proses kurikulum yang
dimulai dari tujuan, isi, metode dan
evaluasi.
Sedangkan yang dinamis lebih melihat
proses kurikulum sebagai sesuatu yang
fleksibel, interaktif dan dapat dimodifikasi.
TENTANG MODEL
KURIKULUM PRINT
7. PHASE 1
Terdapat tiga pertanyaan
mendasar yang harus diajukan
pada tahap ini yaitu:
TIGA PERTANYAAN
PENTING
1. Siapa yang terlibat
dalam pengembangan
kurikulum
2. Konsep kurikulum apa
yang mereka bawa
3. Kekuatan-kekuatan apa
yang mempengaruhi
cara berpikir mereka
ORGANISATION
(ORGANISASI)
8. PHASE 2
DEVELOPMENT
(PENGEMBANGAN)
Pada tahap ini semua orang yang
terlibat dalam penyusunan kurikulum
berkumpul untuk menyusun
kurikulum yang dapat dilaksanakan.
Untuk mencapai tahap ini
pengembang mengikuti prosedur
siklus yang dimulai dari analisis situasi,
tujuan, isi, kegiatan belajar, dan
evaluasi kemudian kembali ke analisis
situasi lagi
Situation
Analysis
Aims,
Goals,
Objectives
Contents
Learning
Activities
Instructional
Evaluation
9. PHASE 3
Pada tahap ini terdapat tiga
kegiatan yang tergabung
yaitu:
TIGA KEGIATAN
PENTING
1. Implementasi kurikulum
2. Monitoring dan umpan
balik pada kurikulum
3. Penentuan data umpan balik
pada kelompok presage
APPLICATION
(PENERAPAN)
11. SITUATION
ANALYSIS
Analisis situasional
merupakan komponen
tahap awal dari
implementasi
pengembangan
kurikulum
ANALISIS SITUASI
DAN KEBUTUHAN
Tahap ini merupakan tahap pertimbangan, dimana pengembang kurikulum akan
memutuskan kebijakan kurikulum atas dasar penelitian, pengetahuan dan
pemahaman situasi dimana kurikulum itu dikembangkan.
Jika ingin kurikulum itu berguna, maka pertama kita harus
mengetahui konteks dimana kurikulum itu dikembangkan.
12. KENAPA ANALISIS
SITUASI ?
Mengidentifikasi kebutuhan lokal
dari siswa, orang tua, guru dan
masyarakat
Memahami konteks kurikulum
lokal
Memfasilitasi perencanaan dan
pengembangan berikutnya
Menyediakan data base sistematis
untuk menemukan tujuan umum
dan khusus kurikulum
13. EKSTERNAL
yang meliputi perubahan dan harapan
kultural dan sosial, prasyarat dan
tantangan sistem pendidikan, perubahan
hakekat muatan, sistem dukungan guru,
sumber daya
yang terdiri atas siswa, guru, etos sekolah,
sumber daya materi, permasalahan
yang dirasakan
FAKTOR
Terdapat dua jenis faktor analisis
situasional, yaitu :
INTERNAL
FAKTOR
FAKTOR
ANALISIS
SITUASI
Setelah melaksanakan pengumpulan
dan analisis data dalam suatu analisis
situasional, para pengembang
kurikulum membuat rekomendasi-
rekomendasi untuk arah dan struktur
kurikulum yang diajukan.
Murry Print (1993 : 109 -111)
15. DEFINISI AIMS
Istilah aims digunakan sebagai tujuan
pendidikan yang merupakan harapan
dan keinginan dari suatu masyarakat, atau apa
yang diharapkan atau ingin dicapai
oleh kurikulum secara luas
Dengan kata lain, aims merupakan tujuan
suatu pendidikan secara umum dan
menujukkan jangka waktu yang relatif
panjang dan berlaku untuk beberapa tahun
16. DEFINISI GOALS
Istilah goals digunakan untuk tujuan yang
lebih spesifik dibandingkan dengan aims.
Goals merupakan tujuan kurikulum yang
dijabarkan dari aims.
Biasanya diungkapkan dalam bahasa yang
tidak bersifat teknis, juga diarahkan pada
pencapaian prestasi siswa
dengan meningkatkan isi dan skill.
Cara lain untuk mengkonsptualisasikan goals
adalah dengan mempertimbangkannya
sebagai cara dari suatu institusi dan organisasi
beserta masyarakat dalam membantu
pencapaian tujuan pendidikan.
17. CONTOH
Aims
"Misi perusahaan kami adalah menciptakan produk
berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan
pelanggan kami
Maka tujuan (Goals)-nya adalah
“Saya akan meningkatkan kemampuan
kepemimpinan saya dengan menghadiri pelatihan
kepemimpinan selama 6 bulan”
Aims
“Saya ingin menjadi seorang pemimpin yang efektif
dan memotivasi tim saya untuk mencapai
keberhasilan”
Maka tujuan (Goals)-nya adalah
Perusahaan kami akan meningkatkan pangsa pasar
sebesar 10% dalam tahun ini dengan
mengembangkan strategi pemasaran baru
18. DEFINISI OBJECTIVES
Selanjutnya Objectives merupakan rumusan
tujuan kurikulum yang paling spesifik, yakni
apa yang seharusnya siswa pelajari melalui
interaksi dengan suatu kurikulum.
Objectives menekankan pada perubahan
tingkah laku siswa. Objectives
merupakan penjabaran dari aims dan
goals, dan dinyatakan secara jelas,
menggunakan bahasa teknis dan istilah-
istilah perilaku.
19. CONTOH
Contoh Aim (Tujuan):
Aim: Meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah ini.
Contoh Goal (Sasaran):
Goal: Meningkatkan tingkat kelulusan sekolah menjadi 90% dalam 5 tahun.
Goal: Meningkatkan skor rata-rata ujian siswa menjadi 85 dalam 3 tahun.
Contoh Objective (Obyektif):
1. Mengembangkan program pelatihan guru yang fokus pada metode pengajaran yang inovatif
dalam waktu 6 bulan.
2. Mengumpulkan dana sebesar $100,000 untuk memperbarui fasilitas sekolah dalam waktu 1 tahun.
3. Menerapkan sistem pemantauan siswa yang lebih efisien dalam waktu 2 tahun untuk
mengidentifikasi siswa yang memerlukan bantuan tambahan.
21. Isi Kurikulum adalah bahan ajar dalam
proses belajar mengajar yang meliputi
pengetahuan, ketrampilan dan nilai(values)
yang terkait dengan bahan ajar yang
disampaikan tersebut.
Agar menjadi guru yang efektif, penulis
menyebutkan isi kurikulum sebagai
berikut:
MERUMUSKAN
ISI KURIKULUM
Pengetahuan yang berisi fakta, prinsip,
dan generalisasi yang ada dalam bahan
ajar.
Pengetahuan pendidikan meliputi metode
yang digunakan guru dalam mengajar
agar siswanya benar-benar memahami
materi ajar.
Pengetahuan Kurikulum, yakni
pemahaman terhadap kontek kurikulum
untuk mengajarkan pengetahuan tentang
materi ajar.
22. Print mengemukakan 6 kriteria
pemilihan isi kurikulum, yaitu:
KRITERIA PEMILIHAN
ISI KURIKULUM
Signifikan; dengan pengetahuan dan disiplin
ilmu, keseimbangan antara konsep, ide dan
fakta
Relevansi sosial; berhubungan dengan nilai
moral, ideal, masalah sosial, isu-isu
kontroversi.
Validitas; konten harus otentik, benar dan
akurat.
Utility (berguna); menyiapkan siswa agar
hidup lebih ”dewasa”.
Learnability (dapat dipelajari); dapat
digunakan siswa dengan latar belakang
dan kemampuan yang berbeda
Interest; didasarkan pada minat (interest)
anak didik
23. PENYUSUNAN
MATERI
Penyusunan materi juga harus
mempertimbangkan keruntutan
(sequence).
Keruntutan adalah susunan dari isi
kurikulum yang disampaikan pada
peserta didik.
Ada enam kriteria untuk mengurutkan isi
kurikulum sebagaimana yang disarankan oleh
Robert Zais, yaitu:
• Dari yang sederhana menuju yang
ruwet/sulit (simple to complex),
• Pelajaran bersyarat (prerequisite learnings),
• Kronologis (chronology), mengorganisir isi
kurikulum berdasarkan waktu atau urutan
peristiwa
• Dari keseluruhan ke bagian-bagian (whole-to-
part learning),
• Dari konkrit ke yang abstrak (increasing
abstraction) dan
• Pengurutan secara Spiral (Spiral Sequencing)/
materi pelajaran diperkenalkan dan disajikan
kepada siswa dalam siklus berulang
25. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan-kegiatan
khusus yang ditawarkan kepada peserta didik yang
memungkinkan mereka untuk memahami isi
kurikulum sehingga tujuan kurikulum tercapai.
Berbagai macam kegiatan, khususnya metode
pengajaran, tersedia dan harus digunakan dengan
tepat.
Para pengembang kurikulum harus
merekomendasikan penggunaan berbagai macam
kegiatan belajar yang konsisten dengan tujuan dan isi
kurikulum.
26. Individualisasi: penyelesaian tugas yang
sesuai dengan tingkat kemampuan
peserta didik.
Model of Reality: melibatkan peserta
didik dalam replikasi dunia nyata.
Reality: melibatkan peserta didik, di luar
lembaga pendidikan, belajar melalui
pengalaman.
STRATEGI
PEMBELAJARAN
Strategi belajar-mengajar yang berguna meliputi:
Expository teaching: metode pengajaran di mana
guru berperan sebagai sumber utama informasi dan
pengetahuan, sementara siswa berperan sebagai
penerima informasi.
Interactive teaching: metode pembelajaran di mana
siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran,
baik secara mandiri maupun melalui interaksi
langsung dengan guru, rekan sekelas, atau sumber
daya pembelajaran.
Small-Group Teaching: metode pengajaran di mana
seorang pengajar bekerja dengan sejumlah kecil
siswa, biasanya dalam kelompok yang terdiri dari
sekitar 3 hingga 12 siswa.
Inquiry Teaching: metode
pembelajaran yang menekankan
pada penyelidikan, eksplorasi, dan
penemuan siswa dalam memahami
konsep atau topik tertentu-
Sebuah model pembelajaran yang
tepat mempertimbangkan :
- Tujuan
- Peserta didik
- Ketersediaan sumber daya.
- Kendala-kendala.
29. Terdapat Ada empat dimensi dari
evaluasi kurikulum, yaitu :
EVALUASI & ASESMEN
KURIKULUM
Evaluasi guru dalam
menggunakan kurikulum
Evaluasi desain kurikulum
Evaluasi LULUSAN
Evaluasi system kurikulum
30. EVALUASI ASESMEN
Evaluasi pada dasarnya berkaitan dengan dua
pendekatan utama :
1. Evaluasi produk adalah evaluasi kinerja siswa dalam
konteks-konteks pembelajaran tertentu. Evaluasi
semacam ini pada dasarnya bertujuan untuk
menentukan seberapa baik siswa telah mencapai
tujuan yang dinyatakan situasi pembelajaran.
2. Evaluasi proses memeriksa pengalaman dan kegiatan
yang terlibat dalam situasi pembelajaran, yaitu
membuat penilaian tentang proses yang digunakan
siswa untuk memperoleh pembelajaran atau
memeriksa pengalaman belajar sebelum
pembelajaran tersebut disimpulkan.
31. JENIS
EVALUASI
EVALUASI FORMATIF adalah penilaian yang dilakukan dengan
tujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan
pembelajaran.
EVALUASI SUMATIF adalah sebuah penilaian yang bertujuan
untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau
Capaian Pembelajaran (CP) murid, sebagai dasar penentuan
kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan Pendidikan.
EVALUASI DIAGNOSTIK, merupakan evaluasi yang memiliki
penekanan khusus pada penyembuhan kesulitan belajar siswa
yang tidak terpecahkan oleh formula perbaikan yang biasanya
ditawarkan dalam bentuk evaluasi formatif oleh guru.
33. Individualisasi: penyelesaian tugas yang
sesuai dengan tingkat kemampuan
peserta didik.
Model of Reality: melibatkan peserta
didik dalam replikasi dunia nyata.
Reality: melibatkan peserta didik, di luar
lembaga pendidikan, belajar melalui
pengalaman.
IMPLEMENTASI
KURIKULUM
Implementasi berarti menempatkan kurikulum untuk
direalisasikan.
Ada dua pertimbangan untuk sebuah kurikulum yaitu
sebagai bagian dari pengajaran dan sebagai sebuah
sistem untuk memprediksi hasil pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, implementasi kurikulum
terdiri dari berbagai proses untuk menyelesaikan dua
tujuan tersebut.
Tugas pertama dari implementasi kurikulum adalah
mengatur lingkungan sekolah sehingga sebuah
kurikulum dapat digunakan oleh guru sebagai bagian
penting dari pengajarannya.
Dalam hal ini, kurikulum menjadi alat kerja
bagi guru. Peran perencana kurikulum itu
dikomunikasikan dan ditafsirkan oleh guru
untuk sekelompok siswa.
Syarat utama dalam implementasi
kurikulum adalah KOMITMEN para
guru untuk menggunakan kurikulum
sebagai bagian dari pengembangan
strategi pembelajaran.
35. UMPAN BALIK
KURIKULUM
Dalam pelaksanaan sebuah kurikulum, tentu saja tidak
terlepas dari berbagai KEKURANGAN. Oleh karena itu,
diperlukan adanya umpan balik atau perubahan-perubahan
dalam proses pelaksanaannya.
Perubahan kurikulum tetap mencerminkan perubahan di
dalam masyarakat dan pendidikan secara umum. Karenanya
kebanyakan yang berhubungan dengan perubahan kurikulum
di dalam sekolah tersebut menunjuk pada cara menerapkan
perubahan terefektif.
Suatu inovasi kurikulum akan mengubah masyarakat ke arah
tertentu, tetapi pada dasarnya perubahan kurikulum
mencerminkan perubahan masyarakat.
36. Dalam perubahan kurikulum
terdapat beberapa konsep antara
lain:
UMPAN BALIK
KURIKULUM
INOVASI merupakan suatu obyek, gagasan atau
praktek yang bersifat baru dan dengan proses
yang baru. Dimana gagasan atau praktek dapat
diadopsi.
DISSEMINATION yaitu suatu proses yang
sengaja untuk menyebar suatu idea yang baru
yang berasal dari orang yang mengadopsi.
DIFUSI adalah suatu proses yang terkait dengan
penyebaran suatu gagasan yang baru dari orang
yang mengadopsinya.
CHANGE AGENTS yaitu individu dan kelompok
yang terlibat dalam proses perubahan melalui
jalur komunikasi antara innovator dank lien.
ADOPTION mengacu pada penerimaan awal
dari suatu inovasi dan tingkat penerimaannya
dalam suatu system.
37. Berdasarkan riset para ahli kurikulum bahwa terdapat
empat tahap-tahap dasar proses perubahan:
UMPAN BALIK
KURIKULUM
Kebutuhan (need). Diawal proses
perubahan kurikulum dikarenakan adanyan
perhatian, ketidakpuasan atau kebutuhan dengan
kurikulum yang sudah berjalan
Adopsi. Adopsi berarti penerimaan yang sengaja
terhadap suatu inovasi, sebagai bentuk pernyataan
dalam memutuskan akan satu kebutuhan.
Implementasi. Implementasi merupakan
suatu rangkaian dari adopsi terhadap suatu
inovasi sampai kepada proses penerimaan
atau pelembagaan yang lengkap.
Pelembagaan/berkesinambungan yaitu
suatu inovasi harus dilaksankan secara
terus menerus/kontinyu dari waktu ke waktu
dalam proses berintegrasi dalam satu
struktur organisasi.
39. KELEBIHAN
KURIKULUM
Pendekatan yang berurutan dan logis
untuk pengembangan kurikulum
Mengakui sifat pengembang kurikulum
yang terlibat
Menerapkan prinsip-prinsip model siklus
dan dinamis
Memasukkan evaluasi instruksional,
pemantauan, dan sistem umpan balik
Dapat digunakan di semua tingkat
pengembangan kurikulum
40. KELEMAHAN
KURIKULUM
Tidak jelas di mana filosofi lembaga dan
filosofi kurikulum akan berperan
Lemahnya hubungan antara prakiraan
kurikulum dan analisis situasi
Kurangnya kontekstualisasi kurikulum
Asumsi bahwa semua pengajar dan
pengembang memahami teori dan
elemen kurikulum.
Refleksi dari realitas